ABSTRAK -...

75
i ABSTRAK Penelitian berjudul “Kemampuan Siswa dalam Menulis Persuasif dengan Penggunaan Media Gambar pada Siswa Kelas X MAN Cikarang Tahun Pelajaran 2010 2011”. Skripsi, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Juni 2011. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan siswa kelas X MAN Cikarang dalam membuat paragraf persuasif, serta efektivitas penggunaan media gambar terhadap kemampuan siswa dalam mengarang persuasif. Penelitian ini dilaksanakan pada Maret Mei 2011, yang bertempat di MAN Cikarang, yang terletak di Desa Karang Asih Cikarang Bekasi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif analisis komparasi dengan sampel berjumlah 54 siswa yang terbagi dalam dua kelas, yaitu kelas X.3 dan X.1. Instrumen yang digunakan berupa tes kemampuan siswa mengarang persuasif berupa essay. Skor penilaian tes diambil dari beberapa kriteria, yaitu penggunaan bahasa, keefektifan kalimat, dan penggunaan tanda baca. Masing- masing skor maksimal sebesar 30, jadi jumlah skor maksimal ketiga kriteria tersebut berjumlah 90. Dari perhitungan hasil penelitian dengan menggunakan uji-t menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan bahwa penggunaan media gambar meningkatkan kemampuan siswa dalam membuat paragraf persuasif. Hal ini dilihat dari nilai thitung > ttabel, yaitu 3,723 > 1,679. Sehingga dari hasil uji-t tersebut membuktikan bahwa nilai siswa dalam membuat paragraf persuasif yang menggunakan media gambar lebih tinggi dari yang tidak menggunakan media. Dari hasil penelitian ini terbukti bahwa penggunaan media gambar lebih efektif digunakan untuk mempermudah siswa kelas X MAN Cikarang dalam membuat paragraf persuasif.

Transcript of ABSTRAK -...

Page 1: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1517/1/101263-MU'MIN... · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif

i

ABSTRAK

Penelitian berjudul “Kemampuan Siswa dalam Menulis Persuasif dengan

Penggunaan Media Gambar pada Siswa Kelas X MAN Cikarang Tahun Pelajaran

2010 – 2011”. Skripsi, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas

Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Juni 2011.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan siswa kelas X MAN

Cikarang dalam membuat paragraf persuasif, serta efektivitas penggunaan media

gambar terhadap kemampuan siswa dalam mengarang persuasif.

Penelitian ini dilaksanakan pada Maret – Mei 2011, yang bertempat di

MAN Cikarang, yang terletak di Desa Karang Asih Cikarang Bekasi.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif

analisis komparasi dengan sampel berjumlah 54 siswa yang terbagi dalam dua

kelas, yaitu kelas X.3 dan X.1.

Instrumen yang digunakan berupa tes kemampuan siswa mengarang

persuasif berupa essay. Skor penilaian tes diambil dari beberapa kriteria, yaitu

penggunaan bahasa, keefektifan kalimat, dan penggunaan tanda baca. Masing-

masing skor maksimal sebesar 30, jadi jumlah skor maksimal ketiga kriteria

tersebut berjumlah 90.

Dari perhitungan hasil penelitian dengan menggunakan uji-t menunjukkan

adanya peningkatan yang signifikan bahwa penggunaan media gambar

meningkatkan kemampuan siswa dalam membuat paragraf persuasif. Hal ini

dilihat dari nilai thitung > ttabel, yaitu –3,723 > 1,679. Sehingga dari hasil uji-t

tersebut membuktikan bahwa nilai siswa dalam membuat paragraf persuasif yang

menggunakan media gambar lebih tinggi dari yang tidak menggunakan media.

Dari hasil penelitian ini terbukti bahwa penggunaan media gambar lebih

efektif digunakan untuk mempermudah siswa kelas X MAN Cikarang dalam

membuat paragraf persuasif.

Page 2: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1517/1/101263-MU'MIN... · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif

KEMAMPUAN SISWA DALAM MENULIS PERSUASIF

DENGAN PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR

PADA SISWA KELAS X MAN CIKARANG

(ANALISIS KOMPARASI di MAN CIKARANG)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh

MU’MIN SOLEH

NIM: 106013000307

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1432 H / 2011 M

Page 3: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1517/1/101263-MU'MIN... · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif

LEMBAR PENGESAHAN

Kemampuan Siswa dalam Menulis Persuasif dengan Penggunaan

Media Gambar pada Siswa Kelas X MAN Cikarang

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan sebagai Salah Satu Syarat

untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh

Mu’min Soleh

NIM: 106013000307

Di Bawah Bimbingan

Dra. Mahmudah Fitriyah, M.Pd.

NIP 19640212 199703 02 001

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1432 H./2011 M

Page 4: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1517/1/101263-MU'MIN... · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi berjudul : “Kemampuan Siswa dalam Menulis Persuasif dengan

Penggunaan Media Gambar pada Siswa Kelas X MAN Cikarang” diajukan

kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, dan telah dinyatakan lulus dalam ujian Munaqasah pada tanggal 23 Juni

2011 dihadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar

sarjana SI (S.Pd.) dalam bidang Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.

Jakarta, 23 Juni 2011

Panitia Ujian Munaqasah Tanggal Tanda Tangan

Katua Panitia (Ketua Jurusan/Program Studi)

Mahmudah Fitriyah ZA, M.Pd.

NIP 19640212 199703 2 001

Penguji I

Dra. Siti Sahara.

NIP 19500505 197109 2 001

Penguji II

Dra. Hindun, M.Pd.

NIP 19701215 200912 2 001

Mengetahui:

Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A.

NIP 150 231 351

Page 5: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1517/1/101263-MU'MIN... · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif

SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH

Saya yang bertanda tangan di bawah ini,

N a m a : Mu’min Soleh

Tempat/Tgl.Lahir : Bekasi, 05 April 1985

NIM : 106013000307

Jurusan / Prodi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Angkatan : 2006

Alamat : Kp. Ceger Rt. 007/003 Ds. Sukadarma Kec. Sukatani

Kab. Bekasi

Menyatakan dengan sesugguhnya

Bahwa skripsi yang berjudul “Kemampuan Siswa dalam Menulis Persuasif

dengan Penggunaan Media Gambar (Eksperimen di MAN Cikarang”adalah benar

hasil karya sendiri di bawah bimbingan

Nama : Dra. Mahmudah Fitriyah ZA, M. Pd

NIP : 19640212 199703 02 001

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan siap

menerima segala konsekuensi apabila ternyata skripsi bukan hasil karya sendiri

.

Jakarta, 10 Juni 2011

Penulis

Mu’min Soleh

Page 6: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1517/1/101263-MU'MIN... · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif

i

ABSTRAK

Penelitian berjudul “Kemampuan Siswa dalam Menulis Persuasif dengan

Penggunaan Media Gambar pada Siswa Kelas X MAN Cikarang Tahun Pelajaran

2010 – 2011”. Skripsi, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas

Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Juni 2011.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan siswa kelas X MAN

Cikarang dalam membuat paragraf persuasif, serta efektivitas penggunaan media

gambar terhadap kemampuan siswa dalam mengarang persuasif.

Penelitian ini dilaksanakan pada Maret – Mei 2011, yang bertempat di

MAN Cikarang, yang terletak di Desa Karang Asih Cikarang Bekasi.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif

analisis komparasi dengan sampel berjumlah 54 siswa yang terbagi dalam dua

kelas, yaitu kelas X.3 dan X.1.

Instrumen yang digunakan berupa tes kemampuan siswa mengarang

persuasif berupa essay. Skor penilaian tes diambil dari beberapa kriteria, yaitu

penggunaan bahasa, keefektifan kalimat, dan penggunaan tanda baca. Masing-

masing skor maksimal sebesar 30, jadi jumlah skor maksimal ketiga kriteria

tersebut berjumlah 90.

Dari perhitungan hasil penelitian dengan menggunakan uji-t menunjukkan

adanya peningkatan yang signifikan bahwa penggunaan media gambar

meningkatkan kemampuan siswa dalam membuat paragraf persuasif. Hal ini

dilihat dari nilai thitung > ttabel, yaitu –3,723 > 1,679. Sehingga dari hasil uji-t

tersebut membuktikan bahwa nilai siswa dalam membuat paragraf persuasif yang

menggunakan media gambar lebih tinggi dari yang tidak menggunakan media.

Dari hasil penelitian ini terbukti bahwa penggunaan media gambar lebih

efektif digunakan untuk mempermudah siswa kelas X MAN Cikarang dalam

membuat paragraf persuasif.

Page 7: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1517/1/101263-MU'MIN... · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif

ii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang

telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga dapat

menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada

junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Sebagai suri teladan yang sempurna bagi

kita semua.

Selama masa perkuliahan hingga tahap akhir penyusunan skripsi ini,

banyak pihak yang telah memberikan bantuan dan motivasi kepada penulis.

Sebagai tanda syukur atas terselesaikannya penulisan skripsi yang berjudul

“Kemampuan Siswa dalam Menulis Persuasif dengan Penggunaan Media

Gambar pada Siswa Kelas X MAN Cikarang”. Maka penulis ingin

mengucapkan rasa terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:

1. Bpk. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA., selaku dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah

dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif hidayatullah Jakarta.

2. Ibu. Dra. Mahmudah Fitriyah, M.Pd., selaku ketua jurusan Pendidikan

Bahasa dan Sastra Indonesia yang selalu memberikan dukungan dan

motivasi kepada penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini.

3. Ibu. Dra. Mahmudah Fitriyah, M.Pd., selaku dosen pembimbing skripsi,

yang telah meluangkan waktu dan memberikan bimbingan kepada penulis

dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini, dan merupakan suatu

kehormatan dan kebanggaan tersendiri bagi penulis bisa berada di bawah

bimbingan beliau.

4. Perpustakaan Utama serta Perpustakaan Tarbiyah Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah. Yang telah memberikan bantuan berupa bahan-bahan

yang menjadi referensi dalam penulisan skripsi.

5. Bpk. Drs. E. Kusnadi, selaku dosen penasihat akademik yang sudah

memberikan nasihat kepada penulis selama menjalani perkuliahan.

6. Kapala sekolah, dan para guru MAN Cikarang yang telah memberikan ijin

penelitian dan kerjasama yang baik kepada penulis.

Page 8: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1517/1/101263-MU'MIN... · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif

iii

7. Secara khusus penulis juga mengucapkan terimakasih yang mendalam

kepada kedua orangtua penulis yang tercinta, ayahanda dan ibunda yang

senantiasa membimbing dan memotivasi penulis dengan tulus, serta selalu

mendoakan penulis agar penulis selalu sukses dalam segala hal. Semua

yang telah mereka berikan tidak akan dapat tergantikan dengan apapun di

dunia ini.

8. Adik-adik tercinta, serta keluarga besar yang telah memberikan motivasi

dan juga semangat, serta memberikan saran-saran kepada penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

9. Sahabat dan teman seperjuangan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Angkatan 2006, yang telah banyak berkorban membangkitkan semangat

penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

10. Tak terlupakan pula terimakasih kepada semua pihak yang turut membantu

dalam kelancaran penulisan skripsi ini yang penulis tidak bisa sebutkan

satu per satu.

Penulis tidak mempunyai daya upaya untuk membalas semua kebaikan ini

hanyalah doa yang dapat penulis panjatkan, semoga segala kebaikan semua pihak

yang turut membantu dalam kelancaran penulisan skripsi dicatat sebagai amal

sholeh, selanjutnya penulis juga berharap mudah-mudahan semua yang telah

penulis lakukan mendapat Ridha Allah SWT, dan semoga skripsi ini dapat

bermanfaat. Amin.

Bila ada kekurangan itu datangnya dari pribadi penulis sendiri dan

kesempurnaan hanya milik Allah SWT.

Jakarta, Mei 2010

Penulis

Page 9: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1517/1/101263-MU'MIN... · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif

iv

DAFTAR ISI

ABSTRAK .............................................................................................................. i

KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii

DAFTAR ISI ........................................................................................................... v

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1

B. Identifikasi Masalah ................................................................... 4

C. Pembatasan Masalah .................................................................. 5

D. Perumusan Masalah ................................................................... 5

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................. 5

a. Manfaat Teoritis ................................................................... 5

b. Manfaat Praktis ..................................................................... 6

BAB II KAJIAN TEORITIK...................................................................... 7

A. Hakikat Keterampilan Berbahasa ............................................... 7

1. Menulis Paragraf .................................................................... 7

2. Jenis Paragraf ....................................................................... 10

3. Syarat-syarat Penyusunan Paragraf yang Baik .................... 11

4. Pola Pengembangan Paragraf ............................................... 12

4.1. Paragraf Deskripsi ......................................................... 12

4.2. Paragraf Eksposisi ......................................................... 13

4.3. Paragraf Persuasif.......................................................... 14

4.4. Paragraf Argumentasi.................................................... 14

4.5. Paragraf Narasi .............................................................. 15

Page 10: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1517/1/101263-MU'MIN... · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif

v

B. Paragraf Persuasif..................................................................... 15

1. Pengertian Persuasif ............................................................. 15

2. Metode Paragraf Persuasif ................................................... 17

C. Media Pembelajaran ................................................................. 19

1. Pengertian Media Pembelajaran ........................................... 19

2. Jenis Media Pembelajaran .................................................... 21

3. Fungsi Media Pembelajaran ................................................. 26

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................. 29

A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................. 29

B. Populasi dan Sampel ................................................................ 29

C. Instrumen Penelitian................................................................. 30

D. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 31

E. Teknik Analisis Data ................................................................ 32

BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS, INTERPRETASI -

DATA PENELITIAN ................................................................... 35

A. Deskripsi Data .......................................................................... 35

B. Rekapitulasi Nilai Siswa dalam Menulis Paragraf Persuasif ..38

C. Analisis Data ............................................................................ 51

D. Interpretasi Data ....................................................................... 56

BAB V PENUTUP ..................................................................................... 57

A. Kesimpulan ............................................................................... 57

B. Saran .......................................................................................... 57

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 59

LAMPIRAN-LAMPIRAN .................................................................................. 61

Page 11: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1517/1/101263-MU'MIN... · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai

edukatif mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dengan anak didik. Interaksi

yang bernilai edukatif dikarenakan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan,

diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah dirumuskan sebelum

pengajaran dilakukan. Guru dengan sadar merencanakan kegiatan pengajarannya

secara sistematis dengan memanfaatkan segala sesuatunya guna kepentingan

pengajaran.1

Di dalam proses belajar mengajar, guru harus memiliki strategi, agar siswa

dapat belajar secara efektif dan efisien, mengena pada tujuan yang diharapkan.

Salah satu langkah untuk memilikistrategi itu ialah harus menguasai teknik-teknik

penyajian, atau biasanya disebut metode mengajar.

Untuk memenuhi salah satu kompetensi guru dalam sistem intruksional

yang modern, maka perlu diuraikan masing-masing teknik penyajian secara

mendalam dan terinci. Untuk mendalami dan memahami tentang teknik penyajian

pelajaran, maka perlu dijelaskan arti dari teknik penyajian itu. Teknik penyajian

pelajaran adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar yang

dipergunakan oleh guru atau instruktur. Pengertian lain adalah sebagai teknik

penyajian yang dikuasai guru untuk mengajar atau menyajikan bahan pelajaran

kepada siswa di dalam kelas, agar pelajaran tersebut dapat ditangkap, dipahami

dan digunakan oleh siswa dengan baik.2

Dalam kaitannya dengan belajar mengajar, pemakaian istilah strategi

dimaksudkan sebagai daya upaya guru dalam menciptakan suatu sistem

lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses mengajar. Maksudnya agar

tujuan pengajaran yang telah dirumuskan dapat tercapai secara berdaya guna dan

berhasil guna, guru dituntut memiliki kemampuan mengatur secara umum

1 Syaiful Bahri Djamarah, Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: Rineka Cipta

2006), hlm. 1. 2 Roestiyah N.K., Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: Rineka Cipta 2008), hlm. 1.

Page 12: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1517/1/101263-MU'MIN... · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif

2

komponen-komponen pengajaran sedemikian rupa sehingga terjalin keterkaitan

fungsi antar komponen pengajaran dimaksud.3

Pengajaran bahasa Indonesia yang berhasil akan berakibat langsung pada

pelajaran yang lainnya, karena bahasa itu alat untuk berkomunikasi, alat untuk

menyampaikan ilmu pengetahuan, alat mengajarkan keterampilan, dan untuk

menanamkan suatu sikap yang terarah. Tetapi, kita tidak dapat menutup mata

untuk menghadapi kenyataan bahwa pengajaran bahasa Indonesia di sekolah-

sekolah perlu ditingkatkan sesuai dengan tuntutan dunia modern yang meliputi

dunia pendidikan dengan segala aspeknya.

Menulis merupakan suatu representasi bagian dari kesatuan-kesatuan

ekspresi bahasa. Hal ini merupakan perbedaan utama antara menulis dan tulisan,

antara melukis dan menulis. Melukis gambar bukanlah menulis. Seorang pelukis

dapat saja melukis huruf-huruf Cina, tetapi dia tidak dapat dikatakan menulis,

kalau dia tidak tahu bagaimana cara menulis bahasa Cina, yaitu kalau dia tidak

memahami bahasa Cina beserta huruf-hurufnya. Dengan kriteria seperti itu,

dapatlah dikatakan bahwa menyalin/mengkopi huruf-huruf ataupun menyusun

menset suatu naskah dalam huruf-huruf tertentu untuk dicetak bukanlah menulis

kalau orang-orang tersebut tidak memahami bahasa tersebut beserta

representasinya.4

Penulis memproyeksikan sesuatu mengenai dirinya ke dalam sepenggal

tulisan. Bahkan dalam tulisan yang obyektif ataupun yang tidak mengenai orang

tertentu sekalipun, penulis kelihatan sebagai seorang pribadi tertentu. Penulis

memegang suatu peranan tertentu dan tulisannya mengandung nada yang sesuai

dengan maksud dan tujuannya.5

Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan

untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang

lain. Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Dalam

3 Abu Ahmadi, Joko Tri Prasetya, Strategi Belajar Mengajar (Bandung: Pustaka Setia,

2005), hlm. 11 4 Henry Guntur Tarigan, Menulis sebagai suatu keterampilan berbahasa (Bandung:

Angkasa, 2008), hlm. 22. 5 Henry Guntur Tarigan, Menulis Sebagai suatu Keterampilan Berbahasa…….., hlm. 23.

Page 13: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1517/1/101263-MU'MIN... · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif

3

kegiatan menulis ini, penulis haruslah terampil memanfaatkan grafolegi

(membaca kepribadian dari tulisan tangan), struktur bahasa, dan kosa kata.6

Keterampilan menulis ini tidak akan datang secara otomatis, tetapi harus melalui

latihan dan praktik yang banyak dan teratur.

Dalam kehidupan modern ini, jelas bahwa keterampilan menulis sangat

dibutuhkan. Kiranya tidaklah terlalu berlebihan bila kita katakan bahwa

keterampilan menulis merupakan suatu ciri dari orang yang terpelajar atau bangsa

yang terpelajar. Sehubungan dengan hal ini, ada seorang penulis yang mengatakan

bahwa “menulis dipergunakan, melaporkan/memberitahukan, dan memengaruhi;

dan maksud serta tujuan seperti itu hanya dapat dicapai dengan baik oleh orang-

orang yang dapat menyusun pikirannya dan mengutarakannya dengan jelas,

kejelasan ini bergantung pada pikiran, organisasi, pemakaian kata-kata, dan

struktur kalimat.”7

Salah satu bagian dari pengajaran keterampilan menulis adalah menulis

atau membuat paragraf. Pengajaran paragraf merupakan suatu proses yang

sistematis untuk mengembangkan suatu gagasan yang saling berkaitan. Hasil dari

pengajaran paragraf ini diharapkan siswa mampu merangkaikan kalimat untuk

mengembangkan gagasan tersebut sehingga menjadi tulisan yang baik dan

menarik. Mengingat pentingnya pengajaran paragraf dalam keterampilan menulis,

maka hendaknya guru bisa memotivasi siswa untuk meningkatkan mengenai

pemahaman pengajaran paragraf.

Pada umumnya, sebuah paragraf disusun oleh kalimat utama dan kalimat

penjelas yang saling berhubungan, sehingga membentuk satu kesatuan pikiran.

Namun ada juga paragraf tanpa kalimat utama, seperti paragraf deskripsi dan

narasi.

Untuk membentuk sebuah paragraf yang baik, kalimat-kalimat yang

terdapat dalam paragraf tersebut ditata secara cermat sehingga tidak ada

penyimpangan pokok pikiran utama. Akan tetapi, jika sebuah paragraf tidak ditata

6 E. Kusnadi, Mahsusi, Mahir Berbahasa Indonesia (Jakarta: FITK UIN Syarif

Hidayatullah, 2006), hlm. 1. 7 Henry Guntur Tarigan, Menulis Sebagai suatu Keterampilan Berbahasa…….., hlm.3-4.

Page 14: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1517/1/101263-MU'MIN... · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif

4

secara cermat, maka akan terjadi penyimpangan pokok pikiran utama. Akibatnya

paragraf tersebut menjadi tidak sempurna dan rancu.

Begitu juga dalam menyusun sebuah paragraf yang baik perlu ditunjang

dengan kata-kata penghubung sebagai penyempurna antar kalimat. Namun,

apabila sebuah paragraf tanpa ditunjang dengan kata-kata penghubung maka

paragraf tersebut tidak ada suatu kepaduan. Kepaduan akan terlihat apabila

susunan kalimat-kalimat tersusun secara logis.

Paragraf persuasif adalah karangan yang bertujuan untuk meyakinkan

seseorang agar melakukan sesuatu yang dikehendaki penulis. Paragraf ini juga

dipelajari pada tingkat SMU, tetapi hanya pada materi iklan, dan poster.

Media gambar ini dipilih untuk mempermudah siswa dalam belajar,

terutama dalam membuat paragraf persuasif. Oleh karena itu, media gambar ini

dipilih dalam penelitian ini.

Keterangan di atas menunjukkan betapa pentingnya dalam memahami

sebuah paragraf, karena siswa yang menguasai paragraf tentu akan baik dalam

kemampuan mengarangnya. Namun ada juga yang tingkat kemampuan

memahami paragraf yang kurang, tetapi tingkat kemampuan mengarangnya baik.

Hal ini yang mendorong penulis untuk mencoba meneliti dan membahas

mengenai, “Kemampuan Siswa dalam Menulis Persuasif dengan Penggunaan

Media Gambar pada Siswa Kelas X MAN Cikarang”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka identifikasi masalah

sebagai berikut:

1. Kemampuan siswa dalam membuat paragraf persuasif masih kurang

2. Pengajaran Bahasa Indonesia masih sebatas teori saja, belum

sepenuhnya memperhatikan kemampuan siswa

3. Kemampuan siswa dalam membuat paragraf persuasif masih rendah

Page 15: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1517/1/101263-MU'MIN... · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif

5

C. Pembatasan Masalah

Masalah penelitian ini akan dibatasi pada “Kemampuan siswa dalam

membuat paragraf persuasif”.

D. Perumusan masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, perlu dirumuskan dua

permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana kemampuan siswa kelas X MAN Cikarang dalam membuat

paragraf persuasif menggunakan media gambar?

2. Bagaimana perbedaan hasil belajar siswa kelas X MAN Cikarang dalam

mengarang paragraf persuasif menggunakan media gambar dengan yang

tidak menggunakan media gambar?

E. Tujuan dan manfaat penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:

1. Kemampuan siswa kelas X MAN Cikarang dalam membuat paragraf

persuasif;

2. Efektivitas penggunaan media gambar terhadap kemampuan siswa dalam

mengarang persuasif.

a. Manfaat Teoritis

1. Manfaat bagi siswa

Memudahkan siswa dalam memahami konsep paragraf persuasif

dengan penggunaan media gambar, sehingga dalam pelaksanaan

pembelajaran menjadikan siswa lebih mudah dalam

mengerjakannya.

2. Manfaat bagi guru

a. Membantu guru dalam upaya menentukan strategi pengajaran

yang tepat dan efektif untuk meningkatkan kemampuan siswa

dalam memahami tulisan paragraf, khususnya paragraf

persuasif.

Page 16: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1517/1/101263-MU'MIN... · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif

6

b. Sebagai bahan pertimbangan guru dalam mengajar

pembelajaran paragraf persuasif baik dari strategi persiapan

mengajar maupun kendala-kendala yang dihadapi.

3. Manfaat bagi peneliti

Menambah pengetahuan peneliti tentang menulis persuasif dengan

penggunaan media gambar.

b. Manfaat Praktis

1. Manfaat bagi siswa

Sebagai sumber pelajaran bagi siswa atau pihak-pihak yang

menaruh perhatian pada kajian tentang memahami paragraf.

2. Manfaat bagi guru

Sebagai bahan dan pengayaan bahan ajar guru untuk diterapkan

dalam pembelajaran di klelas. Sebagai sumber dan teknik belajar

yang asik dan menyenangkan diterapkan dalam pembelajaran di

kelas.

3. Manfaat bagi sekolah

Sebagai bahan pertimbangan dalam penerapan kebijakan yang

berkaitan dengan keterampilan menulis. Sebagai pengalaman dan

bahan perbandingan penerapan dalam menulis paragraf persuasif

dengan teknik yang tepat.

4. Manfaat bagi peneliti

Saebagai bahan ilmu pengetahuan yang diambil dari kemampuan

siswa dalam menulis persuasif dengan penggunaan media gambar.

Page 17: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1517/1/101263-MU'MIN... · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif

7

BAB II

KAJIAN TEORETIK

A. Hakikat Keterampilan Berbahasa

Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen, yaitu

1. Keterampilan menyimak (listening skills);

2. Keterampilan berbicara (speaking skills);

3. Keterampilan membaca (reading skills);

4. Keterampilan menulis (writing skills);

Keempat keterampilan di atas berkaitan sangat erat. Dalam

memperoleh keterampilan berbahasa, kita biasanya melalui suatu

hubungan urutan yang teratur: mula-mula pada masa kecil kita belajar

menyimak bahasa kemudian berbicara, sesudah itu kita belajar membaca

dan menulis. Menyimak dan berbicara kita pelajari sebelum memasuki

sekolah. Keempat keterampilan tersebut pada dasarnya merupakan suatu

kesatuan.

Setiap keterampilan itu erat pula berhubungan dengan proses-

proses yang mendasari bahasa. Bahasa seseorang mencerminkan

pikirannya. Semakin terampil seseorang berbahasa, semakin cerah dan

jelas pula jalan pikirannya. Keterampilan hanya dapat diperoleh dan

dikuasai dengan jalan praktik dan banyak pelatihan. Melatih keterampilan

berbahasa berarti pula melatih keterampilan berpikir.1

Pembahasan pada skirpsi ini hanya membahas keterampilan

menulis saja, yaitu menulis paragraf persuasif.

1. Menulis Paragraf

Paragraf adalah satu kesatuan ekspresi yang terdiri atas

seperangkat kalimat yang dipergunakan oleh pengarang sebagai alat untuk

1 Henry Guntur Tarigan, Menulis Sebagai suatu Keterampilan Berbahasa (Bandung:

Angkasa, 2008), hlm. 1.

Page 18: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1517/1/101263-MU'MIN... · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif

8

menyatakan dan menyampaikan jalan pikirannya kepada para pembaca.2

Paragraf adalah bagian bab di suatu karangan (biasanya mengandung satu

ide pokok dan dimulai penulisannya dengan garis baru).3 Paragraf disebut

juga alinea. Kata paragraf diserap ke dalam bahasa Indonesia dari kata

Inggris paragraph, sedangkan kata alinea dari bahasa Belanda dengan

ejaan yang sama. Kata belanda itu sendiri berasal dari kata latin a linea,

yang berarti „mulai dari baris baru‟. Kata Inggris paragraph terbentuk dari

kata Yunani para-, yang berarti „sebelum,‟ dan –grafien, „menulis,

menggores‟.3

Paragraf adalah seperangkat kalimat yang membicarakan suatu

gagasan atau topik. Kalimat-kalimat dalam paragraf memperlihatkan

kesatuan pikiran atau mempunyai keterkaitan dalam membentuk gagasan

atau topik tersebut.4 Sebuah paragraf biasanya terdiri dari pikiran gagasan,

atau ide pokok yang dibantu dengan kalimat pendukung. Paragraf non-

fiksi biasanya dimulai dengan umumdan bergerak lebih spesifik sehingga

dapat memunculkan argumen atau sudut pandang. Setiap paragraf berawal

dari yang datang sebelumnya dan berhenti untuk dilanjutkan. Paragraf

umumnya terdiri dari tiga hingga tujuh kalimat semuanya tergabung dalam

pernyataan berparagraf tunggal.

Dalam fiksi prosa contohnya; tapi hal ini umum bila paragraf prosa

terjadi di tengah atau di akhir. Sebuah paragraf dapat sependek satu kata

atau berhalaman-halaman, dan dapat terdiri dari satu atau banyak kalimat.

Untuk memahami pengertian paragraf sebagai satuan yang lebih kecil dari

wacana, lebih dahulu baca dan perhatikanlah kutipan berikut ini!

Kutipan 1

Bahasa adalah unsur yang berpadu dengan unsur-unsur lain di

dalam jaringan kebudayaan. Pada waktu yang sama bahasa merupakan

2 Djago Tarigan, Membina Ketermpilan Menulis Paragraf dan Pengembangannya

(Bandung: Angkasa, 1987), hlm. 13. 3 Dekdikbud, KBBI (Jakarta: Balai Pustaka, 1990), hlm. 648.

4 Zaenal Arifin, S. Amran Tasai, Cermat Berbahasa Indonesia (Jakarta: Akademika

Pressindo, 2004), hlm. 113.

Page 19: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1517/1/101263-MU'MIN... · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif

9

sarana pengungkapan nilai-nilai budaya, pikiran, dan nilai-nilai kehidupan

kemasyarakatan. Oleh sebab itu, kebijaksanaan nasional yang tegas di

dalam bidang kebahasaan harus merupakan bagian yang integral dari

kebijaksanaan nasional yang tegas di dalam bidang kebudayaan.

Perkembangan kebudayaan Indonesia kearah peradaban modern

menuntut adanya perkembangan cara berpikir yang ditandai oleh

kecermatan, ketepatan, dan kesanggupan menyatakan isi pikiran secara

eksplisit. Ciri-ciri berpikir dan mengungkapkan isi pikiran ini harus

dipenuhi oleh bahasa Indonesia sebagai sarana komunikasi dan sebagai

sarana berpikir ilmiah dalam hubungan dengan perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi serta modernisasi masyarakat Indonesia.

Sehubungan dengan itu mutu dan kemampuan bahasa Indonesia

sebagai sarana komunikasi keagamaan perlu juga ditingkatkan. Bahasa

Indonesia harus dibina dan dikembangkan sedemikian rupa sehingga ia

memiliki kesanggupan menyatakan isi pikiran dengan jelas, tegas, dan

eksplisit konsep-konsep yang rumit dan abstrak serta hubungan antara

konsep-konsep itu satu sama lain.

Dalam hubungan itu diperlukan adanya keseimbangan antara sikap

bahasa yang positif, baik terhadap bahasa Indonesia maupun terhadap

bahasa-bahasa daerah. Juga diperlukan perilaku berbahasa dan antara sikap

bahasa perseorangan dan sikap bahasa bangsa yang dinyatakan dalam

kebijaksanaan bahasa nasional.

Setiap baris pertama suatu paragraf diketik agak menjorok ke

dalam lima ketukan dari marjin kiri dan selalu mulai dengan garis baru

(ciri visual).

Setiap paragraf hanya berisi satu pikiran, gagasan atau tema (ciri

ideal). Jika dalam satu paragraf terdapat dua tema, paragraf itu harus

dipecah menjadi dua paragraf.

Terlibat bahwa kutipan di atas terbagi-bagi atas bagian-bagian (5

bagian) yang dimulai dengan baris baru dan ditulis agak menjorok ke

dalam. Bagian-bagian tersebut terdiri atas kalimat-kalimat yang

Page 20: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1517/1/101263-MU'MIN... · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif

10

berhubung-hubungan secara utuh dan padu serta merupakan satu kesatuan

pikiran. Itulah yang pada hakikatnya disebut paragraf. Jadi, paragraf ialah

bagian-bagian karangan yang terdiri atas kalimat-kalimat yang berhubung-

hubungan secara utuh dan padu serta merupakan satu kesatuan pikiran.5

Sebuah paragraf ibarat kereta api yang membawa penumpang. Jika

kereta api memiliki lokomotif, gerbong, dan rantai yang berfungsi untuk

menghubungkan lokomotif dengan gerbong pertama dan dengan gerbong-

gerbong lainnya, sebuah paragraf juga memiliki kalimat utama dan

kalimat-kalimat penjelas serta mata rantai yang menghubungkan kalimat

utama dan kalimat-kalimat penjelasnya. Oleh sebab itu, paragraf biasanya

diartikan sebagai kumpulan beberapa kalimat yang saling berkaitan.

Pengertian tersebut menyatakan bahwa sebuah paragraf seharusnya terdiri

atas lebih daripada satu kalimat.6

2. Jenis Paragraf

Berdasarkan fungsinya, paragraph dapat dibedakan atas paragraf

peralihan (transitional paragraph), dan paragraf penekanan (emphatic

paragraph). Semakin paham kita akan struktur paragraf, dan semakin

banyak pula kita melihat karya tulis orang lain, maka jelas semakin

nyatalah kepada kita adanya berbagai jenis paragraf.

a. Paragraf Peralihan

Paragraf peralihan mengandung celah uraian yang kosong.

Biasanya paragraf peralihan memerankan dua fungsi, yakni

merangkumkan menilai bahan atau uraian terdahulu, dan membayangkan

bahan atau uraian berikutnya.

Paragraf peralihan memperkenalkan baik, judul, subjek, maupun

pembatasan. Kadang-kadang, paragraf peralihan berbentuk pertanyaan,

yang menggerakkan para pembaca dari satu gagasan ke gagasan lainnya

5 Soedjito, Mansur Hasan, Keterampilan Menulis Paragraf (Bandung: Remaja karya CV

Bandung, 1986), hlm. 1-3. 6 Josep Hayon, Membaca dan Menulis Wacana (Jakarta: Storia Grafika, 2003), hlm. 33.

Page 21: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1517/1/101263-MU'MIN... · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif

11

dan mempunyai keunggulan tambahan dalam hal membuat para pembaca

menghadapi masalah tersebut.

b. Paragraf Penekanan

Paragaraf penekanan terdiri atas beberapa kalimat berita singkat

(kadang-kadang hanya terdiri atas satu kalimat) yang pada umumnya

dimaksudkan untuk mengejutkan para pembaca, menimbulkan reaksi dari

mereka, atau memastikan bahwa mereka memperoleh pesan yang jelas dan

pokok.

Paragraf penekanan secara tepat-guna mengakhiri suatu tulisan,

memberikan suatu pengaruh yang tidak mudah dicapai oleh paragraf yang

lebih panjang.7

3. Syarat-syarat Penyusunan Paragraf yang Baik

Sebuah karangan tak mungkin baik jika paragrafnya tidak tersusun

dengan baik. Paragraf merupakan satuan terkecil sebuah karangan. Isinya

membentuk satuan pikiran sebagai bagian dari pesan yang disampaikan

oleh penulis dalam karangannya. Paragraf yang tidak jelas susunannya

akan menyulitkan pembaca untuk menangkap pikiran penulis. Oleh

karena itu sebuah karangan hanya akan baik jika paragrafnya ditulis

dengan baik dan dirangkai dalam runtunan yang makul.8

Paragraf yang baik adalah paragraf yang memiliki kepaduan antara

unsur-unsurnya, baik itu antara gagasan utama dengan gagasan

penjelasnya ataupun antara kalimat-kalimatnya. Dalam paragraf yang baik

tidak ada satupun gagasan penjelas ataupun kalimat yang menyimpang

dari gagasan utamanya. Semuanya mendukung secara kompak pada satu

fokus permasalahan.

Paragraf yang baik harus memenuhi tiga syarat, yaitu kesatuan,

koherensi, dan pengembangan. Sebuah paragraf memenuhi kesatuan yang

baik jika semua kalimat yang membangunnya hanya menyatukan satu

7 Henry Guntur Tarigan, Menulis sebagai suatu keterampilan berbahasa (Bandung:

Angkasa, 2008), hlm. 99-101. 8 Adjat Sakri, Paragraf (Bandung: ITB, 1990), hlm. 1.

Page 22: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1517/1/101263-MU'MIN... · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif

12

pikiran/gagasan pokok (satu ide, satu tema). Koherensi adalah

kepaduan/kekompakan hubungan antara kalimat yang satu dengan kalimat

yang lain. Pengembangan ialah rincian pikiran pokok ke dalam pikiran-

pikiran penjelas dan pengurutannya secara teratur.9

4. Pola Pengembangan Paragraf

Yang dimaksud dengan pola pengembangan paragraf ialah cara

penulis merangkai informasi yang dihimpunnya menurut kerangka dan

runtutan tertentu.10

Pengembangan paragraf mencakup dua persoalan utama, yaitu:

1. Kemampuan merinci gagasan utama paragraf ke dalam gagasan-

gagasan penjelas, dan

2. Kemampuan mengurutkan gagasan-gagasan penjelas ke dalam urutan

yang teratur.

Gagasan utama paragraf akan menjadi jelas apabila dilakukan

perincian yang cermat. Perincian-perincian itu dapat dilakukan dengan

bermacam pola pengembangan. Pola pengembangan yang dipakai

antara lain ditentukan oleh gagasan yang hendak disampaikan itu

berupa urutan peristiwa, maka pola pengembangan yang sebaiknya

dipilih adalah pola kronologis (narasi) atau proses (eksposisi). Lain

lagi apabila masalahnya itu mengenai sebab akibat suatu kejadian,

maka pola yang dipilih adalah pola kausalitas (eksposisi,

argumentasi).

Pemilihan pola pengembangan ditentukan pula oleh pandangan

penulis itu sendiri terhadap masalah yang hendak disampaikan.

4. 1. Paragraf Deskripsi

Deskripsi adalah semacam bentuk wacana yang berusaha

menyajikan suatu objek atau suatu hal sedemikian rupa, sehingga

9 Soedjito, Mansur Hasan, Keterampilan menulis paragraf (Bandung: Remaja karya CV

Bandung, 1986), hlm. 30. 10

Adjat Sakri, Bangun Paragraf Bahasa Indonesia (Bandung: ITB, 1992), hlm. 11.

Page 23: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1517/1/101263-MU'MIN... · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif

13

objek itu seolah-olah berada di depan mata kepala pembaca,

seakan-akan para pembaca melihat sendiri objek itu.11

Deskripsi atau pemerian merupakan bentuk tulisan yang

berusaha memberikan perincian dari objek yang sedang

dibicarakan. Penulis memindahkan kesan-kesannya, memindahkan

hasil pengamatannya dan perasaannya kepada pembaca melalui

tulisan. Tulisan deskripsi bertujuan:

Deskripsi sugesti, yaitu menciptakan dan memungkinkan

daya khayal (imajinasi) pada para pembaca dengan perantara

tenaga rangkaian kata-kata yang dipilih penulis untuk

menggambarkan ciri, sifat, watak objek. Deskripsi ini bertujuan

menciptakan sebuah pengalaman pada diri pembaca. Pengalaman

karena perkenalan langsung dengan objek.

Deskripsi ekspositoris/teknis, yaitu memberikan identifikasi

atau informasi mengenai objek hingga pembaca dapat

mengenalnya bila bertemu atau berhadapan dengan objek

tersebut.12

4. 2. Paragraf Eksposisi

Paragraf eksposisi adalah suatu bentuk wacana yang

berusaha menguraikan suatu objek sehingga memperluas

pandangan atau pengetahuan pembaca.13

Eksposisi atau pemaparan adalah bentuk tulisan yang

berusaha menerangkan dan menguraikan suatu pokok bahasan

yang dapat memperluas pandangan atau pengetahuan pembaca. 14

Sesuai dengan sifat eksposisi, apa yang disimpulkan tidak

mengarah kepada usaha mempengaruhi para pembaca. Kesimpulan

11

Gorys Keraf, Eksposisi Komposisi Lanjutan II (Jakarta: Grasindo, 1995), hlm. 16. 12

Minto Rahayu, Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi, (Jakarta: Grasindo, 2007), hlm.

158. 13

Gorys Keraf, Eksposisi Komposisi Lanjutan II…………., hlm. 7. 14

Minto Rahayu, Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi………….., hlm. 160-161.

Page 24: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1517/1/101263-MU'MIN... · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif

14

yang diberikan hanya bersifat semacam pendapat atau kesimpulan

yang dapat diterima atau ditolak pembaca.

4. 3. Paragraf Persuasif

Persuasi adalah suatu bentuk wacana yang merupakan

penyimpangan dari argumentasi, dan khusus berusaha

mempengaruhi orang lain atau para pembaca, agar para pendengar

atau pembaca melakukan sesuatu bagi orang yang mengadakan

persuasi, walaupun yang dipersuasi sebenarnya tidak terlalu

percaya akan apa yang dikatakan itu. Karena itu persuasi lebih

condong menggunakan atau memanfaatkan aspek-aspek psikologis

untuk mempengaruhi orang lain.15

4. 4. Paragraf Argumentasi

Argumentasi adalah semacam bentuk wacana yang

berusaha membuktikan suatu kebenaran.16

Lebih jauh sebuah

argumentasi berusaha mempengaruhi serta mengubah sikap dan

pendapat orang lain untuk menerima suatu kebenaran dengan

mengajukan bukti-bukti mengenai objek yang diargumentasikan

itu. Argumentasi dilihat dari sudut proses berpikir adalah suatu

tindakan untuk membentuk penalaran dan menurunkan kesimpulan

serta menerapkannya pada suatu kasus dalam perdebatan.

Menulis argumentasi berarti mengemukakan masalah

dengan mengambil sikap yang pasti untuk mengungkapkan segala

persoalan dengan segala kesungguhan intelektualnya, bukan

sekedar mana suka atau pendekatan emosional. Penulis harus

berusaha menyelidiki; apa persoalan itu, apa ada tujuan yang

tersembunyi, apa ada keuntungan atau kerugian untuk mencapai

tujuan tersebut. Tujuan mana yang kiranya mendapat manfaat dan

15

Gorys Keraf, Eksposisi Komposisi Lanjutan II…………., hlm. 14. 16

Gorys Keraf, Eksposisi Komposisi Lanjutan II…………., hlm. 10.

Page 25: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1517/1/101263-MU'MIN... · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif

15

bagaimana cara mengatasinya. Pendeknya, penulis harus berusaha

menyampaikan pendapatnya secara teratur dan kritis.17

4. 5. Paragraf Narasi

Narasi adalah semacam bentuk wacana yang berusaha

menyajikan suatu peristiwa atau kejadian, sehingga peristiwa itu

tampak seolah-olah dialami sendiri oleh para pembaca. Narasi

menyajikan peristiwa dalam sebuah rangkaian peristiwa kecil yang

bertalian. Ia mengisahkan sebuah atau suatu kelompok aksi

sedemikian rupa untuk menghasilkan sesuatu yang secara populer

disebut ceritera.18

B. Paragraf Persuasif

1. Pengertian Persuasif

Persuasi adalah suatu seni verbal yang bertujuan meyakinkan

seseorang agar melakukan sesuatu yang dikehendaki penulis, ini dapat

digolongkan dalam cara untuk mengambil keputusan.19

Persuasi adalah suatu seni verbal yang bertujuan untuk meyakinkan

seseorang agar melakukan sesuatu yang dikehendaki pembicara pada

waktu yang akan datang. Karena tujuan terakhir adalah agar pembaca atau

pendengar melakukan sesuatu, maka persuasi dapat dimasukkan pula

dalam cara-cara untuk mengambil keputusan. Mereka yang menerima

persuasi harus mendapat keyakinan, bahwa keputusan yang diambilnya

merupakan keputusan yang benar dan bijaksana dan dilakukan tanpa

paksaan.20

Persuasi tidak mengambil bentuk paksaan atau kekerasan terhadap

orang yang menerima persuasi. Oleh sebab itu, ia memrlukan juga upaya-

upaya tertentu untuk merangsang orang mengambil keputusan sesuai

17

Minto Rahayu, Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi………….., hlm. 168. 18

Gorys Keraf, Eksposisi Komposisi Lanjutan II…………., hlm. 17. 19

Minto Rahayu, Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi………….., hlm. 171. 20

Gorys Keraf, Argumentasi dan Narasi (Jakarta: Gramedia, 2001), hlm. 118.

Page 26: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1517/1/101263-MU'MIN... · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif

16

dengan keinginannya. Upaya yang biasa digunakan adalah menyodorkan

bukti-bukti, walaupun tidak setegas seperti yang dilakukan dalam

argumentasi. Bentuk-bentuk persuasi yang dikenal umum adalah:

propaganda yang dilakukan oleh golongan-golongan atau badan-badan

tertentu. Iklan-iklan dalam surat kabar, majalah, atau media massa lainnya,

selebaran-selebaran, kampanye lisan, dan sebagainya. Semua bentuk

persuasi tersebut biasanya mempergunakan pendekatan emotif, yaitu

berusaha membangkitkan dan merangsang emosi, misalnya rasa kebencian

bila menyangkut ideologi, atau rasa heroisme untuk melawan atau

menyokong suatu kelompok, dan sebagainya.

Untuk meyakinkan pembaca mengenai apa yang dipersuasikan,

pembicara atau penulis harus menimbulkan kepercayaan pada para

pembaca. Kepercayaan merupakan unsur utama dalam persuasi. Walaupun

kepercayaan merupakan landasan utama persuasi, tindakan persuasi itu

sendiri tidak harus diarahkan kepada kepercayaan, tetapi dapat juga

diarahkan kepada jangkauan yang lebih jauh, yaitu agar yang diajak bicara

dapat melakukan sesuatu.

Persuasi selalu bertujuan untuk mengubah pikiran orang lain; ia

berusaha agar orang lain dapat menerima dan melakukan sesuatu yang kita

inginkan. Untuk menerima dan melakukan sesuatu yang kita inginkan,

perlu diciptakan suatu dasar, yaitu dasar kepercayaan. Jadi persuasi adalah

suatu usaha untuk menciptakan kesesuaian atau kesepakatan melalui

kepercayaan.

Model Persuasi

Page 27: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1517/1/101263-MU'MIN... · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif

17

2. Metode Paragraf Persuasi

Karena persuasi juga mempergunakan fakta-fakta sebagai dasar,

maka metode-metode yang dipergunakan dalam argumentasi dapat

dipergunakan juga dalam persuasi. Metode tersebut adalah definisi, sebab-

akibat, keadaan, persamaan atau perbandingan, kebalikan atau

pertentangan, kesaksian dan autoritas.

Walaupun argumentasi dan persuasi mempergunakan alat dan cara

yang sama, keduanya berbeda dalam kadar penggunaan fakta dalam

metode-metode tersebut, dalam tujuannya, motivasi dan situasi yang

dimasukinya. Persuasi secara khusus mempergunakan beberapa metode

lain seperti halnya pada eksposisi. Metode-metode yang biasa

dipergunakan adalah: rasionalisasi, identifikasi, sugesti, konformitas,

kompensasi, proyeksi, dan penggantian.

a. Rasionalisasi adalah suatu proses penggunaan alat untuk memberikan

suatu dasar kebenaran pada suatu persoalan, bukan merupakan sebab

langsung dari masalah itu. Persuasi akan berlangsung jika penulis

mengetahui apa yang menjadi kebutuhan dan keinginan penulis serta

bagaimana sikap dan keyakinan pembaca.21

b. Identifikasi berarti menganalisis pembaca dan situasi untuk dapat

mengidentifikasi diri penulis dengan pembaca dengan cara

menciptakan dasar umum yang sama dengan pertanyaan “untuk siapa

tulisan ini ditujukan?”22

Agar identifikasi dapat berjalan sebagaimana diharapkan,

haruslah diciptakan dasar umum yang sama. Bila dasar umum yang

sama itu belum diciptakan, ia harus berusaha mencari dasar umum

yang seluas-luasnya. Identifikasi merupakan kunci keberhasilan

pembicara.

Untuk dapat menemukan dasar umum yang sama, dalam setiap

tulisan kita selalu mengajukan pertanyaan: untuk siapa tulisan ini

21

Minto Rahayu, Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi………….., hlm. 172. 22

Minto Rahayu, Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi………….., hlm. 173.

Page 28: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1517/1/101263-MU'MIN... · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif

18

ditujukan? Dengan berusaha menjawab pertanyaan itu dengan tepat,

penulis akan lebih mudah mengidentifikasi dirinya dengan ciri, tingkat

pengetahuan, dan kemampuan hadirin atau mereka yang akan

membaca tulisannya.

c. Sugesti ialah usaha membujuk pembaca untuk menerima suatu

keyakinan tanpa memberi dasar umum kepercayaan yang logis.23

Sugesti adalah suatu usaha membujuk atau mempengaruhi orang lain

untuk menerima suatu keyakinan atau pendirian tertentu tanpa

memberi suatu dasar kepercayaan yang logis pada orang yang ingin

dipengaruhi. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa

kesugestian seseorang sudah berkembang sejak seseorang masih

kanak-kanak. Kesugestian pada seseorang mulai berkembang pesat

mulai usia empat tahun dan mencapai puncaknya pada usia tujuh atau

delapan tahun.

d. Konformitas ialah suatu tindakan untuk membuat diri serupa dengan

sesuatu yang lain. Suatu mekanisme mental untuk menyesuaikan diri

dengan yang diinginkan. Penulis dapat memperlihatkan dirinya mampu

berbuat sebagimana pembaca.24

Konformitas biasanya dianggap sebagai suatu tindakan yang

akan membawa pengaruh positif ke arah kemajuan. Dalam persuasi,

orang yang melakukan persuasi mempergunakan teknik ini untuk

menyesuaikan dirinya dengan orang yang dipersuasi.

e. Kompensasi ialah tindakan hasil usaha untuk mencari pengganti bagi

hal yang tak dapat diterima atau dipertahankan. Dalam persuasi,

penulis dapat mendorong pembaca untuk melakukan suatu tindakan

yang diinginkan penulis dengan memberikan keyakinan bahwa

pembaca memiliki kemampuan untuk itu.25

f. Proyeksi adalah teknik menjadikan sesuatu yang tadinya subjek

menjadi objek. Jika seseorang diminta mendeskripsikan objek yang

23 Minto Rahayu, Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi………….., hlm. 173.

24 Ibid, hlm. 173.

25 Ibid, hlm. 173.

Page 29: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1517/1/101263-MU'MIN... · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif

19

tidak disenangi, ia akan mendeskripsikan hal-hal yang baik tentang

objek yang ia senangi.26

g. Pergantian adalah suatu proses yang berusaha menggantikan suatu hal

yang mengalami rintangan dengan hal lain yang sekaligus

menggantikan emosi kebencian asli (cinta kasih asli). Penulis berusaha

meyakinkan pembaca untuk mengalihkan tujuan tertentu kepada tujuan

yang lain (mirip dengan kompensasi).27

C. Media Pembelajaran

1. Pengertian Media Pembelajaran

Secara harfiah kata media memiliki arti “perantara” atau

“pengantar”. Association for Education and Communication Technology

(AECT) mendefinisikan media yaitu segala bentuk yang dipergunakan

untuk suatu proses penyaluran informasi. Sedangkan Education

Association (NEA) mendefinisikan sebagai benda yang dimanipulasikan,

dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan beserta instrumen yang

dipergunakan dengan baik dalam kegiatan belajar mengajar, dapat

mempengaruhi efektifitas program instruktional.

Dari definisi-definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa

pengertian media merupakan sesuatu yang bersifat menyalurkan pesan

dan dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan siswa sehingga

dapat mendorong terjadinya proses belajar pada dirinya. Penggunaan

media secara kreatif akan memungkinkan siswa untuk belajar lebih baik

dan dapat meningkatkan performan mereka sesuai dengan tujuan yang

ingin dicapai.28

Sumber-sumber belajar selain guru inilah yang disebut sebagai

penyalur atau penghubung pesan ajar yang diadakan dan/atau diciptakan

26

Ibid, hlm. 173. 27

Minto Rahayu, Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi………….., hlm. 173. 28

Asnawir, Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), hlm.

11.

Page 30: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1517/1/101263-MU'MIN... · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif

20

secara terencana oleh para guru atau pendidik, biasanya dikenal sebagai

“Media Pembelajaran”29

Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah

berarti „tengah‟, „perantara‟, atau „pengantar‟. Dalam bahasa arab, media

adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima

pesan. Gerlach dan Ely (1971) mengatakan bahwa media apabila

dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang

membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh

pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Dalam pengertian ini, guru, buku

teks, dan lingkungan sekolah merupakan media. Secara lebih khusus,

pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan

sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap,

memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.30

Kata media sebenarnya bukanlah kata asing bagi kita, tetapi

pemahaman banyak orang terhadap kata tersebut berbeda-beda.

Guru hendaknya dapat menggunakan peralatan yang lebih ekonomis,

efisien, dan mampu dimilikioleh sekolah serta tidak menolak

digunakannya peralatan teknologi modern yang relevan dengan tuntutan

masyarakat dan perkembangan zaman. Permasalahan pokok dan cukup

mendasar adalah sejauhmanakah kesiapan guru-guru dalam menguasai

penggunaan media pendidikan dan pengajaran di sekolah untuk

pembelajaran siswa secara optimal sesuai dengan tujuan pendidikan dan

pengajaran. Media pengajaran digunakan dalam rangka upaya peningkatan

atau mempertinggi proses kegiatan belajar mengajar.

Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada

semua orang dan berlangsung seumur hidup, sejak dia masih bayi hingga

ke liang lahat nanti. Salah-satu pertanda bahwa seseorang telah belajar

adalah adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya. Perubahan tingkah

laku tersebut menyangkut baik perubahan yang bersifat pengetahuan

29

Yudhi Munadi, Media Pembelajaran (Ciputat: Gaung Persada Press, 2008), hlm. 5. 30

Azhar Arsyad, Media Pembelajaran (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011), hlm. 3.

Page 31: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1517/1/101263-MU'MIN... · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif

21

(kognitif) dan keterampilan (psikomotor) maupun yang menyangkut nilai

dan sikap (afektif).31

2. Jenis Media Pembelajaran

Menurut Rudi Bretz, dalam usahanya ini ia mencoba membagi

media berdasarkan indera yang terlibat, sehingga ia memilih tiga unsur

pokok sebagai dasar dari setiap media, yaitu suara, visual, dan gerak.

Unsur suara adalah unsur yang melibatkan indera pendengaran dan visual

adalah unsur yang melibatkan indera penglihatan. Bila dilihat dari

intensitasnya, maka indera yang paling banyak membantu manusia dalam

perolehan pengetahuan dan pengalaman adalah indera pendengaran dan

indera penglihatan. Kedua inderawi ini adakalanya bekerja sendiri-sendiri

dan adakalanya bekerja bersama-sama.32

Media pembelajaran yang melibatkan indera pendengaran saja kita

sebut sebagai media audio, media yang melibatkan indera penglihatan saja

kita sebut sebagai media visual. Kemudian, bila dalam proses

pembelajaran tersebut melibatkan banyak indera dalam arti tidak hanya

teling dan mata saja maka yang demikian itu kita namakan sebagai

multimedia.

Dengan demikian, media dalam proses pembelajaran dapat

dikelompokan menjadi 4 kelompok besar, yaitu media audio, media visual,

media audio visual, dan multimedia.

a. Media audio

Media audio adalah media yang hanya melibatkan indera

pendengaran dan hanya mampu memanipulasi kemampuan suara semata.

Dilihat dari sifat pesan yang diterimanya media audio ini menerima pesan

verbal dan nonverbal. Pesan verbal audio ini yaitu bahasa lisan atau kata-

31

Arief S. Sadiman, dkk., Media Pendidikan (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), hlm. 2. 32

Yudhi Munadi, Media Pembelajaran………., hlm. 52.

Page 32: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1517/1/101263-MU'MIN... · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif

22

kata, dan pesan nonverbal audio adalah seperti bunyi-bunyian dan

vokalisasi, seperti gerutuan, gumam, musik, dan lain-lain.33

Ada beberapa jenis media yang dapat dikelompokkan dalam media

audio ini, diantaranya adalah 1) Radio, 2) Alat perekam pita magnetik, dan

3) Laboratorium bahasa.

1. Radio

Berkat kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, orang

dapat menciptakan radio. Radio merupakan perlengkapan elektronik

yang dapat digunakan untuk mendengarkan berita yang bagus dan

aktual, dapat mengetahui beberapa kejadian dan peristiwa-peristiwa

penting dan baru, masalah-masalah kehidupan dan sebagainya. Radio

juga dapat dijadikan sebagai media pendidikan dan pengajaran yang

cukup efektif.34

2. Alat perekam pita magnetik

Kaset tape recorder adalah alat perekam yang menggunakan pita

dalam kaset. Pita tersebut digulung-gulung pada kumparan yang

berada dalam kotak yang disebut kaset. Pita yang digunakan untuk

cassete recorder itu adalah pita magnetik, berupa pita plastik yang tipis

dan elastis. Satu sisi permukaannya berkilat, sedangkan permukaan

lainnya kusam yang mengandung lapisan oksida besi yang megnetik.

Kalau pita itu berjalan dan permukaannya yang kusam menyentuh

putting perekam suara maka media magnetik mengatur partikel-

partikel oksida besi yang terdapat pada permukaan pita tersebut sesuai

dengan pola suara yang direkam.35

3. Laboratorium bahasa

Laboratorium bahasa adalah alat untuk melatih siswa untuk mendengar

dan berbicara dalam bahasa asing dengan jalan menyajikan materi

pelajaran yang disiapkan sebelumnya. Dalam laboratorium bahasa

siswa duduk sendiri-sendiri pada bilik akuistik dan kotak suara yang

33 Yudhi Munadi, Media Pembelajaran………., hlm. 55.

34 Asnawir, Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran……………, hlm. 83.

35 Ibid., hlm. 90.

Page 33: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1517/1/101263-MU'MIN... · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif

23

telah tersedia. Siswa atau mahasiswamendengarkan suara guru atau

suara radio cassete melalui headphone. Dengan jalan demikian siswa

dapat dengan segera memperbaiki kesalahan-kesalahan yang

dibuatnya.36

b. Media visual

Media visual adalah media yang melibatkan indera penglihatan.

Terdapat dua jenis pesan yang dimuat dalam media visual, yakni pesan

verbal dan nonverbal. Pesan verbal-visual terdiri atas kata-kata (bahasa

verbal) dalam bentuk tulisan; dan pesan nonverbal-visual adalah pesan

yang dituangkan ke dalam simbol-simbol nonverbal-visual. Posisi simbol-

simbol nonverbal-visual yakni sebagai pengganti bahasa verbal, maka ia

bisa disebut sebagai bahasa visual. Bahasa visual inilah yang kemudian

menjadi software-nya media visual.37

Keberhasilan penggunaan media berbasis visual ditentukan oleh

kualitas dan efektivitas bahan-bahan visual dan grafik itu. Hal ini hanya

dapat dicapai dengan mengatur dan mengorganisasikan gagasan-gagasan

yang timbul, merencanakannya dengan seksama, dan menggunakan

teknik-teknik dasar visualisasi objek, konsep, informasi, atau situasi.

Meskipun perancang media pembelajaran bukan seorang pelukis dengan

latar belakang profesional, ia sebaiknya mengetahui bebrapa prinsip dasar

dan penuntun dalam rangka memenuhi kebutuhan penggunaan media

berbasis visual.

Secara garis besar unsur-unsur yang terdapat pada media visual

terdiri atas garis, bentuk, warna, dan tekstur.

Garis adalah kumpulan dari titik-titik. Dengan demikian terdapat

banyak garis, diantaranya adalah: garis lurus horizontal, garis lurus

vertikal, garis lengkung, garis lingkar, garis zig-zag dan lain-lain.

Bentuk adalah sebuah konsep simbol yang dibangun atas garis-garis

atau gabungan garis dengan konsep-konsep lainnya.

36

Asnawir, Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran……………, hlm. 93. 37

Yudhi Munadi, Media Pembelajaran………., hlm. 81.

Page 34: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1517/1/101263-MU'MIN... · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif

24

Warna digunakan untuk memberi kesan pemisahan atau penekanan,

juga untuk membangun keterpaduan, bahkan dapat mempertinggi

tingkat realisme dan menciptakan respon emosional tertentu.

Tekstur digunakan untuk menimbulkan kesan kasar dan halus, juga

untuk memberikan penekanan seperti halnya warna.

Simbol pesan visual untuk pembelajaran hendaknya memiliki

prinsip kesederhanaan, keterpaduan, dan penekanan.

Kesederhanaan

Secara umum ia mengacu kepada jumlah elemen yang terkandung

dalam suatu visual. Jumlah elemen yang lebih sedikit memudahkan

siswa menangkap dan memahami pesan yang disajikan visual itu.

Pesan atau informasi yang panjang atau rumit harus dibagi-bagi ke

dalam beberapa bahan visual yang mudah dipahami. Demikian pula

teks yang menyertai bahan visual harus dibatasi (misalnya antara 15

sampai dengan 20 kata). Kata-kata harus memakai huruf yang

sederhana dengan gaya huruf yang mudah terbaca dan tidak terlalu

beragam dalam satu tampilan atau serangkaian tampilan atau

serangkaian tampilan visual. Kalimat-kalimatnya juga harus ringkas

tetapi padat dan mudah dimengerti.

Keterpaduan

Ia mengacu kepada hubungan yang terdapat di antara elemen-elemen

visual yang ketika diamati akan berfungsi secara bersama-sama.

Elemen-elemen itu harus saling terkait dan menyatu sebagai suatu

keseluruhan sehingga visual itu merupakan suatu bentuk menyeluruh

yang dapt dikenal yang dapat membantu pemahaman pesan dan

informasi yang dikandungnya.

Penekanan

Meskipun penyajian visual dirancang sesederhana mungkin, seringkali

konsep yang ingin disajikan memerlukan penekanan terhadap salah

satu unsur yang akan menjadi pusat perhatian siswa. Dengan

Page 35: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1517/1/101263-MU'MIN... · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif

25

menggunakan ukuran, hubungan-hubungan, perspektif, warna, atau

ruang penekanan dapat diberikan kepada unsur terpenting.38

c. Media Audio Visual

Yang disebut visual adalah apa yang dilihat. Banyak hal-hal yang

tidak dapat dilihat dengan mata, misalnya daya tarik magnetis, yang timbul

dari gelombang-gelombang magnetis. Daya tarik magnetis menjadi nyata

dalam hal efeknya bila kita dekatkan benda-benda dari besi seperti jarum

tumpull, pasir besi dengan magnet, maka kita melihat akibatnya. Jarum-

jarum dan pasir besi itu ditarik kearah magnet dan melekat padanya.

Media audio visual adalah media yang melibatkan indera

pendengaran dan penglihatan sekaligus dalam satu proses. Media audio

visual ini dapat dibagi menjadi dua jenis. Jenis pertama, dilengkapi fungsi

peralatan suara dan gambar dalam satu unit, dinamakan media audio-

visual murni, seperti film gerak (movie) bersuara, televisi dan video. Jenis

kedua adalah media audio visual tidak murni yakni apa yang kita kenal

dengan slide, apaque, OHP dan peralatan visual lainnya bila diberi unsur

suara dari rekaman kaset yang dimanfaatkan secara bersamaan dalam satu

waktu atau satu proses pembelajaran.39

Film sebagai media audio visual adalah film yang bersuara. Slide

atau filmstrip yang ditambah dengan suara bukan alat audio visual yang

lengkap, karena suara dan rupa berada terpisah, oleh sebab itu slide atau

filmstrip termasuk media audio visual saja atau media visual diam plus

suara.

Film yang dimaksudkan di sini adalah film sebagai alat audio

visual untuk pelajaran, penerangan atau penyuluhan. Banyak hal-hal yang

dapat dijelaskan melalui film, antara lain tentang; proses yang terjadi

dalam tubuh kita atau yang terjadi dalam suatu industri, kejadian-kejadian

dalam alam, tatacara kehidupan dinegara asing, berbagai industri dan

38

Yudhi Munadi, Media Pembelajaran………., hlm. 81- 83. 39

Yudhi Munadi, Media Pembelajaran………., hlm. 113-114

Page 36: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1517/1/101263-MU'MIN... · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif

26

pertambangan, mengajarkan sesuatu keterampilan, sejarah kehidupan

orang-orang besar dan sebagainya.40

d. Multimedia

Multimedia yaitu media yang melibatkan berbagai indera dalam

sebuah proses pembelajaran. Maka multimedia dalam konteks tersebut

adalah multi bahasa, yakni ada bahasa yang mudah dipahami oleh indera

pendengaran, penglihatan, penciuman, peraba dan lain sebagainya; atau

dalam bahasa lain multimedia pembelajaran adalah media yang mampu

melibatkan banyak indera dan organ tubuh selama proses pembelajaran

berlangsung.

Komputer adalah alat elektronik yang termasuk pada kategori

multimedia. Karena komputer mampu melibatkan berbagai indera dan

organ tubuh, seperti telinga (audio), mata (visual), dan tangan (kinetik),

yang dengan pelibatan ini dimungkinkan informasi atau pesannya mudah

dimengerti.41

3. Fungsi Media Pembelajaran

Menurut yudhi munadi, fungsi media pembelajaran terbagi menjadi

lima fungsi, diantaranya sebagai berikut:

a. Fungsi Media Pembelajaran Berfungsi sebagai Sumber Belajar

Secara teknis, media pembelajaran berfungsi sebagai sumber belajar.

Dalam kalimat “sumber belajar” ini tersirat makna keaktifan, yakni

sebagai penyalur, penyampai, penghubung dan lain-lain.

b. Fungsi Semantik

Yakni kemampuan media dalam menambah perbendaharaan kata

(simbol verbal) yang makna atau maksudnya benar-benar dipahami

anak didik (tidak verbalistik).

c. Fungsi Manipulatif

40

Asnawir, Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran………., hlm. 95. 41

Yudhi Munadi, Media Pembelajaran………., hlm. 148.

Page 37: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1517/1/101263-MU'MIN... · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif

27

Fungsi manipulatif ini didasarkan pada ciri-ciri (karakteristik) umum

yang dimilikinya. Berdasarkan karakteristik umum ini, media memiliki

dua kemampuan, yakni mengatasi batas-batas ruang dan waktu dan

mengatasi keterbatasan inderawi.

d. Fungsi Psikologis

Fungsi ini terbagi menjadi beberapa bagian, yakni fungsi atensi, fungsi

afektif, fungsi kognitif, fungsi imajinatif, dan fungsi motivasi.

Fungsi atensi yaitu media pembelajaran dapat meningkatkan

perhatian (attention) siswa terhadap materi ajar. Setiap orang

memiliki sel saraf penghambat, yakni sel khusus dalam sistem

syaraf yang berfungsi membuang sejumlah sensasi yang datang.

Dengan adanya syaraf penghambat ini para siswa dapat

memfokuskan perhatiannya pada rangsangan yang dianggapnya

menarik dan membuang rangsangan-rangsangan yang lainnya.

Dengan demikian, media pembelajaran yang tepat guna adalah

media pembelajaran yang mampu menarik dan memfokuskan

perhatian siswa.

Fungsi afektif, yakni menggugah perasaan, emosi, dan tingkat

penerimaan atau penolakan siswa terhadap sesuatu. Perlu diingat

bahwa antara tingkah laku afektif dengan tingkah laku kognitif

selalu berjalin erat. Pemisahan antara keduanya hanyalah

perbedaan tekanan. Pada tingkat ini siswa dapat memperkuat

falsafah hidupnya dan mempunyai nilai-nilai yang membimbing

hidupnya.

Fungsi kognitif, yakni siswa yang belajar melalui media

pembelajaran akan memperoleh dan menggunakan bentuk-bentuk

representasi yang mewakili objek-objek yang dihadapi, baik objek

itu berupa orang, benda, atau kejadian/peristiwa. Objek-objek itu

direpresentasikan atau dihadirkan dalam diri seseorang melalui

tanggapan, gagasan atau lambang, yang dalam psikologi semuanya

merupakan sesuatu yang bersifat mental.

Page 38: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1517/1/101263-MU'MIN... · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif

28

Fungsi imajinatif, yakni media pembelajaran dapat meningkatkan

dan mengembangkan imajinasi siswa. Imajinasi adalah proses

menciptakan objek atau peristiwa tanpa pemanfaatan data sensoris.

Imajinasi ini mencakup penimbulan atau kreasi objek-objek baru

sebagai rencana bagi masa mendatang, atau dapat juga mengambil

bentuk fantasi (khayalan) yang didominasi kuat sekali oleh pikiran-

pikiran autistik.

Fungsi Motivasi, motivasi merupakan seni mendorong siswa untuk

terdorong melakukan kegiatan belajar sehingga tujuan

pembelajaran tercapai. Dengan demikian, motivasi merupakan

usaha dari pihak luar dalam hal ini adalah guru untuk mendorong,

mengaktifkan dan menggerakkan siswanya secara sadar untuk

terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran.

e. Fungsi Sosio-Kultural

Fungsi media dilihat dari sosio-kultural, yakni mengatasi hambatan

sosio-kultural antar peserta komunikasi pembelajaran. Bukan hal yang

mudah untuk memahami para siswa yang memiliki jumlah cukup

banyak (paling tidak satu kelas berjumlah + 40 orang). Mereka

masing-masing memiliki karakteristik yang berbeda apalagi bila

dihubungkan dengan adat, keyakinan, lingkungan, pengalaman dan

lain-lain. Sedangkan di pihak lain, kurikulum dan materi ajar

ditentukan dan diberlakukan secara sama untuk setiap siswa. Tentunya

guru akan mengalami kesulitan menghadapi hal itu, terlebih ia akan

mengatasinya sendirian. Apalagi bila latar belakang guru baik adat,

budaya, lingkungan, dan pengalamannya berbeda dengan para

siswanya. Masalah ini dapat diatasi media pembelajaran, karena media

pembelajaran memiliki kemampuan dalam memberikan rangsangan

yang sama, mempersamakan pengalaman, dan menimbulkan persepsi

yang sama.42

42

Yudhi Munadi, Media Pembelajaran………., hlm. 37 – 48.

Page 39: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1517/1/101263-MU'MIN... · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif

29

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di MAN Cikarang, Desa Karang Asih Kecamatan

Cikarang Kabupaten Bekasi. Waktu penelitian ini pada semester genap tahun

ajaran 2010/2011, tepatnya pada awal Maret 2011 – Mei 2011.

B. Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya orang,

tetapi juga objek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar

jumlah yang ada pada objek/subjek yang dipelajari, tetapi seluruh karakteristik/sifat

yang dimiliki oleh subjek atau objek itu.1

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang ingin

meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya

merupakan penelitian populasi. Studi atau penelitiannya juga disebut studi populasi

atau studi sensus. Penelitian populasi dilakukan apabila peneliti ingin melihat semua

liku-liku yang ada di dalam populasi. Oleh karena subjeknya meliputi semua yang

terdapat di dalam populasi, maka disebut juga sensus.2

Populasi pada penelitian ini adalah kelas X MAN Cikarang, yang berjumlah

175 siswa yang terbagi dalam 5 kelas, yaitu X.1 – X.5.

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini yaitu dengan

menggunakan teknik purposive sampling, yaitu ditentukan oleh guru dengan alasan

1 Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2010),

hlm. 80. 2 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), hlm. 115.

Page 40: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1517/1/101263-MU'MIN... · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif

30

tujuan pendidikan, kesamaan jadwal, dan jumlah siswa yang dijadikan sampel. Bila

populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada

populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat

menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel

itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang

diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili).

Bila sampel tidak representatif, maka ibarat orang buta disuruh menyimpulkan

karakteristik gajah. Satu orang memegang telinga gajah, maka ia menyimpulkan

gajah itu seperti kipas. Orang kedua memegang badan gajah, maka ia menyimpulkan

gajah itu seperti tembok besar. Satu lagi memegang ekornya, maka ia menyimpulkan

gajah itu kecil seperti seutas tali. Begitulah kalau sampel yang dipilih tidak

representatif, maka ibarat tiga orang buta itu yang membuat kesimpulan salah tentang

gajah.3

Sampel pada penelitian ini berjumlah 54 siswa yang terbagi dalam dua

kelas,yaitu kelas X.3 dan X.1. Sampel yang diambil dari kelas X.3 berjumlah 29 dan

dari X.1 berjumlah 25 siswa. Kelas X.3 diajarkan membuat paragraf persuasi melalui

media gambar sedangkan kelas X.1 diajarkan membuat paragraf persuasif dengan

tidak menggunakan media gambar.

C. Instrumen Penelitian

Penelitian adalah terjemahan dari bahasa Inggris: researech yang berarti usaha

atau pekerjaan untuk mencari kembali yang dilakukan dengan suatu metode tertentu

dan dengan cara hati-hati, sistematis serta sempurna terhadap permasalahan, sehingga

dapat digunakan untuk menyelesaikan atau menjawab problemnya.4 Pada prinsipnya

meneliti adalah melakukan pengukuran terhadap fenomena sosial maupun alam.

Meneliti dengan data yang sudah ada lebih tepat kalau dinamakan membuat laporan

3

Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2010),

hlm. 81. 4

Joko Subagyo, Metode Penelitian Dalam Teori dan Praktek (Jakarta: Rineka Cipta, 2004),

hlm. 2.

Page 41: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1517/1/101263-MU'MIN... · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif

31

dari pada melakukan penelitian. Namun demikian dalam skala yang paling rendah

laporan juga dapat dinyatakan sebagai bentuk penelitian. Karena pada prinsipnya

meneliti adalah melakukan pengukuran, maka harus ada alat ukur yang baik. Alat

ukur dalam penelitian biasanya dinamakan instrumen penelitian.

Jadi, instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur

fenomena alam maupun sosial yang diamati. Secara spesifik semua fenomena ini

disebut variabel penelitian.5

Dalam penelitian ini pengumpulan data mengenai pelaksanaan dan hasil dari

program tindakannya akan dilakukan dengan menggunakan dua (2) instrumen, yaitu

soal latihan dan media gambar.

Soal latihan digunakan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan siswa

kelas X (sepuluh) MAN Cikarang dalam membuat karangan persuasif.

Media gambar digunakan untuk mempermudah siswa dalam membuat

paragraf persuasif.

D. Teknik Pengumpulan Data

Data penelitian ini didapat dari observasi sampel penelitian untuk mengetahui

ada tidaknya pengaruh penggunaan media gambar terhadap hasil belajar siswa

dalam mengarang persuasi. Bentuk observasi yang dilakukan tersebut berupa soal

essay. Soal essay yang digunakan ada dua macam, berdasarkan tujuan yang ingin

dicapai dalam penelitian. Soal essay tersebut yaitu:

1. Buatlah paragraf persuasif yang bersumber dari pamflet.

2. Di bawah ini adalah contoh dari iklan yang berbentuk pamflet. Buatlah

paragraf persuasif dari contoh iklan tersebut.

Soal 1 dan 2, diujicobakan pada kelas yang berbeda. Soal pada nomor 1

diberikan kepada siswa kelas X-1, sedangkan soal pada nomor 2 diberikan kepada

5

Joko Subagyo, Metode Penelitian Dalam Teori dan Praktek………………, hlm. 102

Page 42: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1517/1/101263-MU'MIN... · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif

32

siswa kelas X-3. Soal pada nomor 1 tidak menggunakan media gambar,

sedangkan soal nomor 2 menggunakan media gambar berupa pamflet.

Hasil dari observasi tersebut akan dibandingkan untuk mengetahui perbedaan

nilai atau kemampuan siswa dalam mengarang persuasif dengan menggunakan

gambar atau tidak menggunakan gambar. Penilaian kemampuan siswa dalam

mengarang persuasif yaitu aspek bahasa, tanda baca, dan sistematika berpikir.

E. Teknik Analisis Data

1. Langkah-langkah analisis data

Setelah data terkumpul dari hasil pengumpulan data, perlu segera

digarap oleh peneliti, lalu data diolah dengan pengolahan data secara

kuantitatif, meliputi beberapa tahapan yaitu: persiapan, tabulasi, dan

penerapan data sesuai dengan pendekatan penelitian.

Tahap pertama yaitu persiapan, kegiatan pertama yang dilakukan pada

persiapan ini diantaranya melakukan pengecekan nama dan kelengkapan

identitas siswa, kelengkapan data, termasuk pula kelengkapan lembaran

instrumen, barangkali ada yang sobek atau ada yang hilang.

Apa yang dilakukan dalam langkah persiapan ini adalah memilih data

sedemikian rupa sehingga hanya data yang terpakai saja yang tinggal. Langkah

persiapan bermaksud merapikan data agar bersih, rapih dan tinggal

mengadakan pengolahan lanjutan atau analisis.

Tahap kedua, membuat tabulasi. Tabulasi yang digunakan adalah

tabulasi nilai hasil belajar siswa. Pada tabulasi tersebut akan terdapat sedikit

gambaran secara kuantitatif data-data seperti nilai rata-rata, simpangan atau

standar deviasi dari pengolah data. Data yang terdapat dalam tabel tersebut

yaitu nilai hasil belajar siswa dalam mengarang persuasi dengan menggunakan

media gambar dan tanpa media gambar. Hasilnya akan dibandingkan dengan

rumus komparasi (thitung).

Page 43: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1517/1/101263-MU'MIN... · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif

33

Tahap ketiga yakni penerapan data sesuai dengan pendekatan

penelitian, maksud rumusan yang dikemukakan adalah pengolahan data yang

diperoleh dengan menggunakan rumus-rumus atau aturan-aturan yang ada,

sesuai dengan pendekatan penelitian atau desain yang diambil.

Rumus nilai rata-rata , ∑X₁ adalah jumlah data keseluruhan pada X1,

dan n₁ sebagai hasil penjumlahan keseluruhan data pada X1. Setelah

menghitung rata-rata X2 dengan rumus yang hampir sama.

Menghitung standar deviasi data 1, rumusnya:

S₁ = n₁ ∑ X₁² - (∑ X₁)²

n₁ (n₁-1)

Keterangan:

S₁ = Standar deviasi data 1

n₁ = Jumlah seluruh data 1

∑ X₁² = Kuadrat hasil penjumlahan keseluruhan data 1

Menghitung standar deviasi data 2, rumusnya:

Keterangan:

S₂ = Standar deviasi data 2

n₂ = Jumlah seluruh data 2

∑ X₂² = Kuadrat hasil penjumlahan keseluruhan data 2

Menghitung derajat kebebasan data, rumusnya:

db = (S₁²/n₁ +

S₂²/n₂)²

(S₁²/n₁)² +

(S₂²/n₂)²

(n₁-1) (n₂ - 1)

∑X₁

n₁

S₂ = n₂ ∑ X₂² - (∑ X₂)²

n₂ (n₂ - 1)

Page 44: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1517/1/101263-MU'MIN... · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif

34

Keterangan:

S₁² = Kuadrat standar deviasi data 1

S₂² = Kuadrat standar deviasi data 2

Db = derajat kebebasan data

Menghitung thitung, rumusnya:

t = (X⁻1 - X⁻2) / ((S₁²/n₁) + (S₂²/n₂))¹´²

Keterangan:

S₁² = Kuadrat standar deviasi data 1

S₂² = Kuadrat standar deviasi data 2

thitung = Standar uji -t

Pengajuan hipotesis penelitian

H0 = tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai siswa dalam mengarang

persuasi dengan media gambar, dengan nilai mengarang siswa yang tidak

menggunakan media gambar.

Ht = terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai siswa dalam mengarang persuasi

dengan media gambar, dengan nilai mengarang siswa yang tidak menggunakan media

gambar.

Prosedur pengujian hipotesis

Jika thitung < ttabel, maka hipotesis nol (H0) diterima, berarti tidak terdapat perbedaan

yang signifikan antara nilai siswa dalam mengarang persuasi dengan media gambar,

dengan nilai mengarang siswa yang tidak menggunakan media gambar.

Jika thitung > ttabel, maka hipotesis nol (H0) ditolak, berarti terdapat perbedaan yang

signifikan antara nilai siswa dalam mengarang persuasi dengan media gambar,

dengan nilai mengarang siswa yang tidak menggunakan media gambar.

Page 45: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1517/1/101263-MU'MIN... · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif

35

BAB IV

DESKRIPSI, ANALISIS, INTERPRETASI DATA PENELITIAN

A. Deskripsi Data

1. Sejarah Sekolah

MAN Cikarang Kabupaten Bekasi berdiri tahun 1992. Pada awal

kelahirannya merupakan madrasah swasta dengan nama Madrasah Aliyah Al

Mujahidin, berlokasi di Desa Karang Asih Cikarang Bekasi. Nama tersebut adalah

nama yayasan. Pemerakarsa pendiriannya adalah Drs. H. Martaya yang saat itu

adalah pegawai di Departemen Agama sekaligus menjadi ketua Yayasan Al

Mujahidin.

Pada tahun 1993, Madrasah Aliyah Swasta Al Mujahidin berubah status

menjadi Madrasah Aliyah Negeri dengan nama MAN Cikarang Kabupaten Bekasi

berdasarkan Surat Keputusan Dirjen... Nomor... dengan kepala madrasah yang

pertama adalah Drs. H. Martaya dari awal berdiri sampai dengan tahun 2003

Kemudian pada tahun 2003 diganti oleh Drs. H. Ramlin S. MM.

Pada 13 Maret 2009 terjadi pelantikan dan serah terima jabatan kepala

MAN Cikarang dari Drs. H. Ramlin S. MM kepada Drs. H. Badru Tamam M.Pd

yang sebelumnya menjabat kepala MAN Parung Panjang Kabupaten Bogor.

Beliau juga sebelumnya mengajar di MAN Cikarang dari tahun 2001 s.d. tahun

2008.

MAN Cikarang kini menempati area tanah hak guna bangunan seluruhnya

seluas 5500 M2, sebagian kecil, yakni bagian depan, sudah terpagar permanen,

sementara status kepemilikan tanah sedang dalam proses sertifikasi (Nopember

2009). Peruntukan tanah tersebut adalah : digunakan sebagai bangunan (kelas,

laboratorium, dan mesjid) seluas = m2; lapangan olahraga = m2; kantin .500 m2,

dan sisanya yakni 2888 m2 dimanfatkan untuk halaman, taman dan kebun

sekolah.

Page 46: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1517/1/101263-MU'MIN... · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif

36

a. Tujuan Umum

Tujuan umum MAN Cikarang Kabupaten Bekasi mengacu kepada

Tujuan Pendidikan Nasional sebagaimana tercantum dalam UU No.2

Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu menghasilkan

manusia yang beriman dan bertaqwa pada Tuhan YME, berbudi luhur,

berkepribadian, mandiri, tangguh, cerdas, kreatif, trampil, berdisiplin,

beretos kerja, profesional, bertangung jawab, produktif, sehat rohani dan

jasmani, memiliki semangat kebangsaan, cinta tanah air, kesetiakawana

sosial, kesadaran akan sejarah bangsa, dan sikap menghargai pahlawan

serta berorientasi masa depan.

b. Tujuan Khusus

Dari sisi output, secara khusus MAN Cikarang Kabupaten Bekasi

bertujuan mencetak output yang memiliki keunggulan dalam hal : 1)

Keimanan dan ketaqwaan pada Tuhan YME sebagai sekolah yang

bercirikhas Islam, 2) Nasionalisme dan Patriotisme yang tinggi, 3)

Wawasan IPTEK yang mendalam dan luas, 4) Motivasi dan komitmen

yang tinggi untuk mencapai prestasi dan keunggulan serta memiliki

kepribadian yang kokoh dengan melibatkan peran serta lingkungan

mayarakat, 5) Kepekaan sosial dan kepedulian, dan 6) Disiplin yang tinggi

yang ditunjang oleh kondisi fisik yang prima.

Sementara, Secara institusional, MAN Cikarang Kabupaten Bekasi

menjadikan madrasah yang mampu menyelenggarakan pendidikan secara

profesional, dan menyiapkan peserta didik untuk meraih kelulusan yang

memiliki kesiapan baik untuk memasuki jenjang pendidikan tinggi

maupun jalur karir lain dan bekerja mandiri.

Secara Inovatif, MAN Cikarang Kabupaten Bekasi akan mampu

medemonstrasikan proses pembelajaran moderen yang komprehensif dan

memfokuskan kegiatannya pada upaya memfasilitasi proses belajar siswa

yang aktif, dinamis, mandiri, dan kreatif yang berbasis multimedia.

Pada gilirannya nanti, MAN Cikarang Kabupaten Bekasi akan

mampu menyebarluaskan kinerja profesionalnya bagi pembinaan dan

Page 47: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1517/1/101263-MU'MIN... · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif

37

pengembangan dan pengelolaan madrasah lain yang sejenis, baik negeri

maupun swasta melalui implementasi program PSBB (Pusat Sumber

Belajar Bersama).

MAN Cikarang Kabupaten Bekasi juga memeransertakan potensi

masyarakat secara fungsional, proporsional, dan integratif demi

pengoptimalan pembinaan dan pengembangan lembaga pendidikan yang

berkualitas dan disegani oleh masyarakat.

c. Strategi

a. Setiap civitas MAN Cikarang Kabupaten Bekasi adalah Pamflet

dan Brosur Berjalan yang mengemban misi-misi di atas.

b. Seluruh aktivitas civitas MAN Cikarang Kabupaten Bekasi

bersendikan syariat Islam.

c. Setiap prilaku civitas akademik MAN Cikarang Kabupaten Bekasi

harus mencerminkan komunitas madrasah yang berwawasan

teknologi informasi dan komunikasi.

Page 48: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1517/1/101263-MU'MIN... · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif

38

B. Rekapitulasi Nilai Siswa dalam Menulis Paragraf Persuasif

Nama Abraham Hario Lesmana

Kelas X. 1

Kriteria Nilai

a. Bahasa 25

b. Keefektifan kalimat 25

c. Penggunaan tanda baca 20

Nama Ade Nur Firmansyah

Kelas X. 1

Kriteria Nilai

a. Bahasa 20

b. Keefektifan kalimat 20

c. Penggunaan tanda baca 25

Nama Amalia Rizki

Kelas X. 1

Kriteria Nilai

a. Bahasa 25

b. Keefektifan kalimat 20

c. Penggunaan tanda baca 20

Page 49: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1517/1/101263-MU'MIN... · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif

39

Nama Agra Claudia Mustaram

Kelas X. 1

Kriteria Nilai

a. Bahasa 20

b. Keefektifan kalimat 25

c. Penggunaan tanda baca 20

Nama Anisa. N

Kelas X. 1

Kriteria Nilai

a. Bahasa 25

b. Keefektifan kalimat 20

c. Penggunaan tanda baca 20

Nama Diana Pertiwi

Kelas X. 1

Kriteria Nilai

a. Bahasa 25

b. Keefektifan kalimat 20

c. Penggunaan tanda baca 25

Nama Fitri Syarifah

Kelas X. 1

Kriteria Nilai

a. Bahasa 25

b. Keefektifan kalimat 20

c. Penggunaan tanda baca 20

Page 50: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1517/1/101263-MU'MIN... · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif

40

Nama Hendra

Kelas X. 1

Kriteria Nilai

a. Bahasa 20

b. Keefektifan kalimat 20

c. Penggunaan tanda baca 25

Nama Ivan

Kelas X. 1

Kriteria Nilai

a. Bahasa 20

b. Keefektifan kalimat 25

c. Penggunaan tanda baca 20

Nama Komarudin

Kelas X. 1

Kriteria Nilai

a. Bahasa 30

b. Keefektifan kalimat 25

c. Penggunaan tanda baca 20

Nama Maria Ulfah

Kelas X. 1

Kriteria Nilai

a. Bahasa 25

b. Keefektifan kalimat 20

c. Penggunaan tanda baca 20

Page 51: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1517/1/101263-MU'MIN... · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif

41

Nama M. Yusuf

Kelas X. 1

Kriteria Nilai

a. Bahasa 20

b. Keefektifan kalimat 20

c. Penggunaan tanda baca 25

Nama Nurul Khoerunnisa

Kelas X. 1

Kriteria Nilai

a. Bahasa 25

b. Keefektifan kalimat 20

c. Penggunaan tanda baca 20

Nama Nur Azizah

Kelas X. 1

Kriteria Nilai

a. Bahasa 25

b. Keefektifan kalimat 25

c. Penggunaan tanda baca 20

Nama Ocki Bagus p

Kelas X. 1

Kriteria Nilai

a. Bahasa 30

b. Keefektifan kalimat 20

c. Penggunaan tanda baca 15

Page 52: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1517/1/101263-MU'MIN... · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif

42

Nama Permana Utama

Kelas X. 1

Kriteria Nilai

a. Bahasa 20

b. Keefektifan kalimat 30

c. Penggunaan tanda baca 15

Nama Siska Anggraini

Kelas X. 1

Kriteria Nilai

a. Bahasa 30

b. Keefektifan kalimat 20

c. Penggunaan tanda baca 20

Nama Rahma Putri

Kelas X. 1

Kriteria Nilai

a. Bahasa 30

b. Keefektifan kalimat 15

c. Penggunaan tanda baca 20

Nama Siti Aisyah

Kelas X. 1

Kriteria Nilai

a. Bahasa 25

b. Keefektifan kalimat 20

c. Penggunaan tanda baca 20

Page 53: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1517/1/101263-MU'MIN... · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif

43

Nama Siti Nurhanifah

Kelas X. 1

Kriteria Nilai

a. Bahasa 20

b. Keefektifan kalimat 15

c. Penggunaan tanda baca 30

Nama Siti Nurmaidah

Kelas X. 1

Kriteria Nilai

a. Bahasa 15

b. Keefektifan kalimat 30

c. Penggunaan tanda baca 20

Nama Siti Shohebah M. R

Kelas X. 1

Kriteria Nilai

a. Bahasa 20

b. Keefektifan kalimat 15

c. Penggunaan tanda baca 30

Nama Veiga Affiah

Kelas X. 1

Kriteria Nilai

a. Bahasa 30

b. Keefektifan kalimat 25

c. Penggunaan tanda baca 20

Page 54: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1517/1/101263-MU'MIN... · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif

44

Nama Abdurahman

Kelas X. 3

Kriteria Nilai

a. Bahasa 30

b. Keefektifan kalimat 25

c. Penggunaan tanda baca 20

Nama Ade Rosmalinda

Kelas X. 3

Kriteria Nilai

a. Bahasa 30

b. Keefektifan kalimat 25

c. Penggunaan tanda baca 25

Nama Anita Permata Sari

Kelas X. 3

Kriteria Nilai

a. Bahasa 30

b. Keefektifan kalimat 20

c. Penggunaan tanda baca 25

Nama Arum Nurhidayati

Kelas X. 3

Kriteria Nilai

a. Bahasa 30

b. Keefektifan kalimat 30

c. Penggunaan tanda baca 25

Page 55: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1517/1/101263-MU'MIN... · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif

45

Nama Dina Apriliani

Kelas X. 3

Kriteria Nilai

a. Bahasa 30

b. Keefektifan kalimat 20

c. Penggunaan tanda baca 25

Nama Elis Rusminah

Kelas X. 3

Kriteria Nilai

a. Bahasa 30

b. Keefektifan kalimat 25

c. Penggunaan tanda baca 25

Nama Ernasari

Kelas X. 3

Kriteria Nilai

a. Bahasa 30

b. Keefektifan kalimat 25

c. Penggunaan tanda baca 25

Nama Fitrianingsih

Kelas X. 3

Kriteria Nilai

a. Bahasa 25

b. Keefektifan kalimat 30

c. Penggunaan tanda baca 25

Page 56: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1517/1/101263-MU'MIN... · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif

46

Nama Gahrani Jafar

Kelas X. 3

Kriteria Nilai

a. Bahasa 25

b. Keefektifan kalimat 30

c. Penggunaan tanda baca 20

Nama Iha Soliha

Kelas X. 3

Kriteria Nilai

a. Bahasa 30

b. Keefektifan kalimat 25

c. Penggunaan tanda baca 30

Nama Johan Jaeni

Kelas X. 3

Kriteria Nilai

a. Bahasa 25

b. Keefektifan kalimat 25

c. Penggunaan tanda baca 30

Nama Lia Priwati

Kelas X. 3

Kriteria Nilai

a. Bahasa 25

b. Keefektifan kalimat 30

c. Penggunaan tanda baca 25

Page 57: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1517/1/101263-MU'MIN... · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif

47

Nama M. Dimyati

Kelas X. 3

Kriteria Nilai

a. Bahasa 30

b. Keefektifan kalimat 25

c. Penggunaan tanda baca 20

Nama M. Eriansyah

Kelas X. 3

Kriteria Nilai

a. Bahasa 25

b. Keefektifan kalimat 20

c. Penggunaan tanda baca 30

Nama M. Syafi’i

Kelas X. 3

Kriteria Nilai

a. Bahasa 30

b. Keefektifan kalimat 20

c. Penggunaan tanda baca 25

Nama Nana Efendi

Kelas X. 3

Kriteria Nilai

a. Bahasa 30

b. Keefektifan kalimat 25

c. Penggunaan tanda baca 20

Page 58: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1517/1/101263-MU'MIN... · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif

48

Nama Neneng Fatimah

Kelas X. 3

Kriteria Nilai

a. Bahasa 30

b. Keefektifan kalimat 25

c. Penggunaan tanda baca 25

Nama Nidya Mumtaz

Kelas X. 3

Kriteria Nilai

a. Bahasa 25

b. Keefektifan kalimat 20

c. Penggunaan tanda baca 30

Nama Nila Ayu Wanda

Kelas X. 3

Kriteria Nilai

a. Bahasa 25

b. Keefektifan kalimat 30

c. Penggunaan tanda baca 25

Nama Nurlatifah

Kelas X. 3

Kriteria Nilai

a. Bahasa 30

b. Keefektifan kalimat 30

c. Penggunaan tanda baca 25

Page 59: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1517/1/101263-MU'MIN... · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif

49

Nama Puad Hasan

Kelas X. 3

Kriteria Nilai

a. Bahasa 30

b. Keefektifan kalimat 25

c. Penggunaan tanda baca 20

Nama Robi Barokah

Kelas X. 3

Kriteria Nilai

a. Bahasa 25

b. Keefektifan kalimat 30

c. Penggunaan tanda baca 20

Nama Santi Aji

Kelas X. 3

Kriteria Nilai

a. Bahasa 30

b. Keefektifan kalimat 25

c. Penggunaan tanda baca 25

Nama Sarah

Kelas X. 3

Kriteria Nilai

a. Bahasa 25

b. Keefektifan kalimat 30

c. Penggunaan tanda baca 25

Page 60: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1517/1/101263-MU'MIN... · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif

50

Nama Siti Amelia

Kelas X. 3

Kriteria Nilai

a. Bahasa 25

b. Keefektifan kalimat 25

c. Penggunaan tanda baca 30

Nama Suryati

Kelas X. 3

Kriteria Nilai

a. Bahasa 20

b. Keefektifan kalimat 25

c. Penggunaan tanda baca 30

Nama Titi Hanisah

Kelas X. 3

Kriteria Nilai

a. Bahasa 25

b. Keefektifan kalimat 30

c. Penggunaan tanda baca 25

Nama Yosfikar

Kelas X. 3

Kriteria Nilai

a. Bahasa 30

b. Keefektifan kalimat 20

c. Penggunaan tanda baca 25

Page 61: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1517/1/101263-MU'MIN... · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif

51

C. Analisis Data

1. Hasil Nilai Rata-rata Kelas Kontrol

Sebagaimana data yang diperoleh melalui tes yang

berbentuk soal essay. Nilai kelas kontrol memiliki nilai tertinggi

yaitu 75 dan nilai terendah yaitu 65 dari 35 siswa dengan

kriteria penilaian meliputi bahasa, keefektifan kalimat,

penggunaan tanda baca. Hal itu dapat digambarkan pada hasil

tes berikut.

Tabel perbandingan nilai siswa kelas X-1 dan X-3 (X1 dan X2)

No X1 X2 X₁² X₂²

1 70 75 4900 5625

2 65 80 4225 6400

3 65 75 4225 5625

4 65 85 4225 7225

5 65 75 4225 5625

6 70 80 4900 6400

7 65 80 4225 6400

8 65 80 4225 6400

9 65 75 4225 5625

10 75 85 5625 7225

11 65 80 4225 6400

12 65 80 4225 6400

13 65 75 4225 5625

14 70 75 4900 5625

15 65 75 4225 5625

16 65 75 4225 5625

17 70 80 4900 6400

18 65 75 4225 5625

19 65 80 4225 6400

20 65 85 4225 7225

21 65 75 4225 5625

22 65 75 4225 5625

23 75 80 5625 6400

24 80 6400

25 80 6400

26 75 5625

27 80 6400

28 75 5625

1,535 2,190 102,675 171,600

Page 62: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1517/1/101263-MU'MIN... · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif

52

Dari hasil tes tersebut maka nilai rata-rata kelas kontrol akan dijabarkan

sebagai berikut.

1. rata-rata = = = 66,74

Sehingga nilai rata-rata kelas kontrol adalah 66,74

2. Hasil Nilai Rata-rata Kelas Eksperimen

Sebagaimana data yang diperoleh melalui tes yang berbentuk soal essay.

Nilai kelas eksperimen memiliki nilai tertinggi yaitu 85 dan nilai terendah yaitu

75 dari 35 siswa dengan kriteria penilaian meliputi bahasa, keefektifan kalimat,

penggunaan tanda baca. Hal itu dapat digambarkan pada hasil tes berikut.

Maka nilai rata-rata kelas eksperimen akan dijabarkan sebagai berikut.

2. rata-rata X₂ = = = 78,21

Sehingga nilai rata-rata kelas eksperimen adalah 78.21

3. Menghitung Standar Deviasi Kelas Kontrol

Setelah mendapatkan hasil dari nilai rata-rata kelas kontrol, maka langkah

berikutnya adalah menghitung standar deviasi kelas kontrol. Sebelum

menghitung, rumus standar deviasi memerlukan .

Adapun penjabarannya adalah sebagai berikut

1. S₁ = n₁ ∑ X₁² - (∑ X₁)²

n₁ (n₁-1)

= 23 x

102,675 - (1535)²

23(23-1)

Page 63: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1517/1/101263-MU'MIN... · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif

53

= 2,361,525 -

2,356,225

506

= 5,300

506

=

10.47

S₁2 = 109.7111

Jadi standar deviasi untuk kelas kontrol adalah 10.47

4. Menghitung Standar Deviasi Kelas Eksperimen

Setelah mendapatkan hasil dari nilai rata-rata kelas eksperimen,

maka langkah berikutnya adalah menghitung standar deviasi kelas

eksperimen. Sebelum menghitung, rumus standar deviasi memerlukan .

Adapun penjabarannya adalah sebagai berikut.

S₂ = n₂ ∑ X₂² - (∑ X₂)²

n₂ (n₂ - 1)

= 28 x

171,600 - (2190)²

28 (28 - 1)

=

4,804,800 -

4,796,100

756

=

8,700

756

= 11,51

S₂2 = 132.4326

Jadi standar deviasi untuk kelas eksperimen adalah 11,51

Page 64: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1517/1/101263-MU'MIN... · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif

54

5. Menghitung Derajat Kebebasan Data

Setelah hasil standar deviasi dapat dikemukakan pada kelas eksperimen

dan kelas kontrol, sebelumnya kuadrat standar deviasi harus ditemukan terlebih

dahulu. Yaitu dengan rumus:

=

= 10.47 10.47

= 109.7111 (untuk kelas kontrol)

=

= 11.51 11.51

= 132.4326 (untuk kelas eksperimen)

Maka langkah selanjutnya adalah menghitung derajat kebebasan

data. Adapun penjabarannya adalah sebagai berikut.

db = (S₁²/n₁ +

S₂²/n₂)²

(S₁²/n₁)² +

(S₂²/n₂)²

(n₁-1) (n₂ - 1)

=

0.46 +

0.41

(0.46)² +

(0.41)²

22 27

= 0.87

0.21 +

0.17

22 27

= 0,75

0,01 + 0,01

=

0,75

0,02

= 47,86 = 48

Page 65: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1517/1/101263-MU'MIN... · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif

55

6. Hasil Pengujian Hipotesis Uji-t Nilai tes

Untuk memperoleh berdasarkan hasil rata-rata dari kedua

kelompok yaitu kontrol dan eksperimen. Rata-rata hasil tes kelas kontrol memiliki

rata-rata 66,74 dengan hasil deviasi 10.74. Sedangkan kelas eksperimen sebesar

78.21 dengan hasil deviasi 11.51. Nilai dari standar deviasi masing-masing

digabungan dengan mencari standar deviasi gabungan dengan cara sebagai

berikut.

Menentukan nilai-nilai yang telah diketahui.

= 78.21

= 66.74

= = 109.7111

= = 132.4326

=

=

=

=

=23.16

Oleh karenanya untuk mengetahui menggunakan langkah sebagai

berikut.

t = (X⁻1 - X⁻2) / ((S₁²/n₁) + (S₂²/n₂))¹´²

= -11,48 / √9,499785

= - 11,48 / 3,0822

Page 66: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1517/1/101263-MU'MIN... · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif

56

= - 3,723

Untuk db dan taraf signifikan 5%, maka nilai ttabel adalah 1,679

Berarti -3,723 > 1,679 tb > ttabel

D. Interpretasi Data

Berdasarkan hasil analisis data di atas, diketahui nilai thitung sebesar

–3,723, sedangkan nilai ttabel untuk derajat kebebasan (db) = 48 dan α = 5% adalah

1,679. Jika dibandingkan maka –3,723 > 1,679, berarti thitung > ttabel. Berdasarkan

hasil perbandingan tersebut, maka hipotesis penelitian (Ho) ditolak. Dengan

demikian, terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai siswa dalam membuat

paragraf persuasif dengan media gambar, dengan nilai mengarang siswa yang tidak

menggunakan media gambar. Nilai minus menandakan nilai siswa membuat

paragraf persuasif menggunakan media gambar lebih besar dari nilai siswa yang

tidak menggunakan media gambar. Ini berarti penggunaan media gambar efektif

membantu siswa dalam membuat paragraf persuasif.

Grafik perbandingan nilai siswa kelas X MAN Cikarang

Page 67: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1517/1/101263-MU'MIN... · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif

58

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data yang dilakukan di MAN

Cikarang, dapat disimpulkan bahwa:

1. Pengukuran kemampuan siswa dalam menulis paragraf persuasif dengan

penggunaan media gambar ternyata lebih baik dibanding siswa yang tidak

menggunakan media gambar. Hal tersebut dapat tergambar pada hasil tes.

2. Terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai siswa dalam membuat

paragraf persuasif melalui media gambar dengan nilai siswa dalam

membuat paragraf persuasif dengan tanpa media. Terukur dari hasil

analisis yang menujukkan bahwa nilai thitung = –3,723 dan ttabel =

1,679 yang berarti nilai thitung lebih besar dari pada t tabel, sehingga

dapat dikatakan, “terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai siswa

dalam membuat paragraf persuasif melalui media gambar dengan nilai

siswa dalam membuat paragraf persuasif dengan tanpa media.”.

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan hasil perhitungan pada

tahap analisis data, dapat dikatakan penggunaan media gambar efektif

mempermudah siswa dalam membuat paragraf persuasif.

B. Saran

Berdasarkan temuan penilitan di lapangan maka perlu penulis sampaikan

beberapa saran, yaitu:

1. Dalam mengajarkan paragraf persuasif dengan menggunakan media

gambar yang berupa pamflet, seharusnya siswa harus lebih mengenal

media tersebut, agar kegiatan pembelajaran di kelas tidak terhambat.

2. Dalam pelaksanaan pembelajaran media gambar kepada siswa, seorang

guru sebaiknya benar-benar memperhatikan tahap intelektual,

Page 68: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1517/1/101263-MU'MIN... · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif

58

keterampilan siswa serta alokasi waktu yang tersedia. Berdasarkan

penelitian yang dilakukan, diperlukan alokasi waktu yang cukup panjang,

sehingga penelitian ini mengalami keterbatasan dalam pelaksanaan di

lapangan.

Page 69: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1517/1/101263-MU'MIN... · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif

60

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. Prasetya, Joko Tri. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka

Setia, 2005.

Arifin, Zaenal. Tasai, S. Amran. Cermat Berbahasa Indonesia. Jakarta:

Akademika Pressindo, 2004.

Arikunto, Suharsimi Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta, 1997.

Arsyad, Azhar. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011.

Asnawir, Basyiruddin Usman. Media Pembelajaran. Jakarta: Ciputat Pers, 2002.

__________. Dekdikbud, KBBI. Jakarta: Balai Pustaka, 1990.

Djamarah, Syaiful Bahri. Zain, Aswan. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:

Rineka Cipta 2006.

Hayon, Josep. Membaca dan Menulis Wacana. Jakarta: Storia Grafika, 2003.

Keraf, Gorys. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: Gramedia, 2001.

Keraf, Gorys. EksposisivKomposisi Lanjutan II. Jakarta: Grasindo, 1995.

Kusnadi, E. Mahsusi, Mahir Berbahasa Indonesia. Jakarta: FITK UIN Syarif

Hidayatullah, 2006.

Munadi,Yudhi. Media Pembelajaran. Ciputat: Gaung Persada Press, 2008.

N.K., Roestiyah. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta, 2008.

Rahayu, Minto. Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi. Jakarta: Grasindo, 2007.

Sadiman, Arief S. dkk., Media Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers, 2010.

Sakri, Adjat. Bangun Paragraf Bahasa Indonesia. Bandung: ITB, 1992.

Sakri, Adjat. Paragraf. Bandung: ITB, 1990

Soedjito, Hasan. Mansur. Keterampilan Menulis Paragraf. Bandung: Remaja

karya CV Bandung, 1986.

Subagyo, Joko. Metode Penelitian Dalam Teori dan Praktek. Jakarta: Rineka

Cipta, 2004.

Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta,

2010.

Page 70: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1517/1/101263-MU'MIN... · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif

60

Tarigan, Henry Guntur. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.

Bandung: Angkasa, 2008.

Tarigan, Djago. Membina Ketermpilan Menulis Paragraf dan Pengembangannya.

Bandung: Angkasa, 1987.

Page 71: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1517/1/101263-MU'MIN... · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif

REKAPITULASI SISWA

MADRASAH ALIYAH NEGERI CIKARANG

TAHUN PELAJARAN 2010 / 2011

Page 72: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1517/1/101263-MU'MIN... · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif

NO URAIAN LAKI PR JUMLAH

1 KELAS X

X-1 13 19 32

X-2 9 24 33

X-3 13 19 32

X-4 12 19 31

X-5 12 20 32

X-6 16 15 31

JUMLAH 75 116 191

2 KELAS XI

XI IPA 1 12 22 34

XI IPA 2 5 29 34

XI IPS 1 12 20 32

XI IPS 2 15 19 34

XI IPS 3 12 20 32

JUMLAH 56 110 166

3 KELAS XII

XII IPA 16 18 34

XII IPS 1 6 19 25

XII IPS 2 12 13 25

JUMLAH 34 50 84

JUMLAH SELURUH 165 277 441

Page 73: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1517/1/101263-MU'MIN... · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif

UJI REFERENSI

Nama : Mu’min Soleh

NIM : 106013000307

Jurusan : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Fakultas : Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Judul Skripsi : Kemampuan Siswa dalam Menulis Persuasif dengan

Penggunaan Media Gambar pada Siswa Kelas X MAN

Cikarang.

Dosen Pembimbing : Dra. Mahmudah Fitriyah ZA, M.Pd.

No. Nama Buku Paraf

Pembimbing

1. Syaiful Bahri Djamarah, Aswan Zain, Strategi Belajar

Mengajar (Jakarta: Rineka Cipta 2006), hlm. 1.

2.

Roestiyah N.K., Strategi Belajar Mengajar (Jakarta:

Rineka Cipta 2008), hlm. 1.

3.

Abu Ahmadi, Joko Tri Prasetya, Strategi Belajar Mengajar

(Bandung: Pustaka Setia, 2005), hlm. 11

4.

Henry Guntur Tarigan, Menulis sebagai suatu keterampilan

berbahasa (Bandung: Angkasa, 2008), hlm. 22.

5.

E. Kusnadi, Mahsusi, Mahir Berbahasa Indonesia (Jakarta:

FITK UIN Syarif Hidayatullah, 2006), hlm. 1.

6.

Djago Tarigan, Membina Ketermpilan Menulis Paragraf

dan Pengembangannya (Bandung: Angkasa), hlm. 13.

7. Dekdikbud, KBBI (Jakarta: Balai Pustaka, 1990), hlm. 648.

8.

Adjat Sakri, Bangun Paragraf Bahasa Indonesia

(Bandung: ITB, 1992), hlm. 1.

Page 74: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1517/1/101263-MU'MIN... · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif

9.

Zaenal Arifin, S. Amran Tasai, Cermat Berbahasa

Indonesia (Jakarta: Akademika Pressindo, 2004), hlm.

113.

10.

Soedjito, Mansur Hasan, Keterampilan Menulis Paragraf

(Bandung: Remaja karya CV Bandung, 1986), hlm. 1-3.

11.

Josep Hayon, Membaca dan Menulis Wacana (Jakarta:

Storia Grafika, 2003), hlm. 33.

12.

Henry Guntur Tarigan, Menulis sebagai suatu keterampilan

berbahasa (Bandung: Angkasa, 2008), hlm. 99-101.

13.

Adjat Sakri, Paragraf (Bandung: ITB, 1990), hlm. 1.

14.

Soedjito, Mansur Hasan, Keterampilan menulis paragraf

(Bandung: Remaja karya CV Bandung, 1986), hlm. 30.

15.

Adjat Sakri, Bangun Paragraf Bahasa Indonesia

(Bandung: ITB, 1992), hlm. 11.

16.

Gorys Keraf, Eksposisi Komposisi Lanjutan II (Jakarta:

Grasindo, 1995), hlm. 16.

17.

Minto Rahayu, Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi,

(Jakarta: Grasindo, 2007), hlm. 158.

18.

Gorys Keraf, Eksposisi Komposisi Lanjutan II……., hlm. 7.

19.

Minto Rahayu, Bahasa Indonesia di Perguruan

Tinggi…….., hlm. 160-161.

20.

Gorys Keraf, Eksposisi Komposisi Lanjutan II…., hlm. 14.

Page 75: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1517/1/101263-MU'MIN... · Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif

21.

Gorys Keraf, Eksposisi Komposisi Lanjutan II…., hlm. 10.

22.

Minto Rahayu, Bahasa Indonesia di Perguruan

Tinggi……….., hlm. 168.

23.

Gorys Keraf, Eksposisi Komposisi Lanjutan II…., hlm. 17.

24.

Minto Rahayu, Bahasa Indonesia di Perguruan

Tinggi………….., hlm. 171.

25.

Gorys Keraf, Argumentasi dan Narasi (Jakarta: Gramedia,

2001), hlm. 118.

Jakarta, 10 Juni 2011

Dosen Pembimbing

Dra. Mahmudah Fitriyah, M.Pd.

NIP 19640212 199703 02 001