ABSTRAK Dukungan Manajemen Puncak Sebagai Pemoderasi ... · Kata Kunci: Kapasitas Sumber ......
Transcript of ABSTRAK Dukungan Manajemen Puncak Sebagai Pemoderasi ... · Kata Kunci: Kapasitas Sumber ......
8
ABSTRAK
Dukungan Manajemen Puncak Sebagai Pemoderasi Pengaruh Kapasitas
Sumber Daya Manusia Dan Teknologi Informasi Pada Implementasi Sistem
Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah Di Pemerintah Kota Denpasar
Teknologi informasi yang semakin canggih bahkan telah menjadi bagian
utama yang harus ada di suatu organisasi Teknologi informasi dapat menghemat
waktu dan tenaga setiap penggunanya Pemerintah ingin mewujudkan pemerintah
yang baik salah satunya terus melakukan perbaikan dalam pengelolaan keuangan
daerah Menerapkan aplikasi Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah
solusinya Keberhasilan aplikasi ini tidak terlepas dari adanya sumber daya
manusia yang berkualitas dan teknologi informasi Akan tetapi banyak hasil
penelitian masih kontroversi dan tidak konsisten terkait dengan pengaruh
kapasitas sumber daya manusia dan teknologi informasi pada implementasi
sistem informasi pengelolaan keuangan daerah Perbedaan hasil penelitian
tersebut dapat diselesaikan melalui pendekatan kontinjensi dan variabel dukungan
manajemen puncak diduga sebagai variabel pemoderasi pengaruh kapasitas
sumber daya manusia dan teknologi informasi pada implementasi sistem
informasi pengelolaan keuangan daerah
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode survei dengan teknik
kuesioner Populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 166 responden
Responden dalam penelitian ini adalah pegawai bagian keuangan dan kepala
bagiandinas di Pemerintah Kota Denpasar sebanyak 70 responden yang
diperoleh menggunakan teknik puposive sampling Teknik analisis data yang
digunakan adalah analisis regresi berganda dan analisis regresi moderasi
Hasil yang diperoleh adalah kapasitas sumber daya manusia dan teknologi
informasi berpengaruh positif pada implementasi sistem informasi pengelolaan
keuangan daerah Dukungan manajemen puncak memperkuat pengaruh kapasitas
sumber daya manusia dan teknologi informasi pada implementasi sistem informasi
pengelolaan keuangan daerah Dukungan manajemen puncak dapat dikategorikan
sebagai jenis moderasi semu dalam penelitian ini
Kata Kunci Kapasitas Sumber Daya Manusia Teknologi Informasi Dukungan
Manajemen Puncak dan Implementasi Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan
Daerah
9
ABSTRACT
SUPPORT MANAGEMENT AS MODERATION THE TOP OF THE
INFLUENCE OF THE CAPACITY OF HUMAN RESOURCES AND
INFORMATION TECHNOLOGY ON THE IMPLEMENTATION OF
REGIONAL FINANCIAL MANAGEMENT INFORMATION SYSTEM IN
THE CITY GOVERNMENT DENPASAR
Information technology advanced even has become part main have to be in
an organization Information technology can save time and energy every users
The government wants to create a good government one of them to repair in
regional financial management Apply application Regional Financial
Management Information System the solution The success of the application does
not despite the presence of good quality human resource and information
technology However a lot of the results of research is still controversy and
inconsistent related to the influence of the capacity of human resources and
information technology on the implementation of regional financial management
information system The difference of the results of this research would be solved
through approach contingency and variable support the top management suspected
as variable moderation the influence of human resource capacity of the and
technology information on the implementation of regional financial management
information system
The study is done by using the method survey to technique the
questionnaire Population in this research is as many as 166 respondents
Respondents in this research was employees the finance division and the head of
government offices in the city government Denpasar 70 respondents obtained
using a technique puposive sampling Technique analysis the data used was
analysis of multiple regression and regression analysis moderation
The results is human resource capacity of the and information technology
have had a positive impact on the implementation of regional financial
management information system Support management the top strengthen the
influence of human resource capacity of the and technology information on the
implementation of regional financial management information system Support
the top management can be described as as the type of moderation specious in this
research
Keywords Capacity Human Resources Information Technology Support The
Top Management And Implementation Of Regional Financial Management
Information System
10
RINGKASAN
DUKUNGAN MANAJEMEN PUNCAK SEBAGAI PEMODERASI
PENGARUH KAPASITAS SUMBER DAYA MANUSIA DAN
TEKNOLOGI INFORMASI PADA IMPLEMENTASI SISTEM
INFORMASI PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DI PEMERINTAH
KOTA DENPASAR
Perkembangan dunia teknologi informasi telah membawa manfaat luar
biasa bagi kemajuan peradaban umat manusia Oleh karena itu teknologi
informasi telah menjadi komponen penting bagi keberhasilan organisasi disektor
pemerintahan Pemerintah terus melakukan berbagai upaya perbaikan untuk
transparansi dan akuntabilitas pegelolaan keuangan daerah Disinilah muncul
kebutuhan akan SIPKD Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia
Nomor 59 Tahun 2007 tentang perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah dalam
rangka pelaksanaan kewenangan Pemerintah Daerah Sistem Informasi
Pengelolaan Keuangan Daerah merupakan salah satu manifestasi aksi nyata dari
Kementerian Dalam Negeri kepada Pemerintah Daerah dalam bidang pengelolaan
keuangan daerah Diharapkan dengan efektifnya penerapan Sistem Informasi
Pengelolaan Keuangan Daerah maka kualitas laporan keuangan di Pemerintah
Kota Denpasar mampu mewujudkan transparansi dan akuntabilitas dalam
pengelolaan keuangan daerah Pada kenyataannya terdapat fenomena yang
mengindikasikan pejabat di Pemerintah Daerah Parkir Kota Denpasar Dalam
mengelola keuangan daerah belum transparansi dan akuntabilitas Terlepas dari
fenomena tersebut keberhasilan implementasi sistem informasi pengelolaan
keuangan daerah didukung oleh kapasitas sumber daya manusia dan teknologi
informasi namun terdapat hasil yang kontroversi dan tidak konsisten diduga
dukungan manajemen puncak sebagai variabel moderasi dalam penelitian ini
Penelitian ini bertujuan untuk meneliti dukungan manajemen puncak sebagai
pemoderasi pengaruh kapasitas sumber daya manusia dan teknologi informasi
pada implementasi sistem informasi pengelolaan keuangan daerah
Penelitian dilakukan pada 33 Satuan Kerja Perangkat Daerah di
Pemerintah Kota Denpasar dengan menggunakan data primer berupa kuesioner
yang disebarkan kepada responden Sampel penelitian berjumlah 70 pegawai
bagian keuangan atau operator langsung dan kepala bagiandinas keuangan
diperoleh melalui metode purposive sampling Analisis yang digunakan adalah
Moderated Regression Analysis (MRA) dengan terlebih dahulu melalukan uji
asumsi klasik untuk memastikan hasil estimasi regresi yang dilakukan memiliki
distribusi normal dan terbebas dari gejala multikonilieritas dan heteroskedastisitas
Selanjutnya dilakukan uji kelayakan model dengan melihat nilai koefisien
determinasi (R2) hasil uji F dan uji t
Hasil pengujian goodness of fit menunjukkan bahwa model sudah fit
dapat dilihat dari nilai adjusted R square sebesar 0848 yang berarti bahwa 848
variasi kapasitas sumber daya manusia dan teknologi informasi berpengaruh pada
11
implementasi sistem informasi pengelolaan keuangan daaerah sedangkan sisanya
sebesar 152 persen dipengaruhi oleh variasi faktor-faktor lain yang tidak masuk
dalam model persamaan regresi Pengujian hipotesis dengan uji statistik t
menunjukkan bahwa variabel kapasitas sumber daya manusia berpengaruh positif
pada implementasi sistem informasi pengelolaan keuangan daerah di Pemerintah
Kota Denpasar yang ditunjukkan dengan nilai t hitung sebesar 4310 dan tingkat
signifikansinya adalah 0000 Variabel teknologi informasi berpengaruh positif
pada implementasi sistem informasi pengelolaan keuangan daerah di Pemerintah
Kota Denpasar yang ditunjukkan dengan nilai t hitung sebesar 2967 dan tingkat
signifikansinya adalah 0004 Variabel dukungan manajemen puncak memoderasi
kapasitas sumber daya manusia berpengaruh positif pada implementasi sistem
informasi pengelolaan keuangan daerah di Pemerintah Kota Denpasar yang
ditunjukkan dengan nilai t hitung sebesar 2543 dan tingkat signifikansinya adalah
0013 Variabel dukungan manajemen puncak memoderasi teknologi informasi
berpengaruh positif pada implementasi sistem informasi pengelolaan keuangan
daerah di Pemerintah Kota Denpasar yang ditunjukkan dengan nilai t hitung
sebesar 4905 dan tingkat signifikansinya adalah 0000
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kapasitas
sumber daya manusia teknologi informasi berpengaruh pada implementasi sistem
informasi pengelolaan keuangan daerah di Pemerintah Kota Denpasar sehingga
mempermudah fungsi akuntansi serta mampu menghasilkan laporan keuangan
yang tepat waktu akurat terpercaya bahkan mau diterima oleh pegawai
Sementara itu dukungan manajemen puncak mampu meningkatkan kapasitas
sumber daya manusia dan teknologi informasi dengan kemampuan yang
dimilikinya serta penyediaan dana anggaran dalam implementasi sistem informasi
pengelolaan keuangan daerah di Pemerintah Kota Denpasar Disarankan bagi
peneliti selanjutnya untuk meneliti faktor lain yang diduga dapat mempengaruhi
implementasi sistem informasi pengelolaan keuangan daerah dan menggunakan
variabel moderasi lain
12
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL DALAM i
PRASYARAT GELAR ii
LEMBAR PENGESAHAN iii
PENETAPAN PANITIA PENGUJI iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH MAHASISWA v
UCAPAN TERIMAKASIH vi
ABSTRAK viii
ABSTRACT ix
RINGKASAN x
DAFTAR ISI xii
DAFTAR TABEL xiv
DAFTAR GAMBAR xv
DAFTAR LAMPIRAN xvi
BAB I PENDAHULUAN
11 Latar Belakang Masalah 1
12 Rumusan Masalah 8
13 Tujuan Penelitian 9
14 Manfaat Penelitian 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
21 Landasan Teori 11
211 Teori Tecnology Acceptance Model (TAM) 11
212 Teori Motivasi Douglas McGregor 13
213 Sistem Informasi Akuntansi 14
214 Sistem Informasi Pengelolaan
Keuangan Daerah (SIPKD) 19
215 Kapasitas Sumber Daya Manusia 21
216 Teknologi Informasi 23
217 Dukungan Manajemen Puncak 25
22 Pembahasan Hasil Penelitian Sebelumnya 26
BAB III KERANGKA BERPIKIR KONSEP DAN HIPOTESIS
PENELITIAN
31 Kerangka Berpikir 29
32 Konsep Penelitian 33
33 Hipotesis Penelitian 34
BAB IV METODE PENELITIAN
41 Rancangan Penelitian 43
42 Tempat dan Waktu Penelitian 44
43 Populasi dan Sampel 47
44 Variabel 50
45 Metode Pengumpulan Data 56
13
46 Prosedur Pengumpulan Data 57
47 Teknik Analisis Data 57
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 64
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN 87
DAFTAR PUSTAKA 91
Lampiran
14
DAFTAR TABEL
Tabel 41 Jumlah SKPD Pemerintah Kota Denpasar Tahun 2016 45
Tabel 42 Sampel Penelitian 48
Tabel 43 Indikator-Indikator Sistem Informasi
Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) 53
Tabel 44 Indikator-Indikator Kapasitas Sumber Daya Manusia 54
Tabel 45 Indikator-Indikator Teknologi Informasi 55
Tabel 46 Indikator-Indikator Dukungan Manajemen Puncak 56
Tabel 51 Tingkat Penyebaran dan Pengembalian Kuesioner 65
Tabel 52 Karakteristik Responden 66
Tabel 53 Hasil Statistik Deskriptif 68
Tabel 54 Hasil Uji Validitas 70
Tabel 55 Hasil Uji Reliabilitas 71
Tabel 56 Hasil Uji Normalitas 72
Tabel 57 Hasil Uji Multikolinearitas 73
Tabel 58 Hasil Uji Heteroskedastisitas 73
Tabel 59 Hasil Analisis Regresi Berganda 74
Tebel 510 Hasil Analisis Regresi Moderasi 76
15
DAFTAR GAMBAR
Gambar 31 Kerangka Berpikir 32
Gambar 32 Konsep Penelitian 34
Gambar 41 Rancangan Penelitian 44
16
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner Penelitian 103
Lampiran 2 Jawaban Responden 110
Lampiran 3 Deskriptif Variabel Penelitian 111
Lampiran 4 Uji Validitas 120
Lampiran 5 Uji Reliabilitas 124
Lampiran 6 Uji Normalitas 128
Lampiran 7 Uji Multikoleniaritas 129
Lampiran 8 Uji Heteroskedastisitas 130
Lampiran 9 Uji Regresi Berganda Dan MRA 131
17
BAB I
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang
Perkembangan dunia teknologi informasi yang demikian pesatnya telah
membawa manfaat luar biasa bagi kemajuan peradaban umat manusia Kehidupan
setiap orang sekarang perlahan-lahan mulai berubah dari era industri berubah
menjadi era informasi dan komunikasi dibalik pengaruh era globalisasi dan
informatika yang menjadikan komputer internet dan pesatnya perkembangan
teknologi informasi sebagai bagian utama yang harus ada atau tidak boleh
kekurangan di dunia pendidikan dan di organisasi Menurut Bodnar dan Hopwood
(2006) terdapat tiga hal yang berkaitan dengan penerapan Teknologi Informasi
berbasis komputer yaitu Perangkat keras (hardware) Perangkat lunak (software)
dan Pengguna (brainware)
Pada umumnya orang memandang teknologi informasi dapat digunakan
untuk memecahkan masalah menghasilkan keuntungan bagi perusahaan dan
memudahkan penyelesaian tugas Seperti studi Rahadi (2007) yang menyatakan
bahwa teknologi informasi mempunyai manfaat atau kemudahan bagi seseorang
dalam menghemat waktu maupun tenaga Namun teknologi yang tidak
bermanfaat kurang handal serta biaya tinggi apabila diterapkan akan banyak
menghasilkan hal negatif dan akan berpengaruh pada aktivitas pemakai bahkan
kinerja yang diharapkan tidak tercapai
xviii
xviii
Teknologi informasi telah menjadi komponen yang sangat penting dan
luas perannya bagi keberhasilan organisasi tidak terkecuali organisasi disektor
pemerintahan karena dapat membantu segala jenis kegiatan yaitu meningkatkan
efisiensi dan efektivitas komunikasi dan kinerja pegawainya Dalam rangka
mewujudkan kinerja pemerintah yang memuaskan berupa tata kelola
pemerintahan yang baik (good governance) pemerintah terus melakukan berbagai
upaya perbaikan untuk transparansi dan akuntabilitas pegelolaan keuangan
negaradaerah salah satunya dengan cara penyempurnaan sistem administrasi
negara secara menyeluruh Salah satu cara yang ditempuh pemerintah dengan
menerapkan aplikasi atau perangkat peraturan perundangan tentang pengelolaan
keuangan negaradaerah
Disinilah muncul kebutuhan akan sistem informasi keuangan Sistem
informasi merupakan serangkaian prosedur formal dimana data dikumpulkan
diproses menjadi informasi dan didistribusikan ke para pengguna (Cindy and
Ros 2014) Chang (2001) juga menegaskan bahwa informasi akuntansi
memainkan peran penting dalam meningkatkan efektivitas organisasi dalam
lingkungan yang kompetitif global perubahan teknologi ekonomi tinggi dan
cepat selalu mempengaruhi nilai relevansi informasi akuntansi
Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor
59 Tahun 2007 tentang perubahan atas Peraturan Mentri Dalam Negeri Nomor 13
Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah dalam rangka
pelaksanaan kewenangan Pemerintah Daerah maka hak dan kewajiban daerah
yang dinilai dengan uang perlu dikelola dalam suatu sistem pengelolaan keuangan
xix
xix
daerah Bali khususnya Pemerintah Kota Denpasar dalam hal ini telah
menerapkan sistem pengelolaan keuangan yang dinamakan Sistem Informasi
Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) dimana sistem tersebut diharapkan dapat
lebih menunjang kerja para pegawainya dalam proses laporan keuangan Sistem
Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah merupakan salah satu manifestasi aksi
nyata dari Kementerian Dalam Negeri kepada Pemerintah Daerah dalam bidang
pengelolaan keuangan daerah Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah
dibangun dalam rangka percepatan transfer data pada asas efesiensi ekonomis
efektif transparan akuntabel dan auditabel dalam penghimpunan data keuangan
daerah Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) dapat
membantu individu untuk mencapai hasil dari fungsi pekerjaan prestasi
karyawan pencapaian tujuan organisasi dan periode waktu yang telah ditentukan
(Tika 200621)
Pemerintah Daerah berkewajiban untuk mengembangkan dan
memanfaatkan kemajuan teknologi informasi agar dapat meningkatkan
kemampuan dalam mengelola Keuangan Daerah dan menyalurkan informasi
Keuangan Daerah kepada publik (Darise 2009297) Di sisi lain penelitian
Mohamad dkk (2004) berpendapat bahwa akuntabilitas atau kondisi yang dapat
dipertanggungjawabkan muncul sebagai jawaban terhadap permasalahan
information asymmetry Teori asimetri informasi beranggapan bahwa banyak
terjadi kesenjangan informasi antara pihak manajemen yang mempunyai akses
langsung terhadap informasi dengan pihak konstituen atau masyarakat yang
berada di luar manajemen Fenomena yang terjadi salah satu pejabat di
xx
xx
Perusahaan Daerah Parkir Tahun 2016 terindikasi atas kasus pungutan liar tetapi
tetapi belum dikenai hukuman padahal telah terbukti melakukan pungutan liar
(beritabalicom) Hal ini membuktikan bahwa pimpinan tidak memberikan contoh
yang baik kepada seluruh bawahannya dan kepada pimpinan lainnya di setiap
Satuan Kerja Perangkat Daerah Pemerintah Kota Denpasar Akuntabilitas dan
transparansi dalam mengelola keuangan daerah tidak diterapkan serta tidak
mempertanggungjawabkan integritas keuangan pengungkapan dan ketaatan
terhadap peraturan perundangan-undangan Walaupun aparat Satuan Kerja
Perangkat Daerah yang diberikan kewajiban dalam mengelola keuangan daerah
adalah bendahara penerimaan bendahara pengeluaran pembantu bendahara serta
atasan dengan menggunakan bantuan aplikasi Sistem Informasi Pengelolaan
Keuangan Daerah (Dewi 2014)
Terlepas dari fenomena yang ada keberhasilan Sistem Informasi
Pengelolaan Keuangan Daerah dapat dilihat dari kualitas laporan keuangan di
Pemerintah Kota Denpasar yang berhasil mempertahankan opini wajar tanpa
pengecualian (WTP) empat kali berturut-turut sejak tahun 2012 Opini WTP
merupakan penilaian tertinggi yang diberikan karena menunjukkan bahwa laporan
keuangan tersebut telah disajikan secara wajar tidak terdapat kesalahan yang
material dan sesuai standar (Atyanta 2011) Prestasi yang diperoleh Pemerintah
Kota Denpasar tersebut tidak lepas dari kualitas sumber daya manusianya dan
teknologi informasi yang diharapkan dapat menjadi semangat bagi aparatur di
Pemerintah Kota Denpasar OrsquoBrien dan Marakas (2009) menyatakan bahwa
xxi
xxi
terdapat beberapa alasan yang menyebabkan sukses atau tidaknya suatu
organisasiperusahaan dalam menerapkan sistem informasi
Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan dan kegagalan penerapan
sistem informasi antara lain kapasitas sumber daya manusia (pemakai) dan
teknologi informasi (Simanjuntak 2013) Lebih lanjut hasil penelitiannya
menyatakan bahwa kapasitas sumber daya manusia (pemakai) dan teknologi
informasi berpengaruh positif terhadap keberhasilan penerapan sistem informasi
Seperti penelitian yang dilakukan oleh Susilatri Tanjung dan Pebrina (2010)
menunjukkan bahwa keterlibatan pemakai (sumber daya manusia) dalam proses
pengembangan sistem adanya dukungan manajemen puncak adanya pelatihan
dan pendidikan pemakai ukuran organisasi kemampuan teknik personal sistem
informasi keberadaan dewan pengarah sistem informasi dan lokasi dari
departemen sistem informasi berpengaruh positif pada kinerja Sistem Informasi
Akuntansi
Terdapat hasil yang tidak konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Bagoe (2009) menemukan hasil bahwa kapasitas sumber daya manusia tidak
berpengaruh positif pada implementasi sistem informasi pengelolaan keuangan
dikarenakan sumber daya manusia yang kurang disiplin dalam penyusunan
laporan keuangan Hal ini didukung oleh penelitian Warisno (2008) yang
menunjukkan bahwa kegagalan sumber daya manusia dalam memahami dan
menerapkan logika akuntansi akan berdampak pada kekeliruan laporan
keuangan yang dibuat dan ketidaksesuaian laporan dengan standar yang
ditetapkan pemerintah Senada dengan penelitian sebelumnya Hendra dkk
xxii
xxii
(2015) menyatakan bahwa sumber daya manusia sebagai pemakai berpengaruh
negatif pada kinerja sistem informasi akuntansi karena tidak mengerti cara
mengoperasikan sistem tidak dilibatkan dalam pengembangan sistem sehingga
mereka tidak memiliki pengetahuan yang cukup dan berakibat pada kinerja sistem
informasi Studi Almilia dan Briliantine (2007) juga menunjukkan bahwa tidak
terdapat hubungan yang signifikan antara keterlibatan pengguna dalam proses
pengembangan sistem dengan kinerja Sistem Informasi Akuntansi
Selain kapasitas sumber daya manusia teknologi informasi dinyatakan
mampu mempengaruhi implementasi sistem informasi pengelolaan keuangan
daerah Teknologi informasi secara perlahan namun konsisten meresap pada
organisasi pemerintah dan lembaga di semua tingkatan (Manivannan 2011)
Semakin canggih aplikasi teknologi informasi akan semakin meningkatkan kinerja
suatu sistem untuk menyajikan informasi sesuai dengan kebutuhan manajer dalam
pengambilan keputusan (Vienda 2013) Studi yang dilakukan Nihayah (2015)
menemukan bahwa pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh positif
terhadap keterandalan pelaporan keuangan pemerintah daerah Pada riset
Doms Jarmin and Klimek (2004) menunjukkan bahwa laporan keuangan masih
tetap menjadi sumber yang paling penting dan layak dari informasi eksternal di
perusahaan
Senada dengan penelitian sebelumnya Nurillah (2014) menemukan bahwa
pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan
daerah Penelitian dari Rahman (2015) juga menemukan bahwa pemanfaatan
Teknologi Informasi berpengaruh signifikan positif terhadap kualitas laporan
xxiii
xxiii
keuangan daerah Pada hasil penelitiannya menunjukkan semakin tinggi
pemanfaatan teknologi informasi maka semakin tinggi pula pengaruhnya
terhadap kualitas laporan keuangan Namun terdapat hasil penelitian yang
berbeda ditemukan oleh penelitian Lindawati dan Irma (2012) mengungkapkan
bahwa teknologi informasi memiliki pengaruh negatif terhadap kinerja individual
hal tersebut dikarenakan adanya ketidaksesuaian tugas dengan teknologi informasi
dimana didalam menyelesaikan pekerjaan pegawai merasa terhambat dalam
mengakses data untuk memperoleh data yang akurat dan tepat Bahkan ketika
sistem informasi pengelolaan keuangan daerah digunakan aplikasi ini seringkali
terkendala jaringan sistem yang error dan teknologi informasi yang semakin
canggih di Era Globalisasi saat ini (wwwdjkdkemendagrigoidDiakses
tanggal 2 bulan Agustus tahun 2013)
Motivasi peneliti menguji kembali mengenai pengaruh kapasitas sumber
daya manusia dan teknologi informasi pada implementasi sistem informasi
pengelolaan keuangan daerah karena terdapat inkonsistensi hasil penelitian-
penelitian sebelumnya Govindarajan (1986) menyatakan bahwa kemungkinan
belum ada kesatuan hasil penelitian atau lebih dikenal dengan istilah faktor
kontinjensi Murray (1990) menjelaskan bahwa diperlukan pendekatan
kontingensi untuk mengindentifikasi variabel lain yang bertindak sebagai
pemoderasi ataupun pemediasi dalam model riset Secara konseptual dan hasil
riset empiris variabel yang berperan memoderasi pengaruh kapasitas sumber daya
manusia dan teknologi informasi pada implementasi sistem informasi pengelolaan
keuangan daerah salah satunya yaitu dukungan manajemen puncak
xxiv
xxiv
Penggunaan variabel dukungan manajemen puncak sebagai variabel
moderasi pernah dilakukan oleh Vanlommel dan DeBrabander (1975) dalam Lau
(2004) menemukan bukti bahwa hubungan antara partisipasi sumber daya dan
kepuasan pemakai dipengaruhi oleh dukungan manajemen puncak sebagai
variabel moderating Hasil yang sama diperoleh oleh Kim dan Lee (1986) bahwa
hubungan antara partisipasi sumber daya dan kepuasan sistem dipengaruhi oleh
dukungan manajemen puncak sebagai variabel moderasi
Berdasar uraian diatas maka penelitian ini akan meneliti dukungan
manajemen puncak sebagai pemoderasi pengaruh kapasitas sumber daya manusia
dan teknologi informasi pada Implementasi Sistem Informasi Pengelolaan
Keuangan Daerah (SIPKD) di Pemerintah Kota Denpasar
12 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dipaparkan di atas maka
permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian dirumuskan dalam bentuk
pertanyaan penelitian sebagai berikut
1) Apakah kapasitas sumber daya manusia berpengaruh pada implementasi
Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) di Pemerintah Kota
Denpasar
2) Apakah teknologi informasi berpengaruh pada implementasi Sistem Informasi
Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) di Pemerintah Kota Denpasar
3) Apakah dukungan manajemen puncak memoderasi pengaruh kapasitas sumber
daya manusia pada implementasi Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan
Daerah (SIPKD) di Pemerintah Kota Denpasar
xxv
xxv
4) Apakah dukungan manajemen puncak memoderasi pengaruh teknologi
informasi pada implementasi Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah
(SIPKD) di Pemerintah Kota Denpasar
13 Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan pokok permasalahan diatas maka tujuan
penelitian ini adalah
1) Untuk memperoleh bukti empiris pengaruh kapasitas sumber daya manusia
pada implementasi Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD)
di Pemerintah Kota Denpasar
2) Untuk memperoleh bukti empiris pengaruh teknologi informasi pada
implementasi Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) di
Pemerintah Kota Denpasar
3) Untuk memperoleh bukti empiris kemampuan dukungan manajemen puncak
memoderasi pengaruh kapasitas sumber daya manusia pada implementasi
Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) di Pemerintah Kota
Denpasar
4) Untuk memperoleh bukti empiris kemampuan dukungan manajemen puncak
memoderasi pengaruh teknologi informasi pada implementasi Sistem
Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) di Pemerintah Kota
Denpasar
13 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak
terkait diantaranya
xxvi
xxvi
1) Manfaat Teoretis
Penelitian ini diharapkan dapat memperluas pengetahuan dan wawasan serta
menambah pembendaharaan teori Technology Acceptance Model (TAM) yang
memuat model mengenai sikap individu untuk menerima dan menggunakan
teknologi dan teori Motivasi Douglas McGregor yang memuat model
mengenai perbedaan dasar mengenai perilaku manusia yang digunakan para
pimpinan mengamati perilaku pegawainya dalam organisasi yang dipimpinya
Adapun tujuannya adalah untuk memperkuat penelitian-penelitian sebelumnya
khususnya tentang pengaruh kapasitas sumber daya manusia teknologi
informasi dan dukungan manajemen puncak pada Implementasi Sistem
Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) di Pemerintah Kota
Denpasar serta dapat menambah daftar pustaka di lingkungan akademis
sebagai referensi mahasiswa yang ingin melakukan penelitian yang sejenis
2) Kegunaan Praktis
Hasil dari penelitian ini diharapkan Satuan Kerja Perangkat Daerah Pemerintah
Kota Denpasar dapat memperhatikan hal-hal seperti pemberian kualifikasi
pendidikan dengan pelatihan dan workshop untuk menunjang implementasi
aplikasi sistem informasi pengelolaan keuangan daerah Tidak hanya itu
diharapkan pimpinan lebih peduli terhadap kondisi peralatan yang rusak atau
usang agar cepat diganti atau diperbaiki demi percepatan transfer data dalam
keberhasilan implementasi sistem informasi pengelolaan keuangan daerah
9
ABSTRACT
SUPPORT MANAGEMENT AS MODERATION THE TOP OF THE
INFLUENCE OF THE CAPACITY OF HUMAN RESOURCES AND
INFORMATION TECHNOLOGY ON THE IMPLEMENTATION OF
REGIONAL FINANCIAL MANAGEMENT INFORMATION SYSTEM IN
THE CITY GOVERNMENT DENPASAR
Information technology advanced even has become part main have to be in
an organization Information technology can save time and energy every users
The government wants to create a good government one of them to repair in
regional financial management Apply application Regional Financial
Management Information System the solution The success of the application does
not despite the presence of good quality human resource and information
technology However a lot of the results of research is still controversy and
inconsistent related to the influence of the capacity of human resources and
information technology on the implementation of regional financial management
information system The difference of the results of this research would be solved
through approach contingency and variable support the top management suspected
as variable moderation the influence of human resource capacity of the and
technology information on the implementation of regional financial management
information system
The study is done by using the method survey to technique the
questionnaire Population in this research is as many as 166 respondents
Respondents in this research was employees the finance division and the head of
government offices in the city government Denpasar 70 respondents obtained
using a technique puposive sampling Technique analysis the data used was
analysis of multiple regression and regression analysis moderation
The results is human resource capacity of the and information technology
have had a positive impact on the implementation of regional financial
management information system Support management the top strengthen the
influence of human resource capacity of the and technology information on the
implementation of regional financial management information system Support
the top management can be described as as the type of moderation specious in this
research
Keywords Capacity Human Resources Information Technology Support The
Top Management And Implementation Of Regional Financial Management
Information System
10
RINGKASAN
DUKUNGAN MANAJEMEN PUNCAK SEBAGAI PEMODERASI
PENGARUH KAPASITAS SUMBER DAYA MANUSIA DAN
TEKNOLOGI INFORMASI PADA IMPLEMENTASI SISTEM
INFORMASI PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DI PEMERINTAH
KOTA DENPASAR
Perkembangan dunia teknologi informasi telah membawa manfaat luar
biasa bagi kemajuan peradaban umat manusia Oleh karena itu teknologi
informasi telah menjadi komponen penting bagi keberhasilan organisasi disektor
pemerintahan Pemerintah terus melakukan berbagai upaya perbaikan untuk
transparansi dan akuntabilitas pegelolaan keuangan daerah Disinilah muncul
kebutuhan akan SIPKD Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia
Nomor 59 Tahun 2007 tentang perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah dalam
rangka pelaksanaan kewenangan Pemerintah Daerah Sistem Informasi
Pengelolaan Keuangan Daerah merupakan salah satu manifestasi aksi nyata dari
Kementerian Dalam Negeri kepada Pemerintah Daerah dalam bidang pengelolaan
keuangan daerah Diharapkan dengan efektifnya penerapan Sistem Informasi
Pengelolaan Keuangan Daerah maka kualitas laporan keuangan di Pemerintah
Kota Denpasar mampu mewujudkan transparansi dan akuntabilitas dalam
pengelolaan keuangan daerah Pada kenyataannya terdapat fenomena yang
mengindikasikan pejabat di Pemerintah Daerah Parkir Kota Denpasar Dalam
mengelola keuangan daerah belum transparansi dan akuntabilitas Terlepas dari
fenomena tersebut keberhasilan implementasi sistem informasi pengelolaan
keuangan daerah didukung oleh kapasitas sumber daya manusia dan teknologi
informasi namun terdapat hasil yang kontroversi dan tidak konsisten diduga
dukungan manajemen puncak sebagai variabel moderasi dalam penelitian ini
Penelitian ini bertujuan untuk meneliti dukungan manajemen puncak sebagai
pemoderasi pengaruh kapasitas sumber daya manusia dan teknologi informasi
pada implementasi sistem informasi pengelolaan keuangan daerah
Penelitian dilakukan pada 33 Satuan Kerja Perangkat Daerah di
Pemerintah Kota Denpasar dengan menggunakan data primer berupa kuesioner
yang disebarkan kepada responden Sampel penelitian berjumlah 70 pegawai
bagian keuangan atau operator langsung dan kepala bagiandinas keuangan
diperoleh melalui metode purposive sampling Analisis yang digunakan adalah
Moderated Regression Analysis (MRA) dengan terlebih dahulu melalukan uji
asumsi klasik untuk memastikan hasil estimasi regresi yang dilakukan memiliki
distribusi normal dan terbebas dari gejala multikonilieritas dan heteroskedastisitas
Selanjutnya dilakukan uji kelayakan model dengan melihat nilai koefisien
determinasi (R2) hasil uji F dan uji t
Hasil pengujian goodness of fit menunjukkan bahwa model sudah fit
dapat dilihat dari nilai adjusted R square sebesar 0848 yang berarti bahwa 848
variasi kapasitas sumber daya manusia dan teknologi informasi berpengaruh pada
11
implementasi sistem informasi pengelolaan keuangan daaerah sedangkan sisanya
sebesar 152 persen dipengaruhi oleh variasi faktor-faktor lain yang tidak masuk
dalam model persamaan regresi Pengujian hipotesis dengan uji statistik t
menunjukkan bahwa variabel kapasitas sumber daya manusia berpengaruh positif
pada implementasi sistem informasi pengelolaan keuangan daerah di Pemerintah
Kota Denpasar yang ditunjukkan dengan nilai t hitung sebesar 4310 dan tingkat
signifikansinya adalah 0000 Variabel teknologi informasi berpengaruh positif
pada implementasi sistem informasi pengelolaan keuangan daerah di Pemerintah
Kota Denpasar yang ditunjukkan dengan nilai t hitung sebesar 2967 dan tingkat
signifikansinya adalah 0004 Variabel dukungan manajemen puncak memoderasi
kapasitas sumber daya manusia berpengaruh positif pada implementasi sistem
informasi pengelolaan keuangan daerah di Pemerintah Kota Denpasar yang
ditunjukkan dengan nilai t hitung sebesar 2543 dan tingkat signifikansinya adalah
0013 Variabel dukungan manajemen puncak memoderasi teknologi informasi
berpengaruh positif pada implementasi sistem informasi pengelolaan keuangan
daerah di Pemerintah Kota Denpasar yang ditunjukkan dengan nilai t hitung
sebesar 4905 dan tingkat signifikansinya adalah 0000
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kapasitas
sumber daya manusia teknologi informasi berpengaruh pada implementasi sistem
informasi pengelolaan keuangan daerah di Pemerintah Kota Denpasar sehingga
mempermudah fungsi akuntansi serta mampu menghasilkan laporan keuangan
yang tepat waktu akurat terpercaya bahkan mau diterima oleh pegawai
Sementara itu dukungan manajemen puncak mampu meningkatkan kapasitas
sumber daya manusia dan teknologi informasi dengan kemampuan yang
dimilikinya serta penyediaan dana anggaran dalam implementasi sistem informasi
pengelolaan keuangan daerah di Pemerintah Kota Denpasar Disarankan bagi
peneliti selanjutnya untuk meneliti faktor lain yang diduga dapat mempengaruhi
implementasi sistem informasi pengelolaan keuangan daerah dan menggunakan
variabel moderasi lain
12
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL DALAM i
PRASYARAT GELAR ii
LEMBAR PENGESAHAN iii
PENETAPAN PANITIA PENGUJI iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH MAHASISWA v
UCAPAN TERIMAKASIH vi
ABSTRAK viii
ABSTRACT ix
RINGKASAN x
DAFTAR ISI xii
DAFTAR TABEL xiv
DAFTAR GAMBAR xv
DAFTAR LAMPIRAN xvi
BAB I PENDAHULUAN
11 Latar Belakang Masalah 1
12 Rumusan Masalah 8
13 Tujuan Penelitian 9
14 Manfaat Penelitian 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
21 Landasan Teori 11
211 Teori Tecnology Acceptance Model (TAM) 11
212 Teori Motivasi Douglas McGregor 13
213 Sistem Informasi Akuntansi 14
214 Sistem Informasi Pengelolaan
Keuangan Daerah (SIPKD) 19
215 Kapasitas Sumber Daya Manusia 21
216 Teknologi Informasi 23
217 Dukungan Manajemen Puncak 25
22 Pembahasan Hasil Penelitian Sebelumnya 26
BAB III KERANGKA BERPIKIR KONSEP DAN HIPOTESIS
PENELITIAN
31 Kerangka Berpikir 29
32 Konsep Penelitian 33
33 Hipotesis Penelitian 34
BAB IV METODE PENELITIAN
41 Rancangan Penelitian 43
42 Tempat dan Waktu Penelitian 44
43 Populasi dan Sampel 47
44 Variabel 50
45 Metode Pengumpulan Data 56
13
46 Prosedur Pengumpulan Data 57
47 Teknik Analisis Data 57
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 64
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN 87
DAFTAR PUSTAKA 91
Lampiran
14
DAFTAR TABEL
Tabel 41 Jumlah SKPD Pemerintah Kota Denpasar Tahun 2016 45
Tabel 42 Sampel Penelitian 48
Tabel 43 Indikator-Indikator Sistem Informasi
Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) 53
Tabel 44 Indikator-Indikator Kapasitas Sumber Daya Manusia 54
Tabel 45 Indikator-Indikator Teknologi Informasi 55
Tabel 46 Indikator-Indikator Dukungan Manajemen Puncak 56
Tabel 51 Tingkat Penyebaran dan Pengembalian Kuesioner 65
Tabel 52 Karakteristik Responden 66
Tabel 53 Hasil Statistik Deskriptif 68
Tabel 54 Hasil Uji Validitas 70
Tabel 55 Hasil Uji Reliabilitas 71
Tabel 56 Hasil Uji Normalitas 72
Tabel 57 Hasil Uji Multikolinearitas 73
Tabel 58 Hasil Uji Heteroskedastisitas 73
Tabel 59 Hasil Analisis Regresi Berganda 74
Tebel 510 Hasil Analisis Regresi Moderasi 76
15
DAFTAR GAMBAR
Gambar 31 Kerangka Berpikir 32
Gambar 32 Konsep Penelitian 34
Gambar 41 Rancangan Penelitian 44
16
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner Penelitian 103
Lampiran 2 Jawaban Responden 110
Lampiran 3 Deskriptif Variabel Penelitian 111
Lampiran 4 Uji Validitas 120
Lampiran 5 Uji Reliabilitas 124
Lampiran 6 Uji Normalitas 128
Lampiran 7 Uji Multikoleniaritas 129
Lampiran 8 Uji Heteroskedastisitas 130
Lampiran 9 Uji Regresi Berganda Dan MRA 131
17
BAB I
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang
Perkembangan dunia teknologi informasi yang demikian pesatnya telah
membawa manfaat luar biasa bagi kemajuan peradaban umat manusia Kehidupan
setiap orang sekarang perlahan-lahan mulai berubah dari era industri berubah
menjadi era informasi dan komunikasi dibalik pengaruh era globalisasi dan
informatika yang menjadikan komputer internet dan pesatnya perkembangan
teknologi informasi sebagai bagian utama yang harus ada atau tidak boleh
kekurangan di dunia pendidikan dan di organisasi Menurut Bodnar dan Hopwood
(2006) terdapat tiga hal yang berkaitan dengan penerapan Teknologi Informasi
berbasis komputer yaitu Perangkat keras (hardware) Perangkat lunak (software)
dan Pengguna (brainware)
Pada umumnya orang memandang teknologi informasi dapat digunakan
untuk memecahkan masalah menghasilkan keuntungan bagi perusahaan dan
memudahkan penyelesaian tugas Seperti studi Rahadi (2007) yang menyatakan
bahwa teknologi informasi mempunyai manfaat atau kemudahan bagi seseorang
dalam menghemat waktu maupun tenaga Namun teknologi yang tidak
bermanfaat kurang handal serta biaya tinggi apabila diterapkan akan banyak
menghasilkan hal negatif dan akan berpengaruh pada aktivitas pemakai bahkan
kinerja yang diharapkan tidak tercapai
xviii
xviii
Teknologi informasi telah menjadi komponen yang sangat penting dan
luas perannya bagi keberhasilan organisasi tidak terkecuali organisasi disektor
pemerintahan karena dapat membantu segala jenis kegiatan yaitu meningkatkan
efisiensi dan efektivitas komunikasi dan kinerja pegawainya Dalam rangka
mewujudkan kinerja pemerintah yang memuaskan berupa tata kelola
pemerintahan yang baik (good governance) pemerintah terus melakukan berbagai
upaya perbaikan untuk transparansi dan akuntabilitas pegelolaan keuangan
negaradaerah salah satunya dengan cara penyempurnaan sistem administrasi
negara secara menyeluruh Salah satu cara yang ditempuh pemerintah dengan
menerapkan aplikasi atau perangkat peraturan perundangan tentang pengelolaan
keuangan negaradaerah
Disinilah muncul kebutuhan akan sistem informasi keuangan Sistem
informasi merupakan serangkaian prosedur formal dimana data dikumpulkan
diproses menjadi informasi dan didistribusikan ke para pengguna (Cindy and
Ros 2014) Chang (2001) juga menegaskan bahwa informasi akuntansi
memainkan peran penting dalam meningkatkan efektivitas organisasi dalam
lingkungan yang kompetitif global perubahan teknologi ekonomi tinggi dan
cepat selalu mempengaruhi nilai relevansi informasi akuntansi
Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor
59 Tahun 2007 tentang perubahan atas Peraturan Mentri Dalam Negeri Nomor 13
Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah dalam rangka
pelaksanaan kewenangan Pemerintah Daerah maka hak dan kewajiban daerah
yang dinilai dengan uang perlu dikelola dalam suatu sistem pengelolaan keuangan
xix
xix
daerah Bali khususnya Pemerintah Kota Denpasar dalam hal ini telah
menerapkan sistem pengelolaan keuangan yang dinamakan Sistem Informasi
Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) dimana sistem tersebut diharapkan dapat
lebih menunjang kerja para pegawainya dalam proses laporan keuangan Sistem
Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah merupakan salah satu manifestasi aksi
nyata dari Kementerian Dalam Negeri kepada Pemerintah Daerah dalam bidang
pengelolaan keuangan daerah Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah
dibangun dalam rangka percepatan transfer data pada asas efesiensi ekonomis
efektif transparan akuntabel dan auditabel dalam penghimpunan data keuangan
daerah Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) dapat
membantu individu untuk mencapai hasil dari fungsi pekerjaan prestasi
karyawan pencapaian tujuan organisasi dan periode waktu yang telah ditentukan
(Tika 200621)
Pemerintah Daerah berkewajiban untuk mengembangkan dan
memanfaatkan kemajuan teknologi informasi agar dapat meningkatkan
kemampuan dalam mengelola Keuangan Daerah dan menyalurkan informasi
Keuangan Daerah kepada publik (Darise 2009297) Di sisi lain penelitian
Mohamad dkk (2004) berpendapat bahwa akuntabilitas atau kondisi yang dapat
dipertanggungjawabkan muncul sebagai jawaban terhadap permasalahan
information asymmetry Teori asimetri informasi beranggapan bahwa banyak
terjadi kesenjangan informasi antara pihak manajemen yang mempunyai akses
langsung terhadap informasi dengan pihak konstituen atau masyarakat yang
berada di luar manajemen Fenomena yang terjadi salah satu pejabat di
xx
xx
Perusahaan Daerah Parkir Tahun 2016 terindikasi atas kasus pungutan liar tetapi
tetapi belum dikenai hukuman padahal telah terbukti melakukan pungutan liar
(beritabalicom) Hal ini membuktikan bahwa pimpinan tidak memberikan contoh
yang baik kepada seluruh bawahannya dan kepada pimpinan lainnya di setiap
Satuan Kerja Perangkat Daerah Pemerintah Kota Denpasar Akuntabilitas dan
transparansi dalam mengelola keuangan daerah tidak diterapkan serta tidak
mempertanggungjawabkan integritas keuangan pengungkapan dan ketaatan
terhadap peraturan perundangan-undangan Walaupun aparat Satuan Kerja
Perangkat Daerah yang diberikan kewajiban dalam mengelola keuangan daerah
adalah bendahara penerimaan bendahara pengeluaran pembantu bendahara serta
atasan dengan menggunakan bantuan aplikasi Sistem Informasi Pengelolaan
Keuangan Daerah (Dewi 2014)
Terlepas dari fenomena yang ada keberhasilan Sistem Informasi
Pengelolaan Keuangan Daerah dapat dilihat dari kualitas laporan keuangan di
Pemerintah Kota Denpasar yang berhasil mempertahankan opini wajar tanpa
pengecualian (WTP) empat kali berturut-turut sejak tahun 2012 Opini WTP
merupakan penilaian tertinggi yang diberikan karena menunjukkan bahwa laporan
keuangan tersebut telah disajikan secara wajar tidak terdapat kesalahan yang
material dan sesuai standar (Atyanta 2011) Prestasi yang diperoleh Pemerintah
Kota Denpasar tersebut tidak lepas dari kualitas sumber daya manusianya dan
teknologi informasi yang diharapkan dapat menjadi semangat bagi aparatur di
Pemerintah Kota Denpasar OrsquoBrien dan Marakas (2009) menyatakan bahwa
xxi
xxi
terdapat beberapa alasan yang menyebabkan sukses atau tidaknya suatu
organisasiperusahaan dalam menerapkan sistem informasi
Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan dan kegagalan penerapan
sistem informasi antara lain kapasitas sumber daya manusia (pemakai) dan
teknologi informasi (Simanjuntak 2013) Lebih lanjut hasil penelitiannya
menyatakan bahwa kapasitas sumber daya manusia (pemakai) dan teknologi
informasi berpengaruh positif terhadap keberhasilan penerapan sistem informasi
Seperti penelitian yang dilakukan oleh Susilatri Tanjung dan Pebrina (2010)
menunjukkan bahwa keterlibatan pemakai (sumber daya manusia) dalam proses
pengembangan sistem adanya dukungan manajemen puncak adanya pelatihan
dan pendidikan pemakai ukuran organisasi kemampuan teknik personal sistem
informasi keberadaan dewan pengarah sistem informasi dan lokasi dari
departemen sistem informasi berpengaruh positif pada kinerja Sistem Informasi
Akuntansi
Terdapat hasil yang tidak konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Bagoe (2009) menemukan hasil bahwa kapasitas sumber daya manusia tidak
berpengaruh positif pada implementasi sistem informasi pengelolaan keuangan
dikarenakan sumber daya manusia yang kurang disiplin dalam penyusunan
laporan keuangan Hal ini didukung oleh penelitian Warisno (2008) yang
menunjukkan bahwa kegagalan sumber daya manusia dalam memahami dan
menerapkan logika akuntansi akan berdampak pada kekeliruan laporan
keuangan yang dibuat dan ketidaksesuaian laporan dengan standar yang
ditetapkan pemerintah Senada dengan penelitian sebelumnya Hendra dkk
xxii
xxii
(2015) menyatakan bahwa sumber daya manusia sebagai pemakai berpengaruh
negatif pada kinerja sistem informasi akuntansi karena tidak mengerti cara
mengoperasikan sistem tidak dilibatkan dalam pengembangan sistem sehingga
mereka tidak memiliki pengetahuan yang cukup dan berakibat pada kinerja sistem
informasi Studi Almilia dan Briliantine (2007) juga menunjukkan bahwa tidak
terdapat hubungan yang signifikan antara keterlibatan pengguna dalam proses
pengembangan sistem dengan kinerja Sistem Informasi Akuntansi
Selain kapasitas sumber daya manusia teknologi informasi dinyatakan
mampu mempengaruhi implementasi sistem informasi pengelolaan keuangan
daerah Teknologi informasi secara perlahan namun konsisten meresap pada
organisasi pemerintah dan lembaga di semua tingkatan (Manivannan 2011)
Semakin canggih aplikasi teknologi informasi akan semakin meningkatkan kinerja
suatu sistem untuk menyajikan informasi sesuai dengan kebutuhan manajer dalam
pengambilan keputusan (Vienda 2013) Studi yang dilakukan Nihayah (2015)
menemukan bahwa pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh positif
terhadap keterandalan pelaporan keuangan pemerintah daerah Pada riset
Doms Jarmin and Klimek (2004) menunjukkan bahwa laporan keuangan masih
tetap menjadi sumber yang paling penting dan layak dari informasi eksternal di
perusahaan
Senada dengan penelitian sebelumnya Nurillah (2014) menemukan bahwa
pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan
daerah Penelitian dari Rahman (2015) juga menemukan bahwa pemanfaatan
Teknologi Informasi berpengaruh signifikan positif terhadap kualitas laporan
xxiii
xxiii
keuangan daerah Pada hasil penelitiannya menunjukkan semakin tinggi
pemanfaatan teknologi informasi maka semakin tinggi pula pengaruhnya
terhadap kualitas laporan keuangan Namun terdapat hasil penelitian yang
berbeda ditemukan oleh penelitian Lindawati dan Irma (2012) mengungkapkan
bahwa teknologi informasi memiliki pengaruh negatif terhadap kinerja individual
hal tersebut dikarenakan adanya ketidaksesuaian tugas dengan teknologi informasi
dimana didalam menyelesaikan pekerjaan pegawai merasa terhambat dalam
mengakses data untuk memperoleh data yang akurat dan tepat Bahkan ketika
sistem informasi pengelolaan keuangan daerah digunakan aplikasi ini seringkali
terkendala jaringan sistem yang error dan teknologi informasi yang semakin
canggih di Era Globalisasi saat ini (wwwdjkdkemendagrigoidDiakses
tanggal 2 bulan Agustus tahun 2013)
Motivasi peneliti menguji kembali mengenai pengaruh kapasitas sumber
daya manusia dan teknologi informasi pada implementasi sistem informasi
pengelolaan keuangan daerah karena terdapat inkonsistensi hasil penelitian-
penelitian sebelumnya Govindarajan (1986) menyatakan bahwa kemungkinan
belum ada kesatuan hasil penelitian atau lebih dikenal dengan istilah faktor
kontinjensi Murray (1990) menjelaskan bahwa diperlukan pendekatan
kontingensi untuk mengindentifikasi variabel lain yang bertindak sebagai
pemoderasi ataupun pemediasi dalam model riset Secara konseptual dan hasil
riset empiris variabel yang berperan memoderasi pengaruh kapasitas sumber daya
manusia dan teknologi informasi pada implementasi sistem informasi pengelolaan
keuangan daerah salah satunya yaitu dukungan manajemen puncak
xxiv
xxiv
Penggunaan variabel dukungan manajemen puncak sebagai variabel
moderasi pernah dilakukan oleh Vanlommel dan DeBrabander (1975) dalam Lau
(2004) menemukan bukti bahwa hubungan antara partisipasi sumber daya dan
kepuasan pemakai dipengaruhi oleh dukungan manajemen puncak sebagai
variabel moderating Hasil yang sama diperoleh oleh Kim dan Lee (1986) bahwa
hubungan antara partisipasi sumber daya dan kepuasan sistem dipengaruhi oleh
dukungan manajemen puncak sebagai variabel moderasi
Berdasar uraian diatas maka penelitian ini akan meneliti dukungan
manajemen puncak sebagai pemoderasi pengaruh kapasitas sumber daya manusia
dan teknologi informasi pada Implementasi Sistem Informasi Pengelolaan
Keuangan Daerah (SIPKD) di Pemerintah Kota Denpasar
12 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dipaparkan di atas maka
permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian dirumuskan dalam bentuk
pertanyaan penelitian sebagai berikut
1) Apakah kapasitas sumber daya manusia berpengaruh pada implementasi
Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) di Pemerintah Kota
Denpasar
2) Apakah teknologi informasi berpengaruh pada implementasi Sistem Informasi
Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) di Pemerintah Kota Denpasar
3) Apakah dukungan manajemen puncak memoderasi pengaruh kapasitas sumber
daya manusia pada implementasi Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan
Daerah (SIPKD) di Pemerintah Kota Denpasar
xxv
xxv
4) Apakah dukungan manajemen puncak memoderasi pengaruh teknologi
informasi pada implementasi Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah
(SIPKD) di Pemerintah Kota Denpasar
13 Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan pokok permasalahan diatas maka tujuan
penelitian ini adalah
1) Untuk memperoleh bukti empiris pengaruh kapasitas sumber daya manusia
pada implementasi Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD)
di Pemerintah Kota Denpasar
2) Untuk memperoleh bukti empiris pengaruh teknologi informasi pada
implementasi Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) di
Pemerintah Kota Denpasar
3) Untuk memperoleh bukti empiris kemampuan dukungan manajemen puncak
memoderasi pengaruh kapasitas sumber daya manusia pada implementasi
Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) di Pemerintah Kota
Denpasar
4) Untuk memperoleh bukti empiris kemampuan dukungan manajemen puncak
memoderasi pengaruh teknologi informasi pada implementasi Sistem
Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) di Pemerintah Kota
Denpasar
13 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak
terkait diantaranya
xxvi
xxvi
1) Manfaat Teoretis
Penelitian ini diharapkan dapat memperluas pengetahuan dan wawasan serta
menambah pembendaharaan teori Technology Acceptance Model (TAM) yang
memuat model mengenai sikap individu untuk menerima dan menggunakan
teknologi dan teori Motivasi Douglas McGregor yang memuat model
mengenai perbedaan dasar mengenai perilaku manusia yang digunakan para
pimpinan mengamati perilaku pegawainya dalam organisasi yang dipimpinya
Adapun tujuannya adalah untuk memperkuat penelitian-penelitian sebelumnya
khususnya tentang pengaruh kapasitas sumber daya manusia teknologi
informasi dan dukungan manajemen puncak pada Implementasi Sistem
Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) di Pemerintah Kota
Denpasar serta dapat menambah daftar pustaka di lingkungan akademis
sebagai referensi mahasiswa yang ingin melakukan penelitian yang sejenis
2) Kegunaan Praktis
Hasil dari penelitian ini diharapkan Satuan Kerja Perangkat Daerah Pemerintah
Kota Denpasar dapat memperhatikan hal-hal seperti pemberian kualifikasi
pendidikan dengan pelatihan dan workshop untuk menunjang implementasi
aplikasi sistem informasi pengelolaan keuangan daerah Tidak hanya itu
diharapkan pimpinan lebih peduli terhadap kondisi peralatan yang rusak atau
usang agar cepat diganti atau diperbaiki demi percepatan transfer data dalam
keberhasilan implementasi sistem informasi pengelolaan keuangan daerah
10
RINGKASAN
DUKUNGAN MANAJEMEN PUNCAK SEBAGAI PEMODERASI
PENGARUH KAPASITAS SUMBER DAYA MANUSIA DAN
TEKNOLOGI INFORMASI PADA IMPLEMENTASI SISTEM
INFORMASI PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DI PEMERINTAH
KOTA DENPASAR
Perkembangan dunia teknologi informasi telah membawa manfaat luar
biasa bagi kemajuan peradaban umat manusia Oleh karena itu teknologi
informasi telah menjadi komponen penting bagi keberhasilan organisasi disektor
pemerintahan Pemerintah terus melakukan berbagai upaya perbaikan untuk
transparansi dan akuntabilitas pegelolaan keuangan daerah Disinilah muncul
kebutuhan akan SIPKD Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia
Nomor 59 Tahun 2007 tentang perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah dalam
rangka pelaksanaan kewenangan Pemerintah Daerah Sistem Informasi
Pengelolaan Keuangan Daerah merupakan salah satu manifestasi aksi nyata dari
Kementerian Dalam Negeri kepada Pemerintah Daerah dalam bidang pengelolaan
keuangan daerah Diharapkan dengan efektifnya penerapan Sistem Informasi
Pengelolaan Keuangan Daerah maka kualitas laporan keuangan di Pemerintah
Kota Denpasar mampu mewujudkan transparansi dan akuntabilitas dalam
pengelolaan keuangan daerah Pada kenyataannya terdapat fenomena yang
mengindikasikan pejabat di Pemerintah Daerah Parkir Kota Denpasar Dalam
mengelola keuangan daerah belum transparansi dan akuntabilitas Terlepas dari
fenomena tersebut keberhasilan implementasi sistem informasi pengelolaan
keuangan daerah didukung oleh kapasitas sumber daya manusia dan teknologi
informasi namun terdapat hasil yang kontroversi dan tidak konsisten diduga
dukungan manajemen puncak sebagai variabel moderasi dalam penelitian ini
Penelitian ini bertujuan untuk meneliti dukungan manajemen puncak sebagai
pemoderasi pengaruh kapasitas sumber daya manusia dan teknologi informasi
pada implementasi sistem informasi pengelolaan keuangan daerah
Penelitian dilakukan pada 33 Satuan Kerja Perangkat Daerah di
Pemerintah Kota Denpasar dengan menggunakan data primer berupa kuesioner
yang disebarkan kepada responden Sampel penelitian berjumlah 70 pegawai
bagian keuangan atau operator langsung dan kepala bagiandinas keuangan
diperoleh melalui metode purposive sampling Analisis yang digunakan adalah
Moderated Regression Analysis (MRA) dengan terlebih dahulu melalukan uji
asumsi klasik untuk memastikan hasil estimasi regresi yang dilakukan memiliki
distribusi normal dan terbebas dari gejala multikonilieritas dan heteroskedastisitas
Selanjutnya dilakukan uji kelayakan model dengan melihat nilai koefisien
determinasi (R2) hasil uji F dan uji t
Hasil pengujian goodness of fit menunjukkan bahwa model sudah fit
dapat dilihat dari nilai adjusted R square sebesar 0848 yang berarti bahwa 848
variasi kapasitas sumber daya manusia dan teknologi informasi berpengaruh pada
11
implementasi sistem informasi pengelolaan keuangan daaerah sedangkan sisanya
sebesar 152 persen dipengaruhi oleh variasi faktor-faktor lain yang tidak masuk
dalam model persamaan regresi Pengujian hipotesis dengan uji statistik t
menunjukkan bahwa variabel kapasitas sumber daya manusia berpengaruh positif
pada implementasi sistem informasi pengelolaan keuangan daerah di Pemerintah
Kota Denpasar yang ditunjukkan dengan nilai t hitung sebesar 4310 dan tingkat
signifikansinya adalah 0000 Variabel teknologi informasi berpengaruh positif
pada implementasi sistem informasi pengelolaan keuangan daerah di Pemerintah
Kota Denpasar yang ditunjukkan dengan nilai t hitung sebesar 2967 dan tingkat
signifikansinya adalah 0004 Variabel dukungan manajemen puncak memoderasi
kapasitas sumber daya manusia berpengaruh positif pada implementasi sistem
informasi pengelolaan keuangan daerah di Pemerintah Kota Denpasar yang
ditunjukkan dengan nilai t hitung sebesar 2543 dan tingkat signifikansinya adalah
0013 Variabel dukungan manajemen puncak memoderasi teknologi informasi
berpengaruh positif pada implementasi sistem informasi pengelolaan keuangan
daerah di Pemerintah Kota Denpasar yang ditunjukkan dengan nilai t hitung
sebesar 4905 dan tingkat signifikansinya adalah 0000
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kapasitas
sumber daya manusia teknologi informasi berpengaruh pada implementasi sistem
informasi pengelolaan keuangan daerah di Pemerintah Kota Denpasar sehingga
mempermudah fungsi akuntansi serta mampu menghasilkan laporan keuangan
yang tepat waktu akurat terpercaya bahkan mau diterima oleh pegawai
Sementara itu dukungan manajemen puncak mampu meningkatkan kapasitas
sumber daya manusia dan teknologi informasi dengan kemampuan yang
dimilikinya serta penyediaan dana anggaran dalam implementasi sistem informasi
pengelolaan keuangan daerah di Pemerintah Kota Denpasar Disarankan bagi
peneliti selanjutnya untuk meneliti faktor lain yang diduga dapat mempengaruhi
implementasi sistem informasi pengelolaan keuangan daerah dan menggunakan
variabel moderasi lain
12
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL DALAM i
PRASYARAT GELAR ii
LEMBAR PENGESAHAN iii
PENETAPAN PANITIA PENGUJI iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH MAHASISWA v
UCAPAN TERIMAKASIH vi
ABSTRAK viii
ABSTRACT ix
RINGKASAN x
DAFTAR ISI xii
DAFTAR TABEL xiv
DAFTAR GAMBAR xv
DAFTAR LAMPIRAN xvi
BAB I PENDAHULUAN
11 Latar Belakang Masalah 1
12 Rumusan Masalah 8
13 Tujuan Penelitian 9
14 Manfaat Penelitian 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
21 Landasan Teori 11
211 Teori Tecnology Acceptance Model (TAM) 11
212 Teori Motivasi Douglas McGregor 13
213 Sistem Informasi Akuntansi 14
214 Sistem Informasi Pengelolaan
Keuangan Daerah (SIPKD) 19
215 Kapasitas Sumber Daya Manusia 21
216 Teknologi Informasi 23
217 Dukungan Manajemen Puncak 25
22 Pembahasan Hasil Penelitian Sebelumnya 26
BAB III KERANGKA BERPIKIR KONSEP DAN HIPOTESIS
PENELITIAN
31 Kerangka Berpikir 29
32 Konsep Penelitian 33
33 Hipotesis Penelitian 34
BAB IV METODE PENELITIAN
41 Rancangan Penelitian 43
42 Tempat dan Waktu Penelitian 44
43 Populasi dan Sampel 47
44 Variabel 50
45 Metode Pengumpulan Data 56
13
46 Prosedur Pengumpulan Data 57
47 Teknik Analisis Data 57
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 64
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN 87
DAFTAR PUSTAKA 91
Lampiran
14
DAFTAR TABEL
Tabel 41 Jumlah SKPD Pemerintah Kota Denpasar Tahun 2016 45
Tabel 42 Sampel Penelitian 48
Tabel 43 Indikator-Indikator Sistem Informasi
Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) 53
Tabel 44 Indikator-Indikator Kapasitas Sumber Daya Manusia 54
Tabel 45 Indikator-Indikator Teknologi Informasi 55
Tabel 46 Indikator-Indikator Dukungan Manajemen Puncak 56
Tabel 51 Tingkat Penyebaran dan Pengembalian Kuesioner 65
Tabel 52 Karakteristik Responden 66
Tabel 53 Hasil Statistik Deskriptif 68
Tabel 54 Hasil Uji Validitas 70
Tabel 55 Hasil Uji Reliabilitas 71
Tabel 56 Hasil Uji Normalitas 72
Tabel 57 Hasil Uji Multikolinearitas 73
Tabel 58 Hasil Uji Heteroskedastisitas 73
Tabel 59 Hasil Analisis Regresi Berganda 74
Tebel 510 Hasil Analisis Regresi Moderasi 76
15
DAFTAR GAMBAR
Gambar 31 Kerangka Berpikir 32
Gambar 32 Konsep Penelitian 34
Gambar 41 Rancangan Penelitian 44
16
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner Penelitian 103
Lampiran 2 Jawaban Responden 110
Lampiran 3 Deskriptif Variabel Penelitian 111
Lampiran 4 Uji Validitas 120
Lampiran 5 Uji Reliabilitas 124
Lampiran 6 Uji Normalitas 128
Lampiran 7 Uji Multikoleniaritas 129
Lampiran 8 Uji Heteroskedastisitas 130
Lampiran 9 Uji Regresi Berganda Dan MRA 131
17
BAB I
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang
Perkembangan dunia teknologi informasi yang demikian pesatnya telah
membawa manfaat luar biasa bagi kemajuan peradaban umat manusia Kehidupan
setiap orang sekarang perlahan-lahan mulai berubah dari era industri berubah
menjadi era informasi dan komunikasi dibalik pengaruh era globalisasi dan
informatika yang menjadikan komputer internet dan pesatnya perkembangan
teknologi informasi sebagai bagian utama yang harus ada atau tidak boleh
kekurangan di dunia pendidikan dan di organisasi Menurut Bodnar dan Hopwood
(2006) terdapat tiga hal yang berkaitan dengan penerapan Teknologi Informasi
berbasis komputer yaitu Perangkat keras (hardware) Perangkat lunak (software)
dan Pengguna (brainware)
Pada umumnya orang memandang teknologi informasi dapat digunakan
untuk memecahkan masalah menghasilkan keuntungan bagi perusahaan dan
memudahkan penyelesaian tugas Seperti studi Rahadi (2007) yang menyatakan
bahwa teknologi informasi mempunyai manfaat atau kemudahan bagi seseorang
dalam menghemat waktu maupun tenaga Namun teknologi yang tidak
bermanfaat kurang handal serta biaya tinggi apabila diterapkan akan banyak
menghasilkan hal negatif dan akan berpengaruh pada aktivitas pemakai bahkan
kinerja yang diharapkan tidak tercapai
xviii
xviii
Teknologi informasi telah menjadi komponen yang sangat penting dan
luas perannya bagi keberhasilan organisasi tidak terkecuali organisasi disektor
pemerintahan karena dapat membantu segala jenis kegiatan yaitu meningkatkan
efisiensi dan efektivitas komunikasi dan kinerja pegawainya Dalam rangka
mewujudkan kinerja pemerintah yang memuaskan berupa tata kelola
pemerintahan yang baik (good governance) pemerintah terus melakukan berbagai
upaya perbaikan untuk transparansi dan akuntabilitas pegelolaan keuangan
negaradaerah salah satunya dengan cara penyempurnaan sistem administrasi
negara secara menyeluruh Salah satu cara yang ditempuh pemerintah dengan
menerapkan aplikasi atau perangkat peraturan perundangan tentang pengelolaan
keuangan negaradaerah
Disinilah muncul kebutuhan akan sistem informasi keuangan Sistem
informasi merupakan serangkaian prosedur formal dimana data dikumpulkan
diproses menjadi informasi dan didistribusikan ke para pengguna (Cindy and
Ros 2014) Chang (2001) juga menegaskan bahwa informasi akuntansi
memainkan peran penting dalam meningkatkan efektivitas organisasi dalam
lingkungan yang kompetitif global perubahan teknologi ekonomi tinggi dan
cepat selalu mempengaruhi nilai relevansi informasi akuntansi
Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor
59 Tahun 2007 tentang perubahan atas Peraturan Mentri Dalam Negeri Nomor 13
Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah dalam rangka
pelaksanaan kewenangan Pemerintah Daerah maka hak dan kewajiban daerah
yang dinilai dengan uang perlu dikelola dalam suatu sistem pengelolaan keuangan
xix
xix
daerah Bali khususnya Pemerintah Kota Denpasar dalam hal ini telah
menerapkan sistem pengelolaan keuangan yang dinamakan Sistem Informasi
Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) dimana sistem tersebut diharapkan dapat
lebih menunjang kerja para pegawainya dalam proses laporan keuangan Sistem
Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah merupakan salah satu manifestasi aksi
nyata dari Kementerian Dalam Negeri kepada Pemerintah Daerah dalam bidang
pengelolaan keuangan daerah Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah
dibangun dalam rangka percepatan transfer data pada asas efesiensi ekonomis
efektif transparan akuntabel dan auditabel dalam penghimpunan data keuangan
daerah Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) dapat
membantu individu untuk mencapai hasil dari fungsi pekerjaan prestasi
karyawan pencapaian tujuan organisasi dan periode waktu yang telah ditentukan
(Tika 200621)
Pemerintah Daerah berkewajiban untuk mengembangkan dan
memanfaatkan kemajuan teknologi informasi agar dapat meningkatkan
kemampuan dalam mengelola Keuangan Daerah dan menyalurkan informasi
Keuangan Daerah kepada publik (Darise 2009297) Di sisi lain penelitian
Mohamad dkk (2004) berpendapat bahwa akuntabilitas atau kondisi yang dapat
dipertanggungjawabkan muncul sebagai jawaban terhadap permasalahan
information asymmetry Teori asimetri informasi beranggapan bahwa banyak
terjadi kesenjangan informasi antara pihak manajemen yang mempunyai akses
langsung terhadap informasi dengan pihak konstituen atau masyarakat yang
berada di luar manajemen Fenomena yang terjadi salah satu pejabat di
xx
xx
Perusahaan Daerah Parkir Tahun 2016 terindikasi atas kasus pungutan liar tetapi
tetapi belum dikenai hukuman padahal telah terbukti melakukan pungutan liar
(beritabalicom) Hal ini membuktikan bahwa pimpinan tidak memberikan contoh
yang baik kepada seluruh bawahannya dan kepada pimpinan lainnya di setiap
Satuan Kerja Perangkat Daerah Pemerintah Kota Denpasar Akuntabilitas dan
transparansi dalam mengelola keuangan daerah tidak diterapkan serta tidak
mempertanggungjawabkan integritas keuangan pengungkapan dan ketaatan
terhadap peraturan perundangan-undangan Walaupun aparat Satuan Kerja
Perangkat Daerah yang diberikan kewajiban dalam mengelola keuangan daerah
adalah bendahara penerimaan bendahara pengeluaran pembantu bendahara serta
atasan dengan menggunakan bantuan aplikasi Sistem Informasi Pengelolaan
Keuangan Daerah (Dewi 2014)
Terlepas dari fenomena yang ada keberhasilan Sistem Informasi
Pengelolaan Keuangan Daerah dapat dilihat dari kualitas laporan keuangan di
Pemerintah Kota Denpasar yang berhasil mempertahankan opini wajar tanpa
pengecualian (WTP) empat kali berturut-turut sejak tahun 2012 Opini WTP
merupakan penilaian tertinggi yang diberikan karena menunjukkan bahwa laporan
keuangan tersebut telah disajikan secara wajar tidak terdapat kesalahan yang
material dan sesuai standar (Atyanta 2011) Prestasi yang diperoleh Pemerintah
Kota Denpasar tersebut tidak lepas dari kualitas sumber daya manusianya dan
teknologi informasi yang diharapkan dapat menjadi semangat bagi aparatur di
Pemerintah Kota Denpasar OrsquoBrien dan Marakas (2009) menyatakan bahwa
xxi
xxi
terdapat beberapa alasan yang menyebabkan sukses atau tidaknya suatu
organisasiperusahaan dalam menerapkan sistem informasi
Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan dan kegagalan penerapan
sistem informasi antara lain kapasitas sumber daya manusia (pemakai) dan
teknologi informasi (Simanjuntak 2013) Lebih lanjut hasil penelitiannya
menyatakan bahwa kapasitas sumber daya manusia (pemakai) dan teknologi
informasi berpengaruh positif terhadap keberhasilan penerapan sistem informasi
Seperti penelitian yang dilakukan oleh Susilatri Tanjung dan Pebrina (2010)
menunjukkan bahwa keterlibatan pemakai (sumber daya manusia) dalam proses
pengembangan sistem adanya dukungan manajemen puncak adanya pelatihan
dan pendidikan pemakai ukuran organisasi kemampuan teknik personal sistem
informasi keberadaan dewan pengarah sistem informasi dan lokasi dari
departemen sistem informasi berpengaruh positif pada kinerja Sistem Informasi
Akuntansi
Terdapat hasil yang tidak konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Bagoe (2009) menemukan hasil bahwa kapasitas sumber daya manusia tidak
berpengaruh positif pada implementasi sistem informasi pengelolaan keuangan
dikarenakan sumber daya manusia yang kurang disiplin dalam penyusunan
laporan keuangan Hal ini didukung oleh penelitian Warisno (2008) yang
menunjukkan bahwa kegagalan sumber daya manusia dalam memahami dan
menerapkan logika akuntansi akan berdampak pada kekeliruan laporan
keuangan yang dibuat dan ketidaksesuaian laporan dengan standar yang
ditetapkan pemerintah Senada dengan penelitian sebelumnya Hendra dkk
xxii
xxii
(2015) menyatakan bahwa sumber daya manusia sebagai pemakai berpengaruh
negatif pada kinerja sistem informasi akuntansi karena tidak mengerti cara
mengoperasikan sistem tidak dilibatkan dalam pengembangan sistem sehingga
mereka tidak memiliki pengetahuan yang cukup dan berakibat pada kinerja sistem
informasi Studi Almilia dan Briliantine (2007) juga menunjukkan bahwa tidak
terdapat hubungan yang signifikan antara keterlibatan pengguna dalam proses
pengembangan sistem dengan kinerja Sistem Informasi Akuntansi
Selain kapasitas sumber daya manusia teknologi informasi dinyatakan
mampu mempengaruhi implementasi sistem informasi pengelolaan keuangan
daerah Teknologi informasi secara perlahan namun konsisten meresap pada
organisasi pemerintah dan lembaga di semua tingkatan (Manivannan 2011)
Semakin canggih aplikasi teknologi informasi akan semakin meningkatkan kinerja
suatu sistem untuk menyajikan informasi sesuai dengan kebutuhan manajer dalam
pengambilan keputusan (Vienda 2013) Studi yang dilakukan Nihayah (2015)
menemukan bahwa pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh positif
terhadap keterandalan pelaporan keuangan pemerintah daerah Pada riset
Doms Jarmin and Klimek (2004) menunjukkan bahwa laporan keuangan masih
tetap menjadi sumber yang paling penting dan layak dari informasi eksternal di
perusahaan
Senada dengan penelitian sebelumnya Nurillah (2014) menemukan bahwa
pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan
daerah Penelitian dari Rahman (2015) juga menemukan bahwa pemanfaatan
Teknologi Informasi berpengaruh signifikan positif terhadap kualitas laporan
xxiii
xxiii
keuangan daerah Pada hasil penelitiannya menunjukkan semakin tinggi
pemanfaatan teknologi informasi maka semakin tinggi pula pengaruhnya
terhadap kualitas laporan keuangan Namun terdapat hasil penelitian yang
berbeda ditemukan oleh penelitian Lindawati dan Irma (2012) mengungkapkan
bahwa teknologi informasi memiliki pengaruh negatif terhadap kinerja individual
hal tersebut dikarenakan adanya ketidaksesuaian tugas dengan teknologi informasi
dimana didalam menyelesaikan pekerjaan pegawai merasa terhambat dalam
mengakses data untuk memperoleh data yang akurat dan tepat Bahkan ketika
sistem informasi pengelolaan keuangan daerah digunakan aplikasi ini seringkali
terkendala jaringan sistem yang error dan teknologi informasi yang semakin
canggih di Era Globalisasi saat ini (wwwdjkdkemendagrigoidDiakses
tanggal 2 bulan Agustus tahun 2013)
Motivasi peneliti menguji kembali mengenai pengaruh kapasitas sumber
daya manusia dan teknologi informasi pada implementasi sistem informasi
pengelolaan keuangan daerah karena terdapat inkonsistensi hasil penelitian-
penelitian sebelumnya Govindarajan (1986) menyatakan bahwa kemungkinan
belum ada kesatuan hasil penelitian atau lebih dikenal dengan istilah faktor
kontinjensi Murray (1990) menjelaskan bahwa diperlukan pendekatan
kontingensi untuk mengindentifikasi variabel lain yang bertindak sebagai
pemoderasi ataupun pemediasi dalam model riset Secara konseptual dan hasil
riset empiris variabel yang berperan memoderasi pengaruh kapasitas sumber daya
manusia dan teknologi informasi pada implementasi sistem informasi pengelolaan
keuangan daerah salah satunya yaitu dukungan manajemen puncak
xxiv
xxiv
Penggunaan variabel dukungan manajemen puncak sebagai variabel
moderasi pernah dilakukan oleh Vanlommel dan DeBrabander (1975) dalam Lau
(2004) menemukan bukti bahwa hubungan antara partisipasi sumber daya dan
kepuasan pemakai dipengaruhi oleh dukungan manajemen puncak sebagai
variabel moderating Hasil yang sama diperoleh oleh Kim dan Lee (1986) bahwa
hubungan antara partisipasi sumber daya dan kepuasan sistem dipengaruhi oleh
dukungan manajemen puncak sebagai variabel moderasi
Berdasar uraian diatas maka penelitian ini akan meneliti dukungan
manajemen puncak sebagai pemoderasi pengaruh kapasitas sumber daya manusia
dan teknologi informasi pada Implementasi Sistem Informasi Pengelolaan
Keuangan Daerah (SIPKD) di Pemerintah Kota Denpasar
12 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dipaparkan di atas maka
permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian dirumuskan dalam bentuk
pertanyaan penelitian sebagai berikut
1) Apakah kapasitas sumber daya manusia berpengaruh pada implementasi
Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) di Pemerintah Kota
Denpasar
2) Apakah teknologi informasi berpengaruh pada implementasi Sistem Informasi
Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) di Pemerintah Kota Denpasar
3) Apakah dukungan manajemen puncak memoderasi pengaruh kapasitas sumber
daya manusia pada implementasi Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan
Daerah (SIPKD) di Pemerintah Kota Denpasar
xxv
xxv
4) Apakah dukungan manajemen puncak memoderasi pengaruh teknologi
informasi pada implementasi Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah
(SIPKD) di Pemerintah Kota Denpasar
13 Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan pokok permasalahan diatas maka tujuan
penelitian ini adalah
1) Untuk memperoleh bukti empiris pengaruh kapasitas sumber daya manusia
pada implementasi Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD)
di Pemerintah Kota Denpasar
2) Untuk memperoleh bukti empiris pengaruh teknologi informasi pada
implementasi Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) di
Pemerintah Kota Denpasar
3) Untuk memperoleh bukti empiris kemampuan dukungan manajemen puncak
memoderasi pengaruh kapasitas sumber daya manusia pada implementasi
Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) di Pemerintah Kota
Denpasar
4) Untuk memperoleh bukti empiris kemampuan dukungan manajemen puncak
memoderasi pengaruh teknologi informasi pada implementasi Sistem
Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) di Pemerintah Kota
Denpasar
13 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak
terkait diantaranya
xxvi
xxvi
1) Manfaat Teoretis
Penelitian ini diharapkan dapat memperluas pengetahuan dan wawasan serta
menambah pembendaharaan teori Technology Acceptance Model (TAM) yang
memuat model mengenai sikap individu untuk menerima dan menggunakan
teknologi dan teori Motivasi Douglas McGregor yang memuat model
mengenai perbedaan dasar mengenai perilaku manusia yang digunakan para
pimpinan mengamati perilaku pegawainya dalam organisasi yang dipimpinya
Adapun tujuannya adalah untuk memperkuat penelitian-penelitian sebelumnya
khususnya tentang pengaruh kapasitas sumber daya manusia teknologi
informasi dan dukungan manajemen puncak pada Implementasi Sistem
Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) di Pemerintah Kota
Denpasar serta dapat menambah daftar pustaka di lingkungan akademis
sebagai referensi mahasiswa yang ingin melakukan penelitian yang sejenis
2) Kegunaan Praktis
Hasil dari penelitian ini diharapkan Satuan Kerja Perangkat Daerah Pemerintah
Kota Denpasar dapat memperhatikan hal-hal seperti pemberian kualifikasi
pendidikan dengan pelatihan dan workshop untuk menunjang implementasi
aplikasi sistem informasi pengelolaan keuangan daerah Tidak hanya itu
diharapkan pimpinan lebih peduli terhadap kondisi peralatan yang rusak atau
usang agar cepat diganti atau diperbaiki demi percepatan transfer data dalam
keberhasilan implementasi sistem informasi pengelolaan keuangan daerah
11
implementasi sistem informasi pengelolaan keuangan daaerah sedangkan sisanya
sebesar 152 persen dipengaruhi oleh variasi faktor-faktor lain yang tidak masuk
dalam model persamaan regresi Pengujian hipotesis dengan uji statistik t
menunjukkan bahwa variabel kapasitas sumber daya manusia berpengaruh positif
pada implementasi sistem informasi pengelolaan keuangan daerah di Pemerintah
Kota Denpasar yang ditunjukkan dengan nilai t hitung sebesar 4310 dan tingkat
signifikansinya adalah 0000 Variabel teknologi informasi berpengaruh positif
pada implementasi sistem informasi pengelolaan keuangan daerah di Pemerintah
Kota Denpasar yang ditunjukkan dengan nilai t hitung sebesar 2967 dan tingkat
signifikansinya adalah 0004 Variabel dukungan manajemen puncak memoderasi
kapasitas sumber daya manusia berpengaruh positif pada implementasi sistem
informasi pengelolaan keuangan daerah di Pemerintah Kota Denpasar yang
ditunjukkan dengan nilai t hitung sebesar 2543 dan tingkat signifikansinya adalah
0013 Variabel dukungan manajemen puncak memoderasi teknologi informasi
berpengaruh positif pada implementasi sistem informasi pengelolaan keuangan
daerah di Pemerintah Kota Denpasar yang ditunjukkan dengan nilai t hitung
sebesar 4905 dan tingkat signifikansinya adalah 0000
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kapasitas
sumber daya manusia teknologi informasi berpengaruh pada implementasi sistem
informasi pengelolaan keuangan daerah di Pemerintah Kota Denpasar sehingga
mempermudah fungsi akuntansi serta mampu menghasilkan laporan keuangan
yang tepat waktu akurat terpercaya bahkan mau diterima oleh pegawai
Sementara itu dukungan manajemen puncak mampu meningkatkan kapasitas
sumber daya manusia dan teknologi informasi dengan kemampuan yang
dimilikinya serta penyediaan dana anggaran dalam implementasi sistem informasi
pengelolaan keuangan daerah di Pemerintah Kota Denpasar Disarankan bagi
peneliti selanjutnya untuk meneliti faktor lain yang diduga dapat mempengaruhi
implementasi sistem informasi pengelolaan keuangan daerah dan menggunakan
variabel moderasi lain
12
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL DALAM i
PRASYARAT GELAR ii
LEMBAR PENGESAHAN iii
PENETAPAN PANITIA PENGUJI iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH MAHASISWA v
UCAPAN TERIMAKASIH vi
ABSTRAK viii
ABSTRACT ix
RINGKASAN x
DAFTAR ISI xii
DAFTAR TABEL xiv
DAFTAR GAMBAR xv
DAFTAR LAMPIRAN xvi
BAB I PENDAHULUAN
11 Latar Belakang Masalah 1
12 Rumusan Masalah 8
13 Tujuan Penelitian 9
14 Manfaat Penelitian 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
21 Landasan Teori 11
211 Teori Tecnology Acceptance Model (TAM) 11
212 Teori Motivasi Douglas McGregor 13
213 Sistem Informasi Akuntansi 14
214 Sistem Informasi Pengelolaan
Keuangan Daerah (SIPKD) 19
215 Kapasitas Sumber Daya Manusia 21
216 Teknologi Informasi 23
217 Dukungan Manajemen Puncak 25
22 Pembahasan Hasil Penelitian Sebelumnya 26
BAB III KERANGKA BERPIKIR KONSEP DAN HIPOTESIS
PENELITIAN
31 Kerangka Berpikir 29
32 Konsep Penelitian 33
33 Hipotesis Penelitian 34
BAB IV METODE PENELITIAN
41 Rancangan Penelitian 43
42 Tempat dan Waktu Penelitian 44
43 Populasi dan Sampel 47
44 Variabel 50
45 Metode Pengumpulan Data 56
13
46 Prosedur Pengumpulan Data 57
47 Teknik Analisis Data 57
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 64
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN 87
DAFTAR PUSTAKA 91
Lampiran
14
DAFTAR TABEL
Tabel 41 Jumlah SKPD Pemerintah Kota Denpasar Tahun 2016 45
Tabel 42 Sampel Penelitian 48
Tabel 43 Indikator-Indikator Sistem Informasi
Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) 53
Tabel 44 Indikator-Indikator Kapasitas Sumber Daya Manusia 54
Tabel 45 Indikator-Indikator Teknologi Informasi 55
Tabel 46 Indikator-Indikator Dukungan Manajemen Puncak 56
Tabel 51 Tingkat Penyebaran dan Pengembalian Kuesioner 65
Tabel 52 Karakteristik Responden 66
Tabel 53 Hasil Statistik Deskriptif 68
Tabel 54 Hasil Uji Validitas 70
Tabel 55 Hasil Uji Reliabilitas 71
Tabel 56 Hasil Uji Normalitas 72
Tabel 57 Hasil Uji Multikolinearitas 73
Tabel 58 Hasil Uji Heteroskedastisitas 73
Tabel 59 Hasil Analisis Regresi Berganda 74
Tebel 510 Hasil Analisis Regresi Moderasi 76
15
DAFTAR GAMBAR
Gambar 31 Kerangka Berpikir 32
Gambar 32 Konsep Penelitian 34
Gambar 41 Rancangan Penelitian 44
16
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner Penelitian 103
Lampiran 2 Jawaban Responden 110
Lampiran 3 Deskriptif Variabel Penelitian 111
Lampiran 4 Uji Validitas 120
Lampiran 5 Uji Reliabilitas 124
Lampiran 6 Uji Normalitas 128
Lampiran 7 Uji Multikoleniaritas 129
Lampiran 8 Uji Heteroskedastisitas 130
Lampiran 9 Uji Regresi Berganda Dan MRA 131
17
BAB I
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang
Perkembangan dunia teknologi informasi yang demikian pesatnya telah
membawa manfaat luar biasa bagi kemajuan peradaban umat manusia Kehidupan
setiap orang sekarang perlahan-lahan mulai berubah dari era industri berubah
menjadi era informasi dan komunikasi dibalik pengaruh era globalisasi dan
informatika yang menjadikan komputer internet dan pesatnya perkembangan
teknologi informasi sebagai bagian utama yang harus ada atau tidak boleh
kekurangan di dunia pendidikan dan di organisasi Menurut Bodnar dan Hopwood
(2006) terdapat tiga hal yang berkaitan dengan penerapan Teknologi Informasi
berbasis komputer yaitu Perangkat keras (hardware) Perangkat lunak (software)
dan Pengguna (brainware)
Pada umumnya orang memandang teknologi informasi dapat digunakan
untuk memecahkan masalah menghasilkan keuntungan bagi perusahaan dan
memudahkan penyelesaian tugas Seperti studi Rahadi (2007) yang menyatakan
bahwa teknologi informasi mempunyai manfaat atau kemudahan bagi seseorang
dalam menghemat waktu maupun tenaga Namun teknologi yang tidak
bermanfaat kurang handal serta biaya tinggi apabila diterapkan akan banyak
menghasilkan hal negatif dan akan berpengaruh pada aktivitas pemakai bahkan
kinerja yang diharapkan tidak tercapai
xviii
xviii
Teknologi informasi telah menjadi komponen yang sangat penting dan
luas perannya bagi keberhasilan organisasi tidak terkecuali organisasi disektor
pemerintahan karena dapat membantu segala jenis kegiatan yaitu meningkatkan
efisiensi dan efektivitas komunikasi dan kinerja pegawainya Dalam rangka
mewujudkan kinerja pemerintah yang memuaskan berupa tata kelola
pemerintahan yang baik (good governance) pemerintah terus melakukan berbagai
upaya perbaikan untuk transparansi dan akuntabilitas pegelolaan keuangan
negaradaerah salah satunya dengan cara penyempurnaan sistem administrasi
negara secara menyeluruh Salah satu cara yang ditempuh pemerintah dengan
menerapkan aplikasi atau perangkat peraturan perundangan tentang pengelolaan
keuangan negaradaerah
Disinilah muncul kebutuhan akan sistem informasi keuangan Sistem
informasi merupakan serangkaian prosedur formal dimana data dikumpulkan
diproses menjadi informasi dan didistribusikan ke para pengguna (Cindy and
Ros 2014) Chang (2001) juga menegaskan bahwa informasi akuntansi
memainkan peran penting dalam meningkatkan efektivitas organisasi dalam
lingkungan yang kompetitif global perubahan teknologi ekonomi tinggi dan
cepat selalu mempengaruhi nilai relevansi informasi akuntansi
Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor
59 Tahun 2007 tentang perubahan atas Peraturan Mentri Dalam Negeri Nomor 13
Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah dalam rangka
pelaksanaan kewenangan Pemerintah Daerah maka hak dan kewajiban daerah
yang dinilai dengan uang perlu dikelola dalam suatu sistem pengelolaan keuangan
xix
xix
daerah Bali khususnya Pemerintah Kota Denpasar dalam hal ini telah
menerapkan sistem pengelolaan keuangan yang dinamakan Sistem Informasi
Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) dimana sistem tersebut diharapkan dapat
lebih menunjang kerja para pegawainya dalam proses laporan keuangan Sistem
Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah merupakan salah satu manifestasi aksi
nyata dari Kementerian Dalam Negeri kepada Pemerintah Daerah dalam bidang
pengelolaan keuangan daerah Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah
dibangun dalam rangka percepatan transfer data pada asas efesiensi ekonomis
efektif transparan akuntabel dan auditabel dalam penghimpunan data keuangan
daerah Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) dapat
membantu individu untuk mencapai hasil dari fungsi pekerjaan prestasi
karyawan pencapaian tujuan organisasi dan periode waktu yang telah ditentukan
(Tika 200621)
Pemerintah Daerah berkewajiban untuk mengembangkan dan
memanfaatkan kemajuan teknologi informasi agar dapat meningkatkan
kemampuan dalam mengelola Keuangan Daerah dan menyalurkan informasi
Keuangan Daerah kepada publik (Darise 2009297) Di sisi lain penelitian
Mohamad dkk (2004) berpendapat bahwa akuntabilitas atau kondisi yang dapat
dipertanggungjawabkan muncul sebagai jawaban terhadap permasalahan
information asymmetry Teori asimetri informasi beranggapan bahwa banyak
terjadi kesenjangan informasi antara pihak manajemen yang mempunyai akses
langsung terhadap informasi dengan pihak konstituen atau masyarakat yang
berada di luar manajemen Fenomena yang terjadi salah satu pejabat di
xx
xx
Perusahaan Daerah Parkir Tahun 2016 terindikasi atas kasus pungutan liar tetapi
tetapi belum dikenai hukuman padahal telah terbukti melakukan pungutan liar
(beritabalicom) Hal ini membuktikan bahwa pimpinan tidak memberikan contoh
yang baik kepada seluruh bawahannya dan kepada pimpinan lainnya di setiap
Satuan Kerja Perangkat Daerah Pemerintah Kota Denpasar Akuntabilitas dan
transparansi dalam mengelola keuangan daerah tidak diterapkan serta tidak
mempertanggungjawabkan integritas keuangan pengungkapan dan ketaatan
terhadap peraturan perundangan-undangan Walaupun aparat Satuan Kerja
Perangkat Daerah yang diberikan kewajiban dalam mengelola keuangan daerah
adalah bendahara penerimaan bendahara pengeluaran pembantu bendahara serta
atasan dengan menggunakan bantuan aplikasi Sistem Informasi Pengelolaan
Keuangan Daerah (Dewi 2014)
Terlepas dari fenomena yang ada keberhasilan Sistem Informasi
Pengelolaan Keuangan Daerah dapat dilihat dari kualitas laporan keuangan di
Pemerintah Kota Denpasar yang berhasil mempertahankan opini wajar tanpa
pengecualian (WTP) empat kali berturut-turut sejak tahun 2012 Opini WTP
merupakan penilaian tertinggi yang diberikan karena menunjukkan bahwa laporan
keuangan tersebut telah disajikan secara wajar tidak terdapat kesalahan yang
material dan sesuai standar (Atyanta 2011) Prestasi yang diperoleh Pemerintah
Kota Denpasar tersebut tidak lepas dari kualitas sumber daya manusianya dan
teknologi informasi yang diharapkan dapat menjadi semangat bagi aparatur di
Pemerintah Kota Denpasar OrsquoBrien dan Marakas (2009) menyatakan bahwa
xxi
xxi
terdapat beberapa alasan yang menyebabkan sukses atau tidaknya suatu
organisasiperusahaan dalam menerapkan sistem informasi
Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan dan kegagalan penerapan
sistem informasi antara lain kapasitas sumber daya manusia (pemakai) dan
teknologi informasi (Simanjuntak 2013) Lebih lanjut hasil penelitiannya
menyatakan bahwa kapasitas sumber daya manusia (pemakai) dan teknologi
informasi berpengaruh positif terhadap keberhasilan penerapan sistem informasi
Seperti penelitian yang dilakukan oleh Susilatri Tanjung dan Pebrina (2010)
menunjukkan bahwa keterlibatan pemakai (sumber daya manusia) dalam proses
pengembangan sistem adanya dukungan manajemen puncak adanya pelatihan
dan pendidikan pemakai ukuran organisasi kemampuan teknik personal sistem
informasi keberadaan dewan pengarah sistem informasi dan lokasi dari
departemen sistem informasi berpengaruh positif pada kinerja Sistem Informasi
Akuntansi
Terdapat hasil yang tidak konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Bagoe (2009) menemukan hasil bahwa kapasitas sumber daya manusia tidak
berpengaruh positif pada implementasi sistem informasi pengelolaan keuangan
dikarenakan sumber daya manusia yang kurang disiplin dalam penyusunan
laporan keuangan Hal ini didukung oleh penelitian Warisno (2008) yang
menunjukkan bahwa kegagalan sumber daya manusia dalam memahami dan
menerapkan logika akuntansi akan berdampak pada kekeliruan laporan
keuangan yang dibuat dan ketidaksesuaian laporan dengan standar yang
ditetapkan pemerintah Senada dengan penelitian sebelumnya Hendra dkk
xxii
xxii
(2015) menyatakan bahwa sumber daya manusia sebagai pemakai berpengaruh
negatif pada kinerja sistem informasi akuntansi karena tidak mengerti cara
mengoperasikan sistem tidak dilibatkan dalam pengembangan sistem sehingga
mereka tidak memiliki pengetahuan yang cukup dan berakibat pada kinerja sistem
informasi Studi Almilia dan Briliantine (2007) juga menunjukkan bahwa tidak
terdapat hubungan yang signifikan antara keterlibatan pengguna dalam proses
pengembangan sistem dengan kinerja Sistem Informasi Akuntansi
Selain kapasitas sumber daya manusia teknologi informasi dinyatakan
mampu mempengaruhi implementasi sistem informasi pengelolaan keuangan
daerah Teknologi informasi secara perlahan namun konsisten meresap pada
organisasi pemerintah dan lembaga di semua tingkatan (Manivannan 2011)
Semakin canggih aplikasi teknologi informasi akan semakin meningkatkan kinerja
suatu sistem untuk menyajikan informasi sesuai dengan kebutuhan manajer dalam
pengambilan keputusan (Vienda 2013) Studi yang dilakukan Nihayah (2015)
menemukan bahwa pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh positif
terhadap keterandalan pelaporan keuangan pemerintah daerah Pada riset
Doms Jarmin and Klimek (2004) menunjukkan bahwa laporan keuangan masih
tetap menjadi sumber yang paling penting dan layak dari informasi eksternal di
perusahaan
Senada dengan penelitian sebelumnya Nurillah (2014) menemukan bahwa
pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan
daerah Penelitian dari Rahman (2015) juga menemukan bahwa pemanfaatan
Teknologi Informasi berpengaruh signifikan positif terhadap kualitas laporan
xxiii
xxiii
keuangan daerah Pada hasil penelitiannya menunjukkan semakin tinggi
pemanfaatan teknologi informasi maka semakin tinggi pula pengaruhnya
terhadap kualitas laporan keuangan Namun terdapat hasil penelitian yang
berbeda ditemukan oleh penelitian Lindawati dan Irma (2012) mengungkapkan
bahwa teknologi informasi memiliki pengaruh negatif terhadap kinerja individual
hal tersebut dikarenakan adanya ketidaksesuaian tugas dengan teknologi informasi
dimana didalam menyelesaikan pekerjaan pegawai merasa terhambat dalam
mengakses data untuk memperoleh data yang akurat dan tepat Bahkan ketika
sistem informasi pengelolaan keuangan daerah digunakan aplikasi ini seringkali
terkendala jaringan sistem yang error dan teknologi informasi yang semakin
canggih di Era Globalisasi saat ini (wwwdjkdkemendagrigoidDiakses
tanggal 2 bulan Agustus tahun 2013)
Motivasi peneliti menguji kembali mengenai pengaruh kapasitas sumber
daya manusia dan teknologi informasi pada implementasi sistem informasi
pengelolaan keuangan daerah karena terdapat inkonsistensi hasil penelitian-
penelitian sebelumnya Govindarajan (1986) menyatakan bahwa kemungkinan
belum ada kesatuan hasil penelitian atau lebih dikenal dengan istilah faktor
kontinjensi Murray (1990) menjelaskan bahwa diperlukan pendekatan
kontingensi untuk mengindentifikasi variabel lain yang bertindak sebagai
pemoderasi ataupun pemediasi dalam model riset Secara konseptual dan hasil
riset empiris variabel yang berperan memoderasi pengaruh kapasitas sumber daya
manusia dan teknologi informasi pada implementasi sistem informasi pengelolaan
keuangan daerah salah satunya yaitu dukungan manajemen puncak
xxiv
xxiv
Penggunaan variabel dukungan manajemen puncak sebagai variabel
moderasi pernah dilakukan oleh Vanlommel dan DeBrabander (1975) dalam Lau
(2004) menemukan bukti bahwa hubungan antara partisipasi sumber daya dan
kepuasan pemakai dipengaruhi oleh dukungan manajemen puncak sebagai
variabel moderating Hasil yang sama diperoleh oleh Kim dan Lee (1986) bahwa
hubungan antara partisipasi sumber daya dan kepuasan sistem dipengaruhi oleh
dukungan manajemen puncak sebagai variabel moderasi
Berdasar uraian diatas maka penelitian ini akan meneliti dukungan
manajemen puncak sebagai pemoderasi pengaruh kapasitas sumber daya manusia
dan teknologi informasi pada Implementasi Sistem Informasi Pengelolaan
Keuangan Daerah (SIPKD) di Pemerintah Kota Denpasar
12 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dipaparkan di atas maka
permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian dirumuskan dalam bentuk
pertanyaan penelitian sebagai berikut
1) Apakah kapasitas sumber daya manusia berpengaruh pada implementasi
Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) di Pemerintah Kota
Denpasar
2) Apakah teknologi informasi berpengaruh pada implementasi Sistem Informasi
Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) di Pemerintah Kota Denpasar
3) Apakah dukungan manajemen puncak memoderasi pengaruh kapasitas sumber
daya manusia pada implementasi Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan
Daerah (SIPKD) di Pemerintah Kota Denpasar
xxv
xxv
4) Apakah dukungan manajemen puncak memoderasi pengaruh teknologi
informasi pada implementasi Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah
(SIPKD) di Pemerintah Kota Denpasar
13 Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan pokok permasalahan diatas maka tujuan
penelitian ini adalah
1) Untuk memperoleh bukti empiris pengaruh kapasitas sumber daya manusia
pada implementasi Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD)
di Pemerintah Kota Denpasar
2) Untuk memperoleh bukti empiris pengaruh teknologi informasi pada
implementasi Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) di
Pemerintah Kota Denpasar
3) Untuk memperoleh bukti empiris kemampuan dukungan manajemen puncak
memoderasi pengaruh kapasitas sumber daya manusia pada implementasi
Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) di Pemerintah Kota
Denpasar
4) Untuk memperoleh bukti empiris kemampuan dukungan manajemen puncak
memoderasi pengaruh teknologi informasi pada implementasi Sistem
Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) di Pemerintah Kota
Denpasar
13 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak
terkait diantaranya
xxvi
xxvi
1) Manfaat Teoretis
Penelitian ini diharapkan dapat memperluas pengetahuan dan wawasan serta
menambah pembendaharaan teori Technology Acceptance Model (TAM) yang
memuat model mengenai sikap individu untuk menerima dan menggunakan
teknologi dan teori Motivasi Douglas McGregor yang memuat model
mengenai perbedaan dasar mengenai perilaku manusia yang digunakan para
pimpinan mengamati perilaku pegawainya dalam organisasi yang dipimpinya
Adapun tujuannya adalah untuk memperkuat penelitian-penelitian sebelumnya
khususnya tentang pengaruh kapasitas sumber daya manusia teknologi
informasi dan dukungan manajemen puncak pada Implementasi Sistem
Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) di Pemerintah Kota
Denpasar serta dapat menambah daftar pustaka di lingkungan akademis
sebagai referensi mahasiswa yang ingin melakukan penelitian yang sejenis
2) Kegunaan Praktis
Hasil dari penelitian ini diharapkan Satuan Kerja Perangkat Daerah Pemerintah
Kota Denpasar dapat memperhatikan hal-hal seperti pemberian kualifikasi
pendidikan dengan pelatihan dan workshop untuk menunjang implementasi
aplikasi sistem informasi pengelolaan keuangan daerah Tidak hanya itu
diharapkan pimpinan lebih peduli terhadap kondisi peralatan yang rusak atau
usang agar cepat diganti atau diperbaiki demi percepatan transfer data dalam
keberhasilan implementasi sistem informasi pengelolaan keuangan daerah
12
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL DALAM i
PRASYARAT GELAR ii
LEMBAR PENGESAHAN iii
PENETAPAN PANITIA PENGUJI iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH MAHASISWA v
UCAPAN TERIMAKASIH vi
ABSTRAK viii
ABSTRACT ix
RINGKASAN x
DAFTAR ISI xii
DAFTAR TABEL xiv
DAFTAR GAMBAR xv
DAFTAR LAMPIRAN xvi
BAB I PENDAHULUAN
11 Latar Belakang Masalah 1
12 Rumusan Masalah 8
13 Tujuan Penelitian 9
14 Manfaat Penelitian 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
21 Landasan Teori 11
211 Teori Tecnology Acceptance Model (TAM) 11
212 Teori Motivasi Douglas McGregor 13
213 Sistem Informasi Akuntansi 14
214 Sistem Informasi Pengelolaan
Keuangan Daerah (SIPKD) 19
215 Kapasitas Sumber Daya Manusia 21
216 Teknologi Informasi 23
217 Dukungan Manajemen Puncak 25
22 Pembahasan Hasil Penelitian Sebelumnya 26
BAB III KERANGKA BERPIKIR KONSEP DAN HIPOTESIS
PENELITIAN
31 Kerangka Berpikir 29
32 Konsep Penelitian 33
33 Hipotesis Penelitian 34
BAB IV METODE PENELITIAN
41 Rancangan Penelitian 43
42 Tempat dan Waktu Penelitian 44
43 Populasi dan Sampel 47
44 Variabel 50
45 Metode Pengumpulan Data 56
13
46 Prosedur Pengumpulan Data 57
47 Teknik Analisis Data 57
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 64
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN 87
DAFTAR PUSTAKA 91
Lampiran
14
DAFTAR TABEL
Tabel 41 Jumlah SKPD Pemerintah Kota Denpasar Tahun 2016 45
Tabel 42 Sampel Penelitian 48
Tabel 43 Indikator-Indikator Sistem Informasi
Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) 53
Tabel 44 Indikator-Indikator Kapasitas Sumber Daya Manusia 54
Tabel 45 Indikator-Indikator Teknologi Informasi 55
Tabel 46 Indikator-Indikator Dukungan Manajemen Puncak 56
Tabel 51 Tingkat Penyebaran dan Pengembalian Kuesioner 65
Tabel 52 Karakteristik Responden 66
Tabel 53 Hasil Statistik Deskriptif 68
Tabel 54 Hasil Uji Validitas 70
Tabel 55 Hasil Uji Reliabilitas 71
Tabel 56 Hasil Uji Normalitas 72
Tabel 57 Hasil Uji Multikolinearitas 73
Tabel 58 Hasil Uji Heteroskedastisitas 73
Tabel 59 Hasil Analisis Regresi Berganda 74
Tebel 510 Hasil Analisis Regresi Moderasi 76
15
DAFTAR GAMBAR
Gambar 31 Kerangka Berpikir 32
Gambar 32 Konsep Penelitian 34
Gambar 41 Rancangan Penelitian 44
16
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner Penelitian 103
Lampiran 2 Jawaban Responden 110
Lampiran 3 Deskriptif Variabel Penelitian 111
Lampiran 4 Uji Validitas 120
Lampiran 5 Uji Reliabilitas 124
Lampiran 6 Uji Normalitas 128
Lampiran 7 Uji Multikoleniaritas 129
Lampiran 8 Uji Heteroskedastisitas 130
Lampiran 9 Uji Regresi Berganda Dan MRA 131
17
BAB I
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang
Perkembangan dunia teknologi informasi yang demikian pesatnya telah
membawa manfaat luar biasa bagi kemajuan peradaban umat manusia Kehidupan
setiap orang sekarang perlahan-lahan mulai berubah dari era industri berubah
menjadi era informasi dan komunikasi dibalik pengaruh era globalisasi dan
informatika yang menjadikan komputer internet dan pesatnya perkembangan
teknologi informasi sebagai bagian utama yang harus ada atau tidak boleh
kekurangan di dunia pendidikan dan di organisasi Menurut Bodnar dan Hopwood
(2006) terdapat tiga hal yang berkaitan dengan penerapan Teknologi Informasi
berbasis komputer yaitu Perangkat keras (hardware) Perangkat lunak (software)
dan Pengguna (brainware)
Pada umumnya orang memandang teknologi informasi dapat digunakan
untuk memecahkan masalah menghasilkan keuntungan bagi perusahaan dan
memudahkan penyelesaian tugas Seperti studi Rahadi (2007) yang menyatakan
bahwa teknologi informasi mempunyai manfaat atau kemudahan bagi seseorang
dalam menghemat waktu maupun tenaga Namun teknologi yang tidak
bermanfaat kurang handal serta biaya tinggi apabila diterapkan akan banyak
menghasilkan hal negatif dan akan berpengaruh pada aktivitas pemakai bahkan
kinerja yang diharapkan tidak tercapai
xviii
xviii
Teknologi informasi telah menjadi komponen yang sangat penting dan
luas perannya bagi keberhasilan organisasi tidak terkecuali organisasi disektor
pemerintahan karena dapat membantu segala jenis kegiatan yaitu meningkatkan
efisiensi dan efektivitas komunikasi dan kinerja pegawainya Dalam rangka
mewujudkan kinerja pemerintah yang memuaskan berupa tata kelola
pemerintahan yang baik (good governance) pemerintah terus melakukan berbagai
upaya perbaikan untuk transparansi dan akuntabilitas pegelolaan keuangan
negaradaerah salah satunya dengan cara penyempurnaan sistem administrasi
negara secara menyeluruh Salah satu cara yang ditempuh pemerintah dengan
menerapkan aplikasi atau perangkat peraturan perundangan tentang pengelolaan
keuangan negaradaerah
Disinilah muncul kebutuhan akan sistem informasi keuangan Sistem
informasi merupakan serangkaian prosedur formal dimana data dikumpulkan
diproses menjadi informasi dan didistribusikan ke para pengguna (Cindy and
Ros 2014) Chang (2001) juga menegaskan bahwa informasi akuntansi
memainkan peran penting dalam meningkatkan efektivitas organisasi dalam
lingkungan yang kompetitif global perubahan teknologi ekonomi tinggi dan
cepat selalu mempengaruhi nilai relevansi informasi akuntansi
Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor
59 Tahun 2007 tentang perubahan atas Peraturan Mentri Dalam Negeri Nomor 13
Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah dalam rangka
pelaksanaan kewenangan Pemerintah Daerah maka hak dan kewajiban daerah
yang dinilai dengan uang perlu dikelola dalam suatu sistem pengelolaan keuangan
xix
xix
daerah Bali khususnya Pemerintah Kota Denpasar dalam hal ini telah
menerapkan sistem pengelolaan keuangan yang dinamakan Sistem Informasi
Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) dimana sistem tersebut diharapkan dapat
lebih menunjang kerja para pegawainya dalam proses laporan keuangan Sistem
Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah merupakan salah satu manifestasi aksi
nyata dari Kementerian Dalam Negeri kepada Pemerintah Daerah dalam bidang
pengelolaan keuangan daerah Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah
dibangun dalam rangka percepatan transfer data pada asas efesiensi ekonomis
efektif transparan akuntabel dan auditabel dalam penghimpunan data keuangan
daerah Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) dapat
membantu individu untuk mencapai hasil dari fungsi pekerjaan prestasi
karyawan pencapaian tujuan organisasi dan periode waktu yang telah ditentukan
(Tika 200621)
Pemerintah Daerah berkewajiban untuk mengembangkan dan
memanfaatkan kemajuan teknologi informasi agar dapat meningkatkan
kemampuan dalam mengelola Keuangan Daerah dan menyalurkan informasi
Keuangan Daerah kepada publik (Darise 2009297) Di sisi lain penelitian
Mohamad dkk (2004) berpendapat bahwa akuntabilitas atau kondisi yang dapat
dipertanggungjawabkan muncul sebagai jawaban terhadap permasalahan
information asymmetry Teori asimetri informasi beranggapan bahwa banyak
terjadi kesenjangan informasi antara pihak manajemen yang mempunyai akses
langsung terhadap informasi dengan pihak konstituen atau masyarakat yang
berada di luar manajemen Fenomena yang terjadi salah satu pejabat di
xx
xx
Perusahaan Daerah Parkir Tahun 2016 terindikasi atas kasus pungutan liar tetapi
tetapi belum dikenai hukuman padahal telah terbukti melakukan pungutan liar
(beritabalicom) Hal ini membuktikan bahwa pimpinan tidak memberikan contoh
yang baik kepada seluruh bawahannya dan kepada pimpinan lainnya di setiap
Satuan Kerja Perangkat Daerah Pemerintah Kota Denpasar Akuntabilitas dan
transparansi dalam mengelola keuangan daerah tidak diterapkan serta tidak
mempertanggungjawabkan integritas keuangan pengungkapan dan ketaatan
terhadap peraturan perundangan-undangan Walaupun aparat Satuan Kerja
Perangkat Daerah yang diberikan kewajiban dalam mengelola keuangan daerah
adalah bendahara penerimaan bendahara pengeluaran pembantu bendahara serta
atasan dengan menggunakan bantuan aplikasi Sistem Informasi Pengelolaan
Keuangan Daerah (Dewi 2014)
Terlepas dari fenomena yang ada keberhasilan Sistem Informasi
Pengelolaan Keuangan Daerah dapat dilihat dari kualitas laporan keuangan di
Pemerintah Kota Denpasar yang berhasil mempertahankan opini wajar tanpa
pengecualian (WTP) empat kali berturut-turut sejak tahun 2012 Opini WTP
merupakan penilaian tertinggi yang diberikan karena menunjukkan bahwa laporan
keuangan tersebut telah disajikan secara wajar tidak terdapat kesalahan yang
material dan sesuai standar (Atyanta 2011) Prestasi yang diperoleh Pemerintah
Kota Denpasar tersebut tidak lepas dari kualitas sumber daya manusianya dan
teknologi informasi yang diharapkan dapat menjadi semangat bagi aparatur di
Pemerintah Kota Denpasar OrsquoBrien dan Marakas (2009) menyatakan bahwa
xxi
xxi
terdapat beberapa alasan yang menyebabkan sukses atau tidaknya suatu
organisasiperusahaan dalam menerapkan sistem informasi
Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan dan kegagalan penerapan
sistem informasi antara lain kapasitas sumber daya manusia (pemakai) dan
teknologi informasi (Simanjuntak 2013) Lebih lanjut hasil penelitiannya
menyatakan bahwa kapasitas sumber daya manusia (pemakai) dan teknologi
informasi berpengaruh positif terhadap keberhasilan penerapan sistem informasi
Seperti penelitian yang dilakukan oleh Susilatri Tanjung dan Pebrina (2010)
menunjukkan bahwa keterlibatan pemakai (sumber daya manusia) dalam proses
pengembangan sistem adanya dukungan manajemen puncak adanya pelatihan
dan pendidikan pemakai ukuran organisasi kemampuan teknik personal sistem
informasi keberadaan dewan pengarah sistem informasi dan lokasi dari
departemen sistem informasi berpengaruh positif pada kinerja Sistem Informasi
Akuntansi
Terdapat hasil yang tidak konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Bagoe (2009) menemukan hasil bahwa kapasitas sumber daya manusia tidak
berpengaruh positif pada implementasi sistem informasi pengelolaan keuangan
dikarenakan sumber daya manusia yang kurang disiplin dalam penyusunan
laporan keuangan Hal ini didukung oleh penelitian Warisno (2008) yang
menunjukkan bahwa kegagalan sumber daya manusia dalam memahami dan
menerapkan logika akuntansi akan berdampak pada kekeliruan laporan
keuangan yang dibuat dan ketidaksesuaian laporan dengan standar yang
ditetapkan pemerintah Senada dengan penelitian sebelumnya Hendra dkk
xxii
xxii
(2015) menyatakan bahwa sumber daya manusia sebagai pemakai berpengaruh
negatif pada kinerja sistem informasi akuntansi karena tidak mengerti cara
mengoperasikan sistem tidak dilibatkan dalam pengembangan sistem sehingga
mereka tidak memiliki pengetahuan yang cukup dan berakibat pada kinerja sistem
informasi Studi Almilia dan Briliantine (2007) juga menunjukkan bahwa tidak
terdapat hubungan yang signifikan antara keterlibatan pengguna dalam proses
pengembangan sistem dengan kinerja Sistem Informasi Akuntansi
Selain kapasitas sumber daya manusia teknologi informasi dinyatakan
mampu mempengaruhi implementasi sistem informasi pengelolaan keuangan
daerah Teknologi informasi secara perlahan namun konsisten meresap pada
organisasi pemerintah dan lembaga di semua tingkatan (Manivannan 2011)
Semakin canggih aplikasi teknologi informasi akan semakin meningkatkan kinerja
suatu sistem untuk menyajikan informasi sesuai dengan kebutuhan manajer dalam
pengambilan keputusan (Vienda 2013) Studi yang dilakukan Nihayah (2015)
menemukan bahwa pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh positif
terhadap keterandalan pelaporan keuangan pemerintah daerah Pada riset
Doms Jarmin and Klimek (2004) menunjukkan bahwa laporan keuangan masih
tetap menjadi sumber yang paling penting dan layak dari informasi eksternal di
perusahaan
Senada dengan penelitian sebelumnya Nurillah (2014) menemukan bahwa
pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan
daerah Penelitian dari Rahman (2015) juga menemukan bahwa pemanfaatan
Teknologi Informasi berpengaruh signifikan positif terhadap kualitas laporan
xxiii
xxiii
keuangan daerah Pada hasil penelitiannya menunjukkan semakin tinggi
pemanfaatan teknologi informasi maka semakin tinggi pula pengaruhnya
terhadap kualitas laporan keuangan Namun terdapat hasil penelitian yang
berbeda ditemukan oleh penelitian Lindawati dan Irma (2012) mengungkapkan
bahwa teknologi informasi memiliki pengaruh negatif terhadap kinerja individual
hal tersebut dikarenakan adanya ketidaksesuaian tugas dengan teknologi informasi
dimana didalam menyelesaikan pekerjaan pegawai merasa terhambat dalam
mengakses data untuk memperoleh data yang akurat dan tepat Bahkan ketika
sistem informasi pengelolaan keuangan daerah digunakan aplikasi ini seringkali
terkendala jaringan sistem yang error dan teknologi informasi yang semakin
canggih di Era Globalisasi saat ini (wwwdjkdkemendagrigoidDiakses
tanggal 2 bulan Agustus tahun 2013)
Motivasi peneliti menguji kembali mengenai pengaruh kapasitas sumber
daya manusia dan teknologi informasi pada implementasi sistem informasi
pengelolaan keuangan daerah karena terdapat inkonsistensi hasil penelitian-
penelitian sebelumnya Govindarajan (1986) menyatakan bahwa kemungkinan
belum ada kesatuan hasil penelitian atau lebih dikenal dengan istilah faktor
kontinjensi Murray (1990) menjelaskan bahwa diperlukan pendekatan
kontingensi untuk mengindentifikasi variabel lain yang bertindak sebagai
pemoderasi ataupun pemediasi dalam model riset Secara konseptual dan hasil
riset empiris variabel yang berperan memoderasi pengaruh kapasitas sumber daya
manusia dan teknologi informasi pada implementasi sistem informasi pengelolaan
keuangan daerah salah satunya yaitu dukungan manajemen puncak
xxiv
xxiv
Penggunaan variabel dukungan manajemen puncak sebagai variabel
moderasi pernah dilakukan oleh Vanlommel dan DeBrabander (1975) dalam Lau
(2004) menemukan bukti bahwa hubungan antara partisipasi sumber daya dan
kepuasan pemakai dipengaruhi oleh dukungan manajemen puncak sebagai
variabel moderating Hasil yang sama diperoleh oleh Kim dan Lee (1986) bahwa
hubungan antara partisipasi sumber daya dan kepuasan sistem dipengaruhi oleh
dukungan manajemen puncak sebagai variabel moderasi
Berdasar uraian diatas maka penelitian ini akan meneliti dukungan
manajemen puncak sebagai pemoderasi pengaruh kapasitas sumber daya manusia
dan teknologi informasi pada Implementasi Sistem Informasi Pengelolaan
Keuangan Daerah (SIPKD) di Pemerintah Kota Denpasar
12 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dipaparkan di atas maka
permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian dirumuskan dalam bentuk
pertanyaan penelitian sebagai berikut
1) Apakah kapasitas sumber daya manusia berpengaruh pada implementasi
Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) di Pemerintah Kota
Denpasar
2) Apakah teknologi informasi berpengaruh pada implementasi Sistem Informasi
Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) di Pemerintah Kota Denpasar
3) Apakah dukungan manajemen puncak memoderasi pengaruh kapasitas sumber
daya manusia pada implementasi Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan
Daerah (SIPKD) di Pemerintah Kota Denpasar
xxv
xxv
4) Apakah dukungan manajemen puncak memoderasi pengaruh teknologi
informasi pada implementasi Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah
(SIPKD) di Pemerintah Kota Denpasar
13 Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan pokok permasalahan diatas maka tujuan
penelitian ini adalah
1) Untuk memperoleh bukti empiris pengaruh kapasitas sumber daya manusia
pada implementasi Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD)
di Pemerintah Kota Denpasar
2) Untuk memperoleh bukti empiris pengaruh teknologi informasi pada
implementasi Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) di
Pemerintah Kota Denpasar
3) Untuk memperoleh bukti empiris kemampuan dukungan manajemen puncak
memoderasi pengaruh kapasitas sumber daya manusia pada implementasi
Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) di Pemerintah Kota
Denpasar
4) Untuk memperoleh bukti empiris kemampuan dukungan manajemen puncak
memoderasi pengaruh teknologi informasi pada implementasi Sistem
Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) di Pemerintah Kota
Denpasar
13 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak
terkait diantaranya
xxvi
xxvi
1) Manfaat Teoretis
Penelitian ini diharapkan dapat memperluas pengetahuan dan wawasan serta
menambah pembendaharaan teori Technology Acceptance Model (TAM) yang
memuat model mengenai sikap individu untuk menerima dan menggunakan
teknologi dan teori Motivasi Douglas McGregor yang memuat model
mengenai perbedaan dasar mengenai perilaku manusia yang digunakan para
pimpinan mengamati perilaku pegawainya dalam organisasi yang dipimpinya
Adapun tujuannya adalah untuk memperkuat penelitian-penelitian sebelumnya
khususnya tentang pengaruh kapasitas sumber daya manusia teknologi
informasi dan dukungan manajemen puncak pada Implementasi Sistem
Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) di Pemerintah Kota
Denpasar serta dapat menambah daftar pustaka di lingkungan akademis
sebagai referensi mahasiswa yang ingin melakukan penelitian yang sejenis
2) Kegunaan Praktis
Hasil dari penelitian ini diharapkan Satuan Kerja Perangkat Daerah Pemerintah
Kota Denpasar dapat memperhatikan hal-hal seperti pemberian kualifikasi
pendidikan dengan pelatihan dan workshop untuk menunjang implementasi
aplikasi sistem informasi pengelolaan keuangan daerah Tidak hanya itu
diharapkan pimpinan lebih peduli terhadap kondisi peralatan yang rusak atau
usang agar cepat diganti atau diperbaiki demi percepatan transfer data dalam
keberhasilan implementasi sistem informasi pengelolaan keuangan daerah
13
46 Prosedur Pengumpulan Data 57
47 Teknik Analisis Data 57
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 64
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN 87
DAFTAR PUSTAKA 91
Lampiran
14
DAFTAR TABEL
Tabel 41 Jumlah SKPD Pemerintah Kota Denpasar Tahun 2016 45
Tabel 42 Sampel Penelitian 48
Tabel 43 Indikator-Indikator Sistem Informasi
Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) 53
Tabel 44 Indikator-Indikator Kapasitas Sumber Daya Manusia 54
Tabel 45 Indikator-Indikator Teknologi Informasi 55
Tabel 46 Indikator-Indikator Dukungan Manajemen Puncak 56
Tabel 51 Tingkat Penyebaran dan Pengembalian Kuesioner 65
Tabel 52 Karakteristik Responden 66
Tabel 53 Hasil Statistik Deskriptif 68
Tabel 54 Hasil Uji Validitas 70
Tabel 55 Hasil Uji Reliabilitas 71
Tabel 56 Hasil Uji Normalitas 72
Tabel 57 Hasil Uji Multikolinearitas 73
Tabel 58 Hasil Uji Heteroskedastisitas 73
Tabel 59 Hasil Analisis Regresi Berganda 74
Tebel 510 Hasil Analisis Regresi Moderasi 76
15
DAFTAR GAMBAR
Gambar 31 Kerangka Berpikir 32
Gambar 32 Konsep Penelitian 34
Gambar 41 Rancangan Penelitian 44
16
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner Penelitian 103
Lampiran 2 Jawaban Responden 110
Lampiran 3 Deskriptif Variabel Penelitian 111
Lampiran 4 Uji Validitas 120
Lampiran 5 Uji Reliabilitas 124
Lampiran 6 Uji Normalitas 128
Lampiran 7 Uji Multikoleniaritas 129
Lampiran 8 Uji Heteroskedastisitas 130
Lampiran 9 Uji Regresi Berganda Dan MRA 131
17
BAB I
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang
Perkembangan dunia teknologi informasi yang demikian pesatnya telah
membawa manfaat luar biasa bagi kemajuan peradaban umat manusia Kehidupan
setiap orang sekarang perlahan-lahan mulai berubah dari era industri berubah
menjadi era informasi dan komunikasi dibalik pengaruh era globalisasi dan
informatika yang menjadikan komputer internet dan pesatnya perkembangan
teknologi informasi sebagai bagian utama yang harus ada atau tidak boleh
kekurangan di dunia pendidikan dan di organisasi Menurut Bodnar dan Hopwood
(2006) terdapat tiga hal yang berkaitan dengan penerapan Teknologi Informasi
berbasis komputer yaitu Perangkat keras (hardware) Perangkat lunak (software)
dan Pengguna (brainware)
Pada umumnya orang memandang teknologi informasi dapat digunakan
untuk memecahkan masalah menghasilkan keuntungan bagi perusahaan dan
memudahkan penyelesaian tugas Seperti studi Rahadi (2007) yang menyatakan
bahwa teknologi informasi mempunyai manfaat atau kemudahan bagi seseorang
dalam menghemat waktu maupun tenaga Namun teknologi yang tidak
bermanfaat kurang handal serta biaya tinggi apabila diterapkan akan banyak
menghasilkan hal negatif dan akan berpengaruh pada aktivitas pemakai bahkan
kinerja yang diharapkan tidak tercapai
xviii
xviii
Teknologi informasi telah menjadi komponen yang sangat penting dan
luas perannya bagi keberhasilan organisasi tidak terkecuali organisasi disektor
pemerintahan karena dapat membantu segala jenis kegiatan yaitu meningkatkan
efisiensi dan efektivitas komunikasi dan kinerja pegawainya Dalam rangka
mewujudkan kinerja pemerintah yang memuaskan berupa tata kelola
pemerintahan yang baik (good governance) pemerintah terus melakukan berbagai
upaya perbaikan untuk transparansi dan akuntabilitas pegelolaan keuangan
negaradaerah salah satunya dengan cara penyempurnaan sistem administrasi
negara secara menyeluruh Salah satu cara yang ditempuh pemerintah dengan
menerapkan aplikasi atau perangkat peraturan perundangan tentang pengelolaan
keuangan negaradaerah
Disinilah muncul kebutuhan akan sistem informasi keuangan Sistem
informasi merupakan serangkaian prosedur formal dimana data dikumpulkan
diproses menjadi informasi dan didistribusikan ke para pengguna (Cindy and
Ros 2014) Chang (2001) juga menegaskan bahwa informasi akuntansi
memainkan peran penting dalam meningkatkan efektivitas organisasi dalam
lingkungan yang kompetitif global perubahan teknologi ekonomi tinggi dan
cepat selalu mempengaruhi nilai relevansi informasi akuntansi
Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor
59 Tahun 2007 tentang perubahan atas Peraturan Mentri Dalam Negeri Nomor 13
Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah dalam rangka
pelaksanaan kewenangan Pemerintah Daerah maka hak dan kewajiban daerah
yang dinilai dengan uang perlu dikelola dalam suatu sistem pengelolaan keuangan
xix
xix
daerah Bali khususnya Pemerintah Kota Denpasar dalam hal ini telah
menerapkan sistem pengelolaan keuangan yang dinamakan Sistem Informasi
Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) dimana sistem tersebut diharapkan dapat
lebih menunjang kerja para pegawainya dalam proses laporan keuangan Sistem
Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah merupakan salah satu manifestasi aksi
nyata dari Kementerian Dalam Negeri kepada Pemerintah Daerah dalam bidang
pengelolaan keuangan daerah Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah
dibangun dalam rangka percepatan transfer data pada asas efesiensi ekonomis
efektif transparan akuntabel dan auditabel dalam penghimpunan data keuangan
daerah Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) dapat
membantu individu untuk mencapai hasil dari fungsi pekerjaan prestasi
karyawan pencapaian tujuan organisasi dan periode waktu yang telah ditentukan
(Tika 200621)
Pemerintah Daerah berkewajiban untuk mengembangkan dan
memanfaatkan kemajuan teknologi informasi agar dapat meningkatkan
kemampuan dalam mengelola Keuangan Daerah dan menyalurkan informasi
Keuangan Daerah kepada publik (Darise 2009297) Di sisi lain penelitian
Mohamad dkk (2004) berpendapat bahwa akuntabilitas atau kondisi yang dapat
dipertanggungjawabkan muncul sebagai jawaban terhadap permasalahan
information asymmetry Teori asimetri informasi beranggapan bahwa banyak
terjadi kesenjangan informasi antara pihak manajemen yang mempunyai akses
langsung terhadap informasi dengan pihak konstituen atau masyarakat yang
berada di luar manajemen Fenomena yang terjadi salah satu pejabat di
xx
xx
Perusahaan Daerah Parkir Tahun 2016 terindikasi atas kasus pungutan liar tetapi
tetapi belum dikenai hukuman padahal telah terbukti melakukan pungutan liar
(beritabalicom) Hal ini membuktikan bahwa pimpinan tidak memberikan contoh
yang baik kepada seluruh bawahannya dan kepada pimpinan lainnya di setiap
Satuan Kerja Perangkat Daerah Pemerintah Kota Denpasar Akuntabilitas dan
transparansi dalam mengelola keuangan daerah tidak diterapkan serta tidak
mempertanggungjawabkan integritas keuangan pengungkapan dan ketaatan
terhadap peraturan perundangan-undangan Walaupun aparat Satuan Kerja
Perangkat Daerah yang diberikan kewajiban dalam mengelola keuangan daerah
adalah bendahara penerimaan bendahara pengeluaran pembantu bendahara serta
atasan dengan menggunakan bantuan aplikasi Sistem Informasi Pengelolaan
Keuangan Daerah (Dewi 2014)
Terlepas dari fenomena yang ada keberhasilan Sistem Informasi
Pengelolaan Keuangan Daerah dapat dilihat dari kualitas laporan keuangan di
Pemerintah Kota Denpasar yang berhasil mempertahankan opini wajar tanpa
pengecualian (WTP) empat kali berturut-turut sejak tahun 2012 Opini WTP
merupakan penilaian tertinggi yang diberikan karena menunjukkan bahwa laporan
keuangan tersebut telah disajikan secara wajar tidak terdapat kesalahan yang
material dan sesuai standar (Atyanta 2011) Prestasi yang diperoleh Pemerintah
Kota Denpasar tersebut tidak lepas dari kualitas sumber daya manusianya dan
teknologi informasi yang diharapkan dapat menjadi semangat bagi aparatur di
Pemerintah Kota Denpasar OrsquoBrien dan Marakas (2009) menyatakan bahwa
xxi
xxi
terdapat beberapa alasan yang menyebabkan sukses atau tidaknya suatu
organisasiperusahaan dalam menerapkan sistem informasi
Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan dan kegagalan penerapan
sistem informasi antara lain kapasitas sumber daya manusia (pemakai) dan
teknologi informasi (Simanjuntak 2013) Lebih lanjut hasil penelitiannya
menyatakan bahwa kapasitas sumber daya manusia (pemakai) dan teknologi
informasi berpengaruh positif terhadap keberhasilan penerapan sistem informasi
Seperti penelitian yang dilakukan oleh Susilatri Tanjung dan Pebrina (2010)
menunjukkan bahwa keterlibatan pemakai (sumber daya manusia) dalam proses
pengembangan sistem adanya dukungan manajemen puncak adanya pelatihan
dan pendidikan pemakai ukuran organisasi kemampuan teknik personal sistem
informasi keberadaan dewan pengarah sistem informasi dan lokasi dari
departemen sistem informasi berpengaruh positif pada kinerja Sistem Informasi
Akuntansi
Terdapat hasil yang tidak konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Bagoe (2009) menemukan hasil bahwa kapasitas sumber daya manusia tidak
berpengaruh positif pada implementasi sistem informasi pengelolaan keuangan
dikarenakan sumber daya manusia yang kurang disiplin dalam penyusunan
laporan keuangan Hal ini didukung oleh penelitian Warisno (2008) yang
menunjukkan bahwa kegagalan sumber daya manusia dalam memahami dan
menerapkan logika akuntansi akan berdampak pada kekeliruan laporan
keuangan yang dibuat dan ketidaksesuaian laporan dengan standar yang
ditetapkan pemerintah Senada dengan penelitian sebelumnya Hendra dkk
xxii
xxii
(2015) menyatakan bahwa sumber daya manusia sebagai pemakai berpengaruh
negatif pada kinerja sistem informasi akuntansi karena tidak mengerti cara
mengoperasikan sistem tidak dilibatkan dalam pengembangan sistem sehingga
mereka tidak memiliki pengetahuan yang cukup dan berakibat pada kinerja sistem
informasi Studi Almilia dan Briliantine (2007) juga menunjukkan bahwa tidak
terdapat hubungan yang signifikan antara keterlibatan pengguna dalam proses
pengembangan sistem dengan kinerja Sistem Informasi Akuntansi
Selain kapasitas sumber daya manusia teknologi informasi dinyatakan
mampu mempengaruhi implementasi sistem informasi pengelolaan keuangan
daerah Teknologi informasi secara perlahan namun konsisten meresap pada
organisasi pemerintah dan lembaga di semua tingkatan (Manivannan 2011)
Semakin canggih aplikasi teknologi informasi akan semakin meningkatkan kinerja
suatu sistem untuk menyajikan informasi sesuai dengan kebutuhan manajer dalam
pengambilan keputusan (Vienda 2013) Studi yang dilakukan Nihayah (2015)
menemukan bahwa pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh positif
terhadap keterandalan pelaporan keuangan pemerintah daerah Pada riset
Doms Jarmin and Klimek (2004) menunjukkan bahwa laporan keuangan masih
tetap menjadi sumber yang paling penting dan layak dari informasi eksternal di
perusahaan
Senada dengan penelitian sebelumnya Nurillah (2014) menemukan bahwa
pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan
daerah Penelitian dari Rahman (2015) juga menemukan bahwa pemanfaatan
Teknologi Informasi berpengaruh signifikan positif terhadap kualitas laporan
xxiii
xxiii
keuangan daerah Pada hasil penelitiannya menunjukkan semakin tinggi
pemanfaatan teknologi informasi maka semakin tinggi pula pengaruhnya
terhadap kualitas laporan keuangan Namun terdapat hasil penelitian yang
berbeda ditemukan oleh penelitian Lindawati dan Irma (2012) mengungkapkan
bahwa teknologi informasi memiliki pengaruh negatif terhadap kinerja individual
hal tersebut dikarenakan adanya ketidaksesuaian tugas dengan teknologi informasi
dimana didalam menyelesaikan pekerjaan pegawai merasa terhambat dalam
mengakses data untuk memperoleh data yang akurat dan tepat Bahkan ketika
sistem informasi pengelolaan keuangan daerah digunakan aplikasi ini seringkali
terkendala jaringan sistem yang error dan teknologi informasi yang semakin
canggih di Era Globalisasi saat ini (wwwdjkdkemendagrigoidDiakses
tanggal 2 bulan Agustus tahun 2013)
Motivasi peneliti menguji kembali mengenai pengaruh kapasitas sumber
daya manusia dan teknologi informasi pada implementasi sistem informasi
pengelolaan keuangan daerah karena terdapat inkonsistensi hasil penelitian-
penelitian sebelumnya Govindarajan (1986) menyatakan bahwa kemungkinan
belum ada kesatuan hasil penelitian atau lebih dikenal dengan istilah faktor
kontinjensi Murray (1990) menjelaskan bahwa diperlukan pendekatan
kontingensi untuk mengindentifikasi variabel lain yang bertindak sebagai
pemoderasi ataupun pemediasi dalam model riset Secara konseptual dan hasil
riset empiris variabel yang berperan memoderasi pengaruh kapasitas sumber daya
manusia dan teknologi informasi pada implementasi sistem informasi pengelolaan
keuangan daerah salah satunya yaitu dukungan manajemen puncak
xxiv
xxiv
Penggunaan variabel dukungan manajemen puncak sebagai variabel
moderasi pernah dilakukan oleh Vanlommel dan DeBrabander (1975) dalam Lau
(2004) menemukan bukti bahwa hubungan antara partisipasi sumber daya dan
kepuasan pemakai dipengaruhi oleh dukungan manajemen puncak sebagai
variabel moderating Hasil yang sama diperoleh oleh Kim dan Lee (1986) bahwa
hubungan antara partisipasi sumber daya dan kepuasan sistem dipengaruhi oleh
dukungan manajemen puncak sebagai variabel moderasi
Berdasar uraian diatas maka penelitian ini akan meneliti dukungan
manajemen puncak sebagai pemoderasi pengaruh kapasitas sumber daya manusia
dan teknologi informasi pada Implementasi Sistem Informasi Pengelolaan
Keuangan Daerah (SIPKD) di Pemerintah Kota Denpasar
12 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dipaparkan di atas maka
permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian dirumuskan dalam bentuk
pertanyaan penelitian sebagai berikut
1) Apakah kapasitas sumber daya manusia berpengaruh pada implementasi
Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) di Pemerintah Kota
Denpasar
2) Apakah teknologi informasi berpengaruh pada implementasi Sistem Informasi
Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) di Pemerintah Kota Denpasar
3) Apakah dukungan manajemen puncak memoderasi pengaruh kapasitas sumber
daya manusia pada implementasi Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan
Daerah (SIPKD) di Pemerintah Kota Denpasar
xxv
xxv
4) Apakah dukungan manajemen puncak memoderasi pengaruh teknologi
informasi pada implementasi Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah
(SIPKD) di Pemerintah Kota Denpasar
13 Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan pokok permasalahan diatas maka tujuan
penelitian ini adalah
1) Untuk memperoleh bukti empiris pengaruh kapasitas sumber daya manusia
pada implementasi Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD)
di Pemerintah Kota Denpasar
2) Untuk memperoleh bukti empiris pengaruh teknologi informasi pada
implementasi Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) di
Pemerintah Kota Denpasar
3) Untuk memperoleh bukti empiris kemampuan dukungan manajemen puncak
memoderasi pengaruh kapasitas sumber daya manusia pada implementasi
Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) di Pemerintah Kota
Denpasar
4) Untuk memperoleh bukti empiris kemampuan dukungan manajemen puncak
memoderasi pengaruh teknologi informasi pada implementasi Sistem
Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) di Pemerintah Kota
Denpasar
13 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak
terkait diantaranya
xxvi
xxvi
1) Manfaat Teoretis
Penelitian ini diharapkan dapat memperluas pengetahuan dan wawasan serta
menambah pembendaharaan teori Technology Acceptance Model (TAM) yang
memuat model mengenai sikap individu untuk menerima dan menggunakan
teknologi dan teori Motivasi Douglas McGregor yang memuat model
mengenai perbedaan dasar mengenai perilaku manusia yang digunakan para
pimpinan mengamati perilaku pegawainya dalam organisasi yang dipimpinya
Adapun tujuannya adalah untuk memperkuat penelitian-penelitian sebelumnya
khususnya tentang pengaruh kapasitas sumber daya manusia teknologi
informasi dan dukungan manajemen puncak pada Implementasi Sistem
Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) di Pemerintah Kota
Denpasar serta dapat menambah daftar pustaka di lingkungan akademis
sebagai referensi mahasiswa yang ingin melakukan penelitian yang sejenis
2) Kegunaan Praktis
Hasil dari penelitian ini diharapkan Satuan Kerja Perangkat Daerah Pemerintah
Kota Denpasar dapat memperhatikan hal-hal seperti pemberian kualifikasi
pendidikan dengan pelatihan dan workshop untuk menunjang implementasi
aplikasi sistem informasi pengelolaan keuangan daerah Tidak hanya itu
diharapkan pimpinan lebih peduli terhadap kondisi peralatan yang rusak atau
usang agar cepat diganti atau diperbaiki demi percepatan transfer data dalam
keberhasilan implementasi sistem informasi pengelolaan keuangan daerah
14
DAFTAR TABEL
Tabel 41 Jumlah SKPD Pemerintah Kota Denpasar Tahun 2016 45
Tabel 42 Sampel Penelitian 48
Tabel 43 Indikator-Indikator Sistem Informasi
Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) 53
Tabel 44 Indikator-Indikator Kapasitas Sumber Daya Manusia 54
Tabel 45 Indikator-Indikator Teknologi Informasi 55
Tabel 46 Indikator-Indikator Dukungan Manajemen Puncak 56
Tabel 51 Tingkat Penyebaran dan Pengembalian Kuesioner 65
Tabel 52 Karakteristik Responden 66
Tabel 53 Hasil Statistik Deskriptif 68
Tabel 54 Hasil Uji Validitas 70
Tabel 55 Hasil Uji Reliabilitas 71
Tabel 56 Hasil Uji Normalitas 72
Tabel 57 Hasil Uji Multikolinearitas 73
Tabel 58 Hasil Uji Heteroskedastisitas 73
Tabel 59 Hasil Analisis Regresi Berganda 74
Tebel 510 Hasil Analisis Regresi Moderasi 76
15
DAFTAR GAMBAR
Gambar 31 Kerangka Berpikir 32
Gambar 32 Konsep Penelitian 34
Gambar 41 Rancangan Penelitian 44
16
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner Penelitian 103
Lampiran 2 Jawaban Responden 110
Lampiran 3 Deskriptif Variabel Penelitian 111
Lampiran 4 Uji Validitas 120
Lampiran 5 Uji Reliabilitas 124
Lampiran 6 Uji Normalitas 128
Lampiran 7 Uji Multikoleniaritas 129
Lampiran 8 Uji Heteroskedastisitas 130
Lampiran 9 Uji Regresi Berganda Dan MRA 131
17
BAB I
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang
Perkembangan dunia teknologi informasi yang demikian pesatnya telah
membawa manfaat luar biasa bagi kemajuan peradaban umat manusia Kehidupan
setiap orang sekarang perlahan-lahan mulai berubah dari era industri berubah
menjadi era informasi dan komunikasi dibalik pengaruh era globalisasi dan
informatika yang menjadikan komputer internet dan pesatnya perkembangan
teknologi informasi sebagai bagian utama yang harus ada atau tidak boleh
kekurangan di dunia pendidikan dan di organisasi Menurut Bodnar dan Hopwood
(2006) terdapat tiga hal yang berkaitan dengan penerapan Teknologi Informasi
berbasis komputer yaitu Perangkat keras (hardware) Perangkat lunak (software)
dan Pengguna (brainware)
Pada umumnya orang memandang teknologi informasi dapat digunakan
untuk memecahkan masalah menghasilkan keuntungan bagi perusahaan dan
memudahkan penyelesaian tugas Seperti studi Rahadi (2007) yang menyatakan
bahwa teknologi informasi mempunyai manfaat atau kemudahan bagi seseorang
dalam menghemat waktu maupun tenaga Namun teknologi yang tidak
bermanfaat kurang handal serta biaya tinggi apabila diterapkan akan banyak
menghasilkan hal negatif dan akan berpengaruh pada aktivitas pemakai bahkan
kinerja yang diharapkan tidak tercapai
xviii
xviii
Teknologi informasi telah menjadi komponen yang sangat penting dan
luas perannya bagi keberhasilan organisasi tidak terkecuali organisasi disektor
pemerintahan karena dapat membantu segala jenis kegiatan yaitu meningkatkan
efisiensi dan efektivitas komunikasi dan kinerja pegawainya Dalam rangka
mewujudkan kinerja pemerintah yang memuaskan berupa tata kelola
pemerintahan yang baik (good governance) pemerintah terus melakukan berbagai
upaya perbaikan untuk transparansi dan akuntabilitas pegelolaan keuangan
negaradaerah salah satunya dengan cara penyempurnaan sistem administrasi
negara secara menyeluruh Salah satu cara yang ditempuh pemerintah dengan
menerapkan aplikasi atau perangkat peraturan perundangan tentang pengelolaan
keuangan negaradaerah
Disinilah muncul kebutuhan akan sistem informasi keuangan Sistem
informasi merupakan serangkaian prosedur formal dimana data dikumpulkan
diproses menjadi informasi dan didistribusikan ke para pengguna (Cindy and
Ros 2014) Chang (2001) juga menegaskan bahwa informasi akuntansi
memainkan peran penting dalam meningkatkan efektivitas organisasi dalam
lingkungan yang kompetitif global perubahan teknologi ekonomi tinggi dan
cepat selalu mempengaruhi nilai relevansi informasi akuntansi
Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor
59 Tahun 2007 tentang perubahan atas Peraturan Mentri Dalam Negeri Nomor 13
Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah dalam rangka
pelaksanaan kewenangan Pemerintah Daerah maka hak dan kewajiban daerah
yang dinilai dengan uang perlu dikelola dalam suatu sistem pengelolaan keuangan
xix
xix
daerah Bali khususnya Pemerintah Kota Denpasar dalam hal ini telah
menerapkan sistem pengelolaan keuangan yang dinamakan Sistem Informasi
Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) dimana sistem tersebut diharapkan dapat
lebih menunjang kerja para pegawainya dalam proses laporan keuangan Sistem
Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah merupakan salah satu manifestasi aksi
nyata dari Kementerian Dalam Negeri kepada Pemerintah Daerah dalam bidang
pengelolaan keuangan daerah Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah
dibangun dalam rangka percepatan transfer data pada asas efesiensi ekonomis
efektif transparan akuntabel dan auditabel dalam penghimpunan data keuangan
daerah Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) dapat
membantu individu untuk mencapai hasil dari fungsi pekerjaan prestasi
karyawan pencapaian tujuan organisasi dan periode waktu yang telah ditentukan
(Tika 200621)
Pemerintah Daerah berkewajiban untuk mengembangkan dan
memanfaatkan kemajuan teknologi informasi agar dapat meningkatkan
kemampuan dalam mengelola Keuangan Daerah dan menyalurkan informasi
Keuangan Daerah kepada publik (Darise 2009297) Di sisi lain penelitian
Mohamad dkk (2004) berpendapat bahwa akuntabilitas atau kondisi yang dapat
dipertanggungjawabkan muncul sebagai jawaban terhadap permasalahan
information asymmetry Teori asimetri informasi beranggapan bahwa banyak
terjadi kesenjangan informasi antara pihak manajemen yang mempunyai akses
langsung terhadap informasi dengan pihak konstituen atau masyarakat yang
berada di luar manajemen Fenomena yang terjadi salah satu pejabat di
xx
xx
Perusahaan Daerah Parkir Tahun 2016 terindikasi atas kasus pungutan liar tetapi
tetapi belum dikenai hukuman padahal telah terbukti melakukan pungutan liar
(beritabalicom) Hal ini membuktikan bahwa pimpinan tidak memberikan contoh
yang baik kepada seluruh bawahannya dan kepada pimpinan lainnya di setiap
Satuan Kerja Perangkat Daerah Pemerintah Kota Denpasar Akuntabilitas dan
transparansi dalam mengelola keuangan daerah tidak diterapkan serta tidak
mempertanggungjawabkan integritas keuangan pengungkapan dan ketaatan
terhadap peraturan perundangan-undangan Walaupun aparat Satuan Kerja
Perangkat Daerah yang diberikan kewajiban dalam mengelola keuangan daerah
adalah bendahara penerimaan bendahara pengeluaran pembantu bendahara serta
atasan dengan menggunakan bantuan aplikasi Sistem Informasi Pengelolaan
Keuangan Daerah (Dewi 2014)
Terlepas dari fenomena yang ada keberhasilan Sistem Informasi
Pengelolaan Keuangan Daerah dapat dilihat dari kualitas laporan keuangan di
Pemerintah Kota Denpasar yang berhasil mempertahankan opini wajar tanpa
pengecualian (WTP) empat kali berturut-turut sejak tahun 2012 Opini WTP
merupakan penilaian tertinggi yang diberikan karena menunjukkan bahwa laporan
keuangan tersebut telah disajikan secara wajar tidak terdapat kesalahan yang
material dan sesuai standar (Atyanta 2011) Prestasi yang diperoleh Pemerintah
Kota Denpasar tersebut tidak lepas dari kualitas sumber daya manusianya dan
teknologi informasi yang diharapkan dapat menjadi semangat bagi aparatur di
Pemerintah Kota Denpasar OrsquoBrien dan Marakas (2009) menyatakan bahwa
xxi
xxi
terdapat beberapa alasan yang menyebabkan sukses atau tidaknya suatu
organisasiperusahaan dalam menerapkan sistem informasi
Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan dan kegagalan penerapan
sistem informasi antara lain kapasitas sumber daya manusia (pemakai) dan
teknologi informasi (Simanjuntak 2013) Lebih lanjut hasil penelitiannya
menyatakan bahwa kapasitas sumber daya manusia (pemakai) dan teknologi
informasi berpengaruh positif terhadap keberhasilan penerapan sistem informasi
Seperti penelitian yang dilakukan oleh Susilatri Tanjung dan Pebrina (2010)
menunjukkan bahwa keterlibatan pemakai (sumber daya manusia) dalam proses
pengembangan sistem adanya dukungan manajemen puncak adanya pelatihan
dan pendidikan pemakai ukuran organisasi kemampuan teknik personal sistem
informasi keberadaan dewan pengarah sistem informasi dan lokasi dari
departemen sistem informasi berpengaruh positif pada kinerja Sistem Informasi
Akuntansi
Terdapat hasil yang tidak konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Bagoe (2009) menemukan hasil bahwa kapasitas sumber daya manusia tidak
berpengaruh positif pada implementasi sistem informasi pengelolaan keuangan
dikarenakan sumber daya manusia yang kurang disiplin dalam penyusunan
laporan keuangan Hal ini didukung oleh penelitian Warisno (2008) yang
menunjukkan bahwa kegagalan sumber daya manusia dalam memahami dan
menerapkan logika akuntansi akan berdampak pada kekeliruan laporan
keuangan yang dibuat dan ketidaksesuaian laporan dengan standar yang
ditetapkan pemerintah Senada dengan penelitian sebelumnya Hendra dkk
xxii
xxii
(2015) menyatakan bahwa sumber daya manusia sebagai pemakai berpengaruh
negatif pada kinerja sistem informasi akuntansi karena tidak mengerti cara
mengoperasikan sistem tidak dilibatkan dalam pengembangan sistem sehingga
mereka tidak memiliki pengetahuan yang cukup dan berakibat pada kinerja sistem
informasi Studi Almilia dan Briliantine (2007) juga menunjukkan bahwa tidak
terdapat hubungan yang signifikan antara keterlibatan pengguna dalam proses
pengembangan sistem dengan kinerja Sistem Informasi Akuntansi
Selain kapasitas sumber daya manusia teknologi informasi dinyatakan
mampu mempengaruhi implementasi sistem informasi pengelolaan keuangan
daerah Teknologi informasi secara perlahan namun konsisten meresap pada
organisasi pemerintah dan lembaga di semua tingkatan (Manivannan 2011)
Semakin canggih aplikasi teknologi informasi akan semakin meningkatkan kinerja
suatu sistem untuk menyajikan informasi sesuai dengan kebutuhan manajer dalam
pengambilan keputusan (Vienda 2013) Studi yang dilakukan Nihayah (2015)
menemukan bahwa pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh positif
terhadap keterandalan pelaporan keuangan pemerintah daerah Pada riset
Doms Jarmin and Klimek (2004) menunjukkan bahwa laporan keuangan masih
tetap menjadi sumber yang paling penting dan layak dari informasi eksternal di
perusahaan
Senada dengan penelitian sebelumnya Nurillah (2014) menemukan bahwa
pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan
daerah Penelitian dari Rahman (2015) juga menemukan bahwa pemanfaatan
Teknologi Informasi berpengaruh signifikan positif terhadap kualitas laporan
xxiii
xxiii
keuangan daerah Pada hasil penelitiannya menunjukkan semakin tinggi
pemanfaatan teknologi informasi maka semakin tinggi pula pengaruhnya
terhadap kualitas laporan keuangan Namun terdapat hasil penelitian yang
berbeda ditemukan oleh penelitian Lindawati dan Irma (2012) mengungkapkan
bahwa teknologi informasi memiliki pengaruh negatif terhadap kinerja individual
hal tersebut dikarenakan adanya ketidaksesuaian tugas dengan teknologi informasi
dimana didalam menyelesaikan pekerjaan pegawai merasa terhambat dalam
mengakses data untuk memperoleh data yang akurat dan tepat Bahkan ketika
sistem informasi pengelolaan keuangan daerah digunakan aplikasi ini seringkali
terkendala jaringan sistem yang error dan teknologi informasi yang semakin
canggih di Era Globalisasi saat ini (wwwdjkdkemendagrigoidDiakses
tanggal 2 bulan Agustus tahun 2013)
Motivasi peneliti menguji kembali mengenai pengaruh kapasitas sumber
daya manusia dan teknologi informasi pada implementasi sistem informasi
pengelolaan keuangan daerah karena terdapat inkonsistensi hasil penelitian-
penelitian sebelumnya Govindarajan (1986) menyatakan bahwa kemungkinan
belum ada kesatuan hasil penelitian atau lebih dikenal dengan istilah faktor
kontinjensi Murray (1990) menjelaskan bahwa diperlukan pendekatan
kontingensi untuk mengindentifikasi variabel lain yang bertindak sebagai
pemoderasi ataupun pemediasi dalam model riset Secara konseptual dan hasil
riset empiris variabel yang berperan memoderasi pengaruh kapasitas sumber daya
manusia dan teknologi informasi pada implementasi sistem informasi pengelolaan
keuangan daerah salah satunya yaitu dukungan manajemen puncak
xxiv
xxiv
Penggunaan variabel dukungan manajemen puncak sebagai variabel
moderasi pernah dilakukan oleh Vanlommel dan DeBrabander (1975) dalam Lau
(2004) menemukan bukti bahwa hubungan antara partisipasi sumber daya dan
kepuasan pemakai dipengaruhi oleh dukungan manajemen puncak sebagai
variabel moderating Hasil yang sama diperoleh oleh Kim dan Lee (1986) bahwa
hubungan antara partisipasi sumber daya dan kepuasan sistem dipengaruhi oleh
dukungan manajemen puncak sebagai variabel moderasi
Berdasar uraian diatas maka penelitian ini akan meneliti dukungan
manajemen puncak sebagai pemoderasi pengaruh kapasitas sumber daya manusia
dan teknologi informasi pada Implementasi Sistem Informasi Pengelolaan
Keuangan Daerah (SIPKD) di Pemerintah Kota Denpasar
12 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dipaparkan di atas maka
permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian dirumuskan dalam bentuk
pertanyaan penelitian sebagai berikut
1) Apakah kapasitas sumber daya manusia berpengaruh pada implementasi
Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) di Pemerintah Kota
Denpasar
2) Apakah teknologi informasi berpengaruh pada implementasi Sistem Informasi
Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) di Pemerintah Kota Denpasar
3) Apakah dukungan manajemen puncak memoderasi pengaruh kapasitas sumber
daya manusia pada implementasi Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan
Daerah (SIPKD) di Pemerintah Kota Denpasar
xxv
xxv
4) Apakah dukungan manajemen puncak memoderasi pengaruh teknologi
informasi pada implementasi Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah
(SIPKD) di Pemerintah Kota Denpasar
13 Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan pokok permasalahan diatas maka tujuan
penelitian ini adalah
1) Untuk memperoleh bukti empiris pengaruh kapasitas sumber daya manusia
pada implementasi Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD)
di Pemerintah Kota Denpasar
2) Untuk memperoleh bukti empiris pengaruh teknologi informasi pada
implementasi Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) di
Pemerintah Kota Denpasar
3) Untuk memperoleh bukti empiris kemampuan dukungan manajemen puncak
memoderasi pengaruh kapasitas sumber daya manusia pada implementasi
Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) di Pemerintah Kota
Denpasar
4) Untuk memperoleh bukti empiris kemampuan dukungan manajemen puncak
memoderasi pengaruh teknologi informasi pada implementasi Sistem
Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) di Pemerintah Kota
Denpasar
13 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak
terkait diantaranya
xxvi
xxvi
1) Manfaat Teoretis
Penelitian ini diharapkan dapat memperluas pengetahuan dan wawasan serta
menambah pembendaharaan teori Technology Acceptance Model (TAM) yang
memuat model mengenai sikap individu untuk menerima dan menggunakan
teknologi dan teori Motivasi Douglas McGregor yang memuat model
mengenai perbedaan dasar mengenai perilaku manusia yang digunakan para
pimpinan mengamati perilaku pegawainya dalam organisasi yang dipimpinya
Adapun tujuannya adalah untuk memperkuat penelitian-penelitian sebelumnya
khususnya tentang pengaruh kapasitas sumber daya manusia teknologi
informasi dan dukungan manajemen puncak pada Implementasi Sistem
Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) di Pemerintah Kota
Denpasar serta dapat menambah daftar pustaka di lingkungan akademis
sebagai referensi mahasiswa yang ingin melakukan penelitian yang sejenis
2) Kegunaan Praktis
Hasil dari penelitian ini diharapkan Satuan Kerja Perangkat Daerah Pemerintah
Kota Denpasar dapat memperhatikan hal-hal seperti pemberian kualifikasi
pendidikan dengan pelatihan dan workshop untuk menunjang implementasi
aplikasi sistem informasi pengelolaan keuangan daerah Tidak hanya itu
diharapkan pimpinan lebih peduli terhadap kondisi peralatan yang rusak atau
usang agar cepat diganti atau diperbaiki demi percepatan transfer data dalam
keberhasilan implementasi sistem informasi pengelolaan keuangan daerah
15
DAFTAR GAMBAR
Gambar 31 Kerangka Berpikir 32
Gambar 32 Konsep Penelitian 34
Gambar 41 Rancangan Penelitian 44
16
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner Penelitian 103
Lampiran 2 Jawaban Responden 110
Lampiran 3 Deskriptif Variabel Penelitian 111
Lampiran 4 Uji Validitas 120
Lampiran 5 Uji Reliabilitas 124
Lampiran 6 Uji Normalitas 128
Lampiran 7 Uji Multikoleniaritas 129
Lampiran 8 Uji Heteroskedastisitas 130
Lampiran 9 Uji Regresi Berganda Dan MRA 131
17
BAB I
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang
Perkembangan dunia teknologi informasi yang demikian pesatnya telah
membawa manfaat luar biasa bagi kemajuan peradaban umat manusia Kehidupan
setiap orang sekarang perlahan-lahan mulai berubah dari era industri berubah
menjadi era informasi dan komunikasi dibalik pengaruh era globalisasi dan
informatika yang menjadikan komputer internet dan pesatnya perkembangan
teknologi informasi sebagai bagian utama yang harus ada atau tidak boleh
kekurangan di dunia pendidikan dan di organisasi Menurut Bodnar dan Hopwood
(2006) terdapat tiga hal yang berkaitan dengan penerapan Teknologi Informasi
berbasis komputer yaitu Perangkat keras (hardware) Perangkat lunak (software)
dan Pengguna (brainware)
Pada umumnya orang memandang teknologi informasi dapat digunakan
untuk memecahkan masalah menghasilkan keuntungan bagi perusahaan dan
memudahkan penyelesaian tugas Seperti studi Rahadi (2007) yang menyatakan
bahwa teknologi informasi mempunyai manfaat atau kemudahan bagi seseorang
dalam menghemat waktu maupun tenaga Namun teknologi yang tidak
bermanfaat kurang handal serta biaya tinggi apabila diterapkan akan banyak
menghasilkan hal negatif dan akan berpengaruh pada aktivitas pemakai bahkan
kinerja yang diharapkan tidak tercapai
xviii
xviii
Teknologi informasi telah menjadi komponen yang sangat penting dan
luas perannya bagi keberhasilan organisasi tidak terkecuali organisasi disektor
pemerintahan karena dapat membantu segala jenis kegiatan yaitu meningkatkan
efisiensi dan efektivitas komunikasi dan kinerja pegawainya Dalam rangka
mewujudkan kinerja pemerintah yang memuaskan berupa tata kelola
pemerintahan yang baik (good governance) pemerintah terus melakukan berbagai
upaya perbaikan untuk transparansi dan akuntabilitas pegelolaan keuangan
negaradaerah salah satunya dengan cara penyempurnaan sistem administrasi
negara secara menyeluruh Salah satu cara yang ditempuh pemerintah dengan
menerapkan aplikasi atau perangkat peraturan perundangan tentang pengelolaan
keuangan negaradaerah
Disinilah muncul kebutuhan akan sistem informasi keuangan Sistem
informasi merupakan serangkaian prosedur formal dimana data dikumpulkan
diproses menjadi informasi dan didistribusikan ke para pengguna (Cindy and
Ros 2014) Chang (2001) juga menegaskan bahwa informasi akuntansi
memainkan peran penting dalam meningkatkan efektivitas organisasi dalam
lingkungan yang kompetitif global perubahan teknologi ekonomi tinggi dan
cepat selalu mempengaruhi nilai relevansi informasi akuntansi
Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor
59 Tahun 2007 tentang perubahan atas Peraturan Mentri Dalam Negeri Nomor 13
Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah dalam rangka
pelaksanaan kewenangan Pemerintah Daerah maka hak dan kewajiban daerah
yang dinilai dengan uang perlu dikelola dalam suatu sistem pengelolaan keuangan
xix
xix
daerah Bali khususnya Pemerintah Kota Denpasar dalam hal ini telah
menerapkan sistem pengelolaan keuangan yang dinamakan Sistem Informasi
Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) dimana sistem tersebut diharapkan dapat
lebih menunjang kerja para pegawainya dalam proses laporan keuangan Sistem
Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah merupakan salah satu manifestasi aksi
nyata dari Kementerian Dalam Negeri kepada Pemerintah Daerah dalam bidang
pengelolaan keuangan daerah Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah
dibangun dalam rangka percepatan transfer data pada asas efesiensi ekonomis
efektif transparan akuntabel dan auditabel dalam penghimpunan data keuangan
daerah Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) dapat
membantu individu untuk mencapai hasil dari fungsi pekerjaan prestasi
karyawan pencapaian tujuan organisasi dan periode waktu yang telah ditentukan
(Tika 200621)
Pemerintah Daerah berkewajiban untuk mengembangkan dan
memanfaatkan kemajuan teknologi informasi agar dapat meningkatkan
kemampuan dalam mengelola Keuangan Daerah dan menyalurkan informasi
Keuangan Daerah kepada publik (Darise 2009297) Di sisi lain penelitian
Mohamad dkk (2004) berpendapat bahwa akuntabilitas atau kondisi yang dapat
dipertanggungjawabkan muncul sebagai jawaban terhadap permasalahan
information asymmetry Teori asimetri informasi beranggapan bahwa banyak
terjadi kesenjangan informasi antara pihak manajemen yang mempunyai akses
langsung terhadap informasi dengan pihak konstituen atau masyarakat yang
berada di luar manajemen Fenomena yang terjadi salah satu pejabat di
xx
xx
Perusahaan Daerah Parkir Tahun 2016 terindikasi atas kasus pungutan liar tetapi
tetapi belum dikenai hukuman padahal telah terbukti melakukan pungutan liar
(beritabalicom) Hal ini membuktikan bahwa pimpinan tidak memberikan contoh
yang baik kepada seluruh bawahannya dan kepada pimpinan lainnya di setiap
Satuan Kerja Perangkat Daerah Pemerintah Kota Denpasar Akuntabilitas dan
transparansi dalam mengelola keuangan daerah tidak diterapkan serta tidak
mempertanggungjawabkan integritas keuangan pengungkapan dan ketaatan
terhadap peraturan perundangan-undangan Walaupun aparat Satuan Kerja
Perangkat Daerah yang diberikan kewajiban dalam mengelola keuangan daerah
adalah bendahara penerimaan bendahara pengeluaran pembantu bendahara serta
atasan dengan menggunakan bantuan aplikasi Sistem Informasi Pengelolaan
Keuangan Daerah (Dewi 2014)
Terlepas dari fenomena yang ada keberhasilan Sistem Informasi
Pengelolaan Keuangan Daerah dapat dilihat dari kualitas laporan keuangan di
Pemerintah Kota Denpasar yang berhasil mempertahankan opini wajar tanpa
pengecualian (WTP) empat kali berturut-turut sejak tahun 2012 Opini WTP
merupakan penilaian tertinggi yang diberikan karena menunjukkan bahwa laporan
keuangan tersebut telah disajikan secara wajar tidak terdapat kesalahan yang
material dan sesuai standar (Atyanta 2011) Prestasi yang diperoleh Pemerintah
Kota Denpasar tersebut tidak lepas dari kualitas sumber daya manusianya dan
teknologi informasi yang diharapkan dapat menjadi semangat bagi aparatur di
Pemerintah Kota Denpasar OrsquoBrien dan Marakas (2009) menyatakan bahwa
xxi
xxi
terdapat beberapa alasan yang menyebabkan sukses atau tidaknya suatu
organisasiperusahaan dalam menerapkan sistem informasi
Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan dan kegagalan penerapan
sistem informasi antara lain kapasitas sumber daya manusia (pemakai) dan
teknologi informasi (Simanjuntak 2013) Lebih lanjut hasil penelitiannya
menyatakan bahwa kapasitas sumber daya manusia (pemakai) dan teknologi
informasi berpengaruh positif terhadap keberhasilan penerapan sistem informasi
Seperti penelitian yang dilakukan oleh Susilatri Tanjung dan Pebrina (2010)
menunjukkan bahwa keterlibatan pemakai (sumber daya manusia) dalam proses
pengembangan sistem adanya dukungan manajemen puncak adanya pelatihan
dan pendidikan pemakai ukuran organisasi kemampuan teknik personal sistem
informasi keberadaan dewan pengarah sistem informasi dan lokasi dari
departemen sistem informasi berpengaruh positif pada kinerja Sistem Informasi
Akuntansi
Terdapat hasil yang tidak konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Bagoe (2009) menemukan hasil bahwa kapasitas sumber daya manusia tidak
berpengaruh positif pada implementasi sistem informasi pengelolaan keuangan
dikarenakan sumber daya manusia yang kurang disiplin dalam penyusunan
laporan keuangan Hal ini didukung oleh penelitian Warisno (2008) yang
menunjukkan bahwa kegagalan sumber daya manusia dalam memahami dan
menerapkan logika akuntansi akan berdampak pada kekeliruan laporan
keuangan yang dibuat dan ketidaksesuaian laporan dengan standar yang
ditetapkan pemerintah Senada dengan penelitian sebelumnya Hendra dkk
xxii
xxii
(2015) menyatakan bahwa sumber daya manusia sebagai pemakai berpengaruh
negatif pada kinerja sistem informasi akuntansi karena tidak mengerti cara
mengoperasikan sistem tidak dilibatkan dalam pengembangan sistem sehingga
mereka tidak memiliki pengetahuan yang cukup dan berakibat pada kinerja sistem
informasi Studi Almilia dan Briliantine (2007) juga menunjukkan bahwa tidak
terdapat hubungan yang signifikan antara keterlibatan pengguna dalam proses
pengembangan sistem dengan kinerja Sistem Informasi Akuntansi
Selain kapasitas sumber daya manusia teknologi informasi dinyatakan
mampu mempengaruhi implementasi sistem informasi pengelolaan keuangan
daerah Teknologi informasi secara perlahan namun konsisten meresap pada
organisasi pemerintah dan lembaga di semua tingkatan (Manivannan 2011)
Semakin canggih aplikasi teknologi informasi akan semakin meningkatkan kinerja
suatu sistem untuk menyajikan informasi sesuai dengan kebutuhan manajer dalam
pengambilan keputusan (Vienda 2013) Studi yang dilakukan Nihayah (2015)
menemukan bahwa pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh positif
terhadap keterandalan pelaporan keuangan pemerintah daerah Pada riset
Doms Jarmin and Klimek (2004) menunjukkan bahwa laporan keuangan masih
tetap menjadi sumber yang paling penting dan layak dari informasi eksternal di
perusahaan
Senada dengan penelitian sebelumnya Nurillah (2014) menemukan bahwa
pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan
daerah Penelitian dari Rahman (2015) juga menemukan bahwa pemanfaatan
Teknologi Informasi berpengaruh signifikan positif terhadap kualitas laporan
xxiii
xxiii
keuangan daerah Pada hasil penelitiannya menunjukkan semakin tinggi
pemanfaatan teknologi informasi maka semakin tinggi pula pengaruhnya
terhadap kualitas laporan keuangan Namun terdapat hasil penelitian yang
berbeda ditemukan oleh penelitian Lindawati dan Irma (2012) mengungkapkan
bahwa teknologi informasi memiliki pengaruh negatif terhadap kinerja individual
hal tersebut dikarenakan adanya ketidaksesuaian tugas dengan teknologi informasi
dimana didalam menyelesaikan pekerjaan pegawai merasa terhambat dalam
mengakses data untuk memperoleh data yang akurat dan tepat Bahkan ketika
sistem informasi pengelolaan keuangan daerah digunakan aplikasi ini seringkali
terkendala jaringan sistem yang error dan teknologi informasi yang semakin
canggih di Era Globalisasi saat ini (wwwdjkdkemendagrigoidDiakses
tanggal 2 bulan Agustus tahun 2013)
Motivasi peneliti menguji kembali mengenai pengaruh kapasitas sumber
daya manusia dan teknologi informasi pada implementasi sistem informasi
pengelolaan keuangan daerah karena terdapat inkonsistensi hasil penelitian-
penelitian sebelumnya Govindarajan (1986) menyatakan bahwa kemungkinan
belum ada kesatuan hasil penelitian atau lebih dikenal dengan istilah faktor
kontinjensi Murray (1990) menjelaskan bahwa diperlukan pendekatan
kontingensi untuk mengindentifikasi variabel lain yang bertindak sebagai
pemoderasi ataupun pemediasi dalam model riset Secara konseptual dan hasil
riset empiris variabel yang berperan memoderasi pengaruh kapasitas sumber daya
manusia dan teknologi informasi pada implementasi sistem informasi pengelolaan
keuangan daerah salah satunya yaitu dukungan manajemen puncak
xxiv
xxiv
Penggunaan variabel dukungan manajemen puncak sebagai variabel
moderasi pernah dilakukan oleh Vanlommel dan DeBrabander (1975) dalam Lau
(2004) menemukan bukti bahwa hubungan antara partisipasi sumber daya dan
kepuasan pemakai dipengaruhi oleh dukungan manajemen puncak sebagai
variabel moderating Hasil yang sama diperoleh oleh Kim dan Lee (1986) bahwa
hubungan antara partisipasi sumber daya dan kepuasan sistem dipengaruhi oleh
dukungan manajemen puncak sebagai variabel moderasi
Berdasar uraian diatas maka penelitian ini akan meneliti dukungan
manajemen puncak sebagai pemoderasi pengaruh kapasitas sumber daya manusia
dan teknologi informasi pada Implementasi Sistem Informasi Pengelolaan
Keuangan Daerah (SIPKD) di Pemerintah Kota Denpasar
12 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dipaparkan di atas maka
permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian dirumuskan dalam bentuk
pertanyaan penelitian sebagai berikut
1) Apakah kapasitas sumber daya manusia berpengaruh pada implementasi
Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) di Pemerintah Kota
Denpasar
2) Apakah teknologi informasi berpengaruh pada implementasi Sistem Informasi
Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) di Pemerintah Kota Denpasar
3) Apakah dukungan manajemen puncak memoderasi pengaruh kapasitas sumber
daya manusia pada implementasi Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan
Daerah (SIPKD) di Pemerintah Kota Denpasar
xxv
xxv
4) Apakah dukungan manajemen puncak memoderasi pengaruh teknologi
informasi pada implementasi Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah
(SIPKD) di Pemerintah Kota Denpasar
13 Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan pokok permasalahan diatas maka tujuan
penelitian ini adalah
1) Untuk memperoleh bukti empiris pengaruh kapasitas sumber daya manusia
pada implementasi Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD)
di Pemerintah Kota Denpasar
2) Untuk memperoleh bukti empiris pengaruh teknologi informasi pada
implementasi Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) di
Pemerintah Kota Denpasar
3) Untuk memperoleh bukti empiris kemampuan dukungan manajemen puncak
memoderasi pengaruh kapasitas sumber daya manusia pada implementasi
Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) di Pemerintah Kota
Denpasar
4) Untuk memperoleh bukti empiris kemampuan dukungan manajemen puncak
memoderasi pengaruh teknologi informasi pada implementasi Sistem
Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) di Pemerintah Kota
Denpasar
13 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak
terkait diantaranya
xxvi
xxvi
1) Manfaat Teoretis
Penelitian ini diharapkan dapat memperluas pengetahuan dan wawasan serta
menambah pembendaharaan teori Technology Acceptance Model (TAM) yang
memuat model mengenai sikap individu untuk menerima dan menggunakan
teknologi dan teori Motivasi Douglas McGregor yang memuat model
mengenai perbedaan dasar mengenai perilaku manusia yang digunakan para
pimpinan mengamati perilaku pegawainya dalam organisasi yang dipimpinya
Adapun tujuannya adalah untuk memperkuat penelitian-penelitian sebelumnya
khususnya tentang pengaruh kapasitas sumber daya manusia teknologi
informasi dan dukungan manajemen puncak pada Implementasi Sistem
Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) di Pemerintah Kota
Denpasar serta dapat menambah daftar pustaka di lingkungan akademis
sebagai referensi mahasiswa yang ingin melakukan penelitian yang sejenis
2) Kegunaan Praktis
Hasil dari penelitian ini diharapkan Satuan Kerja Perangkat Daerah Pemerintah
Kota Denpasar dapat memperhatikan hal-hal seperti pemberian kualifikasi
pendidikan dengan pelatihan dan workshop untuk menunjang implementasi
aplikasi sistem informasi pengelolaan keuangan daerah Tidak hanya itu
diharapkan pimpinan lebih peduli terhadap kondisi peralatan yang rusak atau
usang agar cepat diganti atau diperbaiki demi percepatan transfer data dalam
keberhasilan implementasi sistem informasi pengelolaan keuangan daerah
16
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner Penelitian 103
Lampiran 2 Jawaban Responden 110
Lampiran 3 Deskriptif Variabel Penelitian 111
Lampiran 4 Uji Validitas 120
Lampiran 5 Uji Reliabilitas 124
Lampiran 6 Uji Normalitas 128
Lampiran 7 Uji Multikoleniaritas 129
Lampiran 8 Uji Heteroskedastisitas 130
Lampiran 9 Uji Regresi Berganda Dan MRA 131
17
BAB I
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang
Perkembangan dunia teknologi informasi yang demikian pesatnya telah
membawa manfaat luar biasa bagi kemajuan peradaban umat manusia Kehidupan
setiap orang sekarang perlahan-lahan mulai berubah dari era industri berubah
menjadi era informasi dan komunikasi dibalik pengaruh era globalisasi dan
informatika yang menjadikan komputer internet dan pesatnya perkembangan
teknologi informasi sebagai bagian utama yang harus ada atau tidak boleh
kekurangan di dunia pendidikan dan di organisasi Menurut Bodnar dan Hopwood
(2006) terdapat tiga hal yang berkaitan dengan penerapan Teknologi Informasi
berbasis komputer yaitu Perangkat keras (hardware) Perangkat lunak (software)
dan Pengguna (brainware)
Pada umumnya orang memandang teknologi informasi dapat digunakan
untuk memecahkan masalah menghasilkan keuntungan bagi perusahaan dan
memudahkan penyelesaian tugas Seperti studi Rahadi (2007) yang menyatakan
bahwa teknologi informasi mempunyai manfaat atau kemudahan bagi seseorang
dalam menghemat waktu maupun tenaga Namun teknologi yang tidak
bermanfaat kurang handal serta biaya tinggi apabila diterapkan akan banyak
menghasilkan hal negatif dan akan berpengaruh pada aktivitas pemakai bahkan
kinerja yang diharapkan tidak tercapai
xviii
xviii
Teknologi informasi telah menjadi komponen yang sangat penting dan
luas perannya bagi keberhasilan organisasi tidak terkecuali organisasi disektor
pemerintahan karena dapat membantu segala jenis kegiatan yaitu meningkatkan
efisiensi dan efektivitas komunikasi dan kinerja pegawainya Dalam rangka
mewujudkan kinerja pemerintah yang memuaskan berupa tata kelola
pemerintahan yang baik (good governance) pemerintah terus melakukan berbagai
upaya perbaikan untuk transparansi dan akuntabilitas pegelolaan keuangan
negaradaerah salah satunya dengan cara penyempurnaan sistem administrasi
negara secara menyeluruh Salah satu cara yang ditempuh pemerintah dengan
menerapkan aplikasi atau perangkat peraturan perundangan tentang pengelolaan
keuangan negaradaerah
Disinilah muncul kebutuhan akan sistem informasi keuangan Sistem
informasi merupakan serangkaian prosedur formal dimana data dikumpulkan
diproses menjadi informasi dan didistribusikan ke para pengguna (Cindy and
Ros 2014) Chang (2001) juga menegaskan bahwa informasi akuntansi
memainkan peran penting dalam meningkatkan efektivitas organisasi dalam
lingkungan yang kompetitif global perubahan teknologi ekonomi tinggi dan
cepat selalu mempengaruhi nilai relevansi informasi akuntansi
Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor
59 Tahun 2007 tentang perubahan atas Peraturan Mentri Dalam Negeri Nomor 13
Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah dalam rangka
pelaksanaan kewenangan Pemerintah Daerah maka hak dan kewajiban daerah
yang dinilai dengan uang perlu dikelola dalam suatu sistem pengelolaan keuangan
xix
xix
daerah Bali khususnya Pemerintah Kota Denpasar dalam hal ini telah
menerapkan sistem pengelolaan keuangan yang dinamakan Sistem Informasi
Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) dimana sistem tersebut diharapkan dapat
lebih menunjang kerja para pegawainya dalam proses laporan keuangan Sistem
Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah merupakan salah satu manifestasi aksi
nyata dari Kementerian Dalam Negeri kepada Pemerintah Daerah dalam bidang
pengelolaan keuangan daerah Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah
dibangun dalam rangka percepatan transfer data pada asas efesiensi ekonomis
efektif transparan akuntabel dan auditabel dalam penghimpunan data keuangan
daerah Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) dapat
membantu individu untuk mencapai hasil dari fungsi pekerjaan prestasi
karyawan pencapaian tujuan organisasi dan periode waktu yang telah ditentukan
(Tika 200621)
Pemerintah Daerah berkewajiban untuk mengembangkan dan
memanfaatkan kemajuan teknologi informasi agar dapat meningkatkan
kemampuan dalam mengelola Keuangan Daerah dan menyalurkan informasi
Keuangan Daerah kepada publik (Darise 2009297) Di sisi lain penelitian
Mohamad dkk (2004) berpendapat bahwa akuntabilitas atau kondisi yang dapat
dipertanggungjawabkan muncul sebagai jawaban terhadap permasalahan
information asymmetry Teori asimetri informasi beranggapan bahwa banyak
terjadi kesenjangan informasi antara pihak manajemen yang mempunyai akses
langsung terhadap informasi dengan pihak konstituen atau masyarakat yang
berada di luar manajemen Fenomena yang terjadi salah satu pejabat di
xx
xx
Perusahaan Daerah Parkir Tahun 2016 terindikasi atas kasus pungutan liar tetapi
tetapi belum dikenai hukuman padahal telah terbukti melakukan pungutan liar
(beritabalicom) Hal ini membuktikan bahwa pimpinan tidak memberikan contoh
yang baik kepada seluruh bawahannya dan kepada pimpinan lainnya di setiap
Satuan Kerja Perangkat Daerah Pemerintah Kota Denpasar Akuntabilitas dan
transparansi dalam mengelola keuangan daerah tidak diterapkan serta tidak
mempertanggungjawabkan integritas keuangan pengungkapan dan ketaatan
terhadap peraturan perundangan-undangan Walaupun aparat Satuan Kerja
Perangkat Daerah yang diberikan kewajiban dalam mengelola keuangan daerah
adalah bendahara penerimaan bendahara pengeluaran pembantu bendahara serta
atasan dengan menggunakan bantuan aplikasi Sistem Informasi Pengelolaan
Keuangan Daerah (Dewi 2014)
Terlepas dari fenomena yang ada keberhasilan Sistem Informasi
Pengelolaan Keuangan Daerah dapat dilihat dari kualitas laporan keuangan di
Pemerintah Kota Denpasar yang berhasil mempertahankan opini wajar tanpa
pengecualian (WTP) empat kali berturut-turut sejak tahun 2012 Opini WTP
merupakan penilaian tertinggi yang diberikan karena menunjukkan bahwa laporan
keuangan tersebut telah disajikan secara wajar tidak terdapat kesalahan yang
material dan sesuai standar (Atyanta 2011) Prestasi yang diperoleh Pemerintah
Kota Denpasar tersebut tidak lepas dari kualitas sumber daya manusianya dan
teknologi informasi yang diharapkan dapat menjadi semangat bagi aparatur di
Pemerintah Kota Denpasar OrsquoBrien dan Marakas (2009) menyatakan bahwa
xxi
xxi
terdapat beberapa alasan yang menyebabkan sukses atau tidaknya suatu
organisasiperusahaan dalam menerapkan sistem informasi
Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan dan kegagalan penerapan
sistem informasi antara lain kapasitas sumber daya manusia (pemakai) dan
teknologi informasi (Simanjuntak 2013) Lebih lanjut hasil penelitiannya
menyatakan bahwa kapasitas sumber daya manusia (pemakai) dan teknologi
informasi berpengaruh positif terhadap keberhasilan penerapan sistem informasi
Seperti penelitian yang dilakukan oleh Susilatri Tanjung dan Pebrina (2010)
menunjukkan bahwa keterlibatan pemakai (sumber daya manusia) dalam proses
pengembangan sistem adanya dukungan manajemen puncak adanya pelatihan
dan pendidikan pemakai ukuran organisasi kemampuan teknik personal sistem
informasi keberadaan dewan pengarah sistem informasi dan lokasi dari
departemen sistem informasi berpengaruh positif pada kinerja Sistem Informasi
Akuntansi
Terdapat hasil yang tidak konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Bagoe (2009) menemukan hasil bahwa kapasitas sumber daya manusia tidak
berpengaruh positif pada implementasi sistem informasi pengelolaan keuangan
dikarenakan sumber daya manusia yang kurang disiplin dalam penyusunan
laporan keuangan Hal ini didukung oleh penelitian Warisno (2008) yang
menunjukkan bahwa kegagalan sumber daya manusia dalam memahami dan
menerapkan logika akuntansi akan berdampak pada kekeliruan laporan
keuangan yang dibuat dan ketidaksesuaian laporan dengan standar yang
ditetapkan pemerintah Senada dengan penelitian sebelumnya Hendra dkk
xxii
xxii
(2015) menyatakan bahwa sumber daya manusia sebagai pemakai berpengaruh
negatif pada kinerja sistem informasi akuntansi karena tidak mengerti cara
mengoperasikan sistem tidak dilibatkan dalam pengembangan sistem sehingga
mereka tidak memiliki pengetahuan yang cukup dan berakibat pada kinerja sistem
informasi Studi Almilia dan Briliantine (2007) juga menunjukkan bahwa tidak
terdapat hubungan yang signifikan antara keterlibatan pengguna dalam proses
pengembangan sistem dengan kinerja Sistem Informasi Akuntansi
Selain kapasitas sumber daya manusia teknologi informasi dinyatakan
mampu mempengaruhi implementasi sistem informasi pengelolaan keuangan
daerah Teknologi informasi secara perlahan namun konsisten meresap pada
organisasi pemerintah dan lembaga di semua tingkatan (Manivannan 2011)
Semakin canggih aplikasi teknologi informasi akan semakin meningkatkan kinerja
suatu sistem untuk menyajikan informasi sesuai dengan kebutuhan manajer dalam
pengambilan keputusan (Vienda 2013) Studi yang dilakukan Nihayah (2015)
menemukan bahwa pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh positif
terhadap keterandalan pelaporan keuangan pemerintah daerah Pada riset
Doms Jarmin and Klimek (2004) menunjukkan bahwa laporan keuangan masih
tetap menjadi sumber yang paling penting dan layak dari informasi eksternal di
perusahaan
Senada dengan penelitian sebelumnya Nurillah (2014) menemukan bahwa
pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan
daerah Penelitian dari Rahman (2015) juga menemukan bahwa pemanfaatan
Teknologi Informasi berpengaruh signifikan positif terhadap kualitas laporan
xxiii
xxiii
keuangan daerah Pada hasil penelitiannya menunjukkan semakin tinggi
pemanfaatan teknologi informasi maka semakin tinggi pula pengaruhnya
terhadap kualitas laporan keuangan Namun terdapat hasil penelitian yang
berbeda ditemukan oleh penelitian Lindawati dan Irma (2012) mengungkapkan
bahwa teknologi informasi memiliki pengaruh negatif terhadap kinerja individual
hal tersebut dikarenakan adanya ketidaksesuaian tugas dengan teknologi informasi
dimana didalam menyelesaikan pekerjaan pegawai merasa terhambat dalam
mengakses data untuk memperoleh data yang akurat dan tepat Bahkan ketika
sistem informasi pengelolaan keuangan daerah digunakan aplikasi ini seringkali
terkendala jaringan sistem yang error dan teknologi informasi yang semakin
canggih di Era Globalisasi saat ini (wwwdjkdkemendagrigoidDiakses
tanggal 2 bulan Agustus tahun 2013)
Motivasi peneliti menguji kembali mengenai pengaruh kapasitas sumber
daya manusia dan teknologi informasi pada implementasi sistem informasi
pengelolaan keuangan daerah karena terdapat inkonsistensi hasil penelitian-
penelitian sebelumnya Govindarajan (1986) menyatakan bahwa kemungkinan
belum ada kesatuan hasil penelitian atau lebih dikenal dengan istilah faktor
kontinjensi Murray (1990) menjelaskan bahwa diperlukan pendekatan
kontingensi untuk mengindentifikasi variabel lain yang bertindak sebagai
pemoderasi ataupun pemediasi dalam model riset Secara konseptual dan hasil
riset empiris variabel yang berperan memoderasi pengaruh kapasitas sumber daya
manusia dan teknologi informasi pada implementasi sistem informasi pengelolaan
keuangan daerah salah satunya yaitu dukungan manajemen puncak
xxiv
xxiv
Penggunaan variabel dukungan manajemen puncak sebagai variabel
moderasi pernah dilakukan oleh Vanlommel dan DeBrabander (1975) dalam Lau
(2004) menemukan bukti bahwa hubungan antara partisipasi sumber daya dan
kepuasan pemakai dipengaruhi oleh dukungan manajemen puncak sebagai
variabel moderating Hasil yang sama diperoleh oleh Kim dan Lee (1986) bahwa
hubungan antara partisipasi sumber daya dan kepuasan sistem dipengaruhi oleh
dukungan manajemen puncak sebagai variabel moderasi
Berdasar uraian diatas maka penelitian ini akan meneliti dukungan
manajemen puncak sebagai pemoderasi pengaruh kapasitas sumber daya manusia
dan teknologi informasi pada Implementasi Sistem Informasi Pengelolaan
Keuangan Daerah (SIPKD) di Pemerintah Kota Denpasar
12 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dipaparkan di atas maka
permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian dirumuskan dalam bentuk
pertanyaan penelitian sebagai berikut
1) Apakah kapasitas sumber daya manusia berpengaruh pada implementasi
Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) di Pemerintah Kota
Denpasar
2) Apakah teknologi informasi berpengaruh pada implementasi Sistem Informasi
Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) di Pemerintah Kota Denpasar
3) Apakah dukungan manajemen puncak memoderasi pengaruh kapasitas sumber
daya manusia pada implementasi Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan
Daerah (SIPKD) di Pemerintah Kota Denpasar
xxv
xxv
4) Apakah dukungan manajemen puncak memoderasi pengaruh teknologi
informasi pada implementasi Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah
(SIPKD) di Pemerintah Kota Denpasar
13 Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan pokok permasalahan diatas maka tujuan
penelitian ini adalah
1) Untuk memperoleh bukti empiris pengaruh kapasitas sumber daya manusia
pada implementasi Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD)
di Pemerintah Kota Denpasar
2) Untuk memperoleh bukti empiris pengaruh teknologi informasi pada
implementasi Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) di
Pemerintah Kota Denpasar
3) Untuk memperoleh bukti empiris kemampuan dukungan manajemen puncak
memoderasi pengaruh kapasitas sumber daya manusia pada implementasi
Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) di Pemerintah Kota
Denpasar
4) Untuk memperoleh bukti empiris kemampuan dukungan manajemen puncak
memoderasi pengaruh teknologi informasi pada implementasi Sistem
Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) di Pemerintah Kota
Denpasar
13 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak
terkait diantaranya
xxvi
xxvi
1) Manfaat Teoretis
Penelitian ini diharapkan dapat memperluas pengetahuan dan wawasan serta
menambah pembendaharaan teori Technology Acceptance Model (TAM) yang
memuat model mengenai sikap individu untuk menerima dan menggunakan
teknologi dan teori Motivasi Douglas McGregor yang memuat model
mengenai perbedaan dasar mengenai perilaku manusia yang digunakan para
pimpinan mengamati perilaku pegawainya dalam organisasi yang dipimpinya
Adapun tujuannya adalah untuk memperkuat penelitian-penelitian sebelumnya
khususnya tentang pengaruh kapasitas sumber daya manusia teknologi
informasi dan dukungan manajemen puncak pada Implementasi Sistem
Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) di Pemerintah Kota
Denpasar serta dapat menambah daftar pustaka di lingkungan akademis
sebagai referensi mahasiswa yang ingin melakukan penelitian yang sejenis
2) Kegunaan Praktis
Hasil dari penelitian ini diharapkan Satuan Kerja Perangkat Daerah Pemerintah
Kota Denpasar dapat memperhatikan hal-hal seperti pemberian kualifikasi
pendidikan dengan pelatihan dan workshop untuk menunjang implementasi
aplikasi sistem informasi pengelolaan keuangan daerah Tidak hanya itu
diharapkan pimpinan lebih peduli terhadap kondisi peralatan yang rusak atau
usang agar cepat diganti atau diperbaiki demi percepatan transfer data dalam
keberhasilan implementasi sistem informasi pengelolaan keuangan daerah
17
BAB I
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang
Perkembangan dunia teknologi informasi yang demikian pesatnya telah
membawa manfaat luar biasa bagi kemajuan peradaban umat manusia Kehidupan
setiap orang sekarang perlahan-lahan mulai berubah dari era industri berubah
menjadi era informasi dan komunikasi dibalik pengaruh era globalisasi dan
informatika yang menjadikan komputer internet dan pesatnya perkembangan
teknologi informasi sebagai bagian utama yang harus ada atau tidak boleh
kekurangan di dunia pendidikan dan di organisasi Menurut Bodnar dan Hopwood
(2006) terdapat tiga hal yang berkaitan dengan penerapan Teknologi Informasi
berbasis komputer yaitu Perangkat keras (hardware) Perangkat lunak (software)
dan Pengguna (brainware)
Pada umumnya orang memandang teknologi informasi dapat digunakan
untuk memecahkan masalah menghasilkan keuntungan bagi perusahaan dan
memudahkan penyelesaian tugas Seperti studi Rahadi (2007) yang menyatakan
bahwa teknologi informasi mempunyai manfaat atau kemudahan bagi seseorang
dalam menghemat waktu maupun tenaga Namun teknologi yang tidak
bermanfaat kurang handal serta biaya tinggi apabila diterapkan akan banyak
menghasilkan hal negatif dan akan berpengaruh pada aktivitas pemakai bahkan
kinerja yang diharapkan tidak tercapai
xviii
xviii
Teknologi informasi telah menjadi komponen yang sangat penting dan
luas perannya bagi keberhasilan organisasi tidak terkecuali organisasi disektor
pemerintahan karena dapat membantu segala jenis kegiatan yaitu meningkatkan
efisiensi dan efektivitas komunikasi dan kinerja pegawainya Dalam rangka
mewujudkan kinerja pemerintah yang memuaskan berupa tata kelola
pemerintahan yang baik (good governance) pemerintah terus melakukan berbagai
upaya perbaikan untuk transparansi dan akuntabilitas pegelolaan keuangan
negaradaerah salah satunya dengan cara penyempurnaan sistem administrasi
negara secara menyeluruh Salah satu cara yang ditempuh pemerintah dengan
menerapkan aplikasi atau perangkat peraturan perundangan tentang pengelolaan
keuangan negaradaerah
Disinilah muncul kebutuhan akan sistem informasi keuangan Sistem
informasi merupakan serangkaian prosedur formal dimana data dikumpulkan
diproses menjadi informasi dan didistribusikan ke para pengguna (Cindy and
Ros 2014) Chang (2001) juga menegaskan bahwa informasi akuntansi
memainkan peran penting dalam meningkatkan efektivitas organisasi dalam
lingkungan yang kompetitif global perubahan teknologi ekonomi tinggi dan
cepat selalu mempengaruhi nilai relevansi informasi akuntansi
Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor
59 Tahun 2007 tentang perubahan atas Peraturan Mentri Dalam Negeri Nomor 13
Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah dalam rangka
pelaksanaan kewenangan Pemerintah Daerah maka hak dan kewajiban daerah
yang dinilai dengan uang perlu dikelola dalam suatu sistem pengelolaan keuangan
xix
xix
daerah Bali khususnya Pemerintah Kota Denpasar dalam hal ini telah
menerapkan sistem pengelolaan keuangan yang dinamakan Sistem Informasi
Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) dimana sistem tersebut diharapkan dapat
lebih menunjang kerja para pegawainya dalam proses laporan keuangan Sistem
Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah merupakan salah satu manifestasi aksi
nyata dari Kementerian Dalam Negeri kepada Pemerintah Daerah dalam bidang
pengelolaan keuangan daerah Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah
dibangun dalam rangka percepatan transfer data pada asas efesiensi ekonomis
efektif transparan akuntabel dan auditabel dalam penghimpunan data keuangan
daerah Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) dapat
membantu individu untuk mencapai hasil dari fungsi pekerjaan prestasi
karyawan pencapaian tujuan organisasi dan periode waktu yang telah ditentukan
(Tika 200621)
Pemerintah Daerah berkewajiban untuk mengembangkan dan
memanfaatkan kemajuan teknologi informasi agar dapat meningkatkan
kemampuan dalam mengelola Keuangan Daerah dan menyalurkan informasi
Keuangan Daerah kepada publik (Darise 2009297) Di sisi lain penelitian
Mohamad dkk (2004) berpendapat bahwa akuntabilitas atau kondisi yang dapat
dipertanggungjawabkan muncul sebagai jawaban terhadap permasalahan
information asymmetry Teori asimetri informasi beranggapan bahwa banyak
terjadi kesenjangan informasi antara pihak manajemen yang mempunyai akses
langsung terhadap informasi dengan pihak konstituen atau masyarakat yang
berada di luar manajemen Fenomena yang terjadi salah satu pejabat di
xx
xx
Perusahaan Daerah Parkir Tahun 2016 terindikasi atas kasus pungutan liar tetapi
tetapi belum dikenai hukuman padahal telah terbukti melakukan pungutan liar
(beritabalicom) Hal ini membuktikan bahwa pimpinan tidak memberikan contoh
yang baik kepada seluruh bawahannya dan kepada pimpinan lainnya di setiap
Satuan Kerja Perangkat Daerah Pemerintah Kota Denpasar Akuntabilitas dan
transparansi dalam mengelola keuangan daerah tidak diterapkan serta tidak
mempertanggungjawabkan integritas keuangan pengungkapan dan ketaatan
terhadap peraturan perundangan-undangan Walaupun aparat Satuan Kerja
Perangkat Daerah yang diberikan kewajiban dalam mengelola keuangan daerah
adalah bendahara penerimaan bendahara pengeluaran pembantu bendahara serta
atasan dengan menggunakan bantuan aplikasi Sistem Informasi Pengelolaan
Keuangan Daerah (Dewi 2014)
Terlepas dari fenomena yang ada keberhasilan Sistem Informasi
Pengelolaan Keuangan Daerah dapat dilihat dari kualitas laporan keuangan di
Pemerintah Kota Denpasar yang berhasil mempertahankan opini wajar tanpa
pengecualian (WTP) empat kali berturut-turut sejak tahun 2012 Opini WTP
merupakan penilaian tertinggi yang diberikan karena menunjukkan bahwa laporan
keuangan tersebut telah disajikan secara wajar tidak terdapat kesalahan yang
material dan sesuai standar (Atyanta 2011) Prestasi yang diperoleh Pemerintah
Kota Denpasar tersebut tidak lepas dari kualitas sumber daya manusianya dan
teknologi informasi yang diharapkan dapat menjadi semangat bagi aparatur di
Pemerintah Kota Denpasar OrsquoBrien dan Marakas (2009) menyatakan bahwa
xxi
xxi
terdapat beberapa alasan yang menyebabkan sukses atau tidaknya suatu
organisasiperusahaan dalam menerapkan sistem informasi
Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan dan kegagalan penerapan
sistem informasi antara lain kapasitas sumber daya manusia (pemakai) dan
teknologi informasi (Simanjuntak 2013) Lebih lanjut hasil penelitiannya
menyatakan bahwa kapasitas sumber daya manusia (pemakai) dan teknologi
informasi berpengaruh positif terhadap keberhasilan penerapan sistem informasi
Seperti penelitian yang dilakukan oleh Susilatri Tanjung dan Pebrina (2010)
menunjukkan bahwa keterlibatan pemakai (sumber daya manusia) dalam proses
pengembangan sistem adanya dukungan manajemen puncak adanya pelatihan
dan pendidikan pemakai ukuran organisasi kemampuan teknik personal sistem
informasi keberadaan dewan pengarah sistem informasi dan lokasi dari
departemen sistem informasi berpengaruh positif pada kinerja Sistem Informasi
Akuntansi
Terdapat hasil yang tidak konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Bagoe (2009) menemukan hasil bahwa kapasitas sumber daya manusia tidak
berpengaruh positif pada implementasi sistem informasi pengelolaan keuangan
dikarenakan sumber daya manusia yang kurang disiplin dalam penyusunan
laporan keuangan Hal ini didukung oleh penelitian Warisno (2008) yang
menunjukkan bahwa kegagalan sumber daya manusia dalam memahami dan
menerapkan logika akuntansi akan berdampak pada kekeliruan laporan
keuangan yang dibuat dan ketidaksesuaian laporan dengan standar yang
ditetapkan pemerintah Senada dengan penelitian sebelumnya Hendra dkk
xxii
xxii
(2015) menyatakan bahwa sumber daya manusia sebagai pemakai berpengaruh
negatif pada kinerja sistem informasi akuntansi karena tidak mengerti cara
mengoperasikan sistem tidak dilibatkan dalam pengembangan sistem sehingga
mereka tidak memiliki pengetahuan yang cukup dan berakibat pada kinerja sistem
informasi Studi Almilia dan Briliantine (2007) juga menunjukkan bahwa tidak
terdapat hubungan yang signifikan antara keterlibatan pengguna dalam proses
pengembangan sistem dengan kinerja Sistem Informasi Akuntansi
Selain kapasitas sumber daya manusia teknologi informasi dinyatakan
mampu mempengaruhi implementasi sistem informasi pengelolaan keuangan
daerah Teknologi informasi secara perlahan namun konsisten meresap pada
organisasi pemerintah dan lembaga di semua tingkatan (Manivannan 2011)
Semakin canggih aplikasi teknologi informasi akan semakin meningkatkan kinerja
suatu sistem untuk menyajikan informasi sesuai dengan kebutuhan manajer dalam
pengambilan keputusan (Vienda 2013) Studi yang dilakukan Nihayah (2015)
menemukan bahwa pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh positif
terhadap keterandalan pelaporan keuangan pemerintah daerah Pada riset
Doms Jarmin and Klimek (2004) menunjukkan bahwa laporan keuangan masih
tetap menjadi sumber yang paling penting dan layak dari informasi eksternal di
perusahaan
Senada dengan penelitian sebelumnya Nurillah (2014) menemukan bahwa
pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan
daerah Penelitian dari Rahman (2015) juga menemukan bahwa pemanfaatan
Teknologi Informasi berpengaruh signifikan positif terhadap kualitas laporan
xxiii
xxiii
keuangan daerah Pada hasil penelitiannya menunjukkan semakin tinggi
pemanfaatan teknologi informasi maka semakin tinggi pula pengaruhnya
terhadap kualitas laporan keuangan Namun terdapat hasil penelitian yang
berbeda ditemukan oleh penelitian Lindawati dan Irma (2012) mengungkapkan
bahwa teknologi informasi memiliki pengaruh negatif terhadap kinerja individual
hal tersebut dikarenakan adanya ketidaksesuaian tugas dengan teknologi informasi
dimana didalam menyelesaikan pekerjaan pegawai merasa terhambat dalam
mengakses data untuk memperoleh data yang akurat dan tepat Bahkan ketika
sistem informasi pengelolaan keuangan daerah digunakan aplikasi ini seringkali
terkendala jaringan sistem yang error dan teknologi informasi yang semakin
canggih di Era Globalisasi saat ini (wwwdjkdkemendagrigoidDiakses
tanggal 2 bulan Agustus tahun 2013)
Motivasi peneliti menguji kembali mengenai pengaruh kapasitas sumber
daya manusia dan teknologi informasi pada implementasi sistem informasi
pengelolaan keuangan daerah karena terdapat inkonsistensi hasil penelitian-
penelitian sebelumnya Govindarajan (1986) menyatakan bahwa kemungkinan
belum ada kesatuan hasil penelitian atau lebih dikenal dengan istilah faktor
kontinjensi Murray (1990) menjelaskan bahwa diperlukan pendekatan
kontingensi untuk mengindentifikasi variabel lain yang bertindak sebagai
pemoderasi ataupun pemediasi dalam model riset Secara konseptual dan hasil
riset empiris variabel yang berperan memoderasi pengaruh kapasitas sumber daya
manusia dan teknologi informasi pada implementasi sistem informasi pengelolaan
keuangan daerah salah satunya yaitu dukungan manajemen puncak
xxiv
xxiv
Penggunaan variabel dukungan manajemen puncak sebagai variabel
moderasi pernah dilakukan oleh Vanlommel dan DeBrabander (1975) dalam Lau
(2004) menemukan bukti bahwa hubungan antara partisipasi sumber daya dan
kepuasan pemakai dipengaruhi oleh dukungan manajemen puncak sebagai
variabel moderating Hasil yang sama diperoleh oleh Kim dan Lee (1986) bahwa
hubungan antara partisipasi sumber daya dan kepuasan sistem dipengaruhi oleh
dukungan manajemen puncak sebagai variabel moderasi
Berdasar uraian diatas maka penelitian ini akan meneliti dukungan
manajemen puncak sebagai pemoderasi pengaruh kapasitas sumber daya manusia
dan teknologi informasi pada Implementasi Sistem Informasi Pengelolaan
Keuangan Daerah (SIPKD) di Pemerintah Kota Denpasar
12 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dipaparkan di atas maka
permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian dirumuskan dalam bentuk
pertanyaan penelitian sebagai berikut
1) Apakah kapasitas sumber daya manusia berpengaruh pada implementasi
Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) di Pemerintah Kota
Denpasar
2) Apakah teknologi informasi berpengaruh pada implementasi Sistem Informasi
Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) di Pemerintah Kota Denpasar
3) Apakah dukungan manajemen puncak memoderasi pengaruh kapasitas sumber
daya manusia pada implementasi Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan
Daerah (SIPKD) di Pemerintah Kota Denpasar
xxv
xxv
4) Apakah dukungan manajemen puncak memoderasi pengaruh teknologi
informasi pada implementasi Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah
(SIPKD) di Pemerintah Kota Denpasar
13 Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan pokok permasalahan diatas maka tujuan
penelitian ini adalah
1) Untuk memperoleh bukti empiris pengaruh kapasitas sumber daya manusia
pada implementasi Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD)
di Pemerintah Kota Denpasar
2) Untuk memperoleh bukti empiris pengaruh teknologi informasi pada
implementasi Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) di
Pemerintah Kota Denpasar
3) Untuk memperoleh bukti empiris kemampuan dukungan manajemen puncak
memoderasi pengaruh kapasitas sumber daya manusia pada implementasi
Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) di Pemerintah Kota
Denpasar
4) Untuk memperoleh bukti empiris kemampuan dukungan manajemen puncak
memoderasi pengaruh teknologi informasi pada implementasi Sistem
Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) di Pemerintah Kota
Denpasar
13 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak
terkait diantaranya
xxvi
xxvi
1) Manfaat Teoretis
Penelitian ini diharapkan dapat memperluas pengetahuan dan wawasan serta
menambah pembendaharaan teori Technology Acceptance Model (TAM) yang
memuat model mengenai sikap individu untuk menerima dan menggunakan
teknologi dan teori Motivasi Douglas McGregor yang memuat model
mengenai perbedaan dasar mengenai perilaku manusia yang digunakan para
pimpinan mengamati perilaku pegawainya dalam organisasi yang dipimpinya
Adapun tujuannya adalah untuk memperkuat penelitian-penelitian sebelumnya
khususnya tentang pengaruh kapasitas sumber daya manusia teknologi
informasi dan dukungan manajemen puncak pada Implementasi Sistem
Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) di Pemerintah Kota
Denpasar serta dapat menambah daftar pustaka di lingkungan akademis
sebagai referensi mahasiswa yang ingin melakukan penelitian yang sejenis
2) Kegunaan Praktis
Hasil dari penelitian ini diharapkan Satuan Kerja Perangkat Daerah Pemerintah
Kota Denpasar dapat memperhatikan hal-hal seperti pemberian kualifikasi
pendidikan dengan pelatihan dan workshop untuk menunjang implementasi
aplikasi sistem informasi pengelolaan keuangan daerah Tidak hanya itu
diharapkan pimpinan lebih peduli terhadap kondisi peralatan yang rusak atau
usang agar cepat diganti atau diperbaiki demi percepatan transfer data dalam
keberhasilan implementasi sistem informasi pengelolaan keuangan daerah
xviii
xviii
Teknologi informasi telah menjadi komponen yang sangat penting dan
luas perannya bagi keberhasilan organisasi tidak terkecuali organisasi disektor
pemerintahan karena dapat membantu segala jenis kegiatan yaitu meningkatkan
efisiensi dan efektivitas komunikasi dan kinerja pegawainya Dalam rangka
mewujudkan kinerja pemerintah yang memuaskan berupa tata kelola
pemerintahan yang baik (good governance) pemerintah terus melakukan berbagai
upaya perbaikan untuk transparansi dan akuntabilitas pegelolaan keuangan
negaradaerah salah satunya dengan cara penyempurnaan sistem administrasi
negara secara menyeluruh Salah satu cara yang ditempuh pemerintah dengan
menerapkan aplikasi atau perangkat peraturan perundangan tentang pengelolaan
keuangan negaradaerah
Disinilah muncul kebutuhan akan sistem informasi keuangan Sistem
informasi merupakan serangkaian prosedur formal dimana data dikumpulkan
diproses menjadi informasi dan didistribusikan ke para pengguna (Cindy and
Ros 2014) Chang (2001) juga menegaskan bahwa informasi akuntansi
memainkan peran penting dalam meningkatkan efektivitas organisasi dalam
lingkungan yang kompetitif global perubahan teknologi ekonomi tinggi dan
cepat selalu mempengaruhi nilai relevansi informasi akuntansi
Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor
59 Tahun 2007 tentang perubahan atas Peraturan Mentri Dalam Negeri Nomor 13
Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah dalam rangka
pelaksanaan kewenangan Pemerintah Daerah maka hak dan kewajiban daerah
yang dinilai dengan uang perlu dikelola dalam suatu sistem pengelolaan keuangan
xix
xix
daerah Bali khususnya Pemerintah Kota Denpasar dalam hal ini telah
menerapkan sistem pengelolaan keuangan yang dinamakan Sistem Informasi
Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) dimana sistem tersebut diharapkan dapat
lebih menunjang kerja para pegawainya dalam proses laporan keuangan Sistem
Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah merupakan salah satu manifestasi aksi
nyata dari Kementerian Dalam Negeri kepada Pemerintah Daerah dalam bidang
pengelolaan keuangan daerah Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah
dibangun dalam rangka percepatan transfer data pada asas efesiensi ekonomis
efektif transparan akuntabel dan auditabel dalam penghimpunan data keuangan
daerah Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) dapat
membantu individu untuk mencapai hasil dari fungsi pekerjaan prestasi
karyawan pencapaian tujuan organisasi dan periode waktu yang telah ditentukan
(Tika 200621)
Pemerintah Daerah berkewajiban untuk mengembangkan dan
memanfaatkan kemajuan teknologi informasi agar dapat meningkatkan
kemampuan dalam mengelola Keuangan Daerah dan menyalurkan informasi
Keuangan Daerah kepada publik (Darise 2009297) Di sisi lain penelitian
Mohamad dkk (2004) berpendapat bahwa akuntabilitas atau kondisi yang dapat
dipertanggungjawabkan muncul sebagai jawaban terhadap permasalahan
information asymmetry Teori asimetri informasi beranggapan bahwa banyak
terjadi kesenjangan informasi antara pihak manajemen yang mempunyai akses
langsung terhadap informasi dengan pihak konstituen atau masyarakat yang
berada di luar manajemen Fenomena yang terjadi salah satu pejabat di
xx
xx
Perusahaan Daerah Parkir Tahun 2016 terindikasi atas kasus pungutan liar tetapi
tetapi belum dikenai hukuman padahal telah terbukti melakukan pungutan liar
(beritabalicom) Hal ini membuktikan bahwa pimpinan tidak memberikan contoh
yang baik kepada seluruh bawahannya dan kepada pimpinan lainnya di setiap
Satuan Kerja Perangkat Daerah Pemerintah Kota Denpasar Akuntabilitas dan
transparansi dalam mengelola keuangan daerah tidak diterapkan serta tidak
mempertanggungjawabkan integritas keuangan pengungkapan dan ketaatan
terhadap peraturan perundangan-undangan Walaupun aparat Satuan Kerja
Perangkat Daerah yang diberikan kewajiban dalam mengelola keuangan daerah
adalah bendahara penerimaan bendahara pengeluaran pembantu bendahara serta
atasan dengan menggunakan bantuan aplikasi Sistem Informasi Pengelolaan
Keuangan Daerah (Dewi 2014)
Terlepas dari fenomena yang ada keberhasilan Sistem Informasi
Pengelolaan Keuangan Daerah dapat dilihat dari kualitas laporan keuangan di
Pemerintah Kota Denpasar yang berhasil mempertahankan opini wajar tanpa
pengecualian (WTP) empat kali berturut-turut sejak tahun 2012 Opini WTP
merupakan penilaian tertinggi yang diberikan karena menunjukkan bahwa laporan
keuangan tersebut telah disajikan secara wajar tidak terdapat kesalahan yang
material dan sesuai standar (Atyanta 2011) Prestasi yang diperoleh Pemerintah
Kota Denpasar tersebut tidak lepas dari kualitas sumber daya manusianya dan
teknologi informasi yang diharapkan dapat menjadi semangat bagi aparatur di
Pemerintah Kota Denpasar OrsquoBrien dan Marakas (2009) menyatakan bahwa
xxi
xxi
terdapat beberapa alasan yang menyebabkan sukses atau tidaknya suatu
organisasiperusahaan dalam menerapkan sistem informasi
Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan dan kegagalan penerapan
sistem informasi antara lain kapasitas sumber daya manusia (pemakai) dan
teknologi informasi (Simanjuntak 2013) Lebih lanjut hasil penelitiannya
menyatakan bahwa kapasitas sumber daya manusia (pemakai) dan teknologi
informasi berpengaruh positif terhadap keberhasilan penerapan sistem informasi
Seperti penelitian yang dilakukan oleh Susilatri Tanjung dan Pebrina (2010)
menunjukkan bahwa keterlibatan pemakai (sumber daya manusia) dalam proses
pengembangan sistem adanya dukungan manajemen puncak adanya pelatihan
dan pendidikan pemakai ukuran organisasi kemampuan teknik personal sistem
informasi keberadaan dewan pengarah sistem informasi dan lokasi dari
departemen sistem informasi berpengaruh positif pada kinerja Sistem Informasi
Akuntansi
Terdapat hasil yang tidak konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Bagoe (2009) menemukan hasil bahwa kapasitas sumber daya manusia tidak
berpengaruh positif pada implementasi sistem informasi pengelolaan keuangan
dikarenakan sumber daya manusia yang kurang disiplin dalam penyusunan
laporan keuangan Hal ini didukung oleh penelitian Warisno (2008) yang
menunjukkan bahwa kegagalan sumber daya manusia dalam memahami dan
menerapkan logika akuntansi akan berdampak pada kekeliruan laporan
keuangan yang dibuat dan ketidaksesuaian laporan dengan standar yang
ditetapkan pemerintah Senada dengan penelitian sebelumnya Hendra dkk
xxii
xxii
(2015) menyatakan bahwa sumber daya manusia sebagai pemakai berpengaruh
negatif pada kinerja sistem informasi akuntansi karena tidak mengerti cara
mengoperasikan sistem tidak dilibatkan dalam pengembangan sistem sehingga
mereka tidak memiliki pengetahuan yang cukup dan berakibat pada kinerja sistem
informasi Studi Almilia dan Briliantine (2007) juga menunjukkan bahwa tidak
terdapat hubungan yang signifikan antara keterlibatan pengguna dalam proses
pengembangan sistem dengan kinerja Sistem Informasi Akuntansi
Selain kapasitas sumber daya manusia teknologi informasi dinyatakan
mampu mempengaruhi implementasi sistem informasi pengelolaan keuangan
daerah Teknologi informasi secara perlahan namun konsisten meresap pada
organisasi pemerintah dan lembaga di semua tingkatan (Manivannan 2011)
Semakin canggih aplikasi teknologi informasi akan semakin meningkatkan kinerja
suatu sistem untuk menyajikan informasi sesuai dengan kebutuhan manajer dalam
pengambilan keputusan (Vienda 2013) Studi yang dilakukan Nihayah (2015)
menemukan bahwa pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh positif
terhadap keterandalan pelaporan keuangan pemerintah daerah Pada riset
Doms Jarmin and Klimek (2004) menunjukkan bahwa laporan keuangan masih
tetap menjadi sumber yang paling penting dan layak dari informasi eksternal di
perusahaan
Senada dengan penelitian sebelumnya Nurillah (2014) menemukan bahwa
pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan
daerah Penelitian dari Rahman (2015) juga menemukan bahwa pemanfaatan
Teknologi Informasi berpengaruh signifikan positif terhadap kualitas laporan
xxiii
xxiii
keuangan daerah Pada hasil penelitiannya menunjukkan semakin tinggi
pemanfaatan teknologi informasi maka semakin tinggi pula pengaruhnya
terhadap kualitas laporan keuangan Namun terdapat hasil penelitian yang
berbeda ditemukan oleh penelitian Lindawati dan Irma (2012) mengungkapkan
bahwa teknologi informasi memiliki pengaruh negatif terhadap kinerja individual
hal tersebut dikarenakan adanya ketidaksesuaian tugas dengan teknologi informasi
dimana didalam menyelesaikan pekerjaan pegawai merasa terhambat dalam
mengakses data untuk memperoleh data yang akurat dan tepat Bahkan ketika
sistem informasi pengelolaan keuangan daerah digunakan aplikasi ini seringkali
terkendala jaringan sistem yang error dan teknologi informasi yang semakin
canggih di Era Globalisasi saat ini (wwwdjkdkemendagrigoidDiakses
tanggal 2 bulan Agustus tahun 2013)
Motivasi peneliti menguji kembali mengenai pengaruh kapasitas sumber
daya manusia dan teknologi informasi pada implementasi sistem informasi
pengelolaan keuangan daerah karena terdapat inkonsistensi hasil penelitian-
penelitian sebelumnya Govindarajan (1986) menyatakan bahwa kemungkinan
belum ada kesatuan hasil penelitian atau lebih dikenal dengan istilah faktor
kontinjensi Murray (1990) menjelaskan bahwa diperlukan pendekatan
kontingensi untuk mengindentifikasi variabel lain yang bertindak sebagai
pemoderasi ataupun pemediasi dalam model riset Secara konseptual dan hasil
riset empiris variabel yang berperan memoderasi pengaruh kapasitas sumber daya
manusia dan teknologi informasi pada implementasi sistem informasi pengelolaan
keuangan daerah salah satunya yaitu dukungan manajemen puncak
xxiv
xxiv
Penggunaan variabel dukungan manajemen puncak sebagai variabel
moderasi pernah dilakukan oleh Vanlommel dan DeBrabander (1975) dalam Lau
(2004) menemukan bukti bahwa hubungan antara partisipasi sumber daya dan
kepuasan pemakai dipengaruhi oleh dukungan manajemen puncak sebagai
variabel moderating Hasil yang sama diperoleh oleh Kim dan Lee (1986) bahwa
hubungan antara partisipasi sumber daya dan kepuasan sistem dipengaruhi oleh
dukungan manajemen puncak sebagai variabel moderasi
Berdasar uraian diatas maka penelitian ini akan meneliti dukungan
manajemen puncak sebagai pemoderasi pengaruh kapasitas sumber daya manusia
dan teknologi informasi pada Implementasi Sistem Informasi Pengelolaan
Keuangan Daerah (SIPKD) di Pemerintah Kota Denpasar
12 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dipaparkan di atas maka
permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian dirumuskan dalam bentuk
pertanyaan penelitian sebagai berikut
1) Apakah kapasitas sumber daya manusia berpengaruh pada implementasi
Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) di Pemerintah Kota
Denpasar
2) Apakah teknologi informasi berpengaruh pada implementasi Sistem Informasi
Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) di Pemerintah Kota Denpasar
3) Apakah dukungan manajemen puncak memoderasi pengaruh kapasitas sumber
daya manusia pada implementasi Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan
Daerah (SIPKD) di Pemerintah Kota Denpasar
xxv
xxv
4) Apakah dukungan manajemen puncak memoderasi pengaruh teknologi
informasi pada implementasi Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah
(SIPKD) di Pemerintah Kota Denpasar
13 Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan pokok permasalahan diatas maka tujuan
penelitian ini adalah
1) Untuk memperoleh bukti empiris pengaruh kapasitas sumber daya manusia
pada implementasi Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD)
di Pemerintah Kota Denpasar
2) Untuk memperoleh bukti empiris pengaruh teknologi informasi pada
implementasi Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) di
Pemerintah Kota Denpasar
3) Untuk memperoleh bukti empiris kemampuan dukungan manajemen puncak
memoderasi pengaruh kapasitas sumber daya manusia pada implementasi
Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) di Pemerintah Kota
Denpasar
4) Untuk memperoleh bukti empiris kemampuan dukungan manajemen puncak
memoderasi pengaruh teknologi informasi pada implementasi Sistem
Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) di Pemerintah Kota
Denpasar
13 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak
terkait diantaranya
xxvi
xxvi
1) Manfaat Teoretis
Penelitian ini diharapkan dapat memperluas pengetahuan dan wawasan serta
menambah pembendaharaan teori Technology Acceptance Model (TAM) yang
memuat model mengenai sikap individu untuk menerima dan menggunakan
teknologi dan teori Motivasi Douglas McGregor yang memuat model
mengenai perbedaan dasar mengenai perilaku manusia yang digunakan para
pimpinan mengamati perilaku pegawainya dalam organisasi yang dipimpinya
Adapun tujuannya adalah untuk memperkuat penelitian-penelitian sebelumnya
khususnya tentang pengaruh kapasitas sumber daya manusia teknologi
informasi dan dukungan manajemen puncak pada Implementasi Sistem
Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) di Pemerintah Kota
Denpasar serta dapat menambah daftar pustaka di lingkungan akademis
sebagai referensi mahasiswa yang ingin melakukan penelitian yang sejenis
2) Kegunaan Praktis
Hasil dari penelitian ini diharapkan Satuan Kerja Perangkat Daerah Pemerintah
Kota Denpasar dapat memperhatikan hal-hal seperti pemberian kualifikasi
pendidikan dengan pelatihan dan workshop untuk menunjang implementasi
aplikasi sistem informasi pengelolaan keuangan daerah Tidak hanya itu
diharapkan pimpinan lebih peduli terhadap kondisi peralatan yang rusak atau
usang agar cepat diganti atau diperbaiki demi percepatan transfer data dalam
keberhasilan implementasi sistem informasi pengelolaan keuangan daerah
xix
xix
daerah Bali khususnya Pemerintah Kota Denpasar dalam hal ini telah
menerapkan sistem pengelolaan keuangan yang dinamakan Sistem Informasi
Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) dimana sistem tersebut diharapkan dapat
lebih menunjang kerja para pegawainya dalam proses laporan keuangan Sistem
Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah merupakan salah satu manifestasi aksi
nyata dari Kementerian Dalam Negeri kepada Pemerintah Daerah dalam bidang
pengelolaan keuangan daerah Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah
dibangun dalam rangka percepatan transfer data pada asas efesiensi ekonomis
efektif transparan akuntabel dan auditabel dalam penghimpunan data keuangan
daerah Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) dapat
membantu individu untuk mencapai hasil dari fungsi pekerjaan prestasi
karyawan pencapaian tujuan organisasi dan periode waktu yang telah ditentukan
(Tika 200621)
Pemerintah Daerah berkewajiban untuk mengembangkan dan
memanfaatkan kemajuan teknologi informasi agar dapat meningkatkan
kemampuan dalam mengelola Keuangan Daerah dan menyalurkan informasi
Keuangan Daerah kepada publik (Darise 2009297) Di sisi lain penelitian
Mohamad dkk (2004) berpendapat bahwa akuntabilitas atau kondisi yang dapat
dipertanggungjawabkan muncul sebagai jawaban terhadap permasalahan
information asymmetry Teori asimetri informasi beranggapan bahwa banyak
terjadi kesenjangan informasi antara pihak manajemen yang mempunyai akses
langsung terhadap informasi dengan pihak konstituen atau masyarakat yang
berada di luar manajemen Fenomena yang terjadi salah satu pejabat di
xx
xx
Perusahaan Daerah Parkir Tahun 2016 terindikasi atas kasus pungutan liar tetapi
tetapi belum dikenai hukuman padahal telah terbukti melakukan pungutan liar
(beritabalicom) Hal ini membuktikan bahwa pimpinan tidak memberikan contoh
yang baik kepada seluruh bawahannya dan kepada pimpinan lainnya di setiap
Satuan Kerja Perangkat Daerah Pemerintah Kota Denpasar Akuntabilitas dan
transparansi dalam mengelola keuangan daerah tidak diterapkan serta tidak
mempertanggungjawabkan integritas keuangan pengungkapan dan ketaatan
terhadap peraturan perundangan-undangan Walaupun aparat Satuan Kerja
Perangkat Daerah yang diberikan kewajiban dalam mengelola keuangan daerah
adalah bendahara penerimaan bendahara pengeluaran pembantu bendahara serta
atasan dengan menggunakan bantuan aplikasi Sistem Informasi Pengelolaan
Keuangan Daerah (Dewi 2014)
Terlepas dari fenomena yang ada keberhasilan Sistem Informasi
Pengelolaan Keuangan Daerah dapat dilihat dari kualitas laporan keuangan di
Pemerintah Kota Denpasar yang berhasil mempertahankan opini wajar tanpa
pengecualian (WTP) empat kali berturut-turut sejak tahun 2012 Opini WTP
merupakan penilaian tertinggi yang diberikan karena menunjukkan bahwa laporan
keuangan tersebut telah disajikan secara wajar tidak terdapat kesalahan yang
material dan sesuai standar (Atyanta 2011) Prestasi yang diperoleh Pemerintah
Kota Denpasar tersebut tidak lepas dari kualitas sumber daya manusianya dan
teknologi informasi yang diharapkan dapat menjadi semangat bagi aparatur di
Pemerintah Kota Denpasar OrsquoBrien dan Marakas (2009) menyatakan bahwa
xxi
xxi
terdapat beberapa alasan yang menyebabkan sukses atau tidaknya suatu
organisasiperusahaan dalam menerapkan sistem informasi
Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan dan kegagalan penerapan
sistem informasi antara lain kapasitas sumber daya manusia (pemakai) dan
teknologi informasi (Simanjuntak 2013) Lebih lanjut hasil penelitiannya
menyatakan bahwa kapasitas sumber daya manusia (pemakai) dan teknologi
informasi berpengaruh positif terhadap keberhasilan penerapan sistem informasi
Seperti penelitian yang dilakukan oleh Susilatri Tanjung dan Pebrina (2010)
menunjukkan bahwa keterlibatan pemakai (sumber daya manusia) dalam proses
pengembangan sistem adanya dukungan manajemen puncak adanya pelatihan
dan pendidikan pemakai ukuran organisasi kemampuan teknik personal sistem
informasi keberadaan dewan pengarah sistem informasi dan lokasi dari
departemen sistem informasi berpengaruh positif pada kinerja Sistem Informasi
Akuntansi
Terdapat hasil yang tidak konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Bagoe (2009) menemukan hasil bahwa kapasitas sumber daya manusia tidak
berpengaruh positif pada implementasi sistem informasi pengelolaan keuangan
dikarenakan sumber daya manusia yang kurang disiplin dalam penyusunan
laporan keuangan Hal ini didukung oleh penelitian Warisno (2008) yang
menunjukkan bahwa kegagalan sumber daya manusia dalam memahami dan
menerapkan logika akuntansi akan berdampak pada kekeliruan laporan
keuangan yang dibuat dan ketidaksesuaian laporan dengan standar yang
ditetapkan pemerintah Senada dengan penelitian sebelumnya Hendra dkk
xxii
xxii
(2015) menyatakan bahwa sumber daya manusia sebagai pemakai berpengaruh
negatif pada kinerja sistem informasi akuntansi karena tidak mengerti cara
mengoperasikan sistem tidak dilibatkan dalam pengembangan sistem sehingga
mereka tidak memiliki pengetahuan yang cukup dan berakibat pada kinerja sistem
informasi Studi Almilia dan Briliantine (2007) juga menunjukkan bahwa tidak
terdapat hubungan yang signifikan antara keterlibatan pengguna dalam proses
pengembangan sistem dengan kinerja Sistem Informasi Akuntansi
Selain kapasitas sumber daya manusia teknologi informasi dinyatakan
mampu mempengaruhi implementasi sistem informasi pengelolaan keuangan
daerah Teknologi informasi secara perlahan namun konsisten meresap pada
organisasi pemerintah dan lembaga di semua tingkatan (Manivannan 2011)
Semakin canggih aplikasi teknologi informasi akan semakin meningkatkan kinerja
suatu sistem untuk menyajikan informasi sesuai dengan kebutuhan manajer dalam
pengambilan keputusan (Vienda 2013) Studi yang dilakukan Nihayah (2015)
menemukan bahwa pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh positif
terhadap keterandalan pelaporan keuangan pemerintah daerah Pada riset
Doms Jarmin and Klimek (2004) menunjukkan bahwa laporan keuangan masih
tetap menjadi sumber yang paling penting dan layak dari informasi eksternal di
perusahaan
Senada dengan penelitian sebelumnya Nurillah (2014) menemukan bahwa
pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan
daerah Penelitian dari Rahman (2015) juga menemukan bahwa pemanfaatan
Teknologi Informasi berpengaruh signifikan positif terhadap kualitas laporan
xxiii
xxiii
keuangan daerah Pada hasil penelitiannya menunjukkan semakin tinggi
pemanfaatan teknologi informasi maka semakin tinggi pula pengaruhnya
terhadap kualitas laporan keuangan Namun terdapat hasil penelitian yang
berbeda ditemukan oleh penelitian Lindawati dan Irma (2012) mengungkapkan
bahwa teknologi informasi memiliki pengaruh negatif terhadap kinerja individual
hal tersebut dikarenakan adanya ketidaksesuaian tugas dengan teknologi informasi
dimana didalam menyelesaikan pekerjaan pegawai merasa terhambat dalam
mengakses data untuk memperoleh data yang akurat dan tepat Bahkan ketika
sistem informasi pengelolaan keuangan daerah digunakan aplikasi ini seringkali
terkendala jaringan sistem yang error dan teknologi informasi yang semakin
canggih di Era Globalisasi saat ini (wwwdjkdkemendagrigoidDiakses
tanggal 2 bulan Agustus tahun 2013)
Motivasi peneliti menguji kembali mengenai pengaruh kapasitas sumber
daya manusia dan teknologi informasi pada implementasi sistem informasi
pengelolaan keuangan daerah karena terdapat inkonsistensi hasil penelitian-
penelitian sebelumnya Govindarajan (1986) menyatakan bahwa kemungkinan
belum ada kesatuan hasil penelitian atau lebih dikenal dengan istilah faktor
kontinjensi Murray (1990) menjelaskan bahwa diperlukan pendekatan
kontingensi untuk mengindentifikasi variabel lain yang bertindak sebagai
pemoderasi ataupun pemediasi dalam model riset Secara konseptual dan hasil
riset empiris variabel yang berperan memoderasi pengaruh kapasitas sumber daya
manusia dan teknologi informasi pada implementasi sistem informasi pengelolaan
keuangan daerah salah satunya yaitu dukungan manajemen puncak
xxiv
xxiv
Penggunaan variabel dukungan manajemen puncak sebagai variabel
moderasi pernah dilakukan oleh Vanlommel dan DeBrabander (1975) dalam Lau
(2004) menemukan bukti bahwa hubungan antara partisipasi sumber daya dan
kepuasan pemakai dipengaruhi oleh dukungan manajemen puncak sebagai
variabel moderating Hasil yang sama diperoleh oleh Kim dan Lee (1986) bahwa
hubungan antara partisipasi sumber daya dan kepuasan sistem dipengaruhi oleh
dukungan manajemen puncak sebagai variabel moderasi
Berdasar uraian diatas maka penelitian ini akan meneliti dukungan
manajemen puncak sebagai pemoderasi pengaruh kapasitas sumber daya manusia
dan teknologi informasi pada Implementasi Sistem Informasi Pengelolaan
Keuangan Daerah (SIPKD) di Pemerintah Kota Denpasar
12 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dipaparkan di atas maka
permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian dirumuskan dalam bentuk
pertanyaan penelitian sebagai berikut
1) Apakah kapasitas sumber daya manusia berpengaruh pada implementasi
Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) di Pemerintah Kota
Denpasar
2) Apakah teknologi informasi berpengaruh pada implementasi Sistem Informasi
Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) di Pemerintah Kota Denpasar
3) Apakah dukungan manajemen puncak memoderasi pengaruh kapasitas sumber
daya manusia pada implementasi Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan
Daerah (SIPKD) di Pemerintah Kota Denpasar
xxv
xxv
4) Apakah dukungan manajemen puncak memoderasi pengaruh teknologi
informasi pada implementasi Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah
(SIPKD) di Pemerintah Kota Denpasar
13 Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan pokok permasalahan diatas maka tujuan
penelitian ini adalah
1) Untuk memperoleh bukti empiris pengaruh kapasitas sumber daya manusia
pada implementasi Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD)
di Pemerintah Kota Denpasar
2) Untuk memperoleh bukti empiris pengaruh teknologi informasi pada
implementasi Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) di
Pemerintah Kota Denpasar
3) Untuk memperoleh bukti empiris kemampuan dukungan manajemen puncak
memoderasi pengaruh kapasitas sumber daya manusia pada implementasi
Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) di Pemerintah Kota
Denpasar
4) Untuk memperoleh bukti empiris kemampuan dukungan manajemen puncak
memoderasi pengaruh teknologi informasi pada implementasi Sistem
Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) di Pemerintah Kota
Denpasar
13 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak
terkait diantaranya
xxvi
xxvi
1) Manfaat Teoretis
Penelitian ini diharapkan dapat memperluas pengetahuan dan wawasan serta
menambah pembendaharaan teori Technology Acceptance Model (TAM) yang
memuat model mengenai sikap individu untuk menerima dan menggunakan
teknologi dan teori Motivasi Douglas McGregor yang memuat model
mengenai perbedaan dasar mengenai perilaku manusia yang digunakan para
pimpinan mengamati perilaku pegawainya dalam organisasi yang dipimpinya
Adapun tujuannya adalah untuk memperkuat penelitian-penelitian sebelumnya
khususnya tentang pengaruh kapasitas sumber daya manusia teknologi
informasi dan dukungan manajemen puncak pada Implementasi Sistem
Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) di Pemerintah Kota
Denpasar serta dapat menambah daftar pustaka di lingkungan akademis
sebagai referensi mahasiswa yang ingin melakukan penelitian yang sejenis
2) Kegunaan Praktis
Hasil dari penelitian ini diharapkan Satuan Kerja Perangkat Daerah Pemerintah
Kota Denpasar dapat memperhatikan hal-hal seperti pemberian kualifikasi
pendidikan dengan pelatihan dan workshop untuk menunjang implementasi
aplikasi sistem informasi pengelolaan keuangan daerah Tidak hanya itu
diharapkan pimpinan lebih peduli terhadap kondisi peralatan yang rusak atau
usang agar cepat diganti atau diperbaiki demi percepatan transfer data dalam
keberhasilan implementasi sistem informasi pengelolaan keuangan daerah
xx
xx
Perusahaan Daerah Parkir Tahun 2016 terindikasi atas kasus pungutan liar tetapi
tetapi belum dikenai hukuman padahal telah terbukti melakukan pungutan liar
(beritabalicom) Hal ini membuktikan bahwa pimpinan tidak memberikan contoh
yang baik kepada seluruh bawahannya dan kepada pimpinan lainnya di setiap
Satuan Kerja Perangkat Daerah Pemerintah Kota Denpasar Akuntabilitas dan
transparansi dalam mengelola keuangan daerah tidak diterapkan serta tidak
mempertanggungjawabkan integritas keuangan pengungkapan dan ketaatan
terhadap peraturan perundangan-undangan Walaupun aparat Satuan Kerja
Perangkat Daerah yang diberikan kewajiban dalam mengelola keuangan daerah
adalah bendahara penerimaan bendahara pengeluaran pembantu bendahara serta
atasan dengan menggunakan bantuan aplikasi Sistem Informasi Pengelolaan
Keuangan Daerah (Dewi 2014)
Terlepas dari fenomena yang ada keberhasilan Sistem Informasi
Pengelolaan Keuangan Daerah dapat dilihat dari kualitas laporan keuangan di
Pemerintah Kota Denpasar yang berhasil mempertahankan opini wajar tanpa
pengecualian (WTP) empat kali berturut-turut sejak tahun 2012 Opini WTP
merupakan penilaian tertinggi yang diberikan karena menunjukkan bahwa laporan
keuangan tersebut telah disajikan secara wajar tidak terdapat kesalahan yang
material dan sesuai standar (Atyanta 2011) Prestasi yang diperoleh Pemerintah
Kota Denpasar tersebut tidak lepas dari kualitas sumber daya manusianya dan
teknologi informasi yang diharapkan dapat menjadi semangat bagi aparatur di
Pemerintah Kota Denpasar OrsquoBrien dan Marakas (2009) menyatakan bahwa
xxi
xxi
terdapat beberapa alasan yang menyebabkan sukses atau tidaknya suatu
organisasiperusahaan dalam menerapkan sistem informasi
Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan dan kegagalan penerapan
sistem informasi antara lain kapasitas sumber daya manusia (pemakai) dan
teknologi informasi (Simanjuntak 2013) Lebih lanjut hasil penelitiannya
menyatakan bahwa kapasitas sumber daya manusia (pemakai) dan teknologi
informasi berpengaruh positif terhadap keberhasilan penerapan sistem informasi
Seperti penelitian yang dilakukan oleh Susilatri Tanjung dan Pebrina (2010)
menunjukkan bahwa keterlibatan pemakai (sumber daya manusia) dalam proses
pengembangan sistem adanya dukungan manajemen puncak adanya pelatihan
dan pendidikan pemakai ukuran organisasi kemampuan teknik personal sistem
informasi keberadaan dewan pengarah sistem informasi dan lokasi dari
departemen sistem informasi berpengaruh positif pada kinerja Sistem Informasi
Akuntansi
Terdapat hasil yang tidak konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Bagoe (2009) menemukan hasil bahwa kapasitas sumber daya manusia tidak
berpengaruh positif pada implementasi sistem informasi pengelolaan keuangan
dikarenakan sumber daya manusia yang kurang disiplin dalam penyusunan
laporan keuangan Hal ini didukung oleh penelitian Warisno (2008) yang
menunjukkan bahwa kegagalan sumber daya manusia dalam memahami dan
menerapkan logika akuntansi akan berdampak pada kekeliruan laporan
keuangan yang dibuat dan ketidaksesuaian laporan dengan standar yang
ditetapkan pemerintah Senada dengan penelitian sebelumnya Hendra dkk
xxii
xxii
(2015) menyatakan bahwa sumber daya manusia sebagai pemakai berpengaruh
negatif pada kinerja sistem informasi akuntansi karena tidak mengerti cara
mengoperasikan sistem tidak dilibatkan dalam pengembangan sistem sehingga
mereka tidak memiliki pengetahuan yang cukup dan berakibat pada kinerja sistem
informasi Studi Almilia dan Briliantine (2007) juga menunjukkan bahwa tidak
terdapat hubungan yang signifikan antara keterlibatan pengguna dalam proses
pengembangan sistem dengan kinerja Sistem Informasi Akuntansi
Selain kapasitas sumber daya manusia teknologi informasi dinyatakan
mampu mempengaruhi implementasi sistem informasi pengelolaan keuangan
daerah Teknologi informasi secara perlahan namun konsisten meresap pada
organisasi pemerintah dan lembaga di semua tingkatan (Manivannan 2011)
Semakin canggih aplikasi teknologi informasi akan semakin meningkatkan kinerja
suatu sistem untuk menyajikan informasi sesuai dengan kebutuhan manajer dalam
pengambilan keputusan (Vienda 2013) Studi yang dilakukan Nihayah (2015)
menemukan bahwa pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh positif
terhadap keterandalan pelaporan keuangan pemerintah daerah Pada riset
Doms Jarmin and Klimek (2004) menunjukkan bahwa laporan keuangan masih
tetap menjadi sumber yang paling penting dan layak dari informasi eksternal di
perusahaan
Senada dengan penelitian sebelumnya Nurillah (2014) menemukan bahwa
pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan
daerah Penelitian dari Rahman (2015) juga menemukan bahwa pemanfaatan
Teknologi Informasi berpengaruh signifikan positif terhadap kualitas laporan
xxiii
xxiii
keuangan daerah Pada hasil penelitiannya menunjukkan semakin tinggi
pemanfaatan teknologi informasi maka semakin tinggi pula pengaruhnya
terhadap kualitas laporan keuangan Namun terdapat hasil penelitian yang
berbeda ditemukan oleh penelitian Lindawati dan Irma (2012) mengungkapkan
bahwa teknologi informasi memiliki pengaruh negatif terhadap kinerja individual
hal tersebut dikarenakan adanya ketidaksesuaian tugas dengan teknologi informasi
dimana didalam menyelesaikan pekerjaan pegawai merasa terhambat dalam
mengakses data untuk memperoleh data yang akurat dan tepat Bahkan ketika
sistem informasi pengelolaan keuangan daerah digunakan aplikasi ini seringkali
terkendala jaringan sistem yang error dan teknologi informasi yang semakin
canggih di Era Globalisasi saat ini (wwwdjkdkemendagrigoidDiakses
tanggal 2 bulan Agustus tahun 2013)
Motivasi peneliti menguji kembali mengenai pengaruh kapasitas sumber
daya manusia dan teknologi informasi pada implementasi sistem informasi
pengelolaan keuangan daerah karena terdapat inkonsistensi hasil penelitian-
penelitian sebelumnya Govindarajan (1986) menyatakan bahwa kemungkinan
belum ada kesatuan hasil penelitian atau lebih dikenal dengan istilah faktor
kontinjensi Murray (1990) menjelaskan bahwa diperlukan pendekatan
kontingensi untuk mengindentifikasi variabel lain yang bertindak sebagai
pemoderasi ataupun pemediasi dalam model riset Secara konseptual dan hasil
riset empiris variabel yang berperan memoderasi pengaruh kapasitas sumber daya
manusia dan teknologi informasi pada implementasi sistem informasi pengelolaan
keuangan daerah salah satunya yaitu dukungan manajemen puncak
xxiv
xxiv
Penggunaan variabel dukungan manajemen puncak sebagai variabel
moderasi pernah dilakukan oleh Vanlommel dan DeBrabander (1975) dalam Lau
(2004) menemukan bukti bahwa hubungan antara partisipasi sumber daya dan
kepuasan pemakai dipengaruhi oleh dukungan manajemen puncak sebagai
variabel moderating Hasil yang sama diperoleh oleh Kim dan Lee (1986) bahwa
hubungan antara partisipasi sumber daya dan kepuasan sistem dipengaruhi oleh
dukungan manajemen puncak sebagai variabel moderasi
Berdasar uraian diatas maka penelitian ini akan meneliti dukungan
manajemen puncak sebagai pemoderasi pengaruh kapasitas sumber daya manusia
dan teknologi informasi pada Implementasi Sistem Informasi Pengelolaan
Keuangan Daerah (SIPKD) di Pemerintah Kota Denpasar
12 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dipaparkan di atas maka
permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian dirumuskan dalam bentuk
pertanyaan penelitian sebagai berikut
1) Apakah kapasitas sumber daya manusia berpengaruh pada implementasi
Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) di Pemerintah Kota
Denpasar
2) Apakah teknologi informasi berpengaruh pada implementasi Sistem Informasi
Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) di Pemerintah Kota Denpasar
3) Apakah dukungan manajemen puncak memoderasi pengaruh kapasitas sumber
daya manusia pada implementasi Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan
Daerah (SIPKD) di Pemerintah Kota Denpasar
xxv
xxv
4) Apakah dukungan manajemen puncak memoderasi pengaruh teknologi
informasi pada implementasi Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah
(SIPKD) di Pemerintah Kota Denpasar
13 Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan pokok permasalahan diatas maka tujuan
penelitian ini adalah
1) Untuk memperoleh bukti empiris pengaruh kapasitas sumber daya manusia
pada implementasi Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD)
di Pemerintah Kota Denpasar
2) Untuk memperoleh bukti empiris pengaruh teknologi informasi pada
implementasi Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) di
Pemerintah Kota Denpasar
3) Untuk memperoleh bukti empiris kemampuan dukungan manajemen puncak
memoderasi pengaruh kapasitas sumber daya manusia pada implementasi
Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) di Pemerintah Kota
Denpasar
4) Untuk memperoleh bukti empiris kemampuan dukungan manajemen puncak
memoderasi pengaruh teknologi informasi pada implementasi Sistem
Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) di Pemerintah Kota
Denpasar
13 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak
terkait diantaranya
xxvi
xxvi
1) Manfaat Teoretis
Penelitian ini diharapkan dapat memperluas pengetahuan dan wawasan serta
menambah pembendaharaan teori Technology Acceptance Model (TAM) yang
memuat model mengenai sikap individu untuk menerima dan menggunakan
teknologi dan teori Motivasi Douglas McGregor yang memuat model
mengenai perbedaan dasar mengenai perilaku manusia yang digunakan para
pimpinan mengamati perilaku pegawainya dalam organisasi yang dipimpinya
Adapun tujuannya adalah untuk memperkuat penelitian-penelitian sebelumnya
khususnya tentang pengaruh kapasitas sumber daya manusia teknologi
informasi dan dukungan manajemen puncak pada Implementasi Sistem
Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) di Pemerintah Kota
Denpasar serta dapat menambah daftar pustaka di lingkungan akademis
sebagai referensi mahasiswa yang ingin melakukan penelitian yang sejenis
2) Kegunaan Praktis
Hasil dari penelitian ini diharapkan Satuan Kerja Perangkat Daerah Pemerintah
Kota Denpasar dapat memperhatikan hal-hal seperti pemberian kualifikasi
pendidikan dengan pelatihan dan workshop untuk menunjang implementasi
aplikasi sistem informasi pengelolaan keuangan daerah Tidak hanya itu
diharapkan pimpinan lebih peduli terhadap kondisi peralatan yang rusak atau
usang agar cepat diganti atau diperbaiki demi percepatan transfer data dalam
keberhasilan implementasi sistem informasi pengelolaan keuangan daerah
xxi
xxi
terdapat beberapa alasan yang menyebabkan sukses atau tidaknya suatu
organisasiperusahaan dalam menerapkan sistem informasi
Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan dan kegagalan penerapan
sistem informasi antara lain kapasitas sumber daya manusia (pemakai) dan
teknologi informasi (Simanjuntak 2013) Lebih lanjut hasil penelitiannya
menyatakan bahwa kapasitas sumber daya manusia (pemakai) dan teknologi
informasi berpengaruh positif terhadap keberhasilan penerapan sistem informasi
Seperti penelitian yang dilakukan oleh Susilatri Tanjung dan Pebrina (2010)
menunjukkan bahwa keterlibatan pemakai (sumber daya manusia) dalam proses
pengembangan sistem adanya dukungan manajemen puncak adanya pelatihan
dan pendidikan pemakai ukuran organisasi kemampuan teknik personal sistem
informasi keberadaan dewan pengarah sistem informasi dan lokasi dari
departemen sistem informasi berpengaruh positif pada kinerja Sistem Informasi
Akuntansi
Terdapat hasil yang tidak konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Bagoe (2009) menemukan hasil bahwa kapasitas sumber daya manusia tidak
berpengaruh positif pada implementasi sistem informasi pengelolaan keuangan
dikarenakan sumber daya manusia yang kurang disiplin dalam penyusunan
laporan keuangan Hal ini didukung oleh penelitian Warisno (2008) yang
menunjukkan bahwa kegagalan sumber daya manusia dalam memahami dan
menerapkan logika akuntansi akan berdampak pada kekeliruan laporan
keuangan yang dibuat dan ketidaksesuaian laporan dengan standar yang
ditetapkan pemerintah Senada dengan penelitian sebelumnya Hendra dkk
xxii
xxii
(2015) menyatakan bahwa sumber daya manusia sebagai pemakai berpengaruh
negatif pada kinerja sistem informasi akuntansi karena tidak mengerti cara
mengoperasikan sistem tidak dilibatkan dalam pengembangan sistem sehingga
mereka tidak memiliki pengetahuan yang cukup dan berakibat pada kinerja sistem
informasi Studi Almilia dan Briliantine (2007) juga menunjukkan bahwa tidak
terdapat hubungan yang signifikan antara keterlibatan pengguna dalam proses
pengembangan sistem dengan kinerja Sistem Informasi Akuntansi
Selain kapasitas sumber daya manusia teknologi informasi dinyatakan
mampu mempengaruhi implementasi sistem informasi pengelolaan keuangan
daerah Teknologi informasi secara perlahan namun konsisten meresap pada
organisasi pemerintah dan lembaga di semua tingkatan (Manivannan 2011)
Semakin canggih aplikasi teknologi informasi akan semakin meningkatkan kinerja
suatu sistem untuk menyajikan informasi sesuai dengan kebutuhan manajer dalam
pengambilan keputusan (Vienda 2013) Studi yang dilakukan Nihayah (2015)
menemukan bahwa pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh positif
terhadap keterandalan pelaporan keuangan pemerintah daerah Pada riset
Doms Jarmin and Klimek (2004) menunjukkan bahwa laporan keuangan masih
tetap menjadi sumber yang paling penting dan layak dari informasi eksternal di
perusahaan
Senada dengan penelitian sebelumnya Nurillah (2014) menemukan bahwa
pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan
daerah Penelitian dari Rahman (2015) juga menemukan bahwa pemanfaatan
Teknologi Informasi berpengaruh signifikan positif terhadap kualitas laporan
xxiii
xxiii
keuangan daerah Pada hasil penelitiannya menunjukkan semakin tinggi
pemanfaatan teknologi informasi maka semakin tinggi pula pengaruhnya
terhadap kualitas laporan keuangan Namun terdapat hasil penelitian yang
berbeda ditemukan oleh penelitian Lindawati dan Irma (2012) mengungkapkan
bahwa teknologi informasi memiliki pengaruh negatif terhadap kinerja individual
hal tersebut dikarenakan adanya ketidaksesuaian tugas dengan teknologi informasi
dimana didalam menyelesaikan pekerjaan pegawai merasa terhambat dalam
mengakses data untuk memperoleh data yang akurat dan tepat Bahkan ketika
sistem informasi pengelolaan keuangan daerah digunakan aplikasi ini seringkali
terkendala jaringan sistem yang error dan teknologi informasi yang semakin
canggih di Era Globalisasi saat ini (wwwdjkdkemendagrigoidDiakses
tanggal 2 bulan Agustus tahun 2013)
Motivasi peneliti menguji kembali mengenai pengaruh kapasitas sumber
daya manusia dan teknologi informasi pada implementasi sistem informasi
pengelolaan keuangan daerah karena terdapat inkonsistensi hasil penelitian-
penelitian sebelumnya Govindarajan (1986) menyatakan bahwa kemungkinan
belum ada kesatuan hasil penelitian atau lebih dikenal dengan istilah faktor
kontinjensi Murray (1990) menjelaskan bahwa diperlukan pendekatan
kontingensi untuk mengindentifikasi variabel lain yang bertindak sebagai
pemoderasi ataupun pemediasi dalam model riset Secara konseptual dan hasil
riset empiris variabel yang berperan memoderasi pengaruh kapasitas sumber daya
manusia dan teknologi informasi pada implementasi sistem informasi pengelolaan
keuangan daerah salah satunya yaitu dukungan manajemen puncak
xxiv
xxiv
Penggunaan variabel dukungan manajemen puncak sebagai variabel
moderasi pernah dilakukan oleh Vanlommel dan DeBrabander (1975) dalam Lau
(2004) menemukan bukti bahwa hubungan antara partisipasi sumber daya dan
kepuasan pemakai dipengaruhi oleh dukungan manajemen puncak sebagai
variabel moderating Hasil yang sama diperoleh oleh Kim dan Lee (1986) bahwa
hubungan antara partisipasi sumber daya dan kepuasan sistem dipengaruhi oleh
dukungan manajemen puncak sebagai variabel moderasi
Berdasar uraian diatas maka penelitian ini akan meneliti dukungan
manajemen puncak sebagai pemoderasi pengaruh kapasitas sumber daya manusia
dan teknologi informasi pada Implementasi Sistem Informasi Pengelolaan
Keuangan Daerah (SIPKD) di Pemerintah Kota Denpasar
12 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dipaparkan di atas maka
permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian dirumuskan dalam bentuk
pertanyaan penelitian sebagai berikut
1) Apakah kapasitas sumber daya manusia berpengaruh pada implementasi
Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) di Pemerintah Kota
Denpasar
2) Apakah teknologi informasi berpengaruh pada implementasi Sistem Informasi
Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) di Pemerintah Kota Denpasar
3) Apakah dukungan manajemen puncak memoderasi pengaruh kapasitas sumber
daya manusia pada implementasi Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan
Daerah (SIPKD) di Pemerintah Kota Denpasar
xxv
xxv
4) Apakah dukungan manajemen puncak memoderasi pengaruh teknologi
informasi pada implementasi Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah
(SIPKD) di Pemerintah Kota Denpasar
13 Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan pokok permasalahan diatas maka tujuan
penelitian ini adalah
1) Untuk memperoleh bukti empiris pengaruh kapasitas sumber daya manusia
pada implementasi Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD)
di Pemerintah Kota Denpasar
2) Untuk memperoleh bukti empiris pengaruh teknologi informasi pada
implementasi Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) di
Pemerintah Kota Denpasar
3) Untuk memperoleh bukti empiris kemampuan dukungan manajemen puncak
memoderasi pengaruh kapasitas sumber daya manusia pada implementasi
Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) di Pemerintah Kota
Denpasar
4) Untuk memperoleh bukti empiris kemampuan dukungan manajemen puncak
memoderasi pengaruh teknologi informasi pada implementasi Sistem
Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) di Pemerintah Kota
Denpasar
13 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak
terkait diantaranya
xxvi
xxvi
1) Manfaat Teoretis
Penelitian ini diharapkan dapat memperluas pengetahuan dan wawasan serta
menambah pembendaharaan teori Technology Acceptance Model (TAM) yang
memuat model mengenai sikap individu untuk menerima dan menggunakan
teknologi dan teori Motivasi Douglas McGregor yang memuat model
mengenai perbedaan dasar mengenai perilaku manusia yang digunakan para
pimpinan mengamati perilaku pegawainya dalam organisasi yang dipimpinya
Adapun tujuannya adalah untuk memperkuat penelitian-penelitian sebelumnya
khususnya tentang pengaruh kapasitas sumber daya manusia teknologi
informasi dan dukungan manajemen puncak pada Implementasi Sistem
Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) di Pemerintah Kota
Denpasar serta dapat menambah daftar pustaka di lingkungan akademis
sebagai referensi mahasiswa yang ingin melakukan penelitian yang sejenis
2) Kegunaan Praktis
Hasil dari penelitian ini diharapkan Satuan Kerja Perangkat Daerah Pemerintah
Kota Denpasar dapat memperhatikan hal-hal seperti pemberian kualifikasi
pendidikan dengan pelatihan dan workshop untuk menunjang implementasi
aplikasi sistem informasi pengelolaan keuangan daerah Tidak hanya itu
diharapkan pimpinan lebih peduli terhadap kondisi peralatan yang rusak atau
usang agar cepat diganti atau diperbaiki demi percepatan transfer data dalam
keberhasilan implementasi sistem informasi pengelolaan keuangan daerah
xxii
xxii
(2015) menyatakan bahwa sumber daya manusia sebagai pemakai berpengaruh
negatif pada kinerja sistem informasi akuntansi karena tidak mengerti cara
mengoperasikan sistem tidak dilibatkan dalam pengembangan sistem sehingga
mereka tidak memiliki pengetahuan yang cukup dan berakibat pada kinerja sistem
informasi Studi Almilia dan Briliantine (2007) juga menunjukkan bahwa tidak
terdapat hubungan yang signifikan antara keterlibatan pengguna dalam proses
pengembangan sistem dengan kinerja Sistem Informasi Akuntansi
Selain kapasitas sumber daya manusia teknologi informasi dinyatakan
mampu mempengaruhi implementasi sistem informasi pengelolaan keuangan
daerah Teknologi informasi secara perlahan namun konsisten meresap pada
organisasi pemerintah dan lembaga di semua tingkatan (Manivannan 2011)
Semakin canggih aplikasi teknologi informasi akan semakin meningkatkan kinerja
suatu sistem untuk menyajikan informasi sesuai dengan kebutuhan manajer dalam
pengambilan keputusan (Vienda 2013) Studi yang dilakukan Nihayah (2015)
menemukan bahwa pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh positif
terhadap keterandalan pelaporan keuangan pemerintah daerah Pada riset
Doms Jarmin and Klimek (2004) menunjukkan bahwa laporan keuangan masih
tetap menjadi sumber yang paling penting dan layak dari informasi eksternal di
perusahaan
Senada dengan penelitian sebelumnya Nurillah (2014) menemukan bahwa
pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan
daerah Penelitian dari Rahman (2015) juga menemukan bahwa pemanfaatan
Teknologi Informasi berpengaruh signifikan positif terhadap kualitas laporan
xxiii
xxiii
keuangan daerah Pada hasil penelitiannya menunjukkan semakin tinggi
pemanfaatan teknologi informasi maka semakin tinggi pula pengaruhnya
terhadap kualitas laporan keuangan Namun terdapat hasil penelitian yang
berbeda ditemukan oleh penelitian Lindawati dan Irma (2012) mengungkapkan
bahwa teknologi informasi memiliki pengaruh negatif terhadap kinerja individual
hal tersebut dikarenakan adanya ketidaksesuaian tugas dengan teknologi informasi
dimana didalam menyelesaikan pekerjaan pegawai merasa terhambat dalam
mengakses data untuk memperoleh data yang akurat dan tepat Bahkan ketika
sistem informasi pengelolaan keuangan daerah digunakan aplikasi ini seringkali
terkendala jaringan sistem yang error dan teknologi informasi yang semakin
canggih di Era Globalisasi saat ini (wwwdjkdkemendagrigoidDiakses
tanggal 2 bulan Agustus tahun 2013)
Motivasi peneliti menguji kembali mengenai pengaruh kapasitas sumber
daya manusia dan teknologi informasi pada implementasi sistem informasi
pengelolaan keuangan daerah karena terdapat inkonsistensi hasil penelitian-
penelitian sebelumnya Govindarajan (1986) menyatakan bahwa kemungkinan
belum ada kesatuan hasil penelitian atau lebih dikenal dengan istilah faktor
kontinjensi Murray (1990) menjelaskan bahwa diperlukan pendekatan
kontingensi untuk mengindentifikasi variabel lain yang bertindak sebagai
pemoderasi ataupun pemediasi dalam model riset Secara konseptual dan hasil
riset empiris variabel yang berperan memoderasi pengaruh kapasitas sumber daya
manusia dan teknologi informasi pada implementasi sistem informasi pengelolaan
keuangan daerah salah satunya yaitu dukungan manajemen puncak
xxiv
xxiv
Penggunaan variabel dukungan manajemen puncak sebagai variabel
moderasi pernah dilakukan oleh Vanlommel dan DeBrabander (1975) dalam Lau
(2004) menemukan bukti bahwa hubungan antara partisipasi sumber daya dan
kepuasan pemakai dipengaruhi oleh dukungan manajemen puncak sebagai
variabel moderating Hasil yang sama diperoleh oleh Kim dan Lee (1986) bahwa
hubungan antara partisipasi sumber daya dan kepuasan sistem dipengaruhi oleh
dukungan manajemen puncak sebagai variabel moderasi
Berdasar uraian diatas maka penelitian ini akan meneliti dukungan
manajemen puncak sebagai pemoderasi pengaruh kapasitas sumber daya manusia
dan teknologi informasi pada Implementasi Sistem Informasi Pengelolaan
Keuangan Daerah (SIPKD) di Pemerintah Kota Denpasar
12 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dipaparkan di atas maka
permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian dirumuskan dalam bentuk
pertanyaan penelitian sebagai berikut
1) Apakah kapasitas sumber daya manusia berpengaruh pada implementasi
Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) di Pemerintah Kota
Denpasar
2) Apakah teknologi informasi berpengaruh pada implementasi Sistem Informasi
Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) di Pemerintah Kota Denpasar
3) Apakah dukungan manajemen puncak memoderasi pengaruh kapasitas sumber
daya manusia pada implementasi Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan
Daerah (SIPKD) di Pemerintah Kota Denpasar
xxv
xxv
4) Apakah dukungan manajemen puncak memoderasi pengaruh teknologi
informasi pada implementasi Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah
(SIPKD) di Pemerintah Kota Denpasar
13 Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan pokok permasalahan diatas maka tujuan
penelitian ini adalah
1) Untuk memperoleh bukti empiris pengaruh kapasitas sumber daya manusia
pada implementasi Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD)
di Pemerintah Kota Denpasar
2) Untuk memperoleh bukti empiris pengaruh teknologi informasi pada
implementasi Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) di
Pemerintah Kota Denpasar
3) Untuk memperoleh bukti empiris kemampuan dukungan manajemen puncak
memoderasi pengaruh kapasitas sumber daya manusia pada implementasi
Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) di Pemerintah Kota
Denpasar
4) Untuk memperoleh bukti empiris kemampuan dukungan manajemen puncak
memoderasi pengaruh teknologi informasi pada implementasi Sistem
Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) di Pemerintah Kota
Denpasar
13 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak
terkait diantaranya
xxvi
xxvi
1) Manfaat Teoretis
Penelitian ini diharapkan dapat memperluas pengetahuan dan wawasan serta
menambah pembendaharaan teori Technology Acceptance Model (TAM) yang
memuat model mengenai sikap individu untuk menerima dan menggunakan
teknologi dan teori Motivasi Douglas McGregor yang memuat model
mengenai perbedaan dasar mengenai perilaku manusia yang digunakan para
pimpinan mengamati perilaku pegawainya dalam organisasi yang dipimpinya
Adapun tujuannya adalah untuk memperkuat penelitian-penelitian sebelumnya
khususnya tentang pengaruh kapasitas sumber daya manusia teknologi
informasi dan dukungan manajemen puncak pada Implementasi Sistem
Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) di Pemerintah Kota
Denpasar serta dapat menambah daftar pustaka di lingkungan akademis
sebagai referensi mahasiswa yang ingin melakukan penelitian yang sejenis
2) Kegunaan Praktis
Hasil dari penelitian ini diharapkan Satuan Kerja Perangkat Daerah Pemerintah
Kota Denpasar dapat memperhatikan hal-hal seperti pemberian kualifikasi
pendidikan dengan pelatihan dan workshop untuk menunjang implementasi
aplikasi sistem informasi pengelolaan keuangan daerah Tidak hanya itu
diharapkan pimpinan lebih peduli terhadap kondisi peralatan yang rusak atau
usang agar cepat diganti atau diperbaiki demi percepatan transfer data dalam
keberhasilan implementasi sistem informasi pengelolaan keuangan daerah
xxiii
xxiii
keuangan daerah Pada hasil penelitiannya menunjukkan semakin tinggi
pemanfaatan teknologi informasi maka semakin tinggi pula pengaruhnya
terhadap kualitas laporan keuangan Namun terdapat hasil penelitian yang
berbeda ditemukan oleh penelitian Lindawati dan Irma (2012) mengungkapkan
bahwa teknologi informasi memiliki pengaruh negatif terhadap kinerja individual
hal tersebut dikarenakan adanya ketidaksesuaian tugas dengan teknologi informasi
dimana didalam menyelesaikan pekerjaan pegawai merasa terhambat dalam
mengakses data untuk memperoleh data yang akurat dan tepat Bahkan ketika
sistem informasi pengelolaan keuangan daerah digunakan aplikasi ini seringkali
terkendala jaringan sistem yang error dan teknologi informasi yang semakin
canggih di Era Globalisasi saat ini (wwwdjkdkemendagrigoidDiakses
tanggal 2 bulan Agustus tahun 2013)
Motivasi peneliti menguji kembali mengenai pengaruh kapasitas sumber
daya manusia dan teknologi informasi pada implementasi sistem informasi
pengelolaan keuangan daerah karena terdapat inkonsistensi hasil penelitian-
penelitian sebelumnya Govindarajan (1986) menyatakan bahwa kemungkinan
belum ada kesatuan hasil penelitian atau lebih dikenal dengan istilah faktor
kontinjensi Murray (1990) menjelaskan bahwa diperlukan pendekatan
kontingensi untuk mengindentifikasi variabel lain yang bertindak sebagai
pemoderasi ataupun pemediasi dalam model riset Secara konseptual dan hasil
riset empiris variabel yang berperan memoderasi pengaruh kapasitas sumber daya
manusia dan teknologi informasi pada implementasi sistem informasi pengelolaan
keuangan daerah salah satunya yaitu dukungan manajemen puncak
xxiv
xxiv
Penggunaan variabel dukungan manajemen puncak sebagai variabel
moderasi pernah dilakukan oleh Vanlommel dan DeBrabander (1975) dalam Lau
(2004) menemukan bukti bahwa hubungan antara partisipasi sumber daya dan
kepuasan pemakai dipengaruhi oleh dukungan manajemen puncak sebagai
variabel moderating Hasil yang sama diperoleh oleh Kim dan Lee (1986) bahwa
hubungan antara partisipasi sumber daya dan kepuasan sistem dipengaruhi oleh
dukungan manajemen puncak sebagai variabel moderasi
Berdasar uraian diatas maka penelitian ini akan meneliti dukungan
manajemen puncak sebagai pemoderasi pengaruh kapasitas sumber daya manusia
dan teknologi informasi pada Implementasi Sistem Informasi Pengelolaan
Keuangan Daerah (SIPKD) di Pemerintah Kota Denpasar
12 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dipaparkan di atas maka
permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian dirumuskan dalam bentuk
pertanyaan penelitian sebagai berikut
1) Apakah kapasitas sumber daya manusia berpengaruh pada implementasi
Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) di Pemerintah Kota
Denpasar
2) Apakah teknologi informasi berpengaruh pada implementasi Sistem Informasi
Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) di Pemerintah Kota Denpasar
3) Apakah dukungan manajemen puncak memoderasi pengaruh kapasitas sumber
daya manusia pada implementasi Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan
Daerah (SIPKD) di Pemerintah Kota Denpasar
xxv
xxv
4) Apakah dukungan manajemen puncak memoderasi pengaruh teknologi
informasi pada implementasi Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah
(SIPKD) di Pemerintah Kota Denpasar
13 Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan pokok permasalahan diatas maka tujuan
penelitian ini adalah
1) Untuk memperoleh bukti empiris pengaruh kapasitas sumber daya manusia
pada implementasi Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD)
di Pemerintah Kota Denpasar
2) Untuk memperoleh bukti empiris pengaruh teknologi informasi pada
implementasi Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) di
Pemerintah Kota Denpasar
3) Untuk memperoleh bukti empiris kemampuan dukungan manajemen puncak
memoderasi pengaruh kapasitas sumber daya manusia pada implementasi
Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) di Pemerintah Kota
Denpasar
4) Untuk memperoleh bukti empiris kemampuan dukungan manajemen puncak
memoderasi pengaruh teknologi informasi pada implementasi Sistem
Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) di Pemerintah Kota
Denpasar
13 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak
terkait diantaranya
xxvi
xxvi
1) Manfaat Teoretis
Penelitian ini diharapkan dapat memperluas pengetahuan dan wawasan serta
menambah pembendaharaan teori Technology Acceptance Model (TAM) yang
memuat model mengenai sikap individu untuk menerima dan menggunakan
teknologi dan teori Motivasi Douglas McGregor yang memuat model
mengenai perbedaan dasar mengenai perilaku manusia yang digunakan para
pimpinan mengamati perilaku pegawainya dalam organisasi yang dipimpinya
Adapun tujuannya adalah untuk memperkuat penelitian-penelitian sebelumnya
khususnya tentang pengaruh kapasitas sumber daya manusia teknologi
informasi dan dukungan manajemen puncak pada Implementasi Sistem
Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) di Pemerintah Kota
Denpasar serta dapat menambah daftar pustaka di lingkungan akademis
sebagai referensi mahasiswa yang ingin melakukan penelitian yang sejenis
2) Kegunaan Praktis
Hasil dari penelitian ini diharapkan Satuan Kerja Perangkat Daerah Pemerintah
Kota Denpasar dapat memperhatikan hal-hal seperti pemberian kualifikasi
pendidikan dengan pelatihan dan workshop untuk menunjang implementasi
aplikasi sistem informasi pengelolaan keuangan daerah Tidak hanya itu
diharapkan pimpinan lebih peduli terhadap kondisi peralatan yang rusak atau
usang agar cepat diganti atau diperbaiki demi percepatan transfer data dalam
keberhasilan implementasi sistem informasi pengelolaan keuangan daerah
xxiv
xxiv
Penggunaan variabel dukungan manajemen puncak sebagai variabel
moderasi pernah dilakukan oleh Vanlommel dan DeBrabander (1975) dalam Lau
(2004) menemukan bukti bahwa hubungan antara partisipasi sumber daya dan
kepuasan pemakai dipengaruhi oleh dukungan manajemen puncak sebagai
variabel moderating Hasil yang sama diperoleh oleh Kim dan Lee (1986) bahwa
hubungan antara partisipasi sumber daya dan kepuasan sistem dipengaruhi oleh
dukungan manajemen puncak sebagai variabel moderasi
Berdasar uraian diatas maka penelitian ini akan meneliti dukungan
manajemen puncak sebagai pemoderasi pengaruh kapasitas sumber daya manusia
dan teknologi informasi pada Implementasi Sistem Informasi Pengelolaan
Keuangan Daerah (SIPKD) di Pemerintah Kota Denpasar
12 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dipaparkan di atas maka
permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian dirumuskan dalam bentuk
pertanyaan penelitian sebagai berikut
1) Apakah kapasitas sumber daya manusia berpengaruh pada implementasi
Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) di Pemerintah Kota
Denpasar
2) Apakah teknologi informasi berpengaruh pada implementasi Sistem Informasi
Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) di Pemerintah Kota Denpasar
3) Apakah dukungan manajemen puncak memoderasi pengaruh kapasitas sumber
daya manusia pada implementasi Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan
Daerah (SIPKD) di Pemerintah Kota Denpasar
xxv
xxv
4) Apakah dukungan manajemen puncak memoderasi pengaruh teknologi
informasi pada implementasi Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah
(SIPKD) di Pemerintah Kota Denpasar
13 Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan pokok permasalahan diatas maka tujuan
penelitian ini adalah
1) Untuk memperoleh bukti empiris pengaruh kapasitas sumber daya manusia
pada implementasi Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD)
di Pemerintah Kota Denpasar
2) Untuk memperoleh bukti empiris pengaruh teknologi informasi pada
implementasi Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) di
Pemerintah Kota Denpasar
3) Untuk memperoleh bukti empiris kemampuan dukungan manajemen puncak
memoderasi pengaruh kapasitas sumber daya manusia pada implementasi
Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) di Pemerintah Kota
Denpasar
4) Untuk memperoleh bukti empiris kemampuan dukungan manajemen puncak
memoderasi pengaruh teknologi informasi pada implementasi Sistem
Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) di Pemerintah Kota
Denpasar
13 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak
terkait diantaranya
xxvi
xxvi
1) Manfaat Teoretis
Penelitian ini diharapkan dapat memperluas pengetahuan dan wawasan serta
menambah pembendaharaan teori Technology Acceptance Model (TAM) yang
memuat model mengenai sikap individu untuk menerima dan menggunakan
teknologi dan teori Motivasi Douglas McGregor yang memuat model
mengenai perbedaan dasar mengenai perilaku manusia yang digunakan para
pimpinan mengamati perilaku pegawainya dalam organisasi yang dipimpinya
Adapun tujuannya adalah untuk memperkuat penelitian-penelitian sebelumnya
khususnya tentang pengaruh kapasitas sumber daya manusia teknologi
informasi dan dukungan manajemen puncak pada Implementasi Sistem
Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) di Pemerintah Kota
Denpasar serta dapat menambah daftar pustaka di lingkungan akademis
sebagai referensi mahasiswa yang ingin melakukan penelitian yang sejenis
2) Kegunaan Praktis
Hasil dari penelitian ini diharapkan Satuan Kerja Perangkat Daerah Pemerintah
Kota Denpasar dapat memperhatikan hal-hal seperti pemberian kualifikasi
pendidikan dengan pelatihan dan workshop untuk menunjang implementasi
aplikasi sistem informasi pengelolaan keuangan daerah Tidak hanya itu
diharapkan pimpinan lebih peduli terhadap kondisi peralatan yang rusak atau
usang agar cepat diganti atau diperbaiki demi percepatan transfer data dalam
keberhasilan implementasi sistem informasi pengelolaan keuangan daerah
xxv
xxv
4) Apakah dukungan manajemen puncak memoderasi pengaruh teknologi
informasi pada implementasi Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah
(SIPKD) di Pemerintah Kota Denpasar
13 Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan pokok permasalahan diatas maka tujuan
penelitian ini adalah
1) Untuk memperoleh bukti empiris pengaruh kapasitas sumber daya manusia
pada implementasi Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD)
di Pemerintah Kota Denpasar
2) Untuk memperoleh bukti empiris pengaruh teknologi informasi pada
implementasi Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) di
Pemerintah Kota Denpasar
3) Untuk memperoleh bukti empiris kemampuan dukungan manajemen puncak
memoderasi pengaruh kapasitas sumber daya manusia pada implementasi
Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) di Pemerintah Kota
Denpasar
4) Untuk memperoleh bukti empiris kemampuan dukungan manajemen puncak
memoderasi pengaruh teknologi informasi pada implementasi Sistem
Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) di Pemerintah Kota
Denpasar
13 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak
terkait diantaranya
xxvi
xxvi
1) Manfaat Teoretis
Penelitian ini diharapkan dapat memperluas pengetahuan dan wawasan serta
menambah pembendaharaan teori Technology Acceptance Model (TAM) yang
memuat model mengenai sikap individu untuk menerima dan menggunakan
teknologi dan teori Motivasi Douglas McGregor yang memuat model
mengenai perbedaan dasar mengenai perilaku manusia yang digunakan para
pimpinan mengamati perilaku pegawainya dalam organisasi yang dipimpinya
Adapun tujuannya adalah untuk memperkuat penelitian-penelitian sebelumnya
khususnya tentang pengaruh kapasitas sumber daya manusia teknologi
informasi dan dukungan manajemen puncak pada Implementasi Sistem
Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) di Pemerintah Kota
Denpasar serta dapat menambah daftar pustaka di lingkungan akademis
sebagai referensi mahasiswa yang ingin melakukan penelitian yang sejenis
2) Kegunaan Praktis
Hasil dari penelitian ini diharapkan Satuan Kerja Perangkat Daerah Pemerintah
Kota Denpasar dapat memperhatikan hal-hal seperti pemberian kualifikasi
pendidikan dengan pelatihan dan workshop untuk menunjang implementasi
aplikasi sistem informasi pengelolaan keuangan daerah Tidak hanya itu
diharapkan pimpinan lebih peduli terhadap kondisi peralatan yang rusak atau
usang agar cepat diganti atau diperbaiki demi percepatan transfer data dalam
keberhasilan implementasi sistem informasi pengelolaan keuangan daerah
xxvi
xxvi
1) Manfaat Teoretis
Penelitian ini diharapkan dapat memperluas pengetahuan dan wawasan serta
menambah pembendaharaan teori Technology Acceptance Model (TAM) yang
memuat model mengenai sikap individu untuk menerima dan menggunakan
teknologi dan teori Motivasi Douglas McGregor yang memuat model
mengenai perbedaan dasar mengenai perilaku manusia yang digunakan para
pimpinan mengamati perilaku pegawainya dalam organisasi yang dipimpinya
Adapun tujuannya adalah untuk memperkuat penelitian-penelitian sebelumnya
khususnya tentang pengaruh kapasitas sumber daya manusia teknologi
informasi dan dukungan manajemen puncak pada Implementasi Sistem
Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) di Pemerintah Kota
Denpasar serta dapat menambah daftar pustaka di lingkungan akademis
sebagai referensi mahasiswa yang ingin melakukan penelitian yang sejenis
2) Kegunaan Praktis
Hasil dari penelitian ini diharapkan Satuan Kerja Perangkat Daerah Pemerintah
Kota Denpasar dapat memperhatikan hal-hal seperti pemberian kualifikasi
pendidikan dengan pelatihan dan workshop untuk menunjang implementasi
aplikasi sistem informasi pengelolaan keuangan daerah Tidak hanya itu
diharapkan pimpinan lebih peduli terhadap kondisi peralatan yang rusak atau
usang agar cepat diganti atau diperbaiki demi percepatan transfer data dalam
keberhasilan implementasi sistem informasi pengelolaan keuangan daerah