9 TINJAUAN PUSTAKA “pajak adalah iuran rakyat kepada kas ...eprints.unisnu.ac.id/518/3/bab...

28
9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pajak Beberapa definisi pajak dari para ahli, adalah sebagai berikut : Menurut Dr. Rochmat Soemitro, SH dalam bukunya Dasar-dasar Hukum Pajak dan Pajak Pendapatan, “pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa imbal yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum”. Dengan penjelasan sebagai berikut : “dapat dipaksakan” artinya : bila utang pajak tidak dibayar, utang itu dapat ditagih dengan menggunakan kekerasan, seperti surat paksa dan sita, dan juga penyanderaan; terhadap pembayaran pajak, tidak dapat ditunjukkan jasa timbal- balik tertentu seperti halnya dengan retribusi (Erly Suandy, 2008;4). Menurut S. I. Djajadiningrat pajak sebagai suatu kewajiban menyerahkan sebagian kekayaan ke kas negara yang disebabkan oleh suatu keadaan, kejadian, dan perbuatan yang memberikan kedudukan tertentu, tetapi bukan sebagai hukuman, menurut peraturan yang ditetapkan Pemerintah serta dapat dipaksakan, tetapi tidak ada jasa timbal balik dari negara secara langsung, untuk memelihara kesejahteraan umum (Siti Resmi, 2007;1). Menurut Dr. Soeparman Soehamihaja dalam disertasinya yang berjudul “Pajak berdasarkan Asas Gotong Royong” di Universitas Padjadjaran, Bandung, tahun 1964, pajak adalah iuran wajib, berupa uang atau barang, yang dipungut

Transcript of 9 TINJAUAN PUSTAKA “pajak adalah iuran rakyat kepada kas ...eprints.unisnu.ac.id/518/3/bab...

Page 1: 9 TINJAUAN PUSTAKA “pajak adalah iuran rakyat kepada kas ...eprints.unisnu.ac.id/518/3/bab 2.pdfhukuman, menurut peraturan yang ditetapkan Pemerintah serta dapat ... pajak adalah

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Pajak

Beberapa definisi pajak dari para ahli, adalah sebagai berikut :

Menurut Dr. Rochmat Soemitro, SH dalam bukunya Dasar-dasar Hukum

Pajak dan Pajak Pendapatan, “pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara

berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat

jasa imbal yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk

membayar pengeluaran umum”. Dengan penjelasan sebagai berikut : “dapat

dipaksakan” artinya : bila utang pajak tidak dibayar, utang itu dapat ditagih

dengan menggunakan kekerasan, seperti surat paksa dan sita, dan juga

penyanderaan; terhadap pembayaran pajak, tidak dapat ditunjukkan jasa timbal-

balik tertentu seperti halnya dengan retribusi (Erly Suandy, 2008;4).

Menurut S. I. Djajadiningrat pajak sebagai suatu kewajiban menyerahkan

sebagian kekayaan ke kas negara yang disebabkan oleh suatu keadaan, kejadian,

dan perbuatan yang memberikan kedudukan tertentu, tetapi bukan sebagai

hukuman, menurut peraturan yang ditetapkan Pemerintah serta dapat

dipaksakan, tetapi tidak ada jasa timbal balik dari negara secara langsung, untuk

memelihara kesejahteraan umum (Siti Resmi, 2007;1).

Menurut Dr. Soeparman Soehamihaja dalam disertasinya yang berjudul

“Pajak berdasarkan Asas Gotong Royong” di Universitas Padjadjaran, Bandung,

tahun 1964, pajak adalah iuran wajib, berupa uang atau barang, yang dipungut

Page 2: 9 TINJAUAN PUSTAKA “pajak adalah iuran rakyat kepada kas ...eprints.unisnu.ac.id/518/3/bab 2.pdfhukuman, menurut peraturan yang ditetapkan Pemerintah serta dapat ... pajak adalah

10

oleh penguasa berdasarkan norma-norma hukum, guna menutup biaya produksi

barang-barang dan jasa-jasa kolektif dalam mencapai kesejahteraan umum (Y.

Sri Pudyatmoko, 2009).

Selain itu pengertian tentang pajak juga dikemukakan oleh Prof. Dr. P. J.

A. Andriyani yang telah diterjemahkan oleh R. Santoso Brotodiharjo, SH dalam

buku “Pengantar Ilmu Hukum Pajak”, pajak adalah iuran kepada negara (yang

dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut

peraturan-peraturan dengan tidak mendapat prestasi kembali, yang langsung

dapat ditunjuk dan yang ada gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-

pengeluaran umum berhubungan dengan tugas negara yang menyelenggarakan

Pemerintahan (Waluyo-Wirawan B. Ilyas, 2003;1).

Berdasarkan pengertian pajak di atas, terdapat empat unsur pembentuk

pengertian pajak yang utama, adalah sebagai berikut:

a. Iuran dari rakyat kepada negara.

b. Berdasarkan undang-undang.

c. Tanpa jasa timbal-balik dari negara yang secara langsung dapat

ditunjuk.

d. Digunakan untuk membiayai keperluan rumah tangga negara.

Dalam pembahasan Ketentuan Umum dan tatacara Perpajakan akan

dijumpai pengertian-pengertian atau istilah-istilah, antara lain:

a) Wajib Pajak (WP) adalah orang pribadi atau badan yang menurut

ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan ditentukan untuk

Page 3: 9 TINJAUAN PUSTAKA “pajak adalah iuran rakyat kepada kas ...eprints.unisnu.ac.id/518/3/bab 2.pdfhukuman, menurut peraturan yang ditetapkan Pemerintah serta dapat ... pajak adalah

11

melakukan kewajiban perpajakan, termasuk pemungutan pajak atau

pemotongan pajak tertentu. ( Prof. Dr. Mardiasmo,2003: 12).

b) Badan adalah sekumpulan orang dan atau modal yang merupakan

kesatuan baik yang melakukan usaha ataupun yang tidak melakukan

usaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer,

perseroan lainnya, Badan Usaha Milik Negara atau Daerah dengan

nama dan dalam bentuk apapun, firma, kongsi, koperasi, dana pensiun,

persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa,organisasi sosial

politik atau organisasi sejenis, lembaga, bentuk usaha tetap dan bentuk

badan lainnya. ( Waluyo, Wirawan B. Ilyas, 2003, 25).

c) Masa Pajak adalah jangka waktu yang lamanya sama dengan 1 (satu)

bulan takwim atau jangka waktu lain yang ditetapkan dengan

Keputusan Menteri Keuangan paling lama 3 bulan takwim. ( Prof. Dr.

Mardiasmo,2003, 12).

d) Tahun Pajak adalah jangka waktu 1 (satu) tahun takwim (1 Januari

sampai dengan 31 Desember) kecuali bila Wajib Pajak ternyata tahun

pajaknya tidak sama dengan tahun takwim, maka Wajib Pajak harus

melapor/membertahukan kepada Direktur Jendral Pajak untuk

mendapatkan persetujuan. ( Waluyo, Wirawan B. Ilyas, 2003, 25).

e) Surat Pemberitahuan (SPT) adalalah surat yang oleh Wajib Pajak

digunakan untuk melaporkan perhitungan dan atau pembayaran pajak,

objek pajak dan atau bukan objek pajak dan atau harta dan kewajiban,

menurut ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

Page 4: 9 TINJAUAN PUSTAKA “pajak adalah iuran rakyat kepada kas ...eprints.unisnu.ac.id/518/3/bab 2.pdfhukuman, menurut peraturan yang ditetapkan Pemerintah serta dapat ... pajak adalah

12

f) Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) adalah suatu sarana administrasi

perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda pengenal diri atau

identitas Wajib Pajak.

g) Pajak Yang Terutang adalah pajak yang harus dibayar pada saat dalam

masa pajak, dalam tahun pajak, atau dalam bagian tahun pajak menurut

ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

h) Surat Setoran Pajak adalah surat yang digunakan Wajib Pajak untuk

melakukan pembayaran atau penyetoran pajak yang terutang ke Kas

Negara melalui kantor pos atau bank Badan Usaha Milik Negara atau

Badan Usaha Milik Daerah atau tempat pembayaran lain yang ditunjuk

Menteri Keuangan.

Pajak mempunyai 2 (dua) fungsi, yaitu: Fungsi Penerimaan (Budgetair)

yaitu pajak berfungsi sebagai sumber dana bagi Pemerintah untuk membiayai

pengeluaran-pengeluarannya, contoh: dimasukkannya pajak dalam APBN

sebagai penerimaan dalam negeri. Fungsi Mengatur (Regularend) yaitu pajak

berfungsi sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan Pemerintah

dalam bidang sosial dan ekonomi, contoh: tarif pajak untuk ekspor sebesar Rp.

0% untuk mendorong ekspor produk Indonesia di pasaran dunia.

Agar pemungutan pajak tidak menimbulkan hambatan atau perlawanan,

maka pemungutan pajak harus memenuhi syarat sebagai berikut:

a. Pemungutan pajak harus adil (Syarat Keadilan).

Adil dalam perundang-undangan diantaranya mengenakan pajak secara

umum dan merata, serta disesuaikan dengan kemampuan masing-

Page 5: 9 TINJAUAN PUSTAKA “pajak adalah iuran rakyat kepada kas ...eprints.unisnu.ac.id/518/3/bab 2.pdfhukuman, menurut peraturan yang ditetapkan Pemerintah serta dapat ... pajak adalah

13

masing. Sedang adil dalam pelaksanaannya yakni dengan memberikan

hak bagi Wajib Pajak untuk mengajukan keberatan, penundaan

pembayaran dan mengajukan banding kepada Majelis Pertimbangan

Pajak.

b. Pemungutan pajak harus berdasarkan undang-undang (Syarat Yuridis).

Di Indonesia, pajak diatur dalam UUD 1945 pasal 23 ayat 2. Hal ini

memberikan jaminan hukum untuk menyatakan keadilan, baik bagi

negara maupun warganya.

c. Tidak mengganggu perekonomian (Syarat Ekonomis).

Pemungutan tidak boleh mengganggu kelancaran kegiatan produksi

maupun perdagangan, sehinga tidak menimbulkan kelesuan

perekonomian masyarakat.

d. Pemungutan pajak harus efisien (Syarat Finansiil).

Sesuai fungsi budgetair, biaya pemungutan pajak harus dapat ditekan

sehingga lebih rendah dari hasil pemungutannya.

e. Sistem pemungutan pajak harus sederhana.

Sistem ini akan memudahkan dan mendorong masyarakat dalam

memenuhi kewajiban perpajakannya. Contoh: tarif PPN yang beragam

disederhanakan menjadi satu tarif 10%.

Dengan dasar teori yang ada, negara mempunyai hak untuk memungut

pajak, beberapa teori tersebut antara lain:

Page 6: 9 TINJAUAN PUSTAKA “pajak adalah iuran rakyat kepada kas ...eprints.unisnu.ac.id/518/3/bab 2.pdfhukuman, menurut peraturan yang ditetapkan Pemerintah serta dapat ... pajak adalah

14

a. Teori Asuransi.

Negara melindungi keselamatan jiwa, harta benda dan hak-hak

rakyatnya. Oleh karena itu, rakyat harus membayar pajak yang

diibaratkan sebagai suatu premi asuransi karena telah memperoleh

jaminan perlindungan tersebut.

b. Teori Kepentingan.

Pembagian beban pajak kepada rakyat didasarkan pada kepentingan

(misalnya perlindungan) masing-masing orang. Semakin besar

kepentingan seseorang terhadap negara, semakin tinggi pajak yang

harus dibayar.

c. Teori Daya Pikul.

Beban pajak untuk semua harus sama beratnya, artinya pajak harus

dibayar sesuai dengan daya pikul masing-masing orang.

d. Teori Bakti.

Dasar keadilan pemungutan pajak terletak pada hubungan rakyat

dengan negaranya. Sebagai warga negara yang berbakti, rakyat harus

selalu menyadari bahwa pembayaran terhadap pajak adalah suatu

kewajiban.

e. Teori Asas Daya Beli.

Dasar keadilan terletak pada akibat pemungutan pajak. Maksudnya

memungut pajak bearti menarik daya beli dari rumah tangga

masyarakat untuk rumah tangga negara. Selanjutnya, negara akan

menyalurkannya kembali kepada masyarakat dalam bentuk

Page 7: 9 TINJAUAN PUSTAKA “pajak adalah iuran rakyat kepada kas ...eprints.unisnu.ac.id/518/3/bab 2.pdfhukuman, menurut peraturan yang ditetapkan Pemerintah serta dapat ... pajak adalah

15

pemeliharaan kesejahteraan masyarakat. Dengan demikian, kepentingan

seluruh masyarakat lebih diutamakan.

Dalam pajak juga terdapat pembagian atau pengelompokan jenis pajak

yang diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Pajak menurut golongannya

1. Pajak langsung, yaitu pajak yang harus dipikul sendiri oleh Wajib

Pajak dan tidak dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang

lain. Contoh: Pajak Penghasilan (PPh).

2. Pajak tidak langsung, yaitu pajak yang akhirnya dapat dibebankan

atau dilimpahkan kepada orang lain. Contoh: Pajak Pertambahan

Nilai (PPN).

b. Pajak menurut sifatnya

1. Pajak subyektif, yaitu pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada

subyeknya, dalam arti memperhatikan keadaan diri sendiri Wajib

Pajak. Contoh: PPh.

2. Pajak obyektif, yaitu pajak yang berpangkal pada obyeknya, tanpa

memperhatikan keadaan diri Wajib Pajak. Contoh: PPnBM, PPn.

c. Pajak menurut lembaga pemungutannya

1. Pajak pusat, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan

digunakan untuk membiayai rumah tangga negara. Contoh: PPh,

PPnBM, PBB, dan Bea Materai.

Page 8: 9 TINJAUAN PUSTAKA “pajak adalah iuran rakyat kepada kas ...eprints.unisnu.ac.id/518/3/bab 2.pdfhukuman, menurut peraturan yang ditetapkan Pemerintah serta dapat ... pajak adalah

16

2. Pajak daerah, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan

digunakan untuk membiayai ruah tangga daerah. Pajak daerah terdiri

atas:

a. Pajak Daerah Tingkat I (Propinsi), contoh: pajak Kendaraan

Bermotor dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor.

b. Pajak Daerah Tingkat II (Kabupaten/Kota), contoh: Pajak Hotel

dan Restoran, Pajak Hiburan, Pajak Reklame, dan Pajak Penerang

Jalan.

2.2 Tata Cara Pemungutan Pajak

Ada dua cara pemungutan pajak, diantaranya Stelsel Pajak dan Asas

Pemungutan Pajak. Pemungutan Pajak dapat dilakukan berdasarkan tiga stelsel:

a. Stelsel Nyata

Pengenaan pajak didasarkan pada objek (penghasilan yang nyata),

sehingga pemungutannya baru dapat dilakukan pada akhir tahun pajak,

yakni setelah penghasilan yang sesungguhnya diketahui. Kelebihan

stelsel ini adalah pajak yang dikenakan lebih realistis, sedangkan

kelemahannya adalah pajak dapat diketahui setelah akhir periode

(setelah penghasilan riil diketahui).

b. Stelsel Anggapan

Pengenaan pajak didasarkan pada suatu anggapan yang diatur oleh

undang-undang. Misalnya, penghasilan satu tahun dianggap sama

dengan tahun sebelumnya, sehingga pada awal tahun besarnya pajak

sudah dapat ditetapkan untuk tahun pajak berjalan. Kelebihannya

Page 9: 9 TINJAUAN PUSTAKA “pajak adalah iuran rakyat kepada kas ...eprints.unisnu.ac.id/518/3/bab 2.pdfhukuman, menurut peraturan yang ditetapkan Pemerintah serta dapat ... pajak adalah

17

adalah pajak dapat dibayar selama tahun berjalan tanpa harus

menunggu akhir periode, kelemahannya adalah pajak yang dibayar

tidak berdasarkan pada keadaan yang sesungguhnya.

c. Stelsel Campuran

Pengenaannya merupakan kombinasi dari stelsel nyata dan anggapan, di

awal tahun besarnya pajak dihitung berdasarkan anggapan kemudian

pada akhir tahun besarnya pajak dihitung disesuaikan dengan keadaan

sebenarnya. Bila besarnya pajak menurut kenyataan lebih besar dari

pada besarnya pajak menurut snggapan maka Wajib Pajak harus

menambah beban pajak yang ditanggung. Sebaliknya, jika lebih kecil

maka kelebihannya dapat diminta.

Dan untuk mencapai tujuan pemungutan pajak perlu memegang teguh

asas-asas pemungutan dalam memilih alternatif pemungutannya, sehingga

terdapat keserasian pemungutan pajak dengan tujuan dan asas yang diperlukan

lagi yaitu pemahaman atas perlakuan pajak tertentu. Diantara asas-asas pajak

tersebut antara lain:

a. Equality

Pemungutan pajak harus bersifat adil dan merata, yaitu pajak dikenakan

kepada orang pribadi yang harus sebanding dengan kemampuan

membayar pajak atau ability to pay dan sesuai dengan manfaat yang

diterima. Adil dimaksudkan bahwa setiap Wajib Pajak

menyumbangkan uang untuk pengeluaran pemerintah sebanding

dengan kepentingannya dan manfaat yang diminta.

Page 10: 9 TINJAUAN PUSTAKA “pajak adalah iuran rakyat kepada kas ...eprints.unisnu.ac.id/518/3/bab 2.pdfhukuman, menurut peraturan yang ditetapkan Pemerintah serta dapat ... pajak adalah

18

b. Certainty

Penetapan pajak itu tidak ditentukan sewenang-wenang. Oleh karena

itu, Wajib Pajak harus mengetahui secara jelas dan pasti besarnya pajak

yang terutang, kapan harus dibayar serta batas waktu pembayaran.

c. Convenience

Kapan Wajib Pajak harus membayar pajak sesuai dengan saat-saat yang

tidak menyulitkan Wajib Pajak, sebagai contoh pada saat Wajib Pajak

memperoleh penghasilan. Sistem ini disebut pay as you earn.

d. Economy

Secara ekonomi bahwa biaya pemungutan dan biaya pemenuhan

kewajiban pajak bagi Wajib Pajak diharapkan seminimum mungkin,

demikian pula beban yang dipikul Wajib Pajak.

2.3 Sistem Pemungutan Pajak

a. Official Assesment System

Adalah suatu pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada

pemerintah (fiskus) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang

oleh Wajib Pajak.

Ciri-cirinya:

1. Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada

fiskus.

2. Wajib Pajak bersifat pasif.

3. Utang pajak timbul setalah dikeluarkan surat ketetapan pajak oleh

fiskus.

Page 11: 9 TINJAUAN PUSTAKA “pajak adalah iuran rakyat kepada kas ...eprints.unisnu.ac.id/518/3/bab 2.pdfhukuman, menurut peraturan yang ditetapkan Pemerintah serta dapat ... pajak adalah

19

b. Self Assesment System

Adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang

kepada Wajib Pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak yang

terutang.

Ciri-cirinya:

1. Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada

Wajib Pajak sendiri.

2. Wajib Pajak aktif, mulai dari menghitung, menyetor dan

melaporkan sendiri pajak yang terutang.

3. Fiskus tidak ikut campur dan hanya mengawasi.

c. With Holding System

Adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang

kepada pihak ketiga (bukan fiskus dan bukan Wajib Pajak yang

bersangkutan) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oelh

Wajib Pajak.

Ciri-cirinya: wewenang menentukan besarnya pajak yang terutang ada

pada pihak ketiga, pihak selain fiskus dan Wajib Pajak.

Untuk menghitung besarnya pajak yang terutang diperlukan dua unsur,

yaitu: tarif pajak dan dasar pengenaan pajak. Tarif pajak dapat berupa angka atau

presentase tertentu, diantaranya:

Page 12: 9 TINJAUAN PUSTAKA “pajak adalah iuran rakyat kepada kas ...eprints.unisnu.ac.id/518/3/bab 2.pdfhukuman, menurut peraturan yang ditetapkan Pemerintah serta dapat ... pajak adalah

20

1. Tarif Sebanding/proporsional

Tarif berupa presentase yang tetap, terhadap berapapun jumlah yang

dikenai pajak sehingga besarnya pajak yang terutang proposional

terhadap besarnya nilai yang dikenai pajak.

2. Tarif Tetap

Tarif berupa jumlah yang tetap (sama) terhadap berapapun jumlah yang

dikenai pajak sehingga besarnya pajak yang terutang tetap.

3. Tarif Progresif

Presentase tarif yang digunakan semakin besar bila jumlah yang dikenai

pajak semakin besar.

4. Tarif Degresif

Presentase tarif yang digunakan semakin kecil bila jumlah yang dikenai

pajak semakin besar.

2.4 Sejarah Pajak Penghasilan

Pengenaan pajak langsung sebagai cikal bakal dari pajak penghasilan

sudah terdapat pada zaman romawi kuno, antara lain dengan adanya pungutan

yang bernama tributum yang berlaku sampai dengan tahun 167 SM. Pengenaan

pajak penghasilan secara eksplisit yang diatur dalam undang-undang sebagai

Income Tax baru dapat ditemukan di Inggris pada tahun 1799. Di Amerika

Serikat, pajak penghasilan untuk pertama kali dikenal di New Plymouth pada

tahun 1643 dimana dasar pengenaan pajak adalah “a person faculty, personal

faculties and abilities”. Pada tahun 1646 di Massachusset dasar pengenaan pajak

didasarkan pada “returns and gain”. “Tersonal faculty and abilities” secara

Page 13: 9 TINJAUAN PUSTAKA “pajak adalah iuran rakyat kepada kas ...eprints.unisnu.ac.id/518/3/bab 2.pdfhukuman, menurut peraturan yang ditetapkan Pemerintah serta dapat ... pajak adalah

21

implisit adalah pengenaan pajak penghasilan atas prang pribadi, sedangkan

“returns and gain” berkonotasi pada pajak penghasilan badan. Tonggak-tonggak

penting dalam sejarah pajak di Amerika Serikat adalah Undang-Undang Pajak

Federal tahun 1861 yang selanjutnya telah beberapa kali mengalami tax reform,

terakhir dengan tax reform act tahun 1986. Surat Pemberitahuan Pajak

Penghasilan (Tax Return) yang dibuat pada tahuan 1860-an berdasarkan undang-

undang Pajak Federal tersebut te;ah dipergunakan sampai dengan tahun 1962. (

www.aristyaputra.blogspot.com ).

2.5 Pajak Penghasilan di Indonesia

Sejarah pengenaan pajak penghasilan di Indonesia dimulai dengan adanya

tenement tax (huistaks) pada tahun 1816, yakni sejenis pajak yang dikenakan

sebagai sewa terhadap mereka yang menggunakan bumi sebagai tempat

berdirinya rumah atau bangunan. Pada periode sampai dengan tahun 1908

terdapat perbedaan perlakuan perpajakan antara penduduk pribumi dengan orang

Asia dan Eropa. Dengan kata lain dapat dikatakan, bahwa terdapat banyak

perbedaan dan tidak ada uniformitas dalam perlakuan perpajakan. Tercatat

beberapa jenis pajak yang hanya diperlakukan kepada orang Eropa seperti

“patent duty” sebaliknya business tax atau bedrijfsbelasting untuk orang

pribumi. Di samping itu, sejak tahun 1882 sampai tahun 1916 dikenal adanya

Poll Tax yang pengenaannya berdasarkan status pribadi.

Pada tahun 1908 terdapat Ordonasi Pajak Pendapatan yang diberlakukan

untuk orang Eropa dan badan-badan yang melakukan usaha bisnis tanpa

memperhatikan kebangsaan pemegang sahamya. Dasar pengenaan pajaknya,

Page 14: 9 TINJAUAN PUSTAKA “pajak adalah iuran rakyat kepada kas ...eprints.unisnu.ac.id/518/3/bab 2.pdfhukuman, menurut peraturan yang ditetapkan Pemerintah serta dapat ... pajak adalah

22

penghasilan yang berasal dari barang bergerak maupun barang tidak bergerak,

penghasilan dari usaha, penghasilan pejabat pemerintah, pensiun dan

pembayaran berkala. Tarifnya bersifat proporsional dari 1%, 2% dan 3% atas

dasar kriteria teretentu.

Selanjutnya tahun 1920 dianggap sebagai tahuan unifikasi, dimana

dualistik yang selama ini ada, dihilangkan dengan diperkenalkannya General

Income Tax yakni Ordonansi Pajak Pendapatan yang dibaharui tahun 1920 yang

berlaku baik bagi penduduk pribumi, orang Asia maupun orang Eropa. Dalam

ordonansi pajak pendapatan ini telah diterapkan asas-asas pajak penghasilan

yakni asas keadilan domisili dan asas sumber.

Karena desakan kebutuhan dengan makin banyaknya perusahaan yang

didirikan di Indonesia seperti perkebunan-perkebunan, pada tahun 1925

ditetapkanlah Ordinansi Pajak Perseroan tahun 1925 yakni pajak yang dikenakan

terhadap laba perseroan yang telah dikenal dengan nama PPs (Pajak Perseroan).

Ordonansi ini telah mengalami beberapa kali perubahan dan penyempurnaan

antara lain dengan UU No. 8 tahun 1967 tentang Penisbahan dan

Peneyempurnaan Tatacara Pemungutan Pajak Pendapatan 1944, Pajak Kekayan

1923 dan Pajak Perseroan tahun 1925 yang dalam praktek lebih dikenal dengan

UU MPO dan MPS. Perubahan penting lainnya adalah dengan UU No.8 tahun

1970 dimana fungsi pajak mengatur (regulerend) dimasukkan ke dalam

ordinansi PPs 1925, khususnya tentanng ketentuan ”tax holiday”. Ordonansi PPs

1925 berlaku sampai dengan tanggal 31 Desember 1983, yakni pada saat

diadakannya tax reform. Pada awal tahun 1925-an yakni dengan mulai

Page 15: 9 TINJAUAN PUSTAKA “pajak adalah iuran rakyat kepada kas ...eprints.unisnu.ac.id/518/3/bab 2.pdfhukuman, menurut peraturan yang ditetapkan Pemerintah serta dapat ... pajak adalah

23

berlakuknya ordonansi Pajak Perseroan 1925 dan dengan perkembangan pajak

pendapatan di Negeri Belanda, maka timbul kebutuhan untuk merevisi

Ordonansi Pajak Pendapatan tahuan 1932 yang dikenakan kepada orang pribadi.

Asas-asas pajak penghasilan telah diterapkan kepada penduduk Indonesia,

kepada bukan penduduk Indonesia hanya dikenakan pajak atas penghasilan yang

dihasilkannya di Indonesia. Ordonansi ini juga telah menganal asas sumber dan

asas domisili.

Dengan makin banyak perusahaan-perusahaan di Indonesia, maka

kebutuhan akan mengenakan pajak terhadap pendapatan karyawan perusahaan

muncul. Maka pada tahun 1935 ditetapkanlah ordonansi Pajak Upah yang

memberi kewajiban majikan untuk memotong Pajak Upah/Gaji pegawai yang

mempunyai tarif progresif dari 0% sampai dengan 15%. Pada zaman Perang

Dunia II diberlakukan Pajak Perang menggantikan ordonansi yang ada dan pada

tahun 1946 diganti dengan nama Pajak Peralihan. Dengan UU No.21 tahun 1957

nama pajak peralihan diganti menjadi Pajak Pendapatan tahun 1944 yang

disingkat dengan Ord. PPd. 1944. Pajak Pendapatan sendiri disingkat PPd. saja.

Ord. PPd. 1944 setelah beberapa kali mengalami perubahan terutama dengan

perubahan tahun 1968 yakni dengan adanya UU No.8 tahun 1968 tentang

Perubahan dan Penyempurnaan Tatacara Pemungutan Pajak Pendaptan 1944,

Pajak Kekayaan 1932 dan Pajak Perseroan 1925 yang lebih terkenal dengan

“UU MPO dan MPS” perubahan lainnya adalah dengan UU No.9 Tahun 1970

yang berlaku sampai dengan tanggal 31 Desember 1983. Yakni dengan

diadaknnya tax reform di Indonesia. ( www.aristyaputra.blogspot.com ).

Page 16: 9 TINJAUAN PUSTAKA “pajak adalah iuran rakyat kepada kas ...eprints.unisnu.ac.id/518/3/bab 2.pdfhukuman, menurut peraturan yang ditetapkan Pemerintah serta dapat ... pajak adalah

24

2.6 Pengertian Pajak Penghasilan

Pajak Penghasilan (PPh) pasal 21 adalah pajak yang dikenakan atas

penghasilan berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan dan pembayaran lain

dengan nama dan dalam bentuk apapun sehubungan dengan pekerjaan atau

jabatan atau sebagai imbalan atas jasa.

Jadi, pengertian pajak penghasilan adalah suatu pungutan resmi yang

ditujukan kepada masyarakat yang berpenghasilan atau atas penghasilan yang

diterima dan diperolehnya dalam tahun pajak, untuk kepentingan negara dan

masyarakat dalam hidup berbangsa dan bernegara sebagai suatu kewajiban yang

harus dilaksanakan.

Subyek pajak diartikan sebagai orang yang dituju oleh undang-undang

untuk dikenakan pajak. Pajak penghasilan dikenakan terhadap Subyek Pajak

berkenaan dengan penghasilan yang diterima dalam Tahun Pajak, diantaranya:

a. Orang pribadi.

b. Warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan.

c. Badan.

d. Bentuk usaha tetap.

Berdasarkan lokasi geogafris, subyek pajak dibedakan menjadi dua, yaitu:

1. Subyek pajak dalam negeri

a. Orang pribadi yang tinggal di Indonesia selama 183 hari dalam jangka

waktu 12 bulan, atau orang pribadi yang dalam tahun pajak berada di

Indonesia dan mempunyai niat untuk bertempat tinggal di Indonesia.

b. Badan yang didirikan atau bertempat kedudukan di Indonesia.

Page 17: 9 TINJAUAN PUSTAKA “pajak adalah iuran rakyat kepada kas ...eprints.unisnu.ac.id/518/3/bab 2.pdfhukuman, menurut peraturan yang ditetapkan Pemerintah serta dapat ... pajak adalah

25

c. Warisan yang belum terbagi menjadi satu kesatuan, menggantikan ang

berhak.

2. Subyek pajak luar negeri

a. Orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia atau berada di

Indonesia tidak lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan yang

menjalankan usaha melalui bentuk usaha tetap atau memperoleh

penghasilan dari Indonesia bukan dari menjalankan usaha melalui

bentuk usaha tetap.

b. Badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di

Indonesia yang menjalankan usaha melalui bentuk usaha tetap atau

memperoleh penghasilan dari Indonesia bukan dari menjalankan

usaha melalui bentuk usaha tetap.

Perbedaan Subyek Pajak Dalam Negeri dan Subyek Pajak Luar Negeri

terletak dalam pemenuhan kewajiban perpajakannya, antara lain:

1. Subyek Pajak Dalam Negeri dikenakan pajak atas penghasilan baik

yang diterima atau diperoleh dari Indonesia atau luar Indonesia,

sedangkan Subyek Pajak Luar Negeri dikenakan pajak hanya atas

penghasilan yang berasal dari sumber penghasilan di Indonesia.

2. Subyek Pajak Dalam Negeri dikenakan pajak berdasarkan penghasilan

neto dengan tarif umum, sedangkan Subyek Pajak Luar Negeri

dikenakan pajak berdasarkan penghasilan bruto dengan tarif sepadan.

Page 18: 9 TINJAUAN PUSTAKA “pajak adalah iuran rakyat kepada kas ...eprints.unisnu.ac.id/518/3/bab 2.pdfhukuman, menurut peraturan yang ditetapkan Pemerintah serta dapat ... pajak adalah

26

3. Subyek Pajak Dalam Negeri wajib menyampaikan Surat Pemberitahuan

Tahunan, sedangkan Subyek Pajak Luar Negeri tidak wajib

menyampaikan Surat Pemberitahuan Tahunan.

Obyek pajak PPh adalah penghasilan, yaitu setiap tambahan kemampuan

ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak, baik yang berasal dari

Indonesia ataupun luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau

menambah kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan. Penghasilan tersebut

dikelompokkan menjadi:

a. Penghasilan dari pekerjaan dalam hubungan kerja dan pekerjaan

bebas.

b. Penghasilan dari usaha dan kegiatan.

c. Penghasilan dari modal atau penggunaan harta.

d. Penghasilan lain-lain, seperti pembebasan utang, hadiah undian.

Obyek pajak PPh diantaranya:

1. Penggantian atau imbalan berkenaan dengan pekerjaan atau jasa

yang diterima, termasuk gaji, upah, tunjangan, honorarium, komisi,

bonus, uang pensiun atau imbalan dalam bentuk lainnya.

2. Hadiah dari undian atau pekerjaan dan penghargaan.

3. Laba usaha.

4. Keuntungan karena penjualan.

5. Penerimaan kembali pembayaran pajak yang telah dibebankan

sebagai biaya.

Page 19: 9 TINJAUAN PUSTAKA “pajak adalah iuran rakyat kepada kas ...eprints.unisnu.ac.id/518/3/bab 2.pdfhukuman, menurut peraturan yang ditetapkan Pemerintah serta dapat ... pajak adalah

27

6. Bunga termasuk diskonto, premium dan imbalan karena jaminan

pengembalian utang.

7. Deviden dengan nama dan dalam bentuk apapun.

8. Royalti.

9. Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta.

10. Penerimaan atau perolehan pembayaran berkala.

11. Keuntungan karena pembebasan utang, kecuali sampai jumlah

tertentu yang ditetapkan pemerintah.

12. Keuntungan karena selisih kurs mata uang asing.

13. Selisih lebih karena penilaian kembali aktiva.

14. Premi asuransi.

15. Iuran yang diterima atau diperoleh perkumpulan anggotanya yang

terdiri Wajib Pajak yang menajalankan usaha.

16. Tambahan kekayaan neto yang berasal dari panghasilan yang belum

dikenai pajak.

Ada penghasilan yang tidak dipotong PPh pasal 21, diantaranya adalah:

a) Pembayaran asuransi dari perusahaan asuransi kesehatan, asuransi

kecelakaan, asuransi jiwa, asuransi dwiguna dan asuransi beasiswa.

b) Penerimaan dalam bentuk natura dan kenikmatan dalam bentuk

apapun yang diberikan oleh Wajib Pajak atau Pemerintah kecuali

yang diberikan oleh Wajib Pajak yang dikenakan Pajak

Penghasilan yang bersifat final dan yang dikenakan Pajak

Penghasilan berdasarkan norma perhitungan khusus.

Page 20: 9 TINJAUAN PUSTAKA “pajak adalah iuran rakyat kepada kas ...eprints.unisnu.ac.id/518/3/bab 2.pdfhukuman, menurut peraturan yang ditetapkan Pemerintah serta dapat ... pajak adalah

28

c) Iuran pensiun yang dibayarkan kepada dana pensiun yang

pendiriannya telah disahkan Menteri Keuangan dan iuran Jaminan

Hari Tua kepada Badan penyelenggara Jamsostek yang diberi oleh

pemberi kerja.

d) Zakat yang diterima oleh orang pribadi yang berhak dari badan

atau lembaga amil zakat yang dibentuk atau disahkan oleh

Pemerintah.

Berikut penghasilan yang dipotong PPh pasal 21, diantaranya adalah:

a) Uang tebusan pensiun yang dibayarkan oleh dana pensiun yang

pendiriannya telah disahkan oleh menteri keuangan dan tunjangan

hari tua yang dibayarkan sekaligus oleh badan penyelenggara

jaminan sosial tenaga kerja.

b) Uang pesangon.

c) Hadiah dari penghargaan lomba.

d) Hononarium atau komisis yang dibayarkan kepada penjaga barang

dan petugas dinas luar asuransi.

e) Penghasilan bruto berupa hononarium dan imbalan lain dengan

anama apapun yang diterima oleh pajabat Negara, pegawai sipil,

anggota TNI?POLRI, yang sumber dananya berasal dari keuangan

neagara atau keuangan daerah kecuali yang dibayarkan oleh

pegawai negeri sipil golongan II.d kebawah dan anggota TNI atau

POLRI berpangkat pembantu letnan satu kebawah atau ajun

inspektur tingkat satu kebawah.

Page 21: 9 TINJAUAN PUSTAKA “pajak adalah iuran rakyat kepada kas ...eprints.unisnu.ac.id/518/3/bab 2.pdfhukuman, menurut peraturan yang ditetapkan Pemerintah serta dapat ... pajak adalah

29

Cara menghitung tarif pajak adalah:

Tarif PPh 21 = Tarif x Dasar Pengenaan Pajak

Dalam menghitung pajak penghasilan yang terutang, dibedakan antara

Wajib Pajak Dalam Negeri dan Wajib Pajak Luar Negeri. Wajib Pajak Luar

Negeri dasar perhitungannya adalah sebesar penghasilan bruto, sehingga Pajak

Penghasilan yang terutang dihitung dengan cara mengalikan tarif pajak dengan

penghasilan bruto. Sedangkan, dalam menghitung tarif pajak Wajib Pajak Dalam

Negeri ada dua cara yaitu:

1. Perhitungan PPh dengan dasar pembukuan.

a. Wajib Pajak Badan.

Penghasilan Kena Pajak = Penghasilan sebagai Objek Pajak - Biaya

Contoh Perhitungan:

- Peredaran Bruto (objek pajak) Rp.100.000.000,00

- Biaya untuk menagih dan Rp. 65.000.000,00 –

memelihara penghasilan

- Penghasilan kena pajak Rp. 35.000.000,00

- Maka PPh Terutang =

5% x Rp. 35.000.000,00 = Rp.1.750.000,00

b. Wajib Pajak Orang Pribadi

Penghasilan Kena Pajak = Penghasilan sebagai Obyek Pajak – Biaya - PTKP

Page 22: 9 TINJAUAN PUSTAKA “pajak adalah iuran rakyat kepada kas ...eprints.unisnu.ac.id/518/3/bab 2.pdfhukuman, menurut peraturan yang ditetapkan Pemerintah serta dapat ... pajak adalah

30

Contoh Perhitungan:

- Peredaran bruto (objek pajak) Rp. 100.000.000,00

- Biaya untuk mendapatkan, menagih

dan memelihara penghasilan Rp. 65.000.000,00–

- Penghasilan netto Rp. 35.000.000,00

- Pengurangan PTKP (K/3) Rp. 18.480.000,00–

- Penghasilan kena pajak Rp. 16.520.000,00

- PPh terutang=

5% x Rp. 16.520.000,000= Rp. 826.000,00

2. Perhitungan PPh dengan menggunakan norma perhitungan

penghasilan neto.

Besarnya penghasilan neto adalah sama dengan besarnya

(presentase) Norma Penghasilan Neto dikalikan jumlah peredaran

usaha dan atau penerimaan bruto pekerjaan bebas setahun. Wajib

Pajak yang boleh menggunakan norma perhitungan ini adalah Wajib

Pajak Pribadi dengan syarat:

a. Peredaran bruto maksimal Rp. 600.000.000,00 per tahun.

b. Mengajukan permohonan dalam jangka waktu 3 bulan pertama

dari tahun buku.

c. Menyelenggarakan pencatatan.

Page 23: 9 TINJAUAN PUSTAKA “pajak adalah iuran rakyat kepada kas ...eprints.unisnu.ac.id/518/3/bab 2.pdfhukuman, menurut peraturan yang ditetapkan Pemerintah serta dapat ... pajak adalah

31

Berikut ini tabel tarif pajak PPh Pasal 17 serta besarnya PTKP

(Penghasilan Tidak Kena Pajak) untuk tahun pajak 2010 dan 2011:

Untuk Wajib Pajak Orang Pribadi dalam Negeri

Lapisan Penghasilan Kena Pajak Tarif Pajak

Sampai dengan Rp. 50.000.000,00 5%

Diatas Rp. 50.000.000,- sampai dengan Rp.

250.000.000,-15%

Diatas Rp. 250.000.000,- sampai dengan Rp.

500.000.000,-25%

Diatas Rp. 500.000.000,- 30%

Besarnya PTKP yang berlaku sesuai dengan pasal 7 No.36 Tahun 2008

tentang PPh :

a. Rp.15.840.000,- untuk Wajib Pajak orang pribadi

b. Rp.1.320.000,- untuk Wajib Pajak yang kawin.

c. Rp.15.840.000,- tambahan untuk seorang istri yang

penghasilannya digabung dengan penghasilan suami.

d. Rp. 1.320.000,- Tambahan untuk setiap anggota keturunan

sedarah semenda dalam garis keturunan lurus serta anak angkat

yang diatnggung sepenuhnya , maksimal 3 orang untuk setiap

keluarga.

Page 24: 9 TINJAUAN PUSTAKA “pajak adalah iuran rakyat kepada kas ...eprints.unisnu.ac.id/518/3/bab 2.pdfhukuman, menurut peraturan yang ditetapkan Pemerintah serta dapat ... pajak adalah

32

2.7 Surat Pemberitahuan (SPT)

Pasal 1, angka 10 Undang-undang Nomor 16 Tahun 2000 tentang

Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan menyebutkan bahwa pengertian

Surat Pemberitahuan (SPT) adalalah surat yang oleh Wajib Pajak digunakan

untuk melaporkan perhitungan dan atau pembayaran pajak, objek pajak dan atau

bukan objek pajak dan atau harta dan kewajiban, menurut ketentuan peraturan

perundang-undangan perpajakan.

Adapun fungsi SPT dapat dilihat dari Wajib Pajak, Pengusaha Kena Pajak

atau Pemotong/ Pemungut Pajak sebagai berikut:

1. Fungsi SPT bagi Wajib Pajak Penghasilan

a. Sarana melapor dan mempertanggungjawabkan perhitungan pajak

yang sebenarnya terutang.

b. Melapor pembayaran atau pelunasan pajak yang tela dilaksanakan

sendiri dan atau melalui pemotongan atau pemungutan pihak lain

dalam satu Tahun Pajak.

c. Melaporkan pembayaran dari pemotong atau pemungut tentang

pemotongan atau pemungutan pajak orang pribadi atau badan lain dari

satu masa pajak, sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2. Fungsi SPT bagi Pengusaha Kena Pajak

a. Sarana melapor dan mempertanggungjawabkan perhitungan jumlah

PPn dan PPnBM yang sebenarnya terutang.

b. Melaporkan pengkreditan Pajak Masukan terhadap Pajak Pengeluaran.

Page 25: 9 TINJAUAN PUSTAKA “pajak adalah iuran rakyat kepada kas ...eprints.unisnu.ac.id/518/3/bab 2.pdfhukuman, menurut peraturan yang ditetapkan Pemerintah serta dapat ... pajak adalah

33

c. Melaporkan pembayaran atau pelunasan pajak yang telah

dilaksanakan dan atau melalui pihak lain dalam satu Masa Pajak

sesuai dengan ketentuan peraturan dengan perundang-undangan yang

berlaku.

3. Fungsi SPT bagi Pemotong atau Pemungut Pajak

a. Sarana melapor dan mempertanggungjawabkan pajak yang dipotong

atau dipungut dan disetor.

Surat Pemberitahuan (SPT) mempunyai dua jenis, yaitu : SPT Massa

adalah surat yang oleh Wajib Pajak digunakan untuk melaporkan perhitungan

dan atau pembayaran pajak yang terutang dalam suatu masa pajak atau pada

suatu saat, sedangkan SPT Tahunan adalah surat yang oleh Wajib Pajak

digunakan untuk melaporkan perhitungan dan pembayaran pajak yang terutang

dalam suatu masa pajak. Cara mengisi dan penyampaian SPT adalah :

1. Setiap Wajib Pajak wajib mengisi SPT dalam bahasa Indonesia dengan

menggunakan huruf Latin, angka Arab, satuan mata uang Rupiah, dan

menandatangani serta menyampaikannya ke kantor Direktorat Jenderal

Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar atau dikukuhkan.

2. Wajib Pajak yang telah mendapat izin Menteri Keuangan untuk

menyelenggarakan pembukuan dengan menggunakan bahasa asing dan

mata uang selain Rupiah, wajib menyampaikan SPT dalam bahasa

Indonesia dan mata uang selain Rupiah yang diizinkan.

Page 26: 9 TINJAUAN PUSTAKA “pajak adalah iuran rakyat kepada kas ...eprints.unisnu.ac.id/518/3/bab 2.pdfhukuman, menurut peraturan yang ditetapkan Pemerintah serta dapat ... pajak adalah

34

2.8 Kesadaran Wajib Pajak

Kesadaran adalah sikap kesadaran akan perbuatan, tanggungan terhadap

sesuatu, dalam hal ini adalah kesadaran akan tanggungan pajak oleh Wajib

Pajak. Sedangkan dalam pengertian kepatuhan menurut Kamus Umum Bahasa

Indonesia (sebagaimana yang dikutip Kiryanto, 2000), kepatuhan berarti tunduk

atau patuh terhadap aturan. Kesadaran akan kepatuhan Wajib Pajak adalah

kesadaran akan taat, patuh terhadap peraturan-peraturan yang telah ditetapkan.

Pada tahun 1983 sejak adanya reformasi perpajakan dengan Indonesia

menganut Self Assesment System, menurut Dr. Mardiasmo, MBA Ak. (2001)

Self Assesment System adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi

wewenang kepada Wajib Pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak yang

terutang. Dalam hal ini Wajib Pajak mempuyai kewajiban untuk menghitung,

memperhitungkan, membayar dan melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT)

secara benar, lengkap dan tepat waktu.

Kesadaran membayar pajak ini tidak hanya memunculkan sikap patuh, taat

dan disiplin semata tetapi diikuti sikap kritis juga. Semakin maju masyarakat dan

pemerintahannya, maka semakin tinggi kesadaran membayar pajaknya namun

tidak hanya berhenti sampai di situ justru mereka semakin kritis dalam

menyikapi masalah perpajakan, terutama terhadap materi kebijakan di bidang

perpajakannya, misalnya penerapan tarifnya, mekanisme pengenaan pajaknya,

regulasinya, benturan praktek di lapangan dan perluasan subjek dan objeknya.

Masyarakat di negara maju memang telah merasakan manfaat pajak yang

mereka bayar. Bidang kesehatan, pendidikan, sosial maupun sarana dan

Page 27: 9 TINJAUAN PUSTAKA “pajak adalah iuran rakyat kepada kas ...eprints.unisnu.ac.id/518/3/bab 2.pdfhukuman, menurut peraturan yang ditetapkan Pemerintah serta dapat ... pajak adalah

35

prasarana transportasi yang cukup maju maupun biaya operasional aparat negara

berasal dari pajak mereka. Pelayanan medis gratis, sekolah murah, jaminan

sosial maupun alat-alat transportasi modern menjadi bukti pemerintah mengelola

dana pajak dengan baik. Dengan digalakannya kesadaran akan pajak ini

diharapkan Indonesia akan menuju kesejahteraan yang selama ini diharapkan.

Slogan “LUNASI PAJAKNYA AWASI PENGGUNAANNYA” tidak hanya

suara dan gaungnya semata yang nyaring namun bisa benar-benar terwujudkan

bahwa pajak menjadi pendapatan utama negara yang diperuntukkan dan dikelola

dengan transparan dan akuntabel bagi kepentingan masyarakatnya sendiri.

(http://www.pajak.go.id/content/membangun-kesadaran-dan-kepedulian-

sukarela-wajib-pajak).

2.9 Kerangka Pemikiran Teoritis

Kerangka pemikiran teoritis adalah merupakan pola fikir yang

menunjukkan hubungan antar variabel yang akan diteliti (Sugioyo, 2005;5).

Kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah untuk menjelaskan adanya

pengaruh antara kesadaran Wajib Pajak pribadi dengan penerimaan pajak di

Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jepara. Berdasarkan kerangka pemikiran

tersebut dapat digambarkan:

Page 28: 9 TINJAUAN PUSTAKA “pajak adalah iuran rakyat kepada kas ...eprints.unisnu.ac.id/518/3/bab 2.pdfhukuman, menurut peraturan yang ditetapkan Pemerintah serta dapat ... pajak adalah

36

Gambar 2.1

Kerangka Pemikiran

Wajib Pajak PenerimaanPajak

TingkatKesadaranMembayarPajak