Absorbsi peroral

4
1. Absorbsi peroral Pertama, obat mengalami disolusi atau pemecahan obat dari bentuk solid. Caranya bermacam-macam, diantaranya mengubah obat menjadi bentuk garam, memperkecil bentuk partikel atau terkadang menggunakan teknik micronization. Setelah tahap ini, obat harus stabil di lingkungan lambung dan intestinum. Selanjutnya akan mengalami proses difusi di membran mukosa gastrointestinal menuju vena porta hepatika. Dalam proses-proses tersebut ada kemungkinan terjadi penurunan jumlah obat yang dpat mencapai sistem sirkulasi. (Adams, 2001) 1. Parenteral Cara pemberian obat dengan cara suntikan. Parenteral meliputi intravena, intramuscular, subcutan dan intrathecal. Intravena tidak mengalami tahap absorbsi. Obat langsung dimasukkan ke pembuluh darah sehingga kadar obat didalam darah diperoleh dengan cepat, tepat dan dapat disesuaikan langsung dengan respons penderita. Kerugiannya adalah obat yang sudah diberikan tidak dapat ditarik kembali, sehingga efek toksik lebih mudah terjadi.

description

dsfghj

Transcript of Absorbsi peroral

1. Absorbsi peroralPertama, obat mengalami disolusi atau pemecahan obat dari bentuk solid. Caranya bermacam-macam, diantaranya mengubah obat menjadi bentuk garam, memperkecil bentuk partikel atau terkadang menggunakan teknikmicronization. Setelah tahap ini, obat harus stabil di lingkungan lambung dan intestinum. Selanjutnya akan mengalami proses difusi di membran mukosa gastrointestinal menuju vena porta hepatika. Dalam proses-proses tersebut ada kemungkinan terjadi penurunan jumlah obat yang dpat mencapai sistem sirkulasi.(Adams, 2001)

1. ParenteralCara pemberian obat dengan cara suntikan. Parenteral meliputi intravena, intramuscular, subcutan dan intrathecal.Intravena tidak mengalami tahap absorbsi. Obat langsung dimasukkan ke pembuluh darah sehingga kadar obat didalam darah diperoleh dengan cepat, tepat dan dapat disesuaikan langsung dengan respons penderita. Kerugiannya adalah obat yang sudah diberikan tidak dapat ditarik kembali, sehingga efek toksik lebih mudah terjadi. Pada intramuscular, kelarutan obat dalam air menentukan kecepatan dan kelengkapan absorbsi. Obat yang sukar larut seperti dizepam dan penitoin akan mengendap di tempat suntikan sehingga absorbsinya berjalan lambat, tidak lengkap dan tidak teratur. Obat yang larut dalam air lebih cepat diabsorbsi. Tempat suntikan yang sering dipilih adalah gluteus maksimus dan deltoid.Pada daerah subcutan hanya boleh dilakukan untuk obat yang tidak iritatif terhadap jaringan. Absorbsi biasanya berjalan lambat dan konstan, sehingga efeknya bertahan lebih lama. Absorbsi menjadi lebih lambat jika diberikan dalam bentuk padat yang ditanamkan dibawah kulit atau dalam bentuk suspensi. Pemberian obat bersama dengan vasokonstriktor juga dapat memperlambat absorbsinya.Untuk intrathecal, obat langsung dimasukkan kedalam ruang subaraknoid spinal, dilakukan bila diinginkan efek obat yang cepat dan setempat pada selaput otak atau sumbu cerebrospinal seperti pada anestesia spinal atau pengobatan infeksi sistem saraf pusat yang akut.1. InhalasiInhalasi adalah proses melalui paru-paru. Inhalasi hanya dapat dilakukan untuk obat yang berbentuk gas atau cairan yang mudah menguap. Misalnya anestesi umum dan obat lain yang dapat diberikan dalam bentuk aerosol. Absorbsi terjadi melalui epitel paru dan mukosa saluran nafas. Absorbsi terjadi secara cepat karena permukaan absorbsinya luas, tidak mengalami metabolisme lintas pertama di hati. Metode ini lebih sulit dilakukan, memerlukan alat dan metode khusus, sukar mengaturya dosis dan sering mengiritasi paru.1. TopikalTopikal adalah sediaan untuk keperluan luar tubuh yang bekerja sebagai agen protektif bagi kulit atau sebagai pembawa obat. Dalam bentuk ini yang terpenting adalah saleb dan krim. Topikal sering dilakukan terutama pada kulit dan mata. Pemberian topikal pada kulit terbatas pada obat-obat tertentu karena tidak banyak obat yang dapat menembus kulit yang utuh. Jumlah obat yang diserap tergantung pada luas permukaan kulit yang kontak dengan obat serta kelarutan obat dalam lemak. Peberian topikal pada mata dimaksudkan untuk mendapatkan efek lokal pada mata, yang biasanya memerlukan absorbsi obat melalui kornea.(Hsu.walter h. 2008)1. Absorbsi topikalPertama, obat dilepaskan lalu akan melakukan penetrasi ke lapisan keratin atau stratum korneum dan akhirnya ditangkap oleh kapiler darah.

Daftar PustakaAdams, H Richard. 2001.Veterinary Pharmacology and Therapeutics 8thedition. Blackwell Publishing.Arief, Moh. 2007.Farmasetika.Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.Hsu.walter h. 2008. Handbook of vet pharmacology. America : Wiley blackwell