9 Pilar Pendidikan Holistik Berbasis Karakter
-
Upload
ila-fatimah-laila -
Category
Documents
-
view
193 -
download
2
Transcript of 9 Pilar Pendidikan Holistik Berbasis Karakter
5/14/2018 9 Pilar Pendidikan Holistik Berbasis Karakter - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/9-pilar-pendidikan-holistik-berbasis-karakter 1/3
1
9 Pilar Pendidikan Holistik Berbasis Karakter
Indonesia Heritage Foundation telah mengembangkan dan mempraktekkan sebuah model Pendidikan
Holistik Berbasis Karakter untuk TK dan SD. Model pendidikan ini menerapkan teori-teori sosial, emosi,
kognitif, fisik, moral, dan spiritual. Model ini diharapkan dapat memampukan setiap anak untuk
berkembang sebagai individu yang terintegrasi dengan baik (secara spiritual, intelektual, sosial, fisik, dan
emosi, yang berpikir kreatif secara mandiri, dan bertanggung jawab).
Pendidikan Holistik Berbasis Karakter bertujuan untuk membangun seluruh dimensi manusia dengan
pendekatan pada pengalaman belajar yang menyenangkan dan inspiratif untuk anak-anak. Guru-guru
akan diperlengkapi dengan pengetahuan teoritis dan praktis mengenai “Pendidikan yang Patut dan
Menyenangkan”, “Pembelajaran yang Ramah Otak”, “Kecerdasan Emosi”, “Komunikasi Efektif”,
“Penerapan Pendidikan 9 Pilar Karakter secara Eksplisit (mengetahui, merasakan, dan melakukan)”,
“Kecerdasan Majemuk”, “Pembelajaran Kooperatif”, “Pembelajaran Kontekstual”, “Pembelajaran
Berbasis Pertanyaan”, “Manajemen Kelas Efektif”, “Pembelajaran Siswa Aktif”, “ Whole Language ”,
“Aplikasi Modul Pendidikan Holistik Berbasis Karakter”, “Aplikasi Modul Karakter di ruang kelas”, “Teknik
Bercerita”, “Kreativitas dan Origami”, dan lain-lain.
Model Pendidikan Holistik Berbasis Karakter adalah model pendidikan yang tidak hanya memberikan
rasa aman untuk anak, tetapi juga menciptakan suasana belajar yang nyaman dan menstimulasi suasana
belajar untuk anak.
1. Guru harus diberikan training terlebih dahulu sebelum menerapkan model pembelajaran ini di
sekolah. Tujuan dari training ini adalah memotivasi dan membentuk guru agar dapat menjadi guru yang
ramah dan penyayang yang dapat memotivasi anak serta dengan tulus dapat memberikan cintanya
secara tulus pada anak. Dalam training, guru akan memperoleh berbagai pengetahuan terbaru yang
aplikatif dapat diterapkan langsung, seperti Pendidikan yang Patut Menurut Perkembangan Anak (
Developmentally Appropriate Practices ), Pembelajaran yang Sesuai dengan Kerja Otak ( Brain-based
Learning), Metode Belajar Aktif ( Student Active Learning & Inquiry-based Learning ), Komunikasi Efektif,Manajemen Kelas, Teknik Bercerita, dll. Kemampuan guru ini akan membantu anak di sekolah dalam hal:
a. Menumbuhkan rasa percaya diri anak
b. Anak merasa aman dan nyaman
c. Mengembangkan perasaan anak bahwa dirinya memiliki kemampuan dan dihargai sebagai seorang
individu yang unik
Hubungan emosional yang kuat antara guru dan anak akan terjalin dan menjadi modal utama untuk
membantu anak-anak di kelas. Terutama bagi anak-anak yang mengalami trauma, karena dengan
demikian akan terbentuk kepercayaan, juga perasaan aman dan nyaman di kelas.
2. Model ini memberikan kesempatan yang luas pada anak untuk mengembangkan seluruh dimensi
holistik yang dimilikinya sebagai dari seorang manusia. Tidak hanya pengembangan aspek kognitif (otak
kiri atau hapalan), tapi juga pengembangan aspek emosi, sosial, kreativitas, dan spiritualitas (otak
kanan) yang keseluruhannya tercakup di dalam modul pembelajaran. Dengan metode ini, anak-anak
yang mengalami trauma memiliki kesempatan untuk mengungkapkan perasaannya baik secara verbal,
melalui gambar, permainan, tulisan, ataupun bentuk lainnya sehingga dapat mengurangi rasa takut dan
tidak nyaman.
3. Model pembelajaran ini bertujuan untuk membentuk karakter positif anak melalui pengembangan 9
Pilar Karakter secara intensif. Yaitu meliputi aspek mengetahui, mencintai dan melakukan kebaikan (knowing, loving, and acting the good ). Metode ini akan membentuk suasana kelas yang bersahabat,
kebersamaan, saling mendukung dan menghargai dengan sesama temannya.
4. Model ini juga menyediakan alat bantu mengajar yang sesuai dengan tahap perkembangan anak.
Dengan demikian guru dapat memberikan pengalaman belajar yang konkrit, kontekstual sehingga
merangsang anak belajar secara aktif, menyenangkan dan tanpa beban. Pada umumnya di kelas yang
5/14/2018 9 Pilar Pendidikan Holistik Berbasis Karakter - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/9-pilar-pendidikan-holistik-berbasis-karakter 2/3
2
menggunakan metode lama (klasikal), anak akhirnya merasa terbebani karena penggunaan alat bantu
mengajar yang tidak sesuai dengan perkembangan anak, metode mengajar yang tidak sesuai dengan
kerja otak, dan cara komunikasi guru yang tidak tepat. Karena itulah Model Pembelajaran Holistik
Berbasis Karakter ini tepat bagi anak-anak yang mengalami trauma.
5. Anak akan memiliki perasaan bahwa dirinya memiliki kemampuan karena dalam metode
pembelajaran ini anak diberikan banyak kesempatan untuk melakukan kegiatan belajar nyata secara
langsung ( hands-on activities, seperti misalnya kegiatan matematika, sains, memasak, berkebun).
Perasaan bahwa dirinya mampu akan berkembang pada tumbuhnya rasa percaya diri. Selain itu akan
tumbuh pula kerja sama diantara anak. Karakter ini akan membantu anak untuk mengatasi rasa
traumanya dan menumbuhkan rasa percaya diri bahwa di masa depannya nanti ia akan berhasil.
I. Refleksi harian atau apersepsi.
Setiap pagi anak-anak diminta untuk berefleksi selama 20 menit dalam pengajaran pilar pada hari itu.
Waktu refleksi ini memberikan anak-anak kesempatan untuk mengekspresikan secara verbal
pengetahuan mereka, kecintaan (perasaan), dan bagaimana mereka sudah menerapkan pilar (prinsip
dari Dr. Thomas Lickona: mengetahui yang baik, merasakan yang baik, dan melakukan yang baik).
Mengajarkan pilar-pilar selama tahun-tahun sekolah, dimana setiap pilar dirotasi setiap dua atau tigaminggu sekali. Sembilan Pilar Karakter adalah:
1. Cinta Tuhan dan Segenap Ciptaan-Nya
2. Tanggung jawab, Kedisiplinan, dan Kemandirian
3. Kejujuran/ Amanah dan Diplomasi
4. Hormat dan Santun
5. Dermawan, Suka Menolong, dan Gotong-royong/ Kerjasama
6. Percaya Diri, Kreatif, dan Pekerja Keras
7. Kepemimpinan dan Keadilan
8. Baik dan Rendah Hati
9. Toleransi, Kedamaian, dan Kesatuan
Pilar-pilar tersebut dilengkapi tambahan praktek dari Kerapian, Keamanan, Kebersihan, dan Kesehatan.
Manual pengajaran 9 pilar karater disediakan untuk guru, yang mencakup mengetahui (knowing),
merasakan (feeling), dan melakukan yang baik (acting the good). Manual ini dilengkapi dengan 112 buku
cerita yang terkait dengan setiap pilar. Ada 10 buku display karakter dan kertas kerja dengan gambar-
gambar berwarna untuk anak.
II. Kurikulum Terintegrasi Berbasis Karakter.
Model ini telah mengadaptasi prinsip- prinsip pembelajaran terpadu ke dalam pendidikan berbasis
karakter. Menggunakan metode mengajar interdisipliner secara tematis, setiap pelajaran (subjek) dalam
kurikulum telah terintegrasi. Untuk Taman Kanak-Kanak (TK), ada 6 sampai 7 aktivitas, yang di dalamnya
mencakup:
a. Imajinasi -di sentra ini anak dicelupkan dalam kegiatan berfantasi dan berimajinasi untuk merangsangkreativitas.
b. Aktivitas Rancang Bangun – Kurikulumnya mendorong eksplorasi dan permainan dengan balok-balok
kayu (dan mainan-mainan lain yang sejenis). Kegiatan ini mengembangkan konsep dasar spatial, logika-
matematika dan rasa seni yang mendorong tumbuhnya karakter percaya diri, kreatif dan pantang
menyerah, dan kerjasama.
5/14/2018 9 Pilar Pendidikan Holistik Berbasis Karakter - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/9-pilar-pendidikan-holistik-berbasis-karakter 3/3
3
c. Aktivitas Koordinasi tangan dan mata (Seni dan Kreativitas). Aspek kurikulum ini mencakup seni yang
memungkinkan anak-anak bekerja dengan tangan mereka. Contohnya, finger-painting (melukis dengan
jari), membentuk tanah liat, dan mencocok atau melipat kertas. Ini juga mencakup olahraga dan
aktivitas fisik seperti melompat, menendang bola, sepak bola, dan kegiatan lainnya yang membutuhkan
koordinasi bagian-bagian tubuh. Kegiatan ini dirancang untuk meningkatkan penghargaan diri.
d. Eksplorasi -Aspek kurikulum ini dirancang untuk menciptakan dan meningkatkan keingintahuan untuk
belajar. Kurikulum ini mengintegrasikan kognitif, sosial, emosi, fisik, dan pengembangan moral sebagai
dasar untuk eksplorasi. Kegiatan ini merupakan upaya untuk tumbuhnya rasa keingintahuan yang besar
sebagai dasar tumbuhnya karakter cinta kepada Tuhan dan alam semesta, kasih sayang, kepedulian,
kerjasama, pantang menyerah, kerja keras, amanah, hormat dan santun. Bereksplorasi dengan alam
merupakan cara yang dapat membantu pembentukan jiwa yang penuh kepedulian, kekaguman, cinta
dan kasih sayang.
e. Alam –Aspek kurikulum ini dirancang untuk menolong anak, tidak hanya balajar tentang alam
(berkebun, ternak, atau kolam ikan), tetapi juga untuk memiliki apresiasi dan penghargaan terhadap
alam. Anak-anak didorong untuk mengamati tanaman-tanaman yang bertumbuh, memelihara, danmenanamnya, dan juga bertanggung jawab untuk memberi makan binatang. Melalui kegiatan-kegiatan
tersebut, anak-anak akan belajar tanggung jawab, dapat dipercaya, empati, dan mencintai seluruh
ciptaan Tuhan.
f. Akademik – Akademik sangat penting dalam mempersiapkan anak-anak TK untuk memasuki Sekolah
Dasar (SD). Huruf alfabet dan angka-angka diperkenalkan dengan cara yang menyenangkan dan menarik
(bukan mengajar membaca, menulis, berhitung).
g. Agama (optional) – Kurikulum dirancang untuk membantu pengembangan spiritualitas dan atau
moralitas. Ini untuk membantu anak mengembangkan kecintaan pada Tuhan dan ketaatan serta hormat
pada Tuhan.
III. Pembelajaran Menyenangkan, Aktif dan Hands-On .
Setiap aspek kurikulum diterapkan menggunakan ” Active and Hands-on Learning ” dan pendekatan
belajar kontekstual, yang dapat menciptakan pengalaman belajar yang menyenangkan dan menantang.
IV. Co-parenting
Para orang tua diberikan pedoman untuk menerapkan setiap pilar karater di rumah. Pada permulaan
setiap pilar, masing-masing orang tau diberikan surat pemberitahuan yang berisi informasi pilar, definisi,
dan daftar aktivitas yang direkomendasikan, yang dapat dilakukan oleh orang tua di rumah untuk
meningkatkan efektivitas pengajaran. Pada akhir periode pilar (2-3 minggu), setiap orang tua diminta
untuk mengisi lembar kuesioner, yang menanyakan tentang pnegalaman mereka, perasaan, dan
pengamatan atas perkembangan karakter anak mereka.
Metode Evaluasi:
Para siswa dievaluasi dalam hal perkembangan dalam kepribadian baik (karakter yang baik, kasih
sayang, kebaikan, dll), perkembangan dan keunikan talenta dan bakat, dan perkembangan dalam
kekritisan pribadi. Evaluasi menilai bagaimana para siswa dapat mengingat informasi, mengerti,
menerapkan, menganalisa, dan menyatukan informasi/pelajaran.
Ujian terstandarisasi dan raport dengan penilaian angka ( letter-grade ) tidak digunakan. Para siswa tidak
dibandingkan satu dengan yang lain, dan juga tidak diberikan label dalam cara apapun.Para siswa menunjukkan prestasi melalui portofolio, proyek-proyek, pertunjukan, sosio-drama,
essay/tulisan, diskusi perorangan dengan guru dan siswa, tugas pribadi, dan juga prestasi perorangan
dalam seni, musik, matematika, menulis, ilmu pengetahuan (sains), dll (siswa unggul dalam berbagai
bidang/cara yang berbeda-beda). Sumber : www[.]ihf[.]or[.]id