repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2133... · Web view...

141
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Manusia pada dasarnya adalah makhluk sosial yang yang memliki naluri untuk hidup dengan orang lain. Naluri manusia untuk selalu hidup dengan orang lain disebut gregariousness sehingga manusia juga disebut sosial animal (hewan sosial) (Soerjono Soekanto 1982). Sebagai makhluk sosial, manusia akan mencari hakikat dirinya, sumbernya dan untuk apa ia hidup dan sebagainya. Adanya tindakan-tindakan manusia merupakan perwujudan dari ide-ide serta pikiran-pikiran guna memperoleh sesuatu sebagai kebutuhan, demikian pula terhadap hubungan timbal balik antara sesamanya salah satu hubungan sosial antara manusia yang akan menjadi pokok pembahasan dalam tulisan ini adalah hubungan

Transcript of repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2133... · Web view...

Page 1: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2133... · Web view repository.unhas.ac.idAkad nikah itu harus diucapkan oleh wali perempuan dengan jelas berupa

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Manusia pada dasarnya adalah makhluk sosial yang yang memliki

naluri untuk hidup dengan orang lain. Naluri manusia untuk selalu hidup

dengan orang lain disebut gregariousness sehingga manusia juga disebut

sosial animal (hewan sosial) (Soerjono Soekanto 1982).

Sebagai makhluk sosial, manusia akan mencari hakikat dirinya,

sumbernya dan untuk apa ia hidup dan sebagainya. Adanya tindakan-

tindakan manusia merupakan perwujudan dari ide-ide serta pikiran-pikiran

guna memperoleh sesuatu sebagai kebutuhan, demikian pula terhadap

hubungan timbal balik antara sesamanya salah satu hubungan sosial antara

manusia yang akan menjadi pokok pembahasan dalam tulisan ini adalah

hubungan manusia lain, hubungan mana yang kelak menjadi tali pengikat

untuk suatu hubungan darah kekerabatan yaitu perkawinan

Perkawinan adalah suatu istilah yang hampir tiap hari di dengar atau

di baca di media massa. Namun kalau di tanyakan apa yang dimaksud

dengan istilah tersebut, maka biasanya orang akan berfikir terlebih dahulu

Page 2: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2133... · Web view repository.unhas.ac.idAkad nikah itu harus diucapkan oleh wali perempuan dengan jelas berupa

2

untuk mendapatkan formulasi, walaupun sebenarnya apa yang dimaksud

dengan istilah itu telah ada pada pikiran dengan jelas.

Perkawinan adalah hubungan yang permanen antara laki-laki dan

perempuan yang di akui sah oleh masyarakat yang bersangkutan

berdasarkan atas peraturan perkawinan yang berlaku. Suatu perkawinan

mewujudkan adanya keluarga dan memberikan keabsahan atas suatu

kelahiran anak-anak mereka. Perkawinan tidak hanya mewujudkan adanya

hubungan diantara mereka yang kawin saja, tapi juga melibatkan hubungan-

hubungan diantara kerabat-kerabat dari masing-masing pasangan tersebut.

Menurut Ensiklopedia Indonesia dalam Walgito (2000)

perkataan perkawinan = nikah. Sedangkan menurut purwadarmini

(1976) kawin : perjodohan laki-laki dan perempuan menjadi suami istri;

nikah: perkawinan – pernikahan. Disamping itu menurut Hornby (1957)

marriage : the union of two person as husband and wife. Ini berarti

bahwa perkawinan adalah bersatunya dua orang sebagai suami istri.

Arti sesungguhnya dari perkawinan adalah penerimaan status baru

oleh orang lain. Demikian pula perkawinan warisan para leluhur yang

mempunyai nilai dalam kehidupan sosial juga merupakan salah satu cara

untuk mengumumkan status seseorang untuk diakui sebagai keluarga. Selain

itu perkawinan juga salah satu cara untuk melegalisasikan suatu status sosial

dan menciptakan hak dan kewajiban yang diakui secara hukum.

Page 3: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2133... · Web view repository.unhas.ac.idAkad nikah itu harus diucapkan oleh wali perempuan dengan jelas berupa

3

Dalam undang-undang perkawinan nasional Pasal 1 UU No. 1 Tahun

1974 disebutkan bahwa :

“Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan

seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga

(rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan kepada Ketuhanan

yang Maha Esa.”.

Selain itu, perkawinan adalah salah satu bentuk ibadah yang

kesuciannya perlu dijaga oleh kedua belah pihak baik suami maupu istri.

Perkawinan bertujuan untuk membentuk keluarga yang bahagia sejahtera

dank kukuh selamanya. Perkawinan memerlukan kematangan dan persiapan

fisik dan mental karena menikah / kawin adalah sesuatu yang sakraldan

dapat menentukan jalan hidup seseorang.

Walaupun dasar atau landasan mereka yang kawin adalah hubungan

kelamin, tetapi hubungan itu melibatkan hubungan-hubungan emosi dan

perasaan, kasih sayang, hubungan politik dan hubungan sosial

(widjaya,1986). Dengan kata lain, perkawinan bukan saja pertautan antara

dua insan, tetapi juga merupakan pertautan antara dua keluarga yang

sanggup membawa diri dan melebur sebagai keluarga sendiri. Suatu

perkawinan membutuhkan adanya suatu pembauran yang bersifat positif

kedua insan yang mengalaminya, yang mendukung terciptanya suatu

kehidupan yang harmonis.

Page 4: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2133... · Web view repository.unhas.ac.idAkad nikah itu harus diucapkan oleh wali perempuan dengan jelas berupa

4

Proses perkawinan pada tiap-tiap daerah selalu menjadi hal yang

sangat menarik untuk dibahas. Baik dari segi latar belakang budaya

perkawinan tersebut, maupun dari segi kompleksitas perkawinan itu sendiri.

Karena dalam perkawinan yang terjadi bukan hanya sekedar menyatukan

dua orang yang saling mencintai. Lebih dari itu, ada nilai nilai yang tak lepas

untuk dipertimbangkan dalam perkawinan, seperti status sosial, ekonomi, dan

nilai-nilai budaya dari masing-masing keluarga pria dan wanita. Kompleksitas

perkawinan pada masyarakat bugis merupakan nilai- nilai yang tak lepas

untuk dipertimbangkan dalam perkawinan.

Perkawinan Bugis adalah salah satu perkawinan di Indonesia yang

paling kompleks dan melibatkan banyak emosi. Bagaimana tidak, mulai dari

ritual lamaran hingga selesai resepsi pernikahan akan melibat kan seluruh

keluarga yang berkaitan dengan kedua pasangan calon mempelai. Ditambah

lagi dengan biaya mahar dan "dui menre" atau biaya akomodasi pernikahan

yg selangit

Sebenarnya tradisi perkawinan yang tergolong mewah ini hanya

berlaku bagi keluarga kerajaan namun sekarang mengalami pergeseran dan

mulai dipraktekkan masyarakat umum suku Bugis Makassar khususnya di

masyarakat Bugis Bone.

Tradisi uang belanja (dui menre) pada masyarakat Bugis Bone ini

dipercaya mampu menaikkan status sosial seseorang yang tergantung dari

Page 5: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2133... · Web view repository.unhas.ac.idAkad nikah itu harus diucapkan oleh wali perempuan dengan jelas berupa

5

berapa jumlah uang belanja (dui menre) yang akan diberikan. Seperti pada

masyarakat golongan menengah ke bawah yang dengan cepat bisa

mendapatkan status sosial tinggi hanya akibat tingginya uang belanja (dui

menre) yang diajukan oleh mempelai laki-laki. Di samping dari status sosial,

indikator besar kecilnya uang belanja (dui menre) bisa dilihat dari

kemewahan pesta pernikahan. Hal ini kemudian menjadi masalah dimana

hampir semua masyarakat ingin menikahkan anaknya dengan jumlah uang

belanja (dui menre) yang tinggi untuk kepentingan derajat sosial di tengah

masyarakat.

Idealnya, perkawinan orang Bugis harus terjadi antar kalangan yang

berstatus sosial sama, yaitu dari garis keturunan dan status yang sebanding.

Akan tetapi perkawinan orang bugis terdapat semacam norma kesepakatan

dengan pemberian sanksi atas pernikahan seorang lelaki dengan perempuan

yang berstatus lebih rendah namun apabila perempuan yang berada pada

status lebih rendah status sosialnya akan naik jika uang belanja (dui menre)

jumlahnya sangat besar karena besar kecilnya uang belanja adalah sebuah

penentu status sosial seseorang.

Dalam masyarakat Bugis, upacara perkawinan tersebut merupakan

suatu bentuk kegiatan tertentu dari upacara tersebut, harus diselenggarakan

dalam upacara yang bersifat trasedental (M. Yamin Sani dkk, 1989)

Page 6: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2133... · Web view repository.unhas.ac.idAkad nikah itu harus diucapkan oleh wali perempuan dengan jelas berupa

6

Dalam tulisan ini, penulis akan membahas mengenai tradisi

perkawinan di kalangan masyarakat Bugis Bone yang mengenal tradsi uang

belanja (dui menre) yang pembahasannya lebih mengarah kepada status

sosial.

Dari uraian singkat di atas maka penulis mencoba menyusun skripsi

untuk meneliti lebih jauh mengenai :”UANG BELANJA (DUI MENRE)

DALAM PROSES PERKAWINAN (KAJIAN SOSIOLOGIS MASYARAKAT

DESA SANRANGENG KECAMATAN DUA BOCCOE KABUPATEN

BONE”.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan pada pemaparan latar belakang di atas maka penulis

mengidentifikasikan masalah yang di jadikan sarana penelitian, yaitu:

1. Bagaimana tahapan tradisi uang belanja (dui menre) dalam proses

perkawinan

2. Apakah ada perubahan makna uang belanja (dui menre) dalam

proses perkawinan?

Page 7: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2133... · Web view repository.unhas.ac.idAkad nikah itu harus diucapkan oleh wali perempuan dengan jelas berupa

7

C. TUJUAN PENELITIAN DAN MANFAAT PENELITIAN

1. Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian

adalah :

a. Untuk mengetahui makna tahapan uang belanja (dui menre)

dalam proses perkawinan.

b. Untuk mengetahui perubahan makna uang belanja (dui menre)

dalam proses perkawinan.

2. Manfaat penelitian

Dari tujuan penelitian tersebut maka penelitian ini diharapkan

memiliki manfaat sebagai berikut :

a. Sebagai bahan referensi dan informasi bagi penelitian lain yang

berminat mengkaji makna tahapan uang belanja (dui menre)

dalam proses perkawinan yang terdapat di Desa Sanrangeng

Kecamatan Dua Boccoe Kabupaten Bone dalam rangka

menambah wawasan tentang sratifikasi sosial dalam tradisi

perkawinan masyarakat Bugis Bone serta penelitian lainnya

yang berhubungan.

b. Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi bahan yang berguna

bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya ilmu

sosiologi dan juga dapat menjadi sumbangan terutama yang

berminat dan mempunyai perhatian terhadap makna tahapan

Page 8: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2133... · Web view repository.unhas.ac.idAkad nikah itu harus diucapkan oleh wali perempuan dengan jelas berupa

8

uang belanja (dui menre) dalam proses perkawinan masyarakat

bugis bone. Disamping merupakan persyaratan bagi

penyelesian studi di perguruan tinggi,sesuai dengan disiplin

ilmu yang digeluti.

Page 9: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2133... · Web view repository.unhas.ac.idAkad nikah itu harus diucapkan oleh wali perempuan dengan jelas berupa

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Tentang Perkawinan

Perkawinan adalah ikatan sosial atau ikatan perjanjian hukum antar

pribadi yang membentuk hubungan kekerabatan dan yang merupakan suatu

pranata dalam budaya setempat yang meresmikan hubungan antar pribadi -

yang biasanya intim dan seksual. Perkawinan umumnya dimulai dan

diresmikan dengan upacara pernikahan. Umumnya perkawinan dijalani

dengan maksud untuk membentuk keluarga.

Perkawinan merupakan suatu unsur yang sangat penting umat

manusia, terutama untuk mengatur pergaulan antar seorang laki—laki dan

seorang perempuan yang hidup bersama dalam sebuah rumah tangga

sebagai suami istri dengan sekaligus merupakan saat peralihan dari remaja

ke masa berkeluarga.

Segi sosial dari suatu perkawinan adalah bahwa dalam setiap

masyarakat, ditemui suatu penilaian yang umum bahwa orang yang

berkeluarga dianggap mempunyai kedudukan yang lebih dihargai (terhormat)

dari mereka yang tidak kawin. Sedangkan dari sudut pandang keagamaan,

perkawinan merupakan suatu hal yang di pandang suci (sakral) karenanya

tidaklah mengherankan jika semua agama pada dasarnya mengakui

keberadaan institusi perkawinan.

Page 10: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2133... · Web view repository.unhas.ac.idAkad nikah itu harus diucapkan oleh wali perempuan dengan jelas berupa

10

Perkawinan mungkin salah satu praktek kebudayaan yang paling

mengundang upaya perumusan dari berbagai kalangan dalam suatu

masyarakat. Kegiatan yang dibayangkan bahkan dipercayai, sebagai

perwujudan ideal hubungan cinta antara dua individu belaka telah menjadi

urusan banyak orang atau institusi, mulai dari orang tua, keluarga besar,

institusi agama sampai Negara. Namun, pandangan pribadi ini pada saatnya

akan terpangkas oleh batas-batas yang ditetapkan keluarga, masyarakat,

maupun ajaran agama dan hukum Negara sehingga niat tulus menjalin ikatan

hati, membangun kedirian masing-masing dalam ruang bersama, menjadi

sesuatu yang tak bisa dihindari, atau seringkali terkalahkan.

Menurut M Dahlan Yacub Al Barry (2001), mengartikan bahwa “kawin

adalah hal membentuk keluarga antara dua orang yang berlainan jenis (laki-

laki dan perempuan), sehingga menimbulkan hak-hak dan kewajiban-

kewajiban antara mereka secara hukum atau peraturan yang berlaku.

Perkawinan juga merupakan mekanisme pokok dalam suatu

kebudayaan dalam rangka menjamin keberlangsungan keluarganya,

pemeliharaan anak dan juga merupakan pemenuhan hasrat manusia akan

teman hidup. Dalam kebudayaan tertentu, perkawinan juga sebagai

pemeliharaan hubungan baik antara kelompok-kelompok kerabat.

Dalam undang-undang perkawinan No. 1 tahun 1974 pasal 1 :

Page 11: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2133... · Web view repository.unhas.ac.idAkad nikah itu harus diucapkan oleh wali perempuan dengan jelas berupa

11

“perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dan seorang wanita

sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang

bahagia dan kekal berdasarkan ketuhanan Yang menit Maha Esa”. Dari

undang-undang perkawinan tersebut nampak bahwa tujuan perkawinan tidak

hanya dilihat dari segi lahirnya saja tetapi sekaligus terdapat pertautan batin

antara suami dan istri yang di tujukan untuk membina suatu keluarga atau

rumah tangga yang kekal dn bahagia bagi keduanya dan sesuai dengan

kehendak Tuhan Yang Maha Esa.

Menurut Abuhamid (dikutip Fadly Husein, 1999), mengemukakan

bahwa perkawinan merupakan tingkah laku manusia yang bersangkut paut

dengan kehidupan seksnya, ialah terutama perhatian untuk melanjutkan

keturunannya. Perkawinan sebagai pengatur tingkah laku seks, mempunyai

fungsi dalam perkembangan masyarakat dan kebudayaan, yaitu memberi

ketentuan hak dan kewajiban serta perkembangan masyarakat dan keluarga,

yaitu memberi ketentuan hak dan kewajiban serta perlindungan pada hasil

perkawinan itu berupa suatu unit keluarga.

Page 12: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2133... · Web view repository.unhas.ac.idAkad nikah itu harus diucapkan oleh wali perempuan dengan jelas berupa

12

B. Uang Belanja (Dui Menre)

Inti dari perkawinan bugis adalah kaidah tentang pembayaran resmi

sejumlah mahar atau uang belanja (dui menre) oleh mempelai pria kepada

orangtua pengantin wanita sebagai lambang status sosial pihak pengantin

wanita berhubungan karena perkawinan pertama selalu diliputi dengan

nuansa kesetaraan status sosial, nilai mahar yang diserahkan juga menjadi

suatu indikator untuk melihat status sosial pengantin wanita.

Ketika orang bugis akan mengadakan pesta perkawinan, hal yang

paling penting yg akan dibicarakan adalah mahar atau uang belanja (dui

menre). Sejak 30 tahun terakhir mahar dalam tradisi orang bugis telah

menjadi momok yang menakutkan bagi para pemuda yang semakin

cenderung meningkat dari waktu ke waktu. Pihak keluarga perempuan tidak

tanggung-tanggung mematok jumlah dui menre yang terbilang fantastis dan

cukup tinggi yaitu sekitaran dua puluh juta,tiga puluh juta, lima puluh juta

bahkan sampai ratusan juta.

Mahar dalam pernikahan Bugis terdiri dari dua jenis uang serahan,

yakni serahan “mahar” (sompa [Bugis]) dan “uang belanja” (dui menre

[Bugis]), dan besaran masing-masing uang serahan tersebut memiliki makna

yang berbeda. Mahar atau sompa dinyatakan dalam sejumlah nilai

perlambang tukar tertentu yang tidak berlaku lagi secara nominal dan tidak

mempunyai nilai yang dapat dibanding dengan nilai uang yang berlaku

Page 13: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2133... · Web view repository.unhas.ac.idAkad nikah itu harus diucapkan oleh wali perempuan dengan jelas berupa

13

sekarang. Besaran ini sudah ditentukan jumlahnya secara adat, berdasarkan

derajat tertentu, sesuai garis keturunan si calon mempelai wanita. (Millar

susan bolyard 2009)

Disini penting diingat bahwa calon mempelai wanita tidak penah

menerima uang belanja (dui menre) yang lebih rendah dari jumlah yang dulu

diterima ibunya. Bagi orang kebanyakan, hal ini tidak begitu

dipermasalahkan, Karena mereka biasa menerima uang belanja (dui

menre),status orang kebanyakan yang sama nilainya. Namun demikian, bagi

kalangan bangsawan dan orang terpandang, mereka sangat memerhatikan

besaran jumlah uang serahan ini, karena menjadi simbol penjenjangan status

sosial mereka. Oleh sebab itu, mahar selalu di umumkan dan di bayarkan

lunas dalam upacara akad nikah.

Secara sederhana, uang naik dapat diartikan sebagai uang belanja,

yakni sejumlah uang yang diberikan oleh pihak mempelai laki-laki ke pihak

mempelai perempuan. Uang naik ini ditujukan untuk belanja kebutuhan pesta

pernikahan. Besar kecilnya uang naik, ditentukan oleh pihak perempuan.

Selain itu, status sosial juga seringkali jadi penentu besar kecilnya uang naik

ini.

Christian Pelras dalam bukunya Manusia Bugis menjelaskan bahwa

dalam tradisi Bugis, uang naik disebut juga dui' menre'. Dui' menre' ini

merupakan salah satu bagian dari mas kawin, selain sompa yang secara

Page 14: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2133... · Web view repository.unhas.ac.idAkad nikah itu harus diucapkan oleh wali perempuan dengan jelas berupa

14

harfiah berarti 'persembahan'. Sompa ini sendiri berbeda dengan mahar

dalam konsepsi hukum Islam yang sekarang disimbolkan dengan sejumlah

uang rella', yakni rial (mata uang Portugis yang sebelumnya berlaku, antara

lain, di Malaka). Rella' ditetapkan sesuai status perempuan dan akan menjadi

hak miliknya (Pelras, 2006). 

Jika upacara perayaan perkawinan berlangsung dengan Akad nikah,

maka sebagian atau seluruh uang belanja diserahkan di saat itu juga,

sementara sisanya diberikan di saat kedatangan mempelai pria. Besaran

‘mahar’ tergantung kepada kesepakatan antar-penyelenggara. Dalam bentuk

uang jumlahnya cukup besar, dalam beberapa kasus, bisa berbentuk

seperangkat perhiasan bernilai tinggi. Nilai perhiasan tersebut pada dasarnya

sepadan dengan martabat dengan status kesejahteraan orang tua pengantin

wanita, tetapi dapat juga mencerminkan gengsi yang telah dicapai mempelai

pria. Jumlah uang belanja tidak harus diumumkan pada upacara pernikahan

tetapi besaran nilai uang serahan akan dengan mudah diketahui masyarakat,

baik di umumkan maupun tidak, apalagi bila jumlahnya cukup besar.

Dalam masyarakat Indonesia khususnya masyarakat bugis, pemberian

uang belanja (dui menre) mempunyai penyebutan yang berbeda sesuai

dengan adat dan bahasanya, namun mempunyai kesamaan dari segi fisik

dan pemaknaanya.

Page 15: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2133... · Web view repository.unhas.ac.idAkad nikah itu harus diucapkan oleh wali perempuan dengan jelas berupa

15

Dan untuk daerah dan masyarakat bugis, seperti yang di kemukakan

oleh Rasuly (dikutip Anwar, K. 2002 ) menyebutkan bahwa :

“dui menre” yaitu uang belanja yang diserahkan oleh pihak laki-laki

kepada pihak perempuan untuk di gunakan dalam upacara perkawinan.

Besarnya uang belanja ini tergantung dari kesepakatan bersama. Pihak

wanitanya ada kalanya tidak menentukan jumlah yang di minta tetapi

sekarang ini lebih banyak dijumpai pihak wanita yang meminta uang belanja

tersebut dengan jumlah yang sangat besar bahkan sampai jutaan. Keadaan

ini tidak ditemukan di masa lampau, tetapi dewasa ini uang belanja (dui

menre) ini merupakan suatu masalah”.

Besarnya jumlah dui menre merupakan media utama bagi masyarakat

bugis untuk menunjukkan posisinya dalam masyaralat. Kekayaan keluarga

mempelai laki-laki dapat di lihat dari besar jumlah uang belanja (dui menre)

yang mereka persembahkan kepada mempelai perempuan, millar (dikutip

pelras.2005).

Uang belanja (dui menre) ini adalah sejumlah uang yang diberikan

oleh calon mempelai pria kepada calon mempelai wanita yang merupakan

bentuk penghargaan dan realitas penghormatan terhadap norma dan strata

sosial. Uang panai’ ini belum terhitung sebagai mahar penikahan, melainkan

sebagai uang adat namun terbilang wajib dengan jumlah yang disepakati

oleh kedua belah pihak atau keluarga.

Page 16: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2133... · Web view repository.unhas.ac.idAkad nikah itu harus diucapkan oleh wali perempuan dengan jelas berupa

16

Uang belanja (dui menre)’ untuk menikahi wanita Bugis terkenal tidak

sedikit jumlahnya. Tingkat strata sosial wanita serta tingkat pendidikannya

biasa menjadi standar dalam penentuan jumlah uang untuk melamar. Jadi,

jika calon mempelai wanita adalah keturunan darah biru (keluarga kerajaan

Bone), maka uang belanjanya akan mencapai puluhan hingga ratusan juta.

Begitupun jika tingkat pendidikan calon mempelai wanita maka akan berlaku

hal yang sama.

Uang belanja menjadi sangat penting karena bisa menjadi

penghambat namun di lain hal, uang belanja (dui menre) bisa meningkatkan

gengsi dan status sosial suatu keluarga dalam masyarakat. Pentingnya arti

dan posisi uang belanja (dui menre) dalam proses perkawinan akan berbeda

setiap orang, dan sikap setiap orang ditentukan oleh kondisi sosial dan

ekonomi dalam masyarakat.

Pihak keluarga (saudara ayah atau ibu), memiliki pengaruh yang

cukup penting dalam pengambilan keputusan mengenai besarnya dui menre’

dan mahar. Tidak jarang, karena persoalan yang rumit dalam hal ini membuat

pasangan yang saling mencintai tidak bisa sampai ke jenjang pernikahan.

Berbicara dalam lingkup sosial, manusia merupakan makhluk yang

terikat dengan jaring-jaring sosial kebudayaan yang membatasi. Jika jumlah

uang naik yang diminta mampu dipenuhi oleh calon mempelai pria, hal

tersebut akan menjadi prestise (kehormatan) bagi pihak keluarga perempuan.

Page 17: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2133... · Web view repository.unhas.ac.idAkad nikah itu harus diucapkan oleh wali perempuan dengan jelas berupa

17

Kehormatan yang dimaksudkan disini adalah rasa penghargaan yang

diberikan oleh pihak calon mempelai pria kepada wanita yang ingin

dinikahinya, dengan memberikan pesta yang megah untuk pernikahannya

melalui uang belanja (dui menre)’ tersebut.

Barang antaran atau uang antaran (bridewealth) merupakan gejala

umum di dalam masyarakat Asia Tenggara yang organisasinya mengikuti

garis kognatis, tetapi tampaknya lebih merupakan transaksi antar keluarga,

sebagai imbalan bagi kerabat mempelai wanita karena kehilangan tenaga

kerjanya, dan sebagai upacara terbentuknya korporasi rumah tangga baru

(roger M. Keesing. 1989 ).

C. Sistem perkawinan

Suatu perkawinan dalam kehidupan sosial tidak hanya dipandang

sebagai suatu lembaga kekerabatan yang memungkinkan bagi sepasang

suami istri untuk melanjutkan keturunannya, melainkan secara prinsip,

perkawinan itu sendiri merupakan syarat mutlak untuk memanisfestasikan

setiap individu sebagai makhluk sosial.

Perkawinan merupakan jenjang awal pembentukan masyakarat. Dari

suatu perkawinan akan terbentuk masyarakat kecil yang bernama rumah

tangga. Didalamnya akan lahir seorang anak atau lebih. Dalam kelompok

individu tersebut lahir organisasi sosial yang bernama keluarga dan

membentuk relasi – relasi sperti hubungan suami istri, anak dan orang tua,

Page 18: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2133... · Web view repository.unhas.ac.idAkad nikah itu harus diucapkan oleh wali perempuan dengan jelas berupa

18

anak dengan saudara-saudaranya, anak dengan kakek nenenknya, anak

dengan paman dengan tantenya, ayah ibu dengan saudara dan iparnya,

suami istri dengan orang tua dan mertuanya, seterusnya.

Dalam keluarga kemudian muncul perilaku-perilaku kemudian muncul

perilaku-perliaku budaya untuk mengantisipasi kehidupan dan berinteraksi

dengan lingkungannya. Setiap keluarga tentunya akan menunjukkan perilaku

yang berbeda dengan keluarga lain. Hal tersebut disebabkan oleh latar

belakang mereka dan cara menanggapi persoalan kehidupan yang muncul

dan lingkungan yang berbeda pula

Pembentukan keluarga melalui perkawinan adalah juga suatu akibat

dari sistem nilai yang berlaku dalam suatu masyarakat tertentu. Sistem nilai

yang di bentuk oleh suatu budaya menjadi tatanan dalam suatu kelompok

masyarakat yang mengharuskan manusia pendukungnya untuk mengikuti

tatanan nilai dan melakukan suatu upacara sakral yang meresmikan suatu

pasangan manusia untuk dapat hidup bersama. Aturan tersebut dinamakan

perkawinan.

Dalam masyarakat yang lebih maju sistem kepercayaan mereka

menciptakan upacara-upacara sakral dengan meresmikan pasangan-

pasangan manusia dalam perkawinan, sekaligus menghentikan pergaulan

bebas dalam kehidupan manusia dan membedakan kehidupan sosial

manusia dan kehidupan kelompok binatang. Baik dalam agama tradisional

Page 19: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2133... · Web view repository.unhas.ac.idAkad nikah itu harus diucapkan oleh wali perempuan dengan jelas berupa

19

maupun agama rasional dipandang perkawinan sebagai sesuatu yang sakral

yang harus diresmikan dengan sebuah upacara.

Menurut hukum adat, perkawinan mempunyai akibat hukum terhadap

hukum adat yang berlaku dalam masyarakat. Akibat hukum ini sudah ada

sebelum perkawinan terjadi misalnya hubungan antara orang tua keluarga

dari calon suami istri. Setelah terjadinya ikatan perkawinan maka timbul hak-

hak dan kewajiban-kewajiban orang tua dan anggota keluarga menurut huum

adat setempat yaitu dalam pelaksanaan upacara adat dan selanjutnya dalam

peran serta membina dan memelihara kerukunan, keutuhan dan

kelanggengan dari kehidupan anak-anak mereka yang terikat dalam

perkawinan.

Perkawinan menurut hukum adat dapat berbentuk dan bersistem

perkawinan jujur dimana pelamaran dilakukan oleh pihak laki-laki kepada

pihak perempuan dan setelah perkawinan istri mengikuti tempat kediaman

suami, perkawinan semanda dimana pelamaran dilakukan oleh pihak

perempuan dan setelah perkawinan suami mengikuti ketempat kediaman istri

dan perkawinan bebas dimana pelamaran dilakukan oleh pihak laki-laki dan

setelah perkawinan kedua suami istri bebas menentukan tempat kediaman

mereka.

Perkawinan menurut hukum agama merupakan perbuatan yang suci

yaitu suatu ikatan antara dua pihak dalam memenuhi perintah dan anjuran

Page 20: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2133... · Web view repository.unhas.ac.idAkad nikah itu harus diucapkan oleh wali perempuan dengan jelas berupa

20

Tuhan Yang Maha Esa, agar kehidupan berkeluarga dan berumah tangga

serta berkerabat berjalan dengan baik sesuai dengan ajaran agama masing-

masing. Jadi perkawinan dilihat dari segi keagamaan adalah suatu perikatan

jasmani dan rohani yang membawa akibat hukum terhadap agama yang

dianut kedua calon mempelai beserta keluarganya. Menurut aturan agama

islam perkawinan adalah akad (perikatan) antara wali perempuan dengan

laki-laki (menantu). Akad nikah itu harus diucapkan oleh wali perempuan

dengan jelas berupa ijab (serah) dan diterima (Kabul) oleh calon suami yang

dilaksanakan dihadapan dua orang saksi yang memenuhi syarat.

Tujuan perkawinan dalam ajaran agama atau dalam ajaran sistem

kepercayaan pada dasarnya adalah kepercayaan pada dasarnya adalah

sama yakni untuk menghindarkan terjadinya hubungan seksual secara

liar/bebas dan menciptakan sistem sosial yang harmonis. Selain itu

perkawinan diharapakan menghantarkan manusia dalam kehidupan rumah

tangga yang bahagia, melahirkan keturunan , dan saling melindungi antara

satu dengan yang lainya.

Menurut Muhammad Thalib (dikutip saifuddin Bahrum, 2003) :

“dalam agama islam pernikahan betujuan untuk menciptakan tata kehidupan

yang sakinah, mawaddah, dan warahmah, memperbanyak dan melestarikan

keturunan, serta membentuk ikatan-ikatan kekeluargaan dan tanggung jawab

Page 21: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2133... · Web view repository.unhas.ac.idAkad nikah itu harus diucapkan oleh wali perempuan dengan jelas berupa

21

antara anggota keluarga demi keselamatan, keamanan, berkerabat, dan

bermasyarakat”.

Dalam AL-QUR’AN (Ar Ruum:20-22) ALLAH SWT berfirman “Diantara

tanda-tanda kekuasaan-NYA ialah ia yang menciptakan kamu dari tanah

kemudian tiba-tiba kamu menjadi manusia yang berkembang biak. Dia

menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung

dan merasa tentram kepadanya, dan dijadikan-nya di antaramu rasa kasih

dan sayang. Ia menciptakan langit dan bumi dan berlain-lain bahasa dan

warna kulitmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat

tanda-tanda bagi orang yang berfikir dan mengetahuinya”.

Perkawinan bukan hanya bermakna religious tertapi juga bermakna

sosial, karena perkawinan akan melibatkan masyarakat. Dalam pandangan

masyarakat, cinta dipandang sebagai suatu faktor yang harus mendahului

suatu perkawinan, namun cinta itu juga di anggap suatu ancaman terhadap

sistem stratifikasi, sehingga orang-orang tua memperingatkan untuk tidak

mengendalikan cinta sebagai dasar pemilihan jodoh.

Seperti yang di kemukakan William J goode (1991) dalam Teori Saling

Memenuhi kebutuhan (the Theory Of complementary Needs) memberikan

jawaban atas ikatan-ikatan romantic ini bahwa “dalam pemilihan jodoh setiap

orang mencari dalam lingkungannya orang yang akan diperkirakan dapat

memberikan pengharapan terbesar untuk memenuhi kebutuhannya”. Dalam

Page 22: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2133... · Web view repository.unhas.ac.idAkad nikah itu harus diucapkan oleh wali perempuan dengan jelas berupa

22

arti, mereka yang jatuh cinta umumnya sama dalam ciri sosialnya, tetapi

saling melengkapi dalam kebutuhan psikologinya.

Secara sosial, cinta dapat ditafsirkan sebagai pertukaran dalam status

sosial, pola pertukaran langsung yang di maksud oleh ‘Levistrauss’ (dikutip

Mardiah, 2005) dalam perspektif teoritisnya mengenai pertukaran sosial,

melalui analisanya tentang praktek perkawinan dan sistem kekerabatn

masyarakat – masyarakat primitive, melibatkan dua pihak secara timbale

balik dan cenderung menekan pada keseimbangan dan persamaan yang

melibatkan faktor emosional.

Sehubungan dengan masalah pemberian dalam sistem perkawinan,

Sudiyat (dikutip Mukhnis, 1993) mengemukakan bahwa makna istimewa dari

masing-masing pemberian tidak selalu diketahui orang. Kebanyakan juga

sudah samar-samar disebabkan oleh perubahan- perubahan didalam struktur

masyarakat, namun ditempat lain masih berlaku . dalam sistem perkawinan

yang menganut sistem keturunan patrilineal, istri dan anak-anak akan

menjadi warga masyarakat dari pihak suaminya. Corak utama dari

perkawinan pada sistem patrilineal ini adalah pemberian dalam sistem

perkawinan.

Menurut mattualada (1984 : 124 ) pada masyarakat Bugis hari

pernikahan dimulai dengan mappenre dui balanca (menaikkan uang belanja

yaitu prosesi dari mempelai laki-laki disertai rombongan dari kaum kerabat

Page 23: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2133... · Web view repository.unhas.ac.idAkad nikah itu harus diucapkan oleh wali perempuan dengan jelas berupa

23

pria dan wanita, tua dan muda dengan membawa macam-macam makanan,

pakaian wanita dan mas kawin. Mas kawin atau sompa bertingkat-tingkat

sesuai dengan daerah lain.

1. Untuk daerah Luwu tingkatan mas kawinnya sebagai berikut :

a. Sompa kati dengan disertai dua orang hamba sahaya. Mas kawin

ini berlaku pada bangsawan keturunan raja luwu.

b. Tau daeng (orang baik-baik) 88 real.

c. Bagi umum (orang biasa) 40 real.

2. Untuk daerah wajo tingkatan mas kawinnya sebagai berikut :

a. Kepala kerajaan dan yang sama derajatnya (anak-anak mattoala)

sebanyak 7 kati.

b. bangsawan menengah 5 doi.

c. orang baik-baik 24-44 real.

d. Tingkatan rendah 1 doi.

3. Untuk daerah Bone tingkatan mas kawinnya sebagai berikut :

a. Bangsawan cera satu/cera dua 88 real.

b. Bangsawan cera tellu 80 real.

c. Golongan menengah (tau deceng) 74 real.

Penjelasan : 1 kati = 88 real = Rp. 55,-

1 doi = 8 real

1 real = Rp.2, -

Page 24: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2133... · Web view repository.unhas.ac.idAkad nikah itu harus diucapkan oleh wali perempuan dengan jelas berupa

24

Projodikoro (1974 : 34) mengatakan bahwa dikalangan orang-orang

Indonesia asli terdapat 3 macam sistem perkawinan yaitu :

- Endogami

- Eksogami

- Eleuterogami

Pada sistem perkawinan endogami, orang hanya dibolehkan kawin

dengan seseorang di dalam lingkungannya, baik antara keluarga, suku atau

seklen. Di Indonesia, hanya ada satu daerah secara praktis menganut sistem

endogami yaitu Tanah Toraja. Sedangkan pada masyarakat Bali menurut

adat lama yang amat dipengaruhi oleh sistem klen (dadia) atau setidak-

tidaknya antara orang-orang yang di anggap sederajat dalam kasta (wangsa).

Dengan demikian adat perkawinan di Bali bersifat endogami klen. Pada

masyarakat minangkabau zaman dahulu terdapat keharusan bahwa seorang

laki-laki melangsungkan perkawinan dengan seorang wanita yang

merupakan anak dari saudara kandung laki-laki ibunya. Pada sistem

endogami ini dikenal adanya pemberian dalam perkawinan yang fungsinya

sebagai tanda ikatan kekeluargaan yang erat dan bersama-sama

menanggung biaya perkawinan.

Pada sistem perkawinan secara eksogami, orang hanya dibolehkan

kawin dengan seseorang diluar lingkungannya. Pada sistem ini juga dikenal

Page 25: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2133... · Web view repository.unhas.ac.idAkad nikah itu harus diucapkan oleh wali perempuan dengan jelas berupa

25

adanya pemberian dalam sistem pekawinan yag fungsinya didasari oleh

pandangan masyarakat tersebut tentang dunianya.

Sistem perkawinan secara eleuterogami dimana orang diperbolehkan

kawin dengan seseorang di dalam atau di luar lingkungannya. Pemberian

perkawinan pada sistem ini dimaksudkan sebagai tanda ikatan tali

persaudaraan.

Menurut Abdullah (1985) perjodohan dalam masyarakat bugis adalah

sistem perkawinan yang bersifat endogami, yaitu suatu usaha untuk

mempertahankan garis keturunan dengan motif yang berbeda. Ada yang

berdasarkan motif darah, motif harta, dan ada pula karena motif untuk

mempertahankan keluarga atau kerabat. Motif ini masih berlaku dalam

masyarakat Bugis hingga kini dengan interprestasi baru yang menyesuaikan

dengan perkembangan masa.

D. Stratifikasi Sosial (Pelapisan Sosial)

Manusia adalah mahkluk yang mampu mengadakan evaluasi. Ia tidak

saja menggolong-golongkan benda dan aktivitas tetapi juga manusia sendiri.

Salah satu hasil proses evaluasi itu ialah pembagian masyarakat kedalam

kelas atau tingkatan sedemikian rupa, sehingga orang dalam kelas tertentu

digolongkan sama, tetapi tingkatan-tingkatan itu sendiri disusun secara

hirarkis.

Page 26: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2133... · Web view repository.unhas.ac.idAkad nikah itu harus diucapkan oleh wali perempuan dengan jelas berupa

26

Dalam lingkungan masyarakat kita melihat bahwa ada pembeda-

bedaan yang berlaku dan diterima secara luas oleh masyarakat. Di sekitar

kita ada orang yang menempati jabatan tinggi seperti gubernur dan wali kota

dan jabatan rendah seperti camat dan lurah. Di sekolah ada kepala sekolah

dan ada staf sekolah. Di rt atau rw kita ada orang kaya, orang biasa saja dan

ada orang miskin.

Perbedaan itu tidak hanya muncul dari sisi jabatan tanggung jawab

sosial saja, namun juga terjadi akibat perbedaan ciri fisik, keyakinan dan lain-

lain. Perbedaan ras, suku, agama, pendidikan, jenis kelamin, usia atau umur,

kemampuan, tinggi badan, cakep jelek, dan lain sebagainya juga

membedakan manusia yang satu dengan yang lain.

kriteria mana yang dipergunakan untuk menempatkan orang dalam

kelas berbeda satu masyarakat kepada yang lain, keberanian dan keahlian

dalam peperangan, pengetahuan teknik, pendidikan, keberhasilan,

keuangan. Sistem stratifikasi dapat pula dibandingkan dengan menggunakan

berbagai variabel, seperti umpamanya kriteria untuk penempatan kelas,

bagaimana sulitnya berpindah dari satu kelas ke kelas yang lain, bagaimana

tajamnya perbedaan kelas-kelas itu, bagaimana secara sosial jauhnya

perbedaan antara kelas atas dan bawah, atau bagaimana jumlah

keseluruhan penduduk terbagi di antara kelas-kelas. Ukuran atau kriteria

Page 27: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2133... · Web view repository.unhas.ac.idAkad nikah itu harus diucapkan oleh wali perempuan dengan jelas berupa

27

yang menonjol atau dominan sebagai dasar pembentukan pelapisan sosial

adalah kekayaan (materi atau kebendaan), ukuran kekuasaan dan

wewenang, ukuran kehormatan, dan ukuran ilmu pengetahuan.

Hal yang mewujudkan unsur dalam teori sosiologi tentang sistem

lapisan sosial masyarakat adalah kedudukan (status) dan peranan (role).

Kedudukan dan peranan merupakan dua unsur baku dalam lapisan sosial

dan mempunyai arti penting dalam bagi sistem sosial. Yang diartikan sebagai

sistem sosial adalah pola-pola yang mengatur hubungan timbal-balik antara

individu dalam masyarakat dan tingkah laku individu-individu tersebut.

Kedudukan adalah posisi seseorang dalam suatu kelompok sosial.

Kedudukan itu dibedakan atas tiga macam yaitu pertama, ascribed status

artinya kedudukan sesorang dalam masyarakat diperoleh karena kelahiran

tanpa memperhatikan perbedaan rohaniah dan kemampuan, misalnya

kedudukan anak bangsawan adalah bangsawan pula. Kedua, achieved

status artinya kedudukan yang dicapai seseorang dengan usaha-usaha yang

disengaja, misalnya profesi guru diperoleh dengan memenuhi persyaratan

tertentu dengan usaha dan kemampuan yang dimilikinya. Dan ketiga,

assigned status artinya kedudukan yang diberikan, mempunyai hubungan

erat dengan achieved status, bahwa kelompok atau golongan memberikan

kedudukan yang lebih tinggi kepada seseorang yang berjasa telah

Page 28: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2133... · Web view repository.unhas.ac.idAkad nikah itu harus diucapkan oleh wali perempuan dengan jelas berupa

28

memperjuangkan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan dan kepentingan

masyarakat.

Peranan merupakan aspek dinamis dari kedudukan. Apabila

seseorang melaksanakan hak dan kewajiban sesuai dengan kedudukannya,

maka dia menjalankan suatu peranan. Peranan meliputi norma-norma yang

dihubungkan dengan posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat.

Peranan dalam hal ini merupakan rangkaian peraturan-peraturan yang

membimbing seseorang dalam kehidupan bermasyarakat. Disamping itu

peranan merupakan suatu konsep perihal pa yang dapat dilakukan individu

dalam masyarakat sebagai organisasi. Serta peranan juga dapat dikatakan

sebagai perilaku individu yang penting bagi stuktur sosial. kalau kita

mempelajari secara umum, sistem pelapisan sosial terbagi menjadi tiga

bagian, yaitu bagian lapisan atas yang terdiri dari individu-individu yang

memiliki lebih hal-hal yang bernilai atau berharga dalam masyarakat;

kedudukannya ini bersifat kumulatif dalam arti mereka yang memiliki uang

banyak misalnya, akan mudah sekali untuk mendapatkan tanah, kekuasaan

atau mungkin juga kehormatan. Ukuran atau kriteria yang biasanya dipakai

untuk menggolong-golongkan anggota-anggota masyarakat ke dalam

lapisan-lapisan tersebut adalah sebagai berikut :

1. Ukuran kekayaan; ukuran ini dapat berupa kebendaan, barang

siapa yang memiliki kekayaan palingbanyak, orang-orang itu termasuk

Page 29: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2133... · Web view repository.unhas.ac.idAkad nikah itu harus diucapkan oleh wali perempuan dengan jelas berupa

29

lapisan paling atas; kekayaan tersebut, misalnya dapat dilihat dari tempat

tinggal, besarnya tempat tinggal, kendaraan-kendaraan, pkaian-pakaiannya

yang dikenakan, kebiasaanya dalam mencukupu kebutuhan rumah tangga,

yang semuanya itu dianggap sebagai status simbol atau lambang-lambang

kedudukan seseorang yang membedakannya dengan orang kebanyakan,

2. Ukuran kekuasaan; barang siapa yang memiliki kekuasaan atau

yang mempunyai wewenang terbesar, maka orang atau orang-orang itu

menenmpati lapisan tertinggi dalam masyarakat.

3. Ukuran kehormatan; ukuran ini mungkin terlepas dari ukuran-ukuran

kekayaan dan kekuasaan, ukuran secamam ini biasanya hidup pada bentuk-

bentuk masyarakat yang masih tradisional, orang-orang yang bersangkutan

adalah individu yang dianggap atau pernah berjasa besar dalam masyarakat;

orang atau orang-orang yang paling dihormati atau yang disegani, ada dalam

lapisan atas.

4. Ukuran ilmu pengetahuan. Ukuran ini biasanya dipakai oleh

masyarakat-masyarakat yang menghargai ilmu pengetahuan. Aka tetapi ada

kalanya ukuran tersebut menyebabkan akibat-akibat yang negatif, oleh

karena kemudian ternyata bahwa bukan mutu ilmu pengertahuan yang

dijadikan ukuran, akan tetapi gelar kesarjanaannya; sudah tentu hal ini

mengakibatkan segala macam usaha untuk mendapatkan gelar tersebut,

walau melalui mekanisme yang tidak benar.

Page 30: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2133... · Web view repository.unhas.ac.idAkad nikah itu harus diucapkan oleh wali perempuan dengan jelas berupa

30

Ukuran-ukuran tersebut di atas, tidaklah bersifat limitatif, oleh karena

masih ada ukuran-ukuran lainnya yang dapat dipergunakan. Akan tetapi

ukuran-ukuran itu adalah aspek yang menonjol sebagai dasar timbulnya

sistem berlapis-lapis dalam masyarakat. Pada beberapa masyarakat

tradisionil di Indonesia, golongan pembuka tanahlah yang dianggap

menduduki lapisan tertinggi; misalnya di Jawa, kerabat dan keturunan

pembuka tanahlah yang dianggap oleh masyarakat desa sebagai kelas

tertinggi dalam masyarakat. Kemudian menyusul para pemilik tanah,

walaupun mereka bukan keturunan pembuka tanah; mereka di sebut pribumi,

sikep atau kuli kenceng. Lalu menyusul mereka yang hanya mempunyai

rumah atau pekarangan saja (golongan ini di sebut kuli gundul, lindungatau

indung), dan akhirnya kelompok mereka yanghanya menumpang saja pada

tanah milik orang lain. Seorang sosiolog terkemuka, yaitu Pitirim A. Sorokin,

pernah mengatakan bahwa sistem lapisan merupakan ciri yang memiliki

sesuatu yang berharga dalam jumlah yang sangat banyak di anggap

masyarakat berkedudukan dalam lapisan atas. Mereka yang hanya sedikit

sekali atau tidak memiliki sesuatu yang berharga dalam pandangan

masyarakat mempunyai kedudukan yang rendah.

Pitirim A. Sorokin menyatakan bahwa social stratification adalah

pembedaan penduduk atau masyarakat kedalam kelas-kelas secara

bertingkat (hierarkis). Perwujudannya adalah kelas-kelas tinggi dan kelas

Page 31: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2133... · Web view repository.unhas.ac.idAkad nikah itu harus diucapkan oleh wali perempuan dengan jelas berupa

31

yang lebih rendah. Selanjutnya menurut Sorokin, dasar dan inti lapisan

masyarakat tidak adanya keseimbangan dalam pembagian hak dan

kewajiban, dan tanggung jawab nilai-nilai sosial pengaruhnya di antara

anggota-anggota masyarakat. Selama dalam satu masyarakat ada sesuatu

yang di hargai, dan setiap masyarakat pasti mempunyai sesuatu yang

dihargainya, sesuatu itu akan menjadi bibit yang dapat menumbuhkan

adanya sistem pelapisan dalam masyarakat itu. Sesuatu yang dihargai di

didalam masyarakat dapa berupa uang atau benda-benda yang bernilai

ekonomis , tanah, kekuasaan, ilmu pengetahuan, kesalehan dalam agama

atau mungkin juga keturunan yang terhormat. Pitirim A. Sorokin (2002).

Sedangkan menurut Bruce J. Cohen sistem stratifikasi akan

menempatkan setiap individu pada kelas sosial yang sesuai berdasarkan

kualitas yang dimiliki. Sementara Max Weber mendefinisikan stratifikasi

sosial sebagai penggolongan orang-orang yang termasuk dalam suatu sistem

sosial tertentu ke dalam lapisan-lapisan hierarki menurut dimensi kekuasaan,

previllege dan prestise.

Adanya sistem lapisan masyarakat dapat terjadi dengan sendirinya

dalam proses pertumbuhan masyarakat itu. Tetapi adapula yang dengan

sengaja disusun untuk mengejar suatu tujuan bersama. Faktor yang

menyebabkan stratifikasi sosial dapat tumbuh dengan sendirinya adalah

kepandaian, usia, sistem kekerabatan, dan harta dalam batas-batas tertentu.

Page 32: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2133... · Web view repository.unhas.ac.idAkad nikah itu harus diucapkan oleh wali perempuan dengan jelas berupa

32

Setiap masyarakat senantiasa mempunyai penghargaan tertentu

terhadap hal-hal tertentu dalam masyarakat yang bersangkutan.

Penghargaan yang lebih tinggi terhadap hal-hal tertentu, akan menempatkan

hal tersebut pada kedudukan yang lebih tinggi dari hal-hal lainnya. Kalau

suatu masyarakat lebih menghargai kekayaan materiil daripada kehormatan,

misalnya, mereka yang lebih banyak kekayaan materiilnya akan menempati

kedudukan yang lebih tinggi apabila dibandingkan dengan pihak-pihak lain.

Gelaja tersebut menimbulkan lapisan masyarakat, yang merupakan

pembedaan posisi seseorang atau suatu kelompok dalam kedudukan yang

berbeda-beda secara vertikal.

Masyarakat Sulawesi Selatan agak ketat memegang adat yang

berlaku, utamanya dalam hal perlapisan sosial. Pelapisan sosial masyarakat

yang tajam merupakan suatu ciri khas bagi masyarakat Sulawesi Selatan

(Mattuada, 1997). Sejak masa pra Islam masyarakat Sulawesi Selatan

mudah mengenal stratifikasi sosial. Di saat terbentuknya kerajaan dan pada

saat yang sama tumbuh dan berkembang secara tajam stratifikasi sosial

dalam masyarkat Sulawesi Selatan. Startifikasi sosial ini mengakibatkan

munculnya jarak sosial antara golongan atas dengan golongan bawah.

Page 33: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2133... · Web view repository.unhas.ac.idAkad nikah itu harus diucapkan oleh wali perempuan dengan jelas berupa

33

Lapisan tertinggi dalam suatu masyarakat biasa disebut sebagai ‘elite’

masyarakat, bisa mencakup individu atau segolongan kecil yang

mengendalikan masyarakat banyak; jadi disini yang pokok adalah nilai

anggotanya. Keadaan ini dapat dijumpai pada setiap masyarakat, dan

dianggap sebagai hal yang wajar, walaupun kadang-kadang tidak disukai

oleh lapisan-lapisan lainnya, apalagi bila pengendaliannya tidak sesuai

dengan keinginan dan kebutuhan masyartakat umum. Satu hal lagi

berkenaan yang perlu diperhatikan dalam tolok ukur ini, bahwa ukuran-

ukuran itu memiliki keberadaan ganda, satu sisi ukuran itu bisa berdiri sendiri,

danpada sisi lain ukuran itu bisa saling melengkapi (komplementer). Dalam

banyak keadaan seseorang atau segolongan kecil tersebut bisa memiliki

lebih dari satu ukuran; seorang pimpinan masyarakat, berarti dia yang

memegang kekuasaan dan wewenang tertinggi dalam masyarakat, bisa juga

sebagai orang yang paling dihormati dalam masyarakat tersebu; atau bisa

saja, selain dari aspek kekuasaan dan kehormatan tadi, dia adalah seorang

intelektual (ilmu pengetahuan) yang kebetulan memiliki aset material

(kekayaan) terbanyak dalam masyarakat yang bersangkutan .

Pada suku Bugis (masyarakat bugis) menganut tiga tingkatan

sosial. Ketiga tingkatan sosial itu adalah : Ana’ Arung, To Maradeka dan Ata.

Ketiga tingkatan sosial yang dianut oleh suku yang terbesar di Sulawesi

Selatan ini masing-masing memiliki bahagian-bahagian.

Page 34: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2133... · Web view repository.unhas.ac.idAkad nikah itu harus diucapkan oleh wali perempuan dengan jelas berupa

34

Lapisan teratas adalah  Ana’ Arung. Suku Bugis mengenal Ana’

Arung atas dua tingkatan sosial, yaitu Ana’ Jemma dan Ana’

Mattola. Tingkatan yang disebut pertama adalah anak bangsawan yang lahir

pada saat ayahnya memerintah/menjadi raja. Anak ini menjadi pewaris dari

kerajaan. Sedangkan tingkatan yang disebut berikutnya adalah anak

bangsawan dari raja yang lahir sebelum atau sesudah ayahnya memerintah.

Ana’ Mattola terdiri dari tiga tingkatan sosial, yaitu Ana’ Mattola

Matase, Ana’ Mattola Malolo dan Ana’ Cera’. Ana’ Mattola Matase adalah

anak yang lahir dari hasil perkawinan ayah dan ibu dari tingkatan sosial yang

sama. Ana’ Mattola Malolo adalah anak yang lahir dari perkawinan ayah yang

lebih tinggi darah kebangsawanannya dari pada ibunya. Sedangkan Ana’

Cera’ adalah anak yang lahir dari perkawinan antara seorang bangsawan

dengan orang biasa.

Lapisan kedua, To Maradeka adalah orang yang tidak diperbudak oleh

orang lain. Lapisan ini terdiri atas dua lapisan, yaitu To Baji (orang baik)

dan To Samara (orang biasa). Sedangkan lapisan ketiga, Ata, terbagi kepada

dua lapisan, yaitu. Ata Mana’ dan Ata Taimanu. Lapisan pertama adalah

budak turun temurun sejak nenek moyangnya, jika mereka mempunyai

keturunan maka keturunan tersebut menjadi budak lagi dari orang yang

memperbudaknya. Lapisan kedua adalah golongan budak yang paling

rendah dan dianggap paling hina, karena yang memperbudaknya adalah To

Page 35: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2133... · Web view repository.unhas.ac.idAkad nikah itu harus diucapkan oleh wali perempuan dengan jelas berupa

35

Maradeka.

Pada masyarakat Bugis, meskipun agama islam membawa unsur

demokrasi bagi kehidupan manusia, namun tidak mempengaruhi sistem

pelapisan sosial dan sistem kemasyarakatan secara mencolok. Ini

disebabkan karena pelapisan sosial, maupun sistem kemasyarakatan telah

menganut unsur demokrasi. Bagi manusia-manusia Bugis, jauh sebelum

agama islam masuk dan kemudian dianut secara resmi oleh semua lapisan

masyarakat, kehidupan demokrasi telah merupakan ciri kehidupan institusi

sosial mereka. Dengan demikian, ajaran demokrasi yang terkandung dalam

agama islam hanya bersifat melengkapi dari apa yang telah bertapak dalam

kehidupan manusia Bugis.

Pada masyarakat Bugis, meskipun agama islam membawa unsur

demokrasi bagi kehidupan manusia, namun tidak mempengaruhi pelapisan

sosial.

Jikalau kita berangkat dari tradisi Lontara, maka pelapisan sosial

masyarakat bugis terbagi atas tiga kelompok sosial, yaitu :

1. Raja dan kerabat Raja, yang dikenal juga dengan sebutan kelompok

bangsawan atau aristokrat.

2. Kelompok manusia merdeka, yaitu manusia yang mempunyai

kebebasan.

3. Kelompok Hamba.

Page 36: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2133... · Web view repository.unhas.ac.idAkad nikah itu harus diucapkan oleh wali perempuan dengan jelas berupa

36

Ketiga kelompok inilah yang mewarnai pelapisan sosial yang terdapat

dalam struktur pelapisan sosial masyarakat bugis. Menurut Friedericy,

lapisan sosial berlangsung sampai pada saat kejatuhan kerajaan Bugis

Makassar Pemerintah Kolonial Belanda.

Jikalau disimak atau dikaji struktur pelapisan sosial masyarakat Bugis

dari teori yang berasal dari Friedericy dan kemudian dikembangka oleh

Mattualada, jelas terlihat bahwa unsur perkawinan antar kelompok

bangsawan yang merupakan kelompok penguasa dengan lapisan yang

bukan berasal dari lapisan itu, mempunyai konsekwensi yang sangat berat

bagi individu yang bersangkutan. Ini berkaitan erat dengan masalah

mempertahankan status sosial dari kelompok penguasa tersebut. Kondisi

yang demikian ini berusaha menjaga jarak antara mereka yang berada pada

posisi yang dipimpin.

Sistem pelapisan sosial yang terdapat dalam dunia realitas manusia

bugis itu, bukanlah hal yang mengherankan atau luar biasa, sebab sistem itu

umumnya terdapat dalam kelompok masyarakat tradisional lainnya. Cuma

mungkin yang membedakannya adalah masalah sanksi yang akan diderita

oleh pribadi yang melakukan pelanggaran adat itu. Sanksi bagi pelaku

pelanggaran perkawinan yang telah ditetapkan oleh tradisi itu adalah sangat

berat.

Page 37: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2133... · Web view repository.unhas.ac.idAkad nikah itu harus diucapkan oleh wali perempuan dengan jelas berupa

37

Setidak-tidaknya menjelang akhir abad kesembilan belas, ciri-ciri

pribadi merupakan suatu pertimbangan penting, tidak hanya dalam

penunjukan para penguasa dan pemimpin, melainkan juga dalam

pengabsahan status sosial lewat perkawinan. Kedudukan sosial seseorang

ditetapkan oleh siapa yang bisa dikawini olehnya sendiri ataupun oleh anak

lelakinya. Di beberapa kerajaan, terutama Bone, seseorang yang kedudukan

kelasnya secara formal tidak cukup tinggi dapat membeli (lewat pembayaran

kepada keluarga pengantin wanita) derajat kemurnian darah untuk

memungkinkan dilangsungkannya perkawinan. Apabila dimiliki keluwesan

semacam itu, tidak hanya keturunan tetapi kualitas pribadi orang tersebut

tentu bakal dipertimbangkan, khususnya kedudukan dan kekayaannya.

Dikatakan bahwa anak-anak perempuan bangsawan dapat saja kawin

dengan cendekiawan, orang kaya, pahlawan (serdadu), atau ulama, sebab

dalam keadaan bahaya raja toh membutuhkan kebijaksanaan dari kaum

cendekiawan, kekayaan dari orang kaya, keberanian dari para serdadu, dan

doa dari alim ulama.

Jadi, itu bukan suatu sistem kelas yang sama sekali tertutup. Secara

relatif adalah mudah bagi seorang perempuan untuk menaikkan derajatnya

lewat perkawinan (dan keluarganya ikut menikmati kenaikan prestise ini

sampai batas tertentu), tetapi seorang laki-laki dapat meningkatkan statusnya

hanya dengan mendapatkan kedudukan atau kekayaan lewat usahanya

Page 38: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2133... · Web view repository.unhas.ac.idAkad nikah itu harus diucapkan oleh wali perempuan dengan jelas berupa

38

sendiri. Kompetisi, yang merupakan ciri khas dari suatu masyarakat yang

berorientasikan prestasi, dengan demikian ternyata hadir juga dalam apa

yang secara sepintas lalu tampak sebagai suatu masyarakat yang

dihubungkan dengan status. Orientasi pada prestasi ini dicerminkan dalam

karakterisasi kepribadian pria yang dikehendaki yaitu bercita-cita tinggi,

mempunyai daya saing, agresif, bangga, berani, dan sadar akan status.

Orang semacam itu dipandang mampu untuk berhasil dalam masyarakat dan

untuk meningkatkan prestise dan kedudukannya sendiri serta kelompok

keluarganya.

Jadi dengan demikian dapat dinyatakan disini, bahwa dalam pelapisan

sosial yang terdapat dalam struktur sosial masyarakat Bugis, yang cenderung

disebut tertutup adalah masalah yang menyangkut sistem perkawinan antara

seorang pria dari lapisan bawah dengan seorang perempuan lapisan atas.

Lahirnya sistem ini adalah berkaitan erat dengan posisi wanita dalam

kehidupan keluarga yang menjadi lambang kehormatan keluarga.

Menurut Chabot (1984) suatu ciri yang khas dari masyarakat orang

Makassar dan orang bugis adalah susunan kelasnya yang amat tajam dan

resmi. Namun, semenjak kemerdekaan Indonesia diproklamirkan pada

tanggal 17 agustus 1945 terjadi perubahan-perubahan dalam sistem

pemeritahan. Sistem pemerintahan berubah dari sistem feudal ke sistem

demokrasi. Semua lapisan masyarakat berhak memperoleh pendidikan

Page 39: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2133... · Web view repository.unhas.ac.idAkad nikah itu harus diucapkan oleh wali perempuan dengan jelas berupa

39

sehingga terbukalah kesempatan unutk menduduki jabatan-jabatan penting

dalam pemerintahan yang sebelumnya sangat dibatasi untuk lapisan tertentu

atau golongan bangsawan saja.

Proses perubahan diatas mendorong rakyat untuk memasukkan

anaknya keperguruan tinggi dengan harapan dapat menduduki jabatan-

jabatan tertentu melalui pendidikan yang diperolehnya. Dari proses

perubahan startifikasi sosial diatas, seseorang yang mempunyai ilmu

pengetahuan dengan mudah unutk memasuki kelompok lain atau lapisan

sosial yang lebih tinggi berdasarkan kemampuan yang diperoleh melalui ilmu

pengetahuan.

E.Teori Interaksionisme Simbolis

Menurut blumer istilah interaksionisme simbolik ini menunjuk kepada

sifat khas dari interaksi antar manusia. Kekhasannya adalah manusia saling

menerjemahkan dan saling mendefinisikan tindakannya. Bukan hanya reaksi

belaka dari tindakan orang lain, tapi didasarkan atas “makna” yang diberikan

terhadap tindakan orang lain. Interaksi antar individu, diantarai oleh

penggunaan simbol-simbol, interpretasi atau dengan saling berusaha untuk

saling memahami maksud dari tindakan masing-masing

Pada teori ini dijelaskan bahwa tindakan manusia tidak disebabkan

oleh “kekuatan luar” (sebagaimana yang dimaksudkan kaum fungsionalis

struktural), tidak pula disebabkan oleh “kekuatan dalam” (sebagaimana yang

Page 40: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2133... · Web view repository.unhas.ac.idAkad nikah itu harus diucapkan oleh wali perempuan dengan jelas berupa

40

dimaksud oleh kaum reduksionis psikologis) tetapi didasarkan pada

pemaknaan atas sesuatu yang dihadapinya lewat proses yang oleh Blumer

disebut self-indication.

Menurut Blumer proses self-indication adalah proses komunikasi pada

diri individu yang dimulai dari mengetahui sesuatu, menilainya, memberinya

makna, dan memutuskan untuk bertindak berdasarkan makna tersebut. Lebih

jauh Blumer menyatakan bahwa interaksi manusia dijembatani oleh

penggunaan simbol-simbol, oleh penafsiran, dan oleh kepastian makna dari

tindakan orang lain, bukan hanya sekedar saling bereaksi sebagaimana

model stimulus-respons.

Bagi Herbert Blumer interaksionisme simbolik bertumpu pada tiga

premis yaitu :

1. Manusia bertindak terhadap sesuatu berdasarkan makna-makna

yang ada pada sesuatu itu bagi mereka.

2. Makna tersebut berasal dari “interaksi sosial seseorang dengan

orang lain”.

3. Makna tersebut disempurnakan disaat proses interaksi sosial

berlangsung.

Para ahli prespektif Interaksionisme simbolik melihat bahwa individu

adalah objek yang bisa secara langsung ditelaah dan dianalisi melalui

interaksinya dengan individu yang lain. Mereka menemukan bahwa individu-

Page 41: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2133... · Web view repository.unhas.ac.idAkad nikah itu harus diucapkan oleh wali perempuan dengan jelas berupa

41

individu tersebut berinteraksi dengan menggunakan simbol-simbol, yang di

dalamya berisi tanda-tanda, isyarat dan kata-kata. simbol atau lambang

adalah sesuatu yang digunakan untuk menunjuk sesuatu lainnya,

berdasarkan kesepakatan sekelompok orang. Lambang meliputi kata-kata

(pesan verbal), perilaku non verbal, dan objek yang disepakati bersama

menurut Meet (dalam Ritzer George: 2007).

Bahasa atau komunikasi melalui simbol-simbol adalah merupakan

isyarat yang mempunyai arti khusus yang muncul terhadap individu lain yang

memiliki ide yang sama dengan isyarat-isyarat dan simbol-simbol akan terjadi

pemikiran (mind). Manusia mampu membayangkan dirinya secara sadar

tindakannya dari kacamata orang lain; hal ini menyebabkan manusia dapat

membentuk perilakunya secara sengaja dengan maksud menghadirkan

respon tertentu dari pihak lain. Tertib masyarakat didasarkan pada

komunikasi dan ini terjadi dengan menggunakan simbol-simbol. Proses

komunikasi itu mempunyai implikasi pada suatu proses pengambilan peran

(role taking). Komunikasi dengan dirinya sendiri merupakan suatu bentuk

pemikiran (mind), yang pada hakikatnya merupakan kemampuan khas

manusia.

Prinsip-prinsip dasar teori interaksionisme simbolik ini (dalam Ritzer

George, 2008), yaitu :

Page 42: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2133... · Web view repository.unhas.ac.idAkad nikah itu harus diucapkan oleh wali perempuan dengan jelas berupa

42

1. Tidak seperti binatang yang lebih rendah, manusia ditopang oleh

kemampuan berpikir.

2. Kemampuan berpikir dibentuk oleh interaksi sosial.

3. Dalam interaksi sosial orang mempelajari makna dan simbol yang

memungkinkan mereka menggunakan kemampuan berpikir tersebut.

4. Makna dan simbol memungkinkan orang melakukan tindakan dan

inteaksi khas manusia.

5. Orang mampu memodifikasi atau mengubah makna dan simbol yang

mereka gunakan dalam tindakan dan interaksi berdasarkan tafsir

mereka terhadap situasi tersebut.

6. Melakukan modifikasi dan perubahan ini, sebagian karena

kemampuan mereka untuk berinteraksi dengan diri mereka sendiri,

yang memungkinkan mereka memikirkan tindakan yang mungkin

dilakukan, menjajaki keunggulan dan kelemahan relatife mereka, dan

selanjutnya memilih.

7. Jalinan pola tindakan dengan interaksi ini kemudian menciptakan

kelompok dan masyarakat.

Interaksionisme simbolis cenderung sependapat dengan perihal

kausal proses interaksi social. Dalam artian, makna tersebut tidak tumbuh

dengan sendirinya namun mucul berkat proses dan kesadaran manusia.

Kecenderungan interaksionime simbolis ini muncul dari gagasan dasar dari

Page 43: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2133... · Web view repository.unhas.ac.idAkad nikah itu harus diucapkan oleh wali perempuan dengan jelas berupa

43

Mead yang mengatakan bahwa interaksionis symbol memusatkan perhatian

pada tindakan dan interaksi manusia, bukan pada proses mental yang

terisolasi. Jadi sebuah symbol tidak dibentuk melalui paksaan mental

merupakan timbul berkat ekspresionis dan kapasitas berpikir manusia.

Pada tahapan selanjutnya, pokok perhatian interaksionisme simbolis

mengacu pada dampak makna dan symbol terhadap tindakan dan interaksi

manusia. Dalam tahapan ini Mead memberikan gagasan mengenai perilaku

tertutup dan perilaku terbuka. Perilaku tertutup adalah proses berpikir yang

melibatkan makna dan symbol. Perilaku terbuka adalah perilaku actual yang

dilakukan oleh actor. Di lain sisi, seorang actor juga akan memikirkan

bagaimana dampak yang akan terjadi sesuai dengan tindakan. Tindakan

yang dihasilkan dari pemaknaan symbol dan makna yang merupakan

karakteristik khusus dalam tindakan social itu sendiri dan proses sosialisasi.

Dalam interaksionisme simbolis, seseorang memberikan informasi

hasil dari pemaknaan symbol dari perspektifnya kepada orang lain. Dan

orang-orang penerima informasi tersebut akan memiliki perspektif lain dalam

memaknai informasi yang disampaikan actor pertama. Dengan kata lain actor

akan terlibat dalam proses saling mempengaruhi sebuah tindakan social.

Untuk dapat melihat adanya interaksi sosial yaitu dengan melihat

individu berkomunikasi dengan komunitasnya dan akan mengeluarkan

Page 44: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2133... · Web view repository.unhas.ac.idAkad nikah itu harus diucapkan oleh wali perempuan dengan jelas berupa

44

bahasa-bahasa , kebiasaan atau simbol-simbol baru yang menjadi objek

penelitian para peneliti budaya .

Interaksi tersebut dapat terlihat dari bagaimana komunitasnya, karena

dalam suatu komunitas terdapat suatu pembaharuan sikap yang menjadi

suatu trend yang akan dipertahankan , dihilangkan , atau dipebaharui

maknanya iak itu terus melekat pada suatu komunitas, interaksi simbolik juga

dapat menjadi suatu alat penafsiran untuk menginterpretaskan suatu

masalah atau kejadian.

Melalui premis dan proposisi dasar yang ada, muncul tujuh prinsip

interaksionisme simbolik, yaitu:

(1) simbol dan interaksi menyatu. Karena itu, tidak cukup seorang peneliti

hanya merekam fakta, melainkan harus sampai pada konteks

(2) karena simbol juga bersifat personal, diperlukan pemahaman tentang jati

diri pribadi subyek penelitian

(3) peneliti sekaligus mengkaitkan antara simbol pribadi dengan komunitas

budaya yang mengitarinya

(4) perlu direkam situasi yang melukiskan simbol

(5) metode perlu merefleksikan bentuk perilaku dan prosesnya

(6) perlu menangkap makna di balik fenomena

(7) ketika memasuki lapangan, sekedar mengarahkan pemikiran subyek,

akan lebih baik.

Page 45: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2133... · Web view repository.unhas.ac.idAkad nikah itu harus diucapkan oleh wali perempuan dengan jelas berupa

45

E. KERANGKA KONSEPTUAL

Seperti yang telah diketahui perkawinan adalah suatu peristiwa sosial

Artinya peristiwa yang dilakukan oleh manusia sebagai anggota masyarakat

dan dilakukan dalam kehidupan masyarakat (sosial).

Pertumbuhan dan pembinaan keluarga diawali dengan adanya satu

perkawinan. Keinginan manusia untuk berkeluarga merupakan upaya untuk

mempunyai anak secara sah. Perkawinan pada dasarnya merupakan suatu

yang sakral untuk mempersatukan dua manusia lain jenis (laki-laki dan

perempuan) dalam jiwa dan raga. Oleh karena itu, hendaknya perkawinan

dilakukan atas dasar cinta dan kerelaan, karena pada hakekatnya

perkawinan adalah sesuatu yang indah dan membahagiakan.

Bagi masyarakat Bugis, perkawinan itu merupakan salah satu upacara

yang sakral dalam kehidupannya. Karena bagi mereka perkawinan yang

mereka inginkan hanya terjadi sekali seumur hidup, maka dari itu

pelaksanaannya pun tidaklah mudah.

Wujud dari suatu perkawinan pada masyarakat Bugis yaitu penyatuan

dua buah keluarga secara utuh. Perkawinan dilakukan untuk mempererat

hubungan kekeluargaan dan merekatkan keluarga yang renggang. Keluarga

yang jaraknya sudah mulai menjauh didekatkan kembali dalam perkawinan.

Page 46: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2133... · Web view repository.unhas.ac.idAkad nikah itu harus diucapkan oleh wali perempuan dengan jelas berupa

46

Menurut Abuhamid (1994) perkawinan dalam masyarakat Bugis

adalah menyatukan dua buah keluarga dalam satu ikatan keluarga yang lebih

besar. Setiap cara yang ditempuh selalu mempunyai alasan tertentu yang

bertumpu pada tradisi budaya dan cenderung untuk mempertinggi martabat

keluarga dan menjaga harta benda agar tidak tersebar kemana-mana. Hal ini

memberarti bahwa perkawinan masyarakat Bugis tidak hanya bersifat sakral,

biologis, tetapi juga bersifat sosiologis.

Dalam suatu perkawinan yang normal atau perkawinan yang direstui

oleh adat, dikalangan masyarakat Bugis disebut “Botting Ade”. Proses

perkawinan melalui beberapa fase sampai dilangsungkan dalam suatu

upacara. Bagi masyarakat Bugis, suatu perkawinan adat yang meriah dan

megah merupakan suatu kebanggaan bagi keluarga atau kerabat yang

bersangkutan (Abdullah, 1985).

Menurut pelras (2006) mengatakan : Bagi kaum bangsawan, faktor

lain yang diperhatikan yang paling penting adalah kesesuaian derajat antara

pihak laki-laki dan pihak perempuan. Semakin tinggi status kebangsawanan

seseorang, semakin ketat pula aturan yang diberlakukan. Hal itu masih

berlaku hingga kini. Namun dikalangan bangsawan rendah , pro dan kontra

kian hari kian cenderung terjadi.

Hubungan sosial antar orang Bugis pada umumnya diwarnai dengan

ciri yang lugas, tersamar, dan kompetitif, sekaligus sangat hierarkis. Dalam

Page 47: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2133... · Web view repository.unhas.ac.idAkad nikah itu harus diucapkan oleh wali perempuan dengan jelas berupa

47

masyarakat ini, di satu sisi, individu saling bersaing unutk memperoleh status

capaian (achieved) yang lebih tinggi, dan disisi lain, dengan hati-hati

membentengi hak-hak istimewa mereka yang berasal dari status warisan

(ascriptive). Dengan demikian, bagi orang Bugis pada umumnya, hal-hal

yang menyangkut “kedudukan status sosial” individu senantiasa menjadi

sumber ketegangan; ia selalu menjadi perihal penting namun jarang berdiri

dengan tenang. (Susan Bolyard Millar 2009)

Tidak banyak acara dimasyarakat bugis yang mengandung lebih

banyak perwujudan simbolis maupun formal dari kepentingan ini. Acara-

acara perkawinan mereka menjadi semacam arena dimana hubungan

hirearkis dan kompetitif digelar secara temporer. Banyak tradisi di

masyarakat Bugis yang mengandung lebih banyak perwujudan simbolis

maupun dari kepentingan ini. Acara-acara perkawinan menjadi semacam

arena dimana hubungan hierarkis dan kompetitif digelar secara temporer.

Acara ini juga menjadi ajang utama dimana standar yang berlaku untuk

menakar status diubah atau dipertegas. Sebagaimana di tempat lain, standar

masyarakat Bugis-Bone dalam menentukan status sosial dapat berubah

mengiringi perubahan gaya hidup dan wawasan orang-orang berstatus sosial

tinggi.

Tahapan sebuah perkawinan di masyarakat bugis adalah bermula dari

pendahuluan yaitu mam’manu-manu, yaitu apabila seorang pria menaruh hati

Page 48: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2133... · Web view repository.unhas.ac.idAkad nikah itu harus diucapkan oleh wali perempuan dengan jelas berupa

48

kepada seorang wanita , atau keduanya telah sepakat untuk membangun

sebuah rumah tangga, lalu keluarga dari pris tersebut mengirim seorang

utusan yang merupakan wakil dari orang tuanya untuk melakukan suatu

pendekatan terhadap keluarga wanita.

Dalam pendekatan ini berlaku penilaian tentang kemampuan pihak

laki-laki, apakah kira-kira keluarga pihak laki-laki dapat memenuhi syarat

yang akan diminta oleh pihak keluarga wanita, jika dapat dipenuhi, maka

langkah selanjutnya yang bersifat resmi akaln dilanjutkan lagi. Akan tetapi

bila tidak, maka usaha pendekatan itu akan berakhir sampai disitu saja.

Apabila tahapan ini dianggap memenuhi persyaratan yang akan di ajukan

kemudian keluarga laki-laki mengirim utusan untuk melamar secara resmi

yang dikenal dengan Madutta/massuro. Yang artinya mengirim utusan untuk

mengajukan lamaran dari seorang laki-laki untuk seorang perempuan.

Utusan ini mempunyai peranan penting dalam melakukan lamaran orang

harus hati-hati dan bijaksana, harus pandai membawakan diri agar orang tua

anak gadis itu tidak merasa tersinggung.tingkat pembicaraan ditahapan ini

telah membicarakan masalah yang menyangkut sunreng atau emas kawin.

Yaitu berapa besar jumlah emas kawin yang akan diberikan oleh pihak laki-

laki, namun besar kecilnya emas kawin itu tergantung sepenuhnya tingkat

status sosial kedua belah pihak, jadi tidak belaku umum.

Page 49: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2133... · Web view repository.unhas.ac.idAkad nikah itu harus diucapkan oleh wali perempuan dengan jelas berupa

49

Kalau semua persyaratan teah disepakati, kemudian ditentukan lagi

hari pertemuan guna mengukuhkan (mappasierekeng) maka pinangan telah

resmi diterima. Kemudian ditentukan hari H perkawinan atau yang disebut

dengan Tanra esso akkalabinengeng atau hari penentuan saat akad nikah

biasanya disesuaikan dengan penanggalan berdasarkan tanggal dan bulan

islam. Apabila pembicaraan-pembicaran yang telah dibicarakan telah

mendapat kesepakatan kedua belah pihak, maka masing-masing bersiap-

siap akan menghadapi upacara perkawinan, selanjutnya untuk pelaksanaan

upacara perkawinan dilakukan dengan cara menyampaikan disebut dengan

Mappaisseng, biasanya yang diberi tahu adalah keluarga yang sangat dekat,

tokoh masyarakat yang di tuakan, serta tetangga-tetangga dekat.

Lalu setelah itu ada tahapan yang dinamakan Mattampa / Mappalettu

selleng atau membagi undangan kegiatan ini dari proses mappaisseng

undangan tertulis ini dilaksanakan kira-kira sepuluh atau satu minggu

sebelum acara resespsi perkawinan.

Kemudian setelah kegiatan Mappaisseng dan Mattampa selesai lalu

dibuatkanlah baruga atau yang disebut dengan Mappatettong sarapo adalah

bangunan tambahan yang didirikan disamping kir/kana rumah yag akan

ditempati melaksanakan akad nikah.

Pada malam sebelum upacara perkawinan diadakanlah upacar pacar

atau disebut dengan Mappacci atau tudang penni dilakukan dirumah kedua

Page 50: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2133... · Web view repository.unhas.ac.idAkad nikah itu harus diucapkan oleh wali perempuan dengan jelas berupa

50

mempelai, yang dihadiri oleh keluarga dan juga handai taulan. Mappaccing

berarti membersihkan diri. Upacar ini secara simbolik menggunakan daun

pacar maksudnya membersikan diri dari segala sesuatu yang dapat

menghambat acara perkawinan.

Keesokan harinya diadakanlah upacara Akad nikah yaitu pengucapan

ijab Kabul tentang penyerahan tanggung jawab dari wali perempuan kepada

pihak laki-laki yang disaksikan oleh kedua saksi. Setelah acara akad nikah

maka kedua suami istri disandingkan sebagai pemberitahuan khalayak

bahwa mereka telah disahkan sebagai suami istri.

Kemudian acara selanjutnya Marola yaitu membawa pengantin

perempuan kerumah orang mertuanya. Biasanya dalam perkawinan bugis

diadakan pula resepsi sebagai acara terakhir dari rangkaian tahapan

perkawinan masyarakat Bugis.

Upacara pesta perkawinan merupakan media utama bagi orang bugis

untuk menunjukkan posisinya dalam masyarakat. Misalnya, dengan

menjalankan ritual-ritual, mengenakan pakaian, perhiasan, dan pernak-pernik

lain tertentu sesuai dengan tingkat kebangsawanan dan status sosial mereka.

Selain itu identitas, status, dan jumlah tamu yang hadir juga merupakan

gambaran luasnya hubungan dan pengaruh sosial seseorang. Pesta

perkawinan juga merupakan ajang bagi pihak keluarga mempelai laki-laki dan

mempelai perempuan untuk mempertontonkan kekayaan mereka. Kekayaan

Page 51: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2133... · Web view repository.unhas.ac.idAkad nikah itu harus diucapkan oleh wali perempuan dengan jelas berupa

51

keluarga mempelai laki-laki dapat dilihat dari besarnya jumlah uang belanja

(dui menre) yang dipersembahkan pada mempelai perempuan (millar dalam

pelras, 1995).

Dalam proses perkawinan masyarakat bugis, pihak laki-laki harus

memberikan mas kawin kepada perempuan. Mas kawin ini terdiri atas dua

bagian pertama, sompa (secara harfiah berarti “persembahan” dan

sebetulnya berbeda dengan mahar dalam islam) yang sekarang disimbolkan

dengan sejumlah uang rella (yakni riyal, mata uang portugis yang

sebelumnya berlaku, antara lain dimalaka). Kedua uang belanja atau dui

menre (secara harfiah berarti uang naik) adalah uang antaran pihak laki-laki

kepada pihak perempuan untuk digunakan melaksanakan pesta perkawinan.

Besarnya uang belanja (dui menre) ditentukan oleh keluarga pihak

perempuan.

Selama proses pelamaran berlangsung, garis keturunan, status,

kekerabatan, dan harta kedua mempelai diteliti lebih jauh, sambil

membicarakan mahar dan uang belanja (Dui menre) yang harus diberikan

oleh pihak laki-laki untuk biaya pesta pernikahan pasangannya, serta hadiah

persembahan kepada calon mempelai perempuan dan keluarganya.

Besarnya uang belanja ini tergantung dari kesepakatan bersama. Pihak

wanita ada kalanya tidak menentukan jumlah yang diminta, tetapi sekarang

ini lebih banyak dijumpai pihak wanita yang meminta uang belanja tersebut

Page 52: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2133... · Web view repository.unhas.ac.idAkad nikah itu harus diucapkan oleh wali perempuan dengan jelas berupa

52

dengan jumlah yang sangat besar. Keadaan ini tidak ditemukan pada waktu

lampau tetapi dewasa ini uang belanja (dui menre) merupakan suatu

masalah (Rasuly,1984).

Sistem perkawinan masyarakat Bugis terdiri dari beberapa fase. Satu

diantaranya adalah “Dui Menre” atau uang naik. Fase ini adalah uang belanja

yang diserahkan oleh pihak laki-laki kepada pihak perempuan untuk

digunakan dalam upacara perkawinan.

Perempuan yang memiliki status sosial tinggi memiliki standar uang

belanja yang tinggi pula dan keluarga laki-laki yang mampu memenuhi

standar tersebut tentunya akan datang dari keluarga yang berstatus sama

atau lebih tinggi. Jika ia berada dalam status sosial yang lebih rendah maka

statusnya akan meningkat. Status kebangsawanan telah bergeser pada

status dan kondisi ekonomi seseorang. Meskipun seseorang bukan dari

keturunan bangsawan akan tetapi karena dalam usaha ekonominya atau

pendidikan mengalami kesuksesan maka status sosialnya meningkat dan

dapat mensejajarkan diri dengan kaum bangsawan.

Pada masa sekarang soal perjodohan dan perkawinan kadang-kadang

tidak melihat lagi tingkat status sosial seseorang, akan tetapi didasarkan oleh

rasa saling cinta-mencintai dan kesepakatan kedua belah pihak untuk

melakukan perkawinan. Kondisi sosial uang berubah ini membuat nilai aturan

perkawinan dalam masyarakat berubah pula. Uang belanja yang tinggi

Page 53: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2133... · Web view repository.unhas.ac.idAkad nikah itu harus diucapkan oleh wali perempuan dengan jelas berupa

53

kadang-kadang dipandang bernilai bisnis atau disamakan dengan jual beli.

Pandangan tersebut terbentuk akibat seringnya suatu perkawinan jadi batal

disebabkan oleh tidak terjadinya kesepakatan antara kedua belah pihak

menyangkut pihak keluarga calon pengantin perempuan.

Sehingga dalam masyarakat dewasa ini terutama mereka yang sudah

berpikiran maju dan berlatar pendidikan tinggi dan berfikir rasional sudah

tidak menganggap terlalu penting masalah uang belanja (dui menre).

Biasanya pula terdapat keluarga yang masih menggunakan uang belanja

sebagai salah satu persyaratan dalam perkawinan keluarganya akan tetapi

tidak dibicarakan secara meluas dalam keluarga, hanya orang-orang tertentu

atau keluarga dekat saja yang mengetahuinya, itupun dilakukan secara

musyawarah dengan penuh rasa pengertian dan kekeluargaan.

Jadi secara sederhana, uang belanja (dui menre) dapat di artikan

sebagai uang antaran, yakni sejumlah uang yang diberikan oleh pihak

mempelai laki-laki ke pihak mempelai perempuan. Uang naik ini ditujukan

untuk belanja kebutuhan pesta pernikahan. Selain itu, status sosial juga

seringkali jadi penentu besar kecilnya uang naik ini. Status sosial yang

dipertaruhkan ini berdampak terhadap status sosial di tengah masyarakat

Bugis di kab. Bone.

Page 54: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2133... · Web view repository.unhas.ac.idAkad nikah itu harus diucapkan oleh wali perempuan dengan jelas berupa

54

Untuk mempermudah penulisan ini, maka secara ringkas alur dari

kerangka konseptual tergambar seperti skema berikut :

PROSES/TAHAPAN

PERKAWINAN

1 .Mappese-pese (pendekatan)

2. Madutta / Massuro

3. Mappenre dui / mappatu ada

STRATIFIKASI SOSIAL

DUI MENRE

1. lapisan atas (upper)

2. lapisan menengah (middle)

3. lapisan bawah (lower)

Page 55: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2133... · Web view repository.unhas.ac.idAkad nikah itu harus diucapkan oleh wali perempuan dengan jelas berupa

55

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. Teknik Pemilihan Lokasi Penelitian

Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara purposive (sengaja)

yaitu dengan terjun langsung pada lokasi Desa sanrangeng

Kecamatan Dua Boccoe Kabupaten Bone mulai bulan Januari

2012 sampai maret 2012.

2. Tipe dan Dasar penelitian

a. Dalam penelitian ini di gunakan metode penelitian kualitatif sebagai

sebagai prosedur penelitian akan mendapatkan data deskriptif

yaitu sebuah penelitian yang berusaha memberikan gambaran

mengenai objek yang diamati atau diteliti, atau suatu tipe penelitian

yang bertujuan membuat deskriptif atau gambaran secara

sistematis dan aktual mengenai fakta-fakta yang ada dilapangan.

b. Dasar penelitian yang digunakan adalah studi kasus yaitu suatu

pendekatan yang melihat objek penelitian sebagai suatu

keseluruhan yang terintegrasi.

Page 56: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2133... · Web view repository.unhas.ac.idAkad nikah itu harus diucapkan oleh wali perempuan dengan jelas berupa

56

3. Teknik Penentuan Informan

Informan ditentukan secara purposive sampling berdasarkan

kriteria tertentu, yaitu tokoh masyarakat, tokoh agama, masyarakat

golongan atas, menengah dan golongan bawah, pemuda dan

masyarakat yang mengetahui seluk beluk masalah perkawinan dan

biasa dipercayakan menghadapi proses pelamaran di Desa

Sanrangeng Kecamatan Dua Boccoe Kabupaten Bone.

4. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah:

a. Data Primer

1. Wawancara mendalam.

Teknik wawancara yang dilakukan adalah dengan melakukan

tanya jawab langsung kepada informan yang berdasarkan pada

tujuan penelitian. Teknik wawancara yang dilakukan penulis

adalah dengan cara mencatat berdasarkan pedoman pada

daftar pertanyaan yang telah di siapkan sebelumnya.

Wawancara ini dilakukan beberapa kali sesuai dengan

keperluan peneliti yang berkaitan dengan kejelasan dan

kemantapan masalah yang dijelajahi.

2. Observasi.

Page 57: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2133... · Web view repository.unhas.ac.idAkad nikah itu harus diucapkan oleh wali perempuan dengan jelas berupa

57

Dengan melakukan pengamatan dan pencatatan secara

langsung terhadap hal yang di anggap berhubungan dengan

objek yang diteliti, atau hal yang berkaitan dengan masalah

penelitian.

b. Data Sekunder

Dokumentasi:

Dokumentasi yang di maksudkan penulis disini adalah peninggalan

tertulis seperti arsip-arsip dan termasuk juga buku-buku, teori, dalil

atau hukum-hukum, dan lain-lain yang termasuk dengan masalah

penelitian.

5. Teknik Analisis Data

Hasil penelitian ini di analisa secara kualitatif. Artinya data-data

yang telah diperoleh, kemudian dikumpulkan, dan diklasifikasi. Setelah

itu di analisis secara kualitatif dengan berpedoman pada kerangka

pikiran yang telah disajikan guna memberikan gambaran yang jelas

dari fenomena yang diteliti.

Page 58: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2133... · Web view repository.unhas.ac.idAkad nikah itu harus diucapkan oleh wali perempuan dengan jelas berupa

58

BAB IV

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Sejarah Desa Sanrangeng

Sebelum tahun 1962 pemukiman masyarakat Desa Sanrangeng masih

terpencar dan setelah tahun 1962 masyarakat diarahkan untuk bermukim di

pinggir jalan poros Sailong timurung dan pada waktu itu dipimpin oleh Siraje.

Sejak tahun itu masyarakat Desa Sanrangeng dibagi menjadi 3 dusun. Dusun

pertama yaitu sanrangeng Lappa, dusun kedua sanrangeng jekka dan dusun

ketiga sanrangeng Bulu.

1. Pada tahun 1965 sampai 1983 dipimpin oleh TASSI

2. Pada tahun 1983 sampai 1994 dipimpin oleh SAMBASRI

3. Pada tahun 1994 sampai 1995 dipimpin oleh Hj.FARIDAH

4. Pada tahun 1995 sampai 1996 dijabat oleh A. AMIRUDDIN

5. Pada tahun 1996 sampai 2010 dipimpin oleh MUH. YANI

6. Pada tahun 2010 sampai sekarang di pimpin oleh ARDI

Desa Sanrangeng mempunyai luas kurang lebih 9.05 Km. jumlah

penduduk Data Tahun 2010 sebanyak 1.909 jiwa, laki-laki 911 jiwa dan

perempuan 998 jiwa.

Page 59: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2133... · Web view repository.unhas.ac.idAkad nikah itu harus diucapkan oleh wali perempuan dengan jelas berupa

59

Desa Sanrangeng sejak Tahun 1965 berbatasan dengan :

Sebelah Utara : Desa Padacenga,Sebelah Timur : Desa Lallatang /

Sailong, Sebelah Selatan : Desa Laponrong / Leppangeng, Sebelah Barat :

Desa Timurung

B. Kondisi Umum Desa Sanrangeng

1. Kondisi geogarfis

Tabel 1: Kondisi Geografis

No. Kondisi Geografis Keterangan

1. Tinggi tempat dari permukaan laut 50 m

2. Curah hujan rata-rata per tahun 1608 mm

3. Keadaan suhu rata-rata 29’ c

4. Dataran 330 Ha

5. Sawah tadah hujan 565 Ha

6. Kebun 190

Sumber : PNPM Mandiri 2012

Page 60: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2133... · Web view repository.unhas.ac.idAkad nikah itu harus diucapkan oleh wali perempuan dengan jelas berupa

60

2. Iklim

Iklim Desa Sanrangeng, sebagaimana desa-desa lain di wilayah

Indonesia Timur mempunyai iklim Kemarau dan penghujan, hal tersebut

tentu mempengaruhi keadaan sosail perekonomian masyarakat.

3. Data Perkawinan

Untuk data perkawinan di Desa Sanrangeng adalah untuk

tahun 2010 bulan 1 sampai bulan 3 yang menikah 2 pasangan, dan bulan

4 sampai bulan 12 , 3 pasangan, tahun 2011 8 pasangan dari bulan 1

sampai bulan 7, 4 pasangan, dan bulan 8 sampai bulan 12, itu 1

pasangan, dan tahun 2012 adalah 7 pasangan dari bulan 1 sampai 5 2

pasangan, dan bulan 6 sampai 12, 5 pasangan.

Page 61: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2133... · Web view repository.unhas.ac.idAkad nikah itu harus diucapkan oleh wali perempuan dengan jelas berupa

61

4. Jumlah Penduduk

Jumlah Penduduk Desa Sanrangeng 1.909 jiwa dengan jumlah

Kepala keluarga : 483 KK

Tabel 2 : Jumlah Penduduk Desa Sanrangeng

Sumber : PNPM Mandiri 2012

5. Wilayah Administratif

Desa Sanrangeng mempunyai 3 dusun yang masing-masing terdiri

dari dusun sanrangeng jekka, sanrangeng lappa, dan sanrangeng bulu

adapun dusun sanrangeng jekka memiliki 4 RT, dusun lappa 4 RT,

dan dusun bulu 4 RT.

Sanrangeng

(Dusun)

Jenis Kelamin

Laki-

laki

Perempuan Total

I. Lappa 202 230 432

II. Jekka 436 475 909

III. Bulu 275 293 568

Total 911 998 1909

Page 62: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2133... · Web view repository.unhas.ac.idAkad nikah itu harus diucapkan oleh wali perempuan dengan jelas berupa

62

6. Mata pencaharian

Tabel 3 :Mata Pencaharian

No. Mata Pencaharian persentasi

1. PNS 7 %

2. Wiraswasta 7 %

3. Jasa dan karyawan 6%

4. Petani 80 %

Sumber : PNPM Mandiri 2012

7. Pendidikan

Tabel 4: Pendidikan

No

.

Pendidikan Jumlah

1. Diploma / Sarjana 24 jiwa

2. SMA 73 jiwa

3. SMP 205 jiwa

4. SD 410 jiwa

5. Tidak Sekolah 1.197 jiwa

Page 63: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2133... · Web view repository.unhas.ac.idAkad nikah itu harus diucapkan oleh wali perempuan dengan jelas berupa

63

Sumber : PNPM Mandiri 2012

8. Sarana dan Prasarana

Tabel 5 : sarana dan prasarana

No. Sarana dan prasarana jumlah

1. Kantor Kepala Desa 1 unit

2. Mesjid 3 buah

3. Seklolah dasar 2 unit

4. Taman kanak-kanak 1 unit

5. Taman paditungka 1 unit

6. Posyandu 1 buah

7. Puskedes 1 unit

8. Jalan desa 7230 meter

9. Jembatan 2 unit

10 Lapangan olah raga 1 unit

11 Poskamling 5 unit

Sumber : PNPM Mandiri 2012

Page 64: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2133... · Web view repository.unhas.ac.idAkad nikah itu harus diucapkan oleh wali perempuan dengan jelas berupa

64

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini penulis laksanakan sejak bulan Januari 2012 hingga

bulan Maret 2012 di Desa Sanrangeng Kecamatan Dua Boccoe Kabupaten

Bone. Penelitian ini bersifat deskriptif dimana bertujuan untuk memberikan

gambaran berbagai informasi dan data mengenai Uang Belanja (Dui Menre)

dalam Proses Perkawinan.

Jumlah informan dalam penelitian ini adalah sebanyak 8 orang

masing-masing 5 laki-laki, 1 diantaranya adalah tokoh masyarakat dan 1

tokoh agama dan 3 wanita khususnya pada masyarakat yang mengetahui

tentang Uang Belanja (Dui Menre) dalam Proses Perkawinan. Adapun hasil

penelitian diuraikan sebagai berikut :

A. Karakteristik Umum Informan

MY (40thn) Merupakan tokoh masyarakat yang biasa diberi kepercayaan

dalam menyelenggarakan sebuah perkawinan. Beliau adalah seorang imam

yang memiliki 3 orang anak. Dan pekerjaannya selain seorang imam adalah

Page 65: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2133... · Web view repository.unhas.ac.idAkad nikah itu harus diucapkan oleh wali perempuan dengan jelas berupa

65

beliau bekerja sebagai wiraswata.dan biasanya dipanggil dan dipercayakan

menghadapi proses lamaran dalam perkawinan

“saya biasa dipanggil kalau ada perkawinan disini, jadi biasanya itu kalau orang didesa ini mau mengadakan acara mappamenre dui saya yang di panggil sebagai juru bicara”(wawancara 02 Februari 2012).

AR pria yang mempunyai umur 42 tahun, beliau seorang Kepala Desa yang

mempunyai 2 orang anak, beliau dikenal sangat sabar dan bijaksana menjadi

seorang tokoh masyarakat, beliau sudah 2 tahun ,manjadi kepala desa,

selain dikenal sangat sabar, informan AR juga biasa menghadiri perkawinan

di Desa Sanrangeng dan terkadang dipanggil juga dalam proses lamaran.

NN berumur 55 tahun pekerjaannya adalah sebagai ibu rumah yang

mempunyai anak 3. Selain menjadi ibu rumah tangga dia juga berjualan kecil-

kecilan di rumahnya. Suaminya sudah meninggal dunia sekitar 7 tahun yang

lalu. Informan ini mempunyai anak 1 anak perempuan dan 2 anak laki-laki

dan anak perempuannya sedang bersekolah di salah satu perguruan tinggi

yang berada di kabupaten Bone, dan informan NN biasa juga mengikuti

proses lamaran dalam perkawinan di desa Sanrangeng tersebut.

LN Seorang ibu yang separuh baya yang beumur 59 tahun, ibu rumah

tangga, tercatat sebagai orang yang kurang mampu dilihat dari rumahnya

Page 66: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2133... · Web view repository.unhas.ac.idAkad nikah itu harus diucapkan oleh wali perempuan dengan jelas berupa

66

hanya rumah yang terbuat dari kayu-kayu yang sudah usang dan dia tinggal

bersama 4 saudara perempuannya.

RW Adalah seorang bapak berumur 49 tahun, beliau yang memiliki kumis

dan tinggi besar dan yang bekerja sebagai wiraswasta. Istrinya bekerja

sebagai seorang guru di sekolah dasar dan memiliki 2 orang anak. dan beliau

juga adalah seorang RT.

BD Seorang ibu rumah tangga berumur 50 tahun yang memiliki rumah yang

tergolong mewah di desa tersebut terbuat dari batu dan mempunyai 1 mobil

mewah. Memiliki 4 orang anak, 2 orang anak perempuan dan 2 orang anak

lelaki. Beliau dikenal salah satu orang yang paling kaya dan dikenal sangat

baik dan ramah di desa Sanrangeng. Informan BD juga memilki beberapa

sawah dan tanah di sekitar desa. 1 anak perempuannya sudah berumah

tangga dan pernah melakukan proses lamaran di desa tersebut.

AL pria berusia 25 tahun yang memiliki kulit agak gelap. Informan ini setahun

yang lalu baru melangsungkan perkawinan di desa tersebut. Informan AL

adalah seorang PNS yaitu seorang guru yang mengajar di sekolah dasar.

FD adalah seorang pemuda yang berumur 20 tahun yang memiliki tattoo di

lengan sebelah kanan dan memiliki postur tubuh tinggi putus sekolah hanya

Page 67: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2133... · Web view repository.unhas.ac.idAkad nikah itu harus diucapkan oleh wali perempuan dengan jelas berupa

67

sampai tingkat SMP yang pekerjaanya adalah berkebun, belum menikah dan

tinggal bersama ibu dan 2 saudaranya karena ayahnya sudah meninggal.

B. Makna Tahapan Dui Menre dalam Proses Perkawinan

Perkawinan merupakan unsur yang sangat penting umat manusia

karna di anggap suatu masa peralihan dari masa remaja ke masa dewasa.

Orang bugis menganggap peralihan ini bukan saja dalam arti biologis

melainkan lebih penting ditekankan pada ari sosiologis, yaitu adanya

tanggung jawab bagi kedua orang yang mengikat perkawinan itu terhadap

masyarakat. Oleh karena itu perkawinan di anggap suci dan harus dilakukan

dengan penuh khidmat. Dalam upacara perkawinan adat masyarakat  Bugis

Bone yang disebut ”Appabottingeng ri Tana Ugi”  terdiri atas beberapa tahap

kegiatan. Kegiatan-kegiatan tersebut merupakan rangkaian yang berurutan

yang tidak boleh saling tukar menukar, kegiatan ini hanya dilakukan pada

masyarakat Bugis Bone yang betul-betul masih memelihara adat istiadat.

Pada masyarakat Bugis Bone sekarang ini masih kental dengan

kegiatan tersebut, karena hal itu merupakan hal yang sewajarnya

dilaksanakan karena mengandung nilai-nilai yang sarat akan makna,

Page 68: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2133... · Web view repository.unhas.ac.idAkad nikah itu harus diucapkan oleh wali perempuan dengan jelas berupa

68

diantaranya agar kedua mempelai dapat membina hubungan yang harmonis

dan abadi, dan hubungan antar dua keluarga tidak retak

Dalam perkawinan bugis banyak proses atau tahapan yang akan di

lewati seperti wawancara penulis ‘dengan informan MY (40thn)

mengatakan :

“Banyak tahapan yang dilalui orang bugis kalau mau melangsungkan perkawinan di antaranya itu ada yang namanya ma’manu-manu, madutta, mappettu ada dll,sampai nanti terakhir itu ada tradisi mapparola, mempelai wanita di antar kerumah mertuanya, kalau dalam proses mappenre dui yang terlibat biasanya adalah saya sendiri, kepala desa, keluarga dekat atau kerabat ”(wawancara 03 februari 2012).

Seperti halnya informan AR (42) yang mengemukakan hampir sama dengan informan MY mengatakan :

“Tau ugi’e narrekko elo’I makebbu’I appabottingeng marere memengi namaega elo nasaba makomemennni ade’e lisesena tau ugi’e, engka riaseng madutta,engka manennni yero di lalengna mappenre dui balanca, selanjunna mappasiarekeng, purai yero mebbusi acara mappacci,pura situ akad nikahni biassa na narekko acara pesta terserameni lao ri tau mebbui gau, narekko malogai napugaui maneng’I proses acara ade’e” (wawancara 02 februari 2012).

Tidak jauh beda dengan yang dikatakan oleh kedua informan

diatas, AL (25) pun mengatakan :

“kalau saya dulu menikah, tahapan-tahapannya itu melamar dulu, terus mappettu ada disinimi semua di bicarakan termasukmi juga itu bicarakan uang belanjanya terus kalau sudahmi disepakati semua sama pihak keluarga masukmi ke acara mappacci ,besoknya akad nikah langsung resepsi tp yang biasa-

Page 69: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2133... · Web view repository.unhas.ac.idAkad nikah itu harus diucapkan oleh wali perempuan dengan jelas berupa

69

biasa saja pestanya terus yang terakhir itu mapparola” (wawancara 02 februari 2012).

Banyak tahapan pendahuluan yang harus di lewati sebelum pesta

perkawinan (mappabotting) dilangsungkan.

Adapun tahapan dui menre dari proses perkawinan adat bone secara

umum , yaitu :

Tahap I : Mappese-Pese (Pendekatan)

Ketika seorang pemuda bugis menaruh hati pada seorang gadis bugis, maka

disampaikanlah kepada orang tuanya untuk melamarkan gadis idamannya

itu. Orang tua kemudian mempertimbangkan pilihan sang anak dan

memanggil kerabat yang mengenal dengan baik keluarga gadis tersebut. Jika

sang kerabat bersedia, maka sang pemuda dan kerabat yang ditunjuk akan

bertamu ke rumah orang tua si gadis bersama sang pemuda, membawa oleh

- oleh dan menyampaikan keinginan untuk mempertemukan keluarga.

Kunjungan tersebut dalam adat bugis disebut “mappese- pese” (pendekatan).

Jika respon keluarga perempuan baik, maka ditetapkanlah waktu untuk

madduta ( melamar). Cara ini dianggap lebih beradat daripada penyampaian

langsung pemuda ke keluarga perempuan, atau lewat anak gadis tersebut ke

orang tuanya.

Page 70: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2133... · Web view repository.unhas.ac.idAkad nikah itu harus diucapkan oleh wali perempuan dengan jelas berupa

70

Namun jika sang pemuda berasal dari daerah lain, maka tidak masalah jika

sang pemuda yang langsung menyampaikan niatnya untuk melamar

langsung kepada orang tua si gadis, namun pengambilan keputusan soal

diterima tidaknya belum bisa diambil orang tua meskipun itu adalah calon

menantu idaman. Kata terima atau tolak dan jumlah “uang panai” hanya bisa

ditentukan oleh forum kerabat (rumpun keluarga) pada saat prosesi lamaran

nantinya. Meskipun tidak ada salahnya menyampaikan ke orang tua si gadis

kemampuan finansial anda jika memang sudah dekat, atau lewat si gadis.

Tahap 2 : Massuro atau Madduta ( Melamar)

Madutta artinya meminang secara resmi, dahulu kala dilakukan

beberapa kali, sampai ada kata sepakat, namun proses yang ditempuh

sebelum meminang adalah :

a. Mammanu-manu, yang artinya meyelidiki apakah ada gadis

yang berkenan di hati. Langkah pendahuluan ini biasanya di lakukan

oleh para paruh baya perempuan, yang akan melakukan kunjungan

biasanya kepada keluarga perempuan untuk mengetahui seluk

beluknya, namun biasanya proses ini sangat tersamar. Jika keluarga

perempuan member lampu hijau kedua pihak kemudian menentukan

hari untuk mengajukan lamaran secara resmi (madutta). Selama

proses lamaran ini berlangsung garis keturunan, status kekerabatan ,

Page 71: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2133... · Web view repository.unhas.ac.idAkad nikah itu harus diucapkan oleh wali perempuan dengan jelas berupa

71

dan harta calon mempelai diteliti lebih jauh, sambil membicarakan

sompa dan dui menre (uang belanja) yang harus diberikan oleh pihak

laki-laki untuk biaya perkawinan pasangannya. Serta hadiah

persembahan kepada calon mempelai perempuan dan keluargannya.

b. Mappattu ada yang biasanya juga di tindak lanjuti dengan

(mappasierekeng) atau yang menyimpulkan kembali kesepakatan

yang telah dibicarakan bersama pada proses sebelumnya. Ini sudah

merupakan acara lamaran resmi dan biasanya disaksikan oleh

keluarga dan kenalan.

Setelah ditetapkan waktu untuk acara “madduta”, keluarga kedua belah pihak

sudah mulai sibuk. Mengundang kekuarga terdekat dan tokoh masyarakat

dilingkungannya untuk mengikuti prosesi tersebut. Keluarga pihak laki-laki

menunjuk (pabbicara) juru bicara disertai rombongan yang cukup dari

kerabatnya. Orang tua dari permuda yang ingin melamar tidak boleh ikut

serta dalam acara lamaran ini, demikian juga dengan pemuda yang ingin

dilamarkan, . Jumlah rombongan keluarga laki-laki tidak terlalu banyak, paling

sekitar 10 orang sudah dianggap cukup . Dari pihak perempuan mengundang

kerabat terdekat untuk menghadiri acara lamaran, Juga ditunjuk juru bicara

dari pihak keluarga perempuan.

Page 72: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2133... · Web view repository.unhas.ac.idAkad nikah itu harus diucapkan oleh wali perempuan dengan jelas berupa

72

Acara ini adalah bagian dari acara adat yang resmi ,rombongan keluarga laki-

laki yang madduta berpakaian lengkap, untuk laki-laki memakai jas, songkok,

dengan bawahan sarung. Sedangkan perempuan memakai kebaya atau

pakaian yang sopan lainnya. Keluarga perempuan menyiapkan jamuan yang

sepantasnya bagi tamu yang hadir.

Dalam acara ini, dikenal istilah “mamanu’ -manu’ ” (pantun ayam) yang

menjadi kiasan proses lamaran. Dalam proses tersebut, juru bicara pihak

laki- laki mungatarakan maksud kedatangannya. Keluarga perempuan

kemudian mengajukan jumlah ” dui menre”(bugis) atau “uang

panai”(makassar) dan sompa ( persembahan). Proses tawar menawar pun

dilakukan dengan bahasa yang sopan ( bahasa bugis yang halus). Untuk

jaman sekarang besarnya uang panai untuk status sosial menengah

kebawah sebesar (15 - 50 jt). Sedangkan untuk yang memiliki status sosial

tinggi ( bangsawan, orang kaya dan anak gadisnya memiliki pekerjaan yang

mapan bisa mencapai (100-500 jt). Jumlah uang panai juga sangat

ditentukan, pendekatan sang pemuda pada keluarga perempuan, penilaian

keluarga perempuan terhadap pemuda dan kemampuan negosiasi

pabbicara. Jumlah uang pesta yang besarnya tidak pantas ( de na sitinaja),

tidak wajar jika dibandingkan dengan harga rata- rata yang ada dengan staus

sosial, pendidikan dan pekerjaan si gadis maka bisa jadi pertanda penolakan

secara halus. Jika pihak keluarga laki-laki telah menyetujui, maka

Page 73: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2133... · Web view repository.unhas.ac.idAkad nikah itu harus diucapkan oleh wali perempuan dengan jelas berupa

73

dibicarakanlah waktu untuk “mappenre dui” (mengantarkan uang pesta)

sekaligus ” mappetu ada” (menentukan hari). Jika pihak laki - laki tidak

menyanggupi “uang pesta” yang diminta, maka bisa meminta waktu, dan

melakukan negosiasi dibelakang layar kemudian mengulangi proses lamaran.

contoh susunan acara dalam mappasierekeng atau mappattu ada

adalah sebagai berikut :

ASSALAMUALAIKUM WARAHMATULAHI WABARAKATU

Dengan rahmat ALLAH SWT, berdasarkan konsultasi rumpun

keluarga dari pihak laki-laki, selanjutnya disusul dengan pendekatan sistem

mammanu-manu, serentetan kegiatan tersebut, tertuang secara formal dalam

acara MPATA DUTA yang akan diadakan pada

hari…..tanggal….bulan….tahun….. antara kerabat keluarga

Bapak….orangtua dari……..(calon mempelai laki-laki), dengan Bapak…….

(orang tua dari calon mempelai wanita)yang hari ini…..tanggal…..bulan……

tahun…..akan mengadakan Akad Appasiarekengdengan kesepakatan

sebagai berikut :

Page 74: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2133... · Web view repository.unhas.ac.idAkad nikah itu harus diucapkan oleh wali perempuan dengan jelas berupa

74

Pada hari ini dirumah orang tua calon mempelai wanita yang dihadiri

oleh kerabat/keluarga calon mempelai pria dengan kerabat/keluarga calon

mempelai wanita, serta pemandu Ade’pangalatanana wanue yang bertindak

lanjut ssbagai juru bicara/ulu ada masing-masing :

Bapak……….dari pihak calon mempelai pria bertindak untuk atas

nama juru bicara atau ulu ada selanjutnya disebut Mpata duta

Bapak……… bertindak dan untuk atas nama pihak keluarga calon

mempelai wanita, selanjutnya disebut oihak Mpakkang duta.

Pihak Mpata duta dengan pihak Mpakkang duta telah membuat

perjanjian dalam bentuk kesepkatan untuk passisumpungngi welarengnge

akatta pasiame I parekkusenna masing-masing….(nama calon mempelai

wanita) dengan…..(nama calon mempelai laki-laki) dengan ketentuan

sebagai berikut :

I. Persiapan pelaksanaan

Catatan nikah hari/tanggal…………….

II. Rencana pelaksanaan

1. Pelaksanaa hari/tanggal……..akad nikah jam……disertai:

Page 75: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2133... · Web view repository.unhas.ac.idAkad nikah itu harus diucapkan oleh wali perempuan dengan jelas berupa

75

Mahar atau sompana misalnya satu stel emas, beserta

seperangkat alat sholat lengkap.

Uang belanja atau dui menre misalnya sebesar Rp.

50.000.000 (lima puluh juta)

Erang-erang/leko, passiok/pattenre

Bosara/ 2 set (2 lusin) + buah-buahan

2. Pakaian adat Bugis, Mabbali/maseppi botting, misalnya

disediakan oleh pihak perempuan tergantung kesepakatan

3. Mapparola botting dari rumah mempelai perempuan kerumah

mempelai laki-laki, hari/tanggal/bulan//tahun, jam……….,

sekaligus mabbenni Tellu Penni

4. Mappalessu Botting, dari rumah mempelai laki-laki kerumah

mempelai wanita sekaligus Massita baiseng pada hari itu juga.

5. Pandangan hidup yang menjadi pedoman

a. Manguru

b. Sialitutui

PIHAK MPATA DUTA PIHAK MPAKKANG DUTA

(…………………….) (,………………………..)

SAKSI-SAKSI

Page 76: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2133... · Web view repository.unhas.ac.idAkad nikah itu harus diucapkan oleh wali perempuan dengan jelas berupa

76

PIHAK KELUARGA LAKI_LAKI PIHAK KELUARGA WANITA

(…………………………….) (………………………………)

Pada saat Mappettu ada akan disepakati beberapa perjanjian diantaranya :

Sompa artinya mas kawin atau mahar sebagai syarat sahnya suatu

perkawinan. Menurut mattualada dikutip Abdullah (1985) sompa atau

sunreng merupakan uang mahar atau mas kawin yang sifatnya bertingkat-

tingkat, yang disesuaikan dengan derajat sosial dari gadis yang dipinang.

Sompa biasanya dihitung dalam nilai rella atau real. Pada zaman belanda

dihitung dengan dua gulden. Dalam perkembangan terakhir satu real diberi

nilai nominal Rp.100 sampai Rp. 150. Mas kawin yang diberi nilai nominal

harga real itu, dapat saja terdiri dari sebidang tanah, sawah, kebun, atau

benda-benda pusaka lainnya. Penggolongan sompa tidaklah selalu sama

dalam pengistilahannya. Sompa atau mahar dalam bahasa Bugisnya adalah

Sunreng sudah tertentu menurut adat bertingkat-tingkat sesuai dengan

stratifikasi sosial atau pelapisan masyarakat dan berbeda-beda antara satu

daerah dengan daerah lain. Sunreng yang berlaku dalam masyarakat bugis

yaitu di daerah tellumpocco (bone, soppeng, wajo) adalah sebagai berikut :

Page 77: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2133... · Web view repository.unhas.ac.idAkad nikah itu harus diucapkan oleh wali perempuan dengan jelas berupa

77

1. Sompa bocco, diberikan kepada raja-raja perempuan (bone,wajo,

soppeng) yang mememgng kekuasaan kerajaan. Jumlah sunreng 14

kati doi lama. Nilai nominal 1 kati doi lama = 88 real + 8 orang + 8 doi.

Bersama itu diserahkan pula seorang ata dan seekor kerbau.

2. Sompa ana bocco, diberikan kepada putrid-putri (darah penuh) dari

tiga Raja Tellumpocco (bone, wajo dan soppeng), atau bangsawan

tinggi lainnya. Jumlah maharnya ialah 7 kati doi lama.

3. Sompa kati diberikan kepada putri-putri raja-raja bawahan (penguasa

local). Jumlah 1 kati doi lama, atau 88 real + 8 orang + 8 doi. Kecuali

di wajo ata ditiadakan.

4. Sompa ana mattoala, diberikan kepada putri-putri ana matoala.

Jumlahnya 3 kati doi lama.

5. Sompa ana rajeng, untuk anak-anak rajeng (hanya berlaku diwajo)

jumlah maharnya 2 kati doi lama.

6. Sompa cera sawi, untuk putrid-putri ana cera sawi (wajo) kira-kira

sama dengan putrid- putrid anakarung sipue (bone), jumlah maharnya

1 kati doi lama.

7. Sompa tau deceng, untuk putri-putri ro maradeka, golongan tau

deceng jumlah maharnya setengah kati doi lama.

8. Sompa tau samak, untuk putri-putri tau maradeka golongan tau

samak jumlah maharnya seperempat kati doi lama.

Page 78: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2133... · Web view repository.unhas.ac.idAkad nikah itu harus diucapkan oleh wali perempuan dengan jelas berupa

78

Demikianlah mengenai uang mahar yang disebut sompa atau sunreng

dikalangan orang bugis, yang masih berlaku saat ini. Sesungguhnya nilai

nominal uang mahar itu pada waktu sekarang tidaklah tinggi, karena

ukurannya adalah tetap. Pada masa sekarang yang tiap tahun semakin

meningkat itu adalah uang belanja atau disebut dengan dui menre (balanca

pesta perkawinan). Makin megah pesta perkawinan itu, makin tinggi pula

status sosial seseorang. Walaupun dibelinya dengan kebangkrutan atau

utang-utang yang sukar dilunasi, Mattualada (dikutip Abdullah 1985).

Selain jenis-jenis sompa di atas dikenal juga adanya proses Mangelli

dara. Proses mangelli dara ini di untukkan bagi gadis-gadis bangsawan yang

akan dipersunting oleh lelaki orang biasa yang jumlahnya tidak ditentukan

oleh pihak keluarga gadis, dengan termasuknya proses mangelli dara ini

maka jumlah uang belanja atau dui menre yang di minta oleh pihak keluarga

gadis jumlahnya sangat besar. Sehingga permintaan uang belanja yang

sangat besar ini kadang-kadang sulit dipenuhi oleh keluarga pihak laki-laki.

Memang hal ini dimaksudkan juga sebagai penolakan secara halus terhadap

peminangan yang telah diterima.

Makna yang terkandung dalam mas kawin atau mahar atau sompa

adalah mas kawin dalam islam di anggap sebagai ungkapan kasih sayang.

Mas kawin juga merupakan isyarat atau tanda kemuliaan seorang

Page 79: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2133... · Web view repository.unhas.ac.idAkad nikah itu harus diucapkan oleh wali perempuan dengan jelas berupa

79

perempuan. ALLAH mensyariatkan mas kawin seperti sebuah hadiah dari

pihak laki-laki kepada pihak perempuan yang dilamarnya ketika telah

mencapai kesepakatan di antara keduanya (untuk menikah). Mas kawin

merupakan pemberian yang dapat melanggengkan rasa cinta, mengokohkan

bangunan keharmonisan rumah tangga dan juga dapat menyokong tuntunan

nafkah kehidupan rumah tangga.

Uang belanja (dui menre) adalah sejumlah uang yang akan di

antarkan oleh pihak laki-laki pada saat mappettu ada. Hal ini biasanya

dilakukan oleh pihak perempuan unutuk mengetahui kerelaan atau

kesanggupan berkorban dari pihak laki-laki sebagai perwujudan keinginannya

untuk menjadi anggota keluarga. Dui menre ini akan digunakan oleh pihak

perempuan dalam rangka membiayai pesta perkawinannya.

Makna yang terkandung dalam uang belanja atau dui menre adalah

sebagai uang antaran laki-laki untuk dibawakan ke pihak keluarga

perempuan untuk mengetahui kesanggupan dan kerelaannya berkorban

menjadi anggota keluarga dan untuk membiayai pesta perkawinan mempelai

perempuan dan harus habis terpakai.

Seperti yang di kemukakan oleh informan MY yang mengatakan

mengenai uang belanja atau dui menre :

Page 80: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2133... · Web view repository.unhas.ac.idAkad nikah itu harus diucapkan oleh wali perempuan dengan jelas berupa

80

“dui menre itu adalah uang belanja yang diberikan kepada perempuan, dan itu akan habis dimakan api maksudnya adalah harus dihabiskan dan tidak boleh ada sisanya” (wawancara 02 februari)

Pada tahun 1975 Susan Millar Bolyard dalam bukunya wedding bugis

menunjukkan bahwa besarnya dui menre berkisar antara Rp.2.000 sampai

dengan Rp.5.000 (Pelras C, 2006).

Namun di kondisi sekarang dimana kekuasaan politik tradisional

semakin memudar dui menre semakin lama semakin mengalami kenaikan

bahkan sekarang sudah mencapai ratusan juta, hal ini disebabkan oleh tidak

ada aturan dan pihak-pihak yang berwenang meneggakkan aturan adat.

Masalah besarnya jumlah uang belanja yang di butuhkan dalam pesta

perkawinan, memang adakalanya dapat membawa akibat buruk, terutama

bagi pihak keluarga laki-laki. Disebabkan karena pihak keluarga laki-laki

disamping memberikan jumlah uang belanja seperti apa yang di tuntut oleh

pihak keluarga wanita, adakalanya dia juga harus menyediakan jumlah uang

yang diperlukannya sendiri. Jadi berarti bahwa pihak pria harus menyediakan

jumlah uang belanja paling tidak dua kali jumlah anggaran belanja yang

dibutuhkan oleh keluarganya sendiri.

Apalagi jika perayaan perkawinan itu bertolak dari unsur ambisi yang

berlebih-lebihan demi untuk mempertahankan status sosial dimata

Page 81: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2133... · Web view repository.unhas.ac.idAkad nikah itu harus diucapkan oleh wali perempuan dengan jelas berupa

81

masyarakat atau untuk memperlihatkan status sosial di mata calon besannya.

Semuanya akan dibuat hebat mulai dari hal yang terkecil sampai pada hal

yang terbesar. Namun suatu keberuntungan dapat terjadi bahwa dalam

perkawinan itu unsur solidaritas dikalangan anggota kerabat adakalanya ikut

berperan dalam masalah keperluan uang belanja itu.

Tahap 3 : Mappenre dui/ Mappetu ada.

Proses ini sudah dianggap bagian dari pesta, pihak keluarga

perempuan sudah mengundang kerabat dan para tetangga untuk

menyaksikan proses mappenre dui tersebut. Pada acara tersebut semua

yang hadir berpakaian formal. Pihak laki- laki juga menyiapkan rombongan

yang besar, sebanyak- banyaknya untuk menunjukkan bahwa mereka adalah

rumpun keluarga yang besar. Diantara rombongan ada gadis -gadis yang

memakai “baju bodo”, dan dengan jas tutup songkok tobone dengan

membawa bosara ” tempat khas bugis” yang berjumlah masing-masing 12

orang. Bosara ini diisi dengan perlengkapan pengantin perempuan sebagai

pengiring uang panai. Isi bosara biasanya adalah emas, pakaian, sepatu,

make up. Selain uang panai yang sebagian diberikan dalam bentuk cash

sebagai simbol. Pada jaman dulu semuanya dalam bentuk cash dan dihitung

Page 82: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2133... · Web view repository.unhas.ac.idAkad nikah itu harus diucapkan oleh wali perempuan dengan jelas berupa

82

oleh saksi yang hadir. Proses mappenre dui memperlihatkan pada kerabat

jumlah uang pesta dan sompa (persembahan). Sompa bisa berbentuk tanah,

kebun atau emas yang diberikan kepada mempelai wanita (menjadi hak

sepenuhnya wanita, tidak boleh diambil meskipun bercerai). Setelah proses

ini, baru kemudian dibicarakan hari baik untuk melakukan akad nikah atau

pesta. Ada kalanya proses akad nikah dilakukan bersamaan dengan

mappenre dui, kemudian pestanya di tunda jika disepakati sebelumnya, hal

ini disebut dengan “kawin soro”. Namun sekarang prosesi a “mappenre dui ”

ini dihilangkan atau satukan dengan acara akad nikah agar lebih efisien. Jadi

iring iringan gadis pengantar bosara dapat dilihat pada saat hari pernikahan.

Dalam tradisi bugis, proses yang mendahului sebuah upacara adat

perkawinan, sebelum seorang pasangan pengantin naik ke pelaminan, salah

satunya adalah ‘madduta’ seperti yang disebutkan diatas, dan sebelum

madduta, ada proses ‘mappesek – pesek’ mendahuluinya. Mappesek –

pesek adalah suatu kegiatan menyelidiki untuk mengetahui apakah seorang

gadis yang telah dipilih itu belum ada yang mengikatnya dan apakah

perangai dan karakternya baik atau terpuji. Biasanya yang melakukan

mappesek – pesek itu adalah seorang wanita dari pihak keluarga laki – laki

yang datang bertamu ke pihak keluarga perempuan. Dalam kegiatan

mappesek – pesek ini wanita yang sebenarnya merupakan utusan khusus ini

menyembunyikan maksudnya bertamu, dia hanya bertanya tentang keluarga

Page 83: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2133... · Web view repository.unhas.ac.idAkad nikah itu harus diucapkan oleh wali perempuan dengan jelas berupa

83

pihak perempuan, memperhatikan cara bicara dan bertutur keluarga

perempuan terkhusus kepada anak gadis yang akan dilamar. Meskipun pada

kenyataannya pihak keluarga perempuan pasti bisa menebak seorang wanita

yang datang bertamu ke rumahnya, apalagi dengan banyak bertanya tentang

anak gadisnya.

Madduta artinya mengirim utusan untuk mengajukan lamaran dari

pihak keluarga laki - laki untuk seorang perempuan. Utusan ini (disebut

mallino) bukanlah sembarang orang yang diutus, tapi seorang yang dianggap

bijaksana dan terpercaya bagi pihak keluarga laki – laki. Utusan ini nantinya

berhadapan langsung dengan orang tua si gadis atau wakil dari orang tua

sigadis yang akan dilamar, sehingga harus menjaga bicaranya dengan

sangat hati – hati, jangan sampai salah menempatkan bicara sehingga

lamaran bisa ditolak. Dan atas kepentingan kedatangan to madduta (utusan

yang akan melamar ini)

Mappenre balanca bertujuan untuk mengukuhkan hasil kesepakatan

yang telah dilakukan pada saat mappettu ada. Hala-hal yang dilakukan saat

mappenre balanca (pemberian uang belanja atau dui menre) adalah

membacakan kembali hasil kesepakatan tersebut oleh kedua belah pihak,

penyerahan uang belanja, pemsangan cincin pattenre kepada mempelai

wanita, dan terakhir adalah pembacaan doa.

Page 84: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2133... · Web view repository.unhas.ac.idAkad nikah itu harus diucapkan oleh wali perempuan dengan jelas berupa

84

Menurut informan MY mengatakan :

“ko mappenre balancani taue pappadani makkeda ipamulaini sarae, artinya kalau sudah sampai di acara mappenre balanca berarti usaha untuk melakukan perkawinan itu sudah dimulai” (wawancara 02 februari).

Makna yang terkandung dalam tahapan Madutta/Massurro adalah harapan

serta nilai-nilai yang sangat mendalam. Yang mana proses peminangan ini

menunnjukkan bagaimana kita seharusnya memposisikan perkawinan

sebagai upaya penghargaan kepada perempuan seperti yang dikemukakan

oleh informan MY mengatakan :

“ orang bugis sangat menghormati keberadaan perempuan, karena di masyarakat bugis perempuan itu ibarat emas yang perlu dijaga dan dirawat, sebab kalau sampai ada apa-apanya anak gadis kita, misalnya saja hamil sebelum menikah, pasti akan tertimpa malu yang sangat mendalam”

Oleh karena perkawinan adalah sebuah anugrah kemuliaan yang diberikan

oleh ALLAH SWT kepada manusia, maka perkawinan haruslah dilakukan

dengan segala norma-norma yang berlaku. Karena perintah perkawinan

adalah perintah yang penting, maka konsekwensinya adalah berimbas

kepada hal-hal yang berkaitan dengannya. Misalnya masalah nasab

(gineologi), nafkah, harta warisan dan masalah-masalah lain yang

berhubungan dengan manisnya mengarungi kehidupan rumah tangga, oleh

karena itu sebelum dilaksanakan akad nikah maka terllebih dahulu

Page 85: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2133... · Web view repository.unhas.ac.idAkad nikah itu harus diucapkan oleh wali perempuan dengan jelas berupa

85

melakukan pertunangan. Dengan tujuan agar kedua pasangan dapat saling

mengenal terlebih dahulu.

Dalam perkawinan bugis terdapat kelas-kelas yang tingkatan-

tingkatan sosial atau status sosial, ada perkawinan orang biasa atau

perkawinan orang kebanyakan, perkawinan orang berstatus rendah, dan

perkawinan orang berstatus tinggi.

Perkawinan orang biasa ini melewati tahapan atau proses-proses yang

benar dimana mengikuti standar-standar perkawinan secara umum dan uang

belanjanya pun sesuai dengan standar atau ketetapan yang di sepakati,

namun orang Bugis baik yang kebanyakan maupun berstatus tinggi tetap

menggambarkan perkawinan orang-orang secara umum yang dimana pesta

pesta perkawinan atau yang disebut resepsi diharapkan sebagai perkawinan

yang meriah, dan tetap memperlihatkan status sosial mereka.

Seperti yang dikatakan oleh informan RW (49thn) bahwa:

“standar perkawinan orang biasa itu tidak jauh beda dengan orang yang berada atau orang mampu, Cuma yang membedakan dilihat dari beberapa rangkaian tahapan pernikahannya, beserta dui menrenya, kalau orang biasa mengikuti standar misalnya saja 10 atau 20 juta” (wawancara 03 februari 2012).

Bagi masyarakat bugis perkawinan orang biasa adalah perhelatan

yang sangat membosankan karena tidak melibatkan perhatian orang secara

Page 86: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2133... · Web view repository.unhas.ac.idAkad nikah itu harus diucapkan oleh wali perempuan dengan jelas berupa

86

mendalam atau menarik kecuali mereka yang hidupnya menerima pengaruh

langsung oleh penambahan dua pasang mertua. Hanya hubungan horizontal

yang berubah. Sebaliknya perkawinan orang yang berstatus tinggi adalah

sumber kertertarikan yang tak ada habisnya. Perkawinan orang yang

berstatus tinggi telah menjadi semacam pucuk peristiwa budaya yang

mengekspresikan relasi status secara vertikal yang terus berubah, uang

belanja yang dipatok oleh keluarga pihak mempelai wanita bisa terbilang

sangat fantastis dan sangat tinggi. Dapat dikatakan bahwa, bagi mereka yang

tertarik pada relasi status vertikal , nila-nilai perkawinan “orang biasa” adalah

pesta-pesta semacam ini sangat serupa, datar-datar dan berjumlah banyak.

Dengan demikian perkawinan orang yang berstatus tinggi menonjol dalam

ketunggalan yang mengagumkan.

Seperti yang di kemukakan oleh informan BD (50thn) :

“kalau orang kaya yang menikah itu pasti besar dan mewah pesta pernikahannya misalnya resepsinya digedung, kalau uang belanjanya itu bisa sampai ratusan juta, karena standar sekarang buat anak perempuan khususnya di bone ini kalau dia orang kaya atau anak bangsawan itu sekitaran 50jutaanmi” (wawancara 03 Februari 2012).

Lain hal nya dengan perkawinan orang berstatus rendah, tidak ada

yang dapat di tonjolkan dalam perkawinan orang berstatus rendah, yang

dimana proses atau tahapan perkawinan dilakukan secara sederhana, dan

Page 87: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2133... · Web view repository.unhas.ac.idAkad nikah itu harus diucapkan oleh wali perempuan dengan jelas berupa

87

menyangkut masalah uang belanja hanya sesuai dengan kebutuhan bahkan

kadang hanya disesuaikan dengan kebutuhan si calon mempelai laki-laki.

Seperti yang dikatakan oleh informan LN (59thn) :

“Kalau kayak saya yang tidak mampu begini kalau uang belanja itu tidak terlalu jadi masalah yang penting yang mau menikah itu saling suka dan saling cinta, tapi laki-lakinya harus sudah ada pekerjaannya, itu saja yang terpenting”(wawancara 03 Februari 2012).

C. Perubahan Makna Dui Menre dalam proses perkawinan

Makna adalah maksud kata atau pengertian. Jadi makna dui menre

adalah pengertian dui menre atau uang belanja dalam sosial dan ekonomi

mereka dalam masyarakat. Bedanya status sosial bisa menyebabkan sikap

seseorang terhadap arti penting dui menre akan berbeda.

Seperti yang di kemukan oleh informan RW (50thn) mengatakan:

“dui menre menurut saya itu sebenarnya sangat memberatkan, terutama kalau laki-lakinya berasal dari keluarga tidak mampu, atau pas-pasan, ini juga bisa berakibat menghambat perkawinan” (wawancara 03 februari 2012).

Senada halnya yang dikemukakan oleh informan RW, informan FD

(21thn) juga mengatakan:

Page 88: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2133... · Web view repository.unhas.ac.idAkad nikah itu harus diucapkan oleh wali perempuan dengan jelas berupa

88

“kalau saya janganmi ada dui menrenya, karena sekarang perempuan mahal-mahalki, apalagi kalau kaya, cantikmi juga pasti tinggi diminta orang tuanya” (wawancara 03 februari 2012).

Adanya sikap setuju dan tidak setuju didasari oleh berbagai alasan,

seperti pada orang/ masyarakat yang beranggapan bahwa dui menre itu

perlu dan penting.

Lain halnya dengan informan NN (55thn) mengatakan :

“ dui menre itu penting kan itu untuk biaya pesta perkawinan mempelai wanita, dan memang sudah jadi tradisinya orang bugis kalau dui menre itu harus ada, dan memang sangat diperlukan, apalagi kalau anak perempuanta itu cantik, kaya, ada gelar sarjananya, atau keturunan bangsawan pasti harus tinggi uang pana’inya” (wawancara 3 februari 2012).

Sudah menjadi keinginan bersama untuk kawin hanya satu kali

seumur hidup, sehingga perlu untuk dilangsungkan dengan besar-besaran

namun untuk melaksanakan perkawinan secara besar-besaran tidak semua

mampu karena alasan ekonomi ataupun ada keyakinan lain yang dianut oleh

orang tersebut sehingga tidak menganggap terlalu penting untuk

melaksanakan pesta tapi cukup melakukan syarat sahnya perkawinan.

Menurut Abdullah (1985) faktor lain yang menyebabkan dikenalnya dui

menre dalam sistem perkawinan bugis dapat diartikan dengan kedudukan

perempuan dalam keluarga yang sangat dihormati. Oleh karena anak

perempuan merupakan permata yang paling berharga bagi keluarga, dia

Page 89: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2133... · Web view repository.unhas.ac.idAkad nikah itu harus diucapkan oleh wali perempuan dengan jelas berupa

89

harus dibentengi oleh saudara-saudara laki-lakinya atau kerabat laki-laki

dengan ketat. Ini dimaksudkan untuk menjaga martabat keluarga.

Manusia bugis menempatkan wanita sebagai lambang kehormatan

keluarga dan ini berlaku umum dalam kehidupan semua lapisan masyarakat.

Sebab itu, dalam diri manusia bugis wanita yang dijadikan lambang

kehormatan itu harus dijaga, dipelihara, dan dibentengi dengan ketat..

Kehoramatan itu merupakan suatu tanggung jawab moral unutk

menjaganya dan sekaligus membelanya. Tingkah laku seorang wanita dalam

kehidupan masyarakat, tidak hanya diawasi oleh kedua orang tuanya secara

ketat demi menjaga kehormatan keluarga, tapi juga oleh anggota kerabat

dekat dan jauh. Bahkan ada anggota masyarakat disekeliling wanita itu juga

terlibat secara langsung atau tidak langsung.

Kenyataan diatas menyebabkan harkat dan martabat perempuan

terangkat sehingga menduduki posisi terhormat dalam keluarga dan

masyaraka. Semua keluarga akan merasa terhormat bila memiliki anak

perempuan yang cantik, pandai, dan memiliki kepribadian yang baik.anak

perempuan menjadi perhiasan bagi keluarganya.

Dalam suatu upacara yang penting dan menentukan dalam adat

selingkaran hidup dikalangan orang bugis adalah upacara perkawinan.

Page 90: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2133... · Web view repository.unhas.ac.idAkad nikah itu harus diucapkan oleh wali perempuan dengan jelas berupa

90

Seorang yang disebut kaya atau berpangkat barulah dianggap sebagai orang

yang berada apabila telah melakukan perkawinan dengan meriah dan

megah, mereka akan bangga apabila upacara perkawinan tersebut dihadiri

oleh orang banyak dan pejabat-pejabat tinggi. Mereka akan merasa malu jika

melakukan upacara perkawinan dengan sederhana.

Bagi masyarakat bugis, suatu perkawinan adat yang meriah dan

megah merupakan suatu kebanggaan bagi keluarga atau kerabat yang

bersangkutan. Dan bersangkut pula dengan masalah status sosial dalam

kehidupan masyarakat. Sebab itu, sering di jumpai suatu keluarga telah

mengerahkan segenap kemampuannya dalam penyelenggaan suatu

perkawinan dengan kepalang tanggung jumlah biaya atau dana yang telah

dikeluarkannya, terutama pada kelompok lapisan atas yang merasa suatu

perkawinan adalah juga menyangkut suatu martabat sosial yang harus di

perhatikan dan di nilai oleh masyarakat.

Seperti yang di ungkapkan oleh informan BD (50thn) yang

mengatakan:

“kalau saya uang pana’I nya perempuan itu harus banyak dan tinggi jumlahnya standarmi itu kalau 50 jutaan, karena kalau sedikitji,pa’nanti orang-orang bicaraiki.kan semakin tinggi itu dui menrenya perempuan pastimi orang tuanya bangga karena kalau tinggi uang panai’nya berarti dinilai kalau calon suaminya orang berada” (wawancara 03 februari 2012).

Page 91: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2133... · Web view repository.unhas.ac.idAkad nikah itu harus diucapkan oleh wali perempuan dengan jelas berupa

91

Besar kecilnya uang belanja (dui menre) tergantung dari dari

kesepakatan bersama . pihak wanita adakalanya tidak menentukan jumlah

yang di minta, tetapi tidak jarang pula pihak wanita meminta uang belanja

yang sangat besar. Keadaan ini tidak ditemukan pada waktu-waktu lampau

Seperti halnya yang di ungkapan oleh informan MY mengatakan :

“dui menre itu, uang belanjanya perempuan yang diberikan oleh keluarga laki-laki dipake’i untuk pesta perkawinan, kalau dulu itu dui menre sekitaran Rp.750.000 tapi kalau sekarang adami yang puluhan sampai ratusan juta tapi semuanya itu tergantung dari pembicaraan kedua belah pihak keluarga” (wawancara 03 februari 2012).

Hal senada dikatakan oleh informan LN (55thn) mengatakan :

“ kalau dulu saya kawin kodong itu dui menrenya sedikit sekali. Dulu itu dui menre betul-betul memang di pakai sebagai biaya pesta perkawinan kalau sekarang dipakai hanya untuk pamer gengsi saja biar semua orang-orang tahu kalau anaknya dilamar dengan dui menre tinggi” (wawancara 03 februari 2012).

Uang Belanja atau Dui Menre merupakan gengsi sosial bahwa status

sosial calon mempelai perempuan menentukan besar kecilnya uang naik.

Status sosial ini meliputi jenjang pendidikan dan pekerjaannya. Jika ia hanya

tamatan sekolah menengah apalagi tidak pernah sekolah, uang naiknya

sedikit atau kecil. Namun sebaliknya jika ia tamatan dari perguruan tinggi

atau bergelar tinggi dan mempunyai pekerjaan maka uang naiknya akan

besar atau tinggi.

Page 92: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2133... · Web view repository.unhas.ac.idAkad nikah itu harus diucapkan oleh wali perempuan dengan jelas berupa

92

Umumnya, masyakat bugis beranggapan bahwa uang serahan yang

diterima pihak pengantin wanita sebagai uang belanja akan digunakan untuk

acara resepsi yang mereka selenggarakan sekaitan dengan kedatangan

mempelai pria. Tidak jarang mereka membelanjakan jauh lebih banyak,

hingga tambahan uang dari tamu resepsi tidak dapat menutupi biaya

keseluruhan. Ketika penyelenggara pihak laki-laki menggelar resepsi yang

terpisah yang merupakan rangkaian kunjungan balasan ke penngantin pria,

mereka mengundang sejumlah tamu yang kisarannya sama dengan jumlah

undangan yang disebar pihak mempelai wanita. Dengan demikian jumlah

uang belanja menjadi penentu bagi terselenggaranya pesta yang mencolok

dan besarnya jumlah tamu yang hadir dikedua belah pihak.

Uang Belanja (Dui Menre) dengan demikian, menjadi penanda status

yang boros, bersifat pamer dan agresif. Mahar disisi lain menjadi merupakan

indikator yang beersifat pasif, dan hanya menjadi indikator status untuk

melihat posisi garis keturunan mempelai wanita. Mesti dperlihatkan bahwa

selama pernikahan berlangsung, sikap yang diharapkan dari kedua mempelai

merupakan sikap yang juga diharapkan dari sponsor pernikahan,

sebagaimana mahar terhadap uang belanja (Millar susan bolyard 2009).

Page 93: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2133... · Web view repository.unhas.ac.idAkad nikah itu harus diucapkan oleh wali perempuan dengan jelas berupa

93

BAB VI

PENUTUP

Kesimpulan

Bagi masyarakat Bugis di desa sanrangeng suatu perkawinan adat

yang meriah dan megah adalah sebuah kebanggaan.dan bersangkut

paut dengan masalah status sosial

Dikalangan masyarakat desa sanranngeng perkawinan adalah sebuah

ikatan suci yang sangat sakral dan sangat penting.

Page 94: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2133... · Web view repository.unhas.ac.idAkad nikah itu harus diucapkan oleh wali perempuan dengan jelas berupa

94

Dan tidak jarang membahas masalah uang belanja adalah faktor dari

proses perkawinan bugis terdapat juga sebuah gengsi sosial, ketika

uang belanja (dui menre) tinggi itu akan sangat berpengaruh terhadap

status sosial seseorang, tetapi di desa sanrangeng masyarakat ada

pendapat setuju dan tidak setuju mengenai uang belanja tersebut. Dan

ada perubahan makna dui menre yang dulunya betul-betul digunakan

sebagai uang belanja dalam biaya upacara perkawinan tapi sekarang

ada yang menggunakan hanya untuk meningkatkan gengsi sosialnya

dan jumlahnya pun dulu hanya sekitaran ratusan ribu, sekarang

mencapai puluhan bahkan sampai ratusan juta.

Besarnya dui menre ini dalam proses perkawinan di Desa Sanrangeng

menjadi gengsi tersendiri buat keluarga yang melaksanakanya.

Karena orang akan menilai dari segi finansialnya.

Besar kecilnya dui menre di desa sanrangeng ini bervariasi tergantung

dari kesepakatan kedua pihak keluarga.

Penting arti dan posisi dui menre dalam suatu proses perkawinan akan

berbeda setiap orang, sikap setiap orang di tentukan oleh kondisi

sosial dan ekonomi mereka dalam masyarakat.

Ada yang beranggapan bahwa permintaan dui menre yang tinggi

sangat memberatkan, terutama bagi keluarga yang pas-pasan, tetapi

ada pula yang mengatakan kalau dui menre itu sangat penting dan

Page 95: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2133... · Web view repository.unhas.ac.idAkad nikah itu harus diucapkan oleh wali perempuan dengan jelas berupa

95

sangat diperlukan karena digunakan sebagai biaya pesta perkawinan

mempelai wanita.

Besar kecilnya uang belanja atau dui menre ini adalah tergantung dari

status sosial seseorang

Wanita apabila uang belanja atau dui menrenya tinggi akan mampu

menaikkan status sosialnya atau menjadi topik yang sangat menarik.

Saran

1. Diharapkan di desa sanrangeng dan masyarakat bugis khususnya

lebih banyak mengetahui tentang makna dui menre dan agar proses

atau tahapan perkawinan berjalan dengan lancar tanpa adanya

gangguan akibat besar atau kecilnya dui menre.

2. Diharapkan kepada pihak keluarga perempuan jangan merasa malu

ataupun gengsi jika uang belanja atau dui menrenya tergolong sedikit.

3. Agar sekiranya uang belanja atau dui menre digunakan sesuai

kebutuhan pesta perkawinan jangan terlalu berlebihan karena yang

namanya perkawinan sangat sakral, jangan dinilai dari materiil

ataupun finansialnya.

4. Diharapkan di Desa Sanrangeng dapat menilai uang belanja atau dui

menre itu sebagai betul-betul biaya pesta pekawinan, bukan dijadikan

Page 96: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2133... · Web view repository.unhas.ac.idAkad nikah itu harus diucapkan oleh wali perempuan dengan jelas berupa

96

sebagai ajang untuk mempertontonkan status sosial, ataupun

mempertahankan martabat.

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an, Departemen Agama Republik Indonesia, 1989

Al-Barry, Y Dahlan. 2001 kamus Sosiologi Antropologi. Surabaya: penerbit

dan Percetakan Offset Indah

Abuhamid. 1994. Syekh Yusuf; seorang ulama, suatu dan pejuang. Yayasan

Obor Indonesia, Jakarta.

Page 97: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2133... · Web view repository.unhas.ac.idAkad nikah itu harus diucapkan oleh wali perempuan dengan jelas berupa

97

Abdullah, Hamid. 1985. Manusia Bugis Makassar : Suatu Tinjauan Historis

Terhadap Pola Tingkah Laku Dan Pandangan Hidup Manusia Bugis.

Inti Idayu Press, Jakarta.

Anwar, K. 2002. “Dui Balanca Perkawinan” Studi Persepsi Masyarakat Bugis

Terhadap Uang Pesta Perkawinan di Kec. Sibulue Kab. Bone : Skripsi

Sosiologi, FISIP Unhas, Makassar.

Bahrum, shaifuddin. 2003. Cina Peranakan Makassar, Pembaruan Melalui

Perkawinan antarbudaya. Yayasan Baruga Nusantara, Makassar.

Goode, William. 1991. Sosiologi Keluarga, Bumi Aksara, Jakarta.

Keesing M. Roger, 1981. “Antropologi Budaya”, Erlangga, Jakarta.

Koentjraningrat. 1972. Beberapa Pokok Antropologi Sosial. Penerbit Dian

Rakyat, Jakarta.

Mardiah. 2005. Dinamika Perkawinan Adat Orang Bugis Lampoko Di

Kabupaten Barru, Skripsi Antropologi, FISIP Unhas , Makassar.

Mattualada. 1985.Latoa. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Moleong, Lexy, J. 1995. Metode Penelitian Kualitatif. PT Remaja

Rosdakarya, Bandung

Millar Bolyard, Susan. 2009. Perkawinan Bugis. Inninnawa. Makassar.

Mukhnis. 1993. Dui Balanca Dalam Sistem Perkawinan Orang Bugis Di

Kecamatan Lalabata Kabupaten Soppeng” Skripsi Antropologi, Fisip UNHAS,

Makassar.

Page 98: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2133... · Web view repository.unhas.ac.idAkad nikah itu harus diucapkan oleh wali perempuan dengan jelas berupa

98

Pelras, Christian, 2005, Manusia Bugis, Nalar Bekerjasama Dengan Forum

Jakarta-Paris EFEO, Jakarta.

Rasuly, Muhammad Nur. 1984. Monografi Kebudayaan Bugis Di Sulawesi

Selatan. Pemerintah Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan.

Sani, M. Yamin dkk. 2000. “Manusia, Kebudayaan Dan Pembangunan”,

Makassar.

Soekanto, Soerjono, 2002. Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta : Rajawali

Press.

Walgito Bimo. 200. “Bimbingan dann Konseling perkawinan”, ANDI,

Yogyakarta.

Sumber-sumber lainnya :

Samsuni, (2010) “budaya mahar disulawesi selatan perlukah dipertahankan?”

diakses pada tanggal 15 Desember 2011.

Didit Putra Erlangga Rahardjo (2010) “Makna Adat Pernikahan Bugis Bergeser”.

diakses pada tanggal 16 Desember 2011

M fremaldin. (2011). “Fenomena Uang Naik dalam masyarakat Bugis-

Makassar. Di akses pada tanggal 16 Desember 2011.

http://www.slideshare.net/edypurnomo70/materi-kuliah-stratifikasi-sosial. Di

akses pada tanggal 20 April 2012

Page 99: repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 2133... · Web view repository.unhas.ac.idAkad nikah itu harus diucapkan oleh wali perempuan dengan jelas berupa

99

http://gamang00.blogspot.com/2009/03/budaya-dui-menre-vs-nikah-siri.html.

Diakses pada tanggal 20 April 2012