AA

12
153 Analisis Produktivitas Sumur setelah Pengasaman Menggunakan Persamaan Kurva IPR Aliran Dua Fase Djoko Askeyanto 1) dan Edward ML Tobing 2) 1) Jurusan Teknik Perminyakan, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jl. SWK 104 Lingkar Utara, Condongcatur, Yogyakarta 55283 2) Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi “LEMIGAS” Jl. Ciledug Raya Kav. 109, Cipulir, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan Telepon: 62-21-7394422, Fax: 62-21-7246150 Teregistrasi I tanggal 6 Agustus 2012; Diterima setelah perbaikan tanggal 23 November 2012 Disetujui terbit tanggal: 31 Desember 2012 ABSTRAK Kurva Inflow Performance Relationship (IPR) merupakan hubungan antara laju produksi terhadap tekanan alir dasar sumur. Bila kurva IPR tersebut dikombinasikan dengan kurva pipa alir, maka per- potongan kedua kurva tersebut merupakan laju produksi yang optimum. Pengaruh faktor skin terhadap kurva IPR akan mengubah kemiringan kurva, sehingga laju produksi akan berubah pada suatu tekanan alir dasar sumur. Stimulasi pengasaman terhadap sumur akan menyebabkan faktor skin menjadi lebih kecil, sehingga akan mengubah kemiringan kurva IPR serta naiknya laju produksi optimum. Perkiraan kenaikan laju alir produksi tersebut diperoleh dari kurva IPR yang ditentukan berdasarkan hasil uji produksi dan transient tekanan sumur setelah dilakukan stimulasi pengasaman. Dalam tulisan ini diusulkan persamaan kurva IPR untuk sumur yang telah dilakukan stimulasi pengasaman berdasarkan data uji produksi dan transient tekanan sumur sebelum stimulasi pengasaman dilakukan, dan sumur tersebut diproduksikan dari reservoir bertenaga dorong gas terlarut (aliran dua fase minyak dan gas). Persamaan IPR tersebut dikembangkan menggunakan simulator sumur tunggal aliran dua fasa. Rentang data yang luas dari sifat batuan dan fluida reservoir yang menggambarkan sistem sumur reservoir, digunakan untuk mengembangkan persamaan tersebut dengan cara statistik. Perkiraan kenaikan laju produksi minyak optimum setelah stimulasi pengasaman berdasarkan persamaan yang diusulkan, dapat digunakan untuk menganalisis nilai keekonomian operasi pengasaman pada sumur tersebut. Kata kunci: stimulatif pengasaman, kurva inflow performance relationship, aliran dua fase ABSTRACT Inflow Performance Relationship curve is the relationship between production rate versus well flowing pressure. When the IPR curve is combined with tubing pressure curve, the intersection between two curves is becomes the optimum production rate. The skin factor is very influential on slope of the curve IPR that will affect the change of production rate in accordance with the bottom whole flowing. The Stimulation of acidizing on the well will result in reduction of skin factor value, which causes changes in the slope of curve IPR that resulted in optimum flow rate. The production flow rate estimates were obtained from the curve IPR that determined by production and well pressure transient test after stimulation acidizing. In this paper proposed the equation of IPR curve for well that have done acidizing stimulation based on production and pressure transient test prior to the acidizing stimulation data, in which the reservoir has gas solution drive mechanism for oil and gas production (two phase flow oil and gas). The IPR equation was developed by using single well two phase flow simulator. Reservoir rock and fluid data that describes a system of reservoir in well that are used to develop the equation is done by statistical. This equation in addition can be used to estimate the optimum production rate and also to analyze the economical operation of the acidizing work per well. Keywords: stimulation acidizing, inflow performance relationship curve, two phase flow

description

AA

Transcript of AA

  • 153

    Analisa Produktivitas Sumur setelah Pengasaman Menggunakan Persamaan Kurva IPR Aliran Dua Fase (Djoko Akseyanto dan Edward ML Tobing)

    Analisis Produktivitas Sumur setelah

    Pengasaman Menggunakan Persamaan

    Kurva IPR Aliran Dua FaseDjoko Askeyanto1) dan Edward ML Tobing2)1)Jurusan Teknik Perminyakan, Universitas Pembangunan Nasional Veteran

    Jl. SWK 104 Lingkar Utara, Condongcatur, Yogyakarta 552832)Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi LEMIGAS

    Jl. Ciledug Raya Kav. 109, Cipulir, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan

    Telepon: 62-21-7394422, Fax: 62-21-7246150

    Teregistrasi I tanggal 6 Agustus 2012; Diterima setelah perbaikan tanggal 23 November 2012

    Disetujui terbit tanggal: 31 Desember 2012

    ABSTRAK

    Kurva In ow Performance Relationship (IPR) merupakan hubungan antara laju produksi terhadap

    tekanan alir dasar sumur. Bila kurva IPR tersebut dikombinasikan dengan kurva pipa alir, maka per-

    potongan kedua kurva tersebut merupakan laju produksi yang optimum. Pengaruh faktor skin terhadap

    kurva IPR akan mengubah kemiringan kurva, sehingga laju produksi akan berubah pada suatu tekanan alir

    dasar sumur. Stimulasi pengasaman terhadap sumur akan menyebabkan faktor skin menjadi lebih kecil,

    sehingga akan mengubah kemiringan kurva IPR serta naiknya laju produksi optimum. Perkiraan kenaikan

    laju alir produksi tersebut diperoleh dari kurva IPR yang ditentukan berdasarkan hasil uji produksi dan

    transient tekanan sumur setelah dilakukan stimulasi pengasaman. Dalam tulisan ini diusulkan persamaan

    kurva IPR untuk sumur yang telah dilakukan stimulasi pengasaman berdasarkan data uji produksi dan

    transient tekanan sumur sebelum stimulasi pengasaman dilakukan, dan sumur tersebut diproduksikan

    dari reservoir bertenaga dorong gas terlarut (aliran dua fase minyak dan gas). Persamaan IPR tersebut

    dikembangkan menggunakan simulator sumur tunggal aliran dua fasa. Rentang data yang luas dari sifat

    batuan dan uida reservoir yang menggambarkan sistem sumur reservoir, digunakan untuk mengembangkan

    persamaan tersebut dengan cara statistik. Perkiraan kenaikan laju produksi minyak optimum setelah

    stimulasi pengasaman berdasarkan persamaan yang diusulkan, dapat digunakan untuk menganalisis nilai

    keekonomian operasi pengasaman pada sumur tersebut.

    Kata kunci: stimulatif pengasaman, kurva in ow performance relationship, aliran dua fase

    ABSTRACT

    In ow Performance Relationship curve is the relationship between production rate versus well owing

    pressure. When the IPR curve is combined with tubing pressure curve, the intersection between two curves

    is becomes the optimum production rate. The skin factor is very in uential on slope of the curve IPR that

    will affect the change of production rate in accordance with the bottom whole owing. The Stimulation

    of acidizing on the well will result in reduction of skin factor value, which causes changes in the slope

    of curve IPR that resulted in optimum ow rate. The production ow rate estimates were obtained from

    the curve IPR that determined by production and well pressure transient test after stimulation acidizing.

    In this paper proposed the equation of IPR curve for well that have done acidizing stimulation based on

    production and pressure transient test prior to the acidizing stimulation data, in which the reservoir has

    gas solution drive mechanism for oil and gas production (two phase ow oil and gas). The IPR equation

    was developed by using single well two phase ow simulator. Reservoir rock and uid data that describes

    a system of reservoir in well that are used to develop the equation is done by statistical. This equation in

    addition can be used to estimate the optimum production rate and also to analyze the economical operation

    of the acidizing work per well.

    Keywords: stimulation acidizing, in ow performance relationship curve, two phase ow

  • 154

    Lembaran Publikasi Minyak dan Gas Bumi Vol. 46 No. 3, Desember 2012: 153 - 163

    I. PENDAHULUAN

    Kinerja produktivitas sumur dapat digambarkan

    dengan persamaan In ow Performance Relationship

    (IPR) atau dalam bentuk kurva yang merupakan

    hubungan antara laju produksi dan tekanan alir dasar

    sumur pada suatu tekanan reservoir. Dan bila kurva

    IPR tersebut dikombinasikan dengan kurva pipa

    alir, maka perpotongan antara kurva IPR tersebut

    dengan kurva pipa alir merupakan laju alir yang

    optimum. Pada awalnya kinerja produktivitas sumur

    yang dinyatakan sebagai productivity index (PI)

    mempunyai harga yang tetap, sehingga kurva IPR

    merupakan garis linier. Akan tetapi untuk sumur yang

    mempunyai tekanan alir dasar sumur lebih kecil dari

    tekanan saturasi, maka uida yang mengalir terdiri

    dari dua fase (minyak dan gas), sehingga anggapan

    tersebut di atas tidak dapat lagi digunakan. Harga

    PI dari sumur tersebut akan semakin besar dengan

    semakin besarnya laju produksi, sehingga kurva IPR

    tidak lagi berbentuk linier.

    Hal lain yang sangat memengaruhi bentuk kurva

    IPR adalah faktor skin, sehingga akan mengubah

    harga PI. Dengan demikian perubahan harga faktor

    skin akan mengubah kurva IPR. Klins4) dalam

    penelitiannya telah mengembangkan persamaan

    IPR untuk sumur yang mengalami kerusakan atau

    perbaikan dengan rentang harga skin dari -4 sampai

    dengan +6. Untuk sumur yang telah dilakukan

    stimulatif pengasaman atau perbaikan, metoda

    yang telah dikembangkan tersebut mempunyai

    keterbatasan pada anggapan yang digunakan dan

    data yang tersedia, sehingga perkiraan kurva IPR

    yang dihasilkan kurang memadai.

    Stimulatif pengasaman akan menyebabkan

    harga faktor skin menjadi lebih kecil, sehingga

    kemiringan kurva IPR menjadi lebih besar dan

    menyebabkan kenaikan laju alir optimum. Besar

    kenaikan laju alir optimum tersebut digunakan

    untuk menganalisis keekonomian setelah dilakukan

    stimulatif pengasaman. Pada kenyataannya, kenaikan

    laju alir optimum tersebut diperoleh melalui kurva

    IPR yang ditentukan dari data uji produksi dan

    transient tekanan setelah stimulatif pengasaman

    dilakukan.

    Dalam tulisan ini diusulkan persamaan IPR untuk

    sumur yang telah dilakukan stimulatif pengasaman

    dengan menggunakan data uji produksi dan transient

    tekanan sebelum pengasaman dilakukan. Untuk

    mengembangkan kurva IPR tersebut digunakan

    simulator sumur tunggal aliran dua fase. Simulator ini

    didasarkan pada persamaan partial differential untuk

    gas, minyak, dan air serta penyelesaian persamaan

    tersebut dilakukan secara numerik menggunakan

    metoda nite difference dan fully implicit. Model

    matematik tersebut telah di run dalam rentang

    yang luas dari sifat batuan dan fluida reservoir,

    serta pada selang harga faktor skin dari -4 sampai

    dengan +20, untuk memperoleh hubungan antara

    laju alir minyak dan tekanan alir dasar sumur pada

    berbagai harga tekanan reservoir. Persamaan kurva

    IPR usulan diperoleh dari hasil regresi non linier

    yang merupakan fungsi faktor skin. Dan persamaan

    tersebut telah divalidasi terhadap persamaan kurva

    IPR yang dipublikasikan oleh Fetkovich, Vogel,

    dan Standing. Sedangkan keberhasilan stimulatif

    pengasaman dapat dilihat dari perubahan e siensi

    aliran, sehingga dikembangkan pula hubungan

    antara faktor skin dengan efisiensi aliran untuk

    memperkirakan kurva IPR. Model plot Vogel7)

    digunakan untuk menggambarkan bentuk umum

    dari produktivitas sumur tersebut. Dengan demikian

    maka kurva IPR setelah stimulatif pengasaman dapat

    diperkirakan dengan menggunakan data uji produksi

    dan transient tekanan yang diperoleh sebelum

    stimulatif pengasaman, serta perkiraan harga faktor

    skin setelah stimulatif pengasaman.

    II. STIMULATIF PENGASAMAN

    Tujuan dilakukan stimulatif pada sumur adalah

    untuk memperbaiki atau meningkatkan produksi

    sumur tersebut. Kadang-kadang pada perioda awal

    produksi sumur menunjukkan permeabilitas reservoir

    yang rendah, sehingga diperlukan stimulatif untuk

    dapat dimulainya produksi dari suatu reservoir.

    Tetapi pada keadaan yang lain, stimulatif dilakukan

    juga untuk memperbesar permeabilitas disekitar

    sumur, karena produksi dari sumur tersebut sudah

    rendah. Salah satu jenis stimulatif yang umum

    diterapkan pada sumur minyak adalah pengasaman.

    Sedangkan kondisi pengasaman dilakukan dibawah

    tekanan rekah batuan reservoir, yang mempunyai

    tujuan memperbaiki permeabilitas alami dari batuan

    tersebut. Pengasaman sumur dilakukan dengan cara

    memompakan larutan asam kedalam sumur, agar

    dapat melarutkan semen jenis limestone, dolomite

    atau calcite yang terletak diantara butir batuan

    sedimen (lihat Gambar 1).

  • 155

    Analisa Produktivitas Sumur setelah Pengasaman Menggunakan Persamaan Kurva IPR Aliran Dua Fase (Djoko Akseyanto dan Edward ML Tobing)

    Jenis pengasaman yang dapat dilakukan pada

    sumur minyak terdiri dari pengasaman matrix dan

    pengasaman rekah. Pengasaman matrix dilakukan

    dengan cara memompakan larutan asam melalui

    sumur sehingga larutan asam tersebut dapat masuk

    kedalam pori-pori batuan reservoir. Fungsi larutan

    asam pada jenis pengasaman ini adalah untuk me-

    larutkan sedimen dan padatan lumpur yang meng-

    halangi permeabilitas batuan, dan mem per besar

    pori-pori alami reservoir serta menstimulatif aliran

    hidrokarbon. Pengasaman matrix dilakukan pada

    kondisi tekanan yang cukup rendah untuk men-

    cegah terjadi rekahnya batuan reservoir. Sedangkan

    pengasaman rekah membutuhkan tekanan pe-

    mompaan asam yang tinggi ke dalam sumur.

    Akibatnya batuan reservoir akan rekah dan dapat

    melarutkan sedimen yang menghalangi permeabilitas

    batuan. Pengasaman rekah ini akan membentuk

    saluran yang menerus sehingga dapat mengalirkan

    hidrokarbon. Jenis asam yang biasa digunakan

    untuk stimulatif sumur minyak adalah HCL (asam

    khlorida), yang berguna untuk melarutkan carbonate,

    limestone atau dolomites dari batuan, atau HF (asam

    ourida) yang digunakan untuk melarutkan quartz,

    pasir dan clay dari batuan reservoir.

    III. PENGEMBANGAN MODEL

    Model yang dikembangkan adalah model

    matematik yang dapat menggambarkan sumur

    produksi dari suatu reservoir dengan tenaga pen dorong

    gas terlarut, yang merupakan model matematik aliran

    dua fase minyak dan gas dari boundary reservoir ke

    sandface (Eclipse-100 versi 2005). Model matematik

    tersebut merupakan model radial two-phase single

    well, yang dikembangkan dengan menyelesaikan

    persamaan partial differential untuk fasa minyak

    dan gas secara numerik. Model tersebut terlebih

    dahulu divalidasi, yaitu untuk aliran satu fasa

    (minyak), dua fasa (minyak-gas) dan tiga fasa (gas-

    minyak dan air) dengan membandingkan kemiringan

    hubungan antara dimensionless wellbore pressure

    drop terhadap dimensionless time, yang didapat

    dari model dan persamaan analitik. Plot dari model

    tersebut menghasilkan kemiringan sebesar 1.151

    pada perioda early transient, seperti yang dinyatakan

    dalam persamaan analitik. Dengan menggunakan

    model ini, distribusi tekanan dan saturasi sepanjang

    reservoir pada berbagai laju alir produksi dapat

    dihitung. Gas dan minyak mengalir dari reservoir

    ke dasar lubang sumur, sesuai dengan hukum aliran

    fase-ganda dalam media berpori. Dalam model ini

    tidak dide nisikan batas gas-minyak, sehingga gas

    dan minyak akan mengalir secara serempak dari

    reservoir ke dasar lubang sumur. Selain itu, reservoir

    dianggap bersifat homogen dan isotropis dengan tebal

    konstan. Reservoir merupakan reservoir ter tutup,

    tidak ada aliran uida pada batas luar reservoir. Pada

    keadaan awal, tekanan reservoir di setiap titik dalam

    reservoir sama besar dan demikian pula halnya harga

    saturasi awal untuk gas dan minyak. Bila dalam

    media berpori terjadi aliran aliran dua fase (minyak

    dan gas), maka pada keadaan awal tekanan reservoir

    harus lebih rendah dari pada tekanan saturasi. Selain

    itu harga saturasi air mula-mula di setiap titik lebih

    rendah dibandingkan dengan saturasi air kritis. Hal

    ini perlu ditentukan untuk memastikan bahwa aliran

    yang terjadi adalah aliran gas dan minyak. Selain

    itu dapat juga dilakukan anggapan bahwa ada atau

    tidak ada hambatan di sekitar lubang sumur, dengan

    demikian faktor skin ditentukan berkisar dari -4

    sampai dengan +20.

    Untuk merepresentasikan kondisi produksi,

    dimulai sejak sumur dibuka sampai mencapai

    waktu aliran mantap, dianggap bahwa besarnya

    laju produksi konstan, sedangkan tekanan alir dasar

    sumur berubah. Dan anggapan lain adalah tekanan alir

    dasar sumur tetap sedangkan laju produksi berubah.

    Dengan menggunakan model ini, maka dapat di-

    hitung tekanan alir dasar sumur pada setiap harga laju

    produksi yang tetap dari waktu ke waktu.

    Aliran uida dua fase gas dan minyak, yang

    mengalir secara radial dalam reservoir berpori yang

    Gambar 1

    Stimulasi pengasaman sulfur

  • 156

    Lembaran Publikasi Minyak dan Gas Bumi Vol. 46 No. 3, Desember 2012: 153 - 163

    berbentuk silindris dengan tebal konstan, dapat

    dinyatakan dalam bentuk persamaan diferensial.

    Persamaan diferensial tersebut dipecahkan secara

    serempak, dengan menggunakan syarat awal dan

    syarat batas. Pemecahan persamaan diferensial dan

    syarat batasnya tersebut dilakukan secara numerik,

    dengan menggunakan nite difference, dan metode

    fully Implicit. Dengan cara ini reservoir dapat dibagi

    dalam grid-blok, dimana ukuran grid-blok makin

    dekat ke lubang sumur semakin kecil. Dengan

    menggunakan simulator sumur tunggal ini, dapat

    diperoleh antara lain distribusi tekanan dan saturasi

    secara radial sepanjang reservoir di setiap grid-blok

    pada saat kondisi aliran steady state tercapai. Dengan

    demikian tekanan serta saturasi minyak atau gas pada

    sand face dapat ditentukan, berdasarkan tekanan

    dan saturasi pada grid-blok yang terdekat dengan

    lubang sumur. Perhitungan ini dilakukan dimulai

    pada periode transient sampai dengan tercapainya

    waktu pseudo steady state.

    Untuk dapat mengembangkan persamaan kurva

    in ow performance pada sumur yang telah dilakukan

    stimulatif pengasaman, maka model matematik yang

    telah disiapkan kemudian di run untuk berbagai

    pasangan data. Sembilan pasangan data yang

    digunakan ditunjukkan pada Tabel 1 dan Tabel 2.

    Dengan model matematik tersebut, hubungan antara

    tekanan alir dasar sumur dan laju alir minyak pada

    berbagai kondisi setelah dilakukan stimulatif dapat

    dihitung.

    IV. PENGEMBANGAN PERSAMAAN

    KURVA IPR

    Model matematik telah di run dalam rentang yang

    luas dari data sifat-sifat batuan dan uida reservoir

    serta ukuran yang berbeda dari reservoir. Rentang

    dari data tersebut dapat dilihat pada Tabel 1 dan Tabel

    2. Untuk suatu pasangan data pada berbagai tekanan

    reservoir dan faktor skin tertentu (faktor skin mulai

    dari -4 sampai dengan +20), maka hubungan antara

    tekanan alir dasar sumur dan laju alir minyak dapat

    dihitung.

    Pengembangan persamaan kurva Inflow

    Performance Relationship berdasarkan model plot

    Vogel7), yaitu plot antara perbandingan tekanan alir

    dasar sumur dengan tekanan reservoir (Pwf

    /Pr) terhadap

    perbandingan laju alir minyak dengan laju alir minyak

    maksimum pada harga faktor skin= -4 (Qo/Q

    o max@S= -4).

    Qo max@S= -4

    adalah laju alir maksimum akibat stimulatif

    pengasaman pada kondisi skin faktor mencapai -4.

    Gambar 2 dan 3 masing-masing adalah plot Pwf

    /Pr

    terhadap Qo/Q

    o max@S= -4, yang menggambarkan kurva

    In ow Performance Relationship tidak berdimensi

    (dimensionless) untuk faktor skin = - 4 dan faktor skin

    = -3. Kurva in ow performance yang diperoleh dari

    model tersebut, dikelompokkan berdasarkan harga

    Tabel 1

    Pasangan input data-1

  • 157

    Analisa Produktivitas Sumur setelah Pengasaman Menggunakan Persamaan Kurva IPR Aliran Dua Fase (Djoko Akseyanto dan Edward ML Tobing)

    faktor skin. Analisis regresi non linier telah dilakukan

    untuk setiap titik data dari setiap kelompok faktor

    skin berdasarkan acuan harga koe sien korelasi, dan

    menghasilkan persamaan berikut:

    Tabel 2

    Pasangan input data-2

    Gambar 2

    Plot Pwf

    /Pr terhadap Q

    o/(Q

    o maks @S= -4)

    untuk faktor skin = -4

    Harga konstanta C0, C

    1, dan C

    2 untuk setiap harga

    faktor skin ditunjukkan pada Tabel 3. Selanjutnya

    harga konstanta C0, C

    1, dan C

    2 masing masing diplot

    terhadap harga faktor skin, yang dapat dilihat pada

    Gambar 4 dan Gambar 5. Analisis regresi non linier

    kembali dilakukan terhadap setiap titik data dari

    kelompok konstanta persamaan C0, C

    1, dan C

    2, yang

    menghasilkan persamaan berikut ini:

    Gambar 3

    Plot Pwf

    /Pr terhadap Q

    o/(Q

    o maks @S= -4)

    untuk faktor skin = -3

    (1)

    2

    210)4max@(

    r

    wf

    r

    wf

    o

    o

    P

    PC

    P

    PCC

    SQ

    Q

  • 158

    Lembaran Publikasi Minyak dan Gas Bumi Vol. 46 No. 3, Desember 2012: 153 - 163

    V. PERKIRAAN FAKTOR SKIN SETELAH

    STIMULATIF PENGASAMAN

    Setelah stimulatif pengasaman dilakukan pada

    suatu sumur, selain harga faktor skin yang berubah,

    demikian juga harga e siensi alirannya. E siensi

    aliran (FE) merupakan perbandingan produktivitas

    pada suatu harga faktor skin dengan produktivitas

    pada harga faktor skin sama dengan nol, atau

    32

    0 *04198159.1*03610498.4*02623898.65931996.0 SESESEC (2)32

    1 *055317119.1*03113592.2*02320974.202268323.2 SESESEEC (3)32

    2 *04573787.1*03202954.6*02422183.85971794.0 SESESEC (4)

    0

    ww

    ww

    Swf

    o

    swf

    o

    o

    s

    P

    Q

    P

    Q

    J

    JFE (5)

    Berdasarkan Persamaan (1), Qo pada suatu harga

    faktor skin adalah:

    ^ `s

    r

    wf

    r

    wf

    oSmaksoosP

    PC

    P

    PCCQQ

    2

    214@(6)

    ^ `^ `

    ^ `

    ww

    ww

    r

    wf

    r

    Somaks

    wf

    o

    r

    wf

    Somaks

    wf

    o

    P

    PCC

    P

    Q

    P

    Q

    atauP

    PC

    P

    CQ

    P

    Q

    221

    ,2

    4@

    2

    1

    14@

    (7)

    sehingga,

    Bila disubsitusikan Persamaan (7) ke dalam

    persamaan (5), maka diperoleh:

    0

    21

    21

    Pr2

    2

    S

    sr

    wf

    PwfCC

    P

    PCC

    FE (8)

    FES

    1480145.0

    71987.1460957.12 (9)

    o

    s

    wewe

    we

    J

    J

    rrrr

    rrFE )/ln()/ln(

    /ln

    DD

    (10)

    )](2exp[ 1

    2

    1

    IIIID

    (11)

    )1)(1(1 1II olS (12)

    Dengan mensubsitusikan konstanta C1 dan C

    2

    (Tabel 3) untuk faktor skin sama dengan nol, dan

    konstanta C1 dan C

    2 untuk suatu harga faktor skin,

    maka e siensi aliran untuk suatu harga perbandingan

    (Pwf

    /Pr) dapat ditentukan. Plot antara faktor skin

    terhadap e siensi aliran dapat dilihat pada Gambar 6.

    Analisis regresi non linier terhadap data plot tersebut

    diperoleh persamaan e siensi aliran yang merupakan

    fungsi faktor skin berikut ini:

    Harga e siensi aliran setelah stimulatif pengasaman,

    dapat didekati dengan persamaan yang dikembangkan

    oleh Muskat 8):

    Parameter D ditentukan berdasarkan persamaan yang dikembangkan oleh Schechter dan Gidley 8)

    berikut ini:

    dimana:

    Sol adalah kelarutan batuan formasi terhadap

    larutan asam dalam satuan % berat, yang ditunjukkan

    pada Tabel 4. Dengan diketahui harga perkiraan

    e siensi aliran setelah stimulatif pengasaman, maka

    perkiraan harga faktor skin dapat ditentukan dengan

    Persamaan (9).

  • 159

    Analisa Produktivitas Sumur setelah Pengasaman Menggunakan Persamaan Kurva IPR Aliran Dua Fase (Djoko Akseyanto dan Edward ML Tobing)

    VI. VALIDASI PERSAMAAN KURVA IPR

    USULAN

    Berdasarkan persamaan kurva In ow Performance

    Relationship usulan yang telah dikembangkan pada

    Persamaan (1), maka perlu dilakukan validasi

    terhadap persamaan tersebut. Data uji yang digunakan

    dalam validasi tersebut, dibagi dalam 3 (tiga) kategori

    yang terdiri dari:

    A. Faktor skin = 0, e siensi aliran (FE) = 1 dan

    faktor kemiringan Fetkovich (n) = 1

    Data hasil uji produksi dan transient tekanan

    yang digunakan untuk memvalidasi persamaan

    kurva Inflow Performance Relationship usulan

    dalam kategori A, mengacu pada makalah yang

    dipublikasikan oleh Fetkovich3). Dalam makalahnya,

    Fetkovich mengajukan faktor kemiringan n yang

    menunjukkan pola aliran yang terjadi di dalam sumur.

    Harga n sama dengan satu menunjukkan pola aliran

    laminer, sedangkan jika harga n sama dengan

    0.5 menunjukkan pola aliran turbulen. Perhitungan

    Gambar 4

    Plot konstanta C0 dan C

    2terhadap faktor skin

    Gambar 5

    Plot konstanta C1 terhadap faktor skin

    Gambar 6

    Plot e siensi aliran terhadap

    faktor skin pada berbagai (Pwf

    /Pr)

    Tabel 3

    Harga konstanta C0, C

    1 dan C

    2

    Tabel 4

    Laju reaksi 15% HCL untuk batuan karbonate

    kurva In ow Performance Relationship dilakukan

    berdasarkan usulan Persamaan (1), dan dibandingkan

    dengan metoda yang dikembangkan oleh Fetkovich

    dan Vogel, yang ditunjukkan pada Tabel 5. Hasil

    plot antara Pwf

    terhadap Qo dapat dilihat pada

    Gambar 7. Persen perbedaan antara hasil perhitungan

  • 160

    Lembaran Publikasi Minyak dan Gas Bumi Vol. 46 No. 3, Desember 2012: 153 - 163

    Qo untuk berbagai P

    wf berdasarkan usulan Persamaan

    (1) dengan metoda Fetkovich, berkisar pada rentang

    5.23% sampai dengan 5.64%. Pada tekanan alir

    sama dengan nol, perkiraan laju alir maksimum

    berdasarkan persamaan usulan lebih kecil 5.31%

    dibandingkan dengan perkiraan laju alir maksimum

    dengan metoda Fetkovich.

    B. Faktor skin = 0, e siensi aliran (FE) = 1 dan

    faktor kemiringan Fetkovich (n) 1Berdasarkan data hasil uji produksi dan transient

    tekanan yang terdapat pada makalah yang di-

    publikasikan oleh Comacho2), kemudian digunakan

    untuk memvalidasi persamaan kurva Inflow

    Performance Relationship usulan dalam kategori B.

    Perhitungan kurva In ow Performance Relationship

    dilakukan berdasarkan usulan Persamaan (1) dan

    dibandingkan dengan metoda yang dikembangkan

    oleh Fetkovich dan Vogel. Hasil perhitungan yang

    diperoleh ditunjukkan pada Tabel 6, serta hasil plot

    antara Pwf

    terhadap Qo dapat dilihat pada Gambar

    8. Persen perbedaan antara hasil perhitungan Qo

    untuk berbagai Pwf

    berdasarkan usulan Per samaan (1)

    dengan metoda Fetkovich, berada pada rentang 0.7%

    sampai dengan 3.86%. Pada tekanan alir sama dengan

    nol, perkiraan laju alir maksimum berdasarkan

    persamaan usulan lebih kecil 3.66% dibandingkan

    dengan perkiraan laju alir maksimum dengan metoda

    Fetkovich.

    C. Faktor skin # 0, e siensi aliran (FE) #1

    Mengacu pada data hasil uji produksi dan

    transient tekanan yang terdapat dalam makalah

    yang dipublikasikan oleh Klins4), maka kemudian

    digunakan untuk memvalidasi persamaan kurva In ow

    Performance Relationship usulan dalam kategori C.

    Perhitungan kurva In ow Performance Relationship

    dilakukan berdasarkan usulan Persamaan (1), dan

    dibandingkan dengan metoda yang dikembangkan

    oleh Standing dan Klins, yang ditunjukkan pada

    Tabel 7. Hasil plot antara Pwf

    terhadap Qo dapat

    dilihat pada Gambar 9. Persen perbedaan antara

    hasil perhitungan Qountuk berbagai P

    wf berdasarkan

    usulan Persamaan (1) dengan metoda Standing,

    berkisar pada rentang 0.81% sampai dengan 5.47%.

    Pada tekanan alir sama dengan nol, perkiraan laju

    alir maksimum berdasarkan persamaan usulan lebih

    kecil 3.54% dibandingkan dengan perkiraan laju alir

    maksimum dengan metoda Standing.

    Tabel 5

    Kurva In ow Perfomance Relationship

    untuk faktor skin = 0 dan n = 1

    Tabel 6

    Kurva In ow Perfomance Relationship

    untuk faktor skin = 0 dan n = 1.040

    VII. PERKIRAAN KURVA IPR SETELAH

    STIMULATIF PENGASAMAN

    Dengan menggunakan data uji produksi dan

    tekanan transient sebelum stimulatif pengasaman

    dilakukan serta menggunakan usulan Persamaan (1)

  • 161

    Analisa Produktivitas Sumur setelah Pengasaman Menggunakan Persamaan Kurva IPR Aliran Dua Fase (Djoko Akseyanto dan Edward ML Tobing)

    Gambar 7

    Plot Pwf

    terhadap laju produksi minyak

    untuk faktor skin = 0 dan n = 1

    Gambar 8

    Plot Pwf

    terhadap laju produksi minyak

    untuk faktor skin = 0 dan n = 1.040

    Gambar 9

    Plot Pwf

    terhadap laju produksi minyak

    untuk faktor skin = -3.6 dan FE = 1.6558

    pada data uji, kurva In ow Performance Relationship

    sumur produksi yang dilakukan stimulatif pengasaman

    dari reservoir dengan tenaga dorong gas terlarut atau

    aliran dua fasa minyak dan gas dapat diperkirakan.

    Anggapan yang diterapkan setelah stimulatif

    pengasaman adalah parameter tekanan reservoir tidak

    berubah bila dibandingkan dengan tekanan reservoir

    sebelum stimulatif pengasaman dilakukan. Langkah

    kerja perhitungan adalah mengikuti langkah kerja

    perhitungan kurva In ow Performance Relationship

    dengan metoda Vogel.

    VIII. CONTOH PEMAKAIAN

    Sumur L-3 yang terletak di Sumatera Selatan

    dilakukan uji produksi dan transient tekanan,

    yang jika kemudian hari akan dilakukan stimulatif

    pengasaman.

    Data uji produksi dan transient tekanan sebelum

    pengasaman adalah sebagai berikut:

    Tekanan reservoir = 128.0 psig

    Tekanan alir dasar sumur = 17.0 psig

    Laju produksi minyak = 29.5 STB/hari

    Skin faktor = 0.0

    E siensi aliran, FE = 1.0

    Porositas batuan = 17.0%

    Jari-jari lubang sumur = 0.375 ft

    Jari-jari pengurasan = 187.0 ft

    Tabel 7

    Kurva In ow Perfomance Relationship

    untuk faktor skin = -3.6 dan n = 1.6558

    Data perkiraan setelah stimulastif pengasaman

    Jari-jari penembusan asam = 3.0 ft

    Kelarutan formasi = 90.0%

  • 162

    Lembaran Publikasi Minyak dan Gas Bumi Vol. 46 No. 3, Desember 2012: 153 - 163

    128 1 0 0

    120 0.94 3.43 8.18

    100 0.78 11.51 20.96

    80 0.63 18.14 31.2

    60 0.47 23.31 38.92

    40 0.31 27.02 44.11

    20 0.16 29.29 46.78

    0 0 30.09 46.91

    Qo, STB/hari

    sebelum

    Pengasaman

    Qo, STB/hari

    setelah

    Pengasaman

    Pwf/PrPwf

    (psia)

    Tabel 8

    Kurva In ow Perfomance Relationship

    untuk sumur stimulatif pengasaman

    (contoh perhitungan)

    Gambar 10

    Plot Pwf

    terhadap laju produksi minyak

    contoh perhitungan

    Buat kurva In ow Performance Relationship

    sebelum dan sesudah stimulatif pengasaman dari

    sumur tersebut.

    Penyelesaian:

    1. Perbandingan harga tekanan alir dasar sumur

    terhadap tekanan reservoir adalah:

    8. Untuk harga skin faktor pada langkah 7, hitung

    kembali harga C0, C

    1, dan C

    2 seperti pada

    langkah 2, dan didapat

    C0 = 0.903631

    C1 = 0.138692

    C2 = -0.99671

    9. Mengacu hasil yang diperoleh dari langkah

    8, kemudian ulangi langkah 3 dan 4 untuk

    menghitung Qo setelah pengasaman untuk

    berbagai harga tekanan alir dasar sumur. Pada

    Tabel 8 menunjukkan hasil perhitungan kurva

    Inflow Performance Relationship, setelah

    pengasaman berdasarkan Persamaan (1), dan

    kurva tersebut dapat dilihat pada Gambar 10.

    132812.00.128

    0.17 r

    wf

    P

    P

    hariSTB

    Q Somaks

    /918.51

    ))132812.0(57357.0)132812.0(01009.057966.0(

    5.29)(

    24@

    ^ ` hariSTBQopsiaP

    hariSTBQ

    psigP

    wf

    o

    wf

    /51.11)78125.0(57357.0)78125.0(01009.057966.091809.51

    ,00.100

    /09.30)57966.0(91809.51

    ,0.0

    2

    2. Untuk harga S=0, berdasarkan persamaan (2),

    (3), dan (4), maka didapat konstanta sebagai

    berikut:

    C0 = 0.57966

    C1 = -0.01009

    C2 = -0.57357

    3. Berdasarkan konstanta tersebut, maka harga laju

    produksi maksimum untuk S = - 4 dapat dihitung

    dengan persamaan 1) berikut ini:

    4. Selanjutnya berdasarkan harga Qmax@ S = -4

    tersebut, maka dapat dihitung laju produksi pada

    tekanan alir dasar sumur yang lain, misalnya:

    Tabel 8 menunjukkan hasil perhitungan

    kurva In ow Performance Relationship, sebelum

    pengasaman berdasarkan Persamaan (1) dan kurva

    tersebut ditunjukkan pada Gambar 10.

    5. Perkiraan kurva In ow Performance Relation-

    ship setelah stimulasi dilakukan dengan terlebih

    dahulu menghitung faktor porositas batuan

    sesudah pengasaman dengan Persamaan (12),

    dan di peroleh sebesar 0.917

    6. Hitung harga perbandingan permeabilitas (D)dengan Persamaan (11) yang diperoleh se besar

    129.62

    7. Berdasarkan hasil dari langkah 6, harga e siensi

    aliran dapat dihitung dengan Persamaan (10) dan

    didapat sebesar 1.497379. Kemudian dengan

    menggunakan Persamaan (9), maka harga skin

    faktor = - 3.66346.

  • 163

    Analisa Produktivitas Sumur setelah Pengasaman Menggunakan Persamaan Kurva IPR Aliran Dua Fase (Djoko Akseyanto dan Edward ML Tobing)

    IX. KESIMPULAN

    a. Perkiraan kurva Inflow Performance

    Relationship setelah stimulatif pengasaman dapat

    dilakukan, dengan menggunakan persamaan

    usulan berdasarkan hasil uji produksi dan

    transient tekanan sebelum dilakukan stimulatif

    pengasaman, sejauh tekanan reservoir tidak

    berubah dan dalam rentang faktor skin mulai

    dari -4 sampai dengan + 20.

    b. Dalam perencanaan stimulatif pengasaman pada

    suatu sumur, maka harga faktor skin setelah

    stimulatif pengasaman dapat diperkirakan dari

    hubungan antara e siensi aliran dengan faktor

    skin.

    c. Berdasarkan persamaan usulan kurva Inflow

    Performance Relationship untuk sumur yang

    telah dilakukan stimulatif pengasaman, maka

    perkiraan kenaikan laju produksi optimum dapat

    ditentukan, yang selanjutnya dapat digunakan

    untuk menganalisis nilai keekonomian dari

    operasi pengasaman tersebut.

    X. DAFTAR SIMBOL

    C0, C

    1, C

    2 = konstanta persamaan In ow Performance

    Relationship

    FE = E siensi aliran

    JS = Produktivitas formasi pada suatu harga faktor

    skin, bbl/hari/psi

    Jo = Produktivitas formasi pada harga faktor skin

    sama dengan nol, bbl/hari/psi

    k = Permeabilitas batuan, mD

    kS = Permeabilitas zona altered, mD

    n = Faktor kemiringan Fetkovich

    Pr = Tekanan reservoir, psia

    Pwf

    = Tekanan alir dasar sumur, psia

    Qo = Laju produksi minyak, STB/hari

    Qmax@S= - 4

    = Laju produksi minyak maksimum pada

    faktor skin= - 4, STB/hari

    re = Jari-jari pengurasan, feet

    rs = Jari-jari penembusan stimulatif pengasaman,

    feet

    rw = Jari-jari lubang sumur, feet

    S = Faktor skin

    Sol = Kelarutan formasi terhadap larutan asam, %

    berat

    D = kS/k

    I = Porositas batuan mula-mula, fraksiI = Porositas batuan setelah pengasaman, fraksiKEPUSTAKAAN

    1. Comacho, R.G. and Ragavan, R. , 1987, In ow

    Performance Relationships for Solution Gas Drive

    Reservoirs, SPE Paper No. 16204

    2. Fetkovich, M.J: The Isochronal Testing of Oil

    Wells, SPE Reprint Series No.14. Pressure Transient

    Testing Method, 1980 Edition.

    3. Guo, B. and Lyons, W.C. , 2007,Petroleum

    Production Engineering, Elsevier Science and

    Technology Books.

    4. Klins, M.A. and M.W, Majcher, 1982, Inflow

    Performance Relationships for Damaged or Improved

    Wells Producing Under Solution Gas Drive, SPE

    Paper No. 19852.

    5. Reference Manual and Technical Description Eclipse

    2005, Schlumberger Eclipse Reservoir Simulation

    Software, 2005.

    6. Standing, M.B . , September 1971, Inflow

    Performance Relationships for Damages Wells

    Producing by Solution Gas Drive, Journal of

    Petroleum Technology.

    7. Vogel, J.W., January 1968,Inflow Performance

    Relationship for Solution Gas Drive Wells, Journal

    of Petroleum Technology.

    8. Williams, B.B., Gidley, J. L. and Schechter, R.S.,

    1979, Acidizing Fundamentals. Vol 6, Society of

    Petroleum Engineers of AIME, Dallas, New York.

  • 164

    Lembaran Publikasi Minyak dan Gas Bumi Vol. 46 No. 3, Desember 2012: 153 - 163