ABSTRAK -...
Transcript of ABSTRAK -...
ABSTRAK
PT. Sinar Sosro kantor penjualan Jember merupakan perusahaan penjualan
minuman ringan. Adapun produk yang dihasilkan antara lain Teh botol Sosro, Fruit Tea Sosro, Tebs, Joy Tea Green, S-Tee dan Happy Jus. PT. Sinar Sosro kantor penjualan Jember mempunyai daerah pemasaran meliputi Jember dan sekitarnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan sistem informasi akuntansi penjualan tunai dan penerimaan kas pada PT. Sinar Sosro Kantor Penjualan Jember.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian deskriptif. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Adapun teknik pengumpulan data yang penulis gunakan adalah wawancara dan observasi. Metode penganalisaan data yang digunakan yaitu metode deskriptif, dimana data yang telah dikumpulkan kemudian disusun dan dianalisis sehingga memberikan keterangan bagi pemecahan masalah yang dihadapi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perusahaan dalam melakukan pencatatan transaku secara manual. Sistem akuntansi penjualan dan penerimaan kas yang diterapkan perusahaan dapat membantu manajemen dalam aktivitas pengendalian atas penjualan dan penerimaan kas. Hal ini dapat dilihat bahwa perusahaan telah melakukan pemisahan fungsi yang cukup jelas antar bagian, otorisasi yang telah memakai, perusahaan juga menggunakan dokumen bemomor urut cetak, dan perusahaan juga melakukan langkah-langkah untuk penjualan asset.
Kata Kunci : Penjualan Tunai, Penerimaan Kas.
ABSTRACT
PT. Sinar Sosro office sale of Jember represent company of sale of light
beverage. As for yielded product for example Tea bottle of Sosro, Fruit Tea Sosro, Tebs, Joy Tea Green, S-Tee and of Happy Juice. PT. Sinar Sosro office sale of Jember have marketing area cover Jember and its surroundings. Intention of this research is to know applying of cash sale accountancy information system and cash inflow at PT. Sinar Sosro Office Sale of Jember.
In this research of writer use descriptive research method. Data type the used is primary data and data of sekunder. As for data collecting technique which is writer use is observation and interview. Method analysing of used data that is descriptive method, where data which have been collected is later;then compiled and analysed so that give boldness to trouble-shooting faced.
Result of research indicate that company in doing record-keeping of my me manually. Sale accounting system and applied by cash inflow is company can assist management in operation activity of cash inflow and sale. This matter can be seen that company have done dissociation of selfexplanatory function between shares, authorization which have weared, company also use document of bemomor massage print, and company also do stages;steps for the sale of asset. Keyword : Cash Sale, Cash Inflow.
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dalam era informasi saat ini, fungsi-fungsi organisasi bisnis modern
berada di lingkungan yang sangat cepat berubah. Faktor globalisasi juga
berpengaruh kepada lingkungan bisnis karena tingkat persaingan yang semakin
ketat. Hal tersebut menuntut perusahaan-perusahaan untuk melakukan kegiatan
operasionalnya secara efektif dan efisien untuk mempertahankan eksistensinya,
sehingga pengetahuan merupakan kekuatan yang sangat penting untuk membantu
manajer dalam pengambilan keputusan. Setiap organisasi harus memandang
informasi sebagai suatu sumberdaya yang berharga. Dengan semakin maraknya
informasi dari media cetak maupun elektronik, membuat pilihan masyarakat
semakin beragam dan selektif dalam memilih jenis produk yang di butuhkan dan
diinginkan. Hal ini tentunya menjadikan persaingan antar perusahaan semakin
ketat, sehingga setiap perusahaan dituntut untuk selalu meningkatkan kreativitas
dan inovasi guna mendapatkan pilihan dari masyarakat. Bagi para produsen yang
cerdik dan handal dalam mengantisipasi perkembangan kebutuhan dan keinginan
masyarakat tersebut, tentunya akan dapat meraih pasar dan secara langsung akan
mendongkrak omset penjualan.
Contoh kasus produsen yang cerdik dan handal dalam mengantisipasi
perkembangan kebutuhan dan keinginan masyarakat adalah PT. Sinar Sosro. Pada
era 70an, pandangan umum masyarakat mengenai teh adalah sebuah minuman
yang hanya bisa diminum di rumah. Melihat kecenderungan tersebut, Keluarga
Sosrodjojo (pendiri PT. Sinar Sosro) berinovasi untuk membuat teh dalam botol
(ready to drink) sehingga memudahkan masyarakat agar dapat meminum teh
dimana saja. Cara ini terbukti sukses, hingga sampai saat ini PT. Sinar Sosro
adalah leader dalam bidang penjualan teh dalam botol. Kesuksesan tersebut
tentunya tidak membuat PT. Sinar Sosro berpuas diri dan tetap berusaha untuk
meningkatkan kinerja guna mencapai penjualan yang maksimal
Sebagian besar perusahaan menetapkan persoalan laba sebagai tujuan
perusahaan. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut, maka manajemen perusahaan
harus dapat mengkoordinir secara rasional sumber daya dan alat-alat produksi
yang digunakan, yaitu yang terdiri dari alam, manusia, dan modal dalam suatu
wadah organisasi yang melaksanakan kegiatan berdasarkan uraian tugas dan
dibantu oleh catatan yang terkoordinir untuk menciptakan laporan-laporan guna
disampaikan kepada pimpinan sebagai alat untuk menetapkan kebijakan,
perencanaan, dan pengendalian.
Sistem informasi akuntansi menghasilkan informasi yang penting dan
dibutuhkan oleh manajemen untuk kelangsungan suatu perusahaan. Penyusunan
sistem informasi akuntansi ini disesuaikan dengan situasi, kondisi, dan kebutuhan
perusahaan. Sistem informasi akuntansi yang baik dan tepat dapat menghindari
adanya kesalahan dan penyimpangan yang terjadi dalam perusahaan.
Sistem informasi akuntansi (SIA) adalah suatu komponen organisasi yang
mengumpulkan, mengklasifikasikan, mengolah, menganalisa dan
mengkomunikasikan informasi finansial dan pengambilan keputusan yang relevan
bagi pihak internal dan pihak eksternal perusahaan. Data atau informasi tersebut
selanjutnya dianalisis, didistribusikan dan dikomunikasikan kepada pihak-pihak
yang memerlukan. Informasi yang mempunyai nilai manfaat yang tinggi harus
bersifat akurat, relevan, dapat diandalkan dan tepat waktu. Perusahaan dalam
melaksanakan kegiatannya pada umumnya sangat memerlukan sistem akuntansi
yang efisien dan efektif khususnya dalam menyajikan informasi yang sesuai
dengan kebutuhaan manajemen maupun berbagai pihak luar perusahaan yang
membutuhkannya. Informasi memang menjadi penentu dalam pengambilan
keputusan, baik oleh manajemen perusahaan itu sendiri maupun pihak-pihak yang
berkepentingan dengan perusahaan.
Tujuan sistem informasi akuntansi adalah untuk menyediakan informasi
yang diperlukan dalam pengambilan keputusan yang dilaksanakan oleh aktivitas
yang disebut pemrosesan informasi. Sebagian dari keluaran yang diperlukan oleh
pemroses informasi disediakan oleh sistem pemrosesan transaksi, seperti laporan
keuangan dari sistem pemrosesan transaksi. Namun sebagian besar diperoleh dari
sumber lain, baik dari dalam maupun dari luar perusahaan.
Dalam suatu perusahaan, salah satu komponen pembentukan laba adalah
penjualan. Dalam kondisi perekonomian yang penuh dengan ketidakpastian dan
tingkat persaingan yang semakin tajam, sistern informasi atas penjualan semakin
dibutuhkan dalam kegiatan perusahaan. Sistem penjualan yang baik dan maksimal
pada kegiatan penjualan yang diterapkan dalam perusahaan dapat mendorong
tercapainya tingkat penjualan yang diharapkan, sehingga laba yang diharapkan
dapat dicapai pula.
Penjualan pada PT. Sinar Sosro Jember dilakukan dengan dua (2) cara
yaitu penjualan secara tunai dan penjualan secara kredit yang keduanya
mempunyai prosedur yang berbeda, sebagai contoh prosedur yang dilakukan
penjualan kredit meliputi prosedur pemesanan barang, persetujuan kredit,
prosedur pengiriman barang, prosedur penagihan dan prosedur pencatatan
piutang. Dengan pelaksanaan kegiatan penjualan dan sistem akuntansi penjualan
yang baik maka diharapkan dapat diketahui perkembangan perusahaan dari waktu
ke waktu.
Penjualan melibatkan perputaran keuangan yang sangat besar apabila tidak
dikelola dengan baik dapat mempengaruhi kelangsungan hidup perusahaan.
Masalah keuangan yang dihadapi oleh perusahaan merupakan masalah pokok
(penentu) didalam perencanaan strategi penjualan, oleh karena itu diperlukan
suatu sistem penjualan dan penerimaan kas yang baik dan tepat, sebab informasi
penjualan yang kurang memadai dapat menyebabkan kerugian bagi perusahaan.
Agar permasalahan dalam aktivitas penjualan perusahaan dapat diminimalisir,
maka hal tersebut membutuhkan suatu alat yaitu sistem informasi akuntansi,
karena dengan adanya sistem yang baik maka sistem tersebut akan menghasilkan
informasi yang berperan penting sehingga dapat memenuhi kebutuhan
perusahaan. Sistem akuntansi merupakan organisasi formulir, catatan dan laporan
yang dikoordinasikan sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan
yang dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan perusahaan
(Mulyadi, 2010:3). Suatu sistem yang memadai merupakan salah satu persyaratan
agar aktivitas perusahaan dapat berjalan dengan baik. Begitupun dengan aktivitas
penjualan kredit, dibutuhkan suatu sistem informasi akuntansi penjualan kredit
yang memadai.
Dengan adanya sistem informasi akuntansi penjualan yang memadai,
permasalahan yang ada dapat diatasi. Hal ini dikarenakan sistem informasi
penjualan di perusahaan dituntut untuk menciptakan sistem yang baik mengenai
harga, pasar, calon pembeli, syarat penyerahan, syarat pembayaran. Apabila
perusahaan kurang memperhatikan penjualan, kemungkinan besar tujuan jangka
pendek perusahaan dalam memperoleh laba akan tercapai, tetapi untuk tujuan
jangka panjang hal tersebut sulit untuk tercapai. Hal ini disebabkan penjualan
menghasilkan piutang yang memiliki resiko adanya piutang tidak tertagih,
sehingga keadaan ini akan berpengaruh terhadap pendapatan perusahaan. Dengan
adanya sistem tersebut, maka penjualan, terutama penjualan kredit dapat berjalan
dengan baik sehingga tujuan perusahaan dalam menghasilkan laba dapat tercapai.
Sistem akuntansi penjualan yang baik harus didukung dengan sistem
akuntansi penerimaan kas yang baik pula, karena kas adalah harta perusahaan
yang berharga sekaligus merupakan asset yang sangat rentan akan pencurian,
penyelewengan, dan penyalahgunaan. Satu diantara pencegahan penyelewengan
kas yaitu dengan cara melakukan pemisahan fungsi dalam penerimaan kas dan
pencatatan, sehingga dapat dilakukan cross check. Sistem akuntansi penerimaan
kas yang baik mutlak dimiliki perusahaan karena dengan sistem akuntansi
penerimaan kas yang baik, maka kas sebagai asset perusahaan dapat dijamin
keamanannya, dengan catatan pelaksanaan sistem harus baik.
Objek penelitian penulis dalam menyusun skripsi ini adalah PT. Sinar
Sosro yang merupakan perusahaan yang bergerak dibidang minuman teh dalam
kemasan botol. PT. Sinar Sosro yang terletak di kota Jember tepatnya di Jl. Ikan
Bandeng No.226 Sempusari Mangli. PT. Sinar sosro kantor penjualan Jember ini
tidak memiliki cabang, barang-barang yang akan di jual sebagian besar di kirim ke
seluruh penjuru kota Jember dan sekitarnya. PT. Sinar Sosro kantor penjualan
Jember memiliki pemasok ± 50 pemasok tetap untuk pemesanan pembelian
barang yang akan dijual kembali baik ke warung-warung atau toko-toko besar
maupun ke pelanggan langsung. Dalam melakukan pemesanan pembelian
minuman teh pada PT. Sinar Sosro kantor penjualan Jember terdapat suatu proses
Sistem Informasi Akuntansi pembelian tersebut sampai terjadi pencatatan.
Penjualan PT. Sinar Sosro kantor penjualan Jember mengalami kemajuan yang cukup baik, hal ini didukung oleh masuknya pelanggan yang cukup potensial seperti, beberapa supermarket-supermarket maupun toko-toko di sekitar kota jember. Dalam operasinya PT. Sinar Sosro kantor penjualan Jember melakukan penjualan secara tunai dan dropping. Penjualan tunai sasaran operasi penjualannya adalah toko-toko, pengecer dan kosumen langsung (end user) dengan pembayaran secara tunai. Sedangkan penjualan dropping sasaran operasi penjualannya adalah grosir kecil maupun grosir besar dengan pembayaran umumnya secara kredit.
Dalam kegiatan penjualannya, PT. Sinar Sosro kantor penjualan Jember
melakukannya dengan secara tunai maupun kredit. Kekurang lengkapan
dokumentasi penjualan serta mekanisme pengadaan barang yang tidak sesuai
dengan prosedur dapat menyulitkan manajemen dalam pengendalian internal
penjualan. Untuk itu manajemen harus dapat menghindari faktor-faktor
penghambat dalam proses penjualan, seperti sulitnya penelusuran informasi atas
karyawan yang melakukan transaksi penjualan karena adanya keterlibatan dalam
hal penunjukan petugas pembuat surat pesanan penjualan oleh pemilik
perusahaan, sulitnya penelusuran informasi mengenai retur penjualan yang
dilakukan, kesulitan untuk melihat tanggal jatuh tempo piutang, tidak adanya
evaluasi terhadap kinerja pelanggan, dan fungsi akuntansinya yang tidak
independen.
Dalam penerimaan barang, PT. Sinar Sosro kantor penjualan Jember melakukan pencatatan dari proses transaksi pembelian sampai barang diterima digudang, namun dalam pencatatannya perusahaan belum melakukannya sesuai dengan prosedur akuntansi yang baik. Perusahaan tidak memiliki standar operasi dan prosedur secara tertulis (SOP), dalam prosedur penerimaan barang tidak ada pemisahan fungsi antara penerimaan barang dengan bagian gudang, bagian gudang dan penerimaan barang masih tergabung. Pada PT. Sinar Sosro kantor penjualan Jember dokumen permintaan pembelian barang yang dibuat oleh bagian gudang sepenuhnya tergantung dari keputusan manajemen dan seringkah permintaan pembelian barang dilakukan secara lisan yang kemudian ditindak
lanjuti oleh bagian pembelian dengan membuat surat pesanan pembelian, hal ini tidak sesuai dengan fungsi pada bagian gudang dan bagian pembelian.
Beberapa penelitian terdahulu telah mencoba untuk mengungkapkan
sistem informasi akuntansi. Penelitian tersebut diantaranya dilakukan oleh Sri
Wahyuni (2006) yang meneliti Sistem akuntansi penjualan dan penerimaan kas
pada PT. Coca-Cola Bottling Indonesia Medan menemukan bahwa perusahaan
dalam melakukan pencatatan transaksi sudah menggunakan komputer dan sistem
pencatatan juga telah terkomputerisasi dengan memakai sistem yang telah
diprogram khusus untuk semua fungsi akuntansi. Sistem akuntansi penjualan dan
penerimaan kas yang diterapkan perusahaan dapat membantu manajemen dalam
aktivitas pengendalian atas penjualan dan penerimaan kas. Hal ini dapat dilihat
bahwa perusahaan telah melakukan pemisahan fungsi yang cukup jelas antar
bagian, otorisasi yang telah memakai, perusahaan juga menggunakan dokumen
beromor urut cetak, dan perusahaan juga melakukan langkah-langka untuk
penualan asset. Penelitian lainnya dilakukan oleh Erlina Nanda Riani (2008) yang
meneliti Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Dan Penerimaan Kas Pada PT.
Indofarma Global Medika Medan, dimana hasil penelitian mereka menunjukkan
bahwa PT. Indofarma Global Medika, Medan telah membuat kebijakan-kebijakan
untuk mendukung aktiftas perasahaan, diantaranya dengan merancang berbagai
dokumen dan catatan-catatan serta prosedur untuk sistem akuntansi penjualan dan
penerimaan kas yang telah disesuaikan dengan syarat untuk mempermudah dalam
pengawasan terhadap operasional perusahaan. Penelitian dilakukan oleh
Moch.Atho’illah Tamimi (2013). Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Perusahaan telah melakukan pemisahan tugas dan tanggung jawab antara fungsi
kas dan fungsi pencatatan atau akutansi,pada sistem penerimaan dan pengeluaran
kas diperusahaan diotorisasi oleh fungsi yang berwenang dan pemilik langsung
Namun ada juga penelitian yang menunjukkan hasil yang belum
dilaksanakan sistem informasi akuntansi yaitu penelitian yang dilakukan oleh
Gatot Yusianto (2014) dengan penelitian berjudul Analisis Penerapan Sistem
Informasi Akuntansi Pembelian Dan Penjualan Pada CV. Barezky Total (Studi
Kasus Mikro Ekonomi Pada UMKM usaha Mikro, Kecil Dan Menengah), dimana
hasil penelitian menunjukkan masih terdapat beberapa kelemahan dalam
Pengendalian Intern yang ditemukan . Pada struktur organisasi, yaitu terjadinya
overlap tugas pada bagian administrasi dan gudang. Fungsi kasir dan administrasi
dilakukan oleh petugas yang sama. Sistem pembelian barang dagangan yaitu tidak
adanya dokumen permintaan pembelian barang dagang. Pada sistem otorisasi,
yaitu adanya pemberian otorisasi yang tidak sesuai dengan fungsinya, seperti
bagian penjualan dapat mengirim dan menerima penjualan tunai dari pembeli
yang seharusnya dilakukan oleh bagian pengiriman, petugas gudang menerima
pengiriman barang dari pemasok
Dengan melihat fenomena-fenomena yang ada tersebut maka penulis
melihat suatu perusahaan untuk dapat tetap bersaing di dunia bisnis yang semakin
ketat ini. Sistem akuntansi adalah sarana yang dipakai manajer untuk
mendapatkan Informasi yang diperlukan untuk manajemen perusahaan dan
penyusun laporan keuangan bagi pemilk kreditur dan pihak pihak lain yang
berkepentingan, PT. Sinar Sosro Kantor Penjualan Jember adalah salah satu
perusahaan distributor, penghasilan utamanya berasal dari penjualan. Agar seluruh
penjualan dan penerimaan kas dapat dicatat secara wajar, perlu diperhatikan sistem
akuntansi yang ada yang mengarah pada aktivitas tersebut. Seluruh bidang yang
terlibat dalam kegiatan penjualan serta penerimaan kas perlu diawasi agar tidak
terjadi kesimpang siuran tugas, wewenang dan tanggung jawab.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sri Wahyuni (2006), Erlina
Nanda Riani (2008), Moch.Atho’illah Tamimi (2013) dan Gatot Yusianto (2014)
terdapat gap antar penelitian terdahulu. Hal ini merupakan fenomena yang menarik
perhatian peneliti, maka penelitian ini ingin membuktikan bagaimana sistem
informasi akuntansi penjualan tunai dan penerimaan kas pada PT. Sinar Sosro Kantor
Penjualan Jember
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang, maka permasalahan yang timbul dari
penelitian ini adalah bagaimana penerapan sistem informasi akuntansi penjualan
tunai dan penerimaan kas pada PT. Sinar Sosro Kantor Penjualan Jember ?
1.3 Batasan Masalah Fokus dari Penelitian ini adalah mengetahui tentang sistem informasi
akuntansi penjualan tunai dan penerimaan kas. Agar penelitian ini tetap focus dan
tidak bias maka perlu dibatasi pada :
1. Sistem informasi akuntansi penjualan tunai dan penerimaan kas pada PT Sinar
Sosro Kantor Penjualan Jember.
2. Periode penelitian yaitu tahun 2014
1.4 Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1.4.1 Tujuan Penelitian Sesuai dengan masalah yang dihadapi, maka tujuan penelitian ini adalah :
Untuk mengetahui penerapan sistem informasi akuntansi penjualan tunai dan
penerimaan kas pada PT. Sinar Sosro Kantor Penjualan Jember
1.4.2 Kegunaan Penelitian Kegunaan Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak,
yaitu antara lain :
1. Aspek Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan dan
perbandingan bagi para peneliti dalam bidang akuntansi tentang sistem
informasi akuntansi penjualan dan penerimaan kas. Serta diharapkan dengan
adanya penelitian ini, dapat menjadi bahan referensi dalam penelitian
penelitian selanjutnya yang sejenis.
2. Aspek Praktis
Penelitian ini akan lebih memperdalam ilmu pengetahuan, terutama
pengetahuan dalam bidang akuntansi dan bekal tentang sistem informasi
akuntansi penjualan tunai dan penerimaan kas
3. Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi
pihak manajer dalam menerapkan kebijakan terutama yang menyangkut
penerapan Sistem Informasi Akuntansi sebagai upaya untuk mencapai tujuan
perusahaan.
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah jenis penelitian deskriptif
kualitatif. Penelitian deskriptif kualitatif adalah suatu penelitian yang
menggambarkan subjek dan objek penelitian berdasarkan fakta yang ada di
lapangan dan data-data yang diperoleh adalah kata-kata bukan angka. Penelitian
dekriptif kualitatif ini adalah suatu metode dalam meneliti dimana pemecahan
masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan subjek
atau objek penelitian. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengklasifikasikan
mengenai suatu fenomena atau kenyataan sosial dengan mendeskripsikan
sejumlah variabel yang berkenaan dengan masalah yang akan di teliti.
3.2 Fokus Penelitian
Fokus penelitian yang dimaksud untuk mengungkapkan data yang
dikumpulkan, diolah dan dianalisa dalam penelitian ini atau hal-hal yang dijadikan
pusat perhatian dalam penelitian ini. Untuk keperluan penelitian ini penulis
memfokuskan pada penerapan sistem informasi akuntansi penjualan tunai dan
penerimaan kas pada PT. Sinar Sosro Kantor Penjualan Jember
3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian
Daerah penelitian adalah tempat dimana penelitian ini dilaksanakan.
Mengenai besar atau luasnya daerah penelitian ini tidak ada ketentuan yang pasti.
Daerah penelitian dalam penelitian ini dilakukan pada Kantor Penjualan Jember
yang berlokasi di Jalan Ikan Bandeng No.226 Desa Sempusari Kecamatan
Kaliwates Jember. Penelitian ini dimulai pada awal bulan April sampai dengan
akhir bulan Mei 2015.
3.4 Subyek Penelitian Atau Informan
Menurut Sugiyono (2010:221), penentuan informan dalam penelitian
kualitatif berfungsi untuk mendapatkan informasi yang maksimum, karena itu
orang yang dijadikan informan sebaiknya yang memenuhi kriteria sebagai berikut:
1. Mereka menguasai atau memahami penjualan, pembukuan, gudang, dan
bagian-bagian lainnya di PT. Sinar Sosro Kantor Penjualan Jember.
2. Mereka sedang berkecimpung atau terlibat dalam kegiatan perusahaan.
3. Mereka mempunyai cukup waktu untuk diwawancarai.
Dalam penelitian ini peneliti menentukan informan ini didasarkan atas
kriteria atau pertimbangan-pertimbangan yang digunakan oleh penulis yang telah
ditetapkan dianggap lebih mengetahui dan memahami masalah yang terjadi di
lingkungan kerjanya. Informan yang dipilih dalam penelitian ini adalah bagian
penjualan, bagian pembukuan, bagian gudang, dan bagian-bagian lainnya yang
dianggap berkompeten dalam memberikan informasi yang diperlukan dalam
skripsi ini.
3.5 Sumber Data
Menurut Suharsimi Arikunto (2006), yang dimaksud dengan sumber data
adalah subyek dari mana data-data diperoleh. Berdasarkan pengertian tersebut
dapat dimengerti bahwa yang dimaksud dengan sumber data adalah dari mana
peneliti akan mendapatkan dan menggali informasi berupa data-data yang
diperlukan dalam penelitian.
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini ada dua yaitu :
1. Data Primer
Menurut Sugiyono (2010), “Data primer adalah sumber data penelitian
yang diperoleh secara langsung dari sumber asli (tidak melalui media
perantara). Data primer dapat diperoleh langsung dari pegawai perusahaan
bagian keuangan dengan jalan wawancara langsung tentang segala sesuatu
berhubungan dengan penelitian.”
2. Data Sekunder
Menurut Sugiyono (2010), “Data sekunder merupakan sumber data
penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media
perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Data sekunder diperoleh dari
publikasi yang dikeluarkan oleh perusahaan dan sumber-sumber lain yang
berhubungan”.
Data sekunder yang penults peroleh seperti sejarah perusahaan, struktur
organisasi perusahaan, serta dokumen terkait lainnya.
3.6 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam suatu penelitian sangat diperlukan, sebab
tersedianya data yang cukup relevan dengan permasalahan penelitian dapat
digunakan untuk menguji sesuai dengan permasalahan. Maka untuk
mengumpulkan data baik data pokok maupun data pendukung digunakan metode
pengumpulan data.
Menurut Margono (2004:158), "Penggunaan Teknik alat pengumpul data
yang tepat memungkinkan diperolehnya data yang obyektif.”
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
a. Observasi (pengamatan) suatu teknik pengumpulan data melalui pengamatan
secara cermat terhadap obyek penelitian dan gejala serta peristiwa yang
timbul dalam proses mekanisme yang berjalan.
b. Studi Pustaka
Adalah pengumpulan data yang dilakukan dengan mempelajari buku-buku
yang berhubungan langsung dengan teori yang menjelaskan masalah yang
diteliti
c. Interview (wawancara), yaitu metode/teknik yang digunakan dalam
pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan secara langsung pada
pihak yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Wawancara dilakukan
dengan bagian yang berkaitan dengan masalah penelitian yang sedang diteliti.
Dengan melakukan tanya jawab secara langsung dengan pimpinan dan,
karyawan PT. Sinar Sosro Kantor Penjualan Jember dengan harapan
memperoleh data dan penjelasan lebih lanjut mengenai:
a. Gambaran umum perusahaan, struktur organisasi, serta sejarah perusahaan
b. Kebijaksanaan-kebijaksanaan perusahaan.
c. Sistem pengambilan keputusan dalam menentukan anggaran pendapatan
dan biaya.
3.7 Teknik Analisis Data
Analisis data menurut Moleong (2011) adalah proses mengorganisasikan
dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga
dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja. Pada penelitian ini
untuk dapat menganalisis data yang didapat dari lapangan, penulis menggunakan
metode analisis deskripsi kualitatif. Tahap–tahap analisis data yang digunakan
dalam penelitian kualitatif adalah sebagai berikut :ini antara lain :
1) Melakukan interview atau wawancara dengan bagian penjualan, bagian
pembukuan, bagian gudang, dan bagian-bagian lainnya. PT. Sinar Sosro
Kantor Penjualan Jember
2) Mempelajari sistem informasi akuntansi penjualan tunai dan penerimaan kas
di PT. Sinar Sosro Kantor Penjualan Jember.
3) Mengevaluasi sistem informasi akuntansi penjualan tunai dan penerimaan kas
di PT. Sinar Sosro Kantor Penjualan Jember
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Perusahaan
4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan
Berawal keluarga Sosrodjojo memulai bisnisnya pada tahun 1940 di kota
Slawi, Jawa Tengah dengan memproduksi dan memasarkan teh seduh merek “Teh
Cap Botol”.
Tahun 1965, Keluarga Sosrodjojo mulai memperluas bisnisnya dengan
merambah ke Jakarta dengan melakukan strategi CICIP RASA (product sampling)
ke beberapa pasar di Jakarta.
Awalnya, datang ke pasar-pasar dengan cara memasak dan menyeduh teh
langsung di tempat. Setelah siap, seduhan teh tersebut langsung dibagikan kepada
orang-orang yang ada di pasar. Namun cara ini kurang berhasil karena teh yang
telah diseduh terlalu panas dan proses penyajiannya terlampau lama sehingga
pengunjung di pasar yang ingin mencicipinya tidak sabar menunggu.
Cara kedua, teh tidak lagi diseduh langsung di pasar, tetapi dimasukkan
kedalam panci-panci besar untuk selanjutnya dibawa kepasar dengan
menggunakan mobil bak terbuka. Lagi-lagi cara ini kurang berhasil karena teh
yang dibawa tumpah selama perjalanan dari kantor ke pasar karena pada saat
tersebut jalanan di Jakarta masih berlubang dan belum sebagus sekarang.
Akhirnya muncul ide untuk membawa teh yang telah diseduh dan dikemas
kedalam botol yang sudah dibersihkan. Ternyata cara ini cukup menarik minat
pengunjung karena selain praktis juga bisa langsung dikonsumsi tanpa perlu
menunggu tehnya dimasak seperti cara sebelumnya.
Tahun 1969, diputuskan untuk menjual minuman tehdalam kemasan botol
secara massal dengan nama Tehbotol Sosro. Nama “Tehbotol” diambil dari
tehseduh merek ”Teh Cap Botol”, yang saat itu sudah mulai terkenal di Jakarta
dan ”Sosro” dari nama keluarga pendirinya yakni ”Sosrodjojo”
Tahun 1969, seiring dengan semakin diminatinya Tehbotol Sosro oleh
masyarakat Jakarta, Tehbotol Sosro kemudian diproduksi dengan lebih massal
tetapi masih dalam skala industri rumahan dan menggunakan botol dengan desain
umum / generic (image Botol Pertama tahun 1969).
Agar bisa melayani pasar dengan lebih baik, Soegiharto Sosrodjojo dan
saudara-saudaranya memutuskan untuk memisahkan usaha teh siap minum dalam
kemasan dari usaha teh seduh keluarga Sosrodjojo yakni dengan mendirikan
sebuah perusahaan baru. Perusahaan baru ini diharapkan akan bisa lebih focus
dalam melayani dan mengembangkan pasar minuman teh siap minum dalam
kemasan botol beling.
Tahun 1972, Logo Teh botol Sosro berganti design dan mulai
mencantumkan Logo Sosro di leher botol (image Botol Kedua tahun 1972).
Tahun 1974, Logo Teh botol Sosro kembali mengalami perubahan design
dan pada saat yang bersamaan botol Tehbotol Sosro dirubah bentuknya menjadi
lebih unik & menonjol logo dan bentuk botol tersebut masih digunakan sampai
saat ini – serta produksinya sudah mulai menggunakan mesin bertekhnologi tinggi
yang di impor dari Jerman (image Botol Ketiga tahun 1974).
Pada tangal 17 Juli 1974, Soegiharto Sosrodjojo dan saudara-saudaranya
resmi mendaftarkan perusahaan baru tersebut dengan nama PT. Sinar Sosro, yang
berdomisili di Jalan Raya Sultan Agung Km. 28, Medan Satria, Bekasi – yang
juga merupakan lokasi pabrik pertama Teh botol Sosro sekaligus merupakan
Pabrik teh siap minum dalam kemasan yang pertama di Indonesia dan di dunia.
PT. Sinar Sosro Kantor Penjualan Jember merupakan distributor yang
bertanggung jawab terhadap penjualan di wilayah Jember dan sekitarnya, dimana
produk Sosro berupa minuman ringan. Hasil penjualan tersebut akan
mempengaruhi tingkat laba yang akan diperoleh ataupun rugi yang akan diderita
perusahaan. Sistem penjualan yang diterapkan umumnya telah lazim digunakan,
baik dari fungsi-fungsi yang terkait, dokumen yang digunakan, sampai dengan
jaringan prosedurnya.
4.1.2 Struktur Organisasi
Untuk menyusun organisasi betapapun kecilnya terlebih dahulu perlu
disusun rencana kerjanya, karena organisasi pada umumnya diartikan sebagai
wadah serta proses kerja sama sejumlah manusia, yang terlibat dalam hubungan
formal dalam rangkaian hirarki untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Jadi dalam mencapai tujuan perusahaan yang efektif dan efisien maka
perlu adanya suatu struktur organisasi yang baik. Dari struktur organisasi, tugas
dan tanggung jawab dapat dilihat dengan jelas, sehingga akan memudahkan
orang-orang yang ada didalam suatu perusahaan untuk melaksanakan tugas
naasing-masing. Jadi sewajarnya struktur organisasi yang dimiliki suatu
perusahaan merupakan gambaran kegiatan yang dilaksanakan dan juga
menyatakan fungsi-fungsi tertentu, dimana satu sama lain dihubungkan dengan
garis-garis aturan dan tanggung jawab yang ada dalam perusahaan itu.
Pengertian struktur organisasi itu sendiri adalah "gambaran secara
ekonomis tentang hubungan kerja lama dari orang-orang, yang terdapat suatu
badan dalam rangka usaha mencapai suatu tujuan".
Sumber : Kantor Penjualan Jember,2015
Gambar 4.1
Pengawas Gudang
Koordinator Gudang
Kepala Gudang Penjualan
Supervisor Saluran
Distribusi Tidak Langsung
Supervisor Saluran
Distribusi Langsung
Salesman
Piutang Cash
Administrasi
Senior Administration
Supervisor
Manager
Struktur Organisasi PT. Sinar Sosro Kantor Penjualan (KP) Jember
Adapun tugas, wewenang dan tanggung jawab dari masing-masing jabatan
pada PT. Sinar Sosro Kantor Penjualan (KP) Jember yang berkaitan dengan
saluran distribusi dalam sistem akuntansi penjualan adalah sebagai berikut
1. Manager
a. Bertanggung jawab atas terselenggaranya kegiatan distribusi penjualan dan
keuangan di Kantor Penjualan secara efektif, efisien dan konsisten dalam
rangka memenuhi kepuasan pelanggan.
b. Bertanggung jawab terhadap asset perusahaan yang ada di Kantor
Penjualan.
c. Bertanggung jawab mengelola wilayah operasi Kantor Penjualan
d. Bertanggung jawab atas arus keluar masuk kas di Kantor Penjualan dan
pengajuan anggaran bulanan Kantor Penjualan.
2. Senior Administration Supervisor
a. Membuat budget operasional Kantor Penjualan, seperti trade promo dan
Sumber Daya Kendaraan.
b. Bertanggung jawab terhadap kantor pusat atas laporan yang telah dibuat
oleh tim administrasi.
c. Bertanggung jawab atas seluruh kegiatan administrasi termasuk laporan
keuangan Kantor Penjualan.
3. Staf Administrasi
Bagian administrasi terbagi menjadi 4, yaitu
a. Administrasi penjualan
1) Bertanggung jawab atas data/laporan penjualan secara administrasi
baik harian maupun periodik.
2) Menginput data/laporan yang sudah diperiksa kelengkapan bukti-
buktinya secara harian dan bulanan.
3) Mengotorisasi laporan dan bukti-bukti pada kolom input data.
b. Administrasi gudang
1) Bertanggung jawab atas arus keluar masuknya barang secara
administrasi baik secara harian maupun periodik.
2) Menginput data/laporan yang sudah diperiksa kelengkapan bukti-
buktinya secara harian dan periodik.
3) Mengotorisasi laporan dan bukti-bukti pada kolom input data.
c. Administrasi piutang
1) Bertanggung jawab atas kebenaran data piutang dan kelengkapan bukti
secara administrasi baik barian maupun periodik.
2) Stock opname faktur kredit secara harian dan periodik.
3) Menganalisa piutang terhadap efektifitas penagihan piutang.
4) Membuat laporan harian hasil penagihan piutang.
5) Mengotorisas laporan dan bukti-bukti pada kolom input data.
d. Administrasi cash book
1) Bertanggung jawab atas data keuangan secara administrasi baik harian
maupun periodik.
2) Menginput data/laporan yang sudah diperiksa kelengkapan bukti-
buktinya.
3) Mengotorisasi laporan dan bukti-bukti pada kolom input data.
4. Sales Supervisor
a. Melakukan perencanaan, mengevaluasi dan menindaklanjuti hasil laporan
administrasi yang dibuat oleh supervisor.
b. Mengadakan kerja sama dengan supervisor untuk memperoleh informasi
data dan analisa potensi pasar.
c. Mengatur dan mengontrol SDM dan SDK yang menjadi tanggung
jawabnya.
5. Sales Supervisor Saluran Distribusi Tidak Langsung a. Melakukan pengembangan dan pemeliharaan dister serta sesuai wilayahnya.
b. Menyelesaikan piutang bermasalah.
c. Melakukan supervisi terhadap laporan aktivitas salesman.
d. Mengantisipasi perkembangan competitor (singkir pesaing).
6. Salesman Dropper
a. Melakukan penjualan harian produk sosro ke dister menjadi tanggung
jawabnya.
b. Melakukan penagihan piutang dister.
c. Membuat laporan aktivitas salesman
7. Sales Supervisor Saluran Distribusi Langsung
a. Melakukan penjualan produk Sosro sesuai wilayahnya (khususnya produk
One Way Product (OWP)).
b. Menyelesaikan piutang bermasalah.
c. Melakukan supervisi terhadap laporan aktivitas salesman.
a. Mengantisipasi perkembangan competitor (singkir pesaing).
8. Salesman
a. Melakukan pengembangan pasar dengan membuka outlet-outlet baru.
b. Melakukan penjualan produk sosro sesuai wilayahnya (target semua
produk).
c. Membuat laporan aktivitas salesman
9. Kepala Gudang
a. Bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan operasional gudang untuk
keluar masuk barang dan asset gudang.
b. Membuat rekap data laporan aplikasi stock diserahkan ke unit manager,
senior sales supervisor dan senior administration supervisor.
a. Melakukan stock opname setiap hari, mingguan dan akhir bulan.
b. Bertanggung jawab dalam setiap keputusan seluruh kegiatan yang ada di
gudang.
10. Koordinator Gudang
a. Mengkoordinir pengawas gudang atas operasional yang ada di lingkungan
gudang masing-masing.
b. Bertanggung jawab atas stock fisik gudang dan berkoordinasi dengan
pengawas gudang.
11. Pengawas Gudang
a. Mengawasi seluruh transaksi penerimaan dan pengeluaran produk
b. Bertanggung jawab terhadap pengelolaan gudang, penataan produk
terhadap kerapian dan kebersihannya.
4.1.3 Bidang Usaha Perusahaan
PT. Sinar Sosro mernpunyai beberapa bidang usaha yang memiliki
keterkaitan antara satu bidang dengan bidang lainnya. Namun bidang usaha utama
dari PT. Sinar Sosro adalah produksi teh alami siap saji atau siap minum. Sidang
usaha lainnya yang dikembangkan oleh PT. Sinar Sosro adalah pandirian
perusahaan distributor sehingga produk-produk PT. Sinar Sosro dapat diterima
oleh konsumen.
Salah satu dari pengembangan usaha tersebut adalah mendirikan
perusahaan yang secara khusus menangani bidang usaha distribusi pemasaran dan
penjualan dari produk-produk SOSRO yaitu PT. Sasana Caraka Mekarjaya
(SCM). Peranan bidang usaha yang menangani secana khusus distribusi
pemasaran dan penjualan ini, mempunyai tantangan yang sangat berat dan besar,
karena sebagai barisan terdepan dalam menjalankan usaha GROUP SOSRO harus
dapat memperkenalkan dan menarik perhatian masyarakat terhadap produk-
produk SOSRO, dan juga harus dapat mengantisipasi dan memantau
perkembangan pasar serta para pesaingnya.
Dapat kita artikan bahwa bidang usaha distribusi pemasaran dan penjualan
ini adalah wakil dari perusahaan-perusahan produsen produk SOSRO (GROUP
SOSRO) sehingga dalam pelaksanaan kegiatan usaha PT. Sasana Caraka
Mekarjaya (SCM) harus selalu menjaga citra dan kredibilitas perusahaan.
PT. Sasana Caraka Mekaijaya (SCM) sebagai distributor penyalur produk-
produk SOSRO. dalam kegiatannya berusaha semaksimal mungkin untuk
meningkatkan penjualan dan pemasaran produk-p.roduk SOSRO sesuai dengan
target yang telah ditetapkan. Disamping itu PT. Sasana Caraka Mekaijaya (SCM)
sangat mengutamakan dan memperhatikan mutu pelayanan penjualan dan
pemasaran karena dalam kegiatan operasionalnya selain sebagai distributor
produk-poduk SOSRO, PT. Sasana Caraka M.ekaijaya (SCM) juga wakil dari
perusahaan GROUP SOSRO yang membawahi promosi, komunikasi dan citra
perusahaan produk SOSRO.
Jadi kontribusi dan krcdibilitas PT. Sasana Caraka Mekarjaya (SCM)
sangat mempengauhi dan menentukan berhasil tidaknya distribusi pemasaran dan
penjualan produk SOSRO, sehingga dalam kegiatan usahanya PT Sasana Caraka
Mekarjaya (SCM) secara terns-menerus mengembangkan faktor-faktor
pendukungnya.
Tujuan PT. Sasana Caraka Mekarjaya
1. Untuk menunjang peningkatan pemasaran dan peinjualan poduk-poduk Sosro,
sehingga dapat mennenuhi target seperti yang sudah ditetapkan.
2. Untuk pemerataan distribusi produk-produk Sosro, agar produk-produk
tersebut diterima konsumen disemua wilayah dengan mudah dan cepat serta
tersedia setiap saat.
3. Mempromosikan, mengamati dan mengantisipasi perkembangan dunia usaha
yang semakin pesat dan ketat sehingga dapat mnenghadapi persaingan di era
globalisasi saat ini.
4. Mempertahankan dan menarik konsumen disaat persaingan usaha yang sangat
ketat dewasa ini sehingga dapat mencapai dan meningkatkan target penjualan.
Begitu juga dengan sarana pendukung kegiatan operasionalnya dalam
upaya untuk memenuhi dan meningkatkan target: pemasaran dan penjualan, PT.
Sasana Caraka Mekarjaya menyediakan sarana penunjang dalam kegiatan
operasionalnya.
1. Kendaraan : truck engkel, truck double, trek box, pick up, dan motor.
2. Alat bantu jual: cooler box, electric cooler, gerobak dorong, dan lain-
lain.
Material promo: spanduk, umbul-umbul. kaos dan lain-lain. Disamping
sarana tersebut PT. Sasana Caraka Mckarjaya (SCM) juga aktif mengadakan dan
ikut serta dalam kegiatan event-event tertentu dalam rangka promosinya.
4.1.4 Hasil Produksi
Produk PT. Sinar Sosro selalu menggunakan bahan asli tanpa pemanis,
pewarna, pengawet yang dapat merugikan konsumen. PT. Sinar Sosro menjaga
keaslian dan kesegaran bahan baku untuk menunjang kualitas produk yang baik
dan sempurna. Seluruh produk minuman ringan sosro akan disalurkan untuk
dijual ke berbagai outlet baik modern maupun tradisional. Contoh modern outlet
seperti hypermarket, supermarket, minimarket, dll. Contoh tradisional outlet
seperti kios, toko klontong, grobak dorong, dll. Masing-masing outlet tersebut
akan dipisahkan lagi berdasarkan saluran distribusinya, yaitu dister, subdister,
retailer, dan konsumen akhi
PT. Sinar Sosro Kantor Penjualan Jember merupakan kantor cabang yang
bertanggung jawab atas pendistribusian dan penjualan produk sosro di wilayah
Jember dan sekitarnya. Produk sosro terdiri dari berbagai jenis minuman ringan
berbasis teh maupun non teh, diantaranya terdiri dari
l. Teh Botol Sosro
- Kategori Produk : Teh siap minum
- Tipe Kemasan : Botol (220 ml), Kotak (200 ml, 250 ml), Pouch
(230 ml, 1000 ml)
- Variant Rasa : Jasmine
- Target : Semua umur ( usia 10 - 45 tahun)
2. Fruit Tea Sosro
- Kategori Produk : Teh siap minum rasa buah
- Tipe Kemasan : Botol (235 ml), Can (318 ml), Genggam (200
ml), Pet (500 ml), Pouch (230 ml)
- Variant Rasa : Apel, Strawberry, Guava, Blackcurrant, Fusion,
Extreme
- Target : Usia 15 - 19 tahun (remaja)
3. Tebs
- Kategori Produk : Teh siap minum bersoda
- Tipe Kemasan : Botol (230 ml), Can (330 ml)
- Variant Rasa : -
- Target : Usia 20 - 35 tahun
4. Joy Tea Green
- Kategori Produk : Teh hijau siap minum
- Tipe Kemasan : Botol (234 ml), Pet (500 ml), Pouch (230 ml)
- Variant Rasa : Jasmine, Cozy-Jasmine, Cheerfull-Honey
Lemon, Passion-Apple Cinnamon
- Target : Usia 19 - 45 tahun
5. S-tee
- Kategori Produk : Teh siap minum
- Tipe Kemasan : Botol (318 ml)
- Variant Rasa : -
- Target : Usia 20 - 40 tahun
6. Happy Jus
- Kategori Produk : Jus siap minum
- Tipe Kemasan : Gengam (200 ml), Pouch (188 ml)
- Variant Rasa : Jeruk, Apel, Anggur, Cherry B, Apple Berry
- Target : Usia 8 - 12 tahun (Anak-anak)
4.1.5 Jam Kerja Perusahaan
Jam kerja pada PT. Sinar Sosro adalah sebagai berikut:
a. Senin – kamis : 08.00 – 12.00; 13.00 – 16.00
b. Jumat : 08.00 – 12.00; 13.30 – 16.00
c. Sabtu : 08.00 – 13.00
4.1.6 Kegiatan Pemasaran
Kegiatan pemasaran adalah kegiatan yang cukup penting bagi perusahaan
karena disinilah inti dari seluruh kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan. Bila
mana kegiatan pemasaran ini tidak ditangani secara sungguh-sungguh, maka tidak
mustahil bahwa kontinuitas usahanya akan terancam. Dengan demikian peranan
bagian pemasaran tidak bisa diabaikan.
Pendistribusian produk PT. Sinar Sosro ini sepenuhnya menjadi tanggung
jawab dari PT. Sinar Sosro Kantor Penjualaqn Jember. Diperintahkan langsung
oleh Unit Manager dan togas dari Supervisor Modern Mark adalah memasarkan
produk perusahaan ke pasar-pasar modern seperti:
1. Perkulakan.
Perkulakan adalah pasar modern yang menjual produk dalam jumlah besar dalam arti lusinan atau perkarton. Contoh :
Goro
2. Hypermarket. Hypermarket adalah pasar modem yang mc:njual produk dengan harga retail dalam arti dijual satuan ataupun lusinan
(kartonan). Contoh: Carrefour
3. Supermarket Super market adalah pasar modern yang menjual produk dengan satuan maupun lusinan (kartonan).
Contoh: Swalayan yang ada di Matahari, Ramayana, dan lain-lain.
4. Mini market Mini market adalah sejenis toko yang rnempunyai alat yang lebih modern dibandingkan dengan pasar tradisional.
Contoh: Alfa Mart
4.2 Penyajian Data
Sistem penjualan dan pendistribusian produk sangatlah berkaitan erat
dengan kegiatan usaha yang terjadi pada PT. Sinar Sosro Kantor Penjualan
Jember. Saluran distribusi pada PT. Sinar Sosro Kantor Penjualan Jember terdiri
dari saluran distribusi tidak langsung (SDTL) dan saluran distribusi langsung
(SDL). Distribusi tidak langsung dilakukan dengan menjual produk sosro hanya
ke dister, yang terdiri atas 42 dister. Dister-dister tersebut akan menyalurkan
produk sosro ke subdister dan diteruskan sampai ke retail sehingga konsumen
dapat memperoleh produk sosro dengan mudah, sedangkan distribusi langsung
dilakukan dengan menjual produk sosro ke modern outlet dan dengan membuka
atau mengembangkan retail baru. Hampir seluruh pendistribusian produk dalam
kegiatan penjualan pada PT. Sinar Sosro Kantor Penjualan Jember dilakukan
secara tidak langsung.
Sistem Pembelian dan penjualan PT. Sinar Sosro Kantor Penjualan Jember
masih manual, belum menggunakan sistem yang berbasis komputerisasi
4.2.1 Sistem Akuntansi Penjualan Tunai
Pada PT. Sinar Sosro Kantor Penjualan Jember, sistem penjualan dibagi
menjadi dua, yaitu Sistem Penjualan Konvensional dan Sistem Penjualan Presell.
Sistem Penjualan Konvensional maksudnya yaitu PT. Sinar Sosro Kantor
Penjualan Jember selaku produsen menjual produknya dengan cara mendatangi
konsumen, untuk selanjutnya tempat-tempat konsumen yang didatangi tadi
disebut outlet. Sedangkan Sistem Penjualan Presell maksudnya yaitu penjualan
yang didasarkan atas pesanan pelanggan dengan cara pelanggan memesan
barangnya terlebih dahulu dan kemudian PT. Sinar Sosro Kantor Penjualan
Jember mengantarkannya ketempat pemesan tersebut.
Pada sistem penjualan ini perusahaan menggunakan beberapa dokumen,
yaitu
1. Dokumen Order Form, yaitu dokumen untuk mendokumentasikan pesanan
pelanggan.
2. Dokumen Delivery List, yaitu daftar pelanggan yang memesan barang.
3. Dokomen Load Out Slip/Load In Slip, yaitu dokumen untuk pengeluaran
barang dari gudang.
4. Selling Invoice atau Faktur Penjualan untuk transaksi penjualan. Faktur
penjualan tunai terdiri dari dua rangkap.
5. Dokumen Route Header Form, yaitu dokumen untuk kepeduan rekapitulasi
penjualan per-cute dan sebagai tanda terima pembayaran hasil penjualan dari
salesman kepada kasir.
6. Dokumen Dandy Credit Summary, yaitu dokumen yang dgunakan untuk
mencatat Credit Issuance dan Credit Colleetion (penjualan kredit yang
dikeluarkan dan penjualan kredit yang tertagih).
Adapun laporan-laporan yang dihasilkan dari sistem akuntansi penjualan,
antara lain yaitu
1. Draft Settlement Report atau Laporan Settlement, yaitu laporan yang berisi
penjualan setiap salesman secara mendetail.
2. Route Settlement Cash Summary, yaitu laporan untuk mengetahui informasi
mengenai jenis transaksi yang terjadi pada hari yang bersangkutan, total uang
yang diterima dan jumlah kredit yang diberikan sales center atau dapat juga
digunakan untuk mengetahui penjualan harian dalam bentuk uang.
3. Laporan Summary of Load Out/Lout In, yaitu laporan yang berguna untuk
mengetahui informasi penjualan dalam bentuk barang. Laporan ini dapat
memberikan gambaran tentang posisi stock setiap hari, jumlah dan jenis
produk yang di bawa, yang terjual dan yang di bawa masuk kembali ke sales
center oleh setiap salesman.
4. List of Credit Transaction, yaitu laporan yang memberikan informasi meliputi
pembayaran dan pemberian kredit (credit collection dan credit issuance) dari
setiap salesman secara detail.
Prosedur penjualan yang digunakan perusahaan dibedakan menjadi dua,
yaitu Prosedur Penjualan Presell dan Prosedur Penjualan Konvensional. Tidak
adanya penjualan kredit, disebabkan karena perusahaan berusaha sedapat mungkin
menghindan penjualan secara kredit yang menyebabkan perputaran modal
perusahaan menjadi terhambat
Sistem penjualan tunai dibagi menjadi dua, yaitu Sistem Konvensional dan
Sistem Presell sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya.
Berikut ini penjelasan dari masing-masing sistem penjualan
1. Sistem Penjualan Tunai Konvensional
Penjualan tunai pada sistem konvensional, dimana prosedur yang dilakukan
tidak seperti pada umumnya, karena tidak melalui pemesanan terlebih dahulu.
Prosedur selengkapnya adalah sebagai berikut
a. Tim Marketing bekerja sama dengan Physical Distribution Manager
membuat selling forecasting, yang berisi informasi tentang hasil penjualan
sebelumnya untuk mengetahui trend penjualan pada saat itu. Misalnya,
apabila konsumen pada saat itu lebih banyak membeli Teh Botol, maka
perusahaan akan lebih banyak memproduksi Teh Botol.
b. Setelah barang selesai diproduksi, setiap salesman menerima selling
forecasting untuk mengetahui trend penjualan pada hari itu, sehingga
salesman dapat mengisi dokumen dengan tepat. Sebelum salesman
berangkat sesuai dengan rutenya, terlebih dahulu salesman meminta
barang ke gudang dengan mengisi dokumen berdasarkan selling
forecasting.
Dokumen terdiri darn rangkap 3 (tiga), yaitu
- Lembar ke-1 untuk Bookkeeper
- Lembar ke-2 untuk Shipper
- Lembar ke-3 untuk Salesman
c. Shipper 1 memeriksa barang yang akan keluar sesuai. dengan yang tertera
pada kolom LOS pada dokumen. Jika telah sesuai, maka Shipper I
menginput data dari barang yang keluar. Dokumen Lembar ke-1 dan ke-2
dipegang oleh Shipper.
d. Setelah proses pemuatan dan pemeriksaan barang (loading) di gudang
selesai, maka salesman dan barang menuju ke Spot Checking atau tempat
pemeriksaan kembali sebelum keluar dari perusahaan. Di Spot Checking
ini barang yang akan keluar kembali diperiksa olch Shipper II atau Shipper
lapangan dibantu oleh sekuriti. Jika ada selisih, maka terlebih dahulu di
adjusment (disesuaikan) untuk kemudian diproses oleh Shipper ke
persediaan barang dengan menghubungi Shipper I atau Shipper gudang.
Setelah dicocokkan, maka Shipper II mengijinkan barang keluar dari
perusahaan.
e. Salesman mendatangi outlet-outlet dan melakukan transaksi tunai dengan
pelanggan. Untuk transaksi tunai ini, salesman membuat invoice.
Dokumen invoice ini terdiri dari rangkap 2
- Lembar ke-1 untuk Pelanggan
- Lembar ke-2 untuk Salesman
Pelanggan menyerahkan sejwnlah uang kas kepada salesman sebagai
pembayaran,
f. Sekembali dari rutenya, salesman mengembalikan sisa barang ke gudang
dengan mengisi kembali dokumen pada kolom LIS. Shipper I atau Shipper
gudang memeriksa sisa barang yang masuk dan sesuai dengan yang tertera
pada kolom LIS dan menginput jumlah barang yang masuk ke gudang
g. Salesman mengeluarkan dokumen RHF dan mengisi hasil penjualan dari
rutenya pada hari itu berdasarkan dokumen dan invoice. Dokumen RHF
ini dibuat rangkap 3 (tiga), yaitu
- Lembar ke-1 untuk Bookkeeper
- Lembar ke-2 untuk Kasir
- Lembar ke-3 untuk Salesman
Salesman menyerahkan dokumen RHF dan uang kas kepada kasir.
h. Salesman mengumpulkan lembar ke-2 dokumen invoice dan lembar ke-3
dokumen RHF untuk digabungkan menjadi satu dalam paket RHF dan
selanjutnya diserahkan kepada Bookkeeper.
i. Shipper gudang menyerahkan dokumen lembar ke-1 yang telah diisi dan
diperiksanya kepada RS Bookkeeper.
2. Penjualan tunai pada sistem presell Penjualan tunai pada sistem presell, merupakan penjualan dengan cara pelanggan atau calon pembeli memesan barang
terlebih dahulu. Prosedur selengkapnya adalah sebagai berikut
a. Calon pembeli atau pelanggan memesan barang ke bagian penjualan, yaitu
ke Preseller di sales center.
b. Semua order form diserahkan Preseller kepada Dispatcher untuk
diakumulasikan. Dispatcher kemudian membuat dokumen dan Delivery
List untuk diserahkan dan dibawa oleh Deliveryman.
c. Deliveryman mengambil barang di gudang dan menyerahkan dokumen
yang memuat data seluruh pesanan yang dikirim.
Dokumen LOS/LiS terdiri dari rangkap 3 (tiga), yaitu
- Lembar ke-1 untuk Bookkeeper
- Lembar ke-2 untuk Shipper
- Lembar ke-3 untuk Deliveryman
d. Shipper I (shipper gudang) memeriksa barang yang akan keluar gudang
berdasarkan dokumen dan menginput barang yang keluar berdasarkan
dokumen tersebut.
e. Deliveryman beserta barang pang akan dikirim menuju Spot Checking
untuk diperiksa kembali oleh Shipper II atau Shipper Lapangan yang
dibantu oleh Sekuriti. Setelah diperiksa dan disetujui, maka Shipper 11
mengijinkan barang keluar dari perusahaan.
f. Deliveryman mendatangi outlet-outlet yang tertera pada daflar pemesan
dan melakukan transaksi tunai dengan pelanggan. Untuk transaksi tunai ini
Deliveryman mengeluarkan invoice.
Dokumen invoice ini terdiri dari rangkap 2 (dua),
yaitu
- Lembar ke-1 untuk Pelanggan
- Lembar ke-2 untuk Deliveryman
Pelanggan menyerahkan sejumlah uang kas kepada Deliveryman sebagai
pembayaran.
g. Sekembalinya dari mengantarkan pesanan, Deliveryman kembali ke
gudang untuk check in dengan mengisi kembali dokumen LOS/LIS pada
kolom LIS. Shipper memeriksa sisa barang yang masuk (jika ada), sesuai
dengan yang tertera pada kolom LIS, dan shipper gudang menginput data
yang ada di dokurnen LOS/LIS untuk mengupdate persediaan barang
digudang.
h. Deliveryman mengeluarkan dokumen RHF dan mengisi hasil penjualan
dari barang yang dikirim pada hari itu berdasarkan dokumen LOS/LIS dan
invoice.
Dokumen ini dibuat rangkap 3 (tiga), yaitu
- Lembar ke-1 untuk RS Bookkeeper
- Lembar ke-2 untuk Kasir
- Lembar ke-3 untuk Deliveryman
Deliveryman menyerahkan dokumen RHF Lmbar ke-2 dan kas kepada
Kasir.
i. Deliveryman mengumpulkan semua dokumen lembar ke-2 doku nen
invoice dun lembar ke-1 dokumen RHF untuk d gabungkan menjadi satu
dalam paket RHF dun selanjutnya diserahkan kepada Bookkeeper.
j. Shipper gudang menyerahkan dokumen lembar ke-1 yang telah diisi dan
diperiksanya pada Bookkeeper.
4.2.2 Sistem Akuntansi Penerimaan Kas
Sistem dan prosedur penerimaan kas pada PT. Sinar Sosro Kantor
Penjualan Jember terdiri dari penerimaan kas tunai dan penerimaan kas dari
penagihan piutang. Dokumen yang dipakai untuk penerimaan kas yaitu
l. Faktur penjualan kredit yang akan dilunasi oleh pelanggan.
2. Dokumen RHF, untuk penyetoran hasil penagihan kasir.
3. Dokumen Daily Credit Summary, untuk mendokumentasikan berapa piutang
yang telah tertagih.
Prosedur penerimaan kas pada PT. Sinar Sosro Kantor Penjualan Jember
yang dibahas disini adalah prosedur penerimaan kas dari penjualan kredit Karena
penerimaan kas dan penjualan tunai telah diuraikan sebelumnya. Penerimaan kas
dari penagihan piutang ini berlaku bagi Sistem Presell.
Adapun prosedur yang dilakukan oleh PT. Sinar Sosro Kantor Penjualan
Jember dalain penerimaan kas adalah sebagai berikut
1. Salesman/Deliveryman menerima daftar tagihan dan faktur asli dari penjualan
kredit pelanggan dari Bookkeeper di Sales Center.
2. Salesman/Deliveryman mendatangi pelanggan dan melakukan penagihan.
3. Pelanggan membayar tagihan dan menerima faktur penjualan asli dari penagih
yang telah dibubuhi tanda "lunas" sebagai bukti telah melunasi tagihannya.
4. Sekembalinya dari tempat pelanggan, Salesman/Deliveryman mengisi
dokumen Daily Credit Summary dan mengisi berapa jumlah kredit yang
tertagih (credit collection).
Dokumen Daily Credit Summary ini terdiri dari rangkap 2 (dua), yaitu
- Lembar ke-1 untuk RS/AR Bookkeeper
- Lembar ke-2 untuk SalesmanlDeliveryman
5. Kemudian Salesman/Deliveryman mengisi dokumen Route Header Form.
Dokumen ini terdiri dari 3 (tiga ) rangkap, yaitu
- Lembar ke-1 untuk RS Bookkeeper
- Lembar ke-2 untuk Kasir
- Lembar ke-3 untuk Salesman/Deliveryman
6. Salesman/Deliveryman menguMpulkan dokumen lembar ke-l dari dokumen
Daily Credit Summary dan Route Header Form, dan menyerahkannya kepada
RS Bookkeeper.
7. RS Bookkeeper mengarsipkan dokumen Route Header Form dare
menyerahkan dokumen Daily Credit Summary pada A/R Bookkeeper.
8. A/R Bookkeeper mencatat piutang yang tertagih berdasarkan dokutnen Daily
Credit Summary dan kemudian mengarsipkan dokumen tersebut.
4.3 Pembahasan
4.3.1 Evaluasi Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Tunai
Dalam hal ini akan dijelaskan mengenai evaluasi dari penulis dalam sistem
informasi akuntansi penjualan tunai pada PT. Sinar Sosro Kantor Penjualan
Jember. Batasan-batasan yang diuraikan yaitu mengenai kelemahan dan kebaikan
dari sistem yang diterapkan beserta alternative lain untuk menjadikan sistem
tersebut menjadi lebih baik lagi. Obyek-obyek sistem yang dievaluasi adalah
Fungsi yang terkait, dokumen yang digunakan, jaringan prosedur yang
membentuk sistem serta catatan akuntansi yang digunakan.
1. Evaluasi terhadap Fungsi yang Terkait
Terdapat kelemahan yang dapat menyebabkan perusahaan merugi, seperti
penyelewengan. Kelemahan tersebut ada pada fungsi kasir dan administrasi yang
dilakukan oleh seorang petugas. Seharusnya bagian kasir dan administrasi tidak
melakukan perangkapan fungsi-fungsi tersebut karena fungsi tersebut adalah
tugas-tugas bagian akuntansi dan keuangan. Telah disebutkan dalam tugas dan
wewenang bagian akuntansi dan keuangan antara lain; mengorganisir dan
mengawasi bagian-bagian akuntansi seperti hutang piutang, pembukuan dan
sebagainya, mempersiapkan laporan harian, memeriksa pembukuan setiap bulan,
dan memastikan transaksitransakti telah dibukukan ke dalam jurnal dan buku
besar. Tugas-tugas tersebut berarti bahwa bagian kasir dan administrasi tidak
seharusnya merangkap fungsi pencatatan buku besar dan piutang dagang, namun
bagian kasir dan administrasi hanya berfungsi sebagai kasir dan administrasi
penjualan saja.
2. Evaluasi terhadap Prosedur yang Terkait
Secara keseluruhan, sistem penjualan tunai yang berjalan saat ini cukup
baik. Unsur pengendalian intern yang terdapat didalamnya telah diterapkan
dengan cukup baik.
1) Otorisasi Transaksi
Otorisasi transaksi dalam penjualan tunai adalah Supervisor Pemasaran
menerima Rekapitulasi Laporan Penjualan Harian Salesman dan pengajuan
Surat Permintaan Pengeluaran Barang dari Salesman, untuk mengevaluasi
rencana penjualan berikutnya atau yang akan dilakukan. Tidak terdapat
otorisasi kredit karena sebagian besar penjualan yang dilakukan adalah
penjualan secara tunai.
2) Pengamanan Persediaan Barang dan Catatan
Pengamanan persediaan barang dan catatan dilakukan dengan cara
antara lain; pesanan dipenuhi atas dasar pesanan penjualan yang disetujui
oleh Supervisor Pemasaran yang sebelumnya telah menerima Rekapitulasi
Laporan Penjualan Harian dari Salesman, kuantitas barang yang berada di
gudang maupun yang keluar dari gudang dihitung oleh petugas yang
bertanggung jawab atas stok barang, dan barang dikirimkan ke customer
setelah customer memesan atau pesanan penjualan diterima oleh bagian
penerimaan pesanan. Yang bertugas sebagai bagian penerimaan pesanan
dalam hal ini adalah Salesman.
3) Pemisahan Tugas
Pemisahan tugas dalam sistem informasi akuntansi penjualan secara
tunai telah berjalan dengan cukup baik dan fungsi-fungsi yang terdapat dalan
sistem juga telah terpisah. Fungsi penerimaan pesanan dilakukan oleh
Salesman. Fungsi gudang dilaksanakan oleh bagian gudang itu sendiri dan
telah terpisah dari fungsi pengiriman yang dilaksanakan oleh salesman.
Fungsi pencatatan buku besar dilaksanakan oleh bagian kasir dan
administrasi sama halnya dengan penjualan.
4) Dokumen dan Catatan yang Memadai
a) Nota Penjualan Tunai
Nota penjualan tunai dibuat berdasarkan order dari customer,
diverifikasi sebelum dikirimkan kepada customer, dan dicocokkan
dengan daftar harga oleh Salesman.
b) Buku Besar
Jurnal transaksi dibuat setiap hari oleh bagian kasir dan administrasi.
Seharusnya tugas tersebut dilakukan oleh bagian akuntansi dan keuangan
sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya.
3. Evaluasi Terhadap Dokumen yang digunakan
Dokumen yang digunakan perusahaan dalam sistem penjualan tunai sama
dengan dokumen yang seharusnya digunakan dalam sistem penjualan tunai.
Hanya saja bentuk atau sifat dan namanya yang berbeda. Dalam perusahaan,
mayoritas menggunakan dokumen soft copy.
1) Surat Permintaan Pengeluaran Barang
Surat permintaan pengeluaran barang dari gudang yang dibuat oleh
Salesman, disetujui oleh Supervisor Pemasaran, dan dilaksanakan oleh Bagian
Gudang. Telah terdapat keterangan tanggal dan Salesman yang mengajukan
permohonan permintaan pengeluaran barang. Diotorisasi oleh Supervisor dan
Salesman yang terkait ketika permintaan barang disetujui dan telah diterima
oleh Salesman.
2) Rekapitulasi Laporan Penjualan Harian
Laporan Salesman perihal jenis dan jumlah barang pada posisi stok awal,
diterima, return, uang tunai atau giro diterima, dan stok akhir yang dibuat
setiap akhir hari kerja. Telah terdapat keterangan Salesman, tanggal, disetujui
oleh Supervisor Pemasaran, diketahui oleh Sales Manager, dan dibuat oleh
Salesman yang bertanggung jawab atas penjualan. Rekapitulasi Laporan
Penjualan Harian digunakan sebagai bukti penyetoran uang atau giro kepada
bagian kasir dan administrasi pada akhir jam kerja Salesman dan diarsipkan
oleh Salesman tersebut menurut tanggalnya.
3) Faktur Penjualan
Faktur penujualan yang digunakan sebagai bukti penjualan Salesman ke
pembeli atau customer dengan harga grosir dan semi grosir. Telah terdapat
nomor urut tercetak, tanggal, tanda tangan penerima faktur (customer),
keterangan customer, daftar kuantitas, total harga, dan ditandatangani oleh
Salesman yang terkait.
4. Evaluasi terhadap Catatan Akuntansi
Prosedur penjualan tunai pada sistem konvensional dimulai dari pengisian
formulir atau dokumen permintaan barang oleh salesman kepada shipper atau
bagian gudang dan jumlah barang yang diminta berdasarkan selling forcasting
(pengalaman-pengalaman sebelumnya). Dokumen yang dipakai untuk keperluan
tersebut adalah dokumen LOSILIS. Pada saat hendak keluar, salesman mengisi
jurnlah barang yang dikeluarkan bagian gudang untuk keperluannya pada kolom
LOS dan pada saat salesman kembali dari rutenya, salesman kembah ke gudang
dengan sisa barangnya, hal ini karena tidak semua produk yang dibawanya
tersebut lake toual. Selanjutnya salesman mengisi jumlah sisa barang tersebut
pada kolorn LIS. Dokumen LOSILIS ini dipakai bagian gudang untuk
menyesuaikan jurnlah barang yang keluar dan dokumen ini jugs digunakan bagian
pembukuan untuk mengetahui jumlah barang yang terjual dan dibandingkan
dengad dokumen RET sebagai bukti pembayaran oleh salesman, sehingga dengan
dernikian terjadi cross check antara bagian gudang dan salesman. Untuk keperluan
pengawasan atas persediaan, dokumen LOSILIS dijadikan dasar pemerikmn
barang yang akan keluar dari perusahaan yang dilakukan oleh shipper lapangan
daze sckuriti. Barang yang akan keluar diperiksa kuantitasnya dan hares sesuai
dengan yang tertera pads dokumen LOSILIS, jika ada selisih, maka disesuaikan
oleh shipper lapangan dan dikonfirmasikan ke gudang. Pemeriksaan ini dilakukan
untuk kepeduan kontrol atas persediaan dan untuk mencegah pencurian aktiva
dalam hal ini persediaan.
Transaksi penjualan tunai menggunakan faktur rangkap dua dan
didistribusikan pada pembeli dan bagian pembukuan. Faktur penjualan dibuat pre-
numbered (bernomor unit cetak) sebagai kontrol atas dokumen. Dokumen yang
rusak atau batal pada akhimya juga harus diserahkan ke bagian pembukuan untuk
mencegah penyalahgunaan atas faktur tersebut. Salesman mengisi dokumen RHF
berdasarkan faktur penjualan karena dokumen RHF merupakan rekapitulasi dari
penjualan per-rute yang dilakukan oleh salesman. Dokumen RHF jugs
diserahklcan pada bagian pembukuan berikut semua faktur penjualan yang asli.
Bagian pembukuan meneliti dan membandingkan faktur penjualan yang ada
dengan dokumen REF, hal ini untuk memastikan jumlah yang tertera pada
dokumen RHF tepat dan cocok dengan total faktur penjualan yang ada.
Sebelumnya, salah satu copy dokumen RHF digunakan oleh salesman untuk
penyerahan kas hasil penjualan tunai pada kasir dan dengan demikian dapat
dibandingkan data penerimaan kas hasil penjualan dari kasir dengan data
penjualan dari bagian pembukuan.
Untuk sistem presell, calon pembeli atau pelanggan memesan produk
terlebih dahulu, kemudian baru diantarkan oleh salesman. Pemesanan dilakukan
oleh calon pembeli biasanya dengan cara rnengirim faksimili kepada perumhaan
(dalam hal ini ditangani oleh begun pemesanan yakni preseller). Presefer
mengumpulkan semua order dan memberikannya kepada dispatcher untuk
diakumulasikan dan selanjutnya membuat dokumen-dokumen yang diperlukan
seperti daftar pengiriman barang, dokumen LOSILIS yang kuantitasnya telah diisi
berdasarkan total pemesanan dan faktur penjualan yang telah diisi. Semua
dokumen tersebut diserahkan kepada salesman. Salesman mengambil barang ke
gudang berdasarkan dokumen LOSILIS yang telah diisi oleh bagian order
penjualan Tidak berbeda dengan sistem konvensional, proses pengeluaran barang
dalam sistem presell juga melalui cara yang sama, dimana dalam proses
pengeluaran barang dilakukan pemeriksaan sebanyak dua kali, yakni di gudang
dan di spot checking berdasarkan dokumen LOSILIS. Begitu juga dengan tahap-
tahap selanjutnya sama dengan sistem konvensional.
Menurut penulis, prosedur penjualan tunai yang diserahkan oleh
perusahaan telah memadai dimana kontrol atas barang dan uang dapat dilakukan
dengan baik antara bagian yang satu dengan bagian yang lain. Prosedur
pengeluaran barang dan gudang yang melewati beberapa kali pemeriksaan baik
oleh bagian gudang maupun sekuriti, ini akan meminimalisir terjadinya loss akan
barang.
4.3.2 Evaluasi Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas
1. Evaluasi terhadap Fungsi yang Terkait
Bagian yang terkait dalam Sistem Akuntansi Penerimaan Kas dari
penjualan tunai pada PT. Sinar Sosro Kantor Penjualan Jember yaitu bagian
penjualan, bagian gudang, bagian pengiriman, bagian kasir dan bendahara. Unit
organisasi yang ada pada PT. Sinar Sosro Kantor Penjualan Jember telah sesuai
dengan teori seperti terdapat fungsi penjualan, fungsi gudang, fungsi pengiriman,
fungsi kasir, dan fungsi akuntansi. Tanggung jawab dan tugas yang dilakukan
pada PT. Sinar Sosro Kantor Penjualan Jember tidak sesuai dengan teori
contohnya bagian penjualan yang menerima uang pembayaran dari pembeli.
Seharusnya tugas menerima uang pembayaran dari pembeli dilakukan oleh bagian
kasir. Bagian gudang tugasnya menyiapkan barang yang dibeli oleh pembeli sama
dengan konsep teori. Bagian pengiriman tugasnya telah sesuai dengan teori yaitu
menyerahkan barang kepada pembeli. Bagian kasir tugasnya menerima kas dari
penjualan dan menyetorkan ke bank dan bendahara mencatat penerimaan kas di
jurnal penerimaan kas. Pada dasarnya, semua bagian terkait yang ada pada PT.
Sinar Sosro Kantor Penjualan Jember telah sesuai dengan konsep teori
2. Evaluasi terhadap Prosedur yang Terkait
Prosedur Sistem Akuntansi Penerimaan Kas dari penjualan tunai yang
diterapkan oleh PT. Sinar Sosro Kantor Penjualan Jember adalah pembeli
memesan dan membayar barang kepada bagian penjualan lalu mendapatkan
barangnya. Kemudian, bagian kasir menerima kas dari bagian penjualan dan
menyetorkannya ke bank. Setelah itu bagian keuangan mencatat transaksi
penerimaan kas ke dalam jurnal penerimaan kas berdasarkan bukti setor bank dari
bagian kasir.
Berdasarkan uraian tersebut prosedur penjualan tunai yang diterapkan
pada PT. Sinar Sosro Kantor Penjualan Jember belum sesuai dengan teori
penerimaan kas over the counter sale yang pembeli datang ke perusahaan,
melakukan pemilihan barang atau produk yang akan dibeli, melakukan
pembayaran ke kasir, dan kemudian menerima barang yang akan dibeli. Pada PT.
Sinar Sosro Kantor Penjualan Jember bagian yang menangani prosedur
penerimaan kas adalah bagian penjualan namun pada teori prosedur yang
menerima kas dari pembeli adalah bagian kasir.
3. Evaluasi Terhadap Dokumen yang digunakan
Dokumen yang digunakan dalam Sistem Akuntansi Penerimaan Kas dari
penjualan tunai pada PT. Sinar Sosro Kantor Penjualan Jember adalah bukti
penjualan dan bukti setor bank. Sementara, dokumen dalam teori adalah faktur
penjualan tunai, pita register, bukti setor bank dan rekap harga pokok penjualan.
Berdasarkan uraian di atas, bukti penjualan sama fungsinya dengan faktur
penjualan tunai, sementara pita register tidak ada karena pencatatan transaksi
penjualan masih manual dan rekap harga pokok produksi tidak digunakan pada
PT. Sinar Sosro Kantor Penjualan Jember. Bukti penjualan kadang kala digunakan
apabila ada pembeli yang meminta menggunakan bukti transaksi. Dokumen
tersebut berisi informasi data mengenai nama, alamat pembeli, nama barang,
kuantitas, harga, total harga dan juga otorisasi bagian terkait serta penerimaa
barang. Sistem otorisasi yang dilakukan oleh bagian terkait dan penerima barang
perlu dilakukan sebagai bukti bahwa barang telah terjual dan diterima oleh
pembeli selain itu juga digunakan sebagai bukti pendukung yang valid untuk
pencatatan ke dalam buku transaksi penjualan oleh bagian penjualan
namundokumen tersebut tidak digunakan secara rutin, makamengakibatkan
kurang validnya dokumen bukti transaksi yang dimiliki oleh PT. Sinar Sosro
Kantor Penjualan Jember. Bukti setor bank berisi informasi tentang bukti
penyetoraan uang yang diterima oleh bagian kasir ke bank dengan semua jumlah
penerimaan pada hari itu juga atau berikutnya, dokumen ini diisi oleh bagian kasir
untuk penyetoran uang kemudian dijadikan dasar pencatatan penerimaan kas oleh
bendahara.
4. Evaluasi terhadap Catatan Akuntansi
Sistem dan prosedur penerimaan kas pada PT. Sinar Sosro Kantor
Penjualan Jember dinilai sudah cukup baik, dimana penerimaan kas telah
menggunakan dokumen yang cukup memadai. Dokumen yang dipakai dalam hal
ini antara lain dokumen Daily Credit Summary, yakni untuk mendokumentasikan
beberapa jumlah piutang yang tertagih dan ditujukan pada bagian pembukuan
piutang untuk selanjutnya dicatat dan disesuaikan ke buku piutang, Dokumen lain
yang dipergunakan yaitu dokumen Route Header Form yakni dokumen yang
digunakan untuk mendokumentasikan jumlah dari uang kas yang didapat dari
penagihan piutang dan sebagai alat bukti setoran kas oleh salesman kepada kasir
serta sebagai dasar bagi pihak pembukuan untuk mencatat penerimaan kas pada
buku kas. Untuk pembeli diberikan faktur penjualan lembar asli yang telah
dibubuhi tanda "lunas" oleh salesman sebagai bukti bahwa ia telah melunasi
hutangnya.
Prosedur penerimaan kas pada PT. Sinar Sosro Kantor Penjualan Jember
telah cukup baik, hat ini dapat dilihat, dari pemisahan fungsi penyimpanan dan
pencatatan yang terpisah antara kasir dan bagian pembukuan, sehingga dapat
dilakukan cross check. Dokumen RHF sebagai bukti penyerahan uang kas kepada
perusahaan dibuat rangkap tiga, yakni untuk kasir, bagian pembukuan, dan untuk
salesman, sehingga masing-masing bagian mempunyai data tentang penerimaan
kas dan data-data tersebut dapat diperbandingkan.
Dokumen DCS digunakan untuk mengisi jumlah piutang yang tertagih dan
jadikan dasar o1eh bagian pembukuan seksi piutang untuk menyesuaikan jumlah
piutang perusahaan. Dokumen DCS dapat juga dibandingkan dengan dokumen
RHF sebagai dokumen untuk penyerahan kas. Jumlah yang tertera pada dokumen
RHF untuk kolom penerimaan kas dari penagihan piutang harus sama dengan
kolom jumlah piutang tertagih (credit collection) pada dokumen DCS. Jadi,
sebenarnya dokumen yang satu dengan dokumen yang lain saling berkaitan dan
merupakan alat bagi manajemen untuk keperluan pengawasan.
Pihak manajemen perusahaan telah melakukan pemisahan fungai-fungsi
yang ada, misalnya fungsi pencatatan terpisah dengan fungsi penerimaan kas.
Pengawasan dalam penerimaan kas sangat diperhatikan, karena manajemen sangat
menyadari rawannya aktiva tersebut akan penyelewengan, pencurian, dan
penyalahgunaan. Manajemen dapat melakukan cross check penerimaan kas
dengan membandingkan dokumen RHF sebagai bukti penyerahan kas dari
salesman dengan dokumen LOSILIS dari bagian gudang yang merupakan bukti
barang keluar dan merupakan jumlah barang yang terjual, sehingga dapat dihitung
berapa hasil penjualan, dan dengan demikian dapat dibandngkan. Untuk
penerimaan kas dan penagihan piutang, dokumen RHF dibandingkan dengan
dokumen DCS yang memuat data. piutang yang tertagih, sehingga dengan
demikian akfiva; dalam hal ini kas dapat lebih terkontrol.
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan pada bab-bab sebelumnya
maka penulis akan memberikan kesimpulan atas penulisan skripsi ini. Selain itu
penulis akan memberikan saran-saran yang kiranya akan bermanfaat bagi
manajemen perusahaan dimasa yang akan datang.
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan data-data dan analisis yang dilakukan pada bab-bab
sebelumnya, maka penulis akan memberikan kesimpulan sebagai berikut:
1. Penjualan dilakukan dengan dua cara, yaitu penjualan konvensional dan
penjualan presell. Penjualan konvensionat dilakukan dengan cara mendatangi
konsumen langsmg ke outletnya, sedangkan penjualan presell dilakukan
berdasarkan pesanan yang dilakukan pembeli terlebih dahulu untuk kemudian
diantar oleh petugas perusahaan.
2. Perusahaan menerapkan prosedur yang baik dalam penjualan dan telah
berjalan dngan baik Dokumen yang dipakai dalam mendukung proses
penjualan dapat saling dibandingkan. Dengau demikian, terjadi cross check,
sehingga barang yang keluar, kas yang masuk, dan piutang yang terjadi dapat
dikontrol dengan baik.
3. Sistem akuntansi penjualan dari penerimaa kas yang diterapkan perusahaan
dapat membantu manajemen dalam aktivitas pengendalian atas penjualan dan
penerimaan kas. Hal int dapat dilihat bahwa perusahaan telah melakukan
pemisahan fungsi yang cukup jelas antar bagian, dan perusahaaan juga
menggunakan dokumen bernomor unit cetak, serta melakukan langkah-
langkah untuk penjagaan asset.
5.2 Saran
Dari kesimpulan diatas penulis memberikan saran-saran sebagai
pertimbangan dan jalan keluar dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi
yaitu.
1. Keadaan sistem akuntansi penjualan dan penerimaan kas yang ada saat ini
sudah cukup baik, untuk itu disarankan agar mempertahankan keadaan
tersebut dan bahkan ditingkatkan lagi dimasa yang akan datang dengan
membenkan perhatian dan bimbingan kepada karyawan ataupun bagian-
bagian yang texlibat.
2. Perusahaan sebaiknya membentuk fungsi kredit tersendiri yang khusus
menangani masalah kredit agar pelaksanaannya lebih efisien
3. Perusahaan sebaiknya membuat bagian khusus untuk fungsi penagiihan,
sehingga penagihan tidak dilakukan 1agi aleh bagian penjualan, dalam hal ini
salesman dan agar tidak terjadi fungsi yang ganda
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi,2006, Prosedur Penelitian. Rineka Cipta, Bandung Azhar, Susanto. 2008. Sistem Informasi Akuntansi, Struktur Pengendalian
Resiko Pengembangan, Edisi Perdana, Lingga Jaya, Bandung Bodnar, George H and William S Hopwood, 2001. Accounting Information
System. Eight Edition. New Jersey. Prantice – Hell Erlina Nanda Riani, 2008, Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Dan
Penerimaan Kas Pada PT. Indofarma Global Medika Medan, Skripsi, Universitas Sumatera Utara, Medan
Gatot Yusianto, 2014, Analisis Penerapan Sistem Informasi Akuntansi
Pembelian Dan Penjualan Pada CV. Barezky Total (Studi Kasus Mikro Ekonomi Pada UMKM usaha Mikro, Kecil Dan Menengah), Skripsi Universitas Mercu Buana, jakarta
H M Jogianto, 2001. Analisis dan Desain Sistem Informasi. Andi, Yogyakarta Jusup, AL. Haryono. 2001. Dasar-dasar Akuntansi. STIE, Yogyakarta Kotler, Philip, 2006. Manajemen Pemasaran, PT. Indeks kelompok Gramedia,
Jakarta La Midjan, 2003, Sistem Informasi Akuntansi I, Lembaga Informasi, Bandung La, Midjan dan Azhar, Susanto, 2003. Sistem Informasi Akuntansi II, Sistem
Praktika Penyusunan Metode dan Prosedur, Edisi Kedelapan, Linggajaya, Bandung
Marbun. 2003. Kamus Manajemen, Sinar Harapan, Jakarta. Margono. 2004. Metodologi Penelitian. Rineka Cipta, Jakarta Melia Delima, 2010, Evaluasi Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Pada
PT X, Jakarta, Skripsi, Institut Pertanian Bogor, bandung Moch.Atho’illah Tamimi, 2013, Evaluasi Sistem Akutansi Penerimaan Dan
Pengeluaran Kas Pada Taman Botani Sukorambi, Skripsi, Universitas Negeri Jember, Jember
Moleong, L.J. (2011). Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. PT Remaja
Rosdakarya, Bandung Mulyadi. 2010. Sistem Akuntansi. Salemba Empat, Jakarta Mukhtar, Ali Masjono, 2009. Audit Sistem Informasi, Cetakan Pertama, Rineka
Cipta, Jakarta. . Prasasti Pratama, 2010, Tinjauan Atas Sistem Informasi Akuntansi Penjualan
Pada PT. Sinar Sosro Kantor Penjualan Bandung 1, Skripsi, Universitas Widyatama, Bandung
Romney, Marshall B., Steinbert, Paul J., 2005. Sistem Informasi Akuntansi, Edisi
Sembilan, Jilid Satu, Salemba Empat, Jakarta. Sugiyono. 2010. Statistika untuk Penelitian. Alfabeta, Bandung Soemarso, S.R. 2009. Akuntansi Suatu Pengantar. Edisi 5. Salemba Empat,
Jakarta. Sri Wahyuni, 2006, Sistem akuntansi penjualan dan penerimaan kas pada PT.
Coca-Cola Bottling Indonesia Medan, Skripsi, Universitas Sumatera Utara, Medan
Tata, Sutabri. 2004. Sistem Informasi Akuntansi, edisi 1, Andi, Yogyakarta. Widjajanto, Nugroho. 2001. Sistem Informasi Akuntansi. Erlangga, Jakarta.
EVALUASI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN TUNAI DAN PENERIMAAN KAS PADA PT. SINAR SOSRO
KANTOR PENJUALAN JEMBER
SKRIPSI
Diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Studi Akuntansi (S1)
dan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi
Oleh :
HARISKA BERLIAN AYU D. NIM 11 1042 1141
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
2015
PENGESAHAN
Skripsi berjudul EVALUASI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI
PENJUALAN TUNAI DAN PENERIMAAN KAS PADA PT. SINAR SOSRO
KANTOR PENJUALAN JEMBER, telah diuji dan disahkan oleh Fakultas
Ekonomi Universitas Muhammadiyah Jember pada :
Hari :
Tanggal :
Tempat : Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Jember
Tim Penguji,
Norita Citra Y, SE, MM NPK. 11 03 580
Anggota 1, Anggota 2,
Dr. Arik Susbiyani,M.Si Diyah Probowulan,SE,MM NPK 01 09 289 NPK 05 03 524
Mengesahkan :
Dekan, Ketua Program Studi,
Drs. Achmad Suharto, MP. Norita Citra Y, SE, MM NPK. 89 06 242 NPK 11 03 580
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya
serta shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad
SAW, keluarga, dan seluruh umat Islam pengikut jalan dri suri tauladan yang
baik. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan syukur Alhamdulillah untuk
setiap anugerah yang tiada terkira yang telah diberikan kepada penulis selama ini
sehingga dapat melalui proses studi yang panjang ini dan menyelesaikan skripsi
dengan judul " Evaluasi Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Tunai Dan
Penerimaan Kas Pada PT. Sinar Sosro Kantor Penjualan Jember
Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat
untuk menyelesaikan pendidikan strata satu (S1) pada Fakultas Ekonomi
Universitas Muhammadiyah Jember Penyusunan ini tidak lepas dari bimbingan, bantuan dan dukungan yang sangat berarti dari berbagai pihak. Maka
dalam kesempatan ini, peulis dengan ketulusan hati mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :
1. Bapak Dr. Aminullah Elhady, Rektor Universitas Muhammadiyah Jember.
2. Bapak Drs. Achmad Suharto, MP selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Muhammadiyah Jember.
3. Ibu Norita Citra Y, SE, MM selaku Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas
Ekonomi Universitas Muhammadiyah Jember.
4. Ibu Dr. Arik Susbiyani,M.Si selaku Dosen Pembimbing Utama Skripsi.
5. Ibu Diyah P, SE.MM selaku Dosen Pembimbing Pendamping Skripsi
6. Seluruh dosen di Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Jember yang
telah memberikan bekal ilmu pengetahuan selama masa perkuliahan
berlangsung.
7. Seluruh staf administrasi dan akademik di Fakultas Ekonomi Universitas
Muhammadiyah Jember yang telah memberikan kelancaran proses
administrasi selama kuliah dan penulisan skripsi ini.
8. Orang tua da keluarga yang telah memberi banyak dukungan.
9. Teman-temanku semua yang telah membantu dalam memberikan dorongan
dalam penulisan dari awal hingga akhir penyusunan skripsi ini.
10. Dan semua pihak yang telah ikut serta membantu dalam penyelesaian skripsi
ini.
Akhirnya penulis menyadari bahwa sebagai karya ilmia, skripsi ini masih
jauh dari sempurna dan banyak berarti dalam sumbangan kepada ilmu maupun
kepada masayarakat, oleh karena itu segala kritik dan saran akan selalu penulis
terima dengan senang hati.
Jember, 2015
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul ........................................................................... i
Halaman Pernyataan .................................................................. ii
Halaman Pembimbingan ........................................................... iii
Halaman Pengesahan ................................................................ iv
Halaman Moto ........................................................................... v
Halaman Persembahan .............................................................. vi
Kata Pengantar ........................................................................... vii
Daftar Isi .................................................................................... ix
Daftar Tabel .............................................................................. xii
Daftar Gambar ........................................................................... xiii
Daftar Lampiran ........................................................................ xiv
Abstrak ...................................................................................... xv
Abstract ..................................................................................... xvi
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .............................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................... 7
1.3 Batasan Masalah ............................................................. 8
1.4 Tujuan dan Kegunaan Penelitian ................................... 8
1.4.1 Tujuan Penelitian ............................................. 8
1.4.2 Kegunaan Penelitian ......................................... 8
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Teori ................................................................ 9
2.1.1 Sistem Informasi Akuntansi ............................. 9
2.1.1.1 System ................................................. 9
2.1.1.2 Informasi ............................................. 10
2.1.1.3 Akuntansi ............................................ 12
2.1.1.4 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi 15
2.1.1.5 Manfaat Sistem Informasi Akuntansi... 16
2.1.1.6 Tujuan Sistem Informasi Akuntansi..... 17
2.1.2 Sistem Informasi Akuntansi Penjualan ............ 19
2.1.2.1 Penegrtian Penjualan ........................... 19
2.1.2.2 Informasi Penjualan yang Dibutuhkan
oleh manajemen .................................. 20
2.1.2.3 Klasifikasi Transaksi Penjualan .......... 21
2.1.2.4 Fungsi yang terkait Penjualan ............. 22
2.1.2.5 Dokumen-dokumen Penjualan ............ 22
2.1.2.6 Sistem Informasi Akuntansi Penjualan
Tunai ................................................... 24
2.1.3 Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas .. 29
2.2 Penelitian Terdahulu ...................................................... 32
2.3 Kerangka Konseptual ..................................................... 34
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian ............................................................... 36
3.2 Fokus Penelitian ............................................................. 36
3.3 Lokasi/Tempat Penelitian ............................................... 36
3.4 Subyek Penelitian atau Informan ................................... 37
3.5 Sumber Data ................................................................... 37
3.6 Teknik Pengumpulan Data ............................................. 38
3.7 Teknik Analisis Data ...................................................... 39
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Perusahaan ........................................ 40
4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan ................................ 40
4.1.2 Struktur Organisasi ........................................... 42
4.1.3 Bidang Usaha Perusahaan ................................. 47
4.1.4 Hasil Produksi ................................................... 49
4.1.5 Jam Kerja Perusahaan ....................................... 51
4.1.6 Kegiatan Pemasaran .......................................... 51
4.2 Penyajian Data .............................................................. 52
4.2.1 Sistem Akuntansi Penjualan Tunai .................... 52
4.2.2 Sistem Akuntansi Penerimaan Kas ..................... 57
4.3 Pembahasan .................................................................... 58
4.3.1 Evaluasi Sistem Akuntansi Penjualan Tunai ...... 58
4.3.2 Evaluasi Sistem Akuntansi Penerimaan Kas ..... 63
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan .................................................................... 67
5.2 Saran-saran ..................................................................... 68
Daftar Pustaka .................................................................................. 69
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Surat Ijin Penelitian
Lampiran 2 : Dokumentasi PT Sianr Sosro Kantor Penjualan Jember
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi,2006, Prosedur Penelitian. Rineka Cipta, Bandung Azhar, Susanto. 2008. Sistem Informasi Akuntansi, Struktur Pengendalian
Resiko Pengembangan, Edisi Perdana, Lingga Jaya, Bandung Bodnar, George H and William S Hopwood, 2001. Accounting Information
System. Eight Edition. New Jersey. Prantice – Hell Erlina Nanda Riani, 2008, Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Dan
Penerimaan Kas Pada PT. Indofarma Global Medika Medan, Skripsi, Universitas Sumatera Utara, Medan
Gatot Yusianto, 2014, Analisis Penerapan Sistem Informasi Akuntansi
Pembelian Dan Penjualan Pada CV. Barezky Total (Studi Kasus Mikro Ekonomi Pada UMKM usaha Mikro, Kecil Dan Menengah), Skripsi Universitas Mercu Buana, jakarta
H M Jogianto, 2001. Analisis dan Desain Sistem Informasi. Andi, Yogyakarta Jusup, AL. Haryono. 2001. Dasar-dasar Akuntansi. STIE, Yogyakarta Kotler, Philip, 2006. Manajemen Pemasaran, PT. Indeks kelompok Gramedia,
Jakarta La Midjan, 2003, Sistem Informasi Akuntansi I, Lembaga Informasi, Bandung La, Midjan dan Azhar, Susanto, 2003. Sistem Informasi Akuntansi II, Sistem
Praktika Penyusunan Metode dan Prosedur, Edisi Kedelapan, Linggajaya, Bandung
Marbun. 2003. Kamus Manajemen, Sinar Harapan, Jakarta. Margono. 2004. Metodologi Penelitian. Rineka Cipta, Jakarta Melia Delima, 2010, Evaluasi Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Pada
PT X, Jakarta, Skripsi, Institut Pertanian Bogor, bandung Moch.Atho’illah Tamimi, 2013, Evaluasi Sistem Akutansi Penerimaan Dan
Pengeluaran Kas Pada Taman Botani Sukorambi, Skripsi, Universitas Negeri Jember, Jember
Moleong, L.J. (2011). Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. PT Remaja Rosdakarya, Bandung
Mulyadi. 2010. Sistem Akuntansi. Salemba Empat, Jakarta Mukhtar, Ali Masjono, 2009. Audit Sistem Informasi, Cetakan Pertama, Rineka
Cipta, Jakarta. . Prasasti Pratama, 2010, Tinjauan Atas Sistem Informasi Akuntansi Penjualan
Pada PT. Sinar Sosro Kantor Penjualan Bandung 1, Skripsi, Universitas Widyatama, Bandung
Romney, Marshall B., Steinbert, Paul J., 2005. Sistem Informasi Akuntansi, Edisi
Sembilan, Jilid Satu, Salemba Empat, Jakarta. Sugiyono. 2010. Statistika untuk Penelitian. Alfabeta, Bandung Soemarso, S.R. 2009. Akuntansi Suatu Pengantar. Edisi 5. Salemba Empat,
Jakarta. Sri Wahyuni, 2006, Sistem akuntansi penjualan dan penerimaan kas pada PT.
Coca-Cola Bottling Indonesia Medan, Skripsi, Universitas Sumatera Utara, Medan
Tata, Sutabri. 2004. Sistem Informasi Akuntansi, edisi 1, Andi, Yogyakarta. Widjajanto, Nugroho. 2001. Sistem Informasi Akuntansi. Erlangga, Jakarta.
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah jenis penelitian deskriptif
kualitatif. Penelitian deskriptif kualitatif adalah suatu penelitian yang
menggambarkan subjek dan objek penelitian berdasarkan fakta yang ada di
lapangan dan data-data yang diperoleh adalah kata-kata bukan angka. Penelitian
dekriptif kualitatif ini adalah suatu metode dalam meneliti dimana pemecahan
masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan subjek
atau objek penelitian. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengklasifikasikan
mengenai suatu fenomena atau kenyataan sosial dengan mendeskripsikan
sejumlah variabel yang berkenaan dengan masalah yang akan di teliti.
3.2 Fokus Penelitian
Fokus penelitian yang dimaksud untuk mengungkapkan data yang
dikumpulkan, diolah dan dianalisa dalam penelitian ini atau hal-hal yang dijadikan
pusat perhatian dalam penelitian ini. Untuk keperluan penelitian ini penulis
memfokuskan pada penerapan sistem informasi akuntansi penjualan tunai dan
penerimaan kas pada PT. Sinar Sosro Kantor Penjualan Jember
3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian
Daerah penelitian adalah tempat dimana penelitian ini dilaksanakan.
Mengenai besar atau luasnya daerah penelitian ini tidak ada ketentuan yang pasti.
Daerah penelitian dalam penelitian ini dilakukan pada Kantor Penjualan Jember
yang berlokasi di Jalan Ikan Bandeng No.226 Desa Sempusari Kecamatan
Kaliwates Jember. Penelitian ini dimulai pada awal bulan April sampai dengan
akhir bulan Mei 2015.
36
37
3.4 Subyek Penelitian Atau Informan
Menurut Sugiyono (2010:221), penentuan informan dalam penelitian
kualitatif berfungsi untuk mendapatkan informasi yang maksimum, karena itu
orang yang dijadikan informan sebaiknya yang memenuhi kriteria sebagai berikut:
1. Mereka menguasai atau memahami penjualan, pembukuan, gudang, dan
bagian-bagian lainnya di PT. Sinar Sosro Kantor Penjualan Jember.
2. Mereka sedang berkecimpung atau terlibat dalam kegiatan perusahaan.
3. Mereka mempunyai cukup waktu untuk diwawancarai.
Dalam penelitian ini peneliti menentukan informan ini didasarkan atas
kriteria atau pertimbangan-pertimbangan yang digunakan oleh penulis yang telah
ditetapkan dianggap lebih mengetahui dan memahami masalah yang terjadi di
lingkungan kerjanya. Informan yang dipilih dalam penelitian ini adalah bagian
penjualan, bagian pembukuan, bagian gudang, dan bagian-bagian lainnya yang
dianggap berkompeten dalam memberikan informasi yang diperlukan dalam
skripsi ini.
3.5 Sumber Data
Menurut Suharsimi Arikunto (2006), yang dimaksud dengan sumber data
adalah subyek dari mana data-data diperoleh. Berdasarkan pengertian tersebut
dapat dimengerti bahwa yang dimaksud dengan sumber data adalah dari mana
peneliti akan mendapatkan dan menggali informasi berupa data-data yang
diperlukan dalam penelitian.
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini ada dua yaitu :
1. Data Primer
Menurut Sugiyono (2010), “Data primer adalah sumber data penelitian
yang diperoleh secara langsung dari sumber asli (tidak melalui media
38
perantara). Data primer dapat diperoleh langsung dari pegawai perusahaan
bagian keuangan dengan jalan wawancara langsung tentang segala sesuatu
berhubungan dengan penelitian.”
2. Data Sekunder
Menurut Sugiyono (2010), “Data sekunder merupakan sumber data
penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media
perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Data sekunder diperoleh dari
publikasi yang dikeluarkan oleh perusahaan dan sumber-sumber lain yang
berhubungan”.
Data sekunder yang penults peroleh seperti sejarah perusahaan, struktur
organisasi perusahaan, serta dokumen terkait lainnya.
3.6 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam suatu penelitian sangat diperlukan, sebab
tersedianya data yang cukup relevan dengan permasalahan penelitian dapat
digunakan untuk menguji sesuai dengan permasalahan. Maka untuk
mengumpulkan data baik data pokok maupun data pendukung digunakan metode
pengumpulan data.
Menurut Margono (2004:158), "Penggunaan Teknik alat pengumpul data
yang tepat memungkinkan diperolehnya data yang obyektif.”
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
a. Observasi (pengamatan) suatu teknik pengumpulan data melalui pengamatan
secara cermat terhadap obyek penelitian dan gejala serta peristiwa yang
timbul dalam proses mekanisme yang berjalan.
39
b. Studi Pustaka
Adalah pengumpulan data yang dilakukan dengan mempelajari buku-buku
yang berhubungan langsung dengan teori yang menjelaskan masalah yang
diteliti
c. Interview (wawancara), yaitu metode/teknik yang digunakan dalam
pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan secara langsung pada
pihak yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Wawancara dilakukan
dengan bagian yang berkaitan dengan masalah penelitian yang sedang diteliti.
Dengan melakukan tanya jawab secara langsung dengan pimpinan dan,
karyawan PT. Sinar Sosro Kantor Penjualan Jember dengan harapan
memperoleh data dan penjelasan lebih lanjut mengenai:
a. Gambaran umum perusahaan, struktur organisasi, serta sejarah perusahaan
b. Kebijaksanaan-kebijaksanaan perusahaan.
c. Sistem pengambilan keputusan dalam menentukan anggaran pendapatan
dan biaya.
3.7 Teknik Analisis Data
Analisis data menurut Moleong (2011) adalah proses mengorganisasikan
dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga
dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja. Pada penelitian ini
untuk dapat menganalisis data yang didapat dari lapangan, penulis menggunakan
metode analisis deskripsi kualitatif. Tahap–tahap analisis data yang digunakan
dalam penelitian kualitatif adalah sebagai berikut :ini antara lain :
1) Melakukan interview atau wawancara dengan bagian penjualan, bagian
pembukuan, bagian gudang, dan bagian-bagian lainnya. PT. Sinar Sosro
Kantor Penjualan Jember
2) Mempelajari sistem informasi akuntansi penjualan tunai dan penerimaan kas
di PT. Sinar Sosro Kantor Penjualan Jember.
3) Mengevaluasi sistem informasi akuntansi penjualan tunai dan penerimaan kas
di PT. Sinar Sosro Kantor Penjualan Jember
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Perusahaan
4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan
Berawal keluarga Sosrodjojo memulai bisnisnya pada tahun 1940 di kota
Slawi, Jawa Tengah dengan memproduksi dan memasarkan teh seduh merek “Teh
Cap Botol”.
Tahun 1965, Keluarga Sosrodjojo mulai memperluas bisnisnya dengan
merambah ke Jakarta dengan melakukan strategi CICIP RASA (product sampling)
ke beberapa pasar di Jakarta.
Awalnya, datang ke pasar-pasar dengan cara memasak dan menyeduh teh
langsung di tempat. Setelah siap, seduhan teh tersebut langsung dibagikan kepada
orang-orang yang ada di pasar. Namun cara ini kurang berhasil karena teh yang telah
diseduh terlalu panas dan proses penyajiannya terlampau lama sehingga pengunjung
di pasar yang ingin mencicipinya tidak sabar menunggu.
Cara kedua, teh tidak lagi diseduh langsung di pasar, tetapi dimasukkan
kedalam panci-panci besar untuk selanjutnya dibawa kepasar dengan menggunakan
mobil bak terbuka. Lagi-lagi cara ini kurang berhasil karena teh yang dibawa tumpah
selama perjalanan dari kantor ke pasar karena pada saat tersebut jalanan di Jakarta
masih berlubang dan belum sebagus sekarang.
Akhirnya muncul ide untuk membawa teh yang telah diseduh dan dikemas
kedalam botol yang sudah dibersihkan. Ternyata cara ini cukup menarik minat
pengunjung karena selain praktis juga bisa langsung dikonsumsi tanpa perlu
menunggu tehnya dimasak seperti cara sebelumnya.
Tahun 1969, diputuskan untuk menjual minuman tehdalam kemasan botol
secara massal dengan nama Tehbotol Sosro. Nama “Tehbotol” diambil dari tehseduh
merek ”Teh Cap Botol”, yang saat itu sudah mulai terkenal di Jakarta dan ”Sosro”
dari nama keluarga pendirinya yakni ”Sosrodjojo”
40
41
Tahun 1969, seiring dengan semakin diminatinya Tehbotol Sosro oleh
masyarakat Jakarta, Tehbotol Sosro kemudian diproduksi dengan lebih massal tetapi
masih dalam skala industri rumahan dan menggunakan botol dengan desain umum /
generic (image Botol Pertama tahun 1969).
Agar bisa melayani pasar dengan lebih baik, Soegiharto Sosrodjojo dan
saudara-saudaranya memutuskan untuk memisahkan usaha teh siap minum dalam
kemasan dari usaha teh seduh keluarga Sosrodjojo yakni dengan mendirikan sebuah
perusahaan baru. Perusahaan baru ini diharapkan akan bisa lebih focus dalam
melayani dan mengembangkan pasar minuman teh siap minum dalam kemasan botol
beling.
Tahun 1972, Logo Teh botol Sosro berganti design dan mulai mencantumkan
Logo Sosro di leher botol (image Botol Kedua tahun 1972).
Tahun 1974, Logo Teh botol Sosro kembali mengalami perubahan design dan
pada saat yang bersamaan botol Tehbotol Sosro dirubah bentuknya menjadi lebih
unik & menonjol logo dan bentuk botol tersebut masih digunakan sampai saat ini –
serta produksinya sudah mulai menggunakan mesin bertekhnologi tinggi yang di
impor dari Jerman (image Botol Ketiga tahun 1974).
Pada tangal 17 Juli 1974, Soegiharto Sosrodjojo dan saudara-saudaranya
resmi mendaftarkan perusahaan baru tersebut dengan nama PT. Sinar Sosro, yang
berdomisili di Jalan Raya Sultan Agung Km. 28, Medan Satria, Bekasi – yang juga
merupakan lokasi pabrik pertama Teh botol Sosro sekaligus merupakan Pabrik teh
siap minum dalam kemasan yang pertama di Indonesia dan di dunia.
42
PT. Sinar Sosro Kantor Penjualan Jember merupakan distributor yang
bertanggung jawab terhadap penjualan di wilayah Jember dan sekitarnya, dimana
produk Sosro berupa minuman ringan. Hasil penjualan tersebut akan mempengaruhi
tingkat laba yang akan diperoleh ataupun rugi yang akan diderita perusahaan. Sistem
penjualan yang diterapkan umumnya telah lazim digunakan, baik dari fungsi-fungsi
yang terkait, dokumen yang digunakan, sampai dengan jaringan prosedurnya.
4.1.2 Struktur Organisasi
Untuk menyusun organisasi betapapun kecilnya terlebih dahulu perlu disusun
rencana kerjanya, karena organisasi pada umumnya diartikan sebagai wadah serta
proses kerja sama sejumlah manusia, yang terlibat dalam hubungan formal dalam
rangkaian hirarki untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Jadi dalam mencapai tujuan perusahaan yang efektif dan efisien maka perlu
adanya suatu struktur organisasi yang baik. Dari struktur organisasi, tugas dan
tanggung jawab dapat dilihat dengan jelas, sehingga akan memudahkan orang-orang
yang ada didalam suatu perusahaan untuk melaksanakan tugas naasing-masing. Jadi
sewajarnya struktur organisasi yang dimiliki suatu perusahaan merupakan gambaran
kegiatan yang dilaksanakan dan juga menyatakan fungsi-fungsi tertentu, dimana satu
sama lain dihubungkan dengan garis-garis aturan dan tanggung jawab yang ada
dalam perusahaan itu.
Pengertian struktur organisasi itu sendiri adalah "gambaran secara ekonomis
tentang hubungan kerja lama dari orang-orang, yang terdapat suatu badan dalam
rangka usaha mencapai suatu tujuan".
43
Sumber : Kantor Penjualan Jember,2015
Gambar 4.1
Struktur Organisasi PT. Sinar Sosro Kantor Penjualan (KP) Jember
Pengawas Gudang
Koordinator Gudang
Kepala Gudang Penjualan
Supervisor Saluran
Distribusi Tidak Langsung
Supervisor Saluran
Distribusi Langsung
Salesman
Piutang Cash
Administrasi
Senior Administration
Supervisor
Manager
44
Adapun tugas, wewenang dan tanggung jawab dari masing-masing jabatan
pada PT. Sinar Sosro Kantor Penjualan (KP) Jember yang berkaitan dengan saluran
distribusi dalam sistem akuntansi penjualan adalah sebagai berikut
1. Manager
a. Bertanggung jawab atas terselenggaranya kegiatan distribusi penjualan dan
keuangan di Kantor Penjualan secara efektif, efisien dan konsisten dalam
rangka memenuhi kepuasan pelanggan.
b. Bertanggung jawab terhadap asset perusahaan yang ada di Kantor Penjualan.
c. Bertanggung jawab mengelola wilayah operasi Kantor Penjualan
d. Bertanggung jawab atas arus keluar masuk kas di Kantor Penjualan dan
pengajuan anggaran bulanan Kantor Penjualan.
2. Senior Administration Supervisor
a. Membuat budget operasional Kantor Penjualan, seperti trade promo dan
Sumber Daya Kendaraan.
b. Bertanggung jawab terhadap kantor pusat atas laporan yang telah dibuat oleh
tim administrasi.
c. Bertanggung jawab atas seluruh kegiatan administrasi termasuk laporan
keuangan Kantor Penjualan.
3. Staf Administrasi
Bagian administrasi terbagi menjadi 4, yaitu
a. Administrasi penjualan
1) Bertanggung jawab atas data/laporan penjualan secara administrasi baik
harian maupun periodik.
2) Menginput data/laporan yang sudah diperiksa kelengkapan bukti-buktinya
secara harian dan bulanan.
3) Mengotorisasi laporan dan bukti-bukti pada kolom input data.
45
b. Administrasi gudang
1) Bertanggung jawab atas arus keluar masuknya barang secara administrasi
baik secara harian maupun periodik.
2) Menginput data/laporan yang sudah diperiksa kelengkapan bukti-buktinya
secara harian dan periodik.
3) Mengotorisasi laporan dan bukti-bukti pada kolom input data.
c. Administrasi piutang
1) Bertanggung jawab atas kebenaran data piutang dan kelengkapan bukti
secara administrasi baik barian maupun periodik.
2) Stock opname faktur kredit secara harian dan periodik.
3) Menganalisa piutang terhadap efektifitas penagihan piutang.
4) Membuat laporan harian hasil penagihan piutang.
5) Mengotorisas laporan dan bukti-bukti pada kolom input data.
d. Administrasi cash book
1) Bertanggung jawab atas data keuangan secara administrasi baik harian
maupun periodik.
2) Menginput data/laporan yang sudah diperiksa kelengkapan bukti-
buktinya.
3) Mengotorisasi laporan dan bukti-bukti pada kolom input data.
4. Sales Supervisor
a. Melakukan perencanaan, mengevaluasi dan menindaklanjuti hasil laporan
administrasi yang dibuat oleh supervisor.
b. Mengadakan kerja sama dengan supervisor untuk memperoleh informasi data
dan analisa potensi pasar.
c. Mengatur dan mengontrol SDM dan SDK yang menjadi tanggung jawabnya.
5. Sales Supervisor Saluran Distribusi Tidak Langsung
a. Melakukan pengembangan dan pemeliharaan dister serta sesuai wilayahnya.
46
b. Menyelesaikan piutang bermasalah.
c. Melakukan supervisi terhadap laporan aktivitas salesman.
d. Mengantisipasi perkembangan competitor (singkir pesaing).
6. Salesman Dropper
a. Melakukan penjualan harian produk sosro ke dister menjadi tanggung
jawabnya.
b. Melakukan penagihan piutang dister.
c. Membuat laporan aktivitas salesman
7. Sales Supervisor Saluran Distribusi Langsung
a. Melakukan penjualan produk Sosro sesuai wilayahnya (khususnya produk
One Way Product (OWP)).
b. Menyelesaikan piutang bermasalah.
c. Melakukan supervisi terhadap laporan aktivitas salesman.
a. Mengantisipasi perkembangan competitor (singkir pesaing).
8. Salesman
a. Melakukan pengembangan pasar dengan membuka outlet-outlet baru.
b. Melakukan penjualan produk sosro sesuai wilayahnya (target semua produk).
c. Membuat laporan aktivitas salesman
9. Kepala Gudang
a. Bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan operasional gudang untuk
keluar masuk barang dan asset gudang.
b. Membuat rekap data laporan aplikasi stock diserahkan ke unit manager,
senior sales supervisor dan senior administration supervisor.
a. Melakukan stock opname setiap hari, mingguan dan akhir bulan.
b. Bertanggung jawab dalam setiap keputusan seluruh kegiatan yang ada di
gudang.
47
10. Koordinator Gudang
a. Mengkoordinir pengawas gudang atas operasional yang ada di lingkungan
gudang masing-masing.
b. Bertanggung jawab atas stock fisik gudang dan berkoordinasi dengan
pengawas gudang.
11. Pengawas Gudang
a. Mengawasi seluruh transaksi penerimaan dan pengeluaran produk
b. Bertanggung jawab terhadap pengelolaan gudang, penataan produk terhadap
kerapian dan kebersihannya.
4.1.3 Bidang Usaha Perusahaan
PT. Sinar Sosro mernpunyai beberapa bidang usaha yang memiliki
keterkaitan antara satu bidang dengan bidang lainnya. Namun bidang usaha utama
dari PT. Sinar Sosro adalah produksi teh alami siap saji atau siap minum. Sidang
usaha lainnya yang dikembangkan oleh PT. Sinar Sosro adalah pandirian perusahaan
distributor sehingga produk-produk PT. Sinar Sosro dapat diterima oleh konsumen.
Salah satu dari pengembangan usaha tersebut adalah mendirikan perusahaan
yang secara khusus menangani bidang usaha distribusi pemasaran dan penjualan dari
produk-produk SOSRO yaitu PT. Sasana Caraka Mekarjaya (SCM). Peranan bidang
usaha yang menangani secana khusus distribusi pemasaran dan penjualan ini,
mempunyai tantangan yang sangat berat dan besar, karena sebagai barisan terdepan
dalam menjalankan usaha GROUP SOSRO harus dapat memperkenalkan dan
menarik perhatian masyarakat terhadap produk-produk SOSRO, dan juga harus dapat
mengantisipasi dan memantau perkembangan pasar serta para pesaingnya.
Dapat kita artikan bahwa bidang usaha distribusi pemasaran dan penjualan ini
adalah wakil dari perusahaan-perusahan produsen produk SOSRO (GROUP
SOSRO) sehingga dalam pelaksanaan kegiatan usaha PT. Sasana Caraka Mekarjaya
(SCM) harus selalu menjaga citra dan kredibilitas perusahaan.
48
PT. Sasana Caraka Mekaijaya (SCM) sebagai distributor penyalur produk-
produk SOSRO. dalam kegiatannya berusaha semaksimal mungkin untuk
meningkatkan penjualan dan pemasaran produk-p.roduk SOSRO sesuai dengan
target yang telah ditetapkan. Disamping itu PT. Sasana Caraka Mekaijaya (SCM)
sangat mengutamakan dan memperhatikan mutu pelayanan penjualan dan pemasaran
karena dalam kegiatan operasionalnya selain sebagai distributor produk-poduk
SOSRO, PT. Sasana Caraka M.ekaijaya (SCM) juga wakil dari perusahaan GROUP
SOSRO yang membawahi promosi, komunikasi dan citra perusahaan produk
SOSRO.
Jadi kontribusi dan krcdibilitas PT. Sasana Caraka Mekarjaya (SCM) sangat
mempengauhi dan menentukan berhasil tidaknya distribusi pemasaran dan penjualan
produk SOSRO, sehingga dalam kegiatan usahanya PT Sasana Caraka Mekarjaya
(SCM) secara terns-menerus mengembangkan faktor-faktor pendukungnya.
Tujuan PT. Sasana Caraka Mekarjaya
1. Untuk menunjang peningkatan pemasaran dan peinjualan poduk-poduk Sosro,
sehingga dapat mennenuhi target seperti yang sudah ditetapkan.
2. Untuk pemerataan distribusi produk-produk Sosro, agar produk-produk tersebut
diterima konsumen disemua wilayah dengan mudah dan cepat serta tersedia
setiap saat.
3. Mempromosikan, mengamati dan mengantisipasi perkembangan dunia usaha
yang semakin pesat dan ketat sehingga dapat mnenghadapi persaingan di era
globalisasi saat ini.
4. Mempertahankan dan menarik konsumen disaat persaingan usaha yang sangat
ketat dewasa ini sehingga dapat mencapai dan meningkatkan target penjualan.
Begitu juga dengan sarana pendukung kegiatan operasionalnya dalam upaya
untuk memenuhi dan meningkatkan target: pemasaran dan penjualan, PT. Sasana
Caraka Mekarjaya menyediakan sarana penunjang dalam kegiatan operasionalnya.
49
1. Kendaraan : truck engkel, truck double, trek box, pick up, dan motor.
2. Alat bantu jual: cooler box, electric cooler, gerobak dorong, dan lain-lain.
Material promo: spanduk, umbul-umbul. kaos dan lain-lain. Disamping
sarana tersebut PT. Sasana Caraka Mckarjaya (SCM) juga aktif mengadakan dan ikut
serta dalam kegiatan event-event tertentu dalam rangka promosinya.
4.1.4 Hasil Produksi
Produk PT. Sinar Sosro selalu menggunakan bahan asli tanpa pemanis,
pewarna, pengawet yang dapat merugikan konsumen. PT. Sinar Sosro menjaga
keaslian dan kesegaran bahan baku untuk menunjang kualitas produk yang baik dan
sempurna. Seluruh produk minuman ringan sosro akan disalurkan untuk dijual ke
berbagai outlet baik modern maupun tradisional. Contoh modern outlet seperti
hypermarket, supermarket, minimarket, dll. Contoh tradisional outlet seperti kios,
toko klontong, grobak dorong, dll. Masing-masing outlet tersebut akan dipisahkan
lagi berdasarkan saluran distribusinya, yaitu dister, subdister, retailer, dan konsumen
akhi
PT. Sinar Sosro Kantor Penjualan Jember merupakan kantor cabang yang
bertanggung jawab atas pendistribusian dan penjualan produk sosro di wilayah
Jember dan sekitarnya. Produk sosro terdiri dari berbagai jenis minuman ringan
berbasis teh maupun non teh, diantaranya terdiri dari
l. Teh Botol Sosro
- Kategori Produk : Teh siap minum
- Tipe Kemasan : Botol (220 ml), Kotak (200 ml, 250 ml), Pouch
(230 ml, 1000 ml)
- Variant Rasa : Jasmine
- Target : Semua umur ( usia 10 - 45 tahun)
50
2. Fruit Tea Sosro
- Kategori Produk : Teh siap minum rasa buah
- Tipe Kemasan : Botol (235 ml), Can (318 ml), Genggam (200 ml),
Pet (500 ml), Pouch (230 ml)
- Variant Rasa : Apel, Strawberry, Guava, Blackcurrant, Fusion,
Extreme
- Target : Usia 15 - 19 tahun (remaja)
3. Tebs
- Kategori Produk : Teh siap minum bersoda
- Tipe Kemasan : Botol (230 ml), Can (330 ml)
- Variant Rasa : -
- Target : Usia 20 - 35 tahun
4. Joy Tea Green
- Kategori Produk : Teh hijau siap minum
- Tipe Kemasan : Botol (234 ml), Pet (500 ml), Pouch (230 ml)
- Variant Rasa : Jasmine, Cozy-Jasmine, Cheerfull-Honey Lemon,
Passion-Apple Cinnamon
- Target : Usia 19 - 45 tahun
5. S-tee
- Kategori Produk : Teh siap minum
- Tipe Kemasan : Botol (318 ml)
- Variant Rasa : -
- Target : Usia 20 - 40 tahun
6. Happy Jus
- Kategori Produk : Jus siap minum
- Tipe Kemasan : Gengam (200 ml), Pouch (188 ml)
- Variant Rasa : Jeruk, Apel, Anggur, Cherry B, Apple Berry
- Target : Usia 8 - 12 tahun (Anak-anak)
51
4.1.5 Jam Kerja Perusahaan
Jam kerja pada PT. Sinar Sosro adalah sebagai berikut:
a. Senin – kamis : 08.00 – 12.00; 13.00 – 16.00
b. Jumat : 08.00 – 12.00; 13.30 – 16.00
c. Sabtu : 08.00 – 13.00
4.1.6 Kegiatan Pemasaran
Kegiatan pemasaran adalah kegiatan yang cukup penting bagi perusahaan
karena disinilah inti dari seluruh kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan. Bila
mana kegiatan pemasaran ini tidak ditangani secara sungguh-sungguh, maka tidak
mustahil bahwa kontinuitas usahanya akan terancam. Dengan demikian peranan
bagian pemasaran tidak bisa diabaikan.
Pendistribusian produk PT. Sinar Sosro ini sepenuhnya menjadi tanggung
jawab dari PT. Sinar Sosro Kantor Penjualaqn Jember. Diperintahkan langsung oleh
Unit Manager dan togas dari Supervisor Modern Mark adalah memasarkan produk
perusahaan ke pasar-pasar modern seperti:
1. Perkulakan.
Perkulakan adalah pasar modern yang menjual produk dalam jumlah besar dalam
arti lusinan atau perkarton. Contoh : Goro
2. Hypermarket.
Hypermarket adalah pasar modem yang mc:njual produk dengan harga retail
dalam arti dijual satuan ataupun lusinan (kartonan). Contoh: Carrefour
3. Supermarket
Super market adalah pasar modern yang menjual produk dengan satuan maupun
lusinan (kartonan).
Contoh: Swalayan yang ada di Matahari, Ramayana, dan lain-lain.
4. Mini market
Mini market adalah sejenis toko yang rnempunyai alat yang lebih modern
dibandingkan dengan pasar tradisional.
Contoh: Alfa Mart
52
4.2 Penyajian Data
Sistem penjualan dan pendistribusian produk sangatlah berkaitan erat dengan
kegiatan usaha yang terjadi pada PT. Sinar Sosro Kantor Penjualan Jember. Saluran
distribusi pada PT. Sinar Sosro Kantor Penjualan Jember terdiri dari saluran
distribusi tidak langsung (SDTL) dan saluran distribusi langsung (SDL). Distribusi
tidak langsung dilakukan dengan menjual produk sosro hanya ke dister, yang terdiri
atas 42 dister. Dister-dister tersebut akan menyalurkan produk sosro ke subdister dan
diteruskan sampai ke retail sehingga konsumen dapat memperoleh produk sosro
dengan mudah, sedangkan distribusi langsung dilakukan dengan menjual produk
sosro ke modern outlet dan dengan membuka atau mengembangkan retail baru.
Hampir seluruh pendistribusian produk dalam kegiatan penjualan pada PT. Sinar
Sosro Kantor Penjualan Jember dilakukan secara tidak langsung.
Sistem Pembelian dan penjualan PT. Sinar Sosro Kantor Penjualan Jember
masih manual, belum menggunakan sistem yang berbasis komputerisasi
4.2.1 Sistem Akuntansi Penjualan Tunai
Pada PT. Sinar Sosro Kantor Penjualan Jember, sistem penjualan dibagi
menjadi dua, yaitu Sistem Penjualan Konvensional dan Sistem Penjualan Presell.
Sistem Penjualan Konvensional maksudnya yaitu PT. Sinar Sosro Kantor Penjualan
Jember selaku produsen menjual produknya dengan cara mendatangi konsumen,
untuk selanjutnya tempat-tempat konsumen yang didatangi tadi disebut outlet.
Sedangkan Sistem Penjualan Presell maksudnya yaitu penjualan yang didasarkan
atas pesanan pelanggan dengan cara pelanggan memesan barangnya terlebih dahulu
dan kemudian PT. Sinar Sosro Kantor Penjualan Jember mengantarkannya ketempat
pemesan tersebut.
Pada sistem penjualan ini perusahaan menggunakan beberapa dokumen, yaitu
1. Dokumen Order Form, yaitu dokumen untuk mendokumentasikan pesanan
pelanggan.
2. Dokumen Delivery List, yaitu daftar pelanggan yang memesan barang.
3. Dokomen Load Out Slip/Load In Slip, yaitu dokumen untuk pengeluaran barang
dari gudang.
53
4. Selling Invoice atau Faktur Penjualan untuk transaksi penjualan. Faktur penjualan
tunai terdiri dari dua rangkap.
5. Dokumen Route Header Form, yaitu dokumen untuk kepeduan rekapitulasi
penjualan per-cute dan sebagai tanda terima pembayaran hasil penjualan dari
salesman kepada kasir.
6. Dokumen Dandy Credit Summary, yaitu dokumen yang dgunakan untuk
mencatat Credit Issuance dan Credit Colleetion (penjualan kredit yang
dikeluarkan dan penjualan kredit yang tertagih).
Adapun laporan-laporan yang dihasilkan dari sistem akuntansi penjualan,
antara lain yaitu
1. Draft Settlement Report atau Laporan Settlement, yaitu laporan yang berisi
penjualan setiap salesman secara mendetail.
2. Route Settlement Cash Summary, yaitu laporan untuk mengetahui informasi
mengenai jenis transaksi yang terjadi pada hari yang bersangkutan, total uang
yang diterima dan jumlah kredit yang diberikan sales center atau dapat juga
digunakan untuk mengetahui penjualan harian dalam bentuk uang.
3. Laporan Summary of Load Out/Lout In, yaitu laporan yang berguna untuk
mengetahui informasi penjualan dalam bentuk barang. Laporan ini dapat
memberikan gambaran tentang posisi stock setiap hari, jumlah dan jenis produk
yang di bawa, yang terjual dan yang di bawa masuk kembali ke sales center oleh
setiap salesman.
4. List of Credit Transaction, yaitu laporan yang memberikan informasi meliputi
pembayaran dan pemberian kredit (credit collection dan credit issuance) dari
setiap salesman secara detail.
Prosedur penjualan yang digunakan perusahaan dibedakan menjadi dua, yaitu
Prosedur Penjualan Presell dan Prosedur Penjualan Konvensional. Tidak adanya
penjualan kredit, disebabkan karena perusahaan berusaha sedapat mungkin
menghindan penjualan secara kredit yang menyebabkan perputaran modal
perusahaan menjadi terhambat
Sistem penjualan tunai dibagi menjadi dua, yaitu Sistem Konvensional dan
Sistem Presell sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya.
54
Berikut ini penjelasan dari masing-masing sistem penjualan
1. Sistem Penjualan Tunai Konvensional
Penjualan tunai pada sistem konvensional, dimana prosedur yang dilakukan tidak
seperti pada umumnya, karena tidak melalui pemesanan terlebih dahulu. Prosedur
selengkapnya adalah sebagai berikut
a. Tim Marketing bekerja sama dengan Physical Distribution Manager membuat
selling forecasting, yang berisi informasi tentang hasil penjualan sebelumnya
untuk mengetahui trend penjualan pada saat itu. Misalnya, apabila konsumen
pada saat itu lebih banyak membeli Teh Botol, maka perusahaan akan lebih
banyak memproduksi Teh Botol.
b. Setelah barang selesai diproduksi, setiap salesman menerima selling
forecasting untuk mengetahui trend penjualan pada hari itu, sehingga
salesman dapat mengisi dokumen dengan tepat. Sebelum salesman berangkat
sesuai dengan rutenya, terlebih dahulu salesman meminta barang ke gudang
dengan mengisi dokumen berdasarkan selling forecasting.
Dokumen terdiri darn rangkap 3 (tiga), yaitu
- Lembar ke-1 untuk Bookkeeper
- Lembar ke-2 untuk Shipper
- Lembar ke-3 untuk Salesman
c. Shipper 1 memeriksa barang yang akan keluar sesuai. dengan yang tertera
pada kolom LOS pada dokumen. Jika telah sesuai, maka Shipper I menginput
data dari barang yang keluar. Dokumen Lembar ke-1 dan ke-2 dipegang oleh
Shipper.
d. Setelah proses pemuatan dan pemeriksaan barang (loading) di gudang selesai,
maka salesman dan barang menuju ke Spot Checking atau tempat
pemeriksaan kembali sebelum keluar dari perusahaan. Di Spot Checking ini
barang yang akan keluar kembali diperiksa olch Shipper II atau Shipper
lapangan dibantu oleh sekuriti. Jika ada selisih, maka terlebih dahulu di
adjusment (disesuaikan) untuk kemudian diproses oleh Shipper ke persediaan
barang dengan menghubungi Shipper I atau Shipper gudang. Setelah
dicocokkan, maka Shipper II mengijinkan barang keluar dari perusahaan.
55
e. Salesman mendatangi outlet-outlet dan melakukan transaksi tunai dengan
pelanggan. Untuk transaksi tunai ini, salesman membuat invoice. Dokumen
invoice ini terdiri dari rangkap 2
- Lembar ke-1 untuk Pelanggan
- Lembar ke-2 untuk Salesman
Pelanggan menyerahkan sejwnlah uang kas kepada salesman sebagai
pembayaran,
f. Sekembali dari rutenya, salesman mengembalikan sisa barang ke gudang
dengan mengisi kembali dokumen pada kolom LIS. Shipper I atau Shipper
gudang memeriksa sisa barang yang masuk dan sesuai dengan yang tertera
pada kolom LIS dan menginput jumlah barang yang masuk ke gudang
g. Salesman mengeluarkan dokumen RHF dan mengisi hasil penjualan dari
rutenya pada hari itu berdasarkan dokumen dan invoice. Dokumen RHF ini
dibuat rangkap 3 (tiga), yaitu
- Lembar ke-1 untuk Bookkeeper
- Lembar ke-2 untuk Kasir
- Lembar ke-3 untuk Salesman
Salesman menyerahkan dokumen RHF dan uang kas kepada kasir.
h. Salesman mengumpulkan lembar ke-2 dokumen invoice dan lembar ke-3
dokumen RHF untuk digabungkan menjadi satu dalam paket RHF dan
selanjutnya diserahkan kepada Bookkeeper.
i. Shipper gudang menyerahkan dokumen lembar ke-1 yang telah diisi dan
diperiksanya kepada RS Bookkeeper.
2. Penjualan tunai pada sistem presell
Penjualan tunai pada sistem presell, merupakan penjualan dengan cara pelanggan
atau calon pembeli memesan barang terlebih dahulu. Prosedur selengkapnya
adalah sebagai berikut
a. Calon pembeli atau pelanggan memesan barang ke bagian penjualan, yaitu ke
Preseller di sales center.
56
b. Semua order form diserahkan Preseller kepada Dispatcher untuk
diakumulasikan. Dispatcher kemudian membuat dokumen dan Delivery List
untuk diserahkan dan dibawa oleh Deliveryman.
c. Deliveryman mengambil barang di gudang dan menyerahkan dokumen yang
memuat data seluruh pesanan yang dikirim.
Dokumen LOS/LiS terdiri dari rangkap 3 (tiga), yaitu
- Lembar ke-1 untuk Bookkeeper
- Lembar ke-2 untuk Shipper
- Lembar ke-3 untuk Deliveryman
d. Shipper I (shipper gudang) memeriksa barang yang akan keluar gudang
berdasarkan dokumen dan menginput barang yang keluar berdasarkan
dokumen tersebut.
e. Deliveryman beserta barang pang akan dikirim menuju Spot Checking untuk
diperiksa kembali oleh Shipper II atau Shipper Lapangan yang dibantu oleh
Sekuriti. Setelah diperiksa dan disetujui, maka Shipper 11 mengijinkan
barang keluar dari perusahaan.
f. Deliveryman mendatangi outlet-outlet yang tertera pada daflar pemesan dan
melakukan transaksi tunai dengan pelanggan. Untuk transaksi tunai ini
Deliveryman mengeluarkan invoice.
Dokumen invoice ini terdiri dari rangkap 2 (dua), yaitu
- Lembar ke-1 untuk Pelanggan
- Lembar ke-2 untuk Deliveryman
Pelanggan menyerahkan sejumlah uang kas kepada Deliveryman sebagai
pembayaran.
g. Sekembalinya dari mengantarkan pesanan, Deliveryman kembali ke gudang
untuk check in dengan mengisi kembali dokumen LOS/LIS pada kolom LIS.
Shipper memeriksa sisa barang yang masuk (jika ada), sesuai dengan yang
tertera pada kolom LIS, dan shipper gudang menginput data yang ada di
dokurnen LOS/LIS untuk mengupdate persediaan barang digudang.
57
h. Deliveryman mengeluarkan dokumen RHF dan mengisi hasil penjualan dari
barang yang dikirim pada hari itu berdasarkan dokumen LOS/LIS dan
invoice.
Dokumen ini dibuat rangkap 3 (tiga), yaitu
- Lembar ke-1 untuk RS Bookkeeper
- Lembar ke-2 untuk Kasir
- Lembar ke-3 untuk Deliveryman
Deliveryman menyerahkan dokumen RHF Lmbar ke-2 dan kas kepada Kasir.
i. Deliveryman mengumpulkan semua dokumen lembar ke-2 doku nen invoice
dun lembar ke-1 dokumen RHF untuk d gabungkan menjadi satu dalam paket
RHF dun selanjutnya diserahkan kepada Bookkeeper.
j. Shipper gudang menyerahkan dokumen lembar ke-1 yang telah diisi dan
diperiksanya pada Bookkeeper.
4.2.2 Sistem Akuntansi Penerimaan Kas
Sistem dan prosedur penerimaan kas pada PT. Sinar Sosro Kantor Penjualan
Jember terdiri dari penerimaan kas tunai dan penerimaan kas dari penagihan piutang.
Dokumen yang dipakai untuk penerimaan kas yaitu
l. Faktur penjualan kredit yang akan dilunasi oleh pelanggan.
2. Dokumen RHF, untuk penyetoran hasil penagihan kasir.
3. Dokumen Daily Credit Summary, untuk mendokumentasikan berapa piutang
yang telah tertagih.
Prosedur penerimaan kas pada PT. Sinar Sosro Kantor Penjualan Jember
yang dibahas disini adalah prosedur penerimaan kas dari penjualan kredit Karena
penerimaan kas dan penjualan tunai telah diuraikan sebelumnya. Penerimaan kas dari
penagihan piutang ini berlaku bagi Sistem Presell.
Adapun prosedur yang dilakukan oleh PT. Sinar Sosro Kantor Penjualan
Jember dalain penerimaan kas adalah sebagai berikut
1. Salesman/Deliveryman menerima daftar tagihan dan faktur asli dari penjualan
kredit pelanggan dari Bookkeeper di Sales Center.
2. Salesman/Deliveryman mendatangi pelanggan dan melakukan penagihan.
58
3. Pelanggan membayar tagihan dan menerima faktur penjualan asli dari penagih
yang telah dibubuhi tanda "lunas" sebagai bukti telah melunasi tagihannya.
4. Sekembalinya dari tempat pelanggan, Salesman/Deliveryman mengisi dokumen
Daily Credit Summary dan mengisi berapa jumlah kredit yang tertagih (credit
collection).
Dokumen Daily Credit Summary ini terdiri dari rangkap 2 (dua), yaitu
- Lembar ke-1 untuk RS/AR Bookkeeper
- Lembar ke-2 untuk SalesmanlDeliveryman
5. Kemudian Salesman/Deliveryman mengisi dokumen Route Header Form.
Dokumen ini terdiri dari 3 (tiga ) rangkap, yaitu
- Lembar ke-1 untuk RS Bookkeeper
- Lembar ke-2 untuk Kasir
- Lembar ke-3 untuk Salesman/Deliveryman
6. Salesman/Deliveryman menguMpulkan dokumen lembar ke-l dari dokumen
Daily Credit Summary dan Route Header Form, dan menyerahkannya kepada RS
Bookkeeper.
7. RS Bookkeeper mengarsipkan dokumen Route Header Form dare menyerahkan
dokumen Daily Credit Summary pada A/R Bookkeeper.
8. A/R Bookkeeper mencatat piutang yang tertagih berdasarkan dokutnen Daily
Credit Summary dan kemudian mengarsipkan dokumen tersebut.
4.3 Pembahasan
4.3.1 Evaluasi Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Tunai
Dalam hal ini akan dijelaskan mengenai evaluasi dari penulis dalam sistem
informasi akuntansi penjualan tunai pada PT. Sinar Sosro Kantor Penjualan Jember.
Batasan-batasan yang diuraikan yaitu mengenai kelemahan dan kebaikan dari sistem
yang diterapkan beserta alternative lain untuk menjadikan sistem tersebut menjadi
lebih baik lagi. Obyek-obyek sistem yang dievaluasi adalah Fungsi yang terkait,
dokumen yang digunakan, jaringan prosedur yang membentuk sistem serta catatan
akuntansi yang digunakan.
59
1. Evaluasi terhadap Fungsi yang Terkait
Terdapat kelemahan yang dapat menyebabkan perusahaan merugi, seperti
penyelewengan. Kelemahan tersebut ada pada fungsi kasir dan administrasi yang
dilakukan oleh seorang petugas. Seharusnya bagian kasir dan administrasi tidak
melakukan perangkapan fungsi-fungsi tersebut karena fungsi tersebut adalah tugas-
tugas bagian akuntansi dan keuangan. Telah disebutkan dalam tugas dan wewenang
bagian akuntansi dan keuangan antara lain; mengorganisir dan mengawasi bagian-
bagian akuntansi seperti hutang piutang, pembukuan dan sebagainya,
mempersiapkan laporan harian, memeriksa pembukuan setiap bulan, dan memastikan
transaksitransakti telah dibukukan ke dalam jurnal dan buku besar. Tugas-tugas
tersebut berarti bahwa bagian kasir dan administrasi tidak seharusnya merangkap
fungsi pencatatan buku besar dan piutang dagang, namun bagian kasir dan
administrasi hanya berfungsi sebagai kasir dan administrasi penjualan saja.
2. Evaluasi terhadap Prosedur yang Terkait
Secara keseluruhan, sistem penjualan tunai yang berjalan saat ini cukup
baik. Unsur pengendalian intern yang terdapat didalamnya telah diterapkan dengan
cukup baik.
1) Otorisasi Transaksi
Otorisasi transaksi dalam penjualan tunai adalah Supervisor Pemasaran
menerima Rekapitulasi Laporan Penjualan Harian Salesman dan pengajuan
Surat Permintaan Pengeluaran Barang dari Salesman, untuk mengevaluasi
rencana penjualan berikutnya atau yang akan dilakukan. Tidak terdapat
otorisasi kredit karena sebagian besar penjualan yang dilakukan adalah
penjualan secara tunai.
2) Pengamanan Persediaan Barang dan Catatan
Pengamanan persediaan barang dan catatan dilakukan dengan cara antara
lain; pesanan dipenuhi atas dasar pesanan penjualan yang disetujui oleh
Supervisor Pemasaran yang sebelumnya telah menerima Rekapitulasi Laporan
Penjualan Harian dari Salesman, kuantitas barang yang berada di gudang
maupun yang keluar dari gudang dihitung oleh petugas yang bertanggung jawab
60
atas stok barang, dan barang dikirimkan ke customer setelah customer
memesan atau pesanan penjualan diterima oleh bagian penerimaan pesanan.
Yang bertugas sebagai bagian penerimaan pesanan dalam hal ini adalah
Salesman.
3) Pemisahan Tugas
Pemisahan tugas dalam sistem informasi akuntansi penjualan secara tunai
telah berjalan dengan cukup baik dan fungsi-fungsi yang terdapat dalan sistem
juga telah terpisah. Fungsi penerimaan pesanan dilakukan oleh Salesman.
Fungsi gudang dilaksanakan oleh bagian gudang itu sendiri dan telah terpisah
dari fungsi pengiriman yang dilaksanakan oleh salesman. Fungsi pencatatan
buku besar dilaksanakan oleh bagian kasir dan administrasi sama halnya dengan
penjualan.
4) Dokumen dan Catatan yang Memadai
a) Nota Penjualan Tunai
Nota penjualan tunai dibuat berdasarkan order dari customer, diverifikasi
sebelum dikirimkan kepada customer, dan dicocokkan dengan daftar harga
oleh Salesman.
b) Buku Besar
Jurnal transaksi dibuat setiap hari oleh bagian kasir dan administrasi.
Seharusnya tugas tersebut dilakukan oleh bagian akuntansi dan keuangan
sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya.
3. Evaluasi Terhadap Dokumen yang digunakan
Dokumen yang digunakan perusahaan dalam sistem penjualan tunai sama
dengan dokumen yang seharusnya digunakan dalam sistem penjualan tunai. Hanya
saja bentuk atau sifat dan namanya yang berbeda. Dalam perusahaan, mayoritas
menggunakan dokumen soft copy.
1) Surat Permintaan Pengeluaran Barang
Surat permintaan pengeluaran barang dari gudang yang dibuat oleh
Salesman, disetujui oleh Supervisor Pemasaran, dan dilaksanakan oleh Bagian
Gudang. Telah terdapat keterangan tanggal dan Salesman yang mengajukan
61
permohonan permintaan pengeluaran barang. Diotorisasi oleh Supervisor dan
Salesman yang terkait ketika permintaan barang disetujui dan telah diterima oleh
Salesman.
2) Rekapitulasi Laporan Penjualan Harian
Laporan Salesman perihal jenis dan jumlah barang pada posisi stok awal,
diterima, return, uang tunai atau giro diterima, dan stok akhir yang dibuat setiap
akhir hari kerja. Telah terdapat keterangan Salesman, tanggal, disetujui oleh
Supervisor Pemasaran, diketahui oleh Sales Manager, dan dibuat oleh Salesman
yang bertanggung jawab atas penjualan. Rekapitulasi Laporan Penjualan Harian
digunakan sebagai bukti penyetoran uang atau giro kepada bagian kasir dan
administrasi pada akhir jam kerja Salesman dan diarsipkan oleh Salesman
tersebut menurut tanggalnya.
3) Faktur Penjualan
Faktur penujualan yang digunakan sebagai bukti penjualan Salesman ke
pembeli atau customer dengan harga grosir dan semi grosir. Telah terdapat
nomor urut tercetak, tanggal, tanda tangan penerima faktur (customer),
keterangan customer, daftar kuantitas, total harga, dan ditandatangani oleh
Salesman yang terkait.
4. Evaluasi terhadap Catatan Akuntansi
Prosedur penjualan tunai pada sistem konvensional dimulai dari pengisian
formulir atau dokumen permintaan barang oleh salesman kepada shipper atau bagian
gudang dan jumlah barang yang diminta berdasarkan selling forcasting (pengalaman-
pengalaman sebelumnya). Dokumen yang dipakai untuk keperluan tersebut adalah
dokumen LOSILIS. Pada saat hendak keluar, salesman mengisi jurnlah barang yang
dikeluarkan bagian gudang untuk keperluannya pada kolom LOS dan pada saat
salesman kembali dari rutenya, salesman kembah ke gudang dengan sisa barangnya,
hal ini karena tidak semua produk yang dibawanya tersebut lake toual. Selanjutnya
salesman mengisi jumlah sisa barang tersebut pada kolorn LIS. Dokumen LOSILIS
ini dipakai bagian gudang untuk menyesuaikan jurnlah barang yang keluar dan
62
dokumen ini jugs digunakan bagian pembukuan untuk mengetahui jumlah barang
yang terjual dan dibandingkan dengad dokumen RET sebagai bukti pembayaran oleh
salesman, sehingga dengan dernikian terjadi cross check antara bagian gudang dan
salesman. Untuk keperluan pengawasan atas persediaan, dokumen LOSILIS
dijadikan dasar pemerikmn barang yang akan keluar dari perusahaan yang dilakukan
oleh shipper lapangan daze sckuriti. Barang yang akan keluar diperiksa kuantitasnya
dan hares sesuai dengan yang tertera pads dokumen LOSILIS, jika ada selisih, maka
disesuaikan oleh shipper lapangan dan dikonfirmasikan ke gudang. Pemeriksaan ini
dilakukan untuk kepeduan kontrol atas persediaan dan untuk mencegah pencurian
aktiva dalam hal ini persediaan.
Transaksi penjualan tunai menggunakan faktur rangkap dua dan
didistribusikan pada pembeli dan bagian pembukuan. Faktur penjualan dibuat pre-
numbered (bernomor unit cetak) sebagai kontrol atas dokumen. Dokumen yang rusak
atau batal pada akhimya juga harus diserahkan ke bagian pembukuan untuk
mencegah penyalahgunaan atas faktur tersebut. Salesman mengisi dokumen RHF
berdasarkan faktur penjualan karena dokumen RHF merupakan rekapitulasi dari
penjualan per-rute yang dilakukan oleh salesman. Dokumen RHF jugs diserahklcan
pada bagian pembukuan berikut semua faktur penjualan yang asli. Bagian
pembukuan meneliti dan membandingkan faktur penjualan yang ada dengan
dokumen REF, hal ini untuk memastikan jumlah yang tertera pada dokumen RHF
tepat dan cocok dengan total faktur penjualan yang ada. Sebelumnya, salah satu copy
dokumen RHF digunakan oleh salesman untuk penyerahan kas hasil penjualan tunai
pada kasir dan dengan demikian dapat dibandingkan data penerimaan kas hasil
penjualan dari kasir dengan data penjualan dari bagian pembukuan.
Untuk sistem presell, calon pembeli atau pelanggan memesan produk terlebih
dahulu, kemudian baru diantarkan oleh salesman. Pemesanan dilakukan oleh calon
pembeli biasanya dengan cara rnengirim faksimili kepada perumhaan (dalam hal ini
ditangani oleh begun pemesanan yakni preseller). Presefer mengumpulkan semua
order dan memberikannya kepada dispatcher untuk diakumulasikan dan selanjutnya
membuat dokumen-dokumen yang diperlukan seperti daftar pengiriman barang,
dokumen LOSILIS yang kuantitasnya telah diisi berdasarkan total pemesanan dan
63
faktur penjualan yang telah diisi. Semua dokumen tersebut diserahkan kepada
salesman. Salesman mengambil barang ke gudang berdasarkan dokumen LOSILIS
yang telah diisi oleh bagian order penjualan Tidak berbeda dengan sistem
konvensional, proses pengeluaran barang dalam sistem presell juga melalui cara yang
sama, dimana dalam proses pengeluaran barang dilakukan pemeriksaan sebanyak
dua kali, yakni di gudang dan di spot checking berdasarkan dokumen LOSILIS.
Begitu juga dengan tahaptahap selanjutnya sama dengan sistem konvensional.
Menurut penulis, prosedur penjualan tunai yang diserahkan oleh perusahaan
telah memadai dimana kontrol atas barang dan uang dapat dilakukan dengan baik
antara bagian yang satu dengan bagian yang lain. Prosedur pengeluaran barang dan
gudang yang melewati beberapa kali pemeriksaan baik oleh bagian gudang maupun
sekuriti, ini akan meminimalisir terjadinya loss akan barang.
4.3.2 Evaluasi Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas
1. Evaluasi terhadap Fungsi yang Terkait
Bagian yang terkait dalam Sistem Akuntansi Penerimaan Kas dari penjualan
tunai pada PT. Sinar Sosro Kantor Penjualan Jember yaitu bagian penjualan, bagian
gudang, bagian pengiriman, bagian kasir dan bendahara. Unit organisasi yang ada
pada PT. Sinar Sosro Kantor Penjualan Jember telah sesuai dengan teori seperti
terdapat fungsi penjualan, fungsi gudang, fungsi pengiriman, fungsi kasir, dan fungsi
akuntansi. Tanggung jawab dan tugas yang dilakukan pada PT. Sinar Sosro Kantor
Penjualan Jember tidak sesuai dengan teori contohnya bagian penjualan yang
menerima uang pembayaran dari pembeli. Seharusnya tugas menerima uang
pembayaran dari pembeli dilakukan oleh bagian kasir. Bagian gudang tugasnya
menyiapkan barang yang dibeli oleh pembeli sama dengan konsep teori. Bagian
pengiriman tugasnya telah sesuai dengan teori yaitu menyerahkan barang kepada
pembeli. Bagian kasir tugasnya menerima kas dari penjualan dan menyetorkan ke
bank dan bendahara mencatat penerimaan kas di jurnal penerimaan kas. Pada
dasarnya, semua bagian terkait yang ada pada PT. Sinar Sosro Kantor Penjualan
Jember telah sesuai dengan konsep teori
64
2. Evaluasi terhadap Prosedur yang Terkait
Prosedur Sistem Akuntansi Penerimaan Kas dari penjualan tunai yang
diterapkan oleh PT. Sinar Sosro Kantor Penjualan Jember adalah pembeli memesan
dan membayar barang kepada bagian penjualan lalu mendapatkan barangnya.
Kemudian, bagian kasir menerima kas dari bagian penjualan dan menyetorkannya ke
bank. Setelah itu bagian keuangan mencatat transaksi penerimaan kas ke dalam
jurnal penerimaan kas berdasarkan bukti setor bank dari bagian kasir.
Berdasarkan uraian tersebut prosedur penjualan tunai yang diterapkan pada
PT. Sinar Sosro Kantor Penjualan Jember belum sesuai dengan teori penerimaan kas
over the counter sale yang pembeli datang ke perusahaan, melakukan pemilihan
barang atau produk yang akan dibeli, melakukan pembayaran ke kasir, dan kemudian
menerima barang yang akan dibeli. Pada PT. Sinar Sosro Kantor Penjualan Jember
bagian yang menangani prosedur penerimaan kas adalah bagian penjualan namun
pada teori prosedur yang menerima kas dari pembeli adalah bagian kasir.
3. Evaluasi Terhadap Dokumen yang digunakan
Dokumen yang digunakan dalam Sistem Akuntansi Penerimaan Kas dari
penjualan tunai pada PT. Sinar Sosro Kantor Penjualan Jember adalah bukti
penjualan dan bukti setor bank. Sementara, dokumen dalam teori adalah faktur
penjualan tunai, pita register, bukti setor bank dan rekap harga pokok penjualan.
Berdasarkan uraian di atas, bukti penjualan sama fungsinya dengan faktur penjualan
tunai, sementara pita register tidak ada karena pencatatan transaksi penjualan masih
manual dan rekap harga pokok produksi tidak digunakan pada PT. Sinar Sosro
Kantor Penjualan Jember. Bukti penjualan kadang kala digunakan apabila ada
pembeli yang meminta menggunakan bukti transaksi. Dokumen tersebut berisi
informasi data mengenai nama, alamat pembeli, nama barang, kuantitas, harga, total
harga dan juga otorisasi bagian terkait serta penerimaa barang. Sistem otorisasi yang
dilakukan oleh bagian terkait dan penerima barang perlu dilakukan sebagai bukti
bahwa barang telah terjual dan diterima oleh pembeli selain itu juga digunakan
sebagai bukti pendukung yang valid untuk pencatatan ke dalam buku transaksi
penjualan oleh bagian penjualan namundokumen tersebut tidak digunakan secara
65
rutin, makamengakibatkan kurang validnya dokumen bukti transaksi yang dimiliki
oleh PT. Sinar Sosro Kantor Penjualan Jember. Bukti setor bank berisi informasi
tentang bukti penyetoraan uang yang diterima oleh bagian kasir ke bank dengan
semua jumlah penerimaan pada hari itu juga atau berikutnya, dokumen ini diisi oleh
bagian kasir untuk penyetoran uang kemudian dijadikan dasar pencatatan penerimaan
kas oleh bendahara.
4. Evaluasi terhadap Catatan Akuntansi
Sistem dan prosedur penerimaan kas pada PT. Sinar Sosro Kantor Penjualan
Jember dinilai sudah cukup baik, dimana penerimaan kas telah menggunakan
dokumen yang cukup memadai. Dokumen yang dipakai dalam hal ini antara lain
dokumen Daily Credit Summary, yakni untuk mendokumentasikan beberapa jumlah
piutang yang tertagih dan ditujukan pada bagian pembukuan piutang untuk
selanjutnya dicatat dan disesuaikan ke buku piutang, Dokumen lain yang
dipergunakan yaitu dokumen Route Header Form yakni dokumen yang digunakan
untuk mendokumentasikan jumlah dari uang kas yang didapat dari penagihan piutang
dan sebagai alat bukti setoran kas oleh salesman kepada kasir serta sebagai dasar
bagi pihak pembukuan untuk mencatat penerimaan kas pada buku kas. Untuk
pembeli diberikan faktur penjualan lembar asli yang telah dibubuhi tanda "lunas"
oleh salesman sebagai bukti bahwa ia telah melunasi hutangnya.
Prosedur penerimaan kas pada PT. Sinar Sosro Kantor Penjualan Jember
telah cukup baik, hat ini dapat dilihat, dari pemisahan fungsi penyimpanan dan
pencatatan yang terpisah antara kasir dan bagian pembukuan, sehingga dapat
dilakukan cross check. Dokumen RHF sebagai bukti penyerahan uang kas kepada
perusahaan dibuat rangkap tiga, yakni untuk kasir, bagian pembukuan, dan untuk
salesman, sehingga masing-masing bagian mempunyai data tentang penerimaan kas
dan data-data tersebut dapat diperbandingkan.
Dokumen DCS digunakan untuk mengisi jumlah piutang yang tertagih dan
jadikan dasar o1eh bagian pembukuan seksi piutang untuk menyesuaikan jumlah
piutang perusahaan. Dokumen DCS dapat juga dibandingkan dengan dokumen RHF
sebagai dokumen untuk penyerahan kas. Jumlah yang tertera pada dokumen RHF
66
untuk kolom penerimaan kas dari penagihan piutang harus sama dengan kolom
jumlah piutang tertagih (credit collection) pada dokumen DCS. Jadi, sebenarnya
dokumen yang satu dengan dokumen yang lain saling berkaitan dan merupakan alat
bagi manajemen untuk keperluan pengawasan.
Pihak manajemen perusahaan telah melakukan pemisahan fungai-fungsi yang
ada, misalnya fungsi pencatatan terpisah dengan fungsi penerimaan kas. Pengawasan
dalam penerimaan kas sangat diperhatikan, karena manajemen sangat menyadari
rawannya aktiva tersebut akan penyelewengan, pencurian, dan penyalahgunaan.
Manajemen dapat melakukan cross check penerimaan kas dengan membandingkan
dokumen RHF sebagai bukti penyerahan kas dari salesman dengan dokumen
LOSILIS dari bagian gudang yang merupakan bukti barang keluar dan merupakan
jumlah barang yang terjual, sehingga dapat dihitung berapa hasil penjualan, dan
dengan demikian dapat dibandngkan. Untuk penerimaan kas dan penagihan piutang,
dokumen RHF dibandingkan dengan dokumen DCS yang memuat data. piutang yang
tertagih, sehingga dengan demikian akfiva; dalam hal ini kas dapat lebih terkontrol.
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan pada bab-bab sebelumnya
maka penulis akan memberikan kesimpulan atas penulisan skripsi ini. Selain itu
penulis akan memberikan saran-saran yang kiranya akan bermanfaat bagi manajemen
perusahaan dimasa yang akan datang.
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan data-data dan analisis yang dilakukan pada bab-bab sebelumnya,
maka penulis akan memberikan kesimpulan sebagai berikut:
1. Penjualan dilakukan dengan dua cara, yaitu penjualan konvensional dan
penjualan presell. Penjualan konvensionat dilakukan dengan cara mendatangi
konsumen langsmg ke outletnya, sedangkan penjualan presell dilakukan
berdasarkan pesanan yang dilakukan pembeli terlebih dahulu untuk kemudian
diantar oleh petugas perusahaan.
2. Perusahaan menerapkan prosedur yang baik dalam penjualan dan telah berjalan
dngan baik Dokumen yang dipakai dalam mendukung proses penjualan dapat
saling dibandingkan. Dengau demikian, terjadi cross check, sehingga barang
yang keluar, kas yang masuk, dan piutang yang terjadi dapat dikontrol dengan
baik.
3. Sistem akuntansi penjualan dari penerimaa kas yang diterapkan perusahaan dapat
membantu manajemen dalam aktivitas pengendalian atas penjualan dan
penerimaan kas. Hal int dapat dilihat bahwa perusahaan telah melakukan
pemisahan fungsi yang cukup jelas antar bagian, dan perusahaaan juga
menggunakan dokumen bernomor unit cetak, serta melakukan langkah-langkah
untuk penjagaan asset.
67
68
5.2 Saran
Dari kesimpulan diatas penulis memberikan saran-saran sebagai
pertimbangan dan jalan keluar dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi yaitu.
1. Keadaan sistem akuntansi penjualan dan penerimaan kas yang ada saat ini sudah
cukup baik, untuk itu disarankan agar mempertahankan keadaan tersebut dan
bahkan ditingkatkan lagi dimasa yang akan datang dengan membenkan perhatian
dan bimbingan kepada karyawan ataupun bagian-bagian yang texlibat.
2. Perusahaan sebaiknya membentuk fungsi kredit tersendiri yang khusus
menangani masalah kredit agar pelaksanaannya lebih efisien
3. Perusahaan sebaiknya membuat bagian khusus untuk fungsi penagiihan, sehingga
penagihan tidak dilakukan 1agi aleh bagian penjualan, dalam hal ini salesman
dan agar tidak terjadi fungsi yang ganda
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi,2006, Prosedur Penelitian. Rineka Cipta, Bandung Azhar, Susanto. 2008. Sistem Informasi Akuntansi, Struktur Pengendalian
Resiko Pengembangan, Edisi Perdana, Lingga Jaya, Bandung Bodnar, George H and William S Hopwood, 2001. Accounting Information
System. Eight Edition. New Jersey. Prantice – Hell Erlina Nanda Riani, 2008, Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Dan
Penerimaan Kas Pada PT. Indofarma Global Medika Medan, Skripsi, Universitas Sumatera Utara, Medan
Gatot Yusianto, 2014, Analisis Penerapan Sistem Informasi Akuntansi
Pembelian Dan Penjualan Pada CV. Barezky Total (Studi Kasus Mikro Ekonomi Pada UMKM usaha Mikro, Kecil Dan Menengah), Skripsi Universitas Mercu Buana, jakarta
H M Jogianto, 2001. Analisis dan Desain Sistem Informasi. Andi, Yogyakarta Jusup, AL. Haryono. 2001. Dasar-dasar Akuntansi. STIE, Yogyakarta Kotler, Philip, 2006. Manajemen Pemasaran, PT. Indeks kelompok Gramedia,
Jakarta La Midjan, 2003, Sistem Informasi Akuntansi I, Lembaga Informasi, Bandung La, Midjan dan Azhar, Susanto, 2003. Sistem Informasi Akuntansi II, Sistem
Praktika Penyusunan Metode dan Prosedur, Edisi Kedelapan, Linggajaya, Bandung
Marbun. 2003. Kamus Manajemen, Sinar Harapan, Jakarta. Margono. 2004. Metodologi Penelitian. Rineka Cipta, Jakarta Melia Delima, 2010, Evaluasi Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Pada
PT X, Jakarta, Skripsi, Institut Pertanian Bogor, bandung Moch.Atho’illah Tamimi, 2013, Evaluasi Sistem Akutansi Penerimaan Dan
Pengeluaran Kas Pada Taman Botani Sukorambi, Skripsi, Universitas Negeri Jember, Jember
Moleong, L.J. (2011). Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. PT Remaja Rosdakarya, Bandung
Mulyadi. 2010. Sistem Akuntansi. Salemba Empat, Jakarta Mukhtar, Ali Masjono, 2009. Audit Sistem Informasi, Cetakan Pertama, Rineka
Cipta, Jakarta. . Prasasti Pratama, 2010, Tinjauan Atas Sistem Informasi Akuntansi Penjualan
Pada PT. Sinar Sosro Kantor Penjualan Bandung 1, Skripsi, Universitas Widyatama, Bandung
Romney, Marshall B., Steinbert, Paul J., 2005. Sistem Informasi Akuntansi, Edisi
Sembilan, Jilid Satu, Salemba Empat, Jakarta. Sugiyono. 2010. Statistika untuk Penelitian. Alfabeta, Bandung Soemarso, S.R. 2009. Akuntansi Suatu Pengantar. Edisi 5. Salemba Empat,
Jakarta. Sri Wahyuni, 2006, Sistem akuntansi penjualan dan penerimaan kas pada PT.
Coca-Cola Bottling Indonesia Medan, Skripsi, Universitas Sumatera Utara, Medan
Tata, Sutabri. 2004. Sistem Informasi Akuntansi, edisi 1, Andi, Yogyakarta. Widjajanto, Nugroho. 2001. Sistem Informasi Akuntansi. Erlangga, Jakarta.