92078 Karbon monoksida

9
Gas karbon monoksida Karbon monoksida adalah gas yang terdiri dari satu atom karbon (C) dan satu atom oksigen (O). Gas ini tidak berbau, tidak berwarna, tidak berasa dan tidak mengiritasi. Namun karbon monoksida ini mudah terbakar dan sangat beracun apabila terhirup oleh manusia dan memasuki sistem peredaran darah. Karbon monoksida terjadi akibat proses pembakaran yang tidak sempurna akibat kurangnya oksigen. Hal ini bisa terjadi pada kendaraan bermotor, alat pemanas, tungku kayu, bahkan asap rokok. gas monoksida Bahaya gas karbon monoksida Gas karbon monoksida (CO) yang masuk dalam sistem peredaran darah akan menggantikan posisi oksigen dalam berikatan dengan hemoglobin (Hb) dalam darah. Gas CO akhirnya mudah masuk ke dalam jantung, otak dan organ vital penunjang kehidupan manusia lainnya. Gas ini sifatnya sangat beracun bagi tubu manusia, sehingga akibatnya bisa fatal. Ikatan CO dan Hb dalam darah akan membentuk karboksi haemoglobin. Ini menyebabkan dua hal: Oksigen akan kalah bersaing dengan karbon monoksida sehingga kadar oksigen dalam darah manusia akan menurun drastis. Seperti yang kita tahu, oksigen diperlukan dalam proses metabolisme tubuh sel, jaringan dan organ dalam tubuh manusia. Dengan keberadaan CO di dalam darah, maka akan menghambat metabolisme tubuh manusia. Gas CO akan menghambat terjadinya proses respirasi atau oksidasi sitokrom. Hal ini akan mengakibatkan pembentukan energi tidak maksimal. Karbon monoksida akan berikatan langsung dengan sel otot jantung dan sel tulang. Akibatnya terjadi keracunan CO pada sel tersebut dan merembet pada sistem saraf manusia.

description

IPA

Transcript of 92078 Karbon monoksida

Page 1: 92078 Karbon monoksida

Gas karbon monoksida

Karbon monoksida adalah gas yang terdiri dari satu atom karbon (C) dan satu atom oksigen (O). Gas ini tidak berbau, tidak berwarna, tidak berasa dan tidak mengiritasi. Namun karbon monoksida ini mudah terbakar dan sangat beracun apabila terhirup oleh manusia dan memasuki sistem peredaran darah. Karbon monoksida terjadi akibat proses pembakaran yang tidak sempurna akibat kurangnya oksigen. Hal ini bisa terjadi pada kendaraan bermotor, alat pemanas, tungku kayu, bahkan asap rokok. gas monoksida

Bahaya gas karbon monoksida

Gas karbon monoksida (CO) yang masuk dalam sistem peredaran darah akan menggantikan posisi oksigen dalam berikatan dengan hemoglobin (Hb) dalam darah. Gas CO akhirnya mudah masuk ke dalam jantung, otak dan organ vital penunjang kehidupan manusia lainnya. Gas ini sifatnya sangat beracun bagi tubu manusia, sehingga akibatnya bisa fatal. Ikatan CO dan Hb dalam darah akan membentuk karboksi haemoglobin. Ini menyebabkan dua hal:

Oksigen akan kalah bersaing dengan karbon monoksida sehingga kadar oksigen dalam darah manusia akan menurun drastis. Seperti yang kita tahu, oksigen diperlukan dalam proses metabolisme tubuh sel, jaringan dan organ dalam tubuh manusia. Dengan keberadaan CO di dalam darah, maka akan menghambat metabolisme tubuh manusia.

Gas CO akan menghambat terjadinya proses respirasi atau oksidasi sitokrom. Hal ini akan mengakibatkan pembentukan energi tidak maksimal. Karbon monoksida akan berikatan langsung dengan sel otot jantung dan sel tulang. Akibatnya terjadi keracunan CO pada sel tersebut dan merembet pada sistem saraf manusia.

Jika seseorang mengalami paparan CO 1.000 ppm selama beberapa menit akan menimbulkan kejenuhan karboksi haemoglobin. Orang tersebut akan bekurang kesadarannya atau pingsan. Sedangkan jika ditambah beberapa menit lagi maka dapat mengakibatkan kematian.

Gejala keracunan gas karbon monoksida

Paparan karbon monoksida dalam jumlah besar akan menimbulkan gejala seperti keracunan, yakni sakit kepala, rasa mual dan muntah. Gejala ini akan bertambah dengan rasa lelah, mengeluarkan keringat cukup banyak, pola pernafasan menjadi cepat dan pendek, adanya rasa gugup dan

Page 2: 92078 Karbon monoksida

berkurangnya fungsi penglihatan. Puncak dari gejala ini adalah berkurangnya kesadaran bahkan hingga pingsan yang sebelumnya ditandai dengan sakit dada yang sangat mendadak. Jika terjadi nyeri dada, maka CO sudah berada di jantung. Banyak kasus kematian akibat keracunan karbon monoksida ini terjadi karena kesulitan bernafas dan edema paru yang disebabkan adanya kekurangan oksigen pada level sel, dimana sel tidak mendapatkan cukup oksigen dari darah karena justru mengikat gas CO.

Pertolongan pertama pada korban keracunan karbon monoksida

Jika ada seseorang yang mengalami keracunan karbon monoksida, maka pertolongan pertama yang bisa dilakukan adalah membawa korban ke tempat terbuka, bisa diusahakan yang terbuka dan hijau dan jauh dari sumber karbon monoksida. Longgarkan pakaian korban supaya lebih mudah bernafas. Jika memiliki oksigen murni, bisa diberikan kepada korban sebagai pertolongan untuk dihidurp. Pastikan korban keracunan masih bernafas dengan menyentuh hidung, denyut jantung dan nadi. Setelah korban siuman, pastikan dalam keadaan tenang karena jika korban terlalu banyak bergerak maka kebutuhan oksigen akan meningkat dan ia akan pingsan kembali. Setelah itu segera bawa korban ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.

Tips pencegahan keracunan karbon monoksida

Setelah sebelumnya kita telah membahas mengenai bahaya karbon monoksida (CO) bagi manusia, maka sekarang kita akan membahas tentang pihak yang beresiko keracunan karbon monoksida dan tips pencegahannya. Salah satu pekerjaan yang paling beresiko tinggi keracunan karbon monoksida adalah pemadam kebakaran. Pemadam kebakaran selalu berhubungan dengan asap dan pembakaran yang pada umumnya tidak sempurna. Selain itu ada pula tukang cat yang menggunakan cat dengan bahan dasar metilin klorida dapat teracuni oleh zat tersebut karena dapat berubah menjadi CO dalam peradaran darah. Perokok adalah termasuk dari sekian banyak orang yang sangat beresiko terpapar karbon monoksida. Asap pembakaran tembakau pada umumnya tidak sempurna sehingga banyak mengandung CO.

Tips mencegah keracunan karbon monoksida

Memang sangat sulit untuk mencegah secara penuh masuknya karbon monoksida dalam tubuh. Hal ini dikarenakan sifat gas CO ini yang tidak berwarna, tidak berbau dan tidak menyebabkan gejala apa-apa pada paru-paru pada awalnya. Namun sebenarnya gas CO bisa diminimalisir, supaya tidak terjadi keracunan pada orang di sekitar kita. Yakni caranya adalah dengan memeriksa secara berkala semua saluran yang berhubungan dengan pembakaran dimana ventilasi harus menghadap keluar rumah dan tidak tersumbat. Saluran ini seperti mesin pemanas air, genset dan lain-lain. Selain itu, untuk anda yang memiliki mobil, anda harus memeriksa sistem AC mobil anda dan mewaspadai kemungkinan kebocoran. Hindari juga menyalakan mobil di dalam garasi yang tertutup rapat.

Sekilas tentang kematian akibat keracunan karbon monoksida

Page 3: 92078 Karbon monoksida

Kematian yang terjadi akibat keracunan gas CO adalah semacam kematian yang tidak disadari. Gejala keracunan karbon monoksida juga dianggap “menyenangkan” karena korban merasa rileks dan berhalusinasi, mirip seperti penggunaan narkoba. Korban keracunan ini sangat jarang bisa menyelamatkan diri dari kondisi yang penuh dengan gas CO. Bahkan kematian yang diakibatkan oleh keracunan gas CO dianggap sebagai “mati indah” karena gejala-gejalanya yang seperti disebut diatas. Seperti yang pernah disebutkan dalam artikel sebelumnya, gas CO adalah kompetitor dari Hemoglobin Oksida (HbO) yang mengikat oksigen. Saat gas CO dihirup berlebihan, maka gas tersebut akan terikat kuat dengan hemoglobin dan menghalangi ikatan hemoglobin dengan oksigen. Inilah awal dari keracunan karbon monoksida.

Jika karbon monoksida menghalangi sel ikatan hemoglobin dan oksigen, maka oksigen tidak bisa masuk dalam darah. Akibatnya sel tubuh tidak mendapatkan oksigen. Sel otak adalah sel tubuh yang akan berhenti bekerja jika tidak mendapat oksigen dalam delapan menit. Akibat dari berhentinya otak adalah berhentinya beberapa organ tubuh disamping karena ketiadaan oksigen. Hal inilah yang disebut dengan keracunan karbon monoksida. Otak yang perlahan-lahan berhenti bekerja akan menimbulkan efek seperti rileks dan berhalusinasi. Inilah sebabnya banyak yang tidak bisa selamat dari keracunan karbon monoksida. (iwan)

Bahaya Karbon Monoksida - PERNAHKAH Anda mendengar atau membaca berita tentang orang yang meninggal di dalam mobil yang sedang diam dengan AC menyala? Atau orang yang meninggal ketika menghidupkan mesin mobil di dalam garasi yang tertutup? Atau berita yang baru-baru ini kita dengar, seorang Desainer Ternama, Adesagi Kierana meninggal akibat menghirup gas yang keluar dari pemanas air? Orang bisa meninggal seperti itu karena kemasukan gas karbon monoksida. Menurut dr Budhi Antariksa SpP PhD dari Rumah Sakit Royal Taruma, Jakarta Barat, karbon monoksida (CO) adalah gas yang dihasilkan dari proses bahan bakar yang tidak sempurna. Karbon monoksida ini bersifat tak berwarna, tidak berbau, tidak berasa, tidak mudah larut dalam air, tidak menyebabkan iritasi, beracun, dan berbahaya.

Gas karbon monoksida ini pun dapat berbentuk cairan pada suhu di bawah -129 derajat Celsius. “Karbon monoksida ini sifatnya seperti adjektiv stres. Pada kasus kesehatan, biasanya kita sering mendengar kasus orang meninggal di dalam mobil yang berawal dari mobil dinyalakan terus dan mengakibatkan terjadinya gas buang yang masuk ke dalam mobil tanpa terasa dan tak berbau,” ungkap dr Budhi.

Page 4: 92078 Karbon monoksida

Kendaraan bermotor merupakan sumber polutan karbon monoksida yang utama. Itulah mengapa, di kota besar yang padat lalu lintasnya terdapat banyak sekali gas karbon monoksida. Kadar karbon monoksida dalam udara relatif tinggi dibandingkan dengan di daerah pedesaan. Di daerah perkotaan, kecepatan pembersihan karbon monoksida dari udara sangat lambat. “Gas CO dapat terjadi secara alamiah, walaupun jumlahnya relatif sedikit,” sambungnya.

Karbon monoksida ini dapat masuk ke dalam tubuh melalui pernapasan dan diapsorpsi di dalam peredaran darah. Itulah mengapa karbon monoksida akan berkaitan dengan haemoglobin yang berfungsi mengangkut oksigen ke seluruh tubuh. “Kalau karbon monoksida terhisap ke dalam paru-paru, maka ia akan ikut peredaran darah dan akan menghalangi masuknya oksigen yang dibutuhkan oleh tubuh. Ini dapat terjadi karena gas karbon monoksida bersifat racun metabolisme, ikut bereaksi secara metabolisme dengan darah,” terangnya.

Karbon monoksida yang terdapat di alam terbentuk dari salah satu proses pembakaran tak lengkap terhadap karbon atau komponen yang mengandung karbon dan reaksi antara diokasida dan komponen yang mengandung karbon pada suhu tinggi. Pada suhu tinggi, karbondioksida terurai menjadi CO dan O.

Secara sederhana, pembakaran karbon dalam minyak bakar terjadi melalui beberapa tahap, seperti 2C + O2 -> 2CO, dan 2CO + O2 -> 2CO2. Reaksi pertama berlangsung sepuluh kali lebih cepat daripada reaksi itu, karbon monoksida merupakan intermediat pada reaksi pembakaran tersebut dan dapat merupakan produk akhir jika jumlah O, tidak cukup untuk melangsungkan reaksi kedua. Karbon monoksida juga dapat merupakan produk akhir meskipun jumlah oksigen di dalam campuran pembakaran cukup, tetapi antara minyak bakar dan udara tidak tercampur rata. Pencampuran yang tidak rata antara minyak bakar dengan tempat yang kekurangan oksigen. Semakin rendah perbandingan antara udara dengan minyak bakar, semakin tinggi jumlah karbon monoksida yang dihasilkan.

Gejala

Gas karbon monoksida memang sangatlah berbahaya. Apalagi bagi tubuh kita. Berat jenisnya sedikit lebih ringan daripada udara (menguap secara perlahan ke udara). Karbon monoksida juga tak stabil dan membentuk oksigen (CO) untuk mencapai kestabilan gasnya.

Page 5: 92078 Karbon monoksida

Gejala awal yang dialami penderita yang keracunan gas karbon monoksida adalah pusing, rileks, mengantuk, bahkan hampir tak ada tanda sama sekali. Selain itu, ada penurunan kesadaran hingga terjadi banyak kecelakaan, fungnsi sistem kontrol syaraf turun serta fungsi jantung dan paru-paru menurun. “Karbon monoksida memang sangat mengganggu kesehatan manusia. Beberapa orang yang bekerja dengan aktivitas tinggi di sekitar lalu lintas padat, seperti polisi, tukang parkir, penjaga pintu tol, dan pekerja pada tempat dengan hasil sampingan karbon monoksida, seperti bengkel kendaraan bermotor, industri logam, industri bahan bakar, industri kimia, merupakan kelompok yang paling dirugikan,” ungkapnya.

Kalau pun karbon masih bisa diselamatkan, efek keracunan karbon monokosida bisa merusak otak dan sistem saraf, mempengaruhi kelakuan dan tingkat kepintaran, dan pertumbuhannya lambat. “Sejauh ini sih jarang ada korban terselamatkan,” ungkapnya. Konsentrasi gas karbon monoksida sebanyak 30 ppm, jika dihisap manusia selama 8 jam, menimbulkan rasa pusing dan mual.

Konsentrasi gas karbon monoksida di suatu ruangan akan naik jika di ruangan itu ada orang yang merokok. Orang yang merokok akan mengeluarkan asap rokok yang mengandung gas karbon monoksida dengan konsentrasi lebih dari 20.000 ppm yang kemudian menjadi encer sekitar 400-5000 ppm selama dihisap. Konsentrasi gas karbon monoksida yang tinggi di dalam asap rokok menyebabkan kandungan karbon monoksida haemoglobin dalam darah orang yang merokok meningkat. Keadaan seperti ini tentu akan membahayakan kesehatan orang yang merokok. Orang yang merokok dalam waktu cukup lama atau perokok berat, konsentrasi karbon monoksida haemoglobin dalam darahnya akan mencapai sekitar 6,9 persen.

Sementara itu, pengaruh konsentrasi gas karbon monoksida di udara yang mencapai 100 ppm terhadap tanaman hampir tidak ada, terlebih pada tanaman tingkat tinggi. Pasalnya, oksidasi dari senyawa karbon tidak hanya terjadi pada mobil ataupun pembakaran, tetapi juga pada tubuh. Dalam kasus ini, produk dari reaksi sebagian besar berupa CO2, ketika kita akan menghembuskan napas.

Pencegahan

Penyerangan karbon monoksida memang tak dapat diduga. Proses penyerangannya pun begitu cepat, terlebih jika berada dalam sebuah ruangan tertutup. Ada hal yang dapat dilakukan agar kita dapat terhindar dari karbon monoksida.

Pertama, kita melakukan pemeriksaan rutin terhadap sistem pembuangan kendaraan setiap tahunnya. Kebocoran sekecil apapun itu pada sistem pembuangannya bisa memicu gas beracun karbon monoksida masuk ke dalam mobil.

Page 6: 92078 Karbon monoksida

Kedua, jangan pernah menghidupkan mobil di dalam garasi yang tertutup karena karbon monoksida bisa cepat memenuhi ruangan tersebut. Sebaiknya jendela dan pintu mobil dibuka ketika mobil berhenti, sehingga sirkulasi udara berjalan dengan baik dan udara luar bisa menetralisir karbon monoksida.

Ketiga, jika ingin beristirahat dalam mobil, jangan menutup semua kaca dan pintu ketika penyejuk udara masih menyala. Banyak kasus kematian dalam mobil akibat tertidur dan keracunan gas karbon monoksida.

Keempat, jangan lupa menggunakan masker atau penutup mulut saat mengendarai sepeda motor.

Sumber : http://lifestyle.okezone.com/

Bahaya Karbon Monoksida Bagi Kesehatan

in artikel - on 1/08/2013 11:41:00 PM - No comments

Bahaya Karbon Monoksida Bagi Kesehatan

Telah lama kita ketahui bahwa kontak antara manusia dengan gas karbon monoksida (CO) pada konsentrasi tinggi dapat menyebabkan kematian. Akan tetapi, ternyata kontak dengan gas karbon monoksida pada konsentrasi yang lebih rendah (kurang dari 100 ppm) juga dapat mengganggu kesehatan. Racun gas karbon monoksida berpengaruh terhadap tubuh terutama dalam darah. Secara normal, darah berfungsi dalam sistem transpor membawa oksigen dalam oksi-hemoglo-bin (O2Hb) dari paru-paru ke sel-sel tubuh, dan membawa karbon dioksida dari sel-sel tubuh ke paru-paru. Afinitas (daya ikat) CO terhadap hemoglobin. Akibatnya, bila manusia menghirup udara yang mengandung CO dengan konsentrasi tinggi akan menyebabkan darah kekurangan oksigen bahkan kehabisan oksigen. Pada akhirnya mengakibatkan kematian karena darah hanya mengikat CO dalam bentuk COHb.

Polusi udara oleh gas CO bersumber dari pembakaran yang tidak sempurna. Asap kendaraan yang mengepul akibat kepadatan lalu lintas, asap rokok, dan asap buangan industri menyebabkan konsentrasi CO di udara sangat tunggi. Karbon monoksida yang terhisap

Page 7: 92078 Karbon monoksida

mengakibatkan kadar CoHb di dalam darah meningkat. Tabel di bawah ini memperlihatkan proses keseimbangan CoHb di dalam darah pada seorang perokok.