A b o r t u s

37
 A B O R T U S A B O R T U S dr. dr. H. A gus Moch. Algozi, Sp.F (K) SH, DF. M H. A gus Mo ch. Algozi, Sp.F (K) SH, DF. M Bagian Ilmu Kedokeran Forensik Bagian Ilmu Kedokeran Forensik Fakulas Kedokeran !ni"ersias A irlangga Fakulas Kedokeran !ni"ersias A irlangga

description

abortus

Transcript of A b o r t u s

  • A B O R T U Sdr. H. Agus Moch. Algozi, Sp.F (K) SH, DF.M

    Bagian Ilmu Kedokteran ForensikFakultas Kedokteran Universitas Airlangga

  • PENDAHULUANKasus abortus (keguguran/gugur kandungan) dapat terjadi dimana saja dan kapan saja, baik di negara yang sudah maju maupun dinegara yang sedang berkembang.Abortus dapat terjadi secara spontan, dapat pula terjadi karena dibuat/disengajaabortus yang dibuat (abortus provocatus) sebagian besar adalah karena kehamilan yang tidak dikehendakiDi Indonesia abortus provocatus adalah suatu tindak pidana, apapun alasannya, sehingga dokter dapat diminta bantuannya oleh polisi selaku penyidik untuk memeriksa kasus tersebutDengan demikian seorang dokter sangat perlu membekali dirinya dengan pengetahuan yang memadai tentang aspek kedokteran forensik dari suatu abortus pada umumnya dan abortus provocatus criminalis pada khususnya

  • Adalah pengeluaran hasil konsepsi pada setiap stadium perkembangannya sebelum masa kehamilan yang lengkap tercapai (38-40minggu).Dibagi dalam 2 kelompok, yaitu :Abortus dengan penyebab yang wajar (abortus Spontanea)Abortus yang sengaja dibuat (abortus provocatus)PENGERTIAN ABORTUS

  • 20 % dari semua kehamilan berakhir dengan abortus. 50-60% dari semua kasus abortus adalah abortus spontanea.Patut diduga terjadi abortus spontan bila mengenai :pasangan suami istri yang belum mempunyai anak Ibu yang sudah mempunyai anak tapi masih mendambakan anak Abortus provokatus kriminalis sering terjadi pada :Wanita hamil diluar pernikahan Kehamilan yang tidak dikehendaki

    PENGERTIAN ABORTUS

  • Penyebab abortus yang spontan :Kelainan uterusKelainan ovariumPenyakit sistemik ibuHormonalRhesus factorPsychogenik instability

  • Abortus provokatus atas indikasi medikDi Indonesia yang dimaksud dengan indikasi medik adalah demi menyelamatkan nyawa ibu.

    Syarat-syaratnya :Dilakukan oleh tenaga kesehatan yang memiliki keahlian dan kewenangan untuk melakukannya (yaitu seorang dokter ahli kebidanan dan penyakit kandungan) sesuai dengan tanggung jawab profesiHarus meminta pertimbangan tim ahli (ahli medis lain, agama, hukum, psikologi)

  • Abortus provokatus atas indikasi medikSyarat-syaratnya :Harus ada persetujuan tertulis dari penderita atau suaminya atau keluarga terdekatDilakukan di sarana kesehatan yang memiliki tenaga / peralatan yang memadai, yang ditunjuk oleh pemerintahProsedur tidak dirahasiakanDokumen medik harus lengkap

  • Cara-cara yang dipakai untuk melakukan abortus atas indikasi medik adalah :Vaginal : - Ketuban dipecah - Dilatasi Cervi - Injeksi 10 unit oxytosin intra uterinAbdominal : Sectio Caecaria

  • Beberapa indikasi medik yg dapat dipertimbangkan antara lain :Faktor kehamilannya sendiri :Ectopic pregnancy yang tergangguKehamilan yang sudah matiMola hydatidosaKelainan plasentaPenyakit diluar kehamilannya :Ca. CervixCa. Mamma yang aktifPenyakit sistemik si ibu :Toxaemia gravidarumPenyakit ginjalDiabetes berat

  • Abortus Provokatus Kriminalis (APC)Kurang lebih 40% dari semua kasus abortus adalah Abortus Provokatus Criminalis.Pelaku APC biasanya adalah :wanita bersangkutanDokter / tenaga medis lain (demi keuntungan atau demi rasa simpati)Orang lain yang bukan tenaga medis yang karena suatu alasan tidak mengahendaki kehamilan seorang wanita

  • Cara-cara melakukan APC 1. Kekerasan mekanik :UmumLokal2. Kekerasan kimiawi / obat-obatan atau bahan-bahan yang bekerja pada uterus

  • Kekerasan mekanik :Umum : Latihan olahraga berlebihanNaik kuda berlebihanMendaki gunung, berenang, naik turun tanggaTekanan / trauma pada abdomenLokal :Memasukkan alat-alat yang dapat menusuk kedalam vagina : pensil, paku, jeruji sepedaAlat merenda, kateter atau alat penyemprot untuk menusuk atau menyemprotkan cairan kedalam uterus untuk melepas kantung amnionAlat untuk memasang IUDAlat yang dapat dilalui arus listrik

  • Penyebab kematian :1. Immediate (seketika) :Vagal reflekEmboli Udara (10cc)Perdarahan Keracunan Anastesi2. Delayed (beberapa saat setelah tindakan abortus)Septicaemia (alat-alat kotor/kontaminasi dari anus)PyaemiaGeneral Peri tonitisToxemiaTetanusPerforasi uterus dan viscer abdomenEmboli lemak (penyemprotan lisol)

  • Penyebab kematian :3. Remote (lama sekali setelah tindakan abortus)JaundiceRenal failureBacterial endocarditisPneumonia, emphysemaMeningitis

  • Kekerasan kimiawi/obat-obatanJenis obat-obatan yang dipakai untuk menginduksi abortus al. :Emmenagogum : obat untuk melancarkan haid Purgativa/Emetica :obat-obatan yang menimbulkan kontraksi GI tract Ecbolica : menimbulkan kontraksi uterus secara langsungGaram dari logam : biasanya sebelum mengganngu kehamilannya sudah membahayakan keselamatan ibu

  • Pemeriksaan korban hidupIbu :Tanda-tanda kehamilan : striae gravidrumuterus yang membesarhiperpigmentasi areola mammaetes kehamilan ( GM, Pack tes )Tanda-tanda Partus : lochiakeadaan ostium uteriGolongan DarahJanin : Umur janinGolongan darah

  • Pemeriksaan korban matiPemeriksaan post mortem korban abortus kriminalis bertujuan :Mencari bukti dan tanda kehamilanMencari bukti abortus dan kemungkinan adanya tindakan kriminal dengan obat-obatan atau instrumenMenentukan kaitan antara sebab kematian dengan abortusMenilai setiap penyakit wajar yang ditemukan

  • Pemeriksaan korban matiIdentifikasi umum : TB/BB, Umur, pakaian, tanda-tanda kontak dgn suatu cairan, terutama pd pakaian dalam.Catat suhu badan, warna dan distribusi lebam jenasah.Periksa dgn palpasi uterus kepastian kehamilan.Cari tanda-2 emboli udara, gelembung sabun, cairan pada :arteria coronariaventricle kananarteria pulmonalisarteria dan vena dipermukaan otakvena-vena pelvis.Pemeriksaan Ibu :

  • Vagina dan uterus diinsisi pada dinding anterior untuk menghindari jejas kekerasan yang biasanya terjadi pada dinding posterior, misalnya perforasi uterus. Cara pemeriksaan : uterus direndam dalam larutan formalin 10 %, selama 24 jam, kemudian direndam dlm alkohol 95 % selama 24 jam, iris tipis untuk melihat saluran perforasi. Periksa juga tanda-tanda kekerasan pada cervix (abrasi, laserasi)Ambil sampel semua organ pemeriksaan histopalogisBuat swab dinding uterus pemeriksaan mikrobiologi

    Pemeriksaan Ibu :

  • Ambil sampel :untuk pemeriksaan toksikologis :isi vaginaisi uterusdarah (v.cava inf & ventricle)urineisi lambungrambut pubisPeriksa golongan darah

    Pemeriksaan Ibu :Toksikologi

  • Pemeriksaan janin :Umur janinGolongan darahBerdasarkan panjang badan :

    Umur (Bulan)Panjang Badan (cm)(Puncak kepala tumit)11 x 1 = 122 x 2 = 433 x 3 = 944 x 4 = 1655 x 5 = 2566 x 5 = 3077 x 5 = 3588 x 5 = 4099 x 5 = 451010 x 5 = 50

  • Berdasarkan pertumbuhan bagian-bagian tubuh : :

    Umur Kehamilan (bulan )Ciri-ciri Pertumbuhan2Hidung, telinga, jari mulai terbentuk (belum sempurna), kepala menempel ke dada3Daun telinga jela, kelopak mata masih melekat, leher mulai terbentuk, belum ada deferensiasi genetalia4Genetalia externa terbentuk dan dapat dikenali, kulit merah dan tipis sekali5Kulit lebih tebal, tumbuh bulu lanugo6Kelopak mata terpisah, terbentuk alis dan bulu mata, kulit keriput7Pertumbuhan lengkap/sempurna

  • Berdasarkan inti penulangan Calcaneus : 5 6 bulanTalus : 7 bulanFemur distal : 8 9 bulanTibiaprox : 9 10 bulan

  • ABORTUS DITINJAU DARI SEGI HUKUMhukum yang berlaku di Indonesia :Setiap usaha untuk mengeluarkan hasil konsepsi sebelum masa kehamilan yang lengkap tercapai adalah suatu tindak pidana, apapun alasannya

  • ABORTUS DITINJAU DARI SEGI HUKUMHukum abortus diberbagai negara dapat digolongkandalam beberapa kategori sebagai berikut :Hukum yang tanpa pengecualian melarang abortus, seperti di Belanda & Indonesia.Hukum yang memperbolehkan abortus demi keselamatan kehidupan penderita (ibu), seperti di Perancis dan Pakistan.Hukum yang memperbolehkan abortus atas indikasi medik, seperti di Kanada, Muangthai dan Swiss.Hukum yang memperbolehkan abortus atas indikasi sosio-medik, seperti di Eslandia, Swedia, Inggris, Scandinavia, dan India.Hukum yang memperbolehkan abortus atas indikasi sosial, seperti di Jepang, Polandia, dan Yugoslavia.Hukum yang memperbolehkan abortus atas permintaan, seperti di Bulgaris, Hongaria dan USSR

  • Negara-negara yang mengadakan perubahan dalam hukum abortus pada umumnya mengemukakan salah satu alasan/tujuan seperti yang tersebut dibawah ini :Untuk memberikan perlindungan hukum pada para medisi yang melakukan abortus atas indikasi medik.Untuk mencegah atau mengurangi terjadinya abortus provocatus criminalis.Untuk mengendalikan laju pertambahan penduduk.Untuk melindungi hal wanita dalam menentukan sendiri nasib kandungannnya.Untuk memenuhi desakan masyrakat.

  • Abortus atas indikasi medik ini kini diatur dalam Undang Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan.beberapa pasal yang mengatur abortus provocatus :PASAL 299 KUHPPASAL 346 KUHPPASAL 347 KUHPPASAL 348 KUHPPASAL 349 KUHPPASAL 535 KUHPPASAL 15 UU Kes. 23/1992PASAL 80 UU Kes. 23/1992

  • PASAL 299 KUHPBarang siapa dengan sengaja mengobati seorang wanita atau menyuruh supaya diobati, dengan diberitahukan atau ditimbulkan harapan, bahwa karena pengobatan itu hamilnya dapat digugurkan, diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun atau denda paling banyak empat pulu ribu rupiah.Jika yang bersalah, berbuat demikian untuk mencari keuntungan, atau menjadikan perbuatan tersebut sebagai pencaharian atau kebiasaan atau jika dia seorang tabib, bidan atau juru obat, pidananya dapat ditambah sepertiga.Jika yang bersalah melakukan kejahatan tersebut dalam menjalankan pencaharian, maka dapat dicabut haknya untuk melakukan pencaharian.

  • PASAL 346Seorang wanita yang sengaja menggugurkan atau mematikan kandungannya atau menyuruh orang lain untuk itu, diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun.

  • PASAL 347Barang siapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan seorang wanita tanpa persetujuan, diancam dengan pidana penjara paling lama dua belas tahun.Jika perbuatan itu menyebabkan matinya wanita tersebut, dikenakan pidana penjara paling lama lima belas tahun.

  • PASAL 348Barang siapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan seseorang wanita dengan persetujuannya, diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun enam bulan.Jika perbuatan tersebut mengakibatkan matinya wanita tersebut, dikarenakan pidana penjara paling lama tujuh tahun.

  • PASAL 349Jika seorang dokter, bidan atau juru obat membantu melakukan kejahatan yang tersebut pasal 346, ataupun melakukan atau membantu melakukan salah satu kejahatan yang diterangkan dalam pasal 347 dan 348, maka pidana yang ditentukan dalam pasal itu dapat ditambah dengn sepertiga dan dapat dicabut hak untuk menjalankan pencaharian dalam mana kejahatan dilakukan.

  • PASAL 535Barang siapa secara terang-terangan mempertunjukkan suatu sarana untuk menggugurkan kandungan, maupun secara terang-terangan atau tanpa diminta menawarkan, ataupun secara terang-terangn atau dengan menyiarkan tulisan tanpa diminta, menunjuk sebagai bisa didapat, sarana atau perantaraan yang demikian itu, diancam dengan kurungan paling lama tiga bulan atau denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah.

  • PASAL 15Dalam keadaan darurat sebagai upaya untuk menyelamatkan jiwa ibu hamil dan atau janinnya, dapat dilakukan tindakan medis tertetu.Tindakan medis tertentu sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) hanya dapat dilakukan :Oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu dan dilakukan sesuai dengan tanggung jawab profesi serta berdasarkan pertimbangan tim ahli ;Dengan persetujuan ibu hamil yang bersangkutan atau suami atau keluarganya ;Berdasarkan indikasi medis yang mengharuskan diambilnya tindakan tersebut ;Pada sarana kesehatan teertentu.

  • PASAL 15Ketentuan lebih lanjut mengenai tindakan medis tertentu sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.

  • PASAL 80Barang siapa dengan sengaja melakukan tindakan medis tertentu terhadap ibu hamil yang tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 15 ayat (1) dan ayat (2), dipidana dengan penjara paling lama 15 (lima belas) tahun dan pidana denda paling banyak Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah)