ABORSI

3
PANDANGAN AGAMA, HUKUM, ETIKA DAN MEDIKOLEGAL TENTANG ABORSI Dewasa ini dunia kedokteran menghasilkan berbagai teknologi yang bertujuan membantu meningkatkan taraf kesehatan dengan tujuan menyejahterakan masyarakat. Akan tetapi seperti yang kita ketahui bersama dengan lahirnya teknologi-teknologi tersebut juga memicu lahirnya pro kontra baru. Aspek-aspek kehidupan seperti agama, etika moral serta hukum juga mempunyai pandangan tersendiri menyikapi hal ini. Kita sebagai mahasiswa kedokteran yang nantinya menjadi dokter yang terjun di masyarakat diharapkan mampu mengambil kebijakan kesehatan tanpa melanggar nurma-nurma yang ada di masyarakat dan tetap berpegang teguh pada kode etik kedokteran yang ada. Fenomena aborsi sendiri saat ini suah cukup mengkhawatirkan berbagai kalangan. Banyaknya lasus aborsi seharusnya menjadi perhatian banyak pihak yang terlibat di dalamnya. Dari berbagai sumber disebutkan bahwa usia yang banyak melakukan aborsi adalah kalangan remaja yang masih usia sekolah. Disini penulis akan berusaha mengulas aborsi dari berbagai pandangan. Adapun sebelum masuk ke ranah tersebut ada baiknya kita mengetahui definisi dari aborsi itu sendiri. Aborsi atau dalam bahasa medis disebut abortus adalah pengeluaran hasil konsepsi secara prematur dari uterus dimana embrio tidak dapat tumbuh di luar kandungan.Abortus dibagi menjadi tiga jenis, yaitu : 1. Abortus spontan/alami atau Abortus Spontaneus 2. Abortus Buatan/Sengaja atau Abortus Provocatus Criminalis 3. Abortus Terapeutik/Medis atau Abortus Provocatus Therapeuticum Aspek Hukum Menurut hukum-hukum yang berlaku di Indonesia, aborsi atau pengguguran janin termasuk kejahatan, yang dikenal dengan istilah "Abortus Provocatus Criminalis" Yang dikenai hukuman dalam hal ini : 1. Ibu yang melakukan abortus 2. Dokter/bidan/dukun/tenaga kesehatan lain yang melakukan aborsi 3. Orang-orang/pihak yang mendukung terlaksananya aborsi Beberapa pasal yang terkait adalah : KUHP pasal 299, 346, 347, 348, 349 tentang larangan pengguguran kandungan. UU RI No. 1 tahun 1946 menyatakan aborsi merupakan tindakan pelanggaran hukum. UU RI No. 7 tahun 1984 tentanf menghapus diskriminasi pada wanita. UU RI No. 23 tahun 1992, pasal 15 : abortus diperbolehkan dengan alasan medis. Pasal 77c : kebebasan menentukan reproduksi Pasal 80 : dokter boleh melakukan aborsi yang aman. Apabila ditinjau dari Human Rights (HAM) : Setiap manusia berhak kapan mereka bereproduksi RUU pasal 7 : berhak menentukan kapan dan jumlah reproduksi. RUU Kesehatan pasal 63 Aspek Etika Kedokteran Bunyi lafal sumpah dokter : Saya akan merahasiakan segala sesuatu yang saya ketahui dari pasien bahkan hingga pasien meninggal.

Transcript of ABORSI

Page 1: ABORSI

PANDANGAN AGAMA, HUKUM, ETIKA DAN MEDIKOLEGAL TENTANG ABORSI

Dewasa ini dunia kedokteran menghasilkan berbagai teknologi yang bertujuan membantu meningkatkan taraf kesehatan dengan tujuan menyejahterakan masyarakat. Akan tetapi seperti yang kita ketahui bersama dengan lahirnya teknologi-teknologi tersebut juga memicu lahirnya pro kontra baru. Aspek-aspek kehidupan seperti agama, etika moral serta hukum juga mempunyai pandangan tersendiri menyikapi hal ini. Kita sebagai mahasiswa kedokteran yang nantinya menjadi dokter yang terjun di masyarakat diharapkan mampu mengambil kebijakan kesehatan tanpa melanggar nurma-nurma yang ada di masyarakat dan tetap berpegang teguh pada kode etik kedokteran yang ada.

Fenomena aborsi sendiri saat ini suah cukup mengkhawatirkan berbagai kalangan. Banyaknya lasus aborsi seharusnya menjadi perhatian banyak pihak yang terlibat di dalamnya. Dari berbagai sumber disebutkan bahwa usia yang banyak melakukan aborsi adalah kalangan remaja yang masih usia sekolah.

Disini penulis akan berusaha mengulas aborsi dari berbagai pandangan. Adapun sebelum masuk ke ranah tersebut ada baiknya kita mengetahui definisi dari aborsi itu sendiri. Aborsi atau dalam bahasa medis disebut abortus adalah pengeluaran hasil konsepsi secara prematur dari uterus dimana embrio tidak dapat tumbuh di luar kandungan.Abortus dibagi menjadi tiga jenis, yaitu :

1. Abortus spontan/alami atau Abortus Spontaneus2. Abortus Buatan/Sengaja atau Abortus Provocatus Criminalis 3. Abortus Terapeutik/Medis atau Abortus Provocatus Therapeuticum

Aspek HukumMenurut hukum-hukum yang berlaku di Indonesia, aborsi atau pengguguran janin termasuk kejahatan, yang dikenal dengan istilah "Abortus Provocatus Criminalis" Yang dikenai hukuman dalam hal ini :

1. Ibu yang melakukan abortus2. Dokter/bidan/dukun/tenaga kesehatan lain yang melakukan aborsi3. Orang-orang/pihak yang mendukung terlaksananya aborsi

Beberapa pasal yang terkait adalah :

KUHP pasal 299, 346, 347, 348, 349 tentang larangan pengguguran kandungan. UU RI No. 1 tahun 1946 menyatakan aborsi merupakan tindakan pelanggaran hukum. UU RI No. 7 tahun 1984 tentanf menghapus diskriminasi pada wanita. UU RI No. 23 tahun 1992, pasal 15 : abortus diperbolehkan dengan alasan medis.

Pasal 77c : kebebasan menentukan reproduksi Pasal 80 : dokter boleh melakukan aborsi yang aman.

Apabila ditinjau dari Human Rights (HAM) :

Setiap manusia berhak kapan mereka bereproduksi RUU pasal 7 : berhak menentukan kapan dan jumlah reproduksi. RUU Kesehatan pasal 63

Aspek Etika Kedokteran

Bunyi lafal sumpah dokter : Saya akan merahasiakan segala sesuatu yang saya ketahui dari pasien bahkan hingga pasien meninggal.

Bunyi lafal sumpah dokter : Saya akan menghormati setiap hidup insane mulai dari pembuahan. Penjelasan Pasal 7c KODEKI : Abortus Provokatus dapat dibenarkan dalam tindakan pengobatan/media Pasal 10 KODEKI : Dokter wajib mengingat akan kewajibannya melindungi hidup tiap insani.

Aspek AgamaBeberapa pandangan agama tentang aborsi :

IslamMajelis Ulama Indonesia memfatwakan bahwa :

1. Aborsi haram hukumnya sejak terjadinya implantasi blastosis pada dinding rahim ibu (nidasi).

Page 2: ABORSI

2. Aborsi dibolehkan karena adanya uzur, baik yang bersifat darurat ataupun hajat. 1. Keadaan darurat yang berkaitan dengan kehamilah yang membolehkan aborsi adalah:

1. Perempuan hamil menderita sakit fisik berat seperti kanker stadium lanjut, TBC dengan caverna dan penyakit-penyakit fisik berat lainnya yang harus ditetapkan oleh Tim Dokter.

2. Dalam keadaan di mana kehamilan mengancam nyawa si ibu. 2. Keadaan hajat yang berkaitan dengan kehamilan yang dapat membolehkan aborsi adalah:

1. Janin yang dikandung dideteksi menderita cacat genetic yang kalau lahir kelak sulit disembuhkan. 2. Kehamilan akibat perkosaan yang ditetapkan oleh Tim yang berwenang yang didalamnya terdapat antara

lain keluarga korban, dokter, dan ulama. 3. Kebolehan aborsi sebagaimana dimaksud huruf b harus dilakukan sebelum janin berusia 40 hari. 4. Aborsi haram hukumnya dilakukan pada kehamilan yang terjadi akibat zina.

Kristen

Secara singkat di dalam Al Kitab dapat disimpulkan bahwa aborsi dalam bentuk dan alasan apapun dilarang karena :

5. Apabila ada sperma dan ovum telah bertwmu maka unsure kehidupan telah ada.6. Abortus pada janin yang cacat tidak diperbolehkan karena Tuhan mempunyai rencana lain pada hidup

seorang manusia7. Anak adalah pemberian Tuhan.8. Bila terjadi kasus pemerkosaan, diharapkan keluarga serta orang-orang terdekat dapat memberi

semangat.9. Aborsi untuk menyembunyikan aib tidak dibenarkan.

KatolikHampir sama dengan pernyataan agama Kristen, dalam agama katolik aborsi juga dilarang.

Hindu

Aborsi dalam Teologi Hinduisme tergolong pada perbuatan yang disebut "Himsa karma" yakni salah satu perbuatan dosa yang disejajarkan dengan membunuh, meyakiti, dan menyiksa. Oleh karena itulah perbuatan aborsi disetarakan dengan menghilangkan nyawa, maka aborsi dalam Agama Hindu tidak dikenal dan tidak dibenarkan.

Budha

Dalam agama budha perlakuan aborsi tidak dibenarkan karena suatu karma harus diselesaikan dengan cara yang baik, jika tidak maka akan timbul karma yang lebih buruk lagi.

Referensi:

10. Anonim. 2007. Hukum dan Aborsi. http://www.aborsi.org/hukum-aborsi.htm(12Oktober 2007)

11. Dorland, W. A. Newman. 2002. Kamus Kedokteran Dorland. Jakarta : EGC12. Dwija, Bahgawan. 2007. Aborsi dalam Teologi Hinduisme. http://stitidharma.org/modules.php?

name=Content&pa=showpage&pid=3413. Fatwa Majelis Ulama Indonesia Nomor : 4 Tahun 2005 tentang Aborsi. 2007.

http://www.mui.or.id/mui_in/fatwa.php?id=10114. Majelis Kehormatan Etik Kedokteran Ikatan Dokter Indonesia. 2002. Kode Etik Kedokteran Indonesia dan Pedoman

Pelaksanaan Kode Etik Kedokteran Indonesia. Sumatera Utara: Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.15. Syafruddin, SH, MH. 2007. Abortus Provocatus dan Hukum. library.usu.ac.id/modules.php?

op=modload&name=Downloads&file=index&req=getit&lid=447 – 16. Zuhra, Farah. 2007. Aborsi dalam Pandangan Hukum Islam. http://www.gaulislam.com/aborsi-dalam-pandangan-

hukum-islam/ (14 Agustus 2007)

http://anggaradavid.blogspot.com/2011/03/pandangan-agama-hukum-etika-dan.html