analisis kesalahan berbahasa pada penulisan iklan luar ruang di ...
90629564-PEMBELAJARAN-LUAR-RUANG
-
Upload
aida-aninda -
Category
Documents
-
view
9 -
download
0
Transcript of 90629564-PEMBELAJARAN-LUAR-RUANG
1
PEMBELAJARAN LUAR RUANG (OUT DOOR ACTIVITY)
Disusun kembali oleh:Saiful Ridlo
Biologi FMIPA UNNES
PP Biologi 2010 Materi Minggu ke 4 Smt Gasal 2010/11
BELAJAR, PEMBELAJARAN, DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROSES
DAN HASIL BELAJAR
Belajar adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan, ditandai
dengan perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut pengetahuan, ketrampilan atau sikap,
bahkan meliputi segenap aspek kehidupan. Belajar pada hakekatnya melibatkan perubahan
dan perubahan yang terjadi ketika belajar berlangsung mempunyai sebuah aspek arahan.
Menurut Surjadi (1989) perubahan yang terjadi pada saat belajar dapat memperkuat arah
cita-cita warga belajar. Semua proses belajar yang berlangsung akan melibatkan perubahan-
perubahan berupa penambahan informasi, pengembangan atau peningkatan informasi,
penerimaan sikap-sikap baru, perolehan penghargaan baru, pengerjaan sesuatu dengan
mempergunakan apa yang dipelajari. Belajar adalah perubahan persepsi dan pemahaman.
Perubahan persepsi dan pemahaman tidak selalu berbentuk perubahan tingkah laku yang bisa
diamati. Setiap orang telah mempunyai pengalaman dan pengetahuan di dalam dirinya.
Pembelajaran berhubungan erat dengan istilah belajar dan mengajar. Menurut
Djamarah dan Zain (2002) belajar mengajar merupakan suatu sistem instruksional mengacu
kepada pengertian sebagai perangkat komponen yang saling tergantung satu sama lain untuk
mencapai tujuan. Komponen-komponen dalam belajar-mengajar meliputi tujuan, bahan,
siswa, guru, metode, dan evaluasi. Jadi pembelajaran merupakan suatu kondisi yang dengan
sengaja diciptakan, yang memungkinkan terjadinya perpaduan berbagai komponen
pengajaran. Sebagai seorang guru sudah menyadari apa yang sebaiknya dilakukan untuk
menjadikan suatu proses pembelajaran menjadi lebih bermakna. Menurut Ausubel dalam
Dahar (1989) belajar bermakna merupakan suatu proses mengaitkan informasi baru pada
konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang. Dalam
pembelajaran langkah penerapannya meliputi penentuan tujuan-tujuan instruksional,
pengukuran kesiapan siswa (minat, kemampuan, struktur kognitif) baik melalui tes awal,
interveuw, pertanyaan konsep-konsep kunci, mengidentifikasi prinsip-prinsip yang harus
dikaji siswa dari materi, penyajian suatu pandangan secara menyeluruh tentang apa yang
harus dipelajari, membuat rangkuman terhadap materi yang baru diajarkan dilengkapi
dengan uraian singkat yang menunjukkan relevansi materi yang sudah diberikan dengan
yang akan diberikan, mengajar siswa untuk memahami konsep-konsep dan prinsip-prinsip
yang sudah ditentukan, dan mengevaluasi proses belajar mengajar.
Menurut Dalyono (1997 ) ada beberapa aktivitas belajar yang berhubungan satu sama
lain. Pada saat siswa dalam kondisi belajar tentu mengalami aktivitas seperti melihat,
mendengarkan, meraba, membau dan aktivitas belajar yang lain yang melibatkan gerak
psikomotorik. Aktivitas belajar yang melibatkan lebih dari satu macam indera tubuh akan
memberikan hasil belajar yang lebih bermakna. Suharto (1997 ) mengatakan bahwa agar
menarik perhatian peserta didik, salah satu cara yang dapat dilakukan oleh guru yaitu dengan
menggiatkan semua indera dari peserta didik sebanyak mungkin. Yang sudah pasti indera
penglihatan, pendengaran, perabaan selama pembelajaran memungkinkan untuk digiatkan.
Selain indera-indera tadi juga masih dapat ditingkatkan indera yang lain seperti indera
penciuman dan mungkin indera pengecap yang juga digiatkan pada saat belajar.
MEDIA ISTRUKSIONAL EDUKATIF
Salah satu faktor yang mempengaruhi kegiatan belajar mengajar yaitu sarana dan
prasarana belajar, meliputi buku, alat praktek, ruang belajar, laboratorium dan perpustakaan,
termasuk didalamnya alat bantu dan media pembelajaran. Menurut Rohani (1997), yang dimaksud
dengan media yaitu sarana yang membantu penyampaian proses komunikasi pada saat informasi
agar tidak terjadi kesesatan dalam proses komunikasi pada saat pembelajaran berlangsung. Media
diperlukan dalam proses belajar mengajar karena media mempunyai kemampuan atau potensi
yang dapat dimanfaatkan. Media yang efektif adalah media yang mampu mengkomunikasikan
sesuatu yang ingin disampaikan oleh pemberi kepada penerima. ( Santosa, 2002 ).
Menurut Rohani (1997), ciri-ciri umum media instruksional edukatif adalah :
a. media instruksional edukatif dengan alat peraba langsung dan tidak langsung ;
b. media instruksional edukatif digunakan dalam proses komunikasi instruksional ;
c. media instruksional edukatif merupakan alat yang efektif dalam instruksional ;
d. media instruksional edukatif memiliki muatan normative bagi kepentingan pendidikan;
2
e. media instruksional edukatif erat kaitannya dengan metode mengajar khususnya maupun
komponen-komponen sistem instruksional lainnya.
Media benda asli merupakan media paling baik, karena dapat diketahui secara
langsung bagaimana bentuknya, besarnya, warna dan sebagainya (Santosa,2002).
Pengalaman belajar siswa akan lebih memberikan makna yang lebih lama melalui
pengamatan yang lengkap tentang benda asli melalui proses pengamatan, penelitian dan
pemahaman pada akhirnya.
MODEL PEMBELAJARAN LUAR RUANG
Menurut Hariyanti (2001) model pembelajaran luar ruang merupakan model pembelajaran
yang lebih baik dari model pembelajaran yang dilakukan di kelas (ceramah/konvensional). Akan
tetapi model pembelajaran luar ruang memberikan cara altenatif bagi pelajar untuk memberikan
suatu materi pelajaran agar lebih variatif dan memberikan suasana belajar yang lebih
menyenangkan (suasana rekreatif). Pembelajaran di luar kelas memperkaya akan pengalaman
tangan pertama, baik pengalaman yang disampaikan oleh guru atau oleh buku. Laboratorium di
luar kelas ialah lingkungan di mana anak dapat belajar tentang sesuatu dengan efektif.
Metode pembelajaran dengan mengajak siswa ke luar kelas akan lebih memberikan
makna karena dihadapkan dengan peristiwa dan keadaan sebenarnya secara alami, sehingga
lebih nyata, lebih faktual dan kebenarannya dapat dipertanggungjawabkan.
Pembelajaran yang dilakukan di luar kelas dapat dindentifikasikan dengan strategi
studi lapangan (Prawoto, 1995). Studi lapangan dapat dilakukan dari yang paling sederhana
hingga yang paling rumit (kompleks). Untuk siswa SLTP kelas 1, studi lapangan yang
sederhana merupakan alternatif yang sesuai dengan tingkat kemampuannya.
Model pembelajaran luar ruang merupakan pembelajaran di luar kelas yang disesuaikan
konsep pembelajaran dan alokasi waktu yang dibutuhkan. Pada sifat pembelajaran yang
sederhana, maka model pembelajaran di luar kelas dapat dilakukan berulangkali dalam sub
konsep yang berbeda-beda., persiapan yang dilakukan tidak begitu banyak, sehingga
memungkinkan efektifitas dan efisiensi waktu belajar (Prawoto, 1995)
Pembelajaran luar ruang adalah salah satu variasi dalam mengajar dengan cara
penyajian pelajaran dengan membawa subyek belajar mempelajari bahan-bahan (sumber-
sumber) belajar di luar kelas (Winataputra,1992). Karena dalam pembelajaran seorang guru
harus mampu memanfaatkan sumber-sumber belajar yang ada di lingkungan sekitarnya yang
dapat mendukung proses belajar mengajar. Alam sekitar merupakan sumber belajar yang
paling otentik dan tidak akan pernah habis.
3
Banyak keuntungan yang diperoleh dari kegiatan mempelajari lingkungan dalam
proses belajar mengajar (Sudjana, 1989) antara lain :
a. kegiatan belajar lebih menarik dan tidak membosankan siswa duduk di kelas berjam-
jam, sehingga motivasi belajar siswa akan lebih tinggi;
b. hakekat belajar akan lebih bermakna sebab sesuai dengan dihadapkan dengan situasi dan
keadaan yang sebenarnya atau bersifat alami;
c. bahan-bahan yang dapat dipelajari lebih kaya serta lebih faktual sehingga kebenarannya
lebih faktual;
d. kegiatan belajar siswa lebih komprehensif dan lebih aktif sebab dapat dilakukan dengan
berbagai cara seperti mengamati, bertanya atau wawancara, membutuhkan atau
mendemontrasikan, menguji fakta dan lain-lain;
e. sumber belajar menjadi lebih kaya sebab lingkungan yang dapat dipelajari bisa beraneka
ragam seperti lingkungan sosial, lingkungan alam, lingkungan buatan dan lain-lain;
f. siswa dapat memahami dan menghayati aspek-aspek kehidupan yang ada di
lingkungannya, sehingga dapat membentuk pribadi yang tidak asing dengan kehidupan
di sekitarnya, serta dapat memupuk cinta lingkungan.
Menurut Winataputra (1992), keuntungan yang diperoleh dari studi lapangan atau
pembelajaran luar ruang, antara lain :
a. membuat apa yang dipelajari di sekolah menjadi lebih relevan dengan kenyataan dan
kebutuhan yang ada di masyarakat;
b. lebih merangsang kreativitas subyek belajar;
c. informasi sebagai bahan pelajaran lebih luas dan lebih aktual;
d. subyek belajar dibiasakan mencari dan memperoleh informasi;
e. mengembangkan, menanamkan serta memupuk rasa cinta pada lingkungan (alam).
Beberapa kelemahan atau kekurangan pembelajaran luar ruang ini berkisar pada
teknis pengaturan waktu dan kegiatan belajar, antara lain :
a. kegiatan belajar kurang dipersiapkan sebelumnya yang menyebabkan pada waktu siswa
dibawa ke tujuan tidak melakukan kegiatan belajar yang diharapkan ini dapat diatasi dengan
persiapan yang matang sebelum kegiatan dilaksanakan;
b. ada kesan dari guru dan siswa bahwa kegiatan mempelajari lingkungan memerlukan
waktu yang cukup lama, sehingga menghabiskan waktu belajar; kesan ini keliru sebab
kunjungan ke kebun sekolah untuk mempelajari keadaan tanah, jenis tumbuhan dan lain-
lain, bisa dilaksanakan dengan waktu yang singkat;
4
c. sempitnya pandangan guru bahwa kegiatan belajar hanya terjadi di dalam kelas
(Sudjana, 1989).
Langkah-langkah dan prosedur pelaksanaan metode pembelajaran luar ruang dengan
memanfaatkan lingkungan sekitar sekolah sebagai media pembelajaran dan sumber belajar bagi
siswa, memerlukan persiapan dan perencanaan yang matang dari guru. Karena tanpa
perencanaan yang matang dari guru, kegiatan belajar siswa menjadi tidak terkendali, sehingga
tujuan belajar tidak tercapai dan siswa tidak melakukan kegiatan belajar. Beberapa langkah
yang harus ditempuh dalam memanfaatkan lingkungan sebagai sumber dan media belajar,
yaitu meliputi persiapan pelaksanaan, dan tindak lanjut (Sudjana, 1989).
a. Persiapan
Ada beberapa prosedur yang harus ditempuh pada langkah persiapan, antara lain:
1) dalam hubungannya dengan pembahasan bidang studi tertentu, guru dan siswa
menentukan tujuan yang diharapkan diperoleh para siswa berkaitan dengan penggunaan
lingkungan sebagai media dan sumber belajar;
2) menentukan obyek dan yang akan dipelajari dan dikunjungi. dalam menentukan obyek
tersebut hendaknya diperhatikan relevansi dengan tujuan belajar, kemudahan
menjangkaunya, tidak memerlukan waktu yang lama, tersedia sumber-sumber belajar
dalam menentukan obyek kunjungan tersebut hendaknya diperhatikan relevansi
dengan tujuan belajar, kemudahan menjangkaunya, tidak memerlukan waktu yang
lama, tersedia sumber-sumber belajar, keamanan bagi siswa dalam mempelajarinya
serta memungkinkan untuk dikunjungi dan dipelajari para siswa;
3) menentukan cara belajar siswa pada saat kunjungan dilakukan
misalnya mencatat apa yang terjadi, mengamati suatu proses dan lain-lain. ada baiknya
membagi siswa dalam beberapa kelompok dan setiap kelompok diberi tugas khusus
dalam belajar;
4) penerapan teknis yang diperlukan untuk kegiatan belajar.
b. Pelaksanaan
Pada langkah ini melakukan kegiatan belajar di tempat tujuan sesuai dengan rencana
yang telah dipersiapkan. Diawali dengan penjelasan dari guru kemudian siswa dibimbing
oleh guru mengadakan pengamatan mengenai objek sekitarnya. Siswa mencatat hasil
pengamatan pada lembar observasi dan mendiskusikannya dengan kelompok belajarnya.
c. Tindak lanjut
Tindak lanjut dari kegiatan pelaksanaan yaitu kegiatan belajar di kelas untuk
membahas dan mendiskusikan hasil belajar dari lingkungan. Setiap kelompok diminta
5
melaporkan hasil pengamatan untuk dibahas secara klasikal. Guru dan siswa dapat menarik
kesimpulan. Di lain pihak guru juga memberikan penilaian kegiatan belajar siswa dan hasil-
hasilnya tercapai.
Menurut Hariyanti (2001) setiap model pembelajaran luar ruang memuat beberapa
petunjuk besar kegiatan yang hendak dilakukan. Petunjuk besar kegiatan yang hendak
dilakukan tersebut, meliputi :
1). Tujuan
tujuan kegiatan dikaitkan dengan materi yang dibicarakan ;
2). Ruang lingkup materi
intisari dari materi pelajaran;
3). Waktu
alokasi waktu yang dibutuhkan ;
4). Lokasi
jenis lingkungan yang dibutuhkan ;
5). Prosedur pembelajaran
a). persiapan alat dan bahan
b). pengkondisian
c). pendahuluan
d). aturan permainan
e). diskusi kelompok
f). kesimpulan
g). penutup
6). Lembar pengamatan
berisi daftar tentang hal-hal yang harus diamati siswa ;
7). Lembar indikator keberhasilan
evaluasi akhir kegiatan yang berupa soal-soal penilaian.
STRATEGI STUDI LAPANGAN
Dilihat dari kekomplekan studi lapangan bisa dibedakan menjadi: sekitar sekolah,
separoh atau satu hari dan dua sampai lima hari. Studi lapangan sekitar sekolah dipilih untuk
mempelajari pokok bahasan yang kecil sehingga tiddak membutuhkan persiapan yang banyak.
6
Studi lapangan setengah atau sehari dilakukan menurut jadwal bidang studi yang terikat pada
kelas siswa sehingga harus disediakan waktu yang terprogram khusus dalam rencana kegiatan
sekolah. Persiapan perlu dilakukan untuk transportasi, akomodasi, perijinan, nara sumber yang
bisa berupa guru yang bersangkutan atau guru dari sekolah lain yang lebih ahli, dsb.
Studi lapangan dua sampai lima hari diperlukan untuk keperluan PBM yang
bertujuan memberi pengalaman siswa mampu menganalisis persoalan yang lebih
dalam.Sebaiknya dilakukan oleh sekolah secara terpadu antar bidang studi sehingga siswa
berkesempatan mengembangkan minat masing-masing.Siswa juga berkesempatan berinteraksi
dengan orang lain, teman dan nara sumber. Studi ini juga hendaknya memberi suasana gembira ,
rekreasi. Persiapan yang diperlukan adalah:
1. tentukan hari, tanggal dan waktu yang dibutuhkan,
2. hubungi pihak-pihak yang dapat membantu pemilihan topik,
3. lakukan survey untuk penginapan, makan, dsb.,
4. kalkulasikan biaya,
5. buat daftar kemungkinan nara sumber yang berkompeten,
6. datangkan nara sumber ke sekolah untuk memberi informasi pada siswa,
7. susun agenda pelaksanaan studi lapangan,
8. persiapkan kelengjkapan administrasi
FORMAT USULAN STUDI LAPANGAN
Rancangan Akademik
1. Aspek bidang studi terintegrasi: …….
2. Tujuan/Indikator keberhasilan belajar
- lebih dari 2,
- perhitungkan jenjang kognitif yang diharapkan dicapai
3. Obyek Studi
- sebutkan gejala pokok yang ingin diungkap
- sebutkan gejala terpadu yang dapat diungkap
4. Lokasi obyek yang dikunjungi : ……….
5. Lama dan waktu studi:
- Lama studi :…….
- Waktu studi : ……
- Hari/tanggal : …….
7
- Jam : ……. (berapa jam sehari)
6. Strategi belajar
- Metode: (lebih dari satu)
- Sumber belajar : (lebih dari satu, sebut nara sumber dan peran nara sumber)
- Media dan alat bantu belajar: (pisahkan media dan alat bantu)
- Pengolahan data: (secara kuantitatif atau kualitatif)
7. Perolehan (Hasil)
- konsep/bentuk generalisasi lain yang diperoleh
8. Rencana Publikasi
- laporan studi lapangan biasa
- makalah untuk diskusi
- karya ilmiah/materi untuk seminar
- artikel dalam harian, majalah umum, majalah semi ilmiah, atau majalah ilmiah.
Rancangan Non Akademik
1. Izin dari instansi
2. Izin dari institusi terkait dengan lokasi obyek, obyeknya sendiri dan masyarakat sekitar
3. Kesiapan non akademik lain
4. Kesiapan cara mengatasi hambatan studi terutama yang ada kaitannya dengan nilai-nilai
dan norma masyarakat yang berlaku
5. Kesiapan mengatasi hambatan yang disebabkan obyek yang sulit dijangkau secara fisik
MATERI PENGAYA
Baca : Strategi Pengajaran yang berasosiasi dengan Pembelajaran Kontekstual
8