88413459-LP-SNNT-Kariadi-A2-Firdaus-Dwi-K.pdf
-
Upload
vianna-queen -
Category
Documents
-
view
186 -
download
22
description
Transcript of 88413459-LP-SNNT-Kariadi-A2-Firdaus-Dwi-K.pdf
Defenisi
Struma adalah pembesaran kelenjar tiroid. Toksik dan non toksik merujuk pada ada
tidaknya kelainan fisiologi seperti hipertiroidisme. Nodusa atau diffusa merupakan
gambaran anatomi struma. Struma nodusa non toxic adalah pembesaran kelenjar tiroid
berbatas jelas yang tanpa disertai dengan hipertiroidisme.
Etiologi
Penyebab kelainan ini bermacam-macam. Pada setiap orang dapat dijumpai masa
dimana kebutuhan terhadap tiroksin bertambah, terutama masa pertumbuhan, pubertas,
menstruasi, kehamilan, laktasi, menopause, infeksi atau stres lain. Pada msa tersebut
dapat ditemui hiperplasia dan involusi kelenjar tiroid. Perubahan ini dapat menimbulkan
nodularitas kelenjar tiroid serta kelainan arsitektur yang dapat berlanjut dengan
berkurangnya aliran darah di daerah tersebut sehingga terjadi iskemia (Mansjoer, 2001).
Penyebab struma nodusa non toxic antara lain (Lee, 2004) :
1. Kekurangan iodium
Pembentukan struma terjadi pada difesiensi sedang yodium yang kurang dari 50
mcg/d. Sedangkan defisiensi berat iodium adalah kurang dari 25 mcg/d
dihubungkan dengan hypothyroidism dan cretinism.
2. Kelebihan yodium: jarang dan pada umumnya terjadi pada preexisting penyakit
tiroid autoimun
3. Goitrogen :
Obat : Propylthiouracil, litium, phenylbutazone, aminoglutethimide,
expectorants yang mengandung yodium
Agen lingkungan : Phenolic dan phthalate ester derivative dan resorcinol
berasal dari tambang batu dan batubara.
Makanan, Sayur-Mayur jenis Brassica ( misalnya, kubis, lobak cina,
brussels kecambah), padi-padian millet, singkong, dan goitrin dalam
rumput liar.
4. Dishormonogenesis: Kerusakan dalam jalur biosynthetic hormon kelejar tiroid
5. Riwayat radiasi kepala dan leher : Riwayat radiasi selama masa kanak-kanak
mengakibatkan nodul benigna dan maligna
Pathway
Iodium merupakan semua bahan utama yang dibutuhkan tubuh untuk pembentukan
hormon tyroid. Bahan yang mengandung iodium diserap usus, masuk ke dalam sirkulasi
darah dan ditangkap paling banyak oleh kelenjar tyroid.
Struma terjadi akibat kekurangan yodium yang dapat menghambat pembentukan
hormon tiroid oleh kelenjar tiroid sehingga terjadi pula penghambatan dalam
pembentukan TSH oleh hipofisis anterior. Hal tersebut memungkinkan hipofisis
mensekresikan TSH dalam jumlah yang berlebihan. TSH kemudian menyebabkan sel-
sel tiroid mensekresikan tiroglobulin dalam jumlah yang besar (kolid) ke dalam folikel,
dan kelenjar tumbuh makin lama makin bertambah besar. Akibat kekurangan yodium
maka tidak terjadi peningkatan pembentukan T4 dan T3, ukuran folikel menjadi lebih
besar dan kelenjar tiroid dapat bertambah berat sekitar 300-500 gram.
Pembesaran yang didasari oleh suatu tumor atau neoplasma dan penghambatan sintesa
hormon tiroid oleh obat-obatan misalnya thiocarbamide, sulfonylurea dan litium,
gangguan metabolik misalnya struma kolid dan struma non toksik (struma endemik).
Pembesaran Kelenjar
Tiroid
Masa pertumbuhan, pubertas, laktasi,
menstruasi, kehamilan, infeksi
Kerja kelenjar
tiroid dipacu
Tanpa
hipertiroid
Kebutuhan tiroksin
meningkat
Goitrogen
Menghambat
sintesa hormon
Tanda dan Gejala
Tanda :
1. Pada penyakit struma nodosa nontoksik tyroid membesar dengan lambat
2. Awalnya kelenjar ini membesar secara difus dan permukaan licin
3. Batas jelas
4. Konsistensi kenyal sampai keras
Gejala :
1. Jika struma cukup besar, akan menekan area trakea yang dapat mengakibatkan
gangguan pada respirasi
2. Esofhagus tertekan sehingga terjadi gangguan menelan.
3. Biasanya tanpa nyeri
Pengkajian
Pengkajian merupakan langkah awal dari dasar dalam proses keperawatan secara
keseluruhan guna mendapat data atau informasi yang dibutuhkan untuk menentukan
masalah kesehatan yang dihadapi pasien melalui wawancara, observasi dan pemeriksaan
fisik meliputi :
1. Aktivitas dan latihan : kelelahan untuk melakukan kegiatan sehari-hari, letargi
2. Istirahat dan tidur : Insomnia
3. Eliminasi : klien mengalami konstipasi
4. Stres dan Koping : mengalami stres baik emosional maupun fisik, emosi
labil, depresi.
5. Nutrisi dan Cairan : kehilangan berat badan yang mendadak, sensasi sussh
menelan, nafsu makan meningkat, makan banyak, makannya sering, kehausan,
mual dan muntah, asupan Iodium (garam, makanan laut) rendah
6. Nyeri/Kenyamanan : Nyeri tekan pada kelenjar tiroid
7. Oksigenasi : frekuensi pernafasan meningkat, takipnea, dispnea
8. Sistem Integritas : kulit halus, hangat dan kemerahan, rambut tipis,
mengkilat dan lurus, kuku rapuh, rambut rontok.
9. Kepala dan leher : Pada klien dengan pre operasi terdapat pembesaran
kelenjar tiroid berbatas jelas, konsistensi kenyal hingga keras
Pemeriksaan Penunjang
Pencitraan
1. Foto X-Ray, didapatkan gambar hiperplasia tiroid nodular
2. USG untuk mengetahui nodular atau difus
3. Tes iodium radioaktif
Pemeriksaan Laboratorium
1. Pasien dengan struma nodular toksik akan didapatkan TSH yang rendah.
2. Tes serum T3 dan T4
Diagnosa Keperawatan
1. Resiko tinggi terhadap ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan
dengan obstruksi jalan napas: trakea
2. Nyeri akut berhubungan dengan manipulasi bedah terhadap jaringan
3. Hambatan komunikasi verbal berhubungan dengan hambatan fisik
4. Resiko cidera(tetani)
Intervensi Keperawatan
1. Resiko tinggi terhadap ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan
dengan obstruksi jalan napas: trakea
Posisikan pasien dengan posisi fowler untuk memaksimalkan ventilasi
Monitor respirasi pasien : frekuensi, irama, kedalaman
Monitor adanya dispnea, stridor
Bersihkan sekret jika ada dengan suction atau batuk efektif
Ajarkan pasien untuk batuk efektif
2. Nyeri akut berhubungan dengan manipulasi bedah terhadap jaringan
Kaji nyeri dengan prinsip PQRST
Kaji respon nonverbal ketidaknyamanan
Atur kenyamanan lingkungan, kurangi faktor yang dapat memperburuk nyeri
(suhu, cahaya, kebisingan)
Ajarkan teknik non farmakologi (relaksasi, nafas dalam, guided imagery,
kompres dingin)
Berikan minuman sejuk untuk mengurangi nyeri
Kolaborasi : analgetik
3. Hambatan Komunikasi Verbal berhubungan dengan hambatan fisik
Kaji kemampuan berbicara
Anjurkan pasien untuk tidak berbicara terus-menerus
Pertahankan komunikasi sederhana, beri pertanyaan yang jawabannya ya atau
tidak
Minta bantuan keluarga dalam memahami komunikasi klien
Berdiri di depan klien saat bicara
Gunakan bahasa isyarat
4. Resiko cidera(tetani)
Pantau tanda-tanda vital dan catat adanya peningkatan suhu tubuh, takikardia,
disritmia, sianosis
Evaluasi refleks secara periodik, catat adanya peka rangsang
Kolaborasi:
Pantau kadar kalsium darah
Berikan obat sesuai indikasi
DAFTAR PUSTAKA
Brunner dan Suddarth. 2001. Keperawatan Medikal Bedah,volume 2. Jakarta: EGC.
Doengoes et al. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta: EGC
Dotcherman dan Bulecheck. 2008. Nursing Intervention Classification, Fifth Edition.
St.Missouri: Mosby.
Lee, Stephanie L. 2004. Goiter, Non Toxic. eMedicine.
http://www.emedicine.com/med/topic919.htm.
Mansjoer, Arif et al. 2001. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1 Edisi III. Jakarta: Media
Aesculapius FK UI.
Rismadi. 2010. Struma. http://www.
repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20013/4/Chapter%20II.pdf.
LAPORAN PENDAHULUAN
KASUS STRUMA NODUSA NON TOXIC
Oleh:
Firdaus Dwi Kuncara G2B009027
RUMAH SAKIT UMUM PUSAT DR.KARIADI
SEMARANG
2012