9 MACRO ECONOMICS · 2020. 8. 19. · Menurut dia, ekspor nonmigas Juli 2020 mencapai US$ 13,03...

1
Kinerja NPI tersebut didukung oleh menurunnya defisit transaksi berjalan serta besarnya surplus transaksi modal dan finansial. Sejalan dengan perkembangan surplus NPI, posisi cadangan devisa pada akhir Juni 2020 meningkat menjadi sebesar US$ 131,7 miliar. Demikian data BI yang diterima Investor Daily, Selasa (18/8/2020). Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 8,1 bulan impor dan utang luar negeri pemerintah ser- ta berada di atas standar kecukupan internasional. Surplus NPI, antara lain, disebab- kan oleh defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) Indone- sia pada kuartal II-2020 yang membaik menjadi US$ 2,9 miliar atau setara 1,2% produk domestik bruto (PDB). CAD kuartal II 2020 lebih ren- dah dari kuartal sebelumnya yang mencapai US$ 3,7 miliar atau 1,4% dari PDB. “(Penyusutan CAD) ini ditopang surplus neraca perdagang- an barang akibat penurunan impor karena melemahnya permintaan do- mestik serta surplus transaksi modal dan finansial yang sebesar US$ 10,5 miliar,” ujar Direktur Eksekutif dan Kepala Departemen Komunikasi BI Onny Widjanarko dalam keterangan tertulisnya, Selasa (18/8). Neraca perdagangan barang pada kuartal II-2020 tercatat surplus US$ 3,98 miliar, turun dibandingkan kuartal sebelumnya yang mencapai US$ 4,37 miliar. Namun, surplus neraca perda- gangan barang ini masih lebih besar dibandingkan dengan kuartal II tahun lalu yang tercatat US$ 0,57 miliar. “Di samping itu, CAD mengecil ka- rena berkurangnya pembayaran imbal hasil kepada investor asing. Ini sejalan dengan kontraksi pertumbuhan ekono- mi domestik pada kuartal II-2020 yang tercermin pada penurunan kinerja per- usahaan dan investasi,” imbuh Onny. Sementara itu, defisit neraca jasa tercatat US$ 2,15 miliar, lebih tinggi dibandingkan kuartal sebelumnya yang defisit US$ 1,88 miliar maupun kuartal II-2019 yang juga defisit US$ 1,88 miliar. Peningkatan defisit neraca jasa ini didorong oleh defisit jasa perja- lanan karena kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) yang turun signifikan selama pandemi Covid-19. “Remitansi dari pekerja migran Indonesia (PMI) juga berkurang, se- jalan dengan kontraksi pertumbuhan ekonomi dunia,” tambah Onny. Lebih lanjut Onny mengatakan, transaksi modal dan finansial pada ku- artal II 2020 surplus cukup signifikan dibanding triwulan sebelumnya, seja- lan dengan meredanya ketidakpastian pasar keuangan global. Surplus transaksi modal dan fi- nansial yang sebesar US$ 10,5 miliar terutama berasal dari aliran masuk neto investasi portofolio dan inves- tasi langsung, setelah pada kuartal sebelumnya mencatatkan defisit US$ 3 miliar. Ia mengatakan, aliran masuk in- vestasi portofolio meningkat dalam bentuk penerbitan global bond oleh pemerintah dan korporasi, serta pem- belian Surat Utang Negara (SUN). Berlanjutnya aliran masuk modal asing tersebut dipengaruhi oleh liku- iditas global yang meningkat, imbal hasil instrumen keuangan domestik yang tetap menarik, dan terjaganya keyakinan investor terhadap kondisi perekonomian Indonesia. “Investasi langsung turut menyum- bang surplus pada neraca transaksi modal dan finansial, meski relatif me- lambat dibandingkan dengan capaian pada kuartal sebelumnya, sejalan dengan kontraksi ekonomi domestik,” tutur Onny. Sedangkan untuk transaksi in- vestasi lainnya mengalami defisit, dipengaruhi oleh pola kuartalan meningkatnya pembayaran pinjam- an luar negeri. Ke depan, lanjut Onny, Bank Indo- nesia senantiasa mencermati dinami- ka perekonomian global yang dapat mempengaruhi prospek NPI dan terus memperkuat bauran kebijakan guna menjaga stabilitas perekono- mian, serta memperkuat koordinasi kebijakan dengan pemerintah dan otoritas terkait guna memperkuat ketahanan sektor eksternal. Sebelumnya, Gubernur BI Perry Warjiyo dalam berbagai kesempatan menyampaikan perkiraannya bahwa defisit CAD pada kuartal II-2020 JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, neraca perdagangan Indonesia pada Juli 2020 mengalami surplus US$ 3,26 miliar. Ini terjadi lantaran pada periode itu ekspor mencapai US$ 13,73 miliar, sedangkan impor mencapai US$ 10,47 miliar. “Surplus ini jauh lebih besar diban- dingkan surplus pada Juni 2020 dan juga jauh lebih besar dibandingkan Juli 2019 di mana kita waktu itu mengalami defisit US$ 0,28 miliar,” kata Kepala BPS Kecuk Suhariyanto dalam konferensi pers secara virtual di Jakarta, Selasa (18/8). Suhariyanto menyampaikan, nilai ekspor Indonesia pada Juli 2020 yang mencapai US$ 13,73 miliar itu meningkat 14,33% dibanding ekspor Juni 2020. Sementara dibanding Juli 2019 nilainya menurun 9,90%. “Kalau kita lihat secara bulanan, kondisi ekspor berada di arah yang bagus, naik 14,33%. Dari nilai bulanan menunjukkan progres yang cukup menggembirakan. Kita berharap, eks- por kita ke depan akan terus menun- jukan peningkatan,” ucap Suhariyanto. Menurut dia, ekspor nonmigas Juli 2020 mencapai US$ 13,03 miliar, naik 13,86% dibanding Juni 2020. Sementa- ra jika dibanding ekspor nonmigas Juli 2019, nilainya turun 5,87%. Sementara itu, nilai impor Indone- sia pada Juli 2020 yang mencapai US$ 10,47 miliar atau turun 2,73% diban- dingkan Juni 2020, dan dibandingkan Juli 2019 turun 32,55%. Impor non migas Juli 2020 menca- pai US$ 9,51 miliar atau turun 5,7% dibandingkan Juni 2020. Sedangkan Dibandingkan Juli 2019 juga turun 30,95%. Sementara impor migas Juli 2020 se- nilai US$ 0,96 miliar atau naik 41,53% dibandingkan Juni 2020, namun dibandingkan Juli 2019 turun 45,19%. Suhariyanto menuturkan, secara kumulatif dari Januari sampai Juli 2020, neraca perdagangan mengalami surplus sebesar US$ 8,75 miliar. Posisi neraca perdagangan Indonesia pun mengalami surplus dengan beberapa negara pada Juli 2020 di antaranya pertama, mengalami surplus US$ 1,04 miliar dengan Amerika Serikat. Kedua, dengan India di mana neraca perdagangna mengalami surplus US$ 466,9 juta. Pada saat yang sama, neraca per- dagangan Indonesia mengalmai de- fisit dengan beberapa negara seperti pertama, dengan Tiongkok sebesar defisit US$ 694,9 juta. Kedua, defisit dengan Brasil sebesar US$ 138,3 juta. Ketiga, defisit dengan Korea Selatan sebesar US$ 114,2 juta. Cukup Resilien Ekonom Universitas Indonesia (UI) Fithra Faisal Hastiadi mengatakan, kondisi neraca perdagangan pada Juli 2020 menunjukan ekspor Indonesia cukup resilien perkembangannya. Pasalnya, sebelum pandemi Covid-19, ekspor Indonesia terus menurun per- kembangannya. “Kalaupun surplus ini terjadi karena impornya jauh lebih turun dari ekspor, dalam dua bulan terakhir ekspor tetap stabil, artinya ini sangat baik apalagi di masa pandemi. Kenapa ekspor bisa naik, salah satunya karena kinerja dari industri yang membaik,” ucap Fithra ketika dihubungai lewat sambungan telpon pada Selasa (18/8) malam. Sedangkan Peneliti Center of Re- form on Economics (Core) Indonesia Yusuf Rendy Manilet mengatakan, melihat surplus yang terjadi Juli lalu meneruskan tren surplus pada Juni 2020. Karena, tren surplus terjdi karena penurunan impor yang lebih dalam dari penurunan ekspor. Mes- kipun detail ekspor meningkat secara bulanan, tetapi secara tahunan terjadi minus 9,9%. Menurut Yusuf, idealnya, ketika pemerintah sudah melakukan relak- sasi pembatasan sosial berskala besar (PSBB) permintaan terhadap barang manufaktur meningkat karena aktivi- tas masyarakat sudah lebih longgar. Tetapi, hingga kini permintaan terha- dap barang manufaktur relatif tumbuh lambat. (ark) JAKARTA – Bank Indonesia (BI) menegaskan, penerbitan uang rupiah khusus atau Uang Peringatan Kemer- dekaan (UPK) Ke-75 Tahun dengan pecahan Rp 75 ribu bukan merupakan bentuk program redenominasi. Hal ini seiring dengan angka dalam nominal pecahan tersebut untuk tiga digit angka nol dalam nominal ditampilkan dengan cetakan sangat kecil, sehingga angka 75 lebih men- dominasi. Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Rosmaya Hadi menegaskan, pencetakan uang khusus nominal Rp 75 ribu bukan bentuk redenominasi tetapi bagian dari pencetakan uang pada 2020. “Tiga digit angka 0 yang kecil itu bukan redenominasi, redenominasi itu menghilangkan tiga angka dan dengan nilai tetap dan itu lain lagi ceritanya,” kata Rosmaya dalam Media Briefing, Selasa (18/8). Dia mengatakan, redenominasi memiliki tujuan untuk efisiensi pada tulisan dalam digit suatu nominal dan dilakukan saat kondisi perekonomian dirasa sudah sesuai dan pembahasan terkait redenominasi pun dilakukan oleh tim khusus lainnya di BI. “Redenominasi tentu saja itu akan berlakukan saat perekonomian dan kondisi yang pas. Jadi, (ini) tidak ter- masuk dalam redenominasi, ada satu tim lagi yang terus ikuti bagaimana melakukan ada stepnya lagi. Jadi, saya tidak bisa katakan ini, sebab ini berbeda. Ini bagian pencetakan uang 2020 dan memperolehnya melalui tukar uang,” jelas dia. Lebih lanjut, dia mengatakan, penerbitan URK ini merupakan mo- mentum menyambut 75 tahun Ke- merdekaan Republik Indonesia, dan dinilai memiliki lambang kematangan dan keberhasilan dari pembangunan Republik Indonesia selama 75 tahun. “Jadi coba drive desain 75 angka ini, dan kembali kita melihat 75 ribu hal yang pas. Kami lakukan step diskusi hal ini, dan uang tertinggi sekarang di Indonesia sebesar Rp 100 ribu dan melihat Rp 75 ribu pas sekali, belum pernah dikeluarkan dan melambang- kan 75 tahun kemerdekaan usia matang,” papar Rosmaya. Kendati begitu, dia mengaku senang atas antusiasme masyarakat Indonesia yang ingin memiliki uang pecahan Rp 75 ribu tersebut mengingat hanya ter- sedia sebanyak 75 juta lembar. “Senang sekali melihat masyarakat mengawal semua ini. Kami senang melayani masyarakat,” ujar dia. Pada kesempatan yang sama Ros- maya menyatakan, uang rupiah khusus ini juga dapat digunakan se- bagai alat pembayaran yang sah untuk bertransaksi saat berbelanja, sehingga fungsinya sama dengan uang kertas lainnya. (try) RABU 19 AGUSTUS 2020 9 MACRO ECONOMICS Paripurna DPR Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (kiri) menerima berkas pandangan fraksi saat menghadiri Rapat Paripurna DPR Ke-2 Masa Per- sidangan I Tahun Sidang 2020 - 2021 di Gedung Nusantara, Komplek Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (18/8/2020). Rapat membahas agenda tunggal yakni Pandangan Fraksi atas RUU tentang Pertanggungjawaban atas Pelaksanaan APBN TA 2019. Oleh Triyan Pangastuti JAKARTA – Neraca pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal II surplus US$ 9,24 miliar. Angka ini mengalami pembalikan dibandingkan kuartal sebe- lumnya yang defisit US$ 8,54 miliar. Onny Widjanarko Dengan ini Direksi Perseroan mengumumkan ringkasan risalah Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (“Rapat”)Perseroan yang diselenggarakan di Hotel Westin - Ruang Padang Jl. H.R. Rasuna Said Kav. C-22 A, RT 2/RW 5, Karet Kuningan, Kecamatan Setiabudi, Jakarta Selatan 12940, pada hari Jum’at tanggal 14 Agustus 2020 yang dimulai pada pukul 14.24 WIB sampai dengan pukul 15.33 WIB dalam rangka memenuhi Pasal 51 ayat (2) Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 15/POJK.04/2020 tertanggal 21 April 2020 tentang Rencana Dan Penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Terbuka (selanjutnya disebut POJK”). Rapat dihadiri oleh: Dewan Komisaris Komisaris : Oey Albert Komisaris Independen : Justinus Aditya Sidharta Direksi Presiden Direktur : Widarto Wakil Presiden Direktur : Sudarmo Tasmin Direktur : Djunaidi Nur Oey Alfred Pemegang Saham Yang Hadir Dalam Rapat 1. Elsa Gunawan selaku kuasa dari Widarto selaku pemilik 2.338.000 saham. 2. Helda Dominggus selaku kuasa dari Santoso Winata selaku pemilik 2.338.000 saham. 3. Jason Indrian Winata : - dalam jabatannya selaku Direktur PT. Budi Delta Swakarya selaku pemilik 1.452.246.896 saham. - selaku kuasa dari PT. Sungai Budi selaku pemilik 1.499.929.596 saham. 4. Masyarakat (Publik) selaku pemilik 1.338.711.845 saham. Pemegang Saham Para pemegang saham yang hadir dalam Rapat yaitu para pemegang saham yang mewakili sejumlah 4.295.564.337 saham atau sebesar 81,35% dari total saham yang mempunyai hak suara yang sah dalam Rapat yaitu 5.279.889.539 saham. Sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar Perseroan, serta sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku termasuk ketentuan perundangan di Pasar Modal, Direksi Perseroan antara lain telah melakukan hal-hal sebagai berikut: 1. Memberitahukan rencana akan diselenggarakannya Rapat kepada Otoritas Jasa Keuangan (”OJK”) melalui surat tanggal 01 Juli 2020. 2. Melakukan pengumuman dan panggilan Rapat kepada para Pemegang Saham melalui iklan pada 1 (satu) surat kabar harian berbahasa Indonesia yaitu harian “Bisnis Indonesia”. Iklan pengumuman terbit pada hari Rabu, tanggal 08 Juli 2020 dan iklan panggilan terbit pada hari Kamis, tanggal 23 Juli 2020. Iklan pengumuman dan iklan panggilan telah diumumkan juga melalui situs Bursa Efek Indonesia (BEI) dan situs Perseroan(www.tunasbarulampung.com) dan situs web penyedia E-RUPS melalui aplikasi eASY.KSEI dengan masing-masing tanggal yang sama dengan tanggal pada surat kabar tersebut di atas. Dalam pembahasan setiap agenda Rapat, pemegang saham/kuasanya diberikan kesempatan untuk mengajukan pertanyaan yang sesuai dengan agenda Rapat yang dibicarakan. Mekanisme pengambilan keputusan dalam Rapat adalah sebagai berikut: 1. a. Untuk Agenda Kesatu sampai dengan Agenda Kelima Keputusan diambil dengan pemungutan suara yang dilakukan secara tertulis dengan Formulir Pernyataan Pendapat dan/atau secara lisan dengan mengangkat tangan; b. Untuk Agenda Keenam Keputusan diambil berupa penetapan atas Agenda Keenam sehingga tidak ada pemungutan suara. 2. Pemegang saham dan kuasa pemegang saham diharapkan untuk menghadiri Rapat sampai ditutupnya Rapat ini. Jika ada pemegang saham yang meninggalkan ruangan pada saat pemungutan suara dilakukan, maka yang bersangkutan dianggap menyetujui segala keputusan Rapat. Rapat diselenggarakan dengan agenda sebagai berikut : 1. Persetujuan dan pengesahan atas Laporan Direksi mengenai jalannya usaha Perseroan dan tata usaha keuangan Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2019 serta persetujuan dan pengesahan atas Laporan Keuangan Perseroan, termasuk di dalamnya Neraca dan Perhitungan Laba/Rugi Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2019 yang telah diaudit oleh Akuntan Publik Independen, dan persetujuan atas Laporan Tahunan Perseroan, laporan tugas pengawasan Dewan Komisaris Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2019, serta memberikan pelunasan dan pembebasan tanggung jawab sepenuhnya (acquit et de charge) kepada seluruh anggota Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan atas tindakan pengurusan dan pengawasan yang telah dilakukan dalam tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2019. 2. Penetapan penggunaan laba bersih Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2019. 3. Penetapan gaji dan tunjangan bagi anggota Direksi Perseroan dan gaji atau honorarium dan tunjangan bagi anggota Dewan Komisaris Perseroan yang akan dilakukan dengan mempertimbangkan usulan atau rekomendasi dari Komite Remunerasi dan Nominasi Perseroan. 4. Penunjukan akuntan publik yang akan memberikan jasa audit atas Laporan Keuangan Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2020. 5. Persetujuan atas perubahan susunan pengurus Perseroan. 6. Pelaporan realisasi penggunaan dana penawaran umum. Hasil keputusan Rapat adalah sebagai berikut: Agenda Rapat Pertama Jumlah Pemegang Saham Yang Bertanya : 859.000 saham Hasil Pemungutan Suara : - Setuju : 4.295.564.337 saham atau 100% dari yang hadir. - Abstain : 4.516.600 saham atau 0,11% dari yang hadir. - Tidak Setuju : 0 saham atau 0% dari yang hadir. Keputusan Rapat : Menerima baik, menyetujui dan mengesahkan Laporan Direksi mengenai jalannya usaha Perseroan dan tata usaha keuangan Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2019 serta persetujuan dan pengesahan atas Laporan Keuangan Perseroan, termasuk di dalamnya Neraca dan Perhitungan Laba/Rugi Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2019 yang telah diaudit oleh Akuntan Publik Independen, dan persetujuan atas Laporan Tahunan Perseroan, laporan tugas pengawasan Dewan Komisaris Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2019, serta memberikan pelunasan dan pembebasan tanggung jawab sepenuhnya (acquit et de charge) kepada seluruh anggota Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan atas tindakan pengurusan dan pengawasan yang telah dilakukan dalam tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2019. Agenda Rapat Kedua Jumlah Pemegang Saham Yang Bertanya : 0 saham Hasil Pemungutan Suara : - Setuju : 4.295.564.337 saham atau 100% dari yang hadir. - Abstain : 0 saham atau 0% dari yang hadir. - Tidak Setuju : 0 saham atau 0% dari yang hadir. Keputusan Rapat : Menyetujui dan menetapkan penggunaan laba bersih Perseroan untuk Tahun Buku 2019 yaitu dengan membagikan dividen tunai sebesar Rp. 131.997.238.475,- (seratus tiga puluh satu miliar sembilan ratus sembilan puluh tujuh juta dua ratus tiga puluh delapan ribu empat ratus tujuh puluh lima Rupiah) atau Rp 25,- (dua puluh lima Rupiah) per lembar saham dan sebesar Rp. 500 juta ditetapkan sebagai dana cadangan. Sisa dari laba bersih Perseroan setelah dikurangi dana cadangan akan dimanfaatkan untuk kegiatan operasional Perseroan yang dimasukkan dalam pos “Saldo Laba”, serta memberikan kuasa dan wewenang kepada Direksi Perseroan untuk melakukan segala tindakan yang diperlukan terkait dengan pelaksanaan keputusan-keputusan tersebut di atas termasuk tetapi tidak terbatas untuk membuat atau meminta dibuatkan segala akta-akta, surat-surat maupun dokumen-dokumen yang diperlukan, serta hadir di hadapan pihak/pejabat yang berwenang, satu dan lain hal tanpa ada yang dikecualikan. Agenda Rapat Ketiga Jumlah Pemegang Saham Yang Bertanya : 0 saham Hasil Pemungutan Suara : - Setuju : 4.294.126.437 saham atau 99,97% dari yang hadir. - Abstain : 0 saham atau 0% dari yang hadir. - Tidak Setuju : 1.437.900 saham atau 0,03% dari yang hadir. Keputusan Rapat : Penetapan gaji dan tunjangan bagi anggota Direksi dan gaji atau honorarium dan tunjangan bagi anggota Dewan Komisaris Perseroan untuk Tahun Buku 2020 maksimal kenaikan 20% dari tahun lalu yang dilakukan dengan mempertimbangkan usulan atau rekomendasi dari Komite Remunerasi dan Nominasi Perseroan. Agenda Rapat Keempat Jumlah Pemegang Saham Yang Bertanya : 0 Saham Hasil Pemungutan Suara : - Setuju : 4.282.834.237 saham atau 99,71% dari yang hadir. - Abstain : 0 saham atau 0% dari yang hadir. - Tidak Setuju : 12.730.100 saham atau 0,29% dari yang hadir. Keputusan Rapat : Memberikan pendelegasian wewenang dan pemberian kuasa kepada Dewan Komisaris untuk melakukan penunjukan akuntan publik yang akan melakukan audit atas buku Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2020 berikut dengan persyaratan serta ketentuan lainnya terkait dengan penunjukan tersebut. Agenda Rapat Kelima Jumlah Pemegang Saham Yang Bertanya : 0 Saham Hasil Pemungutan Suara : - Setuju : 4.186.347.538 saham atau 97,46% dari yang hadir. - Abstain : 859.000 saham atau 0,02% dari yang hadir. - Tidak Setuju : 109.216.799 saham atau 2,54% dari yang hadir. Keputusan Rapat : A. Menerima pengunduran diri Tuan Nagarajah Sengaravih selaku Direktur Independen Perseroan, dengan demikian memberikan pembebasan dan pemberesan serta pelepasan tanggung jawab sepenuhnya (acquit et de charge) atas tindakan-tindakan yang telah dilakukannya sampai dengan tanggal ditutupnya Rapat ini, sepanjang tindakan-tindakan tersebut tercermin dalam buku-buku atau catatan-catatan Perseroan. B. Sehubungan dengan pengunduran diri salah satu anggota Direksi tersebut, maka susunan Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan terhitung sejak ditutupnya Rapat ini sampai dengan penutupan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Perseroan yang akan diadakan pada tahun 2023, dengan tidak mengurangi hak Rapat Umum Pemegang Saham untuk memberhentikannya sewaktu-waktu, adalah sebagai berikut: Presiden Komisaris : Santoso Winata Komisaris : Oey Albert Komisaris Independen : Justinus Aditya Sidharta Presiden Direktur : Widarto Wakil Presiden Direktur : Sudarmo Tasmin Direktur : Djunaidi Nur Direktur : Oey Alfred Direktur : Mawarti Wongso Direktur : Chin Poh Peng Direktur : Murugaiah Periasamy C. Memberikan wewenang dan kuasa kepada Direksi Perseroan, baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama, dengan hak substitusi, untuk melakukan segala tindakan sehubungan dengan perubahan susunan pengurus Perseroan sebagaimana tersebut di atas, termasuk tetapi tidak terbatas untuk membuat atau meminta untuk dibuatkan serta menandatangani dalam akta yang dibuat dihadapan notaris sehubungan dengan agenda Rapat dan memberitahukan perubahan susunan Perseroan tersebut kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, serta melakukan semua dan setiap tindakan yang diperlukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Agenda Rapat Keenam Jumlah Pemegang Saham Yang Bertanya : 0 Saham Keputusan Rapat : Pelaporan realisasi penggunaan dana penawaran umum Obligasi Berkelanjutan I Tunas Baru Lampung Tahap II Tahun 2020. Jadwal Dan Tatacara Pembayaran Dividen Tunai Selanjutnya sehubungan dengan keputusan Agenda Rapat Kedua sebagaimana tersebut di atas dimana Rapat telah memutuskan untuk dilakukan pembayaran dividen tunai dengan jadwal dan tata cara sebagai berikut: 1. Jadwal Pembagian Dividen Tunai No. Keterangan Tanggal 1. Pengumuman di Surat Kabar 19 Agustus 2020 2. Pengumuman di Bursa Efek Indonesia 19 Agustus 2020 3. Cum Dividen di Pasar Reguler dan Pasar Negosiasi 27 Agustus 2020 4. Ex Dividen di Pasar Reguler dan Pasar Negosiasi 28 Agustus 2020 5. Recording Date 31 Agustus 2020 6. Cum Dividen di Pasar Tunai 31 Agustus 2020 7. Ex Dividen di Pasar Tunai 01 September 2020 8. Pembayaran Dividen 16 September 2020 2. Mekanisme Pembagian Dividen Tunai: 1. Dividen tunai akan dibagikan kepada pemegang saham yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan (“DPS”) atau recording date pada tanggal 31 Agustus 2020 dan/ atau pemilik saham perseroan pada sub rekening efek di PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (“KSEI”) pada penutupan perdagangan tanggal 31 Agustus 2020. 2. Bagi Pemegang Saham yang sahamnya dimasukkan dalam penitipan kolektif KSEI, pembayaran dividen tunai dilaksanakan melalui KSEI dan akan didistribusikan ke dalam rekening perusahan Efek dan/atau Bank Kustodian pada tanggal 16 September 2020. Bukti pembayaran dividen tunai akan disampaikan oleh KSEI kepada Pemegang Saham melalui Perusahaan Efek dan/atau Bank Kustodian dimana Pemegang Saham membuka rekeningnya. Sedangkan bagi Pemegang Saham yang sahamnya tidak dimasukkan dalam penitipan kolektif KSEI maka pembayaran dividen tunai akan ditransfer ke rekening Pemegang Saham. 3. Dividen tunai tersebut akan dikenakan pajak sesuai dengan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku. Jumlah pajak yang dikenakan akan menjadi tanggungan Pemegang Saham yang bersangkutan serta dipotong dari jumlah dividen tunai yang menjadi hak Pemegang Saham yang bersangkutan. 4. Bagi Pemegang Saham yang merupakan Wajib Pajak Dalam Negeri yang berbentuk badan hukum yang belum mencantumkan Nomor Pokok Wajib Pajak (“NPWP”) diminta menyampaikan NPWP kepada KSEI atau Biro Administrasi Efek/BAE PT Adimitra Jasa Korpora dengan alamat, Rukan Kirana Boutique Office, Jl. Kirana Avenue III Blok F 3 No. 5, Kelapa Gading, Jakarta Utara, paling lambat tanggal 31 Agustus 2020 pada pukul 16.00 WIB. Tanpa pencantuman NPWP, dividen tunai yang dibayarkan kepada Wajib Pajak Dalam Negeri tersebut akan dikenakan PPh sebesar 30%. 5. Bagi Pemegang Saham yang merupakan Wajib Pajak Luar Negeri yang pemotongan pajaknya akan menggunakan tarif berdasarkan Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda (“P3B”) wajib memenuhi persyaratan pasal 26 Undang-undang pajak penghasilan No. 36 Tahun 2008 tentang perubahan keempat atas Undang-undang No. 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan serta menyampaikan form DGT-1 atau DGT-2 yang telah dilegalisasi oleh Kantor Pelayanan Pajak Perusahaan Masuk Bursa kepada KSEI atau BAE sesuai dengan ketentuan KSEI. Tanpa adanya dokumen dimaksud, dividen tunai yang dibayarkan akan dikenakan PPh pasal 26 sebesar 20%. Jakarta, 19 Agustus 2020 PT Tunas Baru Lampung Tbk Direksi PENGUMUMAN RINGKASAN RISALAH RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN PT TUNAS BARU LAMPUNG Tbk (Member of Sungai Budi Group) Fully Integrated Palm Cooking Oil Producer And Downstream Product And Fully Integrated Sugar Producer (“Perseroan”) SP/Ruht Semiono akan di bawah 1,5% PDB. Rendahnya CAD dipengaruhi oleh membaiknya neraca perdagangan, sejalan dengan penurunan impor akibat melemahnya permintaan domestik. Bukan Kondisi Positif Ekonom PT Bank Permata Tbk Josua Pardede mengatakan, penyusutan CAD menjadi US$ 2,9 miliar atau setara 1,2% PDB dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi yang rendah pada tahun ini. Ia mencontohkan, pada 2018 pertumbuh- an ekonomi membaik mencapai 5,17% dan diikuti dengan melebarnya defisit transaksi berjalan. Kemudian, secara umum CAD yang mengecil juga ditopang oleh surplus neraca perdagangan barang yang meningkat dibandingkan periode yang sama 2019. Hal ini seiring dengan impor yang turun lebih dalam dibandingkan ekspor, dan kemudian terkait dengan neraca jasa yang memang masih me- lebar defisit. Dengan demikian, kata Josua, posisi CAD yang menurun pada kuartal II-2020 bukan menunjukkan kondisi yang positif sebab impor turun lebih dalam diban- dingkan ekspor. Ia memperkirakan, hingga akhir tahun CAD masih tetap rendah di bawah 1,5% PDB dan pada kuartal IV akan meningkat tetapi secara keseluruhan tetap di bawah 1,5%. “Jadi, ini bukan tanda yang bagus. Penurunan defisit transaksi berjalan karena turunnya impor. Siklus CAD me- ngecil terjadi secara lima tahunan saat ekonomi melambat. Dan saat stimulus moneter dan fiskal diberikan, ekonomi mulai booming, CAD naik kembali. Ini jadi siklus lima tahunan,” pungkas dia.

Transcript of 9 MACRO ECONOMICS · 2020. 8. 19. · Menurut dia, ekspor nonmigas Juli 2020 mencapai US$ 13,03...

Page 1: 9 MACRO ECONOMICS · 2020. 8. 19. · Menurut dia, ekspor nonmigas Juli 2020 mencapai US$ 13,03 miliar, naik 13,86% dibanding Juni 2020. Sementa-ra jika dibanding ekspor nonmigas

Kinerja NPI tersebut didukung oleh menurunnya defisit transaksi berjalan ser ta besarnya surplus transaksi modal dan finansial. Sejalan dengan perkembangan surplus NPI, posisi cadangan devisa pada akhir Juni 2020 meningkat menjadi sebesar US$ 131,7 miliar.

Demikian data BI yang diterima Investor Daily, Selasa (18/8/2020). Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 8,1 bulan impor dan utang luar negeri pemerintah ser-ta berada di atas standar kecukupan internasional.

Surplus NPI, antara lain, disebab-kan oleh defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) Indone-sia pada kuartal II-2020 yang membaik menjadi US$ 2,9 miliar atau setara 1,2% produk domestik bruto (PDB).

CAD kuartal II 2020 lebih ren-dah dari kuartal sebelumnya yang mencapai US$ 3,7 miliar atau 1,4% dari PDB. “(Penyusutan CAD) ini ditopang surplus neraca perdagang-an barang akibat penurunan impor karena melemahnya permintaan do-mestik serta surplus transaksi modal dan finansial yang sebesar US$ 10,5 miliar,” ujar Direktur Eksekutif dan Kepala Departemen Komunikasi BI Onny Widjanarko dalam keterangan tertulisnya, Selasa (18/8).

Neraca perdagangan barang pada kuartal II-2020 tercatat surplus US$ 3,98 miliar, turun dibandingkan kuartal sebelumnya yang mencapai US$ 4,37 miliar. Namun, surplus neraca perda-gangan barang ini masih lebih besar dibandingkan dengan kuartal II tahun

lalu yang tercatat US$ 0,57 miliar.“Di samping itu, CAD mengecil ka-

rena berkurangnya pembayaran imbal hasil kepada investor asing. Ini sejalan dengan kontraksi pertumbuhan ekono-mi domestik pada kuartal II-2020 yang tercermin pada penurunan kinerja per-usahaan dan investasi,” imbuh Onny.

Sementara itu, defisit neraca jasa tercatat US$ 2,15 miliar, lebih tinggi dibandingkan kuartal sebelumnya yang defisit US$ 1,88 miliar maupun kuartal II-2019 yang juga defisit US$ 1,88 miliar.

Peningkatan defisit neraca jasa ini didorong oleh defisit jasa perja-lanan karena kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) yang turun signifikan selama pandemi Covid-19.

“Remitansi dari pekerja migran Indonesia (PMI) juga berkurang, se-jalan dengan kontraksi pertumbuhan

ekonomi dunia,” tambah Onny.Lebih lanjut Onny mengatakan,

transaksi modal dan finansial pada ku-artal II 2020 surplus cukup signifikan dibanding triwulan sebelumnya, seja-lan dengan meredanya ketidakpastian pasar keuangan global.

Surplus transaksi modal dan fi-nansial yang sebesar US$ 10,5 miliar terutama berasal dari aliran masuk neto investasi portofolio dan inves-tasi langsung, setelah pada kuartal sebelumnya mencatatkan defisit US$ 3 miliar.

Ia mengatakan, aliran masuk in-vestasi portofolio meningkat dalam bentuk penerbitan global bond oleh pemerintah dan korporasi, serta pem-belian Surat Utang Negara (SUN). Berlanjutnya aliran masuk modal asing tersebut dipengaruhi oleh liku-iditas global yang meningkat, imbal hasil instrumen keuangan domestik yang tetap menarik, dan terjaganya keyakinan investor terhadap kondisi perekonomian Indonesia.

“Investasi langsung turut menyum-bang surplus pada neraca transaksi modal dan finansial, meski relatif me-lambat dibandingkan dengan capaian pada kuartal sebelumnya, sejalan dengan kontraksi ekonomi domestik,” tutur Onny.

Sedangkan untuk transaksi in-vestasi lainnya mengalami defisit, dipengaruhi oleh pola kuar talan meningkatnya pembayaran pinjam-an luar negeri.

Ke depan, lanjut Onny, Bank Indo-nesia senantiasa mencermati dinami-ka perekonomian global yang dapat mempengaruhi prospek NPI dan terus memperkuat bauran kebijakan guna menjaga stabilitas perekono-mian, serta memperkuat koordinasi kebijakan dengan pemerintah dan otoritas terkait guna memperkuat ketahanan sektor eksternal.

Sebelumnya, Gubernur BI Perry Warjiyo dalam berbagai kesempatan menyampaikan perkiraannya bahwa defisit CAD pada kuartal II-2020

JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, neraca perdagangan Indonesia pada Juli 2020 mengalami surplus US$ 3,26 miliar. Ini terjadi lantaran pada periode itu ekspor mencapai US$ 13,73 miliar, sedangkan impor mencapai US$ 10,47 miliar.

“Surplus ini jauh lebih besar diban-dingkan surplus pada Juni 2020 dan juga jauh lebih besar dibandingkan Juli 2019 di mana kita waktu itu mengalami defisit US$ 0,28 miliar,” kata Kepala BPS Kecuk Suhariyanto dalam konferensi pers secara virtual di Jakarta, Selasa (18/8).

Suhariyanto menyampaikan, nilai ekspor Indonesia pada Juli 2020 yang mencapai US$ 13,73 miliar itu meningkat 14,33% dibanding ekspor Juni 2020. Sementara dibanding Juli 2019 nilainya menurun 9,90%.

“Kalau kita lihat secara bulanan, kondisi ekspor berada di arah yang bagus, naik 14,33%. Dari nilai bulanan menunjukkan progres yang cukup menggembirakan. Kita berharap, eks-por kita ke depan akan terus menun-jukan peningkatan,” ucap Suhariyanto.

Menurut dia, ekspor nonmigas Juli 2020 mencapai US$ 13,03 miliar, naik

13,86% dibanding Juni 2020. Sementa-ra jika dibanding ekspor nonmigas Juli 2019, nilainya turun 5,87%.

Sementara itu, nilai impor Indone-sia pada Juli 2020 yang mencapai US$ 10,47 miliar atau turun 2,73% diban-dingkan Juni 2020, dan dibandingkan Juli 2019 turun 32,55%.

Impor non migas Juli 2020 menca-pai US$ 9,51 miliar atau turun 5,7% dibandingkan Juni 2020. Sedangkan Dibandingkan Juli 2019 juga turun 30,95%.

Sementara impor migas Juli 2020 se-nilai US$ 0,96 miliar atau naik 41,53% dibandingkan Juni 2020, namun dibandingkan Juli 2019 turun 45,19%.

Suhariyanto menuturkan, secara kumulatif dari Januari sampai Juli 2020, neraca perdagangan mengalami surplus sebesar US$ 8,75 miliar. Posisi neraca perdagangan Indonesia pun mengalami surplus dengan beberapa negara pada Juli 2020 di antaranya pertama, mengalami surplus US$ 1,04 miliar dengan Amerika Serikat. Kedua, dengan India di mana neraca perdagangna mengalami surplus US$ 466,9 juta.

Pada saat yang sama, neraca per-

dagangan Indonesia mengalmai de-fisit dengan beberapa negara seperti pertama, dengan Tiongkok sebesar defisit US$ 694,9 juta. Kedua, defisit dengan Brasil sebesar US$ 138,3 juta. Ketiga, defisit dengan Korea Selatan sebesar US$ 114,2 juta.

Cukup Resilien Ekonom Universitas Indonesia (UI)

Fithra Faisal Hastiadi mengatakan, kondisi neraca perdagangan pada Juli 2020 menunjukan ekspor Indonesia cukup resilien perkembangannya. Pasalnya, sebelum pandemi Covid-19, ekspor Indonesia terus menurun per-kembangannya.

“Kalaupun surplus ini terjadi karena impornya jauh lebih turun dari ekspor, dalam dua bulan terakhir ekspor tetap stabil, artinya ini sangat baik apalagi di masa pandemi. Kenapa ekspor bisa naik, salah satunya karena kinerja dari industri yang membaik,” ucap Fithra ketika dihubungai lewat sambungan telpon pada Selasa (18/8) malam.

Sedangkan Peneliti Center of Re-form on Economics (Core) Indonesia Yusuf Rendy Manilet mengatakan, melihat surplus yang terjadi Juli lalu meneruskan tren surplus pada Juni 2020. Karena, tren surplus terjdi karena penurunan impor yang lebih dalam dari penurunan ekspor. Mes-kipun detail ekspor meningkat secara bulanan, tetapi secara tahunan terjadi minus 9,9%.

Menurut Yusuf, idealnya, ketika pemerintah sudah melakukan relak-sasi pembatasan sosial berskala besar (PSBB) permintaan terhadap barang manufaktur meningkat karena aktivi-tas masyarakat sudah lebih longgar. Tetapi, hingga kini permintaan terha-dap barang manufaktur relatif tumbuh lambat. (ark)

JAKARTA – Bank Indonesia (BI) menegaskan, penerbitan uang rupiah khusus atau Uang Peringatan Kemer-dekaan (UPK) Ke-75 Tahun dengan pecahan Rp 75 ribu bukan merupakan bentuk program redenominasi.

Hal ini seiring dengan angka dalam nominal pecahan tersebut untuk tiga digit angka nol dalam nominal ditampilkan dengan cetakan sangat kecil, sehingga angka 75 lebih men-dominasi.

Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Rosmaya Hadi menegaskan, pencetakan uang khusus nominal Rp 75 ribu bukan bentuk redenominasi tetapi bagian dari pencetakan uang pada 2020.

“Tiga digit angka 0 yang kecil itu bukan redenominasi, redenominasi itu menghilangkan tiga angka dan dengan nilai tetap dan itu lain lagi ceritanya,” kata Rosmaya dalam Media Briefing, Selasa (18/8).

Dia mengatakan, redenominasi memiliki tujuan untuk efisiensi pada tulisan dalam digit suatu nominal dan dilakukan saat kondisi perekonomian dirasa sudah sesuai dan pembahasan terkait redenominasi pun dilakukan oleh tim khusus lainnya di BI.

“Redenominasi tentu saja itu akan berlakukan saat perekonomian dan kondisi yang pas. Jadi, (ini) tidak ter-masuk dalam redenominasi, ada satu tim lagi yang terus ikuti bagaimana melakukan ada stepnya lagi. Jadi, saya tidak bisa katakan ini, sebab ini berbeda. Ini bagian pencetakan uang 2020 dan memperolehnya melalui tukar uang,” jelas dia.

Lebih lanjut, dia mengatakan, penerbitan URK ini merupakan mo-mentum menyambut 75 tahun Ke-merdekaan Republik Indonesia, dan dinilai memiliki lambang kematangan dan keberhasilan dari pembangunan Republik Indonesia selama 75 tahun.

“Jadi coba drive desain 75 angka ini, dan kembali kita melihat 75 ribu hal yang pas. Kami lakukan step diskusi hal ini, dan uang tertinggi sekarang di Indonesia sebesar Rp 100 ribu dan melihat Rp 75 ribu pas sekali, belum pernah dikeluarkan dan melambang-kan 75 tahun kemerdekaan usia matang,” papar Rosmaya.

Kendati begitu, dia mengaku senang atas antusiasme masyarakat Indonesia yang ingin memiliki uang pecahan Rp 75 ribu tersebut mengingat hanya ter-sedia sebanyak 75 juta lembar. “Senang sekali melihat masyarakat mengawal semua ini. Kami senang melayani masyarakat,” ujar dia.

Pada kesempatan yang sama Ros-maya menyatakan, uang rupiah khusus ini juga dapat digunakan se-bagai alat pembayaran yang sah untuk bertransaksi saat berbelanja, sehingga fungsinya sama dengan uang kertas lainnya. (try)

rabu 19 agustus 2020

9 MACRO ECONOMICS

Paripurna DPRMenteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (kiri) menerima berkas pandangan fraksi saat menghadiri Rapat Paripurna DPR Ke-2 Masa Per-sidangan I Tahun Sidang 2020 - 2021 di Gedung Nusantara, Komplek Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (18/8/2020). Rapat membahas agenda tunggal yakni Pandangan Fraksi atas RUU tentang Pertanggungjawaban atas Pelaksanaan APBN TA 2019.

Oleh Triyan Pangastuti

JAKARTA – Neraca pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal II surplus US$ 9,24 miliar. Angka ini mengalami pembalikan dibandingkan kuartal sebe-lumnya yang defisit US$ 8,54 miliar.

Onny Widjanarko

Dengan ini Direksi Perseroan mengumumkan ringkasan risalah Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (“Rapat”)Perseroan yang diselenggarakan di Hotel Westin - Ruang Padang Jl. H.R. Rasuna Said Kav. C-22 A, RT 2/RW 5, Karet Kuningan, Kecamatan Setiabudi, Jakarta Selatan 12940, pada hari Jum’at tanggal 14 Agustus 2020 yang dimulai pada pukul 14.24 WIB sampai dengan pukul 15.33 WIB dalam rangka memenuhi Pasal 51 ayat (2) Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 15/POJK.04/2020 tertanggal 21 April 2020 tentang Rencana Dan Penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Terbuka (selanjutnya disebut ”POJK”).

Rapat dihadiri oleh:Dewan KomisarisKomisaris : Oey AlbertKomisaris Independen : Justinus Aditya SidhartaDireksiPresiden Direktur : WidartoWakil Presiden Direktur : Sudarmo TasminDirektur : Djunaidi Nur Oey Alfred Pemegang Saham Yang Hadir Dalam Rapat1. Elsa Gunawan selaku kuasa dari Widarto selaku pemilik 2.338.000 saham.2. Helda Dominggus selaku kuasa dari Santoso Winata selaku pemilik 2.338.000 saham.3. Jason Indrian Winata :

- dalam jabatannya selaku Direktur PT. Budi Delta Swakarya selaku pemilik 1.452.246.896 saham.- selaku kuasa dari PT. Sungai Budi selaku pemilik 1.499.929.596 saham.

4. Masyarakat (Publik) selaku pemilik 1.338.711.845 saham.

Pemegang SahamPara pemegang saham yang hadir dalam Rapat yaitu para pemegang saham yang mewakili sejumlah 4.295.564.337 saham atau sebesar 81,35% dari total saham yang mempunyai hak suara yang sah dalam Rapat yaitu 5.279.889.539 saham.

Sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar Perseroan, serta sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku termasuk ketentuan perundangan di Pasar Modal, Direksi Perseroan antara lain telah melakukan hal-hal sebagai berikut:1. Memberitahukan rencana akan diselenggarakannya Rapat kepada Otoritas Jasa Keuangan (”OJK”)

melalui surat tanggal 01 Juli 2020.2. Melakukan pengumuman dan panggilan Rapat kepada para Pemegang Saham melalui iklan pada

1 (satu) surat kabar harian berbahasa Indonesia yaitu harian “Bisnis Indonesia”. Iklan pengumuman terbit pada hari Rabu, tanggal 08 Juli 2020 dan iklan panggilan terbit pada hari Kamis, tanggal 23 Juli 2020. Iklan pengumuman dan iklan panggilan telah diumumkan juga melalui situs Bursa Efek Indonesia (BEI) dan situs Perseroan(www.tunasbarulampung.com) dan situs web penyedia E-RUPS melalui aplikasi eASY.KSEI dengan masing-masing tanggal yang sama dengan tanggal pada surat kabar tersebut di atas.

Dalam pembahasan setiap agenda Rapat, pemegang saham/kuasanya diberikan kesempatan untuk mengajukan pertanyaan yang sesuai dengan agenda Rapat yang dibicarakan.

Mekanisme pengambilan keputusan dalam Rapat adalah sebagai berikut:1. a. Untuk Agenda Kesatu sampai dengan Agenda Kelima

Keputusan diambil dengan pemungutan suara yang dilakukan secara tertulis dengan Formulir Pernyataan Pendapat dan/atau secara lisan dengan mengangkat tangan;

b. Untuk Agenda KeenamKeputusan diambil berupa penetapan atas Agenda Keenam sehingga tidak ada pemungutan suara.

2. Pemegang saham dan kuasa pemegang saham diharapkan untuk menghadiri Rapat sampai ditutupnya Rapat ini. Jika ada pemegang saham yang meninggalkan ruangan pada saat pemungutan suara dilakukan, maka yang bersangkutan dianggap menyetujui segala keputusan Rapat.

Rapat diselenggarakan dengan agenda sebagai berikut :1. Persetujuan dan pengesahan atas Laporan Direksi mengenai jalannya usaha Perseroan dan tata

usaha keuangan Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2019 serta persetujuan dan pengesahan atas Laporan Keuangan Perseroan, termasuk di dalamnya Neraca dan Perhitungan Laba/Rugi Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2019 yang telah diaudit oleh Akuntan Publik Independen, dan persetujuan atas Laporan Tahunan Perseroan, laporan tugas pengawasan Dewan Komisaris Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2019, serta memberikan pelunasan dan pembebasan tanggung jawab sepenuhnya (acquit et de charge) kepada seluruh anggota Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan atas tindakan pengurusan dan pengawasan yang telah dilakukan dalam tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2019.

2. Penetapan penggunaan laba bersih Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2019.

3. Penetapan gaji dan tunjangan bagi anggota Direksi Perseroan dan gaji atau honorarium dan tunjangan bagi anggota Dewan Komisaris Perseroan yang akan dilakukan dengan mempertimbangkan usulan atau rekomendasi dari Komite Remunerasi dan Nominasi Perseroan.

4. Penunjukan akuntan publik yang akan memberikan jasa audit atas Laporan Keuangan Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2020.

5. Persetujuan atas perubahan susunan pengurus Perseroan.6. Pelaporan realisasi penggunaan dana penawaran umum.

Hasil keputusan Rapat adalah sebagai berikut: Agenda Rapat Pertama

Jumlah Pemegang Saham Yang Bertanya : 859.000 sahamHasil Pemungutan Suara : - Setuju : 4.295.564.337 saham atau 100% dari yang hadir.- Abstain : 4.516.600 saham atau 0,11% dari yang hadir.- Tidak Setuju : 0 saham atau 0% dari yang hadir.

Keputusan Rapat : Menerima baik, menyetujui dan mengesahkan Laporan Direksi mengenai jalannya usaha

Perseroan dan tata usaha keuangan Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2019 serta persetujuan dan pengesahan atas Laporan Keuangan Perseroan, termasuk di dalamnya Neraca dan Perhitungan Laba/Rugi Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2019 yang telah diaudit oleh Akuntan Publik Independen, dan persetujuan atas Laporan Tahunan Perseroan, laporan tugas pengawasan Dewan Komisaris Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2019, serta memberikan pelunasan dan pembebasan tanggung jawab sepenuhnya (acquit et de charge) kepada seluruh anggota Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan atas tindakan pengurusan dan pengawasan yang telah dilakukan dalam tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2019.

Agenda Rapat KeduaJumlah Pemegang Saham Yang Bertanya : 0 sahamHasil Pemungutan Suara : - Setuju : 4.295.564.337 saham atau 100% dari yang hadir.- Abstain : 0 saham atau 0% dari yang hadir.- Tidak Setuju : 0 saham atau 0% dari yang hadir.Keputusan Rapat :Menyetujui dan menetapkan penggunaan laba bersih Perseroan untuk Tahun Buku 2019 yaitu dengan membagikan dividen tunai sebesar Rp. 131.997.238.475,- (seratus tiga puluh satu miliar sembilan ratus sembilan puluh tujuh juta dua ratus tiga puluh delapan ribu empat ratus tujuh puluh lima Rupiah) atau Rp 25,- (dua puluh lima Rupiah) per lembar saham dan sebesar Rp. 500 juta ditetapkan sebagai dana cadangan. Sisa dari laba bersih Perseroan setelah dikurangi dana cadangan akan dimanfaatkan untuk kegiatan operasional Perseroan yang dimasukkan dalam pos “Saldo Laba”, serta memberikan kuasa dan wewenang kepada Direksi Perseroan untuk melakukan segala tindakan yang diperlukan terkait dengan pelaksanaan keputusan-keputusan tersebut di atas termasuk tetapi tidak terbatas untuk membuat atau meminta dibuatkan segala akta-akta, surat-surat maupun dokumen-dokumen yang diperlukan, serta hadir di hadapan pihak/pejabat yang berwenang, satu dan lain hal tanpa ada yang dikecualikan.

Agenda Rapat KetigaJumlah Pemegang Saham Yang Bertanya : 0 sahamHasil Pemungutan Suara : - Setuju : 4.294.126.437 saham atau 99,97% dari yang hadir.- Abstain : 0 saham atau 0% dari yang hadir.- Tidak Setuju : 1.437.900 saham atau 0,03% dari yang hadir.Keputusan Rapat :Penetapan gaji dan tunjangan bagi anggota Direksi dan gaji atau honorarium dan tunjangan bagi anggota Dewan Komisaris Perseroan untuk Tahun Buku 2020 maksimal kenaikan 20% dari tahun lalu yang dilakukan dengan mempertimbangkan usulan atau rekomendasi dari Komite Remunerasi dan Nominasi Perseroan.

Agenda Rapat KeempatJumlah Pemegang Saham Yang Bertanya : 0 SahamHasil Pemungutan Suara : - Setuju : 4.282.834.237 saham atau 99,71% dari yang hadir.- Abstain : 0 saham atau 0% dari yang hadir.- Tidak Setuju : 12.730.100 saham atau 0,29% dari yang hadir.Keputusan Rapat :Memberikan pendelegasian wewenang dan pemberian kuasa kepada Dewan Komisaris untuk melakukan penunjukan akuntan publik yang akan melakukan audit atas buku Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2020 berikut dengan persyaratan serta ketentuan lainnya terkait dengan penunjukan tersebut.

Agenda Rapat Kelima

Jumlah Pemegang Saham Yang Bertanya : 0 SahamHasil Pemungutan Suara : - Setuju : 4.186.347.538 saham atau 97,46% dari yang hadir.- Abstain : 859.000 saham atau 0,02% dari yang hadir.- Tidak Setuju : 109.216.799 saham atau 2,54% dari yang hadir.Keputusan Rapat :A. Menerima pengunduran diri Tuan Nagarajah Sengaravih selaku Direktur Independen

Perseroan, dengan demikian memberikan pembebasan dan pemberesan serta pelepasan tanggung jawab sepenuhnya (acquit et de charge) atas tindakan-tindakan yang telah dilakukannya sampai dengan tanggal ditutupnya Rapat ini, sepanjang tindakan-tindakan tersebut tercermin dalam buku-buku atau catatan-catatan Perseroan.

B. Sehubungan dengan pengunduran diri salah satu anggota Direksi tersebut, maka susunan Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan terhitung sejak ditutupnya Rapat ini sampai dengan penutupan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Perseroan yang akan diadakan pada tahun 2023, dengan tidak mengurangi hak Rapat Umum Pemegang Saham untuk memberhentikannya sewaktu-waktu, adalah sebagai berikut: Presiden Komisaris : Santoso WinataKomisaris : Oey AlbertKomisaris Independen : Justinus Aditya SidhartaPresiden Direktur : WidartoWakil Presiden Direktur : Sudarmo TasminDirektur : Djunaidi NurDirektur : Oey AlfredDirektur : Mawarti WongsoDirektur : Chin Poh PengDirektur : Murugaiah Periasamy

C. Memberikan wewenang dan kuasa kepada Direksi Perseroan, baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama, dengan hak substitusi, untuk melakukan segala tindakan sehubungan dengan perubahan susunan pengurus Perseroan sebagaimana tersebut di atas, termasuk tetapi tidak terbatas untuk membuat atau meminta untuk dibuatkan serta menandatangani dalam akta yang dibuat dihadapan notaris sehubungan dengan agenda Rapat dan memberitahukan perubahan susunan Perseroan tersebut kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, serta melakukan semua dan setiap tindakan yang diperlukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Agenda Rapat KeenamJumlah Pemegang Saham Yang Bertanya : 0 SahamKeputusan Rapat :Pelaporan realisasi penggunaan dana penawaran umum Obligasi Berkelanjutan I Tunas Baru Lampung Tahap II Tahun 2020.

Jadwal Dan Tatacara Pembayaran Dividen Tunai Selanjutnya sehubungan dengan keputusan Agenda Rapat Kedua sebagaimana tersebut di atas dimana Rapat telah memutuskan untuk dilakukan pembayaran dividen tunai dengan jadwal dan tata cara sebagai berikut:1. Jadwal Pembagian Dividen Tunai

No. Keterangan Tanggal1. Pengumuman di Surat Kabar 19 Agustus 20202. Pengumuman di Bursa Efek Indonesia 19 Agustus 20203. Cum Dividen di Pasar Reguler dan Pasar Negosiasi 27 Agustus 20204. Ex Dividen di Pasar Reguler dan Pasar Negosiasi 28 Agustus 20205. Recording Date 31 Agustus 20206. Cum Dividen di Pasar Tunai 31 Agustus 20207. Ex Dividen di Pasar Tunai 01 September 20208. Pembayaran Dividen 16 September 2020

2. Mekanisme Pembagian Dividen Tunai: 1. Dividen tunai akan dibagikan kepada pemegang saham yang namanya tercatat dalam Daftar

Pemegang Saham Perseroan (“DPS”) atau recording date pada tanggal 31 Agustus 2020 dan/atau pemilik saham perseroan pada sub rekening efek di PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (“KSEI”) pada penutupan perdagangan tanggal 31 Agustus 2020.

2. Bagi Pemegang Saham yang sahamnya dimasukkan dalam penitipan kolektif KSEI, pembayaran dividen tunai dilaksanakan melalui KSEI dan akan didistribusikan ke dalam rekening perusahan Efek dan/atau Bank Kustodian pada tanggal 16 September 2020. Bukti pembayaran dividen tunai akan disampaikan oleh KSEI kepada Pemegang Saham melalui Perusahaan Efek dan/atau Bank Kustodian dimana Pemegang Saham membuka rekeningnya. Sedangkan bagi Pemegang Saham yang sahamnya tidak dimasukkan dalam penitipan kolektif KSEI maka pembayaran dividen tunai akan ditransfer ke rekening Pemegang Saham.

3. Dividen tunai tersebut akan dikenakan pajak sesuai dengan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku. Jumlah pajak yang dikenakan akan menjadi tanggungan Pemegang Saham yang bersangkutan serta dipotong dari jumlah dividen tunai yang menjadi hak Pemegang Saham yang bersangkutan.

4. Bagi Pemegang Saham yang merupakan Wajib Pajak Dalam Negeri yang berbentuk badan hukum yang belum mencantumkan Nomor Pokok Wajib Pajak (“NPWP”) diminta menyampaikan NPWP kepada KSEI atau Biro Administrasi Efek/BAE PT Adimitra Jasa Korpora dengan alamat, Rukan Kirana Boutique Office, Jl. Kirana Avenue III Blok F 3 No. 5, Kelapa Gading, Jakarta Utara, paling lambat tanggal 31 Agustus 2020 pada pukul 16.00 WIB. Tanpa pencantuman NPWP, dividen tunai yang dibayarkan kepada Wajib Pajak Dalam Negeri tersebut akan dikenakan PPh sebesar 30%.

5. Bagi Pemegang Saham yang merupakan Wajib Pajak Luar Negeri yang pemotongan pajaknya akan menggunakan tarif berdasarkan Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda (“P3B”) wajib memenuhi persyaratan pasal 26 Undang-undang pajak penghasilan No. 36 Tahun 2008 tentang perubahan keempat atas Undang-undang No. 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan serta menyampaikan form DGT-1 atau DGT-2 yang telah dilegalisasi oleh Kantor Pelayanan Pajak Perusahaan Masuk Bursa kepada KSEI atau BAE sesuai dengan ketentuan KSEI. Tanpa adanya dokumen dimaksud, dividen tunai yang dibayarkan akan dikenakan PPh pasal 26 sebesar 20%.

Jakarta, 19 Agustus 2020PT Tunas Baru Lampung Tbk

Direksi

PENGUMUMAN RINGKASAN RISALAHRAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM TAHUNAN

PT TUNAS BARU LAMPUNG Tbk(Member of Sungai Budi Group)

Fully Integrated Palm Cooking Oil ProducerAnd Downstream Product And Fully Integrated Sugar Producer

(“Perseroan”)

RUPS TBL_investor.indd 1 18/08/20 15.47

SP/Ruht Semiono

akan di bawah 1,5% PDB. Rendahnya CAD dipengaruhi oleh membaiknya neraca perdagangan, sejalan dengan penurunan impor akibat melemahnya permintaan domestik.

Bukan Kondisi PositifEkonom PT Bank Permata Tbk Josua

Pardede mengatakan, penyusutan CAD menjadi US$ 2,9 miliar atau setara 1,2% PDB dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi yang rendah pada tahun ini. Ia mencontohkan, pada 2018 pertumbuh-an ekonomi membaik mencapai 5,17%

dan diikuti dengan melebarnya defisit transaksi berjalan.

Kemudian, secara umum CAD yang mengecil juga ditopang oleh surplus neraca perdagangan barang yang meningkat dibandingkan periode yang sama 2019. Hal ini seiring dengan impor yang turun lebih dalam dibandingkan ekspor, dan kemudian terkait dengan neraca jasa yang memang masih me-lebar defisit.

Dengan demikian, kata Josua, posisi CAD yang menurun pada kuartal II-2020 bukan menunjukkan kondisi yang positif

sebab impor turun lebih dalam diban-dingkan ekspor. Ia memperkirakan, hingga akhir tahun CAD masih tetap rendah di bawah 1,5% PDB dan pada kuartal IV akan meningkat tetapi secara keseluruhan tetap di bawah 1,5%.

“Jadi, ini bukan tanda yang bagus. Penurunan defisit transaksi berjalan karena turunnya impor. Siklus CAD me-ngecil terjadi secara lima tahunan saat ekonomi melambat. Dan saat stimulus moneter dan fiskal diberikan, ekonomi mulai booming, CAD naik kembali. Ini jadi siklus lima tahunan,” pungkas dia.