975

29
1 PERANAN FORUM PENGURANGAN RISIKO BENCANA (FPRB) TERHADAP MASYARAKAT DALAM MENGANTISIPASI TERJADINYA BENCANA ALAM DI DESA GADINGHARJO KECAMATAN SANDEN KABUPATEN BANTUL JURNAL ILMIAH Oleh: Datu Jatmiko 08413241038 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2012

description

975

Transcript of 975

  • 1

    PERANAN FORUM PENGURANGAN RISIKO BENCANA (FPRB) TERHADAP MASYARAKAT DALAM MENGANTISIPASI

    TERJADINYA BENCANA ALAM DI DESA GADINGHARJO KECAMATAN SANDEN

    KABUPATEN BANTUL

    JURNAL ILMIAH

    Oleh: Datu Jatmiko 08413241038

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH

    FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

    2012

  • 2

    PERANAN FORUM PENGURANGAN RISIKO BENCANA (FPRB) TERHADAP MASYARAKAT DALAM MENGANTISIPASI

    TERJADINYA BENCANA ALAM DI DESA GADINGHARJO KECAMATAN SANDEN

    KABUPATEN BANTUL Oleh :

    Datu Jatmiko NIM : 08413241038

    ABSTRAK

    Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) adalah sebuah forum yang dibentuk sebagai upaya pengurangan risiko bencana di daerah rawan bencana. Latar belakang penelitian ini adalah banyaknya kerugian baik harta maupun jiwa akibat bencana alam serta masih kurang maksimalnya peranan lembaga sosial dalam bidang bencana alam. Tujuan dalam penelitian ini untuk mengetahui peranan Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) terhadap masyarakat dalam mengantisipasi terjadinya bencana alam di Desa Gadingharjo Kecamatan Sanden Kabupaten Bantul.

    Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif. Informan penelitian adalah kepala desa/ perangkat Desa Gadingharjo, Pengurus Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) dan warga masyarakat Desa Gadingharjo yang diambil secara purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara terstruktur, observasi partisipasi pasif dan dokumentasi. Peneliti menggunakan instrumen berupa pedoman wawancara dan elemen protokol observasi. Teknik yang digunakan dalam validitas data adalah triangulasi. Teknik yang digunakan dalam analisis data adalah pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Keabsahan data dilakukan dengan perpanjangan keikutsertaan, ketekunan pengamatan dan kecukupan referensial.

    Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) yang ada di Desa Gadingharjo untuk mengurangi dan upaya mitigasi bencana pada masyarakat Desa Gadingharjo. Desa Gadingharjo merupakan salah satu desa yang rawan terjadi bencana karena letak geografisnya dan sudah terbentuk forum tersebut. 2) Peranan Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) dalam pra bencana antara lain pembuatan jalur evakusi, pembuatan rambu bencana alam, pembuatan saluran air, sosialisasi tentang mitigasi bencana dan simulasi terjadinya bencana alam, sedangkan tanggap darurat adalah evakuasi diri dan masyarakat serta peranan pasca bencana adalah pendataan, rekonstruksi dan rehabilitasi kerugian harta dan jiwa. 3) Peranan dan pelaksanaan program Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) sudah mendekati maksimal dilihat dari upaya sosialisasi dan mitigasi masyarakat sadar akan bencana alam serta berbagai manfaat yang diperoleh dengan adanya Forum Pengurangan Risiko bencana (FPRB) adalah masyarakat yang sadar dan waspada akan bencana alam.

    Kata Kunci : Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB), Mitigasi bencana

    alam, Masyarakat, Desa Gadingharjo.

  • 3

    A. PENDAHULUAN

    Indonesia merupakan sebuah negara yang memiliki kekayaan alam

    yang melimpah. Kekayaan alam yang melimpah tersebut berupa bahan

    tambang seperti emas, tembaga, alumunium, biji besi dan sebagainya.

    Kekayaan alam yang dimiliki oleh bangsa ini memang terhampar luas,

    namun di balik itu semua terdapat juga beberapa lempeng yang

    menyatukan beberapa gugusan pulau-pulau di Indonesia. Lempengan ini

    juga merupakan suatu ancaman yang dapat menghasilkan bencana alam di

    sepanjang garis pantai Indonesia bagian selatan dan timur. Ancaman

    bencana lainnya adalah sebagai daerah tropis dengan curah hujan yang

    banyak bisa mengakibatkan banjir dan tanah longsor di berbagai daerah.

    Indonesia yang merupakan negara kepulauan (Archipelago) tempat

    pertemuan silang antara dua lempeng Samudera (Pasifik dan

    Hindia/Indonesia) dan dua lempeng Benua (Asia dan Australia) secara

    geologi, geofisika, dan oseonofografi serta posisi tengah yang yang

    dilintasi oleh poros utama bumi yakni Khatulistiwa (Equator) selain

    memiliki potensi sumber daya alam mineral, minyak, gas bumi, biota laut,

    dan darat juga terkandung ancaman bencana alam gempa bumi, gunung

    merapi, tsunami dan gerakan tanah lainnya (Robert J. Kodoatie dan

    Roestam Sjarief, 2006: 1).

    Hal itulah yang mengundang keprihatinan terutama dari pihak

    swasta/ Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) untuk membantu

    masyarakat dalam mengantisipasi terjadinya bencana alam tersebut. Salah

  • 4

    satu LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) yang peduli adalah Java

    Recontruction Foundation (JRF) yang memfasilitasi Forum Pengurangan

    Risiko Bencana (FPRB) Desa Gadingharjo. Fasilitas itu berupa dana untuk

    pembuatan fasilitas mitigasi bencana dan simulasi. Perekrutan anggota

    Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) adalah berasal dari tokoh

    masyarakat karena masyarakat desa yang masih mempunyai kearifan lokal

    masih percaya dan taat dengan tokoh masyarakat yang dipercayainya.

    Peran sosial Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) yang

    cenderung masih belum maksimal terhadap pengurangan risiko bencana

    alam. Peran lembaga tersebut sangatlah vital karena sebagai garda

    terdepan dalam pengurangan risiko bencana bagi masyarakat Desa

    Gadingharjo sehingga keberadaan lembaga tersebut sangat diperlukan dan

    perlu ditingkatkan fungsi dan perannya di masyarakat.

    B. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI

    1. Tinjauan Pustaka

    a. Tinjauan Bencana Alam

    Bencana alam adalah kejadian-kejadian luar biasa yang di

    luar kendali manusia yang bersifat merusak dan merugikan

    makhluk hidup yang berada di sekitarnya. Bencana alam bisa

    merusak harta benda manusia atau bahkan bisa melukai dan

    merenggut nyawa manusia yang terkena bencana alam, untuk

    itulah kita harus waspada dan selalu siap sedia atas kemungkinan-

    kemungkinan terburuk yang mungkin terjadi pada diri kita.

  • 5

    Menurut S. Arie Priambodo (2009: 22), definisi bencana adalah

    kejadian alam, buatan manusia atau perpaduan antara keduanya

    yang terjadi secara tiba-tiba sehingga menimbulkan dampak

    negatif yang dahsyat bagi kelangsungan kehidupan.

    b. Tinjauan Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB)

    Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) merupakan

    kepanjangan tangan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah

    (BPBD) sehingga dalam setiap daerah baik itu propinsi maupun

    kabupaten memiliki lembaga sendiri-sendiri dan hasilnya setiap

    terjadi bencana dapat segera diatasi atau dikurangi risiko

    bencananya. Salah satu Forum Pengurangan Risiko Bencana

    (FPRB) di daerah adalah Forum Pengurangan Risiko Bencana

    (FPRB) Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta kemudian dibentuk

    Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Kabupaten Bantul

    dan pada akhirnya pada tingkat desa yakni Forum Pengurangan

    Risiko Bencana (FPRB) Desa Gadingharjo. Keanggotaan dari

    Forum Pengurangan Risiko Bencana ini bersifat relawan dari tokoh

    masyarakat setempat yang mendapatkan kepercayaan dari

    masyarakat desa tersebut.

  • 6

    c. Tinjauan Masyarakat Desa Gadingharjo Kecamatan Sanden

    Kabupaten Bantul

    Desa Gadingharjo Kecamatan Sanden terletak di

    Kabupaten Bantul sekitar lima belas kilometer dari pusat Kota

    Bantul ke selatan. Desa ini merupakan desa yang tidak beda

    dengan desa lainnya yakni desa pertanian. Mata pencaharian

    penduduknya sehari-hari adalah sebagai petani seperti menanam

    bawang merah, cabai, dana lain-lain yang nilai jual ekonomisnya

    lumayan menguntungkan. Tingkat pendidikan pada masyarakat ini

    masih tergolong rendah kebanyakan adalah lulusan SMA

    walaupun ada juga yang melanjutkan ke perguruan tinggi. Desa ini

    mempunyai pemerintahan sendiri yang dipimpin oleh kepala desa.

    Desa Gadingharjo berada pada jalur gempa dan tsunami karena

    berada pada patahan laut selatan dan terletak di pinggir pantai

    selatan sehingga rawan terjadi bencana seperti pada gempa bumi

    27 Mei 2006 kemarin.

    2. Kerangka Teori

    a. Pengelolaan Bencana (Disaster Management)

    Bencana merupakan suatu gangguan serius terhadap

    keberfungsian suatu masyarakat sehingga menyebabkan kerugian-

    kerugian yang meluas pada kehidupan manusia dari segi materi,

    ekonomi atau lingkungan serta melampaui kemampuan masyarakat

    tersebut untuk mengatasi dengan menggunakan sumber daya yang

  • 7

    ada. Upaya dalam mitigasi bencana alam terdapat dua macam

    penanggulangan yaitu struktural dan non struktural ( Direktorat

    Pesisir dan Kelautan, 2008: 5)

    b. Teori Solidaritas Sosial Emile Durkheim tentang Solidaritas

    Mekanik dan Organik

    Salah satu karya dari Emile Durkheim, yakni The Division

    of Labor in Society, menegaskan adanya pembagian masyarakat,

    yang mana di dalamnya pasti terdapat solidaritas. Pembagiannya

    yakni solidaritas Mekanik dan Organik (George Ritzer, 2004: 90).

    Solidaritas mekanik, mendasarkan pada suatu kesadaran kolektif

    bersama yang menunjukkan pada totalitas kepercayaan-

    kepercayaan dan sentimen bersama yang rata-rata ada pada warga

    masyarakat yang sama itu. Indikator yang jelas bagi solidaritas

    mekanik adalah ruang lingkup dan kerasnya hukum-hukum yang

    bersifat menekan.

    c. Teori Interaksi Sosial George Simmel

    Simmel menjelaskan bahwa salah satu minat utamanya

    adalah interaksi antar aktor sadar dan tujuan minatnya ini adalah

    melihat besarnya cakupan interaksi yang pada suatu ketika

    mungkin terlihat sepele namun pada saat lain sangat penting

    (George Ritzer, 2004: 179). Simmel kadang-kadang mengambil

    posisi yang terlalu dibesar-besarkan terkait dengan arti penting

  • 8

    interaksi dalam sosiologinya, banyak orang tidak memperhatikan

    aspek realitas sosial pada skala yang lebih besar.

    d. Teori Peran Sosial

    Penulis seperti Strean (1971) dan Davis (1986)

    menekankan konstribusi pandangan sosiologi dan sosial psikologis

    pada pekerjaan sosial, sementara Perlman (1986) menyatakan

    peranan sosial adalah konsep yang berguna untuk memahami relasi

    dan kepribadian yang menjadi kepentingan pekerjaan sosial

    (George Ritzer, 2004: 160). Teori peranan berkaitan dengan teori

    stuktural fungsional dalam sosiologi. Teori ini menganggap bahwa

    orang menduduki posisi dalam struktur sosial dan setiap posisi

    memiliki peranan.

    e. Teori Komunikasi Organisasi

    Menurut Wiryanto Komunikasi organisasi adalah

    pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi di dalam

    kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi (Winardi

    J, 2003: 76). Komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui

    oleh organisasi itu sendiri dan sifatnya berorientasi kepentingan

    organisasi. Isinya berupa cara kerja di dalam organisasi,

    produktivitas, dan berbagai pekerjaan yang harus dilakukan dalam

    organisasi. Misalnya: memo, kebijakan, pernyataan, jumpa pers,

    dan surat-surat resmi. Komunikasi informal adalah komunikasi

  • 9

    yang disetujui secara sosial. Orientasinya bukan pada organisasi,

    tetapi lebih kepada anggotanya secara individual.

    C. METODE PENELITIAN

    1. Pendekatan Penelitian

    Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif

    yakni digunakan jika seorang peneliti bekerja dengan informasi-

    informasi, keterangan-keterangan dan kejelasan data dan teknik yang

    dianalisis adalah teknik non statistik (Lexy J. Maleong, 2005: 3).

    Analisis penelitiannya, penelitian ini menggunakan analisis deskriptif.

    Penelitian beranalisis deskriptif menurut Saifudin Azwar (2010: 5)

    adalah salah satu jenis penelitian kualitatif dimana cara menganalisis

    dan menyajikan faktanya secara sistematik sehingga dapat lebih mudah

    untuk dipahami dan disimpulkan.

    Jenis penelitian kualitatif deskriptif adalah prosedur penelitian

    yang menghasilkan data berupa kata-kata tertulis yang merupakan data

    tentang suatu hal. Data tersebut dapat berasal dari wawancara, catatan

    di lapangan, foto-foto, dokumen pribadi atau dokumen resmi lainnya.

    Hal ini disajikan adalah data-data bukan angka dengan menjawab,

    mengapa, alasan apa dan bagaimana terjadinya sehingga bisa

    melukiskan realitas sosial yang kompleks. Metode tersebut diharapkan

    data yang sudah terkumpul selanjutnya dapat disusun menjadi sebuah

    penelitian ilmiah (Agus Salim, 2006: 64).

  • 10

    2. Lokasi Penelitian

    Peneliti di dalam penelitian ini mengambil lokasi penelitian di

    Desa Gadingharjo, Kecamatan Sanden, Kabupaten Bantul, Propinsi

    Daerah Istimewa Yogyakarta karena dekat dengan tempat tinggal

    peneliti, selain itu daerah ini sangat rawan dengan terjadinya bencana

    karena dekat dengan garis pantai yang membujur di selatan desa

    tersebut. Alasan lain karena di desa ini sudah terbentuk Forum

    Pengurangan Risiko Bencana (FPRB).

    3. Waktu Penelitian

    Penelitian ini telah dilaksanakan selama 3 (tiga) bulan,

    terhitung setelah peneliti menyeminarkan proposal penelitian dan

    mengurus surat izin penelitian.

    4. Sumber Data

    Sumber data merupakan obyek dimana data-data diperoleh. Menurut

    Lofland dan Lofland, sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah

    kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen

    dan lain-lain (Lexy J. Maleong, 2005: 5). Adapun sumber data yang

    digunakan dalam penelitian ini adalah :

    a. Sumber Data Primer

    Sumber data primer merupakan data yang diambil langsung

    oleh peneliti dari sumbernya tanpa ada perantara, dengan cara menggali

    sumber asli secara langsung melalui responden. Data-data tersebut

    diperoleh peneliti melalui wawancara maupun pengamatan langsung di

  • 11

    lapangan. Data-data tersebut diperoleh dari tindakan dan kata-kata dari

    orang yang diwawancarai. Sumber data primer adalah kepala desa,

    ketua Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB), anggota Forum

    Pengurangan Risiko Bencana (FPRB), tokoh masyarakat, aparat desa

    dan warga masyarakat Desa Gadingharjo Kecamatan Sanden

    Kabupaten Bantul.

    b. Sumber Data Sekunder

    Sumber data sekunder merupakan sumber data tidak langsung

    yang mampu memberikan data tambahan serta penguatan terhadap data

    penelitian. Sumber data sekunder ini diperoleh melalui dokumentasi

    dan studi kepustakaan dari buku-buku, internet serta catatan lapangan.

    5. Teknik Pengumpulan Data

    Peneliti dalam penelitian ini menggunakan beberapa teknik

    pengumpulan data untuk mendapatkan data yang maksimal mengenai

    penelitian peranan Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) ini.

    Peneliti menggunakan teknik observasi dengan jenis observasi partisipasi

    moderat dan juga menggunakan teknik wawancara (interview) kepada

    narasumber penelitian serta menggunakan dokumentasi.

    Observasi adalah kegiatan mengumpulkan data dengan cara

    mengamati narasumber penelitian. Peneliti menggunakan teknik observasi

    partisipasi yaitu observasi yang mana peneliti juga terlibat dengan

    kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan

    sebagai sumber data penelitian. Pengumpulan data peneliti juga

  • 12

    menggunakan teknik observasi partisipasi moderat yakni suatu observasi

    partisipasi dimana terdapat keseimbangan antara peneliti sebagai orang

    dalam dan sebagai orang luar.

    Pengumpulan data peneliti terlibat kegiatan yang dilakukan oleh

    narasumber penelitian namun tidak semua kegiatan. Peneliti menggunakan

    teknik wawancara struktur dan tidak terstruktur. Penelitian memilih teknik

    wawancara ini adalah agar peneliti bisa mendapatkan data-data yang

    maksimal dari nara sumber yang mana adalah warga masyarakat Desa

    Gadingharjo, Kecamatan Sanden, Kabupaten Bantul.

    6. Teknik Cuplikan/Sampling

    Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dan peneliti berusaha

    mendeskripsikan peranan Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB),

    maka dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik purposive

    sampling yaitu teknik pengambilan sampel sumber data dengan

    pertimbangan tertentu. Pertimbangan dari peneliti untuk memilih sampel

    sebagai sumber data penelitian adalah susunan kepengurusan Forum

    Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Desa Gadingharjo adalah dari tokoh

    masyarakat.

    7. Teknik Validitas Data

    Sebuah penelitian yang telah dilakukan dianggap sah atau valid,

    maka diperlukan pengujian keabsahan data atau uji validitas data.

    Terdapat banyak teknik validitas data untuk penelitian kualitatif

  • 13

    diantaranya adalah teknik triangulasi. Peneliti di dalam penelitian ini

    menggunakan teknik uji validitas data berupa teknik triangulasi, dalam

    teknik triangulasi terdapat tiga triangulasi.

    8. Teknik Analisis Data

    Teknik analisis data diperlukan agar nantinya peneliti bisa

    menganalisis data dengan tepat dan mampu menjawab rumusan masalah

    yang telah peneliti susun di atas. Teknik pengumpulan data untuk

    penelitian kualitatif terdapat banyak teknik analisis datanya seperti yang

    dikemukakan oleh Sugiyono (2009: 245) analisis sebelum lapangan,

    analisis data di lapangan model Miles dan Hubberman, analisis data

    selama di lapangan model spradley, dan lain sebagainya.

    Peneliti di dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis di

    lapangan model Miles dan Hubberman. Analisis data dilakukan ketika

    selesai pengumpulan data. Miles dan Hubberman mengemukakan bahwa

    aktifitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan terus

    menerus sampai tuntas sehingga datanya jenuh. Teknik analisis data model

    Miles dan Hubberman ada tiga aktifitas analisis data yaitu data reductions,

    data display, dan conclusion drawing atau verification.

    Tahap dari model Miles dan Hubberman adalah data reduction

    atau reduksi data, data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya banyak

    maka perlu dicatat secara rinci dan teliti. Kebanyakan penelitian yang ke

    lapangan maka data yang dihasilkan akan banyak, kompleks, dan rumit.

  • 14

    Data tersebut perlu segera dianalisis melalui reduksi data. Mereduksi data

    berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok. Memfokuskan diri pada

    hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Data yang telah direduksi

    akan memberikan gambaran yang lebih jelas serta mempermudah peneliti

    dalam mengumpulkan data selanjutnya.

    Setelah mereduksi data yang diperoleh, langkah selanjutnya adalah

    display data atau menyajikan data. Penelitian kualitatif penyajian data bisa

    menggunakan flowchart, uraian singkat, bagan, dan sejenisnya.

    Menyajikan data peneliti menggunakan teks naratif. Menyajikan data

    memudahkan peneliti untuk merencanakan apa yang akan dilakukan

    selanjutnya. Langkah yang terakhir dari model Miles dan Hubberman

    adalah conclusion drawing atau verification dengan kata lain langkah

    ketiga ini adalah penarikan kesimpulan sementara dari hasil pengumpulan

    data di lapangan.

    D. HASIL PENELITIAN

    1. Peranan Pra Bencana

    a. Pembuatan saluran air/selokan

    Pembuatan saluran air/drainase dilakukan oleh Forum

    Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Desa Gadingharjo bekerja

    sama dengan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Java

    Recontruction Foundation (JRF) yang membentuk suatu program

    bernama REKOMPAK (Rehabilitasi dan Rekontruksi Masyarakat

    dan Pemukiman). Program tersebut mencakup pembuatan selokan

  • 15

    atau gorong-gorong di enam dusun yang ada di Desa Gadingharjo

    yakni Pranti, Daleman, Ngujung, Merten, Karanganyar dan

    Kalimundu. Program tersebut bertujuan untuk memperlancar aliran

    air agar tidak tersumbat dan menghindari bencana banjir yang

    mungkin terjadi.

    Dana dari program tersebut berasal dari lembaga Swadaya

    Masyarakat (LSM) dan pemerintah serta Forum Pengurangan

    Risiko Bencana (FPRB) menjadi fasilitatornya. Selokan air tersebut

    mempunyai panjang sekitar 7-8 KM dan melewati antar dusun di

    Desa Gadingharjo. Selokan itu, selain dibangun dengan bantuan

    dana dari Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) juga rutin

    dibersihkan dari sampah-sampah yang menyumbat agar tidak

    terjadi banjir.

    b. Pemasangan rambu-rambu tanda bahaya bencana alam dan jalur

    evakuasi

    Rambu-rambu tanda bahaya di daerah rawan bencana alam

    sangatlah vital diperlukan karena bisa membantu dalam evakuasi

    saat terjadinya bencana alam. Forum Pengurangan Risiko Bencana

    (FPRB) Desa Gadingharjo membuat beberapa rambu tanda bahaya

    ataupun jalur evakuasi yang ada. Rambu-rambu tersebut antara lain

    papan nama jalur evakuasi, gambar skema potensi bahaya bencana

    alam Desa Gadingharjo, petunjuk arah jalur evakuasi dan berbagai

    macam poster tentang bencana alam yang berguna saat sosialisasi

  • 16

    bencana alam. Selain itu forum ini bersama masyarakat menanam

    pohon cemara udang di pinggir pantai untuk mencegah abrasi.

    c. Pembuatan penampungan/barak pengungsian

    Pembuatan penampungan barak pengungsian ini lebih

    tepatnya adalah pembelian beberapa fasilitas dalam pengungsian

    seperti tenda darurat dan fasilitas untuk makan seperti panci untuk

    memasak dan lain-lain. Tempat penampungan pengungsian telah

    disiapkan yakni di sekitar balai desa atau di lapangan desa, selain

    itu pembuatan jalan untuk evakuasi juga dilakukan.

    Barak Pengungsian untuk korban bencana alam ini terdapat

    di lapangan desa yang berada di dekat balai desa. Luas lapangan ini

    kira-kira 2 hektar dan cukup untuk menampung para korban

    bencana alam dari Desa Gadingharjo maupun dari desa tetangga

    seperti Desa Srigading. Lapangan ini sehari-hari digunakan untuk

    fasilitas olahraga dan siap digunakan jika sewaktu-waktu ada

    bencana alam yang terjadi.

    d. Pembuatan fasilitas MCK (Mandi Cuci Kakus) bagi pengungsi di

    barak pengungsian (sebelah barat balai desa)

    Pembuatan fasilitas yang ada di sekitar barak pengungsian

    seperti toilet memang penting dilakukan agar kesehatan selalu

    dijaga, selain itu pengadaan fasilitas lain utnuk melengkapi toilet

    seperti meja untuk ibu-ibu yang melahirkan juga dipersiapkan

  • 17

    secara matang agar semua bisa diminimalkan risiko yang terjadi

    akibat bencana. Jumlah fasilitas Mandi Cuci Kakus (MCK) yang

    dibuat baru sekitar 2 buah karena ketersediaan dana yang kurang

    mencukupi.

    e. Pembuatan Talud/ Bronjong untuk Daerah Aliran Sungai (DAS)

    Pembuatan saluran air berupa selokan kecil memang sangat

    penting, selain itu juga Forum Pengurangan Risiko Bencana

    (FPRB) Desa Gadingharjo membuat talud untuk mencegah longsor

    untuk saluran air besar di Dusun Karanganyar agar tidak terjadi

    longsor tanah di sekitar daerah aliran sungai. Dana pembuatan talud

    tersebut berasal dari Lembaga Swadaya Masyarakat(LSM) dan

    pemerintah desa yang difasilitasi oleh Forum Pengurangan Risiko

    Bencana (FPRB) Desa Gadingharjo. Pembuatan Talud/ Bronjong

    ini menggunakan juga semen, batu dan pasir serta tenaga dari

    masyarakat. Pembuatan Talud ini kurang lebih sekitar 2 Kilometer

    dari dua sisi yakni sisi kanan dan sisi kiri yang ada di Daerah

    Aliran Sungai (DAS).

    f. Pemberian sosialisasi tentang bencana alam

    Sosialisasi tentang bencana alam sangat penting dilakukan

    dilakukan di daerah rawan bencana seperti Desa Gadingharjo.

    Sosialisasi tersebut dilakukan oleh Forum Pengurangan Risiko

    Bencana (FPRB) di setiap Rukun Tangga (RT) yang ada di Desa

  • 18

    Gadingharjo. Jumlah Rukun Tangga (RT) di desa ini adalah 24

    Rukun Tangga (RT) yang tersebar di 5 dusun dan setiap 35 hari

    atau selapanan sekali mengadakan pertemuan dan arisan serta

    pengajian, dalam acara tersebut juga diadakan sosialisasi mengenai

    bencana alam, selain melalui acara tersebut pemberian sosialisasi

    tentang bencana alam juga diberikan di balai desa setempat.

    Kegiatan yang dilakukan dalam pertemuan atau sosialisasi Forum

    Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Desa Gadingharjo biasanya

    membahas kondisi terkini di daerah masing-masing dan diskusi

    kebencanaan.

    g. Simulasi bencana alam

    Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan

    Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) bekerja sama dengan

    GTZ menyelenggarakan Tsunami drill. Acara tersebut yang

    diadakan pada tanggal 25 November 2010 di Pantai Samas, dengan

    melibatkan 3 Dusun, yaitu Dusun Ngepet, Karanganyar dan

    Tegalrejo. Ibu Bupati Bantul langsung terjun langsung di lapangan

    memimpin jalannya Tsunami Drill tersebut. Salah satu tujuan

    diadakan Tsunami Drill ini adalah untuk mengetahui sejauh mana

    kesiapsiagaan masyarakat, aparat pemerintah daerah, serta personil

    stakeholder terkait dalam menghadapi bencana gempa bumi dan

    tsunami.

  • 19

    Simulasi yang dilakukan oleh Forum Pengurangan Risiko

    Bencana (FPRB) Desa Gadingharjo tidak sepenuhnya berjalan

    dengan lancar seperti pernyataan bapak SYN

    Suatu ketika pernah mas tiba-tiba alarm tanda bahaya tsunami berbunyi sendiri sehingga mengakibatkan masyarakat di sekitar pantai panik dan lari terbirit-birit. Hal itu tidak semata-mata berbunyi sendiri melainkan ternyata air yang ada di muara sungai tersumbat sampah sehingga mengakibatkan air di muara naik dan menyebabkan sirine tsunami meraung-raung. (Wawancara dengan bapak SYN, 07 April 2012 Pukul 14.00 WIB).

    Hal tersebut membuktikan bahwa suatu organisasi termasuk

    organisasi sosial harus mempunyai komunikasi yang baik seperti

    dalam teori organisasi yang di dalamnya terdapat fungsi regulatif,

    fungsi informatif, fungsi persuasif dan fungsi integratif. Kejadian

    yang lain adalah ketika akan diadakan simulasi bencana alam

    tsunami ternyata ada kesalahpahaman dan kurangnya sosialisasi

    yang menyeluruh terhadap masyarakat sehingga ketika akan

    diujicobakan alarm tanda bahaya tsunami ternyata banyak

    masyarakat yang belum tahu dan dikira ada tsunami benar datang.

    2. Peranan saat tejadi bencana/ tanggap darurat

    Fungsi dan peranan Forum Pengurangan Risiko Bencana

    (FPRB) Desa Gadingharjo selaku lembaga sosial yang ada di tingkat

    perdesaan selama terjadi bencana adalah tanggap darurat. Tanggap

    darurat tersebut berupa mobilisasi relawan yang berasal dari dalam

  • 20

    maupun luar daerah yang bekerja sama dengan Badan Penanggulangan

    Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bantul. Tanggap darurat lain

    adalah pendistribusian logistik yang berasal dari bantuan pemerintah

    maupun masyarakat swasta.

    Peranan dalam masa tanggap darurat seringkali menimbulkan

    hubungan/ interaksi dan solidaritas sosial yang sangat kuat antara

    warga masyarakat dengan tokoh masyarakat yang menjadi anggota

    Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB). Hal itu membuat sikap

    egois/ kelas sosial menjadi tidak ada karena sikap saling menolong dan

    membantu serta mengerti dalam kondisi darurat. Sekat-sekat yang

    memisahkan mereka selama ini yang dikarenakan kelas sosial menjadi

    hilang karena solidaritas mekanis yang dimiliki masyarakat desa yakni

    yang mempunyai ciri masyarakat homogen dan tidak bersikap

    individualistis. Mereka sadar bahwa satu orang dengan yang lainnya

    saling membutuhkan dan saling membantu serta sikap sosial yang

    masih tinggi.

    Peranan lain pada masa tanggap darurat adalah evakuasi korban

    bencana alam baik yang selamat, luka maupun yang meninggal dunia.

    Kegiatan lainnya adalah memberikan pendampingan dan pendataan

    korban bencana alam untuk menghilangkan trauma maupun menghibur

    pada saat berada di barak pengungsian. Jumlah anggota Forum

    Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Desa Gadingharjo yang terbatas

    tentunya akan menyulitkan membantu proses tanggap darurat, oleh

  • 21

    sebab itu diperlukan kerjasama dengan pihak lain seperti Lembaga

    Swadaya Masyarakat (LSM), Badan Penanggulangan Bencana Daerah

    (BPBD), pemerintah daerah lain, organisasi/ lembaga asing atau swasta

    serta masyarakat luas yang mempunyai rasa kemanusiaan dan

    kepedulian yang tinggi terhadap pengurangan dan dampak dari bencana

    alam. Peranan pada masa tanggap darurat seperti pernyataan di bawah

    ini

    Kemudian pas tanggap darurat bencana ya waktu simulasi dulu adalah cara evakuasi diri, cara penyelamatan dan berlindung diri kemudian cara lainnya menyelamatkan orang lain dan ada juga pengurus dan anggota yang mendata, mendampingi dan melaporkan adanya kerugian dan kerusakan harta benda dan jiwa (Wawancara Bapak AG pada Hari Rabu 25 April 2012 Pukul 17.00 WIB)

    3. Peranan setelah terjadinya bencana

    Bencana memberi dampak yang sangat luas termasuk hilangnya

    harta benda bahkan jiwa. Bencana tidak bisa diduga dan tidak ada yang

    menginginkan terjadi. Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB)

    Desa Gadingharjo telah mempersiapkan segala sesuatu untuk

    meminimalkan dampak bencana terutama pasca terjadinya bencana

    alam. Langkah-langkah tersebut antara lain rehabilitasi korban bekerja

    sama dengan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang peduli

    bencana alam, survey dan pelaporan serta pendataan jumlah korban

    jiwa dan kerusakan harta benda yang nanti akan dilaporkan kepada

    pemerintah desa, serta rekontruksi pendidikan berupa pendampingan

  • 22

    pendidikan bagi korban bencana alam yang terjadi seperti pernyataan

    Bapak SMD berikut

    Ketika terjadi bencana berdasarkan simulasi adalah pendampingan kepada korban, rekonstruksi, rehabilitasi dan pelaporan kerugian harta benda dan jiwa serta yang paling penting evakuasi diri dan cara berlindung diri (Wawancara dengan Bapak SMD pada Hari Selasa 17 April 2012 Pukul 20.00 WIB).

    Peran sosial pasca terjadi bencana seringkali menjadi suatu

    ajang membuktikan rasa kesetiakawanan sosial dan solidaritas sosial

    baik itu oleh warga sendiri maupun warga lain. Pengalaman gempa

    bumi tahun 2006 manusia yang sejatinya adalah saudara telah

    menunjukkan eksistensi solidaritasnya terhadap manusia lain terhadap

    bencana yang terjadi di Yogyakarta. Solidaritas tersebut tidak terkira

    banyaknya baik yang berupa benda, pikiran, tenaga, harta bahkan doa.

    E. HASIL TEMUAN DAN ANALISIS

    Risiko bencana merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari

    masyarakat yang tinggal di daerah yang rawan terjadi bencana seperti

    Desa Gadingharjo ini, yang rawan terjadi gempa dan tsunami, oleh karena

    itu kesadaran tentang risiko bencana merupakan bagian yang penting

    dalam kerangka tindakan pengurangan risiko bencana. Sikap yang proaktif

    yaitu lebih memfokuskan pada manajemen risiko bencana daripada

    kejadian bencana itu sendiri merupakan hal yang penting dalam

    menghadapi potensi ancaman bencana sebelum bencana itu sendiri terjadi

    dan menimbulkan kerugian serta korban jiwa. Pelajaran dari kejadian

  • 23

    bencana terdahulu sangat memahami untuk memahami risiko yang

    mungkin terjadi pada manusia serta kehidupan sosialnya.

    Pengkajian risiko bencana yang didasarkan pada kerentanan dan

    analisa bahaya merupakan langkah yang diperlukan dalam rangka

    pengambilan kebijakan yang tepat untuk pengurangan risiko bencana.

    Secara definisi, risiko bencana adalah potensi kerugian yang ditimbulkan

    akibat bencana pada suatu wilayah dan kurun waktu tertentu yang dapat

    berupa kematian, luka, sakit, jiwa terancam, hilangnya rasa aman,

    mengungsi, kerusakan atau kehilangan harta benda serta gangguan

    masyarakat lainnya.

    Tingkat pemahaman tentang risiko bencana sangat tergantung pada

    kualitas dan kuantitas informasi yang tersedia serta pada persepsi risiko

    dari masyarakat. Suatu kelompok masyarakat akan lebih rentan terhadap

    bencana apabila mereka tidak sadar akan bahaya yang mengancam

    kehidupan dan harta benda meraka. Kesadaran tentang risiko bencana

    bervariasi dari satu individu ke individu lainnya atau komunitas atau pihak

    pemerintah tergantung pada persepsi mereka. Kesadaran ini dapat

    ditingkatkan dengan pengetahuan tentang bahaya yang mengancam dan

    kerentanan serta ketersediaan informasi yang akurat dan

    berkesinambungan tentang bahaya dan kerentanan itu sendiri.

    Sikap waspada adalah kualitas kesiapan dan kesiagaan yang harus

    dimiliki oleh setiap warga yang tinggal di Desa Gadingharjo agar mampu

  • 24

    mendeteksi, mengidentifikasi, mengantisipasi sejak dini dan melakukan

    aksi pencegahan awal terhadap ancaman bencana alam yang terjadi di

    desanya. Hal ini merupakan manifestasi kepedulian serta rasa tanggung

    jawab seluruh masyarakat terhadap keselamatan warganya, oleh karena itu

    jauh sebelum terjadi bencana perlu dilakukan upaya mencegah melalui

    suatu rangkaian sistem kewaspadaan terhadap terjadinya bencana alam ini.

    Sikap waspada terhadap bencana sangat penting bagi mereka yang

    tinggal di kawasan rawan bencana. Desa Gadingharjo ini adalah salah satu

    desa rawan bencana alam yang ada di Kecamatan Sanden Kabupaten

    Bantul. Dengan kenyataan tersebut, masyarakat membangun pola pikir

    menghadapi potensi bencana alam, dalam hal ini ada dua pola pikir yakni

    pola pikir negatif yang mengangap bencana sebagai azab yang membawa

    sengsara dan pola pikir positif yang menganggap bencana adalah

    tantangan yang harus dihadapi secara rasional.

    Pola pikir negatif tentang bencana cenderung menggiring

    masyarakat pada perilaku pasif, apatis, skeptis dan pesimis, menganggap

    bahwa bencana tidak mungkin dilawan dan dikendalikan, tunggu dan

    pasrah saja menghadapinya. Sebaliknya pola pikir positif menganggap

    bahwa bencana sebagai tantangan yang menjadi semacam peluang, yaitu

    peluang untuk terus maju. Maju dalam arti semakin hari semakin cerdas,

    siap dan tanggap terhadap ancaman bencana yang kemungkinan terjadi di

    wilayahnya.

  • 25

    Warga Desa Gadingharjo mengembangkan pola pikir positif

    dalam menghadapi bencana alam. Pola pikir ini yang akhirnya

    menumbuhkan sifat komunal yang positif. Semua komponen masyarakat

    akan menyesuaikan diri sesuai dengan kapasitas masing-masing. Desa

    Gadingharjo sendiri sudah menjadi salah satu desa yang menjadi sorotan

    pemerintah Kabupaten Bantul maupun dinas atau instansi terkait karena

    wilayahnya yang rawan terjadinya bencana alam. Pemerintah sendiri

    sudah memberikan informasi tentang kemungkinan-kemungkinan bahaya

    yang terjadi di wilayah tersebut dan melakukan pemberdayaan masyarakat

    dalam upaya mitigasi bencana di wilayah setempat.

    Membangun sikap waspada bencana ini dimulai dari jenjang strata

    paling bawah yaitu berturut-turut: kewaspadaan individu, kewaspadaan

    keluarga, kewaspadaan kelompok, RT/RW, Desa, Kelurahan, Kabupaten

    hingga kewaspadaan nasional. Secara konseptual dan praktis sikap

    waspada itu dinamis, dimana masyarakat aktif mendeteksi mencari

    informasi akurat tentang berbagai kemungkinan potensi ancaman bencana

    sejak bencana itu belum terjadi. Masyarakat diharapkan aktif dalam

    membaca tanda-tanda gejala terjadinya bencana alam, dipantau terus,

    dideteksi sedini mungkin agar tidak sampai memakan banyak kerugian.

    F. KESIMPULAN SARAN

    1. Kesimpulan

  • 26

    Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang

    mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat

    yang disebabkan baik oleh faktor alam atau faktor non alam sehingga

    mengakibatkan timbulnya korban jiwa, kerusakan lingkungan, kerugian

    harta benda dan dampak psikologis. Desa Gadingharjo merupakan salah

    satu desa di wilayah Kabupaten Bantul yang rentan terjadi bencana

    alam karena letak geografisnya yang berada di jalur gempa bumi dan

    tsunami selatan Pulau Jawa.

    Upaya pengurangan risiko bencana diwujudkan antara lain

    pembuatan saluran air/ selokan, pemasangan rambu-rambu tanda

    bahaya bencana alam, pembuatan jalur evakuasi, pembuatan

    penampungan/barak pengungsian, pemberian sosialisasi tentang

    bencana alam dan simulasi bencana alam yang termasuk dalam peranan

    Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) pra terjadinya bencana.

    Peranan saat terjadi atau tanggap darurat adalah mengevakuasi

    masyarakat agar mengungsi atau memilih tempat yang aman. Peranan

    pasca bencana antara lain rekontruksi, rehabilitasi serta pendataan

    kerugian harta benda dan jiwa. Manajemen bencana berbasis

    masyarakat yang dilakukan Forum Pengurangan Risiko Bencana

    (FPRB) bukan hanya dilakukan saat tanggap darurat melainkan pra

    bencana dan pasca bencana sehingga ditekankan pada upaya mitigasi

    dengan pemberian sosialisasi bencana yakni ditekankan masyarakat

    ikut aktif sebagai aktor dalam pengurangan risiko bencana.

  • 27

    2. Saran

    Setelah peneliti melakukan penelitian maka peneliti

    mengajukan berbagai saran sebagai berikut:

    a. Masyarakat Desa Gadingharjo harus berperan lebih aktif dalam

    upaya mitigasi dan pengurangan risiko bencana

    b. Pihak pengurus Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) harus

    menjalin kerjasama yang lebih baik antara intern masyarakat Desa

    Gadingharjo maupun dengan pihak luar termasuk Lembaga Swadaya

    Masyarakat (LSM)

    c. Pihak instansi atau badan terkait seperti Badan Nasional

    Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Propinsi DIY maupun

    Kabupaten Bantul untuk membantu, memantau maupun memonitor

    secara teratur sehingga mengetahui kegiatan mitigasi bencana alam di

    Desa Gadingharjo.

    d. Pihak pemerintah maupun Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)

    terkait harus mengusahakan dana untuk kegiatan pelaksanaan mitigasi

    bencana alam di Desa Gadingharjo.

    G. DAFTAR PUSTAKA

    Agus Salim. 2006. Teori Dan Paradigma Penelitian Sosial (Buku Sumber Untuk Penelitian Kualitatif). Yogyakarta: Tiara Wacana.

    Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bantul Tahun 2012

    Data Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Desa Gadingharjo Tahun 2012

  • 28

    Data Monografi Desa Gadingharjo Kecamatan Sanden Kabupaten Bantul Tahun 2011

    Direktorat Pesisir dan Kelautan. 2008. Pedoman Mitigasi Bencana Alam di Wilayah Pesisir Dan Pulau-Pulau Kecil. Jakarta: Jakarta Press.

    Ife Jim & Tesoriero. 2008. Community Development. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Kajian Staf Ahli Menteri Sosial. 2008. Pemberdayaan Peran Masyarakat Dalam Penanggulangan Bencana Alam. Jakarta: DEPSOS.

    Lexy J. Moleong. 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya.

    Miles dan Hubberman. 1992. Analisis Data Kualitatif. Jakarta: Universitas Indonesia Press.

    Raharjo. 2004. Pengantar Sosiologi Pedesaan dan Pertanian. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

    Ritzer, George dan Doudlas J. Goodman.2004. Teori Sosiologi Modern. Yogyakarta: Kreasi Wacana.

    Robert J. Kodoatie dan Roestam Sjarief. 2006. Pengelolaan Bencana Terpadu: Banjir Longsor, Kekeringan, dan Tsunami. Jakarta: Yarsif Watampoe.

    Saifuddin Azwar. 2010. Metode penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

    S. Arie Priambodo. 2009. Panduan Praktis Menghadapi Bencana. Yogyakarta: Kanisius.

    Sugeng Tri Utomo. 2008. Perencanaan Kontinensi Menghadapi Bencana, Badan Penanggulangan Bencana. Jakarta: BNPB.

    Sugiyanto. 2002. Lembaga Sosial. Yogyakarta: Global Pustaka Utama.

    Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.

    Theresia Wuryanti. 2007. Kerangka Aksi Hyogo: Pengurangan Resiko Bencana 2005-2015 : Membangun Ketahanan Bangsa dan Komunitas Terhadap Masyarakat penanggulangan Bencana Indonesia. Jakarta: Masyarakat Penanggulangan Bencana Indonesia (MPBI).

    Thoha Mifta. 2005. Perilaku Organisasi Konsep Dasar Dan Aplikasinya. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

    Winardi J. 2003. Teori Organisasi dan Pengorganisasian. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

  • 29