Abrasi Pantai

download Abrasi Pantai

of 19

Transcript of Abrasi Pantai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia selain terkenal dengan negara agraris, juga terkenal sebagai Indonesia negara yang maritim. sebagian Wilayah besar

merupakan perairan menyimpan potensi alam yang mempesona, terutama

pantainya yang indah dan landai. Namun semakin hari keindahan pantai semakin memudar seiring dengan terkikisnya garis pantai. Akibat tidak adanya benteng penahan terpaan gelombang laut, sedikit demi sedikit kawasan bibir pantai mulai tergerus gelombang laut. Walhasil, luas daratan pun mulai menyempit dan justru luas lautan yang semakin melebar. Semakin lama hal ini semakin meluas tanpa disadari dan mengancam pemukiman penduduk. Dalam beberapa tahun terakhir, garis pantai di beberapa daerah di Indonesia mengalami penyempitan yang cukup memprihatinkan. Abrasi yang terjadi mampu menenggelamkan daratan antara 2 hingga 10 meter pertahun. Apabila hal ini tidak ditindaklanjuti secara serius, maka dikhawatirkan dalam waktu yang tidak lama beberapa pulau yang permukaannya rendah akan tenggelam. Bagaimana cara mengantisipasi persoalan yang satu ini? Inilah yang melatarbelakangi penulis untuk menyusun makalah ini.

1

B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian diatas, maka makalah ini secara khusus akan membahas permasalahan : 1) Apa yang dimaksud dengan Abrasi? 2) Hal-hal apa sajakah yang dapat menyebabkan abrasi? 3) Bagaimana dampak abrasi terhadap lingkungan dan kehidupan? 4) Bagaimana cara penanggulangan abrasi? 5) Apa manfaat magrove dalam penanggulangan abrasi?

C. Tujuan Adapun tujuan yang penulis dalam menyusun makalah ini adalah : 1) Mengetahui pengertian abrasi. 2) Mengetahui hal-hal yang dapat menyebabkan abrasi. 3) Mengetahui dampak abrasi terhadap lingkungan dan kehidupan. 4) Mengetahui manfaat magrove dalam penanggulangan abrasi.

2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Lingkungan Hidup Menurut hasil dari google pengertian Lingkungan hidup / lingkungan adalah istilah yang dapat mencangkup segala makhluk hidup dan tak hidup di alam yang ada di Bumi atau bagian dari Bumi, yang berfungsi secara alami tanpa campur tangan manusia yang berlebihan. B. Unsur-Unsur Lingkungan Menurut Undang-Undang No 4 Tahun 1982, lingkungan hidup merupakan kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya yang memengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya. Berdasarkan pengertian tersebut, lingkungan hidup tersusun dari berbagai unsur yang saling berhubungan satu sama lain, yaitu unsur biotik, abiotik, dan sosial budaya. 1. Unsur Biotik Unsur biotik adalah unsur-unsur makhluk hidup atau benda yang dapat menunjukkan ciri-ciri kehidupan, seperti bernapas, memerlukan makanan, tumbuh, dan berkembang biak. Unsur biotik terdiri atas manusia, hewan, dan tumbuh-tumbuhan. Secara umum, unsur biotik meliputi produsen, konsumen, dan pengurai. a. Produsen, yaitu organisme yang dapat membuat makanan sendiri dari bahan anorganik sederhana. Produsen pada umumnya adalah tumbuhan

3

hijau yang dapat membentuk bahan makanan (zat organik) melalui fotosintesis. b. Konsumen, yaitu organisme yang tidak mampu membuat makanan sendiri. Konsumen terdiri atas hewan dan manusia. Konsumen memperoleh makanan dari organisme lain, baik hewan maupun tumbuhan. c. Pengurai atau perombak (dekomposer), yaitu organisme yang mampu menguraikan bahan organik yang berasal dari organisme mati. Pengurai menyerap sebagian hasil penguraian tersebut dan melepas bahan-bahan yang sederhana yang dapat dipakai oleh produsen. Pengurai terdiri atas bakteri dan jamur. 2. Unsur Abiotik Unsur abiotik adalah unsur-unsur alam berupa benda mati yang dapat mendukung kehidupan makhluk hidup. Termasuk unsur abiotik adalah tanah, air, cuaca, angin, sinar matahari, dan berbagai bentuk bentang lahan. 3. Unsur Sosial Budaya Unsur sosial budaya merupakan bentuk penggabungan antara cipta, rasa, dan karsa manusia yang disesuaikan atau dipengaruhi oleh kondisi lingkungan alam setempat. Termasuk unsur sosial budaya adalah adat istiadat serta berbagai hasil penemuan manusia dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. C. Pengertian Abrasi Definisi Abrasi atau Pengertian Abrasi adalah proses pengikisan pantai oleh kekuatan gelombang laut dan arus laut yang bersifat merusak. Ada yang

4

mengatakan Abrasi sebagai erosi pantai. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Abrasi adalah pengikisan batuan oleh air, es,atau angin. Menurut Sunarto, Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Muhammadiyah Pontianak, abrasi sebenarnya merupakan peristiwa terkikisnya alur-alur pantai akibat gerusan air laut. Pengikisan ini terjadi karena permukaan air laut mengalami peningkatan. Naiknya permukaan air laut bisa disebabkan mencairnya es di daerah censor akibat pemanasan global.

D. Magrove Hutan bakau atau disebut juga hutan mangrove adalah hutan yang tumbuh di atas rawa-rawa berair payau yang terletak pada garis pantai dan dipengaruhi oleh pasangsurut air laut. Hutan ini tumbuh khususnya di tempat-tempat di mana terjadi pelumpuran dan akumulasi bahan organik. Baik di teluk-teluk yang terlindung dari gempuran ombak, maupun di sekitar muara sungai di mana air melambat dan mengendapkan lumpur yang dibawanya dari hulu. Ekosistem hutan bakau bersifat khas, baik karena adanya pelumpuran yang mengakibatkan kurangnya aerasi tanah; salinitas tanahnya yang tinggi; serta mengalami daur penggenangan oleh pasang-surut air laut. Hanya sedikit jenis tumbuhan yang bertahan hidup di tempat semacam ini, dan jenis-jenis ini

5

kebanyakan bersifat khas hutan bakau karena telah melewati proses adaptasi dan evolusi. Hutan mangrove merupakan suatu tipe hutan yang tumbuh di daerah pasang surut, terutama di pantai yang terlindung, laguna dan muara sungai yang tergenang pada saat air laut pasang dan bebas dari genangan pada saat air laut surut yang komunitas tumbuhannya adaptif terhadap garam (Kusmana: 2003). Kata mangrove merupakan kombinasi antara bahasa Portugis mangue dan bahasa Inggris grove (Macnae: 1968 dalam Kusmana: 2003). Dalam bahasa Inggris kata mangrove digunakan baik untuk komunitas tumbuhan yang tumbuh di daerah jangkauan pasang surut maupun jenis-jenis tumbuhan yang menyusun komunitas tersebut. Hutan mangrove dikenal juga dengan istilah hutan payau (bahasa Indonesia). Selain itu, hutan mangrove oleh masyarakat Indonesia dan negara Asia Tenggara lainnya yang berbahasa Melayu sering disebut dengan hutan bakau. Penggunaan istilah hutan bakau untuk hutan mangrove sebenarnya kurang tepat dan rancu, karena bakau hanyalah nama lokal dari marga Rhizophora, sementara hutan mangrove disusun dan ditumbuhi oleh banyak marga dan jenis tumbuhan lainnya. Oleh karena itu, penyebutan hutan mangrove dengan hutan bakau sebaiknya dihindari.

6

BAB III METODE PENULISAN A. Metode Penulisan Metode penulisan yang digunakan dalam penulisan karya tulis ini ialah teknik eksplanasi yaitu menjelaskan dampak dari abrasi dan cara

penanggulangannya dengan berbagai metode sehingga abrasi dapat dikurangi.

B. Metode Pengumpulan Data Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah metode studi literatur yaitu dengan mempelajari berbagai literatur seperti buku-buku dan sumber-sumber dari internet. Penulis mengkombinasikan antara berbagai sumber yang ada sehingga makalah ini menjadi sumber informasi yang lengkap. Telaah literatur tersebut diharapkan mampu mendukung ide kreatif yang penulis munculkan dalam karya tulis ini.

C. Teknik Analisis data Analisa data dilakukan dengan menelaah data yang diperoleh dari studi literatur, menggabungkan teori dan pendapat di dalam buku atau literatur lainnya dan menyederhanakan data tersebut dalam bentuk yang mudah dibaca, dipahami, dan dipresentasikan, sebagai upaya mencari jawaban atas permasalahan yang diteliti.

7

BAB IV PEMBAHASAN A. Penyebab Abrasi Secara umum abrasi disebabkan oleh oleh dua faktor, yaitu faktor alam dan faktor manusia. Faktor-faktor alam yang dapat menyebabkan abrasi adalah: 1) Adanya arus gelombang yang terjadi akibat pasang surut air laut, sehingga lama-kelamaan mengikis tepian pantai. 2) Pemanasan global yang mengakibatkan suhu di permukaan bumi meningkat, sehingga membuat permukaan air di seluruh dunia meningkat dan kemudian merendam daerah yang permukaannya rendah. Sedangkan faktor-faktor yang menyebabkan abrasi oleh manuia adalah: 1) pengambilan batu karang dan pasir di pesisir pantai sebagai bahan bangunan, 2) penebangan pohon-pohon pada hutan mangrove atau hutan pantai. Kerusakan garis pantai akibat abrasi ini dipengaruhi oleh factor-faktor di atas. Dari dua faktor penyebab abrasi itu, pembabatan hutan mangrove disekitar pantai merupakan penyebab yang paling utama. Sedangkan pemanasan global itu sendiri juga tidak terlepas dari ulah manusia. Seperti yang kita ketahui, pemanasan globalterjadi karena gas-gas CO2 yang berasal dari asap pabrik maupun gas buangan kendaraan bermotor menghalangi keluarnya gelombang panas dari matahari yang dipantulkan ke bumi, sehingga panas tersebut akan terperangkap di dalam atmosfer bumi dan mengakibatkan suhu di permukaan

8

bumi meningkat. Suhu kutub juga akan meningkat dan membuat es di kutub mencair, air lelehan es itu mengakibatkan permukaan air di seluruh dunia akan mengalami peningkatan dan akan menggerus daerah yang permukaannya rendah. Hal ini menunjukkan bahwa terjadinya abrasi sangat erat kaitannya dengan pancemaran lingkungan yang dilakukan oleh manusia. B. Dampak Abrasi terhadap Lingkungan dan Kehidupan Abrasi yangterjadi tentunya berakibat negatif baik terhadap lingkungan maupun terhadap kehidupan manusia. Dampak negatif yang diakibatkan oleh abrasi terhadap

lingkungan dan kehidupan antara lain:y

Penyusutan lebar pantai sehingga menyempitnya lahan bagi penduduk yang tinggal di pinggir pantai

y

Kerusakan hutan bakau di sepanjang pantai, karena terpaan ombak yang didorong angin kencang begitu besar.

y

Kehilangan tempat berkumpulnya ikan ikan perairan pantai karena terkikisnya hutan bakau.

y

Kerugian bagi para nelayan dan petani tambak yang menggantungkan kehidupan mereka dari pantai.

y

Berkurangnya daya tarik wisata di daerah pantai karena pesona pantai terkikis seiring dengan terkikisnya daerah pantai akibat abrasi.

9

C. Cara Penanggulangan Abrasi Penanggulangan terhadap abrasi

sebenarnya sudah digalakkan, hanya saja belum maksimal. Untuk mengatasi persoalan abrasi ini, pemerintah bersama masyarakat telah membangun pemecah ombak serta melakukan penghijauan hutan mangrove di sekitar pantai yang terkena ancaman abrasi. Untuk membangun pemecah ombak, sudah tentu memerlukan biaya sangat mahal. Tak hanya itu saja, pembangunannya juga memerlukan waktu serta biaya yang tidak murah. Lantas, bagaimana solusinya? Jawabnya tentu saja dengan

mengembangkan serta mengembalikan fungsi hutan mangrove. Tapi, persoalan baru pun muncul. Ternyata, tanaman mangrove hanya dapat tumbuh pada tanah gambut yang berlumpur. Hal ini tentu saja menjadi persoalan tersendiri bagi kawasan pantai di Indonesia yang sebagian besar wilayahnya perairannya diselimuti pasir. Mangrove akan sulit tumbuh di daerah berpasir. Untuk itu, satusatunya cara untuk menyelamatkan daratan dari ancaman abrasi pantai adalah dengan memasang pemecah ombak. Setelah itu, di balik pemecah ombak ditanami mangrove. Dengan demikian, tingkat kegagalan tumbuh dari mangrove dapat dikurangi. Apabila alat pemecah ombak berhasil dibangun dan hutan bakau atau hutan mangrove berhasil ditanam, maka

10

dampak abrasi tentu akan dapat dikurangi meskipun tidak sampai 100%. Masalah pencemaran pantai juga harus diatasi dengan sangat serius karena dapat merusak keindahan dan keasrian pantai. Untuk megatasi permasalahan ini kesadaran masyarakat akan pentingnya lingkungan harus ditingkatkan. Selain itu peraturan untuk tidak merusak lingkungan harus dibuat dan menindak dengan tegas bagi siapa pun yang melanggarnya. Jadi tindakan pencegahan dengan tidak merusak lingkungan dan mengurangi pencemaran lingkungan adalah solusi yang paling tepat dan ampuh untuk mengatasi masalah abrasi.

D. Manfaat Magrove dalam Penanggulangan Abrasi Mengapa harus hutan mangrove? Karena mangrove yang ditanam di pinggiran pantai, akar-akarnya mampu menahan ombak sehingga menghambat terjadinya pengikisan pantai. Abrasi pantai tidak hanya membuat garis-garis pantai menjadi menyempit, bila dibiarkan bisa menjadi lebih berbahaya. Demikian juga dengan pemukiman penduduk yang berada di areal pantai tersebut. Hutan mangrove memberikan perlindungan kepada berbagai organisme baik hewan darat maupun hewan air untuk hidup dan berkembang biak. Hutan mangrove dipenuhi pula oleh kehidupan lain seperti mamalia, amfibi, reptil, burung, kepiting, ikan, primata, serangga dan sebagainya. Selain menyediakan keanekaragaman hayati (biodiversity), ekosistem mangrove juga sebagai plasma nutfah (geneticpool) dan menunjang keseluruhan sistem kehidupan di sekitarnya. Habitat mangrove merupakan tempat mencari makan (feeding ground) bagi hewan-hewan tersebut dan sebagai tempat mengasuh dan membesarkan (nursery

11

ground), tempat bertelur dan memijah (spawning ground) dan tempat berlindung yang aman bagi berbagai ikan-ikan kecil serta kerang (shellfish) dari predator. Selain manfaat mangrove dalam penanggulangan abrasi, mangrove juga memiliki manfaat lain, seperti: 1. Manfaat dari segi fisik y y y y menjaga agar garis pantai tetap stabil, melindungi pantai dan sungai dari bahaya erosi dan abrasi, menahan badai/angin kencang dari laut, menahan hasil proses penimbunan lahan baru, lumpur, menjadi sehingga wilayah

memungkinkan terbentuknya penyangga, y y y

menyaring air laut menjadi air daratan yang tawar, mengolah limbah beracun, penghasil O2 dan penyerap CO2.

2. Manfaat dari segi biologi y menghasilkan bahan pelapukan yang menjadi sumber makanan penting bagi plankton, sehingga penting pula bagi keberlangsungan rantai makanan, y tempat memijah dan berkembang biaknya ikan-ikan, kerang, kepiting dan udang, y tempat berlindung, bersarang dan berkembang biak dari burung dan satwa lain, y y sumber plasma nutfah dan sumber genetik, merupakan habitat alami bagi berbagai jenis biota.

12

3. Manfaat dari segi ekonomi y y penghasil kayu : bakar, arang, bahan bangunan, penghasil bahan baku industri : pulp, kertas, tekstil, makanan, obatobatan, kosmetik, y y penghasil bibit ikan, nener, kerang, kepiting tempat wisata, penelitian dan pendidikan.

Hutan mangrove merupakan salah satu bagian dari ekosistem pantai (pesisir). Tipe hutan ini beserta tipe-tipe ekosistem lainnya (terumbu karang, estuaria) saling berinteraksi dalam upaya memelihara produktivitas perairan pantai dan kestabilan habitat atau lingkungan pantai. Untuk mengatasi persoalan abrasi ini, pemerintah bersama masyarakat seharusnya mempunyai komitmen yang kuat untuk melakukan penghijauan hutan mangrove dan upaya pelestariannya di sekitar pantai yang terkena ancaman abrasi.

13

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan sebagai berikut. 1) Abrasi adalah proses pengikisan pantai oleh kekuatan gelombang laut dan arus laut yang bersifat merusak. 2) Abrasi dapat disebabkan oleh faktor alam dan faktor manusia. 3) Faktor manusia seperti penebangan hutan mangrove dan pencemaran udara adalah faktor utama penyebab abrasi. 4) Abrasi berdampak sangat buruk terhadap lingkungan dan kehidupan manusia maupun ekosistem laut dan hutan mangrove. 5) Usaha penanggulangan abrasi telah dilakukan oleh masyarakat dan pemerintah dengan penanaman kembali hutan bakau dan membangun alat pemecah ombak namun tidak maksimal. 6) Hal yang terpenting adalah tindakan pencegahan sehingga tidak terjadi abrasi. Pencegahan selalu lebih baik daripada penanggulangan.

B. Saran Saran-saran yang penulis sampaikan adalah : 1) Masyarakat harus mengetahui dan sadar tentang dampak yang diakibatkan oleh abrasi yang mengancam kehidupan mereka.

14

2) Masyarakat perlu diberikan sosialisasi tentang abrasi dan pencemaran lingkungan agar mereka benar-benar memahami arti pentingnya kelestarian lingkungan agar tidak terjadi abrasi. 3) Masyarakat dan pemerintah harus tetap melanjutkan program penanaman hutan mangrove di daerah-daerah yang terkena abrasi maupun yang belum terkena dampak untuk pencegahan. 4) Pemerintah hendaknya mewujudkan program pembangunan alat pemecah ombak agar abrasi tidak semakin meluas. 5) Pemerintah seharusnya lebih mempertegas peraturan tentang perusakan lingkungan agar masyarakat tidak melakukan hal tersebut karena beratnya ancaman yang terdapat pada peraturan tersebut. 6) Hutan mangrove hendaknya dilindungi dan dijadikan cagar alam demi kelangsungan ekosistem.

15

DAFTAR PUSTAKA

http :// alamudah. Files. Wordpress. Com / 2009/ II / Abarsi Pantai I/ http :// devoav 1997. Webnode. Com / tags / Mengapa Terjadi Abrasi/ http :// id. Wikipedia. Org / wiki / Abrasi Air Laut/ http :// irwantoshut. Com / Pengertian Abrasi/ http :// yudim. Blogspot. Com / Pengertian Abrasi/

16

KATA PENGANTAR

Om Swastyastu Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa / Ida Sang Hyang Widhi Wasa karena berkat rahmat-Nya lah penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini. Karya tulis ini mungkin masih jauh dari sempurna dan penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca sekalian. Akhirnya, penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu karya tulis seperti ini. Jika ada kesalahan dalam penulisan, penulis mohon maaf. Om Santih, Santih, Santih Om

Penulis

17

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ................................................................................. DAFTAR ISI ............ .................................................................................. BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... A. B. C. Latar Belakang Masalah ...................................................................... Rumusan Masalah ............................................................................... Tujuan Penulisan ................................................................................. i ii 1 1 2 2 3 3 3 4 5 7 7 7 7 8 8

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................... A. B. C. D. Pengertian Lingkungan hidup .............................................................. Unsur-unsur Lingkungan Hidup .......................................................... Pengertian Abrasi ................................................................................ Mangrove.............................................................................................

BAB III METODE PENULISAN .............................................................. A. B. C. Metode Penulisan ................................................................................. Metode Pengumpulan Data .................................................................. Teknik Analisis Data ............................................................................

BAB IV PEMBAHASAN............................................................................ A. Penyebab Abrasi ..................................................................................

18

B. C. D.

Dampak Abrasi terhadap Lingkungan Hidup dan Kehidupan ............... Cara Penanggulangan Abrasi ............................................................... Manfaat Mangrove dalam Penanggulangan Abrasi ............................... .................................................................................. .................................................................................. ..................................................................................

9 10 11 14 14 14

BAB V PENUTUP A. B. Kesimpulan Saran

DAFTAR PUSTAKA

19