repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 156... · Web view Mekarnya Tana...
Transcript of repository.unhas.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 156... · Web view Mekarnya Tana...
1
PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENGELOLAAN SEKTOR PARIWISATA DI KABUPATEN TORAJA UTARA
SKRIPSIDiajukan sebagai salah satu persyaratan
untuk mencapai derajat Sarjana S-1
Program Studi Ilmu Pemerintahan
OlehDESY BULAWAN BONGGASILOMBA
E 121 07 048
JURUSAN ILMU POLITIK DAN ILMU PEMERINTAHANFAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS HASANUDDINMAKASSAR
2011
2
PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENGELOLAAN SEKTOR PARIWISATA DI KABUPATEN TORAJA UTARA
SKRIPSIDiajukan sebagai salah satu persyaratan
untuk mencapai derajat Sarjana S-1
Program Studi Ilmu Pemerintahan
OlehDESY BULAWAN BONGGASILOMBA
E 121 07 048
JURUSAN ILMU POLITIK DAN ILMU PEMERINTAHANFAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS HASANUDDINMAKASSAR
2011
3
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus
atas kasih setia dan rahmat-Nya yang senantiasa menyertai penulis selama
penyusunan skripsi ini.
Penulisan skripsi dengan judul “Peran Pemerintah Daerah Dalam
Pengelolaan Sektor Pariwisata Di Kabupaten Toraja Utara “ merupakan salah
satu syarat untuk menyelesaikan studi sarjana strata satu (S1) pada Program
Studi Ilmu Pemerintahan Jurusan Politik Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial
Dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin Makassar.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari bahwa penulisan ini
masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun yang berguna untuk
penyempurnaan selanjutnya..
Dalam penulisan skripsi ini, penulis telah banyak menerima masukan,
bimbingan dan bantuan. Oleh sebab itu pada kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan terima kasih dengan segala hormat kepada :
1. Kedua orang tua terkasih, Sulle Bonggasilomba, S.Th dan Tasik
Lele atas kasih sayangnya untuk penulis, terus mendoakan dan
mendukung dalam kehidupan penulis,khususnya dalam pendidikan.
Kakak dan adik tercinta, Datu Ma’dika Bonggasilomba, S.Pd, Denny
Saratu’ Bonggasilomba dan Pascal Puangrara’ Bonggasilomba
4
yang juga menjadi penyemangat untuk penulis, dan mendoakan
penulis dalam menyelesaikan studinya.
2. Bapak Prof. Dr. dr. Idrus Paturusi, Sp. BO. FICS, selaku Rektor
Universitas Hasanuddin.
3. Bapak Drs. Hamka Naping, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Hasanuddin beserta seluruh stafnya.
4. Bapak Dr. Muhammad, M.Si selaku Ketua Jurusan Ilmu Politik
Pemerintahan FISIP UNHAS beserta seluruh stafnya.
5. Bapak Drs. H. A Gau Kadir, MA selaku Ketua Program Studi Ilmu
Pemerintahan Jurusan Ilmu Politik Pemerintahan FISIP UNHAS.
6. Bapak Dr. H. A. Syamsu Alam, M.Si selaku pembimbing I dan Bapak
A. Lukman Irwan, S.IP,M.Si selaku pembimbing II.
7. Seluruh Bapak dan Ibu dosen program studi Ilmu Pemerintahan yang
telah mengajar dan membimbing penulis dalam perkuliahan.
8. Seluruh staf tata usaha Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Hasanuddin Makassar.
9. Pemerintah Kabupaten Toraja Utara dalam hal ini seluruh staf Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata yang telah membantu penulis dalam
penelitian.
10.Keluarga Papa Rensi di Rantepao yang telah memberikan bantuan
selama penulis mengadakan penelitian di Toraja Utara.
5
11.Seluruh keluarga besar yang telah memberikan bantuan, doa serta
dukungan dan menantikan keberhasilanku.
12.Teman-teman Renaissance 07, yang telah menemani selama kurang
lebih 4 tahun. Semoga kita semua bisa meraih cita-cita kita. Kenangan
bersama kalian tak akan penulis lupakan. Terima kasih untuk
persahabatan yang telah kalian berikan.
13.Keluarga besar Himpunan Mahasiswa Ilmu Pemerintahan
(HIMAPEM) FISIP UNHAS.
14.Teman-teman Persekutuan Mahasiswa Kristen Oikumene (PMKO)
FISIP-UNHAS yang telah berbagi kasih bersama special untuk
sahabat tercinta Alm. Bangkit Libra Sanjaya. Tuhan Memberkati kita
semua.
15.Keluarga Besar H. Buang selaku pemilik kos, yang juga telah menjadi
orang tua penulis selama kuliah di Makassar.
16.Teman – teman kos, K’ Mira, Ade’ Chyche, K’ Imhel, K’ Andhis
Poernomo , Ana, Fitri, Ima, Fhera askari , K’ Ratih askari, Gege, Rini,
Kak Dyan, Amal, Ari, K’ Mia, Raihan, Mega dan K’ Amir. Terima kasih
untuk persaudaraannya.
17.Arland P. Biringkanae yang telah membantu, memberi semangat,
dukungan dan motivasi selama penulis menyelesaikan skripsi ini.
18.Teman- Teman KKN Desa Batu Putih Kec. Mallawa, Maros, Norma,
Icha, Ita, K’ Adri, Farid dan Rifky.
6
19.Kepada Semua pihak yang telah membantu dan mendukung penulis
yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu.
Akhirnya penulis hanya dapat berharap kiranya Tuhan mempermudah
langkah kita untuk memperdalam ilmu dan mengamalkannya. Semoga
skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Tuhan Memberkati.
Makassar, Agustus 2011
Penulis
7
DAFTAR ISIHALAMAN SAMPUL ....................................................................................................................................................................................................................................................i
LEMBARAN PENGESAHAN ....................................................................................................................................................................................................................................................ii
LEMBARAN PENERIMAAN ....................................................................................................................................................................................................................................................iii
KATA PENGANTAR ....................................................................................................................................................................................................................................................iv
DAFTAR ISI ....................................................................................................................................................................................................................................................viii
DAFTAR TABEL....................................................................................................................................................................................................................................................xi
DAFTAR GAMBAR....................................................................................................................................................................................................................................................xii
ABSTRAKSI....................................................................................................................................................................................................................................................xiii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang……………… ……………………………………….. 1
8
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………… 7
1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian…………………………………... 8
1.4 Metode Penelitian……………………………………………………. 9
1.4.1 Lokasi Penelitian………………………………………………. 10
1.4.2 Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data……………… 10
1.4.3 Teknik Analisis Data…………………………………………… 12
1.4.4 Defenisi Operasional………………………………………….. 12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Pariwisata………………………………………………... 14
2.2 Pengertian Kepariwisataan…………………………………………… 16
2.3 Jenis-Jenis Pariwisata………………………………………………… 17
2.4 Industri Pariwisata……………………………………………………… 20
2.5 Dinas Daerah…………………………………………………………… 23
2.6 Pendapatan Daerah…………………………………………………… 24
2.7 Pengertian Pengelolaan………………………………………………. 28
2.8 Kerangka Konseptual…………………………………………………. 31
BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
3.1 Gambaran Umum Kabupaten Toraja Utara…………………………. 32
3.1.1 Letak Geografis dan Administrasi……………………………… 32
3.1.2 Keadaan Penduduk……………………………………………... 34
3.1.3 Keadaan Sosial Budaya………………………………………… 36
3.1.3.1 Kesehatan……………………………………………… 36
3.1.3.2 Pendidikan……………………………………………… 37
9
3.1.3.3 Agama…………………………………………………... 39
3.1.3.4 Adat-istiadat…………………………………………….. 39
3.2 Kepariwisataan Kabupaten Toraja Utara…………………………….. 41
3.2.1 Sebaran Potensi Objek dan Daya Tarik wisata………………. 41
3.2.1.1 Londa…………………………………………………… 48
3.2.1.2 Ke’te’ Kesu’…………………………………………... 48
3.2.1.3 Pallawa…………………………………………………. 48
3.2.1.4 Bori’ Kalimbuang………………………………………. 49
3.3 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Toraja Utara………. 49
3.3.1 Tugas dan Fungsi………………………………………………… 49
3.3.2 Struktur Organisasi……………………………………………….. 50
3.4 Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah…….. 51
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Peran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dalam Pengelolaan dan Pengembangan Pariwisata Kabupaten Toraja………………………. 53
4.2 Potensi Sarana dan Prasarana Wisata……………………………… 54
4.3 Kontribusi Sektor Pariwisata terhadap PAD………………………… 72
4.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sektor Pariwisata Kabupaten
Toraja Utara…………………………………………………………… 75
4.4.1 Faktor-faktor Pendukung………………………………………… 75
4.4.1.1 Kesadaran Masyarakat………………………………… 75
4.4.1.2 Potensi Pariwisata yang Banyak…………………… 77
4.4.2 Faktor-Faktor Penghambat…………………………………… 78
10
4.4.2.1 Akses Menuju Objek Wisata Kurang mendukung………. 78
4.4.2.2 Pariwisata Belum Dapat Meningkatkan Minat Investor
Untuk Menanamkan Modalnya……………………………. 79
4.4.2.3 Aspek-Aspek dalam Pengembangan Pariwisata belum
Memiliki Kepastian Hukum yang Kuat……………………. 81
4.4.2.4 Keterbatasan Dana Pengembangan Pariwisata……… 82
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan………………………………………………………… 83
5.2 Saran………………………………………………………………… 85
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………… 86
Lampiran-lampiran……………………………………………………… 87
DAFTAR TABEL
1. Tabel 1.1 Data kunjungan wisatawan ke kabupaten toraja utara 5
2. Tabel 3.1 Luas Daerah dan Persentase Luas Terhadap Luas
Kabupaten Dirinci Per Kecamatan Di Kabupaten Toraja
Utara ……………………………………………………………
33
3. Tabel 3.2 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Dirinci Per
Kecamatan Di Kabupaten Toraja Utara…………………….
35
4. Tabel 3.3 Jumlah sekolah, murid/siswa/mahasiswa dan tenaga
pengajar di Kabupaten Toraja Utara berdasarkan status
sekolah…………………………………………………………
38
5. Tabel 3.4 Jumlah Pemeluk Agama Di Kabupaten Toraja Utara 39
11
6. Tabel 3.5 Nama-nama objek wisata di Kabupaten Toraja Utara 43
7. Tabel 4.1 Pembagian Kawasan Pengembangan Pariwisata (KPP) 60
8 Tabel 4.2 Tarif untuk Pengunjung Objek Wisata 69
9. Tabel 4.3 Teknis Pembagian Retribusi 70
10
.
11
.
12
.
Tabel 4.4
Tabel 4.5
Tabel 4.6
Nama yayasan pengelola objek wisata
Target dan Realisasi Penerimaan PAD Kabupaten Torut
Penerimaan dari objek/agro wisata
71
72
74
Daftar Gambar
1. Gambar 2.1 Kerangka Konseptual 31
2. Gambar 4.1 Tarian khas toraja yang ditampilkan di acara kemilau Sulawesi 2010 di Palu, Sulawesi Tengah…………………………………………. 56
3. Gambar 4.2 Hasil patung/tau-tau yang dipahat di Objek wisata…………………………………………….
58
4. Gambar 4.3 Penghargaan Indonesia tourism awards 2010 65
5. Gambar 4.4 Kondisi jalan yang rusak menuju objek wisata 78
12
6. Gambar 4.5 Lumbung/alang yang menggunakan konstruksi beton………………………………………………
80
7. Gambar 4.6 Lumbung/alang yang masih menggunakan kayu………………………………………………
80
8. Gambar 4.7 Tongkonan yang atapnya masih terbuat dari kayu………………………………………………
81
9. Gambar 4.8 Tongkonan yang atapnya sudah menggunakan atap seng……………………….
81
10. Gambar 4.9 Penggunaan Sarong dalam pesta Rambu solo’
82
Lampiran
1. Gambar 1 Objek Wisata Ke’te’ Kesu’
2. Gambar 2 Objek Wisata Londa
3. Gambar 3 Objek Wisata Pallawa
4. Gambar 4 Objek Wisata Bori’ Kalimbuang
5. Gambar 5 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Toraja Utara
13
ABSTRAKS
DESY BULAWAN BONGGASILOMBA, NIM E12107048. PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENGELOLAAN SEKTOR PARIWISATA DI KABUPATEN TORAJA UTARA, dibawah bimbingan Dr. H.A. SYAMSU ALAM,M.Si sebagai pembimbing I dan A. LUKMAN IRWAN,S.IP,MSi sebagai pembimbing II.
Penelitian ini bertujuan Untuk memperoleh gambaran tentang bagaimana peran pemerintah daerah (dinas kebudayaan dan pariwisata), berapa besar kontribusi sektor pariwisata terhadap Pendapatan Asli Daerah ( PAD ),serta faktor-
14
faktor yang mempengaruhi pengelolaan sektor pariwisata di Kabupaten Toraja Utara.
Tipe penelitian yang dipergunakan adalah deskriptif. Pengumpulan data dilakukan menggunakan teknis field research (penelitian lapangan), library research dan penelusuran data on line. Data dikumpulkan dari berbagai sumber hingga didapatkan data yang cukup. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis secara kualitatif dengan menjelaskan atau menggambarkan data yang diteliti atau di dapatkan dari lapangan, baik data primer yang diperoleh dari hasil wawancara, maupun dari data sekunder.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peran pemerintah daerah ( dinas kebudayaan dan pariwisata) dalam mengelola sektor pariwisata adalah mengeluarkan kebijakan yang berkaitan dengan pengelolaan dan pengembangan pariwisata Kabupaten Toraja Utara, melengkapi sarana dan prasarana penunjang pariwisata dan memberikan bantuan kepada pengrajin ukiran di objek wisata. Jenis pariwisata yang paling banyak memberikan kontribusi adalah wisata budaya dan faktor yang mempengaruhi pengelolaan pariwisata adalah faktor pendukung yaitu partisipasi masyarakat dan banyaknya potensi pariwisata, sedangkan faktor penghambat adalah keterbatasan dana, pariwisata toraja belum diminati investor, kepastian hukum dalam pengembangan pariwisata belum kuat serta akses menuju objek wisata masih kurang.
Abstract
DESY BULAWAN BONGGASILOMBA, E12107048 NIM. ROLE OF THE LOCAL GOVERNMENT MANAGEMENT IN THE TOURISM SECTOR IN NORTH DISTRICT TORAJA, under the guidance of DR. H.A. SYAMSU ALAM, M.SI as a mentor i and A.LUKMAN IRWAN, S.IP, M.SI as a guide ii.
This study aims to gain an overview of how the role of local government( department of culture and tourism), how large the contribution of tourism to the local revenue (PAD) ,, and the factors that affect the management of the tourism sector in north toraja regency.
15
This type of research used is descriptive. The data was collected using a technical field research, library research and tracking data on line. Data were collected from various sources to obtain sufficient data. The data obtained were then analyzed qualitatively by explaining or describing the data under investigation or in getting from the field, both the primary data obtained from interviews, as well as from secondary data.
The result of this study indicate that the role of local government ( department of culture and tourism) in managing the tourism sector is a policy issue relating to the management and development of tourism north toraja regency, complete facilities and infrastructure supporting tourism and providing assistance to artisans carved the attraction. This type of tourism that contributes most is cultural tourism and the factors that influence the management of tourism is a factor supporting the participation of the community and the many tourism potensials, while inhibiting factor is the shortage of funds, investor demand has not toraja tourism , l;egal certainly in the development of tourism has not been strong as well as access to attraction is still lacking.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Perkembangan dunia pariwisata telah mengalami berbagai perubahan
baik perubahan pola, bentuk dan sifat kegiatan, serta dorongan orang untuk
melakukan perjalanan, cara berpikir, maupun sifat perkembangan itu sendiri.
Pariwisata merupakan industri gaya baru yang mampu menyediakan
16
pertumbuhan ekonomi yang cepat dalam hal kesempatan kerja, pendapatan,
taraf hidup dan dalam mengaktifkan sektor lain di dalam negara penerima
wisatawan. Kebudayaan merupakan hasil budidaya manusia yang selalu
tumbuh dan berkembang. Kebudayaan sudah sejak lama menjadi salah satu
garapan dan pembangunan nasional. Budaya merupakan salah satu bagian
aset kepariwisataan yang memiliki corak beraneka ragam di bumi nusantara
ini.
Indonesia sebagai Negara kepulauan memiliki kekayaan alam yang
melimpah dengan berbagai macam kebudayaan, adat, serta agama tidak
terkecuali di Kabupaten Tana Toraja, yang tentunya dapat dimanfaatkan
dalam bidang kepariwisataan sebagai sektor komoditi yang sangat baik bagi
perekonomian dan sebagai penghasil devisa negara kedua setelah minyak
bumi dan gas alam.
Peranan pariwisata dalam pembangunan secara garis besar berintikan
tiga segi yakni segi ekonomis (devisa, pajak-pajak), segi kerjasama antar
Negara (persahabatan antarbangsa), segi kebudayaan (memperkenalkan
kebudayaan kita kepada wisatawan mancanegara).
Salah satu dari Pendapatan Asli Daerah ( PAD ) bersumber dari sektor
Pariwisata. Oleh karena itu objek-objek wisata perlu membutuhkan perhatian
khusus dari pihak pemerintah dari sisi pengembangannya.Selain merupakan
kekayaan alam juga sebagai potret daerah yang harus dilestarikan dan
17
dipelihara keberadaanya guna mengundang wisatawan domestik maupun
manca negara.
Sebagai daerah tujuan wisata (DTW) favorit ke-2 setelah Bali,Tana Toraja
sebenarnya memiliki peluang besar untuk menjadi ikon pariwisata nasional
seperti Bali seandainya pariwisata Tana Toraja dikelola dengan baik. Tidak
hanya menyombongkan diri bahwa walaupun tanpa ada upaya, wisatawan
akan tetap mengunjungi Tana Toraja karena keunikan budayanya serta
alamnya yang begitu mempesona. Perlu disadari bahwasanya keindahan
adat dan budaya serta alam hanya akan menjadi benda mati yang tak
bernyawa dan tidak mempunyai daya tarik apapun bagi pengunjung ketika
tidak adanya tawaran lain yang lebih baik bagi objek wisata tersebut.
Mekarnya Tana Toraja menjadi 2 Kabupaten (Toraja & Toraja Utara)
sedikit banyaknya punya pengaruh positif juga negatif terhadap pengelolaan
dan pengembangan pariwisata di Tana Toraja. Pemekaran memberi
pengaruh positif karena akan ada 2 institusi (Dinas Pariwisata) yang akan
memanage sub sektor ini. Artinya pengelolaan pariwisata akan semakin
fokus dengan rentang area coverage sempit sehingga kualitas layanan bisa
menjadi lebih baik. Sebaliknya, pemekaran itu sendiri dapat juga
berpengaruh negatif terhadap pengelolaan dan pengembangan pariwisata
karna harus diakui ada ketimpangan jumlah wilayah/obyek wisata berikut
fasilitas penunjang terutama hotel antara Toraja Utara dan Toraja (Toraja
Induk) apalagi jika kedua daerah ini nantinya tidak mampu secara kreatif
18
merevitalisasi dan mendivesifikasi potensi pariwisata setempat. Selain itu,
kemungkinan adanya persaingan kurang sehat dalam menarik investor untuk
pengembangan pariwisata serta persaingan dalam menarik kunjungan
tourists.
Seorang turis asal inggris Toby Mckenzie (35) yang membayangkan
semarak upacara rambu solo’, sensasi adu kerbau dan keindahan panorama
Toraja gusar karena sulitnya mendapatkan brosur dan agenda tentang objek
wisata yang ada di Toraja. Dia mengatakan, sulit mendapatkan informasi
yang dibutuhkan. Karena badan pariwisata ( tourism board ) pun tidak ada.
Hal ini mencerminkan belum optimalnya pengelolaan pariwisata di Toraja.
Padahal, keramahan dan keterbukaan warga Toraja menjadi modal yang bisa
dimanfaatkan pemerintah untuk memberdayakan sektor pariwisata berikut
para pemangku kepentingan1.
Pada upacara pernikahan di Lembang Buntu Tallunglipu, Kecamatan
Tallunglipu, Kabupaten Toraja Utara, Sulawesi Selatan (Sulsel), Selasa
(28/12/2010), misalnya, warga membaur dengan sekelompok wisatawan.
Kesakralan momen sekali seumur hidup itu tidak terusik oleh aktivitas
memotret dan merekam oleh para turis itu.
Tak hanya itu, dalam upacara kematian Rambu Solo’ dan syukuran
Rambu Tuka’ pun, wisatawan serta jurnalis bebas mengabadikan momen
1 Kompas.com, 22 januari 2011
19
demi momen. Mereka leluasa mencari sudut pengambilan gambar yang
terbaik seiring dengan berlangsungnya ritual. Tingkah polah para pendatang
yang menganggap upacara bak tontonan sama sekali tak membuat gusar
penghelat acara dan kerabatnya.
Karakter warga Toraja yang kondusif bagi kepariwisataan itu belum
diimbangi dengan kepekaan pemerintah setempat untuk menyiapkan sarana
pendukung. Hampir semua jalan menuju tempat penyelenggaraan upacara,
yang selama ini menjadi tujuan wisatawan, tidak memadai. Ruas jalan pada
umumnya masih berupa tanah dan bebatuan dengan lebar kurang dari 3
meter.2
Walaupun keadaan seperti itu belum sepenuhnya dibenahi pemerintah
kabupaten Toraja Utara,namun kunjungan wisatawan ke Toraja Utara
menurut Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Toraja Utara, kunjungan
wisatawan meningkat dari tahun 2008-2010. Berikut adalah rinciannya :
Tabel 1.1
Data kunjungan wisatawan ke Kabupaten Toraja Utara
TAHUN KUNJUNGAN WISATAWAN JUMLAH/TOTAL
MANCANEGARA NUSANTARA
2008 3895 12041 15396
2009 20559 19736 40295
2 Kompas.com, 22 januari 2011
20
2010 27596 26128 53724
Sumber : Dinas Kebudayaan dan pariwisata Kabupaten Toraja Utara,2011
Beberapa objek wisata yang ada di kabupaten Toraja Utara yaitu Ke’te’
Kesu yang merupakan kompleks miniatur warisan budaya toraja. Di sini
masih dipelihara pemukiman tradisional dengan deretan rumah-rumah
tongkonan dan lumbung-lumbungnya, persawahan yang menghampar luas,
menhir-menhir batu yang menjadi jejak upacara pemakaman, hingga
kompleks kuburan di tebing dan gua batu. Kemudian ada objek wisata Londa
yang merupakan tempat pekuburan dinding berbatu. Letaknya di Desa
Sandan Uai, Kecamatan Sanggalangi’, sekitar 7 km dari Rantepao ke arah
selatan. Londa adalah kuburan alam purba di mana di dalamnya ditemukan
gua-gua dengan banyak tengkorak kepala manusia. Di bagian lain juga bisa
ditemukan Erong, semacam peti dari kayu yang sudah berusia tua, puluhan
banyaknya, dan dipenuhi tulang dan tengkorak para leluhur. Dan yang berikut
adalah Bori’, Obyek wisata utama adalah rante (tempat upacara pemakaman
secara adat yang dilengkapi dengan buah menhir / megalit), dalam bahasa
Toraja disebut simbuang batu. Seratus dua batu menhir yang berdiri dengan
megah terdiri dari 24 buah ukuran besar, 24 buah ukuran sedang dan 54
buah ukuran kecil. Ukuran menhir ini mempunyai nilai adat yang sama.
Penyebab perbedaan adalah situasi dan kondisi pada saat pembuatan /
pengambilan batu, misalnya; masalah waktu, kemampuan biaya dan situasi
21
pada masa kemasyarakatan. Megalit / simbuang batu hanya diadakan bila
seorang pemuka masyarakat yang meninggal dunia dan upacaranya
dilaksanakan dalam tingkat Rapasan Sapurandanan (kerbau yang dipotong
sekurang-kurangnya 24 ekor). Masih ada objek-objek wisata yang lainnya
seperti pasar hewan Bolu, Pallawa, dan Batutumonga.
Berdasarkan uraian singkat diatas,penulis tertarik mengambil judul “
Peran Pemerintah Daerah Dalam Pengelolaan Sektor Pariwisata Di
Kabupaten Toraja Utara“.
1.2 Rumusan Masalah
Masalah pariwisata sebagai salah satu sektor yang mampu menyerap
tenaga kerja dan peningkatan ekonomi rakyat sepertinya berjalan ditempat.
Pembangunan objek wisata antara daerah tidak merata, bahkan, yang sudah
ada ditinggalkan bahkan, malah membuat objek baru yang belum tentu
mampu menjadi magnet bagi wisatawan.
Hal-hal inilah yang harus segera dibenahi oleh pemerintah kabupaten
Toraja Utara dalam hal ini Dinas Pariwisata dan Kebudayaan agar pariwisata
Toraja Utara benar-benar bisa menarik untuk di kunjungi oleh wisatawan,
yang secara tidak langsung juga bisa meningkatkan PAD (Pendapatan Asli
Daerah) Toraja Utara.
22
Berdasarkan uraian di atas, penulis menetapkan pertanyaan penelitian
sebagai berikut :
1.Bagaimanakah peran pemerintah (Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata) dalam mengelola pariwisata yang ada di Kabupaten
Toraja Utara?.
2. Berapa besarkah kontribusi sektor pariwisata terhadap pendapatan
asli daerah Kabupaten Toraja Utara selama dua tahun terakhir
(2009-2010)?.
3. Faktor-Faktor apakah yang mempengaruhi pengelolaan pariwisata
di Kabupaten Toraja Utara?.
1.3 Tujuan Penelitian dan kegunaan penelitian
1.3.1 Tujuan penelitian
1. Untuk mengetahui peran pemerintah daerah khususnya Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata dalam mengelola pariwisata di
Kabupaten Toraja Utara.
2. Untuk mengetahui seberapa besar kontribusi sektor pariwisata
terhadap Pendapatan asli Daerah Kabupaten Toraja Utara dalam
kurun waktu dua tahun terakhir (2009-2010).
3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pengelolaan
pariwisata di Kabupaten Toraja Utara.
23
1.3.2 Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah :
a. Kegunaan dari segi keilmuan :
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi
pengembangan ilmu dan pengetahuan dalam bidang pengelolaan
sektor pariwisata di Kabupaten Toraja Utara.
b. Manfaat dari segi praktis
Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi masyarakat yang
membutuhkan informasi pariwisata secara umum,dan berguna bagi
peneliti dalam menambah wawasan dalam pemahaman mengenai
pengelolaan pariwisata yang baik dalam hal ini pengelolaan pariwisata
di Kabupaten Toraja Utara.
1.4 Metode Penelitian
Dalam penelitian ini,penulis menggunakan metode penelitian deskriptif
yaitu mendeskripsikan atau menggambarkan dan melukiskan hubungan
antara fenomena yang diteliti.
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan prosedur analisis
yang tidak menggunakan prosedur analisis statistik atau cara kuantifikasi
lainnya.3 Penelitian kualitatif memiliki karateristik dengan mendeskripsikan
3 Moleong J Lexy,2010,Metodologi Penelitian Kualitatif,Remaja Rosdakarya,Bandung hal.6
24
suatu keadaan yang sebenarnya, tetapi laporannya bukan sekedar bentuk
laporan suatu kejadian tanpa suatu interpretasi ilmiah
Tipe penelitian ini menyajikan satu gambar yang terperinci tentang satu
situasi khusus,setting sosial atau hubungan,yang digunakan jika ada
pengetahuan atau informasi tentang gejala sosial yang akan diselidiki atau
dipermasalahkan. Pengetahuan tersebut diperoleh dari survei literatur,
laporan hasil penelitian, atau dari hasil studi eksplorasi. Melalui pengetahuan
atau informasi yang dimiliki tentang gejala yang diselidiki dan dengan
melakukan pengukuran yang cermat atas masalah tersebut akan dapat
dideskripsikan secara jelas dan terperinci tentang apa, siapa, kapan, dimana,
bagaimana dan mengapa dari gejala itu. Jadi penelitian deskriptif
berhubungan dengan frekuensi, jumlah dan karakteristik dari gejala yang
diteliti.4
1.4.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di Kota Rantepao, Kabupaten Toraja
Utara yang tepatnya di Kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten
Toraja Utara.
1.4.2 Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data
1. Sumber Data
4 Silalahi, Ulber, 2010, Metode Penelitian Sosial, Refika Aditama, Bandung hal. 27-29
25
Silalahi ( 2010 : 289 ) mengatakan “data untuk suatu penelitian dapat
dikumpulkan dari berbagai sumber”. Sumber data (ekstern) dibedakan atas
sumber data primer (primary data) dan sumber data sekunder (secondary
data).
a) Sumber data primer
Sumber primer adalah suatu objek atau dokumen original-material
mentah dari pelaku yang disebut “first-hand information” . data yang
dikumpulkan dari situasi aktual ketika peristiwa terjadi dinamakan data
primer.5 Data primer dalam penulisan laporan ini diperolah atau dikumpulkan
langsung dari responden penelitian, yang dalam hal ini menggunakan
pedoman wawancara.
b) Sumber data sekunder
Data sekunder merupakan data yang dikumpulkan dari tangan kedua atau
dari sumber-sumber lain yang telah tersedia sebelum penelitian dilakukan.
2. Teknik Pengumpulan data
Pengumpulan data yang diperlukan berkaitan dengan objek yang diteliti
maka teknik yang digunakan adalah :
5 Uma sekaran,1992, Research Methods For Business: A Skill Building Approach. 2ed. New York: John Wiley & Sons, Inc, p.33
26
1. Field research, atau penelitian lapangan, dengan cara
wawancara/interview yaitu mengadakan wawancara dengan orang-
orang yang berhubungan dengan bidang yang diteliti.
2. Library research, yaitu cara pengumpulan data dengan menggunakan
buku-buku yang ada hubungannya dengan penelitian atau literatur-
literatur yang ada hubungannya dengan penelitian.
3. Penelusuran data On Line atau dengan menggunakan fasilitas
internet.
Adapun informan dalam penelitian ini yang dipilih secara purposive
sampling adalah :
a. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Toraja Utara
b. Sekretaris Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Toraja Utara
c. Kepala bidang UJP&ODTW Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Kabupaten Toraja Utara
d. Staf Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kabupaten Toraja Utara
e. Pengelola objek wisata
f. Wisatawan lokal/asing
1.4.3 Teknik Analisis data
Teknik analisis data yang digunakan penulis adalah deskriptif kualitatif.
Analisis dilakukan dengan menggambarkan atau menjelaskan data yang
diteliti atau di dapatkan dari lapangan baik data primer yang di dapatkan dari
27
hasil wawancara, maupun dari data sekunder. Data yang diperoleh kemudian
dilakukan proses editing, klasifikasi data, tabulasi data dan interpretasi data,
yang kemudian akan diambil kesimpulan untuk menjawab masalah yang
akan diteliti.
1.4.4 Defenisi Operasional
1. Peran pemerintah daerah dalam hal ini dinas kebudayaan dan pariwisata
dalam pengelolaan sektor pariwisata di kabupaten toraja utara adalah hal-
hal yang telah dilakukan dan akan dilakukan oleh dinas kebudayaan dan
pariwisata dalam rangka pengelolaan untuk pengembangan
kepariwisataan Kabupaten Toraja Utara guna meningkatkan kunjungan
wisatawan dan meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD),maka data
diperoleh dengan menggunakan indikator-indikator sebagai berikut :
1. Mengeluarkan kebijakan pengembangan pariwisata yang mencakup
kebijakan pokok, kebijakan pengembangan perwilayahan
(keruangan/spasial), pengembangan produk wisata, pengembangan
pasar dan pemasaran, serta pengembangan SDM dan kelembagaan.
2. Menyediakan dan mengembangkan berbagai amenitas (sarana
penunjang) pariwisata.
3. Memberikan bantuan dana kepada kelompok usaha seni pada objek
wisata.
28
2. Pendapatan Asli Daerah( PAD) adalah penerimaan yang diperoleh daerah
dari sumber-sumber dalam wilayahnya sendiri yang dipungut berdasarkan
peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Seberapa besar kontribusi sektor pariwisata terhadap PAD kabupaten
Toraja Utara dapat diukur dari indikator ;
1) Pendapatan dari retribusi tempat rekreasi dan olahraga.
2) Pendapatan dari retribusi izin usaha kepariwisataan.
4. Faktor-Faktor yang mempengaruhi pengelolaan sektor pariwisata di
kabupaten toraja utara yaitu faktor-faktor yang mendukung dan faktor-
faktor penghambat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian pariwisata
Secara etimologis pariwisata berasal dari bahasa sansekerta yang
terdiri dari dua kata yaitu “Pari” dan “Wisata”. Pari berarti berulang-ulang,
berkali-kali atau berputar-putar, sedangkan Wisata berarti perjalanan atau
bepergian, jadi pariwisata berarti perjalanan yang dilakukan secara berputar-
putar,berulang-ulang atau berkali-kali.
Pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara
waktu, yang diselenggarakan dari suatu tempat lain dengan maksud bukan
29
untuk berusaha (business) atau mencari nafka ditempat yang dikunjungi,
tetapi semata-mata untuk menikmati perjalanan tersebut guna bertamasya
dan rekreasi untuk memenuhi keinginan yang beraneka ragam.6
Undang-undang nomor 10 tahun 2009 tentang kepariwisataan,
pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai
fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha,
Pemerintah, dan Pemerintah Daerah.
Pariwisata adalah suatu kegiatan kemanusiaan berupa hubungan
antarorang baik dari negara yang sama atau antarnegara atau hanya dari
daerah geografis yang terbatas. Di dalamnya termasuk tinggal untuk
sementara waktu di daerah lain atau negara lain atau benua lain untuk
memenuhi berbagai kebutuhan kecuali kegiatan untuk memperoleh
penghasilan, meskipun pada perkembangan selanjutnya batasan
“memperoleh penghasilan” masih kabur.7
The Association Internationale des Experts Scientifique du Tourisme
(AIEST) mendefenisikan pariwisata sebagai keseluruhan hubungan dan
fenomena yang timbul akibat perjalanan dan pertinggalan (stay) para
pendatang, namun yang dimaksud pertinggalan bukan berarti untuk
bermukim tetap ( Hunzeiker & Krapf, 1942).8
6 Yoeti, 2001, Pengantar Ilmu Pariwisata, Penerbit Angkasa, Bandung, hal.987 Wahab,salah, pemasaran pariwisata, PT. Pradnya Paramita,19928 Warpani P. Suwarjoko, Warpani P. Indira, pariwisata dalam tata ruang wilayah, ITB Bandung, 2007 hal. 8
30
Menurut Kurt Morgenroth, pariwisata dalam arti sempit adalah lalu-lintas
orang-orang yang meninggalkan tempat kediamannya untuk sementara
waktu, untuk berpesiar di tempat lain semata-mata sebagai konsumen dari
buah hasil perekonomian dan kebudayaan, guna memenuhi kebutuhan hidup
dan budayanya atau keinginan yang beraneka ragam dari pribadinya.9
Gunawan, M.P. dalam Santoso, 2000 ; 115 mengemukakan bahwa
pengertian pariwisata adalah kegiatan perjalanan seseorang ked an tinggal di
tempat lain di luar lingkungan tempat tingganya untuk waktu kurang dari satu
tahun terus-menerus, dengan maksud bersenang-senang, berniaga dan
keperluan-keperluan lainnya.10
Dari beberapa pengertian yang telah dikemukakan di atas dapat diambil
suatu pengertian pariwisata yaitu suatu kegiatan yang melibatkan orang-
orang yang melakukan perjalanan dengan tujuan untuk mendapatkan
kenikmatan dan memenuhi hasrat ingin mengetahui sesuatu dalam kurun
waktu tertentu dan bukan mencari nafkah.
Suatu perjalanan dianggap sebagai perjalanan wisata jika memenuhi 3
persyaratan yang diperlukan,yaitu :
1. Harus bersifat sementara.
9 Warpani P. Suwarjoko, Warpani P. Indira, pariwisata dalam tata ruang wilayah, ITB Bandung, 2007 hal. 610 Warpani P. Suwarjoko, Warpani P. Indira, pariwisata dalam tata ruang wilayah, ITB Bandung, 2007 hal. 6
31
2. Harus bersifat sukarela (voluntary) dalam arti tidak terjadi paksaan.
3. Tidak bekerja yang menghasilkan upah atau bayaran.
2.2 Pengertian Kepariwisataan
Kepariwisataan adalah fenomena politik-sosial-ekonomi-budaya-fisik yang
muncul sebagai wujud kebutuhan manusia dan negara serta interaksi antara
wisatawan dengan masyarakat tuan rumah, sesama wisatawan, pemerintah
dan pengusaha berbagai jenis barang dan jasa yang diperlukan oleh
wisatawan.11
Menurut Undang-Undang No 10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan,
menyebutkan bahwa kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan yang
terkait dengan pariwisata dan bersifat multidimensi serta multidsiplin yang
muncul sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan negara serta interaksi
antara wisatawan dan masyarakat setempat.
Batasan yang lebih bersifat teknis dikemukakan oleh Prof. Hunzieker dan
Prof. K. Krapf, dua guru besar Swiss yang merupakan bapaknya ilmu
pariwisata yang terkenal. dimana batasan yang diberikannnya berbunyi
sebagai berikut :
"Kepariwisataan adalah keseluruhan daripada gejala-gejala yang ditimbulkan oleh perjalanan dan pendalaman orang-orang asing serta penyediaan tempat tinggal sementara, asalkan pendalaman itu tidak tinggal
11 Warpani P. Suwarjoko, Warpani P. Indira, pariwisata dalam tata ruang wilayah, ITB Bandung, 2007 hal. 7.
32
menetap dan tldak memperoleh penghasilan dari aktivitas yang bersifat sementara itu”.12
2.3 Jenis-jenis pariwisata
Berikut ini adalah beberapa jenis- jenis pariwisata :13
1. Wisata Agro ; ragam pariwisata baru yang dikaitkan dengan industri
pertanian, misalnya wisata durian pada saat musim durian, atau wisata
tani, yakni para wisatawan turun terjun aktif menanam padi dan
memandikan kerbau di sungai.
2. Wisata Belanja ; dilakukan karena kekhasan barang yang ditawarkan
atau bagian dari jenis pariwisata lain, misalnya bandung dengan pusat
Jins di Jl. Cihampelas, Sidoarjo dengan pusat Tas di Tanggulangin.
3. Wisata Budaya ; berkaitan dengan ritual budaya yang sudah menjadi
tradisi misalnya mudik lebaran setahun sekali atau ada peristiwa
budaya yang digelar pada saat-saat tertentu, misalnya : Sekaten di
Surakarta dan Yogyakarta, Ngaben di Bali, Labuhan di Cilacap,
pemakaman jenazah di Tana Toraja.
4. Wisata Iklim ; bagi negara beriklim empat, pada saat tertentu benar-
benar dilakukan untuk melakukan perjalanan mengunjungi tempat-
tempat lain hanya untuk ‘berburu’ panas sinar matahari. Begitu juga
12 Yoeti, aka A. 1987. Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung, Angkasa. Hal 10613 Warpani P. Suwarjoko, Warpani P. Indira, pariwisata dalam tata ruang wilayah, ITB Bandung, 2007, hal.13.
33
untuk masyarakat tropis seperti Indonesia, penduduk kota pantai
berwisata ke pegunungan dan sebaliknya.
5. Wisata Karya ; jenis pariwisata yang para wisatawannya berkunjung
dengan maksud dinas atau tugas-tugas lain, misalnya :
peninjauan/inspeksi daerah, sigi lapangan.
6. Wisata Kesehatan ; berhubungan dengan maksud penyembuhan
suatu penyakit.
7. Wisata Konvensi atau Seminar ; dilakukan dengan sengaja memilih
salah satu DTW sebagai tempat penyelenggaraan seminar dikaitkan
dengan upaya pengembangan DTW yang bersangkutan.
8. Wisata Niaga ; berkaitan dengan kegiatan perniagaan(usaha
perdagangan). Wisatawan datang karena ada urusan perniagaan di
tempat tersebut, misalnya mata niaga atau tempat perundingan niaga
ada disana.
9. Wisata Olahraga ; yakni mengunjungi peristiwa penting di dunia
olahraga, misalnya pertandingan perebutan kejuaraan, Pekan
Olahraga Nasional, Asean Games, Olimpiade, atau sekedar
pertandingan persahabatan.
10.Wisata Pelancongan/Pesiar/Pelesir/Rekreasi ; dilakukan untuk
berlibur, mencari suasana baru, memuaskan rasa ingin tahu, melihat
sesuatu yang baru, menikmati keindahan alam, melepaskan
ketegangan(lepas dari kesibukan kerja rutin).
34
11.Wisata Petualangan ; dilakukan lebih ke arah olahraga yang sifatnya
menantang kekuatan fisik dan mental para wisatawan.
12.Wisata Ziarah ; dalam katan dengan agama dan budaya. Mengunjungi
tempat ibadah atau tempat ziarah pada waktu tertentu, misalnya :
waisak di kompleks candi borobudur – magelang, menyepi di pantai
parangkusumo – yogyakarta, mengunjungi tempat yang dianggap
keramat, ziarah ke makam tokoh-tokoh masyaarakat atau pahlawan
bangsa.
13.Darmawisata ; perjalanan beramai-ramai untuk bersenang-senang,
atau berkaitan dengan pelaksanaan darma di luar ruangan, atau
ekskursi; atau melaksanakan pengabdian kepada masyarakat di luar
waktu kerja sehari-hari.
14.Widiawisata (pendidikan); perjalanan ke luar (daerah, kampung) dalam
rangka kunjungan studi; dilakukan untuk mempelajari seni budaya
rakyat, mengunjungi dan meneliti cagar alam dan atau budaya atau
untuk kepentingan ilmu selama waktu tertentu, misalnya tugas belajar.
2.4 Industri Pariwisata
Industri Pariwisata adalah gambaran suatu industri adalah suatu
bangunan pabrik yang mempunyai cerobong dan mengunakan mesin-mesin
tetapi Industri pariwisata merupakan suatu industri yang terdiri dari dari
serangkaian perusahaan yang menghasilkan jasa atau produk yang berbeda
satu dengan yang lain. Produk Industri Pariwisata adalah semua jasa yang
35
diberikan oleh macam-macam perusahaan, semenjak seorang wisatawan
meninggalkan tempat kediamannnya, sampai di tempat tujuan, hingga
ketempat asalnya. Sedangkan produk wisata merupakan rangkaian dari
berbagai jasa yang saling terkait, yaitu jasa yang dihasilkan dari berbagai
perusahaan (segi ekonomis), jasa masyarakat (segi sosial) dan jasa alam.14
Sejak calon wisatawan memilih-milih destinasi yang akan dikunjungi
dan merencanakan meninjau objek dan melakukan berbagai kegiatan di
daerah tujuan, mulailah industri informasi memasuki lahan kepariwisataan.
Selanjutnya, sepanjang perjalanan dari rumah sampai di destinasi dan
kembali ke rumah , berbagai macam produk industri menjadi bagian
pariwisata. Pengangkutan, perhotelan, perbankan, rumah makan, pertokoan,
produk seni-budaya, komunikasi, pakaian dan lain-lain.15
Leiper mengemukakan tujuh klasifikasi sektor utama dalam industri
pariwisata yaitu :16
1. Sektor Pemasaran (The Marketing Sector)
Mencangkup semua unit pemasaran dalam industri pariwisata,
misalnya kantor biro perjalanan dengan jaringan cabangnya, kantor
pemasaran maskapai penerbangan (air lines), kantor promosi
daerah tujuan wisata tertentu, dan sebagainya.
14 Suwantoro, 2007, Pariwisata, Edisi Pertama Kepustakaan Populer Gramedia, Jakarta hal.7515 Warpani P. Suwarjoko, Warpani P. Indira, pariwisata dalam tata ruang wilayah, ITB Bandung, 2007, hal.63.16 Pitana I Gde, Diarta I Ketut Surya, 2009, Pengantar Ilmu Pariwisata, Edisi pertama Andi, Yogyakarta hal 63-65
36
2. Sektor Perhubungan (The Carrier Sector)
Mencangkup semua bentuk dan macam transportasi publik,
khususnya yang beroperasi sepanjang jalur transit yang
menghubungkan tempat asal wiatawan (traveller generating region)
dengan tempat tujan wisatawan (tourist destinantion region).
3. Sektor Akomodasi (The Accommodation Sector)
Sebagai penyedia tempat tinggal sementara (penginapan) dan
pelayanan yang berhubungan dengan hal itu, seperti penyediaan
makanan dan minuman (food and beverage).
4. Sektor Daya Tari/atraksi Wisata (The Attraction Sector)
Sektor ini berfokus pada penyediaan daya tarik atau atraksi wisata
bagi wisatawan. Lokasi utamanya berada pada daerah tujuan
wisatawan di daerah transit. Misalnya taman budaya, hiburan, even
olah raga, dan peninggalan budaya.
5. Sektor Tour Operator (The Tour Operator Sector)
Mencangkup perusahaan penyelanggara dan penyedia paket
wisata. Perusahaan ini membuat adan mendesain paket pejalanan
dengan memilih dua atau lebih komponen (baik tempat,paket,
atraksi wisata).
6. Sektor Pendukung/rupa-rupa (The Miscellaneous Sector)
Sektor ini mencangkup pendukung terselenggaranya kegiatan
wisata baik di negara/tempat asal wisatawan, sepanjang rute
37
transit, maupun di negara/tempat tujuan wisata. Misalnya toko
oleh-oleh (Souvenir).
7. Sektor Pengkoordinasi/regulator (The Coordinating sector)
Mencangkup peran pemerintah selaku regulator dan asosiasi di
bidang pariwisata selaku penyelenggara pariwisata, baik ditingkat
lokal,regional, maupun internasional. Sektor ini biasanya
menangani perencanaan dan fungsi manajerial untuk membuat
sistem koordinasi antara seluruh sektor dalam industri pariwisata
2.5 Dinas Daerah
Dalam rangka pelaksanaan titik berat otonomi daerah pada kabupaten,
dinas daerah harus memainkan peranan yang lebih dominan.
Dinas-dinas daerah, sekaligus tugas dan fungsi utamanya adalah
memberi pelayanan kepada masyarakat tanpa batas-batas tertentu dapat
digunakan sebagai organisasi ekonomi yang memberikan pelayanan jasa
dan imbalan. Dan dari sinilah daerah dapat menambah pendapatan aslinya.17
Menurut undang-undang No 32 Tahun 2004 jo undang-undang No 12
Tahun 2008 Tentang Pemerintah daerah disebutkan bahwa :“Dinas Daerah
adalah unsur pelaksana Pemerintah Daerah yang dipimpin oleh seorang
Kepala Dinas yang diangkat oleh Kepala Daerah dari pegawai negeri yang
17 Riwu Kaho.1997.Prospek Otonomi Daerah Di Negara Republik Indonesia, raja grafindo persada, Jakarta, hal. 172
38
memenuhi syarat atas usul sekretariat daerah dan bertanggung jawab
kepada Kepala Daerah melaui Sekretariat Daerah”.
Walaupun dalam pasal dan penjelasan umum tidak disebutkan tentang
dinas-dinas daerah sebagai sumber pendapatan bagi daerah tetapi dalam
prakteknya tetap menghasilakn manfaat ekonomi bagi daerah. Dalam hal
inilah diharapkan menjadi sumber pendapatan bagi daerah.
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Daerah sebagai salah satu dinas
daerah adalah organisasi pariwisata daerah yang merupakan bagian bagian
dari dinas daerah dan daerah lainnya sebagai unsur pelaksanan daerah
dalam menjalankan roda pembangunan dan pemerintah daerah disektor
pariwisata.
Pembentukan susunan, organisasi dan formasi dinas pariwisata dan
Kebudayaan ditetapkan dengan peraturan daerah, sesuai dengan pedoman
yang telah ditetapkan dengan Keputusan Menteri Dalam Negeri. Urusan yang
telah diselenggaran dinas-dinas daerah adalah urusan-urusan yang telah
menjadi urusan rumah tangga daerah.
2.6 Pendapatan Daerah
Pendapatan daerah meliputi semua penerimaan uang melalui rekening
kas umum daerah yang menambah ekuitas dana lancar yang merupakan hak
pemerintah daerah dalam 1 (satu) tahun anggaran yang tidak perlu dibayar
kembali oleh daerah. Sehubungan dengan hal tersebut, pendapatan daerah
39
yang dianggarkan dalam APBD merupakan perkiraan yang terukur secara
rasional yang dapat dicapai untuk setiap sumber pendapatan.18
Menurut Undang-Undang No.12 Tahun 2008 tentang pemerintahan
daerah, maka sumber pendapatan daerah untuk membiayai APBD terdiri
dari:
a. Pendapatan Asli Daerah (PAD)
b. Dana Perimbangan
c. Pinjaman daerah
d. Lain-lain penerimaan daerah yang sah
Selanjutnya didalam penjelasan atas Undang-Undang No.33 Tahun
2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah yang dimaksud dengan PAD adalah penerimaan yang
diperoleh daerah dari sumber-sumber dalam wilayahnya sendiri yang
dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan
perundangan-undangan yang berlaku. Sumber pendapatan asli daerah terdiri
dari :
a. Pajak daerah
Menurut Siagian, dalam bukunya yang berjudul Pajak Daerah Sebagai
Keuangan Daerah, pajak daerah dapat didefinisikan sebagai pajak Negara
yang diserahkan kepada daerah dan dinyatakan sebagai pajak daerah
18 Tutorialkuliah.blogspot.com, Pengertian Pendapatan Daerah.
40
dengan undang-undang. Menurut Undang-Undang Nomer 34 tahun 2000
pajak daerah didefinisikan sebagai iuran wajib yang dilakukan oleh orang
pribadi atau badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang
yang dapat membiayai penyelenggaraan pemerintah daerah dan
pembangunan daerah.
Pajak daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oeh orang pribadi atau
badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat
dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang
digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan
daerah. Pajak daerah yang tergolong di dalamnya yaitu :
Pajak reklame
Pajak penerangan jalan
Pajak galian C
Pajak hotel dan restoran
Pajak hiburan
Tunggakan pajak daerah
Yang tergolong dalam pos bagi hasil pajak :
Pajak bumi dan bangunan
Pajak bahan bakar kendaraan bermotor
Pajak kendaraan bermotor
Bea perolehan atas tanah dan bangunan
41
Bea balik nama kendaraan bermotor
b. Retribusi daerah
Retribusi daerah dapat didefinisikan sebagai pungutan terhadap orang
atau badan kepada pemerintah daerah dengan konsekuensi pemerintah
daerah memberikan jasa pelayanan atau perijinan tertentu yang langsung
dapat dirasakan oleh pembayar retribusi.
Nama, objek dan subjek retribusi adalah :
1. Nama retribusi :
Retribusi karcis tanda masuk objek wisata yaitu : pungutan
yang dipungut kepada pengunjung objek wisata sebagai tanda
bukti pembayaran yang sah yang ditrbitkan oleh pemerintah.
Retribusi izin usaha pariwisata yaitu : kegiatan tertentu
pemerintah daerah dalam rangka pemberian izin kepada orang
pribadi atau badan yang dimaksud untuk pembinaan,
pengaturan, pengendalian, dan pengawas atas kegiatan
pemanfaatan ruangan, penggunaan sumber daya alam, barang,
prasarana, sarana atau fasilitas tertentu guna melindungi
kepentingan umum dan menjaga kelestarian lingkungan.
2. Objek retribusi terdiri dari :
Pelayanan jasa umum untuk memasuki objek wisata
42
Penerbitan surat izin usaha pariwisata
3. Subjek retribusi adalah orang pribadi atau badan yang menjalankan
dan menikmati pelayanan jasa umum dan perizinan tertentu.
c. Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan
d. Lain-lain pendapatan asli daerah sah sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf d, meliputi :
a. Hasil penjualan kekayaan daerah yang tidak dipisahkan
b. Jasa giro
c. Pendapatan bunga
d. Keuntungan selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing
e. Komisi, potongan atau bentuk lain sebagai akibat dari penjualan atau
pengadaan barang dan jasa oleh daerah.
2.7 Pengertian Pengelolaan
Dalam kamus umum bahasa Indonesia memberikan pengertian
pengelolaan sebagai berikut :
“(1) Proses, Cara, Perbuatan mengelola, (2) Proses melakukan perbuatan tertentu dengan menggerakkan tenaga orang lain, (3) Proses yang membantu merumuskan kebijaksanaan dan tujuan organisasi, dan (4) Proses yang memberikan pengawasan pada semua hal yang terlibat dalam pelaksanaan kebijaksanaan dan pencapaian tujuan”.19
19 Kamus besar bahasa Indonesia, 1989, Balai Pustaka : Jakarta.
43
Manajemen adalah Suatu proses yang membeda-bedakan atas
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan, dengan
memanfaatkan baik ilmu maupun seni, agar dapat mencapai tujuan yang
telah ditetapkan sebelumnya20.
Dari pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pengertian
pengelolaan adalah suatu proses kegiatan yang meliputi perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan.
a). Perencanaan (Planning)
Perencanaan adalah suatu pemeliharaan yang berhubungan dengan
waktu yang akan datang dalam menggambarkan dan merumuskan kegiatan-
kegiatan yang diusulkan demi mencapai hasil yang dikehendaki.
b). Pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian adalah penentuan, pengelompokan, dan
pengaturan berbagai kegiatan yang dianggap perlu untuk mencapai tujuan.
c). Pelaksanaan (Actuating)
Pelaksanaan adalah usaha agar setiap anggota kelompok
mengusahakan pencapaian tujuan dengan berpedoman pada perencanaan
dan usaha pengorganisasian.
d). Pengawasan (Controlling)
20 Terry, George R, 2009, Prinsip-Prinsip Manajemen, Cetakan X,Bumi Aksara,Jakarta
44
Pengawasan adalah proses penentuan apa yang seharusnya
diselesaikan yaitu penilaian pelaksanaan, bila perlu melakukan tindakan
korektif agar pelaksanaannya tetap sesuai dengan rencana
45
2.8 Kerangka Konseptual
Peran Dinas kebudayaan dan pariwisata Dalam pengelolaan sektor pariwisata:
1. Mengeluarkan kebijakan pengembangan pariwisata yang mencakup kebijakan pokok, kebijakan pengembangan perwilayahan (keruangan/spasial), pengembangan produk wisata, pengembangan pasar dan pemasaran, serta pengembangan SDM dan kelembagaan.
2. Menyediakan dan mengembangkan berbagai amenitas (sarana penunjang) pariwisata.
3. Memberikan bantuan dana kepada kelompok usaha seni pada objek wisata.
Kontribusi sektor pariwisata terhadap
Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengelolaan sektor pariwisata :
Faktor pendukung :
1. Masyarakat sadar toraja Utara sebagai salah satu tujuan wisata yang terkenal sehingga mereka turut serta mengambil bagian seperti menjaga kebersihan di objek wisata sekitar tempat tinggal mereka.
2. Banyaknya potensi wisata yang ada di toraja utara.
Faktor penghambat :
1. Pariwisata di Toraja Utara belum mampu dapat meningkatkan minat investor untuk menanamkan modalnya.
2. Aspek-aspek dalam pengembangan pariwisata belum memiliki kepastian hukum.3. Keterbatasan dana pengembangan pariwisata.4. Aksesibilitas menuju objek dan daya tarik wisata kurang mendukung, terutama daerah
yang jauh dari pusat kota (Rantepao)
46
BAB III
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
3.1 Gambaran Umum Kabupaten Toraja Utara
3.1.1 Letak Geografis dan administrasi
Kabupaten Toraja Utara yang beribukota di Rantepao terletak antara
2° - 3° Lintang Selatan dan 119° - 120° Bujur Timur, yang berbatasan dengan
Kabupaten Luwu dan Sulawesi Barat di sebelah utara dan Kabupaten Tana
Toraja disebelah selatan, serta pada sebelah timur dan Barat masing-masing
berbatasan dengan Kabupaten Luwu dan Propinsi Sulawesi Barat.
Kabupaten Toraja Utara dilewati oleh salah satu sungai terpanjang
yang terdapat di Propinsi Sulawesi Selatan, yaitu sungai Saddang. Jarak
ibukota Kabupaten Toraja Utara dengan ibukota Propinsi Sulawesi Selatan
mencapai 329 km yang melalui kabuapten Tana Toraja Kabupaten Enrekang,
Kabupaten Sidrap, Kota Pare- Pare, Kabupaten Barru, Kabupaten Pangkep
dan Kabupaten Maros.
Luas wilayah Kabupaten Toraja Utara tercatat 1.151,47 km persegi yang
meliputi 21 Kecamatan. Kecamatan Baruppu dan Kecamatan Buntu Pepasan
merupakan 2 Kecamatan terluas dengan luas masing-masing 162,17 km
persegi dan 131,72 km persegi atau luas kedua kecamatan tersebut
merupakan 25,52 persen dari seluruh wilayah Toraja Utara.
47
Secara administrative kabupaten toraja utara berbatasan :
Sebelah Utara Berbatasan Dengan Propinsi Sulawesi Barat Dan
Kabupaten Luwu Utara ;
Sebelah Timur Berbatasan Dengan Kabupaten Luwu Dan Kota
Palopo;
Sebelah Selatan Berbatasan Dengan Kabupaten Tana Toraja ;
Sebelah Barat Berbatasan Dengan Propinsi Sulawesi Barat Dan
Kabupaten Tana Toraja.
Tabel 3.1
Luas Daerah dan Persentase Luas Terhadap Luas Kabupaten Dirinci Per Kecamatan Di Kabupaten Toraja Utara Region Area and Percentage
Area for Regency Area by District in Toraja Utara
2009
No Kecamatan Luas DaerahLuas (km2) Prosentase %
1 Sopai 47,64 4.142 Kesu 26,00 2.263 Sanggalangi 39,00 3.394 Buntao 4950 4.305 Rantebua 84,84 7.376 Naggala 68,00 5.917 Tondon 36,00 3.138 Tallunglipu 9,42 0.829 Rantepao 10,29 0.8910 Tikala 23,44 2.0411 Sesean 40,45 3.4812 Balusu 46,51 4.0413 Sa’dan 80,49 6.99
48
14 Bangkele kila 21,00 1.8215 Sesean suloara 21,68 1.8816 Kapala pitu 47,27 4.1117 Dende piongan napo 77,49 6.7318 Awan rante karua 54,71 4.7519 Rindingallo 74,25 6.4520 Buntu pepasan 131,72 11.421 Baruppu 162,17 14.08Jumlah/ Total 2009 1.151,47 100.00Sumber : Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Tana Toraja
3.1.2 Keadaan Penduduk
Salah satu modal dasar dalam melaksanakan pembangunan di suatu
daerah adalah sumber daya manusianya dalam hal ini adalah penduduk.
Apabila penduduk tersebut diarahkan atau di bina sebagai tenaga
kerja yang efektif maka hal ini merupakan potensi yang sangat besar nilainya.
Sebaliknya apabila penduduk tidak di bina atau diarahkan dengan baik
sedangkan laju pertumbuhan penduduk tidak terkendali maka peningkatan
kesejahteraan penduduk tidak merata, maka hal ini akan mengganggu
keamanan stabilitas nasional.
Penduduk Kabupaten Toraja Utara berdasarkan hasil Susenas akhir
tahun 2009 berjumlah 229.090 jiwa yang tersebar di 21 Kecamatan, dengan
jumlah penduduk terbesar yakni 25.805 jiwa mendiami Kecamatan Rantepao.
Secara keseluruhan, jumlah penduduk yang berjenis kelamin laki-laki lebih
banyak dari penduduk yang berjenis kelamin perempuan, yang masing-
masing 119.620 jiwa penduduk laki-laki dan 109.470 jiwa penduduk
49
perempuan. Hal ini juga tercermin pada angka rasio jenis kelamin yang lebih
besar dari 100, yaitu 109%, ini berarti, dari setiap 100 orang perempuan
terdapat 109 laki-laki. Laju pertumbuhan penduduk di Kabupaten Toraja
Utara pada tahun 2009 dibandingkan dengan tahun 2008 mencapai 1,15%
persen Kepadatan penduduk di Kabupaten Toraja Utara pada tahun 2009
telah mencapai 199 jiwa/km².
Kecamatan terpadat terdapat di Kecamatan Rantepao, dengan tingkat
kepadatan mencapai 2.503 jiwa/km², sedangkan kecamatan yang tingkat
kepadatannya paling rendah adalah Kecamatan Baruppu dan Awan Rante
Karua, yaitu 41 dan 90 jiwa/km².
Tabel 3.2Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Dirinci Per Kecamatan Di
Kabupaten Toraja Utara 2009
NO Kecamatan Laki-Laki Perempuan Jumlah1 Sopai 6,835 6,691 13,5262 Kesu 7,909 7,382 15,2913 Sanggalangi 6,002 5,661 11,6634 Buntao 4,955 4,430 9,3855 Rantebua 4,966 4,530 9,4966 Nanggala 5,376 4,698 10,0747 Tondon 5,828 3,909 9,7378 Tallunglipu 8,130 7,631 15,7619 Rantepao 12,981 12,824 25,80510 Tikala 5,740 5,284 11,02411 Sesean 5,988 5,684 11,68212 Balusu 3,812 3,954 7,76613 Sa’dan 7,836 6,884 14,72014 Bengkele kila 3,018 2,855 5,87315 Sesean suloara 3,278 2,894 6,17216 Kapala pitu 3,550 3,407 6,957
50
17 Dende piongan napo 5,390 4,547 9,93718 Awan rante karua 2,615 2,311 4,92619 Rindingallo 4,653 4,076 8,72920 Buntu pepasan 7,322 6,570 13,89221 Baruppu 3,426 3,248 6,674Jumlah / Total 2009 119,620 109,470 229,090Sumber : Survei Sosial Ekonomi Nasional Tahun 2009
3.1.3 Keadaan Sosial Budaya
Keadaan sosial budaya masing-masing daerah tidaklah sama, setiap
daerah memiliki corak adat-istiadat sendiri-sendiri, begitu pula dengan
kabupaten Toraja utara. Berikut adalah keadaan sosial budaya kabupaten
toraja utara :
3.1.3.1 Kesehatan
Sampai tahun 2009 di Kabupaten Toraja Utara terdapat 1 rumah sakit
swasta. Sedangkan fasilitas kesehatan lain di Toraja Utara terdapat 19
puskesmas, 22 puskesmas pembantu dan 59 polindes.
Dalam pelaksanaan program Keluarga Berencana (KB), jumlah
akseptor baru yang terjaring pada tahun 2009 sebanyak 12.791 orang. Pada
umumnya akseptor baru tersebut memilih menggunakan kontrasepsi Pil dan
Suntikan , yakni masing-masing 5.769 orang dan 3.284 orang. Pada tahun
2009 akseptor aktif berjumlah 24.736 orang.
51
3.1.3.2 Pendidikan
Pembangunan bidang pendidikan bertujuan untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa. Pembangunan sumber daya manusia (SDM) suatu
negara akan menentukan karakter dari pembangunan ekonomi dan social,
karena manusia adalah pelaku aktif dari seluruh kegiatan tersebut. Dari tahun
ke tahun partisipasi seluruh masyarakat dalam dunia pendidikan di Toraja
Utara semakin meningkat, hal ini berkaitan dengan berbagai program
pendidikan yang dicanangkan pemerintah untuk lebih meningkatkan
kesempatan masyarakat untuk mengenyam bangku pendidikan.
Peningkatan partisipasi pendidikan untuk mencapai bangku
pendidikan tertentu harus diikuti dengan berbagai peningkatan penyediaan
sarana fisik pendidikan dan tenaga pendidik yang baik.
Sampai dengan tahun ajaran 2009/2010 tercatat jumlah Taman
Kanak-Kanak (TK) 90 buah dengan murid sebanyak 2.247 jiwa, jumlah
sekolah dasar (SD) yang terdiri dari SD Inpres, SD non-inpres dan SD swasta
sebanyak 188 buah.
Pada tingkat SLTP terdiri dari SLTP Negeri 40 buah dengan jumlah
siswa 10.439 dan SLTP swasta 10 buah dengan jumlah siswa 2.170 orang.
Pada tingkat SMA terdapat 11 buah yang terdiri dari 7 buah SMA Negeri
dengan jumlah siswa 3.773 dan 4 buah SMA swasta dengan 1.037 siswa.
Selain itu terdapat pula sekolah menengah kejuruan (SMK), yang
berstatus negeri sebanyak 4 buah dengan 2.168 orang siswa dan SMK
52
swasta sebanyak 18 buah dengan 5.118 orang siswa. Pada tingkat
Perguruan Tinggi, terdapat 4 buah Perguruan Tinggi Swasta dan 1 buah
Perguruan Tinggi Negeri dengan jumlah siswa mahasiswa masing-masing
3.684 dan 820 orang.
Tenaga pengajar, terdiri dari 871 orang Guru SD Inpres, 1.218 orang
Guru SD non-Inpres, dan 120 orang Guru SD swasta. 751 orang Guru SLTP
negeri, 190 orang Guru SLTP swasta, 273 orang Guru SMA negeri, 62 orang
Guru SMA swasta, 188 orang Guru SMK negeri, 490 orang Guru SDMK
swasta. Perguruan tinggi negeri mempunyai tenaga pengajar (dosen)
sebanyak 32 orang, dan 185 orang dosen di Perguruan tinggi swasta.
Adapun jumlah sekolah, mrid/siswa/mahasiswa dan tenaga pengajar
dapat dilihat pada table 3.3 sebagai berikut
Table 3.3Jumlah sekolah, murid/siswa/mahasiswa dan tenaga pengajar di Kabupaten Toraja Utara berdasarkan status sekolah tahun ajaran
2009/2010
No
Tingkat Jumlah sekolah Jumlah murid Jumlah pengajarNegeri swasta Inpres Negeri Swasta Inpres Negeri Swasta Inpres
1. TK 90 2.247 1412. SD 109 8 71 19.388 2.209 14.915 1.218 120 8713. SLTP 40 10 - 10.439 2.170 - 751 190 -4. SMA 7 4 - 3.773 1.037 - 273 62 -5. SMK 4 18 - 2.168 5.118 - 188 490 -6. PT 1 4 - 820 3684 - 32 185 -
Sumber : Kabupaten Toraja Utara dalam angka, 2010
53
3.1.3.3 Agama
Perkembangan pembangunan di bidang spiritual dapat dilihat dari
besarnya sarana peribadatan masing-masing agama. Penduduk kabupaten
Toraja utara mayoritas beragama Kristen, baik protestan maupun Katolik tapi
yang paling banyak adalah Kristen Protestan. Jadi, kegiatan yang
berhubungan dengan kebudayaan setempat diwarnai oleh ajaran
kekristenan.Tempat peribadatan agama Kristen yang terdiri dari Kristen
Protestan dan Katolik pada tahun 2009 masing-masing berjumlah 563 dan
105 unit.
Tabel 3.4
Jumlah Pemeluk Agama Di Kabupaten Toraja Utara
N
o
Agama Jumlah
1. Kristen protestan 164.803
2. Katolik 53.355
3. Islam 7.949
4. Hindu 2.983
Sumber : Toraja dalam angka 2010
3.1.3.4 Adat Istiadat
Keadaan sosial budaya kabupaten toraja utara tidak dapat terlepas dari
kondisi kebudayaan masyarakatnya. Kebudayaan masyarakat kabupaten
toraja utara sangat unik, ini dilihat dari berbagai macam hal seperti :
54
1. Upacara adat
a. Upacara kematian
Kabupaten toraja utara memiliki kebudayaan yang dikenal dengan
kebudayaan “alukta”, merupakan salah satu kepercayaan yang diakui
di dalam masyarakat Toraja utara. Upacara yang paling penting
dalam kebudayaan di toraja,khususnya Toraja utara adalah upacara
adat kematian (rambu solo’). Upacara adat kematan ini dilaksanakan
apabila salah satu anggota keluarga dari suku toraja meninggal dunia.
Mereka percaya bahwa orang mati itu sedang menuju to’kalua
(Tuhan) , oleh Karena itu seluruh sanak saudaranya serta kerabat
dekatnya wajib untuk melaksanakan upacara adat ini, dengan
mengiringi orang mati tersebut dengan hewan korban seperti kerbau,
babi dan ayam. Semakin banyak hewan yang dipotong semakin tinggi
prestise orang atau keluarga tersebut, karena menurut kepercayaan
mereka, upacara adat ini merupakan bekal untuk dapat hidup bahagia
di akhirat nantinya.
b. Upacara pengucapan syukur rumah adat “Tongkonan” baru
(Mangrara Banua)
Upacara lain yang juga menarik perhatian dari wisatawan
adalah upacara ”mangrara banua” yaitu upacara syukuran atas
pembangunan rumah baru. Biasanya upacara ini dilangsungkan
55
selama 1-2 hari yang di dalamnya juga diadakan acara mengadu
kerbau atau “Silaga Tedong”.
2. Bentuk Rumah Adat “Tongkonan” yang menghadap ke Selatan yang
menggambarkan asal nenek moyang masyarakat Toraja.
3.2 Kepariwisataan Kabupaten Toraja Utara
Toraja Utara memiliki potensi pariwisata yang begitu beragam, baik
dari sisi produk wisata maupun pasar wisatawan. Dengan alam dan budaya
yang dimiliki, toraja utara menawarkan berbagai daya tarik wisata. Potensi
pasar wsatawan toraja utara juga tidak kaah besarnya. Keterkenalan
pariwisata toraja utara dengan budaya yang unik dank has dan panorama
alam yang indah sejak tahun 60-an telah dikenal di tingkat regional, nasinal
maupun mancanegara. Keunikan dan nilai sejarah dan budaya yang tinggi
sehingga ODTW (objek daya tarik wisata Ke’te Kesu ditetapkannya sebagai
salah satu warisan dunia oleh PBB,menjadikan toraja utara kaya akan
sumber pasar wisatawan.
3.2.1 Sebaran Potensi Obyek dan Daya Tarik Wisata Toraja Utara
Berdasarkan data sekunder yang diperoleh di Dinas Kebudayaan Dan
Pariwisata Kabupaten Toraja Utara, teridentifikasi terdapat banyak objek dan
daya tarik wisata di Toraja Utara. Objek dan daya tarik wisata ini terbagi dalm
beberapa jenis objek wisata seperti wisata budaya, wisata sejarah, wisata
alaam dan lingkungan, wisata agro dan lain-lain.Setiap titik tujuan objek
wisata tersebut masing-masing memiliki daya tarik.
56
Klasifikasi objek wisata di kabupaten toraja utara sebagai berikut :
I. Objek wisata budaya
1) Tongkonan : rumah / perkampungan tradisional toraja
2) Rante : lapangan tempat upacara / pemakaman
3) Simbuang : batu tempat penambatan kerbau dir
ante ; menhir
4) Liang lo’ko’ : kuburan dalam gua alam
5) Liang erong : kuburan kuno dalam kayu dekoratif
6) Liang paa : kuburan batu pahat
7) Patane : kuburan berbentuk bangunan rumah
8) Liang pia/ passiliran : kuburan bayi yang belum tumbuh gigi,
pada pohon yang tumbuh
9) Tau-tau : patung orang meninggal di pekuburan
10) Perajin tenun dan pahat
11) Museum
II. Objek wisata agrowisata
III. Objek wisata kolam alam
IV. Objek wisata panorama alam / air terjun
57
Tabel 3.5Nama-nama objek wisata di Kabupaten Toraja Utara
No Nama Objek Daya tarik wista utama Keterangan Jenis Objek
1. Londa Liang lo’ko’, Erong, Tau-tau,
Kuburan Gantung .
Wisata Sejarah
2. Ke’te Kesu Tongkonan,erong, patane,
kuburan
gantung,pengrajin/ukiran,museum
, simbuang
Wisata sejarah dan
wisata budaya
3. Penanian Nanggala Tongkonan dan persawahan,rante
dan simbuang, patane dan
kelelawar.
Wisata budaya
4. Palawa’ Tongkonan, pengrajin tenun
tradisional.
Wisata budaya
5. To’ Barana’ Pusat pertenunan tradisional,
panorama tepi sungai.
Wisata seni kerajinan
6. Siguntu’ Tongkonan, panorama. Wisata budaya
7. Marante Tongkonan, Liang Paa’, erong,
Tau-tau.
Wisata budaya
8. Patane pong
masangka’
Patane, tau-tau dari batu. Wisata sejarah
9. Bori’ kalimbuang Rante (simbuang), menhir. Wisata sejarah
58
10. Pana’ Liang paa’ Wisata budaya
11. Batutumonga Panorama indah, resort
penginapan
Wisata alam &
lingkungan
12. Lo’ko’ mata Liang paa’ Wisata budaya
13. Buntu pune Tongkonan, Liang paa, patane Wisata budaya
14. Rante karassik Rante, simbuang, arena adu
kerbau
Wisata sejarah
15. Pala’ tokke Kuburan tergantung Wisata sejarah
16. Tiroallo sesean ula’ Kuburan Marimbunna (Mitos) Wisata sejarah
17. Singki’ Tambolang Panorama,kolam alam (tirta),liang
paa
Wisata budaya
18. Buntu Barana’ Benteng pertahanan, liang loko’,
panorama
Wisata alam &
lingkungan
19. Matakanan Sumber air panas Wisata alam &
lingkungan
20. Tanete Tongkonan Wisata budaya
21. Pangtimban Erong, liang paa Wisata budaya
22. Benteng batu Benteng pertahanan pahlawan
pongtiku
Wisata budaya
23. Mamullu’ Panorama, benteng pertahanan Wisata alam &
lingkungan
24. Bate bambalu Museum mini Wisata sejarah
59
25. Galugu dua Tongkonan, pertenunan
tradisional
Wisata budaya
26. Tongkonan unnoni Pertenunan tradisional Wisata seni kerajinan
27. Lombok parinding Liang lo’ko’ , erong Wisata budaya
28. Ta’pan langkan Liang paa Wisata budaya
29. Ranteallo Tongkonan Wisata budaya
30. Ba’kan ulu Tongkonan, panorama & kolam
alam(tirta)
Wisata budaya
31. Padamaran Perkebunan Kopi Arabika &
Pemrosesan Kopi, Hutan Wisata &
Panorama
Wisata alam &
lingkungan
32. Wisata agro
ringgallo
Agro Wisata agro
33. Tunuan Liang lo’ko’ Wisata budaya
34. Nanggala Hutan wisata & panorama Wisata alam &
lingkungan
35. Randan batu Kerajinan besi Wisata seni kerajinan
36. Pasar hewan bolu Pasar hewan (kerbau&babi),
wisata agro
Wisata agro
37. Lingka Seile Belo Banua tongkonan Wisata budaya
60
Raya
38. Rantewai Banua tongkonan Wisata budaya
39. Kollo - kollo Banua tongkonan Wisata budaya
40. Rante tendan Rante tongkonan Wisata budaya
41. Tondon Liang Paa, Erong Wisata budaya
42. To’ tarra’ Gua alam, tempat perkebunan Wisata budaya
43. Bunian Bulawan Liang Paa Wisata budaya
44. To’ Sarira Banua tongkonan Wisata budaya
45. To’ Doyan Liang paa Wisata budaya
46. Buntu tondon Liang paa Wisata budaya
47. Museum
Landorundun
Banua tongkonan / museum Wisata sejarah
48. Maruang ( Buntu
Rongko)
Banua tongkonan Wisata budaya
49. Kolam alam
limbong
Kolam alam Wisata alam &
lingkungan
50. Batukianak Budaya, Pemandangan alam,
Permandian alam
Wisata alam &
lingkungan
51. Panorama alam
Ko’lan Go’yang
Kuburan tua / erong, menhir,
tongkonan, panorama alam
Wisata budaya
52. Ballo Pasenge’ Air terjun, pohon keramat, Wisata alam &
61
tongkonan lingkungan
53. massayo Batu keramat Wisata sejarah
54. Museum miniature
ne’ Gandeng
Museum Wisata sejarah
55. Dende’ Mummi Wisata sejarah
56. Butu susan Trekking, pemandangan alam Wisata alam &
lingkungan
57. Tambolang Kuburan alam, tongkonan Wisata sejarah
58. Tongka’ Gua alam, sumur alam,
tongkonan, rante, kuburan bayi,
panorama, gua benteng, patung
dan kuburan
Wisata sejarah
59. Rante kandeapi Menhir, tongkonan Wisata budaya
60. Alla’ taluntun Kuburan, gua alam Wisata sejarah
Sumber : Dinas Pariwisata Kabupaten Toraja Utara, 2010
Dari 60 objek wisata ini, yang akan diteliti 4 objek wisata yaitu Bori’
kalimbuang, Londa, ke’te’ Kesu’ Dan Pallawa. Objek-objek wisata ini adalah
jenis wisata Budaya. Selain karena statusnya yang sudah berkembang,
pemilihan objek wisata ini karena objek wisata ini adalah yang paling banyak
dikunjungi dan juga pengelolaan objeknya sudah baik.
3.2.1.1 Londa
62
Londa terletak 5 km sebelah selatan dari Rantepao. Ini adalah sebuah
makam tua milik Lengkong dan Para'pak, keturunan Tandilino yang
membuat erong pertama (peti kayu) kuburan dan setelah kematiannya
Tradisi ini diteruskan. Sebuah stupa menggantung dan erong yang
ditempatkan di tanah juga ada . Karena gua yang gelap, untuk dapat masuk
kita bisa menyewa lampu petromaks atau memakai senter.
3.2.1.2 Ke’te’ Kesu’
Ke’te’ terletak 4 km sebelah tenggara Rantepao. Salah satu
pemandangan wisata paling populer di daerah tersebut, ke'te 'kesu yang
mempesona denganrumah tongkonannya, lumbung (alang) dan megalith
diatur antara sawah. Ada juga situs tebing tempat bangsawan dikuburkan
dengan kuburan gantung dan tau-tau yang terletak sekitar 100 meter di
belakang desa ini. desa ini terkenal karena keterampilan memahatnya dan
tempat ini juga salah tempat terbaik untuk membeli souvenir khas Toraja.
3.2.1.3 Pallawa
Tongkonan Pallawa adalah salah satu objek wisata dimana terdapat
banyak tongkonan atau rumah adat yang sangat menarik dan berada di
antara pohon-pohon bambu di puncak bukit. Tongkonan tersebut didekorasi
dengan sejumlah tanduk kerbau yang ditancapkan di bagian depan rumah
adat. Di tempat ini juga sering diadakan upacara kematian. Pallawa terletak
sekitar 12 Km ke arah utara dari Rantepao.
3.2.1.4 Bori’ Kalimbuang
63
Bori’ kalimbuang terletak sekitar 5 km sebelah utara dari Rantepao.
ada beberapa kuburan batu dan rante (lapangan yang digunakan untuk
upacara seperti ritual kematian Rambu Solo’ dilakukan, kemudian juga
terdapat menhir (simbuang). Tempat ini hanya digunakan untuk upacara
pemakaman dan itu tidak digunakan untuk pesta syukur.
3.3 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Toraja Utara
3.3.1 Tugas dan fungsi
Dalam Peraturan Daerah Kabupaten Toraja Utara Nomor 08 Tahun
2010 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata,
dijelaskan dalam Bab XI Pasal 26 ayat 1 dan 2 :
Ayat 1 yang berbunyi : “ Dinas pariwisata merupakan unsur pelaksana
dari pemerintah kabupaten “.
Ayat 2, yang berbunyi : “ Dinas dipimpin oleh seorang kepala yang
berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris
Daerah.
Dalam melaksanakan tugasnya sebagaimana dimaksud dalam pasal
26, dinas kebudayaan dan pariwisata menyelenggarakan fungsi :
a. Perumusan kebijakan teknis dalam bidang kebudayaan dan
pariwisata.
b. Pemberian perizinan dan pelaksanaan pelayaanan umum.
c. Pembinaan terhadap Unit Pelaksana Teknis Dinas;
64
d. Pengelolaan urusan ketatausahaan Dinas.
3.3.2 Struktur Organisasi
Struktur organisasi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten
Toraja Utara adalah sebagai berikut :
1. Kepala Dinas
2. Sekretariat :
a. Sub Bagian Program dan Keuangan;
b. Sub Bagian Umum;
c. Sub Bagian Kepegawaian.
3. Bidang Pemasaran :
a. Seksi Promosi;
b. Seksi Hubungan Lembaga Wisata dan MICE;
c. Seksi Analisa Pasar dan Investor.
4. Bidang Pengembangan Sumber Daya dan Peran Serta Masyarakat:
a. Seksi Penyuluhan, Pemberdayaan Peran Serta dan Peningkatan
Kesadaran Masyarakat.
b. Seksi Pengembangan Sumber Daya Manusia.
c. Seksi Pembinaan Event dan Daya Tarik Wisasta.
5. Bidang Aneka Jasa Pariwisata dan ODTW :
a. Seksi Aneka Sarana Wisata;
65
b. Seksi ODTW;
c. Seksi Usaha pariwisata.
6. Bidang Kebudayaan dan Kesenian :
a. Seksi Sejarah dan Nilai Tradisionil;
b. Seksi Kesenian;
c. Seksi Kepurbakalaan dan Permuseuman.
7. Unit Pelaksanaan Teknis Dinas (UPTD) :
8. Kelompok Jabatan Fungsional
3.4 Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
Landasan hukum mengenai susunan organisasi dan tata kerja Dinas
Pendapatan, Pengelolaan Keuangan Dan Aset Daerah Kabupaten Toraja
Utara Adalah Dalam Perda Nomor 08 Tahun 2010.
Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
merupakan unsur pelaksana pemerintah Kabupaten yang bertugas
melaksanakan urusan pemerintah daerah berdasarkan asas ekonomi dan
tugas pembantuan di bidang pertambangan dan energi.
Untuk menyelenggarakan tugas-tugas tersebut di atas, maka dinas
pendapatan daerah mempunyai fungsi :
a. Perumusan kebijakan teknis di bidang pendapatan pengelolaan
keuangan dan aset daerah.
b. Pemberian perijinan dan pelaksanaan pelayanan umum.
66
c. Pembinaan terhadap unit pelaksana teknis dinas di bidang
pendapatan, pengelolaan keuangan dan aset daerah.
d. Pengelolaan urusan ketatausahaan dinas.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
67
4.1 Peran Dinas kebudayaan dan pariwisata dalam Pengelolaan dan
Pengembangan Pariwisata Kabupaten Toraja Utara
Sebagai Kabupaten yang baru, Toraja Utara dituntut untuk bisa
mandiri mengelola dan mengembangkan kepariwisataannya sendiri. Oleh
karena itu dalam perencanaan pengelolaan dan pengembangannya, ada cita-
cita yang ingin diwujudkan. Cita-cita itu merupakan alasan filosofis
keberadaan suatu organisasi ataua lembaga, baik pemerintah maupun non
pemerintah, dimana alasan filosofis tersebut berkaitan dengan gambaran
tentang apa yang akan terjadi dan menjadi arah tau pegangan mewujudkan
cita-cita yang selaras dan berkesinambungan. Cita-cita inilah yang menjadi
rumusan visi.
Adapun visi kepariwisataan Kabupaten Toraja Utara, dirumuskan
melalui proses :
1. Menentukan rentang waktu serta ruang lingkup analisis yang tepat
2. Melakukan identifikasi trend perkembangan sosial, ekonomi, politik
dan teknologi yang terkait dengan perkembangan pariwisata serta
kebijakan kepariwisataan lokal, nasional, regional dan global.
3. Identifikasi persaingan di bidang kepariwisataan antara Kabupaten
Toraja Utara dengan daerah lain dalam lingkup propinsi, nasional
maupun internasional.
68
4. Melakukan evaluasi terhadap perkembangan kepariwisataan
kabupaten toraja utara dalam kaitannya dengan perekonomian
daerah.
5. Kesepakatan seluruh stakeholder kebudayaan dan pariwisata.
4.2 Potensi Sarana dan Prasarana Wisata Di Kabupaten Toraja Utara
Parasarana penunjang pariwisata adalah bangunan, alat dan/atau
pelayanan umum yang merupakan unsur-unsur pokok untuk melayani
kebutuhan masyarakat dan melandasi pembangunan wilayah seperti : jalan,
penyediaan air, listrik.
Sementara itu,Sarana pariwisata berdasarkan undang-undang No. 10
tahun 2010 tentang kepariwisataan, menyangkut penyediaan akomodasi,
makan dan minum, angkutan wisata, sarana wisata tirta, serta kawasan
wisata yang dapat dilakukan oleh badan usaha atau perseorangan.
Sarana dan prasaranan pendukung kepariwisataan di Kabupaten
Toraja Utara antara lain :
a. Sarana Akomodasi
Hotel Berbintang : 11 buah
Hotel melati : 20 buah
b. Rumah makan / Restaurant : 18 buah
c. Karaoke / café : 12 buah
69
d. Travel / biro perjalanan wisata : 8 buah
e. Tourist information center : 1 buah
Dalam rangka pengembangan kepariwisataan di Kabupaten Toraja Utara,
pemerintah dalam hal ini Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata mengeluarkan
kebijakan pengembangan pariwisata yang mencakup kebijakan pokok,
kebijakan pengembangan perwilayahan (keruangan/spasial), pengembangan
produk wisata, pengembanagan pasar dan pemasaran, serta pengembangan
SDM dan kelembagaan untuk lingkup Kabupaten Toraja Utara.
1. Kebijakan Pokok Pengembangan Pariwisata
a. Meningkatkan kemampuan dan ketrampilan aparatur serta
pemberdayaan tugas dan fungsi organisasi dinas kebudayaan dan
parwisata sebagai fasilitator dan regulator pengembangan pariwisata.
Kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan ketrampilan aparatur
dinas kebudayaan dan pariwisata ini dengan diadakannya MICE
(meetings, incentives, conferencing and exhibitions). Acara ini tahun
lalu diselenggarakan di Hotel Sallebaya Kesu’.
b. Melaksanakan kerjasama kebudayaan dan pariwisata antar daerah
dan dunia usaha. Kerjasama yang dilakukan oleh Toraja Utara adalah
untuk memperkenalkan kebudayaan yang ada di Toraja Utara.
“…Tiap tahun, ada program Kemilau Sulawesi yang diikuti oleh kabupaten-kabupaten yang ada di Sulawesi. Tahun lalu acara ini dilaksanakaan di Mamuju, Sulawsi Barat. Toraja utara juga turut serta
70
berpartisipasi dalam acara itu, menampilkan kesenian dan kebudayaan yang ada di toraja utara…”21
Gambar. 4.1
Karena lokasi kabupaten toraja utara yang cukup jauh, tahun 2010
lalu, sebuah maskapai penerbangan, Trigana Air membuka rute
Balikpapan-toraja. Rute ini dibuka karena banyak warga toraja utara
yang bekerja di perusahaan pertambangan di kalimantan. Bagi
wisatawan yang ada di Kalimantan, hal ini juga sangat memudahkan
bagi mereka yang ingin berkunjung ke toraja utara karena khususnya
wisatawan mancanegara lebih menyukai perjalanan udara karena
waktu tempuhnya yang singkat.
c. Meningkatkan kesempatan berusaha dan keterlibatan masyarakat
dalam mengembangkan kawasan wisata/ODTW dan pelestarian
budaya. Secara umum, objek wisata yang ada di kabupaten toraja
utara, belum sepenuhnya dikelola oleh dinas kebudayaan dan
pariwisata seperti yang dikatakan oleh staf dinas kebudayaan dan
pariwisata dalam wawancara sebagai berikut :21 Wawancara dengan kepala bidang UJP&ODTW dinas kebudayaan dan pariwisata kabupaten toraja utara, 13 Mei 2011.
71
“…saat ini masih banyak objek wisata yang sepenuhnya adalah milik keluarga/perorangan, bukan milik pemerintah, jadi kami dalam hal ini dinas kebudayaan dan pariwisata hanya memonitoring dan menerbitkan tiket/karcis retribusi masuk bagi objek wisata tersebut…”22
Keterlibatan masyarakat dalam pengembangan pariwisata ini
ialah membenahi segala sesuatu yang ada di Objek wisata seperti
penambahan tempat-tempat sampah, WC umum, papan informasi
bagi wisatawan untuk tetap menjaga kelestarian alam dan lingkungan.
dinas kebudayaan dan pariwisata juga memberikan kesempatan
berusaha kepada masyarakat yaitu dengan memberikan izin
pembangunan toko-toko souvenir dan tempat mengukir di dalam objek
wisata tersebut seperti di Ke’te’ Kesu.
22 Staff bidang pengembangan sumber daya & peran serta masyarakat dinas kebudayaan dan pariwisata kabupaten toraja utara, 16 Mei 2011
72
Gambar 4.2
2. Kebijakan Pengembangan Perwilayahan
Upaya pengembangan kebudayaan dan kepariwisataan merupakan
salah satu kegiatan yang berimplikasi pada perencanaan dan pengembangan
produk suatu wilayah. Pengembangannya harus menjangkau berbagai
tingkat kecamatan mulai dari tingkat objek wisata, tingkat kecamatan, tingkat
kelurahan, tingkat kota bahkan sampai ke tingkat propinsi. Pada masing-
masing kawasan pengembangan di kabupaten toraja utara ini, diberi nama
dan ditentukan satu kelurahan sebagai pusat pertumbuhannya.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata Kabupaten Toraja Utara yang mengatakan bahwa telah terbentuk
Kawasan Pengembangan Pariwisata (KPP) di toraja utara yakni sebagai
berikut :
1. Kawasan pengembangan A atau simpul kota rantepao : wisata
sejarah-budaya yang di dukung tema Wisata Agro. Pusat
pelayanannya adalah perkebunan kopi pedamaran (PT. Tuarco Jaya).
Kemudian ada wisata alam dimana pusat pelayanannya adalah hutan
wisata naggala sampiak salu, wisata minat khusus yang berpusat di
pasar bolu dan pasar rantepao (souvenir-cendramata) dan wisata
MICE yang berpusat di rantepao.
73
2. Kawasan pengembangan simpul B atau simpul pengembangan kota
Pangli : wisata alam dengan dukungan tema wisata sejarah-budaya
yang pusat pelayanannya berada di Palawa’, Bori’ Parinding dan
Galugu Dua.
3. Kawasan pengembangan C atau simpul pengembangan kota
pangala : wisata agro. Dukungan temanya adalah wisata sejarah-
budaya dan pusat pelayanannya di benteng pongtiku. Kemudian ada
wisata alam yang pusat pelayanannya ada di gunung sesean.
Pengelompokan kawasan pengembangan pariwisata (KPP) ini di
dalamnya terdapat objek dan daya tarik wisata andalan kabupaten yang
tersebar di berbagai kecamatan. Setiap KPP itu memiliki tema utama dan
diperkuat beberapa tema pendukung, namun tema utamalah yang
kemudian menjadi koridor utama pengembangan pariwisata.
Pengembangan Objek dan Daya Tarik Wisata (ODTW) dalam
kesatuan KPP ini di harapkan dapat mengarahkan pariwisata toraja utara
menjadi lebih fokus, namun tetap memberikan flexibilitas/ kelenturan
untuk potensi-potensi lain seperti yang dikatakan lebih lanjut oleh kepala
dinas Kebudayaan dan Pariwisata sebagai berikut :
“…dengan adanya pembagian kawasan pengembangan pariwisata ini akan menciptakan keseimbangan bagi pertumbuhan antar kawasan sehingga kawasan tertentu tidak diabaikan. Pengelompokan kawasan ini juga diharapkan berguna bagi masyarakat untuk menggali potensi yang ada di masing-masing wilayah kawasan pengembangan…”23
23 Kepala dinas kebudayaan dan pariwisata kabupaten toraja utara, 16 mei 2011
74
Tabel 4.1Pembagian Kawasan Pengembangan Pariwisata (KPP)
Kawasan Pengembangan Pariwisata (KPP) A atau simpul Pengembangan
Rantepao
Tema Utama : Wisata Budaya-Sejarah
Dukungan tema : Wisata minat khusus, agro, alam/lingkungan dan MICE
Pusat Pelayanan : Kota Rantepao
Lokasi kelurahan :
Kesu’ Kecamatan Kesu’, sandan wai, tondon kecamatan tondon, nanggala
kecamatan nanggala, nonongan kecamatn sopai, tantanan dan tallunglipu
kecamatan tallunglipu, la’bo’ kecamatan sanggalangi’, barana’ kecamatan
tikala, benteng mamullu kecamatan kapala tiku.
Keunikan/kelangkaan :
Cara dan tempat penguburan, perkampungan tradisional (Tongkonan), ada
mummi, ada patung terbuat dari batu dan kayu (tau-tau), ada situs purbakal
dan benteng bersejarah.
Nama objek :
Ke’te’ kesu’, Londa, Rante Karassik, Alla Taluntun, Marante, Penanian
Nanggala, Siguntu, Maruang, Tongka, Museum Landorundun, Kuburan
75
Marimbunna, Pala Tokke’, Buntu Barana, Benteng Mamullu Dan Rumah
Sakit Elim Rantepao.
Daya tarik wisata :
Liang paa, Kuburan Tergantung, Patane, Erong, Rante/Simbuang, Tau-
Tau, Tongkonan, Museum dan Benteng Pertahanan.
Pusat dukungan kelurahan/lembang :
Kesu’, Sandan Wai, Nonongan, Nanggala, Tantanan dan Barana.
Kawasan Pengembangan Pariwisata (KPP) B atau simpul Pengembangan
Pangli
Tema utama : Wisata Alam/Lingkungan
Dukungan tema : Wisata Budaya-Sejarah dan minat khusus
Pusat pelayanan : Kota Pangli
Lokasi kelurahan/ lembang :
Sesean Suloara Kecamatan Sesean Suloara, Sa’dan Malimbong
Kecamatan Sa’dan, Buntu Lobo Kecamatan Sesean, Ulu Salu’ Kecamatan
Sa’dan, Sesean Mataallo Kecamatan Sesean, Balusu Kecamatan Balusu,
dan Hutan Lindung Kecamatan Sa’dan, Sesean Saluora dan Bengkele Kila.
Keunikan/kelangkaan :
Bentukan proses geologi yang mempengaruhi keunikan/keindahan
bentang alam dan keberadaan sungai terpanjang di Sulawesi selatan
(sungai sa’dan), perbedaan tinggi tempat yang mampu menampakkan
76
tutupan awan/kabut dan kenampakan lautan di luar wilayah kabupaten
toraja utara dan hutan alami dengan keanekaragaman hayati.
Nama objek :
Batutumonga, to’barana, batu kianak, ko’lan goyang, ba’kan ulu, mintiro
tasik balusu, gua lam to’tarra dan hutan lindung.
Daya tarik wisata :
Pesona panorama alam yang indah (bentang alam, keindahan kota
Rantepao dari daerah perbukitan saat awan/kabut yang menutupinya
bergerak menampakkan kota Rantepao dan keindahan kota Rantepao di
malam hari dari ketinggian perbukitan-pegunungan, keindahan tepian
sungai Sa’dan dan pegunungan yang berada di sekitarnya, keindahan
hutan lindung yang ditumbuhi berbagai jenis flora dan adanya fauna khas,
keindahan panorama alam Teluk Bone dari daerah perbukitan di
kecamatan balusu (Mantiro Tasik), adanya air terjun dan pohon keramat
serta kolam air (tirta).
Pusat dukungan kelurahan/lembang :
Sesean suloara, pangli pallawa, sa’dan malimbong, balusu, bori’
kaimbuang, buntu lobo’, sesean mataallo dan ulusalu.
Kawasan Pengembangan Pariwisata (KPP) C atau simpul Pengembangan
Pangala
Tema utama : Wisata Agro
77
Dukungan tema : Wisata Alam, Budaya-Sejarah dan Minat Khusus
Pusat layanan : Kota Pangala
Lokasi kelurahan/lembang : Kecamatan Rindingallo dan Buntu Pepasan
Keunikan/kelangkaan :
Hamparan perkebunan dan tanaman sayuran rakyat mengelilingi kota
mungil pangala di lembah yang indah dan mempesona, serta mengelilingi
perkampungan tradisional yang didukung bentukan geologi/benteng alam
dan perbukitan dan pegunungan yang mempesona.
Nama objek :
Wisata Agro Pangala dan sekitarnya (Rindingallo), Wisat Agro (Perkebunan
Markisa) Pulupulu dan sekitarnya Buntu Pepasan.
Daya tarik wisata :
Hamparan perkebunan dan tanaman sayuran rakyat yang mempesona di
daerah yang mempunyai iklim sejuk yang memproduksi sayuran-sayuran
seperti kentang dan buah-buah tropis. Wisata agro ini juga menjadi pusat
perdagangan tanaman sayur-sayuran dan buah-buahan.
Pusat dukungan kelurahan/lembang :
Pangala dan Rindingallo, Baruppu Kecamatan Baruppu dan Pulupulu
Kecamatan Buntu Pepasan.
Sumber : Dinas Kebudayaan dan pariwisata kabupaten toraja utara, 2010
3. Kebijakan Pengembangan Produk Wisata
78
Pengembangan produk wisata toraja utara berorientasi pada potensi
dan daya tarik budaya yang unik dan khas yang didukung oleh budaya , seni
dan sejarah serta keindahan panorama alam. Produk wisata ini
dikembangkan sesuai dengan aspirasi masyarakat dan kecenderungan pasar
pariwisata yang berkembang, terutama tema-tema wisata minat khusus yang
dapat menarik wisatawan asing. Dalam pengembangan produk wisata ini,
diperlukan penetapan produk wisata andalan bagi kabupaten toraja utara
sebagai faktor penarik utama bagi pengembangan pariwisata di kabupaten
toraja utara di tingkat regional, nasional dan internasional, seperti dikutip
dalam wawancara berikut :
“… saat ini, yang menjadi produk wisata andalan kabupaten toraja utara adalah objek wisata ke’te’ kesu dan londa. Objek wisata ini sudah mendapat penghargaan dan pengakuan khususnya Londa. Sedangkan dari hasil bumi, produk andalan toraja utara yang terkenal adalah kopi toraja…”24
Gambar 4.3
24 Kepala dinas kebudayaan dan pariwisata kabupaten toraja utara, 16 mei 2011.
79
Dalam ajang penghargaan Indonesia Tourism Award (ITA) 2010,Toraja
mendapatkan dua penghargaan untuk kategori kota/kabupaten dengan
layanan pariwisata terbaik, Toraja bersanding dengan Bali dan Bukit Tinggi.
Sementara untuk kategori tujuan wisata terbaik, Londa meraih
penghargaan bersama Bedugul di Tabanan dan Pantai Sanur di Badung.
Dalam kaitannya dengan pengembangan produk wisata, obyek-obyek
dan daya tarik wisata sejarah-budaya dan kesenian daerah serta event-event
pariwisata masih harus didukung sepenuhnya oleh pemerintah daerah
melalui pengembangan dan pemantapan pembinaan seni dan budaya dan
penyelenggaraan event seni budaya tertentu.
“… setiap hari sabtu malam diadakan pentas seni dan kebudayaan di Art Center kota Rantepao. Acara ini diadakan 2 kali dalam sebulan, dan pada puncaknya, tiap akhir tahun dilaksanakan acara Lovely December. Dalam acara ini semua kegiatan kebudayaan tentang Toraja Utara ditampilkan…”25
4. Kebijakan Pengembangan Pasar dan Pemasaran
Dalam pemasarannya, citra pariwisata menjadi sangat penting. Oleh
karena itu perlu dibangun identitas jatidiri dan citra yang menjadi tema utama
pemasaran pariwisata toraja utara. Pemasaran dan promosi pariwisata di
daerah, pihak industri pariwisata bersama Badan Promosi Pariwisata Derah
(BP2D) bertanggung jawab atas upaya promosi paket wisata serta pelayanan
pariwisata yang ditawarkan. Untuk mengembangkan segmen pasar
25 Kasie promosi dinas kebudayaan dan pariwisata kabupaten toraja utara,18 mei 2011
80
wisatawan toraja utara, dinas kebudayaan dan pariwisata sudah melakukan
beberapa hal yang diharapkan efektif untuk mempromosikan toraja utara di
luar.
“…selain di kantor dinas kebudayaan dan pariwisata itu sendiri, kami juga membuka Tourist Information Service di Bali. Ini dilakukan agar wisatawan yang ada di Bali khususnya wisatawan mancanegara, mengetahui bahwa masih ada tempat wisata yang indah lainnya selain di Bali. Disana kami menugaskan staf kami untuk menjelaskan tentang wisata-wisata apa saja yang ada di toraja utara,atau bahkan hanya sekedar membagi-bagikan brosur atau leaflet. Selain itu kami juga terus mengup-date Website kami yang berhubungan dengan pariwisata toraja utara agar lebih memudahkan bagi wisatawan yang ingin berkunjung. Untuk wisatawan lokal, kami mulai mempromosikannya melalui radio-radio lokal dan Koran lokal yang ada…”26
5. Kebijakan pengembangan sumber daya manusia (SDM)
Pengembangan periwisata tidak terlepas dari produk kebudayaan dan
pariwisata yang beragam, sesuai dengan identitas daerah. Penyiapan
sumber daya manusia tidak hanya bagi aparatur pemeritah daerah, pelaku
usaha pariwisata dan generasi muda, tetapi penting pula dipersiapkan
berbagai penyuluhan mengenai pariwisata (peluang dan dampaknya) bagi
masyarakat awam. Salah satu kebijakan yang sudah mulai dijalankan di
bidang pengambangan SDM ini adalah pemberdayaan masyarakat lokal
dalam kegiatan kepariwisataan di daerahnya dengan bantuan untuk
kelompok-kelompok usaha kecil di objek wisata tertentu seperti yang
dikatakan salah seorang pemilik art shop di objek wisata ke’te’ kesu berikut
ini :
26 Kasie promosi dinas kebudayaan dan pariwisata kabupaten toraja utara,18 mei 2011
81
”…pengelolaan pariwisata oleh pemerintah khususnya di objek wisata ke’te kesu ini sudah baik namun kami berharap ditingkatkan lagi. Sejak pembangunan art shop saya sekitar tahun 1990, izin saya tidak dipersulit oleh pemerintah. Pemerintah juga memberikan bantuan kepada kami untuk mengembangkan usaha kami secara khusus untuk kelompok ukir yang ada di ke’te’ kesu’ ini. Bantuan ini diberikan pada kelompok yang berjumlah 10-15 orang tiap kelompok yang berkisar antara Rp. 5.000.000,00-Rp. 10.000.000,00. Selain itu ada juga bantuan dari program PNPM untuk pariwisata yang sudah berjalan selama 2 tahun…”27
Berbeda dengan Jolank, pemilik art shop di objek wisata Londa yang
mengaku selama 2 tahun membangun art shopnya di Londa,ia belum
mendapatkan bantuan dari pemerintah. Namun,Karena lokasi objek wisata
Londa juga merupakan milik keluarga,olehnya itu dia tidak mempunyai izin
dari pemerintah dalam pembangunan art shopnya. Tetapi ia tetap akan
mengurusnya suatu saat nanti..Ia juga mengatakan pemerintah juga sudah
mulai memperhatikan fasilitas penunjang di objek wisata ini, seperti
pengadaan tempat sampah dan fasilitas pendukung untuk menunjang
kenyamanan di objek wisata ini. Jolank juga mengatakan bahwa ia sangat
membutuhkan bantuan pemerintah,yaitu bantuan dana karena beberapa
barang yang di Gallery miliknya yaitu Tau-tau atau miniatur orang yang telah
meninggal adalah buatannya sendiri bersama beberapa temannya. Dia
membutuhkan bantuan dana untuk membeli alat-alat ukir karena alat ukir
yang mereka gunakan masih sangat tradisional sehingga memperlambat
dalam proses produksi hasil kerajinannya.28
27 Wawancara dengan simon( pemilik art shop0 di ke’te’ kesu’,17 mei 201128 Wawancara 19 mei 2011 Di Londa
82
Pemerintah dalam hal ini dinas kebudayaan dan pariwisata juga berusaha
meningkatkan kualitas pelayanan pariwisata dan kemampuan komunikasi
khususnya SDM yang berhadapan langsung dengan wisatawan.
“…karena toraja utara memang kebanyakan dikunjungi oleh wisatawan mancanegara dan sebagian besar pula menggunakan bhasa inggris, kami memberikan penyuluhan singkat kepada masyarakat sekitar objek wisata agar mau mempelajari bahasa inggris agar nantinya bisa berkomunikasi juga dengan wisatawan…”29
6. kebijakan pegembangan institusi/kelembagaan
Secara sederhana, kelembagaan diartikan sebagai totalitas unsur-unsur
kepariwisataan yang menjalankan fungsi-fungsi tertentu sesuai dengan
aturan yang ditetapkan. Meskipun merupakan bagian dari system
kepariwisataan, namun aspek kelembagaan tidak mudah dibentuk dan tidak
dapat bekerja secara otomatis. Peningkatan institusi/kelembagaan juga
dilakukan oleh dinas kebudayaan dan pariwisata kabupaten toraja utara
dalam rangka promosi pariwisata seperti yang diungkapkan staf dinas
kebudayaan dan pariwisata sebagai berikut :
“…saat ini kami menjalin kerjasama dengan ASITA (Association Of The Indonesia Tour & Travel Agencies) untuk paket wisata yang ditawarkan di toraja utara. Kerjasama ini diharapkan bisa memudahkan bagi promosi kepariwisataan toraja utara. Selain itu kami juga menjalin kerjasama dengan PHRI ( Perkumpulan Hotel dan Restaurant Indonesia)…”30
Walaupun sebagian objek wisata di Kabupaten Toraja Utara lokasinya
adalah milik keluarga,pihak pengelola tetap mengenakan tarif retribusi
29 Wawancara dengan kepala dinas kebudayaan dan pariwisata kabupaten toraja utara, 18 mei 201130 Wawancara dengan Staf dinas kebudayaan dan pariwisata kabupaten toraja utara, 16 mei 2011
83
kepada pengunjung dan membayar kepada pemerintah yang diatur dalam
Keputusan Bupati No 637/IV/2009 tentang Teknis Pelaksanaan Pemungutan
Dan Bagi Hasil Tempat Rekreasi Dan Olahraga yang dapat dilihat dalam
table di bawah ini :
Tabel 4.2Besarnya tarif yang dikenakan untuk pengunjung objek wisata
No Golongan Tarif Tarif
1 Anak-anak/siswa/mahasiswa Rp. 1.500
2 Peneliti/karya wisata/tamu pemda Rp. 3000
3 Dewasa/umum/wisatawan nusantara Rp. 5000
4 Wisatawan mancanegara Rp. 10.000
Sumber : Dinas kebudayaan dan pariwisata kabupaten toraja utara
Penerimaan tarif retribusi tempat rekreasi dan olahraga tersebut tidak
semuanya disetor kepada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata,melainkan di
bagi berdasarkan teknis pembagian retribusi yang juga diatur dalam Surat
Keputusan Bupati No 637/IV/2009 tentang Teknis Pelaksanaan Pemungutan
Dan Bagi Hasil Retribusi Tempat Parkir Dan Olahraga yaitu sebagai berikut :
Tabel 4.3
Teknis pembagian retribusi
84
No Jenis Pembagian hasil
1. Yayasan ( akte notaris ) 60 % untuk yayasan 40 % untuk Pemda
2. Non yayasan ( keluarga ) 50 % untuk objek
wisata
50 % untuk Pemda
Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Toraja Utara
Wisatawan asing asal inggris mengatakan pariwisata kabupaten toraja
utara sangat menarik. Mereka sangat senang mengunjungi toraja, khususnya
di objek wisata ke’te’ kesu. Secara umum mereka menilai pengelolaan
pariwisata kabupaten toraja utara sudah cukup memadai, dari fasilitas sarana
penunjang pariwisata seperti hotel, transportasi dan restaurant. Begitu juga
dengan keamanan di objek wisata, walaupun satpam tidak ada namun
mereka merasa aman .Hanya saja mereka menyayangkan beberapa
kerusakan-kerusakan pada benda-benda peninggalan atau rumah adat
(tongkonan) yang disebabkan oleh pengunjung yang tidak bertanggung
jawab dan ini terjadi akibat kurangnya pengawasan.31
Berbeda di objek wisata Kalimbuang Bori’, seorang wisatawan lokal,
Pak Andreas mengatakan secara umum pengelolaan pariwisata di kabupaten
toraja utara sudah cukup baik. Keamanan di objek wisata itu sendiri juga
sudah cukup baik. hanya saja ia terganggu dengan jalanan menuju objek
31 Catarhine (28 tahun) & David (32 tahun),Wawancara 20 Mei 2011 Di Kalimbuang Bori’
85
wisata ini yang beberapa bagian aspal jalannya mulai berlubang sehingga
dirasakan sedikit mengganggu.32
Tabel 4.4Nama yayasan yang mengelola objek wisata di kabupaten toraja
utara
No. Nama Objek Wisata Pengelola
1. Londa Yayasan Sangpetayanan
2. Ke’te’ kesu Yayasan Ke’te’ Kesu
3. Pala’ tokke Yayasan Pala’ Tokke
4. To’ barana’ Yayasan To’ Barana’
5. Palawa Yayasan Palawa’
6. Bori’ kalimbuang Yayasan Bori’ Kalimbuang
Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Toraja Utara
4.3 Kontribusi sektor pariwisata terhadap pendapatan asli daerah(PAD)
Kabupaten Toraja Utara
Pendapatan asli daerah atau PAD adalah merupakan salah satu
sumber penerimaan daerah guna membiayai penyelenggaraan otonomi
daerah. Oleh karena itu, setiap daerah akan selalu berusaha
mengoptimalkan PAD melalui kebijakan yang efektif. Seperti halnya sektor-
sektor yang lain, sektor pariwisata juga memegang peranan penting dalam
kontribusinya terhadap PAD kabupaten toraja utara. Pemerintah kabupaten
32 Wawancara 22 mei 2011 di Pallawa
86
toraja utara menetapkan target dan realisasi penerimaan yang hendak
dicapai untuk setiap komponen PAD baik pajak daerah, retribusi daerah, hasil
perusahaan milik daerah maupun PAD yang sah.
Hasil analisis data terhadap realisasi PAD kabupaten toraja utara dari
unit organisasi dinas pariwisata dapat dilihat dalam table 4.2 di bawah ini :
Table 4.5Target dan realisasi penerimaan PAD Kabupaten Toraja Utara dari unit
organisasi Dinas Pariwisata 2009-2010
No. Tahun Anggaran Target(Rp) Realisasi(Rp)
1. 2009 250.000.000,00 279.178.000,00
2. 2010 300.000.000,00 290.830.000,00
Jumlah 550.000.00,00 570.008.000,00
Sumber : Dinas pendapatan pengelolaan keuangan dan aset daerah
Berdasarkan data yang diperoleh, anggaran dan realisasi dalam tabel
di atas berasal dari retribusi daerah karena yang termasuk PAD adalah
retribusi daerah, dan PAD dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten
Toraja Utara hanya 2 yaitu Retribusi Tempat Rekreasi Dan Olahraga, Serta
Retribusi Izin Usaha Kepariwisataan.
Retribusi tempat parkir dan olahraga di kabupaten toraja utara ini lebih
banyak berasal dari tempat rekreasi atau objek wisata. Objek wisata di dalam
tabel ini merupakan beberapa objek wisata budaya, wisata alam dan wisata
87
agro yang paling banyak dikunjungi dan objek wisata ini saja yang saat ini
memiliki retribusi sedangkan beberapa objek wisata lainnya belum
sepenuhnya dikelola seperti yang diungkapkan kepla bidang UJP & ODTW
dinas kebudayaan dan pariwisata kabupaten toraja utara dalam wawancara
berikut :
“…beberapa objek wisata yang ada di toraja utara, belum semuanya berkembang namun sudah bisa dikunjungi. Objek-objek wisata yang setiap bulannya menyetor kepada kami sesuai dengan diatur dalam Surat Keputusan Bupati No 637/IV/2009 tentang Teknis Pelaksanaan Pemungutan Dan Bagi Hasil Retribusi Tempat Parkir Dan Olahraga ini boleh dikatakan paling sering dikunjungi. Untuk objek wisata lainnya yang sedang berkembang maupun yang potensial, ke depan jika sudah berkembang dan sering dikunjungi, kami juga akan memberlakukan tariff retribusi serta pembagian hasil sesuai ketentuan yang berlaku…”33
Setoran ke pemerintah daerah tiap bulannya bervariasi tiap objeknya.
Namun dalam tabel di bawah ini dapat dilihat kalau objek wisata Ke’te’ Kesu’
sebagai salah satu objek wisata budaya yang memberikan kontribusi paling
besar terhadap total penerimaan dari objek/agro wisata di Kabupaten Toraja
Utara. Kemudian objek wisata budaya lainnya di urutan kedua yaitu Londa.
Kedua objek wisata ini memang yang paling banyak dikunjungi oleh
wisatawan terutama wisatawan mancanegara, khususnya pada bulan Juli-
Agustus dimana pada bulan ini kunjungan wisatawan ke kabupaten toraja
utara sangat banyak.
33 Kepala bidang UJP &ODTW dinas kebudayaan dan pariwisata kabupaten toraja utara, 23 Mei 2011
88
Tabel 4.6
Penerimaan dari objek/agro wisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Toraja Utara Tahun 2010
No Nama Objek Wisata Jumlah setoran
1. Kalimbuang bori’ Rp. 3.200.200,-
2. Agro wisata pasar bolu Rp. 9.500.000,-
3. Ke’te’ kesu’ Rp. 65.508.000,-
4. Londa Rp. 36.106.000,-
5. Marante Rp. 1.650.000,-
6. To’ barana’ Rp.570.000,-
7. Museum landorundun Rp. 20.000,-
8. Kolam alam limbong Rp. 550.000,-
9. Pallawa’ Rp. 1.332.000,-
10. Galugu dua Rp. 995.000,-
11. Penanian nanggala Rp. 400.000,-
Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Toraja Utara
4.4 Faktor- faktor yang mempengaruhi pengelolaan dan pengembangan
sektor pariwisata Kabupaten Toraja Utara
Dalam pengelolaan dan pengembangan sektor pariwisata di
kabupaten toraja utara, ada faktor-faktor yang mempengaruhinya, baik itu
faktor penghambat maupun faktor pendukung. Faktor-faktor ini harus
89
dihadapi oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata selaku pihak yang berperan
dalam pengelolaan dan pengembangan kepariwisataan Kabupaten Toraja
Utara.
4.4.1 Faktor-faktor yang mendukung pengelolaan pariwisata di
kabupaten toraja utara :
4.4.1.1 Kesadaran masyarakat
Masyarakat sadar toraja Utara sebagai salah satu tujuan wisata yang
terkenal sehingga mereka turut serta mengambil bagian seperti menjaga
kebersihan di objek wisata sekitar tempat tinggal mereka, seperti dalam
wawancara dengan masyarakat sekitar objek wisata Londa berikut :
“… kami bangga karena objek wisata Londa ini sudah dikenal banyak orang sehingga kami sebagai masyarakat yang tinggal sekitar objek wisata ini berusaha menjaga kelestarian dan kebersihan dijalan menuju objek wisata agar wisatawan tidak terganggu dengan pemandangan yang kotor …”34
Selain masyarakat disekitar objek wisata, pengelola objek wisata juga
berusaha menjaga kelestarian objek wisata, seperti yang dikatakan pengelola
objek wisata Londa dalam wawancara sebagai berikut :
“… di londa ini, kami sudah berupaya melengkapi sarana kebersihan. Sekali seminggu kami juga mengadakan kerja bakti di dalam objek wisata ini…”35
Sama halnya dengan yang dikatakan oleh salah satu kepala bidang di
Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kabupaten Toraja Utara bahwa
34 wawancara dengan Marthen, warga di sekitar objek wisata londa, 22 mei 201135 Wawancara dengan Aprianus M. pengelola objek wisata, 22 mei 2011
90
pengelolaan pariwisata Kabupaten Toraja Utara tidak lepas dari peran serta
masyarakat dan pengelola objek wisata itu sendiri karena untuk mencapai
peningkatan kualitas kepariwisataan ini dibutuhkan kerjasama dan partisipasi
aktif antara pemerintah, masyarakat dan pengelola objek wisata seperti yang
dikutip dalam wawancara berikut :
“…kami sangat bangga dengan masyarakat dan pengelola objek wisata di beberapa objek wisata yang ada di kabupaten toraja utara ini, secara khusus di objek wisata yang banyak dikunjungi wisatawan karena mereka dengan kesadaran sendiri mau membantu untuk menjaga kebersihan di sekitar objek wisata tanpa ada perintah langsung dari pihak tertentu. Begitu pula dengan pengelola objek yang tanpa menunggu bantuan atau penyediaan fasilitas dari pemerintah, berusaha melengkapi sarana kebersihan di objek wisata itu…”36
Partisipasi aktif dari masyarakat, pengelola objek wisata dan dinas
kebudayaan dan pariwisata untuk mendukung pengelolaan pariwisata di
kabupaten toraja utara, memang sudah seharusnya dilakukan mengingat
objek wisata yang ada di Toraja Utara ada banyak dan semuanya belum
tentu bisa dikelola hanya satu pihak seperti Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata sebagai pihak yang memang bertanggung jawab dalam
pengelolaan pariwisata di kabupaten ini. Hal yang paling kecil yang bisa
membantu pemerintah adalah dengan menjaga kebersihan di objek wisata
tersebut agar wisatawan juga betah saat berwisata.
4.4.1.2 Banyaknya Potensi Pariwisata Yang Terdapat di Toraja Utara
36 Kepala bidang UJP&ODTW Disbudpar toraja utara, 27 mei 2011
91
Banyaknya potensi pariwisata yang ada di kabupaten toraja utara
seperti upacara adatnya yang menjadi daya tarik wisata (Rambu solo’ dan
Rambu Tuka’), flora dan faunanya (kopi, markisa, kerbau belang/tedong
bonga, kelelawar,dan lain-lain), pertenunan, pemahatan, ukiran dan lain-lain.
Potensi pariwisata toraja utara ini juga sangat mendukung karena
mendatangkan wisatawan yang banyak ke toraja utara, seperti menurut
kepala dinas kebudayaan dan pariwisata dalam wawancara berikut :
“… kita patut bangga dengan daerah toraja utara ini yang menyediakan begitu banyak potensi-potensi wisata yang menarik. Potensi wisata yang banyak ini secara tidak langsung sangat mendukung dalam pengembangan dan pengelolaan kepriwisataan toraja utara. Dari potensi wisata yang banyak ini, menghasilkan juga berbagai produk wisata khususnya produk wisata andalan yang bisa meningkatkan minat wisatawan untuk mengunjungi toraja utara ini…”37
4.4.2 Faktor-faktor yang menghambat pengelolaan dan pengembangan
pariwisata toraja utara
4.4.2.1 Akses menuju objek wisata Kurang mendukung
Tidak semua objek wisata di toraja utara ini terletak di pinggir jalan
poros. Sebagian objek terletak jauh dari pusat kota Rantepao, oleh karena itu
jalan menuju beberapa objek wisata ini masih ada yang kurang baik,
misalnya saja jalan menuju objek wisata Londa yang aspalnya berlubang. Hal
ini tentu saja sangat mengganggu dan membahayakan bagi para wisatawan
37 Kepala dinas kebudayaan dan pariwisata kabupaten toraja utara,27 mei 2011
92
yang ingin mengunjungi Londa. Sama halnya dengan jalan menuju objek
wisata Pallawa, masih ada jalan yang belum di aspal,masih berbatu-batu.
Gambar 4.4
Dalam wawancara dengan wisatawan lokal, mereka sangat terganggu
dengan keadaan jalan menuju objek wisata Pallawa ini. Dia berharap
pemerintah segera memperbaiki jalan ini karena sangat mengurangi
kenyamanan dan tentu saja membahayakan.
“…sudah 2 kali saya datang ke pallawa ini, namun jalannya masih saja seperti dulu, belum ada perbaikan. Ini sangat membahayakan khususnya bagi kami yang datang dengan menggunakan motor karena jalannya berbatu-batu. Mudah-mudahan pemerintah bisa segera memperbaiki agar kami juga bisa sering-sering berkunjung ke objek wisata ini…”38
Belum diperbaikinya jalan menuju beberap objek wisata ini, dikatakan
oleh kepala dinas kebudayaan dan pariwisata toraja utara karena kurangnya
dana untuk perbaikan jalan dan juga kondisi alam yang di musim hujan
38 Wawancara dengan Ibu Wanti (34 tahun), 29 mei 2011
93
kadang terjadi tanah longsor sehingga menutupi ruas jalan menuju objek
wisata tersebut, seperti dalam kutipan wawancara berikut :
“… kami memang mengupayakan perbaikan jalan yang rusak menuju objek-objek wisata, namun masih terkendala dengan dana yang minim. Jadi kami hanya berharap agar wisatawan atau masyarakat berhati-hati menuju objek wisata agar tidak terjadi kecelakaan jika melewati jalan yang berbatu-batu dan aspal yang berlubang tersebut, menunggu perbaikan jalan nantinya…”39
4.4.2.2 Pariwisata di Toraja Utara Belum Dapat Meningkatkan Minat
Investor Untuk Menanamkan Modalnya
Untuk saat ini, kurangnya minat investor menanamkan modalnya
terjadi salah satunya disebabkan karena lahan/tanah yang ada di toraja utara
tidak hanya satu orang yang menjadi pemiliknya. Lahan/tanah tersebut
adalah milik lebih dari satu orang karena merupakan tanah keluarga. Ini
sangat mempersulit untuk penjualannya jika ada investor atau orang yang
mau membelinya untuk kebutuhan berusaha. Begitu juga dengan sawah,
kebanyakan orang toraja menganggap bahwa memiliki sawah merupakan
sebuah kebanggaan atau bisa meningkatkan prestise sehingga mereka tidak
mau menjualnya. Hal berikutnya adalah beberapa kebudayaan di toraja utara
mulai berkurang keasliannya atau keorisinalitasnya seperti yang dikatakan
salah seorang staf dinas kebudayaan dan pariwisata kabupaten toraja utara,
“…saat ini beberapa dari kebudayaan di toraja utara sudah tidak orisinil lagi. Misalnya saja rumah adat toraja yaitu tongkonan. Dulu, atap rumah tongkonan itu terbuat dari kayu sehingga terlihat sangat unik, namun
39 Kepala dinas kebudayaan dan pariwisata kabupaten toraja utara. 27 mei 2011
94
sekarang sudah ada yang menggunakan atap seng. Begitu juga dengan lantainya yang dulunya masih menggunakan kayu, sekarang sudah di cor dan memakai keramik…”40
Gambar 4.5 Gambar 4.6
Gambar 4.7 Gambar 4.8
Upacara-upacara yang digelar di Toraja khususnya di Toraja Utara
sudah mulai berkurang atau sudah jarang di laksanakan seperti dalam
40 Rizal, staf dinas kebudayaan dan pariwisata kabupaten toraja utara, wawancara 13 mei 2011
95
syukuran rumah tongkonan yang baru dan acara pesta panen biasanya
digelar acara “sisemba’” sebagai ungkapan syukur. Saat ini kebanyakan
upacara yang digelar hanya rambu solo’ (pesta kematian) dan rambu tuka’
( pesta pernikahan).
4.4.2.3 Aspek-aspek dalam pengembangan periwisata belum memiliki
kepastian hukum yang kuat
Pengembangan pariwisata di toraja utara kepastian hukumnya belum
jelas. Hal ini terjadi karena belum adanya peraturan daerah tentang kearifan
lokal misalnya yang mengatur pakaian yang digunakan dalam pesta rambu
solo’, yang seharusnya semuanya berpakaian hitam namun sudah ada yang
tidak memakai baju hitam. Begitu juga dengan sarong, topi besar yang biasa
digunakan, tidak semua orang mau menggunakannya lagi.
96
Gambar 4.9
4.4.2.4 Keterbatasan dana pengembangan pariwisata.
Sebagai daerah yang baru, Kabupaten Toraja Utara membutuhkan
dana yang besar untuk pengembangan pariwisatanya, namun kenyataannya
belum sepenuhnya terlaksana seperti dikatakan oleh kepala dinas
kebudayaan dan pariwisata kabupaten toraja utara dalam wawancara
sebagai berikut :
“…80 % anggaran yang dibrikan kepada dinas kebudayaan dan pariwisata kabupaten toraja utara digunakan untuk pembangunan fisik atau untuk membangun objek wisata, padahal sangat dibutuhkan anggaran lebih lebih besar untuk pelestarian kebudayaan, pelaksanaan event tahunan seperti acara lovely December dan promosi kepariwisataan…”41
Bab V
KESIMPULAN & SARAN
Pada bab IV telah diuraikan hasil pembahasan mengenai peran
pemerintah daerah dalam pengelolaan sektor pariwisata Kabupaten Toraja
Utara. Dalam bab ini akan dikemukakan kesimpulan dan saran dari penulis.
5.1 Kesimpulan
41 Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata kab toraja utara, 16 Mei 2011
97
Berdasarkan hasil penelitian mengenai peran pemerintah daerah
dalam pengelolaan sektor pariwisata di Kabupaten Toraja Utara, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1. Kabupaten Toraja Utara adalah kabupaten baru, namun 2 tahun
selama resmi menjadi kabupaten, pengelolaan pariwisata di
Kabupaten Toraja Utara oleh pemerintah daerah (Dinas Kebudayaan
dan Pariwisata) sudah berjalan dengan baik. Hal ini bisa dilihat dari
tersedianya saran dan prasarana penunjang pariwisata yang cukup
lengkap seperti (hotel, transportasi, restaurant dan sebagainya ),
kebijakan yang dikeluarkan oleh dinas kebudayaan dan pariwisata
yang beberapa sudah berjalan dengan baik serta pembenahan di
beberapa objek wisata unggulan. Namun masih terdapat beberapa
kekurangan dalam pengelolaan serta pengembangannya, seperti
belum semuanya kelompok pengrajin atau art gallery di objek wisata
yang mendapatkan bantuan dana untuk mengembangkan usahanya.
Selain itu promosi mengenai kebudayaan di Toraja Utara masih belum
maksimal seperti kurangnya pusat informasi pariwisata.
2. Kontribusi sektor pariwisata terhadap PAD kabupaten toraja utara
dalam 2 tahun sejak menjadi kabupaten (2009-2010) masing-masing
sebesar Rp. 279.178.000,00 dan Rp. 290.830.000,00. Jumlah ini
diperoleh dari retribusi tempat parkir dan olahraga serta retribusi izin
usaha kepariwisataan. Kontribusi paling besar dari objek wisata
98
terhadap total penerimaan dari objek/agro wisata dinas kebudayaan
dan pariwisata Kabupaten Toraja Utara dalam kurun waktu 1 tahun
yaitu tahun 2010 adalah dari objek wisata ke’te’ kesu’ yang juga
merupakan objek wisata budaya yaitu Rp. 65.508.000,-.
3. Faktor penghambat dalam pengelolaan sektor pariwisata di Kabupaten
Toraja Utara secara umum adalahakses menuju objek wisata kurang
mendukung seperti jalan yang kurang bagus, pariwisata belum dapat
meningkatkan minat investor untuk menanamkan modalnya, aspek-
aspek dalam pengembangan pariwisata belum memiliki kepastian
hukum yang kuat serta keterbatasan dana pengembangan pariwisata..
Faktor pendukung dalam pengelolaan dan pengembangan sektor
pariwisata kabupaten toraja utara adalah adanya kesadaran
masyarakat untuk melengkapi sarana tambahan di objek wisata dan
menjaga kebersihan serta banyaknya potensi pariwisata yang ada di
kabupaten toraja utara yang bisa dikembangkan.
5.3 Saran
Berdasarkan kesumpulan di atas, maka perlu dikemukakan beberapa
saran sebagai berikut :
1. Kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah (Dinas
Kebudayaan Dan Pariwisata) Kabupaten Toraja Utara agar
99
pelaksanaanya sesuai dengan yang telah di tuangkan dalam RIPDA
Kabupaten Toraja Utara.
2. Diperlukan adanya perbaikan dan peningkatan mutu sarana dan
prasarana pariwisata, seperti perbaikan jalan menuju objek wisata.
3. Perlunya penambahan pusat informasi pariwisata demi kemudahan
bagi para wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Toraja
Utara,karena pusat informasi pariwisata hanya ada 1 yaitu di kantor
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Toraja Utara.
4. Kinerja para pihak yang bertanggung jawab dalam pengelolaan
kepariwisataan Kabupaten Toraja Utara khususnya Dinas Kebudayaan
dan Pariwisata agar ditingkatkan lagi.
5. Perlunya petugas keamanan di setiap objek wisata untuk
meningkatkan keamanan di objek wisata tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku- buku
Arikunto, Suharmisi, 1997, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
Praktek, Rineka Cipta, Jakarta.
100
Badan Pusat Statistik Kabupaten Toraja Utara, 2009, Toraja Utara Dalam
Angka 2009, Toraja Utara..
Kodyat, H. 2003, Kamus Parawisata dan perhotelan, PT. Pustaka Binawan
Presindo.
Moleong J Lexy, 2010, Metodologi Penelitian Kualitatif, PT Remaja
Rosdakarya, Bandung.
Nawawi, hadari, Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta, Gadjah
Mada University Press, 1985
Pendit Nyoman S, 2006, Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar Perdana, PT.
Pradnya Paramita, Jakarta.
Pitana I Gde, Diarta I Ketut Surya, 2009, Pengantar Ilmu Pariwisata, Edisi
pertama Andi, Yogyakarta
Riwu Kaho, Josef,1997, Prospek Otonomi Daerah Di Negara Republik
Indonesia (Identifikasi Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi), Raja
grafindo persada, jakarta.
Silalahi, Ulber, 2010, Metode Penelitian Sosial, Refika Aditama, Bandung.
101
Terry, George R, 2009, Prinsip-Prinsip Manajemen, Cetakan X,Bumi
Aksara,Jakarta.
Wahab, salah, Pemasaran Pariwisata , penerbit PT Pradnya Paramita, 2002
Wardiyanta, 2006, Metode Penelitian Pariwisata, Penerbit ANDI,
Yogyakarta.
Warpani P. Suwardjoko, Warpani P. Indira, Pariwisata Dalam Tata Ruang
Wilayah, Penerbit ITB Bandung, 2007, Bandung.
Yoeti, aka A. 1987. Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung, Angkasa.
Yoeti, 2001, Pengantar Ilmu Pariwisata, Penerbit Angkasa, Bandung.
B. Peraturan-peraturan
Undang-Undang Republik Indonesia No. 10 tahun 2009 Tentang
Kepariwisataan.
Undang-Undang Republik Indonesia no. 32 tahun 2004 Tentang Pemerintah
Daerah (Pemda).
Peraturan Daerah Kabupaten Toraja Utara Nomor 08 Tahun 2010 Tentang
Organisasi dan Tata Kerja Dinas-Dinas Daerah Kabupaten Toraja
Utara.
102
Keputusan Bupati Toraja Utara No 637/IV/2010 Tentang Teknis Pelaksanaan
Pemungutan dan Bagi Hasil Retribusi Tempat Rekreasi dan
Olahraga.
Peraturan Bupati Toraja Utara No 39 Tahun 2009 Tentang Retribusi Tempat
Rekreasi dan Olahraga.
C. Website
tutorialkuliah.blogspot.com
www.torajacybernews.com
www.torajautarakab.go.id
www.kompas.com