repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB II DARI PORTUGIS KE NUSANTARA...

30
27 BAB II DARI PORTUGIS KE NUSANTARA HINGGA MENJADI KERONCONG TUGU Pada Bab II ini akan dikaji keberadaan musik Keroncong Tugu. Kajian ini dilatarbelakangi oleh sejarah lahirnya musik keroncong di Indonesia, yakni ketika Portugis mulai melakukan pelayaran ke wilayah Timur. Musik Keroncong yang dimaksudkan penulis dalam pembahasan ini adalah musik Keroncong Tugu yang juga menjadi awal lahirnya musik keroncong pertama di Indonesia yang masih tetap hidup dan mempertahankan ciri khasnya sehingga musik Keroncong Tugu djadikan sebagai identitas bagi kebudayaan orang-orang keturunan Portugis di Kampung Tugu yang tetap mempertahankan keaslian musiknya serta menjadi kelompok musik keroncong tertua yang tetap eksis dalam kancah musik populer Indonesia hingga sekarang. 2.1 Kedatangan Bangsa Portugis ke Indonesia Lahirnya musik keroncong di tanah air Indonesia sangat berkaitan erat dengan sebuah nilai sejarah yang diawali sejak datangnya bangsa Portugis ke Nusantara, yakni ke bagian Timur wilayah Indonesia. Kedatangan bangsa Portugis diperkirakan kurang lebih sekitar abad ke lima belas yang mana hal itu didasari oleh rasa keingintahuan mereka akan kesuburan tanah Indonesia serta melimpahnya hasil bumi Indonesia khususnya rempah-rempah yang sangat dibutuhkan bangsa Eropa terlebih ketika terjadi musim dingin. Selama musim

Transcript of repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB II DARI PORTUGIS KE NUSANTARA...

Page 1: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB II DARI PORTUGIS KE NUSANTARA HINGGA MENJADI …2.1 Kedatangan Bangsa Portugis ke Indonesia . Lahirnya musik

27

BAB II

DARI PORTUGIS KE NUSANTARA HINGGA

MENJADI KERONCONG TUGU

Pada Bab II ini akan dikaji keberadaan musik Keroncong Tugu. Kajian

ini dilatarbelakangi oleh sejarah lahirnya musik keroncong di Indonesia, yakni

ketika Portugis mulai melakukan pelayaran ke wilayah Timur. Musik Keroncong

yang dimaksudkan penulis dalam pembahasan ini adalah musik Keroncong Tugu

yang juga menjadi awal lahirnya musik keroncong pertama di Indonesia yang

masih tetap hidup dan mempertahankan ciri khasnya sehingga musik Keroncong

Tugu djadikan sebagai identitas bagi kebudayaan orang-orang keturunan

Portugis di Kampung Tugu yang tetap mempertahankan keaslian musiknya serta

menjadi kelompok musik keroncong tertua yang tetap eksis dalam kancah musik

populer Indonesia hingga sekarang.

2.1 Kedatangan Bangsa Portugis ke Indonesia

Lahirnya musik keroncong di tanah air Indonesia sangat berkaitan erat

dengan sebuah nilai sejarah yang diawali sejak datangnya bangsa Portugis ke

Nusantara, yakni ke bagian Timur wilayah Indonesia. Kedatangan bangsa

Portugis diperkirakan kurang lebih sekitar abad ke lima belas yang mana hal itu

didasari oleh rasa keingintahuan mereka akan kesuburan tanah Indonesia serta

melimpahnya hasil bumi Indonesia khususnya rempah-rempah yang sangat

dibutuhkan bangsa Eropa terlebih ketika terjadi musim dingin. Selama musim

Page 2: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB II DARI PORTUGIS KE NUSANTARA HINGGA MENJADI …2.1 Kedatangan Bangsa Portugis ke Indonesia . Lahirnya musik

28

dingin di Eropa, tidak ada salah satu cara pun yang dapat dijalankan untuk

mempertahankan agar semua hewan-hewan ternak dapat tetap hidup. Kerena itu

banyak hewan ternak yang disembelih dan dagingnya kemudian harus di

awetkan. Untuk itulah diperlukan sekali banyak garam dan rempah-rempah.

Cengkeh dari Indonesia Timur adalah yang paling berharga. Indonesia

juga menghasilkan lada, buah pala, dan bunga pala. Kekayaan alam Indonesia

yang begitu melimpah termasuk dalam tanaman rempah-rempah menjadi alasan

Portugis ingin menguasai daerah Indonesia sekaligus menguasai pasaran Eropa.

Hal serupa juga dikatakan oleh seorang ahli sejarah dan arkeologi Islam

Uka Tjandrasasmita dalam bukunya Indonesia-Portugal: Five Hundred Years Of

Historical Relationship (Capessa 2002), mengutip sejumlah ahli sejarah,

menyebutkan tidak hanya ada satu motivasi kerajaan Portugis datang ke Asia.

Ekspansi itu mungkin dapat diringkas dengan tiga kata bahasa Portugis, yakni

Feitoria, Furtaleza, dan Igreja yang arti harafiahnya adalah emas, kejayaan, dan

gereja atau perdagangan, dominasi militer dan penyebaran agama Katolik.

Pendeta Francisan bernama John dari Monte Corvino dapat dikatakan

sebagai orang pertama yang menginjakkan kakinya di Asia sebelum Marcopolo

melakukan perjalanannya. Dia dan juga beberapa orang temannya mamou

mencapai daerah Asia melalui laut, dari India dan Teluk Persia dan melewati

Asia Tenggara. Sejak saat itu akhirnya beberapa misionasris melakukan

perjalanan pulang-pergi melalui jalur laut. Sekitar tahun 1342, pendeta

misionaris lain yang bernama John Mariggnolli dari Florencia datang ke Cina

dengan menggunakan jalur darat dan kemudian kembalai lagi ke rumahnya pada

Page 3: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB II DARI PORTUGIS KE NUSANTARA HINGGA MENJADI …2.1 Kedatangan Bangsa Portugis ke Indonesia . Lahirnya musik

29

bulan Desember 1346, melewati Asia Tenggara. Berdasarkan pengalaman

perjalanannya melewati Asia Tenggara ia kemudian menggambarkan “Saba”

(Jawa atau Sumatera) adalah sebuah daerah pedalaman yang tidak ada

bandingannya serta cerita lain yang dinilai Hall sebagai “kisah fantastik” (Hall,

ibid, hal.232)

Kemudian menyusul pula sebuah keluarga terhormat bernama Nicole de’

Contian yang juga adalah orang Eropa untuk melakukan perjalanan ke Asia

Tenggara. Dia adalah seorang yang mencari peluang dagang dan menghabiskan

waktu kurang lebih 25 tahun mengembara di daerah Timur, berkunjung ke pulau

Sumatera dan Jawa dan kembali pulang pada tahun 1444. Ia melukiskan pulau

Sumatera sebagai pulau yang kaya akan merica dan emas.

Setelah itu menyusul pula seorang Italia yang bernama Hieronomo de

Santo Stefano datang berkunjung juga ke pulau Sumatera pada tahun 1496 dan

ia menggambarkan pula bahwa pulau Sumatera adalah sebuah tempat tumbuh

suburnya merica, sutera, lada, kapur barus, kayu cendana,dan banyak hasil bumi

melimpah lainnya. Tidak lama berselang Santo Stefano diikuti oleh perantau

lainnya dari Bologna, Ludovico di Varthema, pada tahun 1502 dan merupakan

orang pertama yang mengenalkan Selat Melaka kepada orang Eropa. Dia

menggambarkan Melaka adalah sebagai sebuah selat yang bisa dijadikan sebagai

jalan perdagangan besar dengan memanfaatkan pelabuhan yang ada, terutama

perdagangan rempah-rempah. Singkatnya, pelabuhan yang dibuat oleh Stefano

kemudian direbut oleh Alfonso de Albuquerque ketika memimpin pelayaran

Portugis pada tahun 1511.

Page 4: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB II DARI PORTUGIS KE NUSANTARA HINGGA MENJADI …2.1 Kedatangan Bangsa Portugis ke Indonesia . Lahirnya musik

30

Keberhasilan Portugis merebut pelabuhan di Melaka merupakan sebuah

kesuksesan yang termahal dari semua usaha yang pernah dilakukan oleh

Portugis untuk menguasai Asia dan Afrika (Massarella 1990:19). Manuel, yang

ketika itu adalah Raja Portugis merasa sangat bangga dengan pencapaian yang

dilakukan Alfonso, sehingga dia menceritakan kesuksesaan itu kepada paus Leo

X di Roma melalui sebuah surat. Setelah memberikan selamat kepada Raja

Manuel, kemudian Paus mengeluarkan ‘Maklumat Pengakuan‘ pada tanggal 3

November 1514. Isi maklumat itu adalah “ia melarang orang Kristen ikut

campur atau masuk tanpa izin ke wilayah yang berhasil dikuasi oleh Raja

Manuel tersebut. Dengan adanya pengakuan itu, Portugis pun merasa semakin

kuat dan yakin untuk memperluas dan memperkuat kekuasaannya di Melaka

sehingga Portugis membangun sebuah benteng untuk dapat terus

mempertahankan kekuatan dan kekuasaannya dari setiap interupsi atau serangan.

Berhasilnya Portugis menguasai Melaka yang kaya dengan rempah-

rempah tidaklah membuat Portugis puas dan behenti sampai pada titik itu.

Meskipun keberhasilan Portugis menguasai Melaka pada waktu itu merupakan

kesuksesan terbesar mereka, namun mereka masih menyadari bahwa Melaka

bukanlah penghasil rempah-rempah terbanyak, melainkan ada daerah lain yakni

Maluku yang masih memiliki rempah-rempah lebih berlimpah dibandingkan

Melaka. Akhirnya, Albuqerqeu mengirimkan pasukannya ke pulau Jawa untuk

meminta izin berlayar di laut Jawa sebelum mereka tiba di Maluku yaitu tempat

di mana sumber rempah-rempah yang mereka cari. Pada Desember 1511,

mereka mendarat di pelabuhan Jawa di Banten yang mayoritas beragama Islam.

Page 5: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB II DARI PORTUGIS KE NUSANTARA HINGGA MENJADI …2.1 Kedatangan Bangsa Portugis ke Indonesia . Lahirnya musik

31

Karena kondisi kapal mereka yang sudah tua dan tidak layak pakai, akhirnya

kepala navigator yakni Fransisco Serrao memerintahkan mereka untuk

membakar semua kapal mereka dan kemudian membeli kapal bekas milik

nelayan lokal lalu melanjutkan perjalanan ke arah selatan menuju pulau-pulau

Banda.

Setelah mereka pulang dari Banda, sekitar tahun 1512, kapal mereka

yang sudah penuh dengan rempah-rempah yakni cengkeh, pala, dan bunga pala

mengalami kecelakaan dan akhirnya karam setelah dihantam hebat oleh badai.

Dari semua pasukan yang berangkat, hanya tersisa tujuh orang yang berhasil

diselamatkan oleh penduduk setempat. Ketujuh orang ini kemudian dilaporkan

kepada Sultan Abu Lais di Ternate. Sultan Abu Lais adalah seorang yang bisa

meramalkan sesuatu dan dia percaya dengan ramalannya itu kehadiran ketujuh

orang Portugis ini dapat membantunya untuk memperluas kekuasaannya di

Maluku, dan oleh karena itu beliau menyambut dengan ramah dan hangat ke

tujuh orang Portugis tersebut. Pucuk di cinta ulam pun tiba, itulah yang dapat

menggambarkan keberadaan orang Portugis pada waktu itu. Kini mereka ada di

tempat yang tepat yakni tempat di mana berlimpahnya rempah-rempah yang

mereka cari selama ini.

Situasi ini dimanfaatkan dengan baik oleh Portugis. Selain mereka kini

ada di tempat yang tepat, mereka juga bersahabat baik dengan Sultan Ternate

sehingga muncul ide mereka untuk memonopoli rempah-rempah yang dapat

mereka jual dengan harga tinggi di Eropa. Bagi Sultan Ternate sendiri yaitu Abu

Lais, kehadiran orang Portuguis juga merupakan sebuah keuntungan yang dapat

Page 6: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB II DARI PORTUGIS KE NUSANTARA HINGGA MENJADI …2.1 Kedatangan Bangsa Portugis ke Indonesia . Lahirnya musik

32

membantunya untuk memperkokoh kekuasaannya. Oleh karena hal itu dia

sangat antusias dan bahkan memohon kepada Serrao sebagai kepala navigator

mengirimkan surat kepada Raja Dom Manuel untuk mengirimkan pasukan dari

Portugis dan meminta Portugis membangun sebuah pabrik di Ternate dengan

imabalan yaitu memberikan izin kepada Portugis untuk membangun sebuah

benteng di Ternate dan ia berjanji akan mengirimkan cengkeh ke Portugis.

Pada tahun 1513 Melaka mengirimkan ekspedisi cengkeh dalam jumlah

yang banyak untuk kedua kalinya, namun pada saat itu lawan dari Sultan Abu

Lais yaitu Sultan Mansyur dari Tidore juga mengirimkan hal serupa kepada

Portugis dengan tujuan yang sama yakni untuk meminta dukungan militer dari

Portugis. Alhasil kedua Sultan yang salilng bermusuhan itu pun sama-sama

meminta bantuan militer dari Portugis, dan itu membuat keadaan di seluruh

pulau itu semakin rumit.

Pada bulan November 1521 kapal ekspedisi milik Spanyol, Victoria

akhirnya berlabuh di Tidore. Kehadiran mereka disambut hangat oleh Sultan

Mansyur karena hal itu sudah diramalkannya lewat mimpi, bahwa dalam

mimpinya dia melihat akan datang kapal-kapal besar dari tempat yang jauh, dan

ternyata itu adalah Spanyol. Kehadiran Spanyol ini membuat Portugis sesegera

mungkin memperkokoh posisinya dengan memaksa membuat sebuah perjanjian

dengan Ternate agar Portugis memonopoli perdagangan cengkeh. Dengan ini

akhirnya Portugis benar-benar menguasai daerah itu dan dibangunlah benteng

pertama milik Portugis pada tanggal 15 februari 1523 dengan nama Sao Jao

Bautista (St John the Baptist) untuk memperkuat kekuasaan Portugis.

Page 7: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB II DARI PORTUGIS KE NUSANTARA HINGGA MENJADI …2.1 Kedatangan Bangsa Portugis ke Indonesia . Lahirnya musik

33

Semakin lama situasi pun semakin memburuk, hal itu dikarenakan

pertarungan antara Portugis yang beraliansi dengan Ternate yang pada waktu itu

dipimpin oleh anak dari Sultan Abu Lais yaitu Sultan Abu Hayat yang pada

waktu itu berusia tujuh tahun melawan Spanyol yang beraliansi dengan Tidore.

Kepada Tidore Spanyol berjanji menyediakan kapal, pasukan, dan amunisi untuk

dapat melawan semua musuhnya, termasuk Portugis. Namun pada kenyataannya

usaha perlawanan yang dilakukan oleh Spanyol tidak pernah berhasil, dengan

kata lain mereka selalu kalah dengan Portugis dan itu membuat Spanyol mundur

meninggalkan Maluku.

Di sisi yang lain juga hubungan antara Portugis dengan Ternate semakin

memburuk. Hal ini diawali sejak orang-orang ternate menyadari bahwa Portugis

berusaha memonopoli rempah-rempah di Ternate dan menjadi lebih buruk lagi

sejak Kapten Portugis yang kala itu dipimpin oleh Kapten Portugis Dom Jorge

de Menese menyandera Sultan Abu Hayat di benteng milik Portugis hingga dia

meninggal dunia yang kemudian digantikan dengan saudaranya Dayali yang

juga disandera oleh Portugis di benteng mereka.

Peristiwa ini membangkitkan amarah masyarakat Ternate, hingga

akhirnya mereka melakukan perlawanan terhadap Portugis. Selain masyarakat

Ternate, muncul juga perlawanan dari daerah lain seperti Maluku yang

menantang keras usaha monopoli yang dilakukan oleh Portugis. Selain itu

kerajaan Islam Demak juga ikut serta melakukan perlawanan terhadap kegiatan

misionaris yang dilakukan oleh Portugis. Benteng Portugis yang terletak di

Sunda Kelapa (sekarang menjadi Jakarta) berhasil dikalahkan oleh Sultan

Page 8: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB II DARI PORTUGIS KE NUSANTARA HINGGA MENJADI …2.1 Kedatangan Bangsa Portugis ke Indonesia . Lahirnya musik

34

Fatahilah bekerjasama dengan kerajaan Sunda-Hindu, Pajajaran pada tahun

1572.

2.2 Kampung Tugu

Kampung Tugu adalah sebuah wilayah yang terletak di sebelah utara

kota Jakarta, tepatnya di kawasan pantai utara Jakarta, di sebelah timur wilayah

Tanjung Priok yang ditetapkan menjadi pelabuhan kota Jakarta sejak tahun 1883

menggantikan pelabuhan Sunda Kelapa atau Jayakarta. Wilayah Kampung Tugu

ini termasuk ke dalam kategori daerah terpencil yang cukup jauh dari

kemegahan kota Jakarta, dan jauh tertinggal dari hiruk pikuk kebijakan

pemerintah yang ingin mengedepankan budaya sebagai upaya pendekatan

kepada masyarakat yang multilateral. Bahkan sekarang ini terlihat suasana yang

sangat tidak nyaman apabila kita melewati daerah ini. Sepanjang jalan di

kawasan ini kini menjadi daerah yang tingkat polusinya cukup tinggi karena

dijadikan sebagai tempat pembuangan limbah yang berasal dari pelabuhan

Tanjung Priok, sangat padat dan macet yang disebabkan oleh melintasnya mobil

truk peti kemas, meskipun wilayah ini dijadikan sebagai cagar budaya yang

menjadi pewaris kebudayaan Portugis dan juga karena adanya sebuah gereja

bersejarah yang terletak di pinggir jalan Raya Tugu, yakni Gereja Protestan

Indonesia Bagian Barat (GPIB) yang kala itu dihadiahi oleh Belanda kepada

Portugis yang sebelumnya memeluk agama Katolik menjadi agama Protestan,

serta makam para bagi para orang Tugu yang dianggap sebagai orang

berpengaruh di kawasan tersebut.

Page 10: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB II DARI PORTUGIS KE NUSANTARA HINGGA MENJADI …2.1 Kedatangan Bangsa Portugis ke Indonesia . Lahirnya musik

36

Terkait dengan nama wilayah ini yang disebut dengan nama Kampung

Tugu, dilatarbelakangi oleh dua pendapat. Pendapat pertama adalah dikarenakan

pada tahun 1879 ditemukan sebuah Prasasti Tugu yang diperkirakan sudah ada

sejak abad ke lima, yang kemudian pada tahun 1911 dipindahkan ke sebuah

museum yang bernama Museum Bataviaasch Genootschap van Kunsten en

Wetenschappen yang kini dikenal dengan Museum Nasional. Pendapat kedua

terkait pemberian nama wilayah ini menjadi Kampung Tugu diambil dari kata

“Portuguese”, hal ini karena wilayah ini pertama kali dihuni oleh orang-orang

yang merupakan keturunan Portugis.

Kedatangan Portugis pada abad ke 15 merupakan pertemuan Eropa

pertama kali di pulau Jawa yang berlabuh di pelabuhan Sunda Kelapa dalam

perjalanan mereka menuju ke daerah penghasil rempah-rempah yaitu Melaka

dan Maluku. Seperti yang sudah ditulis pada tulisan sebelumnya, akhirnya

kedatangan Portugis mendapat sambutan baik oleh Sultan di kedua wilayah itu,

hingga akhirnya wilayah itu berada di bawah kendali Portugis dan menguasai

serta memonopoli rempah-rempahnya sejak tahun 1511–1641, namun pada

tahun 1648 armada Belanda berhasil menguasai dan mengambil alih Melaka.

Kehadiran Portugis ke wilayah Asia Tenggara menetapkan adanya Kreol

Mestizo (keturunan) yakni peranakan campuran Portugis dengan wanita pribumi

sejak kedatangan mereka ke Sunda Kelapa pada abad 15, dan juga kelompok

mardijkers (harafiah bebas pajak), yaitu laskar Portugis yang dibawa dari

Melaka oleh VOC ke Batavia sejak tahun 1641.

Page 11: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB II DARI PORTUGIS KE NUSANTARA HINGGA MENJADI …2.1 Kedatangan Bangsa Portugis ke Indonesia . Lahirnya musik

37

Inilah yang menjadi awal lahirnya Kampung Tugu, yakni ketika

sekelompok pelaut Portugis Goa yang melarikan diri dari Bandaneira, setelah

Gubernur Jenderal Jan Pieter Soen Coen memberlakukan pembersihan etnis oleh

militer Belanda di Pulau Banda selama tahun 1620. Para pelaut Goa membuat

pelabuhan darurat ketika kapal mereka karam di teluk Batavia. Di bawah

intervensi Batavia Portugis Church (Portugeesche Binnenkerk), pada tahun

1661 oleh Belanda dibebaskan dan dikirim para pelaut ini ke desa Tugu bersama

dengan keluarga mereka asal Bandaneira yang berjumlah sekitar 23 kepala

keluarga.

Mereka kemudian dipaksa oleh Belanda untuk memeluk agama Kristen

Protestan dan dihadiahi sebuah gereja sebagai tempat ibadah yang lokasinya

tidak jauh dari Kampung Tugu oleh tuan tanah Belanda Yustinus Van Der Vinc

pada tahun 1747, beserta sebidang tanah untuk pemakaman yang bersebelahan

dengan gereja.

Ketika wilayah Kampung Tugu ini dihuni oleh para mestizo untuk yang

pertama kalinya, wilayah ini dapat dikatakan tidak layak huni, karena lokasi ini

pada waktu itu merupakan kawasan hutan lebat yang berawa sehingga daerah ini

menjadi tempat bersarangnya nyamuk malaria. Tepatnya pada tahun 1661, ke

hutan yang berawa inilah Belanda membawa sekitar 23 kepala keluarga mestizo

untuk hidup, berkembang dan menetap bersama kleuarga mereka. Dalam upaya

mereka mempertahankan kelangsungan hidup, mereka memanfaatkan potensi

alam sekitar yang cukup subur untuk diolah sebagai lahan pertanian, dan ada

juga yang menjadi nelayan karena di kawasan tersebut juga mengalir sebuah

Page 12: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB II DARI PORTUGIS KE NUSANTARA HINGGA MENJADI …2.1 Kedatangan Bangsa Portugis ke Indonesia . Lahirnya musik

38

sungai yang di sebut dengan Kali Cilincing. Di sini mereka tinggal secara

eksklusif dengan mempertahankan bahasa mereka bahasa Portugis Cristao lisan,

namun seiring berjalannya waktu kedatangan penduduk dari luar wilayah Tugu

membuat mereka akhirnya melebur dan membaur dengan situasi dan keadaan

pada saat itu sehingga Pada pergantian abad ke-19, kelompok ini terpisah-pisah

dan secara perlahan berasimilasi dengan masyarakat kota Batavia yang sangat

besar.

Kini usia Kampung Tugu diperkirakan sudah 3,5 abad dan dalam kurun

waktu yang terhitung cukup panjang tersebut pasti ada banyak hal yang berubah,

baik dari situasi di lingkungan itu bahkan juga pengaruh dari luar. Tingginya

minat masyrakat Indonesia untuk mencari rezeki di Jakarta juga menjadi salah

satu faktor. Kini mereka yang merupakan penduduk pertama di Kampung Tugu

justru menjadi penduduk minoritas di kawasan Kampung Tugu, dan didominasi

penduduk pendatang dari luar daerah Jakarta. Kehadiran masyarakat pendatang

dari luar Jakarta, Kampung Tugu khususnya membuat sedikit Perubahan dan

hal itu dapat dilihat dari bahasa yang mereka gunakan dalam keseharian mereka,

yang mana awalnya menggunakan bahasa Cristao Lisan berganti dengan

menggunakan bahasa Melayu, Belanda, hingga akhirnya kini menggunakan

bahasa Indonesia dengan logat Betawi untuk bahasa sehari-hari. Untuk tetap

menjaga keutuhan dari keluarga Portugis mereka, diadakan rutin setiap tahunnya

acara tradisi tahunan “Rabo-Rabo” dan “Mandi-Mandi” untuk mengakhiri

minggu Tahun Baru, yang masih dilakukan oleh masyarakat Tugu hingga

sekarang.

Page 13: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB II DARI PORTUGIS KE NUSANTARA HINGGA MENJADI …2.1 Kedatangan Bangsa Portugis ke Indonesia . Lahirnya musik

39

2.3 Lahirnya Musik Keroncong Tugu

Keberadaan musik Keroncong Tugu yang kita kenal sekarang sebenarnya

mendapat pengaruh yang cukup kuat dari Portugis sehingga menjadi seperti

yang sekarang, yakni sejak kehadiran Portugis untuk pertama kalinya di

Indonesia pada abad 15. Musik keroncong Tugu kini telah berusia 3,5 abad.

Masuknya Portugis ke Indonesia diawali dengan sebuah tujuan untuk

menguasai rempah-rempah dan menyebarkan agama Katolik. Akan tetapi dalam

perjalanan pelayaran mereka secara tidak sengaja ternyata mereka juga

membawa musik mereka untuk membuat suasana selama perjalanan terasa lebih

membahagiakan, menghibur dan melepaskan penat.

Portugis memiliki tiga jenis lagu rakyat, yaitu: (1) ballada, (2) fado, dan

(3) lagu-lagu lirik. Dari ketiga jenis lagu rakyat Portugis ini salah satunya

dianggap sebagai alasan lahirmya musik Keroncong Tugu Cafrinho, yakni Fado.

Fado sendiri berasal dari istilah Latin fatum yang berarti takdir atau nasib. Fado

awalnya merupakan sebuah musik rakyat yang kemudian berkembang menjadi

sebuah musik pengiring tarian yang hanya dipertunjukkan untuk para kalangan

elit dan orang-orang terpandang di Portugis.

Ada beberapa pendapat yang menceritakan bagaimana lahirmya musik

Fado di Portugis. Pinto de Cavalho menganggap bahwa Fado berasal dari

nyanyian para pelaut Portugis abad keenambelas yang kemudian menjadi

populer sepanjang abad kesembilanbelas khususnya di Alfama, salah satu sudut

kota Lisbon. Sedangakan menurut Braga, Fado berasal dari tradisi orang Moor

Page 14: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB II DARI PORTUGIS KE NUSANTARA HINGGA MENJADI …2.1 Kedatangan Bangsa Portugis ke Indonesia . Lahirnya musik

40

dan Arab, dan bahkan Luís Moita dan Alberto Pimental yakin adanya pengaruh

lagu tarian Lundum dari dari Afrika Selatan terhadap Fado. Antonio Pinta da

Franca (1985:22) mengatakan bahwa Fado adalah nyanyian rakyat Portugis yang

dibawa oleh para budak negro dari Afrika Barat pada abad ke 15 yang kemudian

berkembang menjadi lagu perkotaan dan lagu untuk mengiringi tarian Portugis.

Gaya Fado yang khas sebagai hiburan yang cukup dikenal di kota Lisbon

dan Coimbra adalah merupakan hasil dari perkembangan gaya fado kerakyatan

yang disebut dengan desafio, yang merupupakan sebuah nyanyian tantangan

atau nyanyian berduel yang pada masa itu paling sangat dikenal di wilayah

Minho dan Azores. Akan tetapi berbeda halnya dengan gaya fado yang

berkembang di perkotaan. Gaya fado di perkotaan lebih terlihat seperti sebuah

nyanyian solo dengan bentuk sajak, metrum dan tema dari syairnya literatura de

cordel yang adalah sbeuah bentuk sastra dengan attack yang kuat secara verbal

atau tertulis.penyusunan fado dibuat dalam bentuk bait dengan menggunakan

tonalitas mayor dan minor dan iringan istrumen musik dalam harmoni triadic

yang sederhana berupa akor I, IV, dan V7 dan selingan yang dimainkan dengan

akord dominan sekunder menuju dominan V7/V. Instrumennya sendiri

menggunakan alat-alat musik diantaranya adalah biola, sebuah gitar yang

berdawai empat atau lima dan guitara Portuguesa yaitu sebuah lut panjang yang

menyerupai instrumen citern dan pandora di Inggris.

Musik dan tarian rakyat Portugis merupakan kesenian yang

perkembangannya paling pesat di Eropa, dan bahkan menjadi bagian dari tradisi

kerakyatan di Asia, Afrika, dan Amerika. Bentuk dari tradisi tarian dan nyanyian

Page 15: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB II DARI PORTUGIS KE NUSANTARA HINGGA MENJADI …2.1 Kedatangan Bangsa Portugis ke Indonesia . Lahirnya musik

41

ini dapat dilihat dan ditemukan di Goa, Cape Verde, dan Brazil. Namun jauh

sebelum itu musik dan tari rakyat Portugis itu sendiri juga sebagian telah

berasimilasi dengan budaya Moor dari Afrika Utara (Marokko) ketika Portugis

mendapat pengaruh dan asupan budaya Moor dari abad kedelapan hingga abad

ketiga belas.

Gitar dari Portugis yang disebut cavaquinho, merupakan sebuah

instrumen yang memiliki arti penting dalam sejarah musik Keroncong Tugu.

Cavaquinho ini adalah sebuah gitar yang berukuran kecil dengan panjang 50 cm

dan memiliki 4 dawai atau senar. Cavaquinho ini terdapat di seluruh wilayah

Portugis terutama di wilayah barat laut. Instrumen cavaquinho inilah yang

kemudian senantiasa dibawa oleh para pelaut Portugis kemanapun mereka pergi

melakukan pelayaran. Oleh karena itulah instrumen cavaquinho ini tersebar ke

berbagai daerah dan memperoleh sebutan yang beragam. Di wilayah Portugal di

samudera Atlantik seperti di Madeira instrumen ini disebut braguinha, di Azores

dan Brazilia disebut dengan machete, di Amerika Latin dan Kepulauan Karibia

disebut cuatro. Melalui Afrika Barat dan Goa India, pada abad keenambelas

tibalah cavaquinho di Melaka dan Maluku. Dari Maluku kemudian cavaquinho

dilahirkan kembali di Kampung Tugu dan kemudian diberikan sebutan

Keroncong. Kepopuleran alat ini mulai mencuat sekitar abad kesembilan belas

setelah mencapai Hawaii, yang dikenal dengan ukulele. Fado inilah yang

merupakan musik Moresco yang diwariskan Portugis dan menjadi awal lahirnya

musik Keroncong di Indonesia, suatu jenis musik dansa asal Portugis Moor yang

masuk dibawa oleh Lusitania (nama mantan orang Portugal) pada abad ke 8.

Page 16: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB II DARI PORTUGIS KE NUSANTARA HINGGA MENJADI …2.1 Kedatangan Bangsa Portugis ke Indonesia . Lahirnya musik

42

Gambar 3.

Gitar Portugis yang disebut Cavaquinho

(sumber: google)

Terisolasi dari kehidupan perkotaan Batavia, komunitas Tugu sangat

membutuhkan suatu seni atau hiburan yang dapat melepaskan mereka dari

kepenatan mereka dalam melakukan aktivitasnya sehari-hari, apalagi pada waktu

itu Kampung Tugu adalah area hutan lebat dan rawa, yang semakin mempersulit

mereka untuk melakukan akses keluar wilayah Kampung Tugu. Sementara,

sebelum mereka diasingkan ke wilayah Tugu, mereka selalu memainkan musik

Moresco kebanggaan mereka di mana pun dan dalam aktivitas apapun dalam

keseharian mereka. Situasi inilah yang membuat para mestizo ini kemudian

melakukan kembali musik Moresco yang biasa mereka lakukan sebelumnya.

Page 17: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB II DARI PORTUGIS KE NUSANTARA HINGGA MENJADI …2.1 Kedatangan Bangsa Portugis ke Indonesia . Lahirnya musik

43

Bermodalkan ingatan dan kemampuan mereka memainkan instrumen

cavaquinho yang kini dikenal dengan istilah Keroncong, mereka menciptakan

dan menghidupkan kembali musik yang biasa mereka lakukan dahulu sebelum

akhirnya mereka diasingkan ke Kampung Tugu. Ditambah lagi keberadaan alam

di Kampung Tugu sangat mendukung karena wilayahnya merupakan hutan yang

subur dan banyak ditumbuhi oleh pohon-pohon kembang kenanga, yang

kayunya dimanfaatkan mereka untuk membuat alat musik.

Leonidas Salomons adalah orang Tugu keturunan Portugis yang membuat

alat musik cavaquinho di Kampung Tugu. Cavaquinho buatan para mestizo

inilah yang kemudian berkembang dan dibuat dalam tiga ukuran: Macina (kecil),

Frunga (menengah), dan Jitera (besar). Cavaquinho yang dibuat di Kampung

Tugu ini yang kemudian dinamakan sebagai Keroncong, istilah itu sendiri

mungkin berasal dari onomatope crong, suara khas alat musik tugu, atau nama

etimologis diambil dari kerincing rebana (suara gemerincing), bagian dari

ensemble perkusi generik yang menyertai tarian Moresco.

Kemudian muncul beberapa nama seperti Piet Tentua, Jacobus Quiko dan

Samuel Quiko, untuk melakukan hal yang sama namun hanya untuk kepentingan

kelompok. Samuel Quiko di tahun 1983 pernah membuat sebanyak 50 buah

Macina dari batang pohon kayu kembang kenanga atas pesanan Mr. Shaki

seorang budayawan asal Jepang.

Dalam perkembangan selanjutnya, keroncong menjadi cuk (ukulele

pertama tiga senar), cak (ukulele kedua empat senar) dan gitar enam senar

sebagai adaptasi dari mandolin yang berfungsi sebagai melodi berjalan.

Page 18: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB II DARI PORTUGIS KE NUSANTARA HINGGA MENJADI …2.1 Kedatangan Bangsa Portugis ke Indonesia . Lahirnya musik

44

Kegiatan keseharian para mestizo ini beragam. Namun karena kawasan ini

merupakan daerah hutan yang subur dan dialiiri sebuah sungai, banyak dari

antara mereka yang memanfaatkannya sebagai lahan pertanian, menjadi nelayan

dan juga berburu ke hutan. Biasanya, Selepas melakukan aktivitas kesehariannya

itu, para pemuda mestizo ini berkumpul bersama anggota keluarga lain untuk

bermain musik, bernyanyi dan menghibur hati dengan memainkan alat musik

yang dibuat sendiri oleh mereka seperti macina, frunga dan jitera. Alat musik ini

kemudian dikenal sebagai keroncong karena apabila dimainkan suaranya

berbunyi “crong-crong”. Inilah Moresco, pada gilirannya menyebabkan lahirnya

musik keroncong di Kampung Tugu, dan genre musik Keroncong di Indonesia

hingga sekarang. Elemen Moresco Portugis di keroncong tugu ditemukan dalam

ekspresi repertoar musik dan keahlian organologi masyarakat pengrajin alat

musik Tugu. Repertoar Moresco Portugis hanyalah iringan musik gaya untuk

tarian, dengan pola ritmis gemetar dan bebas ekspresi (cambiata atau nota

melodi), dinyanyikan jelas dengan suara sengau yang meniru falsetto wanita.

Lagu Portugis Moresco hampir mirip dengan fado yang dinyanyikan dari

hati tanpa ornamen atau vibrato. Iringan alat musik perkusi dan chordal jelas

didengar, seperti rebana (adaptasi dari pandeiro Portugis, sejenis rebana) dan

gitar lima-string berdasarkan cavaquinho Portugis, dan yang dikembangkan

kemudian oleh pengrajin Tugu menjadi tiga ukuran: Macina (kecil), Frunga

(menengah), dan Jitera (besar).

Musik asal Tugu atau yang orang sebut keroncong tugu telah bertahan

selama lebih dari tiga setengah abad karena faktor kualitas sebagai nova ars

Page 19: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB II DARI PORTUGIS KE NUSANTARA HINGGA MENJADI …2.1 Kedatangan Bangsa Portugis ke Indonesia . Lahirnya musik

45

egaliter yang tidak dimiliki musik klasik Barat atau musik gamelan adat.

Penampilan reguler di Batavia Pasar Gambir Festival, menghasilkan pendapatan

untuk memproduksi instrumen musik pasar khas di awal abad 19 pada Toko

Musik Batavia 'Thio Tek Cu' Passer Baroe (Pasar Baru sekarang), sekaligus

membuka apresiasi baru dan bukti adanya perkembangan budaya musik yang

berjalan di Kampung Tugu dengan bentuk ornamennya.

Dukungan komunal oleh masyarakat Batavia, sebuah repertoar lagu

Belanda dan Melayu untuk mengakomodasi selera musik Tugu, keahlian

masyarakat Tugu dalam bercocok tanam dengan sistem kekerabatan kolektif,

dan komitmen primordial mereka dalam melestarikan dua acara tradisi tahunan

“Rabo-Rabo” dan “Mandi-Mandi” untuk mengakhiri minggu Tahun Baru, yang

masih dilakukan oleh masyarakat tugu hingga sekarang, adalah cermin tumbuh

makin berkembangnya budaya Kampung Tugu hingga saat ini dan tetap

dilakukan seperti sedia kala.

Page 20: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB II DARI PORTUGIS KE NUSANTARA HINGGA MENJADI …2.1 Kedatangan Bangsa Portugis ke Indonesia . Lahirnya musik

46

Gambar 4:

Acara Rabo-Rabo dan Mandi-Mandi

Pada pergantian abad ke-19, Keroncong Tugu berkembang menjadi seni

akulturasi yang ditiru oleh masyarakat Hindia di Batavia, dan memunculkan

gaya seperti keroncong Kemayoran oleh De Krokodilen kelompok di

Kemayoran yang terkenal dengan buaya keroncongnya, Lief Java oleh musisi

lokal Jawa, dan Langgam Keroncong dalam gaya gelijkgesteld dari Tin Pan

Alley di Amerika oleh musisi Indonesia Timur, sebelum keroncong menyebar ke

kota-kota lain di Jawa, termasuk Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surakarta,

dan Surabaya.

Pada tahun 1925 (Moresco I) dibentuklah sebuah kelompok secara

terorganisasi oleh seorang putra tugu keturunan Portugis Joseph Quiko dengan

nama Orkes Poesaka Krontjong Moresco Toegoe - anno 1661 sebagai komitmen

mereka untuk terus mempertahankan dan mengidentitaskan musik Keroncong

Tugu Cafrinho sebagai sebuah kebudayaan musikal.

Mereka menyanyikan lagu-lagu berbahasa kreol Portugis, melayu dan

lagu berbahasa Belanda. Lagu Moresco sendiri merupakan lagu yang pertama

Page 21: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB II DARI PORTUGIS KE NUSANTARA HINGGA MENJADI …2.1 Kedatangan Bangsa Portugis ke Indonesia . Lahirnya musik

47

kali dipopulerkan di Kampung Tugu yang kemudian dijadikan sebagai dasar

lagu-lagu keroncong yang tercipta sekarang. Tercatat juga ada 4 lagu berbahasa

kreol Portugis yang masih dinyanyikan hingga sekarang Nina Bobo, lagu

kebiasaan untuk menimang anak untuk tidur, Gatu Matu, Cafrinho, dan Yan

Kaga Leti.

Kemudian secara turun temurun kelompok Moresco berlanjut

melalui Jacobus Quiko pada tahun 1935 (Moresco II), Samuel Quiko, 1978

(Moresco III), Samuel Quiko, 1992 (Cafrinho I), dan tahun 2006 hingga

sekarang dipimpin oleh Guido Quiko (Cafrinho II) yang juga adalah anak dari

Samuel Quiko. Sejak terbentuknya organisasi kelompok Keroncong Tugu tahun

1925 inilah ‘’Dendang Sejarah’’ Musik Keroncong Tugu bergema dimana-

mana dan masyarakat luas hanya menyebutnya dengan Keroncong Tugu.

Gambar 05

Para pimpinan Keroncong Tugu Cafrinho dari Generasi I-IV.

Sejak tanggal 12 Desember 1991 Orkes Poesaka Krontjong Moresco Toegoe

berubah nama menjadi Keroncong Tugu Cafrinho yang diprakarsai oleh Samuel

dikarenakan ada seorang anggota Moresco (non aktif sejak 1978) : Arend

Page 22: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB II DARI PORTUGIS KE NUSANTARA HINGGA MENJADI …2.1 Kedatangan Bangsa Portugis ke Indonesia . Lahirnya musik

48

J. Michiels, membentuk sebuah kelompok baru di tugu dan memisahkan diri

dari moresco pada akhir tahun 1990. Pergantian nama itu merupakan kelanjutan

dari Orkes Poesaka Krontjong Moresco Tugu–Anno 1661, dan berkembang

hingga sekarang dengan tetap mempertahankan bentuk khas permainan dan alat-

alat musiknya.

Tahun 1935, tercatat Kusbini yang adalah seorang musisi keroncong

menulis syair lagu keroncong Moresco, sebuah adaptasi dari varian Moresco

oleh Manusama, yang kemudian memunculkan Genre Keroncong Asli dalam

perkembangan musik keroncong pada saat itu. Pada tahun 1940, seorang musisi

keroncong, Gesang, menciptakan lagu Bengawan Solo, yang merupakan bentuk

lagu strophic yang membedakan keroncong asli dengan keroncong Langgam

(permainan bebas), yang keduanya sekarang dianggap masyarakat Indonesia

sebagai pengembangan musik keroncong modern.

Pada tahun 1971, UNESCO memberikan sebuah kesempatan sebagai

bentuk pengahargaan kepada Moresco Tugu Ensemble, di hari jadinya yang ke

30, yang mana UNESCO mensponsori pembuatan album rekaman “Kroncong

De Tugu” dengan repertoar Hindia mereka yang termasuk lagu-lagu seperti

Schoon ver van jou dan Oud Batavia, dinyanyikan oleh seorang penyanyi yang

berumur tujuh puluh tahun yakni Om Waash dan Oma Christine. Pada saat itu

keroncong tugu dipimpin oleh Jacobus Quiko yang juga adalah seorang pemain

biola. Turut serta pimpinan pertama Joseph Quiko pada gitar melodi, Frans

Abrahams pada gitar rhytm, Arends Michiels di pizzicato cello, Samuel Quiko

pada macina, Marthen Sopaheluwakan pada frunga, Fernando Quiko pada

Page 23: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB II DARI PORTUGIS KE NUSANTARA HINGGA MENJADI …2.1 Kedatangan Bangsa Portugis ke Indonesia . Lahirnya musik

49

rebana, Elpido Quiko pada triangle dan Om Dudung dari kemayoran pada

mandolin.

Kelompok Keroncong Moresco Tugu generasi ke 3 (Samuel Quiko)

tahun 1889, juga telah diundang untuk tampil setiap tahunnya di Bazaar Pasar

Malam Besar Tong Tong Fair Festival di Den Haag, Belanda hingga tahun 2002.

Selain itu, kegiatan lain yang dilakukan oleh keroncong Tugu adalah kerap

tampil di program televisi nasional dan swasta dalam apresiasi seni budaya baik

pementasan dan wawancara, serta mendapatkan dukungan yang sangat besar dari

masyarakat Indonesia bahkan negara lain.

Sama halnya seperti apa yang sudah dilakukan oleh para pendahulu

mereka yaitu berusaha mempertahankan selama berabad-abad, alunan musik dan

juga sejarah dari Keroncong Tugu dengan keunikannya, bagaimana kemampuan

beradaptasi, karakter asimilatif dan relevansi sejarah, serta upaya untuk selalu

berkumandang ke masa depan, demikian jugalah yang dilakukan oleh Guido

Quiko sebagai pemegang warisan budaya sekaligus pimpinan Keroncong Tugu

generasi ke-4 yang kini disebut dengan nama Keroncong Tugu Cafrinho. Guido

mengatakan penerus Keroncong Tugu adalah penerus warisan budaya musik

Kampung Tugu yang harus tetap menjaga dan melestaraikan kemurnian serta

keasliannya, agar keberadaannya tetap diakui hingga tongkat estafet budaya ini

bergulir pada anak cucu di Kampung Tugu, dan di masa yang akan datang

keroncong tugu tidak rusak oleh peradaban warna musik luar yang semakin

mewabah di Negara Indonesia.

Page 24: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB II DARI PORTUGIS KE NUSANTARA HINGGA MENJADI …2.1 Kedatangan Bangsa Portugis ke Indonesia . Lahirnya musik

50

Hal itu dia buktikan dengan membuat semakin harum nama Keroncong

Tugu Cafrinho yang dia lakukan dengan cara mengisi acara-acara pementasan

yang dilaksanakan baik di televisi ataupun di ruang terbuka, mengisi acara

pemerintahan ataupun swasta, mendidik serta membimbing para junior yang

dipersiapkan sebagai penerus dari Keroncong Tugu Cafrinho, merekam kembali

lagu-lagu Keroncong Tugu yang lama, dan membangun kerjasama dengan

banyak pihak baik pemerintah, swasta bahkan internasional.

Hal lain yang dilakukan Guido adalah latihan rutin pada selasa malam

sebagai upaya membangun kekompakan dan penguasaan terhadap lagu-lagu

yang ikut berkembang di jaman sekarang, ini dimaksudkan agar pendewasaan

musik keroncong tugu terhadap perkembangan musik jaman sekarang dapat

berjalan seirama atas dasar selera masyarakat yang mendengarnya.

2.4 Seniman dan Masyarakat Pendukung Keroncong Tugu

Di generasi Keroncong Tugu Cafrinho yang ke-4 ini, keanggotan yang

terdaftar sebagai musisi Keroncong Tugu Cafrinho ada sebanyak 31 orang yang

dibagi ke dalam dua kelompok. Kelompok yang pertama adalah merupakan para

musisi Keroncong Tugu Cafrinho senior yang jumlahnya ada sebanyak 22 orang,

yakni sebagai berikut.

Senior:

1. Yunus Cornelis Yulianto

2. Santana Immanuel Manurung

3. Rosmario Quiko

Page 25: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB II DARI PORTUGIS KE NUSANTARA HINGGA MENJADI …2.1 Kedatangan Bangsa Portugis ke Indonesia . Lahirnya musik

51

4. Rosdiana Broune

5. Sesar Cornelis

6. Nining Yatmin

7. Ahmad

8. Helmi Irawan

9. Lupita Glory Quiko Cornelis

10. Avand Michiels

11. Wandi

12. Nicolaus Payong Ola

13. Sesya Damiyati

14. Ferina Panduinata

15. Winarno

16. Alexander Sebastian

17. Ervina Simarmata

18. Yando Quiko

19. Tetty Supangat

20. Surjaya

21. Arie Wibowo

22. Cecep Sumarlin

Untuk kategori musisi Keroncong Tugu Cafrinho yang terdaftar sebagai

musisi junior, terdiri dari 9 orang, yakni:

1. Evi Carrela

2. Zhagio Augusto

Page 26: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB II DARI PORTUGIS KE NUSANTARA HINGGA MENJADI …2.1 Kedatangan Bangsa Portugis ke Indonesia . Lahirnya musik

52

3. Marcel

4. Grace

5. Bena Alexandra

6. Ariel Tegar Armanda

7. Rafael

8. Chelsea

9. Vito Stefanus

Di bawah ini juga dituliskan daftar Badan Pengurus Harian dari Kelompok

Keroncong Tugu Cafrinho.

KERONCONG TUGU CAFRINHO

Penasehat : Prof. Edward Quiko

Gathtut Dwi Hastoro

Pembina : Pemerintah Provinsi DKI Jakarta

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata DKI Jakarta

Walikota Jakarta Utara

Pimpinan : Guido Quiko

Sekretaris : Johan Soppaheluawakan

Bendahara : Ida Yanti Ratna Putri

Asisten : Eugeniana Quiko

Sekretariat : Jl. Raya Tugu (Gg.Bhineka 1) No.28 Rt 003 / Rw 014

Page 27: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB II DARI PORTUGIS KE NUSANTARA HINGGA MENJADI …2.1 Kedatangan Bangsa Portugis ke Indonesia . Lahirnya musik

53

Tugu Utara - Koja - Jakarta Utara 14260. INDONESIA

Telp. +62214412282 - Mobile. +628174974414

Dari total 31 orang yang terdaftar sebagai anggota kelompok Keroncong

Tugu Cafrinho, tidaklah semua anggota yang merupakan keturunan Portugis.

Hanya 80% yang merupakan keturanan Portugis. Kemudian 20% lagi adalah

mereka yang tertarik dan memiliki komiten yang sama dengan para keturunan

Portugis untuk tetap mempertahankan dan membuat musik Keroncong Tugu

tetap berkumandang hingga saat ini.

Dari persentasi ini jelas terlihat bahwa musik Keroncong Tugu Cafrinho

mendapat tempat dan perhatian dari pencinta musik tanah air, khususnya dari

mereka yang masih memiliki darah Portugis. Hal ini tentu jelas telihat dari

banyaknya anggota yang terdaftar dalam keanggotaan kelompok ini yang

didominasi oleh mereka yang masih keturunan Portugis. Sekalipun mungkin

tidak semua dari seluruh keturunan Portugis yang ada saat ini menjadi anggota

kelompok dalam grup musik tersebut. Hal itu mungkin saja dikarenakan tidak

semua dari keturunan Portugis memiliki telanta untuk bermain musik atau

bernyanyi seperti anggota kelompok yang lain. Akan tetapi dukungan dan

partisipasi mereka tentunya sangat besar, baik dukungan moral dan bahkan

finansial untuk membuat warisan budaya yaitu Musik Keroncong Tugu tetap

hidup dan bertahan.

Page 28: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB II DARI PORTUGIS KE NUSANTARA HINGGA MENJADI …2.1 Kedatangan Bangsa Portugis ke Indonesia . Lahirnya musik

54

Dukungan dan perhatian masyarakat tentu saja tidak hanya datang dari

mereka yang berasal dari keluarga keturunan Portugis, akan tetapi dari berbagai

lapisan masyarakat di berbagai daerah di Indonesia. Hal itu jelas terbukti dari

beberapa anggota kelompok Keroncong Tugu Cafrinho yang terdaftar adalah

sama sekali tidak ada hubungannya dengan “unsur Portugis,” tetapi ada yang

suku Jawa, Batak Toba. Namun, loyalitas dan komitmen mereka untuk

mempertahankan musik Keroncong Tugu tentu tidak diragukan lagi. Musik

Keroncong Tugu sudah melekat dan menjadi bagian yang penting dalam hidup

mereka.

Selain dari mereka yang mendukung serta terlibat langsung dengan cara

ikut bersama-sama anggota kelompok lain memainkan musik Keroncong Tugu

Cafrinho agar tetap terdengar, banyak juga dukungan dari pihak lain baik

pemerintah maupun swasta. Dukungan itu terlihat dari peranan pemerintah DKI

Jakarta dan juga Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Jakarta, dan bahkan

juga Walikota Jakarta Utara yang terlibat secara langsung untuk menjadi

pembina bagi kelompok Keroncong Tugu Cafrinho ini. Perhatian itu tentu tidak

hanya sebatas perkataan saja, akan tetapi kini Musik Keroncong Tugu Cafrinho

telah dilegalkan sebagai salah satu kekayaan Kebudaayan Provinsi DKI Jakarta.

Perhatian itu juga tidak berhenti sampai pada tahapan itu saja. Pemerintah DKI

Jakarta juga terus berupaya membuat musik Keroncong Tugu ini dikenal

masyarakat luas. Oleh karena itu dalam setiap kegiatan atau acara yang

diselengarakan oleh Pemerintah DKI Jakarta atau juga dari Dinas Kebudayaan

dan Pariwisata DKI Jakarta, kelompok Keroncong Tugu Cafrinho selalu

Page 29: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB II DARI PORTUGIS KE NUSANTARA HINGGA MENJADI …2.1 Kedatangan Bangsa Portugis ke Indonesia . Lahirnya musik

55

diundang untuk tampil mempersembahakan karya-karya mereka pada acara

tersebut.

Selain itu, ada juga pemerintah Timor Leste memberikan kesempatan

kepada Keroncong Tugu Cafrinho untuk tampil di Timor Leste sebagai bentuk

apresiasi.

Dukungan dari berbagai pihak pun terus berdatangan kepada Keroncong

Tugu Cafrinho. Salah satunya adalah dari Yayasan Kesetiakawanan dan

Kepedulian (YKDK) yang memberikan sumbangan pada tahun 2010 berupa

alat-alat musik dan membangun pendopo di halaman kediaman Guido Quiko

sebagai tempat untuk latihan. Ada lagi dukungan yang datang dari Prof. Edo

Quiko dan isterinya ibu Lily yang rutin menyumbangkan kostum lengkap, dan

juga memberikan bantuan dana.

Belum lama ini, dukungan juga datang dari CSR JICT Tanjung Priok

memberikan bantuan berupa dana sejumlah Rp. 55.000.000 untuk membantu

program pembinaan dan pelestarian Keroncong Tugu serta untuk peremajaan

alat musik.

Televisi juga menjadi pihak yang mendukung Keroncong Tugu Cafrinho

sehingga semakin dikenal masyarakt luas. Mereka kerap kali diundang untuk

memainkan musik mereka atau memberikan materi tentang Keroncong Tugu

Cafrinho dalam berbagai-bagai acara di berbagai stasiun tv, baik Nasional dan

swasta. Pada tahun 2014 lalu, Keroncong Tugu Cafrinho juga diminta untuk

menjadi “home band” atau band pengiring pada salah acara di televisi swasta

tanah air yaitu acara “Tatap Mata” di Trans7.

Page 30: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · BAB II DARI PORTUGIS KE NUSANTARA HINGGA MENJADI …2.1 Kedatangan Bangsa Portugis ke Indonesia . Lahirnya musik

56

Sejak masa kepemimpinan bapak Samuel Quiko (Kelompok Keroncong

Moresco Tugu generasi ke 3) tahun 1889, kelompok ini telah diundang untuk

tampil setiap tahunnya di Bazaar Pasar Malam Besar Tong Tong Fair Festival di

Den Haag, Belanda hingga tahun 2002.

Dari penjelasan di atas, penulis dapat melihat dengan sangat jelas bahwa

Keroncong Tugu mendapat perhatian dan dukungan yang sungguh luar biasa

dari banyak pihak, baik pemerintah, swasta, berbagai lapisan masyarakat, dan

bahkan dukungan dari luar wilayah Indonesia. Hal ini menjadi sebuah bukti

bahwa hingga masa sekarang ini musik Keroncong Tugu masih melekat erat di

hati para pencinta musik ini. Tentu saja hal ini bisa terjadi karena komitmen

yang sungguh luar biasa dari para pendukung dan semua orang yang memilih

untuk tetap mencintai musik Keroncong Tugu sehingga meskipun kemunculan

genre musik baru sangat marak terjadi, namun musik Keroncong Tugu tetap

eksis di blantika musik Indonesia dan tetap memiliki tempat di hati para

penggemarnya.