A Pico Ectomy

8
Apicoectomy Pendahuluan Penyakit pulpa, jaringan periapikal, dan tindakannya disebut endodontik. Treatment dari saluran akar yang terinfeksi melibatkan penghilangan jaringan yang terinfeksi dan mati baik secara mekanis dengan irigasi dan meninggalkan saluran akar dalam keadaan steril. Tindakan pembedahan endodontik memiliki banyak metode pada pembedahan jaringan lunak dalam gigi (pulpa) dan apeks gigi beserta jaringan di sekelilingnya. Inflamasi dan nekrosis septik serta gangren akibat karies dan trauma yang mencapai jaringan periapikal membentuk jaringan patologis. Oleh karena itu tindakan pembedahan untuk menghilangkan jaringan patologis diperlukan (Ghosh, 2006). Definisi Apikoektomi merupakan pemotongan ujung akar gigi dan penghilangan jaringan periapikal yang patologis. Saluran akar aksesori dan foramen tambahan juga dihilangkan dari area periapikal karena dapat mennyebabkan kegagalan pada terapi endodontik (Fragiskos, 2007). Menurut Ghosh (2006), apikoektomi merupakan penghilangan jaringan patologis periapikal dan sepertiga akar gigi dari apeks. Indikasi Indikasi untuk apikoektomi adalah: 1. Gigi dengan inflamasi periapikal, meskipun telah dilakukan terapi endodontik. 2. Gigi dengan inflamasi periapikal dengan kegagalan endodontik yang tidak bisa dipreparasi lagi karena saluran akar yang telah terkalsifikasi seluruhnya, saluran akar yang membelok, adanya potongan instrumen yang kecil dalam saluran akar atau adanya bahan isi yang tidak dapat direstorasi lagi.

Transcript of A Pico Ectomy

Page 1: A Pico Ectomy

Apicoectomy

Pendahuluan

Penyakit pulpa, jaringan periapikal, dan tindakannya disebut endodontik. Treatment dari

saluran akar yang terinfeksi melibatkan penghilangan jaringan yang terinfeksi dan mati baik

secara mekanis dengan irigasi dan meninggalkan saluran akar dalam keadaan steril.

Tindakan pembedahan endodontik memiliki banyak metode pada pembedahan jaringan

lunak dalam gigi (pulpa) dan apeks gigi beserta jaringan di sekelilingnya. Inflamasi dan

nekrosis septik serta gangren akibat karies dan trauma yang mencapai jaringan periapikal

membentuk jaringan patologis. Oleh karena itu tindakan pembedahan untuk menghilangkan

jaringan patologis diperlukan (Ghosh, 2006).

Definisi

Apikoektomi merupakan pemotongan ujung akar gigi dan penghilangan jaringan periapikal

yang patologis. Saluran akar aksesori dan foramen tambahan juga dihilangkan dari area

periapikal karena dapat mennyebabkan kegagalan pada terapi endodontik (Fragiskos,

2007). Menurut Ghosh (2006), apikoektomi merupakan penghilangan jaringan patologis

periapikal dan sepertiga akar gigi dari apeks.

Indikasi

Indikasi untuk apikoektomi adalah:

1. Gigi dengan inflamasi periapikal, meskipun telah dilakukan terapi endodontik.

2. Gigi dengan inflamasi periapikal dengan kegagalan endodontik yang tidak bisa

dipreparasi lagi karena saluran akar yang telah terkalsifikasi seluruhnya, saluran akar

yang membelok, adanya potongan instrumen yang kecil dalam saluran akar atau

adanya bahan isi yang tidak dapat direstorasi lagi.

3. Gigi dengan jaringan periapikal yang inflamasi, di mana perawatan endodontik sudah

tidak memungkinkan untuk dilakukan karena adanya benda asing di dalam jaringan

periapikal, perforasi dinding inferior kamar pulpa, perforasi akar, fraktur sepertiga

apikal gigi, anomali gigi (dens in dente).

Pada kasus di atas, jika setelah apikoektomi apeks belum tertutup seluruhnya, retrograde

filling dibutuhkan untuk mengobstruksi jalan keluar bakteri dan produknya dari pulpa nonvital

yang tersisa di dalam saluran akar (Fragiskos, 2007).

Kontraindikasi

Page 2: A Pico Ectomy

Kontraindikasi dari apikoektomi adalah sebagai berikut:

1. Kondisi yang memerlukan pertimbangan sebagaimana kontraindikasi pada tindakan

pembedahan pada rongga mulut terkait umur pasien dan kesehatan umum, seperti

penyakit kariovaskuler, leukemia, tuberculosis, dll.

2. Gigi dengan resorpsi jaringan periodontal yang parah, seperti poket periodontal yang

dalam dan dekstruksi tulang.

3. Gigi dengan panjang akar yang pendek.

4. Gigi yang apeksnya memiliki hubungan dengan struktur anatomi sekitar, seperti

sinus maksila, kanal mandibula, foramen mental, foramen insisiva dan palatina

mayor. Daerah ini memungkinkan terjadinya cedera selama prosedur pembedahan.

Persiapan

Ronsen intraoral periapikal dibutuhkan untuk menentukan perluasan fraktur atau cedera dan

patologi periapikal dan kondisi ligamen periodontal, lamina dura dan tulang alveolar yang

perlu dipertimbangkan selama rencana perawatan (Ghosh, 2006). Menurut Fragiskos

(2007), armamentarium yang digunakan adalah:

1. Microhead handpiece (straight dan contra-angle) dan microbur. Mata bur yang

digunakan adalah bulat, fisur, dan inverted cone

2. Curette tips yang kecil untuk preparasi kavitas periapikal

3. Apical retrograde micro-mirror dan micro-explolers

4. Syringe dan cartridges anestesi lokal

5. Scalpel handle dan blade (No. 15)

6. Mirror

7. Elevator periosteal

8. Hemostat

9. Needle holder

10. Cotton pliers

11. Retraktor

12. Larutan Saline

13. Kuret periodontal dan periapikal

14. Amalgam aplikator untuk retrograde fillings dan amalgam kondenser

15. Gunting, jarum, dan sutures no. 3-0 dan 4-0

Page 3: A Pico Ectomy

Gambar Alat Keterangan

Microhe ad handpiece dibandingkan

dengan konvensional. Preparasi

terfasilitasi dengan baik pada area

yang aksesnya terbatas

Periapical curette tips yang

dipasangkan pada ultrasonic device.

Digunakan untuk preparasi kavitas

periapikal dalam area yang aksesnya

terbatas

Apical retrograde micro-mirror dan

micro-exploler untuk menentukan

dimensi kavitas periapikal yang dibuat

Amalgam aplicator untuk retrograde

fillings, dengan pegangan dan knob

untuk mengatur penambahan

amalgam

Instrumen dan material untuk

retrograde filling. Kapsul amalgam

(kiri atas), aplikator amalgam (kanan

atas), kondenser amalgam dengan

ujung yang dirancang agar dapat

masuk ke area yang sempit dengan

mudah

Page 4: A Pico Ectomy

Pelaksanaan

Menurut Fragiskos (2007), teknik pembedahan yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Desain flap

Desain flap tergantung beberapa faktor, yang terutama posisi gigi, keberadaan poket

periodontal, restorasi prostetik, dan perluasan lesi periapikal. Ada tiga tipe flap yang

digunakan dalam apikoektomi, yaitu:

a. Flap semilunar

Diindikasikan untuk prosedur dengan perluasan terbatas, misalnya di regio

anterior maxilla, di mana apikoektomi sering dilakukan. Untuk memastikan

penyembuhan yang optimal, insisi dibuat menjauhi batas yang dianggap

terdapat penonjolan atau kerusakan sehingga flap terdapat pada jaringan yang

sehat.

b. Flap triangular

Dilakukan jika terdapat kerusakan dan perluasan pada puncak alveolar.

c. Flap trapezoidal

Indikasi sama dengan flap triangular, biasanya di regio anterior (incisivus lateral

rahang atas) dan ada kerusakan yang meluas di dekat puncak alveolar. Insisi

dimulai dari mesial insisivus sentral dan berlanjut mengikuti serviks gigi, berakhir

di distal caninus. Dengan periosteal elevator, mukoperiosteum diangkat ke atas.

2. Pencarian apeks, pembukaan area periapikal, dan penghilangan jaringan patologis

Ketika lesi periapikal telah mencapai tulang buccal, lokalisasi dan pembukaan ujung

akar mudah, setelah menghilangkan jaringan patologis dengan kuret. Juka tulang

buccal yang menutupi lesi tipis, permukaan dideteksi dengan eksploler atau dental

curette. Jika tulang buccal masih utuh, ujung akar dideteksi dengan radiograf dan

panjang akar diukur dengan file endodontik yang steril. Kemudian dengan bur bulat

dengan larutan saline, tulang dihilangkan sehingga apeks terlihat. Jika tulang yang

menutupi tipis dan lesi patologis cukup besar, bentukan jendela pada tulang

diperbesar dengan rongeur. Kuret digunakan untuk menghilangkan jaringan

patologis dan benda asing termasuk material pengisi, diikuti dengan pemotongan

akar.

3. Pemotongan apeks gigi

Apeks dipotong 2-3mm dari total panjang akar dengan bir fisur (bevel 45o terhadap

aksis gigi). Untuk visualisasi yang baik terhadap ujung akar, bevel menghadap

operator. Setelah prosedur ini, kavitas diinspeksi dan jaringan patologis dihilangkan

dengan kuret, terutama area di belakang apeks gigi.

4. Pengisian retrograde, jika dianggap perlu

Page 5: A Pico Ectomy

Dilakukan jika terdapat pengisian material endodontik yang kurang. Handpiece

microhead dengan bur bulat digunakan untuk preparasi kavitas sepanjang 2mm.

Kavitas diperbesar dengan inverted cone bur untuk membentuk undercut sebagai

retensi material pengisi. Kavitas yang dibentuk harus sesempit mungkin supaya akar

tidak mudah patah selama kondensasi. Amalgam ditempatkan dengan amalgam

aplicator kemudian dikondensasi.

5. Pembersihan luka dan suturing

Setelah pengisian dengan amalgam, flap direposisikan dan dilakukan interrupted

suturing.

Pasca operasi

Penyembuhan area periapikal dilihat dengan radiografi setiap 6-12 bulan untuk memastikan

ossifikasi kavitas (Fragiskos, 2007). Setelah operasi, pasien dianjurkan untuk jangan

meludah, minum dengan sedotan, merokok, menekan area operasi dengan jari atau tangan

karena dapat mengganggu proses pembekuan darah. Merokok dapat meningkatkan infeksi

pada area operasi. Untuk menangani perdarahan yang terjadi, kain kassa ditekankan sedikit

selama 30-45 menit. Jika masih perdarahan setelah penggantian kassa ketiga, gunakan

kantong teh yang kandungan asam tannic mampu mempercepat pembentukan jendalan

darah dan menghentikan perdarahan. Untuk pembengkakan yang terjadi dan membesar

selama 24-48 jam, gunakan ice pack selama 15-20 menit. Pada hari ketiga ice pack

digantikan dengan air hangat untuk mempercepat peredaan bengkak. Pasien dianjurkan

memakan makanan yang lunak dan tidak dianjurkan mengunyah pada area operasi. Untuk

menyikat gigi dianjurkan dengan tekanan yang sedikit dan menghindari area operasi dan

jahitan. Untuk berkumur dianjurkan dengan air garam hangat setiap jam. Untuk mengatasi

rasa sakit,, pasien diresepkan 600mg ibuprofen dan antibiotik (Mark, dkk).

Komplikasi

Menurut Fragiskos (2007), komplikasi yang mungkin muncul baik selama operasi dan pasca

operasi adalah:

1. Kerusakan struktur anatomis akibat penetrasi kavitas nasal, sinus maksila, dan

kanalis mandibula akibat bur.

2. Perdarahan pada arteri palatina mayor selama apikoektomi akar palatinal.

3. Amalgam yang berlebih pada area operasi akibat isolasi apical yang kurang dan

manipulasi penghilangan ekses bahan pengisi yang kurang.

4. Staining mukosa akibat amalgam yang tersisa pada daerah operasi

Page 6: A Pico Ectomy

Dapus

Fragiskos, FD., 2007. Oral Surgery. Heidelberg: Springer

Ghosh, PK., 2006. Synopsis of Oral and Maxillofacial Surgery: An Update Overview. New

Delhi: Jaypee

Mark, A. http://www.centralparkoralsurgery.com/dental-implants-

nyc/doc/apicoectomypostop.pdf, diakses 21 April 2011, 19:30