89011780 Tugas Besar Pern Perumahan Dan Pemukiman
-
Upload
risk-ijlik -
Category
Documents
-
view
52 -
download
9
Transcript of 89011780 Tugas Besar Pern Perumahan Dan Pemukiman
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan tugas kelompok dalam mata kuliah
“PERENCANAAN PERUMAHAN DAN PAMUKIMAN” ini dengan baik.
Dalam tugas mata kuliah ini kami mengambil data di pemukiman
“DISTRIK HERAM”. Laporan ini terdiri dari 5 Bab, meliputi : deskripsi wilayah,
batas wilayah, jumlah penduduk, sarana dan prasarana perumahan dan
pemukiman yang ada di wilayah Distrik Heram serta mengidentifikasi masalah
yang ada.
Banyak kendala dan kesulitan dalam menyusun laporan ini, terutama
dalam mencari bahasa/istilah yang tepat, sehingga laporan ini masih memerlukan
penyempurnaan. Oleh karena itu, kami sangat menghargai kritik dan saran dari
para pembaca dalam rangka menambah pengetahuan bagi kita semua.
Akhirnya, kami akan mengucapkan terima kasih kepada :
1. Pemerintahan Distrik Heram.
2. Dosen Pengampu Bapak D. Widyastomo, ST.,MT.
3. Masyarakat di sekitar wilayah Distrik Abepura.
Akhir kata, kami sajikan laporan ini dengan harapan semoga bermanfaat
bagi perkembangan pengetahuan Teknik Sipil khususnya masalah dalam
merencanakan suatu Perumahan dan Pemukiman.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pemukiman merupakan suatu keseimbangan ruang kehidupan dari
seluruh unsurnya baik yang Mengalami maupun non alami, yang saling
mendukung dan melindungi secara fisik social dan, budaya suatu
pemukiman dikota layak apabila didalamnya terdapat sarana dan prasarana.
Didistrik Heram merupkan suatu kawasan pemukiman yang didalamnya
terdapat sarana dan prasarana, serta kegiatan yang mendukung
perikehidupan disekitarnya , sarana adalah fasilitas penunjang untuk
terselengaranya kehidupan social, ekonomi dan budaya. Sedangkan
prasarana adalah kelengkapan kebutuhan dasar fisik yang harus dipenuhi
untuk berfungsinya suatu kawasan seperti yang diinginkan
1.2. Gambaran Umum Lokasi
Morfologi dataran di distrik Heram membujur dari arah Barat Daya
(Tepi Danau Sentani) dengan ketinggian 20 m di atas permukaan laut
kemiringan 3 – 8 %. Medan bergelombang kemiringan 8 – 30% dan
ketinggian 20 – 50 m di atas permukaan laut dijumpai di kelurahan Waena
sebelah utara dan sebagian kelurahan Hedam.
1.3. Identifikasi Masalah
Masalah yang ada di Distrik Heram adalah:
1. Terdapat beberapa kawasan yang belum terjangkau oleh truk-truk
pengangkut sampah ataupun tidak tersedianya TPS untuk menampung
sampah sementara. Warga yang sampahnya tidak terangkut truk sampah.
Mengumpulkan sendiri sampah-sampah yang ada untuk dibakar.
2. Air Bersih
Di kelurahan Hedam tepatnya di perumahan Organda tidak terlayani
pipa PDAM sehingga warga mendapatkan pasokan air bersih dari
sumur-sumur gali yang mereka buat sendiri.
Di kampung Yoka masyarakat yang tinggal di pinggir Danau Sentani
ada yang mengambil air bersih dari tengah Danau.
Air yang di ambil warga baik dari sumur gali maupun danau belum
terjamin kebersihan dan kelayakannya untuk di konsumsi oleh
manusia.
3. Beberapa MCK umum yang ada di distrik Heram tidak membuang air
limbah ke septic tank ataupun penampungan lain, melainkan langsung
dibuang ke tanah dan mengandalkan penyerapan tanah.
4. Drainase yang sudah ada, mengalami pendangkalan akibat sedimentasi
sampah dan tanah. Sehingga saat hujan menyebabkan banjir dan
genangan air di jalan.
5. di kampung Waena masih banyak rumah-rumah yang belum terlayani
aliran listrik PLN sehingga mereka mendapatkan listrik dengan
menumpang pada tetangga.
1.4 Tujuan dan Maksud Penulisan.
Maksud dan tujuan penulisan adalah untuk mengindentifikasih
masalah yang terjadi di Wilaya Distrik Heram dan juga membandingkan
apakah layak atau tidak sesuai dengan standart fasilitas sarana dan prasarana
yang ada.
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1. Istilah dan Pengertian
2.1.1.Menurut Undang-undang Republik Indonesia nomor 4 Tahun 1992
tentang perumahan dan pemukiman Pasal 1 menyebutkan bahwa
perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan
tempat tinggal atau lingkungan hunian yang dilengkapi dengan prasarana
dan sarana lingkungan. Pemukiman adalah bagian dari lingkungan hidup
diluar kawasan lindung. Baik yang berupa kawasan perkotaan maupun
perkampungan yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau
lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung peri kehidupan
dan penghidupan.
2.1.2.Prasarana adalah kelengkapan kebutuhan dasar fisik yang harus dipenuhi
untuk berfungsinya satu kawasan seperti yang diinginkan. Sedangkan
sarana adalah fasilitas penunjang untuk terselenggaranya kehidupan
sosial ekonomi dan budaya. Sebagai contoh di suatu kawasan pertanian,
yang dimaksud dengan prasarana adalah seperti jalan dan saluran irigasi,
sedangkan sarananya adalah koperasi dan balai pertemuan. Pengertian
sarana dan prasarana ini perlu dipahami lebih dahulu agar terjadi
kesaman visi pada penerapan dan pengembangannya. Sedangkan yang
dimaksud Teknik Prasarana Lingkungan Pemukiman (TPLP) sesuai
dengan PBB adalah merupakan kontrol dari seluruih unsur lingkungan
fisik, kesehatan atau kelangsungan hidup manusia. Prasarana lingkungan
sendiri diartikan sebagai kelengkapan lingkungan yang antara lain
berupa jalan, saluran air limbah dan saluran drainase.
2.1.3.Utilitas Umum adalah bangunan-bangunan yang diperlukan dalam
sistem pelayanan lingkungan yang diselenggarakan oleh Instansi
Pemerintah seperti : Jaringan telepon, jaringan gas, jaringan air bersih,
jaringan listrik, pembuangan sampah, pemadam kebakaran, dll.
Sedangkan fasilitas sosial adalah kelengkapan lingkungan yang antara
lain berupa :fasilitas pendidikan, kesehatan, perbelanjaan, pemerintahan,
pelayanan umum, peribadatan, rekreasi, kebudayaan, olahraga dan
lapangan terbuka serta fasilitas umum lainnya.
2.2. Prasarana Lingkungan
Menurut Direktorat Jendral Cipta Karya, Departemen Pekerjaan
Umum dalam Petunjuk Teknis Perencanaan Pembangunan dan Pengelolaan
Bidang ke-PLP-an Perkotaan dan Pedesaan tahun 1999, disebutkan bahwa
terdapat 4 prasarana dasar pemukiman yang penting yaitu:
1. Air bersih
2. Persampahan
3. Air limbah
4. Drainase
Sedangkan menurut Aromar Revi dan Manish Dube dalam
makalahnya Indicators for Urban Enviromental Services in Lucknow-
Process and Method, mengatakan bahwaterdapat enam prasarana
lingkungan pemukiman yang sangat penting dan menjadi indikator
kesejahteraan yaitu:
1. Water supply
2. Sewerage
3. Sanitasion
4. Drainage
5. Solid Waste
6. Electricity
Andrew Cotton dan Richard Franceys memberikan 7 aspek penting
yang harus diperhatikan dalam rangka pemenuhan kebutuhan prasarana
pemukiman yaitu :
1. Ground Preparation, yaitu penyediaan pondasi untuk konstruksi
rumah, termasuk juga perlindungan bagi lahan rendah dari bahaya
banjir dan erosi tanah serta pergerakan tanah pada lereng bukit.
2. Drainage, memberikan keleluasaan bagi air hujan dan air buangan
rumah tangga untuk mengalir cepat dan tidak menimbulkan
gennangan.
3. Acces and Road, penetapan lahan dengan jelas pada batas-
batasnya, rute akses, gari sempadan dan jalur kendaraan darurat.
4. Water Supply, penyediaan air bersih dalam jumlah yang layak dan
mencukupi kebutuhan dasar.
5. Sanitation, untuk memindahkan dan menbuang dengan aman
limbah manusia yang merupakan komponen penting dari kesehatan
lingkungan.
6. Solid Waste Management, menjamin dengan pasti bahwa sampah
padat dari timbulan pada pemukiman telah dikumpulkan, dibuang
dan ditangani dengan benar.
7. Power Supply, untuk memasak, penerangan dan menjalankan
peralatan elektronik lainnya.
Ketujuh aspek diatas merupakan standar prasarana dasar untuk masyarakat
berpenghasilan rendah yang merupakan kajian dari berbagai negara
berkembang didunia.
Air Bersih ( Water Supply )
Sebagai kebutuhan utama untuk perikehidupan manusia,air merupakan
prioritas dalam pemenuhan prasarana lingkungan pemukiman. Ada
beberapa hal yang penting yang penting yang menjadi perhatian utama
dalam hal air ini yaitu,jumlah air, aksesibilitasi dan reabilitas,serta
kualitas air.
Berkenaan dengan pilihan teknis dalam pengelolaan air bersih, terdapat
berbagai faktor penting yang bisa menjadin alternatif :
- Sumber air : sumber air yang tidak terlindungi, sumber air dari luar
site, sumber air tanah pada site dan air hujan.
- Distribusi : Communal supply pints, individual house supply, water
vendors.
Untuk setiap sumber air yang akan digunakan sebagai suplai air bersih,
harus dilakukan uji laboratorium untuk melihat kandungan fisik,
biologi dan kimia didalamnya sehingga dapat ditentukan proses
pengolaan sampai akhirnya layak dikonsumsi.
Air bersih merupakan faktor yang sangat penting dalam kehidupan
manusia, karena itu dalam pembangunan perumahan dan pemukiman
selalu dibarengi dengan upaya tentang bagaimana memenuhi
kebutuhan akan air bersih secara layak dan murah.
Sanitasi (Sawerage anad Sanitation)
Masalah sanitasi berkenaan dengan upaya penyehatan lingkungan
didalam rumah terutama ditekankan pada masalah penyediaan kamar
mandi dan WC (jamban) yang memenuhi syarat. Prinsip utama dalam
masalah sanitasi ini adalah bagaiman agar air buangan dari kamar
mandi dan WC tersebut tidak mencemari secara langsung pada sumber
air.
Terdapat berbagai macam sitem sanitasi yang telah dikembangkan
untuk menjaga kesehatan lingkungan pemukiman dari bahaya penyakit
menular yang dibawa oleh bibit penyakit pada air buangan tersebut.
Drainase (Drainage)
Prinsip utama dari drainase adalah secepat mungkin air hujan dapat
dibuang kebadan air alam seperti sungai dan lainnya. Namun demikian
drainase sangat erat kaitannya dengan faktor topografi lahan. Semakin
tajam topografi, semakin mudah membuat saluran drainase dengan
mengandalkan grafitasi. Semakin landai topografi semakin sulit
menentukan sistem drainase, sehingga kadang perlu dibantu dengan
pompa.
Namun demikian untuk daerah dengan topografi yang terlalu tajam,
drainase juga menjadi masalah karena aliran air yang terlalu deras,
sehingga perlu dilakukan berbagai upaya untuk menurunkan kecepatan
aliran.
Faktor penting lainnya dalam menentukan sistem drainase adalah
curah hujan dan luas daerah tangkapan (catchment area). Tingkat
kejenuhan air dalam tanah juga mempengaruhi porositas tanah dalam
perannya mengalirkan tanah dari permukaan.
Persampahan (Solid Waste)
Sampah dihasilkan akibat dari kegiatan manusia. Prinsip penanganan
sampah selalu dimulai dari sumber hingga pengolahan akhirnya. Untuk
setiap tahapan harus dilakukan upaya reduksi sehingga sampah akhir
yang harus dibuang menjadi berkurang akibat dilakukan proses
penanganan tertentu pada tahap sebelumnya.
Dalam pengelolaan persampahan, terdapat upaya yang di sebut dengan
3R yang dapat mengurangi jumlah sampah dalam jumlah yang
signifikan yaitu:
- Reduse, yaitu kegiatan untuk mengurangi jumlah timbulan sampah
sebagai pintu pertama upaya penanganan.
- Reuse, yaitu prnsip menggunakan kembali barang yang masih bisa
dipakai untuk keperluan lain.
- Recycle, yaitu mendaur ulang sampah tertentu untuk dibuat
menjadi barang tertentu yang mempunyai nilai ekonomis.
Meskipun demikian upaya penanganan mulai dari sumber sampah
sampai dengan pengolahan akhir tidaklah semudah konsep diatas
kertas. Selain faktor teknis yang senbenarnya sudah cukup banyak dan
andal, masih ada faktor lain yang perlu untuk diperhatikan, yaitu faktor
budaya masyarakat dalam memperlakukan sampah sebagai suatu
masalah lingkungan. Perlu ada pemberdayaan masyarakat dalam
rangka pendidikan limgkungan hidup.
Berbagai upaya lain yang bisa dilakukan dalam rangka penanganan
masalah sampah antara lain :
- pemilahan sampah yang dapat didaur ulang denganyang tidak.
- Sistem pengangkutan yang teratur.
- Penanganan sedini mungkin pada TPS untuk mengurangi beban
pengolahan akhir..
- Pemberdayaan pemulung sebagai mitra.
- Pelibatan swasta dalam upaya meningkatkan nilai ekonomi
sampah, dan sebagainya.
Listrik (Electricyty)
Masalah pemenuhan kebutuhan akan sumber energi terutama listrik
sangat erat kaitannya dengan lokasi rumah. Listrik terutama sangat
dibutuhkan untuk kegiatan seperti :
- Penerangan di dalam rumah.
- Menjalankan alat elektronik.
- Memasak dan menghangatkan ruangan (di negara 4 musim) atau
mendinginkan ruangan (di negara tropis).
- Penerangan disekitar rumah dan sebagainya.
Akan tetapi sampai dengan saat ini listrik masih sangat dibutuhkan
untuk penerangan didalam rumah dan menjalankan alat elektronik saja.
Untuk kegiatan memasak masih terdapat sumber energi lain yang
murah dan mudah didapat. Untuk negara tropis listrik tidak dipakai
untuk penghangatan ruangan, justru sebaliknyauntuk mendinginkan
suhu dalam ruangan.
Berkaitan dengan penyaluran sumber energi listrik rersebut hal-hal
yang perlu diperhatikan antara lain:
- Daya yang dibutuhkan secara keseluruhan dalam satu rumah.
- Spesifikasi alat elektronik yang dipakai harus dsesuaikan dengan
daya yang ada.
- Posisi tiang listrik terhadap rumah harus diukur dengan standar
keamanan yang cukup.
BAB III
DESKRIPSI WILAYAH
3.1. Batas Wilayah
Distrik Heram merupakan distrik baru yang merupakan pemekaran
dari distrik Abepura pada tahun 2007, dengan luas wilayah 99 km2. Dengan
batas – batas wilayah:
1. Sebelah Utara berbatasan dengan distrik Jayapura Selatan
2. Sebelah Timur berbatasan dengan distrik Abepura
3. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Jayapura
4. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Jayapura
3.2. Jumlah Penduduk
DATA PENDUDUK DISTRIK HERAM
TAHUN 2009
N
O
DESA / KELURAHAN LAKI - LAKI PEREMPUAN TOTAL
1 Yoka 1.359 1.205 2.564
2 Kampung Waena 1.451 1.286 2.737
3 Hedam 5.219 4.818 10.037
4 Waena 5.505 4.881 10.386
5 Yabansai 5.108 4.716 9.824
JUMLAH 18.642 16.906 35.548
3.3. Sarana dan Prasarana di Distrik Abepura
Fasilitas Sosial Lingkungan di daerah Distrik Abepura terdiri dari :
Peribadatan
Pendidikan
Pemerintahan / Perkantoran
Perbelanjaan dan Niaga
Kesehatan
TEMPAT PERIBADAAN
NO DESA / KELURAHAN GEREJA MASJID WIHARA
1 Yoka 3 2 -
2 Kampung Waena 4 3 -
3 Hedam 5 4 -
4 Waena 4 3 -
5 Yabansai 4 3 -
JUMLAH 20 15 -
TEMPAT PENDIDIKAN
NO PENDIDIKAN SEKOLAH GURU MURID
1 TK 6 37 501
2 SD/MI/SLB 14 233 3.684
3 SLTP/MTS 8 174 2.393
4 SMU/MA 5 130 0
5 Pendidikan Menengah Kejuruan 0 0 0
JUMLAH 33 574 6.578
KESEHATAN
N
ODISTRICT PUSKESMAS
PUSKESMAS
PEMBANTU JUMLAH
Pemerintah Swasta
Heram 1 4 - 5
BAB IV
PEMBAHASAN
Dalam rangka pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana pemukiman,
perlu memperhatikan 7 aspek ( Andrew Cotton dan Richard Franceys ) sebagai
berikut :
1. Ground Preparation (Pondasi Bangunan)
Di distrik Heram, bangunan-bangunan yang ada kebanyakan
menggunakan pondasi dangkal dari pasangan batu. Hanya 23 rumah di
kampung Yoka yang berada di pinggir danau Sentani yang menggunakan
pondasi cerucuk kayu dengan konstruksi rumah panggung.
2. Persampahan
Berdasarkan Rencana Dasar Tata Ruang (RDTR) distrik Heram,
distrik Heram sudah termasuk dalam wilayah existing persampahan.
Untuk tempat pengumpulan sampah terdapat di Perumnas 3 Yabansai,
Padang Bulan Jl. Sosial Hedam, Kompleks Organda Hedam, Kompleks
Expo Waena. Sementara penempatan bak container terletak di kompleks
Theologia GKI Hedam, RSUD Dian Harapan Yabansai, Pemda Permai
Waena, Jl. Yotefa Grand Perumnas 4.
Persampahan di distrik Hedam menggunakan metode pengumpulan
dari rumah ke rumah, akan tetapi belum ada TPS yang sengaja dibuat
untuk pengumpulan sementara sampah-sampah rumah tangga, sementara
di kawasan perumahan Organda, sampah-sampah tidak terjangkau oleh
truk sampah. Maka warga membuang sampah di lokasi dekat perumahan
yang sebenarnya tidak diperuntukkan untuk membuang sampah. Hal yang
sama juga terjadi di kampong Yoka.
3. Drainase
Kondisi drainase di distrik Heram pada jalan Waena – Sentani
sudah memadai dengan dilakukannya pelebaran draenase. Terutama di
pertigaan lampu merah waena yang dulunya dipenuhi dengan sampah dan
membuat draenase tersebut meluap waktu musim hujan.
4. Air Bersih
Masyarakat distrik Heram mendapatkan air bersih kebanyakan dari
PDAM dengan intake pada sungai Kampwolker berjumlah 2 buah dan 2
reservoir di Taman Makam Pahlawan dan di Sekolah Tinggi Theologi.
Sementara sumber air bersih dari sumur gali masih terdapat di kampung
Waena dan Expo kelurahan Waena karena bak penampungan air yang
disediakan PDAM memiliki debit air sangat terbatas.
Masyarakat yang ada di perumahan Organda kelurahan Hedam
mendapatkan air bersih dari sumur-sumur gali yang mereka buat sendiri
karena jaringan pipa PDAM belum masuk ke wilayah ini, sementara di
kampong Yoka beberapa warga mendapatkan air bersih dari tengah danau
sentani.
5. Air Limbah
Sistem pembungan air limbah di distrik Heram menggunakan
septic tank beton tidak langsung. Beberapa MCK dan rumah penduduk
yang tidak memiliki jaringan drainase membuang air limbah rumah tangga
langsung ke tanah dan mengandalkan penyerapan tanah. Hal ini cukup
beresiko karena dapat mencemari air tanah.
6. Listrik
Ketersediaan listrik di distrik Heram dapat dikatakan mencukupi
kebutuhan masyarakat di distrik Heram, sumber listrik berasal dari
Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Waena, beberapa rumah di
kampung Waena mendapatkan listrik dari tetangga yang sudah terlayani
jaringan listrik.Ketersediaan listrik yang sudah penuh 24 jam meskipun
beberapa kali terjadi pemadaman mengingat kondisi pembangkit listrik
yang sudah tua.
7. Sanitasi
Di distrik Heram masih terdapat fasilitas sanitasi berupa MCK
umum sejumlah 2.216 dan MCK pribadi sejumlah 22.158. MCK yang
digunakan di distrik Heram sudah menggunakan pembuangan tidak
langsung ke septic tank. Hal yang disayangkan adalah adanya ‘privatisasi’
dari MCK-MCK di kampong Yoka yang MCKnya berdekatan dengan
rumah warga lantas di klaim sebagai milik keluarga.
8. Jalan
Akses jalan di distrik Heram dengan ruas jalan arteri Jl. Raya
Sentani dengan jalan kolektor yaitu, jalan Gerilyawan, jalan Ayapo, Jalan
Donday, Jalan Boroway, dan jalan Netar. Jalan local yang meliputi ruas
jalan Perumnas I,II, dan III. Akses jalan sudah menjangkau perumahan-
perumahan penduduk sehingga akses ke fasilitas-fasilitas umum menjadi
cukup mudah. Kondisi jalan di distrik Heram sebagian besar sudah
diperkeras dengan aspal, dan jalan-jalan setapak sudah banyak yang
mengunakan perkerasan beton, kondisi jalan yang ada masih cukup baik
untuk kenyamanan pengguna jalan.
Identifikasi Masalah dan Solusi di Permukiman Distrik Heram
1. PERSAMPAHAN
Masalah : Terdapat beberapa kawasan yang belum terjangkau oleh
truktruk pengangkut sampah ataupun tidak tersedianya TPS
untuk menampung sampah sementara. Warga yang
sampahnya tidak terangkut truk sampah. Mengumpulkan
sendiri sampah-sampah yang ada untuk dibakar.
Solusi :
a. Penambahan armada truk sampah
b. Pembuatan TPS di kawasan strategis yang tidak mengganggu aktifitas
warga
c. Menempatkan kontainer-kontainer sampah sebagai pengganti TPS
d. Pengolahan Sampah dengan basis rumah tangga dengan cara membuat
sebuah tong sampah kompos. Yang fungsinya untuk
menanggulangi/mengolah sampah organiknya.
Cara buat dan bahan - bahan yang di perlukan ada di bawah ini.
1. PUPUK CAIR
Bahan dan Alat :
1. Biang Bakteri (1/2 liter)
2. Sampah Rumah Tangga /sampah basah/sampah organik
3. Air (10 liter) lebih bagus pakai air tanah
4. Gula Pasir (1/2 kg)
5. Ember/ tong dilengkapi keran di bagian bawah
6. Karung Goni Plastik
Cara pembuatan :
Tempatkan karung goni pada ember/tong
Masukkan air yang sudah dilarutkan dengan gula
Masukkan biang bakteri
Buang sampah organic tiap hari ke dalam ember/tong
Tutup rapat-rapat
Setelah 3 – 7 hari, dan larutan sudah beraroma asam, pupuk
cair siap digunakan
Sampah padat bisa dijemur dan bisa dipakai sebagai pupuk
PEMBUATAN BIANG BAKTERI
Bahan-bahan :
Berbagai jenis buah-buahan yang sudah masak ( 5 kg )
Gula merah ( ¼ kg )
Air cucian beras ( 1 liter )
Alkohol 40 % ( 1 liter )
Cuka (1 sendok makan)
Gula pasir ( 1 ons )
Cara pembuatan :
Buah-buahan ditumbuk/ diparut
Saring/ peras untuk mengambil sarinya
Larutkan gula dan masukkan sari buah
Masukkan air beras, cuka dan alcohol
Simpan dalam botol yang tertutup selama 2 minggu
(jangan terkena sinar matahari )
Setelah dua minggu bahan siap digunakan
e. Komposting dengan system timbun
Bahan dan Alat :
Keranjang sampah yang berlubang
karung goni plastic
Kasa nilon
Pupuk kompos
Sekam/ serbuk gergaji
Sampah rumah tangga
Cara pembuatan :
Tempatkan karung goni plastik pada keranjang sampah
Alasi dengan bantalan sekam/ serbuk gergaji yang dibungkus
kasa nilon
Masukkan pupuk kompos setebal 3 jari
Semprot dengan biang bakteri
Masukkan sampah rumah tangga, tutup dengan pupuk kompos
Tutup dengan bantalan sekam
Tutup dengan kain, dan tutup keranjang
f. Keranjang komposting Takakura
Bahan dan Alat :
Keranjang sampah yang berlubang
karung goni plastic
Sekam
Kasa nilon
Kertas kardus bekas
Pupuk kompos (hasil dari sampah rumah tangga)
Cetok
Sampah rumah tangga
Cara kerja :
1. Menyiapkan keranjang Takakura. Keranjang yang berlubang
tersebut dibagian bawah diberi sekam yang sudah dijahit seperti
bantal dengan kain kassa. Sekelilingnya (bagian dalam) dilapisi
karung goni bekas dan kertas kardus. Baru kemudian dimasukkan
kompos (jumlahnya kurang lebih 8 kg). Bagian atas juga ditutupi
dengan bantalan sekam dan kain tipis.
2. Setelah keranjang Takakura siap, sampah rumah tangga pun siap
diolah menjadi kompos. Sampah rumah tangga yang bisa diolah
dengan keranjang komposting ini adalah :
sayuran baru
sisa sayuran basi
sisa nasi basi
sisa makan pagi, siang atau malam
sampah buah (anggur, kulit jeruk, apel, pepaya), kecuali buah
berkulit keras.
Sampah ikan laut, ikan air tawar atau daging
3. Cara memasukkan sampah organik tersebut adalah sebagai berikut:
pertama, timbunan kompos dalam keranjang digali sehingga
terbentuk lubang. Besar lubang tergantung jumlah sampah yang
dimasukkan.
Kedua, masukkan sampah rumah tangga ke dalam lubang
tersebut (akan lebih baik jika sampah dicacah kecil-kecil
terlebih dahulu dan umurnya tidak lebih dari 1 hari).
Ketiga, sampah tersebut kemudian ditimbun dengan kompos
yang ada di sekelilingnya.
Keempat, setelah tertimbun rata, kemudian tutup dengan bantal
sekam, tujuannya untuk menyaring gas-gas hasil dekomposisi.
Kelima, kemudian tutup dengan kain, agar lalat tidak dapat
bertelur yang nantinya dapat menimbulkan belatung, serta
mencegah proses metamorfosis belatung menjdi lalat
Jika keranjang sudah penuh, hanya 1/3 bagian yang bisa
diambil untuk dimatangkan selama kurang lebih 1 bulan. Sisa
kompos dalam keranjang bisa dimanfaatkan lagi.
Beberapa hal yang catatan penting :
1. hindari penempatan keranjang dari terik sinar matahari
langsung dan hujan
2. tempatkan keranjang pada tempat teduh
3. sampah yang dimasukkan harus berumur 1 hari
4. sampah dalam ukuran besar dicacah terlebih dahulu
Perawatan
1. cuci kain penutup seminggu sekali
2. bila kompos kering disiram dengan air bersih sambil diaduk
3. dalam 3-6 bulan kertas kardus harus diganti.
g. Pemasyarakatan system 3R yaitu, Reuse, Reduce dan Recycle
2. AIR BERSIH
Masalah :
Di kelurahan Hedam tepatnya di perumahan Organda tidak
terlayani pipa PDAM sehingga warga mendapatkan pasokan air
bersih dari sumur-sumur gali yang mereka buat sendiri.
Di kampung Yoka masyarakat yang tinggal di pinggir Danau
Sentani ada yang mengambil air bersih dari tengah Danau.
Air yang di ambil warga baik dari sumur gali maupun danau belum
terjamin kebersihan dan kelayakannya untuk di konsumsi oleh
manusia.
Solusi :
a. Pelayanan PDAM di perluas hingga kawasan Organda dan Yoka.
b. Menggunakan penyaring air sederhana seperti contoh berikut
Untuk pembuat saringan air sederhana dapat menggunakan
cadas, tanah liat, bambu dan arang aktif, ataupun saringan
ijuk+pasir+dst. Untuk cadas dan tanah liat, bagus tapi dengan cara
pembuatannya yang susah dan debit air hasil penyaringan yang kecil,
saringan ini bukan pilihan utama. Selanjutnya saringan bambu,
walaupun bambu mudah didapat, tetapi butuh keahlian khusus untuk
bekerja dengan bambu.
Pilihan terakhir adalah membuat saringan ijuk+pasir+dst.
Cara membuat saringan ini cukup mudah. Saringan dimulai dengan
membuat lapisan pasir, ijuk, arang aktif, pasir dan batu.Untuk tempat
saringan dapat menggunakan tong, drum, ember, ataupun sambungan
kaleng / sambungan botol plastik. Sedangkan ukuran lapisan saringan
anda dapat sesuaikan dengan masalah yang anda hadapi. Saringan
yangtelah dibuat menggunakan 25 cm untuk ijuk dan arang aktif /
arang batok kelapanya. Sebab salah satu kegunaan arang adalah untuk
mengurangi/menghilangkan bau. Bila masalah yang dihadapi cukup
berat, anda dapat mencoba dengan menambahkan satu buah lapisan
batu zeolit.
Hal yang perlu diketahui bahwa setelah saringan dibuat, air
yang dihasilkan awalnya tidak terlalu jernih, tetapi lama kelamaan air
yang keluar akan menjadi jernih (pada saringan yang saya buat
membutuhkan waktu ± 10 menit). Selain itu, aturlah debit air yang
masuk tangki saringan (keluaran dari tangki pengendapan) agar tidak
lebih besar dari debit air yang keluar dari saringan (air bersih
c. Membuat instalasi pengolahan air sederhana (IPAS) sesuai modul dari
Direktorat Cipta Karya Kementrian Pekerjaan Umum
3. AIR LIMBAH
Masalah : Beberapa MCK umum yang ada di distrik Heram tidak
membuang air limbah ke septic tank ataupun penampungan
lain, melainkan langsung dibuang ke tanah dan
mengandalkan penyerapan tanah.
Solusi : Pembuatan septictank untuk air limbah, atau pembuangan air
limbah di gabung dengan pembuangan kakus.
4. DRAINASE
Masalah : Drainase yang sudah ada, mengalami pendangkalan akibat
sedimentasi sampah dan tanah. Sehingga saat hujan
menyebabkan banjir dan genangan air di jalan.
Solusi : Pembersihan drainase sehingga terbebas dari sedimentasi
sampah dan tanah, perbaikan drainase yang rusak,
perencanaan drainase yang dianggap belum memadai.
5. LISTRIK
Masalah : di kampung Waena masih banyak rumah-rumah yang belum
terlayani aliran listrik PLN sehingga mereka mendapatkan
listrik dengan menumpang pada tetangga.
Solusi
a. PLN menambah jaringan listrik ke rumah-rumah yang belum dialiri
listrik
b. Penggunaan generator
c. Instalasi solar cell bagi rumah-rumah yang belum teraliri listrik.
NO
.
ASPEK DESKRIPSI KETERANGAN
1
2
3
GROUND
PREPARATION
PERSAMPAHAN
AIR BERSIH
Bangunan-bangunan yang
ada di distrik Heram
kebanyakan telah
menggunakan bangunan
permanendengan pondasi
batu dangkal. Di kampong
Yoka dan Waena terdapat
beberapa bangunan semi
permanen dengan pondasi
cerucuk kayu.
Pengelolaan sampah di
distrik Heram menggunakan
system pengumpulan dari
rumah ke rumah dengan truk
sampah pada hari-hari yang
telah ditentukan. Jika
sampah-sampah tidak
terjangkau oleh ruk sampah
beberapa wilayah dijadikan
tempat pengumpulan
sampah sementara, atau
langsung di bakar oleh
masing-masing warga.
Masyarakat distrik Heram
mendapatkan air bersih
kebanyakan dari jaringan
pipa PDAM dengan intake
dari kali Kampwolker.
Pondasi Cerucuk Kayu
Sampah yang langsung dibakar
Sumur gali untuk air bersih
4
5
SANITASI
AIR LIMBAH
Masyarakat kampung Yoka
beberapa mengambil air dari
tengah danau Sentani, dan
warga kelurahan Hedam di
perumahan Organda
mengambil air bersih dengan
membuat sumur-sumur bor
karena perumahan ini belum
dialiri pipa PDAM.
Masyarakat distrik Heram
kebanyakan sudah memiliki
MCK pribadi di dalam
rumah masing-masing.
Meskipun begitu masih
terdapat beberapa fasilitas
MCK umum di kelurahan
Waena, kampong Waena
dan Yoka. Akan tetapi
sangat disayangkan
beberapa MCK umum di
kampung Yoka dijadikan
sebagai MCK pribadi oleh
pemilik rumah yang
berdekatan dengan MCK
umum tersebut.
Pembuangan air limbah di
distrik Heram kebanyakan
dibuang ke dalam septictank
tidak langsung yang dibuat
permanen. Beberapa
MCK umum yang di
‘privatisasi’
Buangan limbah langsung ke
tanah
6
7
8
DRAINASE
LISTRIK
ACCESS &
ROAD
langsung di buang ke tanah
dan mengandalkan
penyerapan tanah.
Drainase di distrik Heram
sudah cukup memadai untuk
jalan-jalan utama meskipun
di beberapa ruas jalan
terdapat sedimentasi
sehingga menyebabkan
banjir saat hujan turun.
Listrik di distrik Heram
mengandalkan pasokan
listrik dari PLTD Waena. Di
kampung Waena listrik
belum terpanuhi secara baik,
masih ada warga yang
mendapat listrik dengan
menumpang pada tetangga.
Akses jalan di distrik
Heram sudah cukup
memadai dengan perkerasan
lentur di jalan-jalan utama.
Tersedianya angkutan umum
yang menjangkau
perumahan penduduk.
Drainase yang penuh sampah
dan sedimen tanah.
Jaringan listrik
Jalan raya sentani (waena)
DOKUMMENTAS
Jalan Raya Sentani
Prasarana Peribadaan Perumnas 1 Waena
Draenase (perumnas 2 waena)
Jaringan Air Bersih (perumnas 3 waena)
Draenase (yoka)
Rumah Panggun (yoka)