repository.unisba.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 4132 › 09bab5_Ayu Alienda...

24
45 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Penyiapan Simplisia 5.1.1. Determinasi Bahan Determinasi tumbuhan dilakukan di Herbarium Bandungse Sekolah Ilmu dan Tekhnologi Hayati, Institut Teknologi Bandung. Hasil determinasi menyatakan bahwa sampel tumbuhan termasuk suku Myrtaceae, dengan marga Rhodomyrtus dan jenis Rhodomyrtus tomentosa (Aiton) Hassk. Hasil determinasi tumbuhan dapat dilihat pada Lampiran 1. 5.1.2. Pembuatan Simplisia Tahapan pertama pembuatan simplisia adalah sortasi basah untuk memisahkan pengotor luar seperti tanah, kerikil dan tumbuhan lain selain itu juga menghindari pengotor dalam yaitu bagian tumbuhan lain seperti ranting dan bunga. Setelah itu pencucian, bertujuan untuk menghilangkan tanah dan pengotor lain yang tersisa setelah sortasi basah. Tahap selanjutnya adalah proses pengeringan, yang bertujuan untuk mendapatkan simplisia yang awet dan tidak mudah rusak, serta dapat digunakan atau disimpan dalam jangka waktu yang relatif lama. Kemudian dilakukan sortasi kering, yang bertujuan untuk memisahkan bagian-bagian tumbuhan yang tidak diinginkan dan pengotor- pengotor lain yang masih tertinggal pada simplisia kering. Setelah kering, repository.unisba.ac.id

Transcript of repository.unisba.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 4132 › 09bab5_Ayu Alienda...

Page 1: repository.unisba.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 4132 › 09bab5_Ayu Alienda Putri... BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.unisba.ac.idHASIL DAN PEMBAHASAN 5.1.

45

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Penyiapan Simplisia

5.1.1. Determinasi Bahan

Determinasi tumbuhan dilakukan di Herbarium Bandungse Sekolah Ilmu

dan Tekhnologi Hayati, Institut Teknologi Bandung. Hasil determinasi

menyatakan bahwa sampel tumbuhan termasuk suku Myrtaceae, dengan marga

Rhodomyrtus dan jenis Rhodomyrtus tomentosa (Aiton) Hassk. Hasil determinasi

tumbuhan dapat dilihat pada Lampiran 1.

5.1.2. Pembuatan Simplisia

Tahapan pertama pembuatan simplisia adalah sortasi basah untuk

memisahkan pengotor luar seperti tanah, kerikil dan tumbuhan lain selain itu juga

menghindari pengotor dalam yaitu bagian tumbuhan lain seperti ranting dan

bunga. Setelah itu pencucian, bertujuan untuk menghilangkan tanah dan pengotor

lain yang tersisa setelah sortasi basah. Tahap selanjutnya adalah proses

pengeringan, yang bertujuan untuk mendapatkan simplisia yang awet dan tidak

mudah rusak, serta dapat digunakan atau disimpan dalam jangka waktu yang

relatif lama. Kemudian dilakukan sortasi kering, yang bertujuan untuk

memisahkan bagian-bagian tumbuhan yang tidak diinginkan dan pengotor-

pengotor lain yang masih tertinggal pada simplisia kering. Setelah kering,

repository.unisba.ac.id

Page 2: repository.unisba.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 4132 › 09bab5_Ayu Alienda Putri... BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.unisba.ac.idHASIL DAN PEMBAHASAN 5.1.

46

kemudian daun dan buah digiling dengan alat penggiling khusus sampai menjadi

serbuk. Serbuk untuk daun dihasilkan sebanyak 2,8 kg, sehingga rasio

pengeringannya menjadi 5:2, sedangkan untuk buah dihasilkan 1,7 kg jadi rasio

pengeringannya 9:5. Setelah itu dilakukan proses penyimpanan, bertujuan untuk

mencegah menurunnya mutu simplisia selama penyimpanan akibat faktor luar.

Kemudian simplisia disimpan dengan wadah yang bersih dan kedap udara.

5.2. Pemeriksaan Simplisia

5.2.1. Pengujian Makroskopik

Pengujian mikroskopik menggunakan 10 lembar daun karamunting dan

10 buah karamunting dengan pengambilan secara acak dan berbagai macam

ukuran. Penentuan ukuran daun yaitu dengan mengukur panjang serta lebar daun,

sedangkan untuk buah yaitu dengan mengukur panjang dan diameter buah

menggunakkan jangka sorong. Hasil penetapan makroskopik diperlihatkan pada

Tabel V.2.

Tabel V.2. Hasil Penetapan Makroskopik

Bagian tanamankaramunting

Bahan SegarKarakteristik Fisik Rata-rata

Kisaran Panjang (cm) Kisaran Lebar/Diameter (cm)

Daun 5,83 - 9 cm 2,31 – 3,3 cmBuah 1,27 - 1,63 cm 0,76 – 0,9 cm

Hasil pengamatan makroskopik daun karamunting menurut pustaka

(Latiff, 1992:276) daun karamunting berbentuk jorong sampai lonjong-jorong,

4.5-8 cm x 2.3-4 cm, sedangkan pada buah karamunting adalah 10-15 mm x 8-10.

Dari hasil pengamatan (Lampiran 2) yang dilakukan sesuai dengan literatur.

repository.unisba.ac.id

Page 3: repository.unisba.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 4132 › 09bab5_Ayu Alienda Putri... BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.unisba.ac.idHASIL DAN PEMBAHASAN 5.1.

47

5.2.2. Penetapan Mikroskopik

Penetapan mikroskopik menggunakan simplisia dan bahan segar

dilakukan pada daun dan buah karamunting. Bahan segar daun karamunting

disayat melintang kemudian diletakkan di atas kaca objek dan ditetesi dengan

larutan kloral hidrat dan diamati di bawah mikroskop dengan pembesaran 4x10.

a. Bahan segar berupa daun

Pengamatan pada mikroskop menggunakan pembesaran 4 x 10. Hasil

pengamatan menunjukkan terdapat rambut penutup, epidermis atas, jaringan

bunga karang, jaringan tiang, sel dengan minyak atsiri, serabut sklerenkim dan

berkas pembuluh pada sayatan melintang daun. Hasil dapat dilihat pada Gambar

V.1.

Gambar V.1. Hasil pengamatan mikroskopik sayatan melintang daun karamunting dengankloral hidrat. (a) Berkas pembuluh; (b) epidermis atas; (c) rambut penutup; (d)berkas pembuluh; (e) jaringan tiang;(f) serabut sklerenkim; (g) sel denganminyak atsiri; dan (h)jaringan parenkim.

f g

repository.unisba.ac.id

Page 4: repository.unisba.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 4132 › 09bab5_Ayu Alienda Putri... BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.unisba.ac.idHASIL DAN PEMBAHASAN 5.1.

ditemp

bawah mikroskop dengan perbesaran 10 x 0,25 .

terdapat sel embrio, endosperm, sel batu dan rambut penutup.

pada

reagen I

buah karamunting. Pada pengamatan menggunakan pembesaran 4 x 10

tidak terdapat warna ungu dan biru pada area pengamatan.

bahwa

adanya hablur kalsium oksalat.

b.

ditemp

bawah mikroskop dengan perbesaran 10 x 0,25 .

terdapat sel embrio, endosperm, sel batu dan rambut penutup.

pada

reagen I

buah karamunting. Pada pengamatan menggunakan pembesaran 4 x 10

tidak terdapat warna ungu dan biru pada area pengamatan.

bahwa

adanya hablur kalsium oksalat.

b.

ditempatkan di atas kaca objek dan di

bawah mikroskop dengan perbesaran 10 x 0,25 .

terdapat sel embrio, endosperm, sel batu dan rambut penutup.

pada Ga

Gambar

reagen I

buah karamunting. Pada pengamatan menggunakan pembesaran 4 x 10

tidak terdapat warna ungu dan biru pada area pengamatan.

bahwa

adanya hablur kalsium oksalat.

Bahan segar berupa buah

atkan di atas kaca objek dan di

bawah mikroskop dengan perbesaran 10 x 0,25 .

terdapat sel embrio, endosperm, sel batu dan rambut penutup.

Gambar

Gambar

reagen I2KI

buah karamunting. Pada pengamatan menggunakan pembesaran 4 x 10

tidak terdapat warna ungu dan biru pada area pengamatan.

bahwa pada buah karamunting tidak mengandung amylum, tetapi ditemukan

adanya hablur kalsium oksalat.

Bahan segar berupa buah

Bahan segar

atkan di atas kaca objek dan di

bawah mikroskop dengan perbesaran 10 x 0,25 .

terdapat sel embrio, endosperm, sel batu dan rambut penutup.

mbar

Gambar V

Bahan segar buah karamunting

KI yang

buah karamunting. Pada pengamatan menggunakan pembesaran 4 x 10

tidak terdapat warna ungu dan biru pada area pengamatan.

pada buah karamunting tidak mengandung amylum, tetapi ditemukan

adanya hablur kalsium oksalat.

b

Bahan segar berupa buah

Bahan segar

atkan di atas kaca objek dan di

bawah mikroskop dengan perbesaran 10 x 0,25 .

terdapat sel embrio, endosperm, sel batu dan rambut penutup.

mbar V

V.2

Bahan segar buah karamunting

yang

buah karamunting. Pada pengamatan menggunakan pembesaran 4 x 10

tidak terdapat warna ungu dan biru pada area pengamatan.

pada buah karamunting tidak mengandung amylum, tetapi ditemukan

adanya hablur kalsium oksalat.

b

Bahan segar berupa buah

Bahan segar

atkan di atas kaca objek dan di

bawah mikroskop dengan perbesaran 10 x 0,25 .

terdapat sel embrio, endosperm, sel batu dan rambut penutup.

V.2

.2. Hasil pengamatanhidratdelimaSel embrio; (b) rambut penutup; (c)dengan poligonal.

Bahan segar buah karamunting

yang bertujuan untuk melihat adanya amylum pada bahan segar dari

buah karamunting. Pada pengamatan menggunakan pembesaran 4 x 10

tidak terdapat warna ungu dan biru pada area pengamatan.

pada buah karamunting tidak mengandung amylum, tetapi ditemukan

adanya hablur kalsium oksalat.

Bahan segar berupa buah

Bahan segar

atkan di atas kaca objek dan di

bawah mikroskop dengan perbesaran 10 x 0,25 .

terdapat sel embrio, endosperm, sel batu dan rambut penutup.

.2.

Hasil pengamatanidrat

delimaSel embrio; (b) rambut penutup; (c)dengan poligonal.

Bahan segar buah karamunting

bertujuan untuk melihat adanya amylum pada bahan segar dari

buah karamunting. Pada pengamatan menggunakan pembesaran 4 x 10

tidak terdapat warna ungu dan biru pada area pengamatan.

pada buah karamunting tidak mengandung amylum, tetapi ditemukan

adanya hablur kalsium oksalat.

Bahan segar berupa buah

Bahan segar

atkan di atas kaca objek dan di

bawah mikroskop dengan perbesaran 10 x 0,25 .

terdapat sel embrio, endosperm, sel batu dan rambut penutup.

Hasil pengamatan(a

delima (f)Sel embrio; (b) rambut penutup; (c)dengan poligonal.

Bahan segar buah karamunting

bertujuan untuk melihat adanya amylum pada bahan segar dari

buah karamunting. Pada pengamatan menggunakan pembesaran 4 x 10

tidak terdapat warna ungu dan biru pada area pengamatan.

pada buah karamunting tidak mengandung amylum, tetapi ditemukan

adanya hablur kalsium oksalat.

Bahan segar berupa buah

Bahan segar berupa

atkan di atas kaca objek dan di

bawah mikroskop dengan perbesaran 10 x 0,25 .

terdapat sel embrio, endosperm, sel batu dan rambut penutup.

Hasil pengamatan(a – d) dan fragmen(f) menurut

Sel embrio; (b) rambut penutup; (c)dengan poligonal.

Bahan segar buah karamunting

bertujuan untuk melihat adanya amylum pada bahan segar dari

buah karamunting. Pada pengamatan menggunakan pembesaran 4 x 10

tidak terdapat warna ungu dan biru pada area pengamatan.

pada buah karamunting tidak mengandung amylum, tetapi ditemukan

adanya hablur kalsium oksalat.

Bahan segar berupa buah

berupa

atkan di atas kaca objek dan di

bawah mikroskop dengan perbesaran 10 x 0,25 .

terdapat sel embrio, endosperm, sel batu dan rambut penutup.

Hasil pengamatand) dan fragmen

menurutSel embrio; (b) rambut penutup; (c)dengan poligonal.

Bahan segar buah karamunting

bertujuan untuk melihat adanya amylum pada bahan segar dari

buah karamunting. Pada pengamatan menggunakan pembesaran 4 x 10

tidak terdapat warna ungu dan biru pada area pengamatan.

pada buah karamunting tidak mengandung amylum, tetapi ditemukan

adanya hablur kalsium oksalat.

Bahan segar berupa buah

berupa

atkan di atas kaca objek dan di

bawah mikroskop dengan perbesaran 10 x 0,25 .

terdapat sel embrio, endosperm, sel batu dan rambut penutup.

Hasil pengamatand) dan fragmen

menurutSel embrio; (b) rambut penutup; (c)dengan poligonal.

Bahan segar buah karamunting

bertujuan untuk melihat adanya amylum pada bahan segar dari

buah karamunting. Pada pengamatan menggunakan pembesaran 4 x 10

tidak terdapat warna ungu dan biru pada area pengamatan.

pada buah karamunting tidak mengandung amylum, tetapi ditemukan

adanya hablur kalsium oksalat. Hasil dapat dilihat pada

d

Bahan segar berupa buah

berupa

atkan di atas kaca objek dan di

bawah mikroskop dengan perbesaran 10 x 0,25 .

terdapat sel embrio, endosperm, sel batu dan rambut penutup.

mikroskopikd) dan fragmen

Depkes RI (Sel embrio; (b) rambut penutup; (c)

Bahan segar buah karamunting

bertujuan untuk melihat adanya amylum pada bahan segar dari

buah karamunting. Pada pengamatan menggunakan pembesaran 4 x 10

tidak terdapat warna ungu dan biru pada area pengamatan.

pada buah karamunting tidak mengandung amylum, tetapi ditemukan

Hasil dapat dilihat pada

berupa buah karamunting disayat tipis kemudian

atkan di atas kaca objek dan di

bawah mikroskop dengan perbesaran 10 x 0,25 .

terdapat sel embrio, endosperm, sel batu dan rambut penutup.

ikroskopikd) dan fragmen

Depkes RI (Sel embrio; (b) rambut penutup; (c)

Bahan segar buah karamunting

bertujuan untuk melihat adanya amylum pada bahan segar dari

buah karamunting. Pada pengamatan menggunakan pembesaran 4 x 10

tidak terdapat warna ungu dan biru pada area pengamatan.

pada buah karamunting tidak mengandung amylum, tetapi ditemukan

Hasil dapat dilihat pada

a

buah karamunting disayat tipis kemudian

atkan di atas kaca objek dan ditet

bawah mikroskop dengan perbesaran 10 x 0,25 .

terdapat sel embrio, endosperm, sel batu dan rambut penutup.

ikroskopikd) dan fragmen serbuk

Depkes RI (Sel embrio; (b) rambut penutup; (c)

Bahan segar buah karamunting

bertujuan untuk melihat adanya amylum pada bahan segar dari

buah karamunting. Pada pengamatan menggunakan pembesaran 4 x 10

tidak terdapat warna ungu dan biru pada area pengamatan.

pada buah karamunting tidak mengandung amylum, tetapi ditemukan

Hasil dapat dilihat pada

buah karamunting disayat tipis kemudian

tetesi larutan kloralhidrat dan di

bawah mikroskop dengan perbesaran 10 x 0,25 .

terdapat sel embrio, endosperm, sel batu dan rambut penutup.

ikroskopikserbuk

Depkes RI (1980:43Sel embrio; (b) rambut penutup; (c)

Bahan segar buah karamunting

bertujuan untuk melihat adanya amylum pada bahan segar dari

buah karamunting. Pada pengamatan menggunakan pembesaran 4 x 10

tidak terdapat warna ungu dan biru pada area pengamatan.

pada buah karamunting tidak mengandung amylum, tetapi ditemukan

Hasil dapat dilihat pada

buah karamunting disayat tipis kemudian

esi larutan kloralhidrat dan di

bawah mikroskop dengan perbesaran 10 x 0,25 .

terdapat sel embrio, endosperm, sel batu dan rambut penutup.

ikroskopik bahaserbuk buah

1980:43Sel embrio; (b) rambut penutup; (c)

Bahan segar buah karamunting juga diamati

bertujuan untuk melihat adanya amylum pada bahan segar dari

buah karamunting. Pada pengamatan menggunakan pembesaran 4 x 10

tidak terdapat warna ungu dan biru pada area pengamatan.

pada buah karamunting tidak mengandung amylum, tetapi ditemukan

Hasil dapat dilihat pada

c

buah karamunting disayat tipis kemudian

esi larutan kloralhidrat dan di

bawah mikroskop dengan perbesaran 10 x 0,25 .

terdapat sel embrio, endosperm, sel batu dan rambut penutup.

ahanbuah

1980:43Sel embrio; (b) rambut penutup; (c) mesokarp

juga diamati

bertujuan untuk melihat adanya amylum pada bahan segar dari

buah karamunting. Pada pengamatan menggunakan pembesaran 4 x 10

tidak terdapat warna ungu dan biru pada area pengamatan.

pada buah karamunting tidak mengandung amylum, tetapi ditemukan

Hasil dapat dilihat pada

c

buah karamunting disayat tipis kemudian

esi larutan kloralhidrat dan di

bawah mikroskop dengan perbesaran 10 x 0,25 . Hasil

terdapat sel embrio, endosperm, sel batu dan rambut penutup.

n segarbuah ketumbar

1980:43) dan Depkes RImesokarp

juga diamati

bertujuan untuk melihat adanya amylum pada bahan segar dari

buah karamunting. Pada pengamatan menggunakan pembesaran 4 x 10

tidak terdapat warna ungu dan biru pada area pengamatan.

pada buah karamunting tidak mengandung amylum, tetapi ditemukan

Hasil dapat dilihat pada

buah karamunting disayat tipis kemudian

esi larutan kloralhidrat dan di

Hasil

terdapat sel embrio, endosperm, sel batu dan rambut penutup.

egarketumbar

) dan Depkes RImesokarp

juga diamati

bertujuan untuk melihat adanya amylum pada bahan segar dari

buah karamunting. Pada pengamatan menggunakan pembesaran 4 x 10

tidak terdapat warna ungu dan biru pada area pengamatan.

pada buah karamunting tidak mengandung amylum, tetapi ditemukan

Hasil dapat dilihat pada

buah karamunting disayat tipis kemudian

esi larutan kloralhidrat dan di

Hasil pengamatan menunjukkan

terdapat sel embrio, endosperm, sel batu dan rambut penutup.

egar buahketumbar

) dan Depkes RImesokarp; dan

juga diamati

bertujuan untuk melihat adanya amylum pada bahan segar dari

buah karamunting. Pada pengamatan menggunakan pembesaran 4 x 10

tidak terdapat warna ungu dan biru pada area pengamatan.

pada buah karamunting tidak mengandung amylum, tetapi ditemukan

Hasil dapat dilihat pada G

buah karamunting disayat tipis kemudian

esi larutan kloralhidrat dan di

pengamatan menunjukkan

terdapat sel embrio, endosperm, sel batu dan rambut penutup.

uah kketumbar (e)

) dan Depkes RI; dan

juga diamati dengan menggunakan

bertujuan untuk melihat adanya amylum pada bahan segar dari

buah karamunting. Pada pengamatan menggunakan pembesaran 4 x 10

tidak terdapat warna ungu dan biru pada area pengamatan.

pada buah karamunting tidak mengandung amylum, tetapi ditemukan

Gambar

buah karamunting disayat tipis kemudian

esi larutan kloralhidrat dan di

pengamatan menunjukkan

terdapat sel embrio, endosperm, sel batu dan rambut penutup.

karamunting dengan(e) dan serbuk kulit batang

) dan Depkes RI(d dan f

dengan menggunakan

bertujuan untuk melihat adanya amylum pada bahan segar dari

buah karamunting. Pada pengamatan menggunakan pembesaran 4 x 10

tidak terdapat warna ungu dan biru pada area pengamatan. Hal ini menunjukkan

pada buah karamunting tidak mengandung amylum, tetapi ditemukan

ambar

f

buah karamunting disayat tipis kemudian

esi larutan kloralhidrat dan di

pengamatan menunjukkan

Hasil dapat dilihat

aramunting dengandan serbuk kulit batang

) dan Depkes RI (1989:231dan f

dengan menggunakan

bertujuan untuk melihat adanya amylum pada bahan segar dari

buah karamunting. Pada pengamatan menggunakan pembesaran 4 x 10

Hal ini menunjukkan

pada buah karamunting tidak mengandung amylum, tetapi ditemukan

ambar V

buah karamunting disayat tipis kemudian

esi larutan kloralhidrat dan di

pengamatan menunjukkan

Hasil dapat dilihat

aramunting dengandan serbuk kulit batang

1989:231dan f)

dengan menggunakan

bertujuan untuk melihat adanya amylum pada bahan segar dari

buah karamunting. Pada pengamatan menggunakan pembesaran 4 x 10

Hal ini menunjukkan

pada buah karamunting tidak mengandung amylum, tetapi ditemukan

V.3

buah karamunting disayat tipis kemudian

esi larutan kloralhidrat dan di

pengamatan menunjukkan

Hasil dapat dilihat

aramunting dengandan serbuk kulit batang

1989:231) Jaringan

dengan menggunakan

bertujuan untuk melihat adanya amylum pada bahan segar dari

buah karamunting. Pada pengamatan menggunakan pembesaran 4 x 10

Hal ini menunjukkan

pada buah karamunting tidak mengandung amylum, tetapi ditemukan

.3.

buah karamunting disayat tipis kemudian

esi larutan kloralhidrat dan diamati di

pengamatan menunjukkan

Hasil dapat dilihat

aramunting dengandan serbuk kulit batang

1989:231);Jaringan

dengan menggunakan

bertujuan untuk melihat adanya amylum pada bahan segar dari

buah karamunting. Pada pengamatan menggunakan pembesaran 4 x 10, h

Hal ini menunjukkan

pada buah karamunting tidak mengandung amylum, tetapi ditemukan

buah karamunting disayat tipis kemudian

amati di

pengamatan menunjukkan

Hasil dapat dilihat

aramunting dengandan serbuk kulit batang

; (aJaringan

dengan menggunakan

bertujuan untuk melihat adanya amylum pada bahan segar dari

, hasil

Hal ini menunjukkan

pada buah karamunting tidak mengandung amylum, tetapi ditemukan

e

buah karamunting disayat tipis kemudian

amati di

pengamatan menunjukkan

Hasil dapat dilihat

kloraldan serbuk kulit batang

dan eJaringan gabus

dengan menggunakan

bertujuan untuk melihat adanya amylum pada bahan segar dari

asilnya

Hal ini menunjukkan

pada buah karamunting tidak mengandung amylum, tetapi ditemukan

48

buah karamunting disayat tipis kemudian

amati di

pengamatan menunjukkan

Hasil dapat dilihat

loraldan serbuk kulit batang

dan e)gabus

dengan menggunakan

bertujuan untuk melihat adanya amylum pada bahan segar dari

nya

Hal ini menunjukkan

pada buah karamunting tidak mengandung amylum, tetapi ditemukan

buah karamunting disayat tipis kemudian

amati di

pengamatan menunjukkan

Hasil dapat dilihat

loraldan serbuk kulit batang

)gabus

dengan menggunakan

bertujuan untuk melihat adanya amylum pada bahan segar dari

nya

Hal ini menunjukkan

pada buah karamunting tidak mengandung amylum, tetapi ditemukan

repository.unisba.ac.id

Page 5: repository.unisba.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 4132 › 09bab5_Ayu Alienda Putri... BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.unisba.ac.idHASIL DAN PEMBAHASAN 5.1.

49

Gambar V.3. Kristal kalsium oksalat pada penampang melintang buah segarkaramunting (reagen I2KI, perbesaran 4x10)

Selanjutnya buah karamunting diamati dengan menggunakan reagen

fhloroglusinol dan HCl 10% pada perbesaran 10 x 0,25 dan 4 x10. Pengamatan

ini bertujuan untuk melihat adanya jaringan sklerenkim. Pada pengamatan

dengan perbesaran 4 x 10 dan 10 x 0,25 ditemukan sel batu, jaringan parenkim,

sel embrio dan serabut sklerenkim berwarna merah muda dengan garis-garis

berbentuk seperti tangga dan terdapat lubang-lubang kecil didalamnya. Hasil

dapat dilihat pada Gambar V.4.

Gambar V.4. Hasil pengamatan mikroskopik bahan segar buah karamunting dengan reagen

phloroglucinol dan HCl 10% (a – d) dan (e) serabut sklerenkim pada fragmen

serbuk buah kapulaga (Depkes RI, 1980:17); (a) sel batu (berwarna merah

keunguan); (b) sel embrio; (c) serabut sklerenkim dan (d) jaringan parenkim.

a

d

b

a c

e

repository.unisba.ac.id

Page 6: repository.unisba.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 4132 › 09bab5_Ayu Alienda Putri... BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.unisba.ac.idHASIL DAN PEMBAHASAN 5.1.

deng

10x0,25

epidermis dengan mes

dan berkas pembuluh pada

G

fragmen khas pada daun

V.

mesofil, serabut skelerenkim

c.

deng

10x0,25

epidermis dengan mes

dan berkas pembuluh pada

Gambar

Gambar

fragmen khas pada daun

V.6

mesofil, serabut skelerenkim

c.

dengan larutan kloral hidrat dan di

10x0,25

epidermis dengan mes

dan berkas pembuluh pada

ambar

Gambar

fragmen khas pada daun

(Depkes RI, 1989:121).

mesofil, serabut skelerenkim

Serbuk simplisia daun

Simplisia daun karamunting dilet

an larutan kloral hidrat dan di

10x0,25.

epidermis dengan mes

dan berkas pembuluh pada

ambar V

Gambar

Beberapa fragmen yang ditemukan memiliki persamaan dengan

fragmen khas pada daun

(Depkes RI, 1989:121).

mesofil, serabut skelerenkim

Serbuk simplisia daun

Simplisia daun karamunting dilet

an larutan kloral hidrat dan di

. Hasilnya

epidermis dengan mes

dan berkas pembuluh pada

V.5

Gambar Vhjaringan tiang; (rambut penutup.

Beberapa fragmen yang ditemukan memiliki persamaan dengan

fragmen khas pada daun

(Depkes RI, 1989:121).

mesofil, serabut skelerenkim

b

Serbuk simplisia daun

Simplisia daun karamunting dilet

an larutan kloral hidrat dan di

Hasilnya

epidermis dengan mes

dan berkas pembuluh pada

.5.

V.5.hidratjaringan tiang; (rambut penutup.

Beberapa fragmen yang ditemukan memiliki persamaan dengan

fragmen khas pada daun

(Depkes RI, 1989:121).

mesofil, serabut skelerenkim

b

c

Serbuk simplisia daun

Simplisia daun karamunting dilet

an larutan kloral hidrat dan di

Hasilnya

epidermis dengan mes

dan berkas pembuluh pada

. Hasil pengamatanidrat. (a) epidermis dengan mesofil; (b) berkas pembuluh; (c) epidermis atas;

jaringan tiang; (rambut penutup.

Beberapa fragmen yang ditemukan memiliki persamaan dengan

fragmen khas pada daun

(Depkes RI, 1989:121).

mesofil, serabut skelerenkim

Serbuk simplisia daun

Simplisia daun karamunting dilet

an larutan kloral hidrat dan di

Hasilnya

epidermis dengan mes

dan berkas pembuluh pada

Hasil pengamatan(a) epidermis dengan mesofil; (b) berkas pembuluh; (c) epidermis atas;

jaringan tiang; (rambut penutup.

Beberapa fragmen yang ditemukan memiliki persamaan dengan

fragmen khas pada daun

(Depkes RI, 1989:121).

mesofil, serabut skelerenkim

Serbuk simplisia daun

Simplisia daun karamunting dilet

an larutan kloral hidrat dan di

Hasilnya menunjukkan adanya

epidermis dengan mesofil, jaringan tiang, perisperm

dan berkas pembuluh pada

Hasil pengamatan(a) epidermis dengan mesofil; (b) berkas pembuluh; (c) epidermis atas;

jaringan tiang; (rambut penutup.

Beberapa fragmen yang ditemukan memiliki persamaan dengan

fragmen khas pada daun

(Depkes RI, 1989:121).

mesofil, serabut skelerenkim

Serbuk simplisia daun

Simplisia daun karamunting dilet

an larutan kloral hidrat dan di

menunjukkan adanya

ofil, jaringan tiang, perisperm

dan berkas pembuluh pada

Hasil pengamatan(a) epidermis dengan mesofil; (b) berkas pembuluh; (c) epidermis atas;

jaringan tiang; (erambut penutup.

Beberapa fragmen yang ditemukan memiliki persamaan dengan

fragmen khas pada daun cengkeh (Myrtaceae)

(Depkes RI, 1989:121).

mesofil, serabut skelerenkim

Serbuk simplisia daun

Simplisia daun karamunting dilet

an larutan kloral hidrat dan di

menunjukkan adanya

ofil, jaringan tiang, perisperm

dan berkas pembuluh pada simplisia daun karamunting

Hasil pengamatan(a) epidermis dengan mesofil; (b) berkas pembuluh; (c) epidermis atas;

e) serabut sklerenkim; (

Beberapa fragmen yang ditemukan memiliki persamaan dengan

cengkeh (Myrtaceae)

(Depkes RI, 1989:121).

mesofil, serabut skelerenkim,

a

Serbuk simplisia daun

Simplisia daun karamunting dilet

an larutan kloral hidrat dan di

menunjukkan adanya

ofil, jaringan tiang, perisperm

simplisia daun karamunting

Hasil pengamatan(a) epidermis dengan mesofil; (b) berkas pembuluh; (c) epidermis atas;

) serabut sklerenkim; (

Beberapa fragmen yang ditemukan memiliki persamaan dengan

cengkeh (Myrtaceae)

(Depkes RI, 1989:121). Fragmen

, berkas pembuluh

Simplisia daun karamunting dilet

an larutan kloral hidrat dan diamati di bawah mikroskop dengan pembesaran

menunjukkan adanya

ofil, jaringan tiang, perisperm

simplisia daun karamunting

Hasil pengamatan m(a) epidermis dengan mesofil; (b) berkas pembuluh; (c) epidermis atas;

) serabut sklerenkim; (

Beberapa fragmen yang ditemukan memiliki persamaan dengan

cengkeh (Myrtaceae)

Fragmen

berkas pembuluh

Simplisia daun karamunting dilet

amati di bawah mikroskop dengan pembesaran

menunjukkan adanya

ofil, jaringan tiang, perisperm

simplisia daun karamunting

mikroskopik(a) epidermis dengan mesofil; (b) berkas pembuluh; (c) epidermis atas;

) serabut sklerenkim; (

Beberapa fragmen yang ditemukan memiliki persamaan dengan

cengkeh (Myrtaceae)

Fragmen

berkas pembuluh

Simplisia daun karamunting dilet

amati di bawah mikroskop dengan pembesaran

menunjukkan adanya

ofil, jaringan tiang, perisperm

simplisia daun karamunting

ikroskopik(a) epidermis dengan mesofil; (b) berkas pembuluh; (c) epidermis atas;

) serabut sklerenkim; (

Beberapa fragmen yang ditemukan memiliki persamaan dengan

cengkeh (Myrtaceae)

Fragmen-fragmen tersebut

berkas pembuluh

Simplisia daun karamunting diletakkan di atas kaca objek dan di

amati di bawah mikroskop dengan pembesaran

menunjukkan adanya

ofil, jaringan tiang, perisperm

simplisia daun karamunting

ikroskopik(a) epidermis dengan mesofil; (b) berkas pembuluh; (c) epidermis atas;

) serabut sklerenkim; (

Beberapa fragmen yang ditemukan memiliki persamaan dengan

cengkeh (Myrtaceae)

fragmen tersebut

berkas pembuluh

akkan di atas kaca objek dan di

amati di bawah mikroskop dengan pembesaran

menunjukkan adanya

ofil, jaringan tiang, perisperm

simplisia daun karamunting

ikroskopik si(a) epidermis dengan mesofil; (b) berkas pembuluh; (c) epidermis atas;

) serabut sklerenkim; (

Beberapa fragmen yang ditemukan memiliki persamaan dengan

cengkeh (Myrtaceae)

fragmen tersebut

berkas pembuluh

akkan di atas kaca objek dan di

amati di bawah mikroskop dengan pembesaran

menunjukkan adanya rambut penutup, epidermis atas

ofil, jaringan tiang, perisperm

simplisia daun karamunting

implisia daun(a) epidermis dengan mesofil; (b) berkas pembuluh; (c) epidermis atas;

) serabut sklerenkim; (f) perisperm

Beberapa fragmen yang ditemukan memiliki persamaan dengan

cengkeh (Myrtaceae) yang dapat dilihat pada

fragmen tersebut

berkas pembuluh dan hablur

akkan di atas kaca objek dan di

amati di bawah mikroskop dengan pembesaran

rambut penutup, epidermis atas

ofil, jaringan tiang, perisperm

simplisia daun karamunting

mplisia daun(a) epidermis dengan mesofil; (b) berkas pembuluh; (c) epidermis atas;

) perisperm

Beberapa fragmen yang ditemukan memiliki persamaan dengan

yang dapat dilihat pada

fragmen tersebut

dan hablur

akkan di atas kaca objek dan di

amati di bawah mikroskop dengan pembesaran

rambut penutup, epidermis atas

ofil, jaringan tiang, perisperm, sel batu, serabut sklerenkim

simplisia daun karamunting

mplisia daun(a) epidermis dengan mesofil; (b) berkas pembuluh; (c) epidermis atas;

) perisperm

Beberapa fragmen yang ditemukan memiliki persamaan dengan

yang dapat dilihat pada

fragmen tersebut

dan hablur

e

akkan di atas kaca objek dan di

amati di bawah mikroskop dengan pembesaran

rambut penutup, epidermis atas

sel batu, serabut sklerenkim

simplisia daun karamunting.

mplisia daun(a) epidermis dengan mesofil; (b) berkas pembuluh; (c) epidermis atas;

) perisperm

Beberapa fragmen yang ditemukan memiliki persamaan dengan

yang dapat dilihat pada

fragmen tersebut

dan hablur

d

akkan di atas kaca objek dan di

amati di bawah mikroskop dengan pembesaran

rambut penutup, epidermis atas

sel batu, serabut sklerenkim

Hasil dapat dilihat pada

mplisia daun karamunting dengan(a) epidermis dengan mesofil; (b) berkas pembuluh; (c) epidermis atas;

) perisperm dengan butir pati; dan (

Beberapa fragmen yang ditemukan memiliki persamaan dengan

yang dapat dilihat pada

fragmen tersebut adalah epidermis at

dan hablur kalsium

d

akkan di atas kaca objek dan di

amati di bawah mikroskop dengan pembesaran

rambut penutup, epidermis atas

sel batu, serabut sklerenkim

Hasil dapat dilihat pada

aramunting dengan(a) epidermis dengan mesofil; (b) berkas pembuluh; (c) epidermis atas;

dengan butir pati; dan (

Beberapa fragmen yang ditemukan memiliki persamaan dengan

yang dapat dilihat pada

adalah epidermis at

kalsium

akkan di atas kaca objek dan di

amati di bawah mikroskop dengan pembesaran

rambut penutup, epidermis atas

sel batu, serabut sklerenkim

Hasil dapat dilihat pada

aramunting dengan(a) epidermis dengan mesofil; (b) berkas pembuluh; (c) epidermis atas;

dengan butir pati; dan (

Beberapa fragmen yang ditemukan memiliki persamaan dengan

yang dapat dilihat pada

adalah epidermis at

kalsium

g

akkan di atas kaca objek dan di

amati di bawah mikroskop dengan pembesaran

rambut penutup, epidermis atas

sel batu, serabut sklerenkim

Hasil dapat dilihat pada

aramunting dengan(a) epidermis dengan mesofil; (b) berkas pembuluh; (c) epidermis atas;

dengan butir pati; dan (

Beberapa fragmen yang ditemukan memiliki persamaan dengan

yang dapat dilihat pada

adalah epidermis at

kalsium oksalat

g

akkan di atas kaca objek dan di

amati di bawah mikroskop dengan pembesaran

rambut penutup, epidermis atas

sel batu, serabut sklerenkim

Hasil dapat dilihat pada

aramunting dengan(a) epidermis dengan mesofil; (b) berkas pembuluh; (c) epidermis atas;

dengan butir pati; dan (

Beberapa fragmen yang ditemukan memiliki persamaan dengan

yang dapat dilihat pada

adalah epidermis at

oksalat

f

akkan di atas kaca objek dan di

amati di bawah mikroskop dengan pembesaran

rambut penutup, epidermis atas

sel batu, serabut sklerenkim

Hasil dapat dilihat pada

aramunting dengan(a) epidermis dengan mesofil; (b) berkas pembuluh; (c) epidermis atas;

dengan butir pati; dan (

Beberapa fragmen yang ditemukan memiliki persamaan dengan fragmen

yang dapat dilihat pada Gambar

adalah epidermis at

oksalat

akkan di atas kaca objek dan di

amati di bawah mikroskop dengan pembesaran

rambut penutup, epidermis atas

sel batu, serabut sklerenkim

Hasil dapat dilihat pada

aramunting dengan(a) epidermis dengan mesofil; (b) berkas pembuluh; (c) epidermis atas;

dengan butir pati; dan (

fragmen

Gambar

adalah epidermis at

oksalat.

akkan di atas kaca objek dan ditetesi

amati di bawah mikroskop dengan pembesaran

rambut penutup, epidermis atas

sel batu, serabut sklerenkim

Hasil dapat dilihat pada

kloral(a) epidermis dengan mesofil; (b) berkas pembuluh; (c) epidermis atas;

dengan butir pati; dan (

fragmen

Gambar

adalah epidermis atas,

50

tetesi

amati di bawah mikroskop dengan pembesaran

rambut penutup, epidermis atas,

sel batu, serabut sklerenkim

Hasil dapat dilihat pada

loral(a) epidermis dengan mesofil; (b) berkas pembuluh; (c) epidermis atas; (d)

dengan butir pati; dan (g)

fragmen-

Gambar

as,

tetesi

,

Hasil dapat dilihat pada

loral))

Gambar

as,

repository.unisba.ac.id

Page 7: repository.unisba.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 4132 › 09bab5_Ayu Alienda Putri... BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.unisba.ac.idHASIL DAN PEMBAHASAN 5.1.

51

Gambar V.6. Gambar fragmen khas pada serbuk daun cengkeh (Syzygium aromaticum) sukuMyrtaceae. (a) epidermis bawah dengan stomata; (b) mesofil permukaan bawah dengankelenjar minyak; (c) epidermis atas; (d) fragmen mesofil bagian atas; (e) hablurkalsium oksalat; (f) serabut; (g) berkas pembuluh.

d. Serbuk simplisia buah

Serbuk simplisia buah karamunting ditempatkan di atas kaca objek dan

ditetesi larutan kloralhidrat dan diamati di bawah mikroskop dengan perbesaran

10 x 0,25 dan 40 x. Hasil pengamatan menunjukkan terdapat endokarp, butir pati,

sel batu, jaringan parenkim kalsium oksalat, endosperm dan rambut penutup.

Hasil dapat dilihat pada Gambar V.7.

Gambar V.7. Hasil pengamatan mikroskopik simplisia buah karamunting dengan kloral hidrat;(a) Mesofil ; (b) Jaringan parenkim kalsium oksalat ; (c) rambut penutup; (d) selbatu; dan (e) mesokarp

Serbuk simplisia buah karamunting juga diamati dengan reagen I2KI

pada perbesaran 10 x 0,25. Hasil pengamatan menunjukkan tidak terdapat warna

b

d

c d

e

a

b

c

d

e f

g

repository.unisba.ac.id

Page 8: repository.unisba.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 4132 › 09bab5_Ayu Alienda Putri... BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.unisba.ac.idHASIL DAN PEMBAHASAN 5.1.

ungu dan biru pada area pengamatan. Dengan

tidak mengandung amylum

Gambar

menggunakan reagen phloroglucinol dan HCl 10% di bawah mikroskop dengan

perbesaran 10 x 0,25.

parenkim,

garis

dalamnya.

ungu dan biru pada area pengamatan. Dengan

tidak mengandung amylum

Gambar

menggunakan reagen phloroglucinol dan HCl 10% di bawah mikroskop dengan

perbesaran 10 x 0,25.

parenkim,

garis

dalamnya.

ungu dan biru pada area pengamatan. Dengan

tidak mengandung amylum

Gambar

menggunakan reagen phloroglucinol dan HCl 10% di bawah mikroskop dengan

perbesaran 10 x 0,25.

parenkim,

garis-garis berbentuk seperti tangga dan terdapat lubang

dalamnya.

ungu dan biru pada area pengamatan. Dengan

tidak mengandung amylum

Gambar V.

S

menggunakan reagen phloroglucinol dan HCl 10% di bawah mikroskop dengan

perbesaran 10 x 0,25.

parenkim,

garis berbentuk seperti tangga dan terdapat lubang

dalamnya.

ungu dan biru pada area pengamatan. Dengan

tidak mengandung amylum

.8.

Selanjunya, serbuk s

menggunakan reagen phloroglucinol dan HCl 10% di bawah mikroskop dengan

perbesaran 10 x 0,25.

parenkim, rambut penutup

garis berbentuk seperti tangga dan terdapat lubang

dalamnya. Hasil dapat dilihat pada

ungu dan biru pada area pengamatan. Dengan

tidak mengandung amylum

Hasil pengamatanfragmen buahendokarp berdinding tebal menyerupai sel batudan (e)

elanjunya, serbuk s

menggunakan reagen phloroglucinol dan HCl 10% di bawah mikroskop dengan

perbesaran 10 x 0,25.

rambut penutup

garis berbentuk seperti tangga dan terdapat lubang

Hasil dapat dilihat pada

ungu dan biru pada area pengamatan. Dengan

tidak mengandung amylum

Hasil pengamatanfragmen buahendokarp berdinding tebal menyerupai sel batudan (e)

elanjunya, serbuk s

menggunakan reagen phloroglucinol dan HCl 10% di bawah mikroskop dengan

perbesaran 10 x 0,25.

rambut penutup

garis berbentuk seperti tangga dan terdapat lubang

Hasil dapat dilihat pada

ungu dan biru pada area pengamatan. Dengan

tidak mengandung amylum

Hasil pengamatanfragmen buahendokarp berdinding tebal menyerupai sel batudan (e) mesokarp.

elanjunya, serbuk s

menggunakan reagen phloroglucinol dan HCl 10% di bawah mikroskop dengan

perbesaran 10 x 0,25.

rambut penutup

garis berbentuk seperti tangga dan terdapat lubang

Hasil dapat dilihat pada

ungu dan biru pada area pengamatan. Dengan

tidak mengandung amylum

Hasil pengamatanfragmen buahendokarp berdinding tebal menyerupai sel batu

mesokarp.

elanjunya, serbuk s

menggunakan reagen phloroglucinol dan HCl 10% di bawah mikroskop dengan

perbesaran 10 x 0,25.

rambut penutup

garis berbentuk seperti tangga dan terdapat lubang

Hasil dapat dilihat pada

ungu dan biru pada area pengamatan. Dengan

tidak mengandung amylum

Hasil pengamatanfragmen buah cabeendokarp berdinding tebal menyerupai sel batu

mesokarp.

elanjunya, serbuk s

menggunakan reagen phloroglucinol dan HCl 10% di bawah mikroskop dengan

perbesaran 10 x 0,25. Pada pengamatan

rambut penutup

garis berbentuk seperti tangga dan terdapat lubang

Hasil dapat dilihat pada

ungu dan biru pada area pengamatan. Dengan

tidak mengandung amylum. Hasil dapat dilihat pada

Hasil pengamatan mcabe

endokarp berdinding tebal menyerupai sel batumesokarp.

elanjunya, serbuk s

menggunakan reagen phloroglucinol dan HCl 10% di bawah mikroskop dengan

Pada pengamatan

rambut penutup dan serabut sklerenkim berwarna merah muda dengan

garis berbentuk seperti tangga dan terdapat lubang

Hasil dapat dilihat pada

ungu dan biru pada area pengamatan. Dengan

Hasil dapat dilihat pada

mikroskopikcabe (f) (

endokarp berdinding tebal menyerupai sel batu

elanjunya, serbuk s

menggunakan reagen phloroglucinol dan HCl 10% di bawah mikroskop dengan

Pada pengamatan

dan serabut sklerenkim berwarna merah muda dengan

garis berbentuk seperti tangga dan terdapat lubang

Hasil dapat dilihat pada

ungu dan biru pada area pengamatan. Dengan

Hasil dapat dilihat pada

ikroskopik(f) (Depkes RI, 1979:39

endokarp berdinding tebal menyerupai sel batu

elanjunya, serbuk simplisia buah karamunting

menggunakan reagen phloroglucinol dan HCl 10% di bawah mikroskop dengan

Pada pengamatan

dan serabut sklerenkim berwarna merah muda dengan

garis berbentuk seperti tangga dan terdapat lubang

Hasil dapat dilihat pada

ungu dan biru pada area pengamatan. Dengan

Hasil dapat dilihat pada

ikroskopikDepkes RI, 1979:39

endokarp berdinding tebal menyerupai sel batu

implisia buah karamunting

menggunakan reagen phloroglucinol dan HCl 10% di bawah mikroskop dengan

Pada pengamatan

dan serabut sklerenkim berwarna merah muda dengan

garis berbentuk seperti tangga dan terdapat lubang

Hasil dapat dilihat pada Gambar

ungu dan biru pada area pengamatan. Dengan

Hasil dapat dilihat pada

ikroskopik simplisiaDepkes RI, 1979:39

endokarp berdinding tebal menyerupai sel batu

implisia buah karamunting

menggunakan reagen phloroglucinol dan HCl 10% di bawah mikroskop dengan

Pada pengamatan

dan serabut sklerenkim berwarna merah muda dengan

garis berbentuk seperti tangga dan terdapat lubang

ambar

ungu dan biru pada area pengamatan. Dengan

Hasil dapat dilihat pada

implisiaDepkes RI, 1979:39

endokarp berdinding tebal menyerupai sel batu

implisia buah karamunting

menggunakan reagen phloroglucinol dan HCl 10% di bawah mikroskop dengan

Pada pengamatan tersebut

dan serabut sklerenkim berwarna merah muda dengan

garis berbentuk seperti tangga dan terdapat lubang

ambar

ungu dan biru pada area pengamatan. Dengan

Hasil dapat dilihat pada

implisiaDepkes RI, 1979:39

endokarp berdinding tebal menyerupai sel batu

implisia buah karamunting

menggunakan reagen phloroglucinol dan HCl 10% di bawah mikroskop dengan

tersebut

dan serabut sklerenkim berwarna merah muda dengan

garis berbentuk seperti tangga dan terdapat lubang

ambar V

ungu dan biru pada area pengamatan. Dengan demikian

Hasil dapat dilihat pada

implisia buahDepkes RI, 1979:39

endokarp berdinding tebal menyerupai sel batu

implisia buah karamunting

menggunakan reagen phloroglucinol dan HCl 10% di bawah mikroskop dengan

tersebut

dan serabut sklerenkim berwarna merah muda dengan

garis berbentuk seperti tangga dan terdapat lubang

V.9.

demikian

Hasil dapat dilihat pada

uahDepkes RI, 1979:39)

endokarp berdinding tebal menyerupai sel batu

implisia buah karamunting

menggunakan reagen phloroglucinol dan HCl 10% di bawah mikroskop dengan

tersebut

dan serabut sklerenkim berwarna merah muda dengan

garis berbentuk seperti tangga dan terdapat lubang

.

demikian

Hasil dapat dilihat pada G

uah karamunting dengan I); (a)

endokarp berdinding tebal menyerupai sel batu; (c)

implisia buah karamunting

menggunakan reagen phloroglucinol dan HCl 10% di bawah mikroskop dengan

tersebut ditemukan

dan serabut sklerenkim berwarna merah muda dengan

garis berbentuk seperti tangga dan terdapat lubang

e

demikian

Gambar

aramunting dengan I; (a) rambut penutup;; (c) b

implisia buah karamunting

menggunakan reagen phloroglucinol dan HCl 10% di bawah mikroskop dengan

ditemukan

dan serabut sklerenkim berwarna merah muda dengan

garis berbentuk seperti tangga dan terdapat lubang

pada buah karamunting

ambar

aramunting dengan Iambut penutup;berkas pembuluh.

implisia buah karamunting

menggunakan reagen phloroglucinol dan HCl 10% di bawah mikroskop dengan

ditemukan

dan serabut sklerenkim berwarna merah muda dengan

garis berbentuk seperti tangga dan terdapat lubang

f

pada buah karamunting

ambar V

aramunting dengan Iambut penutup;erkas pembuluh.

implisia buah karamunting

menggunakan reagen phloroglucinol dan HCl 10% di bawah mikroskop dengan

ditemukan

dan serabut sklerenkim berwarna merah muda dengan

garis berbentuk seperti tangga dan terdapat lubang

f

b

pada buah karamunting

V.8

aramunting dengan Iambut penutup;erkas pembuluh.

implisia buah karamunting diamati dengan

menggunakan reagen phloroglucinol dan HCl 10% di bawah mikroskop dengan

ditemukan sel batu,

dan serabut sklerenkim berwarna merah muda dengan

garis berbentuk seperti tangga dan terdapat lubang-lubang kecil di

b

pada buah karamunting

8.

aramunting dengan Iambut penutup;erkas pembuluh.

diamati dengan

menggunakan reagen phloroglucinol dan HCl 10% di bawah mikroskop dengan

sel batu,

dan serabut sklerenkim berwarna merah muda dengan

lubang kecil di

pada buah karamunting

aramunting dengan I2

ambut penutup;erkas pembuluh.

diamati dengan

menggunakan reagen phloroglucinol dan HCl 10% di bawah mikroskop dengan

sel batu,

dan serabut sklerenkim berwarna merah muda dengan

lubang kecil di

pada buah karamunting

2kI (a(b dan f

erkas pembuluh. (d) s

diamati dengan

menggunakan reagen phloroglucinol dan HCl 10% di bawah mikroskop dengan

sel batu, jaringan

dan serabut sklerenkim berwarna merah muda dengan

lubang kecil di

d

pada buah karamunting

(a -dan f

(d) sel batu;

diamati dengan

menggunakan reagen phloroglucinol dan HCl 10% di bawah mikroskop dengan

jaringan

dan serabut sklerenkim berwarna merah muda dengan

lubang kecil di

pada buah karamunting

e) dandan f)

el batu;

diamati dengan

menggunakan reagen phloroglucinol dan HCl 10% di bawah mikroskop dengan

jaringan

dan serabut sklerenkim berwarna merah muda dengan

lubang kecil di

52

pada buah karamunting

dansel

el batu;

diamati dengan

menggunakan reagen phloroglucinol dan HCl 10% di bawah mikroskop dengan

jaringan

dan serabut sklerenkim berwarna merah muda dengan

lubang kecil di

pada buah karamunting

dansel

menggunakan reagen phloroglucinol dan HCl 10% di bawah mikroskop dengan

jaringan

dan serabut sklerenkim berwarna merah muda dengan

repository.unisba.ac.id

Page 9: repository.unisba.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 4132 › 09bab5_Ayu Alienda Putri... BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.unisba.ac.idHASIL DAN PEMBAHASAN 5.1.

Gambar

5.2.

segar dan simplisia dari daun dan buah karamunting.

terdeteksi

kuinon, saponin, triterpenoid/steroid

untuk

menunjukkan hasil yang negatif, yang artinya tidak terdeteksi

menunjukkan bahwa antara pengujian penapisan

Gambar

5.2.

segar dan simplisia dari daun dan buah karamunting.

terdeteksi

kuinon, saponin, triterpenoid/steroid

untuk

menunjukkan hasil yang negatif, yang artinya tidak terdeteksi

menunjukkan bahwa antara pengujian penapisan

Gambar

segar dan simplisia dari daun dan buah karamunting.

terdeteksi

kuinon, saponin, triterpenoid/steroid

untuk golongan senyawa a

menunjukkan hasil yang negatif, yang artinya tidak terdeteksi

menunjukkan bahwa antara pengujian penapisan

Gambar V.

Penapisan Fitokimia

Proses penapisan fitokimia dilakukan dengan menggunakan bahan uji

segar dan simplisia dari daun dan buah karamunting.

terdeteksi

kuinon, saponin, triterpenoid/steroid

golongan senyawa a

menunjukkan hasil yang negatif, yang artinya tidak terdeteksi

menunjukkan bahwa antara pengujian penapisan

.9. Hasil pengamatandan HCl 10%Parenkim

Penapisan Fitokimia

Proses penapisan fitokimia dilakukan dengan menggunakan bahan uji

segar dan simplisia dari daun dan buah karamunting.

terdeteksi beberapa senyawa

kuinon, saponin, triterpenoid/steroid

golongan senyawa a

menunjukkan hasil yang negatif, yang artinya tidak terdeteksi

menunjukkan bahwa antara pengujian penapisan

Hasil pengamatandan HCl 10%Parenkim

Penapisan Fitokimia

Proses penapisan fitokimia dilakukan dengan menggunakan bahan uji

segar dan simplisia dari daun dan buah karamunting.

beberapa senyawa

kuinon, saponin, triterpenoid/steroid

golongan senyawa a

menunjukkan hasil yang negatif, yang artinya tidak terdeteksi

menunjukkan bahwa antara pengujian penapisan

Hasil pengamatandan HCl 10%Parenkim

Penapisan Fitokimia

Proses penapisan fitokimia dilakukan dengan menggunakan bahan uji

segar dan simplisia dari daun dan buah karamunting.

beberapa senyawa

kuinon, saponin, triterpenoid/steroid

golongan senyawa a

menunjukkan hasil yang negatif, yang artinya tidak terdeteksi

menunjukkan bahwa antara pengujian penapisan

d

Hasil pengamatandan HCl 10%Parenkim. ;

Penapisan Fitokimia

Proses penapisan fitokimia dilakukan dengan menggunakan bahan uji

segar dan simplisia dari daun dan buah karamunting.

beberapa senyawa

kuinon, saponin, triterpenoid/steroid

golongan senyawa a

menunjukkan hasil yang negatif, yang artinya tidak terdeteksi

menunjukkan bahwa antara pengujian penapisan

d

Hasil pengamatandan HCl 10%.

; (d) r

Penapisan Fitokimia

Proses penapisan fitokimia dilakukan dengan menggunakan bahan uji

segar dan simplisia dari daun dan buah karamunting.

beberapa senyawa

kuinon, saponin, triterpenoid/steroid

golongan senyawa a

menunjukkan hasil yang negatif, yang artinya tidak terdeteksi

menunjukkan bahwa antara pengujian penapisan

a

Hasil pengamatan., (a) s) rambut penutup;

Penapisan Fitokimia

Proses penapisan fitokimia dilakukan dengan menggunakan bahan uji

segar dan simplisia dari daun dan buah karamunting.

beberapa senyawa

kuinon, saponin, triterpenoid/steroid

golongan senyawa alkaloid,

menunjukkan hasil yang negatif, yang artinya tidak terdeteksi

menunjukkan bahwa antara pengujian penapisan

a

Hasil pengamatan m(a) sel Batu (berwarna merah keunguan)ambut penutup;

Penapisan Fitokimia

Proses penapisan fitokimia dilakukan dengan menggunakan bahan uji

segar dan simplisia dari daun dan buah karamunting.

beberapa senyawa

kuinon, saponin, triterpenoid/steroid

lkaloid,

menunjukkan hasil yang negatif, yang artinya tidak terdeteksi

menunjukkan bahwa antara pengujian penapisan

mikroskopikel Batu (berwarna merah keunguan)

ambut penutup;

Proses penapisan fitokimia dilakukan dengan menggunakan bahan uji

segar dan simplisia dari daun dan buah karamunting.

beberapa senyawa yaitu

kuinon, saponin, triterpenoid/steroid

lkaloid,

menunjukkan hasil yang negatif, yang artinya tidak terdeteksi

menunjukkan bahwa antara pengujian penapisan

ikroskopikel Batu (berwarna merah keunguan)

ambut penutup;

Proses penapisan fitokimia dilakukan dengan menggunakan bahan uji

segar dan simplisia dari daun dan buah karamunting.

yaitu

kuinon, saponin, triterpenoid/steroid

lkaloid, monoterpen dan ses

menunjukkan hasil yang negatif, yang artinya tidak terdeteksi

menunjukkan bahwa antara pengujian penapisan

ikroskopikel Batu (berwarna merah keunguan)

ambut penutup;

Proses penapisan fitokimia dilakukan dengan menggunakan bahan uji

segar dan simplisia dari daun dan buah karamunting.

yaitu golongan senyawa

kuinon, saponin, triterpenoid/steroid

monoterpen dan ses

menunjukkan hasil yang negatif, yang artinya tidak terdeteksi

menunjukkan bahwa antara pengujian penapisan

ikroskopik simplisiael Batu (berwarna merah keunguan)

ambut penutup; dan (

Proses penapisan fitokimia dilakukan dengan menggunakan bahan uji

segar dan simplisia dari daun dan buah karamunting.

golongan senyawa

dan monoterpen/sesquiterpen, s

monoterpen dan ses

menunjukkan hasil yang negatif, yang artinya tidak terdeteksi

menunjukkan bahwa antara pengujian penapisan

implisiael Batu (berwarna merah keunguan)

dan (e

Proses penapisan fitokimia dilakukan dengan menggunakan bahan uji

segar dan simplisia dari daun dan buah karamunting.

golongan senyawa

dan monoterpen/sesquiterpen, s

monoterpen dan ses

menunjukkan hasil yang negatif, yang artinya tidak terdeteksi

menunjukkan bahwa antara pengujian penapisan

implisiael Batu (berwarna merah keunguan)

e) serabut sklerenkim

Proses penapisan fitokimia dilakukan dengan menggunakan bahan uji

segar dan simplisia dari daun dan buah karamunting.

golongan senyawa

dan monoterpen/sesquiterpen, s

monoterpen dan ses

menunjukkan hasil yang negatif, yang artinya tidak terdeteksi

menunjukkan bahwa antara pengujian penapisan

implisia buahel Batu (berwarna merah keunguan)

serabut sklerenkim

Proses penapisan fitokimia dilakukan dengan menggunakan bahan uji

segar dan simplisia dari daun dan buah karamunting.

golongan senyawa

dan monoterpen/sesquiterpen, s

monoterpen dan ses

menunjukkan hasil yang negatif, yang artinya tidak terdeteksi

menunjukkan bahwa antara pengujian penapisan

uahel Batu (berwarna merah keunguan)

serabut sklerenkim

Proses penapisan fitokimia dilakukan dengan menggunakan bahan uji

segar dan simplisia dari daun dan buah karamunting.

golongan senyawa

dan monoterpen/sesquiterpen, s

monoterpen dan ses

menunjukkan hasil yang negatif, yang artinya tidak terdeteksi

menunjukkan bahwa antara pengujian penapisan fitokimia

c

uah karamunting denganel Batu (berwarna merah keunguan)

serabut sklerenkim

Proses penapisan fitokimia dilakukan dengan menggunakan bahan uji

segar dan simplisia dari daun dan buah karamunting.

golongan senyawa

dan monoterpen/sesquiterpen, s

monoterpen dan ses

menunjukkan hasil yang negatif, yang artinya tidak terdeteksi

fitokimia

aramunting denganel Batu (berwarna merah keunguan)

serabut sklerenkim

Proses penapisan fitokimia dilakukan dengan menggunakan bahan uji

segar dan simplisia dari daun dan buah karamunting.

golongan senyawa flavonoid, penolat, tanin,

dan monoterpen/sesquiterpen, s

monoterpen dan seskuiterpen

menunjukkan hasil yang negatif, yang artinya tidak terdeteksi

fitokimia

aramunting denganel Batu (berwarna merah keunguan)

serabut sklerenkim

Proses penapisan fitokimia dilakukan dengan menggunakan bahan uji

segar dan simplisia dari daun dan buah karamunting. Dari hasil pengamatan,

flavonoid, penolat, tanin,

dan monoterpen/sesquiterpen, s

uiterpen

menunjukkan hasil yang negatif, yang artinya tidak terdeteksi

fitokimia bah

aramunting denganel Batu (berwarna merah keunguan) (b) s

serabut sklerenkim.

Proses penapisan fitokimia dilakukan dengan menggunakan bahan uji

Dari hasil pengamatan,

flavonoid, penolat, tanin,

dan monoterpen/sesquiterpen, s

uiterpen

menunjukkan hasil yang negatif, yang artinya tidak terdeteksi

bah

aramunting dengan(b) sel bat

Proses penapisan fitokimia dilakukan dengan menggunakan bahan uji

Dari hasil pengamatan,

flavonoid, penolat, tanin,

dan monoterpen/sesquiterpen, s

uiterpen hasil pengamatan

menunjukkan hasil yang negatif, yang artinya tidak terdeteksi.

an

e

aramunting denganel bat

Proses penapisan fitokimia dilakukan dengan menggunakan bahan uji

Dari hasil pengamatan,

flavonoid, penolat, tanin,

dan monoterpen/sesquiterpen, s

hasil pengamatan

. Dari

an segar

e

aramunting dengan phloroglucinolel batu;

Proses penapisan fitokimia dilakukan dengan menggunakan bahan uji

Dari hasil pengamatan,

flavonoid, penolat, tanin,

dan monoterpen/sesquiterpen, s

hasil pengamatan

Dari

segar

hloroglucinol; (c

Proses penapisan fitokimia dilakukan dengan menggunakan bahan uji

Dari hasil pengamatan,

flavonoid, penolat, tanin,

dan monoterpen/sesquiterpen, sedangk

hasil pengamatan

Dari Tabel

segar dan

b

hloroglucinol) jaringan

Proses penapisan fitokimia dilakukan dengan menggunakan bahan uji

Dari hasil pengamatan,

flavonoid, penolat, tanin,

edangk

hasil pengamatan

Tabel

dan

hloroglucinolaringan

Proses penapisan fitokimia dilakukan dengan menggunakan bahan uji

Dari hasil pengamatan,

flavonoid, penolat, tanin,

edangk

hasil pengamatan

Tabel V

dan

53

hloroglucinolaringan

Proses penapisan fitokimia dilakukan dengan menggunakan bahan uji

Dari hasil pengamatan,

flavonoid, penolat, tanin,

edangkan

hasil pengamatan

V.1

hloroglucinolaringan

Proses penapisan fitokimia dilakukan dengan menggunakan bahan uji

Dari hasil pengamatan,

flavonoid, penolat, tanin,

an

hasil pengamatan

repository.unisba.ac.id

Page 10: repository.unisba.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 4132 › 09bab5_Ayu Alienda Putri... BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.unisba.ac.idHASIL DAN PEMBAHASAN 5.1.

54

simplisia memiliki kandungan senyawa kimia yang sama, hal ini menunjukkan

bahwa tidak ada perubahan atau penghilangan komponen selama proses

pembuatan simplisia, kecuali pemeriksaan steroid, yaitu pada daun segar hasilnya

negatif sementara pada simplisia menunjukkan hasil positif. Hal ini dapat

disebabkan oleh adanya kandungan steroid yang sedikit dan adanya kandungan air

dalam daun segar, sehingga dapat memberikan hasil yang negatif namun positif

pada saat kadar air berkurang.

Tabel V.1. Hasil Penapisan Fitokimia

No Golongan Senyawa KimiaHasil Penelitian

Bahan Segar Simplisia

Daun Buah Daun Buah

1 Alkaloid - - - -2 Flavonoid + + + +3 Saponin + + + +4 Kuinon + + + +5 Monoterpena dan Seskuiterpena + + + +

6 Triterpenoid + - + -Steroid - + + +

7 Polifenolat + + + +fenolat + + + +

8 Tanin + + + +

Keterangan : (+)terdeteksi ; (-) tidak terdeteksi.

5.4. Parameter Standar Simplisia

Parameter standar yang dilakukan yaitu parameter standar spesifik dan

parameter standar non spesifik yang akan dijelaskan lebih detail pada anak sub-

bab di bawah ini;

5.4.1. Parameter standar spesifik

Parameter standar spesifik yang dilakukan antara lain adalah penetapan

identitas, organoleptik, kadar sari larut air dan kadar sari larut etanol.

repository.unisba.ac.id

Page 11: repository.unisba.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 4132 › 09bab5_Ayu Alienda Putri... BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.unisba.ac.idHASIL DAN PEMBAHASAN 5.1.

55

a. Penetapan identitas

Penetapan identitas dilakukan guna melihat kebenaran bahan yang

digunakan, untuk selengkapnya dapat dilihat pada Tabel V.2.

Tabel V.2. Hasil Penetapan Indentitas Simplisia dan Ekstrak

Nama Latin Bagian Tumbuhan Nama Indonesia

Rhodomyrtus tomentosa (Aiton)Hassk.

Rhodomyrti folium Karamunting

Rhodomyrti fructus Karamunting

b. Penetapan organoleptik

Penetapan organoleptik dilakukan untuk melihat kebenaran suatu bahan

yang digunakan dengan mengamati bentuk, warna, rasa dan bau pada simplisia

dan ekstrak yang dapat dilihat selengkapnya pada Tabel V.3.

Tabel V.3. Hasil Penetapan Organoleptik

BagianTanaman

Organoleptik

Bentuk Warna Rasa BauSimplisia Daun

BuahSerbuk

RajanganHijau mudaHijau muda

Pahit dan sepatManis dan sepat

KhasKhas

Ekstrak DaunBuah

KentalKental

Hijau tuaHijau tua

Pahit dan sepatPahit dan sepat

KhasKhas

c. Penetapan kadar sari larut air

Penetapan kadar sari dilakukan untuk mengetahui gambaran berapa

banyak jumlah senyawa yang terkandung yang terlarut dalam pelarut tertentu.

Penetapan kadar sari yang dilakukan yaitu kadar sari larut air dan kadar sari larut

etanol.

Tabel.V.4. Hasil Penetapan Kadar Sari Larut Air

Simplisia Rata-rata (%)

Daun 13,88Buah 4,80

repository.unisba.ac.id

Page 12: repository.unisba.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 4132 › 09bab5_Ayu Alienda Putri... BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.unisba.ac.idHASIL DAN PEMBAHASAN 5.1.

56

Dari hasil pengamatan yang ditunjukan pada Tabel V.4 di atas, rata-rata

persen kadar sari larut air pada simplisia daun sebesar 13,88 % yaitu lebih tinggi

dibanding rata-rata persen kadar sari simplisia buah yaitu sebesar 4,80%. Dengan

demikian senyawa yang lebih polar pada simplisia daun lebih tinggi dibandingkan

pada simplisia buah.

d. Penetapan kadar sari larut etanol

Hasil pengamatan yang ditunjukan pada Tabel V.5 menunjukan persen

kadar sari larut etanol pada simplisia daun sebesar 10,97 % lebih tinggi jika

dibandingkan persen kadar sari simplisia buah yaitu sebesar 2,73 %. Dengan

demikian, kandungan senyawa yang bersifat kurang polar pada simplisia daun

lebih tinggi dibandingkan pada simplisia buah.

Tabel.V.5. Hasil Penetapan Kadar Sari Larut Etanol

Simplisia Rata-rata (%)

Daun 10,97Buah 2,73

5.4.2. Parameter standar non spesifik

Parameter non spesifik yang dilakukan pada simplisia di antara lain adalah

penetapan kadar air, penetapan susut pengeringan, penetapan bobot jenis,

penetapan kadar abu total dan penetapan kadar abut tidak larut asam, sedangkan

parameter standar non spesifik pada ekstrak yaitu penetapan bobot jenis yang

akan dibahas pada anak sub-bab di bawah ini.

a. Susut Pengeringan

Penentapan susut pengeringan dilakukan untuk mengetahui jumlah kadar

bagian yang menguap dari suatu bahan. Bagian menguap yang dimaksudkan

repository.unisba.ac.id

Page 13: repository.unisba.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 4132 › 09bab5_Ayu Alienda Putri... BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.unisba.ac.idHASIL DAN PEMBAHASAN 5.1.

57

adalah air dan senyawa menguap lainnya. Hasil penetapan susut pengeringan

simplisia daun dan buah karamunting untuk selanjutnya dapat dilihat pada Tabel

V.6.

Tabel V.6. Hasil Penetapan Susut Pengeringan Simplisia Daun dan Buah Karamunting

Simplisiakaramunting

Rata-rata (%)

Daun 7,72Buah 12,96

Masing-masing simplisia dilakukan secara duplo untuk

memastikan keakuratan. Hasil pengamatan susut pengeringan yang didapat pada

daun karamunting adalah 7,72% sedangkan susut pengeringan pada buah

karamunting adalah 12,96%. Hal ini menunjukkan bahwa persen senyawa yang

menguap pada simplisia buah karamunting lebih tinggi dibanding pada simplisia

daun karamunting.

b. Bobot Jenis

Penetapan parameter standar yang dilakukan terhadap ekstrak hanya

penetapan bobot jenis ekstrak yang tingkat kepolaran yang berbeda yaitu berupa

ekstrak n-heksana, ekstrak etil asetat dan ekstrak metanol. Penetapan bobot jenis

bertujuan untuk memberikan batasan tentang besarnya masa per satuan volume

yang merupakan parameter khusus ekstrak cair sampai ekstrak pekat (kental)

yang masih dapat dituang (Depkes RI, 2000:13). Untuk selengkapnya dapat

dilihat pada Tabel V.7.

Tabel V.7. Hasil Penetapan Bobot Jenis

ekstrakBobot jenis

(g/ml)

ekstrak Bobot jenis(g/ml)

DaunN-Heksan 1,55

BuahN-Heksan -

Etil asetat 1,38 Etil asetat 1,65Metanol 1,97 Metanol 1,21

repository.unisba.ac.id

Page 14: repository.unisba.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 4132 › 09bab5_Ayu Alienda Putri... BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.unisba.ac.idHASIL DAN PEMBAHASAN 5.1.

58

Dari hasil pengamatan pada Tabel V.7, bobot jenis ekstrak metanol daun

karamunting tinggi dibandingkan ekstrak n-heksan dan ekstrak etil asetat daun

karamunting. Hal ini menunjukkan bahwa kandungan senyawa pada daun lebih

banyak larut pada pelarut polar. Sedangkan pada simplisia buah bobot jenis

ekstrak etil asetat paling tinggi dibandingkan ekstrak n-heksan dan metanol buah

karamunting. Hal ini menunjukkan bahwa pada ekstrak buah, kandungan

senyawanya lebih banyak larut dalam pelarut semi polar. Ekstrak n-heksan buah

karamunting tidak dapat diukur bobot jenis, dikarenakan hasil perolehan ekstrak

yang sedikit. Hal ini menunjukan bahwa kandungan senyawa pada buah

karamunting tidak larut dalam pelarut non-polar.

c. Kadar Air

Penetapan kadar air dilakukan dengan cara destilasi. Tujuan penetapan

kadar air yaitu untuk menetukan batasan minimal atau rentang tentang besarnya

kandungan air dalam suatu simplisia guna mengetahui apakah simplisia tersebut

memenuhi syarat mutu suatu pengujian atau tidak. Tingginya kadar air

menunjukkan suatu tingkat kemurnian dan kontaminasi dalam suatu simplisia

tersebut. Hasil pengamatan untuk selanjutnya dapat dilihat pada Tabel V.8.

Tabel V.8. Hasil Penetapan Kadar Air

Simplisia karamunting % kadar air

Daun 5,75 %Buah 11,5 %

Pada hasil pengamatan yang didapat untuk kadar air di dalam simplisia

daun karamunting yaitu 5,75% dan untuk kadar air didalam simplisia buah

repository.unisba.ac.id

Page 15: repository.unisba.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 4132 › 09bab5_Ayu Alienda Putri... BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.unisba.ac.idHASIL DAN PEMBAHASAN 5.1.

59

karamunting yaitu 11,5%. Pada simplisia buah karamunting kadar air yang di

peroleh yaitu ≥ 10% . Hal ini menunjukkan bahwa kadar air yang terdapat dalam

simplisia buah karamunting belum memenuhi standar mutu kemurnian suatu

simplisia uji. Kadar air yang tinggi dalam simplisia buah karamunting

menunjukkan bahwa pada buah karamunting memiliki kandungan air yang tinggi.

d. Kadar Abu

Penetapan kadar abu berdasarkan prinsipnya yaitu untuk melihat adanya

senyawa organik yang terdestruksi dan menguap sehingga dapat diketahui

kandungan mineral dan kandungan senyawa anorganik dalam bahan simplisia

tersebut. Tujuan penetapan kadar abu yaitu mengetahui kandungan mineral

internal dan eksternal yang berasal dari proses awal sampai terbentuknya ekstrak.

Hal ini menunjukan adanya senyawa organik dan turunannya yang terdestruksi

dan menguap, sehingga yang tersisa hanya mineral dan zat-zat anorganik. Tujuan

pengujiaan kadar abu untuk memberikan gambaran kandungan mineral dan zat-zat

anorganik yang terdapat pada daun dan buah karamunting baik yang berasal dari

buah (internal) maupun dari proses pengolahan (eksternal) (DepKes RI, 2000:17).

Kadar abu yang terdapat pada hasil pengamatan dapat di lihat pada Tabel V.9

berikut di bawah ini.

Tabel V.9. Hasil Penetapan Kadar Abu Total dan Kadar Abu Tidak Larut Asam

Penetapan Kadar Abu

% Kadar Abu

Simplisia Karamunting

Daun BuahKadar abu total 2,33% 1,19%

Kadar abu tidak larut asam 0,05% 0,24%

Dari hasil pengamatan pada tabel di atas, dimana persen penetapan kadar

abu total simplisia daun yaitu 2,33% dan 1,19% pada simplisia buah.

repository.unisba.ac.id

Page 16: repository.unisba.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 4132 › 09bab5_Ayu Alienda Putri... BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.unisba.ac.idHASIL DAN PEMBAHASAN 5.1.

60

e. Kadar Abu Tidak Larut Asam

Penetapan nilai kadar abu tidak larut asam bertujuan untuk memberikan

gambaran kandungan mineral eksternal yang berasal dari proses awal sampai

terbentuknya ekstrak (DepKes RI, 2000:17). Dari hasil pengamatan pada Tabel

V.9, persen penetapan kadar abu tidak larut asam pada simplisia daun adalah

0,05% dan 0,24% pada simplisia buah.

5.5. Ekstraksi

Ekstraksi adalah penarikan zat aktif yang diinginkan dari suatu bahan baku

obat dengan menggunakan pelarut tertentu sehingga zat yang diinginkan tersebut

akan terlarut dalam pelarut. Metode ekstraksi yang digunakan adalah maserasi

atau ekstraksi cara dingin, karena maserasi merupakan cara ekstraksi paling

sederhana yang dilakukan dengan merendam serbuk kasar simplisia dengan

cairan pengekstraksi selama 24 jam, selain itu metode ini juga dapat digunakan

untuk senyawa-senyawa yang tidak tahan panas atau senyawa yang mudah

terhidrolisis. Untuk selengkapnya dapat dilihat pada Tabel V.10.

Tabel V.10. Hasil Ekstraksi

Simplisia Pelarut Total Maserat (g) Rendemen (%)

DaunMetanol 106,3684 17,73%Etil Asetat 10,5214 3,51%N-heksan 26,5533 8,85%

Buah

Metanol 10,2349 3,41%

Etil Asetat 2,4433 0,81%

N-heksan 1,7901 0,28%

Dari hasil pengamatan yang diperoleh pada ekstrak daun karamunting dan

ekstrak buah karamunting menggunakan pelarut yang berbeda dapat diketahui

bahwa pelarut polar yaitu metanol menarik senyawa lebih banyak dibading pelarut

repository.unisba.ac.id

Page 17: repository.unisba.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 4132 › 09bab5_Ayu Alienda Putri... BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.unisba.ac.idHASIL DAN PEMBAHASAN 5.1.

61

non-polar dengan persen perolehan sebesar 17,73% dan 8,85%, sementara pada

buah sebesar 3,41% dan 0,28%.

5.6. Pemantauan KLT (Kromatografi Lapis Tipis)

Kromatografi lapis tipis adalah metode pemisahan fisikokimia yang terdiri

atas fasa diam dan fasa gerak. Fasa diam biasanya berupa silika gel yang

ditempatkan pada penyangga dengan lapisan alumunium, sedangkan fasa gerak

merupakan eluen berisi larutan pengembang yang cocok. Proses pemisahan akan

terjadi selama perambatan kapiler atau pengembangan suatu sampel yang dibawa

oleh eluen melewati fasa diam. Kemudian bercak dapat dilihat pada lampu UV

254 nm dan 365 nm. Hasil pemantauan KLT dapat dilihat pada (Gambar V.10;

Gambar V.11 dan Gambar V.12). Dari hasil pengamatan, terlihat bahwa ekstrak

n-heksan daun karamunting mempunyai empat bercak berwarna ungu kemerahan

dengan nilai Rf 0,49; 0,7; 0,73 dan 0,81 sedangkan pada ekstrak n-heksan buah

karamunting memiliki satu bercak berwarna kuning berada pada nilai Rf 0,86.

Hasil pengamatan selanjutnya yaitu pada ekstrak metanol daun karamunting

terdapat tiga bercak berwarna ungu kemerahan dengan nilai Rf 0,04; 0,69 dan

0,8 sedangkan untuk ekstrak metanol buah karamunting juga memiliki tiga bercak

berwarna ungu kemerahan dengan nilai Rf 0,04; 0,66 dan 0,78. Dan untuk hasil

pengamatan pada ekstrak etil asetat daun karamunting terdapat tiga bercak

berwarna ungu kemerahan yang berada pada nilai Rf 0,06; 0,8 dan 0,92

sedangkan ekstrak etil asetat buah karamunting memiliki lima bercak yang berada

pada nilai Rf 0,04; 0,61; 0,81; 0,9 dan 0,94.

repository.unisba.ac.id

Page 18: repository.unisba.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 4132 › 09bab5_Ayu Alienda Putri... BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.unisba.ac.idHASIL DAN PEMBAHASAN 5.1.

5.7.

Dari hasil skrining fitokimia terdeteksi adanya golongan senyawa yang

terkandung dalam ekstrak daun dan buah karamunting yaitu flavonoid dan

oleh karena itu, penetapan kadar dalam ekstrak dilakukan terhadap golongan

senyawa flavonoid dan tanin.

5.7.

Dari hasil skrining fitokimia terdeteksi adanya golongan senyawa yang

terkandung dalam ekstrak daun dan buah karamunting yaitu flavonoid dan

oleh karena itu, penetapan kadar dalam ekstrak dilakukan terhadap golongan

senyawa flavonoid dan tanin.

(a)

Penentuan Kadar Golongan Senyawa

Penentuan kadar golongan senyawa didapat dari hasil skrining fitokimia.

Dari hasil skrining fitokimia terdeteksi adanya golongan senyawa yang

terkandung dalam ekstrak daun dan buah karamunting yaitu flavonoid dan

oleh karena itu, penetapan kadar dalam ekstrak dilakukan terhadap golongan

senyawa flavonoid dan tanin.

(a)

Penentuan Kadar Golongan Senyawa

Penentuan kadar golongan senyawa didapat dari hasil skrining fitokimia.

Dari hasil skrining fitokimia terdeteksi adanya golongan senyawa yang

terkandung dalam ekstrak daun dan buah karamunting yaitu flavonoid dan

oleh karena itu, penetapan kadar dalam ekstrak dilakukan terhadap golongan

senyawa flavonoid dan tanin.

(a)

A

A

(a)

Penentuan Kadar Golongan Senyawa

Penentuan kadar golongan senyawa didapat dari hasil skrining fitokimia.

Dari hasil skrining fitokimia terdeteksi adanya golongan senyawa yang

terkandung dalam ekstrak daun dan buah karamunting yaitu flavonoid dan

oleh karena itu, penetapan kadar dalam ekstrak dilakukan terhadap golongan

senyawa flavonoid dan tanin.

A(b)

(a)

Penentuan Kadar Golongan Senyawa

Penentuan kadar golongan senyawa didapat dari hasil skrining fitokimia.

Dari hasil skrining fitokimia terdeteksi adanya golongan senyawa yang

terkandung dalam ekstrak daun dan buah karamunting yaitu flavonoid dan

oleh karena itu, penetapan kadar dalam ekstrak dilakukan terhadap golongan

senyawa flavonoid dan tanin.

A

(b)

(b)

Penentuan Kadar Golongan Senyawa

Penentuan kadar golongan senyawa didapat dari hasil skrining fitokimia.

Dari hasil skrining fitokimia terdeteksi adanya golongan senyawa yang

terkandung dalam ekstrak daun dan buah karamunting yaitu flavonoid dan

oleh karena itu, penetapan kadar dalam ekstrak dilakukan terhadap golongan

senyawa flavonoid dan tanin.

(b)

(b)

Penentuan Kadar Golongan Senyawa

Penentuan kadar golongan senyawa didapat dari hasil skrining fitokimia.

Dari hasil skrining fitokimia terdeteksi adanya golongan senyawa yang

terkandung dalam ekstrak daun dan buah karamunting yaitu flavonoid dan

oleh karena itu, penetapan kadar dalam ekstrak dilakukan terhadap golongan

senyawa flavonoid dan tanin.

(b)

Penentuan Kadar Golongan Senyawa

Penentuan kadar golongan senyawa didapat dari hasil skrining fitokimia.

Dari hasil skrining fitokimia terdeteksi adanya golongan senyawa yang

terkandung dalam ekstrak daun dan buah karamunting yaitu flavonoid dan

oleh karena itu, penetapan kadar dalam ekstrak dilakukan terhadap golongan

senyawa flavonoid dan tanin.

(a)

(a)

(a)

Penentuan Kadar Golongan Senyawa

Penentuan kadar golongan senyawa didapat dari hasil skrining fitokimia.

Dari hasil skrining fitokimia terdeteksi adanya golongan senyawa yang

terkandung dalam ekstrak daun dan buah karamunting yaitu flavonoid dan

oleh karena itu, penetapan kadar dalam ekstrak dilakukan terhadap golongan

senyawa flavonoid dan tanin.

(a)

(a)

B

(a)

Penentuan Kadar Golongan Senyawa

Penentuan kadar golongan senyawa didapat dari hasil skrining fitokimia.

Dari hasil skrining fitokimia terdeteksi adanya golongan senyawa yang

terkandung dalam ekstrak daun dan buah karamunting yaitu flavonoid dan

oleh karena itu, penetapan kadar dalam ekstrak dilakukan terhadap golongan

senyawa flavonoid dan tanin.

B

B

B

(b)

Penentuan Kadar Golongan Senyawa

Penentuan kadar golongan senyawa didapat dari hasil skrining fitokimia.

Dari hasil skrining fitokimia terdeteksi adanya golongan senyawa yang

terkandung dalam ekstrak daun dan buah karamunting yaitu flavonoid dan

oleh karena itu, penetapan kadar dalam ekstrak dilakukan terhadap golongan

(b)

B(b)

(b)

Penentuan Kadar Golongan Senyawa

Penentuan kadar golongan senyawa didapat dari hasil skrining fitokimia.

Dari hasil skrining fitokimia terdeteksi adanya golongan senyawa yang

terkandung dalam ekstrak daun dan buah karamunting yaitu flavonoid dan

oleh karena itu, penetapan kadar dalam ekstrak dilakukan terhadap golongan

(b)

(b)

Penentuan Kadar Golongan Senyawa

Penentuan kadar golongan senyawa didapat dari hasil skrining fitokimia.

Dari hasil skrining fitokimia terdeteksi adanya golongan senyawa yang

terkandung dalam ekstrak daun dan buah karamunting yaitu flavonoid dan

oleh karena itu, penetapan kadar dalam ekstrak dilakukan terhadap golongan

Penentuan Kadar Golongan Senyawa

Penentuan kadar golongan senyawa didapat dari hasil skrining fitokimia.

Dari hasil skrining fitokimia terdeteksi adanya golongan senyawa yang

terkandung dalam ekstrak daun dan buah karamunting yaitu flavonoid dan

oleh karena itu, penetapan kadar dalam ekstrak dilakukan terhadap golongan

Gambar V.10.

Gambar V.11.

Gambar V.12.

Penentuan Kadar Golongan Senyawa

Penentuan kadar golongan senyawa didapat dari hasil skrining fitokimia.

Dari hasil skrining fitokimia terdeteksi adanya golongan senyawa yang

terkandung dalam ekstrak daun dan buah karamunting yaitu flavonoid dan

oleh karena itu, penetapan kadar dalam ekstrak dilakukan terhadap golongan

Gambar V.10.

Gambar V.11.

Gambar V.12.

Penentuan Kadar Golongan Senyawa

Penentuan kadar golongan senyawa didapat dari hasil skrining fitokimia.

Dari hasil skrining fitokimia terdeteksi adanya golongan senyawa yang

terkandung dalam ekstrak daun dan buah karamunting yaitu flavonoid dan

oleh karena itu, penetapan kadar dalam ekstrak dilakukan terhadap golongan

Gambar V.10.

Gambar V.11.

Gambar V.12.

Penentuan kadar golongan senyawa didapat dari hasil skrining fitokimia.

Dari hasil skrining fitokimia terdeteksi adanya golongan senyawa yang

terkandung dalam ekstrak daun dan buah karamunting yaitu flavonoid dan

oleh karena itu, penetapan kadar dalam ekstrak dilakukan terhadap golongan

Gambar V.10.heksan dengan fasa diam : silika gelGF(A)(B)(a) ekstrak daun,(b) ekstrak buah.

Gambar V.11.metanol dengan fasa diam :silika gel GFheksan:etil asetat(A)(B)(a) ekstrak daun,(b) ekstrak buah.

Gambar V.12.asetat dengan fasa diam silika gelGF(7:3).(A)(B)(a) ekstrak daun,(b) ekstrak

Penentuan kadar golongan senyawa didapat dari hasil skrining fitokimia.

Dari hasil skrining fitokimia terdeteksi adanya golongan senyawa yang

terkandung dalam ekstrak daun dan buah karamunting yaitu flavonoid dan

oleh karena itu, penetapan kadar dalam ekstrak dilakukan terhadap golongan

Gambar V.10.heksan dengan fasa diam : silika gelGF254,

A): penampak bercak UVB): penampak bercak UV

(a) ekstrak daun,(b) ekstrak buah.

Gambar V.11.metanol dengan fasa diam :silika gel GFheksan:etil asetatA): penampak bercak UVB): penampak bercak UV

(a) ekstrak daun,(b) ekstrak buah.

Gambar V.12.asetat dengan fasa diam silika gelGF254,

(7:3).A): penampak bercak UVB): penampak bercak UV

(a) ekstrak daun,(b) ekstrak

Penentuan kadar golongan senyawa didapat dari hasil skrining fitokimia.

Dari hasil skrining fitokimia terdeteksi adanya golongan senyawa yang

terkandung dalam ekstrak daun dan buah karamunting yaitu flavonoid dan

oleh karena itu, penetapan kadar dalam ekstrak dilakukan terhadap golongan

Gambar V.10. Kromatogram KLT ekstrak nheksan dengan fasa diam : silika gel

254, fasa: penampak bercak UV: penampak bercak UV

(a) ekstrak daun,(b) ekstrak buah.

Gambar V.11. Kromatogram KLT ekstrakmetanol dengan fasa diam :silika gel GFheksan:etil asetat

: penampak bercak UV: penampak bercak UV

(a) ekstrak daun,(b) ekstrak buah.

Gambar V.12. Kromatografi KLT ekstrak etiasetat dengan fasa diam silika gel

254, fasa gerak n

: penampak bercak UV: penampak bercak UV

(a) ekstrak daun,(b) ekstrak

Penentuan kadar golongan senyawa didapat dari hasil skrining fitokimia.

Dari hasil skrining fitokimia terdeteksi adanya golongan senyawa yang

terkandung dalam ekstrak daun dan buah karamunting yaitu flavonoid dan

oleh karena itu, penetapan kadar dalam ekstrak dilakukan terhadap golongan

Kromatogram KLT ekstrak nheksan dengan fasa diam : silika gel

fasa gerak: penampak bercak UV: penampak bercak UV

(a) ekstrak daun,(b) ekstrak buah.

Kromatogram KLT ekstrakmetanol dengan fasa diam :silika gel GFheksan:etil asetat

: penampak bercak UV: penampak bercak UV

(a) ekstrak daun,(b) ekstrak buah.

Kromatografi KLT ekstrak etiasetat dengan fasa diam silika gel

fasa gerak n

: penampak bercak UV: penampak bercak UV

(a) ekstrak daun,(b) ekstrak buah.

Penentuan kadar golongan senyawa didapat dari hasil skrining fitokimia.

Dari hasil skrining fitokimia terdeteksi adanya golongan senyawa yang

terkandung dalam ekstrak daun dan buah karamunting yaitu flavonoid dan

oleh karena itu, penetapan kadar dalam ekstrak dilakukan terhadap golongan

Kromatogram KLT ekstrak nheksan dengan fasa diam : silika gel

gerak: penampak bercak UV: penampak bercak UV

(a) ekstrak daun,(b) ekstrak buah.

Kromatogram KLT ekstrakmetanol dengan fasa diam :silika gel GF254,

heksan:etil asetat: penampak bercak UV: penampak bercak UV

(a) ekstrak daun,(b) ekstrak buah.

Kromatografi KLT ekstrak etiasetat dengan fasa diam silika gel

fasa gerak n

: penampak bercak UV: penampak bercak UV

(a) ekstrak daun,buah.

Penentuan kadar golongan senyawa didapat dari hasil skrining fitokimia.

Dari hasil skrining fitokimia terdeteksi adanya golongan senyawa yang

terkandung dalam ekstrak daun dan buah karamunting yaitu flavonoid dan

oleh karena itu, penetapan kadar dalam ekstrak dilakukan terhadap golongan

Kromatogram KLT ekstrak nheksan dengan fasa diam : silika gel

gerak n: penampak bercak UV: penampak bercak UV

(a) ekstrak daun,(b) ekstrak buah.

Kromatogram KLT ekstrakmetanol dengan fasa diam :

254, fasa gerak nheksan:etil asetat (7:3)

: penampak bercak UV: penampak bercak UV

(a) ekstrak daun,(b) ekstrak buah.

Kromatografi KLT ekstrak etiasetat dengan fasa diam silika gel

fasa gerak n-

: penampak bercak UV: penampak bercak UV

(a) ekstrak daun,buah.

Penentuan kadar golongan senyawa didapat dari hasil skrining fitokimia.

Dari hasil skrining fitokimia terdeteksi adanya golongan senyawa yang

terkandung dalam ekstrak daun dan buah karamunting yaitu flavonoid dan

oleh karena itu, penetapan kadar dalam ekstrak dilakukan terhadap golongan

Kromatogram KLT ekstrak nheksan dengan fasa diam : silika gel

n-heksan:etil asetat.: penampak bercak UV: penampak bercak UV

Kromatogram KLT ekstrakmetanol dengan fasa diam :

fasa gerak n(7:3).

: penampak bercak UV: penampak bercak UV

Kromatografi KLT ekstrak etiasetat dengan fasa diam silika gel

-heksan : etil asetat

: penampak bercak UV: penampak bercak UV

Penentuan kadar golongan senyawa didapat dari hasil skrining fitokimia.

Dari hasil skrining fitokimia terdeteksi adanya golongan senyawa yang

terkandung dalam ekstrak daun dan buah karamunting yaitu flavonoid dan

oleh karena itu, penetapan kadar dalam ekstrak dilakukan terhadap golongan

Kromatogram KLT ekstrak nheksan dengan fasa diam : silika gel

heksan:etil asetat.: penampak bercak UV: penampak bercak UV

Kromatogram KLT ekstrakmetanol dengan fasa diam :

fasa gerak n(7:3).

: penampak bercak UV: penampak bercak UV

Kromatografi KLT ekstrak etiasetat dengan fasa diam silika gel

heksan : etil asetat

: penampak bercak UV: penampak bercak UV

Penentuan kadar golongan senyawa didapat dari hasil skrining fitokimia.

Dari hasil skrining fitokimia terdeteksi adanya golongan senyawa yang

terkandung dalam ekstrak daun dan buah karamunting yaitu flavonoid dan

oleh karena itu, penetapan kadar dalam ekstrak dilakukan terhadap golongan

Kromatogram KLT ekstrak nheksan dengan fasa diam : silika gel

heksan:etil asetat.: penampak bercak UV254,: penampak bercak UV366,

Kromatogram KLT ekstrakmetanol dengan fasa diam :

fasa gerak n-

: penampak bercak UV254,: penampak bercak UV366,

Kromatografi KLT ekstrak etiasetat dengan fasa diam silika gel

heksan : etil asetat

: penampak bercak UV254,: penampak bercak UV366,

Penentuan kadar golongan senyawa didapat dari hasil skrining fitokimia.

Dari hasil skrining fitokimia terdeteksi adanya golongan senyawa yang

terkandung dalam ekstrak daun dan buah karamunting yaitu flavonoid dan

oleh karena itu, penetapan kadar dalam ekstrak dilakukan terhadap golongan

Kromatogram KLT ekstrak nheksan dengan fasa diam : silika gel

heksan:etil asetat.,

366,

Kromatogram KLT ekstrak

,

366,

Kromatografi KLT ekstrak etiasetat dengan fasa diam silika gel

heksan : etil asetat

,

366,

Penentuan kadar golongan senyawa didapat dari hasil skrining fitokimia.

Dari hasil skrining fitokimia terdeteksi adanya golongan senyawa yang

terkandung dalam ekstrak daun dan buah karamunting yaitu flavonoid dan tanin,

oleh karena itu, penetapan kadar dalam ekstrak dilakukan terhadap golongan

Kromatogram KLT ekstrak nheksan dengan fasa diam : silika gel

heksan:etil asetat.

Kromatogram KLT ekstrak

Kromatografi KLT ekstrak etiasetat dengan fasa diam silika gel

heksan : etil asetat

Penentuan kadar golongan senyawa didapat dari hasil skrining fitokimia.

Dari hasil skrining fitokimia terdeteksi adanya golongan senyawa yang

tanin,

oleh karena itu, penetapan kadar dalam ekstrak dilakukan terhadap golongan

62

Kromatogram KLT ekstrak n-heksan dengan fasa diam : silika gel

heksan:etil asetat.

Kromatografi KLT ekstrak eti

heksan : etil asetat

Penentuan kadar golongan senyawa didapat dari hasil skrining fitokimia.

Dari hasil skrining fitokimia terdeteksi adanya golongan senyawa yang

tanin,

oleh karena itu, penetapan kadar dalam ekstrak dilakukan terhadap golongan

heksan dengan fasa diam : silika gelheksan:etil asetat.

Penentuan kadar golongan senyawa didapat dari hasil skrining fitokimia.

Dari hasil skrining fitokimia terdeteksi adanya golongan senyawa yang

tanin,

oleh karena itu, penetapan kadar dalam ekstrak dilakukan terhadap golongan

repository.unisba.ac.id

Page 19: repository.unisba.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 4132 › 09bab5_Ayu Alienda Putri... BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.unisba.ac.idHASIL DAN PEMBAHASAN 5.1.

5.

karamunting, masing

yaitu n

UV

senyawa pembanding dan sampel uji dilakukan pada panjang gelombang 380 nm.

Hasil penetuan panjang gelombang senyawa pembanding dapat dilihat pada

Gambar V.13

persamaan regresi linier y =

0,953.

5.7.1.

karamunting, masing

yaitu n

UV-

senyawa pembanding dan sampel uji dilakukan pada panjang gelombang 380 nm.

Hasil penetuan panjang gelombang senyawa pembanding dapat dilihat pada

Gambar V.13

persamaan regresi linier y =

0,953.

1.

karamunting, masing

yaitu n-

-sinar tampak dengan

senyawa pembanding dan sampel uji dilakukan pada panjang gelombang 380 nm.

Hasil penetuan panjang gelombang senyawa pembanding dapat dilihat pada

Gambar V.13

persamaan regresi linier y =

0,953.

Penetapan Kadar Flavonoid

Penetapan kadar flavonoid dilakukan terhadap ekstrak daun dan buah

karamunting, masing

-heksan, etil asetat dan metanol dan diukur menggunakan spektrofotometri

sinar tampak dengan

senyawa pembanding dan sampel uji dilakukan pada panjang gelombang 380 nm.

Hasil penetuan panjang gelombang senyawa pembanding dapat dilihat pada

Gambar V.13

Kurva kalibrasi

persamaan regresi linier y =

Penetapan Kadar Flavonoid

Penetapan kadar flavonoid dilakukan terhadap ekstrak daun dan buah

karamunting, masing

heksan, etil asetat dan metanol dan diukur menggunakan spektrofotometri

sinar tampak dengan

senyawa pembanding dan sampel uji dilakukan pada panjang gelombang 380 nm.

Hasil penetuan panjang gelombang senyawa pembanding dapat dilihat pada

Gambar V.13

Gambar V.13.

Kurva kalibrasi

persamaan regresi linier y =

Penetapan Kadar Flavonoid

Penetapan kadar flavonoid dilakukan terhadap ekstrak daun dan buah

karamunting, masing

heksan, etil asetat dan metanol dan diukur menggunakan spektrofotometri

sinar tampak dengan

senyawa pembanding dan sampel uji dilakukan pada panjang gelombang 380 nm.

Hasil penetuan panjang gelombang senyawa pembanding dapat dilihat pada

Gambar V.13. Hasil penetapan kurva kalibrasi dapat dilihat pada

Gambar V.13.

Kurva kalibrasi

persamaan regresi linier y =

Penetapan Kadar Flavonoid

Penetapan kadar flavonoid dilakukan terhadap ekstrak daun dan buah

karamunting, masing

heksan, etil asetat dan metanol dan diukur menggunakan spektrofotometri

sinar tampak dengan

senyawa pembanding dan sampel uji dilakukan pada panjang gelombang 380 nm.

Hasil penetuan panjang gelombang senyawa pembanding dapat dilihat pada

. Hasil penetapan kurva kalibrasi dapat dilihat pada

Gambar V.13.

Kurva kalibrasi

persamaan regresi linier y =

Penetapan Kadar Flavonoid

Penetapan kadar flavonoid dilakukan terhadap ekstrak daun dan buah

karamunting, masing

heksan, etil asetat dan metanol dan diukur menggunakan spektrofotometri

sinar tampak dengan

senyawa pembanding dan sampel uji dilakukan pada panjang gelombang 380 nm.

Hasil penetuan panjang gelombang senyawa pembanding dapat dilihat pada

. Hasil penetapan kurva kalibrasi dapat dilihat pada

Gambar V.13.

Tabel V.11

Kurva kalibrasi

persamaan regresi linier y =

Penetapan Kadar Flavonoid

Penetapan kadar flavonoid dilakukan terhadap ekstrak daun dan buah

karamunting, masing-masing dibandingkan berdasarkan perbedaan pelarut yang

heksan, etil asetat dan metanol dan diukur menggunakan spektrofotometri

sinar tampak dengan

senyawa pembanding dan sampel uji dilakukan pada panjang gelombang 380 nm.

Hasil penetuan panjang gelombang senyawa pembanding dapat dilihat pada

. Hasil penetapan kurva kalibrasi dapat dilihat pada

Gambar V.13.

Tabel V.11

Kurva kalibrasi

persamaan regresi linier y =

Penetapan Kadar Flavonoid

Penetapan kadar flavonoid dilakukan terhadap ekstrak daun dan buah

masing dibandingkan berdasarkan perbedaan pelarut yang

heksan, etil asetat dan metanol dan diukur menggunakan spektrofotometri

sinar tampak dengan k

senyawa pembanding dan sampel uji dilakukan pada panjang gelombang 380 nm.

Hasil penetuan panjang gelombang senyawa pembanding dapat dilihat pada

. Hasil penetapan kurva kalibrasi dapat dilihat pada

Gambar V.13. Panjang gelombang quersetin pada konsentrasi 2 ppm.

Tabel V.11

Kurva kalibrasi k

persamaan regresi linier y =

Penetapan Kadar Flavonoid

Penetapan kadar flavonoid dilakukan terhadap ekstrak daun dan buah

masing dibandingkan berdasarkan perbedaan pelarut yang

heksan, etil asetat dan metanol dan diukur menggunakan spektrofotometri

kuersetin s

senyawa pembanding dan sampel uji dilakukan pada panjang gelombang 380 nm.

Hasil penetuan panjang gelombang senyawa pembanding dapat dilihat pada

. Hasil penetapan kurva kalibrasi dapat dilihat pada

Panjang gelombang quersetin pada konsentrasi 2 ppm.

Tabel V.11. Hasil pengukuran absorbansi quersetin

kuersetin dapat dilihat pada

persamaan regresi linier y =

Penetapan Kadar Flavonoid

Penetapan kadar flavonoid dilakukan terhadap ekstrak daun dan buah

masing dibandingkan berdasarkan perbedaan pelarut yang

heksan, etil asetat dan metanol dan diukur menggunakan spektrofotometri

uersetin s

senyawa pembanding dan sampel uji dilakukan pada panjang gelombang 380 nm.

Hasil penetuan panjang gelombang senyawa pembanding dapat dilihat pada

. Hasil penetapan kurva kalibrasi dapat dilihat pada

Panjang gelombang quersetin pada konsentrasi 2 ppm.

. Hasil pengukuran absorbansi quersetin

Konsentrasi

uersetin dapat dilihat pada

persamaan regresi linier y = 0,197

Penetapan Kadar Flavonoid

Penetapan kadar flavonoid dilakukan terhadap ekstrak daun dan buah

masing dibandingkan berdasarkan perbedaan pelarut yang

heksan, etil asetat dan metanol dan diukur menggunakan spektrofotometri

uersetin s

senyawa pembanding dan sampel uji dilakukan pada panjang gelombang 380 nm.

Hasil penetuan panjang gelombang senyawa pembanding dapat dilihat pada

. Hasil penetapan kurva kalibrasi dapat dilihat pada

Panjang gelombang quersetin pada konsentrasi 2 ppm.

. Hasil pengukuran absorbansi quersetin

Konsentrasi(ppm)

0,5

1

1,5

2

2,5

3

uersetin dapat dilihat pada

0,197

Penetapan Kadar Flavonoid

Penetapan kadar flavonoid dilakukan terhadap ekstrak daun dan buah

masing dibandingkan berdasarkan perbedaan pelarut yang

heksan, etil asetat dan metanol dan diukur menggunakan spektrofotometri

uersetin sebagai pembanding. Pengukuran absorbansi

senyawa pembanding dan sampel uji dilakukan pada panjang gelombang 380 nm.

Hasil penetuan panjang gelombang senyawa pembanding dapat dilihat pada

. Hasil penetapan kurva kalibrasi dapat dilihat pada

Panjang gelombang quersetin pada konsentrasi 2 ppm.

. Hasil pengukuran absorbansi quersetin

Konsentrasi(ppm)

0,5

1

1,5

2

2,5

3

uersetin dapat dilihat pada

0,197x

Penetapan kadar flavonoid dilakukan terhadap ekstrak daun dan buah

masing dibandingkan berdasarkan perbedaan pelarut yang

heksan, etil asetat dan metanol dan diukur menggunakan spektrofotometri

ebagai pembanding. Pengukuran absorbansi

senyawa pembanding dan sampel uji dilakukan pada panjang gelombang 380 nm.

Hasil penetuan panjang gelombang senyawa pembanding dapat dilihat pada

. Hasil penetapan kurva kalibrasi dapat dilihat pada

Panjang gelombang quersetin pada konsentrasi 2 ppm.

. Hasil pengukuran absorbansi quersetin

Konsentrasi

uersetin dapat dilihat pada

x + 0,151 dengan R

Penetapan kadar flavonoid dilakukan terhadap ekstrak daun dan buah

masing dibandingkan berdasarkan perbedaan pelarut yang

heksan, etil asetat dan metanol dan diukur menggunakan spektrofotometri

ebagai pembanding. Pengukuran absorbansi

senyawa pembanding dan sampel uji dilakukan pada panjang gelombang 380 nm.

Hasil penetuan panjang gelombang senyawa pembanding dapat dilihat pada

. Hasil penetapan kurva kalibrasi dapat dilihat pada

Panjang gelombang quersetin pada konsentrasi 2 ppm.

. Hasil pengukuran absorbansi quersetin

KonsentrasiAbsorbansi

uersetin dapat dilihat pada

+ 0,151 dengan R

Penetapan kadar flavonoid dilakukan terhadap ekstrak daun dan buah

masing dibandingkan berdasarkan perbedaan pelarut yang

heksan, etil asetat dan metanol dan diukur menggunakan spektrofotometri

ebagai pembanding. Pengukuran absorbansi

senyawa pembanding dan sampel uji dilakukan pada panjang gelombang 380 nm.

Hasil penetuan panjang gelombang senyawa pembanding dapat dilihat pada

. Hasil penetapan kurva kalibrasi dapat dilihat pada

Panjang gelombang quersetin pada konsentrasi 2 ppm.

. Hasil pengukuran absorbansi quersetin

Absorbansi

0,289

0,305

0,413

0,566

0,696

0,716

uersetin dapat dilihat pada

+ 0,151 dengan R

Penetapan kadar flavonoid dilakukan terhadap ekstrak daun dan buah

masing dibandingkan berdasarkan perbedaan pelarut yang

heksan, etil asetat dan metanol dan diukur menggunakan spektrofotometri

ebagai pembanding. Pengukuran absorbansi

senyawa pembanding dan sampel uji dilakukan pada panjang gelombang 380 nm.

Hasil penetuan panjang gelombang senyawa pembanding dapat dilihat pada

. Hasil penetapan kurva kalibrasi dapat dilihat pada

Panjang gelombang quersetin pada konsentrasi 2 ppm.

. Hasil pengukuran absorbansi quersetin

Absorbansi

0,289

0,305

0,413

0,566

0,696

0,716

uersetin dapat dilihat pada

+ 0,151 dengan R

Penetapan kadar flavonoid dilakukan terhadap ekstrak daun dan buah

masing dibandingkan berdasarkan perbedaan pelarut yang

heksan, etil asetat dan metanol dan diukur menggunakan spektrofotometri

ebagai pembanding. Pengukuran absorbansi

senyawa pembanding dan sampel uji dilakukan pada panjang gelombang 380 nm.

Hasil penetuan panjang gelombang senyawa pembanding dapat dilihat pada

. Hasil penetapan kurva kalibrasi dapat dilihat pada

Panjang gelombang quersetin pada konsentrasi 2 ppm.

. Hasil pengukuran absorbansi quersetin

Absorbansi

0,289

0,305

0,413

0,566

0,696

0,716

uersetin dapat dilihat pada

+ 0,151 dengan R

Penetapan kadar flavonoid dilakukan terhadap ekstrak daun dan buah

masing dibandingkan berdasarkan perbedaan pelarut yang

heksan, etil asetat dan metanol dan diukur menggunakan spektrofotometri

ebagai pembanding. Pengukuran absorbansi

senyawa pembanding dan sampel uji dilakukan pada panjang gelombang 380 nm.

Hasil penetuan panjang gelombang senyawa pembanding dapat dilihat pada

. Hasil penetapan kurva kalibrasi dapat dilihat pada

Panjang gelombang quersetin pada konsentrasi 2 ppm.

. Hasil pengukuran absorbansi quersetin

Absorbansi

uersetin dapat dilihat pada

+ 0,151 dengan R

Penetapan kadar flavonoid dilakukan terhadap ekstrak daun dan buah

masing dibandingkan berdasarkan perbedaan pelarut yang

heksan, etil asetat dan metanol dan diukur menggunakan spektrofotometri

ebagai pembanding. Pengukuran absorbansi

senyawa pembanding dan sampel uji dilakukan pada panjang gelombang 380 nm.

Hasil penetuan panjang gelombang senyawa pembanding dapat dilihat pada

. Hasil penetapan kurva kalibrasi dapat dilihat pada

Panjang gelombang quersetin pada konsentrasi 2 ppm.

. Hasil pengukuran absorbansi quersetin

uersetin dapat dilihat pada

+ 0,151 dengan R

Penetapan kadar flavonoid dilakukan terhadap ekstrak daun dan buah

masing dibandingkan berdasarkan perbedaan pelarut yang

heksan, etil asetat dan metanol dan diukur menggunakan spektrofotometri

ebagai pembanding. Pengukuran absorbansi

senyawa pembanding dan sampel uji dilakukan pada panjang gelombang 380 nm.

Hasil penetuan panjang gelombang senyawa pembanding dapat dilihat pada

. Hasil penetapan kurva kalibrasi dapat dilihat pada

Panjang gelombang quersetin pada konsentrasi 2 ppm.

. Hasil pengukuran absorbansi quersetin

uersetin dapat dilihat pada Gambar V.14

+ 0,151 dengan R2 yang diperoleh adalah

Penetapan kadar flavonoid dilakukan terhadap ekstrak daun dan buah

masing dibandingkan berdasarkan perbedaan pelarut yang

heksan, etil asetat dan metanol dan diukur menggunakan spektrofotometri

ebagai pembanding. Pengukuran absorbansi

senyawa pembanding dan sampel uji dilakukan pada panjang gelombang 380 nm.

Hasil penetuan panjang gelombang senyawa pembanding dapat dilihat pada

. Hasil penetapan kurva kalibrasi dapat dilihat pada

Panjang gelombang quersetin pada konsentrasi 2 ppm.

. Hasil pengukuran absorbansi quersetin

Gambar V.14

yang diperoleh adalah

Penetapan kadar flavonoid dilakukan terhadap ekstrak daun dan buah

masing dibandingkan berdasarkan perbedaan pelarut yang

heksan, etil asetat dan metanol dan diukur menggunakan spektrofotometri

ebagai pembanding. Pengukuran absorbansi

senyawa pembanding dan sampel uji dilakukan pada panjang gelombang 380 nm.

Hasil penetuan panjang gelombang senyawa pembanding dapat dilihat pada

. Hasil penetapan kurva kalibrasi dapat dilihat pada

Panjang gelombang quersetin pada konsentrasi 2 ppm.

Gambar V.14

yang diperoleh adalah

Penetapan kadar flavonoid dilakukan terhadap ekstrak daun dan buah

masing dibandingkan berdasarkan perbedaan pelarut yang

heksan, etil asetat dan metanol dan diukur menggunakan spektrofotometri

ebagai pembanding. Pengukuran absorbansi

senyawa pembanding dan sampel uji dilakukan pada panjang gelombang 380 nm.

Hasil penetuan panjang gelombang senyawa pembanding dapat dilihat pada

. Hasil penetapan kurva kalibrasi dapat dilihat pada Tabel

Panjang gelombang quersetin pada konsentrasi 2 ppm.

Gambar V.14

yang diperoleh adalah

Penetapan kadar flavonoid dilakukan terhadap ekstrak daun dan buah

masing dibandingkan berdasarkan perbedaan pelarut yang

heksan, etil asetat dan metanol dan diukur menggunakan spektrofotometri

ebagai pembanding. Pengukuran absorbansi

senyawa pembanding dan sampel uji dilakukan pada panjang gelombang 380 nm.

Hasil penetuan panjang gelombang senyawa pembanding dapat dilihat pada

Tabel

Panjang gelombang quersetin pada konsentrasi 2 ppm.

Gambar V.14

yang diperoleh adalah

Penetapan kadar flavonoid dilakukan terhadap ekstrak daun dan buah

masing dibandingkan berdasarkan perbedaan pelarut yang

heksan, etil asetat dan metanol dan diukur menggunakan spektrofotometri

ebagai pembanding. Pengukuran absorbansi

senyawa pembanding dan sampel uji dilakukan pada panjang gelombang 380 nm.

Hasil penetuan panjang gelombang senyawa pembanding dapat dilihat pada

Tabel V.11.

Gambar V.14

yang diperoleh adalah

Penetapan kadar flavonoid dilakukan terhadap ekstrak daun dan buah

masing dibandingkan berdasarkan perbedaan pelarut yang

heksan, etil asetat dan metanol dan diukur menggunakan spektrofotometri

ebagai pembanding. Pengukuran absorbansi

senyawa pembanding dan sampel uji dilakukan pada panjang gelombang 380 nm.

Hasil penetuan panjang gelombang senyawa pembanding dapat dilihat pada

V.11.

dengan

yang diperoleh adalah

Penetapan kadar flavonoid dilakukan terhadap ekstrak daun dan buah

masing dibandingkan berdasarkan perbedaan pelarut yang

heksan, etil asetat dan metanol dan diukur menggunakan spektrofotometri

ebagai pembanding. Pengukuran absorbansi

senyawa pembanding dan sampel uji dilakukan pada panjang gelombang 380 nm.

Hasil penetuan panjang gelombang senyawa pembanding dapat dilihat pada

V.11.

dengan

yang diperoleh adalah

63

Penetapan kadar flavonoid dilakukan terhadap ekstrak daun dan buah

masing dibandingkan berdasarkan perbedaan pelarut yang

heksan, etil asetat dan metanol dan diukur menggunakan spektrofotometri

ebagai pembanding. Pengukuran absorbansi

senyawa pembanding dan sampel uji dilakukan pada panjang gelombang 380 nm.

Hasil penetuan panjang gelombang senyawa pembanding dapat dilihat pada

dengan

yang diperoleh adalah

Penetapan kadar flavonoid dilakukan terhadap ekstrak daun dan buah

masing dibandingkan berdasarkan perbedaan pelarut yang

heksan, etil asetat dan metanol dan diukur menggunakan spektrofotometri

ebagai pembanding. Pengukuran absorbansi

senyawa pembanding dan sampel uji dilakukan pada panjang gelombang 380 nm.

Hasil penetuan panjang gelombang senyawa pembanding dapat dilihat pada

dengan

yang diperoleh adalah

repository.unisba.ac.id

Page 20: repository.unisba.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 4132 › 09bab5_Ayu Alienda Putri... BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.unisba.ac.idHASIL DAN PEMBAHASAN 5.1.

dari masing

dan perlakuan yang sama serta menggunakan pembanding yang sama yaitu asam

tanat. Hasil perhitungan kadar flavonoid total pada konsentrasi 50 ppm dan

perhitungannya dapat dilihat pada

dari masing

dan perlakuan yang sama serta menggunakan pembanding yang sama yaitu asam

tanat. Hasil perhitungan kadar flavonoid total pada konsentrasi 50 ppm dan

perhitungannya dapat dilihat pada

Tabel V.12.

Tabel V.13.

dari masing

dan perlakuan yang sama serta menggunakan pembanding yang sama yaitu asam

tanat. Hasil perhitungan kadar flavonoid total pada konsentrasi 50 ppm dan

perhitungannya dapat dilihat pada

Tabel V.12.

Tabel V.13.

Ekstrak 1

n

etil asetat

Kadar flavonoid yang terdapat dalam ekstrak daun dan buah karamunting

dari masing

dan perlakuan yang sama serta menggunakan pembanding yang sama yaitu asam

tanat. Hasil perhitungan kadar flavonoid total pada konsentrasi 50 ppm dan

perhitungannya dapat dilihat pada

Tabel V.12.

n

etil asetat

metanol

Tabel V.13.

Ekstrak 1

n-heksan

etil asetat

Kadar flavonoid yang terdapat dalam ekstrak daun dan buah karamunting

dari masing-

dan perlakuan yang sama serta menggunakan pembanding yang sama yaitu asam

tanat. Hasil perhitungan kadar flavonoid total pada konsentrasi 50 ppm dan

perhitungannya dapat dilihat pada

Tabel V.12.

Pelarut

n-heksan

etil asetat

metanol

Tabel V.13.

Ekstrak 1

heksan

etil asetat

Ab

sorb

ansi

Kadar flavonoid yang terdapat dalam ekstrak daun dan buah karamunting

-masing perbedaan pelarut ditentukan dengan menggunakan metode

dan perlakuan yang sama serta menggunakan pembanding yang sama yaitu asam

tanat. Hasil perhitungan kadar flavonoid total pada konsentrasi 50 ppm dan

perhitungannya dapat dilihat pada

Tabel V.12. Hasil penetapan kadar flavonoid total pada ekstrak daun dan buah karamuntingdan analisis uji Tukey

Pelarut

heksan

etil asetat

metanol

Tabel V.13. Analisis statistik uji lanjut Tukey untuk perbandingan kadar flavonoid padaekstrak daun dan buah

Ekstrak 1

heksan

etil asetat

0

0.1

0.2

0.3

0.4

0.5

0.6

0.7

0.8

Ab

sorb

ansi

Kadar flavonoid yang terdapat dalam ekstrak daun dan buah karamunting

asing perbedaan pelarut ditentukan dengan menggunakan metode

dan perlakuan yang sama serta menggunakan pembanding yang sama yaitu asam

tanat. Hasil perhitungan kadar flavonoid total pada konsentrasi 50 ppm dan

perhitungannya dapat dilihat pada

Hasil penetapan kadar flavonoid total pada ekstrak daun dan buah karamuntingdan analisis uji Tukey

Pelarut

heksan

etil asetat

metanol

Analisis statistik uji lanjut Tukey untuk perbandingan kadar flavonoid padaekstrak daun dan buah

Ekstrak 2etilmetanolmetanol

0

0.1

0.2

0.3

0.4

0.5

0.6

0.7

0.8

0

Kadar flavonoid yang terdapat dalam ekstrak daun dan buah karamunting

asing perbedaan pelarut ditentukan dengan menggunakan metode

dan perlakuan yang sama serta menggunakan pembanding yang sama yaitu asam

tanat. Hasil perhitungan kadar flavonoid total pada konsentrasi 50 ppm dan

perhitungannya dapat dilihat pada

Hasil penetapan kadar flavonoid total pada ekstrak daun dan buah karamuntingdan analisis uji Tukey

Analisis statistik uji lanjut Tukey untuk perbandingan kadar flavonoid padaekstrak daun dan buah

DaunEkstrak 2etil asetatmetanolmetanol

0

Kadar flavonoid yang terdapat dalam ekstrak daun dan buah karamunting

asing perbedaan pelarut ditentukan dengan menggunakan metode

dan perlakuan yang sama serta menggunakan pembanding yang sama yaitu asam

tanat. Hasil perhitungan kadar flavonoid total pada konsentrasi 50 ppm dan

perhitungannya dapat dilihat pada

Hasil penetapan kadar flavonoid total pada ekstrak daun dan buah karamuntingdan analisis uji Tukey

Rata

Ekstrak daun

Analisis statistik uji lanjut Tukey untuk perbandingan kadar flavonoid padaekstrak daun dan buah

DaunEkstrak 2

asetatmetanolmetanol

Kadar flavonoid yang terdapat dalam ekstrak daun dan buah karamunting

asing perbedaan pelarut ditentukan dengan menggunakan metode

dan perlakuan yang sama serta menggunakan pembanding yang sama yaitu asam

tanat. Hasil perhitungan kadar flavonoid total pada konsentrasi 50 ppm dan

perhitungannya dapat dilihat pada

Hasil penetapan kadar flavonoid total pada ekstrak daun dan buah karamuntingdan analisis uji Tukey

Rata

Ekstrak daun

0,0590,4630,144

Analisis statistik uji lanjut Tukey untuk perbandingan kadar flavonoid padaekstrak daun dan buah

DaunEkstrak 2

asetatmetanolmetanol

0.5

Gambar V.14

Kadar flavonoid yang terdapat dalam ekstrak daun dan buah karamunting

asing perbedaan pelarut ditentukan dengan menggunakan metode

dan perlakuan yang sama serta menggunakan pembanding yang sama yaitu asam

tanat. Hasil perhitungan kadar flavonoid total pada konsentrasi 50 ppm dan

perhitungannya dapat dilihat pada

Hasil penetapan kadar flavonoid total pada ekstrak daun dan buah karamuntingdan analisis uji Tukey

Rata-rata kadar flavonoid (%)

Ekstrak daun

0,0590,4630,144

Analisis statistik uji lanjut Tukey untuk perbandingan kadar flavonoid padaekstrak daun dan buah

0.5

Gambar V.14

Kadar flavonoid yang terdapat dalam ekstrak daun dan buah karamunting

asing perbedaan pelarut ditentukan dengan menggunakan metode

dan perlakuan yang sama serta menggunakan pembanding yang sama yaitu asam

tanat. Hasil perhitungan kadar flavonoid total pada konsentrasi 50 ppm dan

perhitungannya dapat dilihat pada

Hasil penetapan kadar flavonoid total pada ekstrak daun dan buah karamuntingdan analisis uji Tukey

rata kadar flavonoid (%)

Ekstrak daun

0,0590,4630,144

Analisis statistik uji lanjut Tukey untuk perbandingan kadar flavonoid padaekstrak daun dan buah

P-Value0,0000,0020,000

Gambar V.14

Kadar flavonoid yang terdapat dalam ekstrak daun dan buah karamunting

asing perbedaan pelarut ditentukan dengan menggunakan metode

dan perlakuan yang sama serta menggunakan pembanding yang sama yaitu asam

tanat. Hasil perhitungan kadar flavonoid total pada konsentrasi 50 ppm dan

perhitungannya dapat dilihat pada Tabel V.12

Hasil penetapan kadar flavonoid total pada ekstrak daun dan buah karamunting

rata kadar flavonoid (%)

Ekstrak daun

Analisis statistik uji lanjut Tukey untuk perbandingan kadar flavonoid padaekstrak daun dan buah

Value0,0000,0020,000

1

Gambar V.14

Kadar flavonoid yang terdapat dalam ekstrak daun dan buah karamunting

asing perbedaan pelarut ditentukan dengan menggunakan metode

dan perlakuan yang sama serta menggunakan pembanding yang sama yaitu asam

tanat. Hasil perhitungan kadar flavonoid total pada konsentrasi 50 ppm dan

Tabel V.12

Hasil penetapan kadar flavonoid total pada ekstrak daun dan buah karamunting

rata kadar flavonoid (%)

Analisis statistik uji lanjut Tukey untuk perbandingan kadar flavonoid pada

Value0,0000,0020,000

1

Gambar V.14. Kurva kalibrasi quersetin.

Kadar flavonoid yang terdapat dalam ekstrak daun dan buah karamunting

asing perbedaan pelarut ditentukan dengan menggunakan metode

dan perlakuan yang sama serta menggunakan pembanding yang sama yaitu asam

tanat. Hasil perhitungan kadar flavonoid total pada konsentrasi 50 ppm dan

Tabel V.12

Hasil penetapan kadar flavonoid total pada ekstrak daun dan buah karamunting

rata kadar flavonoid (%)

Ekstrak buah

Analisis statistik uji lanjut Tukey untuk perbandingan kadar flavonoid pada

. Kurva kalibrasi quersetin.

Kadar flavonoid yang terdapat dalam ekstrak daun dan buah karamunting

asing perbedaan pelarut ditentukan dengan menggunakan metode

dan perlakuan yang sama serta menggunakan pembanding yang sama yaitu asam

tanat. Hasil perhitungan kadar flavonoid total pada konsentrasi 50 ppm dan

Tabel V.12

Hasil penetapan kadar flavonoid total pada ekstrak daun dan buah karamunting

rata kadar flavonoid (%)

Ekstrak buah

0,1290,4230,174

Analisis statistik uji lanjut Tukey untuk perbandingan kadar flavonoid pada

Ekstrak 1

n-heksan

etil asetat

1.5

Konsentrasi

. Kurva kalibrasi quersetin.

Kadar flavonoid yang terdapat dalam ekstrak daun dan buah karamunting

asing perbedaan pelarut ditentukan dengan menggunakan metode

dan perlakuan yang sama serta menggunakan pembanding yang sama yaitu asam

tanat. Hasil perhitungan kadar flavonoid total pada konsentrasi 50 ppm dan

Tabel V.12

Hasil penetapan kadar flavonoid total pada ekstrak daun dan buah karamunting

rata kadar flavonoid (%)

Ekstrak buah

0,1290,4230,174

Analisis statistik uji lanjut Tukey untuk perbandingan kadar flavonoid pada

Ekstrak 1

heksan

etil asetat

1.5

Konsentrasi

. Kurva kalibrasi quersetin.

Kadar flavonoid yang terdapat dalam ekstrak daun dan buah karamunting

asing perbedaan pelarut ditentukan dengan menggunakan metode

dan perlakuan yang sama serta menggunakan pembanding yang sama yaitu asam

tanat. Hasil perhitungan kadar flavonoid total pada konsentrasi 50 ppm dan

Tabel V.12 dan

Hasil penetapan kadar flavonoid total pada ekstrak daun dan buah karamunting

rata kadar flavonoid (%)

Ekstrak buah

0,1290,4230,174

Analisis statistik uji lanjut Tukey untuk perbandingan kadar flavonoid pada

Ekstrak 1

heksan

etil asetat

Konsentrasi

. Kurva kalibrasi quersetin.

Kadar flavonoid yang terdapat dalam ekstrak daun dan buah karamunting

asing perbedaan pelarut ditentukan dengan menggunakan metode

dan perlakuan yang sama serta menggunakan pembanding yang sama yaitu asam

tanat. Hasil perhitungan kadar flavonoid total pada konsentrasi 50 ppm dan

an Lampiran 5

Hasil penetapan kadar flavonoid total pada ekstrak daun dan buah karamunting

rata kadar flavonoid (%)

Ekstrak buah

Analisis statistik uji lanjut Tukey untuk perbandingan kadar flavonoid pada

Ekstrak 1

Konsentrasi (ppm)

. Kurva kalibrasi quersetin.

Kadar flavonoid yang terdapat dalam ekstrak daun dan buah karamunting

asing perbedaan pelarut ditentukan dengan menggunakan metode

dan perlakuan yang sama serta menggunakan pembanding yang sama yaitu asam

tanat. Hasil perhitungan kadar flavonoid total pada konsentrasi 50 ppm dan

Lampiran 5

Hasil penetapan kadar flavonoid total pada ekstrak daun dan buah karamunting

Hasil analisis Tukey

Analisis statistik uji lanjut Tukey untuk perbandingan kadar flavonoid pada

Ekstrak 2etil asetatmetanolmetanol

2

(ppm)

. Kurva kalibrasi quersetin.

Kadar flavonoid yang terdapat dalam ekstrak daun dan buah karamunting

asing perbedaan pelarut ditentukan dengan menggunakan metode

dan perlakuan yang sama serta menggunakan pembanding yang sama yaitu asam

tanat. Hasil perhitungan kadar flavonoid total pada konsentrasi 50 ppm dan

Lampiran 5

Hasil penetapan kadar flavonoid total pada ekstrak daun dan buah karamunting

Hasil analisis Tukey

Analisis statistik uji lanjut Tukey untuk perbandingan kadar flavonoid pada

BuahEkstrak 2

etil asetatmetanolmetanol

(ppm)

. Kurva kalibrasi quersetin.

Kadar flavonoid yang terdapat dalam ekstrak daun dan buah karamunting

asing perbedaan pelarut ditentukan dengan menggunakan metode

dan perlakuan yang sama serta menggunakan pembanding yang sama yaitu asam

tanat. Hasil perhitungan kadar flavonoid total pada konsentrasi 50 ppm dan

Lampiran 5

Hasil penetapan kadar flavonoid total pada ekstrak daun dan buah karamunting

Hasil analisis Tukey

P

Analisis statistik uji lanjut Tukey untuk perbandingan kadar flavonoid pada

BuahEkstrak 2

etil asetatmetanolmetanol

. Kurva kalibrasi quersetin.

Kadar flavonoid yang terdapat dalam ekstrak daun dan buah karamunting

asing perbedaan pelarut ditentukan dengan menggunakan metode

dan perlakuan yang sama serta menggunakan pembanding yang sama yaitu asam

tanat. Hasil perhitungan kadar flavonoid total pada konsentrasi 50 ppm dan

Lampiran 5

Hasil penetapan kadar flavonoid total pada ekstrak daun dan buah karamunting

Hasil analisis Tukey

P-Value

0,421

0,667

0,199

Analisis statistik uji lanjut Tukey untuk perbandingan kadar flavonoid pada

BuahEkstrak 2

etil asetatmetanolmetanol

y = 0.1978x + 0.1514

2.5

Kadar flavonoid yang terdapat dalam ekstrak daun dan buah karamunting

asing perbedaan pelarut ditentukan dengan menggunakan metode

dan perlakuan yang sama serta menggunakan pembanding yang sama yaitu asam

tanat. Hasil perhitungan kadar flavonoid total pada konsentrasi 50 ppm dan

Lampiran 5.

Hasil penetapan kadar flavonoid total pada ekstrak daun dan buah karamunting

Hasil analisis Tukey

Value

0,421

0,667

0,199

Analisis statistik uji lanjut Tukey untuk perbandingan kadar flavonoid pada

Ekstrak 2

y = 0.1978x + 0.1514R² = 0.9533

2.5

Kadar flavonoid yang terdapat dalam ekstrak daun dan buah karamunting

asing perbedaan pelarut ditentukan dengan menggunakan metode

dan perlakuan yang sama serta menggunakan pembanding yang sama yaitu asam

tanat. Hasil perhitungan kadar flavonoid total pada konsentrasi 50 ppm dan

Hasil penetapan kadar flavonoid total pada ekstrak daun dan buah karamunting

Hasil analisis Tukey

Value

Analisis statistik uji lanjut Tukey untuk perbandingan kadar flavonoid pada

P0,0000,0000,000

y = 0.1978x + 0.1514R² = 0.9533

Kadar flavonoid yang terdapat dalam ekstrak daun dan buah karamunting

asing perbedaan pelarut ditentukan dengan menggunakan metode

dan perlakuan yang sama serta menggunakan pembanding yang sama yaitu asam

tanat. Hasil perhitungan kadar flavonoid total pada konsentrasi 50 ppm dan

Hasil penetapan kadar flavonoid total pada ekstrak daun dan buah karamunting

Hasil analisis Tukey

Analisis statistik uji lanjut Tukey untuk perbandingan kadar flavonoid pada

P-Value0,0000,0000,000

y = 0.1978x + 0.1514R² = 0.9533

3

Kadar flavonoid yang terdapat dalam ekstrak daun dan buah karamunting

asing perbedaan pelarut ditentukan dengan menggunakan metode

dan perlakuan yang sama serta menggunakan pembanding yang sama yaitu asam

tanat. Hasil perhitungan kadar flavonoid total pada konsentrasi 50 ppm dan

Hasil penetapan kadar flavonoid total pada ekstrak daun dan buah karamunting

Hasil analisis Tukey

Analisis statistik uji lanjut Tukey untuk perbandingan kadar flavonoid pada

Value0,0000,0000,000

y = 0.1978x + 0.1514R² = 0.9533

Kadar flavonoid yang terdapat dalam ekstrak daun dan buah karamunting

asing perbedaan pelarut ditentukan dengan menggunakan metode

dan perlakuan yang sama serta menggunakan pembanding yang sama yaitu asam

tanat. Hasil perhitungan kadar flavonoid total pada konsentrasi 50 ppm dan

Hasil penetapan kadar flavonoid total pada ekstrak daun dan buah karamunting

Analisis statistik uji lanjut Tukey untuk perbandingan kadar flavonoid pada

Value

y = 0.1978x + 0.1514R² = 0.9533

Kadar flavonoid yang terdapat dalam ekstrak daun dan buah karamunting

asing perbedaan pelarut ditentukan dengan menggunakan metode

dan perlakuan yang sama serta menggunakan pembanding yang sama yaitu asam

tanat. Hasil perhitungan kadar flavonoid total pada konsentrasi 50 ppm dan

Hasil penetapan kadar flavonoid total pada ekstrak daun dan buah karamunting

y = 0.1978x + 0.1514

3.5

64

Kadar flavonoid yang terdapat dalam ekstrak daun dan buah karamunting

asing perbedaan pelarut ditentukan dengan menggunakan metode

dan perlakuan yang sama serta menggunakan pembanding yang sama yaitu asam

tanat. Hasil perhitungan kadar flavonoid total pada konsentrasi 50 ppm dan

Hasil penetapan kadar flavonoid total pada ekstrak daun dan buah karamunting

3.5

Kadar flavonoid yang terdapat dalam ekstrak daun dan buah karamunting

asing perbedaan pelarut ditentukan dengan menggunakan metode

dan perlakuan yang sama serta menggunakan pembanding yang sama yaitu asam

tanat. Hasil perhitungan kadar flavonoid total pada konsentrasi 50 ppm dan

repository.unisba.ac.id

Page 21: repository.unisba.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 4132 › 09bab5_Ayu Alienda Putri... BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.unisba.ac.idHASIL DAN PEMBAHASAN 5.1.

65

Berdasarkan hasil pengamatan di atas, ekstrak buah karamunting dapat

dinyatakan mengandung kadar flavonoid yang cenderung sama jika dibandingkan

pada ekstrak daun karamunting. Hasil analisis statistik terhadap perbandingan

kadar flavonoid antara ekstrak daun dan buah menunjukkan bahwa pada ekstrak

daun dan buah karamunting tidak memiliki perbedaan kadar flavonoid yang

signifikan karena P-Value dinyatakan > 0,05 (Tabel V.12 dan Lampiran 6).

Berdasarkan Tabel V.12, diperlihatkan bahwa pada ekstrak daun dan buah

karamunting, flavonoid lebih banyak terdapat pada pelarut semi polar yaitu etil

asetat dibandingkan dengan pelarut n-heksan dan metanol. Hasil ini didukung

dengan analisis statistik yang menunjukkan adanya perbedaan signifikan antara

kadar flavonoid pada ekstrak etil asetat dengan ekstrak n-heksan maupun metanol

pada daun dan buah (Tabel V.13 dan Lampiran 6).

Dari hasil pengamatan disimpulkan bahwa kadar flavonoid dalam ekstrak

daun lebih banyak terdapat dalam pelarut polar, karena flavonoid memiliki sifat

polar. Aglikon flavonoid polihidroksi tidak larut dalam pelarut non polar namun

larut dalam eter,etil asetat dan etanol dan sedikit larut dalam air (Sovia,2006:14).

5.7.2. Penetapan Kadar Tanin

Penetapan kadar tanin dilakukan terhadap ekstrak daun dan buah

karamunting, masing-masing dibandingkan berdasarkan perbedaan pelarut yang

yaitu n-heksan, etil asetat dan metanol dan diukur menggunakan spektrofotometri

UV-sinar tampak dengan asam tanat sebagai pembanding. Hasil penetapan

panjang gelombang asam tanat diperoleh yaitu 705 nm yang dapat dilihat pada

repository.unisba.ac.id

Page 22: repository.unisba.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 4132 › 09bab5_Ayu Alienda Putri... BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.unisba.ac.idHASIL DAN PEMBAHASAN 5.1.

Gambar V.15

dilihat pada

dari rumus persamaan regresi linier y =

adalah 0,

Gambar V.15

dilihat pada

dari rumus persamaan regresi linier y =

adalah 0,

Gambar V.15

dilihat pada

dari rumus persamaan regresi linier y =

adalah 0,

Gambar V.15

dilihat pada

Kurva kalibrasi asam tanat dapat dilihat pada

dari rumus persamaan regresi linier y =

adalah 0, 98

Gambar V.15

dilihat pada Tabel V.14

Kurva kalibrasi asam tanat dapat dilihat pada

dari rumus persamaan regresi linier y =

983.

Gambar V.15

Tabel V.14

Gambar V.15

Kurva kalibrasi asam tanat dapat dilihat pada

dari rumus persamaan regresi linier y =

3.

dan hasil pengukuran absorbansi senyawa pembanding dapat

Tabel V.14

Gambar V.15

Kurva kalibrasi asam tanat dapat dilihat pada

dari rumus persamaan regresi linier y =

dan hasil pengukuran absorbansi senyawa pembanding dapat

Tabel V.14

Gambar V.15

Tabel V.14

Kurva kalibrasi asam tanat dapat dilihat pada

dari rumus persamaan regresi linier y =

dan hasil pengukuran absorbansi senyawa pembanding dapat

Tabel V.14

Gambar V.15

Tabel V.14

Kurva kalibrasi asam tanat dapat dilihat pada

dari rumus persamaan regresi linier y =

dan hasil pengukuran absorbansi senyawa pembanding dapat

Tabel V.14.

Gambar V.15

Tabel V.14

Kurva kalibrasi asam tanat dapat dilihat pada

dari rumus persamaan regresi linier y =

dan hasil pengukuran absorbansi senyawa pembanding dapat

Gambar V.15. Panjang gelombang asam tanat pada konsentrasi 10 ppm

Tabel V.14. Hasil pengukuran absorbansi

Kurva kalibrasi asam tanat dapat dilihat pada

dari rumus persamaan regresi linier y =

dan hasil pengukuran absorbansi senyawa pembanding dapat

. Panjang gelombang asam tanat pada konsentrasi 10 ppm

. Hasil pengukuran absorbansi

Konsentrasi

Kurva kalibrasi asam tanat dapat dilihat pada

dari rumus persamaan regresi linier y =

dan hasil pengukuran absorbansi senyawa pembanding dapat

. Panjang gelombang asam tanat pada konsentrasi 10 ppm

. Hasil pengukuran absorbansi

Konsentrasi(ppm)

Kurva kalibrasi asam tanat dapat dilihat pada

dari rumus persamaan regresi linier y =

dan hasil pengukuran absorbansi senyawa pembanding dapat

. Panjang gelombang asam tanat pada konsentrasi 10 ppm

. Hasil pengukuran absorbansi

Konsentrasi(ppm)

10

20

30

40

50

60

Kurva kalibrasi asam tanat dapat dilihat pada

dari rumus persamaan regresi linier y =

dan hasil pengukuran absorbansi senyawa pembanding dapat

. Panjang gelombang asam tanat pada konsentrasi 10 ppm

. Hasil pengukuran absorbansi

Konsentrasi(ppm)

Kurva kalibrasi asam tanat dapat dilihat pada

dari rumus persamaan regresi linier y = 0

dan hasil pengukuran absorbansi senyawa pembanding dapat

. Panjang gelombang asam tanat pada konsentrasi 10 ppm

. Hasil pengukuran absorbansi

Konsentrasi

Kurva kalibrasi asam tanat dapat dilihat pada

0,010

dan hasil pengukuran absorbansi senyawa pembanding dapat

. Panjang gelombang asam tanat pada konsentrasi 10 ppm

. Hasil pengukuran absorbansi

Absorbansi

Kurva kalibrasi asam tanat dapat dilihat pada

,010

dan hasil pengukuran absorbansi senyawa pembanding dapat

. Panjang gelombang asam tanat pada konsentrasi 10 ppm

. Hasil pengukuran absorbansi

Absorbansi

0,249

0,373

0,414

0,573

0,655

0,806

Kurva kalibrasi asam tanat dapat dilihat pada

,010x + 0,132 dengan R

dan hasil pengukuran absorbansi senyawa pembanding dapat

. Panjang gelombang asam tanat pada konsentrasi 10 ppm

. Hasil pengukuran absorbansi

Absorbansi

0,249

0,373

0,414

0,573

0,655

0,806

Kurva kalibrasi asam tanat dapat dilihat pada

+ 0,132 dengan R

dan hasil pengukuran absorbansi senyawa pembanding dapat

. Panjang gelombang asam tanat pada konsentrasi 10 ppm

. Hasil pengukuran absorbansi asam tanat

Absorbansi

Kurva kalibrasi asam tanat dapat dilihat pada Gambar V.16

+ 0,132 dengan R

dan hasil pengukuran absorbansi senyawa pembanding dapat

. Panjang gelombang asam tanat pada konsentrasi 10 ppm

asam tanat

Gambar V.16

+ 0,132 dengan R

dan hasil pengukuran absorbansi senyawa pembanding dapat

. Panjang gelombang asam tanat pada konsentrasi 10 ppm

asam tanat

Gambar V.16

+ 0,132 dengan R

dan hasil pengukuran absorbansi senyawa pembanding dapat

. Panjang gelombang asam tanat pada konsentrasi 10 ppm

asam tanat

Gambar V.16

+ 0,132 dengan R

dan hasil pengukuran absorbansi senyawa pembanding dapat

. Panjang gelombang asam tanat pada konsentrasi 10 ppm

asam tanat

Gambar V.16

+ 0,132 dengan R

dan hasil pengukuran absorbansi senyawa pembanding dapat

. Panjang gelombang asam tanat pada konsentrasi 10 ppm

Gambar V.16,

+ 0,132 dengan R2 yang diperoleh

dan hasil pengukuran absorbansi senyawa pembanding dapat

. Panjang gelombang asam tanat pada konsentrasi 10 ppm

, yang

yang diperoleh

dan hasil pengukuran absorbansi senyawa pembanding dapat

. Panjang gelombang asam tanat pada konsentrasi 10 ppm

yang

yang diperoleh

dan hasil pengukuran absorbansi senyawa pembanding dapat

. Panjang gelombang asam tanat pada konsentrasi 10 ppm

yang didapat

yang diperoleh

dan hasil pengukuran absorbansi senyawa pembanding dapat

didapat

yang diperoleh

66

dan hasil pengukuran absorbansi senyawa pembanding dapat

didapat

yang diperoleh

dan hasil pengukuran absorbansi senyawa pembanding dapat

didapat

yang diperoleh

repository.unisba.ac.id

Page 23: repository.unisba.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 4132 › 09bab5_Ayu Alienda Putri... BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.unisba.ac.idHASIL DAN PEMBAHASAN 5.1.

67

Gambar V.16. Kurva kalibrasi asam tanat.

Kadar tanin yang terdapat dalam ekstrak daun dan buah karamunting dari

masing-masing perbedaan pelarut ditentukan dengan menggunakan metode dan

perlakuan yang sama serta menggunakan pembanding yang sama yaitu asam

tanat. Hasil perhitungan kadar tanin total pada konsentrasi 500 ppm dan

perhitungannya dapat dilihat pada Tabel V. 15 dan Lampiran 5.

Tabel V.15. Hasil penetapan kadar tanin total pada ekstrak daun dan buah karamunting dananalisis uji Tukey

PelarutRata-rata kadar tanin (%) Hasil analisis Tukey

Ekstrak daun Ekstrak buah P-Value

n-heksan 0,038 0,048 0,263

etil asetat 0,061 0,058 0,088

metanol 0,089 0,076 0,263

Tabel V.16. Analisis statistik uji lanjut Tukey untuk perbandingan kadar tanin pada ekstrakdaun dan buah

Daun BuahEkstrak 1 Ekstrak 2 P-Value Ekstrak 1 Ekstrak 2 P-Value

n-heksanetil asetat 0,152

n-heksanetil asetat 0,057

metanol 0,021 metanol 0,009etil asetat metanol 0,175 etil asetat metanol 0,153

y = 0.0108x + 0.1327R² = 0.9832

0

0.1

0.2

0.3

0.4

0.5

0.6

0.7

0.8

0.9

0 10 20 30 40 50 60 70

Ab

sorb

ansi

Konsentrasi (ppm)

repository.unisba.ac.id

Page 24: repository.unisba.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 4132 › 09bab5_Ayu Alienda Putri... BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.unisba.ac.idHASIL DAN PEMBAHASAN 5.1.

68

Berdasarkan perbandingan antara kadar tanin di dalam daun dan buah

karamunting dari hasil pengamatan di atas disimpulkan bahwa kadar tanin dalam

ekstrak daun karamunting cenderung lebih banyak dibanding kadar tanin dalam

ekstrak buah karamunting. Hasil analisis statistik terhadap perbandingan kadar

tanin antara ekstrak daun dan buah menunjukkan bahwa pada ekstrak daun dan

buah karamunting tidak memiliki perbedaan kadar tanin yang signifikan karena P-

Value dinyatakan > 0,05 (Tabel V.15 dan Lampiran 6).

Dari hasil yang diperoleh kadar tanin total pada ekstrak daun dalam

pelarut n-heksan lebih sedikit dan memiliki perbedaan signifikan dengan ekstrak

daun dalam metanol. Selanjutnya kadar tanin dalam ekstrak daun menggunakan

pelarut etil asetat juga lebih sedikit dan berbeda signifikan dengan ekstrak (Tabel

V.16 dan Lampiran 6). Kadar tanin dalam ekstrak buah karamunting juga

menunjukkan pola yang sama dengan kadar tanin dalam ekstrak daun.

Berdasarkan hasil yang diperoleh ditunjukkan bahwa pada ekstrak daun

dan buah karamunting, tanin lebih banyak terdapat pada pelarut polar yaitu

metanol dibandingkan dengan pelarut n-heksan dan etil asetat. Hal ini disebabkan,

karena tanin berdasarkan sifat kelarutannya mudah larut dalam air dan sedikit

larut dalam etil asetat, tetapi tidak larut dalam pelarut non-polar (Harbone,

1996:102).

repository.unisba.ac.id