A. PERENCANAAN TES

43
A. PERENCANAAN TES 1 B. KONSTRUKSI BUTIR SOAL C. PENGADMINISTRASIAN TES

description

A. PERENCANAAN TES. 1. B. KONSTRUKSI BUTIR SOAL. C. PENGADMINISTRASIAN TES. Tujuan Instruksional Umum. Peserta Mampu Merancang dan Melakukan Penilaian Hasil Belajar. Tujuan Instruksional Khusus. Membedakan pengertian dan kegunaan tes , pengukuran dan penilaian hasil belajar - PowerPoint PPT Presentation

Transcript of A. PERENCANAAN TES

Page 1: A.  PERENCANAAN TES

A. PERENCANAAN TES

1 1

B. KONSTRUKSI BUTIR SOAL

C. PENGADMINISTRASIAN TES

Page 2: A.  PERENCANAAN TES

Tujuan Instruksional Umum

Peserta Mampu Merancang dan Melakukan Penilaian Hasil Belajar

Page 3: A.  PERENCANAAN TES

Tujuan Instruksional Khusus

1. Membedakan pengertian dan kegunaan tes, pengukuran dan penilaian hasil belajar

2. Menjelaskan etika melakukan tes, pengukuran dan penilaian3. Menyusun perencanaan tes hasil belajar (dalam bentuk kisikisi)4. Mengkonstruksi butir soal objektif dan uraian5. Menjelaskan cara mengadministrasikan

Page 4: A.  PERENCANAAN TES

4

TAKSONOMI TUJUAN INSTRUKSIONAL

Page 5: A.  PERENCANAAN TES

5

Page 6: A.  PERENCANAAN TES

6

Page 7: A.  PERENCANAAN TES

7

Page 8: A.  PERENCANAAN TES

Evaluasi

Penilaian

Pengukuran

Tes

PENGERTIAN-PENGERTIAN

Page 9: A.  PERENCANAAN TES

9

Tes adalah sejumlah pertanyaan atau tugas yang direncanakan untuk memperoleh informasi tentang trait atau atribut pendidikan atau psikologik yang mempunyai jawaban atau ketentuan yang dianggap benar.

Pengukuran diartikan sebagai proses pemberian angka kepada suatu atribut karakteristik tertentu yang dimiliki oleh orang, hal, atau objek tertentu menurut aturan atau formulasi yang jelas.

Penilaian adalah suatu proses untuk mengambil kt'pnlusan dengan menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar baik yang menggunakan instrumen tes maupun non-tes.

Evaluasi adalah merupakan proses pengumpulan penggambaran, dan menyajikan informasi tentang pencapaian tujuan suatu program sehingga dapat ditarik kesimpulan dan digunakan untuk mengambil keputusan

Page 10: A.  PERENCANAAN TES

10

I. PERENCANAAN TES

ENAM HAL YANG HARUS DIPERTIMBANGKAN DALAM PERENCANAAN TES

Page 11: A.  PERENCANAAN TES

11

ENAM HAL YANG HARUS DIPERTIMBANGKAN

1. Pengambilan sampel dan pemilihan butir soal,

Tes hasil belajar haruslah disusun atas butir-butir soal yang representatif dari ilmu atau bidang studi yang diujikan

2. Tipe tes yang akan

digunakan,

3. Aspek yang akan diuji,

4. Format butir soal,

5. Jumlah butir soal,

6. Distribusi tingkat kesukaran butir soal.

Tipe soal: (1) esei, (2) objektif, dan (3) problematik

Level kemampuan apa yang diuji. Apakah pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi, atau aspek Afektif dan psikomotorik

Format A (Pilihan Ganda), Format B (Pilihan Ganda Analisis Hubungan Antar Hal), Format C (Pilihan Ganda analisis kasus), atau Format D (Pilihan Ganda Kompleks)

Dalam menentukan jumlah soal harus mempertimbangkan waktu yang tersedia, biaya yang ada, kompleksitas tugas yang dituntut oleh tes, dan waktu ujian diadakan

Tes yang mempunyai tingkat kesukaran yang rendah sebaiknya diletakkan di awal tes dan yang tinggi pada akhir perangkat tes

Page 12: A.  PERENCANAAN TES

12

Berapa pertimbangan lain dalam merencanakan tes adalah:

Apakah akan menggunakan "open book" atau "closed book"

Apakah frekuensi pelaksanaan tes sering atau jarang

Apakah pelaksanaan tes diumumkan sebelumnya atau mendadak

Bagaimana mode penyajian tes.

Page 13: A.  PERENCANAAN TES

13

Page 14: A.  PERENCANAAN TES

Adapun langkah yang ditempuh untuk mengisi format tersebut adalah sebagai berikut:

Tentukan lamanya .waktu pelaksanaan ujian yang direncanakan. Misalnya 90 menit.

Hitung banyaknya butir soal pilihan ganda yang dapat diselesaikandalam waktu 90 menit.

Tentukan pokok bahasan dan subpokok bahasan yang harus diliputdalam tes tersebut.

Tentukan proporsi banyaknya butir soal setiap pokok bahasan. Tentukan prosentase/proporsi jenjang kemampuan berpikir

dalam perangkat tes tersebut. Prosentase ini dicantumkan pada baris paling bawah.

Dengan menggunakan data pada butir 2, 4, dan 5 penyebaran butir soal pada setiap kolom dapat dilaksanakan.

Page 15: A.  PERENCANAAN TES

15

Page 16: A.  PERENCANAAN TES

16

Langkah yang ditempuh untuk mengisi FORMAT KISI-K1SI TES ESEI yaitu:

Tentukan lamanya waktu pelaksanaan ujian yang direncanakan.Misalnya 90 menit.

Tentukan banyaknya butir soal uraian yang dapat diselesaikan dalamwaktu 90 menit. Misalkan jumlah soal ada 8 butir.

Tentukan pokok bahasan dan subpokok bahasan yang harus diliputidalam perangkat tes tersebut.

Tentukan proporsi banyaknya butir soal setiap pokok bahasan. Hitung jumlah butir soal yang harus dicantumkan dalam kolom 8. Distribusikan jumlah butir soal pada kolom 7 sampai dengan kolom 3

menurut proporsi yang didasarkan pada pertimbangan keterlaksanaannya

Page 17: A.  PERENCANAAN TES

17

T E S

Terbuka Terbatas

URAIAN OBJEKTIF

Benar-Salah Menjodohkan Pilihan Jamak

Pilihan Jamak Biasa

Pilihan Jamak Hub Antar Hal

Pilihan Jamak AnalisisKasus

Pilihan Jamak Komplek

Pilihan JamakMembacaDiagram/Grafik/Gambar

II. KONSTRUKSI BUTIR TES

Page 18: A.  PERENCANAAN TES

18

b. Tes uraian terbatas (Restricted response)Keterbatasan itu mencakup format, isi, dan ruang lingkup jawaban. Batas itu meliputi konteks jawaban yang diinginkan, jumlah butir jawaban yang diharapkan:1) Butir soal tipe jawaban melengkapi2) Butir soal tipe jawaban singkat

a. Tes uraian bebas (Extended response).Peserta tes memiliki kebebasan yang luas untuk mengorganisasikan dan mengekspresikan pikiran dan gagasannya dalam menjawab soal tersebut. Jawaban siswa bersifat terbuka, fleksibel, dan tidak terstruktur.

KLASIFIKASI TES ESEI/URAIAN

Page 19: A.  PERENCANAAN TES

19

Kelebihan dan Kekurangan Tes Uraian/Esei

1. Kelebihan-kelebihannyaa. Mudah disiapkan dan disusunb. Tidak memberi banyak kesempatan untuk berspekulasi

dan untung-untungan c. Mendorong siswa untuk berani mengemukakan pendapat

serta menyusun dalam bentuk kalimat yang bagusd. Memeberi kesempatan kepada siswa untuk mengutarakan

maksudnya dengan gaya bahasa dan caranya sendirie. Dapat diketahui sejauh mana siswa mendalami sesuatu

masalah yang diteskan

Page 20: A.  PERENCANAAN TES

20

2) Kelemahan-kelemahannyaa) Kadar validitas dan reliabilitas rendah karena sukar

diketahui segi-segi mana dari pengetahuan siswa yang betul-betul telah dikuasai

b) Kurang refresentatif dalam hal mewakili seluruh skor bahan pelajaran yang akan diteskan karena soalnya hanya beberapa saja (terbatas)

c) Cara memeriksanya banyak dipengaruhi oleh unsur-unsur subyektif

d) Pemeriksaanya lebih sulit sebab membutuhkan pertimbangan invidual lebih bayak dari penilai

e) Waktu untuk koreksinya lama dan tida dapat diwakilkan kepada orang lain

Page 21: A.  PERENCANAAN TES

21

PRINSIP KONSTRUKSI BUTIR TES ESAI/URAIAN

1. Gunakanlah tipe tes uraian untuk mengukur hasil belajar yang cocok.

2. Beritahulah sebelumnya bahwa dalam tes yang akan datang akan digunakan tipe tes uraian.

3. Batasilah ruang lingkup tes secara pasti, dengan demikian peserta tes tahu dengan pasti bahan yang harus dipelajarinya.

4. Pertanyaan hendaknya terutama untuk mengukur tujuan hasil belajar yang penting saja.

5. Jangan terlalu banyak menggunakan butir soal tipe uraian untuk mengukur kemampuan mengingat.

Page 22: A.  PERENCANAAN TES

22

PRINSIP KONSTRUKSI BUTIR TES ESAI/URAIAN

6. Kemampuan dan keterampilan menulis peserta tes haruslah menjadi pertimbangan utama dalam konstruksi butir soal uraian.

7. Jangan memberikan butir soal yang dapat dipilih atau dapat tidak dikerjakan.

8. Setiap soal harus jelas apakah jenis terbatas atau jenis bebas. Dengan demikian peserta tes dapat membatasi diri dalam memberikan responsnya.

9. Makin banyak jumlah butir soal untuk setiap perangkat soal makin baik.

10.Tulislah petunjuk awal yang jelas, dan juga petunjuk untuk setiap butir soal harus rinci dan dapat dipahami oleh peserta tes dengan jelas.

Page 23: A.  PERENCANAAN TES

23

PRINSIP KONSTRUKSI BUTIR TES ESAI/URAIAN

11. Waktu yang tersedia harusiah diperkirakan cukup untuk rata-rata kemampuan peserta tes.

12. Hendaknya pertanyaan menuntut jawaban yang bersifat pemikiran peserta tes.

13. Hendaknya selalu ada kombinasi jenis tes uraian terbatas dan jenis tes uraian bebas.

14. Pergunakanlah kata-kata deskriptif seperti definisikanlah, tulislah garis besar, pilihlah, berilah ilustrasi, dll.

15. Dalam setiap butir soal harus dijelaskan skor maksimal yang dapat diperoleh bila jawabannya sesuai dengan yang diminta,

16. Janganlah mulai kalimat butir soal dengan kata-kata seperti apa dan siapa.

Page 24: A.  PERENCANAAN TES

24

Page 25: A.  PERENCANAAN TES

25

TES OBJEKTIF

Benar-Salah Menjodohkan Pilihan Jamak

Pilihan Jamak Biasa

Pilihan Jamak Hub Antar Hal

Pilihan Jamak AnalisisKasus

Pilihan Jamak Komplek

Pilihan JamakMembacaDiagram/Grafik/Gambar

KLASIFIKASI TES OBJEKTIF

Page 26: A.  PERENCANAAN TES

26

1. Kelebihana. Mengandung lebih banyak segi-segi yang positif, misalnya

lebih representatif mewakili isi dan luas bahan, lebih obyektif, dapat dihindari campur tangannya unsur-unsur subyektif baik dari segi siswa maupun guru yang memeriksa.

b. Lebih mudah dan cepat dalam memeriksanya karena dapat menggunakan kunci tes bahkan alat-alat hasil kemajuan teknologi

c. Pemeriksaanya dapat diserahkan kepada orang laind. Dalam pemeriksaan, tidak ada unsur subyektif yang

mempengaruhi

Kelebihan dan Kekurangan Tes Objektif

Page 27: A.  PERENCANAAN TES

27

2. Kelemahan-kelemahannya:a. Persiapan untuk menyusunnya jauh lebih sulit daripada tes

esai karena soalnya banyak dan harus teliti untuk menghindari kelemahan-kelemahan yang lain.

b. Soal-soal cenderung untuk mengungkapkan igatan dan daya pengenalan kembali saja, dan sukar untuk mengukur proses mental yang tinggi.

c. Banyak kesempatan untuk main untung-untungand. “kerjasama” antar siswa pada waktu mengerjakan soal tes

lebih terbuka

Page 28: A.  PERENCANAAN TES

28

Page 29: A.  PERENCANAAN TES

29

Page 30: A.  PERENCANAAN TES

30

Page 31: A.  PERENCANAAN TES

31

Page 32: A.  PERENCANAAN TES

32

E. Konstruksi Instrumen Non-tes

Alat ukur keberhasilan belajar non-tes yang umum digunakan, yaitu:a. Participation Charts atau bagan partisipasib. Check Lists atau daftar cekc. "Rating Scale'' atau skala lajuan.d. Attitude Scales atau skala sikap

Page 33: A.  PERENCANAAN TES

33

III. PENGADMINISTRASIAN TES

A. Penyusunan perangkat tes

B. Pelaksanaan tes

Page 34: A.  PERENCANAAN TES

34

A. Penyusunan perangkat tes1 Penyuntingan naskah tes

a. Tes bentuk objektif sebaiknya tidak dilaksanakan secara lisan. b. Butir tes disusun mulai dari pokok bahasan yang dibahas paling awal ke

pokok bahasan yang dibahas terakhir. c. Tingkat kesukaran disusun mulai dari yang termudah meningkat terus

sampai kepada yang sukar.d. Butir tes yang setipe hendaknya dikelompokkan dalam satu kelompok.e. Tulislah petunjuk pengerjaan tes secara jelas, sehingga tidak seorangpun

perlu bertanya lagi tentang cara mengerjakan tes tersebut atau bertanyatentang apa yang harus dilakukan.

f. Penyusunan butir tes hendaknya diatur sedemikian rupasehingga tidak menimbulkan kesan berdesak-desak.

g. Susunlah setiap butir tes sehingga stem dan seluruh optionnya terletakdalam satu halaman yang sama.

h. Letakkanlah wacana (passage) yang digunakan sebagai rujukan bagi suatu atau beberapa butir tes di atas butir tes yang bersangkutan.

i. Hindarilah meletakkan kunci jawaban dalam suatu pola tertentu.

Page 35: A.  PERENCANAAN TES

35

2. Penggandaan naskah tes

a. antar butir tes harus cukup tersedia ruangan, sehingga tidak terkesan berdesak-desak.

b. angka atau huruf yang disediakan di depan altematif jawaban hendaknya sepenuhnya sama dengan angka atau huruf yang digunakan dalam lembaran jawaban.

c. untuk tipe tes menjodohkan, maka kedua kolom yang berisi tes atau altematif jawaban itu harus terletak dalam satu halaman yang sama.

d. butir tes yang menggunakan wacana, maka butir tes yang berhubungan dengan wacana tersebut harus terletak dalam halaman yang sama.

e. semua wacana, grafik, diagram atau gambar yang digunakan sebagai landasan bagi butir tes harus terjamin kejelasannya, keakuratannya, dan keterbacaannya.

f. kalau naskah digandakan dalam jumlah yang banyak, maka harus terjamin setiap naskah sama jelasnya. Jangan sampai terjadi sebagian

g. peserta tes mendapat naskah yang kurang baik dibandingkan denganh. peserta tes lainnya.

Page 36: A.  PERENCANAAN TES

36

Pelaksanaan Tes

1. Open vs Close books

2. Tes diumumkan vs dirahasiakan

3. Tes Lisan atau Tes Tertulis

4. Tes Tindakan atau Praktek

Page 37: A.  PERENCANAAN TES

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BENTUK-BENTUK PENYELENGGARAAN TES

1. Open vs close books (Catatan terbuka vs catatan tertutup)Kelebihan Open Book: a. para mahasiswa tidak terlalu tegang pikirannya pada soal, menghadapi atau pada saat

melaksanakan ujian.b. para mahasiswa akan "bertanya" kepada buku atau catatan atau alat

belajar lain yang dimilikinya ketimbang menyontek pekerjaan temannya.c. para mahasiswa akan terbiasa membuat catatan yang sebaik-baiknya

dan atau memiliki buku-buku dan alat belajar lainnya karena mengetahuibetul manfaatnya.

d. para mahasiswa akan terbiasa membaca buku atau catatan atau berlatihmenggunakan tabel, kalkulator dan sejenisnya karena terasa benarmanfaatnya, yakni kelak kalau tes tidak akan mengalami kesulitan dalammenggunakahnya.

Keterbatasan Open Book:e. para mahasiswa mungkin saja malas membaca buku atau catatan

dengan alasan dalam ujian akan bebas melihat buku atau catatan.f. mereka yang jarang membuka buku/catatan akan habis waktu ujiannya

untuk mencari/membolak balik lembaran buku untuk mendapatkanjawaban.

g. ada kecenderungan para siswa malas berpikir; hal yang sangat mudahpun dicari jawabannya di dalam buku atau catatan.

h. bagi mahasiswa yang alat kelengkapan belajamya minimal akandirugikan

Page 38: A.  PERENCANAAN TES

Kelebihan CloseBook::a. membiasakan para mahasiswa untuk memahami isi buku

atau catatan yang dimilikinya sebab jika tidak, akan tidak berhasil dalam ujian.

b. membiasakan para mahasiswa untuk berpikir sendiri, bukan menggantungkan diri kepada buku atau catatan yang ada.

c. membiasakan para mahasiswa membuat rangkuman mengenai isi buku atau catatan yang dipelajarinya.

Keterbatasan CloseBook::d. mendorong mahasiswa untuk melihat pekerjaan

temannya (nyontek) apabila sudah betul-betul tak berhasil menemukan jawabannya.

e. mahasiswa belum tentu terlatih menggunakan buku atau catatan sebagai sumber belajar

f. kaburnya prinsip bahwa buku itu untuk digunakan, bukan untuk dihafal.

Page 39: A.  PERENCANAAN TES

2. Tes diumumkan vs dirahasiakanKelebihan:a. dapat memotivasi/meningkatkan usaha belajarnya secara terus menerus,b. dapat digunakan sebagai alat peningkatan disiplin belajar.Kekuatan dan keterbatasan hasil tes yang diumumkan itu antara lain:Kekuatan-kekuatannya adalah:c. Peserta tes yang lulus, apalagi kalau nilainya bagus, akan menjadi bangga karena diketahui

oleh teman-temannya. d. Terjadi semacam perasaan dilayani secara layak dan perasaan dihargai.e. Tumbuh kepercayaan para mahasiswa kepada lembaga pendidikan di

mana mereka belajar, khususnya kepada dosen yang bersangkutanbahwa tes beserta penilaiannya dilakukan secara objektif.

f. Pihak dosen tentu akan mengoreksi dan memberi nilai kepada setiap pekerjaan peserta tes dengan cermat karena tidak ingin kepercayaan mahasiswa kepada dirinya hilang karena kecerobohannya.

Keterbatasannya adalah:g. Membuat malu mahasiswa yang tidak lulus atau nilainya rendah yang pada gilirannya akan

menghapuskan motivasi belajarnya.h. Kesempatan untuk demokratis seperti yang diutarakan pada keuntungan butir c di atas

dapat saja cenderung menjadi protes-protes yang mengarah kepada keadaan "chaos".i. Dosen yang karena satu dan lain hal tidak dapat mengumumkan tepat waktu, akan merasa

mempunyai beban mental yang berat dan memang dapat menjurus kepada cemoohan oleh para mahasiswa.

j. Memerlukan kemampuan adminisrrasi yang prima yang memerlukan fasilitas dan dana tambahan.

Page 40: A.  PERENCANAAN TES

Jika hasil tes tidak diumumkan, kekuatan antara lain:a. Tidak menuntut kemampuan administratif yang prima dan mahalb. Tidak akan terjadi protes-protes dari pihak peserta tes yanq akan

merepotkan para dosen maupun lembaga pendidikan yangbersangkutan.

c. Jika dipandang perlu, nilai seorang peserta tes dapat diputuskan denganmengikutsertakan faktor-faktor non tes, kerajinan misalnya.

Keterbatasan-keterbatasannya adalah:d. Tes itu tidak ada atau kurang berguna karena tidak komunikatif dengan

para mahasiswa atau orang tua mahasiswa yang bersangkutan. Padahal tes hasil belajar itu berfungsi dan bermanfaat jika dikomunikasikan kepada pihak-pihak yang bersangkutan.

e. Dapat saja terjadi seseorang dosen itu "main hakim sendiri" tanpadiketahui oleh siapa pun.

f. Para mahasiswa tidak merasakan hasil jerih payahnya padahal hasil yangdiperoleh ini memberi motivasi yang sangat penting dalam prosesbelajar.

Page 41: A.  PERENCANAAN TES

3. Tes Lisan atau Tes TertulisKekuatan tes tertulis antara lain adalah:a. Kemampuan memilih kata-kata, kekayaan informasi, kemampuan

berbahasa, kemampuan memilih ataupun memadukan ide-ide, dan proses berpikir peserta tes dapat dilihat dengan nyata.

b. Kemampuan-kemampuan seperti yang disebutkan pada di atas dapat dibandingkan antara yang satu dengan yang lain.

c. Dalam waktu yang relatif terbatas dapat dilaksanakan tes yang terdiri atas sejumlah besar peserta tes sehingga ekonomis.

d. Memungkinkan dikoreksi oleh lebih dari seorang korektor (jika bentuk tesnya esei) sehingga lebih objektif.

Keterbatasan-keterbatasannya antara lain adalah:e. Khusus untuk tes bentuk esai, tes tertulis itu menuntut tugas peserta tes

yang terlalu berat.f. Dalam hal tes bentuk esai khususnya, maka ketunabahasaan akan

merugikan peserta tes yang bersangkutan apabila masalah bahasadiperhitungkan di dalam memberi nilai.

g. Yang bersifat massal itu biasanya kurang baik dibandingkan denganyang individual.

h. Mahasiswa cenderung menuliskan jawabannya berpanjang-panjang,sehingga jawaban tersebut malah menyimpang dari persoalannya, hal initak dapat dikontrol oleh dosen.

Page 42: A.  PERENCANAAN TES

Kekuatan-kekuatan tes lisan antara lain:a. Dapat dilaksanakan secara individual sehingga lebih cermat dan dapat

dilakukan "probing" sehingga penguji mengetahui persis di mana posisihasil belajar peserta didik yang bersangkutan.

b. Kemampuan-kemampuan seperti yang ada pada tes tertulis yang telahdiuraikan di atas dapat dipantau secara langsung oleh dosen yangmengujinya.

c. Dengan tes lisan memungkinkan terjadinya komunikasi dua arah dan dialog aktif.

d. Mahasiswa dapat mengemukakan argumentasi-argumentasinya secara lebih bebas sehingga dosen yang menguji mengetahui persis jalan pikiran mahasiswa.

Keterbatasan-keterbatasannya antara lain adalah:e. Tidak ekonomis.f. Jika yang melaksanakannya hanya seorang, jadi satu lawan satu maka

dapat terjadi subyektivitas yang sukar dikontrol.g. Memungkinkan dosen "main hakim sendiri"; bahkan dendam pribadi

dapat dilampiaskan di situ,h. Bagi peserta tes yang "gagap" atau "grogi" dirugikan oleh sistem ujian

lisan ini.

Page 43: A.  PERENCANAAN TES

4. Tes Tindakan atau PraktekKekuatan-kekuatan tes tindakan atau praktek, antara lain:a. Terjadinya pengecekan terhadap terbentuk atau tidaknya

keterampilan yang dirumuskan di dalam TIK.b. Membuat pergantian suasana sehingga kejenuhan dapat

dikurangi atau dihilangkan.

Keterbatasan-keterbatasannya antara lain :c. Tidak semua bahan dapat diujipraktekkan.d. Mahal dan dosen dituntut lebih mampu dari mahasiswanya

yang hal ini mungkin tidak dapat dipenuhi.e. Jika prakteknya tidak dalam keadaan yang

sesungguhnya maka mahasiswa cenderung main-main, atau kalau mereka juga sungguh-sungguh maka kurang manfaatnya karena dalam praktek di dalam kehidupan sehari-hari tidak sama dengan situasi praktek "tiruan".