repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 68701 › Chapter...

25
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Bogdan dan Taylor (Moleong, 2016:4), menjelaskan metode kualitatif merupakan sebuah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Data deskriptif merupakan data yang berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka (Moleong, 2016:11). 3.2 Lokasi Penelitian Penelitian ini mengambil tempat di Kelurahan Tanjungbalai Kota I, Kecamatan Tanjungbalai Selatan, Kota Tanjungbalai, Provinsi Sumatera Utara. Jarak dari USU ke Tanjungbalai lebih kurang 175 km. 3.3 Sumber Data Sumber data dalam penelitian ini adalah data primer dan data skunder. Data primer adalah data yang berbentuk teks tertulis yang berasal dari lima belas buah sinandong dari lima buah sinandong, yaitu sinandong anak atau dadong, sinandong nelayan atau didong, sinandong mengonang naseb, sinandong muda- mudi, dan sinandong hiburan yang didapat pada hasil rekaman pernikahan pada saat malam berinai dan informasi yang diperoleh melalui wawancara dari informan di Tanjungbalai. Sedangkan sinandong dobus dan sinandong pengobatan atau gubang tidak dinyanyikan, sehingga peneliti tidak memasukkan kedua sinandong ini ke dalam data penelitian. Sinandong ini nantinya digunakan untuk menjawab masalah kearifan lokal tradisi lisan sinandong Melayu Tanjungbalai. Universitas Sumatera Utara

Transcript of repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 68701 › Chapter...

Page 1: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 68701 › Chapter III-V.pdf?sequence=3... BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitiankebersihan adalah sebahagian

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Bogdan dan Taylor

(Moleong, 2016:4), menjelaskan metode kualitatif merupakan sebuah prosedur

penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun

lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Data deskriptif

merupakan data yang berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka

(Moleong, 2016:11).

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini mengambil tempat di Kelurahan Tanjungbalai Kota I,

Kecamatan Tanjungbalai Selatan, Kota Tanjungbalai, Provinsi Sumatera Utara.

Jarak dari USU ke Tanjungbalai lebih kurang 175 km.

3.3 Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah data primer dan data skunder.

Data primer adalah data yang berbentuk teks tertulis yang berasal dari lima belas

buah sinandong dari lima buah sinandong, yaitu sinandong anak atau dadong,

sinandong nelayan atau didong, sinandong mengonang naseb, sinandong muda-

mudi, dan sinandong hiburan yang didapat pada hasil rekaman pernikahan pada

saat malam berinai dan informasi yang diperoleh melalui wawancara dari

informan di Tanjungbalai. Sedangkan sinandong dobus dan sinandong pengobatan

atau gubang tidak dinyanyikan, sehingga peneliti tidak memasukkan kedua

sinandong ini ke dalam data penelitian. Sinandong ini nantinya digunakan untuk

menjawab masalah kearifan lokal tradisi lisan sinandong Melayu Tanjungbalai.

Universitas Sumatera Utara

Page 2: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 68701 › Chapter III-V.pdf?sequence=3... BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitiankebersihan adalah sebahagian

Sedangkan data sekunder dalam penelitian ini berupa buku, dokumen, internet,

hasil-hasil seminar, dan wawancara. Sumber tertulis berupa buku, dokumen, dan

internet, serta hasi-hasil seminar yang berkaitan dengan pemakaian teori

antropologi sastra.

3.4 Metode dan Teknik Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data, metode yang digunakan dalam penelitian ini

adalah metode cakap. Metode cakap digunakan untuk memeroleh data dengan

melakukan percakapan antara peneliti dan informan (Mahsun, 2005:93). Dalam

pengumpulan data dibutuhkan informan dan responden. Informan diharapkan

dapat sebagai sumber data. Informan adalah masyarakat Melayu yang tinggal di

daerah Tanjungbalai. Selanjutnya, pemilihan informan dilakukan dengan kriteria

tertentu. Hal ini dipertimbangkan untuk menjaga validasi data atau informasi yang

diharapkan oleh peneliti. Kriteria tersebut ialah:

1) Informan berusia di atas 30-65 tahun (tidak pikun).

2) Informan lahir dan dibesarkan di lokasi penelitian yang akan diteliti.

3) Informan menguasai atau memahami sesuatu melalui proses enkulturasi,

sehingga sesuatu itu bukan sekadar diketahuinya, melainkan juga

dihayatinya.

4) Informan tergolong masih sedang berkecimpung atau terlihat pada

kegiatan yang diteliti.

5) Informan mempunyai waktu yang memadai intuk dimintai informasi.

6) Informan tidak cenderung menyampaikan informasi hasil ”kemasannya”

sendiri.

7) Informan memiliki kebanggaan dengan bahasa dan budayanya.

Universitas Sumatera Utara

Page 3: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 68701 › Chapter III-V.pdf?sequence=3... BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitiankebersihan adalah sebahagian

Data-data dari informan dikumpulkan melalui wawancara, pencatatan dan

perekaman. Butir wawancara yang dilakukan mencakup pertanyaan-pertanyaan

tentang seputar sinandong.

Informasi tentang budaya, mitos dan jati diri dapat diketahui lebih

mendalam melalui wawancara langsung. Mengadakan wawancara langsung

dengan para informan dapat memberikan hasil penelitian yang lebih akurat.

Dengan demikian, hal-hal yang diragukan dapat disyahkan.

Peneliti menggunakan metode wawancara mendalam. Bungin (2010:108)

menjelaskan, wawancara mendalam secara umum adalah proses memperoleh

keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka

antara pewawancara dengan informan, dengan atau tanpa menggunakan pedoman

(guide) wawancara, dimana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan

sosial yang relatif lama.

3.5 Metode dan Teknik Analisis Data

Menganalisis data kualitatif menurut Bodgan dan Biklen (Bungin, 2010:

248) mengatakan bahwa analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan

dengan mengolah data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi

satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari, menemukan apa yang

penting, apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan pada

orang lain.

Data yang diperoleh dari hasil pengumpulan dokumen dianalisis dengan

teknik analisis dokumen atau analisis isi. Menurut Ratna (2004:49), metode

analisis isi memberi perhatian pada isi pesan. Dengan kata lain, sebagaimana

diungkapkan oleh Sigit (2003:240), “Analisis dokumen ialah mempelajari apa

Universitas Sumatera Utara

Page 4: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 68701 › Chapter III-V.pdf?sequence=3... BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitiankebersihan adalah sebahagian

yang tertulis dan dapat dilihat dari dokumen-dokumen. Dokumen-dokumen itu

dapat berwujud buku pelajaran (textbook), karangan, surat-kabar, novel, iklan,

gambar, dan sebagainya.” Di dalam penelitian ini, dokumen yang dijadikan bahan

penelitian berupa hasil rekaman yang sudah ditransliterasikan, juga didukung oleh

dokumen lain, yakni artikel jurnal/surat kabar, peta, gambar, dan hasil penelitian

yang relevan.

Berikut ini adalah penjelasan tahapan analisis data dalam meneliti

sinadong Asahan tersebut. Hal ini meliputi dua tahap, yaitu sebagai berikut:

(1) Mengklasifikasi, mendeskripsikan, dan menganalisis kearifan lokal yang

relevan dalam sinandong tersebut.

(2) Menarik simpulan yang didasarkan pada rumusan masalah yaitu kearifan lokal

sinandong.

Universitas Sumatera Utara

Page 5: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 68701 › Chapter III-V.pdf?sequence=3... BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitiankebersihan adalah sebahagian

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Kearifan Lokal dalam Sinandong Masyarakat Melayu Tanjungbalai

4.1.1 Kerja Keras

Kerja keras adalah perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh

dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas

dengan sebaik-baiknya (Sibarani, 2012:143).

Masyarakat Melayu yang mendasarkan budayanya dalam agama Islam selalu

memandang bahwa bekerja adalah ibadah, kewajiban dan tanggung jawab. Dalam

kehidupan orang melayu, kerja keras sudah diturunkan dari satu generasi ke

generasi lain, agar memiliki semangat kerja untuk mengangkat harkat dan

martabat mereka. Masyarakat Melayu Tanjungbalai memiliki mata pencaharian

sebagai nelayan dan petani ini terlihat pada Sinandong Anak.

Tidolah anakku.... tidolah sayang

Kalau gugo....gugo kepoyang....

Jatoh ke bumi terobang melayang....

Jatoh...terobang melayang. Tido anakku tidolah sayang....

Agar omakmu biso ke ladang.

Lalalalala... (3.Sinandong Menimang Anak)

Syair di atas mengisyaratkan bahwa kaum wanita tugasnya bukan hanya

mengurus rumah, anak dan suami tetapi juga harus membantu mencari nafkah

dengan pergi ke ladang. Padahal kaum wanita tidak wajib mencari nafkah tetapi

wanita melayu Tanjungbalai tetap berusaha dan bekerja keras untuk meningkatkan

taraf ekonomi mereka untuk kesejahteraan hidup dengan bekerja di ladang untuk

membantu perekonomian keluarganya.

Seorang ibu sebelum pergi ke ladang ia menimang anaknya agar bisa

tertidur dan diapun bisa bekerja. Oleh sebab itu, ia mengatakan kepada anaknya

Universitas Sumatera Utara

Page 6: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 68701 › Chapter III-V.pdf?sequence=3... BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitiankebersihan adalah sebahagian

agar lekas tetidur karena banyak pekerjaan yang masih harus ia lakukan, kalau

tidak pekerjaannya akan begulut atau semakin banyak. Disini terlihat bahwa ibu

memiliki banyak pekerjaan lain, tidak hanya mengurus anak, masih banyak yang

harus ia kerjakan. Ini terlihat dari syair di bawah ini.

Timang-timang gulai keladi

Asyek bek betimang kerojo tak menjadi...

Timang si lado-lado,

Lado menggulai bolut...

Asyek bak betimang

Kerojo pun begulut... (3.Sinandong Menimang Anak)

Kerja keras pada masyarakat Melayu sebagai budaya juga ada dalam

berbagai pribahasa seperti berat tulang, ringanlah perut; ringan tulang, beratlah

perut. Hal ini menggambarkan bahwa jika rajin bekerja maka hidup akan

berkecukupan, sedangkan yang malas bekerja maka hidupnya akan susah. Maka

oleh sebab itu, masyarakat Melayu sangat terkenal sebagai pekerja keras karna

sudah menjadi budaya mereka hal ini juga terlihat pada syair Sinandong Anak.

Angin bertiup layar terkembang

Angin bertiup amboi layar terkembang

Sampan melonjak malonjak naik gelombang

Sedikit tidak amboi meraso bimbang

Lamat nelayan..nelayan dalam berjuang

Angin bertiup layar terkembang

Angin bertiup amboi layar terkembang

Sampan melonjak malonjak naik gelombang

Sampan melonjak melonjak naik gelombang (6.Sinandong Menidurkan Anak)

Masyarakat melayu yang bekerja sebagai nelayan harus tetap bekerja keras

untuk menafkahi keluarga, walaupun terkadang di tengah laut mereka tidak tahu

apa yang akan terjadi, misalkan badai, mereka akan terombang-ambing di lautan

yang luas dan tidak sedikitpun merasa bimbang atau cemas, dan mereka tetap

harus berjuang.

Universitas Sumatera Utara

Page 7: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 68701 › Chapter III-V.pdf?sequence=3... BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitiankebersihan adalah sebahagian

4.1.2 Pendidikan

Pendidikan merupakan usaha yang kompleks untuk menyesuaikan

kebudayaan dengan kebutuhan anggotanya melalui kebebasan akademik dan

pendidikan individu dalam masyarakat demokratis. Sedangkan ilmu pendidikan

adalah ilmu yang mempelajari proses pengaruh mempengaruhi antara peserta

didik dengan pendidik dalam berbagai situasi untuk mencapai tujuan pendidikan

(Sagala, 2009).

Orang Melayu di desa sudah mengerti bahwa pendidikan sekolah

merupakan unsur penting untuk kehidupan di masa ini. Orang Melayu

mengajarkan kepada anaknya agar menuntut ilmu dari sejak kecil hingga

meninggal dunia, seperti halnya tuntutlah ilmu sampai ke liang lahat. Ilmu itu

boleh ilmu apa saja, pokoknya ilmu itu harus ilmu yang mendatangkan

kemaslahatan umat manusia. Terlebih-lebih ilmu agama, ini sangat dianjurkan,

agar kelak hidup selamat di dunia dan di akhirat hal ini terlihat pada Sinandong

Anak dan Sinandong Hiburan.

Mak ongah oi...tinggi-tinggi tinggi...tinggi...sampai atap

Bolum tumbuh gigi pandai baca kitab. (3.Sinandong Menimang Anak)

Tiang la cenggok tinggi

Tinggi-tinggi la sampai ke atas atap

Copat la tumbuh gigi

Supayo copat membaco kitab (14.Sinandong Hiburan)

Kedua syair diatas dapat kita lihat bahwa dasar pendidikan agama bagi

anak pria maupun wanita di Melayu, yang memegang teguh kepada ajaran Islam,

adalah ngaji (membaca kitab). Kitab sebagai pedoman hidup, sehingga sangat

penting untuk bisa membaca dan mengamalkannya. Pada sore hari sepulang

sekolah anak-anak di Tanjungbalai sekolah ngaji, karena bagi masyarakat di sana

Universitas Sumatera Utara

Page 8: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 68701 › Chapter III-V.pdf?sequence=3... BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitiankebersihan adalah sebahagian

ilmu agama sangat penting sebagai dasar akidah mereka, di sana mereka juga

belajar membaca dan menulis Arab, tetapi dalam belajar mengaji yang utama

berupa menghapal surah-surah Al-Quran.

Ooooooooooooooiiiiiiiiiiiii ooooooooooooooiiiiiiiiiiiiii

Kayulah arang kunun ooooooooooooooiiiiiiiiiiii

Oooooooooiiiiiiiiiiiiii dilindung bulaaaaaaan

Dilindung buuuuuuulaaan

Patah dahannyo diguncanglah ombaaaaaaaaaaaaaak

Ooooooooooooiiiiiiiiiiiiiii oooooooooooooooiiiiiiiiiii

Setiap tahuuuuuuuuuuuuuuuuuunnnnn

Hai setiap tahuuuuuuuuuun sudaroku ooooooooiiiiii

Ooooooooooooiiiiiiiii nabi berpooooooooosan

Oooooooooooooiiiiiiii oooooooooooooiiiiiiiiiiii

Hai menyuruh sholat baya sudaoku..........

Dengan puaaaaaaaaaaaaaaasooo.

Hai............. menyuruhlah sho...........lat baya

Dengan pua............so (10.Sinandong Mengonang Naseb)

Sebagai umat Islam kita diajarkan bahwa setiap tahun wajib berpuasa,

yang merupakan perintah dari Tuhan dalam kitab Q.S Al-Baqarah ayat 183 yang

artinya ”wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa

sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”. Melayu

identik dengan Islam, sehingga mereka mengajarkan pada anak mereka untuk

menegakkan sholat lima waktu, subuh, zuhur, ashar, magrib dan isya dan juga

melaksanakan ibadah puasa. Hal ini membuat orang tua di Tanjungbalai selalu

menasehati anak mereka melalui sinandong mengonang naseb.

Siapi-api si Tanjungnapal....................

Hutannyo lobat kayu langkadei

Kalaulah mati tidak beramal.................

Bagai sampan dhompas badai

Turunlah ribut kugulung layar.............

Hanyutlah kapal patah kemudi

Bolehnyo dirobut dunio nan lebar...............

Sediokan amal sebolum mati

Oooooooooooiiiiiiii oooooooooooooiiiiiiiiiiiiii (10.Sinandong Mengonang Naseb)

Universitas Sumatera Utara

Page 9: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 68701 › Chapter III-V.pdf?sequence=3... BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitiankebersihan adalah sebahagian

Masyarakat melayu Tanjungbalai sangat mengutamakan pendidikan

khususnya pada akhlak anak-anak mereka agar kelak di akhirat nanti tidak

menyesal, karena yang paling penting nantinya adalah segala amal perbuatan kita

selama di dunia.

4.1.3 Kesehatan

Kesehatan menurut UU nomor 23 tahun 1992 adalah keadaan sejahtera

dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif

secara sosial dan ekonomis.

Kesehatan tubuh kita adalah modal utama untuk menjalani hari dan meraih

kesuksesan. Sebuah kesuksesan hidup akan terasa sia-sia jika kita meraihnya

dalam keadaan sakit. Kesuksesan akan terasa lengkap jika kita dalam keadaan

sehat dan kita bisa menikmati jerih payah kita selama ini.

Pemeliharaan kesehatan adalah upaya penaggulangan dan pencegahan

gangguan kesehatan yang memerlukan pemeriksaan, pengobatan dan/atau

perawatan termasuk kehamilan dan persalinan.

Masyarakat Melayu dalam menjaga kesehatan berpegang pada hadist

Rasullah yang mengatakan bahwa kebersihan adalah sebahagian dari iman.

Ajaran ini diambil dari ajaran Islam yang notabenenya orang Melayu yang

beragama Islam. Berdasarkan hadist tersebut, maka orang Melayu harus menjaga

kebersihan. Jika rumah dan diri bersih, maka akan terhindar dari penyakit. Jika

terhindar dari penyakit tentu saja akan sehat. Hal ini terlihat dalam syair

sinandong yang berarti bahwa masyarakat Melayu secara turun-temurun diajarkan

untuk senantiasa menjaga diri. Hal ini terlihat pada syair Sinandong Anak.

Tidolah-tidohlah sayang....

Tidolah nak tidolah sayang tidolah-tido,

Universitas Sumatera Utara

Page 10: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 68701 › Chapter III-V.pdf?sequence=3... BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitiankebersihan adalah sebahagian

Picengkan mato tak lamo lagi ayahmu balek nak

Jangan rusak nak, jangan binaso

Jangan dibogi semacam penyaket....(1.Sinandong Membuai Anak)

Frasa jangan rusak nak, jangan binaso bercerita bahwa seorang ibu

berharap agar anaknya terhindar dari malapetaka dan frasa jangan dibogi

semacam penyakit berarti berharap agar anaknya dijauhkan dari berbagai macam

penyakit. Kesehatan tubuh manusia adalah ketika kondisi tubuh bekerja secara

sempurna. Bagaikan mesin, tubuh kita ini memiliki berbagai macam komponen

yang saling terkait , dan jika ada yang sakit satu, maka semua bagian yang lain

akan ikut merasakannya. Jadi sekecil apapun bagian tubuh kita ada yang sakit,

pastinya akan membuat organ tubuh lain tidak nyaman. Hal inilah yang menjadi

salah satu alasan masyarakat Melayu Tanjungbalai untuk selalu menjaga

kesehatan.

4.1.4 Pelestarian dan Kreativitas Budaya

Pelestarian dalam KBBI berasal dari kata dasar lestari, yang artinya adalah

tetap selama-lamanya tidak berubah. Kemudian, dalam kaidah penggunaan

Bahasa Indonesia, pengunaan awalan pe- dan akhiran –an artinya digunakan

untuk menggambarkan sebuah proses atau upaya (kata kerja). Jadi berdasarkan

kata kunci lestari ditambah awalan pe- dan akhiran –an, maka yang dimaksud

pelestarian adalah upaya atau proses untuk membuat sesuatu tetap selama-

lamanya tidak berubah. Bisa pula didefinisikan sebagai upaya untuk

mempertahankan sesuatu supaya tetap sebagaimana adanya.

Budaya menurut KBBI adalah sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan.

Budaya yang baik harusnya dilestarikan dan bahkan dikembangkan adanya.

Universitas Sumatera Utara

Page 11: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 68701 › Chapter III-V.pdf?sequence=3... BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitiankebersihan adalah sebahagian

Walaupun banyak sekarang pengaruh dari dunia luar (globalisasi) alangkah

baiknya budaya kita tidak kita tinggalkan.

Menurut Peursen (1988), kebudayaan sebetulnya bukan suatu kata benda,

melainkan suatu kata kerja. Atau dengan lain perkataan, kebudayaan adalah karya

kita sendiri, tanggung jawab kita sendiri. Demikian kebudayaan dilukiskan secara

fungsionil, yaitu sebagai suatu relasi terhadap rencana hidup kita sendiri.

Kebudayaan lalu nampak sebagai suatu proses belajar raksasa yang sedang

dijalankan oleh umat manusia. Kebudayaan tidak terlaksana diluar kita sendiri,

maka kita (manusia) sendirilah yang harus menemukan suatu strategi kebudayaan.

Termasuk dalam proses melestarikan kebudayaan. Karena, proses melestarikan

kebudayaan itu adalah pada hakekatnya akan mengarah kepada perilaku

kebudayaan dengan sendirinya, jika dilakukan secara terus menerus dan dalam

kurun waktu tertentu. Masyarakat melayu di Tanjungbalai masih melestarikan

budaya mereka terlihat dari kata-kata dalam Sinandong Mengonang Naseb,

Sinandong Nelayan, dan Sinandong Hiburan.

Kata-kata seperti combul, menggulai, tiko, pariuk. ranting kayu, gulai

nangko, kain panjang, losung batu, bubur sagu, rondang kopah, sombam ikan

cengcaru, wajik, kue putu dan bubur podas. Combul adalah tempat tembakau dan

kelengkapan tepak sirih, seperti tempat gambir dan kapur sirih yang terbuat dari

tembaga, biasanya ditaruh dalam talam. Menggulai adalah masakan khas orang

melayu. Tiko sama dengan tikar, orang melayu biasanya menggunakan tikar

terutama dalam acara-acara besar seperti makan beradap, pengajian dll dan sampai

sekarang masih menggunakan tikar.

Universitas Sumatera Utara

Page 12: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 68701 › Chapter III-V.pdf?sequence=3... BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitiankebersihan adalah sebahagian

Pariuk di ranting kayu (7.Sinandong Nelayan) maksudnya adalah

memasak nasi masih menggunakan kayu, walaupun ada kompor sebagian dari

mereka masih melestarikan memasak menggunakan kayu bakar.

Sungguhlah cantik si kain panjang...........

Dipakai nak daro kunun ooooooooooooooiiiiiiiiiii

Dipakai nak daro di waktu potang (10.Sinandong Mengonang Naseb)

Kain panjang biasa dipakai wanita di sana di waktu petang. Di sore hari

setelah pulang dari bekerja adalah waktu yang tepat untuk bersantai, dan saat

itulah wanita di sana memakai kain.

Singgah mak ijah singgah makan la bubur sagu

Makan mak ijah makan sodap apo laoknyo

Adolah rondang kopah sombam ikan cengcaru (15.Sinandong Hiburan)

Kata-kata seperti bubur sagu, rondang kopah, sombam ikan cengcaru,

wajik, kue putu dan bubur podas merupakan hasil kreativitas budaya dari

masyarakat Melayu. Rondang kopah dan sombam ikan cengcaru merupakan tanda

bahwa asal usul nenek moyang mereka adalah seorang pelaut. Dahulu jika ada

pesta rondang kopah dan sombam ikan cengcaru ini dihidangkan, tetapi sekarang

sudah tergeser dengan adanya rendang daging, ayam potong dan hidangan modern

sebagainya.

Kayoh mak ijah kayoh, kayoh la laju-laju

Sila mak ijah makan wajik dan kue putu

Makan mak ijah lokas kawan lamo menunggu

Adolah bubur podas bubur orang Melayu (15.Sinandong Hiburan)

Bubur sagu, wajik, kue putu, dan bubur podas merupakan makanan khas

orang melayu. Bubur putu terbuat dari santan kelapa, gula, dan tepung sagu.

Wajik terbuat dari santan kelapa, gula merah, dan beras pulut atau ketan. Kue putu

terbuat dari kelapa, gula, dan tepung beras. Dari segi bahan, ketiga kue tersebut

terbuat dari kelapa, sagu atau pohon rumbia, pulut dan beras (padi). Sedangkan

Universitas Sumatera Utara

Page 13: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 68701 › Chapter III-V.pdf?sequence=3... BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitiankebersihan adalah sebahagian

bubur podas terbuat dari berbagai macam sayuran, udang, kepiting, cumi-cumi,

daun tapak leman, ubi, jagung, kentang dll biasanya dibuat untuk menyambut

tamu, acara besar, menyambut puasa dsb.

Dahulu, bubur sagu dijadikan hidangan berbuka puasa dan kue putu

sebagai salah satu kue untuk lebaran. Sekarang, bubur sagu hampir tidak dapat

ditemukan lagi, sedangkan kue putu dan wajik masih ada, tetapi jumlahnya

terbatas. Kebanyakan masyarakat sekarang lebih suka membeli kue jadi daripada

membuat sendiri.

4.1.1.5 Peduli Lingkungan

Peduli lingkungan adalah sikap dan tindakan yang selalu berupaya

mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan

upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi (Sibarani,

2012:144).

Pergulatan orang Melayu dengan alam dalam hal pertanian, hutan dan

perairan membantu orang Melayu untuk meletakkan dasar-dasar masyarakat dan

kebudayaannya. Alam bagi orang Melayu merupakan sumber rasa aman, begitu

pula alam dihayati sebagai kekuasaan yang menentukan keselamatan dan

kehancurannya. Oleh karena itu alam inderawi bagi orang Melayu merupakan

ungkapan alam gaib, yaitu misteri berkuasa yang mengelilinginya, dari alam

seperti ini orang Melayu memperoleh eksistensinya dan bergantung padanya.

Alam adalah ungkapan kekuasaan yang akhirnya menentukan kehidupannya.

Pedoman hidup masyarakat Melayu dalam penjagaan lingkungan alam

dinyatakan oleh Rachmatullah (2010:64-65) bahwa barang siapa yang mengerti

tempatnya dalam masyarakat dan dunia, maka ia juga memiliki sikap batin yang

Universitas Sumatera Utara

Page 14: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 68701 › Chapter III-V.pdf?sequence=3... BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitiankebersihan adalah sebahagian

tepat dan dengan demikian juga akan bertindak dengan tepat. Sebaliknya, siapa

yang membiarkan diri dibawa oleh nafsu dan pamrihnya, yang melalaikan

kewajiban-kewajibannya dan acuh tak acuh terhadap rukun serta hormat, dengan

demikian memberi kesaksian bahwa ia belum mengerti tempatnya dalam

keseluruhan alam semesta.

Orang Melayu menyadari bahwa keseluruhan hidupnya bergantung pada

alam semesta. Alam yang tampak nyata selalu berkaitan dengan alam gaib.

Kehidupan masyarakat Melayu dipengaruhi oleh alam ini sehingga manusia

Melayu harus tunduk pada kekuatan dan kekuasaan alam semesta. Bila ingin

hidupnya aman dan tentram lahir batin, maka masyarakat Melayu harus menjaga

lingkungan alam semesta ini. Menjaga keselarasan hidup antara manusia dengan

lingkungannya dan masyarakat dengan dunia. Hal ini terlihat dari syair Sinandong

Anak dan Sinandong Nelayan yang berbunyi.

Cenggok- cenggok payong Malako

Payong boso rajo mudo...

Mak alang oi...

Jangan rusak nak jangan binaso,

Bogi kuntom bungo cempako...(3.Sinandong Menimang Anak)

Nyiur melambai di topi pantai oooooooooiiiiiiiiiii

Nelayan mengarang ombak dan badai ooooooiiiiiiiii

Oooooooooooiiiiiiiii nandung di nadung......

Petani riang turun ke sawah ooooooooiiiiiiiiiii

Tampak nelayan bekayuh santai oooooooooiiiiiiiii

Oooooooooooiiiiiiiii nandung di nadung...... (9.Sinandong Nelayan)

Bagi para nelayan lingkungan mereka adalah pantai, maka sangat penting

bagi mereka untuk menjaga pantai agar tidak rusak dan kotor sehingga ikan-ikan

bisa mati, sehingga akan susah nantinya bagi mereka mendapat ikan. Sedangkan

Universitas Sumatera Utara

Page 15: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 68701 › Chapter III-V.pdf?sequence=3... BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitiankebersihan adalah sebahagian

mereka mata pencaharianya adalah nelayan menangkap ikan. Seperti halnya yang

terdapat juga dalam sinandong nelayan di bawah ini.

Angin bertiup angin melambai oooooooooooooiiiiiiiiiii

Penduduknyo banyak tani nelayan oooooiiiiiiiiii

Di masa lalu raso gelisoh....ooooooiiiiiiiiiii

Hasil didapat tak dapat dikunyah

Oooooooooiiiiiiiiiiiiii nandung dinandung (9.Sinandong Nelayan)

Frasa hasil didapat tak dapat dikunyah di atas menceritakan bahwa

terkadang para nelayan itu memiliki rasa gelisah atau cemas ketika hasil yang

mereka dapat tidak dapat dikunyah, maksudnya tidak bisa mencukupi kebutuhan

hidup mereka.

4.1.6 Kesopansantunan

Sopan santun yaitu bertingkah laku sesuai dengan cara yang diterima dan

dihargai oleh lingkungan sosial menunjukkan rasa hormat, kepedulian, dan

perhatian kepada orang lain. Masyarakat Melayu juga diajarkan kesopansantunan

yang terlihat dari syair Sinandong Anak di bawah ini.

Intan sari gumalo Mak Uteh oi...

Salah pikeh jang rusaklah kito

Salah tingkah menjadi kato (3.Sinandong Menimang Anak)

Syair di atas dikatakan bahwa janganlah salah dalam berpikir dan berbuat.

Salah dalam berpikir akan membuat kita rusak atau tersesat, sedangkan jika salah

dalam perbuatan akan menjadi pembicaraan bagi orang lain, dan membuat nama

menjadi tercemar. Perilaku yang baik merupakan hasil dari pemikiran yang baik,

watak yang baik dan perilaku dipaparkan dalam sebuah tindakan. Ini juga terlihat

dari syair Sinandong Anak dibawah ini.

Iyolah molek iyolah sayang

Iyolah molek yo molek iyolah sayang

Berbuat baek lah baek orang pun sayang

Berbuat baek lah baek orang pun sayang (6.Sinandong Menidurkan Anak)

Universitas Sumatera Utara

Page 16: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 68701 › Chapter III-V.pdf?sequence=3... BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitiankebersihan adalah sebahagian

Jika kita berbuat baik dengan orang lain maka orang lain pun akan sayang

kepada kita. Frasa berbuat baek lah itu merupakan nilai kesopansantunan dalam

masyarakat Melayu. Sopan santun merupakan cerminan perilaku baik seseorang.

Tidolah tido nak, picengkan mato

Anak omak si buah hati...

Kalau boso balaslah jaso

Kemano pogi dapat jeroki (1.Sinandong membuai Anak)

Sopansantun tidak hanya di masyarakat atau lingkungan, tetapi juga pada

orang tua. Wajib bagi umat Islam untuk menghormati kedua orangtua, yaitu

dengan berbakti, menaati perintahnya, dan berbuat baik kepadanya. Frasa kalau

boso balaslah jaso, membalas jasa orang tua merupakan tata krama

kesopansantunan seorang anak kepada orangtuanya, karena sudah kewajiban

seorang anak untuk berbakti kepada orang tua sebagai balas jasa apalagi ketika ia

sukses.

4.1.7 Kesetiakawanan

Kesetiakawanan Sosial atau rasa solidaritas sosial adalah merupakan

potensi spritual, komitmen bersama sekaligus jati diri bangsa oleh karena itu

Kesetiakawanan Sosial merupakan Nurani bangsa Indonesia yang tereplikasi dari

sikap dan perilaku yang dilandasi oleh pengertian, kesadaran, keyakinan tanggung

jawab dan partisipasi sosial sesuai dengan kemampuan dari masing-masing warga

masyarakat dengan semangat kebersamaan, kerelaan untuk berkorban demi

sesama, kegotongroyongan dalam kebersamaan dan kekeluargaan.

Putek pauh jang delimo batu.......

Anak sembilang nak di tapak tangan........

Sunggoh jauh nak beribu batu......

Hilang dimato nak di hati jangan...(2.Sinandong Membuai Anak)

Universitas Sumatera Utara

Page 17: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 68701 › Chapter III-V.pdf?sequence=3... BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitiankebersihan adalah sebahagian

Puteklah intan oooooooooiiiiiiiiidelimo batu.....

Delimo batu.............

Anak sembilang di tapak taaaaaaaaaaaaangan

Oooooooiiiiiiiii oooooooooooiiiiiiiii oooooooiiiiiiii sudaaaaaaaaaaroku

Sunggohlah jaaaaaaaaaaaaoh...................

Sunggohlah jaoh sudaroku................

Oooooooooiiiiiiiiii beribu ba..........tu ooooooooiiiiiiii

Intan payong oooooooiiiiiiiiiiiiiiii

Hilang di maaaaaaaaaaa......to........

Di hatilah jangan.............. alah gunong........

Di hati jaaaaaaaaa......ngan..........sudoroku oooooooiiiiiiiiii

(13.Sinandong Hiburan)

Dari kedua sinandong di atas terdapat frasa jauh di mato di ati jangan,

ketika teman sudah meninggal atau pergi merantau janganlah kita lupakan,

kenanglah. Begitu juga dengan orang yang kita tinggalkan apabila kita merantau

janganlah lupakan, jika ada waktu dan rezeki pulang ke kampung halaman. Dan

bagi orang yang sudah meninggal, doakan agar mereka tenang di alam kubur.

Begitulah bentuk kesetiakawanan dalam syair tersebut.

Hoi............... dulu ditutuh intan ooooooooooooiiiiiii

Baru ditobang............baru ditobang.............

Ambek sedahan samparan kaen...........

Oooooooiiiiiii ooooooooiiiiiiii ooooooooiiiii sudaroku

Oooooooooiiiiiiiii oooooooooooiiiiiiiiiiiiiii

Tompatlah jatoh..........tompatlah jotoh......

Dikonang.......dikooooooooooooooonang oooooooooiiiiiiii

Intan payong............. kununlah puak..........

Tompatlah bermain............alah gunung

Tompat bermaeeeeeeeeeeeeeen sudaroku........... oooiiiiiiiii

(13.Sinandong Hiburan)

Frasa dari tompatlah jatoh, dikonang bermaksud bahwa kampung halaman

tempat bermain, tetaplah diingat. Di sanalah waktu kecil dulu sebagai tempat

bermain bersama teman-teman. Apabila masyarakat Tanjungbalai merantau, dari

sinandong tersebut mereka tidak akan melupakan kampung halaman mereka.

.

Universitas Sumatera Utara

Page 18: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 68701 › Chapter III-V.pdf?sequence=3... BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitiankebersihan adalah sebahagian

4.1.8 Komitmen

Komitmen dalam KBBI adalah perjanjian (keterikatan) untuk melakukan

sesuatu; kontrak. Komitmen adalah janji pada diri kita sendiri atau pada orang lain

yang tercermin dalam tindakan kita. Komitmen merupakan pengakuan seutuhnya,

sebagai sikap yang sebenarnya yang berasal dari watak yang keluar dari dalam

diri seseorang. Sinandong Muda-Mudi ini mencerminkan komitmen.

Adindo .......... tidak bang oooooooiiiiiiiiii

Mencari yang laen alah bang sayang.......oooooooooiiiiiiiii

Adindo.......... tidak mencari laen

Abang sayang.......oooooooooiiiiiiiii (12.Sinandong Muda-Mudi)

Syair di atas menunjukkan bahwa si perempuan berkomitmen untuk tidak

mencari laki-laki yang lain. Dapat dilihat dari frasa Adindo tidak mencari laen

Abang sayang., meskipun perempuan Melayu Tanjungbalai sering ditinggal oleh

suami yang notabennya adalah seorang nelayan, maka ia akan sering ditinggal,

tetapi ia sudah berkomitmen untuk setia, tidak akan mencari yang lain. Tidak

seperti perempuan-perempuan lain yang sering tergoda dengan laki-laki lain

bahkan yang lebih mapan, tetapi wanita masyarakat Tanjungbalai tetap menjaga

komitmennya.

Komitmen mudah diucapkan. Namun lebih sukar untuk dilaksanakan.

Mengiyakan sesuatu dan akan melaksanakan dengan penuh tanggungjawab adalah

salah satu sikap komitmen. Komitmen sering dikaitkan dengan tujuan, baik yang

bertujuan positif maupun yang yang bertujuan negatif.

4.1.9 Kerukunan

Kerukunan merupakan jalan hidup setiap manusia yang memiliki bagian-

bagian dan tujuan tertentu yang harus dijaga bersama-sama, saling tolong

Universitas Sumatera Utara

Page 19: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 68701 › Chapter III-V.pdf?sequence=3... BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitiankebersihan adalah sebahagian

menolong, toleransi, tidak saling bermusuhan dan saling menjaga satu sama lain.

Maka dari itu setiap tanggal 3 Januari dinyatakan sebagai hari kerukunan nasional.

Dalam bahasa Indonesia arti rukun ialah:

1. Rukun (nominal), berarti: Sesuatu yang harus di penuhi untuk sahnya

pekerjaan, seperti tidak sahnya manusia dalam sembahyang yang tidak

cukup syarat, dan rukunya asas, yang berarti dasar atau sendi: semuanya

terlaksana dengan baik tidak menyimpang dari rukunnya agama.

2. Rukun (ajektif) berarti: Baik dan damai tidak bertentangan: hendaknya

kita hidup rukun dengan tetangga, bersatu hati,

sepakat. Merukunkan berarti: mendamaikan menjadikan bersatu hati.

Kerukunan berarti : perihal hidup rukun; rasa rukun; kesepakatan:

kerukunan hidup bersama.

Kerukunan berarti sepakat dalam perbedaan-perbedaan yang ada dan

menjadikan perbedaan-perbedaan itu sebagai titik tolak untuk membina kehidupan

sosial yang saling pengertian serta menerima dengan ketulusan hati yang penuh ke

ikhlasan. Kerukunan merupakan kondisi dan proses tercipta dan

terpeliharannya pola-pola interaksi yang beragam diantara unit-unit (unsur/sub

sistem) yang otonom.

Prinsip kerukunan diterapkan dalam segala bidang kehidupan. Kerukunan

selalu dijaga oleh semua anggota masyarakat untuk menciptakan suasana yang

harmonis tanpa keributan ataupun perselisihan. Prinsip kerukunan bertujuan untuk

mempertahankan masyarakat dalam kedaan yang harmonis. Rukun berarti ”berada

dalam keadaan selaras”, ”tenang dan tentram”, ”tanpa perselisihan dan

Universitas Sumatera Utara

Page 20: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 68701 › Chapter III-V.pdf?sequence=3... BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitiankebersihan adalah sebahagian

pertengkaran”, ”bersatu dalam maksud untuk saling membantu” (Suseno,

1991:39).

Sungguhlah cantik tuan oooooooooooooiiiiiiii

Amboiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii

Sungguhlah cantik si kain panjang...........

Dipakai nak daro kunun ooooooooooooooiiiiiiiiiii

Dipakai nak daro di waktu potang

Ooooooooooooooiiiiiiiiii

Berbuat baik kunun ooooooooooiiiiiiiiiiiii

Amboooooooooooooooooiiiiiiiii

Berbuat baik di kampung orang

Supayo kito sudaroku oooooooooooiiiiiiiiiiiii

Supayo kito disukoi orang (10.Sinandong Mengonang Naseb)

Dari syair di atas terlihat bahwa masyarakat Melayu diajarkan secara turun

temurun agar berbuat baik terutama di kampung orang untuk menjaga kerukunan

dalam bermasyarakat. Kerukunan mencerminkan hubungan timbal balik yang

ditandai oleh sikap saling menerima, saling mempercayai, saling menghormati

dan menghargai, serta sikap saling memaknai kebersamaan. Terlihat juga dari

syair sinandong anak di bawah ini.

Tidolah-tidolah nak picengkan mato...

Anakku sayang.... sirajo mudo....

Ruponyo elok nak, bijaklaksono....

Sesuai...dengan adat lembago (1.Sinandong Membuai Anak)

Frasa bijaksano adalah bertindak sesuai dengan pikiran, akal sehat

sehingga menghasilkan perilaku yang tepat, sesuai dan pas. Biasanya, sebelum

bertindak disertai dengan pemikiran yang cukup matang sehingga tindakan yang

dihasilkan tidak menyimpang dari pemikiran. Bijaksana adalah orang yang

disiplin, jujur, adil dan tidak membeda-bedakan seseorang atau sesuatu dan

mementingkan keadaan umum, sehingga akan terciptalah kerukunan. Sikap

bijaksana adalah salah satu contoh agar terciptanya kerukunan dalam

bermasyarakat.

Universitas Sumatera Utara

Page 21: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 68701 › Chapter III-V.pdf?sequence=3... BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitiankebersihan adalah sebahagian

4.1.10 Rasa Syukur

Kata syukur bahasa berasal dari kata ”syakara” yang berarti membuka,

sebagai lawan dari kata kafara (kufur) yang berarti menutup. Sedangkan menurut

istilah syara’ syukur adalah pengakuan terhadap nikmat yang dikaruniakan Allah

yang disertai dengan ketundukan kepadanya dan mempergunakan nikmat tersebut

sesuai dengan kehendak Allah.

Imam al-Qusyairi mengatakan, ”hakikat syukur adalah pengakuan

terhadap nikmat yang telah diberikan Allah yang di buktikan dengan ketundukan

kepada-Nya. Jadi, syukur itu adalah mempergunakan nikmat Allah menurut

kehendak Allah sebagai pemberi nikmat. Karena itu, dapat dikatakan bahwa

syukur yang sebenarnya adalah mengungkapkan pujian kepada Allah dengan

lisan, mengakui dengan hati akan nikmat Allah, dan mempergunakan nikmat itu

sesuai dengan kehendak Allah”.

Sikap syukur perlu menjadi kepribadian setiap muslim, sikap ini

mengingatkan untuk berterimakasih kepada pemberi nikmat (Allah) dan perantara

nikmat yang diperolehnya (manusia). Dengan bersyukur ia akan rela dan puas atas

nikmat Allah SWT yang diperolehnya dengan tetap meningkatkan usaha guna

mendapat nikmat yang lebih baik.

Sebagai manusia ciptaan Tuhan harusnya kita bersyukur sebagai rasa

terimakasih kita kepada-Nya. Rasa syukur juga terdapat dalam sinandong dari

syair berikut ini.

Berlayar biduk ke pualu pandan

Tarik kemudi jaga haluan

Universitas Sumatera Utara

Page 22: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 68701 › Chapter III-V.pdf?sequence=3... BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitiankebersihan adalah sebahagian

Terima kasih mak ijah ucapkan

Santapan lezat sudah dimakan (15.Sinandong Hiburan)

Bersyukur yaitu hubungan manusia dengan Tuhan, khususnya manusia

harus bersyukur atas rahmat yang telah diberikan Allah SWT. Hal ini sesuai

dengan firman Allah dalam Surat Ibrahim ayat 7 yang artinya, “Apabila kamu

bersyukur atas nikmat-Ku, maka akan Kutambah, tetapi apa bila kamu kufur atas

nikmat-Ku, sesungguhnya azab-Ku sangatlah pedih”.

Adapun dalam syair lain juga diajarkan untuk bersyukur seperti berikut

ini.

Tidolah tido nak, picengkan mato

Anak omak si buah hati...

Kalau boso balaslah jaso

Kemano pogi dapat jeroki (1.Sinandong membuai Anak)

Membalas jasa orang tua merupakan kewajiban seorang anak terhadap

orang tua apalagi ketika ia sukses. Sebagai ucapan rasa syukur karena telah

dibesarkan dan dibekali dengan ilmu pengetahuan. Frasa kemano pogi dapat

jeroki berarti bahwa seorang anak yang pandai membalas jasa, orang tuanya akan

senang dan akan mendoakan anak tersebut agar diberi rezeki yang melimpah.

Hoi........ i...........iiiiiiiiiiiii....

Menumbuk kunun jang di losung batu

Oi...ii.......di losung baaaaatuuuu....oi........

Noseb...............malang...............

Antan dibuat jang batang gelenggang................

iiiiiiiiiiiii..............oi...........naseb ............malang

hoi............saketlah sungguh....................

dagang piatu daaaaagaaaaaaang piaaaaaaatu......tuan

oi...........iiiiiiiiii.....lah nadong

oi...........oh...........oh........kaenlah basah koreng..............

di pinggang......ala sinadong

hoi......ii....koreng di...........pinggang

hoi....iii naek raket mengambek kupang.............

mengambek kupang oh.....nandung

oi.......... pukat di labuh topi kualo

Universitas Sumatera Utara

Page 23: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 68701 › Chapter III-V.pdf?sequence=3... BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitiankebersihan adalah sebahagian

oi..........oi..iii.....iii. oooooooiiiiiiiiii naseb malang

hoi.......sunggohlah saket badan menumpang

hidup menumpang.....hidup menom.............pang........

hoi.............alah naseb...............oi.................oi

ae yang koruh jang...........oi.......malang badan

diminum jugo...............oi...............oi..............

sinandong oi..................oi.......... (11. Sinandong Mengonang Naseb)

Syair di atas menceritakan tentang kesedihan mereka akan nasib yang

mereka terima. Frasa sunggohlah saket badan menumpang, hoi.............alah naseb

berarti mereka walaupun sedih akan nasib, mereka tetap menjalani kehidupan

yang telah ditakdirkan dan frasa saketlah sungguh dagang piatu, oi...........iiii

disini mengajarkan bahwa sangat sakit ketika ditinggal ibu menjadi piatu, jadi kita

harus bersyukur masih punya orangtua, terutama ibu karena ibu adalah tempat kita

bercerita, bisa sebagai teman, sahabat, dan dalam Islam pun memuliakan Ibu

terlebih dahulu baru ayah.

Universitas Sumatera Utara

Page 24: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 68701 › Chapter III-V.pdf?sequence=3... BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitiankebersihan adalah sebahagian

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Kearifan lokal dalam sinandong masyarakat Melayu Tanjungbalai yaitu

kerja keras, pendidikan, kesehatan, pelestarian dan kreativitas budaya, peduli

lingkungan, kesopansantunan, kesetiakawana, kerukunan, komitmen, dan rasa

syukur. Kerja keras terlihat pada sinandong menimang anak yang seorang istri

walaupun harus mengurus anak dan suami, ia masih saja pergi ke ladang.

Pendidikan bagi orang Melayu sangatlah penting apalagi soal agama, sedari kecil

anak-anak mereka sudah diajarkan untuk dapat membaca kitab (Al-Quran), sholat

dan berpuasa setiap tahunnya sebagaimana perintah agama ini terlihat pada syair

sinandong mengonang naseb. Kesehatan bagi orang melayu sangatlah penting

oleh karena itu mereka selalu menjaga dan peduli lingkungan agar tetap bersih

supaya terhindar dari penyakit terlihat dari syair sinandong membuai dan

menimang anak (sinandong anak). Masyarakat Melayu Tanjungbalai masih tetap

menjunjung tinggi pelestarian dan kreativitas budaya yang dimiliki nenek moyang

mereka seperti halnya makanan tradisional ini terlihat pada sinandong muda-

mudi. Kesopansantunan dan kesetiakawanan pada sinandong menimang anak

yang diajarkan orang tua kepada anaknya untuk selalu berbuat baik dimanapun

berada baik dikampung orang untuk menjaga kerukunan terlihat pada syair

mengonang naseb. Komitmen juga ada dalam masyarakat MelayuTanjungbalai

mereka berjanji tidak akan mencari laki-laki yang lain ini terlihat dari sinandong

muda-mudi. Masyarakat melayu Tanjungbalai selalu mengucap rasa syukur atas

Universitas Sumatera Utara

Page 25: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 68701 › Chapter III-V.pdf?sequence=3... BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitiankebersihan adalah sebahagian

apa yang mereka dapatkan, baik nikmat makanan maupun rezeki yang mereka

peroleh itu terlihat pada sinandong hiburan dan sinandong membuai anak.

5.2 Saran

Tradisi lisan sinandong ini sudah kehilangan pendukungnya karena orang

sudah sangat jarang menggunakan tradisi ini. Oleh karena itu, peneliti berharap

agar masyarakat mau tetap menggunakan sinandong ini pada acara-acara besar

agar tidak hilang tergerus jaman. Peneliti juga berharap kepada pemerintah agar

sinandong dapat dijadikan sebagai upaya pelestarian budaya daerah.

Sinandong ini masih dapat dikaji dari sisi struktural atau pendidikan

karakter yang ada dalam sinandong tersebut. Oleh sebab itu, peneliti berharap agar

tulisan ini dapat dijadikan sumber acuan bagi peneliti yang lainnya.

Universitas Sumatera Utara