8.KLOROFIL

34
I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Tujuan Percobaan, (3) Prinsip Percobaan, dan (4) Reaksi Percobaan. 1.1. Latar Belakang Percobaan Nama klorofil mula-mula ditunjukan pada pigmen- pigmen hijau yang berkerja dalam fotosintesa pada tanaman berderajat tinggi. Namun kemudian diperluas pada semua kelas pigmen-pigmen porfirin yang besifat fotosintesis (Muchtadi, 1974; Hal 10). Klorofil (chlorophyll) adalah zat pembawa warna hijau pada tumbuh-tumbuhan. Klorofil berasal dari bahasa Yunani: khloros (hijau kekuningan) dan phullon (daun). Khlorofil termasuk zat makanan yang sudah ribuan tahun akrab dengan sel-sel tubuh manusia. Zat hijau/hijau kebiruan ini merupakan sel hidup pertama yang tumbuh di atas muka bumi-dalam bentuk lumut (Blue-

description

KLR

Transcript of 8.KLOROFIL

KLOROFIL

PAGE

I PENDAHULUAN

Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Tujuan Percobaan, (3) Prinsip Percobaan, dan (4) Reaksi Percobaan.

1.1. Latar Belakang Percobaan

Nama klorofil mula-mula ditunjukan pada pigmen-pigmen hijau yang berkerja dalam fotosintesa pada tanaman berderajat tinggi. Namun kemudian diperluas pada semua kelas pigmen-pigmen porfirin yang besifat fotosintesis (Muchtadi, 1974; Hal 10).

Klorofil (chlorophyll) adalah zat pembawa warna hijau pada tumbuh-tumbuhan. Klorofil berasal dari bahasa Yunani: khloros (hijau kekuningan) dan phullon (daun). Khlorofil termasuk zat makanan yang sudah ribuan tahun akrab dengan sel-sel tubuh manusia. Zat hijau/hijau kebiruan ini merupakan sel hidup pertama yang tumbuh di atas muka bumi-dalam bentuk lumut (Blue-green algae) - sekitar tiga setengah milyar tahun lalu. Sedangkan sel-sel organisme lainnya baru muncul 650 juta tahun lalu. Namun sampai saat ini, bagaimana proses terbentuknya klorofil di dalam struktur tumbuh-tumbuhan masih merupakan misteri (Anonymous, 2006).

Sejak lama zat hijau ini dipercaya memiliki khasiat panjang umur. Berbagai penelitian masa kini sudah membuktikan bahwa mereka yang lebih banyak mengkonsumsi makanan tinggi klorofil memiliki kualitas kesehatan yang lebih baik. Khlorofil memiliki hampir semua zat gizi yang diperlukan tubuh manusia dalam komposisi yang seimbang, selain kaya dengan zat anti peradangan, antibakteri, antiparasit, antioksidan, dan zat-zat berkhasiat obat lainnya (Anonymous, 2006).

Pada tanaman, karbohidrat dibentuk dari reaksi CO2 dan H2O, dengan bantuan fotosintesis dalam sel tanaman yang berklorofil. Energi sinar matahari akan menaikkan tingkat energi elektron klorofil yang kemudian ditangkap oleh akseptor elektorn dalam suatu reaksi oksidasi H2O dengan membebaskan O2 dan membentuk koenzim tereduksi, bila kloroplas daun dianalisis akan didapat sejumlah sukrosa, pati, enzim, dan gula fosfat. Adanya komponen tersebut mengakibatkan kloroplast dapat mensintesis yaitu beberapa senyawa lain misalnya pektin, selulosa, pati, pentosa (Winarno, 1997; Hal 173).

Klorofil terdapat sebagai butir-butir hijau kloroplas yang pada umumnya kloroplas itu berbentuk oval, bahan dasarnya disebut stroma (Dwidjoseputo, 1989; Hal 13).

1.2. Tujuan Percobaan

Tujuan percobaan dari analisa kadar klorofil adalah untuk mengetahui seberapa besar kandungan klorofil dalam bahan pangan sehingga klorofil yang merupakan bahan pewarna alami pada bahan pangan dapat dimanfaatkan sebagaimana mestinya.

1.3. Prinsip Percobaan

Prinsip dari percobaaan klorofil yaitu berdasarkan penambahan alkohol 95 % sampai 3 kali tahap penambahan alkohol dengan blanko menggunakan spektrofotometri.

1.4. Reaksi Percobaan

Klorofil Klorofil + Fitol

Klorofil + Karbohidrat+ Pektin + Hg+ II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Definisi Klorofil, (2) Fungsi Klorofil, (3) Manfaat Klorofil, (4) Sumber Klorofil, (5) Perubahan Klorofil.2.1. Definisi Klorofil

Klororfil adalah pigmen hijau yang menjadi penyebab warna sayuran berdaun dan beberapa buah-buahan. Dalam hijau daun berklorofil terurai pada saat senesen dan warna hijau cenderung hilang. Dalam banyak buah, klorofil ada pada buah yang belum masak dan hilang secara penlahan-lahan ketika karetonoid kuning dan merah berubah saat sebelum pemasakan.

Dalam tumbuhan, klorofil terisolasi dalam suatu kloroplastid. Kloroplastid merupakan partikel yang sangat kecil yang terdiri dari 1(m pada batas resolusi dari mikroskop cahaya gerana sangat terstruktur dan mengandung lamina-lamina diantara lamina-lamina ini terletak molekul klorofil (deMan, 1997; Hal 159).

Pigmen-pigmen fotosintesis mengandung kromofor yaitu kumpulan yang mapu menyerap energi cahaya klorofil dan mengandung 2 bagian yaitu:

1. gelang porfirin yang menyerap cahaya

2. rantai phytol yang mengikat klorofil pada membran.

Pada gelang porfirin ini terdapat sistem konjugasi yaitu ikatan double dan ikatan single yang berselangan sehingga memudahkan pergerakan elektron untuk penyerapan cahaya. Faktor-faktor pengendapan mempengaruhi pembentukan klorofil adalah:

1. Gen

2. Cahaya

3. Unsur N, Mg, dan Fe

4. Air, apabila kekurangan air akan terjadi peristiwa desintegrasi klorofil. Bahwa cahaya matahari yang ditangkap klorofil digunakan untuk memecah air menjadi hidrogen dan oksigen (Winarno, 1997; Hal 173).

Zat hijau daun atau klorofil banyak terdapat pada sayuran hijau yang kaya akan karotenoid yang makin pekat warna sayuran maka makin tinggi karotenoidnya. Suatu bahan yang dinilai bergizi, enak, dan teksturnya sangat baik tidak akan dimakan apabila memiliki warna yang tidak enak dipandang atau memberi kesan menyimpang dari warna yang seharusnya.

Bahan pangan yang berasal dari tumbuhan yang mengandung klorofil yang dapat diketahui kadarnya yaitu, dengan menggunakan alat yang dinamakan spektrofotometer. Pada klorofil yang berwarna hijau dapat merubah menjadi coklat akibat subtitusi magnesium oleh hidrogen yang akan memebentuk magnesium oleh hidrogen membentuk suatu feofitin (klorofil yang membentuk dan kehilangan bahan magnesium). Reaksi tersebut berjalan cepat pada suatu larutan yang bersifat basa, klorofil dapat stabil dan tidak mudah terurai. Klorofil merupakan diester asam karboksilat dan klorofilin yaitu gugus yang satunya diesterkan dengan methanol yang dilengkapi dengan fiotil alkohol. Dalam klorofil magnesium dapat dihilangkan dengan sangat mudah yaitu dengan asam yang dapat menghasilkan feofitin a dan b. kerjasama feofitin a dan b sangat penting sekali utnuk buah secara alami yang dapat mengandung asam yang banyak, tetapi tampaknya klorofil dalam jaringan suatu tumbuhan akan terikat pada lipoprotein dan dapat terlindung dari pengaruh asam. Cahaya putih mengandung, semua warna spektrum kasat mata adari merah sampai warna violet tetapi sel;uruh panjang gelombang unsurnya tidak dapat diserap dengan menyinari secara baik dan secara merata oleh klorofil. Untuk menentukan bagaimana efektifnya setiap panjang gelombang (warna) diserap, menyionari suatu larutan klorofil dengan cahay dalam monokromatik sambil merentangkan seluruh spektrum kasat mata, maka mungkinkah untuk menggambar pada spektrum absorpsi. Klorofil stabil dalam suasana basa. Rantai fitol meyebabkan molekul klorofil tidak larut dalam air jika dari gugus fitol dihidrolisis, maka akan terbentuk metil klorofilida yang larut dalam air (Winarno, 1997; Hal 175).2.2. Fungsi Klorofil

Klorofil berperan melakukan fotosintesa (menyerap dan menggunan energi sinar matahari untuk mensintesa oksigen dan karbohidrat dari CO2 dan air) pada tumbuh-tumbuhan. Fotosintesa tidak hanya penting bagi kehidupan tumbuh-tumbuhan. Tetapi juga bagi manusia karena sebagian besar kebutuhan gizi berasal dari tumbuh-tumbuhan. Di dalam tubuh manusia, klorofil berfungsi:

1. Pembersih, membersihkan jaringan aus dan ampas (termasuk parasit dan bakteri, zat-zat kimia bersifat racun seperti pestisida, ampas obat, dan berbagai zat-zat sintetis lainnya); logam berat dari liver; lendir atau mucus dari paru-paru; kristal asem dari sendi; kelebihan kolesterol dan lemak jenuh dari arteri.2. Penguat dan penenang otak alami, kadar asam nukleat dan asam-asam amino pada klorofil dapat memenuhi kebutuhan otak akan protein, terutama neuropeptida (bagian otak yang mengolah pikiran dan emosi positif).

3. Pemberi energi, mampu mensintesa oksigen dan karbohidrat.

4. Pembentuk sel-sel darah merah, klorofil mudah diubah menjadi hemoglobin karena struktur kimiawi keduanya identik.

5. Membantu system imunitas, merangsang produksi sel-sel darah putih yang bertugas melawan serangan mikroorganisme penyakit dan memperkuat system kekebalan tubuh dengan pasokan antitumor, antikuman dan sebagainya, untuk menghambat pertumbuhan bakteri, infeksi jamur, dan luka di saluran pencernaan. Antibakteri juga mengatasi bau mulut dan bau badan. Juga mencegah kerusakan gigi dan gusi (Anonymous, 2003).2.3. Manfaat KlorofilKlorofil dapat digunakan dalam pengobatan penyakit kanker, jantung, AIDS, asma, diabetes, pneumonia, depresi, dan bahkan lepra. Juga untuk kondisi-kondisi peradangan seperti arthritis, jerawat, radang tenggorokan, radang pancreas, radang gusi, dan iritasi lambung/usus. Klorofil juga dapat digunakan untuk mengatasi anemia, mencegah konsipasi, dan meningkatkan daya tahan tubuh (Anonymous, 2003).

Zat hijau daun atau klorofil banyak terdapat pada, sayuran hijau yang kaya akan karotenoid yang makin pekat maka sayuranya akan makin tinggi kandungan karotenoidnya, sayuran hujai mempunyai khasiat atau manfaat sebagai berikut:

1. dapat menjaga kadar normal lemak darah.

2. mendapatkan kekenyalan dan kecerahan kulit.

3. dapat mengurangi radikal bebas pengaruh lensa mata

4. memacu laju pembentukan sel darah

5. mencegah penyakit kanker

6. membantu merendam lonjaknya kadar gula darah

7. membantu buang air besar

Penyakit tersebut dapat timbul pada tubuh kita, apanila kekurangan makanan sayuran terutama sayuran hijau sedangkan apabila kita berlebihan tidak akan terjadi atau menimbulkan efek-efek tersebut.

2.4. Sumber

Hampir semua sayuran daun hijau; brokoli; jus dari wheat grass, barley, dan alfafa; supplement (chlorella, spirulina, kelep) (Anonymous, 2003).2.5. Perubahan Klorofil

Klorofil di dalam tanaman membentuk suatu ikatan kompleks dengan protein yang disebut kloroplastin. Apabila suatu bahan yang mengandung klorofil dipanaskan maka protein yang terikat pada klorofil akan terdenaturasi dan klorofilnya dilepaskan. Klorofil yang berwarna hijau dapat berubah menjadi hijau kecoklatan dan mungkin berubah menjadi coklat akibat penggantian Mg2+ oleh hidrogen membentuk feotin. Reaksi ini akan berjalan cepat pada larutan yang bersifat asam.

Sayuran yang telah dipetik kemudian disimpan, klorofilnya kan mengalami suatu pemecahan (degradasi) yang menyebabkan perubahan warna sayuran tersebut dari hijau menjadi kuning, bersamaan dengan itu sayuran menjadi layu. Ketahanan warna hijau dan kecepatan menguningnya sayuran ini dipengaruhi oleh tinggi rendahnya suhu, lama penyiompanan dan komposisis udara penyimpanan. Oleh karena itu dalam penentuan kesegaran sayuran seringkali warna hijau tersebut teapi hal ini tidak bias berlaku untuk semua jenis sayuran seperti wortel, kentang, tomat, lombok dan lain-lain.

Sebagian besar sayuran dan buah-buahan tanda kematangan atau kemasakan yang pertama kali dapat dilihat adalah terjadinya perubahan warna hijau menjadi kuning, merah atau orange. Kandungan klorofil buah atau sayuran yang sedang masak lambat laun berkurang; pada umumnya sejumlah zat warna hijau tetap terdapat dalam buah, terutama dalam jaringan bagian-bagian dalam buah. Hal ini telah dibuktikan pada buah apel, pear dan tomat.

Mengenal proses biokimiawi penguraian klorofil belum diperoleh kejelasan. Benerapa penilis melaporkan adanya kegiatan klorofilase maksimum pada buah apel dan pisang pada waktu klimakterik. Oleh karena itu mereka menyimpulkan bahwa mungkin klorofilase dapat bertanggung jawab atas terjadinya penguraian klorofil. Sebaliknya pada buah tomat yang sedang mengalami proses pematangan tidak dapat dittunjukan adanya kegiatan klorofilase, padahal klorofilnya cepat berkurang. Selain dari itu, pengamatan dengan mikroskop menunjukan bahwa klorofilnya mengalami desorganisasi lebih dulu jauh sebelum warna hijaunya hilang dari jaringan. Berdasarkan sifat hidrolitik klorofilase, yang bersangkutan tidak akan mengakibatkan perubahan warna. Klorofil, terutama dalam medium asam seperti yang terdapat dalam buah tomat yang sedang masak, dapat pula kehilangan Mg2+ yang ada dipusat gugus porfirinya, dan berubah menjadi feotin; barulah akan terjadi perubahan warna, tetapi bukan hilangnya warna itu. Bagian porfirin pada molekul klorofil dapat pula dipecah yang menyebabkan timbulnya rantai tetrapirolat, biliverdin, yang tetap berwarna hijau. Hanya kalau ikatan rangkapnya mengalami oksidasi, barulah warnanya kan hilang (Muchtadi, 1983; Hal 122)

Hilangnya warna hijau pada buah yang sedang masak disebabkan karena pemecahan klorofil sedikit demi sexikit secara enzimatik, sehingga zat secara enzimatik ini terjadi karena adanya aktifitas enzim klorofilase, yang akan mengubah klorofil menjadi klorofilid. Enzim klorofilase ada dalam jaringan tanaman sebagai bagian daripada klorofil lipoprotein kompleks.

Seperti terdapat pada kebanyakan buah, warna hijau beurbah jadi kuning dalam buah jeruk ditandai dengan hilangnya klorofil dan munculnya zat warna karotenoid. Selama mash berwarna hijau, dalam flavedo yang mengandung klorofil masih berwarna hijau, dalam flavedo yang mengandung klorofil masih terjadi sediit proses fototsintesis. Tetapi kegiatan itu tidak memberikan sumbangan yang berarti terhadap terjadinya penimbunan gula di dalam buah. Pengurangan klorofil setelah warna berubah merupakan asil bersih. Sintesis klorofil mungkin dapat berlangsung terus sampai beberapa lama dan dapat dipercepat dengan pemberian asam giberelat yang menghasilkan protoklorofil a, dan klorofil b (Muchtadi, 1983; Hal 157).

III BAHAN, ALAT, DAN PROSEDUR PERCOBAAN

Bab ini akan menguaraikan mengenai : (1) Bahan yang Digunakan Percobaan, (2) Alat yang Digunakan Percobaan, (3) Prosedur Percobaan.

3.1. Bahan yang Digunakan Percobaan

Bahan yang digunakan pada percobaan Analisa Kadar Klorofil adalah Daun Singkong, alkohol 96%, dan aqudest.

3.2. Alat yang Digunakan Percobaan

Alat-alat yang digunakan pada percobaan Analisa Kadar Klorofil adalah erlenmeyer, labu takar, corong, batang pengaduk, kertas saring, dan spektrofotometer.

3.3. Metode Percobaan

Sampel sebanyak 10 gram dimasukan dalam erlemeyer yang ditutup oleh kertas karbon, lalu ditambahkan 25 ml alkohol 96 % dikocok dengan kuat selama 30 menit. Disaring, filtrat dimasukan dalam labu takar dan residunya ditambahkan 25 ml alkohol 96 % lalu dikocok kembali selama 30 menit lalu disaring kembali. Lakukan filtrasi sebanyak 4 kali, filtrat yang ada dalam labu takar ditanda bataskan dengan alkohol 96 %. Larutan filtrat tersebut dimasukan pada 2 tabung reaksi masing-masing 10 ml, lalu diukur dengan panjang gelombang 649 nm dan 665 nm.

Gambar 1. Prosedur Percobaan Analisis Klorofil

IV HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Hasil Pengamatan dan (2) Pembahasan.

4.1. Hasil Pengamatan

Hasil pengamatan Analisa Kadar Klorofil pada sampel Daun Singkong dapat dilihat pada tabel.1, sebagai beriku :

Tabel 1. Hasil Percobaan Analisis Penentuan Klorofil

MetodeSampelHasil

Penentuan KlorofilDaun Singkong29396,8 mg/L.

Sumber : Meja.4, Kelompok.2, (2006)

4.2. Pembahasan

Pada analisis penetuan kadar klorofil ini dilakukan filtrasi dengan alkohol 96 % sebanyak 4 kali, ini dimaksud agar mendapatkan filtrat yang optimal sehingga tidak ada sisi klorofil pada residu karena jika langsung ditambahkan 100 ml alkohol 96 % secara langsung tidak akan mendapatkan filtrat yang optimal. Pada percobaan ini digunakan alkohol 96 % karena klorofil dapat larut pada alkohol dapat menghasilkan atau melarutkan secara maksimal dengan pengocokan selama 30 menit degan erlemeyer yang tertutup kertas karbon yang dimaksudkan agar tidak terkena cahaya karena klorofil sangat peka terhadap cahaya jika terkena cahaya kadar klorofil pada sampel daun singkong tersebut akan berkurang.

Klorofil merupakan pigmen berwarna hijau yang terdapat di dalam kloroplas bersama dengan karoten dan xanthofil. Cara lain untuk dapat mengetahui kadar klorofil juga dapat dengan cara sebagai berikut, bahan dengan eter atau petroleum eter dan ke dalam hasil cucian ditambahkan sedikit larutan KOH 10% (dalam metanol). Apabila warna berubah menjadi coklat dan kembali lagi ke hijau serat menguatkan adanya warna klorofil (Winarno, 1997; Hal 174).

Pada percobaan analisa Kadar Klorofi, semua perlatan yang digunakan ditutup dengan menggunakan kertas karbon. Hal ini adalah untuk menghindari terjadinya proses oksidasi. Percobaan dilakukan ditempat yang gelap sesuai dengan proses fotosintesis dimana reaksi gelap sedang berlangsung. Hal ini dimaksudkan agar percobaan dapat berlangsung dalam reaksi terang akan terkena cahaya sedikit pun (deMan, 1997; Hal 260).

Pada percobaan analisa kadar klorofil dilakukan peryaringan berulang kali sampai terbentuk filtrat sampai yang keempat hal ini bertujuan untuk menghomogenkan dan menyempurnakan proses pencampuran sehingga klorofil dari bahan pangan dapat terhitung semua. Selain itu agar didapat filtrat klorofil yang sempurna sehingga dapat diukur absorbannya pada panjang gelombang 665 untuk A dan 649 untuk B.

Klorofil kelompok pigmen fotosintesis yang terdapat dalam tumbuhan, menyerap cahaya merah, biru dan ungu, serta merefleksikan cahaya hijau yang menyebabkan tumbuhan memperoleh ciri warnanya. Terdapat dalam kloroplas dan memanfaatkan cahaya yang diserap sebagai energi untuk reaksi-reaksi cahaya dalam proses fotosintesis. Klorofil a merupakan salah satu bentuk klorofil yang terdapat pada semua tumbuhan autotrof. Klorofil b terdapat pada ganggang hijau chlorophyta dan tumbuhan darat. Klorofil c terdapat pada ganggang coklat Phaeophyta serta diatome Bacillariophyta. Klorofil d terdapat pada ganggang merah Rhadophyta (Rifai, 2006).

Beberapa ahli berpendapat bahwa dapat dalam peranannya klorofil pecah dan keluar. Klorofil yang masih hidup dapat juga berikatan dengan protein. Sebelum, dilakukan dan dilarutkan dalam alkohol 95% kemudian dikocok selama 30 menit hal ini bertujuan agar bahan cepat larut dalam alkohol sehingga filtrat klorofil dengan mudah dan cepat (Winarno, 1997; Hal 175).

Pada saat penyaringan alat yang sering digunakan adalah kertas saring, corong dan juga batang pengaduk. Semua alat ini dapat mempermudah dan mempercepat proses penyaringan berdasarkan warna yang dihasilkan yang terdapat pada daun singkong tidak sayuran yang berwarna hijau, karena disebabkan adanya pigmen yang berwarna hijau yang disebut dengan klorofil, sehingga dari hasil pengamatan adalah bernilai (-) (Muchtadi, 1984; Hal 10).

Sayur-sayuran yang berwarna hijau tua lebih banyak mengandung klorofil a, sebaliknya sayur-sayuran berwarna hijau muda lebih banyak mengandung klorofil b. kadar klorofil yang terdapat dalam sayuran kira-kira 22709 mg/lt ini dibuktikan bahwa kadar klorofil cukup besar, ini juga dapat dilihat dari bentuk fisik sayur-sayuran dan buah-buahan. Pada sayur-sayuran yang berwarna hijau muda, ternyata kandungan klorofilnya lebih rendah karena kepekatan warna daunnya yang kurang. Klorofil paprika merah dapat dipakai sebagai penyedap masakan.

Klorofil a termasuk dalam pigmen berwarna hijau yang terdapat dalam kloroplas. Ada dua jenis klorofil yaitu, a dan b yang keduanya mempunyai perbandingan 3:1, yang kedua jenis klorofil tersebut secara kimiawi sangat mirip (Winarno, 1997; Hal 173).

Klorofil merupakan diester asam karboksilat dan disebut klorofilin yaitu gugus yang satunya diesterkan dengan methanol yang lainnya dengan fitil alcohol. Dalam klorofil, Mg dapat dihilangkan dengan sangat mudah dengan asam menghasilkan feotin a dan feotin b. Kerja sama feotin a dan b sangat penting sekali untuk buah yang secara alami mengandung asam banyak. Tetapi tampaknya klorofil dalam jaringan tumbuhan terikat pada lipoprotein dan terlindung dari pengaruh asam.

Klorofil stabil dalam Susana basa. Rantai fitol menyebabkan molekul klorofil tidak larut dalam air. Jika dari gugus fitol fohidrolisis, maka akan terbentuk metil klorofilida yang larut dalam air. Reaksi ini dapat dikatalisis oleh enzim klorofilase. Penghilangan gugus fitol dan Mg menghasilkan feoforbida. Selain proses itu diuraikan, tampaknya klorofil dapat tyerurai melalui jalur lain (deMan, 1997 Hal : 162).

Sayur-sayuran yang berwarna hijau tua lebih banyak mengandung klorofil a, sebaliknya sayur-sayuran berwarna hijau muda lebih banyak mengandung klorofil b. kadar klorofil yang terdapat dalam sayuran kira-kira 22709 mg/lt ini dibuktikan bahwa kadar klorofil cukup besar, ini juga dapat dilihat dari bentuk fisik sayur-sayuran dan buah-buahan. Pada sayur-sayuran yang berwarna hijau muda, ternyata kandungan klorofilnya lebih rendah karena kepekatan warna daunnya yang kurang.

Klorofil a termasuk dalam pigmen berwarna hijau yang terdapat dalam kloroplas. Ada dua jenis klorofil yaitu, a dan b yang keduanya mempunyai perbandingan 3:1, yang kedua jenis klorofil tersebut secara kimiawi sangat mirip (Winarno, 1997 Hal : 60).

Klorofil sangat penting sekali terutama bagi tubuh. Penggunaan klorofil baik berupa tablet bubuk atau cairan yang dikemas dan banyak terdapat di pasaran, dapat membantu dalam hal: meningkatkan Hb dalam darah, mengatasi anemia, membersihkan jaringan tubuh, membersihkan hati dan membantu fungsi hati. Meningkatkan daya tahan tubuh terhadap senyawa asing (virus, bakteri), memperkuat sel dan melindungi DNA terhadap kerusakan. Sebenarnya alam telah menyediakan sumber-sumber klorofil yang sangat andal yang dapat dikonsumsi tanpa membeli kemasan klorofil tablet atau cairan. Cairan adalah dengan mengkonsumsi sayuran hijau atau buah-buahan kaya klorofil setiap hari.

Klorofil adalah pigmen yang menyerap cahaya, yakni reduksi elektromagnetik pada spektrum kasat mata. Cahaya putih mengandung semua spektrum kasat mata dari merah sampai violet. Tetapi seluruh panjang gelombang umunya tidak diserap dengan baik secara merata oleh klorofil. Adalah mungkin untuk menentukan bagaimana efektifnya setiap panjang gelombang (warna) diserap dengan menyinari suatu larutan klorofil dengan cahaya peka mengukur banyaknya cahaya yang melewati larutan tersebut. Dengan mengulangi proses ini, memakai cahaya monokromatik sambil merentangkan seluruh spectrum kasat mata, maka mungkinlah untuk menggambarkan spektrum absorpsi.

Bila suatu larutan klorofil ditempatkan dalam seberkas cahaya berwarna merah tua. Fenomena ini maka dinamakan fluoresensi. Ekstrak klorofil yang kasar dapat disiapkan dengan mencelupkan daun-daun rumput kedalam etanol. Dalam seberkas cahaya putih daun itu menunjukan suatu fluoresensi. Bila suatu daun disinar dengan cahaya putih, tidak tampak adanya fluoresensi. Suatu keterangan yang mungkin adalah bahwa sesuatu telah memindahkan elektron berenergi tinggi dalam molekul klorofil yang terangsang itusebelum elektron itu dapat jatuh kembali. Jika demikian, maka klorofil molekul ini akan bermuatan positif. Sebenarnya kini ada bukti yang baik bahwa bila kloroplas disinasi molekul-molekul klorofil tertentu memang terjadi oksidasi, yaitu memperoleh suatu muatan positif.

Fluoresensi yang tampak dalam sistem utuh itu adalah warna merah yang khas bagi suatu klorofil a. Walaupun larutan klorofil b yang disinari dan larutan karotenoid disinari pula yang memperlihatkan fluoresensi yang khas, panjang gelombang ini tidak tampak bila daun utuh atau kloroplas disinari. Selain itu, fluoresensi yang benar-benar diamati bahkan tidak terjadi oleh sebagian kasus dari molekul klorofil a. Spektrum absorbsi klorofil a itu diubah faktor-faktor seperti protein yang padanya tergabung atau mungkin lokasinya di dalam membran kloroplas. Berbagai macam bentuk klorofil a dalam kloroplas masing-maing akan sedikit berbeda dalam panjang gelombang cahaya yang diserapnya secara paling efesien. Dan hanya dua diantra bentuk-bentuk klorofil a ini diamati melakukan fluoresensi. Bentuk-bentuk ini diberi tanda 700 atau 680 untuk panjang gelombangnya (masing-masing 700 nm dan 680 nm) yang menyerap paling baik.

Pigmen-pigmen lain dalam kloroplas memindahkan energinya untuk perangsangan kepada 700 atau kepada 680 klorofil b, karoteniod dan sebagian besar dari molekul-molekul klorofil a terkadang dinamai pigmen atena. Masing-masing digunakan untuk menyerap panjang gelombang tertentu dari cahaya mengenai kloroplas utuh.

Percobaan penetapan klorofil ini, erlenmeyer yang digunakan harus ditutup dengan kertas karbon. Hal ini dikarenakan agar percobaan berlangsung sempurna dan juga karena klorofil sangat peka terhadap sinar atau cahaya sehingga harus dilakukan diruang gelap. Apabila terkena cahaya klorofil akan rusak (Kimball, 1983, 132-136).

V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Kesimpulan, dan (2) Saran.

5.1. Kesimpulan

Hasil percobaan yang telah dilakukan maka didapat dan disimpulkan bahwa penentuan kadar klorofil pada sampel Daun Singkong sebesar 29396,8 mg/L.

5.2. Saran

Pada percobaan penentuan kadar klorofil adalah agar pada saat pengocokan harus lebih serius dan kencang. Sebaiknya erlenmeyer ditutup dengan kertas karbon dengan rapat agar tidak terkena cahaya bahkan teroksidasi.

DAFTAR PUSTAKA

Anonymous, (2003), Klorofil (Chlorophyll) Mengatasi bau mulut hingga penyakit infeksi, www.google.com. 11 Mei 2006.Apandi Muchtadi.Dr,.MSc, (1984), Teknologi Buah dan Sayur, Alumni, Bandung.

deMan Jhon M, (1997), Kimia Makanan, ITB, Bandung.

D. Dwidjiseputro, (1989), Pengantar Fisiologi Tumbuhan, PT. Grafindo Persada, Jakarta.

Kimball, John W., (1983), Biologi, Erlangga, Jakarta.

Mien A. Rifai., dkk, (2006), Klorofil, www.wikipedia.co.id, 11 Mei 2006.Winarno. F. G, (1997), Kimia Pangan dan Gizi, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

LAMPIRAN

Sampel : Daun Singkong

Dik : ( 649 = 0,894 nm

665 = 1,888 nm

Kadar Klorofil = [(20,0 x ( 649) + (6,1 x ( 665)] x 1000

= [(20.0 x 0,894) + (6,1 x 1,888)]

= 29396,8 mg/L

EMBED CorelDRAW.Graphic.11

PAGE

_1148040956.unknown