94187354 Artikel Audit

13
ABSTRAK M Fauzan S. Gafur. Pengaruh Sikap Profesionalisme Internal Auditor Terhadap Peranan Internal Auditor Dalam Pengungkapan Penemuan Audit ( suatu studi kasus untuk persyataratan Ujian Tengah Semester dalam mata kuliah Pengauditan I ). Pengaruh sikap profesionalisme internal auditor terhadap peranan internal auditor dalam pengungkapan penemuan audit, ada 2 (dua) hal yang ingin dikemukakan disini, yaitu (1) sikap profesionalisme auditor internal auditor adalah standar profesionalisme internal auditor , pengetahuan dan kecakapan, hubungan antar manusia dan komunikasi, pendidikan berkelanjutan, dan ketelitian professional. (2) peranan internal auditor dalam pengungkapan temuan audit, adalah unsur temuan audit Kata kunci : internal auditor, sikap profesionalisme, peranan

description

f

Transcript of 94187354 Artikel Audit

  • ABSTRAK

    M Fauzan S. Gafur. Pengaruh Sikap Profesionalisme Internal Auditor Terhadap Peranan

    Internal Auditor Dalam Pengungkapan Penemuan Audit ( suatu studi kasus untuk persyataratan

    Ujian Tengah Semester dalam mata kuliah Pengauditan I ).

    Pengaruh sikap profesionalisme internal auditor terhadap peranan internal auditor dalam

    pengungkapan penemuan audit, ada 2 (dua) hal yang ingin dikemukakan disini, yaitu (1) sikap

    profesionalisme auditor internal auditor adalah standar profesionalisme internal auditor ,

    pengetahuan dan kecakapan, hubungan antar manusia dan komunikasi, pendidikan

    berkelanjutan, dan ketelitian professional. (2) peranan internal auditor dalam pengungkapan

    temuan audit, adalah unsur temuan audit

    Kata kunci : internal auditor, sikap profesionalisme, peranan

  • PENDAHULUAN

    1. LATAR BELAKANG

    Peran internal audit adalah suatu fungsi penilaian yang independen yang ada dalam suatu

    organisasi dengan tujuan menguji dan mengevaluasi kegiatan organisasi-organisasi yang

    dilaksanakan. Tujuannya adalah untuk membantu para anggota organisasi agar mereka dapat

    melaksanakan tanggung-jawabnya secara efektif. profesi internal audit sangat dituntut akan

    kemampuaannya memberikan jasa yang terbaik dan sesuai dengan yang dibutuhkan dan

    diperintahkan manajemen tertinggi suatu organisasi. Dengan adanya internal audit maka akan

    diperoleh hasil proses audit yaitu berupa temuan audit, temuan audit dihasilkan dari proses

    perbandingan antara apa yang seharusnya terdapat dan apa yang sebenarnya terdapat.

    Untuk meningkatkan kualitas peran internal auditor dalam mengungkapkan temuan audit,

    internal auditor memerlukan kemampuan profesional yaitu kemampuan individu dalam

    melaksanakan tugas, yang berarti kualifikasi personalia yang sesuai dengan bidang tugas

    internal audit dan berkaitan dengan kemampuan profesionalnya dalam bidang audit serta

    penguasaan atas bidang operasional terkait dengan kegiatan perusahaan.

  • KERANGKA TEORITIS

    1. Profesionalisme

    Professional menurut Roy Suryo, yang disebut professional bukanlah pengakuan publik

    ataupun pengakuan suatu lembaga profesi melainkan pengakuan diri sendiri (pelaku profesi).

    Hubungan etika kerja professional dengan kehidupan manusia digunakan untuk mengawal

    tingkahlaku ahli professional dalam bentuk menyuruh melakukannya dan meninggalkan perkara

    yang mendatangkan kesalahan sama ada di sisi undang-undang negara maupun statusnya

    sebagai professional. Oleh itu, etika kerja professional merupakan satu landasan kepada

    masyarakat yang membolehkan teknokrat mengawal tingkahlakunya sendiri serta

    membolehkan masyarakat sosial mengawasi dan menilai setiap tindak tanduk mereka dari

    semasa ke semasa. Tentunya tidak mudah mendefinisikan arti professional ini. Ada beberapa

    definisi praktis misalnya: Profesional berarti bayaran, seperti petinju profesional, petenis

    profesional, dsb. Biasanya ini berhubungan dengan olah raga. Namun dalam dunia kerjapun,

    kata profesional sering rancu, terutama ketika memisahkan antara jenjang manajerial dan

    jenjang profesional.

    Menurut http://rovicky.wordpress.com ada tiga hal pokoo yang mesti dilakukan /

    dipegang oleh seorang pekerja professional, yaitu :

    - Tidak memaksa,

    - Tidak mengiba, dan

    - Tidak berjanji.

    Sikap moral profesi ini sangat dikontrol oleh konsep diri seseorang antara lain sikap

    menghadapi tantangan, cobaan serta hambatan.

    1. Tidak memaksa

    Seorang yang berjiwa atau bermoral profesional tetunya akan memiliki keahlian teknis yang

    khusus yang mendukung keprofesionalannya. Dengan demikian dia akan mempunyai kekuatan

    (`power). Sehingga dengan power yang dia miliki, dia dapat melakukan tindakan untuk

    menekan pihak lain.

  • 2. Tidak berjanji

    Satu sikap moral professional dalam menghadapi apapun yang telah, sedang dan bakal terjadi

    juga hal yang harus diperhatikan. Sikap ihlas dalam menghadapi keberhasilan maupun

    kegagalan merupakan sikap professional yang ketiga. Berjanji merupakan tindakan yang

    mungkin sekali menjadikan kita melanggar dua sikap moral sebelumnya yang disebutan diatas.

    Karena kegagalan maka akan muncul pemaksaan atau mengiba dari salah satu pihak, atau

    bahkan kedua pihak. Sehingga kesiapan menerima apapun yang bakan terjadi merupakan

    sikap moral profesi yang dibutuhkan.

    3. Tidak mengiba

    Pada saat-saat tertentu kesulitan atau hambatan muncul baik dipihak pekerja maupun

    perusahaan. Krisis ekonomi saat lalu (soalnya saya yakin saat ini sudah mulai tahap

    penyembuhan) banyak mengakibatkan kesulitan dikedua pihak. Tentunya tidak bisa hanya

    dengan mengiba untuk menghadapi kesulitan ini, dan tentunya tindakan mengiba ini bukan

    moral yang professional

    Pengertian Professional Menurut Para Ahli berikut ini :

    I. Menurut Prof. Edgar Shine yang dikutip oleh Parmono Atmadi (1993), sarjana arsitektur

    pertama yang berhasil meraih gelar doktor di Indonesia, merumuskan pengertian

    professional tersebut sebagai berikut ;

    1. Bekerja sepenuhnya (full time) berbeda dengan amatir yang sambilan

    2. Mempunyai motivasi yang kuat.

    3. Mempunyai pengetahuan (science) dan keterampilan (skill)

    4. Membuat keputusan atas nama klien (pemberi tugas)

    5. Berorientasi pada pelayanan ( service orientation )

    6. Mempunyai hubungan kepercayaan dengan klien

    7. Otonom dalam penilaian karya

    8. Berasosiasi professional dan menetapkan standar pendidikan

    9. Mempunyai kekuasaan (power) dan status dalam bidangnya.

    10. Tidak dibenarkan mengiklankan diri

  • II. Prof. Soempomo Djojowadono (1987), seorang guru besar dari Universitas Gadjahmada

    (UGM) merumuskan pengertian professional tersebut sebagai berikut ;

    1. Mempunyai sistem pengetahuan yang isoterik (tidak dimiliki sembarang orang)

    2. Ada pendidikannya dan latihannya yang formal dan ketat

    3. Membentuk asosiasi perwakilannya.

    4. Ada pengembangan Kode Etik yang mengarahkan perilaku para anggotanya

    5. Pelayanan masyarakat/kemanusian dijadikan motif yang dominan.

    6. Otonomi yang cukup dalam mempraktekkannya

    7. Penetapan kriteria dan syarat-syarat bagi yang akan memasuki profesi.

    Rujukan berikutnya dapat diambil dari pendapat Soemarno P. Wirjanto (1989), Sarjana hukum

    dan Ketua LBH Surakarta, dalam seminar Akademika UNDIP 28-29 Nopember 1989, yang

    mengutip Roscoe Pond, mengartikan istilah professional sebagai berikut ;\

    1. Harus ada ilmu yang diolah di dalamnya.

    2. Harus ada kebebasan, tidak boleh ada hubungan hirarki.

    3. Harus mengabdi kepada kepentingan umum, yaitu hubungan kepercayaan antara ahli

    dan klien.

    4. Harus ada hubungan Klien, yaitu hubungan kepercayaan antara ahli dan klien.

    5. Harus ada kewajiban merahasiakan informasi yang diterima dari klien. Akibatnya hrus

    ada perlindungan hukum.

    6. Harus ada kebebasan ( = hak tidak boleh dituntut ) terhadap penentuan sikap dan

    perbuatan dalam menjalankan profesinya.

    7. Harus ada Kode Etik dan peradilan Kode Etik oleh suatu Majlis Peradilan Kode Etik

    8. Boleh menerima honorarium yang tidak perlu seimbang dengan hasil pekerjaannya

    dalam kasus-kasus tertentu (misalnya membantu orang yang tidak mampu ).

  • Untuk ini dipandang perlu untuk memberikan catatan kecenderungan pada waktu ini dalam

    memberikan pengertian profesional sebagai berikut :

    Mampu menata, mengelolah dan mengendalikan dengan baik.

    Trampil

    Berpengalaman dengan pengalaman yang cukup bervariasi

    Menguasai standar pendidikan minimal

    Menguasai standar penerapan ilmu dan praktik

    Kreatif dan berpandangan luas yang sudah dibuktikan dalam praktik

    Memiliki kecakapan dan keahlian yang cukup tinggi dan bekemampuan memecahkan

    problem teknis.

    Cukup kreatif, cukup cakap, ahli dan cukup berkemampuan memecahkan problem

    teknis yang sudah dibuktikan dalam praktik.

    Beberapa unsur yang sangat penting mengenai professional yaitu Sikap jujur dan

    obyektif,Penguasaan ilmu dalam praktik,Pengalaman yang cukup

    bervariasi,Berkompeten memecahkan problem teknis yang sudah dibuktikan dalam

    praktik.

    Kalau dilihat inti dari batasan diatas maka dapat dilihat bahwa pengertian profesional

    tidak dapat dibebaskan dari pengalaman praktik. Timbul pertanyaan bagaimana cara yang

    dapat memungkinkan seseorang bisa mempersiapkan dirinya menjadi seorang profesional

    dalam waktu yang relatif singkat ? Jawabannya adalah pemagangan yang tepat, bervariasi dan

    efektif. Untuk mempersingkat masa pemagangan maka studi berbagai kasus baik yang terkait

    dengan evaluasi masalah serta cara penanggulangan termasuk studi perbandingan dalam

    berbagai aspek pembangunan akan sangat membantu mempercepat sesorang ahli untuk

    mencapai tingkat profesional.

    2. Audit internal

  • Perkembangan profesi internal auditing, dewasa ini melaju sangat cepat seiring dengan

    perkembangan jaman pada era globalisasi. Adapun definisi atau pengertian internal auditing

    juga mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Yaitu menurut ara ahli adalah sebagai berikut :

    Menurut Sawyer

    Internal auditing is an independent appraisal function establised within an organization to

    examine and evaluate its activities as a service to organization .

    Internal audit adlah suatu fungsi penilaian independen yang dibentuk dalam suatu organisasi

    untuk mengkaji dan mengevaluasi aktivitas organisasi untuk mengkaji dan mengevaluasi

    aktivitas organisasi sebagai bentuk jas ayang diberikan bagi organisasi.

    Menurut Institute of internal Auditor

    Internal auditing is an independent, objektive assurance and consulting activity designed to add

    value and improve an organizations operations. It helps an organization accomplish its

    objective by bringing a systematic, disciplined approach to evaluate and improve the

    affectiveness of risk management, control and governance process.

    Internal audit adalah suatu aktivitas independen,yang memberikan jaminan keyakinan serta

    konsultasi yang dirancang untuk memberikan jaminan keyakinan serta konsultasi yang

    dirangcang untuk memberikan suatu nilai tambah serta meningkatkan kegiatan operasi

    organisasi. Internal auditing membantu organisasi dalam usaha mencapai tujuannya dengan

    cara memberikan suatu pendekatan disiplin yang sistematis untuk mengevaluasi dan

    meningkatkan keefeektivan manajemen resiko, pengendalian dan proses pengaturan dan

    pengelolaan organisasi.

    AICPA (American Institute of Certified Public Accountants)

    Internal control comprises the plan of organization and all of the coordinated methods and

    measures adopted within a business to safeguad its cassets,chek the accuracy and realibility of

  • its accounting data,promate operational efficieny, and encourage adhrence to prescribed

    manegerial policies

    Pengawasan Intern meliputi susunan organisasi dan semua metode serta ketentuan yang

    terkoordinir dan dianut dalam perusahaan untuk melindungi harta benda miliknya, memeriksan

    kecermatan dan seberapa jauh data akuntansi dapat dipercaya, meningkatkan efisiensi usaha

    dan mendorong ditaatinya kebijaksanaan perusahaan yang telah digariskan.

  • PEMBAHASAN

    Fungsi Internal Auditor

    Internal auditor bekerja di suatu perusahan untuk melakukan audit bagi kepentingan

    manajemen perusahan. Untuk menjalankan tugas dengan baik, internal auditor harus berada

    diluar fungsi lini suatu organisasi, tetapi tidak lepas dari hubungan atasan-bawahan seperti

    lainnya.

    Auditor biasanya meminta keterangan dari manajemen yang mestinya dan staf internal

    auditor mengenai berbagai hal berkaitan dengan fungsi internal auditor sebagai berikut :

    1. Status internal auditor dalam organisasi entitas

    2. Penetapan standart profesional

    3. Perencanaan audit termasuk sifat, saat, dan lingkup pekerjaan audit

    4. Akses ke catatan dan apakah terdapat pembatasan atas lingkup aktivitas mereka.

    Sikap moral profesi ini sangat dikontrol oleh konsep diri seseorang antara lain sikap

    menghadapi tantangan, cobaan serta hambatan.

    1. Tidak memaksa

    Seorang yang berjiwa atau bermoral profesional tetunya akan memiliki keahlian teknis yang

    khusus yang mendukung keprofesionalannya. Dengan demikian dia akan mempunyai kekuatan

    (`power). Sehingga dengan power yang dia miliki, dia dapat melakukan tindakan untuk

    menekan pihak lain.

    2. Tidak berjanji

    Satu sikap moral professional dalam menghadapi apapun yang telah, sedang dan bakal terjadi

    juga hal yang harus diperhatikan. Sikap ihlas dalam menghadapi keberhasilan maupun

    kegagalan merupakan sikap professional yang ketiga. Berjanji merupakan tindakan yang

    mungkin sekali menjadikan kita melanggar dua sikap moral sebelumnya yang disebutan diatas.

    Karena kegagalan maka akan muncul pemaksaan atau mengiba dari salah satu pihak, atau

  • bahkan kedua pihak. Sehingga kesiapan menerima apapun yang bakan terjadi merupakan

    sikap moral profesi yang dibutuhkan.

    3. Tidak mengiba

    Pada saat-saat tertentu kesulitan atau hambatan muncul baik dipihak pekerja maupun

    perusahaan. Krisis ekonomi saat lalu (soalnya saya yakin saat ini sudah mulai tahap

    penyembuhan) banyak mengakibatkan kesulitan dikedua pihak. Tentunya tidak bisa hanya

    dengan mengiba untuk menghadapi kesulitan ini, dan tentunya tindakan mengiba ini bukan

    moral yang professional

    Sikap Profesionalisme Internal Audit

    1. Kesesuaian dengan standar profesi

    2. Pengetahuan dan kecakapan

    3. Hubungan antar manusia dan komunikasi

    4. Pendidikan berkelanjutan

    5. Ketelitian profesional

    Pengungkapan Temuan Audit

    Pengungkapan adalah penyajian informasi yang sesuai dengan prinsip Akuntansi

    Indonesia yang mencakup dimuatnya pengungkapan informasi yang memadai atas hal-hal yang

    material (Ikatan Akuntan Indonesia). Sebagai contoh ancaman terhadap tuntutan hak paten

    mungkin di anggap perlu oleh manajemen untuk membentuk cadangan kerugiannya, walaupun

    tentunya manjemen akan berusaha sedapat mungkin untuk mengungkapannya.

    Temuan audit adalah hal-hal yang berkaitan dengan pernyataan tentang fakta. Berbagai

    temuan yang diperlukan untuk mendukung atau menghindari kesalahan pengertian tentang

    kesimpulan dan rekomendasi yang dibuat oleh internal auditor harus dicantumkan dalam

    laporan pemeriksaan akhir.

  • Peranan internal Auditor dalam penemuan audit

    Peran internal audit adalah untuk memastikan apakah temuan audit itu memang ada

    atau tidakm, untuk menilai atau mengevaluasi suatu aktivitas dalam hal mengungkapkan

    temuan audit berdasarkan kriteria yang tepat untuk merekomendasikan suatu rangkaian

    tindakan kepada pihak manajemen. Peran internal auditor harus dijalankan dengan posisi yang

    independen dan kompeten agar kualitas pelayannannya dapat memuaskan pihak pemakai

    informasi yang di berikan.

    Sikap Profesionalisme Internal Auditor Terhadap Peranan Internal Auditor Dalam

    Pengungkapan Penemuan Audit

    Seorang auditor yang profesional akan selalu berusahan untuk mencapai hasil terbaik

    dalam segala hal yang ia kerjakan. Prinsip yang menjadi pedoman internal auditor dalam

    melakukan pengungkapan adalah sebagai berikut:

    1. Pusatkan perhatian pada berbagai perbaikan atau kemajuan operasional yang telah

    dicapai dan berikan pengungkapan yang terperinci, terutama sekali kepada auditee dan

    pihak lain yang secara langsung berkepentingan terhadap tindakan korektif.

    2. Berbagai jaminan yang diberikan kepada manajemen yang memilikii tingkatan yang

    lebih tinggi dari pada auditee terutama sekali harus didasarkan pada kondisi yang

    diharapkan.

  • KESIMPULAN

    Ketelitian profesional diukur dari penerapan ketelitian dan kecakapan, ketelitian

    yang berkompeten dan penelian yang pantas.

    Hubungan antar manusia dan komunikasi diukur dari hubungan dengan pihak yang

    diperiksa dan komunikasi lisan dan tulisan. Seorang internal auditor harus

    mengenal dengan pihak yang akan diperiksa agar dapat menjelaskan maksud dan

    tujuan dari pemeriksaannya serta audit program yang akan dilakukannya.

    Internal auditor hanya mengusulkan suatu metode atau metode alternative untuk

    memperbaiki kondisi sedangkan memilih tindakan koreksi merupakan pekerjaan

    manajemen.

  • DAFTAR PUSAKA

    http://rovicky.wordpress.com

    http://bud1ww.blogspot.com/2011/05/audit-intern.html

    mulyadi. 2002. Auditing. Jakarta : Salemba Empat

    Amin Widjaja Tunggal. 2000. Internal Auditing : Suatu Pengantar. Jakarta : Harvarindo.