ABSTRAK - bdksurabaya-kemenag.combdksurabaya-kemenag.com/.../LIMBAH_BAWANG_JAELANI.pdfKedua, potensi...

19
1 1 PEMANFAATAN LIMBAH KULIT BAWANG MERAH (Allium ascalonicum) SEBAGAI CAMPURAN PAKAN TERNAK SERTA PENGARUH TERHADAP PENURUNAN KADAR KOLESTEROL DARAH DAN KUALITAS FISIK (bobot tubuh, karkas, dan lemak abdominal) AYAM BROILER (Suatu Contoh Pembelajaran dengan Pendekatan Lingkungan Untuk Diklat Guru Sains Madrasah) ---------------------------------------------------------------------------------------------------------- Oleh : Ahmad Jaelani ABSTRAK “PEMANFAATAN LIMBAH KULIT BAWANG MERAH (Allium ascalonicum) SEBAGAI CAMPURAN PAKAN TERNAK SERTA PENGARUH TERHADAP PENURUNAN KADAR KOLESTEROL DARAH DAN KUALITAS FISIK ( bobot tubuh,karkas, dan lemak abdominal) AYAM BROILER. Kata Kunci : pengaruh, Allium ascalonicum, kolesterol darah, berat tubuh, karkas, lemak abdominal Suatu pendekatan pembelajaran lingkungan dapat diterapkan dalam diklat guru Sains di madrasah guna implementasi kesadaran lingkungan. Salah satru contoh dalam hal ini adalah penelitian mengenai manfaat limbah bawang merah untuk tambahan pakan ternak ayam pedaging (broiler). Penelitian ini bertujuan untuk mengurangi kadar kolesterol darah dan mengetahui kualitas fisik ayam broiler baik bobot tubuh, karkas, dan lemak abdominalnya.Adapun penelitiannya dilakukan dengan percobaan yang sederhana yaitu mencampurkan butiran kecil limbah kulit bawang merah (Allium ascalonicum) pada variasi ransum Ayam Broiler. Metode yang dilakukan adalah eksperimen dengan menggunakan alat medis GCU ,timbangan kapasitas 20 kg, dan neraca penghitung lemak abdominal dengan cara mengamati perubahan kadar kolesterol dan bobot tubuh dengan perbandingan pakan dan limbah kulit bawang merah (Allium ascalonicum) 100 % banding 0 % pada R1, 90% banding 10% pada R2, 80% banding 20% pada R3 , dan 70% banding 30% pada R4 selama 21 hari dan diuji pada M0, M1, M2, dan M3. Untuk mengamati bobot karkas dan lemak abdominal dilakukan dengan variasi ransum yang sama selama 21 hari dan diuji pada M3. Hasil dari penelitian kami adalah terjadi perubahan kadar kolesterol yang nyata pada hasil akhir. Bobot tubuh mengalami penurunan di hasil akhir, namun tidak berbanding lurus di usia penelitian sebelumnya.Bobot karkas tetap normal meski tidak ada pengaruh pada masing-masing variasi ransum. Lemak abdominal menunjukkan bobot yang normal pada R0 namun, pada R1,R2, dan R3 menunjukkan berat lemak abdomen yang dibawah rata rata dari standard 1,4% 2,6 % dari berat hidup Ayam Broiler Jantan. Untuk hasil penelitian akhir kadar kolesterol terbaik dimiliki oleh R4 yaitu pada M0 memiliki kadar kolesterol 173 mg/dl, M1 dengan 180 mg/dl, M2 dengan

Transcript of ABSTRAK - bdksurabaya-kemenag.combdksurabaya-kemenag.com/.../LIMBAH_BAWANG_JAELANI.pdfKedua, potensi...

1

1

PEMANFAATAN LIMBAH KULIT BAWANG MERAH (Allium ascalonicum)

SEBAGAI CAMPURAN PAKAN TERNAK SERTA PENGARUH TERHADAP

PENURUNAN KADAR KOLESTEROL DARAH DAN KUALITAS FISIK (bobot

tubuh, karkas, dan lemak abdominal) AYAM BROILER (Suatu Contoh

Pembelajaran dengan Pendekatan Lingkungan Untuk Diklat Guru Sains Madrasah)

----------------------------------------------------------------------------------------------------------

Oleh : Ahmad Jaelani

ABSTRAK

“PEMANFAATAN LIMBAH KULIT BAWANG MERAH (Allium ascalonicum) SEBAGAI

CAMPURAN PAKAN TERNAK SERTA PENGARUH TERHADAP PENURUNAN KADAR

KOLESTEROL DARAH DAN KUALITAS FISIK ( bobot tubuh,karkas, dan lemak abdominal)

AYAM BROILER.

Kata Kunci : pengaruh, Allium ascalonicum, kolesterol darah, berat tubuh,

karkas, lemak abdominal

Suatu pendekatan pembelajaran lingkungan dapat diterapkan dalam diklat

guru Sains di madrasah guna implementasi kesadaran lingkungan. Salah satru

contoh dalam hal ini adalah penelitian mengenai manfaat limbah bawang merah

untuk tambahan pakan ternak ayam pedaging (broiler). Penelitian ini bertujuan

untuk mengurangi kadar kolesterol darah dan mengetahui kualitas fisik ayam

broiler baik bobot tubuh, karkas, dan lemak abdominalnya.Adapun penelitiannya

dilakukan dengan percobaan yang sederhana yaitu mencampurkan butiran kecil

limbah kulit bawang merah (Allium ascalonicum) pada variasi ransum Ayam

Broiler.

Metode yang dilakukan adalah eksperimen dengan menggunakan alat

medis GCU ,timbangan kapasitas 20 kg, dan neraca penghitung lemak abdominal

dengan cara mengamati perubahan kadar kolesterol dan bobot tubuh dengan

perbandingan pakan dan limbah kulit bawang merah (Allium ascalonicum) 100 %

banding 0 % pada R1, 90% banding 10% pada R2, 80% banding 20% pada R3 ,

dan 70% banding 30% pada R4 selama 21 hari dan diuji pada M0, M1, M2, dan

M3. Untuk mengamati bobot karkas dan lemak abdominal dilakukan dengan

variasi ransum yang sama selama 21 hari dan diuji pada M3.

Hasil dari penelitian kami adalah terjadi perubahan kadar kolesterol yang

nyata pada hasil akhir. Bobot tubuh mengalami penurunan di hasil akhir, namun

tidak berbanding lurus di usia penelitian sebelumnya.Bobot karkas tetap normal

meski tidak ada pengaruh pada masing-masing variasi ransum. Lemak abdominal

menunjukkan bobot yang normal pada R0 namun, pada R1,R2, dan R3

menunjukkan berat lemak abdomen yang dibawah rata – rata dari standard 1,4% –

2,6 % dari berat hidup Ayam Broiler Jantan.

Untuk hasil penelitian akhir kadar kolesterol terbaik dimiliki oleh R4 yaitu

pada M0 memiliki kadar kolesterol 173 mg/dl, M1 dengan 180 mg/dl, M2 dengan

2

2

152 mg/dl, dan M3 dengan 114 mg/dl. Namun untuk penurunan terbaik setiap

mingunya dimiliki oleh R2 dengan 180 mg/dl, 174 mg/dl, 165 mg/dl, dan 149

mg/dl.

Untuk penelitian terbaik hasil akhir bobot tubuh dimilki oleh R1 dengan

2,25 kg. Namun pada R2 dengan 2,1 kg, R3 dengan 2,1 kg, dan R4 dengan 2,1

kg.Penurunan itu terjadi di usia akhir , dan tidak berbanding lurus di usia

sebelumnya pada penelitian

Untuk penelitian terbaik pada hasil akhir berat karkas dimiliki oleh R3

dengan 1,48 kg. Untuk R1 dengan 1,47 kg, R2 dengan 1,26 kg, dan R4 dengan

1,46 kg. Jadi tidak ada perubahan yang signifikan dan masih dalam kategori

normal. Penambahan limbah kulit bawang merah (Allium ascalonicum) ternyata

tidak menurunkan berat karkas pada R2, R3, dan R4 dibandingkan dengan R1.

Untuk penelitian terbaik pada hasil akhir berat lemak abdomen dimiliki

oleh R1 dengan 2 % dari berat hidup. Sementara untuk R2 dengan 0,95 dari berat

hidup, R3 dengan 0,71 dari berat hidup, dan R4 dengan 0,95 dari berat hidup. Hal

itu menunjukkan pemberian kulit bawang merah secara langsung akan

menurunkan energi pada ransum sehingga berat lemak abdomen menjadi

berkurang.

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu contoh penerapan pembelajaran lingkungan pada diklat guru sains

madrasah adalah dengan penelitian mengenai pemanfaatana limbah kulit bawang

merah sebagai campuran pakan ayam pedaging. Kita mengerti bahwasanya limbah

yang tak diolah dengan baik itu berpotensi besar merugikan lingkungan. Semisal

adalah limbah yang ditimbulkan oleh bawang merah(Allium ascalonicum). Limbah

yang dihasilkan oleh bawang merah tak lain adalah kulitnya sendiri. Masyarakat

sekitar Pasar Sambi memanfaatkan limbah tersebut untuk bahan tambahan

pembakaran sampah setempat. Hal ini seharusnya tidak boleh dilakukan karena akan

berpotensi menyebabkan pencemaran udara.

Melalui contoh tersebut peneliti berusaha menemukan alternative baru dalam

pengolahan limbah tersebut. Pemanfaatan limbah kulit bawang merah(Allium

ascalonicum) dengan mencampurkannya pada pakan ternak ayam broiler ternyata

dapat berpotensi menurunkan kadar kolesterol darahnya. Kita mengerti bahwa

kandungan methylallyl sulfide, senyawa fenolik seperti Quercetin dan flavonoid

3

3

yang masih dimiliki oleh kulit bawang merah ternyata bersama – sama mengganggu

terbentuknya kolesterol (Satya,Ratika : 2013).

Oleh karena itu, pemanfaatan limbah kulit bawang merah (Allium ascalonicum)

dapat diambil manfaat gandanya. Pertama. Limbah tersebut dapat diminimalkan

karena dimanfaatkan untuk campuran pakan ternak ayam broiler. Meminimalkan

limbah tersebut otomatis dapat menanggulangi masalah limbah kulit bawang merah.

Kedua, potensi yang dimiliki limbah tersebut dalam menekan kolesterol ayam broiler

ternyata juga menjadi kabar baik bagi konsumen ayam. Kandungan kolesterol yang

berlebih pastinya juga akan berkurang sehingga aman untuk dikonsumsi secara

berkala. Selain itu dengan pemberian limbah kulit bawang merah pada pakan ternak

dapat diketahui perubahan kualitas fisik ayam yang mencakup bobot tubuh, karkas,

dan lemak abdominal.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana pengaruh pemberian limbah kulit bawang merah (Allium

ascalonicum) pada variasi ransum terhadap perubahan penurunan kadar

kolesterol darah ayam broiler ?

2. Bagaimana pengaruh pemberian limbah kulit bawang merah (Allium

ascalonicum) pada variasi ransum terhadap perubahan kualitas fisik (bobot tubuh,

karkas, dan lemak abdominal) ayam broiler?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui pengaruh yang ditimbulkan dari pemberian kulit bawang

merah (Allium ascalonicum) pada variasi ransum terhadap perubahan penurunan

kadar kolesterol darah ayam broiler

2. Untuk mengetahui pengaruh yang ditimbulkan dari pemberian kulit bawang

merah (Allium ascalonicum) pada variasi ransum terhadap pertumbuhan bobot

tubuh ayam broiler.

3. Untuk mengetahui pengaruh yang ditimbulkan dari pemberian kulit bawang

merah (Allium ascalonicum) pada variasi ransum terhadap bobot karkas ayam

broiler.

4

4

4. Untuk mengetahui pengaruh yang ditimbulkan dari pemberian kulit bawang

merah (Allium ascalonicum) pada variasi ransum terhadap bobot lemak

abdominal ayam broiler.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang didapat dari penelitian ini adalah :

1. Bagi peneliti, peneliti dapat memanfaatkan dalam kehdupan nyata tentang

manfaat dari penelitian ini. Kemudian peneliti menjadi lebih mengerti makna dari

manfaat dari limbah yang banyak orang menghiraukan itu.

2. Bagi masayarakat, penelitian ini dapat dijadikan alternatif dalam penanggulangan

limbah kulit bawang merah. Serta pengusaha ayam broiler dapat meningkatkan

kualitas ayamnya dengan memanfaatkan penelitian ini.

3. Bagi negara, penelitian ini bias dijadikan referensi dan pembanding penemuan –

penemuan yang telah ada. Supaya penemuan baru di negara ini dapat lebih maju.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Bawang Merah dan Limbahnya (Allium ascalonicum)

Bawang merah adalah umbi yang sangat popular karena bermanfaat bagi

kehidupan manusia.Ia bukan hanya membuat hidangan terasa lengkap dan

nikmat,melainkan juga kaya akan kandungan zat-zat yang berguna untuk

kesehatan.Limbah dari bawang merah merupakan kulit yang dibuang saat kita

mengiris bawang merah. Limbah tersebut ternyata masing mengandung manfaat

seperti pada umbinya.

2.1.1 Kandungan limbah kulit Bawang Merah yang Masih Dimiliki Bawang Merah

(Allium ascalonicum)

a. Methylallyl Sulfida

Bawang merah mentah mengandung Methylallyl Sulfida atau sejenis sulfur yang

mengandung asam amino. Ia berfungsi menurunkan kadar LDL dan

meningkatkan HDL didalam darah. Sulfur yang terdapat didalam bawang akan

berkurang bila dimasak dengan suhu tinggi.

5

5

b. Quercetin

Quercetin merupakan senyawa polifenol dalam keluarga antioksidan flavanoid.

Bawang merah lebih banyak mengandung senyawa ini dibandingkan dengan

bawang putih. Senyawa ini dapt melestarikan HDL sambil menekan LDL. Selain

itu ia juga obat alami untuk mengatasi arthritis dan penyembuh alergi.

c. Flavanoid

Merupakan senyawa yang terdiri dari 15 atom karbon,senyawa ini mengandung

Quercetin yang bersifat antioksidan. Selain itu juga masih berpengaruh dakam

menekan kolesterol LDL. (Satya,Rika :2013)

2.2 Kolesterol

Kolesterol sebenarnya adalah salah satu komponen lemak.. Lemak merupakan salah

satu sumber energy yang memberikan kalori paling tinggi selain itu sebagai sumber asam

lemak esensial,pelarut vitamin (A,D,E,K). Hanya seperempat dari kolesterol yang

terkandung dalam darah berasal langsung dari saluran pencernaan yang diserap

makanan,sisanya merupakan hasil produksi tubuh sendiri oleh sel-sel hati.

Kolesterol didistribusikan oleh lipoproteinyang bernama LDL melalui darah

keseluruh tubuh,karena sifatnya yang tidak bisa langsung larut dalam darah maka harus

membentuk ikatan dengan protein agar menjadi senyawa yang bisa larut dalam darah dan

diistilahkan sebagai lipoprotein yang dianggap sebagai pembawa kolesterol dalam darah.

Kelebihan kolesterol akan diangkut kembali oleh lipoprotein yang bernama HDL untuk

dibawa ke hati yang selanjutnya diuraikan lalu dibuang ke dalam kantung empedu

sebagai asam empedu. LDL mengandung lebih banyak lemak dibanding HDL sehingga ia

akan mengambang dalam darah. LDL dianggap sebagai lemak yang jahat karena dapat

menyebabkan penempelan kolesterol pada dinding pembuluh darah. Sebaliknya,HDL

disebut lemak yang baik karena dalam operasinya ia membersihkan kelebihan kolesterol

dari dinding pembuluh darah dengan mengangkutnya kembali ke hati

(Shabela,Rifdah:2012)

2.3 Bobot Tubuh Ayam Broiler

Bobot ayam broiler merupakan berat keseluruhan dari ayam yaitu

karkas,bulu,darah,kepala,leher,kaki,cakar dan organ dalam. Pada umumnya berat inilah

yang dijadikan dasar dalam penghitungan awal di pasar. Bobot ini merupakan berat hidup

dari ayam broiler.

2.4 Karkas dan Lemak Abdominal (Abdomen)

Produksi ternak daging umunya dinilai dengan menggunakan persentase karkas.

Karkas adalah potongan ayam bersih tanpa bulu,kepala,leher,kaki,cakar dan organ dalam.

Persentase bobot karkas digunakan untuk menilai produksi ternak daging. Bobot karkas

ayam broiler umur lima minggu berkisar antara 60,52-69,91% dari bobot hidup. Bobot

karkas ayam broiler umur 6 minggu sekitar 1.128,4-1.523,2 gram atau 64,7-71,2%.

6

6

Deposisi lemak ayam broiler umumnya disimpan dalam bentuk lemak rongga

tubuh dibawah kulit. Lemak rongga tubuh terdiri dari lemak abdomen,lemak rongga dada

dan lemak pada alat pencernaan, salah satu bagian tubuh yang digunakan untuk

menyimpan lemak adalah bagian sekitar perut atau abdomen. Persentase lemak abdomen

pada ayam jantan berkisar antara 1,4-2,60% sedangkan untuk ayam betina berkisar

antara 3,2-4,8% dari bobot badan. Persentase lemak abdomen pada ayam betina lebih

tinggi dibandingkan jantan. Lemak abdomen akan meningkat pada ayam yang diberi

ransum dengan protein rendah dan energi ransum yang tinggi. Energi yang berlebih akan

disimpan dalam bentuk lemak dalam jaringan-jaringan. Salah satu bagian tubuh yang

digunakan untuk menyimpan lemak oleh ayam adalah bagian sekitar abdoman.

2.5AYAM BROILER

Ayam broiler merupakan galur ayam hasil rekayasa teknologi yang memiliki karakteristik

ekonomi dan ciri khas pertumbuhan cepat sebagai penghasil daging,konversi ransum

rendah,siap dipotong pada usia relative muda dan menghasilkan kualitas daging berserat

lunak. Formulasi pakan untuk ayam broiler harus mengandung zat makanan yang cukup

untuk mendapatkan produksi dan efisiensi yang maksimal. Kebutuhan zat makanan ayam

broiler umur 2-6 minggu didominasi oleh energy metabolism dan protein kasar.

Selebihnya merupakan zat – zat seperti lisin, metionin, kalsium , dan fosfor (Nur

Ikhsan,Faisal IPB:2006

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Sampel , waktu, dan tempat penelitian

Dalam penelitian ini kami menggunakan sampel :

1. Ayam broiler sebanyak 16 ekor yang umumnya 14 ekor,

2. Limbah kulit bawang merah.

3. Penelitian ini dilakukan dalam waktu sekitar 21 hari,dimulai pada tanggal 5

Januari 2014 hingga 25 Januari 2014.

4. Pengambilan limbah kulit bawang merah yaitu di Pasar Sambi,Kabupaten Kediri

dan di Desa Deyeng, Kabupaten Kediri.

3.2 Metode Penelitian

Dalam penelitian ini kami mengguanakan metode study pustaka,wawancara dengan

salah satu dokter hewan di Dinas Peternakan Kota Kediri dan eksperimen dengan

7

7

menggunakan GCU Blood glucose/Cholesterol/Uric Acid Multi Function Monitoring

System untuk mengamati kadar kolesterol darah,neraca digital menghitung berat lemak

abdomen dan berat karkas serta baby scale kapasitas 20 kg untuk mengamati perubahan

berat tubuh pada Ayam Broiler akibat pengaruh pemberian campuran pakan ayam dengan

limbah kulit bawang merah (Allium ascalonicum) pada variasi ransum.

3.3 Rancangan Penelitian

Dalam penelitian ini kami membuat rancangan sebagai berikut:

Pada tabel 3.1Rancangan percobaan pada variasi ransum 3 kali sehari selama 21

hari.

P PPM LKBM AM V

R1 100 % (0,6

kg/hari)

0 % (0 gr/hari) 0,9 liter/hari 0,38 gr/hari

R2 90 % (0,54

kg/hari)

10 % (0,06

kg/hari)

0,9 liter/hari 0,38 gr/hari

R3 80 % (0,48

gr/hari)

20 % (0,12

kg/hari)

0,9 liter/hari 0,38 gr/hari

R4 70 % (0,42

kg/hari)

30 % (0,8

kg/hari

0,9 liter/hari 0,38 gr/hari

Keterangan :

P : Perlakuan, R1: Pakan kontrol, R2: Ransum dengan 90 % pakan murni dengan 10 %

limbah kulit bawang merah, R3: Ransum dengan 80 % pakan murni dengan 20 % limbah

kulit bawang merah, R4 : Ransum dengan 70 % pakan murni dengan 30 % limbah kulit

bawang merah, PPM: Limbah pakan murni , LKBM: Limbah Kulit Bawang Merah,

AM:Air murni, dan V: Vitamin

Setiap hari pemberian pakan,limbah kulit bawang mera,air murni,dan vitamin dilakukan

sebanyak 3 kali.

a. R1 dengan 0,6 kg pakan tanpa campuran limbah kulit bawang merah

ditambah minum 0,9 liter air murni serta 0,38 gr perhari.

b. R2 dengan 0,54 kg pakan dengan campuran limbah kulit bawang merah

0,06 kg ditambah minum 0,9 liter air murni serta 0,38 gr perhari.

c. R3 dengan 0,48 kg pakan dengan campuran limbah kulti bawang merah

0,12 kg ditambah minum 0,9 liter air murni serta 0,38 gr perhari.

d. R4 dengan 0,42 kg pakan dengan campuran limbah kulit bawang merah

0,18 kg ditambah minum 0,9 liter air murni serta 0,38 gr perhari.

3.4Prosedur Penelitian

8

8

Adapun prosedur-prosedur dalam penelitian ini adalah :

1. Proses pemberian pakan,makanan dan vitamin

2. Proses pengukuran kadar kolesterol darah ayam broiler :

a. Menyiapkan posisi ayam dengan memegangya,

b. Mempraktikkan dengan menahan kepala ayam kesatu sisi dan membuka

sayap,

c. Membersihkan bagian yang akan ditusuk,

d. Mengambil darah darah dengan cara menusukkan jarum di vena pectoralis

yang berada dibawah sayap,

e. Kemudian darah harus mengenai strip pada alat GCU sampai asa bunyi beep,

f. Lalu tunggu sekitar 150 detik untuk mendapatkan hasil kolesterol darah.

3 Proses penghitungan bobot tubuh dan karkas ayam broiler :

a. Mengambil ayam dari kandangnya dengan mengelompokkan berdasarkan

variasi percobaan,

b. Mengikat kaki ayam dengan tali,

c. Meletakkan semua ayam berdasarkan veriasi percobaan pada baby scale,

d. Hal itu dilakukan pada MO,M1,M2,dan M3,

e. Untuk penimbangan berat karkas dilakukan dengan mengelompokkan dulu

masing-masing karkas berdasarkan variasi percobaan,

f. Berat karkas ditimbang dengan neraca elektrik satu per satu,

g. Penghitungan ini dilakukan pada saat M3.

4 Proses penghitungan bobot lemak abdominal ayam broiler

a. Mengambil bagian lemak yang berada di perut ayam ketika disembelih,

b. Mengelompokkan berdasarkan variasi percobaan,

c. Menimbang satu per satu dengan neraca elektrik,

d. Hal ini dilakukan pada M3.

5 Mencatat hasil percobaan terhadap masing-masing variasi serta Menganalisis dari

masing-masing hasil percobaan. Kemudian Membandingkan dari hasil analisis

masing-masing variasi dan membuat laporan.

9

9

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Setelah dilakukan penelitian terhadap perubahan kolesterol,berat tubuh,karkas

dan lemak abdomen akibat pemberian campuran limbah kulit bawang merah pada pakan

ternak ayam broiler diperoleh hasil akhir yang tertera dalam tabel dibawah ini :

1. Uji Kolesterol Darah Ayam Broiler

Tabel 4.1 perubahan rata-rata kolesterol darah pada ternak ayam broiler setelah

21 hari (mg/dl)

R M0 M1 M2 M3

R1 179 180 174 160

R2 180 174 165 149

R3 170 150 165 133

R4 173 180 152 114

Keterangan :

LKBM : Limbah Kulit Bawang Merah, AB : Ayam Broiler, R 1 : Pemberian 0% LKBM

pada campuran pakan ternak AB, R 2 : Pemberian 10 % LKBM pada campuran pakan

10

10

ternak AB, R 3 :Pemberian 20%LKBM pada campuran pakan ternak AB, R 4:Pemberian

30% LKBM pada campuran pakan ternak AB, M 0 :Rata-rata hasil uji kolesterol darah

pada pakan ternak AB pada minggu ke-0, .M 1 :Rata-rata hasil uji kolesterol darah pada

pakan ternak AB pada minggu ke-1, M 2 :Rata-rata hasil uji kolesterol darah pada pakan

ternak AB pada minggu ke-2, dan.M 3 : Rata-rata hasil uji kolesterol darah pada pakan

ternak AB pada minggu ke-3

2. Uji Bobot Tubuh Ayam Broiler

Tabel 4.2 perubahan rata-rata bobot badan pada ternak ayam broiler setelah 21

hari (kg)

Ransum M0 M1 M2 M3

R1 0,82 1,35 1,73 2,25

R2 0,81 1,35 1,63 2,1

R3 0,80 1,47 1,68 2,1

R4 0,79 1,45 1,75 2,1

Keterangan :

LKBM : Limbah Kulit Bawang Merah, AB : Ayam Broiler, R 1 :Pemberian 0% LKBM

pada campuran pakan ternak AB, R 2 : Pemberian 10 % LKBM pada campuran pakan

ternak AB, R 3 : Pemberian 20 % LKBM pada campuran pakan ternak AB, R 4 :

Pemberian 30% LKBM pada campuran pakan ternak AB, M 0 : Rata-rata bobot AB pada

minggu ke minggu ke-0 , M 1 : Rata-rata bobot AB pada minggu ke-1, M 2 : Rata-rata

bobot AB pada minggu ke-2, dan M 3 : Rata-rata bobot AB pada minggu ke-3

3 . Uji Bobot Karkas dan Lemak Abdominal

Tebel 4.3 hasil dari rata-rata bobot karkas dan bobot lemak abdominal pada

ternak ayam broiler (kg) pada minggu ke 3 (M3)

Ransum Bobot Karkas Bobot Lemak Abdominal

R1 1,47 0,015

R2 1,26 0,015

R3 1,48 0,020

R4 1,46 0,020

Keterangan :

11

11

LKBM :Limbah Kulit Bawang Merah, AB : Ayam Broiler, R 1 : Pemberian 0% LKBM

pada campuran pakan ternak AB, R 2 : Pemberian 10 % LKBM pada campuran pakan

ternak AB, R 3 : Pemberian 20 % LKBM pada campuran pakan ternak AB, dan R 4 :

Pemberian 30% LKBM pada campuran pakan ternak A

4.2 Analisis Data

Dari hasil penelitian dapat diambil suatu kesimpulan dengan cara :

1. Membandingkan kadar kolesterol darah dan bobot tubuh pada ternak ayam

broiler setiap ransum pada setiap minggunya,

2. Membandingkan bobot karkas dan berat lemak abdomen pada peternak ayam

broiler pada setiap ransum pada akhir penelitian,

3. Memperhatikan perubahan kadar kolesterol dan berat tubuh pada peternak ayam

broiler setiap ransum pada setiap minggunya.

4.3 Pembahasan

Dari hasil penelitian dapat dilakukan pembahasan sebagai berikut :

4.3.1 Pemberian Campuran Pakan Limbah Kulit Bawang Merah

1. Kadar Kolesterol Darah Ayam Broiler

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa, perbedaan persentase

campuran pakan pemberian limbah kulit bawang merah pada setiap ransum ayam

broiler tersebut memberikan dampak yang cukup signifikan,terutama dalam hal

dari hasil uji kolesterol darah. Pertama,dapat kita ketahui bahwa pada minggu ke-

0 pada setiap ransum mempunyai kadar kolesterol darah yang murni (komposisi

pakan pada semua ternak ayam broiler sama),yaitu pada R1 adalah 179

mg/dl,pada R2 adalah 180 mg/dl,pada R3 adalah170 mg/dl dan pada R4 adalah

173 mg/dl.

Kemudian pada minggu ke-1 hasil uji kolesterol darah dapat kita ketahui

dengan rata-rata pada R1 yaitu 180 mg/dl,pada R2 yaitu 174 mg/dl,pada R3 yaitu

150 mg/dl,dan pada R4 yaitu 190 mg/dl. Pada minggu pertama ini,pemberian

campuran limbah kulit bawang merah pada pakan ayam broiler ini belum begitu

terlihat signifikan,namun jika kita menghitung rata-rata dari hasil uji kolesterol

pada masing-masing ransum yang pangannya kita beri campuran limbah kulit

12

12

bawang merah,maka hasilnya adalah 168 mg/dl,hasil tersebut lebih kecil dari

pada R1 yang mana adalah ransum yang tidak diberi pakan campuran limbah

kulit bawang merah dengan selisih ± 6,5%.

Kemudian minggu ke-2 hasil uji kolesterol dapat kita ketahui dengan

rata-rata pada R1 yaitu 174 mg/dl,pada R2 yaitu 165 mg/dl,pada R3 adalah 165

mg/dl dan pada R4 yaitu 152 mg/dl. Pada minggu ke-2 ini hasil dari uji kolesterol

pada setiap ransum yang diberi campuran pakan limbah kulit bawang merah dan

yang tidak adanya campuran pakan limbah kulit bawang merah mulai adanya

perbedaan walaupun tidak terlalu signifikan. Pada ransum yang kia beri

campuran pakan limbah kulit bawang jika kita hitung rata-ratanya,maka kita

memperoleh hasil ± 160,6 mg/dl,hasil tersebut lebih kecil daripada R1 dengan

selisih 7,1 %. Hasil dari selisih persentase antara ransum yang diberi campuaran

limbah kulit bawang merah dan ransum yang tidak diberi campuran bawang

merah tersebut sedikit minengkat dibandingkan dengan minggu pertama dengan

selisih ± 0,6%.

Kemudian pada minggu ke-3 yang mana adalah minggu terakhir kami

melakukan penelitian ini. Kita ketahui bahwa rata-rata hasil uji kolesterol darah

pada R1 adalah 160 mg/dl,pada R2 adalah 149 mg/dl,pada R3 adalah 133 mg/dl

dan pada R4 adalah 114 mg/dl. Pada minggu ke-3 ini hasil dari uji kolesterol

pada setiap ransum yang diberi campuran pakan limbah kulit bawang merah dan

yang tidak adanya campuran pakan limbah kulit bawang merah sangatlah

signifikan perbedaannya. Jika hitung rata-rata dari ransum yang kita beri

campuran pakan limbah kulit bawang merah,maka hasilnya jauh dibawah dari

ransum yang tidak diberi campuran kulit bawang merah,yaitu ± 132 mg/dl. Hasil

ini jika kita bandingkan dan kita beri persentase dengan ransum yang kita tidak

beri campuran limbah kulit bawang merah,maka kolesterol darah pada ayam

broiler turun ± 17,5%. Hasil persentase tersebut meningkat ± 10,4%.

2. Bobot Ayam Broiler

Dari hasil penelitian menunnjukkan bahwa,perbedaan porsentase

campuran pakan pemberian limbah kulit bawang merah pada setiap ransum ayam

broiler tersebut normal,tetapi penambahan limbah kulit bawang merah pada

variasi ransum mempengaruhi bobot ayam. Pertama,dapat kita ketahui bahwa

pada minggu ke-0 pada setiap ransum mempunyai bobot ayam yang

murni(komposisi pakan pada semua ternak ayam broiler sama),yaitu pada R1

13

13

adalah 0,82 kg,pada R2 adalah 0,81 kg,pada R3 adalah 0,80 kg dan pada R4

adalah 0,79 kg.

Kemudian pada minggu ke-2 hasil hitung bobot pada ayam broiler dapat

kita ketahui dengan rata-rata R1 yaitu 1,73 kg,pada R2 yaitu 1,63 kg,pada R3

yaitu 1,68 dan pada R4 yaitu 1,75 kg. Pada minggu ke-2 ini hasil hitung bobot

ayam broiler pada setiap ransum yang diberi campuran pakan limbah kulit

bawang merah dan yang tidak adanya campuran pakan limbah kulit bawang

merah terlihat perbedaan, dimana R4 memiliki berat yang lebih besar. Pada

ransum yang kita beri campuran pakan limbah kulit bawang merah jika kita

hitung rata-ratanya,maka kita memperoleh hasil ± 1,68 kg,hasil tersebut lebih

kecil daripada R1 dengan selisih ± 2,89%. Hasil dari selisih porsentase anatara

ransum yang diberi campuran limbah kulit bawang merah dan ransum yang tidak

diberi campuran bawang merah tersebut menurun dibandingkan dengan minggu

pertama dengan selisih ± 1,61%.

Kemudian pada minggu ke-3 yang mana adalah minggu terakhir

melakukan penelitian ini. Kita ketahui bahwa rata-rata hasil hitung bobot pada

ayam broiler pada R1 adalah 2,25 kg,pada R2 adalah 2,1 kg,pada R3 adalah 2,1

kg dan pada R4 adalah 2,1 kg. Pada minggu ke-3 ini hasil dari uji berat tubuh

pada setiap ransum yang diberi campuran pakan limbah kulit bawang merah dan

yang tidak adanya campuran pakan limbah kulit bawang merah berubah dengan

selisih yang tidak lebih dari 0,15 kg.Bobot terbesar dimiliki oleh R1. Jika kita

hitung rata-rata dari ransum yang kita beri campuran pakan limbah kulit bawang

merah,maka hasilnya dibawah dari ransum yang tidak diberi campuran pakan

limbah kulit bawang merah,yaitu ± 2,1 kg. Hasil ini jika kita bandingkan dan kita

beri porsentase dengan ransum yang tidak kita beri campuran limbah kulit

bawang (R2,R3 dan R4),maka bobot ayam broiler hanya turun ± 6%. Dari

keseluruhan terjadi penurunan bobot tubuh pada variasi perlakuan di usia akhir

penelitian,namun hal itu tidak berbanding lurus dengan usia penelitian

sebelumnya.

3. Bobot Karkas dan Bobot Lemak Abdominal

Untuk hasil dari penelitian,kita dapat mengetahui bahwa bobot rat-rata

karkas pada setiap ransum mempunyai perbedaan yang berbeda-beda. Dan R1

yang bobot karkasnya rata-rata mencapai 1,47 kg,R2 yang bobot rata-ratanya

mencapai 1,26 kg,R3 yang bobot mencapai 1,48 kg dan R4 yang bobotnya 1,46

kg. Hasil itu menunjukkan bahwa pemberian limbah kulit bawang merah tidak

14

14

berpengaruh pada ransum control (R1),hasilnya normal dan tidak ada penurunan

karkas yang signifikan. Dari hasil itu jika kami menghitung rata-rata bobot karkas

yang kita beri limbah bawang merah menghasilkan angka ± 1,4 kg. Hasil tersebut

menunjukkan bahwa ransum yang tidak diberi campuran pakan limbah kulit

bawang merah mempunyai rata-rata bobot karkas yang lebih banyak ±0,8 kg atau

lebih banyak ± 4,8%. Hal ini disebabkan karena pemberian kulit bawang merah

tidak mempengaruhi secara signifikan terhadap bobot karkas.

Kemudian untuk berat rata-rata lemak abdominal,kita ketahui bahwa

bobot rata-rata lemak abdominal pada setiap ransum mempunyai nilai perbedaan

yang tidak begitu signifikan dengan ransum lainnya. Dari R1 bobot rata-rata

lemak abdominal mencapai 0,050 kg,R2 yang rata-rata bobot dari lemak

abdominalnya mencapai 0,020 kg,R3 yang rata-rata bobot lemak abdominalnya

mencapai 0,015 kg dan R4 rata-rata bobot mencapai 0,15 kg. Dari hasil itu dapat

dinyatakan bahwa tanpa pemberian limbah kulit bawang merah (R1)memberikan

bobot lemak abdominal yang normal,yaitu 2% dari bobot tubuh totalnya.

Sementar untuk R2 memiliki bobot lemak abdominal 0,95%,pada R3 memiliki

bobot lemak abdominal 0,71% dan R4 memiliki bobot lemak abdominal 0,95%

dari bobot tubuhnya. Dari hasil itu kita dapat menyimpulkan pada R1 memliki

kadar ransum yang seimbang antara kadar protein dan energy,sehingga

penyerapan energy juga seimbang. Untuk R2,R3 dan R4 merupakan ransum

dengan campuran limbah kulit bawang merah,memiliki bobot lemak abdominal

dibawah rata-rata dengan standard untuk ayam broiler jantan 1,4-2,6 % dari bobot

tubuh hidupnya. Hal ini disebabkan ada kesenjangan antara protein yang tinggi

dan enrgy yang kurang mencukupi pada ransum. Hal ini menyebabkan

penyerapan makanan lebih ditujukan kepada bobot tubuhnya,bukan disimpan

pada lemak abdominal.

4.3.2 Keunggulan

Keunggulan-keunggulan yang dimiliki dalam penelitian ini:

1. Campuran pakan limbah kulit bawang merah yang diberikan kepada ayam broiler

tersebut dapat menghemat biaya.

2. Campuran pakan limbah bawang merah yang diberikan kepada ayam broiler juga

dapat menurunkan kadar kolesterol.

3. Campuran pakan ini juga dapat mengurangi potensi limbah kulit bawang merah.

15

15

4. Cara pencampuran antara pakan ayam dan limbah kulit bawang merah terbilang

tidak terlalu rumit.

5. Dengan penambahan tidak akan mengurangi bobot karkas ayam broiler.

4.3.3 Kelemahan

Segala sesuatu diciptakan berpasang-pasangan. Ada siang dan malam,ada kelemahan dan

ada keunggulan. Adapun kelemahan pada penelitian ini adalah :

1. Pemberian limbah kulit bawang merah mengurangi energy dalam ransum,

sehingga bobot lemak abdominal dibawah normal.

2. Sebagian data yang didapat tidak sesuai dengan referensi atau keterangan yang

ada.

3. Pemberian perlakuan memberikan penurunan bobot ayam ,pada usia akhir

penelitian

BAB V

PENUTUP

5.2 Kesimpulan

Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Terjadi perubahan kadar kolesterol darah, bobot ayam, bobot karkas, dan bobot

lemak abdominal selama 21 hari.

2. Pemanfaatan limbah kulit bawang merah sebagai campuran pakan dapat

mengurangi limbahnya.

3. Karkas tumbuh normal dan tidak lebih kecil dari ransum control

4. Bobot tubuh mengalami penurunan, walau tidak mencolok pada objek dan usia

penelitian.

5. Untuk ransum terbaik dari hasil uji kolesterol adalah R 4, karena R 4 merupakan

ransum dengan kadar kolesterol darah paling kecil.

16

16

6. Untuk ransum terbaik dari hasil bobot tubuh ayam broiler adalah R 1, karena R 1

merupakan ransum dengan bobot tubuh palimg tinggi.

7. Untuk ransum terbaik dari hasil bobot karkas ayam adalah R 2, karena R 2

merupakan ransum dengan bobot karkas paling tinggi.

8. Bobot lemak abdominal normal dimiliki oleh R 1 dan R 2 sedangkan, R 3 dan R

4 memiliki bobot lemak abdominal di bawah rata – rata.

5.2 Saran – saran

1. Kami berharap pada pengelola ternak ayam broiler untuk memanfaatan limbah

kulit bawang merah ini sebagai alternatif penghematan pakan.

2. Agar pengelola usaha bidang bawang merah dan ayam broiler dapat bekerja sama

untuk mengurangi limbah kulit bawang merah.

DAFTAR PUSATAKA

Satya,Ratika.2013.Sehat dan Sembuh dengan Terapi Bawang.Yogyakarta:Aksara Sukses

Shabela,Rifdah.2012. Pahami,Wasapadai,Cegah,dan Musnakan Kolesterol.Klaten :Cable

Book

Suyanto,Edy.2000.Sukses Beternak Ayam Broiler.Jombang:Jaya Utama

Nur Ikhsan,Faisal IPB.2006.Persentase Bobot Karkas, Lemak Abdomen, dan Organ

Dalam Ayam Broiler dengan Pemberian Silase Ransum Komersial.Bogor:Institut

Pertanian Bogor

17

17

LAMPIRAN :

Gambar 1.1 proses penyuntikan

Gambar 1.2 alat penelitian

18

18

Gambar 1.3 kandang ayam

Gambar 1.4 proses penimbangan

19

19