A · Web viewLayanan bimbingan dan konseling di sekolah seharusnya dilaksanakan secara...

51
BIMBINGAN DAN KONSELING A. Pengertian Bimbingan dan Konseling Bimbingan dan konseling merupakan dua istilah yang sering dirangkaikan bagaikan kata majemuk. Hal itu mengisyaratkan bahwa kegiatan bimbingan kadang-kadang dilanjutkan dengan kegiatan konseling. Beberapa ahli menyatakan bahwa konseling merupakan inti atau jantung hati dari kegiatan bimbingan. Ada pula yang menyatakan bahwa konseling merupakan salah satu jenis layanan bimbingan. Dengan demikian dalam istilah bimbingan sudah termasuk di dalamnya kegiatan konseling. Kelompok yang sesuai dengan pandangan di atas menyatakan bahwa terminologi layanan bimbingan dan konseling dapat diganti dengan layanan bimbingan saja. 1. Pengertian Banyak ahli berusaha merumuskan pengertian bimbingan dan konseling. Dalam merumuskan kedua istilah tersebut mereka memberikan tekanan pada aspek tertentu dan kegiatan tersebut. Untuk Iebih jelasnya berikut ini dikemukakan beberapa rumusan tentang istilah bimbingan. Menurut Jones (1963), Guidance is the help given by one person to another in making choice and adjustments and in solving problems. Dalam pengertian tersebut terkandung maksud bahwa tugas pembimbing hanyalah membantu agar individu yang dibimbing mampu

Transcript of A · Web viewLayanan bimbingan dan konseling di sekolah seharusnya dilaksanakan secara...

Page 1: A · Web viewLayanan bimbingan dan konseling di sekolah seharusnya dilaksanakan secara terus-menerus, mulai dari jenjang pendidikan terendah (taman kanak-kanak) sampai jenjang pendidikan

BIMBINGAN DAN KONSELING

A. Pengertian Bimbingan dan Konseling

Bimbingan dan konseling merupakan dua istilah yang sering dirangkaikan

bagaikan kata majemuk. Hal itu mengisyaratkan bahwa kegiatan bimbingan

kadang-kadang dilanjutkan dengan kegiatan konseling. Beberapa ahli menyatakan

bahwa konseling merupakan inti atau jantung hati dari kegiatan bimbingan. Ada

pula yang menyatakan bahwa konseling merupakan salah satu jenis layanan

bimbingan. Dengan demikian dalam istilah bimbingan sudah termasuk di

dalamnya kegiatan konseling. Kelompok yang sesuai dengan pandangan di atas

menyatakan bahwa terminologi layanan bimbingan dan konseling dapat diganti

dengan layanan bimbingan saja.

1. Pengertian

Banyak ahli berusaha merumuskan pengertian bimbingan dan konseling.

Dalam merumuskan kedua istilah tersebut mereka memberikan tekanan pada

aspek tertentu dan kegiatan tersebut. Untuk Iebih jelasnya berikut ini

dikemukakan beberapa rumusan tentang istilah bimbingan.

Menurut Jones (1963), Guidance is the help given by one person to

another in making choice and adjustments and in solving problems. Dalam

pengertian tersebut terkandung maksud bahwa tugas pembimbing hanyalah

membantu agar individu yang dibimbing mampu membantu dirinya sendiri,

sedangkan keputusan terakhir tergantung kepada individu yang dibimbing (klien).

Ini senada dengan pengertian bimbingan yang dikemukakan oleh Rochman

Natawidjaja (1978), yaitu : Bimbingan adalah proses pemberian bantuan kepada

individu yang dilakukan secara berkesinambungan, supaya individu tersebut dapat

memahami dirinya sehingga ia sanggup mengarahkan diri dan dapat bertindak

wajar sesuai dengan tuntutan dan keadaan keluarga serta masyarakat. Dengan

demikian dia dapat mengecap kebahagiaan hidupnya serta dapat memberikan

sumbangan yang berarti.

Selanjutnya Bimo Walgito (1982: 11) menyarikan beberapa rumusan

bimbingan yang dikemukakan para ahli, sehingga mendapatkan rumusan sebagai

Page 2: A · Web viewLayanan bimbingan dan konseling di sekolah seharusnya dilaksanakan secara terus-menerus, mulai dari jenjang pendidikan terendah (taman kanak-kanak) sampai jenjang pendidikan

berikut: Bimbingan adalah bantuan atau pertolongan yang diberikan kepada

individu atau sekumpulan individu-individu dalam menghindari atau mengatasi

kesulitan-kesulitan di dalam kehidupannya, agar individu atau sekumpulan

individu-individu itu dapat mencapai kesejahteraan hidupnya.

Dari beberapa pengertian bimbingan yang dikemukakan oleh banyak ahli itu,

dapat dikemukakan bahwa bimbingan merupakan:

a) suatu proses yang berkesinambungan,

b) suatu proses membantu individu,

c) bantuan yang diberikan itu dimaksudkan agar individu yang bersangkutan

dapat mengarahkan dan mengembangkan dirinya secara optimal sesuai

dengan kemampuan/potensinya, dan

d) kegiatan yang bertujuan utama memberikan bantuan agar individu dapat

memahami keadaan dirinya dan mampu menyesuaikan dengan

lingkungannya.

Untuk melaksanakan bimbingan tersebut diperlukan petugas yang telah

memiliki keahilan dan pengalaman khusus dalam bidang bimbingan dan

konseling.

2. Pengertian Konseling

Istilah konseling (counseling) diartikan sebagai penyuluhan. Istilah

penyuluhan dalam kegiatan bimbingan menurut beberapa ahli kurang tepat.

Menurut mereka yang lebih tepat adalah konseling karena kegiatan konseling ini

sifatnya lebih khusus, tidak sama dengan kegiatan-kegiatan penyuluhan lain

seperti penyuluhan dalam bidang pertanian dan penyuluhan dalam keluarga

berencana. Untuk menekankan kekhususannya itulah maka dipakai istilah

Bimbingan dan Konseling. Pelayanan konseling menuntut keahlian khusus,

sehingga tidak semua orang yang dapat memberikan bimbingan mampu

memberikan jenis layanan konseling ini (Winkel, 1978).

Banyak ahil yang memberikan makna tentang konseling. Menurut James

P. Adam yang dikutip oleh Depdikbud (1976: 19a):

Page 3: A · Web viewLayanan bimbingan dan konseling di sekolah seharusnya dilaksanakan secara terus-menerus, mulai dari jenjang pendidikan terendah (taman kanak-kanak) sampai jenjang pendidikan

Konseling adalah suatu pertalian timbal balik antara dua orang individu di mana

yang seorang (konselor) membantu yang lain (konseli) supaya dia dapat lebih baik

memahami dirinya dalam huhungannya dengan masalah hidup yang dihadapinya

pada waktu itu dan pada waktu yang akan datang.

Bimo Walgito (1982: II) menyatakan bahwa konseling adalah. bantuan

yang diberikan kepada individu dalam memecahkan masalah kehidupannya

dengan wawancara, dengan cara-cara yang sesuai dengan keadaan individu yang

dihadapi untuk mencapai kesejahteraan hidupnya.

Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut dapatlah dikatakan bahwa kegiatan

konseling itu mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

a) Pada umumnya dilaksanakan secara individual.

b) Pada umumnya dilakukan dalam suatu perjumpaan tatap muka.

c) Untuk pelaksanaan konseling dibutuhkan orang yang ahli.

d) Tujuan pembicaraan dalam proses konseling ini diarahkan untuk

memecahkan masalah yang dihadapi klien.

e) Individu yang menerima layanan (klien) akhirnya mampu memecahkan

masalahnya dengan kemampuannya sendiri.

B. Peranan Bimbingan dan Konseling dalam Pendidikan di Sekolah

Bila tujuan pendidikan pada akhirnya adalah pembentukan manusia yang

utuh, maka proses pendidikan harus dapat membantu siswa mencapai kematangan

emosional dan sosial, sebagai individu dan anggota masyarakat selain

mengembangkan kemampuan inteleknya. Bimbingan dan konseling menangani

masalah-masalah atau hal-hal di luar bidang garapan pengajaran, tetapi secara

tidak Iangsung menunjang tercapainya tujuan pendidikan dan pengajaran di

sekolah itu. Kegiatan ini dilakukan melalui Iayanan secara khusus terhadap semua

siswa agar dapat mengembangkan dan memanfaatkan kemampuannya secara

penuh (Mortensen & Schemuller, 1969).

Koestoer Partowisastro (1982), mengungkapkan sebagai berikut:

Page 4: A · Web viewLayanan bimbingan dan konseling di sekolah seharusnya dilaksanakan secara terus-menerus, mulai dari jenjang pendidikan terendah (taman kanak-kanak) sampai jenjang pendidikan

1. Sekolah merupakan lingkungan hidup kedua sesudah rumah, di mana

anak dalam waktu sekian jam (± 6 jam) hidupnya berada di sekolah.

2. Para siswa yang usianya relatif masih muda sangat membutuhkan

bimbingan baik dalam memahami keadaan dirinya, mengarahkan

dirinya, maupun dalam mengatasi berbagai macam kesulitan.

Kehadiran konselor di sekolah dapat meringankan tugas guru (Lundquist

dan Chamely yang dikutip oleh Belkin, 1981). Mereka menyatakan bahwa

konselor ternyata sangat membantu guru, dalam

1) Mengembangkan dan memperluas pandangan guru tentang masalah

afektif yang mempunyai kaitan erat dengan profesinya sebagai guru.

2) Mengembangkan wawasan guru bahwa keadaan emosionalnya akan

mempengaruhi proses belajar-mengajar.

3) Mengembangkan sikap yang lebih positif agar proses belajar siswa

lebih efektif.

4) Mengatasi masalah-masalah yang ditemui guru dalam melaksanakan

tugasnya.

Konselor dan guru merupakan suatu tim yang sangat penting dalam

kegiatan pendidikan. Keduanya dapat saling menunjang terciptanya proses

pembelajaran yang lehih efektif. Oleh karena itu. kegiatan bimbingan dan

konseling, tidak dapat dipisahkan dengan kegiatan sekolah.

C. Tujuan Bimbingan di Sekolah

Layanan bimbingan sangat dibutuhkan agar siswa-siswa yang mempunyai

masalah dapat terbantu, sehingga mereka dapat belajar lebih baik Dalam

kurikulum SMA tahun 1975 Buku III C dinyatakan bahwa tujuan bimbingan di

sekolah adalah membantu siswa:

1. Mengatasi kesulitan dalam belajarnya, sehingga memperoleh prestasi

belajar yang tinggi.

Page 5: A · Web viewLayanan bimbingan dan konseling di sekolah seharusnya dilaksanakan secara terus-menerus, mulai dari jenjang pendidikan terendah (taman kanak-kanak) sampai jenjang pendidikan

2. Mengatasi terjadinya kebiasaan-kebiasaan yang tidak baik yang

dilakukannya pada saat proses belajar-mengajar berlangsung dan

dalam hubungan sosial.

3. Mengatasi kesulitan-kesulitan yang berhubungan dengan kesehatan

jasmani

4. Mengatasi kesulitan-kesulitan yang berkaitan dengan kelanjutan studi.

5. Mengatasi kesulitan-kesulitan yang berhubungan dengan prencanaan

dan pemilihan jenis pekerjaan setelah mereka tamat.

6. Mengatasi kesulitan-kesulitan yang berhubungan dengan masalah

sosial-emosiona1 di sekolah yang bersumber dari sikap murid yang

bersangkutan terhadap dirinya sendiri, terhadap lingkungan sekolah,

keluarga, dan lingkungan yang lebih luas.

Secara umum dapat dikemukakan bahwa tujuan Layanan bimbingan

adalah membantu mengatasi berbagai macam kesulitan yang dihadapi siswa

sehingga terjadi proses belajar-mengajar yang efektif dan efisien.

D. Peranan Bimbingan dan Konseling dalam Pembelajaran Siswa

Dalam proses pembelajaran siswa, setiap guru mempunyai keinginan agar

semua siswanya dapat memperoleh hasil belajar yang baik dan memuaskan.

Harapan tersebut sering kali kandas dan tidak bisa terwujud, sering mengalami

berbagai macam kesulitan dalam belajar. Sebagai pertanda bahwa siswa

mengalami kesulitan dalam belajar dapat diketahui dan berhagai jenis

gejalanya seperti dikemukakan Abu Ahmadi (1977) sebagai berikut:

Hasil belajarnya rendah, di bawah rata-rata kelas.

Hasil yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang dilakukannya

Menunjukkan sikap yang kurang wajar: suka menentang, dusta, tidak

mau menyelesaikan tugas-tugas, dan sebagainya.

Menunjukkan tingkah laku yang berlainan seperti suka membolos,

suka mengganggu, dan sebagainya.

Page 6: A · Web viewLayanan bimbingan dan konseling di sekolah seharusnya dilaksanakan secara terus-menerus, mulai dari jenjang pendidikan terendah (taman kanak-kanak) sampai jenjang pendidikan

Dalam kondisi sebagaimana dikemukakan di atas, maka bimbingan dan

konseling dapat memberikan layanan dalam :

1. bimbingan belajar,

2. bimbingan sosial, dan

3. bimbingan dalam mengatasi masalah-masalah pribadi.

1) Bimbingan Belajar

Bimbingan ini dimaksudkan untuk mengatasi masalah-masalah yang

berhubungan dengan kegiatan belajar baik di sekolah maupun di luar sekolah.

Bimbingan ini antara lain meliputi:

a) Cara belajar. baik belajar secara kelompok ataupun individual

b) Cara bagaimana merencanakan waktu dan kegiatan belajar.

c) Efisiensi dalam menggunakan buku-buku pelajaran.

d) Cara mengatasi kesulitan-kesulitan yang berkaitan dengan mata pelajaran

tertentu.

e) Cara, proses, dan prosedur tentang mengikuti pelajaran.

2) Bimbingan sosial

Dalam proses belajar di kelas siswa juga harus mampu menyesuiakan diri

dengan kehidupan kelompok. Dalam kehidupan kelompok perlu adanya toleransi/

tenggang rasa, saling memberi dan menerima (take and give), tidak mau menang

sendiri, atau kalau mempunyai pendapat harus diterima dalam mengambil

keputusan. langsung ataupun tidak langsung suasana hubungan sosial di kelas atau

di sekolah akan dapat mempengaruhi perasaan aman bagi siswa yang

bersangkutan. Hal ini dapat mempengaruhi konsentrasinya dalam belajar.

Menurut Abu Ahmadi (1977) bimbingan sosial ini dimaksudkan untuk:

a) Memperoleh kelompok belajar dan bermain yang sesuai.

b) Membantu memperoleh persahabatan yang sesuai

c) Membantu mendapatkan kelompok sosial untuk memecahkan masalah

tertentu.

Page 7: A · Web viewLayanan bimbingan dan konseling di sekolah seharusnya dilaksanakan secara terus-menerus, mulai dari jenjang pendidikan terendah (taman kanak-kanak) sampai jenjang pendidikan

3) Bimbingain dalam Mengatasi Masalah-Masalah Pribadi

Bimbingan ini dimaksudkan untuk membantu siswa dalam mengatasi

masalah-masalah pribadi. yang dapat mengganggu kegiatan belajarnya Siswa

yang mempunyai masalah dan belum dapat diatasi/dipecahkan, akan cenderung

terganggu.konsentrasi dalam belajarnya dan akibatnya prestasi belajar yang

dicapainya rendah.

Ada beberapa masalah pribadi yang memerlukan bantuan konseling, yaitu

masalah akibat konflik antara:

a) Perkembangan intelektual dengan emosionalnya.

b) Bakat dengan aspirasi lingkungannya.

c) Kehendak siswa dengan orang tua atau lingkungannya.

d) Kepentingan siswa dengan orang tua atau lingkungannya.

e) Situasi sekolah dengan situasi lingkungan.

f) Bakat dan pendidikan yang kurang bermutu dengan kelemahan

keengganan mengambil pilihan.

Masalah-masalah pribadi ini juga sering ditimbulkan oleh hubungan

muda-mudi. Selanjutnya juga dikemukakan oleb Downing (1968) bahwa layanan

bimbingan di sekolah sangat bermanfaat, terutama dalam membantu:

a) Menciptakan suasana hubungan sosial yang menyenangkan.

b) Menstimulasi siswa agar mereka meningkatkan partisipasinva dalam

kegiatan belajar-mengajar.

c) Menciptakan atau mewujudkan pengalaman belajar yang lebih bermakna.

d) Meningkatkan motivasi belajar siswa.

e) Menciptakan dan menstimulasi tumbuhnya minat belajar

E. Landasan Bimbingan dan Konseling

Pemberian layanan bimbingan dan konseling pada hakikatnva selalu

didasarkan atas landasan-landasan utama atau prinsip-pririsip dasar. Hal ini

Page 8: A · Web viewLayanan bimbingan dan konseling di sekolah seharusnya dilaksanakan secara terus-menerus, mulai dari jenjang pendidikan terendah (taman kanak-kanak) sampai jenjang pendidikan

berupa keyakinan-keyakinan yang pada akhirnya dapat mewarnai seluruh kegiatan

bimbingan dan konseling. Menurut Winkel (1991) landasan-landasan itu adalah

sebagai berikut:

1) Bimbingan selalu memperhatikan perkembangan siswa sebagai individu

yang mandiri dan mempunyai potensi untuk berkembang.

2) Bimbingan berkisar pada dunia subjektif masing-masing individu.

3) Kegiatan bimbingan dilaksanakan atas dasar kesepakatan antara

pembimbing dengan yang dibimbing.

4) Bimbingan berlandaskan pengakuan akan martabat dan keluhuran Individu

yang dibimbing sebagai manusia yang mempunyai hak-hak asasi (human

rights).

5) Bimbingan adalah suatu kegiatan yang bersifat ilmiah yang

mengintegrasikan bidang-bidang ilmu yang berkaitan dengan pemberian

bantuan psikologis.

6) Pelayanan ditujukan kepada semua siswa, tidak hanya untuk individu yang

bermasalah saja.

7) Bimbingan merupakan suatu proses, yaitu berlangsung secara terus-

menerus, berkesinambungan, terutama, dan mengikuti tahap-tahap

perkembangan anak.

F. Prinsip-prinsip Operasional Bimbingan dan Konseling di Sekolah

Prinsip-prinsip yang dimaksud ialah landasan teoretis yang mendasari

pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling, agar layanan tersebut dapat lebih

terarah dan berlangsung dengan baik.

1. Prinsip-Prinsip Umum

Dalam prinsip umum ini dikemukakan beberapa acuan umum yang

mendasari semua kegiatan bimbingan dan konseling. Prinsip-prinsip umum ini

antara lain:

a) Karena bimbingan itu berhubungan dengan sikap dan tingkah laku

individu.

Page 9: A · Web viewLayanan bimbingan dan konseling di sekolah seharusnya dilaksanakan secara terus-menerus, mulai dari jenjang pendidikan terendah (taman kanak-kanak) sampai jenjang pendidikan

b) Perlu dikenal dan dipahami karakteristik individual dan individu yang

dibimbing.

c) Bimbingan diarahkan kepada bantuan yang diberikan supaya individu

yang bersangkutan mampu membantu atau menolong dirinya sendiri

dalam menghadapi kesulitan-kesulitannya.

d) Program bimbingan harus sesuai dengan program pendidikan di sekolah

yang bersangkutan.

e) Pelaksanaan program bimbingan harus dipimpin oleh seorang petugas

yang memiliki keahlian dalam bidang bimbingan,

f) Terhadap program bimbingan harus senantiasa diadakan penilaian secara

teratur untuk mengetahui sampai dimana hasil dan manfaat yang

diperoleh.

2. Prinsip-Prinsip yang Berhuhungan dengan Individu yang Dibimbing

a) Layanan bimbingan harus diberikan kepada semua siswi Maksudnya

bahwa pembimbing dalam memberikan layanan tidak tertuju kepada siswa

tertentu saja, tetapi semua siswa perlu mendapatkan bimbingan, baik yang

mempunyai masalah ataupun belum. Bagi siswa yang belum bermasalah,

mereka perlu memperoleh bimbingan yang bersifat pencegahan

(preventive).

b) Harus ada kriteria untuk mengatur prioritas layanan kepada siswa tertentu.

c) Program bimbingan harus berpusat pada siswa.

d) Layanan bimbingan harus dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan individu

yang bersangkutan secara serba ragam dan serba luas.

e) Keputusan terakhir dalam proses bimbingan ditentukan oleh individu yang

dibimbing.

f) Individu yang mendapat bimbingan harus berangsur-angsur dapat

membimbing dirinya sendiri.

Page 10: A · Web viewLayanan bimbingan dan konseling di sekolah seharusnya dilaksanakan secara terus-menerus, mulai dari jenjang pendidikan terendah (taman kanak-kanak) sampai jenjang pendidikan

3. Prinsip-Prinsip Khusus yang Berhubungan dengan Individu yang

Memberikan Bimibingan

a) Konselor di sekolah dipilih atas dasar kualifikasi kepribadian, pendidikan,

pengalaman, dan kemampuannya.

b) Konselor harus mendapat kesempatan untuk mengembangkan dirinya serta

keahliannya melalui berbagai latihan penataran.

c) Konselor hendaknya selalu mempergunakan informasi yang tersedia

mengenai individu yang dibimbing beserta lingkungannya.

d) konselor harus menghormati dan menjaga kerahasiaan informasi .tetang

individu yang dibimbingnya.

e) Konselor hendaknya mempergunakan berbagai jenis metode dan teknik

yang tepat dalam melakukan tugasnya.

f) Konselor hendaknya memperhatikan dan mempergunakan hasil penelitian

dalam bidang: minat, kemampuan, dan hasil belajar individu untuk

kepentingan perkembangan kurikulum sekolah yang bersangkutan.

4. Prinsip-Prinsip Khusus yang Berhubungan dengan Organisasi dan

Administrasi Bimbingan

a) Bimbingan harus dilaksanakan secara berkesinambungan.

b) Dalam pelaksanaan bimbingan harus tersedia kartu pribadi (cumulative

record) bagi setiap individu (siswa).

c) Program bimbingan harus disusun sesuai dengan kebutuhan sekolah yang

bersangkutan.

d) Pembagian waktu harus diatur untuk setiap petugas secara baik.

e) Bimbingan. harus dilaksanakan dalam situasi individual dan dalam stuasi

kelompok, sesuai dengan masalah dan metode yang dipergunakan dalam

memecahkan masalah itu.

f) Sekolah harus bekerja sama dengan lembaga-lembaga di luar sekolah yang

menyelenggarakan layanan yang berhubungan dengan bimbingan dan

penyuluhan pada umumnya.

Page 11: A · Web viewLayanan bimbingan dan konseling di sekolah seharusnya dilaksanakan secara terus-menerus, mulai dari jenjang pendidikan terendah (taman kanak-kanak) sampai jenjang pendidikan

g) Kepala sekolah memegang tanggung jawab tertinggi dalam pelaksanaan

bimbingan.

G. Asas-Asas Bimbingan dan Konseling

Asas adalah segala hal yang harus dipenuhi dalam melaksanakan suatu

kegiatan, agar kegiatan tersebut dapat terlaksana dengan baik serta mendapatkan

hasil yang memuaskan.

Bimbingan dan konselng menurut Prayitno (1982) ada beberapa asas yang

perlu diperhatikan, yaitu:

1. Asas kerahasiaaa

Asas ini mempunyai makna yang sangat penting dalam layanan bimbingan

dan konseling. Mungkin tidak terlalu berlebihan bilamana asas ini disebut dengan

asas kunci dalam pemberian layanan tersebut.

2. Asas Keterbukaan

Konselor harus berusaha untuk menciptakan suasana keterbukaan dalam

membahas masalah yang dialami klien. Klien terbuka menyampaikan perasaan,

pikiran, dan keinginannya yang diperkirakan sebagai sumber timbulnya

permasalahan.

3. Asas Kesukarelaan

Konselor mempunyai peran utama dalam mewujudkan asas kesukarelaan

ini. Konselor harus mampu mencerminkan asas ini dalam menerima kehadiran

klien.

4. Asas Kekinian

Pemecahan masalah dalam kegiatan konseling seharusnya berfokus pada

masalah-masalah yang dialami oleh klien pada saat ini.

5. Asas Kegiatan

Usaha layanan bimbingan dan konseling akan dapat berlangsung baik,

bilamana klien mau melaksanakan sendiri kegiatan yang telah dibahas dalam

layanan itu.

Page 12: A · Web viewLayanan bimbingan dan konseling di sekolah seharusnya dilaksanakan secara terus-menerus, mulai dari jenjang pendidikan terendah (taman kanak-kanak) sampai jenjang pendidikan

6. Asas Kedinamisan

Arah layanan bimbingan dan konseling yaitu terwujudnya prubahan dalam

diri klien, yaitu perubahan tingkah laku ke arah lebih baik.

7. Asas Keterpaduan

Kepribadian klien merupakan suatu kesatuan dan berbagai macam aspek.

8. Asas Kenormatifan

Maksud dan asas ini ialah usaha layanan bimbingan dan konseling yang

dilakukan itu hendaknya tidak bertentangan dengan norma-norma yang berlaku,

sehingga tidak terjadi penolakan dan individu yang dibimbing.

9. Asas Keahlian

Layanan bimbingan dan konseling adalah professional.

10. Asas Alih Tangan

Asas ini dimaksudkan untuk menghindari terjadinya pemberian layanan

yang tidak tepat.

11. Asas Tut Wuri Handayani

Setelah klien mendapatkan layanan, hendaknya klien merasakan bahwa

layanan tersebut tidak hanya pada saat klien mengemukakan persoalannya.

H. Orientasi Layanan Bimbingan dan Konseling

Layanan bimbingan dan konseling perlu memiliki orientasi tertentu.

Menurut Humphreys dan Traxler (1954) sikap dasar pekerjaan bimbingan itu ialah

bahwa individual merupakan suatu hal yang sangat penting.

1. Orientasi Individual

Pada hakikatnya setiap individu itu mempunyai perbedaan satu sama

lainnya. Perbedaan itu dapat bersumber dari latar belakang pengalamannya,

pendidikan, sifat-sifat kepribadian yang dimiliki, sebagainya. Menurut Willerman

(1979) anak kembar satu telur juga mempunyai perbedaan, apalagi kalau

dibesarkan dalam linkungan yang berbeda. ini membuktikan bahwa kondisi

lingkungan tempat memberikan andil terjadinya perbedaan individu.

Page 13: A · Web viewLayanan bimbingan dan konseling di sekolah seharusnya dilaksanakan secara terus-menerus, mulai dari jenjang pendidikan terendah (taman kanak-kanak) sampai jenjang pendidikan

2. Orientasi Perkembangan

Masing-masing individu berada pada usia perkembangannya. Dalam setiap

tahap usia perkembangan, individu yang bersangkutan hendaknya mampu

mewujudkan tugas-tugas perkembangannya itu.

Tugas-tugas perkembangan masa remaja menurui Havighurst yang dikutip

oleh Hurlock (1980) antara lain:

a) Mampu mengadakan hubungan-hubungan baru dan lebih matang dengan

teman sebaya baik laki-laki maupun perempuan.

b) Dapat berperan sosial yang sesuai, baik perannya sebagai laki-laki atau

sebagai perempuan.

c) Menerima keadaan fisik serta dapat memanfaatkan kondisi fisiknya

dengan baik.

d) Mampu menerima tanggung jawab sosial dan bertingkah laku sesuai

dengan tanggung jawab sosial.

e) Tidak tergantung secara emosional pada orang tua atau orang dewasa

lainnya.

f) Menyiapkan diri terhadap kanier dan ekonom.

g) Menyiapkan diri terhadap perkawinan dan kehidupan berkeluarga.

h) Memperoleh nilai-nilai sistem etis sebagal pedoman dalam bertingkah laku

serta dapat mengembangkan suatu ideologi.

3. Orintasi Masalah,

Layanan bimbingan dan konseling harus bertolak dari masalah sedang

dihadapi oleh klien.

I. Kode Etik Bimbingan dan Konseing

Untuk menyatukan pandangan tentang kode etik jabatan, berikut ini

dikemukakan suatu rumusan dan Winkel (1992): “Kode etik jabatan ialah pola

ketentuan/aturan/tata cara yang menjadi pedoman dalam menjalankan tugas dan

aktivitas suatu profesi.”

Page 14: A · Web viewLayanan bimbingan dan konseling di sekolah seharusnya dilaksanakan secara terus-menerus, mulai dari jenjang pendidikan terendah (taman kanak-kanak) sampai jenjang pendidikan

PROGRAM BIMBINGAN DI SEKOLAH

DAN PERAN GURU DALAM

PELAKSANAANNYA

A. Program Bimbingan di Sekolah

Kegiatan bimbingan dan konseling dapat mencapai hasil yang efektif

bilamana dimulai dari adanya program yang disusun dengan baik Program

bimbingan berisi rencana kegiatan yang akan dilakukan dalam rangka pemberian

layanan bimbingan dan konseling.

1. Pengertian Program Bimbingan

Menurut pendapat Hotch dan Costor yang dikutip oleh Gipson dan

Mitchell (1981) program bimbingan dan konseling adalah suatu program yang

memberikan layanan khusus yang dimaksudkan untuk membantu individu dalam

mengadakan penyesuaian diri. Program bimbingan itu menyangkut dua faktor,

yaitu:

faktor pelaksana atau orang yang akan memberikan bimbingan dan

faktor-faktor yang berkaitan dengan perlengkapan, metode, bentuk

layanan siswa-siswa, dan sebagainya, yang mempunyai kaitan dengan

kegiatan bimbingan (Abu Ahmadi, 1977).

2. Langkah-Langkah Penyusunan Program Bimbingan

Dalam penyusunan program bimbingan perlu ditempuh langkah-langkah

seperti dikemukakan oleh Miller yang dikutip oleh Rochman Natawidjaja dan

Moh. Surya (1985) seperti berikut:

a) Tahap persiapan.

b) Pertemuan-pertemuan permulaan dengan para konselor yang telah

ditunjuk oleh pemimpin sekolah.

c) Pembentukan panitia sementara untuk merumuskan program bimbingan.

d) Pembentukan panitia penyelenggara program.

Page 15: A · Web viewLayanan bimbingan dan konseling di sekolah seharusnya dilaksanakan secara terus-menerus, mulai dari jenjang pendidikan terendah (taman kanak-kanak) sampai jenjang pendidikan

3. Variasi Program Bimbingan menurut Jenjang Pendidikan

Layanan bimbingan dan konseling di sekolah seharusnya dilaksanakan

secara terus-menerus, mulai dari jenjang pendidikan terendah (taman kanak-

kanak) sampai jenjang pendidikan tertinggi (perguruan tinggi).

a. Pendidikan Taman Kanak-Kanak

Taman kanak-kanak sebenarnya belum termasuk jenjang pedidikan formal

dan lebih dikenal dengan pendidikan prasekolah. pendidikan formal terendah

adalah sekolah dasar (SD).

Layanan bimbingan dan konseling di taman kanak-kanak, hendaknya

ditekankan pada:

Bimbingan yang berkaitan dengan kemandiran dan keharmonisan

dalam menjalin hubungan sosial dengan teman-teman sebayanya.

Bimbingan pribadi, seperti pemupukan disiplin diri dan memahami

perintah.

b. Program Bimbingan di Sekolah Dasar

Hingga saat ini pelaksanaan bimbingan di sekolah dasar belum pada

terlaksana dengan baik sebagaimana di sekolah menengah;

a. Kegiatan bimbingan di SD hendaknya lebih menekankan pada

aktivitas-aktivitas belajar.

b. Di SD masih menggunakan sistem guru kelas sehingga seaindainya

ada anak yang tidak disenangi oleh guru, maka akan lebih fatal

akibatnya.

c. Adanya kecenderungan seorang anak bergantung kepada teman

sebayanya.

d. Minat orang tua dominan mempengaruhi nilai kehidupan anak.

e. Masalah-masalah yang timbul di tingkat SD, tidak terlalu kompleks.

Page 16: A · Web viewLayanan bimbingan dan konseling di sekolah seharusnya dilaksanakan secara terus-menerus, mulai dari jenjang pendidikan terendah (taman kanak-kanak) sampai jenjang pendidikan

c. Program Bimbingan di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama

Suasana belajar di SLTP berbeda dengan kegiatan di sekolah dasar,

terutama dalam sistem belajarnya. Belajar di sekolah dasar (SD) umumnya diasuh

oleh guru kelas. sedangkan di SLTP diasuh oleh guru bidang studi.

Secara garis besar program bimbingan dan konseling di SLTP hendaknya

berorientasi kepada:

Bimbingan belajar, karena cara belajar di SLTP berbeda dengan di SD.

Bimbingan tentang hubungan muda-mudi, karena pada usia ini mereka

mulai mengenal hubungan cinta kasih (Gibson dan Mitchell, 1981).

Pada usia ini mereka mulai membentuk kelompok sebaya (peer group),

maka program bimbingan hendaknya juga menangani masalah-masalah

yang berkaitan dengan hubungan social

Bimbingan yang berorientasi pada tugas-tugas perkembangan anak usia

12-15 tahun.

Bimbingan kanier baik yang menyangkut pemahaman tentang dunia

pendidikan ataupun pekerjaan.

d. Program Bimbingan di Sekolah Lanjutan Tingkat Atas

Program layanan bimbingan di SLTA hendaknya lebih lengkap dan luas

cakupannya dibandingkan dengan program layanan di jenjang pendidikan di

bawahnya.

Oleh sebab itu, program bimbingan di SLTA hendaknya berorientasi

kepada:

a) Hubungan muda-mudi/hubungan sosial.

b) Pemberian informasi pendidikan dan jabatan.

c) Bimbingan cara belajar.

Page 17: A · Web viewLayanan bimbingan dan konseling di sekolah seharusnya dilaksanakan secara terus-menerus, mulai dari jenjang pendidikan terendah (taman kanak-kanak) sampai jenjang pendidikan

e. Program Bimbingan di Perguruan tinggi

Tugas-tugas perkembangan pada usia dewasa menuntut seseorang untuk

lebih mandiri, dan berdisiplin diri (self dicipline). Mereka dituntut untuk mampu

mengenbangkan sikap membina ilmu demi kemajuan bangsanya (Winkel, 1991).

Oleh sebab itu, program bimbingan di perguruan tinggi hendaknya

berorientasi kepada:

1) Bimbingan belajar di perguruan tinggi atau bimbingan yang bersifat

akademik.

2) Hubungan sosial dan hubungan muda-mudi.

4. Tenaga Bimbingan di Sekolah Beserta Fungsi dan Peranannya

Layanan bimbingan dan konseling merupakan bagian yang integral dan

keseluruhan proses pendidikan di sekolah. Oleh karena itu, pelaksanaan

bimbingan dan konseling di sekolah menjadi tanggung jawab bersama antara

personel sekolah, yaitu: kepala sekolah, guru-guru, wali kelas, dan petugas

lainnya (Rochman Natawidjaja dan Moh. Surya, 1985).

Koestoer, P. (1982) mengemukakan sejumlah personalia/konselor di

sekolah terdiri dari:

Konselor sekolah.

Guru konselor/guru pembimbing.

Tenaga khusus/psikolog sekolah, pekerja sosial sekolah; dokter dan juru

rawat.

Dalam kurikulum tersebut dijelaskan rincian tugas masing-masing

personel sebagai berikut:

a) Kepala Sekolah

Dalam pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah, kepala

sekolah mempunyai tugas sebagai berikut:

Page 18: A · Web viewLayanan bimbingan dan konseling di sekolah seharusnya dilaksanakan secara terus-menerus, mulai dari jenjang pendidikan terendah (taman kanak-kanak) sampai jenjang pendidikan

1) Membuat rencana/program sekolah secara menyeluruh.

2) Mendelegasikan tanggung jawab tertentu dalam pelaksanaan bimbingan dan

penyuluhan.

3) Mengawasi pelaksanaan program.

4) Melengkapi dan menyediakan kebutuhan fasilitas bimbingan dan

penyuluhan.

5) Mempertanggung jawabkan program tersebut baik ke dalam (sekolah)

maupun ke luar (masyarakat).

6) Mengadakan hubungan dengan lembaga-lembaga di luar sekolah dalam

rangka kerja sama pelaksanaan bimbingan.

7) Mengkoordinasikan kegiatan bimbingan dengan kegiatan-kegiatan lainnya.

b) Penyuluh Pendidikan (Konselor Sekolah)

Dalam pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah,

konselor sekolah sangat berperan. Adapun peranan dan tugas konselor sekolah

dalam kegiatan bimbingan dan konseling adalah:

1) Menyusun program bimbingan dan konseling bersama kepala sekolah.

2) Memberikan garis-garis kebijaksanaan umum mengenai kegiatan bimbingan

dan konseling.

3) Bertanggung jawab terhadap jalannya program.

4) Mengkoordinasikan laporan kegiatan pelaksanaan program sehari-hari.

5) Memberikan laporan kegiatan kepada kepala sekolah.

6) Membantu untuk memahami dan mengadakan penyesuaian kepada diri

sendiri, lingkungan sekolah, dan lingkungan sosial yang makin lama makin

berkembang.

7) Menerima dan mengklasifikasikan informasi pendidikan dan informasi

lainnya yang diperoleh dan menyimpannya sehingga menjadi catatan

kumulatif siswa.

8) Menganalisis dan menafsirkan data siswa untuk menetapkan suatu rencana

tindakan prositif terhadap siswa.

9) Menyelenggarakan pertemuan staf.

Page 19: A · Web viewLayanan bimbingan dan konseling di sekolah seharusnya dilaksanakan secara terus-menerus, mulai dari jenjang pendidikan terendah (taman kanak-kanak) sampai jenjang pendidikan

10) Melaksanakan bimbingan kelompok dan konseling individual.

11) Memberikan inforniasi pendidikan dan jabatàn kepada siswa-siswa dan

menafsirkannya untuk keperluan pendidikan dan jabatan.

12) Mengadakan konsultasi dengan instansi-instansi yang berhübungan dengan

program bimbingan dan konseling dan memimpin usaha survei dalam

masyarakat sekitar sekolah untuk mengetahui lapangan-lapangan kerja yang

terbuka.

13) Bersama guru membantu siswa memilih pengalaman atau kegiatan-kegiatan

ko-kurikuler yang sesuai dengan minat, sifat, bakat, dan kebutuhannya.

14) Membantu guru menyusun pengalaman belajar dan membuat penyesuaian

metode mengajar yang sesuai dengan dan dapat memenuhi sifat masalah

masing-masing siswa.

15) Mengadakan penelaahan lanjutan terhadap siswa-siswa tamatan sekolahnya

dan terhadap siswa putus sekolah serta melakukan usaha penilaian lain yang

bérhubungan dengan program bimbingan secara tetap.

16) Mengadakan konsultasi dengan orang tua siswa dan mengadakan kunjungan

rumah (home visit).

17) Menyelenggarakan pembicaraan kasus (case conference).

18) Mengadakan wawancara latihan bagi para petugas bimbingan.

19) Menyelenggarakan program latihan bagi para petugas bimbingan.

20) Melakukan alih tangan (referal) masalah siswa kepada lembaga atau ahli lain

yang lebih berwenang.

c) Guru Pembimbing/Wali Kelas

Wali kelas merupakan personel sekolah yang ditugasi untuk menangani

masalah-masalah yang dialami oleh siswa yang menjadi binaannya. Berkenaan

dengan kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah peran dan tanggung jawab

wali kelas adalah:

Mengumpulkan data tentang siswa.

Menyelenggarakan bimbingan kelompok.

Page 20: A · Web viewLayanan bimbingan dan konseling di sekolah seharusnya dilaksanakan secara terus-menerus, mulai dari jenjang pendidikan terendah (taman kanak-kanak) sampai jenjang pendidikan

Meneliti kemajuan dan perkembangan siswa (akademik, sosial, fisik,

pribadi).

Mengawasi kegiatan siswa sehari-hari.

Mengobservasi kegiatan siswa di rumah.

Mengadakan kegiatan orientasi.

Memberikan penerangan.

Mengatur dan menempatkan siswa.

Memantau hubungan sosial siswa dengan individu lainnya dan berbagai

segi, seperti frekuensi pergaulan, intensitas pergaulan dan popularitas

pergaulannya.

Bekerjasama dengan konselor dalam membuat sosiometri dan sosiogram.

Bekerjasama dengan konselor dalam mengadakan pemeriksaan kesehatan

psikologis oleh tim ahli.

Mengidentiflkasikan siswa yang memerlukan bantuan. Ikut serta atau

menyelenggarakan sendiri pertemuan kasus (case conference).

d) Guru/Pengajar

Guru merupakan personel sekolah yang memiliki kesempatan untuk

bertatap muka lebih banyak dengan siswa dibandingkan degan personel sekolah

lainnya.

Adapun tugas dan tanggung jawab guru dalam kegiatan ini adalah:

Turut serta akif dalam membantu melaksanakan kegiatan program

bimbingan dan konseling.

Memberikan informasi tentang siswa kepada staf bimbingan dan

konseling.

Memberikan layanan instruksional (pengajaran).

Berpartisipasi dalam pertemuan kasus.

Memberikan informasi kepada siswa.

Meneliti kesulitan dan kemajuan siswa,

Menilai hasil kemajuan belajar siswa.

Mengadakan hubungan dengan orang tua siswa.

Page 21: A · Web viewLayanan bimbingan dan konseling di sekolah seharusnya dilaksanakan secara terus-menerus, mulai dari jenjang pendidikan terendah (taman kanak-kanak) sampai jenjang pendidikan

Bekerja sama dengan konselor mengumpulkan data siswa dalam usaha

untuk mengidentifikasikan masalah yang dihadapi siswa.

Membantu memecahkan masalah siswa.

Mengirimkan (referal) masalah siswa yang tidak dapat diselesaikannya

kepada konselor.

Mengidentifikasikan, menyalurkan, dan membina bakat.

e) Petugas Administrasi

Keberhasilan kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah juga

memerlukan keterlibatan dari petugas administrasi di sekolah yang brsangkutan.

Mengenai tugas dan tanggung jawab petugas administrasi dalam kegiatan

bimbingan dan konseling adalah:

1) Mengisi kartu pribadi siswa.

2) Menyimpan catatan-catatan (record) dan data lainnya.

3) Menyelesaikan laporan dan pengumpulan data tentang siswa.

4) Mengirim dan menerima surat panggilan dan surat pemberitahuan.

5) Menyiapkan alat-alat atau formulir-formulir pengumpulan data siswa,

seperti angket, observasi wawancara, riwayat hidup, Sosiometri dan

sosiogram, kunjungan rumah, panggilan orang tua, pemeriksaan kesehatan,

dan pemeriksaan psikologis.

5. Struktur Organisasi Bimbingan dan Konseling di Sekolah

Pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah merupakan

tanggung jawab kepala sekolah. Program bimbingan di sekolah merupakan bagian

yang terintegrasi dengan seluruh kegiatan pendidikan.

Page 22: A · Web viewLayanan bimbingan dan konseling di sekolah seharusnya dilaksanakan secara terus-menerus, mulai dari jenjang pendidikan terendah (taman kanak-kanak) sampai jenjang pendidikan

6. Mekanisme Implementasi Program Bimbingan dan Konseling di

Sekolah

Untuk melaksanakan program bimbingan dan konseling di sekolah,

konselor beserta persone lainnya perlu memperhatikan komponen kegiatan

sebagai berikut:

a. Komponen Pemrosesan Data

Kegiatan layanan bimbingan dan konseling meliputi beberapa aspek,

yaitu:

(1) pengumpulan data,

(2) pengklasifikasian,

(3) pendokumentasian,

(4) penyimpanan,

(5) penyediaan data yang diperlukan, dan

(6) penafsiran.

Data yang perlu diproses adalah data tentang keadaan siswa di sekolah

yang meliputi:

1) kemampuàn skolastik (bakat khusus, hasil belajar, kepribadian, inteligensi,

riwayat pendidikan),

2) cita-cita

3) habungan sosial,

Page 23: A · Web viewLayanan bimbingan dan konseling di sekolah seharusnya dilaksanakan secara terus-menerus, mulai dari jenjang pendidikan terendah (taman kanak-kanak) sampai jenjang pendidikan

4) minat terhadap mata pelajaran,

5) kebiasaan belajar,

6) kesehatan fisik,

7) pekerjaan orang tua, dan

8) keadaan keluarga.

b. Komponen Kegiatan Pemberian Informasi

Komponen ini terdiri dari:

1) Pemberian orientasi kehidupan sekoah kepada siswa baru.

2) Pemberian informasi tentang program studi kepada siswa yang dipandang

memerlukannya.

3) Pemberian informasi jabatan kepada siswa yang diperkirakan tidak dapat

melanjutkan, ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, dan

4) Pemberian informasi pendidikan lanjutan.

c. Komponen Kegiatan Konseling

Konseling dilakukan terhadap siswa yang mengalami masalah yang

sifatnya Iebih pribadi.

d. Komponen Pelaksana

Pelaksana jenis kegiatan tersebut adalah konselor sekolah, konselor

bersama guru bidang studi dan juga kepala sekolah sesuai dengan fungsi dan

peranannya masing-masing.

e. Komponen Metode/Alat

Alat yang dipakai untuk melaksanakan kegiatan yang telah direncanakan

itu dapat berupa: tes psikologis, tes hasil belajar, dokumen, angket. kartu pribadi,

brosur/poster, konseling, dan sebagainya. ini sesuai dengan jenis data atau

kegiatan yang akan dikumpulkan/ lakukan.

Page 24: A · Web viewLayanan bimbingan dan konseling di sekolah seharusnya dilaksanakan secara terus-menerus, mulai dari jenjang pendidikan terendah (taman kanak-kanak) sampai jenjang pendidikan

f. Komponen Waktu Kegiatan

Jadwal kegiatan layanan dapat dilakukan pada awal tahun ajaran, secara

periodik, bilamana perlu (insidental), akhir masa olah, awal semester atau waktu

lain tergantung dan jenis/macam kegiatan yang akan dilakukan sesuai dengan

tujuan yang diharapkan.

g. Komponen Sumber Data

Data yang diperlukan dapat diperoleh dari siswa yang bersangkutan; guru,

orang tua, teman-teman siswa, sekolah, masyarakat maupun instansi. Hal ini

tergantung atas jenis data yang diperlukan.

B. Peranan Guru dalam Pelaksanaan Bimbingan di Sekolah

Peranan guru dalam pelaksanaan bimbingan di sekolah dapat dibedakan

menjadi dua:

1) Tugas dalam layanan bimbingan dalam kelas dan

2) Di luar kelas.

1. Tugas Guru dalam Layanan Bimbingan di Kelas

Guru perlu mempunyai gambaran yang jelas tentang tugas kelas harus

dilakukannya dalam kegiatan bimbingan.

2. Tugas Guru dalam Operasional Bimbingan di Luar Kelas

Tugas guru dalam layanan bimbingan tidak terbatas dalam giatan proses

belajar-mengajar atau dalam kelas saja, tetapi juga giatan-kegiatan bimbingan di

luar kelas. Tugas-tugas bimbingan itu antara lain;

Memberikan pengajaran perbaikan (remedial teaching).

Memberikan pengayaan dan pengembangan bakat siswa.

Melakukan kunjungan rumah (home visit).

Menyelenggarakan kelompok belajar.

3. Kerja Sama Guru dengan Konselor dalam Layanan Bimbingan

Dalam kegiatan-kegiatan belajar-mengajar sangat diperlukan adanya kerja

sama antara guru dengan konselor demi tercapainya yang diharapkan.

Page 25: A · Web viewLayanan bimbingan dan konseling di sekolah seharusnya dilaksanakan secara terus-menerus, mulai dari jenjang pendidikan terendah (taman kanak-kanak) sampai jenjang pendidikan

ADMINISTRASI PENDIDIKAN DALAM

PROFESI KEGURUAN

A. Pengertian dan Konsep Administrasi Pendidikan

Untuk memahami peranan administrasi pendidikan dalam system

pendidikan nasional, perlu dibahas:

1) Pengertian administrasi pendidikan,

2) Beberapa konsep yang berhubungan dengan pengertian itu.

1. Pengertian Administrasi Pendidikan

Administrasi Pendidikan seringkali disalah artikan sebagai semata-mata

ketata usahaan pendidikan. Namun dari uraian berikut ini akan diketahui bahwa

pengertian administrasi pendidikan sebenarnya adalah bukan sekadar itu.

Pertama, administrasi pendidikan mempunyai pengertian kerja untuk

mencapai tujuan pendidikan.

Kedua, administrasi pendidikan mengandung pengertian proses untuk

mencapai tujuan pendidikan. Pengorganisasian diartikan sebagai kegiatan

membagi tugas-tugas kepada orang yang terlibat dalam kerja sama pendidikan.

Ketiga, administrasi pendidikan dapat dilihat dengan kerangka berpikir

sistem. Sistem adalah keseluruhan yang terdiri dari bagian-bagian itu berinteraksi

dalam suatu proses untuk mengubah masukan menjadi keluaran.

Keempat, administrasi pendidikan juga dapat dilihat dari segi manajemen.

Kelima, administrasi pendidikan juga dapat dilihat dari segi pemimpinan.

Keenam, administrasi pendidikan juga dapat dilihat dari proses

pengambilan keputusan.

Ketujuh, administrasi pendidikan juga dapat dilihat dari segi komunikasi.

Kedelapan, administrasi seringkali diartikan dalam pengertian yang sempit

yaitu kegiatan ketatausahaan yang intinya adalah kegiatan rutin catat-mencatat,

mendokumentasikan kegiatan, menyelenggarakan surat-menyurat dengan segala

aspeknya, serta mempersiapkan laporan.

Page 26: A · Web viewLayanan bimbingan dan konseling di sekolah seharusnya dilaksanakan secara terus-menerus, mulai dari jenjang pendidikan terendah (taman kanak-kanak) sampai jenjang pendidikan

2. Konsep Administrasi Pendidikan

a. SistemPendidikan Nasional

Pertama sistem pendidikan nasional mempunyai satuan dan kegiatan.

Kedua, sistem pendidikan nasional adalah alat dan tujuan lain mencapai

cita-cita pendidikan nasional.

Ketiga, sebagai suatu sistem, pendidikan nasional harus dilihat sebagai

keseluruhan unsur atau komponen dan kegiatan pendidikan yang ada di nusantara

ini.

Unsur-unsur sistem pendidikan nasional menurut Undang-undang Nomor 2/1989

itu dapat dibedakan atas:

a) Unsur I : Dasar, fungsi, dan tujuan sistem (Bab I)

b) Unsur II : Norma yang dipakai dalam sistem (Bab III, X, XI, XII,

XIII, Bab XVIII, XV, XVI, Ban XIX Bab XX)

c) Unsur III : Jenjang pendidikan (Bab V)

d) Unsur IV : Peserta didik (Bab VI)

e) Unsur V : Tenaga kependidikan (Bab VII)

f) Unsur VI : Sumber daya pendidikan (Bab VIII)

g) Unsur V : Kurikulum (Bab IX)

h) Unsur VII : Organisasi (Bab XIV XV).

Page 27: A · Web viewLayanan bimbingan dan konseling di sekolah seharusnya dilaksanakan secara terus-menerus, mulai dari jenjang pendidikan terendah (taman kanak-kanak) sampai jenjang pendidikan

b. Sekolah sebagai Bagian Sistem Pendidikan Nasional

B. Fungsi Administrasi Pendidikan

     Paparan tentang fungsi administrasi pendidikan terutama dalan konteks

sekolah perlu dimulai dan tinjauan tentang tujuan pendidikan, dalam hal ini tujuan

sekolah menengah. Hal ini disebabkan oleh adanya prinsip bahwa pada dasarnya

kegiatan administrasi pendidikan dimaksudkan untuk pencapaian tujuan

pendidikan itu.

Page 28: A · Web viewLayanan bimbingan dan konseling di sekolah seharusnya dilaksanakan secara terus-menerus, mulai dari jenjang pendidikan terendah (taman kanak-kanak) sampai jenjang pendidikan

1. Tujuan Pendidikan Menengah

Tujuan pendidikan menengah perlu dibicarakan di sini karena

alasan sebagai berikut:

a) tujuan pendidikan menengah merupakan jabaran dari tujuan

pendidikan nasional.

b) tujuan pendidikan menengah merupakan titik berangkat administrasi

pendidikan pada jenjang sekolah menengah, dan

c) tujuan pendidikan menengah itu juga merupakan tolok ukur

keberhasilan kegiatan administrasi pendidikan di jenjang pendidikan

itu.

Tujuan institusional sekolah menengah adalah tujuan yang

dijabarkan dari tujuan pendidikan nasional. Di dalam UUD 1945 Pasal 31 Ayat 2.

disebutkan bahwa: “Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem

pengajaran nasional, yang diatur dengan undang-un dang.” Undang-Undang

Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1989, merupakan undang-undang yang

dimaksud dalam UUD 1945 itu.

Tujuan nasional tersebut kemudian dijabarkan dalam tujuan

institusional, yaitu tujuan untuk tiap jenjang pendidikan. Peraturan Pemerintah

Nomor 29 Tahun 1990 adalah peraturan yang mengatur institusi pendidika.

Tujuan sekolah menengah merupakan bagian dan tujaan

pendidikan di atas. Di dalam PP No. 29 Tahun 1990 itu, tidak kita temui tujuan

dan berbagai jenis sekolah menengah secara rinci.

Menurut kurikulum itu, tujuan khusus SMA ialah agar 1ulusan

SMA dapat memenuhi kriteria sebagai berikut:

a) Di dalam Pengetahuan

1) Memilih pengetahuan tentang agama dan atau kepercayaan kepada Tuhan

Yang Maha Esa.

Page 29: A · Web viewLayanan bimbingan dan konseling di sekolah seharusnya dilaksanakan secara terus-menerus, mulai dari jenjang pendidikan terendah (taman kanak-kanak) sampai jenjang pendidikan

2) Memiliki pengetahuan tentang dasar-dasar kenegaraan dan pemerintahan

sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945.

3) Memiliki pengetahuan yang fungsional tentang fakta dan kejadian penting

ãktual, baik lokal, regional, nasional maupun internasional.

4) Menguasai pengetahuan dasar dalam bidang matematika, ilmu pengetahuan

alam, ilmu pengetahuan sosial, dan bahasa (khususnya bahasa Indonesia dan

bahasa Inggris), serta menguasai pengetahuan lanjutan yang cukup dalam

satu atau beberapa dari bidang pengetahuan tersebut di atas.

5) Memiliki pengetahuan tentang berbagai jenis dan jenjang pekerjaan yang

ada di masyarakat serta syarat-syaratnya.

6) Mëmiliki pengetahuan tentang berbagai unsur kebudayaan dan tradisi

nasional.

7) Memiliki pengetahuan dasar tentang kependudukan, kesejahteraan keluarga,

dan kesehatan.

b) Di bidang keterampilan:

1) Menguasai cara belajar yang baik.

2) Memiliki keterampilan memecahkan masalah dengan sistematik.

3) Mampu membaca/memahami isi bacaan yang agak lanjut dalam bahasa

Indonesia dari bacaan sederhana dalam bahasa Inggris yang berguna

baginya.

4) Memiliki keterampilan mengadakan komunikasi sosial dengan orang lain,

lisan maupun tulisan, dan keterampilan mengekspresi diri sendiri, lisan

maupun tentulis.

5) Memiliki keterampilan olah raga dan kebiasaan olah raga.

6) Memiliki keterampilan sekurang-kurangnya dalam satu cabang kesenian.

7) Memiliki keterampilan dalam segi kesejahteraan keluarga dan segi

kesehatan.

8) Memiliki keterampilan dalam bidang kesejahteraan keluarga dari segi

kesehatan.

Page 30: A · Web viewLayanan bimbingan dan konseling di sekolah seharusnya dilaksanakan secara terus-menerus, mulai dari jenjang pendidikan terendah (taman kanak-kanak) sampai jenjang pendidikan

9) Menguasai sekurang-kurangnya satu jenis keterampilan untuk bekerja sesuai

dengan minat dan kebutuhan lingkungan.

c) Di bidang nilai dan sikap

1) Menerima dan melaksanakan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

2) Menerima dan melaksanakan ajaran agama dan kepercayaan terhadap Tuhan

Yang Maha Esa yang dianutnya, serta menghormati ajaran agama dan

kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa yang dianut orang lain.

3) Mencintai sesama manusia, bangsa, dan lingkungan sekitamya.

4) Memiliki sikap demokratis dan tenggang rasa.

5) Memiliki rasa tanggung jawab dalam pekerjaan dan masyarakat.

6) Dapat mengapresiasikari kebudayaan dan tradisinasional

7) Percaya pada diri sendiri dan bersikap mahakarya.

8) Memiliki minat dan sikap positif terhadap ilmu pengetahuan.

9) Memiliki kesadaran akan disiplin dan patuh pada peraturan yang berlaku

bebas dan jujur.

10) Memiliki inisiatif. daya kreatif, sikap kritis, rasional, dan objektif dalam

memecahkan persoalan.

11) Memiliki sikap hemat dan produktif.

12) Memiliki minat dan sikap yang positif dan konstruktif terhadap olah raga

dan hidup sehat.

13) Menghargai setiap jenis pekerjaan dan prestasi kerja di masyarakat tanpa

memandang tinggi rendahnya nilal sosial ekonomi masing-masing jenis

pekerjaan tersebut dan berjiwa pengabdian pada masyarakat.

14) Memiliki kesadaran menghargai waktu.

Adapun penjelasan masing-masing tujuan itu adalah:

Tujuan kurikuler, yaitu tujuan suatu mata pelajaran dalam suatu institusi,

misalnya tujuan pengajaran sejarab di sekolah menengah umum.

Page 31: A · Web viewLayanan bimbingan dan konseling di sekolah seharusnya dilaksanakan secara terus-menerus, mulai dari jenjang pendidikan terendah (taman kanak-kanak) sampai jenjang pendidikan

Tujuan instruksional umum, yaitu tujuan suatu pokok bahasan tertentu

suatu mata pelajaran dalam suatu tingkat dan dalam suatu jenjang

institusi; misalnya tujuan pengajaran sejarah kelas dua sekolah

menengah umum.

Tujuan instruksional khusus, yaitu tujuan suatu mata pelajaran dalam

suatu periode atau unit waktu tertentu dalam suatu tingkat pada jenjang

institusi; misalnya tujuan pengajaran sejarah selama tiga minggu

masing-masing tiga jam pengajaran di kelas satu sekolah menengah

umum.

2. Proses sebagai Fungsi Administrasi Pendidikan Menengah

a) Perencanaan

Perencanaan adalah pemilihan dari sejumlah alternatif tentang

penetapan prosedur pencapaian, serta perkiraan sumber yang dapat disediakan

untuk mencapai tujuan tersebut.

b) Pengorganisasian

Pengorganisasian di sekolah dapat didefinisikan sebagai

keseluruhan proses untuk memilih dan memilah orang-orang (guru dan personel

sekolah lainnya) serta mengalokasikan prasarana dan sarana untuk rnenunjung

tugas orang-orang itu dalam rangka mencapai tujuan sekolah.

c) Pengarahan

Pengarahan diartikan sebagai suatu usaha untuk menjaga agar apa

yang telah direncanakan dapat berjalan seperti yang dikehendaki.

d) Pengkoordinasian

Page 32: A · Web viewLayanan bimbingan dan konseling di sekolah seharusnya dilaksanakan secara terus-menerus, mulai dari jenjang pendidikan terendah (taman kanak-kanak) sampai jenjang pendidikan

Pengkoordinasian di sekolah diartikan sebagai usaha untuk

nyatupadukan kegiatan dan berbagai individu atau unit di sekolah agar kegiatan

mereka berjalan selaras dengan anggota atau unit lainnya dalam usaha mencapai

tujuan sekolah.

e) Pembiayaan

Pembiayaan sekolah adalah kegiatan mendapatkan biaya serta

mengelola anggaran pendapatan dan belanja pendidikan menengah.

f) Penilaan

Dalam waktu-waktu tertentu, sekolah pada umumnya atau anggota

organisasi sekolah seperti guru, kepala sekolah, dan murid pada khususnya harus

melakukan penilaian tentang seberapa jauh tujuan yang telah ditetapkan tercapai,

serta mengetahui kekuatan dan kelemahan program yang dilaksanakan.

C. Lingkup Bidang Garapan Administrasi Pendidikan Menengah

Untuk memahami apa yang telah diuraikan secara lebih baik, secara ringkas perlu

ditegaskan hal-hal berikut:

a) Administrasi pendidikan menengah merupakan bentuk kerja sama

personel pendidikan .menengah untuk mericapai tujuan pendidikan

menengah.

b) Administrasi pendidikan menengah merupakan suatu proses yang

merupakan daur (sikius) penyelenggaraan pendidikan menengah,

dimulai dari perencanaan, diikuti oleh pengorganisasian, pengarahan,

pelaksanaan, pemantauan, dan penilaian (entang usaha sekolah untuk

mencapai tujuannya.

c) Administrasi pendidikan menengah merupakan usaha untuk

melakukan rnanajemen sistem pendidikan menengah.

Page 33: A · Web viewLayanan bimbingan dan konseling di sekolah seharusnya dilaksanakan secara terus-menerus, mulai dari jenjang pendidikan terendah (taman kanak-kanak) sampai jenjang pendidikan

d) Administrasi pendidikan menengah merupakan kegiatan memimpin,

mèngambil keputusan, serta komunikasi dalam organisasi sekolah

sebagai usaha untuk mencapai tujuan pendidikan menengah itu.

Empat kategon pokok dan satu kategori pendukung tersebut, yaitu:

1) Yang berhubungan langsung dengan pengajaran sekaligus langsung

dengan pengelolaan, meliputi:

a. Kurikulum.

b. Supervisi.

2) Yang berhubungan langsung dengan pengelolaan tetapi tidak langsung

dengan pengajaran, yaitu:

a. Kemuridan.

b. Keuangan.

c. Prasarana dan sarana.

d. Kepegawaian.

e. Layanan khusus.

3) Yang tidak berhubungan langsung, baik dengan pengajaran maupun

dengan pengelolaan.

a. Hubungan sekolah-masyarakat (Husemas)

b. BP3.

4) Yang tidak langsung berhubungan dengan pengelolaan tetapi langsung

dengan pengajaran.

5) Kegiatan pendukung. yaitu pengelolaan ketata-usahaan, yang diperlukan

oleh semua kegiatan butir 1) sampai 4).

Page 34: A · Web viewLayanan bimbingan dan konseling di sekolah seharusnya dilaksanakan secara terus-menerus, mulai dari jenjang pendidikan terendah (taman kanak-kanak) sampai jenjang pendidikan

D. Peranan Guru dalam Administrasi Pendidikan

Sekolah merupakan subsistem pendidikan nasional dan di samping

sekolah, sistem pendidikan nasional itu juga mempunyai komponen-komponen

lainnya. Guru harus memahami apa yang terjadi di lingkungan kerjanya.