ABSTRAK ANALISIS KINERJA DENGAN METODE...
Transcript of ABSTRAK ANALISIS KINERJA DENGAN METODE...
ABSTRAK
ANALISIS KINERJA DENGAN METODE BALANCED SCORECARD
(Study Kasus Pada PT Vista Grain Bandar Lampung)
Oleh
RATIH PURWASIH
NPM : 0541031078
Telp : 089631161644
Email : [email protected]
Selama ini pengukuran kinerja keuangan hanya menilai kinerja untuk jangka
pendek dan tidak memperhitungkan harta-harta tak tampak yang dimiliki
perusahaan. Dengan adanya kekurangan tersebut, maka diciptakan suatu metode
pengukuran kinerja yang mempertimbangkan aspek keuangan dan non keuangan
yang dikenal dengan istilah Balanced Scorecard. Metode ini mengukur kinerja
berdasarkan empat perspektif, yaitu: perspektif keuangan, perspektif pelanggan,
perspektif proses bisnis internal, dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan,
sehingga dapat diperoleh pencapaian tujuan badan usaha yang lebih efektif dan
terintegrasi. Berdasarkan penjelasan konsep diatas, maka penulis akan mencoba
mengukur kinerja PT Vista Grain menggunakan konsep balanced scorecard.
Adapun kesimpulan yang diperoleh pada penelitian kali ini yaitu, pada perspektif
keuangan melalui analisis rasio menunjukan hasil yang baik (solvabilitas) dan
kurang baik (likuiditas dan profitabilitas). Selanjutnya pada perspektif pelanggan,
melalui analisis tingkat kepuasan pelanggan, PT Vista Grain memperoleh
persentase 60,82% dan mendapat predikat cukup baik. Sementara itu pada
perspektif proses bisnis internal melalui analisis process time, proporsi process
time perusahaan selalu meningkat setiap tahunnya, hal ini menandakan
perusahaan telah melakukan pelayanan yang optimal kepada pelanggan, dan
perusahaan juga telah bekerja sama dengan banyak pihak ketiga yang bertujuan
untuk memajukan dan menjalankan kegiatan operasionalnya. Sedangkan pada
perspektif pembelajaran dan pertumbuhan melalui analisis revenue per employee,
proporsi revenue per employee perusahaan selalu meningkat disetiap tahunnya,
hal ini menandakan kontribusi setiap karyawan dalam menciptakan pendapatan
perusahaan cukup besar, selanjutnya melalui analisis tingkat kepuasan karyawan,
PT Vista Grain memperoleh persentase 86,29% dan mendapat predikat sangat
baik.
Kata kunci: Kinerja, perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses
bisnis internal, persepektif pembelajaran dan pertumbuhan.
ABSTRAK
PERFORMANCE ANALYSIS WITH BALANCED SCORECARD METHOD
(Study Case in PT Vista Grain at Bandar Lampung)
BY
RATIH PURWASIH
During the time, finance performance measurement is only evaluated performance
for short-range and doesn't calculate disappear treasures that have by the
company. With deficit existence, so it created a finance performance measurement
method that considering financial and non financial that called Balanced
Scorecard. This performance measurement method based on four perspectives,
that is: perspective finance, perspective customer, perspective internal business
process, and perspective study and growth, so that can be got achievement of
cooperative which is more effective and integration in a goal. Based on
explanation concept, the author will try to measures performance at PT Vista
Grain by balanced scorecard concept.
The conclusion that got in this research is, in perspective financial perspective
analysis show good result (solvability) and unfavorable (liquidity and
profitability). Furthermore, in perspective customer by customer satisfaction level
analysis, eternal self-supporting limited partnership gets percentage 60,82% and
get predicate good enough. meanwhile in perspective internal business process by
analysis process time, proportion process time company always increase every
year, this matter has indicated to company to do optimally service to the customer,
and company had cooperated with many third party that aim to improve and run
the operational activity. while in perspective study and growth by analysis
revenue per employee, proportion revenue per employee company always
increase every year, this matter indicates contribution to employee in creating
income is big enough of the companies, furthermore by employee satisfaction
level analysis, eternal self-supporting limited partnership gets percentage 86,29%
and get good predicate.
Key word: Performance, Financial perspective, customer perspective, internal
business procces perspective, learning and growth perspective
�
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pertumbuhan ekonomi terus
meningkat dari tahun ketahun, para
pelaku ekonomi berusaha untuk tetap
dapat menjalankan perekonomian
dan memperoleh benefit dari
kegiatan perekonomian tersebut agar
tetap dapat menjalankan roda
perekonomian. Sejak krisis moneter
yang dialami bukan hanya oleh
bangsa Indonesia tetapi juga berbagai
negara dibelahan dunia, sektor
perekonomian mengalami guncangan
yang luar biasa. Berbagai macam
cara diupayakan agar dapat
mempertahankan perusahaan dan
menghindari collapse atau
kebangkrutan, dengan adanya hal
tersebut menyebabkan terjadinya
persaingan yang kompetitif dalam
dunia perekonomian, sedangkan
untuk dapat meraih kesuksesan
dalam lingkungan yang kompetitif
seperti sekarang ini strategi sangat
dibutuhkan, dan salah satu strategi
yang muncul adalah dengan
menggunakan balanced scorecard.
Tidak seperti strategi yang umum
dipakai yang hanya menilai kinerja
perusahaan hanya dengan mengukur
pada aspek kinerja keuangan
perusahaan saja, juga menilai dengan
mempertimbangkan aspek keuangan
dan non keuangan yakni
menggunakan empat perspektif yang
terdiri dari perspektif keuangan
(financial perspective), perspektif
pelanggan (customer perspective),
perspektif proses bisnis internal
(internal business procces
perspective), dan juga perspektif
pembelajaran dan pertumbuhan
(learning and growth perspective).
Balanced scorecard memberikan
suatu cara untuk mengomunikasikan
strategi perusahaan pada manager-
manager di seluruh organisasi.
Indikator-indikator yang digunakan
dalam keuangan adalah penilaian
terhadap capital, asset, management,
dan liquidity, Sedangkan tolak ukur
non-financial kurang mendapatkan
perhatian.
Balanced scorecard menyediakan
penggalian informasi yang lebih
mendalam dan juga luas, bukan
hanya berdasarkan laporan keuangan
tetapi menggali informasi non-
financial yang biasanya disebut
dengan kunci keberhasilan kritikal
(critical success factor) agar lebih
diperhatikan dan dapat menghasilkan
pengukuran kinerja yang mendalam.
Balanced scorecard merangsang
suatu dialog management yang
intensif untuk mendefinisi strategi,
menghubungkan critical success
factor dengan strategi dan memonitor
prestasi perusahaan dalam mencapai
tujuan strategiknya. Teori tentang
bagaimana mencapai sasaran
perusahaan inilah yang akan kita
lihat dengan menggunakan balanced
scorecard.
Membangun peta strategi yang
meliputi:
1. Perspektif Keuangan
(Financial Persepective)
Untuk mengetahui kinerja
keuangan dalam Mengukur
kemampulabaan dan nilai pasar
(market value) sebagai
indikator seberapa baik
perusahaan memuaskan
pemilik atau pemegang saham.
2. Persepktif Pelanggan
(Customer Persepective)
Sebagai indikator seberapa baik
perusahaan memuaskan
pelanggan.
3. Perspektif Proses Bisnis
Internal (Internal Business
Process Perspective)
Menyatakan tentang segala
sesuatu yang di unggulkan
perusahaan.
1. Persepektif Pembelajaran dan
Pertumbuhan (Learning and
Growth Persepective)
Mengungkapkan kemampuan
suatu perusahaan untuk
melakukan perbaikan dan
menciptakan suatu hal yang
baru bagi perusahaan yang
akan dilaksanakan secara
bertahap dan berkelanjutan.
(Kaplan dan Norton: 2000)
Sampai saat ini telah banyak riset
pengukuran kinerja perusahaan
menggunakan balanced scorecard,
salah satunya penelitian yang
dilakukan oleh Winasari (2009) yang
menganalisis kinerja PT Tambang
Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk
dengan menggunakan pendekatan
balanced scorecard yang sekaligus
menjadi literatur bagi penulis. Hasil
penelitian tersebut menunjukan
bahwa kinerja PT Tambang Batubara
Bukit Asam (Persero) Tbk termasuk
dalam kategori baik. Pada tiap
perspektif dijabarkan yakni, pada
perspektif keuangan diperoleh nilai
yang baik, terlihat dari prolehan
return on capital employed sebesar
16,22% pada tahun 2002 meningkat
menjadi 32,73% pada tahun 2007,
dan pada return on investment
diperoleh sebesar 8,96% pada tahun
2002 meningkat menjadi 19,10%
pada tahun 2007. Pada perspektif
pelanggan, tingkat kepuasan
pelanggan sebesar 72,63% yang
menempati predikat baik. Pada
pespektif proses bisnis internal,
kinerja perusahaan mendapat
predikat baik pada bagian inovasi
yang dilihat dari 75% pelanggan
menganggap bahwa penerapan
sistem pemesanan batubara dilevery
order lebih baik dari sistem kontrak
yang digunakan sebelumnya. Dan
pada perspektif pembelajaran dan
pertumbuhan, diperoleh tingkat
kepuasan karyawan sebesar 80,06%
yang berarti bahwa karyawan merasa
sangat puas terhadap perusahaan
sehingga karyawan dapat maksimal
menyumbangkan kemampuan untuk
membangun perusahaan.
Saat ini PT Vista Grain telah
menerapkan strategi usaha yang
diarahkan untuk mencapai visi dan
misi perusahaan, tetapi bila dicermati
lebih lanjut pengukuran kinerja yang
dipergunakan oleh perusahaan saat
ini sangat sederhana yakni diarahkan
hanya untuk menerjemahkan strategi
perusahaan kedalam tindakan untuk
menghasilkan pendapatan sebanyak-
banyaknya dan menekan pengeluaran
seminimal mungkin. Sedangkan
perusahaan membutuhkan suatu
sistem pengukuran kinerja yang
memuat indikator-indikator
keberhasilan perusahaan yang
terukur dan diarahkan untuk
mencapai visi dan misi perusahaa
Berdasarkan hal diatas maka penulis
tertarik untuk melakukan pengukuran
kinerja PT Vista Grain secara lebih
komperhensif mencakup aspek
financial dan non-financial, dengan
perspektif keuangan, perspektif
pelanggan, perspektif proses bisnis
internal dan perspektif pembelajaran
dan pertumbuhan, agar dapat
mengukur bagaimana efektifnya unit
usaha dalam menciptakan nilai untuk
pelanggan sekarang dan yang akan
datang, membangun dan memperkuat
kapabilitas internal, dan melakukan
ivestasi dalam manusia, serta sistem
dan prosedur yang diperlukan untuk
memperbaiki kinerja masa yang akan
datang.
Atas dasar itulah penulis tertarik
untuk menulis skripsi dengan judul
“ANALISIS KINERJA DENGAN
METODE BALANCED
SCORECARD (Study Kasus Pada
PT Vista Grain Bandar Lampung)
B. Permasalahan
Dalam menjalani suatu jenis usaha
perlu dipikirkan dan dianalisa secara
mendalam, apakah jenis usaha itu
cukup menjanjikan prospek kedepan
yang baik.
Untuk itu diperlukan manajemen
yang cermat dalam menganalisa serta
mengendalikan usaha tersebut, jenis
usaha yang dilakukan oleh suatu
perusahaan sangat berpengaruh
dalam mencapai laba. Selanjutnya,
masalah dalam penelitian ini adalah:
“ bagaimanakah kinerja PT Vista
Grain jika diukur menggunakan
metode Balanced Scorecard.?”
C. Batasan Masalah
Penulisan skripsi ini hanya dibatasi
pada ruang lingkup pengukuran
kinerja yang mempertimbangkan
aspek financial maupun non-
financial perusahaan berdasarkan
empat persepektif yaitu:
a. Persepektif Keuangan (financial
Perspective)
b. Persepktif Pelanggan (Customer
Persepective)
c. Perspektif Proses Bisnis Internal
(Internal Business Process
Perspective)
d. Persepektif Pembelajaran dan
Pertumbuhan (Learning and
Growth Persepective)
D. Tujuan dan Kegunaan
Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui kinerja PT Vista Grain
dengan menggunakan Balanced
Scorecard.
2. Kegunaan Penelitian
Sebagai bahan masukan atau
referensi untuk memperoleh
informasi dalam melakukan analisis
mengenai kinerja pada PT Vista
Grain dalam mengatasi masalah-
masalah kinerja perusahaan, baik itu
kinerja financial maupun kinerja
non-financial.
II. LANDASAN TEORI
A. Pengukuran Kinerja
Kinerja menurut pendapat Harahap
(2007) merupakan gambaran
mengenai tingkat pencapaian
pelaksanaan suatu aktivitas, program
atau kebijakan dalam mewujudkan
sasaran atau tujuan. Seluruh kegiatan
perusahaan selama satu periode
tahun tertentu tercermin dalam
laporan keuangan. Hasil usaha dalam
satu periode tersebut perlu dilakukan
evaluasi untuk melihat kinerja
perusahaan apakah naik ataupun
turun dan untuk mencari kebijakan-
kebijakan yang mungkin akan
ditempuh atau dijalani pada periode
berikutnya.
Pengukuran kinerja perusahaan dapat
dilakukan dalam dua ukuran, yaitu
ukuran keuangan dan ukuran non
keuangan. Untukdapat mengetahui
kinerja keuangan yang telah dicapai
dan untuk melihat apakah ada
kekuatan dan kelemahan pada
perusahaan, maka perlu dilakukan
analisis terhadap laporan keuangan.
Sedangkan untuk melihat tujuan dari
non keuangan dapat dianalis dari
faktor-faktor lain diluar faktor
keuangan.
B. Analisis Rasio Keuangan
Laporan keuangan melapiorkan
aktivitas yang telah dilakukan oleh
perusahaan dalam suatu periode
tertentu. Aktivitas yang telah
dilakukan tersebut dituangkan
kedalam angka-angka dalam bentuk
mata uang. Angka-angka tersebut
dapat dibandingkan antar
komponennya, setelah dibandingkan
dapat disimpulkan posisi keuangan
perusahaan dalam suatu periode
tertentu, perbandingan ini lebih
dikenal dengan istilah analisis rasio
keuangan.
Banyak jenis dari rasio keuangan,
diantaranya yang penulis gunakan
dalam penelitian kali ini adalah
sebagai berikut. (kasmir: 2009)
1. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas merupakan rasio
yang menggambarkan kemampuan
perusahaan dalam memenuhi
kewajiban atau hutang jangka
pendeknya ketika sudah jatuh tempo,
baik itu kewajiban kepada pihak luar
perusahaan maupun pihak dalam
perusahaan.
2. Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas merupakan rasio
yang digunakan untuk menilai
kemampuan perusahaan dalam
mencari laba. Rasio ini juga
memberikan ukuran tingkat
efektifitas suatu manajemen
perusahaan dalam mengkasilkan
laba.
3. Rasio Solvabilitas
Rasio solvabilitas merupakan rasio
yang digunakan untuk mengukur
sejauh mana aktiva perusahaan
dibiayai dengan hutang. Artinya
seberapa besar beban hutang yang
ditanggung perusahaan dibandingkan
dengan aktiva yang dimilikinya.
C. Konsep Balanced Scorecard
Balanced Scorecard merupakan
seperangkat pengukuran yang
memandang sesuatu entitas secara
komperhensif (Kaplan dan
Norton:2000). Balanced Scorecard
adalah suatu kerangka kerja baru
untuk mengintegrasikan berbagai
ukuran yang diturunkan dari strategi
perusahaan. Tujuan dan ukurannya
diturunkan dari visi dan strategi yang
memandang kinerja perusahaan dari
empat perspektif: keuangan,
pelanggan, proses bisnis internal,
serta pembelajaran dan pertumbuhan.
Gambar 1. Kerangka Kerja Balanced Scorecard (BSC)
Sumber: Kaplan dan Norton (2000)
Pengukuran kinerja dengan
menggunakan metode balanced
scorecard meliputi empat perspektif,
yaitu:
1. Perspektif Keuangan
Perspektif keuangan mengukur
kinerja perusahaan dari segi
keuangan yang meringkas hasil
yang telah dicapai oleh
perusahaan. Sasaran dari
keuangan antara satu perusahaan
dengan perusahaan berbeda,
tergantung pada masing-masing
tahap dari perusahaan itu berada.
Tahap-tahap dari perusahaan
tersebut antara lain: (Kaplan dan
Norton: 2000)
����������
���
����
� �����
� ������
��� ����
���������
��������� �������
�� ���������
a. Bertumbuh (Growth Stage)
Perusahaan yang ada pada
tahap ini berada pada awal
siklus hidup perusahaan.
Sasaran keuangan dari
perusahaan ini adalah
peningkatan
Pertumbuhan pendapatan dan
penjualan, segmen pasar,
pelanggan, dan area target
penjualan.
b. Bertahan (Sustain Stage)
Sebagian besar unit bisnis
dalam sebuah perusahaan
mungkin terletak pada tahap
bertahan, situasi dimana unit
bisnis masih memiliki daya
tarik bagi penanaman
investasi, tetapi diharapkan
mampu menghasilkan
pengembalian modal yang
cukup tinggi. Ukuran yang
biasanya dipakai antara lain:
likuiditas, profitabilitas, serta
solvabilitas perusahaan.
c. Menuai (Harvest Stage)
Perusahaan yang terletak
pada tahap ini sasaran
keuangannya adalah cash
flow (arus kas) dan
pengurangan modal yang
diperlukan.
PT Vista Grain, merupakan
perusahaan yang terletak pada
tahap bertahan (Sustain Stage)
karena yang menjadi sasaran
keuangannya adalah likuiditas,
profitabilitas, dan solvabilitas
perusahaan.
2. Perspektif Pelanggan
Perspektif pelangganmencakup
beberapa pengukuran inti tentang
keberhasilan dari strategi yang
diterapkan dan disusun dengan
baik oleh oerusahaan. Untuk
mengukur kepuasan pelanggan,
manajemen diharapkan
menerjemahkan misi yang
bersifat umum, kedalam ukuran
yang lebih spesifik. Tolak ukur
yang digunakan hendaknya
mencerminkan key factor, yaitu:
(Kaplan dan Norton: 2000)
a. Segmen Pasar (Market Share)
b. Retensi Pelanggan (Customer
Retention)
c. Akuisisi Pelanggan
(Customer Acquisition)
d. Kepuasan Pelanggan
(Customer Statisfaction)
e. Profitabilitas Pelanggan
(Customer Profitability)
3. Perspektif Proses Bisnis Internal
Pengukuran perspektif ini
difokuskan pada proses internal
yang akan berpengaruh besar
terhadap kepuasan dari
konsumen dan pencapaian
tujuan keuangan perusahaan.
4. Perspektif Pembelajaran Dan
Pertumbuhan
Tujuan dari perspektif ini adalah
menyediakan infrastruktur untuk
mendukung pencapaian tiga
perspektif lainnya. Perspektif
keuangan, pelanggan, dan
sasaran proses bisnis internal
dapat mengungkapkan
kesenjangan antara kemampuan
yang ada dari orang, sistem dan
prosedur dengan apa yang
dibutuhkan untuk mencapai
kinerja yang baik.
III. METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian
deskriptif yang dilakukan pada PT
Vista Grain untuk menganalisis dan
menilai kinerja PT Vista Grain
dengan pendekatan Balanced
Scorecard. Data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah data
primer dan data sekunder. Data
primer didapat dari penelitian
perpustakaan (library research) yang
diperoleh dari membaca dan
mempelajari literatur yang berkaitan
dengan penelitian ini. Sedangkan
untuk data sekunder didapat dari
penelitian lapangan (field research)
yang diperoleh dengan menyebarkan
kuisioner dan wawancara baik itu
dari pelanggan maupun dari
karyawan PT Vista Grain.
Pada penelitian kali ini penulis
mengambil sampel sebanyak 68
responden untuk pelanggan,
sedangkan untuk karyawan penulis
mengambil sampel sebanyak 40
orang responden.
B. Pengujian Kuisioner
Dalam penyusunan suatu kuisioner,
ada dua syarat penting yang berlaku.
Dua syarat penting tersebut yaitu
keharusan sebuah kuisioner (angket)
untuk valid (sah) dan reliable
(handal). Pada penelitian kali ini
penulis menggunakan dua buah
kuisioner untuk mengukur tingkat
kepuasan pelanggan, dan kepuasan
karyawan, untuk itu agar kuisioner
valid (sah) dan reliable (handal),
maka terlebih dahulu dilakukan uji
ini.
1. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk
mengukur valid (sah) tidaknya
suatu kuisioner, angket atau
kuisioner dinyatakan valid jika
pertanyaan pada kuisioner
mampu untuk mengungkapkan
suatu yang diukur melalui
kuisioner tersebut (Ghozali:
2009). Metode yang digunakan
pada uji validitas ini adalah
kolerasi product moment yang
dikembangkan oleh pearson.
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas adalah alat untuk
mengukur suatu kuisioner yang
merupakan indikator dari
variabel atau konstruk. Suatu
kuisioner dikatakan reliable
(handal) jika jawaban seseorang
terhadap pertanyaan adalah
konsisten atau stabil dari waktu
kewaktu (Ghozali: 2009). Uji
reliabilitas dilakukan dengan
teknik cronbach’s alpha. Alasan
pemilihan teknik ini adalah untuk
mencari reliabilitas instrumen
yang skornya merupakan
rentangan dari beberapa nilai dan
berbeda-beda (Arikunto: 1993).
C. Alat Analisis
1. Analisis Kualitatif
Pada analisis ini penulis
bermaksud mengarahkan analisis
pada proses penyimpulan
induktif dan analisa terhadap
hubungan antar fenomena atau
masalah yang terjadi. Dalam
penelitian ini penulis
mendeskripsikan hasil jawaban
dari para responden yang
dijadikan sampel dalam
penelitian yang penyajiannya
menggunakan tabel tunggal.
2. Analisis Kuantitatif
Analisis kuantitatif yang
digunakan penulis pada
penelitian untuk mengolah data
primer dan data sekunder yang
penulis peroleh.
IV. ANALISIS DAN
PEMBAHASAN
A. Perspektif Keuangan
PT Vista Grain merupakan
perusahaan yang berada dalam tahap
bertahan (sustain stage) dari tiga
tahap life cycle of business. Oleh
karena itu, untuk mengetahui kinerja
dari perusahaan dilakukan dengan
cara mengukur tingkat likuiditas
perusahaan melalui current ratio
(rasio lancar) dan cash ratio (ratio
kas), tingkat profitabilitas melalui
return on investment (ROI) dan
return on equity (ROE), serta tingkat
solvabilitas perusahaan melalui debt
to assets (DTA).
1. Likuiditas
Analisis likuiditas perusahaan
digunakan untuk mengetahui
kemampuan perusahaan dalam
membiayai operasi dan kewajiban
finansial jangka pendek, atau dengan
kata lain untuk mengetahui apakah
perusahaan dapat membiayai hutang
jangka pendeknya. Dalam
menganalisis tingkat likuiditas
perusahaan, digunakan dua analisis
rasio, yaitu:
a. Current Ratio (Rasio Lancar)
Current ratio menunjukan
kemampuan perusahaan
dalam membiayai kegiatan
operasional dan melunasi
kewajiban/hutang jangka
pendek menggunakan aktiva
lancar yang dimiliki
perusahaan.
Tabel 2. Current Ratio PT Vista
Grain.
Sumber: PT Vista Grain, 2012 (Data
Diolah)
Bedasarkan Tabel 2 diatas,
terlihat bahwa proporsi
current ratio PT Vista Grain
dalam tiga tahun terakhir
angkanya sangat jauh dari
standar ideal current ratio
(Kasmir: 2009), hal ini dinilai
kurang baik karena terdapat
aktiva lancar yang berlebihan
yang cukup besar.
Tabel 3. Perhitungan Perputaran
Piutang dan Perputaran Persediaan
PT Vista Grain.
Sumber: PT Vista Grain, 2012 (Data
Diolah)
Berdasarkan Tabel 3 diatas,
terlihat bahwa proporsi
perputaran piutang dan
perputaran persediaan
angkanya dibawah dari
standar ideal 100 %
perputaran piutang dan
perputaran persediaan
(Kasmir: 2009).
b. Cash Ratio (Rasio Kas)
Cas ratio menunjukan
kemampuan perusahaan
dalam membiayai kegiatan
No Tahun Current
Ratio
Standar Ideal
1
2
3
2008
2009
2010
826%
583%
115 %
200%
200%
200%
Rata-rata 853% 200%
No Tahun Perputaran
Piutang
Perputaran
Persediaan
Standar
Ideal
1
2
3
2008
2009
2010
198%
490%
542%
307%
842%
944%
100%
100%
100%
Rata-rata 41% 697% 100%
operasional dan
kewajiban/hutang jangka
pendek menggunakan kas
yang dimiliki perusahaan.
Tabel 4. Cas Ratio PT Vista Grain.
No Tahun Cash
Ratio
Standar
Ideal
1
2
3
2008
2009
2010
94%
91%
163%
50%
50%
50%
Rata-rata 116% 50%
Sumber: PT Vista Grain, 2012 (Data
Diolah)
Berdasarkan Tabel 4 diatas,
terlihat bahwa proporsi cash
ratio PT Vista Grain dalam
tiga tahun terakhir berada
jauh diatas standar ideal 50%
cash ratio (Kasmir: 2009).
2. Profitabilitas
Analisis profitabilitas perusahaan
digunakan untuk mengetahui
kemampuan perusahaan dalam
mendapatkan laba dari setiap
penjualan yang diukur dari investasi
yang telah ditanamkan oleh
perusahaan. Dalam menganalisis
tingkat profitabilitas perusahaan,
digunakan dua analisis rasio, yaitu:
a. Return On Investment (ROI)
Tabel 5. Return On
Investnent PT Vista Grain.
No Tahun ROI Standar
Minimal
1
2
3
2008
2009
2010
1%
6,1%
12%
30%
30%
30%
Rata-rata 6% 30%
Sumber: PT Vista Grain, 2012 (Data
Diolah)
Berdasarkan Tabel 5 diatas,
terlihat bahwa proporsi return
on investment (ROI) PT Vista
Grain dalam tiga tahun
terakhir nilainya jauh
dibawah standar minimal
30% return on investment
(ROI) (Kasmir: 2009).
b. Return On Equity (ROE)
Tabel 6. Return On Equity PT
Vista Grain.
No Tahun ROE Standar
Minimal
1
2
3
2008
2009
2010
1,2%
7,6%
13,6%
40%
40%
40%
Rata-rata 7% 40%
Sumber: PT Vista Grain, 2012 (Data
Diolah)
Berdasarkan Tabel 6 diatas,
terlihat bahwa proporsi return
on equity (ROE) PT Vista
Grain dalam tiga tahun trakhir
berada dibawah angka standar
minimal 40% return on
equity (ROE) (Kasmir: 2009).
3. Solvabilitas
Analisis solvabilitas perusahaan
digunakan untuk mengetahui
kemampuan perusahaan dalam
membiayai operasi dan kewajiban
keuangan jangka panjang, atau
dengan kata lain untuk mengetahui
apakah perusahaan dapat membiayai
hutang jangka panjangnya jika
perusahaan tersebut ditutup atau
dilikuidasi. Tingkat solvabilitas
perusahaan dihitung menggunakan
satu analisis rasio, yaitu:
� Debt To Asset Ratio
Tabel 7. Debt To Asset
RatioPT Vista Grain.
No Tahun Debt To
Asset
Ratio
Standar
Maksimal
1
2
3
2008
2009
2010
17,32%
20,24%
13,19%
35%
35%
35%
Rata-rata 16,92% 35%
Sumber: PT Vista Grain, 2012(Data
Diolah)
Bedasarkan Tabel 7 diatas,
terlihat bahwa proporsi debt
to asset ratio PT Vista Grain
dalam tiga tahun terakhir
nilainya berada dibawah
standar maksimal 35% debt
to asset ratio (Kasmir: 2009).
B. Perspektif Pelanggan
Perspektif pelanggan digunakan
untuk mengetahui sejauh mana
perusahaan dapat memberikan
pelayanan yang prima dan terbaik
bagi pelanggan setianya. Dalam
mengukur kinerja PT Vista Grain
melalui perspektif pelanggan ini
penulis memakai alat bantu berupa
kuisioner. Pada penelitian kali ini
penulis memakai dua buah kuisioner,
yang pertama yaitu kuisioner harapan
pelanggan yang berisikan pertanyaan
mengenai harapan pelanggan
terhadap kinerja perusahaan yang
diukur dari beberapa aspek antara
lain: penampilan fisik perusahaan
(tangibility), kepercayaan pelanggan
(reliability), tanggapan terhadap
kebutuhan pelanggan
(responsiveness), kemampuan
karyawan (assurance), serta empati
perusahaan (emphaty). Sedangkan
kuisioner yang kedua yaitu kuisioner
kepuasan pelanggan yang berisi
pertanyaan mengenai kepuasan
pelanggan terhadap kinerja
perusahaan jika dibandingkan
dengan harapan mereka terhadap
kinerja perusahaan tersebut.
1. Pengujian Kuisioner Kepuasan
Pelanggan
a. Uji Validitas
Pengujian ini bertujuan untuk
menguji validitas suatu kuisioner
dilakukan dengan cara
mengujicobakan kuisioner
kepada 20 orang sampel dari 68
responden yang telah dijadikan
sampel penelitian.
Tabel 8. Hasil Pengujian Validitas Kuisioner Pelanggan.
Variabel Soal No Rxy rtabel Hasil Status
Kepuasan 1 0,744 0,468 rxy>rtabel Valid
pelanggan 2 0,375 0,468 rxy<rtabel Tidak Valid
terhadap
kinerja 3 0,730 0,468 rxy>rtabel Valid
PT Vista
Grain 4 0,840 0,468 rxy>rtabel Valid
5 0,874 0,468 rxy>rtabel Valid
6 0,417 0,468 rxy<rtabel Tidak Valid
7 0,518 0,468 rxy>rtabel Valid
8 0,814 0,468 rxy>rtabel Valid
9 0,825 0,468 rxy>rtabel Valid
10 0,756 0,468 rxy>rtabel Valid
11 0,595 0,468 rxy>rtabel Valid
12 0,612 0,468 rxy>rtabel Valid
13 0,846 0,468 rxy>rtabel Valid
14 0,756 0,468 rxy>rtabel Valid
15 0,159 0,468 rxy<rtabel Tidak Valid
Sumber: Lampiran
Berdasarkan Tabel 8 diatas,
dapat dijelaskan bahwa uji
signifikansi dilakukan dengan
cara membandingkan nilai r
hitung dengan r tabel untuk
degree of freedom (df) = n-2
(Ghozali: 2009), dalam hal ini
n adalah jumlah sampel.
Diketahui bahwa sampel (n) =
20 dan besarnya df dapat
dihitung 20-2 = 18. dengan df
= 18 dan alpha 0,05 didapat r
tabel = 0,468 (lampiran18).
Berdasarkan hal tersebut, dapat
disimpulkan bahwa tidak
semua nilai r hitung yang
diperoleh lebih besar dari r
tabel. Oleh karena itu ada tiga
pertanyaan yang dikeluarkan
dari lembar isian kuisioner,
yaitu pertanyaan nomor 2
(0,375), nomor 6 (0,417), dan
nomor 15 (0,159), karena telah
diuji ternyata tidak valid dan
bernilai negatif.
b. Uji Realibilitas
Pada instrumen ini untuk
menguji reliabilitas dari
kuisioner dilakukan dengan
teknik Cronbach’s Alpha.
Tabel 9. hasil Pengujian
reliabilitas kuisioner Pelanggan
No Variabel Nilai
Alpha
Status
Reliabel
1 Kepuasan
pelanggan
terhadap
kinerja PT
Vista Grain
0,759 Reliabel
Sumber: Lampiran 10
Bedasarkan Tabel 9 diatas, dapat
disimpulkan bahwa alat ukur
yang digunakan dalam penelitian
kali ini, yaitu kuisioner kepuasan
pelanggan berada diatas 0,60
yaitu bernilai 0,759. hal ini dapat
disimpulkan bahwa kuisioner
tersebut mempunyai reliabilitas
yang cukup kuat.
(Priyatno, Duwi: 2009)
2. Kepuasan Pelanggan Terhadap
Kinerja Perusahaan
Pengukuran kepuasan pelanggan
PT Vista Grain terhadap kinerja
perusahaan dilakukan dengan
menggunakan kuisioner yang
memiliki bagian dan pertanyaan
yang sama dengan kuisioner
harapan pelanggan. Yaitu
mengenai pendapat pelanggan
terhadap (kotler: 1999)
penampilan fisik perusahaan
(tangibility), kepercayaan
pelanggan (reliability),
tanggapan atas kebutuhan
pelanggan (responsivevess),
kemampuan karyawan
perusahaan (assurance), dan
empati perusahaan terhadap
pelanggan setianya (emphaty).
3. Harapan Pelanggan terhadap
Kinerja Perusahaan
Harapan pelanggan PT Vista
Grain terhadap kinerja
perusahaan diukur melalui
metode survey dengan
menggunakan kuisioner.
Kuisioner tersebut terdiri dari
beberapa bagian, yang terdiri
dari pertanyaan mengenai
harapan pelanggan terhadap
penampilan fisik perusahaan
(tangibility), kepercayaan
pelanggan (reliability),
tanggapan atas kebutuhan
pelanggan (responsivevess),
kemampuan karyawan
perusahaan (assurance), dan
empati perusahaan terhadap
pelanggan setianya (emphaty).
(Kotler: 1999)
4. Analisis Tingkat Kepuasan
Pelanggan
Analisis tingkat kepuasan
pelanggan bertujuan untuk
mengukur seberapa besar
kesenjangan atau selisih antara
harapan pelanggan dengan
kepuasan pelanggan mengenai
layanan yang diberikan
perusahaan kepada mereka.
Pengukuran ini dilakukan dengan
cara menghitung skor harapan
dan skor kepuasan pelanggan
terlebih dahulu.
C. Perspektif Proses Bisnis
Internal
Pengukuran perspektif ini difokuskan
pada proses internal yang akan
berpengaruh besar terhadap kepuasan
dari pelanggan dan pencapaian
tujuan keuangan perusahaan.
Untuk mengukur kinerja PT Vista
Grain dari perspektif ini, penulis
memakai analisis procces time
(waktu proses) yang mengukur
efisiensi dari transaksi yang
dilakukan, serta partner with third
party providers (kerja sama dengan
pihak ketiga diluar perusahaan).
D. Perspektif Pembelajaran dan
Pertumbuhan
Untuk mengukur kinerja perusahaan
melalui perspektif pembelajaran dan
pertumbuhan ini dilakukan dengan
cara mengukur tiga hal penting,
yaitu:
1. Kemampuan karyawan
2. Kemampuan sistem informasi
3. Motivasi, pemberdayaan, dan
penyejajaran karyawan
Untuk mengukur perspektif
pembelajaran dan pertumbuhan ini
dilakukan dengan menggunakan dua
alat analisis, yaitu menggunakan
revenue per employee , serta staff
attitude survey.
Akan tetapi sebelum dilakukan
pengukuran melalui staff attitude
survey (kuisioner), terlebih dahulu
dilakukan pengujian terhadap
kuisioner yang digunakan, agar
kuisioner tersebut valid (sah) dan
reliable (handal) menggunakan uji
validitas dan uji reliabilitas terhadap
jawaban reponden.
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan analisis dan
pembahasan yang telah dijabarkan
pada bab sebelumnya (Bab 4), maka
dapat ditarik simpulan bahwa kinerja
PT Vista Grain yang diukur dari
perspektif keuangan, perspektif
pelanggan, perspektif proses bisnis
internal, serta perspektif
pembelajaran dan pertumbuhan
berbeda-beda hasilnya, perinciannya
dapat dilihat dari penjelasan dibawah
ini:
1. Perspektif Keuangan
Pada rasio likuiditas, angka rasio
yang diperoleh jauh lebih besar
dari standar ideal, sehingga
terdapat aktiva lancar yang
berlebihan yang cukup besar,
aktiva lancar yang berlebihan
tersebut adalah kas dan
perlengkapan, karena pada
perhitungan perputaran piutang
dan perputaran persediaan
hasilnya dibawah standar ideal,
kas yang berlebihan seharusnya
dapat dipergunakan oleh
perusahaan untuk berinvestasi
disektor lain. Selanjutnya pada
rasio profitabilitas, angka rasio
yang diperoleh jauh lebih kecil
dari standar minimal, sehingga
investasi yang telah ditanamkan
oleh perusahaan kurang efektif.
Sedangkan pada rasio
solvabilitas, kinerja perusahaan
dikatakan baik, karena angka
rasio yang didapat tidak melebihi
standar maksimal, maka
perusahaan tidak akan
mengalami kesulitan untuk
mendapatkan pinjaman.
2. Perspektif Pelanggan
Dalam analisis tingkat kepuasan
pelanggan dinilai dengan
CUKUP BAIK (rata-rata
tingkat kepuasan 60,82%), dan
mendapat skor 3 dari 5 skor.
Berdasarkan hasil jawaban
kuisioner kepuasan pelanggan PT
Vista Grain sebanyak 38,96%
responden berpendapat puas dan
sangat puas terhadap kinerja
perusahaan, dan sebanyak
81,04% responden berpendapat
cukup puas, tidak puas dan
sangat tidak puas terhadap
kinerja perusahaan. Sedangkan
hasil jawaban kuisioner harapan
pelanggan sebanyak 120% atau
secara keseluruhan pelanggan PT
Vista Grain sangat
mengharapkan kinerja
perusahaan yang baik. Hal ini
harus diperhatikan dan dibenahi
oleh manajemen perusahaan,
karena kepuasan pelanggan dan
harapan terhadap kinerja
perusahaan rendah, pelanggan
bukan tidak mungkin akan
beralih keperusahaan lain yang
menurut mereka lebih baik
kinerjanya, dalam hal ini
tentunya akan sangat merugikan
perusahaan
3. Perspektif Proses Bisnis Internal
Pada perspektif proses bisnis
internsl, kinerja PT Vista Grain
dinilai baik, karena berdasarkan
proporsi procces time
menunjukkan peningkatan
pelayanan disetiap tahunnya. PT
Vista Grain juga telah melakukan
kerjasama dengan banyak pihak
ketiga, yang bertujuan untuk
menjalankan kegiatan
operasional perusahaan.
4. Perspektif Pembelajaran Dan
Pertumbuhan
Pada perspektif pembelajaran dan
pertumbuhan, yaitu melalui
revenue per employee tampak
kontribusi setiap karyawan
terhadap pendapatan perusahaan
cenderung naik signifikan
disetiap tahun. Sedangkan pada
pengukuran tingkat kepuasan
karyawan PT Vista Grain
mendapat skor 86,29% dengan
predikat Sangat Baik.
B. Saran
Berdasarkan penelitian ini, penulis
ingin menyampaikan beberapa saran
yang sekiranya diharapkan dapat
membawa kebaikan untuk dimasa
yang akan datang, saran tersebut
antara lain:
1. PT Vista Grain sebaiknya
dapat membenahi posisi
keuangannya. Agar
perusahaan dapat
menghasilkan laba yang
optimal sesuai taget atau
bahkan lebih besar dari target
yang telah ditetapkan oleh
perusahaan sebeluumnya, dan
investasi yang telah
ditanamkan oleh perusahaan
lebih efektif.
2. Sebaiknya manajemen PT
Vista Grain membenahi
kinerjanya menjadi lebih baik
lagi dimata pelanggan.
Pembenahan dan perbaikan
yang perusahaan lakukan
terhadap kinerja tersebut
bertujuan agar pelanggan
tetap loyal dan setia kepada
perusahaan, dan tidak beralih
keperusahaan lain yang
menurut pelanggan
kinerjanya lebih baik.
3. PT Vista Grain sebaiknya
dapat meningkatkan efisiensi
waktu pelayanan kepada
konsumen, jika perusahaan
dapat meningkatkan efisiensi
tersebut, maka kepuasan
konsumen dapat meningkat
karena mereka dilayani
dengan cepat, sehingga
diharapkan laba yang
diperoleh perusahaan
meningkat pula. Perusahaan
juga sebaiknya
memperbanyak kerjasamanya
dengan pihak ketiga agar
kegiatan operasionalnya
dapat berjalan dengan baik
dan dapat memajukan
perusahaan.
4. PT Vista Grain sebaiknya
memperlakukan karyawan
nya dengan baik lagi. Hal ini
bertujuan agar karyawan
tersebut merasa nyaman dan
tenang dalam bekerja pada
perusahaan, sehingga
diharapkan mereka mau
memberikan kemampuan
terbaiknya dalam rangka
untuk memajukan dan
mengembangkan perusahaan.
Tujuan yang lain adalah dapat
menciptakan karyawan yang
loyal dan setia kepada
perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
Anthony, Robert N, dan Vijay Govindarajan. 2002. Sistem Pengendalian
Manajemen. Jakarta: Salemba Empat
Dewi, Apriza Liz tresia. 2003. Pengukuran Kinerja Pada PT BPR TS.
Skripsi: Universitas Lampung
Ghozali, Imam. 2009. Aplikasi Multivariate Dengan Program SPSS.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro
Harahap, Sofyan Syafri. 2007. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Kaplan, Robert S, David P Norton. 2000. Balanced Scorecard:Menerapkan
Strategi Menjadi Aksi. Jakarta: Erlangga
Kasmir. 2010. Pengantar Manajemen Keuangan. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group
Priyanto, Duwi. 2009. 5 Jam belajar Olah Data Dengan SPSS 17.
Yogyakarta: Penerbit Andi
Sudarti. 2011. Pengukuran Kinerja Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Abdul
Moeloek Provinsi Lampung Dengan Metode Balanced Scorecard. Skripsi:
Universitas Lampung
Suprapto, Johanes. 2001. Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan Untuk
Menaikan Pangsa Pasar. Jakarta: Rineka Cipta
Tunggal, Amin Wijaya. 2005. Memahami Konsep Balanced Scorecard.
Jakarta: Havarindo
Universitas Lampung. 2005. Format Penulisan Karya Ilmiah.
Lampung: UPT Percetakan UNILA
Winasari, Weni Yulia. 2009. Mengukur Kinerja PT Tambang Batu Bara Bukit
Asam (Persero) Tbk Dengan Pendekatan Balanced Scorecard.
Skripsi: Universitas Lampung
----------www.google.co.id. Cara Mengukur Tingkta Likuiditas. Dilihat Pada 20
Juni 2012