98365101 Makalah Pengembangan Indikator Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2

27
PENGEMBANGAN INDIKATOR DALAM KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN A. Pengertian Indikator Indikator merupakan penanda pencapaian KD yang ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, mata pelajaran, satuan pendidikan, potensi daerah dan dirumuskan dalam kata kerja operasional yang terukur dan/atau dapat diobservasi. Dalam mengembangkan indikator perlu mempertimbangkan: 1. Tuntutan kompetensi yang dapat dilihat melalui kata kerja yang digunakan dalam KD; 2. Karakteristik mata pelajaran, peserta didik, dan sekolah; 3. Potensi dan kebutuhan peserta didik, masyarakat, dan lingkungan/ daerah. Dalam mengembangkan pembelajaran dan penilaian, terdapat dua rumusan indikator, yaitu: a. Indikator pencapaian kompetensi yang dikenal sebagai indikator; b. Indikator penilaian yang digunakan dalam menyusun kisi- kisi dan menulis soal yang di kenal sebagai indikator soal. Indikator dirumuskan dalam bentuk kalimat dengan menggunakan kata kerja operasional. Rumusan indikator sekurang-kurangnya mencakup dua hal yaitu tingkat kompetensi dan materi yang menjadi media pencapaian kompetensi. 1

Transcript of 98365101 Makalah Pengembangan Indikator Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2

Page 1: 98365101 Makalah Pengembangan Indikator Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2

PENGEMBANGAN INDIKATOR DALAM KURIKULUM TINGKAT SATUAN

PENDIDIKAN

A. Pengertian Indikator

Indikator merupakan penanda pencapaian KD yang ditandai oleh perubahan perilaku

yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Indikator

dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, mata pelajaran, satuan

pendidikan, potensi daerah dan dirumuskan dalam kata kerja operasional yang terukur

dan/atau dapat diobservasi.

Dalam mengembangkan indikator perlu mempertimbangkan:

1. Tuntutan kompetensi yang dapat dilihat melalui kata kerja yang digunakan dalam KD;

2. Karakteristik mata pelajaran, peserta didik, dan sekolah;

3. Potensi dan kebutuhan peserta didik, masyarakat, dan lingkungan/ daerah.

Dalam mengembangkan pembelajaran dan penilaian, terdapat dua rumusan indikator,

yaitu:

a. Indikator pencapaian kompetensi yang dikenal sebagai indikator;

b. Indikator penilaian yang digunakan dalam menyusun kisi-kisi dan menulis soal yang di

kenal sebagai indikator soal.

Indikator dirumuskan dalam bentuk kalimat dengan menggunakan kata kerja

operasional. Rumusan indikator sekurang-kurangnya mencakup dua hal yaitu tingkat

kompetensi dan materi yang menjadi media pencapaian kompetensi.

Indikator memiliki kedudukan yang sangat strategis dalam mengembangkan

pencapaian kompetensi berdasarkan SK-KD. Indikator berfungsi sebagai berikut :

1. Pedoman dalam mengembangkan materi pembelajaran

Pengembangan materi pembelajaran harus sesuai dengan indikator yang dikembangkan.

Indikator yang dirumuskan secara cermat dapat memberikan arah dalam pengembangan

materi pembelajaran yang efektif sesuai dengan karakteristik mata pelajaran, potensi

dan kebutuhan peserta didik, sekolah, serta lingkungan.

2. Pedoman dalam mendesain kegiatan pembelajaran

Desain pembelajaran perlu dirancang secara efektif agar kompetensi dapat dicapai

secara maksimal. Pengembangan desain pembelajaran hendaknya sesuai dengan

indikator yang dikembangkan, karena indikator dapat memberikan gambaran kegiatan

1

Page 2: 98365101 Makalah Pengembangan Indikator Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2

pembelajaran yang efektif untuk mencapai kompetensi. Indikator yang menuntut

kompetensi dominan pada aspek prosedural menunjukkan agar kegiatan pembelajaran

dilakukan tidak dengan strategi ekspositori melainkan lebih tepat dengan strategi

discovery-inquiry.

3. Pedoman dalam mengembangkan bahan ajar

Bahan ajar perlu dikembangkan oleh guru guna menunjang pencapaian kompetensi

peserta didik. Pemilihan bahan ajar yang efektif harus sesuai tuntutan indikator sehingga

dapat meningkatkan pencapaian kompetensi secara maksimal.

4. Pedoman dalam merancang dan melaksanakan penilaian hasil belajar

Indikator menjadi pedoman dalam merancang, melaksanakan, serta mengevaluasi hasil

belajar, Rancangan penilaian memberikan acuan dalam menentukan bentuk dan jenis

penilaian, serta pengembangan indikator penilaian. Pengembangan indikator penilaian

harus mengacu pada indikator pencapaian yang dikembangkan sesuai dengan tuntutan

SK dan KD.

Indikator soal bermanfaat bagi:

a. Guru dalam mengembangkan kisi-kisi penilaian yang dilakukan melalui tes (tes tertulis

seperti ulangan harian, ulangan tengah semester, dan ulangan akhir semester, tes

praktik, dan/atau tes perbuatan) maupun non-tes;

b. Peserta didik dalam mempersiapkan diri mengikuti penilaian tes maupun non-tes.

Dengan demikian siswa dapat melakukan self assessment untuk mengukur kemampuan

diri sebelum mengikuti penilaian sesungguhnya;

c. Pimpinan sekolah dalam memantau dan mengevaluasi keterlaksanaan pembelajaran dan

penilaian di kelas;

d. Orang tua dan masyarakat dalam upaya mendorong pencapaian kompetensi siswa lebih

maksimal.

B. Macam-macam Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Indikator kunci

Safari (2005:21-22) menyatakan bahwa Indikator kunci adalah indikator yang

memenuhi syarat UKRK atau Urgensi, Kontinuitas, Relevansi dan Keterpakaian

Urgensi secara dimaknai bahwa teoritis indikator itu harus dikuasai siswa

Kontinuitas dimaknai bahwa indikator ini merupakan indikator lanjutan yang

merupakan pendalaman dari satu atau lebih indikator yang sudah pernah

dipelajari pada KD sebelumnya atau pada KD itu sendiri

2

Page 3: 98365101 Makalah Pengembangan Indikator Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2

Relevansi dimaknai bahwa indikator itu diperlukan untuk mempelajari atau

memahami mata pelajaran lain

Keterpakaian dimaknai bahwa indikator itu memiliki nilai terapan tinggi dalam

kehidupan sehari-hari

Ditinjau dari tuntutan kemampuan yang harus ditampilkan atau dikuasai siswa

berkait dengan KD yang bersangkutan indikator kunci menuntut kemampuan setara

dengan kemampuan yang dirumuskan pada kompetensi dasar (KD), sehingga

tuntutan kemampuan pada indikator kunci mewakili tuntutan kemampuan KDnya.

Kemampuan yang dituntut pada indikator kunci adalah kemampuan minimal dari

KDnya, atau dengan kata lain target kemampuan minimal pada penguasaan suatu KD

tercermin dalam indikator kunci.

Indikator kunci ini harus diuji dengan maksud untuk mengetahui tingkat

pencapaian siswa terhadap KD. Pengujian melalui ulangan harian. Bila UKRKnya

cukup tinggi maka selain pada ulangan harian dapat pula diujikan pada ulangan

tengah semester atau ulangan akhir semester. Siswa dikatakan tuntas suatu KD bila

minimal ia menguasai kemampuan yang dirumuskan pada indikator kunci

2. Indikator pendukung/jembatan

Safari (2005:23) menyatakan bahwa indikator pendukung merupakan indikator

yang mendukung indikator kunci.

Ditinjau dari tuntutan kemampuan yang harus ditampilkan atau dikuasai siswa

berkait dengan KD yang bersangkutan, indikator pendukung mencerminkan

kemampuan jembatan yang diperlukan dalam rangka menguasai kemampuan yang

dirumuskan oleh indikator kunci. Oleh karena itu indikator pendukung boleh juga

dinamai indikator jembatan.

Indikator pendukung/jembatan mencerminkan kemampuan jembatan yang

diperlukan dalam rangka menguasai kemampuan yang dirumuskan oleh indikator

kunci. Kemampuan jembatan itu berhubungan dengan kemampuan prasyarat.

Kemampuan prasyarat adalah kemampuan yang sebelumnya telah dipelajari siswa,

dan kemampuan itu langsung berhubungan dengan kemampuan yang akan dipelajari.

Mengingat materi matematika tersusun hirarkis sangat ketat, maka kemampuan

prasyarat ini kedudukannya sangat penting. Siswa yang lemah dalam penguasaan

kemampuan prasyarat hampir pasti akan lemah dalam kemampuan berikutnya. Oleh

karena itu dalam mata pelajaran matematika sangat penting mencermati kemampuan

prasyarat. Dalam kaitan dengan pengelompokan indikator, kemampuan pada

3

Page 4: 98365101 Makalah Pengembangan Indikator Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2

indicator pendukung/jembatan merupakan kemampuan prasyarat untuk penguasaan

kemampuan pada indikator kunci dalam lingkup KD yang bersangkutan.

Dengan demikian bila siswa Anda diprediksi pada umumnya cepat menguasai

kemampuan yang dirumuskan oleh indikator kunci, Anda tidak perlu mendesain

indikator pendukung/jembatan. Bila Anda memprediksi siswa Anda pada umumnya

’lemah’ dalam kemampuan prasyarat berkait dengan kemampuan pada indikator

kunci, maka Anda sebaiknya mendesain indicator pendukung/jembatan.

Mengingat bahwa materi matematika tersusun hirarkis sangat ketat maka dapat

terjadi kemampuan prasyarat untuk indikator kunci terkait dengan kemampuan pada

KD-KD yang telah dipelajari sebelumnya, namun dapat pula terkait dengan

kemampuan pada KD bersangkutan yang sedang dipelajari. Kemampuan prasyarat

untuk indikator kunci yang dirumuskan pada indikator pendukung/jembatan adalah

kemampuan berkait dengan KD bersangkutan yang sedang dipelajari, bukan berkait

dengan kemampuan pada KD-KD sebelumnya. Bila kemampuan prasyarat untuk

indikator kunci berkait dengan kemampuan pada KD-KD sebelumnya yang telah

dipelajari maka penguasaannya dideteksi (bukan diuji) dalam apersepsi pada kegiatan

pendahuluan pembelajaran. Sedangkan kemampuan prasyarat untuk indicator kunci

yang dirumuskan pada indikator pendukung/jembatan dibahas pada kegiatan inti

pembelajaran dan tepatnya sebelum siswa belajar dengan tolok ukur indikator kunci.

Indikator pendukung/jembatan boleh tidak diujikan secara mandiri bila sudah

terwakili oleh indikator kunci, karena pengujian diikutkan pada indikator kunci. Bila

belum terwakili indiaktor kunci maka indikator pendukung/jembatan harus diujikan.

Contoh: pada KD ’Menyelesaikan sistem persamaan linear dua variabel

(SPLSV)’ di Kelas VIII, dapat didesain indikator pendukung/jembatan:

’mengidentifikasi SPLDV dalam berbagai bentuk’ dan indikator kunci

’menyelesaikan SPLDV dengan cara eliminasi dan substitusi’. Indikator

pendukung/jembatan sebaiknya diuji sendiri, karena tak terwakili oleh indikator

jembatan. Karena menjadi modal atau prasyarat untuk menguasai kemampuan pada

indikator kunci, maka sebaiknya pengujian indikator pendukung/jembatan dilakukan

sebelum siswa belajar kemampuan yang berkait dengan indikator kunci. Dengan

demikian, sebaiknya pengujian indikator pendukung/jembatan dilakukan sebelum

ulangan harian.

3. Indikator kompleks/pengayaan

Safari (2005:23-24) menyatakan bahwa indikator kompleks merupakan

indikator yang memiliki tingkat kesulitan dan kerumitan yang tinggi.

4

Page 5: 98365101 Makalah Pengembangan Indikator Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2

Dalam pelaksanaannya indikator kompleks menuntut:

kreativitas yang tinggi

waktu yang cukup lama karena perlu pengulangan,

penalaran dan kecermatan siswa yang tinggi,

sarana dan prasarana sesuai tuntutan kompetensi yang harus dicapai.

Ditinjau dari tuntutan kemampuan yang harus ditampilkan atau dikuasai siswa

berkait dengan KD yang bersangkutan, indikator kompleks mencerminkan tuntutan

kemampuan tambahan atau kemampuan yang sifatnya pengayaan dari target

kemampuan minimal pada KDnya. Oleh karena itu indikator kompleks boleh juga

dinamai indikator pengayaan. Perlu diingat bahwa target kemampuan minimal

tercermin pada indikator kunci.

Bila indicator kompleks/pengayaan tidak diterapkan untuk semua siswa maka

indicator kompleks ini tidak harus diuji melalui ulangan harian.

C. Contoh Pengembangan Indikator Pencapaian Kompetensi

Berikut ini contoh pengembangan indikator pencapaian kompetensi untuk satu SK

yang terdiri dari dua KD, yaitu KD 3.1 dan 3.2 di Kelas VIII. Indikator yang

dikembangkan mencakup indikator jembatan, kunci dan pengayaan atau tambahan.

Kelas/

jenjang

Kompetensi dasar Indicator pencapaian

kompetensi

Kelompok indikator

Kelas

VIII/

SMP

3.1. Menggunakan

n Teorema

Pythagoras

untuk

menentukan

panjang sisi

segitiga

sikusiku

3.1.1.Menuliskan

Teorema

Pythagoras pada

segitiga siku-siku

dalam berbagai

posisi

Pendukung/jembatan

3.1.2.Menentukan

panjang sisi-sisi

segitiga siku-siku

menggunakan

Teorema

Pythagoras

Kunci

3.1.3.Menentukan jenis

suatu segitiga

Kunci/Tambahan

5

Page 6: 98365101 Makalah Pengembangan Indikator Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2

termasuk siku-siku,

lancip atau tumpul

berdasarkan

panjang sisi sisinya

3.1.4.Menentukan

panjang sisi-sisi

pada segitiga siku-

siku istimewa

berdasarkan

perbandingan

panjang sisi-sisinya

Kompleks/Pengayaan

3.1.5.Menjelaskan rumus

untuk mencari

tripel Pythagoras

Kompleks/Pengayaan

3.1.6.Menuliskan contoh

bilangan tripel

Pythagoras yang

bervariasi

Kompleks/Pengayaan

3.2. Memecahkan

masalah pada

bangun datar

yang berkaitan

dengan

teorema

Pythagoras

3.2.1. Memahami

masalah yang

tidak berhubungan

dengan kehidupan

sehari-hari pada

bangun datar yang

berkaitan dengan

teorema

Pythagoras

Pendukung/Jembatan

3.2.2. Merencanakan

strategi

memecahkan

masalah yang

tidak berhubungan

dengan kehidupan

Pendukung/Jembatan

6

Page 7: 98365101 Makalah Pengembangan Indikator Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2

sehari-hari pada

bangun datar yang

berkaitan dengan

teorema

Pythagoras

3.2.3. Melaksanakan

strategi

memecahkan

masalah yang

tidak berhubungan

dengan kehidupan

sehari-hari pada

bangun datar yang

berkaitan dengan

teorema

Pythagoras

Pendukung/Jembatan

3.2.4. Memecahkan

masalah yang

tidak berhubungan

dengan kehidupan

sehari-hari pada

bangun datar yang

berkaitan dengan

teorema

Pythagoras

Kunci

3.2.5. Memahami

masalah pada

bangun datar yang

berkaitan dengan

teorema

Pythagoras dan

kehidupan sehari-

hari

Pendukung/Jembatan

3.2.6. Merencanakan

strategi

Pendukung/Jembatan

7

Page 8: 98365101 Makalah Pengembangan Indikator Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2

memecahkan

masalah pada

bangun datar yang

berkaitan dengan

teorema

Pythagoras dan

kehidupan sehari

3.2.7. Melaksanakan

strategi

pemecahan

masalah pda

bangun datar yang

berkaitan dengan

teorema

Pythagoras dan

kehidupan sehari-

hari

Pendukung/Jembatan

3.2.8. Memecahkan

masalaha pada

bangun datar yang

berkaitan dengan

teorema

Phytagoras dan

kehidupan sehari-

hari

Kunci

Keterangan contoh:

1. Pada KD nomor 3.1 Kelas VIII didesain 6 macam indikator. Target minimal siswa adalah

mampu menunjukkan kemampuan seperti pada indikator ke-3. Untuk mencapai

kemampuan itu didukung atau dijembatani oleh indikator ke-1 dan ke-2. Kemampuan

yang dirumuskan pada indikator ke-4, ke-5 dan ke-6 bersifat pengayaan.

2. Indikator ke-2 KD 3.1 adalah indikator kunci, karena kemampuan yaitu dituntut pada

indikator ke-3 mewakili kemampuan yang dituntut oleh KD.

3. Indikator ke-1 KD 3.1 adalah indikator pendukung/jembatan. Sebelum belajar KD

3.1, siswa belum pernah mengenal Teorema Pythagoras. Oleh karena itu agar dapat

8

Page 9: 98365101 Makalah Pengembangan Indikator Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2

memperoleh kemampuan seperti yang dikehendaki oleh KD 3.1, terlebih dahulu siswa

perlu menemukan Teorema Pythagoras. Dari kegiatan menemukan Teorema Pythagoras

itu, target kemampuan siswa yang akan dicapai adalah mampu menuliskan Teorema

Pythagoras pada segitiga siku-siku dalam berbagai variasi posisi dan nama seperti yang

dituliskan pada indikator ke-1. Oleh karena itu indikator ke-1 dikatakan indicator

pendukung/jembatan untuk menguasai kemampuan yang dirumuskan oleh indikator

kunci.

4. Indikator ke-3 KD 3.1 adalah indikator kunci, tapi dapat pula dikelompokkan ke

indikator tambahan. Kemampuan mengidentifikasi suatu segitiga termasuk siku-siku,

lancip atau tumpul seperti yang dirumuskan oleh indikator ke-3 berada sedikit di atas

kemampuan indikator kunci. Karena kemampuan minimal utama tetap menghitung

panjang sisi segitiga siku-siku menggunakan Teorema Pythagoras (indikator kunci) maka

indikator ke-3 ini dapat difungsikan sebagai indikator tambahan. Kemampuan penalaran

siswa dapat dilihat dengan indikator ke-3 ini.

5. Indikator ke-4, ke-5 dan ke-6 KD 3.1 merupakan indicator kompleks/pengayaan.

Keberadaan indikator ke-4, ke-5 dan ke-6 disesuaikan dengan tingkat kemampuan atau

kecepatan belajar siswa. Indikator ini diterapkan untuk siswa yang dengan cepat dan

mudah menguasai kemammpuan yang dirumuskan oleh indikator kunci.

6. Standar kompetensi (SK) 3 Kelas VIII terdiri 2 KD, yaitu KD Standar kompetensi (SK) 3

Kelas VIII terdiri 2 KD, yaitu KD 3.1 dan KD 3.2. Rumusan KD 3.2 adalah

”Memecahkan masalah pada bangun datar yang berkaitan dengan Teorema Pythagoras”,

sehingga dengan jelas KD 3.2 menuntut kemampuan pemecahan masalah. Kemampuan

yang dituntut pada KD 3.2 lebih kompleks dari KD 3.1. Oleh karena itu tidak perlu

dirumuskan indikator kompleks/pengayaan yang kemampuannya menuntut pemecahan

masalah pada KD 3.1.

7. Indikator ke-1, ke-2, ke-3 dan ke-5, ke-6, ke-7 KD 3.2 merupakan indicator

pendukung/jembatan. Keberadaan indikator-indikator tersebut sebagai pendukung

kemampuan pada indikator kunci.

8. Indikator ke-4 dan ke-5 KD 3.2 merupakan indikator kunci. Sesuai dengan Kdnya

maka pencapaian siswa pada KD 3.2 diukur dengan tolok ukur indicator ke-4 dan 5 ini.

9. KD 3.2 merupakan KD yang menuntut kemampuan pemecahan masalah secara eksplisit.

Karenakemampuan memecahkan masalah merupakan kemampuan paling kompleks

dalam belajar matematika maka tidak perlu didesain indikator kompleks/pengayaan.

Untuk pengayaan siswa yang cepat tuntas didesain berdasarkan bahan ajar yang tingkat

kesulitannya ditingkatkan

9

Page 10: 98365101 Makalah Pengembangan Indikator Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2

D. Mekanisme Pengembangan Indikator

1. Menganalisis Tingkat Kompetensi dalam Standar Kompetensi dan Kompetensi

Dasar

Langkah pertama pengembangan indikator adalah menganalisis tingkat

kompetensi dalam SK dan KD. Hal ini diperlukan untuk memenuhi tuntutan minimal

kompetensi yang dijadikan standar secara nasional. Sekolah dapat mengembangkan

indikator melebihi standar minimal tersebut.

Tingkat kompetensi dapat dilihat melalui kata kerja operasional yang digunakan

dalam SK dan KD. Tingkat kompetensi dapat diklasifikasi dalam tiga bagian, yaitu

tingkat pengetahuan, tingkat proses, dan tingkat penerapan. Kata kerja pada tingkat

pengetahuan lebih rendah dari pada tingkat proses maupun penerapan. Tingkat

penerapan merupakan tuntutan kompetensi paling tinggi yang diinginkan. Klasifikasi

tingkat kompetensi berdasarkan kata kerja yang digunakan disajikan dalam Tabel 1.

Tabel 1. Tingkat Kompetensi Kata Kerja Operasional

No

Klasifikasi

Tingkat

Kompetensi

Kata Kerja Operasional yang Digunakan

1 Berhubungan

dengan

mencari

keterangan

(dealing with

retrieval)

1. Mendeskripsikan (describe)

2. Menyebutkan kembali (recall)

3. Melengkapi (complete)

4. Mendaftar (list)

5. Mendefinisikan (define)

6. Menghitung (count)

7. Mengidentifikasi (identify)

8. Menceritakan (recite)

9. Menamai (name)

2 Memproses

(processing)

1. Mensintesis (synthesize)

2. Mengelompokkan (group)

3. Menjelaskan (explain)

4. Mengorganisasikan (organize)

5. Meneliti/melakukan eksperimen (experiment)

6. Menganalogikan (make analogies)

10

Page 11: 98365101 Makalah Pengembangan Indikator Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2

No

Klasifikasi

Tingkat

Kompetensi

Kata Kerja Operasional yang Digunakan

7. Mengurutkan (sequence)

8. Mengkategorikan (categorize)

9. Menganalisis (analyze)

10. Membandingkan (compare)

11. Mengklasifikasi (classify)

12. Menghubungkan (relate)

13. Membedakan (distinguish)

14. Mengungkapkan sebab (state causality)

3 Menerapkan

dan

mengevaluasi

1. Menerapkan suatu prinsip (applying a principle)

2. Membuat model (model building)

3. Mengevaluasi (evaluating)

4. Merencanakan (planning)

5. Memperhitungkan/meramalkan kemungkinan

(extrapolating)

6. Memprediksi (predicting)

7. Menduga/Mengemukakan pendapat/ mengambil

kesimpulan (inferring)

8. Meramalkan kejadian alam/sesuatu (forecasting)

9. Menggeneralisasikan (generalizing)

10. Mempertimbangkan /memikirkan kemungkinan-

kemungkinan (speculating)

11. Membayangkan /mengkhayalkan/ mengimajinasikan

(Imagining)

12. Merancang (designing)

13. Menciptakan (creating)

14. Menduga/membuat dugaan/ kesimpulan awal

(hypothezing)

Selain tingkat kompetensi, penggunaan kata kerja menunjukan penekanan aspek

yang diinginkan, mencakup sikap, pengetahuan, serta keterampilan. Pengembangan

indikator harus mengakomodasi kompetensi sesuai tendensi yang digunakan SK dan

KD. Jika aspek keterampilan lebih menonjol, maka indikator yang dirumuskan harus

11

Page 12: 98365101 Makalah Pengembangan Indikator Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2

mencapai kemampuan keterampilan yang diinginkan. Klasifikasi kata kerja berdasarkan

aspek kognitif, Afektif dan Psikomotorik disajikan dalam tabel 2, 3, dan 4.

12

Page 13: 98365101 Makalah Pengembangan Indikator Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2

Tabel 2 : Kata Kerja Ranah Kognitif

Pengetahuan Pemahaman Penerapan Analisis Sintesis Penilaian

Mengutip

Menyebutkan

Menjelaskan

Menggambar

Membilang

Mengidentifika

si

Mendaftar

Menunjukkan

Memberi label

Memberi

indeks

Memasangkan

Menamai

Menandai

Membaca

Menyadari

Menghafal

Meniru

Mencatat

Mengulang

Mereproduksi

Meninjau

Memilih

Menyatakan

Mempelajari

Mentabulasi

Memberi kode

Menelusuri

Menulis

Memperkirakan

Menjelaskan

Mengkategorika

n

Mencirikan

Merinci

Mengasosiasika

n

Membandingka

n

Menghitung

Mengkontraska

n

Mengubah

Mempertahanka

n

Menguraikan

Menjalin

Membedakan

Mendiskusikan

Menggali

Mencontohkan

Menerangkan

Mengemukakan

Mempolakan

Memperluas

Menyimpulkan

Meramalkan

Merangkum

Menjabarkan

Menugaskan

Mengurutkan

Menentukan

Menerapkan

Menyesuaikan

Mengkalkulasi

Memodifikasi

Mengklasifikasi

Menghitung

Membangun

Membiasakan

Mencegah

Menentukan

Menggambarka

n

Menggunakan

Menilai

Melatih

Menggali

Mengemukaka

n

Mengadaptasi

Menyelidiki

Mengoperasika

n

Mempersoalka

n

Mengkonsepka

n

Melaksanakan

Meramalkan

Memproduksi

Memproses

Menganalisis

Mengaudit

Memecahkan

Menegaskan

Mendeteksi

Mendiagnosis

Menyeleksi

Merinci

Menominasika

n

Mendiagramka

n

Megkorelasika

n

Merasionalkan

Menguji

Mencerahkan

Menjelajah

Membagankan

Menyimpulkan

Menemukan

Menelaah

Memaksimalka

n

Memerintahka

n

Mengedit

Mengaitkan

Memilih

Mengukur

Melatih

Mentransfer

Mengabstraksi

Mengatur

Menganimasi

Mengumpulkan

Mengkategorika

n

Mengkode

Mengombinasika

n

Menyusun

Mengarang

Membangun

Menanggulangi

Menghubungkan

Menciptakan

Mengkreasikan

Mengoreksi

Merancang

Merencanakan

Mendikte

Meningkatkan

Memperjelas

Memfasilitasi

Membentuk

Merumuskan

Menggeneralisas

i

Menggabungkan

Memadukan

Membatas

Mereparasi

Menampilkan

Menyiapkan

Membandingka

n

Menyimpulkan

Menilai

Mengarahkan

Mengkritik

Menimbang

Memutuskan

Memisahkan

Memprediksi

Memperjelas

Menugaskan

Menafsirkan

Mempertahanka

n

Memerinci

Mengukur

Merangkum

Membuktikan

Memvalidasi

Mengetes

Mendukung

Memilih

Memproyeksika

n

13

Page 14: 98365101 Makalah Pengembangan Indikator Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2

Pengetahuan Pemahaman Penerapan Analisis Sintesis Penilaian

Mengaitkan

Menyusun

Mensimulasika

n

Memecahkan

Melakukan

Mentabulasi

Memproses

Meramalkan

Memproduksi

Merangkum

Merekonstruksi

Tabel 3. Kata Kerja Ranah Afektif

Menerima Menanggapi Menilai Mengelola Menghayati

Memilih

Mempertanyakan

Mengikuti

Memberi

Menganut

Mematuhi

Meminati

Menjawab

Membantu

Mengajukan

Mengompromika

n

Menyenangi

Menyambut

Mendukung

Menyetujui

Menampilkan

Melaporkan

Memilih

Mengatakan

Memilah

Menolak

Mengasumsikan

Meyakini

Melengkapi

Meyakinkan

Memperjelas

Memprakarsai

Mengimani

Mengundang

Menggabungka

n

Mengusulkan

Menekankan

Menyumbang

Menganut

Mengubah

Menata

Mengklasifikasika

n

Mengombinasikan

Mempertahankan

Membangun

Membentuk

pendapat

Memadukan

Mengelola

Menegosiasi

Merembuk

Mengubah

perilaku

Berakhlak mulia

Mempengaruhi

Mendengarkan

Mengkualifikasi

Melayani

Menunjukkan

Membuktikan

Memecahkan

Tabel 4. Kata Kerja Ranah Psikomotorik

Menirukan Memanipulasi Pengalamiahan Artikulasi

Mengaktifkan

Menyesuaikan

Menggabungkan

Mengoreksi

Mendemonstrasikan

Merancang

Mengalihkan

Menggantikan

Memutar

Mengalihkan

Mempertajam

Membentuk

14

Page 15: 98365101 Makalah Pengembangan Indikator Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2

Melamar

Mengatur

Mengumpulkan

Menimbang

Memperkecil

Membangun

Mengubah

Membersihkan

Memposisikan

Mengonstruksi

Memilah

Melatih

Memperbaiki

Mengidentifikasikan

Mengisi

Menempatkan

Membuat

Memanipulasi

Mereparasi

Mencampur

Mengirim

Memindahkan

Mendorong

Menarik

Memproduksi

Mencampur

Mengoperasikan

Mengemas

Membungkus

Memadankan

Menggunakan

Memulai

Menyetir

Menjeniskan

Menempel

Menseketsa

Melonggarkan

Menimbang

2. Menganalisis Karakteristik Mata Pelajaran, Peserta Didik, dan Sekolah

Pengembangan indikator mempertimbangkan karakteristik mata pelajaran, peserta

didik, dan sekolah karena indikator menjadi acuan dalam penilaian. Sesuai Peraturan

Pemerintah nomor 19 tahun 2005, karakteristik penilaian kelompok mata pelajaran

adalah sebagai berikut.

Kelompok Mata

PelajaranMata Pelajaran Aspek yang Dinilai

Agama dan Akhlak

MuliaPendidikan Agama Afektif dan Kognitif

Kewarganegaraan dan

Kepribadian

Pendidikan

KewarganegaraanAfektif dan Kognitif

Jasmani Olahraga dan

KesehatanPenjas Orkes

Psikomotorik, Afektif, dan

Kognitif

Estetika Seni Budaya Afektif dan Psikomotorik

Ilmu Pengetahuan dan

Teknologi

Matematika, IPA, IPS

Bahasa, dan TIK.

Afektif, Kognitif, dan/atau

Psikomotorik sesuai

karakter mata pelajaran

Setiap mata pelajaran memiliki karakteristik tertentu yang membedakan dari mata

pelajaran lainnya. Perbedaan ini menjadi pertimbangan penting dalam mengembangkan

indikator. Karakteristik mata pelajaran bahasa yang terdiri dari aspek mendengar,

membaca, berbicara dan menulis sangat berbeda dengan mata pelajaran matematika 15

Page 16: 98365101 Makalah Pengembangan Indikator Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2

yang dominan pada aspek analisis logis. Guru harus melakukan kajian mendalam

mengenai karakteristik mata pelajaran sebagai acuan mengembangkan indikator.

Karakteristik mata pelajaran dapat dikaji pada dokumen standar isi mengenai tujuan,

ruang lingkup dan SK serta KD masing-masing mata pelajaran.

Pengembangkan indikator memerlukan informasi karakteristik peserta didik yang

unik dan beragam. Peserta didik memiliki keragaman dalam intelegensi dan gaya belajar.

Oleh karena itu indikator selayaknya mampu mengakomodir keragaman tersebut. Peserta

didik dengan karakteristik unik visual-verbal atau psiko-kinestetik selayaknya

diakomodir dengan penilaian yang sesuai sehingga kompetensi siswa dapat terukur

secara proporsional. Sebagai contoh dalam mata pelajaran fisika terdapat indikator

sebagai berikut:

a. Membuat model atom Thomson, Rutherford, dan Niels Bohr dengan menggunakan

bahan kertas, steroform, atau lilin mainan.

b. Memvisualisasikan perbedaan model atom Thomson, Rutherford, dan Niels Bohr.

Indikator pertama tidak mengakomodir keragaman karakteristik peserta didik

karena siswa dengan intelegensi dan gaya belajar visual verbal dapat mengekspresikan

melalui cara lain, misalnya melalui lukisan atau puisi.

Karakteristik sekolah dan daerah menjadi acuan dalam pengembangan indikator

karena target pencapaian sekolah tidak sama. Sekolah kategori tertentu yang melebihi

standar minimal dapat mengembangkan indikator lebih tinggi. Termasuk sekolah bertaraf

internasional dapat mengembangkan indikator dari SK dan KD dengan mengkaji

tuntutan kompetensi sesuai rujukan standar internasional yang digunakan. Sekolah

dengan keunggulan tertentu juga menjadi pertimbangan dalam mengembangkan

indikator.

3. Menganalisis Kebutuhan dan Potensi

Kebutuhan dan potensi peserta didik, sekolah dan daerah perlu dianalisis untuk

dijadikan bahan pertimbangan dalam mengembangkan indikator. Penyelenggaraan

pendidikan seharusnya dapat melayani kebutuhan peserta didik, lingkungan, serta

mengembangkan potensi peserta didik secara optimal. Peserta didik mendapatkan

pendidikan sesuai dengan potensi dan kecepatan belajarnya, termasuk tingkat potensi

yang diraihnya.

16

Page 17: 98365101 Makalah Pengembangan Indikator Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2

Indikator juga harus dikembangkan guna mendorong peningkatan mutu sekolah

di masa yang akan datang, sehingga diperlukan informasi hasil analisis potensi sekolah

yang berguna untuk mengembangkan kurikulum melalui pengembangan indikator.

4. Merumuskan Indikator

Dalam merumuskan indikator perlu diperhatikan beberapa ketentuan sebagai

berikut:

a. Setiap KD dikembangkan sekurang-kurangnya menjadi tiga indikator

b. Keseluruhan indikator memenuhi tuntutan kompetensi yang tertuang dalam kata

kerja yang digunakan dalam SK dan KD. Indikator harus mencapai tingkat

kompetensi minimal KD dan dapat dikembangkan melebihi kompetensi minimal

sesuai dengan potensi dan kebutuhan peserta didik.

c. Indikator yang dikembangkan harus menggambarkan hirarki kompetensi.

d. Rumusan indikator sekurang-kurangnya mencakup dua aspek, yaitu tingkat

kompetensi dan materi pembelajaran.

e. Indikator harus dapat mengakomodir karakteristik mata pelajaran sehingga

menggunakan kata kerja operasional yang sesuai. Contoh kata kerja yang dapat

digunakan sesuai dengan karakteristik mata pelajaran tersaji dalam lampiran 1.

f. Rumusan indikator dapat dikembangkan menjadi beberapa indikator penilaian yang

mencakup ranah kognitif, afektif, dan/atau psikomotorik.

5. Mengembangkan Indikator Penilaian

Indikator penilaian merupakan pengembangan lebih lanjut dari indikator

(indikator pencapaian kompetensi). Indikator penilaian perlu dirumuskan untuk

dijadikan pedoman penilaian bagi guru, peserta didik maupun evaluator di sekolah.

Dengan demikian indikator penilaian bersifat terbuka dan dapat diakses dengan mudah

oleh warga sekolah. Setiap penilaian yang dilakukan melalui tes dan non-tes harus

sesuai dengan indikator penilaian.

Indikator penilaian menggunakan kata kerja lebih terukur dibandingkan dengan

indikator (indikator pencapaian kompetensi). Rumusan indikator penilaian memiliki

batasan-batasan tertentu sehingga dapat dikembangkan menjadi instrumen penilaian

dalam bentuk soal, lembar pengamatan, dan atau penilaian hasil karya atau produk,

termasuk penilaian diri.

17

Page 18: 98365101 Makalah Pengembangan Indikator Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2

18