A D B M 377-380

3762

Click here to load reader

Transcript of A D B M 377-380

Meskipun kau bukan pemula yang baru kemarin bergurukepada orang-orang Kedung Jati, ternyata bahwa ilmumusudah berada di tataran ke dua, namun agaknya kau adalahorang yang tidak terpakai sehingga kau sama sekali tidakmempunyai wewenang apapun. Baik di perguruan KedungJati, maupun di tangga jabatan para petugas sandi di Demak.Karena itu, pergilah. Aku akan mencari jalan sendiri. Aku tidakmemerlukan anak tangga yang pertama itu. Aku akanlangsung mencari hubungan dengan Ki Saba Lintang. Karenasebenarnyalah aku adalah orang yang berhak mewarisitongkat baja putih yang kedua setelah tongkat baja putih yangada di tangan Ki Saba Lintang.Kenapa kau merasa mewarisi tongkat baja putih kedua ?Aku adalah murid terbaik di perguruan Kedung Jati.Kau masih terlalu muda dibandingkan dengan beberapaorang terpenting di lingkungan perguruan Kedung Jati.Sebagian besar dari mereka bukan orang-orangperguruan Kedung Jati yang murni. Sebagian dari merekaadalah pemimpin-pemimpin dari beberapa perguruan kecilyang tersebar di wilayah Demak. Bahkan ada pemimpinpemimpingerombolan perampok yang justru seharusnyadimusnahkan. Tetapi nampaknya Kedung Jati yang maubangkit itu telah bergabung dengan kekuatan di semua alirantanpa memilih. Agaknya perguruan Kedung Jati pada saat initelah meninggalkan paugeran pokok perguruan sekedar untukmendapatkan banyak pengikut.

Bagaimana menurutmu paugeran pokok perguruan itu ?Perguruan Kedung Jati tidak seharusnya menjadi sarangorang-orang yang mementingkan diri sendiri. Sebagian besardari mereka yang justru memegang kendali di perguruanKedung Jati adalah orang-orang yang menumpang mencari,keuntungan lahir dan batin.Orang itu termangu-mangu sejenak. Sedangkan RaraWulan berkata selanjutnya, Nah, aku peringatkan kepadapara pemimpin di Demak. Agaknya para pemimpin di Demakharus berhati-hati jika ingin bekerja sama dengan perguruanKedung Jati yang sekarang. Perguruan Kedung Jati yangkepemimpinannya justru banyak berada di tangan orangorangyang sebenarnya bukan murid-murid perguruan KedungJati yang sebenarnya harus memiliki jiwa perjuangan yangsebenarnya dari perguruan Kedung Jati. Karena itulah, makaaku ingin bertemu langsung dengan Ki Saba Lintang. Aku akanmenuntut hakku untuk menjadi pewaris kepemimpinan ke duasetelah Ki Saba Lintang. Aku akan bersedia diuji dengansegala cara. Karena memang tidak ada orang yang sekarangberada di deretan kepemimpinan perguruan Kedung Jati yangkacau itu dapat mengimbangi kemampuanku dalam segalabidang. Bahkan bidang olah kanuragan.Kedua orang itu bagaikan orang kebingungan. Merekamendengarkan sambil mengangguk-angguk. Bahkan jantungmereka rasa-rasanya telah tersentuh oleh pengakuanperempuan itu. Sebenarnyalah orang yang mengaku muriddari perguruan Kedung Jati itu melihat sendiri dan bahkanmengalami sentuhan ilmu dengan perempuan itu. Ilmunyavang sebagian tidak dapat dimengertinya.Karena itu, maka dengan gagap iapun bertanya, Jadi, apayang harus aku lakukan ?Pergi dari tempat ini. Jangan mencoba mencari aku lagi.Jika aku melihat kalian berdua di Demak, maka aku akanmembunuh kalian.

Tetapi apakah aku harus mengatakan kepada orang yangberada di anak tangga pertama bahwa kau akanmenunggunya di luar pintu gerbang esok dini hari sebelumfajar?Tidak. Aku tidak memerlukan tikus-tikus clurut sepertikalian. Aku memekarkan orang-orang yang mempunyaikedudukan yang menentukan di perguruan Kedung Jati.Tetapi mereka semuanya sulit di temui. Kau tidak akantahu, dimana mereka berada.Pada suatu saat, merekalah yang akan mencari aku.Bukan aku yang harus mencari mereka. Jika pada suatu saatnanti aku membunuhmu dan membunuh orang-orang yangmengaku murid dari perguruan Kedung Jati, maka parapemimpinmu tentu akan mencari aku. Dan jika akumembunuh para pemimpinmu yang sebagian memang bukanorang-orang dari perguruan Kedung Jati itu. maka Ki SabaLintang tentu akan mencari aku.Wajah orang itupun menjadi sangat tegang. Namun RaraWulan berkata pula, Pergilah. Aku belum akan mulaimembunuh hari ini. Entah nanti atau besok atau kapanpun.Tetapi ingat, jika kita bertemu lagi dimanapun juga. maka akuakan membunuhmu. Aku lebih baik jika kau memanggil orangorangyang lebih berpengaruh di perguruanmu yangtatanannya sedang kacau seperti sekarang ini, agar aku akandapat membunuhnya, sehingga bobot pembunuhan itu akanlebih menggelitik bagi Ki Saba Lintang.Orang itu masih saja membeku. Tetapi kata-kata RaraWulan itu terdengar seperti suara guruh di musim kemarau.Pergilah. Kenapa kau masih diam saja ?Baik, baik. Terima kasih. Kami akan pergi.Orang itupun kemudian menggamit kawannya yangmenyebut dirinya petugas dari Demak itu. Kemudian keduanya

dengan tergesa-gesa meninggalkan kedua orang laki-laki danperempuan itu. Mereka berjalan semakin lama semakin cepat.Tetapi mereka baru sadar bahwa mereka telah mengambilarah yang keliru. Mereka tidak mengambil arah kembali keDemak. Tetapi mereka berjalan terus searah dengan saatmereka mengikuti dua orang laki-laki dan perempuan yangternyata justru telah menjebak mereka.Kita akan pergi kemana ? bertanya petugas sandi dariDemak itu.Orang yang mengaku murid dari perguruan Kedung Jatiitupun termangu-mangu. Namun kakinya masih sajamelangkah terus.Kita cari jalan sidatan untuk kembali ke Demak,jawabnya.Ya. Kita harus kembali secepatnya.Untuk apa ?Bukankah kita akan melaporkan keberadaan kedua orangitu agar mereka ditangkap.Kenapa mereka harus ditangkap ?Petugas sandi dari Demak itu termangu-mangu. Sementaraorang yang mengaku murid perguruan Kedung Jati ituberkata, Mereka berdua tidak mempunyai hubungkan apaapadengan Demak. Apalagi jika kau hubungkan dengankesiapan Demak untuk mengambil alih kepemimpinanMataram. Kedua orang itu hanya berkepentingan denganperguruan Kedung Jati.Petugas sandi dari Demak itu termangu-mangu sejenak.Menurut pendapatku, biarkan saja kedua orang itu. Biarsaja jika akhirnya ia dapat bertemu dengan Ki Saba Lintang.Bahkan mungkin keberadaan orang itu dalam kepempimpinan

perguruan Kedung Jati akan membuat perguruan Kedung Jatimenjadi semakin kokoh.Tetapi mungkin juga akan dapat menimbulkanpertentangan-pertentangan diantara para pemimpinnya yangmenurut orang itu justru terdiri dari orang-orang yangsebenarnya bukan murid-murid perguruan Kedung Jati.Itu urusan para pemimpin di perguruan Kedung Jati. Akutidak tahu apa yang akan mereka putuskan.Tetapi apakah kau akan melaporkan kepada orang yangkau sebut anak tangga pertama itu ?Tidak. Itu hanya akan menyulitkan aku sendiri. Jika kami.para murid dari perguruan Kedung Jati harus mencarinya,maka akupun tentu akan mendapat tugas mencarinya.Sementara itu. perempuan yang nampaknya garang itu sudahmengancam, jika sekali lagi kami bertemu, maka ia akanmembunuhku.Jika demikian biarlah aku saja yang melaporkankeberadaannya. Karena jika terjadi gejolak di perguruanKedung Jati, maka gejolak itu tentu akan berpengaruh pulaterhadap langkah-langkah yang akan diambil oleh Demak.Jangan lakukan itu. Sekali lagi aku peringatkan, jika kitaharus terlibat untuk mencari kedua orang itu, maka kita akandapat terbunuh. Perempuan itu mempunyai ilmu yang sangattinggi. Mungkin laki-laki itu mempunyai ilmu yang lebih tinggilagi. Karena itu lupakan kedua orang itu. Mereka tidakberbahaya bagi Demak, karena mereka bukan telik sandi dariPajang maupun Mataram. Mereka adalah orang-orang yangmempunyai persoalan sendiri dengan perguruan Kedung Jati.Persoalannya adalah persoalan orang-orang yang berada padatataran di atas dalam jajaran kepemimpinan perguruanKedung Jati. Dan itu berada di luar jangkauanku. Karena itu,maka lebih baik aku dan kau melupakan mereka. Melupakanbahwa kita pernah bertemu dengan kedua orang itu.

Petugas sandi dari Demak itu mengangguk angguk. Iapunakan merasa lebih baik tidak bersangkut paut dengan keduaorang yang berilmu tinggi dan tidak tercakup dalam bidangtugasnya untuk mengamati petugas-petugas sandi dari luarDemak.Karena itu, maka orang itupun sependapat, bahwa merekasebaiknya melupakan saja kedua orang yang mengaku akanberhubungan langsung dengan Ki Saba Lintang, pemimpintertinggi dari perguruan Kedung Jati yang baru.Pada saat kedua orang itu pergi, Glagah Putih dan RaraWulan sempat mengamati beberapa lama sambil tersenyum.Dengan nada datar Glagah Putih berkata, Akan kemanakedua orang itu ? Kenapa mereka tidak berbalik dan kembalisaja ke Demak ?Keduanya menjadi bingung sehingga tidak sempatmemilih arah, sahut Rara Wulan sambil tertawa. Lalu.bagaimana dengan kita ?Kita akan kembali ke Demak.Apakah orang itu tidak akan melaporkan kepada orangyang disebutnya berada pada anak tangga pertama?Masih diperlukan beberapa jenjang untuk sampai kepadaseseorang yang dapat mengambil keputusan, jawab GlagahPutih, untuk itu tentu akan diperlukan lebih dari dua hari.Baru ada keputusan apakah mereka akan mencari kita atautidak. Sementara itu. tugas kitapun sudah hampir selesai. Kitasudah mendapat banyak keterangan. Hubungan antara keduaorang yang mengikuti kita itupun merupakan gambar darihubungan antara Demak dan perguruan Kedung Jati. Karenaitu. dalam sehari ini tugas kita di Demak dapat kita anggapselesai. Kita akan kembali ke Mataram. Mudah-mudahan kitadapat bertemu dengan Raden Yudatengara di Mataram,sehingga keterangan yang kita berikan dapat diperkuat olehketerangan Raden Yudatengara atau sebaliknya.

Rara Wulan mengangguk-angguk Katanya, Baik, kakang.Tetapi apalagi vang ingin kita ketahui.Kita akan melihat latihan latihan para prajurit di alun-alunesok pagi. Kita akan memperbandingkan tingkat kemampuanmereka dengan para prajurit Mataram.Rara Wulan mengangguk-angguk. Katanya, Ya. Dengandemikian, maka laporan kita akan menjadi semakin lengkap.Demikianlah keduanyapun telah kembali ke Demak. Namunmereka kemudian memilih berada di sisi lain serta mencaripenginapan yang kira-kira tidak akan menimbulkan persoalan.Kita justru mencari penginapan yang agak lebih baik,kakang.Ya. Mudah-mudahan tidak ada persoalan apa-apa.Keduanyapun kemudian telah menenggelamkan diri dipenginapan justru untuk menghindari persoalan-persoalanyang mungkin dapat timbul. Baru esok pagi mereka akankeluar dari penginapan dan pergi ke alun-alun untukmenyaksikan sodoran serta latihan latihan keprajuritan dariberbagai macam kesatuan.Dalam kesiagaan tertinggi, Demak memang seringmengadakan latihan-latihan besar-besaran untukmembangkitkan kepercayaan diri para prajuritnya. Menurutberita, bukan hanya para prajurit yang akan menunjukkankemampuannya di alun-alun. Tetapi sekelompok murid dariperguruan Kedung Jati juga akan menunjukkan kemampuanmereka dalam olah kanuragan. Baik secara pribadi maupundalam kerjasama diantara mereka. Bahkan mereka akanmemberikan gambaran perang gelar yang lengkap.Ada berapa orang murid perguruan Kedung Jati sehinggamereka akan melakukan latihan perang gelar yang lengkap ?bertanya Rara Wulan.

Entahlah. Tetapi menilik gerakan yang dilakukan dibeberapa tempat, perguruan Kedung Jati memang memilikimurid atau katakanlah pengikut yang cukup banyak. Apakahmereka benar-benar murid yang menyadap ilmunya dari aliranperguruan Kedung Jati atau bahkan mereka yang sama sekalitidak mengenal ilmu dari aliran perguruan Kedung Jati.Rara Wulan mengangguk-angguk. Namun latihan perangitu tentu akan sangat menarik sekali untuk ditonton dankemudian diperbandingkan dengan tingkat kemampuan paraprajurit Mataram.Demikianlah, keduanya benar-benar tidak keluar daripenginapan hari itu. Bahkan merekapun memesan makan danminum dari penginapan itu pula agar mereka tidak usahmencari kedai untuk membeli makan.Di hari berikutnya, maka keduanyapun telahmempersiapkan diri untuk pergi ke alun-alun. Mereka justruberusaha untuk tidak menarik perhatian. Mereka akan beradadiantara rakyat yang menonton gladi perang-perangan itu.sehingga mereka berduapun harus dapatberbaur denganmereka dalam ujud lahiriahnya.Sebelum berangkat Glagah Putih dan Rara Wulan telahmembayar uang sewa penginapan untuk semalam, karenamereka tidak akan kembali lagi ke penginapan itu.Kalian akan pergi kemana?Kami akan melanjutkan perjalanan kami.Kalian akan kemana?Kami akan pergi ke Kudus.Kenapa tidak esok pagi saja? Hari ini ada gladi besar paraprajurit yang memang sering diadakan di alun-alun. Hari iniakan ada latihan gabungan antara para prajurit Demakdengan para murid dan perguruan Kedung Jati.

Sayang sekali, desis Glagah Putih.Tetapi Glagah Putih dan Rara Wulan ternyata pergi ke alunalun.Namun mereka berusaha untuk berbaur dengan banyakorang yang juga akan pergi menonton ke alun-alun.Sambil berjalan menghanyutkan diri dalam arus orangorangyang akan menonton ke alun-alun, Glagah Putihpunberkata, Hubungan yang rapat antara Demak denganperguruan Kedung Jati tidak dirahasiakan lagi. Bahkanhubungan itu akan digelar setara terbuka di alun-alun dalamlatihan besar-besaran yang akan diselenggarakan hari ini.Rara Wulan mengangguk-angguk. Katanya, Agaknya parapemimpin Demak dan perguruan Kedung Jati akan hadir.Agaknya Ki Saba Lintang pun akan hadir pula.Mungkin sekali Ki Saba Lintang akan hadir. Tetapi kitatidak akan dapat berbuat apa-apa. Ki Saba Lintang tentuberada diantara orang-orang yang dipercayainya.Ya. Sayang sekali kita tidak akan dapat memanfaatkankeberadaannya di Demak.Jangan kehilangan pertimbangan dan perhitungan. Kitatidak dapat hanya berdasarkan pada kemauan dan perasaansaja.Rara Wulan mengangguk-angguk pula.Beberapa saat kemudian, merekapun sudah berada di alunalun.Orangpun sudah berdesakkan berdiri di pinggir alun-alunyang dipagari dengan gawar lawe.Di sekeliling alun-alun telah terpasang rontek, umbul-umbuldan kelebet beraneka warna. Sedang di depan panggungkehormatan telah berdiri berjajar beberapa tunggul kebesaranDemak dengan kelebet yang bergambar berbagai lambangkesatuan para prajurit Demak.

Yang terjadi ini lebih condong disebut pagelaran raksasadaripada latihan bagi para prajurit, desis Rara Wulan.Ya. Tetapi pagelaran semacam ini memang dapatmemberikan kebanggaan bagi para prajurit, sehingga dengandemikian mereka akan menjadi lebih mantap berjuang bagisatu keyakinan tanpa dapat menilai makna dari keyakinan itu.Karena sebenarnyalah bahwa keyakinan itu telah dihunjamkanke dalam otak mereka dengan serta merta.Rara Wulan tidak menjawab. Ia hanya menganggukangguksaja. Sementara itu, orang-orangpun bergerakmendekati gawar, sehingga para prajurit yang berjaga jagadiseputar alun-alun itu harus menghalau mereka agar merekaitu mundur dan tidak mendesak, apalagi memutuskan gawarlawe.Agaknya latihan-latihan di alun-alun itu akan segeradimulai.Yang pertama kali akan dilakukan oleh para prajurit itujustru semacam pertandingan. Para prajurit pilihan akanmelakukan sodoran. Dua orang akan bertanding dengantombak yang tumpul diatas punggung kuda.Ketika kemudian terdengar bende berbunyi, maka orangorangyang berkerumun di sekitar alun-alun itupun bagaikandi goyang Namun para prajurit yang berjaga-jaga di seputaralun-alun itu kembali mendorong mereka untuk mundur.Sejenak kemudian, dua orang berkuda dengan tombakvang berujung tumpul telah bergerak maju ke depanpanggung kehormatan. Mereka memberikan hormat kepadapara pemimpin yang berada di panggung kehormatan. SelainKangjeng Adipati, para pemimpin tertinggi di Demak, telahhadir pula pimpinan tertinggi perguruan Kedung Jati, Ki SabaLintang dengan membawa tongkat kebesarannya.Dari kejauhan Glagah Putih dan Rara Wulan tidak dapatmelihat dengan jelas, siapa saja yang berada di panggung

kehormatan itu. Namun keduanya sempat melihat sosok yangmembawa tongkat baja putih.Glagah Putih dan Rara Wulan yang memiliki kemampuan AjiSapta Pandulu itupun segera mengetrapkannya, sehinggamereka berdua melihat dengan lebih jelas, bahwa dipanggung kehormatan itu memang duduk pula Ki SabaLintang.Ki Saba Lintang dengan tongkat baja putih itu, desis RaraWulan.Ya.Jika kita mampu mempergunakan kesempatan ini, makakita akan mendapatkan tongkat baja putih itu.Kita tidak akan mendapat kesempatan itu sekarang. Dipanggung kehormatan itu duduk para pemimpin KadipatenDemak. Diantara mereka tentu terdapat orang-orang berilmutinggi. Selain mereka, maka Ki Saba Lintangpun tentumembawa pengawal-pengawal terbaiknya, tidak pedulimereka berasal dari gerombolan perampok sekalipun.Rara Wulan mengangguk-angguk. Namun sebenarnyalah iaingin sekali dapat berbuat sesuatu. Namun Rara Wulanpunmenyadari bahwa ia tidak boleh hanyut sekedar dalam arusperasaannya tanpa menghiraukan pertimbangan nalar danperhitungan.Karena itu, maka Glagah Putih dan Rara Wulanpun tidakberniat berbuat apa-apa selain menonton latihan besarbesaranyang akan dilakukan di alun-alun.Namun keduanya meragukan, sebesar apakah latihan itu,bahwa di alun-alun itu juga akan dilakukan latihan peranggelar.Gelarnya tentu kecil-kerilan, berkata Glagah Putih didalam hatinya.

Sejenak kemudian, kedua orang berkuda yang membawatombak yang ujungnya tumpul itu sudah meninggalkanpanggung kehormatan. Mereka melarikan kuda mereka kekedua sisi alun-alun.Sejenak kemudian terdengar suara bende pertama,sehingga kedua orang yang akan melakukan sodoran itusegera mempersiapkan diri, mengamati pakaian mereka,tombak mereka dan kelengkapan-kelengkapan mereka yanglain.Ketika bende itu berbunyi dua kali, maka kedua orang yangduduk diatas punggung kuda itupun segera bersiap.Sedangkan ketika terdengar suara bende untuk ketiga kalinya,maka kedua orang berkuda itupun segera memacu kudanya.Mereka telah merundukkan tombak mereka yang tumpul yangdipegang dengan tangan kanan, sedangkan di tangan kirinyaterdapat sebuah perisai yang tidak begitu besar.Demikianlah ketika keduanya berpapasan di depanpanggung kehormatan, maka merekapun telah mencobamenyusupkan ujung tombak mereka yang tumpul dan dibalutdengan kain itu diantara pertahanan lawan.Tetapi masing-masing mempergunakan perisai yang ada ditangan kiri mereka untuk menangkis ujung tombak yangtumpul itu.Ternyata kedua orang penunggang kuda itu cukuptangguh. Meskipun seorang diantara mereka terguncang,tetapi prajurit itu tidak terjatuh. Bahkan iapun segera mampumemperbaiki keadaannya Sehingga ketika kuda-kuda merekaberputar, maka prajurit itu sudah siap untuk bertarung lagi.Tetapi mereka tidak lagi membuat ancang-anc:mg sepertiketika baru mulai. Kedua ekor kuda itupun berputar putar didepan panggung kehormatan, sementara penunggangnyaberusaha untuk saling menjatuhkan.

Setelah pertarungan itu berlangsung beberapa saat, makatiba-tiba seorang diantara mereka menjadi lengah, sehinggaujung tombak yang tumpul dan terbalut dengan kain yangcukup tebal itu telah mengenai lambungnya.Orang itupun terlempar dari kudanya yang sedang berlari.Beberapa orang prajuritpun segera berlari menangkap kudayang terlepas kendalinya itu, sedangkan yang lain berusahamenolong prajurit yang terjatuh itu. Tetapi agaknya prajurititu tidak apa-apa, sehingga iapun telah bangkit sendiri.Terdengar tepuk tangan dan sorak yang bergelora diseputar alun-alun itu. Beberapa orang berteriak-teriak memuji.Tetapi ada pula yang bersungut-sungut karena orang yangdiharapkan menang, juptru dapat dijatuhkan dari kudanya.Demikianlah, ada ampat pasang pertarungan sodoran yangmendapat sambutan yang sangat meriah dari mereka yangmenyaksikan di seputar alun-alun itu. Apalagi ketika terjadipertarungan pada putaran kedua. Ampat orang pemenang dariampat pasang pertarungan ini akan turun kembali ke arenamenjadi dua pasang.Yang paling menggemparkan adalah pertarungan terakhirdari dua orang pemenang. Dua orang yang terbaik daridelapan orang yang ikut dalam sodoran itu. Seorang diantarakeduanya akan menjadi orang terbaik yang akan mendapathadiah seekor kuda dari Kangjeng Adipati di Demak. Tentusaja seekor kuda yang besar dan tegar, yang akan dapatmenjadi kebanggaannya.Sorak yang gemuruh bagaikan meruntulikan langit ketikakedua orang terbaik itu mulai dengan pertarungan mereka.Mereka saling menyerang dan saling menghindar. Tombaktombaktumpul mereka terjulur ke arah tubuh lawannya.Tetapi perisai di tangan kiri merekapun dengan tangkasmenepis serangan-serangan itu dan b dik m telah datang pulaserangan balasan yang mengejutkan.

Ketika seorang diantaranya terjatuh dari kudanya, makadinding alun-alun itu bagaikan akan roboh. Beberapa saatlamanya orang yang berada di sekitar alun-alun itu bersoraksorakdan berteriak-teriak seperti orang kesurupan. Pemenangsodoran pada putaran terakhir itupun kemudian berkelilingalun-alun diatas punggung kudanya sambil mengangkattombak tumpulnya. Kemudian terakhir orang itu menghadapke panggung kehormatan dan memberi hormat kepadaKangjeng Adipati di Demak.Setelah sodoran, maka beberapa kelompok prajurit telahmenunjukkan ketrampilan serta kemampuan mereka. Di alunalunitupun telah dinyalakan seonggok dahan-dahan kering.Kemudian dengan tangkasnya beberapa orang prajurit-punmeloncatinya. Bahkan beberapa orang yang lain, meloncatbagaikan seekor harimau yang menerkam, namun kemudianmenjatuhkan dirinya dan berguling pada punggungnya.Yang mengundang sorak gemuruh adalah ketika beberapaorang yang berpakaian serba merah berlari-lari ketengahtengahalun-alun mengelilingi api yang masih menyala itu.Ternyata mereka terdiri dari sepuluh orang, yang kemudianmengelilingi api yang masih menyala itu. Mereka segeramengambil ancang-ancang. Sejenak kemudian seorangdiantara merekapun memberikan isyarat, sehingga sepuluhorang itupun segera menghentakkan tangannya dengantelapak tangan terbuka menghadap ke api yang masihmenyala itu.Tiba-tiba saja api itupun padam.Para prajurit Demak itu masih mempertunjukkan beberapamacam kelebihan mereka. Seorang yang menghantam palangpalangkayu sehingga patah. Seorang bahkan membiarkankepalanya dihantam dengan papan. Ternyata bahwa papanitulah yang pecah. Orang itu tidak menunjukkan pertandabahwa kepalanya menjadi sakit atau pening.

Selain mempertunjukkan kemampuan beberapa orangsecara pribadi, maka para prajurit itupun telah menunjukkanbagaimana mereka bertempur dalam kelompok-kelompokkecil. Dengan kelompok-kelompok kecil mereka menyergappasukan yang jauh lebih besar. Namun mereka berhasilmengacaukan pasukan yang lebih besar itu serta menghalaumereka dengan meninggalkan banyak korban.Semakin panas terik matahari membakar kulit, makapameran kemampuan para prajurit itupun menjai semakinmendebarkan.Glagah Putih dan Rara Wulan yang berdiri diantara orangorangyang berjejalan itu memperhatikan pegelaran untukmemamerkan kemampuan para parjurit itu dengan perasaanyang dingin. Di mata mereka, tidak ada kelebihan yang perludikagumi Apa yang mereka pamerkan itu sama sekali tidakakan mengejutkan para prajurit di Mataram. Bahkanseandainya Mataram menyelenggarakan pegelaran semacamitu, masih banyak sekali kelebihan dan kemampuan paraprajurit yang dapat diketengahkan.Namun agar tidak menarik perhatian, jika orang-orang disekitarnya berteriak-teriak memuji serta bertepuk tangan,maka Glagah Putih dan Rara Wulanpun melakukannya pulameskipun dengan setengah hati.Terakhir adalah pameran ketrainpilan pasukan para muriddari perguruan yang dipimpin oleh Ki Saba Lantang. Merekamemamerkan perang gelar dengan segala macam pertandakebesarannya.Seperti yang diduga oleh Glagah Putih dan Rara Wulan,maka jumlah mereka tidak terlalu banyak. Gelar yang akandipamerkan adalah gelar yang kecil.Tetapi gelar yang kecil itu memang memberikan gambarandari sebuah gelar yang lengkap.

Ternyata pameran ketrampilan para murid dari perguruanyang dipimpin oleh Ki Saba Lintang itu mendapat sambutanyang cukup baik.Mereka yang mengaku para murid dari Ki Saba Lintang itutelah mempertunjukkan ketrampilan mereka dalam peranggelar. Setiap kali terdengar aba aba, maka pasukan kecilitupun segera merubah gelar mereka. Dari gelar yang melebarberubah menjadi gelar yung lebih terhimpun. Dari gelarGaruda Nglayang yang kemudian berubah menjadi gelarDirada Meta. Atau gelar Wulan Tumanggal ke gelar CakraByuha.Setiap terjadi perubahan gelar, maka orang-orang yangberdiri di seputar alun-alun itupun bersorak mawurahanseakan-akan menggapai awan yang mengambang di langit.Bagaimana menurut pendapat, kakang? bertanya RaraWulan.Glagah Putih menarik nafas panjang. Katanya, Sepertimenyaksikan anak-anak bermain perang-perangan. Jika yangdimaksud adalah gelar perang, maka gelar perang itu tidakmempunyai greget sama sekali. Seakan-akan mereka sekadarmengingat, apa yang harus dilakukan dalam perubahan gelar.Para murid dari perguruan yang dipimpin oleh Ki Saba Lintangitu sama sekali tidak memahami apa yang mereka lakukan.Mereka hanya mengingat, langkah-langkah yang harus merekalakukan. Urut-urutan barisan dalam pembahan gelar itu.Rara Wulan mengangguk-angguk. Sementara GlagahPutihpun berkata selanjutnya, Meskipun aku bukan prajurit,tetapi aku memahami perang gelar, karena pasukan pengawaldi Tanah Perdikan mendapat latihan-latihan perang gelarsebagaimana para prajurit dari pasukan khusus yang ada diTanah Perdikan Menoreh.

Rara Wulan masih mengangguk-angguk. Katanya, Ya.Gelar itu seperti dinding yang rapuh didalamnya. Mudah sekaliuntuk meruntuhkannya.Glagah Putih mengangguk-angguk pula. Katanya, Ya.Dinding itu memang rapuh.Demikianlah latihan besar-besaran yang diselenggarakan dialun-alun itupun berakhir pada saat matahari telah berada disisi Barat langit. Sinarnya sudah tidak lagi membakar kulit.Akhir dari latihan perang besar-besaran itu adalahpemberian beberapa anugerah kepada para prajurit.Diantaranya prajurit yang telah memenangkan pertarungansodoran yang mendapatkan hadiah seekor kuda yang besardan tegar. Namun sebagai lambang dari hadiah itu, makaprajurit itu telah menerima sebuah cemeti langsung dariKangjeng Adipati Demak.Rakyat Demak yang berada di sekitar alun-alun itu bersorakseakan-akan memecahkan selaput telinga.Hidup Kangjeng Adipati. Hidup Kangjeng Adipati.Kangjeng Adipati Demak itu kemudian naik kembali kepanggung kehormatan. Tetapi ia sempat berhenti sejenakuntuk melambaikan tangannya kepada rakyat Demak yangbersorak-sorak bagaikan tidak terkendali lagi.Ternyata jika Kangjeng Adipati Demak merasa dirinyaberhak atas tahta itu, bukan kesalahan mutlak KangjengAdipati, berkata Glagah Putih.Kenapa?Selain dorongan dari kedua orang Tumenggung sepertiyang dikatakan oleh Raden Yudatengara, maka sambutanrakyat Demak telah membuat Kangjeng Adipati kehilangankendali diri. Kangjeng Adipati merasa bahwa dirinya memangsudah sepantasnya merebut tahta Mataram dari adiknya,

meskipun seharusnya Kangjeng Adipati tahu, bahwa adiknyaitu lahir dari permaisuri.Ya. Kangjeng Adipati telah terhempas dari kenyataanyang dihadapinya. Karena itu, maka apa yang dilakukan olehKangjeng Adipati tidak lagi sesuai dengan jalur yangseharusnya. Kangjeng Adipati telah kehilangan kiblat ataskewajiban yang seharusnya dipikulnya ketika ia dikirim keDemak.Keadaan disekelilingnya telah menghanyutkan. Sementaraitu orang-orang disekitarnya yang telah memisahkan KangjengAdipati dengan kenyataan yang terjadi atas rakyatnya,sebenarnyalah orang-orang yang sangat mementingkandirinya sendiri. Jika mereka berhasil mendorong KangjengAdipati untuk melupakan tempatnya berpijak, maka orangorangdisekitarnya, yang telah menjerumuskannya itu akanmendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya. Merekasama sekali tidak memikirkan, apa jadinya Demak kemudian.Tetapi yang mereka pikirkan adalah, apa jadinya akukemudian. Apakah aku akan menjadi kaya raya atauberpangkat tinggi, atau menerima ganjaran yang banyaksekali, atau apapun yang menguntungkan diri sendiri.Keduanyapun terdiam. Mereka mencoba memperhatikanorang-orang yang berada di panggung kehormatan. Parapemimpin Demak itu nampaknya memang dengan sengajamenjerumuskan Kangjeng Adipati ke dalam dunia mimpi.Namun yang akan menghempaskannya membentur kenyataanyang tidak akan dapat diterimanya lagi.Beberapa saat kemudian, maka orang-orang yang beradadi seputar alun-alun itupun mencoba mendesak untuk dapatmendekati jalur jalan yang akan dilewati oleh KangjengAdipati. Ketika sebuah kereta yang ditarik oleh empat ekorkuda meninggalkan panggung kehormatan, maka orang-orangitupun berteriak, Hidup Kangjeng Adipati. Hidup KangjengAdipati.

Kangjeng Adipati melambaikan tangannya sertamengangguk-angguk kepalanya sambil tersenyum-senyum.Sebenarnyalah Kangjeng Adipati itu telah tenggelam dalambuaian mimpi indah. Seakan-akan rakyat di seluruh Demak,bahkan di seluruh Mataram itu telah bersujut kepadanya.Apalagi Ki Tumenggung Panjer selalu berbisik ditelinganya,bahwa rakyat Demak adalah rakyat yang akan setia kepadaKangjeng Adipati, bahkan seandainya mereka harusmengorbankan nyawa mereka sendiri.Terima kasih, terima kasih, Kangjeng Adipatipunmengangguk-angguk, kesetiaan mereka akan mengantar akuke tahta Mataram. Aku akan mengusir Yayi PrabuHanyakrawati dari tahta, karena aku adalah puteraPanembahan Senapati yang lebih tua.Dalam pada itu. orang-orang yang berada di alun-alunitupun kemudian telah meninggalkan alun-alun. Demikian pulaGlagah Putih dan Rara Wulan. Namun keduanya memangtidak kembali lagi ke penginapan.Keduanya memang merasa sudah mendapat bahan cukupbanyak untuk dilaporkan ke Mataram. Sehingga Mataram akandapat menentukan sikap apakah yang akan diambil terhadapDemak.Malam ini kita akan bermalam dimana, kakang? bertanyaRara Wulan.Kita akan keluar kota. Kita akan bermalam di perjalananpulang.Apakah kita akan langsung pergi ke Mataram?Kita akan singgah di Pajang.Apakah kita akan melewati Sima?Ya. Tetapi kita tidak akan masuk ke padukuhan induk.Sima sekarang tentu berbeda.

Rara Wulan mengangguk-angguk.Demikianlah, maka Glagah Putih dan Rara Wulan itupundari alun-alun langsung meninggalkan kota. Mereka berjalanberiring bersama orang-orang dari luar kota Demak yangmenonton latihan perang-perangan di alun-alun.Namun Glagah Putih dan Rara Wulan itupun berjalan terus.Semakin lama orang-orang yang berjalan bersamanya-punmenjadi semakin menipis, sehingga akhirnya, ketika senjaturun, mereka tinggal berjalan berdua saja.Tetapi mereka sudah berada agak jauh dari Demak.Ketika mereka kemudian melewati sebuah pategalan yangsepi, maka merekapun berniat untuk bermalam di pategalanitu.Ada sebuah gubug di pategalan itu, kakang, berkataRara Wulan.Ya. Nampaknya gubug itu sepi. Apakah kita akanbermalam di gubug itu.Glagah Putih menarik nafas panjang. Mereka pernahmengalami perlakuan buruk oleh seorang pemilik gubug ketikamereka berdua menumpang tidur di gubug itu.Rara Wulanpun tidak melupakannya. Namun agaknyagubug yang jauh dari padukuhan itu, tidak terlalu seringdikunjungi oleh pemiliknya, sehingga karena itu, maka RaraWulanpun berkata, Agaknya pategalan ini jarang-jarangdidatangi pemiliknya, kakang, apakah kita dapat bermalam digubug itu?Glagah Putih termangu-mangu sejenak. Namun kemudiankatanya, Baiklah. Kita bermalam di gubug itu.Meskipun agak ragu, namun keduanyapun kemudianmenyelinap di pategalan itu dan merekapun segera naik kesebuah gubug. kecil yang terbuka, yang agaknya memang

jarang sekali dikunjungi pemiliknya. Debu yang tebalbertaburan di gubug itu. Sehingga Rara Wulan telahmematahkan sebuah ranting pohon mlandingan yangkemudian dipergunakan untuk membersihkan debu gubug itu.Aku dahulu yang tidur, berkata Rara Wulan. Glagah Putihtertawa pendek sambil menyahut. Bukankah biasanya jugakau dahulu yang tidur?Rara Wulan tidak menjawab. Namun Rara Wulanpun segeramembaringkan dirinya di gubug itu.Sejenak kemudian, ternyata Rara Wulanpun sudah tertidurlelap.Glagah Putih masih saja duduk bersandar tiang gubug kecilitu. Setiap kali ia selalu teringat akan sikap kasar pemilikgubug yang pernah mengusirnya, bahkan menuduhnyaberbuat tidak sepantasnya di gubugnya.Tetapi ketika Glagah Putih mulai berangan-angan tentangprajurit Demak, maka ingatannya tentang gubug itupunsegera menepi.Pasukan Demak ternyata tidak begitu tangguh, berkataGlagah Putih di dalam hatinya.Iapun mulai mengingat-ingat apa yang telah dilihatnya dialun-alun Demak.Dalam pada itu. malampun menjadi semakin malam.Bintang-bintang mulai bergeser ke Barat Angin malam yangdingin berhembus menyentuh dedaunan.Namun menjelang tengah malam Glagah Putihpun terkejut.Tiba-tiba saja terdengar derap kaki kuda yang berlari kencang.Tidak hanya satu dua atau bahkan sekelompok dua kelompok.Derap kaki kuda itu agaknya sepasukan prajurit berkuda yangmemacu kudanya melintas di jalan di sebelah pategalan itu.

Glagah Putihpun segera membangunkan Rara Wulan.Sambil mengusap matanya Rara Wulanpun bertanya, Ada apakakang?Kau dengar derap kaki kuda itu?Ya.Tentu sepasukan prajurit berkuda. Pasukan itu akan lewatdi jalan sebelah.Kita akan melihatnya?Ya. Tetapi kita harus berhati-hati.Rara Wulanpun membenahi dirinya sekedarnya. Berduamerekapun segera bergeser ke tepi jalan. Dengan hati-hatimereka bersembunyi di balik segerumbul pohon perdu.Sejenak kemudian, seperti yang mereka duga, sepasukanprajurit berkuda bergerak dengan cepat melintas. Merekadatang dari arah Demak.Prajurit berkuda dari Demak, desis Glagah Putih.Rara Wulan mengangguk-angguk, Ya. Agaknya merekatergesa-gesa.Besok kita akan mengikuti jejak prajurit berkuda itu.Mereka akan pergi kemana?Demikian pasukan berkuda itu lewat, maka Glagah Putihdan Rara Wulanpun kembali ke gubug kecil itu. Giliran GlagahPutihlah yang kemudian berbaring di gubug itu, sementaraRara Wulan duduk bersandar tiang.Glagah Putihpun sempat tidur sejenak. Namun didini hariGlagah Putihpun sudah bangun.Kau hanya tidur sebentar kakang, desis Rara Wulan.Sudah cukup. Sebaiknya kita bersiap-siap untukmelanjutkan perjalanan.

Apakah kita tetap akan lewat Sima?Ya. Tetapi kita akan melihat suasana. Jika kita berangkatsekarang, maka kita akan sampai di Sima menjelang senja.Kita memang tidak usah pergi kepadukuhan induk.Demikianlah, setelah berbenah diri sekedarnya, makamenjelang fajar merekapun meninggalkan pategalan itu.Mereka akan berhenti jika mereka menyeberangi sungai untukmencuci muka serta membersihkan kaki dan tangan mereka.Agaknya mereka sudah terlambat untuk mandi, karenasebentar lagi mataharipun akan segera terbit, sehingga sudahakan ada orang lain yang mungkin lewat. Mungkin orangorangyang akan pergi ke pasar untuk menjual hasil kebunmereka, atau orang-orang yang akan berbelanja untukmempersiapkan makan pagi bagi orang-orang yang sedangsambatan.Kedua orang itu berharap bahwa mereka akan sampai diSima menjelang senja. Jika mungkin mereka masih dapatmenemukan kedai yang masih buka. Selain untuk makanmalam, merekapun dapat berbicara tentang perkembanganSima di hari-hari terakhir.Di sepanjang jalan mereka sempat mengamati jejaksepasukan berkuda semalam. Ternyata menilik jejak pasukanberkuda itu yang masih membekas di jalan, agaknya pasukanberkuda itu menuju ke Sima.Kedua orang itu memang agak menjadi heran, bahwa jalanyang mereka lalui terasa agak sepi. Tidak banyak orang yangberjalan hilir mudik di jalan itu. Bahkan sulit bagi orang untukmendapatkan sebuah kedai yang buka.Sedikit lewat tengah hari, mereka melewati sebuah pasaryang sepi. Hanya beberapa orang saja yang nampak masihberada di pasar itu.Sepi sekali pasar ini, desis Glagah Putih.

Sudah terlalu siang, jawab Rara Wulan, matahari sudahlewat puncaknya. Pasar ini adalah pasar yang kecil, apalagiagaknya hari ini bukan hari pasaran.Glagah Putih mengangguk-angguk. Namun tiba-tiba sajaGlagah Putih masih melihat seorang perempuan yangberjualan nasi di sudut pasar itu. Agaknya dagangannya masihterlalu banyak untuk meninggalkan pasar itu.Kita beli nasi, Rara. Belum tentu kita nanti menemukankedai yang masih buka. Apalagi nampaknya suasananya agakberbeda dengan hari-hari biasa. Mungkin pengaruh pasukanberkuda yang lewat semalam.Rara Wulanpun mengangguk. Katanya, Tetapi jika kitamenjadi haus, apakah perempuan itu juga menjual minuman?Nanti kita minum air bersih yang disediakan di depanregol-regol rumah.Rara Wulan tersenyum.Demikianlah mereka berduapun kemudian telah duduk disekitar tikar yang digelar di dekat bakul tempat nasi. Ternyataperempuan itu berjualan nasi megana. Nasi dan megananyayang berada di tampah yang dialasi dengan bakul yang berisidaun pisang, masih banyak juga.Nasi Megana, yu? bertanya Rara Wulan.Ya. Nyi. Mari silakan. Nasiku masih banyak. Agaknya hariini hari yang sial bagiku.Mbokayu tidak menjual minuman juga?Ada dawet, Nyi. Nanti setelah aku siapkan dua pincuknasi, aku ambilkan dua mangkuk dawet.Glagah Putih dan Rara Wulan menebarkan pandanganmatanya. Sebenarnya merekapun melihat seorang penjualdawet di dekat pintu regol pasar yang sepi itu.

Setelah menyerahkan dua pincuk nasi megana kepadaGlagah Putih dan Rara Wulan, maka perempuan itupunbangkit berdiri dan berjalan mendekati penjual dawet itu.Iapun memesan dua mangkuk dawet untuk kedua onuig yangmembeli nasi megananya.Pasarnya sepi. Yu? bertanya Rara Wulan.Sepi sekali. Nyi. Hari ini memang bukan hari pasaran.Tetapi biasanya juga tidak sesepi ini.Kenapa?Semalam ada sepasukan prajurit berkuda lewat. Agaknyapasukan yang lewat itu mempunyai pengaruh yang besar,sehingga orang-orang agak takut-takut juga pergi ke luarrumah.Sehingga nasi mbokayu menjadi tidak begitu laku?Ya. Tidak ada separo hari-hari yang lain meskipun jugabukan hari pasaran. Padahal modalku sudah aku letakkan didaganganku itu semuanya, Nyi. Jika nasi itu tetap tidak laku,maka aku akan kesulitan untuk dapat berbelanja buatberjualan esok pagi.Glagah Putih dan Rara Wulanpun mengangguk-angguk.Ketika penjual dawet itu kemudian membawa dua mangkukdawet bagi Glagah Putih dan Rara Wulan, maka GlagahPutihlah yang bertanya, Pasar sepi, kang ?Ya Ki Sanak. Pasar sepi sekali hari ini. Para prajuritberkuda semalam agaknya telah menakut-nakuti orang-orangyang akan pergi ke pasar, namun nampaknya mereka tergesagesa.Sehingga sebelum wayah pasar temawon, pasar inijustru sudah menjadi sepi.Apa yang dilakukan oleh prajurit-prajurit semalam?"Mereka hanya lewat.

Bukankah mereka tidak berhenti dan apalagi mengganggurakyat?Tidak. Tetapi kami sudah terlanjur merasa takut terhadappara prajurit.Kenapa? Bukankah mereka justru selalu melindungirakyat? Seharusnya kalian justru merasa tenang jika di sekitarkalian ada sekelompok prajurit.Ya. Kadang-kadang kami memang merasa terlindungi.Tetapi kadang-kadang para prajurit itu justru membuatjantung kami berdebar-debar.Glagah Putih tidak bertanya lebih lanjut.Sejenak kemudian, Glagah Putih dan Rara Wulanpun telahmenghabiskan nasi satu pincuk dan dawet cendol semangkuk,sehingga merekapun sudah merasa menjadi kenyang.Namun penjual nasi megana dan penjual dawet itu terkejutketika Rara Wulan membayar mereka masing-masing dengansekeping uang perak.Tidak ada kembalinya, Nyi. Bahkan seandainya semuadaganganku laku, tentu masih juga belum cukup untukmemberikan uang kembali. Apalagi nasiku tidak laku hari ini.Aku juga tidak ada uang kembali, berkata penjual dawetitu.Namun sambil tersenyum Rara Wulanpun menjawab,Kalian tidak usah memberikan uang kembali. Masing-masingambil saja uang itu. Bukankah untuk berjualan esok, kalianmemerlukan uang untuk berbelanja bahan-bahannya?Tetapi uang ini terlalu banyak.Rara Wulanpun kemudian bangkit berdiri. Demikian pulaGlagah Putih. Dengan nada lembut Rara Wulanpun berkata,Jangan berpikir macam-macam. Kami akan meneruskanperjalanan.

Tetapi kalian ini siapa? bertanya penjual dawet.Kami adalah suami isteri yang sedang mengembara sertamenjalani laku. Karena itu, lupakan bahwa aku pernah datangkemari dan memberikan uang masing-masing sekeping uangperak. Mudah-mudahan uang itu dapat kalian pergunakandengan baik, sehingga kalian dapat berjualan terus setiaphari.Mata perempuan penjual nasi mengana itu tiba-tiba sajaberkaca-kaca. Katanya, Yang Maha Agung akan selalumelindungi kalian berdua. Sebenarnyalah aku sudah merasacemas, bahwa esok aku tidak dapat berjualan lagi atausetidak-tidaknya daganganku menyusut. Sementara suamikuberharap aku dapat membantu menghidupi anak-anak kami.Sudahlah. Pergunakan saja uang itu sebaik-baiknya.Usahakan agar uang itu kau pergunakan untuk menambahdaganganmu. Mungkin tidak hanya nasi megana. Mungkin kaujuga dapat menjual rempeyek wader. Bukankah nasi meganadengan rempeyek wader akan menjadi semakin nikmat? Kaudapat membeli wader pada orang-orang yang sering menjalaikan di sepanjang sungai itu. Kadang-kadang aku melihatorang-orang yang menjala wader di sepanjang sungai. Sekepiswader tentu sudah akan menjadi beberapa puluh rempeyek.Perempuan itu mengangguk-angguk. Suaranya menjadisemakin dalam, Ya, Ki Sanak. Kami mengucapkan terimakasih sekali.Sedangkah penjual dawet itupun berkata pula, Kami tidakakan melupakan Ki Sanak meskipun kami tidak tahu, siapakahKi Sanak berdua.Glagah Putih menarik nafas panjang sambil berkata, Uangitu tentu uang kalian sendiri. Kurnia dari Yang Maha Agung.Kami hanyalah lantaran untuk menyampaikannya kepadakalian berdua.

Glagah Putih dan Rara Wulanpun kemudian minta diri untukmelanjutkan perjalanan mereka.Kalian akan pergi kemana? bertanya penjual dawet itu.Kami akan pergi ke Sima.Ke Sima?Ya.Berhati-hatilah, pesan penjual dawet itu.Kenapa ? bertanya Glagah Putih.Kemarin sepupuku yang ikut paman berjualan di pasarSima telah pulang.Apakah ada sesuatu yang gawat terjadi di Sima?Ya. Suasananya terasa amat panas. Pasukan berkudayang lewat semalam tentu juga akan pergi ke Sima. Bahkanbeberapa orang telah mengungsi dari Sima.Apa yang terjadi di Sima ?Menurut sepupuku, Sima bagaikan bisul yang akan pecah.Agaknya akan terjadi perang.Perang ? Perang antara siapa melawan siapa ?Penjual dawet itupun menggeleng, Sepupuku itu tidaktahu.Glagah Putih tidak mendesaknya. Tetapi Glagah Putihmenduga, bahwa penjual dawet itu memang tidak beranimenceriterakan lebih jauh lagi meskipun ia lebih banyakmengetahuinya lewat sepupunya itu.Sejenak kemudian, maka Glagah Putih dan Rara Wulanpunmeninggalkan pasar itu untuk melanjutkan perjalanan mereka.Namun ceritera dari penjual dawet itu telah membuatmereka semakin tidak tergesa-gesa, agar mereka sampai di

Sima setelah gelap. Didalam gelapnya malam, mereka akandapat lebih banyak berbuat daripada di siang hari.Demikianlah, maka Glagah Putih dan Rara Wulan yangsudah meyakini bahwa jejak pasukan berkuda itu menuju keSima, maka merekapun justru telah mengambil jalan-yanglebih kecil untuk menghindari kemungkinan berpapasandengan sekelompok prajurit atau murid dari perguruanKedung Jati yang mungkin sedang meronda atau pasukanpenghubung dari Demak ke Sima dan sebaliknya.Namun semakin mendekati kademangan Sima, makasuasanapun terasa menjadi semakin sepi. Jalan-jalan pun jugaterasa lengang. Hanya orang-orang yang mempunyaikeperluan penting sajalah yang turun ke jalan.Bukankah pasukan berkuda itu tidak melewati jalan ini?bertanya Rara Wulan.Ya. Pasukan Berkuda semalam menuju ke Sima lewatjalur jalan yang lebih besar dari jalan ini.Tetapi nampaknya rakyat disekitar tempat ini jugamenjadi ketakutan.Tentu suasana di Sima telah mempengaruhi keadaan disekitarnya.Bukankah kita masih berada agak jauh dari Sima ?Jika benar kata penjual dawet itu, maka agaknya orangorangdari padukuhan-padukuhan yang lain, yang pergi keSima untuk mencari rejeki, juga telah meninggalkan Simapulang ke rumah mereka masing-masing, seperti sepupupenjual dawet itu. Mereka tidak tahan lagi tinggal di Simayang suasana menjadi semakin tidak menentu. AgaknyaDemang dan para bebahu yang baru itu tidak lagi mampumengendalikan suasana di kademangannya. Atau justruDemang itu dengan sengaja membuat suasana menjadi

panas, agar ia mendapat kesempatan untuk berbuat apa sajayang dapat menguntungkan dirinya.Ya. Suasana di Sima tentu telah memanasi pulalingkungan di sekitarnya.Dengan demikian, merekapun menjadi semakin hati-hatiSemakin mendekati kademangun Sima, maka suasana-punmenjadi semakin mendebarkan.Sementara itu, maka langitpun sudah menjadi semakinmuram.Tetapi Glagah Putih dan Rara Wulan tidak lagi menemukansebuah kedaipun yang terbuka pintunya.Untung kita sudah makan cukup banyak, berkata GlagahPutih.Ya. Nasi megana satu pincuk dan dawet cendol satumangkuk, rasa-rasanya aku menjadi terlalu kenyang.Sekarang akupun belum merasa lapar lagi..Tetapi malam nanti, kita baru akan merasa kelaparan.Tetapi kakang pernah menjalani laku beberapa pekan dihutan hanya dengan makan seadanya ?Itu berbeda. Waktu itu kita baru menjalani laku. Tetapisekarang, tidak.Kita sekarang juga sedang menjalani laku. Bukankah kitasedang menuju ke satu tempat yang tidak kita ketahui denganpasti keadaan serta suasananya ?Glagah Putih tertawa pendek. Tetapi ia tidak menjawab.Ketika senja turun, mereka sudah menjadi semakin dekatdengan kademangan Sima. Suasanapun terasa menjadisemakin mencekam. Bahkan rasa-rasanya rumah-rumah disebelahmenyebelah jalan hanya menyalakan lampu seperlunyasaja.

Ada apa sebenarnya di Sima, desis Glagah Putih.Namun merekapun kemudian berhenti sebelum merekamemasuki padukuhan Sima. Mereka menunggu malam turun.Baru mereka akan memasuki kademangan.Kita sebaiknya tidak berhenti di pinggir jalan, Rara.berkata Glagah Putih.Rara Wulanpun segera tanggap. Karena itu, maka merekaberduapun meloncati tanggul parit, meniti pematang dankemudian naik ke sebuah gubug kecil.Dalam suasana seperti ini, tidak akan ada orang yangsempat pergi ke sawah, desis Glagah Putih sambil dudukbersandar dinding. Rara Wulanpun segera duduk pula. Namunkeduanya tidak lepas mengamati jalan tidak jauh dari gubugitu.Glagah Putihpun tiba-tiba saja telah meloncat turun sambilberdesis, Kau lihat itu, Rara ?Rara Wulan mengangguk. Dalam keremangan ujungmalam, mereka melihat beberapa kelompok orang yangberjalan dengan tergesa-gesa. Agaknya mereka berjalandengan cepat dalam kelompok-kelompok kecil. Bahkan denganperempuan dan anak-anak. Mereka membawa bungkusanbungkusankain serta beberapa jenis barang lain yang merekaanggap berharga bagi mereka.Nampaknya mereka adalah serombongan pengungsi,desis Rara Wulan.Ya. Agaknya suasana bertambah gawat di Sima. Apasebenarnya yang terjadi ? Apakah benar-benar akan adaperang ?Kedua orang itupun kemudian sepakat untuk mendekatijalan yang tiba-tiba menjadi ramai itu. Tiba-tiba saja beberapakelompok telah melintas di jalan yang semula dianggapnyasepi.

Ketika mereka berdiri di pinggir jalan, maka GlagahPutihpun telah mendekati seorang laki-laki tua yangmenggandeng dan mendukung dua orang anak-anak yangagaknya cucu-cucunya.Ada apa di Sima, kek ? bertanya Glagah Putih yangberjalan di samping orang tua itu. Sementara Rara Wulanmengikuti di belakangnya.Kami mengungsi selagi sempat, Ki Sanak.Mengungsi ?Ya. Akan terjadi perang di Sima. Sementara itu, paraprajurit di Sima sebenarnya melarang kami pergi mengungsi.Mereka yang tinggal di padukuhan induk telah terjebak olehprajurit Demak serta para murid dari perguruan Kedung Jati.Rakyat Sima yang tinggal di padukuhan induk harus tetaptinggal di rumah masing-masing, meskipun perang akanterjadi. Apalagi anak-anak muda dan laki-laki yang masih kuat,yang selama ini mengikuti latihan perang-perangan sepekandua kali. Mereka harus ikut mempertahankan padukuhan Simasebagaimana para prajurit, sementara itu keluarga merekapundiperintahkan agar tetap tinggal di Sima.Jadi di Sima akan terjadi perang ?Ya. Menurut kata orang, pasukan Pajang telah segelarsepapan di sebelah Selatan Sima.Prajurit Pajang ?Ya.Glagah Putih dan Rara Wulan termangu-mangu sejenak.Namun kemudian iapun berkata, Terima kasih, kek. Hatihatilahdijalan.Kau akan kemana ?Aku akan melihat suasana.

Kau siapa ?Aku seorang pengembara kek. Aku tidak bersangkut pautdengan perang yang akan terjadi di Sima.Tetapi jika kau terlihat oleh para prajurit Demak, makakau akan ditangkap. Kau akan dapat dituduh sebagai petugassandi dari Pajang atau dari Mataram.Aku juga akan berhati-hati, kek.Demikianlah. Glagah Putih dan Rara Wulanpun segeramemisahkan diri dengan iring-iringan para pengungsi itu.Merekapun justru berbalik kembali ke arah Sima.Ketika mereka sempat berbicara dengan seorangperempuan dan seorang anak yang menuntun kambingnya,maka keterangan perempuan itupun sama sebagaimana lakilakitua itu.Kita memang tidak akan dapat masuk ke kademanganSima, Rara. Tetapi kita akan menunggu dan melihat darikejauhan, apa yang akan terjadi di Sima esok.Rara Wulan mengangguk-angguk. Mereka justrumeninggalkan jalan yang ramai itu. Keduanya memasukipategalan untuk mencari tempat berlindung. Jika para prajuritDemak dan para murid dari perguruan Kedung Jati datanguntuk memburu para pengungsi dan memaksa merekakembali ke Sima, maka mereka tidak akan termasuk diantarapara pengungsi. Apalagi jika mereka berdua kemudiandiketahui sebagai orang yang asing di Sima, maka nasibmereka akan dapat menjadi sangat buruk.Untuk beberapa saat Glagah Putih dan Rara Wulan beradadi pategalan, diantara pepohonan dan gerumbul-gerumbulperdu sambil melihat orang-orang yang berjalan dengantergesa-gesa meninggalkan padukuhan Sima.Namun ternyata sampai menjelang tengah malam, tidakada prajurit Demak yang menyusul para pengungsi itu.

Agaknya selain para penghuni padukuhan induk, maka orangorangSima dibiarkannya meninggalkan tempat tinggalnyauntuk menghindarkan diri dari garangnya pertempuran.Agaknya prajurit Pajang tidak mengepung kademanganSima, berkata Rara Wulan, mereka akan menyerang Simadari satu sisi. Agaknya mereka akan mempergunakan gelarperang yang utuh untuk mengusir para prajurit Demak dariSima.Glagah Putih mengangguk-angguk. Katanya, Aku agakmeragukan kesungguhan para Senapati di Pajang. Tetapimudah-mudahan Pajang dapat berhasil membebaskan Simadengan mengusir para prajurit Demak dan para murid dariperguruan Kedung Jati yang dengan tanpa pertempuran sudahmenduduki Sima. Mereka hanya cukup mengganti Demangdan Jagabaya di Sima dengan kekerasan. Kemudian merekatelah menguasai Sima seluruhnya.Demikianlah, maka Glagah Putih dan Rara Wulanpunakhirnya bergeser lagi semakin dekat dengan Sima. Namunmereka tidak memasuki kademangan Sima. Mereka bahkanmelingkar untuk dapat menyaksikan Sima dari sisi yang lain.Bahkan jika mungkin mereka akan melihat benturan gelarperang antara Pajang dan Demak.Demak sudah terlalu jauh ke Selatan, berkata GlagahPutih, agaknya mereka benar-benar telah mempersiapkan diriuntuk pergi ke Mataram. Satu langkah yang sangat berbahayayang diambil oleh Kangjeng Adipati di Demak.Demikianlah, maka Glagah Putih dan Rara Wulan hanyadapat menunggu sampai esok. Jika mungkin Glagah Putih danRara Wulan ingin menyaksikan pertempuran antara Pajangmelawan Demak di Sima, yang menurut Glagah Putih, Pajangbertindak agak tergesa-gesa.Tetapi Rara Wulanpun berkata, Tentu atas dasar laporanpara petugas sandinya di Sima beberapa waktu yang lalu,

kakang. Mudah-mudahan saja Pajang berhasil mendudukiSima. Jika itu yang terjadi, kitapun dapat singgah di Sima.Meskipun orang-orang Pajang masih belum banyak mengenalkakang, tetapi pertanda yang kakang kenakan di ikat pinggangitu akan memberikan banyak kesempatan kepada kakanguntuk dapat bertemu dan berbicara dengan paraSenapatinya.Glagah Putih termangu-mangu sejenak. Namun bahwaRara Wulan telah memperingatkannya tentang pertanda yangdikenakannya, maka Glagah Putihpun kemudian berkata,dengan pertanda ini. bukankah kita dapat menyaksikanperang itu dari jarak yang lebih dekat ? Kita justruberhubungan dengan para Senapati Pajang sebelum perangterjadi.Kakang yakin bahwa kakang akan dapat diterima denganbaik oleh para Senapati Pajang ?Glagah Putih menarik nafas panjang. Mungkin paraSertapati dari Pajang tidak akan dapat menerimakehadirannya dengan senang hati. Pajang ingin mengusirpasukan Demak di Sima dengan kekuatan mereka sendiritanpa dicampuri oleh siapapun meskipun hanya oleh duaorang. Jika Pajang menang, keberadaan orang Mataram ituakan dapat menodai kemenangannya, seakan-akan Pajangdapat menang karena dibantu oleh Mataram.Karena itu, maka akhirnya Glagah Putih dan Rara Wulanhanya akan menjadi penonton saja. Jika Pajang menang danmemasuki Sima, baru Glagah,Putih dan Rara Wulan akanmenemui para Senapati Pajang di Sima.Karena itu, maka keduanya benar-benar hanya dapatmenunggu apa yang akan terjadi esok pada saat fajarmenyingsing.Glagah Putih yang masih saja bergeser itu, akhirnya dapatmenyaksikan perkemahan pasukan Pajang dari kejauhan.

Nampaknya Pajang datang dengan pasukan yang kuat. Diperkemahannya dipasang pertanda kebesaran pasukanPajang. Umbul-umbul, rontek, panji-panji dan kelebet yangmelekat pada tunggul-tunggulnya.Para prajurit Pajang memang datang dengan dadatengadah. Mereka tidak berniat merunduk prajurit Demakyang ada di Sima. Tetapi mereka datang sebagaimanapasukan segelar-sepapan.Di perkemahan itupun nampak api yang dinyalakan cukupbesar di tengah-tengah untuk menghangatkan udara.Sementara itu, di dapurpun nampak asap mengepul.Ternyata Glagah Putih dan Rara Wulan hanya sempat tidurbeberapa saat saja bergantian. Sebelum fajar keduanya sudahberbenah diri untuk menyaksikan apa yang terjadi.Glagah Putih dan Rara Wulan harus bersembunyi lebihrapat lagi ketika mereka sempat melihatdua orang yangmerayap beberapa langkah saja dihadapan mereka. Agaknyapara petugas sandi dari Demak yang ingin melihat kesiagaanpara prajurit Pajang. Para Senapati dari Demak tentumemperhitungkan, bahwa Pajang akan menyerang pada saatmatahari terbit atau bahkan beberapa saat sebelumnya.Kedua orang prajurit sandi dari Demak itu berhenti tidakterlalu jauh di hadapan Glagah Putih dan Rara Wulan. Merekamemperhatikan dalam keremangan dini hari, pasukan Pajangyang tengah bersiap-siap untuk menyerang Sima.Tetapi kedua orang itu tidak menunggu terlalu lama. Ketikamereka mendengar suara bende yang ditabuh untuk pertamakalinya, maka kedua orang itupun segera bergeser kembali keinduk pasukannya yang sudah bersiap-siap di depanpedukuhan yang paling depan di kademangan Sima. AgaknyaDemak tidak hanya akan mempertahankan padukuhan indukkademangan Sima, tetapi mereka agaknya akanmempertahankan kademangan Sima dan keseluruhan.

Glagah Putih dan Rara Wulanpun telah bergeser pula.Mereka menempatkan diri mereka sebaik-baiknya, sehinggamereka akan dapat menyaksikan apa yang terjadi meskipuntidak dalam keseluruhan. Tetapi setidak-tidaknya sebagianterbesar dari medan pertempuran.Ketika langit menjadi semakin terang, demikian suarabende yang dibunyikan untuk kedua kalinya terdengar, makapasukan Demak dan mereka yang mengaku para murid dariperguruan kedung Jatipun telah bersiap pula. Agaknya merekatidak mempergunakan isyarat suara bende agar tidak terjadisalah paham dengan suara bende dari pasukan Pajang.Namun para prajurit Demak telah mempergunakan isyaratanak panah-anak panah sendaren yang dilontarkan, justrumenyesuaikan diri dengan isyarat suara bende dari paraprajurit Pajang.Karena itu, maka demikian terdengar suara bende yangdibunyikan untuk kedua kalinya, maka beberapa anak panahsendarenpun telah beterbangan.Memang agak mengejutkan, bahwa tiba-tiba pasukanDemak itu telah menegakkan tunggul yang sudah dilekatikelebet-kelebet bertanda kebesaran kelompok-kelompokprajuritnya. Bahkan kemudian beberapa panji panjipun telahdikibarkan pula pada landean-landean tombak panjang.Agaknya pertanda-pertanda kebesaran itu telah membuatpara prajurit Demak serta para murid dari perguruan KedungJati menjadi semakin bergelora. Karena itu, ketika terdengarsuara bende dari pasukan Pajang dibunyikan untuk ketigakalinya, justru para prajurit Demaklah yang bersorak gemuruh.Tanpa aba-aba apapun, karena justru merekamenyesuaikan dengan aba-aba pasukan Pajang, prajuritDemak itupun segera bergerak menyongsong lawannyadengan suara yang gemuruh.

Glagah Putih dan Rara Wulan yang hanya dapatmenyaksikan pertempuran itu sebagian saja, menjadiberdebar-debar. Mereka melihat kedua pasukan yangberhadapan itu telah memasang gelar yang utuh.Untuk melindungi seluruh kademangan Sima, makapasukan Demak yang dibantu oleh perguruan Kedung Jati,telah memasang gelar yang melebar. Garuda Nglayang.Sementara itu, Pajang yang ingin menembus langsung kepusat kekuasaan di Sima yang sudah berada di tangan orangorangDemak itu, justru mempergunakan gelar yang lebihmemusatkan segala kekuatan dalam satu lingkaran. Itulahsebabnya Pajang memilih gelar Cakra Byuha. Para SenapatiPajang berharap gelarnya akan dapat mengoyak pertahananpasukan induk gelar lawan yang melebar itu.Namun untuk menghadapi gelar Cakra Byuha, maka gelarGaruda Nglayang telah memperkokoh pertahanan di indukpasukan, serta pada saat yang tepat, sayap-sayap gelar yangmasing-masing dipimpin oleh seorang Senapati, akan segeramenyerang Gelar Cakra Byuha di lambungnya.Dengan demikian, maka gelar Garuda Nglayang yangdipasang oleh pasukan Demak akan lebih condong akanbertahan. Namun pada saatnya, sayap-sayapnya akanmenjepit gelar yang bulat dari pasukan Pajang.Beberapa saat kemudian, pada saat matahari terbit, keduagelar itupun telah berbenturan. Sorak para prajurit dari keduabelah pihak bagaikan akan meruntuhkan langit. Namun,demikian mereka terlibat dalam pertempuran yang sengit,maka mereka tidak lagi bersorak-sorak. Teriakan-teriakanmemang masih terdengar dari antara mereka yangmenghentakkan senjata mereka.Pertempurannya segera menjadi semakin sengit. Keduabelah pihak berusaha untuk dapat menguasai medan.

Namun ketika matahari naik sepenggalah, maka pasukanPajang sempat mendesak pasukan Demak. Induk pasukanDemak kesulitan untuk mempertahankan serangan gelarpasukan Pajang yang langsung menghunjam ke pusatpertahanan.Namun para Senapati Demak, memang sudah menduga,bahwa untuk sementara pasukannya akan terdesak. Karenaitu, maka Senapati yang memimpin gelar pasukan Demakitupun segera memerintahkan para penghubung untukmemberi isyarat kepada sayap-sayap pasukannya.Ampat orang penghubung serentak telah melontarkan anakpanah sendaren ke langit. Dua ke arah sayap kiri dan dua kearah sayap kanan.Perintah itupun segera ditanggapi oleh para Senapati yangmemimpin sayap-sayap pasukan dalam gelar Garuda Nglayangitu. Bahkan para Senapati yang berada di sayap gelar itumenganggap bahwa justru perintah itupun sudah agakterlambat.Karena itu, selagi pasukan dalam gelar Cakra Byuha ituingin menembus induk pasukan dalam gelar Garuda Nglayangitu, maka Garuda itu seolah-olah telah mengepakkansayapnya.Sayap-sayap gelar Garuda Nglayang itupun dengangarangnya telah menyerang lambung Cakra Byuha.Para Senapati Pajang memang telah memperhitungkanbahwa sayap itupun akan segera menyerang lambung.Gelar Cakra Byuha itupun bagaikan menggeliat. Pasukanyang berada di lambung dan bagian belakang gelar CakraByuha itupun segera menyongsong gerak sayap pasukanDemak dalam gelar Garuda Nglayang itu.Demikianlah maka pertempuran menjadi semakin sengit.Namun gerak maju pasukan Pajangpun terhenti.

Kedua pasukan itu bertahan di garis benturan itu untukbeberapa lama. Kedua belah pihak telah mengerahkankekuatan mereka masing-maisng.Glagah Putih dan Rara Wulan menjadi tegang. PasukanDemak serta pasukan Pajang itupun segera mengerahkansegala kekuatan dalam gelar mereka masing-masing.Sementara itu, mataharipun telah menjadi semakin tinggi.Panasnya terasa bagaikan menyengat kulit.Ketika matahari mencapai puncaknya, maka kedua belahpihak telah sampai ke puncak kemampuan mereka pula.Namun masih belum nampak, pasukan manakah yang akanberhasil mengalahkan lawan mereka.Dalam pada itu, tiba-tiba saja pasukan Pajang telahmenghentak dengan sisa kekuatan dan tenaga mereka. Ketikamatahari turun ke sisi Barat, perlahan sekali pasukan yangsedang bertempur itu mulai beringsut.Para Senapati dari Demakpun menjadi cemas. Karena itu,maka dengan isyarat sandi, Senapati tertinggi dari pasukanDemak itupun telah menjatuhkan perintah kepada parapenghubung.Sejenak kemudian, maka beberapa anak panahsendarenpun telah berterbangan, justru dilontarkan kepadukuhan terdekat tetapi masih terangkum dalam lingkupkademangan Sima.Ternyata isyarat itu diberikan kepada pasukan cadanganyang masih berada di padukuhan. Pasukan cadangan itudisiapkan untuk menahan gerak maju pasukan Pajang, jikaternyata pasukan Demak terdesak. Tetapi Senapati tertinggiDemak di Sima menganggap bahwa pasukan cadangan itutidak usah menunggu. Namun mereka harus segera menujuke medan.

Demikianlah, sejenak kemudian, pasukan cadangan dariDemak dan perguruan Kedung Jati telah berlari-lari keluar daripadukuhan untuk segera bergabung di induk pasukan Demakyang masih tetap bertahan pada gelar Garuda Nglayang.Dengan demikian, maka pasukan Demak dalam gelarGaruda Nglayang itu telah mendapatkan tenaga yang masihsegar selain dengan demikian, maka jumlah merekapunsegera bertambah.Pasukan Pajangpun telah mengerahkan segenapkemampuan mereka. Para prajurit yang berada di ekor gelarCakra Byuhapun telah mendesak maju dan tampil pula dilambung untuk melawan kepak sayap pasukan Demak dalamgelar Garuda Nglayang.Meskipun demikian, ternyata bahwa pasukan Demak sertapara pengikut Ki Saba Lintang itu justru menjadi terlalu kuatbagi pasukan Pajang.Ketika matahari semakin turun, maka sulit bagi pasukanPajang untuk tetap bertahan dalam gelar Cakra Byuha yangsemakin terjepit. Karena itu, maka semakin lama pasukanPajangpun menjadi semakin terdesak surut.Para Senapati Pajang masih berusaha untuk bertahan dantetap dalam keutuhan gelarnya. Namun tekanan para prajuritDemak terasa menjadi semakin mendesak.Senapati Demak yang memimpin seluruh pasukan dalamgelar Garuda Nglayang itu adalah seorang yang pilih tanding.Dalam pertempuran yang sengit, Senapati Demak itu berhasilberhadapan dengan Senapati Pajang yang memimpin seluruhpasukannya dalam gelar Cakra Byuha. Keduanyapun telahterlibat dalam pertempuran yang semakin lama menjadisemakin sengit. Namun semakin lama semakin jelas, bahwaSenapati Pajang itu menjadi semakin terdesak.Rara. Apakah kita hanya akan tetap menjadi penontonsaja sampai akhir dari pertempuran itu?

Apa yang dapat kita lakukan, kakang?Aku akan memasuki arena pertempuran.Bagaimana kakang dapat melakukannya?Aku akan memegang pertanda yang aku terima dariMataram. Aku akan menyatakan diri dihadapan para prajuritPajang.Apakah mereka sempat memperhatikan pertanda yangkakang lekatkan pada ikat pinggang itu.Aku akan memegangi ikat pinggangku agar pertanda itudapat dilihat dengan jelas.Lalu, apa yang harus aku lakukan?Kau ikut bersama aku. Kenakan pakaian khususmu.Glagah Putih dan Rara Wulanpun segera mempersiapkandirinya. Keduanya merayap melingkar sampai ke belakanggelar Cakra Byuha yang semakin terdesak mundur. Bahkanhampir saja gelar Cakra Byuha itu pecah, karena Senapatiyang memimpin seluruh pasukan itupun menjadi semakinterdesak, sehingga ia tidak sempat lagi berbuat sesuatu bagigelarnya. Bahkan nyawanya sendiripun sudah terancam.Segores-segores luka telah mengoyak kulitnya, sehinggadarahpun telah menitik membasahi bumi Sima yang sedangdiperebutkan itu.Dalam keadaan yang gawat itu, dalam gerak mundur yangmenjadi semakin cepat, maka Glagah Putih dan Rara Wulantelah bergabung dengan gelar Cakra Byuha itu. Ketika seorangprajurit menyapanya, maka Glagah Putihpun segeramenunjukkan pertanda yang diterimanya dari Mataram.Kau petugas dari Mataram?Ya. Beri aku kesempatan melawan Senapati tertinggi dariDemak itu. Dengan demikian, maka Senapatimu akan sempat

memimpin gerak mundur gelar ini agar tidak pecah. Jika gelarini pecah, maka korban akan tidak terhitung lagi.Prajurit yang hampir berputus-asa itu tidak sempat berpikirlebih jauh. Iapun kemudian membawa Glagah Putih dan RaraWulan, menguak gelar Cakra Byuha yang semakin terjepit dariarah depan, sayap kiri dan sayap kanan itu, menemuiSenapatinya yang sudah hampir tidak berdaya lagi.-ooo0dw0ooo-Jilid 379KETIKA seorang pengawal Senapati yang sudah semakinterdesak itu mencoba untuk menghentikannya, maka sekalilagi Glagah Putih menunjukkan pertanda yang dibawanya dariMataram.Apa yang akan kau lakukan? bertanya pengawal yangsudah terluka bahkan cukup parah itu.Serahkan Senapati tertinggi dari Demak itu kepadaku.Ia seorang yang memiliki ilmu yang sangat tinggi. Kaulihat, bahwa Senapati tertinggi dari Pajang itu mengalamikesulitan. Bahkan gelar inipun sudah hampir pecahkarenanya.Glagah Putih tidak menjawab. Ia tidak mau kehilanganwaktu yang sangat berharga itu. Karena itu, maka iapunsegera meloncat ke samping Senapati tertinggi Pajang yangsudah tidak berdaya.Tepat pada waktunya, Glagah Putih mengayunkan ikatpinggangnya menangkis ayunan pedang Senapati tertinggiDemak yang hampir saja membelah dada Senapati Pajang.Setan alas. Siapakah kau yang berani menggangguku.Apakah kau juga ingin membunuh diri, atau menir biarkan

kematianmu sebagai tumbal bagi Senapati Pajang yang sudahtidak berdaya itu?Glagah Putihpun memperlihatkan pertanda yang dibawanyasambil berkata, Aku telah mengemban tugas untukmemerintahkan kepadamu, agar menarik pasukanmu.Perintah siapa?Kau lihat pertanda ini. Pertanda yang diberikan cileh KiPatih Mandaraka atas nama Kanjeng Sultan Hanyakrawati.Senapati Demak itu termangu-mangu sejenak. Namunkatanya, Jangan turut campur. Orang-orang Pajanglah yangtelah menyerang kami lebih dahulu.Kita akan membicarakannya nanti. Tetapi tarikpasukanmu agar pertempuran ini berhenti.Senapati dari Demak itu termangu-mangu sejenak. Namunkemudian seorang yang berwajah garang berteriak, Persetandengan Mataram.Kalian akan melawan Mataram?Kau dan orang-orang Pajang tentu akan menjebak kami.Jika kami menghentikan pasukan kami dan apalagi menarikmundur, maka mereka akan menerjang kami dengan buasnya,sehingga akhirnya kamilah yang akan menjadi korban.Aku juga akan menghentikan pasukan Pajang.Pertempuran ini akan berhenti sampai disini.Aku tidak peduli, teriak orang berwajah garang, bunuhsaja orang Mataram itu.Kau siapa? bertanya Glagah Putih, kau tidakmengenakan pakaian serta ciri-ciri prajurit Demak.Aku Senapati yang memimpin pasukan dari perguruanKedung Jati.

Gila. Kaulah yang tidak berhak ikut campur. BiarlahSenapati pasukan Demak mengambil keputusan.Namun agaknya Senapati dari Demak itupun sudahterpengaruh pula oleh sikap orang berwajah garang itu.Karena itu, maka Senapati Demak itu justru berteriak.Hancurku pasukan Pajang. Jangan sia-siakan kesempatanini. Bunuh semua orang yang ada di dalam gelar Cakra Byuhayang sudah kita jepit dengan sayap-sayap gelar GarudaNglayang.Glagah Putih tidak mempunyai pilihan lain. Kepada RaraWulan iapun berkata, Selesaikan orang yang mengakuSenapati dari perguruan Kedung Jati ini.Baik, kakang.Aku akan berbicara lagi dengan Senapati dari Demak ini.Tidak ada yang harus dibicarakan.Apakah kau sadari, bahwa jika kau tidak tunduk kepadaperintah Mataram serta atas namanya, berarti bahwa kautelah memberontak?Kalian tidak berhak memerintah kami.Demak adalah bagian dari keutuhan Mataram. Karena itu,maka Demak, termasuk segala jajaran yang beradadibawahnya, harus tunduk kepada Mataram.Cukup. Sekarang kau akan mati, Kau telah mengganggulangkah terakhirku untuk membunuh Senapati Pajang yangtidak lebih dari seekor tikus kecil.Glagah Putihpun segera bersiap. Tetapi ia masihmenggeram, Kau sadari, bahwa hukuman bagi seorangpemberontak adalah hukuman mati.Aku tidak mengakui wewenang Mataram untukmenghukum seorang perwira prajurit Demak.

Aku tidak memerlukan pengakuanmu. Jika kau berkerasmenolak perintahku, maka akulah yang akan membunuhmu.Senapati Demak itu menjadi sangat marah. Iapun segerameloncat menyerang Glagah Putih.Sambil meloncat menghindar, Glagah Putihpun berkatakepada Senapati Pajang, Selamatkan gelarmu. Jika kau harusmundur, kau dan prajurit-prajuritmu harus tetap berada dalamgelar.Senapati dari Pajang itu menyadari, bahwa jika gelarpasukannya pecah, maka korban akan semakin bertambahbanyak.Karena itu, dalam keadaan luka, Senapati Pajang ituberusaha untuk meneriakkan aba-aba, agar gelar pasukannyatetap utuh.Sementara itu, Rara Wulan telah berhadapan dengan orangyang berwajah garang yang mengaku Senapati pasukan dariperguruan Kedung Jati.Apakah kau benar murid perguruan Kedung Jati?bertanya Rara Wulan.Ya. Aku adalah murid terpercaya dari perguruan KedungJati yang ditugaskan untuk mendampingi pasukan dariDemak.Siapa namamu?Buat apa kau tanyakan namaku?Aku adalah murid terbaik dari perguruan Kedung Jati.Tetapi aku masih tetap berdiri pada jalur jalan lurus yangdiletakkan oleh para pimpinan perguruan Kedung Jati.Sekarang, apalagi dibawah pimpinan Saba Lintang perguruanKedung Jati telah keluar dari garis perjuangan yang diletakkansejak semula.

Jangan membual. Jika kau benar murid dari perguruanKedung Jati, katakan siapa gurumu.Sekar Mirah. Sedangkan mbokayu Sekar Mirah adalahmurid Ki Sumangkar. Karena itu, maka aku telah menguasaiilmu dari aliran perguruan Kedung Jati.Omong kosong.Sekarang, kita buktikan. Sedangkan jika benar kaumemang murid dari perguruan Kedung Jati, maka akumemang sedang dalam tugas membabat dahan dan ranti ngrantingdari perguruan Kedung Jati yang keluar dari nilai-nilaiwatak dan sifatnya.Semua itu omong kosong. Sekarang bersiaplah untukmati. Apalagi kau seorang perempuan. Betapa tinggi ilmumu,namun kau tidak akan mampu mengimbangi ilmuku.Demikianlah, maka Rara Wulanpun telah menapak kedalamlingkaran pertempuran melawan orang berwajah garang yangmengaku murid dari perguruan Kedung Jati, bahkan Senapatipasukan dari Kedung Jati yang berada di arena pertempuranitu.Dalam pada itu, kesempatan Senapati Pajang untuk beradadiantara prajurit-prajuritnya memang dapat mempengaruhikeadaan, sehingga pasukan Pajang masih tetap mampubertahan dalam keutuhan gelar perangnya.Namun pasukan Pajang itu masih saja mengalami kesulitanuntuk bertahan. Perlahan-lahan pasukan Pajang dalam gelarCakra Byuha itu terdesak surut.Namun mati-matian, Senapati Pajang yang terluka itu harusberjuang keras untuk mempertahankan gelarnya. SenapatiPajang itu sendiri telah berada di sayap kiri pasukannya, yangmengalami tekanan terberat. Kemudian Senapati pengapitnya,yang semula bertempur melawan orang yang mengakuSenapati pasukan dari perguruan Kedung Jati itu, berada di

sayap kanan. Keduanya sudah terluka tetapi keduanya telahmelupakan luka-luka di tubuh mereka Dengan sisa-sisatenaganya mereka berusaha mempertahankan agar gelarCakra Byuha itu tidak pecah.Sementara itu. Rara Wulan masih bertempur dengan orangyang mengaku murid terpercaya dari perguruan Kedung Jatiitu. Dengan garangnya orang itu menyerang Rara Wulan danberniat untuk menghentikan perlawanannya dalam waktusingkat. Selanjutnya, Senapati dari perguruan Kedung Jati ituingin segera memecah gelar Cakra Byuha dari pasukan Pajangdan menghancurkan para prajurit Pajang sampai lumat.Tetapi ternyata perempuan itu telah menghalanginyaDengan tangkasnya pula Rara Wulan melawan orang yangmengaku murid perguruan Kedung Jati itu dengan ilmu yangmenunjukkan ciri-ciri dari aliran ilmu perguruan Kedung Jati.Orang itu mulai menjadi bimbang. Ia sudah mendengarnama besar Ki Sumangkar, yang merupakan salah seorangpemimpin terbaik dari perguruan Kedung Jati. Namun sejak itupula telah nampak warna-warna jernih dan buram yangterdapat dalam perguruan Kedung Jati.Pertempuran diantara kedua orang yang sama-samamenunjukkan ciri-ciri aliran perguruan Kedung Jati ituberlangsung dengan sengitnya. Tetapi Rara Wulan telahmenempa dirinya dengan laku yang luar biasa, sehingga bobotilmunya, meskipun ia masih berusaha untuk tetap dikenalsebagai murid perguruan Kedung jati, menjadi semaianmenyulitkan lawannya.Menyerahlah, berkata Rara Wulan, aku harusmengadilimu. Kau telah keluar dari jalan yang sebenarnyaharus ditempuh oleh murid-murid perguruan Kedung Jati.Omong kosong. Kau mengemban tugas-tugas yangdiberikan oleh pimpinan tertinggi dari perguruan Kedung Jati.Aku mengemban tugas Ki Saba Lintang.

Kalau benar kata-katamu, bukan hanya kau yang harusdiadili, Ki Saba Lintangpun juga harus diadili.Gila. Kau sudah meremehkan nama pemimpin tertinggidari perguruan Kedung Jati.Ki Saba Lintanglah yang telah merusak citra dariperguruan Kedung Jati. Seharusnya perguruan Kedung Jatimenyinarkan cahaya yang dapat membantu menerangikegelapan di sekitarnya, sekarang justru sebaliknya Ki SabaLintang telah menyebarkan kegelapan itu sendiri.Persetan kau perempuan celaka. Keduanyapun telahterlibat lagi dalam pertempuran yang semakin sengit. Ketikaorang yang mengaku murid terpercaya dari perguruan KedungJati itu menyerang Rara Wulan dengan goloknya yang besar,yang diputarnya seperti baling-baling, maka Rara Wulanpuntelah memperlunakan selendangnya.Lawannya itupun segera menjadi bingung. Ternyata tenagadalam Rara Wulan itu sangat besar. Meskipun ujudnya. RaraWulan adalah seorang perempuan namun orang itu harusmengakui, bahwa ia semakin lama menjadi semakin terdesak.Rara Wulan memutar selendangnya dengan cepat,sehingga seakan-akan tubuhnya lelah dilapisi dengan kabuttipis, namun yang tidak tertembus oleh senjata lawannya.Bahkan ketika ujung selendang itu menyentuh kulitlawannya, maka segores luka telah menganga. Seakan-akankulitnya itu telah tergores oleh pedang yang tajamnya tujuhkali tajam pisau pencukur.Orang itu berteriak marah. Dihentakkannya ilmunya dengansegenap sisa kekuatan dan kemampuan yang ada padanya.Namun ternyata ilmu perempuan itu beberapa lapis lebihtinggi. Rara Wulan dengan cepat telah mendesak orang itusehingga orang itu menjadi semakin sulit, untukmenghadapinya.

Meskipun demikian, Rara Wulan tidak menjadi lengah. Jikaorang itu benar-benar murid kepercayaan dari perguruanKedung Jati, maka tiba-tiba saja orang itu akan dapatmelontarkan ilmu pamungkasnya.Tetapi Rara Wulan sama sekali tidak melihat tandatandanya,bahwa orang itu akan melontarkan ilmu andalanperguruan Kedung Jati.Dengan demikian, maka pertarungan itupun semakinmenjadi berat sebelah. Orang yang mengaku Senapati dariperguruan Kedung Jati itu menjadi semakin tidak berdaya.Keadaan itu ternyata sangat mempengaruhi gairah muridmuridperguruan Kedung Jati yang dipimpinnya. Dalamkeadaan yang sangat terjepit, maka Senapati dari perguruanKedung Jati itupun telah memberikan isyarat, agar saudarasaudaraseperguruannya datang membantunya.Meskipun dua orang murid perguruan Kedung Jati yanglaintelah bergabung dengan Senapatinya itu, namun merekamasih saja tidak mampu menahan Rara Wulan. Apalagi orangyang mengaku Senapati itu lukanya menjadi semakin parah.Selendang Rara Wulan yang menghentak dadanya, bagaikantelah menghentikan nafasnya.Ketika beberapa orang lagi berniat untuk bergabungdengan orang yang mengaku kepercayaan perguruan KedungJati itu, maka prajurit-prajurit Pajangpun telah berusahamenghalanginya.Sementara itu, Senapati dari perguruan Kedung Jati sertakedua orang saudara seperguruannya itupun menjadi semakinterdesak.Rara Wulan memang menjadi semakin bersungguhsungguh.Apalagi ketika kedua orang murid Kedung Jati itutelah bergabung.

Namun Rara Wulanpun kemudian meyakini, bahwa paramurid Saba Lintang itu belum benar-benar menguasai ilmuperguruan Kedung Jati sampai tuntas.Karena itu, maka sekali lagi Rara Wulan berkata, Inikesempatanmu terakhir untuk menyerah.Persetan. Sebentar lagi gelar Cakra Byuha itu akan pecah.Kami akan segera menumpas para prajurit Pajang.Jawaban murid perguruan Kedung Jati itu ternyata telahmemperingatkan Rara Wulan, bahwa ia harus segeramenyelesaikan lawannya. Ia berpacu dengan waktu. Jika gelarpara prajurit Pajang itu lebih dahulu pecah, maka pengaruhkeberadaannya di medan tidak akan begitu besar. Bahkanmungkin ia sendiri akan mengalami kesulitan.Karena itu, maka Rara Wulanpoun segera menghentakkanilmunya. Selendangnya bergerak semakin cepat. Ketika orangyang mengaku kepercayaan Ki Saba Lintang itu mencobameloncat sambil menjulurkan goloknya kear-ah dada RaraWulan, maka ujung selendang Rara Wulanpun telah menebasdengan cepat. Ketika ujung selendang itu menggores dadalawannya, maka dada itupun telah menganga oleh luka.Orang yang mengaku kepercayaan Saba Lintang ituberteriak keras sekali. Tetapi justru saat ia menghentakkansisa kekuatannya untuk berteriak, maka darah bagaikanditumpahkan dari luka-lukanya itu.Sejenak kemudian, maka orang itupun terpelanting jatuhdan tubuhnyapun kemudian telah terbaring ditanah.Kedua orang saudara seperguruannya telah menyerangRara Wulan dari dua arah. Tetapi selendangnya yang berputartelah menyambar keduanya, sehingga keduanya terlemparjatuh terbaring. Punggung merekapun rasa-rasanya bagaikanmenjadi patah.

Prajurit Pajang yang melihat Senapati para muridperguruan Kedung Jati itu terkapar, maka merekapun segeraberteriak, didahului oleh pemimpin kelompok prajurit yangberada di wajah gelar Cakra Byuha itu. Pemimpin kelompok itumenyadari, bahwa sorak prajurit-prajuritnya akan sangatberpengaruh terhadap gejolak jiwani para prajurit yangsedang bertempur ituDemikian pemimpin kelompok itu bersorak, maka prajuritprajuritnyapunbersorak pula.Sorak para prajurit itu benar-benar menggetarkan medan.Beberapa orang saudara seperguruan Senapati kepercayaan KiSaba Lintang itupun berusaha untuk merebut tubuhnya yangsudah tidak bernafas lagi. Sementara itu, kematiannya telahmenguncupkan keberanian saudara-saudara seperguruannya.Apalagi Rara Wulan masih saja bertempur dcmgan garangnyadi antara para prajurit Pajang yang mempergunakan saatkematian Senapati itu dengan sebaik-baiknya. Pemimpinkelompok prajurit Pajang itu nampaknya menguasai tugasnyabukan saja dalam mengatur gelar, tetapi juga mengertibagaimana memanfaatkan saat-saat yang dapatmempengaruhi pertempuran itu dari beberapa sisi. Karena itu,maka ia masih saja berteriak-teriak untuk memancing agarprajuritnya yang sudah hampir kehilangan harapan itu dapatbangkit kembali.Sebenarnyalah bahwa terjadi gejolak di induk pasukanDemak dalam gelar Garuda Nglayang itu.Sementara itu. Senapati Demak yang memimpin gelarnyajustru menjadi semakin terdesak oleh Glagah Putih.Sambil memberikan tekanan kewadagan, Glagah Putihmasih sempat menunjukkan pertanda yang diterimanya dariMataram sambil berkata lantang, terakhir akumemperingatkanmu. Tarik pasukanmu. Aku berjanji untukmenghentikan pasukan dari Pajang. Jika tidak, maka aku

menganggapmu sebagai pemberontak. Dan karena itu akudatang untuk menjatuhkan hukuman mati kepadamu.Senapati pasukan Demak itu menggeram marah. Tetapi iatidak dapat ingkar, bahwa orang yang membawa pertandadari Mataram itu adalah seorang yang berilmu sangat tinggi.Meskipun demikian, pemimpin prajurit Demak itu, tidakmau menyerahkan dirinya. Ia masih saja bertempur dengangarangnya.Namun keseimbangan pertempuran itu sudah berubah.Sayap-sayap gelar Garuda Nglayangnya tidak lagi terasamenjepit lambung gelar Cakra Byuha pasukan Pajang.Keberadaan Senapati Pajang di lambung gelarnya memangsangat mempengaruhi keseimbangan pertempuran. Senapatiyang semula memimpin lambung gelar Cakra Byuha itupunbertempur seperti harimau yang terluka. Bersama denganSenapati seluruh pasukan Pajang, meskipun sudah terluka, iasempat mendesak Senapati Demak yang memimpin sayapgelarnya. Demikian pula pada lambung yang lain. Senapatiyang semula bertempur melawan kepercayaan Ki Saba Lintangitu telah menggetarkan pertempuran di lambung gelarnya.Bagaimanapun juga, pengaruh seorang Senapati dalamperang gelar sangat besar bagi prajurit-prajuritnya. SenapatiDemak yang terdesak itupun sangat mempengaruhi medan.Apalagi ketika tubuhnya mulai di lukai ikat pinggang GlagahPutih. Maka perlawanannya menjadi semakin surut.Meskipun demikian, kemarahan yang tidak terkendali masihsaja membakar jantungnya. Ia menganggap bahwakedatangan orang Mataram itu telah mengacaukan bayangankemenangan yang sudah ada di depan hidungnya. Karena itu,maka orang Mataram itu harus dibunuhnya.Namun tidak mudah bagi Senapati Demak itu untukmengalahkan Glagah Putih. Bahkan semakin lama SenapatiDemak itu bahkan semakin terdesak.

Dalam keadaan yang sangat sulit, maka Senapati Demakitu tidak mau menunda-nunda akhir dari pertempuran itu. Iaharus segera menghentikan perlawanan orang Mataram itu.Meskipun semakin lama ia menjadi semakin terdesak, namunia tidak yakin, bahwa orang Mataram itu akan mampumenahan Aji Pamungkasnya.Karena itu, ketika Senapati Demak itu tidak mempunyaikesempatan lagi dalam pertempurtan itu, maka iapun segerameloncat surut untuk mengambil ancang-ancang.Beberapa orang prajuritnya yang terdesak tahu pasti, apayang akan dilakukan oleh Senapatinya itu. Karena itu, makamerekapun segera menempatkan diri. Demikian orangMataram itu dikenai Aji Pamungkas dan terlempar jatuh, makamerekapun akan bersorak dan sekaligus menyerang orangorangPajang sepwrti banjir bandang. Orang-orang Pajang itutentu akan kehilangan segala harapan sehingga mereka akandengan mudah dapat dilumatkan.Sementara itu, Glagah Putih yang melihat lawannyamengambil ancang-ancang, tahu pasti bahwa Senapati Demakitu akan menyerangnya dengan Aji Pamungkasnya. Karenaitulah, maka Glagah Putih tidak mau kehilangan kesempatan.Ia tidak tahu seberapa tinggi tataran kekuatan Aji PamungkasSenapati dari Demak itu.Karena itu, demikian orang itu melepaskan AjiPamungkasnya, yang berujud bagaikan gumpalan lidah apiyang menjulur dan kemudian terbang ke arah Glagah Putih,maka Glagah Putihpun telah melepaskan Aji Pamungkasnyapula.Seleret sinar meluncur dari telapak tangan Glagah Putih,membentur gumpalan lidah api yang dilepaskan oleh SenapatiDemak itu.

Sebuah benturan yang menggetarkan telah terjadi. Namuntingkat kemampuan Senapati dari Demak itu masih beberapalapis dibawah kemampuan Glagah Putih.Karena itu, ketika benturan itu terjadi, Glagah Putihmemang tergetar, tetapi ia tidak terdorong surut.Sementara itu, Senapati Demak itupun telah terlemparbeberapa langkah. Tubuhnya terbanting di tanah.Ternyata Senapati Demak itu tidak lagi sempat menggeliat.Demikian benturan itu terjadi, maka seluruh isi dadanyabagaikan menjadi lumat. Tulang-tulang iganya bagaikanberpatahan.Yang kemudian bersorak adalah para prajurit Pajang,gelora sorak mereka bagaikan mengguncang bumi tempatmereka berpijak.Kematian Senapati Demak bagaikan tubuh yang telahkehilangan tulang-tulangnya. Gelora jiwa mereka untukbertempur dan menghancurkan prajurit Pajang, bagaikanterbang dihembus angin prahara.Beberapa orang prajurit Demak segera berusahamenyingkirkan tubuh Senapatinya dan membawanya kebelakang garis pertempuran. Tetapi prajurit Pajang tidakmelewatkan kesempatan itu. Satu saat yang sangatmenentukan tidak boleh dilewatkan.Karena itu, yang kemudian bersorak tidak hanya prajuritPajang yang ada di bagian depan gelar Cakra Byuha yanghampir saja pecah itu. Tetapi semua prajurit Pajangpun telahbersorak, meskipun mereka yang berada di belakang masihbelum tahu. apa yang telah terjadi.Namun sejenak kemudian seorang penghubung telahmenyampaikan berita itu ke bagian belakang gelar CakraByuha yang telah melibatkan diri bertempur bersama-samapara prajurit Pajang yang berada di lambung.

Kematian dua orang Senapati yang menjadi kebanggaanpara prajurit Demak itu telah membuat seluruh pasukannyamenjadi sangat gelisah. Apalagi mereka yang berada di indukpasukan itu tidak ada yang mampu untuk menahan GlagahPutih dan Rara Wulan yang bertempur bersama-sama paraprajurit dari Pajang.Akhirnya, bukan gelar Cakra Byuha dari Pajang yang pecah.Tetapi gelar Garuda Nglayang dari Demaklah yang kemudianterdesak surut. Namun para pemimpin kelompok prajuritDemak serta mereka yang mengaku para murid dariperguruan Kedung Jati itu berusaha sekuat tenaga, agarmereka bergerak mundur dalam gelarnya yang masih utuh.Baru ketika mereka sudah hampir sampai di padukuhan,gelar Garusa Nglayang itupun telah terpecah.Tetapi para prajurit itupun dengan cepat menyelinap kedalam padukuhan yang terdekat. Sementara itu, Glagah Putihtelah meneriakkan aba-aba agar pasukan Pajang lid:ikmengejar mereka. Baik dalam gelar Cakra Byuha atau dalamgelar yang lain, seperti gelar Glatik Neba untuk memburu paraprajurit Demak yang bagaikan hilang di padukuhan.Para Senapati dan pemimpin kelompok prajurit Pajangdengan susah payah telah menahan pasukan mereka agartidak memasuki padukuhan, karena mereka tidak mengenalmedannya sebaik para prajurit Demak yang telah menyusupke dalamnya.Dengan demikian pasukan Pajang yang masih dalamtatanan gelar Cakra Byuha berhenti di hadapan padukuhanmasih termasuk dalam lingkungan kademangan Sima itu.Senapati Pajang yang memimpin pasukan Pajang itupunkemudian telah menemui diagah Putih. Dengan lantang iapunberkata, Kenapa kita tidak langsung memasuki kademanganSima? Bukankah pasukan Demak itu sudah kehilangankemampuannya untuk melawan pasukan kami ?

Kalian tidak akan mungkin dapat memasuki Sima dalamkeadaan yang memungkinkan kalian untuk menguasai Sima,jawab Glagah Putih.Kenapa ?Kau sadari bahwa pasukanmu sebenarnya sudah sangatparah. Hanya karena gertakan terakhir, dengan terbunuhnyakedua orang Senapati tertinggi dari Demak dan perguruanKedung Jati itu sajalah, kalian dapat mendesak gelar pasukanDemak.Tidak. Jika kita sempat memburu mereka, maka kita akanmenghancurkan mereka di kademangan Sima.Pasukanmu tidak akan mampu melakukan. Lihat kenyataanitu. Kau sendiri sudah terluka, bahkan agak parah. Demikianpula Senapati pendampingmu. Bahkan para prajurit Demaktentu lebih mengenali medan dari pada kalian. Gelar GarudaNglayang itu tentu akan mereka tinggalkan. Yang akan terjadiadalah perang brubuh. Apakah kalian siap bertempur dalamperang brubuh di medan yang lebih banyak dikenal olehmusuh-musuh kalian ?Prajurit Pajang adalah prajurit yang terlatih. Tidak kalahtanggon dengan prajurit Mataram.Aku tahu. Tetapi kenapa kalian tidak mau melihatkenyataan yang baru saja terjadi dengan pasukanmu.Sekarang aku nasehatkan kau menarik pasukanmu mundur keperkemahan. Sementara itu matahari sudah semakin rendah.Jika kalian nekad memasuki Sima. seandainya kalian dapatmenduduki satu pedukuhan yang berada di hadapan kita,namun setelah matahari terbenam, maka kalian akandilumatkan.Ternyata kau justru menghalangi tugas kami.Baik. Baik. Jika demikian, bawa pasukanmu memasukineraka yang ada di hadapanmu itu, lalu katanya kepada Rara

Wulan, marilah kita pergi. Aku tidak sampai hati melihat paraprajurit Pajang ini esok pagi tidak lagi memiliki kepalanyamasing-masing karena semalamian mereka akan dibantai olehprajurit Demak yang lebih menguasai medannya.Kalian akan kemana ? Kalian akan meninggalkan tugaskalian begitu saja ?"Tugas apa ?"Bukankah kalian prajurit dari Mataram ? Kalianseharusnya ikut berjuang bersama kami untuk menindaspemberontakan Demak, mumpung masih belum berkembangsemakin besar.Aku memang petugas dari Mataram. Tetapi akumempunyai tugasku sendiri bersama isteriku. Jika akumelibatkan diri di pertempuran ini, karena aku berniat untukmelerainya jika mungkin. Karena hal itu tidak mungkin akulakukan, maka aku justru menempatkan diri bersama pasukanPajang, karena aku tahu bahwa Demak mulai meninggalkanikatan persatuannya dengan Mataram.Kemudian sekarang kau akan meninggalkan kami?Saranku, kembalilah ke kemah.Senapati Pajang itupun termangu-mangu sejenak. Namunkemudian iapun memberi isyarat kepada pasukannya untukkembali ke perkemahan.Dalam gerak surut itu, pasukan Pajang sempat mencarikorban pertempuran yang baru saja berlangsung. Yangterbunuh dan yang terluka parah. Sementara langitpunmenjadi semakin muram.Ketika malam turun, maka para prajurit Pajang itu telahmenyalakan api di tengah-tengah perkemahannya, sementaradi dapur, asappun telah mengepul pula.

Sementara itu beberapa orang tabib yang ada dalampasukan Pajang itu telah bekerja keras untuk mengobatiorang-orang yang terluka.Dalam pada itu, Glagah Putih dan Rara Wulanpun telahmenemui Senapati Pajang yang terluka itu. Ada beberapa halyang akan disampaikannya kepada Senapati Pajang itu.Sebaiknya kau bawa pasukanmu kembali ke Pajangsebelum fajar esok dengan diam-diam, berkata Glagah Putih.Kenapa ? Kau ini sebenarnya mau apa? Apakah kau inginagar tugas yang aku emban ini gagal ?Tidak. Tetapi kau harus mengerti, bahwa Demak akandapat mengerahkan pasukan dua kali lipat dari pasukannyahari ini. Pasukan Demak dan pasukan perguruan Kedung Jatitelah mempersiapkan Sima dengan baik. Demak mempunyaisepasukan Wiratani yang terlatih dan yang jumlahnya banyaksekali. Sebelum kalian datang, anak-anak muda Sima, bahkansemua laki-laki yang masih kuat, telah dilatih perang-perangansepekan dua kali, sehingga mereka telah mempunyaikesiagaan kewadagan yang kuat. Sementara merekamelakukan latihan-latihan kewadagan, maka jiwa merekapunsetiap kali selalu diracuni dengan janji-janji yang membuatmereka kehilangan kepribadian mereka.Kami tidak akan gentar menghadapi pasukan yang tidakdisiapkan dengan baik. Jumlah orang tidak banyakberpengaruh terhadap kekuatan sebuah pasukan yang kokohseperti pasukan Pajang sekarang ini.Jangan meremehkan kekuatan pasukan Demak di Sima.Jika kalian minta bantuan pasukan ke Pajang, maka kaliansudah terlambat. Besok saat fajar menyingsing, mereka sudahada disekitar perkemahan ini.Tetapi Senapati Pajang yang terluka itu menggeleng sambilberkata, Aku tidak akan pergi. Aku akan menghancurkan

mereka. Apakah mereka yang datang kemari, atau aku yangakan datang ke Kademangan Sima.Glagah Putih termangu-mangu sejenak. Namun kemudianRara Wulanlah yang bertanya, Jadi. apakah rencanamuesok?Besok aku akan mempersiapkan pasukanku sebaikbaiknya.Tetapi besok aku tidak akan menyerang. Aku akanbertahan di perkemahan ini jika mereka menyerang. Jikabenar seperti yang kau katakan, bahwa pada saat fajarmenyingsing mereka sudah ada di sekitar perkemahan ini,maka kita akan menghancurkan mereka dengan gelar JurangGrawah.Aku nasehatkan sekali lagi, tinggalkan perkemahan ini.Jangan halangi aku. Aku berterima kasih karena kausudah menyelamatkan aku dan gelarku hari ini. Tetapi kautidak berhak menghentikan aku.Ganjaran apa yang kau harapkan sehingga kaukehilangan perhitunganmu sebagai seorang Senapati?Mungkin kau mendapat keterangan yang keliru tentang Sima.Tetapi apa yang terjadi hari ini. seharusnya merupakanperingatan bagimu.Terima kasih atas kepedulianmu. Tetapi kau justru telahmenyinggung perasaanku, seakan-akan aku adalah pemburuganjaran, sehingga aku menjadi mata galap.Aku minta maaf, sahut Glagah Putih. Lalu katanya,Tetapi pertimbangkan pendapatku.Aku sudah mempertimbangkannya.Dan kau tetap pada pendirianmu?Ya.Jika demikian, terserah kepadamu. Kaulah Senapatipasukan Pajang di Sima, sehingga karena itu, maka kaulah

yang bertanggungjawab. Segala sesuatunya terserahkepadamu, lalu katanya kepada Rara Wulan, Rara. Marilahkita pergi. Kita tidak berguna lagi disini.Sebenarnya aku minta kalian tetap tinggal.Kalau kau dengarkan pendapatku, aku akan tetapbersama kalian dalam perjalananmu kembali ke Pajang malamini.Maaf Ki Sanak. Aku tidak akan meng