A

41
A. DEFINISI Periodontitis adalah seperangkat peradangan penyakit yang mempengaruhi periodontium – yaitu, jaringan yang mengelilingi dan mendukung gigi . Periodontitis melibatkan hilangnya progresif dari tulang alveolar di sekitar gigi, dan jika tidak diobati, dapat menyebabkan melonggarnya dan kemudian kehilangan gigi . Merupakan suatu penyakit jaringan penyangga gigi yaitu yang melibatkan gingiva, ligamen periodontal, sementum, dan tulang alveolar karena suatu proses inflamasi. Inflamasi berasal dari gingiva (gingivitis) yang tidak dirawat, dan bila proses berlanjut maka akan menginvasi struktur di bawahnya sehingga akan terbentuk poket yang menyebabkan peradangan berlanjut dan merusak tulang serta jaringan penyangga gigi, akibatnya gigi menjadi goyang dan akhirnya harus dicabut. Karekteristik periodontitis dapat dilihat dengan adanya inflamasi gingiva, pembentukan poket periodontal, kerusakan ligamen periodontal dan tulang alveolar sampai hilangnya sebagian atau seluruh gigi. Periodontitis adalah penyakit atau peradangan pada periodontium (jaringan penyangga gigi / periodontal), merupakan keradangan berlanjut akibat gingivitis yang tidak dirawat. Periodontitis adalah peradangan pada jaringan yang menyelimuti gigi dan akar gigi. Secara umum periodontitis terbagi atas 2 jenis yaitu: 1. Marginal periodontitis 2. Apikal periodontitis Periodontitis marginali berkembang dari gingivitis (peradangan atau infeksi pada gusi) yang tidak dirawat. Infeksi akan meluas dari gusi ke arah bawah gigi sehingga menyebabkan kerusakan yang lebih luas pada jaringan periodontal. Sedangkan periodontitis apikalis adalah peradangan yang terjadi pada jaringan sekitar apeks gigi yang biasanya merupakan lanjutan dari infeksi atau peradangan pada pulpa.

description

kelainan periodontal

Transcript of A

Page 1: A

A. DEFINISI

Periodontitis adalah seperangkat peradangan penyakit yang mempengaruhi periodontium – yaitu, jaringan yang mengelilingi dan mendukung gigi . Periodontitis melibatkan hilangnya progresif dari tulang alveolar di sekitar gigi, dan jika tidak diobati, dapat menyebabkan melonggarnya dan kemudian kehilangan gigi .

Merupakan suatu penyakit jaringan penyangga gigi yaitu yang melibatkan gingiva, ligamen periodontal, sementum, dan tulang alveolar karena suatu proses inflamasi. Inflamasi berasal dari gingiva (gingivitis) yang tidak dirawat, dan bila proses berlanjut maka akan menginvasi struktur di bawahnya sehingga akan terbentuk poket yang menyebabkan peradangan berlanjut dan merusak tulang serta jaringan penyangga gigi, akibatnya gigi menjadi goyang dan akhirnya harus dicabut. Karekteristik periodontitis dapat dilihat dengan adanya inflamasi gingiva, pembentukan poket periodontal, kerusakan ligamen periodontal dan tulang alveolar sampai hilangnya sebagian atau seluruh gigi.

Periodontitis adalah penyakit atau peradangan pada periodontium (jaringan penyangga gigi / periodontal), merupakan keradangan berlanjut akibat gingivitis yang tidak dirawat.

Periodontitis adalah peradangan pada jaringan yang menyelimuti gigi dan akar gigi. Secara umum periodontitis terbagi atas 2 jenis yaitu:1. Marginal periodontitis2. Apikal periodontitis

Periodontitis marginali berkembang dari gingivitis (peradangan atau infeksi pada gusi) yang tidak dirawat. Infeksi akan meluas dari gusi ke arah bawah gigi sehingga menyebabkan kerusakan yang lebih luas pada jaringan periodontal.

Sedangkan periodontitis apikalis adalah peradangan yang terjadi pada jaringan sekitar apeks gigi yang biasanya merupakan lanjutan dari infeksi atau peradangan pada pulpa.

B. KLASIFIKASI :

Periodontitis kronis Periodontitis agresif

Periodontitis kronis adalah umum penyakit dari rongga mulut yang terdiri dari kronis peradangan dari jaringan periodontal yang disebabkan oleh akumulasi sebesar-besarnya jumlah plak gigi .Pada tahap awal, periodontitis kronis memiliki beberapa gejala dan banyak orang penyakit itu telah berkembang secara signifikan sebelum mereka mencari pengobatan. Gejala dapat mencakup hal berikut:

Page 2: A

Kemerahan atau pendarahan dari gusi saat menyikat gigi , menggunakan benang gigi atau menggigit makanan keras (apel misalnya) (meskipun hal ini dapat terjadi bahkan di gingivitis , di mana tidak ada kerugian lampiran)Gum pembengkakan yang berulangHalitosis atau bau mulut, dan rasa logam terus-menerus dalam mulutResesi gingiva , sehingga gigi tampak memanjang. (Ini juga dapat disebabkan oleh berat atau menyikat tangan dengan sikat gigi kaku.)Deep saku antara gigi dan gusi ( saku adalah situs di mana lampiran telah secara bertahap dihancurkan oleh kolagen-menghancurkan enzim, yang dikenal sebagai collagenases )Loose gigi, pada tahap selanjutnya (meskipun hal ini mungkin terjadi karena lain alasan juga)Gingiva peradangan dan kerusakan tulang sering menyakitkan. Kadang-kadang pasien menganggap bahwa pendarahan tanpa rasa sakit setelah membersihkan gigi tidak signifikan, meskipun ini mungkin merupakan gejala dari kemajuan periodontitis kronis pada pasien itu.kalkulus Subgingival adalah menemukan sering.Ada lambat untuk menilai moderat perkembangan penyakit tetapi pasien mungkin mengalami periode perkembangan yang cepat (“ledakan kehancuran”). Periodontitis kronis dapat dikaitkan dengan faktor-faktor predisposisi lokal (misalnya gigi-terkait atau iatrogenik faktor). Penyakit ini dapat dimodifikasi oleh dan terkait dengan penyakit sistemik (misalnya diabetes mellitus , HIV infeksi) ini juga dapat dimodifikasi oleh faktor-faktor lain dari penyakit sistemik seperti merokok dan emosional stres .Mayor faktor risiko: bebas, kurangnya kesehatan mulut dengan plakat memadai biofilm kontrol.Periodontitis kronis diinisiasi oleh Gram-negatif -terkait

Page 3: A

mikroba gigi biofilm yang menimbulkan suatu host respon, yang menghasilkan tulang dan kerusakan jaringan lunak. In response to endotoxin derived from periodontal pathogens , several osteoclast -related mediators target the destruction of alveolar bone and supporting connective tissue such as the periodontal ligament . Menanggapi endotoksin yang berasal dari patogen periodontal , beberapa osteoclast terkait mediator-target penghancuran tulang alveolar dan mendukung jaringan ikat seperti ligamentum periodontal . Major drivers of this aggressive tissue destruction are matrix metalloproteinases (MMPs), cathepsins , and other osteoclast-derived enzymes . Mayor driver ini kerusakan jaringan yang agresif adalah matriks metalloproteinases (MMPs), cathepsins , dan lainnya berasal osteoclast- enzim .Mikroaerofil bakteri Actinomyces actinomycetemcomitans , rektus Campylobacter , dan corrodens Eikenella juga mungkin memainkan peran dalam periodontitis kronis.

Periodontitis agresif1.Localized aggressive periodontitis (LAP) Localized agresif periodontitis (PAP)2.Generalized aggressive periodontitis (GAP) Umum agresif periodontitis (GAP)Periodontitis agresif jauh kurang umum daripada periodontitis kronis dan umumnya mempengaruhi pasien yang lebih muda daripada bentuk kronis.Bentuk-bentuk lokal dan umum tidak hanya berbeda dalam hal luas, mereka berbeda dalam etiologi dan patogenesis.

Karakteristik Berbeda dengan periodontitis kronis , fitur utama yang sama untuk kedua PAP dan GAP adalah sebagai berikut:

Page 4: A

kecuali adanya penyakit periodontal , pasien dinyatakan sehat

cepat hilangnya lampiran dan tulang kehancuran keluarga agregasi

Selain itu, periodontitis agresif sering muncul dengan fitur sekunder berikut:Jumlah deposito mikroba tidak konsisten dengan tingkat keparahan dari jaringan periodontal kehancuranproporsi tinggi actinomycetemcomitans Aggregatibacter , dan dalam beberapa kasus, dari Porphyromonas gingivalis sertafagosit kelainanhyperresponsive makrofag fenotipe , termasuk peningkatan kadar prostaglandin E 2 (PGE 2) dan interleukin 1βperkembangan patogenesis mungkin membatasi diriLocalized vs bentuk umum periodontitis agresifKonsensus 1999 Laporan diterbitkan oleh American Academy of Periodonti diizinkan pembagian penyakit periodontal agresif ke dalam bentuk-bentuk lokal dan umum berdasarkan fitur cukup spesifik secara individu, sebagai berikut: [4]

1. Localized aggressive periodontitis Localized periodontitis agresif

2. circumpubertal onset circumpubertal awal3. robust serum antibody response to infective agents : the

dominant serotype antibody is IgG2  kuat4. serum antibodi respon terhadap agen infektif : antibodi

serotipe yang dominan adalah IgG25. localized first molar / incisor presentation lokal pertama

molar / gigi seri presentasi

Generalized aggressive periodontitis Umum periodontitis agresif

biasanya mempengaruhi pasien di bawah usia 30 tahun

Page 5: A

antibodi respon terhadap agen infeksi episodic diucapkan sifat pemusnah periodontal presentasi umum yang berdampak pada sedikitnya 3 gigi

permanen selain geraham pertama dan gigi seri Keparahan kerusakan jaringan periodontal adalah

subclassified dengan cara yang sama seperti periodontitis kronis .

Pengobatan biasanya melibatkan terapi mekanik (non-bedah atau bedah debridemen) dalam hubungannya dengan antibiotik .Beberapa studi menunjukkan bahwa jenis kasus merespon terbaik untuk sebuah kombinasi debridement dan antibiotik. Terapi regeneratif dengan prosedur penyambungan tulang sering dipilih dalam kasus-kasus ini disebabkan oleh morfologi yang menguntungkan dari tulang yang cacat akibat penyakit tersebut.

C. PENYEBAB

Periodontitis umumnya disebabkan oleh plak. Plak adalah lapisan tipis biofilm yang mengandung bakteri, produk bakteri, dan sisa makanan. Lapisan ini melekat pada permukaan gigi dan berwarna putih atau putih kekuningan. Plak yang menyebabkan gingivitis dan periodontitis adalah plak yang berada tepat di atas garis gusi. Bakteri dan produknya dapat menyebar ke bawah gusi sehingga terjadi proses peradangan dan terjadilah periodontitis.

Periodontitis disebabkan oleh mikroorganisme bahwa mematuhi dan tumbuh pada permukaan gigi, bersama dengan terlalu agresif kekebalan respon terhadap mikroorganisme tersebut.

Page 6: A

Etiologi Periodontitis Secara Umum→ Terutama disebabkan oleh mikroorganisme dan produk-produknya yaitu: plak supra dan sub gingiva.→ Faktor sistemik juga dapat berpengaruh pada terjadinya periodontitis, meskipun tidak didahului oleh proses imflamasi.→ Tekanan oklusal yang berlebihan juga dapat memainkan peranan penting pada progresivitas penyakit periodontitis dan terjadinya kerusakan tulang (contohnya: pada pemakaian alat ortodonsi dengan tekanan yang berlebihan).Keadaan gigi yang tidak beraturan, ujung tambahan yang kasar dan alat-alat yang kotor berada dimulut (alat ortodontik, gigi tiruan) dapat mengiritasi gusi dan meningkatkan faktor resiko. Serta kesalahan cara menyikat gigi juga yang dapat mempengaruhinya.Faktor predisposing atau faktor etiologi sekunder dari periodontitis dapat dihubungkan dengan→ adanya akumulasi, retensi dan maturasi dari plak,→ kalkulus yang terdapat pada gingiva tepi dan yang over kontur,→ impaksi makanan yang menyebabkan terjadinya kedalaman poket.

D. PATOGENESISPeriodontitis dimulai dengan gingivitis dan bila kemungkinan terjadi proses inflamasi, maka pada kebanyakan pasien tetapi tidak semua pasien inflamasi secara bertahap akan memasuki jaringan periodontal yang lebih dalam. Bersama dengan proses inflamasi akan timbul potensi untuk menstimulasi resorpsi jaringan periodontal dan pembentukan poket periodontal.Dengan terbentuknya poket, penyakit inflamasi periodontal menjadi dengan sendirinya mengekalkan faktor etiologi prinsipal, yaitu plak, yang pada saat ini terbentuk di dalam

Page 7: A

lingkungan poket yang lehih anaerob, yang mendorong pertumbuhan organisme patologis periodontal dan lebih sulit diakses untuk dibuang sendiri oleh pasien. Bila urutan kejadian ini bertahan dalam waktu yang lama, infeksi kronis bisa menyebabkan kerusakan periodontium yang parah dan hilangnya gigi-gigi. Penelitian terbaru menunjukan bahwa kemungkinan ada periode aktif resorpsi tulang dikuti dengan waktu tidak aktif dimana ada poket periodontal tetapi tidak menyebabkan attachment loss lebih lanjut.

E. GEJALA

Tanda klinik dari periodontitis adalah:1. Inflamasi gingiva dan pendarahan2. Poket3. Resesi gingiva4. Mobilitas gigi5. Nyeri6. Halitosis dan rasa tidak enak

Penampakan luar sangat bervariasi tergantung dari lamanya waktu terjadinya penyakit dan respons dari jaringan itu sendiri.→ Warna gingiva bervariasi dari merah sampai merah kebiruan.→ Konsistensinya dari odem sampai fibrotik.→ Teksturnya tidak stippling,→ konturnya pada gingiva tepi membulat dan pada interdental gingiva mendatar.→ Ukurannya rata-rata membesar, junctional epithelium berjarak 3-4 mm kearah apikal dari CEJ. → Tendensi perdarahan banyak,→ pada permukaan gigi biasanya terdapat kalkulus diikuti

Page 8: A

dengan adanya eksudat purulen dan terdapat poket periodontal yang lebih dari 2mm, terjadi mobilitas gigi.

F. PEMERIKSAAN

1. Inflamasi gingiva dan pendarahanAdanya dan keparahan inflamasi gingiva tergantung pada statu kebersihan mulut; bila buruk, inflamasi gingiva akan timbul dan terjadi pendarahan waktu penyikatan atau bahkan pendarahan spontan. Bila penyikatan gigi pasien cukup baik, plak cukup terkontrol tetapi ada deposit subgingiva karena skaling yang kurang adekuat, adnya penyakit periodontal mungkin tidak ditemukan pada pemeriksaan superfisial.bila dilakukan pemeriksaan riwayat dengan cermat pasien sering melaporkan riwayat pendarahan dimasa lalu yang berhenti ketika ia makin rajin membersihkan giginya.

2. PoketPengukuran kedalaman poket merupakan bagian penting dari diagnosis periodontal tetapi harus tetap diinterpretasikan bersama dengan inflamasi gingiva dan pembengkakan.

Teoritis, bila tidak ada pembengkakan gingiva, poket sedalam lebih dari 2 mm menunjukkan adanya migrasi ke apikal dari epiteluim krevikular, tetapi pembengkakan inflamasi sangat sering mengenai individu muda usia sehingga poket sedalam 3-4mm dapat seluruhnya merupakan poket gingiva atau poket palsu.Pemeriksaan kedalaman poket

3. Resesi gingivaResesi gingiva dan terbukanya akar dapat meyertai periodontitis kronis tetapi tidak selalu merupakan tanda dari penyakit. Bila ada resesi, pengukuran kedalaman poket hanya

Page 9: A

merupakan cerminan sebagian dari kerusakan periodontal seluruhnya.

4. Mobilitas gigiBeberapa mobilitas gigi pada bidang labiolingual dapa terjadi pada gigi yang sehat, berakar tunggal, khususnya pada gigi insisivus bawah yang lebih kecil mobil daripada gigi berakar jamak.

Pemeriksaan dapat dilakukan dengan menekan salah satu sisi gigi yang bersangkutan dengan alat atau ujung jari dengan ujung jari lainnya pada sisi gigi yang berseberangna dan gigi tetangganya yang digunakan sebagai titik pedoman sehingga gerakan realtif dapat diperiksa. Cara lain untuk memeriksa mobilitas (walaupun tidak megukurnya) adalah dengan pasien mengoklusikan gigi-geliginya.

5. Derajat mobilitas gigi dapat dikelompokkanGrade 1. Hanya dirasakanGrade 2. Mudah dirasakan, pergeseran labiolingual 1 mmGrade 3. Pergeseran labiolingual lebih dri 1 mm, mobilitas dari gigi ke atas dan kebawah pada arah aksial.

6. NyeriNyeri atau sakit waktu gigi diperkusi menunjukkan adanya inflamasi aktif dari jaringan penopang, yang paling akut bila ada pembentukan abcess dimana gigi sangan sensitif terhadap sentuhan. Sensitivitas terhadap dingin atau panas dan dingin kadang ditemukan bila ada resesi gingiva dan terbukanya pulpa.

G. DIAGNOSIS

Diagnosis periodontitis ditegakkan berdasarkan anamnesa, gambaran klinik dan pemeriksaan penunjang. Dari anamnesa

Page 10: A

didapatkan gejala berupa gusimudah berdarah, gigi goyang. Dari pemeriksaan penunjang untuk memastikan bakteri penyebab dapat dilakukan kultur, dan untuk pemeriksaan radiologis, gambaran radiologik pada gigi yang mengalami kelainan periondontium biasa memperlihatkan kehilangan tulang yang menyeluruh baik vertikal maupun horizontal sepanjang permukaan pada ketinggian yang berberda-beda atau tampak gambaran destruksi processus alveolaris berbentuk V m(cup like resorption).

H. PENATALAKSANAAN

1. Skaling dan root planingSkaling subginggiva adalah metode paling konservatif dari reduksi poket dan bila poket dangkal, merupakan satu-satunya perawaan yang perlu dilakukan. Meskipun demikian, bila kedalaman poket 4 mm atau lebih, diperlukan perawatan tambahan. Ayng pain gsering adalah root planing dengan atau tanpa kuretase subginggiva.

Skeling adalah suatu tindakan pembersihan plak gigi,kalkulus dan deposit-deposit lain dari permukaan gigi. Penghalusan akar dilakukan untuk mencegah akumulasi kembali dari deposit-deposit tersebut. Tertinggalnya kalkulus supragingival maupun kalkulus subgingival serta ketidak sempurnaan penghalusan permukaan gigi dan akar gigi mengakibatkan mudah terjadi rekurensi pengendapan kalkulus pada permukaan gigi.

2. AntibiotikAntibiotik biasanya diberikan untuk menghentikan infeksi pada gusi dan jaringan di bawahnya. Perbaikan kebersihan mulut oleh pasien sendiri juga sangat penting.Obat pilihan adalah tetrasiklin, tetapi akhir-akhir ini obat yang mengandung metronidazol dibuktikan sangat efektif terhadap

Page 11: A

bakteri patogen periodontal. Pengalaman klinik menunjukkan bahwa metronidazol dikombinasikan dengan amoksisilin sangat efektif untuk perawatan periodontitis lanjut dan hasilnya memuaskan.

3. Kumur-kumur antiseptikTerutama yang sering digunakan pada saat sekarang adalah chlorhexidin atau heksitidin yang telah terbukti efektif dalam meredakan proses peradangan pada jaringan periodontal dan dapat mematikan bakteri patogen periodontal serta dapat meghambat terbentuknya plak.

4. Bedah periodontalPada kasus-kasus yang lebih parah, tentunya perawatan yang diberikan akan jauh lebih kompleks. Bila dengan kuretase tidak berhasil dan kedalaman poket tidak berkurang, maka perlu dilakukan tindakan operasi kecil yang disebut gingivectomy. Tindakan operasi ini dapat dilakukan di bawah bius lokal.

Pada beberapa kasus tertentu yang sudah tidak bisa diatasi dengan perawatan di atas, dapat dilakukan operasi dengan teknik flap, yaitu prosedur yang meliputi pembukaan jaringan gusi, kemudian menghilangkan kotoran dan jaringan yang meradang di bawahnya.

5. Ektraksi gigiBila kegoyangan gigi parah atau didapatakan gangren pulpa, maka dilakukan ektraksi gigi.

I. PENCEGAHAN PERIODONTITIS

• Sikat gigi dua kali sehari, pada pagi hari setelah sarapan dan malam hari sebelum tidur.• Lakukan flossing sekali dalam sehari untuk mengangkat plak

Page 12: A

dan sisa makanan yang tersangkut di antara celah gigi-geligi.• Pemakaian obat kumur anti bakteri untuk mengurangi pertumbuhan bakteri dalam mulut, misalnya obat kumur yang mengandung chlorhexidine. Lakukan konsultasi terlebih dahulu dengan dokter gigi Anda dalam penggunaan obat kumur tersebut.• Berhenti merokok• Lakukan kunjungan secara teratur ke dokter gigi setiap 6 bulan sekali untuk kontrol rutin dan pembersihan.

I. PROGNOSIS

Dokter mengukur hygienists penyakit periodontal menggunakan perangkat yang disebut probe periodontal . Ini adalah tongkat “tipis mengukur” yang lembut ditempatkan ke dalam ruang antara gusi dan gigi, dan menyelipkan di bawah garis-gusi.Jika ujung dapat slip lebih dari 3 milimeter di bawah garis-gusi, pasien dikatakan memiliki saku gingiva jika tidak ada migrasi lampiran epitel telah terjadi atau saku periodontal jika migrasi apikal telah terjadi.Hal ini agak keliru, karena setiap kedalaman dalam esensi saku, yang pada gilirannya ditentukan oleh kedalaman, yaitu, saku 2 mm atau saku 6 mm. Namun, secara umum diterima bahwa saku adalah diri-cleansable (di rumah, oleh pasien, dengan sikat gigi) jika mereka 3 mm atau kurang secara mendalam. Hal ini penting karena jika ada saku yang lebih dari 3 mm di sekitar gigi, perawatan di rumah tidak akan cukup untuk membersihkan saku, dan perawatan profesional harus dicari.Ketika kedalaman saku mencapai 6 dan 7 mm di kedalaman, instrumen tangan dan cavitrons digunakan oleh profesional gigi tidak dapat mencapai cukup mendalam ke dalam saku untuk membersihkan plak microbic yang menyebabkan

Page 13: A

inflamasi gingiva.Dalam situasi tulang atau gusi sekitar gigi yang harus diubah atau pembedahan akan selalu memiliki peradangan yang kemungkinan akan menyebabkan hilangnya tulang di sekitar gigi yang lebih banyak. Cara tambahan untuk menghentikan peradangan akan bagi pasien untuk menerima antibiotik subgingival (seperti minocycline ) atau mengalami beberapa bentuk operasi gingiva untuk mengakses kedalaman kantong dan mungkin bahkan mengubah kedalaman saku sehingga mereka menjadi 3 mm atau kurang secara mendalam dan dapat sekali lagi akan dibersihkan oleh pasien di rumah dengan sikat gigi nya.Jika seorang pasien memiliki 7 mm atau lebih dalam saku sekitar gigi mereka, maka mereka cenderung akan resiko kerugian akhirnya gigi selama bertahun-tahun.Jika kondisi periodontal tidak diidentifikasi dan pasien tetap tidak menyadari sifat progresif dari penyakit ini kemudian, tahun kemudian, mereka mungkin akan terkejut bahwa sebagian gigi berangsur-angsur akan menjadi longgar dan mungkin perlu digali, kadang-kadang karena infeksi yang parah atau bahkan nyeri.Prognosis lesi-lesi ini bergantung pada perawatan periodontik, perawatan saluran tidak merupakan indikasi, terutama jika pulpanya masih vital. Bila penanganan dilakukan segera, kehilangan gigi dapat dicegah, bila tidak ditangani dengan baik dapat terbentuk pus dan bisa meluas menjadi pyorrhea alveolaris atau dapat menimbulkan kegoyangan gigi yang parah sehingga harus dilakukan ekstraksi gigi

 

PERIODONTITIS

Merupakan suatu penyakit jaringan penyangga gigi yaitu yang melibatkan gingiva, ligamen periodontal, sementum, dan tulang alveolar karena suatu proses inflamasi. Inflamasi berasal

Page 14: A

dari gingiva (gingivitis) yang tidak dirawat, dan bila proses berlanjut maka akan menginvasi struktur di bawahnya sehingga akan terbentuk poket yang menyebabkan peradangan berlanjut dan merusak tulang serta jaringan penyangga gigi, akibatnya gigi menjadi goyang dan akhirnya harus dicabut. Karekteristik periodontitis dapat dilihat dengan adanya inflamasi gingiva, pembentukan poket periodontal, kerusakan ligamen periodontal dan tulang alveolar sampai hilangnya sebagian atau seluruh gigi.

Merokok serta penyakit sistemik seperti diabetes mellitus meningkatkan keparahan penyakit periodontal. Menyikat gigi saja seringkali tidak cukup untuk membersihkan kumpulan plak yang terakumulasi di leher gigi dan di bawah gusi yang melekat pada leher gigi.

    Gejala penyakit ini biasanya tidak dirasakan sampai penyakit sudah lanjut, gejala tersebut berupa bau mulut yang tidak hilang, gusi merah dan membengkak, gusi yang sakit dan berdarah, rasa sakit pada saat mengunyah, gigi goyang dan gigi sensitif. Bila kita tidak memperhatikan kebersihan atau kesehatan gigi dan mulut, keadaan-keadaan tidak bersahabat akan muncul kemudian, seperti :

(1) Dengan banyaknya karang gigi, napas menjadi tidak segar atau bau mulut atau halitosis. Gusi mudah berdarah dan tidak percaya diri.

(2) Bila karang gigi dibiarkan terlalu lama akan mengakibatkan jaringan pengikat gigi atau membran periodontal hancur sehingga gigi menjadi goyang kadang timbul suatu pembengkakan (periodontal abses) sampai terlepasnya gigi dari tempatnya (vulsi). Kondisi ini dapat diperparah penyakit lain seperti diabetes melitus.

(3) Muncul pula karies gigi atau lubang gigi. Sebesar apa pun lubang gigi harus segera ditambal. Jangan sekali-kali membiarkan lubang gigi terlalu lama karena sisa makanan akan menumpuk apalagi sampai berdenyut atau bengkak karena akan menyebabkan lamanya waktu kunjungan dan mahalnya biaya perawatan. Karena ketidaktahuan atau rasa takut sang pemilik gigi, lama-kelamaan mahkota gigi

Page 15: A

akan hancur dan tertinggallah sisa akar gigi yang harus dicabut pula. 

Definisi :

    Periodontitis adalah penyakit atau peradangan pada periodontium (jaringan penyangga gigi / periodontal), merupakan keradangan berlanjut akibat gingivitis yang tidak dirawat.

 

Karekteristik klinis periodontitis

Gingiva biasanya mengalami inflamasi kronis. Penampakan luar sangat bervariasi tergantung dari lamanya waktu terjadinya penyakit dan respons dari jaringan itu sendiri. Warna gingiva bervariasi dari merah sampai merah kebiruan. Konsistensinya dari odem sampai fibrotik. Teksturnya tidak stippling, konturnya pada gingiva tepi membulat dan pada interdental gingiva mendatar. Ukurannya rata-rata membesar, junctional epithelium berjarak 3-4 mm kearah apikal dari CEJ. Tendensi perdarahan banyak, pada permukaan gigi biasanya terdapat kalkulus diikuti dengan adanya eksudat purulen dan terdapat poket periodontal yang lebih dari 2mm, terjadi mobilitas gigi.

 

Tipe poket periodontal

    Poket periodontal merupakan suatu pendalaman sulkus gingiva dengan migrasi apikal dari apitelium junction dan rusaknya ligamen periodontal serta tulang alveolar.

Page 16: A

Ada dua tipe poket periodontal yang didasarkan pada hubungan antara epitelium junction dengan tulang alveolar.

1. Poket periodontal suprabony yaitu dasar poket merupakan bagian koronal dari puncak tulang alveolar.

1. Poket periodontal infrabony yaitu dasar poket merupakan bagian apikal dari puncak tulang alveolar.

 

Mekanisme Kerusakan Jaringan Periodontal

Osteoklas dan fagositosis mononukklear merupakan suatu peningkatan produk pada jaringan periodontal selama terjadinya inflamasi periodontal. Keduanya dapat mengakibatkan resopsi tulang dengan cara menghilangkan meneral dan kemudian memaparkan kolagen. Berikut ini adalah faktor-faktor yang menunjukan stimulasi pada peningkatan osteoklas

1. Produksi osteoklas- faktor aktivasi dari leukosit distimulasi oleh antigen dari plak gigi

2. Peningkatan vaskularitas dihubungkan dengan inflamasi.3. Endotoksin dari mikroorganisme bacteriodes

melaninogeniccus.

Faktor lain yang dihubungkan dengan resorpsi tulang adalah ekstrak glandula paratiroid, fragmen tumor, heparin, prostaglandin, kolagenase, hyaluronidase dan tekanan yang berlebihan pada bagian oklusal. Resorpsi tulang pada penyakit periodontal bukan merupakan proses nekrosis, tetapi merupakan suatu proses yang dapat merusak sel-sel tulang.

Page 17: A

 

Etiologi Periodontitis Secara Umum

Terutama disebabkan oleh mikroorganisme dan produk-produknya yaitu: plak supra dan sub gingiva. Faktor predisposing atau faktor etiologi sekunder dari periodontitis dapat dihubungkan dengan adanya akumulasi, retensi dan maturasi dari plak, kalkulus yang terdapat pada gingiva tepi dan yang over kontur, impaksi makanan yang menyebabkan terjadinya kedalaman poket. Faktor sistemik juga dapat berpengaruh pada terjadinya periodontitis, meskipun tidak didahului oleh proses imflamasi. Tekanan oklusal yang berlebihan juga dapat memainkan peranan penting pada progresivitas penyakit periodontitis dan terjadinya kerusakan tulang (contohnya: pada pemakaian alat ortodonsi dengan tekanan yang berlebihan).

 

Perawatan Periodontitis

Perawatan periodontitis dapat dibagi menjadi 3 fase, yaitu:

Fase I : fase terapi inisial, merupakan fase dengan cara menghilangkan beberapa faktor etiologi yang mungkin terjadi tanpa melakukan tindakan bedah periodontal atau melakukan perawatan restoratif dan prostetik. Berikut ini adalah beberapa prosedur yang dilakukan pada fase I :

1. Memberi pendidikan pada pasien tentang kontrol plak.2. Scaling dan root planing3. Perawatan karies dan lesi endodontik

Page 18: A

4. Menghilangkan restorasi gigi yang over kontur dan over hanging

5. Penyesuaian oklusal (occlusal ajustment)6. Splinting temporer pada gigi yang goyah7. Perawatan ortodontik8. Analisis diet dan evaluasinya9. Reevaluasi status periodontal setelah perawatan tersebut

diatas

Fase II : fase terapi korektif, termasuk koreksi terhadap deformitas anatomikal seperti poket periodontal, kehilangan gigi dan disharmoni oklusi yang berkembang sebagai suatu hasil dari penyakit sebelumnya dan menjadi faktor predisposisi atau rekurensi dari penyakit periodontal. Berikut ini adalah bebertapa prosedur yang dilakukun pada fase ini:

1. Bedah periodontal, untuk mengeliminasi poket dengan cara antara lain: kuretase gingiva, gingivektomi, prosedur bedah flap periodontal, rekonturing tulang (bedah tulang) dan prosedur regenerasi periodontal (bone and tissue graft)

2. Penyesuaian oklusi3. Pembuatan restorasi tetap dan alat prostetik yang ideal

untuk gigi yang hilang

Fase III: fase terapi pemeliharaan, dilakukan untuk mencegah terjadinya kekambuhan pada penyakit periodontal. Berikut ini adalah beberapa prosedur yang dilakukan pada fase ini:

1. Riwayat medis dan riwayat gigi pasien2. Reevalusi kesehatan periodontal setiap 6 bulan dengan

mencatat scor plak, ada tidaknya inflamasi gingiva, kedalaman poket dan mobilitas gigi

Page 19: A

3. Melekukan radiografi untuk mengetahui perkembangan periodontal dan tulang alveolar tiap 3 atau 4 tahun sekali

4. Scalling dan polishing tiap 6 bulan seksli, tergantung dari evektivitas kontrol plak pasien dan pada kecenderungan pembentukan kalkulus

5. Aplikasi tablet fluoride secara topikal untuk mencegah karies

Terapi Periodontitis:

Pencegahan penyakit periodontal antara lain dengan cara :

1. Menyikat gigi setiap habis makan dengan pasta gigi yang mengandung fluoride

2. Membersihkan sela-sela antara gigi dengan dental floss, dental floss ini gunanya untuk mengangkat sisa makanan yang terdapat di leher gigi dan di bawah gusi

3. Saat ini sudah banyak di produksi "dental water jet" yang terbukti lebih efektif menghilangkan perdarahan gusi di bandingkan dental floss

4. Makanan bergizi yang seimbang 5. Mengunjungi dokter gigi secara teratur untuk dilakukan

pemeriksaan rutin dan cleaning

 

Histopatologi dan Patogenesis

Periodontitis dimulai dengan gingivitis dan bila kemungkinan terjadi proses inflamasi, maka pada kebanyakan pasien tetapi tidak semua pasien inflamasi secara bertahap akan memasuki jaringan periodontal yang lebih dalam. Bersama dengan proses inflamasi akan timbul potensi untuk menstimulasi resorpsi jaringan periodontal dan pembentukan poket periodontal.

Pembentukan poket periodontal

Page 20: A

Poket periodontal adalah sulkus gingiva yang mengalami pendalaman karena migrasi apikal junctional epithelium dan kerusakan ligamen periodontal serta tulang alveolar. Pembesaran gingiva juga berperan dalam meningkatkan kedalaman poket .

Sementara mekanisme yang pasti dari pembentukan poket belum diketahui secara lengkap. Page dan Schoeder, dua orang ahli patologis yang terkemuka, membuat klasifikasi tahap patogenesis sbb:

1. Permulaan terjadinya lesi :

Karekteristik dari permulaan lesi adalah vaskulitis pembuluh-pembuluh darah yang mengarah ke dalam junctional epithelium, meninkatnya aliran cairan gingiva, gerakan leukosit ke dalam junctional epithelium dan sulkus gingiva, protein serum ekstraseluler, perubahan aspek koronal dari junctional epithelium, dan hilangnya serabut-serabut kolagen disekitar pembuluh darah gingiva.

2. Lesi tingkat awal :

Lesi awal terlihat dimulai dengan karakteristik permulaan lesi dalam jumlah yang besar, munculnya sel-sel limfoit di bawah junctional epithelium dimana ada konsentrasi akut, perubahan fibroblas, serabut-serabut kolagen gingiva mengalami kerusakan yang lebih parah, dan proliferasi awal sel-sel basal pada junctional epithelium.

3. Lesi yang telah terbentuk:

Dengan adanya lesi yang telah terbentuk manifestasi inflamasi akut akan bertahan;didominasi oleh sel-sel plasma; akumulasi immunoglobulin di bagian ekstravaskular;kerusakan serabut-serabut kolagen terus berlanjut; proliferasi, migrasi apikal dan terlihat perluasan junctional epithelium ke lateral; dan ada kemungkinan pembentukan poket periodontal awal, tetapi tidak terjadi kerusakan tulang yang cukup besar.

4. Lesi tingkat lanjut :

Lesi tingkat lanjut adalah tipikal dari periodontitis dan mempunyai karakteristik sebagai kelanjutan dari gambaran lesi yang telah terbentuk, penyebaran lesi ke dalam tulang alveolar dan ligamen periodontal yang mengakibatkan kerusakan tulang, hilangnya serabut-serabut kolagen yang berdekatan dengan poket epithelium, fibrosis pada daerah yang lebih periferal, adanya sel-sel plasma yang telah berubah, pembentukan poket periodontal, periode eksaserbasi dan periode aktifitas patologis yang sangat kecil, perubahan sumsum tulang menjadi jaringan fibrous, dan secara umum terlihat adanya reaksi jaringan inflamasi dan immunopatologis.

 

Page 21: A

Klasifikasi :1.Localized aggressive periodontitis2.Generalized aggressive periodontitis

1.LOCALIZED AGGRESSIVE PERIODONTITIS

Definisi : merupakan penyakit destruktif pada kavitas oral yang biasa terjadi pada gigi Molar dan gigi Incisivus pada anak-anak dan dewasa muda, yang menyebabkan kerusakan tulang dalam jangka waktu yang sangat cepat dan menyebabkan kehilangan gigi geligi.

Karakteristik klinik :1.Penyakit dijumpai pada gigi Molar dan Incisivus dengan hilangnya perlekatan pada daerah interproksimal paling sedikit 2 gigi.2.Berkurangnya inflamasi secara klinis disamping ditemukan poket periodontal yang dalam3.Pada kebanyakan kasus jumlah plak yang mempengaruhi gigi minimal, sehingga cenderung tidak konsisten dengan jumlah kerusakan periodontal yang ditemukan4.Penyakit LAP berkembang dengan cepat5.Migrasi distolabial gigi I maksilaris6.Pembentukan diastem secara berkala7.Peningkatan mobilitas gigi Molar8.Sensitif dari permukaan akar yang terbuka terhadap suhu dan stimulasi taktil9.Rasa sakit tajam dan rasa sakit yang menyebar sewaktu mastikasi10.Dapat terbentuk abses periodontal pada tahap ini dan terjadi pembesaran pada kelenjar limfe regional

Page 22: A

Gambaran radiologi :1.Kehilangan tulang alveolar disekitar Molar dan I pada usia pubertas2.Suatu bentuk kerusakan tulang alveolar yang meluas dari permukaan distal gigi P2 hingga permk. mesial dari gigi M23.Kerusakan tulang dalam arah vertikal lebih sering dijumpai pada daerah gigi Molar sebab tulang interdental didaerah ini > luas dibanding didaerah I

GENERALIZED AGGRESSIVE PERIODONTITIS

Definisi : merupakan suatu penyakit yang umumnya terjadi pada orang dewasa pada usia dibawah 30 thn / lebih. Penyakit ini ditandai dengan hilangnya attachment interproksimal secara keseluruhan yang mempengaruhi 3 gigi permanen lainnya selain Molar dan I

Karakteristik klinik :1.Umumnya memiliki jumlah plak bakterial yang lebih sedikit yang berhubungan dengan gigi yang terlibat. Secara kuantitatif, jumlah plak cenderung tidak seimbang dengan kerusakan periodontal yang terjadi secara kualitatif. A. Actinomycetemcomitans dan Bacteroides tonsythus ditemukan pada plak gigi penderita.2.Pada kasus GAP dijumpai 2 bentuk respon jaringan gingival:a.Pada jaringan inflamasi akut:Terjadi proliferasi, ulser & b’warna merah terangPerdarahan dapat terjadi secara spontan/melalui stimulasi ringanb.Pada kasus lainnya :

Page 23: A

Jaringan gingiva cenderung berwarna merah mudaBebas inflamasiTerkadang terjadi stipling walaupun akhirnya tdk ditemukan lagiPoket yang dalam dapat ditemukan melalui probing

3.Beberapa pasien GAP mengalami kondisi sistemik seperti pada kekurangan berat badan, depresi mental dan malaise

Gambaran Radiologis :1.Terdapat bentuk kerusakan tulang yang parah dengan jumlah plak gigi yang minimal2.Terjadi kerusakan osseus sebesar 25 % - 60 %

Terapi / penanganan1.Instruksi oral hygiene2.Penguatan kembali3.Evaluasi kontrol plak4.Skeling supra dan sub gingival kalkulus5.Root planing6.Kuretase7.Pengontrolan faktor-faktor lokal lainnya8.Terapi oklusal9.Bedah periodontal jika dibutuhkan10.pemeliharaan periodontal

Gambaran Klinis Periodontitis Agresif

Periodontitis agresif berbeda dari periodontitis kronis utamanya karena (1) kecepatan perkembangan penyakit yang terlihat pada individu yang sehat, (2) tidak banyaknya

Page 24: A

akumulasi plak dan kalkulus, (3) adanya riwayat keluarga terhadap penyakit agresif. Periodontitis agresif biasanya terjadi pada individu muda pada usia pubertas dan dapat terlihat juga pada dekade kedua dan ketiga kehidupan. Penyakit ini dapat lokalisata atau generalisata.

   A.    Periodontitis Agresif LokalisataPeriodontitis agresif lokalisata biasanya terjadi pada usia

pubertas. Secara klinis, periodontitis agresif lokalisata dikarakteristikkan memiliki “lokalisata pada molar pertama/insisivus dengan kehilangan perlekatan interproksimal” pada paling sedikit dua gigi permanen, yang salah satunya adalah gigi molar pertama”.

Ciri khas periodontitis agresif lokalisata adah kurangnya inflamasi klinis meskipun terdapat poket periodontal yang dalam dan kehilangan tulang yang cepat. Pada banyak kasus, jumlah plak pada gigi yang terlibat minimal, yang tampak tidak seimbang dengan jumlah kerusakan periodontal yang ada.

Plak yang ada membentuk biofilm tipis di gigi dan jarang bermineralisasi untuk membentuk kalkulus. Walaupun jumlah plak terbatas, namun terdapat peningkatan jumlah A. actinomycetemcomitans, dan pada beberapa pasien, Porphyromonas gingivalis.

Seperti namanya, periodontitis agresif lokalisata berkembang cepat. Bukti menunjukkan bahwa kecepatan kehilangan tulang sekitar tiga sampai empat kali lebih cepat dibandingkan pada periodontitis kronis. Gambaran klinis lain dari periodontitis agresif lokalisata adalah (1) migrasi distolabial pada insisivus maksila dengan dilanjutkan pembentukan diastema, (2) meningkatnya mobility pada insisivus dan molar pertama maksila dan mandibula, (3) sensitivitas pada permukaan akar yang terpapar stimulus termal dan taktil, dan (4) nyeri yang dalam, tumpul dan

Page 25: A

menyebar selama mastikasi, mungkin disebabkan oleh iritasi pada struktur pendukung oleh gigi yang goyang dan impaksi makanan.

         Periodontitis agresif lokalisata pada perempuan berkulit hitam berusia 15 tahun yang memiliki kembaran dengan

penyakit yang sama. Gambaran klinis memperlihatkan plak dan inflamasi yang minimal.

   B.     Periodontitis Agresif GeneralisataPeriodontitis agresif lokalisata biasanya terjadi pada usia dibawah 30 tahun, namun juga terjadi pada pasien lebih tua. Bukti menunjukkan bahwa pasien periodontitis agresif generalisata memproduksi respon antibody yang lemah terhadap patogen. Secara klinis, periodontitis agresif generalisata dikarakteristikkan dengan “kehilangan perlekatan interproksimal generalisata yang melibatkan paling sedikit tiga gigi permanen selain molar pertama dan insisivus”. Kerusakan terjadi secara episodic, dengan periode kerusakan yang cepat dan diikuti dengan masa terhenti untuk waktu tertentu (minggu, bulan, atau tahun).Pasien periodontitis agresif generalisata memiliki jumlah plak yang sedikit pada gigi yang terlibat. Secara kuantitatif, jumlah plak terlihat tidak sebanding dengan jumlah kerusakan periodontal. Secara kualitatif, P. gingivalis, A. actinomycetemcomitans, dan Tannerella forsythia sering ditemukan pada plak yang ada. Terdapat dua respon jaringan gingival yang ditemukan pada kasus periodontitis agresig generalisata. Pertama adalah parah, jaringan terinflamasi akut, sering berproliferasi, ulserasi, dan berwarna merah api. Dapat terjadi perdarahan secara spontan atau dengan stimulus ringan. Supurasi dapat menjadi tampilan penting. Respon

Page 26: A

jaringan ini dipercaya tampak pada tahap destruktif, dimana tejadi kehilangan perlekatan dan kehilangan tulang yang aktif.Pada kasus lain jaringan gingival dapat terlihat pink, bebas inflamasi, dan biasanya terdapat stippling, walaupun stippling dapat tidak ada. Bagaimanapun, poket yang dalam dapat terdeteksi ketika probing meskipun gambaran klinis tampak ringan. Page dan Schroeder percaya bahwa respon jaringan ini berlangsung selama masa terhenti dimana tingkat tulang masih stabil.Beberapa pasien dengan periodontitis agresif generalisata dapat memiliki manifestasi sistemik, seperti kehilangan berat badan, depresi, dan malaise.

Periodontitis agresif generalisata parah pada pria berkulit hitam 22 tahun dengan riwayat keluarga kehilangan tulang yang awal karena penyakit periodontal. Gambaran klinis

mem[erlihatkan plak dan inflamasi yang minimal.