A · Web viewUntuk itu dalam pembentukannya diperlukan pola kepemimpinan yang baik dan bisa...

38
BAB I PENDAHULUAN A. Judul "Hubungan Antara Bimbingan Orang Tua Dengan Prestasi Belajar Bidang Studi Pendidikan Agama Islam Siswa Kelas II MTs Mamba'ul Ma'arif, kecamatan Belik, kabupaten Pemalang". B. Latar Belakang Masalah Keluarga merupakan satu kesatuan masyarakat terkecil yang terdiri dari ayah, ibu dan anak. Di samping sebagai penerus keturunan keluarga juga berfungsi sangat penting, diantaranya sebagai wadah pendidikan, keluarga merupakan tempat pendidikan yang utama dan pertama. Disinilah pendidikan pertama dan utama diperoleh oleh anak didik. Sebagaimana dikemukakan oleh Zakiah Darajat dalam bukunya Peranan Agama dalam Kesehatan Mental bahwa: di antara unsur-unsur terpenting

Transcript of A · Web viewUntuk itu dalam pembentukannya diperlukan pola kepemimpinan yang baik dan bisa...

Page 1: A · Web viewUntuk itu dalam pembentukannya diperlukan pola kepemimpinan yang baik dan bisa mendorong kemajuan anak di dalam keluarganya, terutama dalam keluarga muslim anak adalah

BAB I

PENDAHULUAN

A. Judul

"Hubungan Antara Bimbingan Orang Tua Dengan Prestasi Belajar Bidang

Studi Pendidikan Agama Islam Siswa Kelas II MTs Mamba'ul Ma'arif, kecamatan

Belik, kabupaten Pemalang".

B. Latar Belakang Masalah

Keluarga merupakan satu kesatuan masyarakat terkecil yang terdiri dari

ayah, ibu dan anak. Di samping sebagai penerus keturunan keluarga juga berfungsi

sangat penting, diantaranya sebagai wadah pendidikan, keluarga merupakan tempat

pendidikan yang utama dan pertama. Disinilah pendidikan pertama dan utama

diperoleh oleh anak didik. Sebagaimana dikemukakan oleh Zakiah Darajat dalam

bukunya Peranan Agama dalam Kesehatan Mental bahwa: di antara unsur-unsur

terpenting yang akan menentukan corak kepribadian seseorang dikemudian hari

adalah nilai-nilai agama yang diambil dari lingkungan, terutama keluarga.(Zakiyah

Darajat, l995 : 90)

Nilai-nilai yang dimaksud adalah nilai agama, moral dan sosial. Apabila

dalam pengalaman di waktu kecil banyak didapat nilai-nilai agama maka

kepribadiannya akan mempunyai unsur-unsur yang baik. Dan sebaliknya jika nilai-

nilai yang diterimanya itu jauh dari agama maka unsur-unsur kepribadiannya akan

kurang baik.

Page 2: A · Web viewUntuk itu dalam pembentukannya diperlukan pola kepemimpinan yang baik dan bisa mendorong kemajuan anak di dalam keluarganya, terutama dalam keluarga muslim anak adalah

Dari gambaran di atas jelaslah bahwa sangatlah besar peranan keluarga

untuk menyiapkan anak didik agar mereka mampu berdiri dan bertanggung jawab

di tengah masyarakat nantinya. Untuk itu dalam pembentukannya diperlukan pola

kepemimpinan yang baik dan bisa mendorong kemajuan anak di dalam

keluarganya, terutama dalam keluarga muslim anak adalah amanat dari Allah SWT

yang dianugrahkan kepada manusia agar dirawat dan dididik dengan baik,

sehingga terbentuk pribadi muslim yang taat kepada perintah agama.

Maka untuk itu anak harus diselamatkan dari keterbelakangan pendidikan

dan diusahakan dengan semaksimal mungkin untuk membentuk anak yang cerdas,

yang penuh dengan harapan dan mampu memahami ajaran-ajaran Allah,

kemudian mengamalkannya agar selamat hidupnya. Di dalam Al-Qur’an surat At

Tahrim ayat 6 Allah berfirman :

ن��ارا واهليكم انفس��كم ق��وا امن��وا ينذال�� ياايها والحجارة الناس وقودها

Artinya : Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu

dari api neraka, yang bahan bakarnya manusia dan batu-batu…

(QS : At-Tahrim : 6)

Dari firman Allah tersebut maka jelaslah bahwa Islam memiliki ajaran yang

mulia, menghendaki agar kaumnya selamat di dunia dan akhirat. Namun perlu

diketahui bahwa untuk mencapai hal tersebut tidaklah mudah, hanya mereka yang

takwa dan mempunyai ketaatan yang tinggi dan mempunyai kepribadian muslim

yaitu mereka yang dalam gerak dan langkahnya selalu didasari dengan ajaran Islam.

Page 3: A · Web viewUntuk itu dalam pembentukannya diperlukan pola kepemimpinan yang baik dan bisa mendorong kemajuan anak di dalam keluarganya, terutama dalam keluarga muslim anak adalah

Maka sudah selayaknya apabila di dalam lembaga pendidikan Islam baik formal

maupun nonformal selalu memasukkan pendidikan agama di dalam nya. Sebagai

mana pendapat Zakiah Daradjat : apabila Pendidikan agama haruslah dilakukan

secara intensif, supaya ilmu dan amal dapat dirasakan anak didik di sekolah

( Zakiyah Darajat, l995 : 71)

Dari definisi di atas menunjukkan kepada kita bahwa betapa pentingnya

peranan pendidikan agama Islam terutama di lingkungan keluarga. Dan lembaga

pendidikan hendaknya tempat yang baik bagi perkembangan kehidupan beragama

bagi anak didik.

Kebanyakan para orang tua dalam memberikan bimbingan dan pengarahan

belum berdasarkan pada pola pendidikan yang bisa membawa keberhasilan anak

dalam belajar, sehingga hasil yang diperoleh anakpun kurang baik. Dalam

perjalanan kegiatan sehari-hari yang berkaitan dengan usaha peningkatan prestasi

belajar perlu mendapat perhatian yang serius. Sekolah, rumah dan masyarakat

merupakan faktor yang mempunyai peranan penting dalam usaha keberhasilan

pendidikan, di samping ada faktor-faktor lain.

Faktor-faktor lain tersebut adalah :

1. Faktor yang datang dari individu, maksudnya adalah hal-hal yang datang dari

individu itu sendiri.

Misal : kondisi anak, keadaan fisiologis.

2. Faktor yang datang dari luar individu, maksudnya adalah hal-hal yang datang

dari luar individu.

Page 4: A · Web viewUntuk itu dalam pembentukannya diperlukan pola kepemimpinan yang baik dan bisa mendorong kemajuan anak di dalam keluarganya, terutama dalam keluarga muslim anak adalah

Misal : keadaan sosial ekonomi, maksudnya adalah hal-hal yang datang dari

luar individu.

3. Faktor psikologis yaitu hal-hal yang berkaitan dengan kemampuan anak dalam

menerima pelajaran di kelas.

Misal : faktor kognitif, efektif dan psikomotor.

Faktor-faktor inilah yang juga banyak mempengaruhi dalam usaha

mencapai prestasi belajar, oleh sebab itu sedapat mungkin menjaga dan menjadikan

faktor-faktor tersebut menjadi hal yang bisa mendukung tercapainya tujuan

pendidikan, yaitu tercapainya prestasi belajar yang maksimal.

Namun dalam kenyataannya tidaklah mudah untuk mewujudkan apa yang

menjadi harapan ibu, bahkan tidak jarang kita jumpai kegagalan dalam meraih

prestasi belajar. Hal ini disebabkan oleh banyaknya faktor-faktor baik dari dalam

diri siswa maupun dari luar diri siswa.

Salah satu faktor yang mempengaruhi kegagalan tersebut adalah pola

kepemimpinan orang tua yang tidak demokratis bahkan cenderung bersifat otoriter

dan liberal, sedangkan pola-pola tersebut sangat bertentangan dengan ajaran Islam.

Dalam Islam pendidikan banyak mengajarkan kedamaian dan penuh rasa demokrasi

yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dengan sesama manusia terutama

dalam keluarga.

Orang tua sebagai pemimpin haruslah penuh perhatian akan keadaan anak

dan gejolak jiwa yang timbul pada diri anaknya. Bimbingan tertentu yang bisa

mengarahkan kepada kemajuan dan perbaikan dalam perkembangan anak perlu

Page 5: A · Web viewUntuk itu dalam pembentukannya diperlukan pola kepemimpinan yang baik dan bisa mendorong kemajuan anak di dalam keluarganya, terutama dalam keluarga muslim anak adalah

diciptakan, karena bila sampai terjadi perbedaan dalam menentukan jalan usaha

akan berakibat tidak baik, kebijaksanaan dalam memimpin sangat diperlukan.

Sehubungan dengan hal-hal tersebut di atas penulis mencoba dan tertarik

ingin mengetahui keadaan yang sebenarnya serta ingin mengetahui apakah ada

hubungan antara bimbingan orangtua tersebut dengan prestasi belajar yang yang

dicapai oleh anak didik, di samping faktor lain yang tak kalah menarik yaitu letak

sekolah yang pinggiran kota Pemalang dan siswanya berasal dari perkotaan dan

pedesaan. Dari gambaran ini sudah barang tentu terjadi adanya perbedaan orang tua

dalam menentukan bimbingan pada masing-masing anak.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka akan dirumuskan

permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimana bimbingan orang tua terhadap anak-anaknya.

2. Bagaimana prestasi belajar bidang studi Pendidikan Agama Islam.

3. Bagaimana korelasi antara bimbingan orang tua dengan prestasi belajar bidang

studi Pendidikan Agama Islam.

Page 6: A · Web viewUntuk itu dalam pembentukannya diperlukan pola kepemimpinan yang baik dan bisa mendorong kemajuan anak di dalam keluarganya, terutama dalam keluarga muslim anak adalah

D. Penegasan Istilah

1. Hubungan

Kata hubungan sama dengan istilah korelasi. Korelasi yang dimaksud di

sini adalah suatu penyelidikan untuk mengetahui hubungan antara pola

kepemimpinan orang tua dengan prestasi belajar siswa pada bidang studi

pendidikan agama Islam siswa kelas II MTsN Mamba'ul Ma'arif, kecamatan

Belik, kabupaten Pemalang..

2. Bimbingan Orang Tua

Pola kepemimpinan orang tua yang dimaksud di sini adalah suatu

bentuk tindakan dan arahan dari orang tua untuk mempengaruhi anaknya

sehingga anak mau menerima atau menolak atas tindakan dan arahan dari

orang tua tersebut.

3. Prestasi Belajar Bidang Studi Pendidikan Agama Islam

Prestasi belajar bidang studi agama Islam yang dimaksud di sini adalah

perolehan nilai yang dicapai oleh anak didik selama mengikuti program belajar

mengajar di sekolah yang dipimpin oleh guru dalam bidang studi Pendidikan

Agama Islam yang meliputi Aqidah Akhlaq, Al Qur’an Hadits, Fiqh, Sejarah

Kebudayaan Islam dan Bahasa Arab.

4. Siswa Kelas II MTsN Mamba'ul Ma'arif, kecamatan Belik, kabupaten

Pemalang

Page 7: A · Web viewUntuk itu dalam pembentukannya diperlukan pola kepemimpinan yang baik dan bisa mendorong kemajuan anak di dalam keluarganya, terutama dalam keluarga muslim anak adalah

Sasaran atau obyek penelitian untuk mengetahui pola-pola

kepemimpinan orang tua pada siswa kelas II MTsN Mamba'ul Ma'arif,

kecamatan Belik, kabupaten Pemalang.

Berdasarkan penegasan istilah-istilah tersebut, maka yang dimaksud dengan

judul “Hubungan antara Bimbingan Orang Tua dengan Prestasi Belajar Bidang

Studi PAI kelas II MTsN Mamba'ul Ma'arif, kecamatan Belik, kabupaten

Pemalang” adalah suatu penelitian yang bertujuan mengetahui hubungan antara

pola atau bentuk kepemimpinan orang tua dalam rangka mengarahkan atau

membimbing anak dalam belajar khususnya dalam bidang studi yang meliputi

Akidah Akhlak, Al Qur’an Hadist, Fiqh, Sejarah Kebudayaan Islam dan Bahasa

Arab Kelas II MTsN Mamba'ul Ma'arif, kecamatan Belik, kabupaten Pemalang

E. Tujuan Penelitian

Suatu penelitian, khususnya dalam ilmu pengetahuan empirik, pada

umumnya bertujuan untuk menemukan, mengembangkan, atau menguji kebenaran

suatu maslah (Sutrisno Hadi, l985 : 3)

Sedang dalam penulisan Skripsi ini pada garis besarnya memiliki 3

tujuan, yaitu :

1. Untuk mengetahui bimbingan orang tua terhadap anak-ananya dalam belajar

Pendidikan Agama Islam.

2. Untuk mengetahui prestasi belajar bidang studi Pendidikan Agama Islam

3. Untuk mengetahui korelasi antara bimbingan orang tua dengan prestasi belajar

Pendidikan Agama Islam

Page 8: A · Web viewUntuk itu dalam pembentukannya diperlukan pola kepemimpinan yang baik dan bisa mendorong kemajuan anak di dalam keluarganya, terutama dalam keluarga muslim anak adalah

F. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat mempunyai manfaat. Adapun

manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Secara teoritis : untuk mengembangkan ilmu pengetahuan agama Islam

khususnya dalam bidang pendidikan.

2. Secara praktis : untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada bidang

studi PAI yang meliputi Akidah Akhlak. Al Qur’an Hadist,

Fiqh, Sejarah Kebudayaan Islam dan Bahasa Arab.

Page 9: A · Web viewUntuk itu dalam pembentukannya diperlukan pola kepemimpinan yang baik dan bisa mendorong kemajuan anak di dalam keluarganya, terutama dalam keluarga muslim anak adalah

BAB II

KERANGKA TEORITIS

B. Landasan Teori

1. Prestasi Belajar

a. Pengertian Prestasi Belajar

Untuk mengetahui pengertian dari prestasi belajar terlebih dahulu penulis

kemukakan pendapat tentang prestasi dan belajar. Prestasi adalah bukti dari

suatu keberhasilan yang telah dicapai (Winkel, 1989: 162). Sedangkan belajar

dapat diartikan sebagai suatu aktivitas mental/psikis yang dalam interaksi aktif

dengan lingkungan, yang menghasilkan sejumlah perubahan dalam

pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat

secara relatif konstan dan berbekas (Winkel, 2005: 59).

Dari pengertian belajar tersebut di atas dapat dipahami pada hakekatnya

pada proses belajar mengajar terdapat unsur-unsur:

1). Adanya aktivitas mental/psikis

2). Berlangsung secara aktif dengan lingkungan

3). Menghasilkan perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan

dan nilai sikap

4). Perubahan tersebut bersifat relatif konstan dan berbekas.

Menyimak dari pengertian prestasi dan belajar yang telah penulis

kemukakan di atas, maka penulis mengambil kesimpulan bahwa istilah prestasi

belajar ialah suatu keberhasilan yang telah dicapai yang berupa perubahan-

Page 10: A · Web viewUntuk itu dalam pembentukannya diperlukan pola kepemimpinan yang baik dan bisa mendorong kemajuan anak di dalam keluarganya, terutama dalam keluarga muslim anak adalah

peubahan dalam hal kepribadiannya, pengetahuan, pemahaman, keterampilan

dimana hasilnya dapat diwujudkan dalam bentuk angka-angka atau simbol-

simbol lainnya, yang hal ini dapat menggambarkan hasil yang dicapai oleh

setiap siswa dalam kurun waktu tertentu dalam studinya.

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Prestasi belajar yang dimiliki siswa merupakan cermin keberhasilan

siswa dalam pembelajaran, sedangkan pembelajaran merupakan proses belajar

mengajar dan keberhasilan proses belajar mengajar dapat dicerminkan

kedalam suatu bentuk pertumbuhan dan perubahan siswa, yang dinyatakan

dalam tingkah laku. Mengingat prestasi itu melalui proses pembelajaran maka

pada dasarnya yang mempengaruhi proses pembelajaran sama halnya dengan

yang mempengaruhi prestasi belajar. Sebagaimana diungkapkan oleh Slameto

(1995: 71) bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi belajar adalah:

1). Faktor Interna) Faktor Jasmaniah

- Faktor kesehatan dan cacat tubuhb) Faktor Psikologis

- Faktor intelegensi- Perhatian- Minat- Bakat- Motif- Kematangan- Kesiapan

2). Faktor Eksternala) Faktor Keluarga

- Cara orang tua mendidik - Relasi antara anggota keluarga - Suasana rumah - Keadaan ekonomi keluarga- Perhatian orang tua

Page 11: A · Web viewUntuk itu dalam pembentukannya diperlukan pola kepemimpinan yang baik dan bisa mendorong kemajuan anak di dalam keluarganya, terutama dalam keluarga muslim anak adalah

- Latar belakang kebudayaanb) Faktor Sekolah

- Metode mengajar- Kurikulum- Relasi guru dengan siswa - Relasi siswa dengan siswa- Disiplin sekolah- Standar pelajaran di atas ukuran- Keadaan gedung- Metode belajar- Tugas rumah

c) Faktor Masyarakat- Keadaan siswa dalam masyarakat- Masa media- Teman bergaul- Bentuk pendidikan masyarakat

Dari pendapat di atas dapat penulis simpulkan faktor-faktor yang

mempengaruhi prestasi belajar adalah:

1). Faktor Internal: faktor pribadi siswa

a. Faktor Jasmani

b. Faktor Psikologis

2). Faktor Eksternal: Faktor di luar siswa

a. Faktor Keluarga

b. Faktor Sekolah

c. Faktor Masyarakat

d. Faktor Situasional

C. Hasil Penelitian Terdahulu

Dalam kaitannya dengan penelitian ini, terlebih dahulu penulis menelusuri

penelitian-penelitian yang berkaitan dengan objek yang penulis ajukan, yakni

Page 12: A · Web viewUntuk itu dalam pembentukannya diperlukan pola kepemimpinan yang baik dan bisa mendorong kemajuan anak di dalam keluarganya, terutama dalam keluarga muslim anak adalah

penelitian yang berkaitan dengan pelaksanaan pengajaran agama Islam di beberapa

pondok pesantren

Oleh karena itu, terlebih dahulu akan mengemukakan beberapa penelitian

terdahulu untuk menghindari terjadinya duplikasi dalam penelitian.

Bambang, dalam penelitiannya berjudul " Studi korelasi antara prestasi

belajar PAI dengan pengamalan ibadah siswa, dalam kesimpulan akhirnya

menyatakan bahwa tidak ada korelasi yang signifikan antara prestasi belajar PAI

dengan pengamalan ibadah siswa.

Rikun, dalam penelitiannya berjudul " Studi tentang Pelaksanaan Pendidikan

Agama Islam di SMP Muhammadiyah Belik, Pemalang, dalam kesimpulan akhirnya

menyatakan bahwa para siswa memiliki antusiasisme yagn tinggi untuk mempelajari

ilmu-ilmu agama Islam.

Sholihin Salam dalam penelitiannya berjudul "Problematika Pembelajaran

agama Islam di MAN Pemalang" menyatakan bahwa problem yang mendasar bagi

para siswa-siswi MAN Pemalang dalam pembelajaran Agama Islam adalah karena

sangat minimnya kemampuan mereka dalam membaca dan menulis Arab.

D. Hipotesa

Hipotesa seperti yang kita ketahui dalam fasal tentang berfikir reflektif, adalah

dugaan yang mungkin benar mungkin juga salah. Dia akan ditolak jika

salah satu palsu, akan diterima jika fakta-fakta membenarkannya, penolakan dan

penerimaan hipotesa sangat tergantung kepada hasil-hasil penyelidikan terhadap

fakta-fakta yang dikumpulkan (Sutrisno Hadi, 1985 : 63)

Page 13: A · Web viewUntuk itu dalam pembentukannya diperlukan pola kepemimpinan yang baik dan bisa mendorong kemajuan anak di dalam keluarganya, terutama dalam keluarga muslim anak adalah

Dalam hipotesa ini peneliti hendak menilai dari hasil penelitian dengan cara

membuktikan menerima atau menolak dari hipotesis yang telah ditemukan sebagai

berikut :

Ada hubungan yang signifikan antara bimbingan orang tua dengan Prestasi Belajar

anak dalam bidang studi PAI siswa kelas II MTs Mamba'ul Ma'arif, kecamatan

Belik, kabupaten Pemalang. Karena hipotesa akan diuji dengan statistic, maka

hipotesa kerja diubah menjadi hipotesa nihil yang berbunyi tidak ada hubungan

yang signifikan antara bimbingan orang tua dengan Prestasi Belajar anak dalam

bidang studi PAI siswa kelas II MTs Mamba'ul Ma'arif, kecamatan Belik, kabupaten

Pemalang.

Page 14: A · Web viewUntuk itu dalam pembentukannya diperlukan pola kepemimpinan yang baik dan bisa mendorong kemajuan anak di dalam keluarganya, terutama dalam keluarga muslim anak adalah

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Sebelum menjelaskan tentang metode penelitian, terlebih dahulu

diberitahukan, bahwa penelitian ini berpusat di MTs Mamba'ul Ma'arif, kecamatan

Belik, kabupaten Pemalang.

Adapun pendekatan yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah

kuantitatif. Alasannya karena pendekatan kuantitatif diarahkan pemaknaan

interpretasi. Kejelasan dan arti yang diberikan oleh manusia dari suatu kejadian,

subyek, obyek, orang lain dan situasi lingkungan.

Alasan lain dari penggunaan pendekatan ini adalah, pertama; menyesuaikan

metode kualitatif lebih mudah apabila berhadapan dengan kenyataan jamak. Kedua;

metode ini menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara peneliti dengan

responden. Ketiga; metode ini lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan

banyak penajaman pengaruh terhadap pola-pola yang dihadapi.

B. Desain Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di MTs Mamba'ul Ma'arif, kecamatan Belik,

kabupaten Pemalang. Adapun desain dari penelitian ini adalah pada proses

pembelajaran yang meliputi kurikulum, metode, teknik evaluasi dan upaya-upaya

yang dilakukan untuk peningkatan kualitas sekolah.

Page 15: A · Web viewUntuk itu dalam pembentukannya diperlukan pola kepemimpinan yang baik dan bisa mendorong kemajuan anak di dalam keluarganya, terutama dalam keluarga muslim anak adalah

C. Subyek Penelitian

Subyek dari penelitian ini yaitu seluruh pihak sekolah yang terdiri dari

kepala sekolah, guru, karyawan dan para siswa.

Dalam masalah ini penulis hanya mengutamakan beberapa metode yang

mempunyai hubungan dengan penelitian tersebut, diantaranya adalah :

1. Populasi Subyek

a. Populasi

Populasi adalah “Keseluruhan Subjek Penelitian” sedang Sutrisno

Hadi mengatakan “Semua individu untuk siapa kenyataan-kenyataan yang

diperoleh dari sampel itu hendaknya digeneralisasikan, disebut populasi atau

universe. (Sutrisno Hadi, 1985 : 70).

Berdasarkan pendapat diatas populasi adalah seluruh individu atau

penduduk dalam wilayahpenelitian yang nantinya akan dikenai hasil

penelitian.

Populasi penelitian ini mencakup seluruh siswa kelas II MTs

Mamba'ul Ma'arif, kecamatan Belik, kabupaten Pemalang.

b. Sampel

Sutrisno Hadi berpendapat “sebagian dari populasi adisebut sampel,

sampel adalah sejumlah penduduk jumlahnya kurang dari populasi (Sutrisno

Hadi, 1978 : 221)

Populasi mengumpulkan bahwa sampel adalah sebagian dari populasi

yang merupakan wakil dari keseluruhan subjek penelitian. Mengenai besar

Page 16: A · Web viewUntuk itu dalam pembentukannya diperlukan pola kepemimpinan yang baik dan bisa mendorong kemajuan anak di dalam keluarganya, terutama dalam keluarga muslim anak adalah

kecilnya sampel tidak ada ketentuan, tetapi perlu diingat semakin besar

sampel yang diambil, maka kesimpulan yang diambil makin baik.

Sehubungan dengan hal ini Suharsini Arikunto mengatakan untuk

sekedar ancer-ancer apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil

semua, sehingga penelitian merupakan penelitian populasi. Sedangkan jika

subjeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau sesuai

kemampuan (Suharsini Arikunto, 1990 : 70 ) Untuk menghemat waktu dan

pikiran dan dana maka penulis menetapkan besarnya sampel kurang lebih

10% dari 448 siswa.

MTs Mamba'ul Ma'arif, kecamatan Belik, kabupaten Pemalang kelas

II terdiri dari 10 kelas dengan jumlah siswa sebanyak 448 siswa. Adapun

untuk menentukan sampel penulis menggunakan teknik Cluster Sampling,

maksudnya setiap individu dalam populasi kesempatan yang sama untuk

ditugaskan sebagai sample

( Suharsini Arikunto, 1990, 70 )

Pengambilan sampel secara random terhadap sejumlah populasi ini

adalah cara undian, dalam hal ini peneliti mengambil sampel dengan cara

membuat daftar atau kode dari semua objek peneliti yang kemudianditulis

dengan kertas kecil lalu digulung dan dimasukkan ke dalam kaleng

kemudian di keluarkan sesuai kebutuhan.

Dari sejumlah populasi yang ada yaitu 448 siswa penulis tetapkan

sampelnya yaitu 80 siswa atau sekitar 20%.

Tabel I.

Penyebaran Jumlah Sampel

No. Kelas Jumlah siswa Sebagai sampel

Page 17: A · Web viewUntuk itu dalam pembentukannya diperlukan pola kepemimpinan yang baik dan bisa mendorong kemajuan anak di dalam keluarganya, terutama dalam keluarga muslim anak adalah

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

II A

II B

II C

II D

II E

II F

II G

II H

II I

II J

45

45

45

44

45

44

45

45

45

45

8

8

8

8

8

8

8

8

8

8

Jumlah 448 90

c. Variabel Penelitian

Penelitian ini mengkaji 2 variabel, yaitu pola kepemimpinan orang tua

sebagai variabel pertama (X), prestasi belajar sebagai variabel

kedua (Y).

Asumsi yang melandasi penelitian ini bahwa pola kepemimpinan

orang dengan prestasi belajar bervariasi, dan diduga variabel pertama

berpengaruh terhadap variabel kedua.

2. Metode Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang cukup, sesuai dengan pokok permasalahan,

dapat dipercaya, tepat dan benar maka dalam penelitian ini penulis

Page 18: A · Web viewUntuk itu dalam pembentukannya diperlukan pola kepemimpinan yang baik dan bisa mendorong kemajuan anak di dalam keluarganya, terutama dalam keluarga muslim anak adalah

menggunakan beberapa metode pengumpul data, dimana antara metode yang

satu dengan yang lain saling melengkapi. Metode-metode tersebut antara lain :

a. Metode observasi adalah metode pengumpulan data dengan cara mengamati

gejala-gejala pada subyek penelitian.

b. Metode wawancara adalah metode pengumpulan data dengan cara tanya

jawab.

c. Metode angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk

memperoleh informasi dari responden.

Di dalam penggunaannya penulis disini menggunakan angket tertutup,

karena di dalam angket sudah disediakan jawaban-jawaban sehingga responden

tinggal memilih jawaban yang telah tersedia.

3. Metode Analisis Data

Setelah data-data yang diperlukan terkumpul, selanjutnya data-data

tersebut ditabulasikan sesuai dengan konsep yang telah ditentukan, baru

kemudian dibahas bersama dengan teori-teori yang ada dengan metode

pembahasan sebagai berikut :

a. Metode Analisis Kwalitatif

Metode analisis kwalitatif adalah menganalisa suatu data dengan

melalui kalimat yang teratur sehingga dimengerti maksud yang terkandung

di dalamnya

b. Metode Analisis Kwantitatif

Page 19: A · Web viewUntuk itu dalam pembentukannya diperlukan pola kepemimpinan yang baik dan bisa mendorong kemajuan anak di dalam keluarganya, terutama dalam keluarga muslim anak adalah

Metode analisis kwantitatif adalah menganalisa semua data dengan

cara menghitung angka-angka dengan menggunakan metode statistic,

kemudian memberikan interpretasi berdasarkan tabel statistic tersebut.

Hasil penelitian berupa angka-angka yang telah dituangkan dalam tabel

dengan menggunakan Teknik Korelasi atau disebut Product moment sebagai

berikut :

rxy =

Keterangan:

XY = Koefisien korelasi X dan Y

N = Jumlah Responden

X = Variabel bebas ( pola kepemimpinan orang tua )

Y = Variabel terikat ( prestasi belajar)

rxy = Product dari x dan y

X2 = Jumlah kuadrat dari variabel bebas

Y2 = Jumlah kuadrat dari bariabel terikat (Sutrisno Hadi, 1991: 194).

D. Sistematika Skripsi

Untuk memudahkan dan memahami isi skripsi ini, maka penulis membagi

dalam tiga bagian yaitu : bagian awal, bagian utama, dan bagian akhir.

Bagian awal diawali dengan halaman formalitas yang terdiri dari halaman judul,

halaman nota pembimbing, halaman pengesahan, motto, halaman persembahan, kata

pengantar, daftar isi dan daftar tabel.

Page 20: A · Web viewUntuk itu dalam pembentukannya diperlukan pola kepemimpinan yang baik dan bisa mendorong kemajuan anak di dalam keluarganya, terutama dalam keluarga muslim anak adalah

Bagian utama skripsi ini terdiri dari V (lima) bab, yaitu Bab I Pendahuluan, Bab

II (Landasan Teori), Bab III (Gambaran Umum), Bab IV Penyajian dan Analisa Data,

dan Bab V (Penutup).

Bab I merupakan pendahuluan meliputi: latar belakang masalah, penegasan

istilah dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, telaah pustaka,

hipotesis, metode penelitian dan sistematika penulisan.

Bab II merupakan landasan teori tentang pola kepemimpinan orang tua dan

prestasi belajar siswa, terdiri dari: Sub bab A yang menjelaskan tentang tugas dan

tanggung jawab orang tua terhadap pendidikan keagamaan anak. Sub bab B yang

menjelaskan tentang pengertian dan bentuk pola kepemimpinan orang tua. Sub bab C

menjelaskan tentang prestasi belajar siswa dan faktor–faktor pendukungnya.

Bab III berisi tentang Pengajaran Pendidikan Agama Islam pada MTs

Mamba'ul Ma'arif, kecamatan Belik, kabupaten Pemalang sub bab A menjelaskan

tentang Sejarah Perkembangan MTs Mamba'ul Ma'arif, kecamatan Belik, kabupaten

Pemalang, sub bab B menjelaskan tentang Metode dan Sistem Pengajaran Pendidikan

Agama Islam, sub bab D menjelaskan tentang Sistem Evaluasi Pendidikan Agama

Islam.

Bab IV berisi Signifikansi Bimbingan Orang Tua terhadap Prestasi Belajar

Pendidikan Agama Islam. Sub bab A yang berisi Penyajian data dan sub bab B yang

berisi Analisa data.

Bab V Penutup. Penulis menyimpulkan apa yang telah dibahas pada bab-bab

terdahulu di samping itu penulis juga memberikan saran–saran yang perlu dan kata

penutup.

Bagian akhir skripsi ini terdiri dari daftar kepustakaan, lampiran-lampiran dan

daftar riwayat hidup.

Page 21: A · Web viewUntuk itu dalam pembentukannya diperlukan pola kepemimpinan yang baik dan bisa mendorong kemajuan anak di dalam keluarganya, terutama dalam keluarga muslim anak adalah

BAB IV

LAPORAN HASIL PENELITIAN

A. Penyajian Data

Orangtua mempunyai beban tanggung jawab dalam mendidik anak,

sebagaimana dalam hadits berikut ini :

ف��ابواه الفط��رة على يولد اال مول��ود من ما)الحديث( اويماجسانه يناصرانه او يهاودانه

Artinya : Tidaklah anak itu dilahirkan kecuali atas dasar fitrah, maka kedua

orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani atau Majusi.

(Al-Hadits)

Apabila hadits di atas kita pahami dengan sungguh-sungguh, semua

orangtua pasti akan menyadari betapa berat tanggung jawab yang dipikulnya dalam

mendidik anak-anak mereka, orangtualah yang menjadikan seorang anak itu

menjadi muslim ataupun kafir.

Di zaman sekarang dimana arus informasi (dari yang paling bermanfaat

hingga yang paling merusak) tidak dapat lagi dibendung untuk memasuki rumah-

rumah-rumah kita, salah satyunya saringan yang dapat membentengi anak dari

pengeruh buruk dari dunia luar adalah kekuatan iman dan akhlak. Untuk itu

pendidikan agama sejak dini merupakan langkah yang tidak bias ditawar-tawar lagi.

Penghayatan nilai-nilai agama diperoleh melalui praktek menjalankan ibadah baik

yang mahdloh maupun ghairu maghdhah.

Page 22: A · Web viewUntuk itu dalam pembentukannya diperlukan pola kepemimpinan yang baik dan bisa mendorong kemajuan anak di dalam keluarganya, terutama dalam keluarga muslim anak adalah

Penghargaan juga perlu diberikan kepada anak yang masih kecil atau yang

belum baligh yang rajin mengikuti ayahnya ke masjid untuk shalat berjamaah, atau

ikut shalat tarawih, dan puasa ramadhan. Sebaliknya bagi anak yang tidak mau

menjalankan shalat tarawih, puasa dan baca al-Qur'annya harus ditegur dan diberi

sangsi sesuai dengan perkembangan usianya.

B. Analisa Data

Berdasarkan penelitian yang telah penulis laksanakan pada tanggal 17

Agustus 2008 sampai dengan 17 Oktober 2008 di MTs Mamba'ul Ma'arif,

kecamatan Belik, kabupaten Pemalang, dapat dianalisa sebagai berikut :

Tabel 5Orangtua yang mengenalkan symbol-simbol agama

No Alternative Jawaban F Prosentase

1 a. lengkap mengenalkan

b. mengenalkan

c. tidak mengenalkan

50

8

6

78,125%

12,5%

9,375%

64 100%

(Sumber : hasil angket no.1)

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa orang tua yang mengenalkan

symbol-simbol agama pada putra-putrinya sebagian besar menjawab mengenalkan

lengkap adalah 78,125 %; mengenalkan sebagian 12,5 %; tidak mengenalkan

9,75%.

Page 23: A · Web viewUntuk itu dalam pembentukannya diperlukan pola kepemimpinan yang baik dan bisa mendorong kemajuan anak di dalam keluarganya, terutama dalam keluarga muslim anak adalah

Berdasarkan tabel di atas, orang tua yang membiasakan membaca al Qur'an

setelah jama'ah shalat maghrib yang menjawab selalu membaca 89,062 %; kadang-

kadang 6,25%; tidak pernah 4,98%.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa orang tua pada umumnya

membiasakan membaca al-Qur'an sehabis shalat maghrib shalat berjama'ah.

TABEL 8

ORANG TUA YANG SELALU MEMBIASAKAN

MENGUCAPKAN KALIMAT-KALIMAT THAYIBAH

No Alternative Jawaban F Prosentase

4. a. selalu membiasakan mengucapkan

b. kadang-kadang mengucapkan

c. tidak pernah

49

10

5

76,56%

15,625%

7,81%

64 100%

(Sumber: Hasil angket nomor 4)

Berdasarkan tabel di atas, orang tua yang selalu mengucapkan kalimat

thayibah sebagian besar menjawab selalu membiasakan mengucapkan 76,56%;

kadang-kadang 15,6245%; tidak pernah 7,81%.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa orang tua pada umumnya

wali/orang tua membiasakan mengucapkan kalimat-kalimat thayibah dalam

kehidupan sehari-hari.

Page 24: A · Web viewUntuk itu dalam pembentukannya diperlukan pola kepemimpinan yang baik dan bisa mendorong kemajuan anak di dalam keluarganya, terutama dalam keluarga muslim anak adalah

TABEL 9

BAPAK IBU YANG MENGAJARKAN BACAAN SHALAT

No Alternative Jawaban F Prosentase

5 a. mengajarkan

b. kadang-kadang

c. tidak pernah

53

7

4

82,8125%

10,9375%

6,25%

64 100%

(Sumber: Hasil angket nomor 5)

Berdasarkan tabel di atas, bapak ibu yang selalu mengajarkan bacaan shalat

pada anak-anak sebagian besar menjawab selalu mengajarkan 82,8125%; kadang-

kadang 10,9375%; tidak pernah 6,25%%.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa orang tua pada umumnya

wali/orang tua membiasakan mengajarkan bacaan shalat pada anak-anak.

TABEL 10

ORANG TUA YANG MELATIH ANAK-ANAKNYA

MENJADI IMAM SHALAT

No Alternative Jawaban F Prosentase

6 a. melatih

b. kadang-kadang

c. tidak pernah

55

6

3

85,9375%

9,375%

4,6875%

64 100%

(Sumber: Hasil angket nomor 6)

Page 25: A · Web viewUntuk itu dalam pembentukannya diperlukan pola kepemimpinan yang baik dan bisa mendorong kemajuan anak di dalam keluarganya, terutama dalam keluarga muslim anak adalah

Berdasarkan tabel di atas, orang tua yang melatih anak-anaknya menjadi

imam shalat sebagian besar menjawab selalu melatih 85,9375%; kadang-kadang

9,375%; tidak pernah 4,6875%.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada umumnya wali/orang

melatih anak-anaknya menjadi imam shalat dalam kehidupan sehari-hari.

TABEL 11

BAPAK IBU YANG MEMBERI BIMBINGAN SHALAT

PADA PUTRA-PUTRINYA

No Alternative Jawaban F Prosentase

7 a. selalu

b. kadang-kadang

c. tidak pernah

52

8

4

81,25%

12,5%

6,25%

64 100%

(Sumber: Hasil angket nomor 7)

Berdasarkan tabel di atas, Bapak Ibu yang memberi bimbingan shalat pada

putra-putrinya sebagian besar menjawab selalu 81,25%; kadang-kadang 12,5%;

tidak pernah 6,25%.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada umumnya Bapak Ibu

memberi bimbingan shalat pada putra-putrinya dalam kehidupan sehari-hari.

TABEL 12

ORANG TUA MULAI MEMBIMBING SHALAT

PADA PUTRA-PUTRINYA

No Alternative Jawaban F Prosentase

8 a. sejak umur 7 tahun

b. sejak masuk SD

54

6

84,375%

3,75%

Page 26: A · Web viewUntuk itu dalam pembentukannya diperlukan pola kepemimpinan yang baik dan bisa mendorong kemajuan anak di dalam keluarganya, terutama dalam keluarga muslim anak adalah

c. sejak masuk TK 4 6,25%

64 100%

(Sumber: Hasil angket nomor 8)

Berdasarkan tabel di atas, orang tua mulai membimbing shalat pada putra-

putrinya sebagian besar menjawab sejak umur 7 tahun 84,375%; sejak masuk SD

3,75%; sejak masuk TK 6,25%.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada umumnya Orang tua

mulai membimbing shalat pada putra-putrinya dalam kehidupan sehari-hari.