9_METODE pALAKSANAAN

18
 METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN Kegiatan : Peningkatan Jalan Nanggeleng - Sirnaraja No. Paket Kegiatan : PJL-13 Volume : Laston 1.840 x 3,0 - 4,0 M Kecamatan : Cipeundeuy PENDAHULUAN Paket Peningkatan Jalan Nanggeleng - Sirnaraja adalah ruas jalan yang menghubungkan daerah Desa Nanggeleng dan Desa Sirnaraja, karena jalan tersebur saat ini masih belum optimal sedangkan lalu lintas yang semakin meningkat serta kondisi existing jalan pada sebagian lokasi telah rusak, maka perlu adanya untuk peningkatan kualitas dan kuantitas  jalan. Dengan ini kami akan menyampaikan tentang metode pelaksanaan paket pekerjaan tersebut sehingga dapat tercapai hasil yang memuaskan secara kualitas dan kuantitas serta tepat waktu dan tepat sasaran. I. UMUM A. Survai Lapangan. Personil ahli Teknik memperlancar pelaksanaan pekerjaan sehingga diperoleh mutu, kinerja dan dimensi sesuai yang disyaratkan. Pada awal pelaksanaan pekerjaan disertakan dalam pelaksanaan survai Lapangan dan menyiapkan laporan hasil survai lapangan untuk menentukan kondisi fisik dan struktur perkerasan lama dan fasilitas Drainase yang berkaitan yang memungkinkan Direksi pekerjaan akan melaksanakan Revisi minor dan menyelesaikan serta menerbitkan Detail pelaksanaan sebelum pelaksana dimulai. Personil teknik disertakan dalam pematokan (Staking out) dan survai Seluruh proyek, Investigasi dan pengujian bahan tanah dan campuran aspal,dan Rekayasa serta penggambaran untuk penyimpanan Dokumen rekaman.Survai lapangan dilaksanakan bersama-sama Direksi pekerjaan dan semua data Yang ada dicatat dalam Formulir yang disetujui Direksi Melaksanakan Survai Lapangan untuk Peninjauan kembali Rancangan/Perencanaan Pengkajian terhadap Persiapan dan Gambar Mempelajari Gambar asli yang terdapat dalam Dokumen Kontrak dan Berkonsultasi dengan Direksi pekerjaan sebelum pelaksanaan dimulai. Gambar diantisipasi terhadap perubahan kecil pada alinyemen,ruas dan detail Yang mungkin terjadi selama pekerjaan. Kondisi Perkerasan dan Geometri Jalan. Melakukan survai inventarisasi geometric jalan bila diperlukan. Sistem Drainase yang ada. Jenis,bentuk,.ukuran dan profil memanjang dari semua selokan samping disepanjang kedua sisi  jalan. Jenis,bentuk,ukuran,lokasi,panjang dan kondisi gorong-gorong, termasuk det ail dari setiap struktur tembok kepala dan lantai apron. Melakukan survai ketinggian ( Level ) dan survai memanjang pada kedua sisi jalan dan menyiapkan gambar potongan memanjang dan melintang yang akurat dari semua selokan yang ada. Gambar penampang memanjang sepanjang kedua sisi jalan disipakan dalam bentuk standar yang diterima Direksi pekerjaan Penetapan titik pengukuran . Alinyemen jalan lama ,permukaan jalur lalu lintas dan patok kilo meter menjadiPatoka untuk memulai pekerjaan ,kecuali diperlukan perubahan pada alinyemen, diperlukan titik kontrol sementara yang diterbitkan oleh direksi pekerjaan. Memasang titik patok pelaksanaan yang menunjukan titik garis ketinggian untuk pekerjaan perkerasan,lebar bahu dan drainase saluran samping sesuai penampang melintang dengan gambar standar yang disetujui direksi. Dibawah pengawasan Direksi B.MOBILISASI DAN DEMOBILISAS I 1. Pekerjaan Mobilisasi dan Demobilisas i Mampu memobilisasi sumber daya manusia dan sumber daya Fasilitas peralatan. Menyediakan lahan yang dapat digunakan sebagai kantor Lapangan tempat tinggal dan gudang . 2. Mobilisasi Personil : Mobilisasi yang memenuhi jaminan Kualifikasi cakupan pekerjaan (Pembangunan, dan Pemeliharaan) Mobilisasi semua staf dan pekerja yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan dan penyelesaian pekerjaan dalam Kontrak.

description

METODE pALAKSANAAN

Transcript of 9_METODE pALAKSANAAN

Page 1: 9_METODE pALAKSANAAN

7/18/2019 9_METODE pALAKSANAAN

http://slidepdf.com/reader/full/9metode-palaksanaan 1/17

CV. Naga mas jaya Metode Pelaksanaan

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

Kegiatan : Peningkatan Jalan Nanggeleng - Sirnaraja

No. Paket Kegiatan : PJL-13

Volume : Laston 1.840 x 3,0 - 4,0 M

Kecamatan : Cipeundeuy

PENDAHULUANPaket Peningkatan Jalan Nanggeleng - Sirnaraja adalah ruas jalan yang menghubungkandaerah Desa Nanggeleng dan Desa Sirnaraja, karena jalan tersebur saat ini masih belum

optimal sedangkan lalu lintas yang semakin meningkat serta kondisi existing jalan pada

sebagian lokasi telah rusak, maka perlu adanya untuk peningkatan kualitas dan kuantitas jalan. Dengan ini kami akan menyampaikan tentang metode pelaksanaan paket pekerjaantersebut sehingga dapat tercapai hasil yang memuaskan secara kualitas dan kuantitas serta

tepat waktu dan tepat sasaran. 

I. UMUMA. Survai Lapangan.

Personil ahli Teknik memperlancar pelaksanaan pekerjaan sehingga diperoleh mutu, kinerja dandimensi sesuai yang disyaratkan. Pada awal pelaksanaan pekerjaan disertakan dalam pelaksanaan

survai Lapangan dan menyiapkan laporan hasil survai lapangan untuk menentukan kondisi fisikdan struktur perkerasan lama dan fasilitasDrainase yang berkaitan yang memungkinkan Direksi pekerjaan akan melaksanakan Revisi minordan menyelesaikan serta menerbitkan Detail pelaksanaan sebelum pelaksana dimulai. Personilteknik disertakan dalam pematokan (Staking out) dan survai Seluruh proyek, Investigasi danpengujian bahan tanah dan campuran aspal,dan Rekayasa serta penggambaran untukpenyimpanan Dokumen rekaman.Survai lapangan dilaksanakan bersama-sama Direksi pekerjaandan semua data Yang ada dicatat dalam Formulir yang disetujui Direksi Melaksanakan SurvaiLapangan untuk Peninjauan kembali Rancangan/Perencanaan

Pengkajian terhadap Persiapan dan GambarMempelajari Gambar asli yang terdapat dalam Dokumen Kontrak dan Berkonsultasi dengan Direksi

pekerjaan sebelum pelaksanaan dimulai. Gambar diantisipasi terhadap perubahan kecil padaalinyemen,ruas dan detail Yang mungkin terjadi selama pekerjaan.

Kondisi Perkerasan dan Geometri Jalan.Melakukan survai inventarisasi geometric jalan bila diperlukan.

Sistem Drainase yang ada.Jenis,bentuk,.ukuran dan profil memanjang dari semua selokan samping disepanjang kedua sisi jalan. Jenis,bentuk,ukuran,lokasi,panjang dan kondisi gorong-gorong, termasuk detail dari setiapstruktur tembok kepala dan lantai apron.

Melakukan survai ketinggian ( Level ) dan survai memanjang pada kedua sisi jalan danmenyiapkan gambar potongan memanjang dan melintang yang akurat dari semua selokan yangada.

Gambar penampang memanjang sepanjang kedua sisi jalan disipakan dalam bentuk standar yangditerima Direksi pekerjaan

Penetapan titik pengukuran.Alinyemen jalan lama ,permukaan jalur lalu lintas dan patok kilo meter menjadiPatoka untukmemulai pekerjaan ,kecuali diperlukan perubahan pada alinyemen, diperlukan titik kontrolsementara yang diterbitkan oleh direksi pekerjaan. Memasang titik patok pelaksanaan yangmenunjukan titik garis ketinggian untuk pekerjaan perkerasan,lebar bahu dan drainase saluransamping sesuai penampang melintang dengan gambar standar yang disetujui direksi. Dibawahpengawasan Direksi

B.MOBILISASI DAN DEMOBILISASI

1. Pekerjaan Mobilisasi dan Demobilisasi

Mampu memobilisasi sumber daya manusia dan sumber daya Fasilitas peralatan.Menyediakan lahan yang dapat digunakan sebagai kantor Lapangan tempat tinggal dan gudang .

2. Mobilisasi Personil :Mobilisasi yang memenuhi jaminan Kualifikasi cakupan pekerjaan (Pembangunan, danPemeliharaan) Mobilisasi semua staf dan pekerja yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaandan penyelesaian pekerjaan dalam Kontrak.

Page 2: 9_METODE pALAKSANAAN

7/18/2019 9_METODE pALAKSANAAN

http://slidepdf.com/reader/full/9metode-palaksanaan 2/17

CV. Naga mas jaya Metode Pelaksanaan

3. Mobilisasi Fasilitas dan Peralatan ;Menyediakan sebidang lahan yang dipergunakan untuk Basecamp pelaksanaan pekerjaan disekitarlokasi pekerjaan.Mobilisasi dan pemasangan peralatan sesuai dengan daftar peralatan yangdibutuhkan Sesuai daftar yang tercantum dalam penawaran,dari suatu lokasi asal ketempatpekerjaan dimana peralatan akan digunakan menurut Kontrak.

4. Program Mobilisasi ;

Dalam 7 hari setelah penandatangan kontrak,melaksanakan Rapat Pra Pelaksanaan ( PreConstruction Meeting ) untuk membahas semua hal , baik teknik maupun non teknik. Dalam 14hari setelah rapat Pra Pelaksanaan ,menyerahkan Jadwal Pelaksanaan pekerjaan untuk disetujuiDireksi pekerjaan. Program Mobilisasi ,menetapkan waktu untuk semua kegiatan dan memberikaninformasi tambahan seperti : Lokasi Basecamp,jadwal pengiriman peralatan,detail struktur yangmemerlukan kekuatan agar aman untuk dilewati. dan Jadwal kemajuan kegiatan dengan formatbagan balok (bar Chart ) yang menunjukan tiap kegiatan mobilisasi dan kurva kemajuan untukmenyatakan persentase kemajuan, bagan balok (bar Chart ) yang menunjukan tiap kegiatanmobilisasi dan kurva kemajuan untuk menyatakan persentase kemajuan

5. DemobilisasiKegiatan Demobilisasi merupakan pembongkaran pada saat akhir kontrak termasuk pemindahanInstalasi,peralatan dan perlengkapan perlengkapan dan pengembalian kondisi tempat kerja

menjadi menjadi kondisi semula sebelum pekerjaan dimulai.Kemajuan Mobilisasi ditentukan oleh direksi atas dasar kemajuan mobilisasi yang lengkap dandisetujui.

C. KANTOR LAPANGAN DAN FASILITASNYA.1. Bangunan Kantor dan Fasilitasnya / Direksikeet dan Los Bahan.

Kantor dan Fasilitasnya ditempatkan pada lokasi umum dan denah lapangan yang telah disetujuiDireksi pekerjaan.Banguan Kantor dan Fasilitasnya ,mempunyai struktur yang kuat dan baik,tahancuaca dan Elevasi lantai lebih tinggi dari tanah sekitarnya.

Ukuran bangunan kantor dan fasilitanya disesuaikan dengan ketentuan yang tercantum dalamdokumen penawaranBangunan Kantor dan fasilitasnya dilengkapi dengan meja rapat,kursi untuk 8 orang denganPenerangan yang memadai.

Rak dan laci untuk penyimpanan gambar dan arsip untuk Dokumentasi Proyek secara Vertikalatau Horizontal. Bangunan untuk gudang dibuatkan atau ditempatkan serta didirikan diatas

pondasi yang mantap/kuat dan diberi pelindungagar bahan yang disimpan tidak rusak1.  Lahan yang digunakan harus mendapat ijin dari pemilik lahan dan aparat setempat2.  Lahan yang digunakan untuk penempatan direksi Keet harus rata3.  Semua Bahan disediakan sesuai kebutuhan dan berdasarkan ukuran dan spesifikasi yang

disetujui oleh pihak direksi4.  Lahan di ukur sesuai Volume ( Luas ) yang tertera dalam Rencana Anggaran ( Kontrak )5.  Kayu dipotong - potong sesuai ukuran yang tertera dalam gambar dan kontrak

6.  Semen, pasir, dan air dicampur dan diaduk menjadi mortar untuk dudukan bata7.  Kayu disusun menjadi rangka dengan penguat paku sebagai kuda - kuda bangunan direksi

keet8.  Setelah Rangka Kayu terbentuk kemudian Triplek dipasang sesuai kebutuhan9.  Rangka kayu harus sesuai dengan luas dan berbentuk persegi

10. Setelah rangka bawah terpasang dan terbentuk kemudian dipasang rangka kuda– kuda untuk

atap sesuai bentuk dalam gambar dan intruksi dari direksi11. setelah disetujui dan sesuai gambar dipasang Plat seng BJS gelombang12. Setelah Selesai adukan dihampar sebagai dasar didalam ruangan/ruangan diplur13. dalam ruangan direksi keet dibuat skat sebagai pemisah antara ruang untuk los bahan dan

alat kerja dan ruang yang satu sebagai ruang untuk pihak direksi dan tamu diberikan tempatduduk dan meja dan dipasang jendela yang terbuat dari ram kawat

14. Penyelesaian dan perapihan setelah pemasangan

2. Papan Proyek :Papan proyek dibuat sesuai ketentuan yang disyaratkan Direksi Pekerjaan,dan dipasangdengan kokoh dan ditempatkan pada titk awal Pelaksanaan pekerjaan. Papan Proyekbertuliskan tentang indentitas pekerjaan,Sumber Dana Tahun Anggaran,Waktu pelaksanaanpekerja baik awal mulai pelaksanaan maupun waktu akhir pelaksanaan serta Nama

Perusahaan sebaga pelaksana Pekerjaan

Page 3: 9_METODE pALAKSANAAN

7/18/2019 9_METODE pALAKSANAAN

http://slidepdf.com/reader/full/9metode-palaksanaan 3/17

CV. Naga mas jaya Metode Pelaksanaan

METODE PELAKSANAAN PEKERJAANNama paket : Peningkatan Jalan Nanggeleng - SirnarajaNo. Mata Pembayaran : 2.1Jenis Pekerjaan : Pekerjaan Galian untuk Selokan Drainase dan saluran Air

1. URAIANPekerjaan ini mencakup pembuatan selokan baru yang dilapisi (lined) maupun tidak (unlined) dan

perataan kembali selokan lama yang tidak dilapisi, sesuai dengan Spesifikasi ini serta memenuhigaris, ketinggian dan detil yang ditunjukkan pada Gambar. Selokan yang dilapisi akan dibuat daripasangan batu dengan mortar atau yang seperti ditunjukkan dalam Gambar.Pekerjaan ini juga mencakup relokasi atau perlindungan terhadap sungai yang ada, kanal irigasiatau saluran air lainnya yang pasti tidak terhindarkan dari gangguan baik yang bersifat sementaramaupun tetap, dalam penyelesaian pekerjaan yang memenuhi ketentuan dalam Kontrak ini.

2. PERSYARATAN DAN TOLERANSIElevasi galian dasar selokan yang telah selesai dikerjakan tidak boleh berbeda lebih dari 1 cm dariyang ditentukan atau disetujui pada tiap titik, dan harus cukup halus dan merata untuk menjaminaliran yang bebas dan tanpa genangan bilamana alirannya kecil.Alinyemen selokan dan profil penampang melintang yang telah selesai dikerjakan tidak bolehbergeser lebih dari 5 cm dari yang ditentukan atau telah disetujui pada setiap titik.

3. PERALATANPeralatan dan mesin yang digunakan sesuai dengan spesifikasi yang disyaratkan dan disetujuidireksi pekerjaan. Dump Truk digunakan untuk pengangkut tanah bekas galian. perkakas lainnya

digunakan sebagai alat Alat menggali tanah.

4. URUTAN KERJA / METODE PELAKSANAAN

Penetapan Titik Pengukuran Pada SaluranLokasi, panjang, arah aliran dan kelandaian yang ditentukan untuk semua selokan yangakan dibentuk lagi atau digali atau yang dilapisi, dan lokasi semua lubang penampung

(catch pits) dan selokan pembuang yang berhubungan, harus ditandai dengan cermat olehKontraktor sesuai dengan Gambar atau detil pelaksanaan yang diterbitkan oleh Direksi Pekerjaan

Pelaksanaan Pekerjaan Selokan

Penggalian, penimbunan dan pemangkasan harus dilakukan sebagaimana yang diperlukan untukmembentuk selokan baru atau lama sehingga memenuhi kelandaian yang ditunjukkan pada

gambar yang disetujui dan memenuhi profil jenis selokan yang ditunjukkan dalam Gambar ataubilamana diperintahkan lain oleh Direksi Pekerjaan.

Setelah formasi selokan yang telah disiapkan disetujui oleh Direksi Pekerjaan, pelapisan selokandengan pasangan batu dengan mortar harus dilaksanakan seperti yang disyaratkan.Seluruh bahan hasil galian harus dibuang dan diratakan oleh Kontraktor sedemikian rupa sehinggadapat mencegah setiap dampak lingkungan yang mungkin terjadi, di lokasi yang ditunjukkan oleh

Direksi Pekerjaan.

Perlindungan Terhadap Saluran Air LamaSungai atau kanal alam yang bersebelahan dengan Pekerjaan dalam Kontrak ini, tidak bolehdiganggu tanpa persetujuan Direksi Pekerjaan. Bilamana penggalian atau pengerukan dasar

sungai tidak dapat dihindarkan, maka setelah pekerjaan ini selesai Kontraktor harus menimbunkembali seluruh galian sampai permukaan tanah asli atau dasar sungai dengan bahan yangdisetujui Direksi Pekerjaan.Bahan yang tertinggal di daerah aliran sungai akibat pembuatan pondasi atau akibat galianlainnya, atau akibat penempatan cofferdam harus dibuang seluruhnya setelah pekerjaan selesai.

Relokasi Saluran AirBilamana terdapat pekerjaan stabilisasi timbunan atau pekerjaan permanen lainnya dalamKontrak ini yang tidak dapat dihindari dan akan menghalangi sebagian atau seluruh saluran airyang ada, maka saluran air tersebut harus direlokasi agar tidak mengganggu aliran air padaketinggian air banjir normal yang melalui pekerjaan tersebut. Relokasi yang demikian harus

disetujui terlebih dahulu oleh Direksi Pekerjaan.Relokasi saluran air tersebut harus dilakukan dengan mempertahankan kelandaian dasar saluranlama dan harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga tidak menyebabkan terjadinyapenggerusan baik pada pekerjaan tersebut maupun pada bangunan di sekitarnya.

5. PERALATAN YANG DIGUNAKAN :1 Alat bantu : Sekop, pengki, cangkul dan gerobak2. Dump Truck 3,5 T

Page 4: 9_METODE pALAKSANAAN

7/18/2019 9_METODE pALAKSANAAN

http://slidepdf.com/reader/full/9metode-palaksanaan 4/17

CV. Naga mas jaya Metode Pelaksanaan

METODE PELAKSANAAN PEKERJAANNama paket : Peningkatan Jalan Nanggeleng - SirnarajaNo. Mata Pembayaran : 2.2Jenis Pekerjaan : Pekerjaan Pasangan Batu dengan Mortar

1. URAIANPekerjaan ini mencakup pelapisan sisi atau dasar selokan dan saluran air, dan pembuatan "apron"

(lantai golak), lubang masuk (catch pits) dan struktur saluran kecil lainnya dengan menggunakanpasangan batu dengan mortar yang dibangun di atas suatu dasar yang telah disiapkan memenuhigaris, ketinggian dan dimensi yang ditunjukkan pada Gambar atau sebagaimana diperintahkanoleh Direksi Pekerjaan.

Pekerjaan ini juga mencakup pembuatan lubang sulingan (weep holes), termasuk penyediaan danpemasangan cetakan lubang sulingan atau pipa. Dalam beberapa hal, bilamana mutu batu danbentuknya cocok serta mutu kerjanya tinggi, Direksi Pekerjaan dapat memerintahkan penggunaanpasangan batu dengan mortar (mortared stonework) sebagai pekerjaan pasangan batu (stonemasonry) untuk struktur dengan daya dukung yang lebih besar seperti gorong-gorong pelat,tembok kepala gorong-gorong dan tembok penahan tanah.

Untuk proyek yang memakai Lapis Pondasi Semen Tanah, Direksi Pekerjaan mungkinmemperkenankan pemakaian batu bata sebagai pengganti batu biasa untuk pekerjaan pasangan

batu dengan mortar, asalkan batu bata itu dalam keadaan baik, dan tidak boleh dipakai padastruktur penahan beban.

2. PERSYARATAN DAN TOLERANSISisi muka masing-masing batu dari permukaan pasangan batu dengan mortar tidak bolehmelebihi 1 cm dari profil permukaan rata-rata pasangan batu dengan mortar di sekitarnya.Untuk pelapisan selokan dan saluran air, profil permukaan rata-rata selokan dan saluran air yangdibentuk dari pasangan batu dengan mortar tidak boleh berbeda lebih dari 2 cm dari profilpermukaan lantai saluran yang ditentukan atau disetujui, juga tidak bergeser lebih dari 5 cm dariprofil penampang melintang yang ditentukan atau disetujui.

Tebal minimum setiap pekerjaan pasangan batu dengan mortar haruslah 10 cm. Profil akhir untukstruktur kecil yang tidak memikul beban seperti lubang penangkap (catch pits) dan lantai golaktidak boleh bergeser lebih dari 2 cm dari profil yang ditentukan atau disetujui.

3. BAHAN / MATERIALa. Batu

Batu harus terdiri dari batu alam atau batu dari sumber bahan yang tidak terbelah, yang utuh(sound), keras, awet, padat, tahan terhadap udara dan air, dan cocok dalam segala hal untukfungsi yang dimaksud.Mutu dan ukuran batu harus disetujui oleh Direksi Pekerjaan sebelum digunakan. Batu untukpelapisan selokan dan saluran air sedapat mungkin harus berbentuk persegi, Kecuali ditentukanlain oleh Gambar atau Spesifikasi, maka semua batu yang digunakan untuk pasangan batudengan mortar harus tertahan ayakan 10 cm.

b. MortarMortar haruslah merupakan adukan semen yang memenuhi ketentuan Spesifikasi ini.

c. Drainase Porous

Bahan yang digunakan untuk membentuk landasan, lubang sulingan atau kantung saringan untukpekerjaan pasangan batu dengan mortar harus memenuhi ketentuan

4. URUTAN KERJA / METODE PELAKSANAAN

Penyiapan Formasi atau Pondasia)  Formasi untuk pelapisan pasangan batu dengan mortar harus disiapkan sesuai dengan ketentuan

Selokan dan Saluran Air.b)  Pondasi atau galian parit untuk tumit (cut off wall) dari pasangan batu dengan

mortar atau untuk struktur harus disiapkan sesuai dengan ketentuan Galian.c)  Landasan tembus air dan kantung saringan (filter pocket) harus disediakan bilamana disyaratkan,

sesuai dengan ketentuan Drainase Porous.

Penyiapan Batua)  Batu harus dibersihkan dari bahan yang merugikan, yang dapat mengurangi kelekatan dengan

adukan.b)  Sebelum pemasangan, batu harus dibasahi seluruh permukaannya dan diberikan waktu yang

cukup untuk proses penyerapan air sampai jenuh.

Page 5: 9_METODE pALAKSANAAN

7/18/2019 9_METODE pALAKSANAAN

http://slidepdf.com/reader/full/9metode-palaksanaan 5/17

CV. Naga mas jaya Metode Pelaksanaan

Pemasangan Lapisan Batua)  Suatu landasan dari adukan semen paling sedikit setebal 3 cm harus dipasangpada formasi yang

telah disiapkan. Landasan adukan ini harus dikerjakan sedikit demi sedikit sedemikian rupasehingga permukaan batu akan tertanam pada adukan sebelum mengeras.

b)  Batu harus ditanam dengan kuat di atas landasan adukan semen sedemikian rupa sehingga satubatu berdekatan dengan lainnya sampai mendapatkan tebal pelapisan yang diperlukan dimana

tebal ini akan diukur tegak lurus terhadap llereng. Rongga yang terdapat di antara satu batudengan lainnya harus disi adukan dan adukan ini harus dikerjakan sampai hampir sama ratadengan permukaan lapisan tetapi tidak sampai menutupi permukaan lapisan.

c)  Pekerjaan harus dimulai dari dasar lereng menuju ke atas, dan permukaan harus segeradiselesaikan setelah pengerasan awal (initial setting) dari adukan dengan cara menyapunyadengan sapu yang kaku.

d)  Permukaan yang telah selesai dikerjakan harus dirawat seperti yang disyaratkan untuk PekerjaanBeton.

e)  Lereng yang bersebelahan dengan bahu jalan harus dipangkas dan dirapikan untuk memperolehbidang antar muka yang rapat dan halus dengan pasangan batu dengan mortar sehingga akanmemberikan drainase yang lancar dan mencegah gerusan pada tepi pekerjaan pasangan batu

dengan mortar.

Pelaksanaan Pasangan Batu Dengan Mortar Untuk Pekerjaan Struktura)  Tumit (cut off wall) dan struktur lainnya yang dibuat dalam galian parit dimana terdapat

kestabilan akibat daya lekat tanah atau akibat disediakannya cetakan, harus dilaksanakan denganmengisi galian atau cetakan dengan adukan setebal 60 % dari ukuran maksimum batu yangdigunakan dan kemudian dengan segera memasang batu di atas adukan yang belum mengeras.Selanjutnya adukan harus segera ditambahkan dan proses tersebut diulangi sampai cetakantersebut terisi penuh. Adukan berikutnya harus segera ditambahkan lagi sampai ke bagian puncaksehingga memperoleh permukaan atas yang rata.

b)  Bilamana bentuk batu sedemikian rupa sehingga dapat saling mengunci dengan kuat, danbilamana digunakan adukan yang liat, pekerjaan pasangan batu dengan mortar untuk struktur

dapat pula dibuat tanpa cetakan, sebagaimana yang diuraikan untuk Pasangan Batu.

c)  Permukaan pekerjaan pasangan batu dengan mortar untuk struktur yang terekspos harusdiselesaikan dan dirawat seperti yang disyaratkan di atas untuk pelapisan batu.

d)  Penimbunan kembali di sekeliling struktur yang telah selesai dirawat harus ditimbun sesuaidengan ketentuan Timbunan atau Seksi Drainase Porous.

6. PERALATAN YANG DIGUNAKAN :1 Alat bantu : Sekop, Cangkul, sendok tembok

2. Water Pump, Concrete Mixer

Page 6: 9_METODE pALAKSANAAN

7/18/2019 9_METODE pALAKSANAAN

http://slidepdf.com/reader/full/9metode-palaksanaan 6/17

CV. Naga mas jaya Metode Pelaksanaan

METODE PELAKSANAAN PEKERJAANNama paket : Peningkatan Jalan Nanggeleng - SirnarajaNo. Mata Pembayaran : 5.1(2)Jenis Pekerjaan : Lapis Permukaan Agregat Kelas B

1. URAIANPekerjaan meliputi pengadaan , pemasokan , pengangkutan , penghamparan , pembasahan dan

pemadatan Agregat diatas permukaan yang telah disiapkan dan telah diterima direksi pekerjaanyang disyaratkan..Lapis Pondasi Agregat meliputi Lapisan Pondasi bawah dan Lapisan PondasiAtas.

2. PERSYARATAN DAN TOLERANSIElevasi permukaan lapis akhir sesuai dengan gambar Rencana dengan toleransi untuk LapisanAgregat Kls.B tidak kurang dari 1cm dari Lapisan permukaan.Permukaan Lapis Agregat disiapkan untuk permukaan bahu Jalan, Penyimpangan maksimumkerataan permukaan diukur dengan mistar lurus sepanjang 3 m Sejajar atau melintang sumbu jalan maksimum satu centimeter.

3. BAHAN / MATERIALBahan Lapis Pondasi Agregat di ambil dari sumber yang disetujui direksi pekerjaan sesuai denganSpesifikasi yang ditentukan.

Fraksi Agregat Kasar ( tertahan pada ayakan 4,75 mm) terdiri dari partikel yang keras Agregatkasar Kls.B. berasal dari batu kali 65 % mempunyai paling sedikit satu bidang Fraksi AgregatHalus ( lolos ayakan 4,75 mm) terdiri dari partikel pasir atau batu pecah halus.

4. PERALATANPeralatan dan mesin yang digunakan sesuai dengan spesifikasi yang disyaratkan dan disetujuidireksi pekerjaan. Dump Truk digunakan untuk pengangkut bahan kelokasi pekerjaan.perkakaslainnya digunakan sebagai alat Alat Pemadat menggunakan alat pemadat Roda Besi denganpenggetar atau pemadat roda karet 'Pemadat Roda besi digunakan pada awal pemadatan

5. URUTAN KERJA / METODE PELAKSANAANLapis Pondasi Agregat dihampar dan dipadatkan pada kondisi cuaca yang cerah ( tidak dalamkeadaan Hujan ). Lapisa Pondasi Agregat dihampar pada lapis perkerasan yang disiapkan.Setiaplapis dihampar dengan merata agar menghasilkan tebal yang disyaratkan.

Lapis Pondasi Agregat diangkut dan dihampar serta dibentuk dengan salah satu metode yang

Disetujui direksi. Lapis Pondasi,tebal Padat maksimum tidak melebihi Ketebalan beton. kecualidiperintahkan direksi pekerjaan

LAPIS PERMUKAAN AGREGAT KELAS BPEMADATAN LAPIS PONDASI AGREGAT

1.  Sebelum pengiriman dilakukan, maka sample material Lapis Pondasi Klas B harus diperiksa di

laboratorium untuk mendapat kelayakan material tersebut dan harus mendapatkanpersetujuan dari hasil pengujian laboratorium.

2.  Sample bahan yang telah mendapatkan persetujuan dan sesuai spesifikasi sebagian dibawadan disimpan di direksi Keet sebagai rujukan untuk lapangan dan pengiriman bahan.

3.  Sebelum penghamparan Lapis Pondasi Agreggat Klas B, terlebih dahulu perkerasan bahu jalan

atau Pondasi bawah bahu jalan harus disiapkan dan dibersihkan sesuai dengan yangdisyaratkan dan telah dinyatakan lahan telah siap.

4.  Dump Truck mengangkut material lapis pondasi Agregat Klas B dari Quarry ke lokasipekerjaan dan ditempatkan pada lokasi yang memerlukan bahan Lapis Pondasi Agreggat KlasB disesuaikan dengan kebutuhan masing - masing lokasi.

5.  Lapis Pondasi aggregat Klas B bahu Jalan di hampar setelah Pekerjaan beton K-350 selesaidilaksanakan untuk mendapatkan ketebalan dan kemiringan maksimum.

6.  Lapis campuran aggregat harus sebagai campuran yang merata dan harus dihampar padakadar air dalam rentang yang disyaratkan kadar air dalam bahan campuran aggregat harustersebar secara merata.

7.  Setiap lapis harus dihampar pada suatu operasi dengan takaran yang merata agarmenghasilkan tebal padat yang dibutuhkan dalam toleransi yang disyaratkan.

8.  Bahan lapis pondasi Aggregat Klas B dihamparkan dan dibentuk dengan menggunakan alatbantu dan metode yang tidak menyebabkan segregasi pada partikel yang kasar dan partikel

halus, bahan lapis pondasi aggregat klas B yang mengalami segregasi harus diperbaiki dahuluatau dibuang dan diganti dengan bahan yang bergradasi baik dimana penghamparandilakukan dalam keadaan cuaca baik (tidak hujan).

9.  Dump Truck berfungsi mendistribusikan bahan Lapis Pondasi Aggregat Klas B di lokasipekerjaan.

10. Setiap lapis harus di hampar pada suatu operasi dengan takaran yang merata agarmenghasilkan tebal padat yang dibutuhkan dalam toleransi yang disyratkan.

11. Tebal minimum untuk pelaksanaan tiap lapis harus dua kali ukuran terbesar aggregat lapispondasi atau dengan kata lain tebal maksimum pemadatan tidak boleh melebihi dari 20 cm.

Page 7: 9_METODE pALAKSANAAN

7/18/2019 9_METODE pALAKSANAAN

http://slidepdf.com/reader/full/9metode-palaksanaan 7/17

CV. Naga mas jaya Metode Pelaksanaan

12. Setelah pencampuran dan pembentukan selesai setiap lapis harus dipadatkan denganmenggunakan Plate Vibrator.

13. Roller dan dipadatkan secara menyeluruh dan merata sambil dilakukan penyiraman denganwater tank truk.

14. Pemadatan harus dilakukan bila kadar air dari bahan berada dalam rentang 3% di bawahkadar air optimim seperti yang telah ditetapkan oleh kepadatan isi kering spesifikasi yangditentukan.

15. Pelaksanaan pemadatan/penggilasan harus ujung bahu jalan sedikit demi sedikit sesuai alurpanjang jalan, pemadatan harus dilanjutkan sampai seluruh bekas roda mesin gilas hilang danlapisan pondasi aggregat Klas B mendapatkan tingkat kepadatan yang merata.Pemadatan Lapis pondasi Aggregat Klas B yang tidak terjangkau harus dipadatkan dengan alatpemadat mekanis yang sesuai dengan persetujuan Direksi.

16. Lokasi hamparan dengan ketebalan atau kerataan yang tidak memenuhi ketentuan toleransiyang disyaratkan, maka permukaannya tidak rataselama pelaksanaan atau setelahpelaksanaan harus diperbaiki dengan cara membongkar lapis permukaan tersebut danmengurangi atau menabah bahan sebagaimana yang diperlukan dan dilanjutkan denganpembentukan dan pemadatan kembali.

17. Lapis Pondasi Aggregat Klas B yang terlalu kering untuk pemadatan dalam rentang kadar airyang disyaratkan harus digaru dan dilanjutkan dengan penyemprotan air dalam kuantitasyang cukup serta digaru kembali hingga kadar air merata.

18. Lapis Pondasi Aggregat Klas B yang terlalu basah untuk pemadatan dalam rentang kadar air

yang disyaratkan harus digaru dan secara berulang - ulang pada cuaca kering denganperalatan yang sesuai dengan disertai waktu jeda dalam pelaksanaanya untuk tahappengeringan.

19. Setelah Pemadatan dan penggilasan selesai, maka hasil pemadatan tersebut harus dilakukanpengujian kendali mutu agar hasil pemadatan tersebut dapat terukur hasilnya.

20. Pengujian yang dilakukan adalah test Sand Cone dimana kepadatan yang disyartakan adalahharus minimal 100 % dari kepadatan kering maksimum modified

6. PERALATAN YANG DIGUNAKAN :

1 Dump Truck 5 Ton2 Tanden Roller3 water Tank Truck4 Alat bantu : Sekop, pengki dan gerobak

Page 8: 9_METODE pALAKSANAAN

7/18/2019 9_METODE pALAKSANAAN

http://slidepdf.com/reader/full/9metode-palaksanaan 8/17

CV. Naga mas jaya Metode Pelaksanaan

METODE PELAKSANAAN PEKERJAANNama paket : Peningkatan Jalan Nanggeleng - SirnarajaNo. Mata Pembayaran : SS.5.4 (1)Jenis Pekerjaan : Lapis Pondasi Bawah Tellford

1.  UraianPekerjaan ini harus meliputi pemasokan, pengangkutan, penghamparan dan pemadatan

bahan untuk pelaksanaan lapis pondasi jalan tanpa penutup aspal dan suatu lapis permukaansementara pada permukaan tanah dasar atau lapis pondasi bawah yang telah disiapkan.Pemasokan bahan akan mencakup, jika perlu, pemecahan, pengayakan, pencampuran danoperasi-operasi lainnya yang diperlukan, untuk memperoleh bahan yang memenuhi ketentuandari Spesifikasi ini.

2.  PERSYARATAN DAN TOLERANSI

Tebal minimum tidak boleh kurang dari 1 cm terhadap tebal yang disyaratkan. Bila semuaagregat yang lepas dibuang, standar kerataan dari permukaan yang padat harus sedemikianrupa sehingga tidak satu titikpun pada permukaan berbeda lebih dari 1 cm diukur denganmistar lurus sepanjang 3 m yang dipasang sejajar atau tegak lurus pada sumbu jalan.Ketidakrataan permukaan akhir tidak boleh menyebabkan terjadinya kantong air.Kecuali ditentukan lain oleh Direksi Pekerjaan atau diberikan secara detil dalam Gambar, Lapis

Pondasi Jalan Tanpa Penutup Aspal harus dilaksanakan dengan lereng melintang ataupunggung jalan sebesar 5 % untuk daerah bukan superelevasi.

3.  BAHAN / MATERIALSumber MaterialMaterial lapis pondasi jalan tanpa penutup aspal harus dipilih dari sumber yang disetujuisesuai Spesifikasi.

Pemilihan Lapis Pondasi Jalan Tanpa Penutup AspalSpesifikasi ini mencakup ketentuan sifat-sifat bahan untuk 2 kategori Lapis PondasiJalan Tanpa Penutup Aspal yaitu Kelas C dan Waterbound Macadam. Direksi Pekerjaan akanmenentukan pilihan jenis lapis pondasi jalan tanpa penutup aspal pada berbagai lokasi disepanjang Kontrak berdasarkan hasil pengujian bahan setempat yang tersedia, yang

dilaksanakan Kontraktor sebagai bagian dari pekerjaan survei lapangan.Tetapi penggunaan Waterbound Macadam akan dibatasi hanya untuk pengembalian

kondisi dan perbaikan jalan dengan waterbound macadam.

Ketentuan Sifat-sifat BahanBahan yang dipilih sebagai Lapis Pondasi Jalan Tanpa Penutup Aspal Kelas C harusmemenuhi ketentuan di bawah ini dan harus bebas dari gumpalan lempung, bahanorganik, atau bahan-bahan lain yang tidak dikehendaki dan harus mempunyai mutusedemikian rupa sehingga dapat menghasilkan lapis permukaan yang keras dan stabil.

Lapis Pondasi Jalan Tanpa Penutup Aspal Kelas C Agregat untuk Lapis Pondasi Jalan Tanpa Penutup Aspal Kelas C dapat terdiri atas kerikilpecah, batu pecah atau kerikil alam bulat yang memenuhi Spesifikasi Gradasi

4. PERALATAN

Peralatan dan mesin yang digunakan sesuai dengan spesifikasi yang disyaratkan dan disetujuidireksi pekerjaan. Dump Truk digunakan untuk pengangkut bahan kelokasi pekerjaan.perkakaslainnya digunakan sebagai alat Pemadat menggunakan alat pemadat meszin gilas tiga roda.

1.  Mesin Gilas Tiga Roda2.  Dump Truck3.  Alat bantu : Sekop, pengki dan gerobak

4. URUTAN KERJA / METODE PELAKSANAAN

Kecuali diperintahkan lain oleh Direksi Pekerjaaan, penyiapan drainase, tanah dasardan lapis pondasi bawah harus selesai dan diterima paling sedikit 100 m ke depan dari

rencana lokasi akhir penghamparan lapis pondasi jalan tanpa penutup aspal pada setiap saat.

Pengiriman BahanAgregat kasar dan halus untuk Waterbound Macadam harus dikirim ke badan jalan sebagaicampuran yang merata. Kadar air harus sedemikian hingga hanya cukup untuk mengikatbahan halus, air bebas tidak diperbolehkan. Kadar air dalam bahan harus benar-benarterdistribusi secara merata.

Page 9: 9_METODE pALAKSANAAN

7/18/2019 9_METODE pALAKSANAAN

http://slidepdf.com/reader/full/9metode-palaksanaan 9/17

CV. Naga mas jaya Metode Pelaksanaan

Jika Lapis Pondasi Jalan Tanpa Penutup Aspal kelas C dipasok sebagai bahan yang dicampurlebih dahulu, bahan itu harus dikirim ke badan jalan sesuai dengan ketentuan Pasal5.2.3.(2).(a). Bilamana agragat dikirim dalam bentuk dua atau tiga komponen, setiapkomponen harus dikirim sesuai dengan ketentuan dari Pasal 5.2.3.(2).(a), kecuali jikakomponen itu harus dikirim dalam keadaan kering.Tebal padat minimum tidak boleh kurang dari dua kali ukuran agregat maksimum. Tebal padatmaksimum tidak boleh lebih dari 20 cm kecuali ditentukan lain atau disetujui Direksi

Pekerjaan .

Agregat Lapis Pondasi Jalan Tanpa Penutup Aspal Yang Dicampur Di TempatBila bahan badan jalan yang ada harus harus dicampur untuk digunakan sebagai salah satukomponen Lapis Pondasi Jalan Tanpa Penutup Aspal, lokasi-lokasi tertentu yang bahannyaagak basah atau mutunya kurang baik harus digali dan dibuang terlebih dahulu, digantidengan bahan badan jalan dari lokasi lain yang bermutu sama atau lebih baik. Seluruh badan jalan yang padat harus digaru sampai mencapai kedalaman yang seragam. Bilamana tidakdisebutkan lain maka penggaruan yang harus dihitung sedemikian hingga menghasilkanproporsi bahan badan jalan yang tepat untuk campuran lapis pondasi jalan tanpa penutupaspal. Bahan badan jalan harus dikeringkan seluruhnya dan kemudian dicampur sampaiseluruh lokasi itu merata secara memanjang dan melintang.Komponen bahan untuk setiap lapis harus dihampar dengan ketebalan yang sama di seluruhlokasi. Mesin pencampur stabilisasi tanah, mesin penggaru pertanian, cakram bajak atau alat

lain yang sesuai harus digunakan untuk mencampur seluruh tebal bahan gembur tersebut.Sebagai alternatif, setumpukan kecil bahan yang menerus pada panampang melintang yangseragam dapat dihampar sepanjang jalan bilamana lebar jalan tetap. Seluruh kedalaman

bahan yang gembur itu dibolak-balik dari sisi jalan yang satu ke yang lainnya sampai seluruhbahan itu tercampur merata, kemudian dihampar dengan ketebalan yang sama.Pencampuran di tempat hanya diijinkan bila kondisi panas dan cuaca panas diharapkanberlangsung sampai pekerjaan selesai.

Pemadatan Lapis PondasiSegera setelah pembentukan awal selesai, setiap lapis bahan harus dipadatkan seluruhnya

dengan alat pemadat yang cocok dan memadai, yang telah disetujui Direksi Pekerjaan .Pembentukan akhir permukaan lapis pondasi bawah harus dilaksanakan paling sedikit setelahdua lintasan pemadatan melintasi seluruh lokasi tersebut.Selama pemasangan, pembentukan dan pemadatan Lapis Pondasi Jalan Tanpa Penutup Aspal,

agregat harus dipertahankan dalam keadaan lembab dengan penyemprotan air yang diaturdengan ketat sehingga bahan halus yang berada di permukaan tidak terganggu. Sebelum

pemadatan selesai, kontraktor harus membuang setiap agregat yang terlalu basah sehinggatidak merusak tanah dasar. Pemadatan tidak boleh dilanjutkan jika bahan menunjukkantanda-tanda agak bergelombang. Dalam keadaan demikian, bahan harusdibuang ataudiperbaiki Operasi penggilasan harus dimulai dari sepanjang tepi perkerasan dan berangsur-angsur menuju ke tengah-tengah, dalam arah memanjang. Pada tempat ber"superelevasi"penggilasan harus dimulai dari bagian yang rendah menuju ke bagian yang tinggi.Bahan sepanjang kerb, tembok dan tempat-tempat lain yang tak terjangkau oleh mesin gilas

harus dipadatkan dengan menggunakan timbris atau pemadat mekanis.Pemadatan harus berlanjut sampai seluruh lokasi yang telah dipadatkan menjadi suatupermukaan yang keras dengan kepadatan yang merata serta semua bekas jejak roda mesingilas tidak tampak. Suatu lapisan yang keras dan stabil harus diperoleh dalam penggilasanakibat saling mengunci antar agregat dengan rapat.

Penambahan abu batu atau pasir berplastisitas rendah dalam jumlah kecil pada saatpemadatan tahap akhir dapat diijinkan agar dapat meningkatkan pengikatan pada lapispermukaan. Abu batu dan pasir tidak boleh dihampar terlalu tebal sedemikian hingga agregatkasar menjadi tidak tampak.

Pelaksanaan Waterbound Macadam

Kedalaman LapisanLapis Pondasi Jalan Tanpa Penutup Aspal jenis Waterbound Macadam harus dilaksanakan lapisdemi lapis dan memenuhi ketentuan kedalaman lapisan seperti yang tercantum dalam Tabel5.2.2.(c). Total kedalaman Lapis Pondasi yang telah selesai harus sesuai dengan GambarPelaksanaan.

Penebaran Agregat Kasar

Penebaran dapat dilaksanakan dengan peralatan mekanis atau cara manual denganmenggunakan keranjang untuk menebar agregat. Penebaran harus dilakukan denganketebalan merata.

Pemadatan dan Pembentukan Agregat KasarPemadatan awal harus dilakukan dengan mesin gilas roda besi berat 6 - 8 ton. Pemadatanharus dilanjutkan sampai diperoleh suatu lapis agregat yang stabil dan rata. Penggilasan harusdilaksanakan minimum 6 lintasan di seluruh lokasi jalan tersebut.

Page 10: 9_METODE pALAKSANAAN

7/18/2019 9_METODE pALAKSANAAN

http://slidepdf.com/reader/full/9metode-palaksanaan 10/17

CV. Naga mas jaya Metode Pelaksanaan

Selama pelaksanaan pemadatan kerataan permukaan harus diperiksa dengan mistar lurussepanjang 3 m. Lokasi dimana permukaan agregat kasar menyimpang dari garis mistar luruslebih dari 1 cm harus segera diperbaiki, dengan cara menggemburkannya dan kemudiandilakukan penambahan atau pengurangan agregat kasar, sebelum dipadatkan sampai standaryang disyaratkan.

Penebaran dan Pemadatan Agregat Halus

Agregat halus harus ditebar sedemikian hingga seluruh rongga permukaan agregat kasarterisi. Agregat halus harus dibasahi dan digilas agar dapat masuk ke dalam rongga dalam lapispondasi. Pembasahan dan penggilasan dengan penambahan agregat halus jika diperlukan,harus berlanjut sedemikian hingga seluruh kedalaman lapis pondasi terisi dengan agregathalus sampai padat dan permukaan yang halusdan rapat dapat diperoleh.

Page 11: 9_METODE pALAKSANAAN

7/18/2019 9_METODE pALAKSANAAN

http://slidepdf.com/reader/full/9metode-palaksanaan 11/17

CV. Naga mas jaya Metode Pelaksanaan

METODE PELAKSANAAN PEKERJAANNama paket : Peningkatan Jalan Nanggeleng - SirnarajaNo. Mata Pembayaran : 6.1 (1)a, 6.1 (2)aJenis Pekerjaan : Lapis Resap Pengikat u/ LASTON

: Lapis Perekat u/ LASTON

1.  URAIAN

Pekerjaan ini harus mencakup penyediaan dan penghamparan bahan aspal pada permukaan yangtelah disiapkan sebelumnya untuk pemasangan lapisan beraspal berikutnya. Lapis Resap Pengikatharus dihampar di atas permukaan yang bukan beraspal (misalnya Lapis Pondasi Agregat),sedangkan Lapis Perekat harus dihampar di atas permukaan yang beraspal

2.  PERSYARATAN DAN TOLERANSI

Toleransi ketelitian dan ketentuan jarum baca yang dipasang pada distributor aspal dengan

batang semprot harus memenuhi ketentuan berikut ini :

Ketentuan dan Toleransi Yang Dijinkan

Tachometer pengukur

kecepatan kendaraan

Tachometer pengukurkecepatan putaran pompa

Pengukur suhu

Pengukur volume atautongkat celup

: ± 1,5 persen dari skala putaran penuh sesuai ketentuan

BS 3403

: ± 1,5 persen dari skala putaran penuh sesuai ketentuanBS 3403

: ± 5 ºC, rentang 0 - 250 ºC, minimum garis tengaharloji 70 mm: ± 2 persen dari total volume tangki, nilai maksimumgaris skala Tongkat Celup 50 liter.

3.  PERSYARATAN BAHAN

Bahan aspal untuk Lapis Resap Pengikat haruslah salah satu dari berikut ini :a.  Aspal emulsi reaksi sedang (medium setting) atau reaksi lambat (slow setting) yang memenuhi

AASHTO M140 atau Pd S-01-1995-03 (AASHTO M208). Umumnya hanya aspal emulsi yang

dapat menunjukkan peresapan yang baik pada lapis pondasi tanpa pengikat yang disetujui.Aspal emulsi harus mengandung residu hasil penyulingan minyak bumi (aspal dan pelarut)tidak kurang dari 50 % dan mempunyai penetrasi aspal tidak kurang dari 80/100. Aspal emulsiuntuk Lapis Resap pengikat ini tidak boleh diencerkan di lapangan.

b.  Aspal semen Pen.80/100 atau Pen.60/70, memenuhi AASHTO M20, diencerkan dengan minyaktanah (kerosen). Proporsi minyak tanah yang digunakan sebagaimana diperintahkan olehDireksi Pekerjaan, setelah percobaan di atas lapis pondasi atas yang telah selesai sesuaidengan Pasal 6.1.4.(2). Kecuali diperintah lain oleh Direksi Pekerjaan, perbandingan pemakaianminyak tanah pada percobaan pertama harus dari 80 bagian minyak per 100 bagian aspalsemen (80 pph kuran lebih ekivalen dengan viskositas aspal cair hasil kilang jenis MC-30).

4.  PERALATAN 

Kontraktor harus melengkapi peralatannya terdiri dari penyapu mekanis dan atau kompresor,distributor aspal, peralatan untuk memanaskan bahan aspal dan peralatan yang sesuai untuk

menyebarkan kelebihan bahan aspal.

Distributor Aspal - Batang Semprot1.  Distributor aspal harus berupa kendaraan beroda ban angin yang bermesin penggerak sendiri,

memenuhi peraturan keamanan jalan. Bilamana dimuati penuh maka tekanan ban padapengoperasian dengan kecepatan penuh tidak boleh melampaui tekanan yang direkomendasipabrik pembuatnya.

2.  Sistem tangki aspal, pemanasan, pemompaan dan penyemprotan harus sesuai denganketentuan pengamanan dari Institute of Petroleum, Inggris.

3.  Alat penyemprot, harus dirancang, diperlengkapi, dipelihara dan dioperasikan sedemikian rupasehingga bahan aspal dengan panas yang sudah merata dapat disemprotkan secara meratadengan berbagai variasi lebar permukaan, pada takaran yang ditentukan dalam rentang 0,15sampai 2,4 liter per meter persegi

4.  Distributor aspal harus dilengkapi dengan batang semprot sehingga dapat mensirkulasikan

aspal secara penuh yang dapat diatur ke arah horisontal dan vertikal. Batang semprot harusterpasang dengan jumlah minimum 24 nosel, dipasang pada jarak yang sama yaitu 10 ± 1cm. Distributor aspal juga harus dilengkapi pipa semprot tangan.

5.  URUTAN KERJA / METODE PELAKSANAANa)  Penyiapan Permukaan Yang Akan Disemprot Aspal

Sebelum penyemprotan aspal dimulai, permukaan harus dibersihkan dengan memakai sikat

mekanis atau kompresor atau kombinasi keduanya. Bilamana peralatan ini belum dapat

Page 12: 9_METODE pALAKSANAAN

7/18/2019 9_METODE pALAKSANAAN

http://slidepdf.com/reader/full/9metode-palaksanaan 12/17

CV. Naga mas jaya Metode Pelaksanaan

memberikan permukaan yang benar-benar bersih, penyapuan tambahan harus dikerjakan manual

dengan sikat yang kaku.

Pembersihan harus dilaksanakan melebihi 20 cm dari tepi bidang yang akan disemprot.

Tonjolan yang disebabkan oleh benda-benda asing lainnya harus disingkirkan dari permukaan

dengan memakai penggaru baja atau dengan cara lainnya yang telah disetujui atau sesuai dengan

perintah Direksi Pekerjaan dan bagian yang telah digaru tersebut harus dicuci dengan air dan

disapu.Untuk pelaksanaan Lapis Resap Pengikat di atas Lapis Pondasi Agregat Kelas A, permukaan akhir

yang telah disapu harus rata, rapat, bermosaik agregat kasar dan halus, permukaan yang hanya

mengandung agregat halus tidak akan diterima.

Pekerjaan penyemprotan aspal tidak boleh dimulai sebelum perkerasan telah disiapkan dapat

diterima oleh Direksi Pekerjaan.

b)  Takaran dan Temperatur Pemakaian Bahan Aspal

Kontraktor harus melakukan percobaan lapangan di bawah pengawasan Direksi Pekerjaan untuk

mendapatkan tingkat takaran yang tepat (liter per meter persegi) dan percobaan tersebut akan

diulangi, sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, bila jenis dari permukaan yang akan

disemprot atau jenis dari bahan aspal berubah.

Suhu penyemprotan harus sesuai aturan yang berlaku kecuali diperintahkan lain oleh DireksiPekerjaan. Suhu penyemprotan untuk aspal cair yang kandungan minyak tanahnya berbeda dari

yang ditentukan dalam daftar ini, temperaturnya dapat diperoleh dengan cara interpolasi.

Frekuensi pemanasan yang berlebihan atau pemanasan yang berulang-ulang pada temperatur

tinggi haruslah dihindari. Setiap bahan yang menurut pendapat Direksi Pekerjaan, telah rusak

akibat pemanasan berlebihan harus ditolak dan harus diganti atas biaya Kontraktor.

c)  Pelaksanaan Penyemprotan

1.  Batas permukaan yang akan disemprot oleh setiap lintasan penyemprotan harus diukur dan

ditandai. Khususnya untuk Lapis Resap Pengikat, batas-batas lokasi yang disemprot harus

ditandai dengan cat atau benang.

2.  Agar bahan aspal dapat merata pada setiap titik maka bahan aspal harus disemprotkan

dengan batang penyemprot dengan kadar aspal yang diperintahkan, kecuali jikapenyemprotan dengan distributor tidaklah praktis untuk lokasi yang sempit, Direksi Pekerjaan

dapat menyetujui pemakaian penyemprot aspal tangan (hand sprayer).

Alat penyemprot aspal harus dioperasikan sesuai grafik penyemprotan yang telah disetujui.

Kecepatan pompa, kecepatan kendaraan, ketinggian batang semprot dan penempatan nosel

harus disetel sesuai ketentuan grafik tersebut sebelum dan selama pelaksanaan

penyemprotan.

3.  Bila diperintahkan, bahwa lintasan penyemprotan bahan aspal harus satu lajur atau setengah

lebar jalan dan harus ada bagian yang tumpang tindih (overlap) selebar 20 cm sepanjang sisi-

sisi lajur yang bersebelahan. Sambungan memanjang selebar 20 cm ini harus dibiarkan

terbuka dan tidak boleh ditutup oleh lapisan berikutnya sampai lintasan penyemprotan di lajur

yang bersebelahan telah selesai dilaksanakan. Demikian pula lebar yang telah disemprot harus

lebih besar dari pada lebar yang ditetapkan, hal ini dimaksudkan agar tepi permukaan yangditetapkan tetap mendapat semprotan dari tiga nosel, sama seperti permukaan yang lain

4.  Lokasi awal dan akhir penyemprotan harus dilindungi dengan bahan yang cukup kedap.

Penyemprotan harus dimulai dan dihentikan sampai seluruh batas bahan pelindung

tersemprot, dengan demikian seluruh nosel bekerja dengan benar pada sepanjang bidang

 jalan yang akan disemprot.

Distributor aspal harus mulai bergerak kira-kira 5 meter sebelum daerah yang akan disemprot

dengan demikian kecepatan lajunya dapat dijaga konstan sesuai ketentuan, agar batang

semprot mencapai bahan pelindung tersebut dan kecepatan ini harus tetap dipertahankan

sampai melalui titik akhir.

5.  Sisa aspal dalam tangki distributor harus dijaga tidak boleh kurang dari 10 persen dari

kapasitas tangki untuk mencegah udara yang terperangkap (masuk angin) dalam sistem

penyemprotan.

6.  Jumlah pemakaian bahan aspal pada setiap kali lintasan penyemprotan harus segera diukur

dari volume sisa dalam tangki dengan meteran tongkat celup

7.  Takaran pemakaian rata-rata bahan aspal pada setiap lintasan penyemprotan, harus dihitung

sebagai volume bahan aspal yang telah dipakai dibagi luas bidang yang disemprot. Luas

lintasan penyemprotan didefinisikan sebagai hasil kali panjang lintasan penyemprotan dengan

 jumlah nosel yang digunakan dan jarak antara nosel. Takaran pemakaian rata-rata yang

dicapai harus sesuai dengan yang diperintahkan Direksi Pekerjaan menurut Pasal 6.1.4.(2).(a)

dari Spesifikasi ini, dalam toleransi berikut ini :

Page 13: 9_METODE pALAKSANAAN

7/18/2019 9_METODE pALAKSANAAN

http://slidepdf.com/reader/full/9metode-palaksanaan 13/17

CV. Naga mas jaya Metode Pelaksanaan

Toleransitakaranpemakaian

=+ (4 % dari takaran yg

diperintahkan+

1 % dari volume tangki---------------------------- )

Luas yang disemprot

Takaran pemakaian yang dicapai harus telah dihitung sebelum lintasan penyemprotanberikutnya dilaksanakan dan bila perlu diadakan penyesuaian untuk penyemprotan berikutnya.

8.  Penyemprotan harus segera dihentikan jika ternyata ada ketidaksempurnaan peralatansemprot pada saat beroperasi.

9.  Setelah pelaksanaan penyemprotan, khususnya untuk Lapis Perekat, bahan aspal yangberlebihan dan tergenang di atas permukaan yang telah disemprot harus diratakan denganmenggunakan alat pemadat roda karet, sikat ijuk atau alat penyapu dari karet.

10. Tempat-tempat yang disemprot dengan Lapis Resap Pengikat yang menunjukkan adanyabahan aspal berlebihan harus ditutup dengan bahan penyerap (blotter material) yangmemenuhi Pasal 6.1.2.(1).(b) dari Spesifikasi ini sebelum penghamparan lapis berikutnya.Bahan penyerap (blotter material) hanya boleh dihampar 4 jam setelah penyemprotan LapisResap Pengikat.

11. Tempat-tempat bekas kertas resap untuk pengujian kadar bahan aspal harus dilabur kembalidengan bahan aspal yang sejenis secara manual dengan kadar yang hampir sama dengankadar di sekitarnya

6.  ALAT YANG DIGUNAKANAsphalt SprayerCompresor

Page 14: 9_METODE pALAKSANAAN

7/18/2019 9_METODE pALAKSANAAN

http://slidepdf.com/reader/full/9metode-palaksanaan 14/17

CV. Naga mas jaya Metode Pelaksanaan

METODE PELAKSANAAN PEKERJAANNama paket : Peningkatan Jalan Nanggeleng - SirnarajaNo. Mata Pembayaran : 6.3 (5)CJenis Pekerjaan : Lapis Aus Aspal Beton / Laston AC-WC Levelling

1.  URAIANPekerjaan ini mencakup pengadaan lapisan padat yang awet berupa lapis perata, lapis pondasi ataulapis aus campuran aspal yang terdiri dari agregat dan bahan aspal yang dicampur secara panas dipusat instalasi pencampuran, serta menghampar dan memadatkan campuran tersebut di ataspondasi atau permukaan jalan yang telah disiapkan sesuai dengan Spesifikasi ini dan memenuhigaris, ketinggian dan potongan memanjang yang ditunjukkan dalam Gambar Rencana.Semua campuran dirancang dalam Spesifikasi ini untuk menjamin bahwa asumsi rancangan yangberkenaan dengan kadar aspal, rongga udara, stabilitas, kelenturan dan keawetan sesuai denganlalu-lintas rencana.

2.  PERSYARATAN DAN TOLERANSI

Tebal setiap lapisan campuran aspal harus dipantau dengan benda uji "inti" (core) perkerasan yang

diambil oleh Kontraktor di bawah pengawasan Direksi Pekerjaan. Jarak dan lokasi pengambilan

benda uji inti harus sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan tetapi paling sedikitharus diambil dua buah dalam arah melintang dari masing-masing penampang lajur yang

diperiksa. Jarak memanjang dari penampang melintang yang diperiksa tidak lebih dari 200 m dan

harus sedemikian rupa hingga jumlah total benda uji inti yang diambil dalam setiap ruas yang

diukur untuk pembayaran tidak kurang dari 6 (enam).

Toleransi tebal lapisan yaitu tebal nominal minimum 4 cm dengan toleransi tebal + 3 mm.

Bilamana tebal lapisan tidak memenuhi persyaratan toleransi maka Direksi Pekerjaan dapat

memerintahkan pengambilan benda uji inti tambahan pada lokasi yang tidak memenuhi syarat

ketebalan sebelum pembongkaran dan pelapisan kembali.

3.  PERSYARATAN BAHANLaston Lapis Aus (AC-WC), ukuran maksimum agregat masing-masing campuran adalah 19 mm,

menggunakan bahan Aspal Polimer atau Aspal dimodifikasi dengan Aspal Alam atau AspalMultigrade disebut masing-masing sebagai AC-WC Modified.

Agregat yang akan digunakan dalam pekerjaan harus sedemikian rupa agar campuran aspal, yangproporsinya dibuat sesuai dengan rumus perbandingan campuran dan memenuhi semuaketentuan yang disyaratkan.

Agregat tidak boleh digunakan sebelum disetujui terlebih dahulu oleh Direksi Pekerjaan. Bahanharus ditumpuk sesuai dengan ketentuan.

Sebelum memulai pekerjaan Kontraktor harus sudah menumpuk setiap fraksi agregat pecah danpasir untuk campuran aspal, paling sedikit untuk kebutuhan satu bulan dan selanjutnya tumpukanpersediaan harus dipertahankan paling sedikit untuk kebutuhan campuran aspal satu bulanberikutnya.

Dalam pemilihan sumber agregat, Kontraktor dianggap sudah memperhitungkan penyerapan aspaloleh agregat. Variasi kadar aspal akibat tingkat penyerapan aspal yang berbeda, tidak dapatditerima sebagai alasan untuk negosiasi kembali harga satuan dari Campuran Aspal.

Penyerapan air oleh agregat maksimum 3 %.

Berat jenis (spesific gravity) agregat kasar dan halus tidak boleh berbeda lebih dari 0,2.

4.  PERALATAN

Peralatan yang digunakan untuk pekerjan ini adalah :

  Asphalt Finisher

  Tandem Roller

  P. Tyre Roller  Water Tank Truck

Peralatan untuk penghamparan dan pen!elesaian harus terdiri dari mesin penghampar (asphalt

finisher)yang bertenaga penggerak sendiri" mampu menghampar dan menyelesaikan ampuran

tepat pada garis" kelandaian" dan penampang melintang !ang diminta& Mesin penghampar

harus dilengkapi dengan corong-curah dan ulir pendistri$usi dari jenis yang dapat berputar

balik untuk menempatkan campuran secara merata di depan batang perata

Page 15: 9_METODE pALAKSANAAN

7/18/2019 9_METODE pALAKSANAAN

http://slidepdf.com/reader/full/9metode-palaksanaan 15/17

CV. Naga mas jaya Metode Pelaksanaan

(screed)yang dapat distel& mesin penghampar harus menggunakan perlengkapan

penyeimbang (equalizing runner)" pelurus(straightedge runner),lengan perata(evener arm)

atau alat-alat pengganti yang bersangkutan lainn!a" untuk mempertahankan kelandaian dan

tepi perkerasan jalan tepat pada garis dan ketinggian permukaan !ang di$erikan dalam

gam$ar dengan tanpa menggunakan acuan samping yang bersifat tetap

Peralatan terse$ut harus meliputi alat !ang dapat distel untuk memberikan bentuk penampang

melintang !ang ditentukan dan mengatur kete$alan yang diperlukanMesin penghampar harus dilengkapi dengan $atang perata (screed) yang dapat digerakkan

!ang memiliki perlengkapan untuk memanaskan $atang perata yang bersangkutan sampai

temperatur !ang diperlukan untuk menghampar campuran hotmix

Istilah perataan (screeds) meliputi segala pemotongan" pengumpulan (crowding), atau

tindakan praktis lainn!a !ang e'ekti' dalam menghasilkan suatu permukaan akhir !ang memiliki

Kerataan dan tekstur !ang ditetapkan" dengan tanpa pem$elahan" penggeseran atau

pengaluran

5.  URUTAN KERJA / METODE PELAKSANAAN

a.  Mempersiapkan permukaan yang akan dilapisi.

Bilamana permukaan yang akan dilapisi termasuk perataan setempat dalam kondisi rusak,

menunjukkan ketidakstabilan, atau permukaan aspal lama telah berubah bentuk secaraberlebihan atau tidak melekat dengan baik dengan lapisan di bawahnya, harus dibongkar atau

dengan cara perataan kembali lainnya, semua bahan yang lepas atau lunak harus dibuang,

dan permukaannya dibersihkan dan/atau diperbaiki dengan campuran aspal atau bahan lain

yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Bilamana permukaan yang akan dilapisi terdapat atau

mengandung sejumlah bahan dengan rongga dalam campuran yang tidak memadai,

sebagimana yang ditunjukkan dengan adanya kelelehan plastis dan/atau kegemukan

(bleeding), seluruh lapisan dengan bahan plastis ini harus dibongkar. Pembongkaran semacam

ini harus diteruskan ke bawah sampai diperoleh bahan yang keras (sound). Toleransi

permukaan setelah diperbaiki harus sama dengan yang disyaratkan untuk pelaksanaan lapis

pondasi agregat.

Sesaat sebelum penghamparan, permukaan yang akan dihampar harus dibersihkan dari bahanyang lepas dan yang tidak dikehendaki dengan sapu mekanis yang dibantu dengan cara

manual bila diperlukan. Lapis perekat (tack coat) atau lapis resap pengikat (prime coat) harus

diterapkan sesuai dengan Spesifikasi ini.

b. Acuan Tepi Balok kayu atau acuan lain yang disetujui harus dipasang sesuai dengan garis dan serta ketinggian yangdiperlukan oleh tepi-tepi lokasi yang akan dihampar.

c.  Penghamparan Dan PembentukanSebelum memulai penghamparan, sepatu (screed) alat penghampar harus dipanaskan.Campuran aspal harus dihampar dan diratakan sesuai dengan kelandaian, elevasi, sertabentuk penampang melintang yang disyaratkan.Penghamparan harus dimulai dari lajur yang lebih rendah menuju lajur yang lebih tinggibilamana pekerjaan yang dilaksanakan lebih dari satu lajur.Mesin vibrasi pada alat penghampar harus dijalankan selama penghamparan danpembentukan.Penampung alat penghampar tidak boleh dikosongkan, tetapi temperatur sisa campuran aspalharus dijaga tidak kurang dari temperatur yang disyaratkanAlat penghampar harus dioperasikan dengan suatu kecepatan yang tidak menyebabkan retakpermukaan, koyakan, atau bentuk ketidakrataan lainnya

 

pada permukaan. Kecepatanpenghamparan harus disetujui oleh Direksi Pekerjaan dan ditaati

Bilamana terjadi segregasi, koyakan atau alur pada permukaan, maka alat penghampar harusdihentikan dan tidak boleh dijalankan lagi sampai penyebabnya telah ditemukan dandiperbaiki.Penambalan tempat-tempat yang mengalami segregasi, koyakan atau alur denganmenaburkan bahan halus dari campuran aspal dan diratakan kembali sebelum penggilasansedapat mungkin harus dihindari. Butiran kasar tidak boleh ditaburkan di atas permukaanyang dihampar dengan rapi.Harus diperhatikan agar campuran tidak terkumpul dan mendingin pada tepitepi penampungalat penghampar atau tempat lainnya.Bilamana jalan akan dihampar hanya setengah lebar jalan atau hanya satu lajur untuk setiapkali pengoperasian, maka urutan penghamparan harus dilakukan sedemikian rupa sehinggaperbedaan akhir antara panjang penghamparan lajur yang satu dengan yang bersebelahanpada setiap hari produksi dibuat seminimal mungkin.

Page 16: 9_METODE pALAKSANAAN

7/18/2019 9_METODE pALAKSANAAN

http://slidepdf.com/reader/full/9metode-palaksanaan 16/17

CV. Naga mas jaya Metode Pelaksanaan

d.  Pemadatan

Segera setelah campuran aspal dihampar dan diratakan, permukaan tersebut harus diperiksadan setiap ketidaksempurnaan yang terjadi harus diperbaiki.Temperatur campuran aspal yang terhampar dalam keadaan gembur harus dipantau danpenggilasan harus dimulai dalam rentang viskositas aspalPemadatan campuran aspal harus terdiri dari tiga operasi yang terpisah berikut ini :

1. Pemadatan Awal2. Pemadatan Antara3. Pemadatan AkhirPemadatan awal atau breakdown harus dilaksanakan baik dengan alat pemadat roda baja.Pemadatan awal harus dioperasikan dengan roda penggerak berada di dekat alatpenghampar. Setiap titik perkerasan harus menerima minimum dua lintasan pengilasan awal.Pemadatan kedua atau utama harus dilaksanakan dengan alat pemadat roda karet sedekatmungkin di belakang penggilasan awal. Pemadatan akhir atau penyelesaian harusdilaksanakan dengan alat pemadat roda baja tanpa penggetar (vibrasi).Pertama-tama pemadatan harus dilakukan pada sambungan melintang yang telah terpasangkasau dengan ketebalan yang diperlukan untuk menahan pergerakan campuran aspal akibatpenggilasan. Bila sambungan melintang dibuat untuk menyambung lajur yang dikerjakansebelumnya, maka lintasan awal harus dilakukan sepanjang sambungan memanjang untuksuatu jarak yang pendek.

Pemadatan harus dimulai dari tempat sambungan memanjang dan kemudian dari tepi luar.Selanjutnya, penggilasan dilakukan sejajar dengan sumbu jalan berurutan menuju ke arahsumbu jalan, kecuali untuk superelevasi pada

 

tikungan harus dimulai dari tempat yang

terendah dan bergerak kearah yang lebih tinggi. Lintasan yang berurutan harus salingtumpang tindih (overlap) minimum setengah lebar roda dan lintasan-lintasan tersebut tidakboleh berakhir pada titik yang kurang dari satu meter dari lintasan sebelumnya.

Bilamana menggilas sambungan memanjang, alat pemadat untuk pemadatan awal harusterlebih dahulu memadatkan lajur yang telah dihampar sebelumnya sehingga tidak lebih dari15 cm dari lebar roda pemadat yang memadatkan tepi sambungan yang belum dipadatkan.

Pemadatan dengan lintasan yang berurutan harus dilanjutkan dengan menggeser posisi alatpemadat sedikit demi sedikit melewati sambungan, sampai tercapainya sambungan yangdipadatkan dengan rapi.Kecepatan alat pemadat tidak boleh melebihi 4 km/jam untuk roda baja dan 10 km/jam untuk

roda karet dan harus selalu dijaga rendah sehingga tidak mengakibatkan bergesernyacampuran panas tersebut. Garis, kecepatan dan arah penggilasan tidak boleh diubah secara

tiba-tiba atau dengan cara yang menyebabkan terdorongnya campuran aspal.

Semua jenis operasi penggilasan harus dilaksanakan secara menerus untuk memperolehpemadatan yang merata saat campuran aspal masih dalam kondisi mudah dikerjakansehingga seluruh bekas jejak roda dan ketidak-rataan dapat dihilangkan.Roda alat pemadat harus dibasahi secara terus menerus untuk mencegah pelekatan campuranaspal pada roda alat pemadat, tetapi air yang berlebihan tidak diperkenankan. Roda karet

boleh sedikit diminyaki untuk menghindari lengketnya campuran aspal pada roda, Peralatanberat atau alat pemadat tidak diijinkan berada di atas permukaan yang baru selesaidikerjakan, sampai seluruh permukaan tersebut dingin.Setiap produk minyak bumi yang tumpah atau tercecer dari kendaraan atau perlengkapanyang digunakan oleh Kontraktor di atas perkerasan yang sedang dikerjakan, dapat menjadi

alasan dilakukannya pembongkaran dan perbaikan oleh Kontraktor atas perkerasan yangterkontaminasi, selanjutnya semua biaya pekerjaaan perbaikan ini menjadi beban Kontraktor.Permukaan yang telah dipadatkan harus halus dan sesuai dengan lereng melintang dankelandaian yang memenuhi toleransi yang disyaratkan. Setiap campuran aspal padat yangmenjadi lepas atau rusak, tercampur dengan kotoran, atau rusak dalam bentuk apapun, harusdibongkar dan diganti dengan campuran panas yang baru serta dipadatkan secepatnya agarsama dengan lokasi sekitarnya. Pada tempat-tempat tertentu dari campuran aspal terhampardengan luas 1000 cm2 atau lebih yang menunjukkan kelebihan atau kekurangan bahan aspalharus dibongkar dan diganti. Seluruh tonjolan setempat, tonjolan sambungan, cekunganakibat ambles, dan segregasi permukaan yang keropos harus diperbaiki sebagaimanadiperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.Sewaktu permukaan sedang dipadatkan dan diselesaikan, Kontraktor harus memangkas tepiperkerasan agar bergaris rapi. Setiap bahan yang berlebihan harus dipotong tegak lurussetelah pemadatan akhir, dan dibuang oleh Kontraktor di luar daerah milik jalan sehingga

tidak kelihatan dari jalan yang lokasinya disetujui oleh Direksi Pekerjaan.

e.  Sambungan 

Sambungan memanjang maupun melintang pada lapisan yang berurutan harus diatursedemikian rupa agar sambungan pada lapis satu tidak terletak segaris yang lainnya.Sambungan memanjang harus diatur sedemikian rupa agar sambungan pada lapisan teratasberada di pemisah jalur atau pemisah lajur lalu lintas.Campuran aspal tidak boleh dihampar di samping campuran aspal yang telah dipadatkansebelumnya kecuali bilamana tepinya telah tegak lurus atau telah dipotong tegak lurus.

Page 17: 9_METODE pALAKSANAAN

7/18/2019 9_METODE pALAKSANAAN

http://slidepdf.com/reader/full/9metode-palaksanaan 17/17

Sapuan aspal sebagai lapis perekat untuk melekatkan permukaan lama dan baru harusdiberikan sesaat sebelum campuran aspal dihampar di sebelah campuran aspal yang telahdigilas sebelumnya.