827-890-1-PB.pdf

download 827-890-1-PB.pdf

of 9

Transcript of 827-890-1-PB.pdf

  • 7/24/2019 827-890-1-PB.pdf

    1/9

    Tinjauan

    Pustaku

    Merujuk Pasien

    Luka

    Bakari

    Pertimbangan

    Praktis.

    Theddeus

    O.H. Prasetyono,

    Leo

    Rendy

    Departemen

    llmu

    Bedah, Fakultas

    Kedolaeran

    Universitas

    Indonesia/

    Rumah

    Sakit

    Dr.

    Cipto Mangunkusumo,

    Jakarta

    Abstrak:

    Selain mengancam

    jiwa,

    luka bakar

    menimbulkan

    berbagai

    morbiditas yang

    bukan

    saja

    gangguan

    fisik

    yang

    berat

    tetapi

    juga

    dampak

    psikologis.

    Gangguan

    ini sering

    demikian

    serius sehinggq

    menganggufungsi

    sosial

    penderitanya.

    Perjalanan

    penyakit

    luka

    bakar

    dimulai

    dari

    fase

    akut,

    subqkut, dan

    fase

    lanjut

    sehingga

    diperlukan

    perhatian

    serius

    harus

    diberikan

    untuk

    jangka

    waktu

    yang panjang.

    Tujuan

    tatalaksana

    lukq bakar

    adalah

    untuk

    membantu

    penderita

    kembali kepada

    kehidupan terbaiknya

    pascaluka

    bak(tr.

    Dalam

    praktik

    penanganqn

    luka

    bakar, dokter

    harus menguasai

    diagnosis

    berdasarkan

    kriteria

    derajat

    berqt

    luka

    bakar.

    Salah satu

    kriteria

    untuk

    merawat

    penderita

    luka

    bakqr

    adalah

    klasifikasi

    yang

    dibuat

    oleh

    Americsn

    Burn Association

    (ABA).

    Keterampilan penegakan

    diagnosis

    penetqpan

    indikasi

    ra,uat

    inap

    dan tatalaksqna

    praktis

    menjadi

    kunci

    keberhasilan

    dokter

    di lini

    depan

    untuk ikut

    menurunkan

    angka morbiditas

    dan mortalitas

    luka bakar.

    Sangatlah

    penting

    bagi

    dokter

    di

    pelayanan

    kesehatan

    primer

    untuk

    menentukan kapan sebuah kasus

    luka

    bakar

    cukup

    ditanganinya

    sendiri,

    dirujuk ke rumah

    sakit biasa,

    atau harus

    langsung

    dirujuk

    ke

    pusat

    pelayanan

    luka

    bakar. Keputusan

    ini

    dibuat

    dengan

    mempertimbangkan

    luas,

    dalam,

    lokasi,

    kondisi komorbiditas,

    penyebab

    luka bakar,

    serta

    usia

    penderita.

    Kata

    kunci: luka bakar,

    morbiditas, mortalitas,

    rujukan

    pasien

    Dipresentasikan

    sebagian

    di

    Kursus

    Penambah

    dan

    Penyegar

    Ilmu

    Kedokteran

    (KPPIK)

    FKUI,

    Jakarta, 23-26 Februari

    2006

    dan 22-23 Maret

    2008

    Maj Kedokt

    Indon,

    Volum:

    58,

    Nomor:

    6,

    Juni 2008

  • 7/24/2019 827-890-1-PB.pdf

    2/9

    Merujuk

    Pasien

    Luka

    Bqkar:

    Pertimbangan

    praktis

    Referral

    of Burn

    Patients:

    Practical

    Consideration"

    Theddeus

    O.H. Prasetyono,

    Leo

    Rendy

    Departement

    of Surgery,

    Faculty

    of Medicine

    University

    of

    Indonesia/

    Cipto Mangunkusumo

    Hospital,

    Jakarta,

    Indonesia

    Abstract: In

    addition

    to

    as

    life

    threatening

    burn

    injury

    may create

    various

    morbidities,

    not only

    physically

    but

    also

    psychologically.

    The

    impact

    could

    be so

    serious

    that

    it

    may

    interfere

    with

    social

    role

    ofthevictim.

    Burns

    that undergo

    acute, subacute,

    and late phases,

    requires

    serious

    manage-

    mentfor

    long

    periods.

    This

    is

    aimet at helping

    burn

    patient

    during

    his/her recovety

    process

    get

    her/his

    best

    quality

    of life after

    burn injury.

    In

    practical

    point

    ofview, physician

    must

    haw

    good

    diagnostic

    skill to

    assess

    the degree

    ofburns

    correctly.

    One

    ofthe

    criteria

    to categorize

    burn

    patient

    isformulated

    by

    the

    American Burn

    Association.

    Good

    diagnostic

    skill,

    clear guidelines

    for

    referral patients,

    together

    with

    practical

    skiil in burn

    management

    are the

    key

    to

    cut burn

    mortality

    and morbidity rate.

    It

    is

    importantfor

    a

    primary

    care

    doctor to

    determine

    wet her

    to

    take

    burn

    patient

    him/herself

    or

    to

    referit

    to

    hospital,

    or directly

    care

    of

    a

    to

    a

    burn

    unit. This

    decision

    is

    made upon

    assessment

    of

    the

    extent, depth,

    and location,

    of

    burns, as

    well

    as

    comorbid

    conditions,

    cause

    ofburns, andpatientb

    age.

    Keywords:

    burn

    injury

    morbidity,

    mortality, patients refenal

    Pendahuluan

    Luka

    bakar merupakan

    cedera

    yang

    menimbulkan

    derita

    besar pada

    penderitanya.

    Selain mengancam

    jiwa,

    luka

    bakar

    juga

    menyebabkan

    berbagai

    morbiditas

    berupa

    gangguan

    fisik

    yang

    berat

    serta

    dampak

    psikologis

    yang

    serius

    yang

    dapat

    menganggu

    fungsi

    sosial

    penderitanya.

    Mekanisme

    terjadinya,

    luas,

    dan

    kedalaman

    luka

    bakar,

    serta

    usia

    merupakan

    faktor yang

    sangat

    menentukan

    mortalitas

    kasusluka

    bakar.

    Penderita

    anak-anak

    dan

    usia lanjut

    merupakan

    faktor-faktor yang

    sangat

    menenfukan

    mortalitas

    kasus

    luka

    bakar.

    Setelah

    lolos

    dari

    maut

    di tempat

    kejadian

    dan

    dirawat

    di

    suatu

    instansi

    kesehatan,

    masih

    dapat

    terjadi

    komplikasi

    atau penanganan

    yang

    kurang

    tepat. Bahkan

    selepas

    rawat

    inap, penderita

    luka

    bakar

    yang

    sudah

    "sembuh"

    kerap

    kali

    pulang

    dengan

    masalah

    sosio-psikologis

    akibat

    kecacatan

    yang

    sangat

    membutuhkan

    pertolongan

    ahli rekonstruksi

    dan rehabilitasi.

    Seorang penderita

    yang

    mengalami

    lukabakar

    seluas

    5%

    LPT

    (luas

    permukaan

    tubuh)

    membutuhkan

    waktu

    satu

    bulan untuk

    bisa kembali

    ke

    aktivitas

    kerja

    sehari-harinya

    dan

    penderita

    dengan

    luka,

    I

    0%

    LPT

    butuh

    1

    -6

    bulan,

    20%o

    LPT

    butuh

    6 bulan- I

    tahun,

    dan35o/o

    LPT

    butuh lebih

    dari

    I

    tahun.lPertolongan

    pada

    waktu,

    dengan

    cara,

    dan oleh

    orang

    yang

    tepat sangatlah

    krusial

    dalam

    tatalaksana

    kasus

    luka

    bakar.

    Perjalanan

    Penyakit

    Perjalanan penyakit

    luka

    bakar

    terdiri

    dari fase

    akut,

    Maj

    Kedokt

    Indon,

    Volum:

    58,

    Nomor:

    6,

    Juni

    2008

    subakut,

    dan

    fase lanjut.

    Pada

    fase

    akut

    (sejak

    terjadinya

    cedera

    sampai

    syok awal

    teratasi;

    0

    sampai

    +72

    jam)

    atau

    yang

    sering

    disebut

    fase

    syok, yang

    menjadi

    ancaman

    hidup

    adalah

    gangguan

    airway

    berupa pembengkakan

    jalan

    napas

    akibat

    cedera inhalasi

    oleh

    udara panas

    atau

    gas

    toksik produk

    pembakaran

    di

    tempat

    kejadian, gangguan

    breathing

    akibat

    eschar yang

    melingkar

    di

    dada

    atau trauma

    toraks

    terkait

    cedera

    (misal

    frakur

    iga

    atau

    pneumotoraks),

    serta

    gangguan

    circulation

    akibat

    meningkatnya

    permeabilitas

    dinding

    vaskular

    yang

    menyebabkan

    ekstravasasi

    cairan

    intravaskular

    dafan

    ;Ll:rtlahbesanrr

    Pada

    fase

    subakut

    (setelah

    fase

    akut

    teratasi;

    3

    minggu

    atau lebih),

    yang

    menjadi

    masalah

    adalah

    keadaan

    hipermetabolisme,

    infeksi

    hingga

    sepsis,

    serta

    inflamasi

    dalam

    bentuk

    SIRS

    (sysrern

    ic inflammatory

    re-

    s

    p

    o

    ns e

    syn

    dr

    om

    e)

    y

    ang

    dapat

    mengarah

    ke

    MODS

    (mu

    t t

    ip I

    e

    organ

    dysfunction

    syndrome)

    hingga

    MOF (multiple

    organ

    failure).2;

    Masalah penutupan

    luka

    menjadi

    titik

    berat

    penanganan

    dalam

    fase

    subakut

    ini.2

    Setelah

    dinyatakan

    "sembuh"

    dan

    diperkenankan

    untuk

    mengikuti program

    rawat

    jalan,

    pasien

    lukabakarmasuk

    dalam

    fase

    lanjut.

    Dalam

    fase

    ini

    penyulitnya

    berupa

    parut

    hipertrofik,

    keloid,

    dispig-

    mentasi,

    kontraktur,

    deformitas

    dan

    kecacatan

    lain,

    sefta

    masalah

    psikologis.

    Semua

    masalah

    tersebut

    harus

    direkonstruksi

    dan

    direhabilitasi

    secara

    sinambung.

    Derajat

    dan

    Luas

    Luka

    Bakar

    Dalam praktik

    penanganan

    luka

    bakar,

    sangatlah

    penting

    untuk

    memperkirakan

    beratnya

    luka

    bakar

    berdasarkan

    luas

  • 7/24/2019 827-890-1-PB.pdf

    3/9

    Merujuk

    Pasien

    Luka

    Bakar: Pertimbangan

    Praktis

    dan derajat

    kedalaman

    luka bakar

    serta bagian

    tubuh mana

    yang

    terkena. Luka

    bakar disebut luka

    bakar

    epidermal

    atau

    derajat

    1

    jika

    kerusakan

    hanya

    terbatas

    pada

    lapisan

    paling

    superfisial

    yaitu

    lapisan

    epidermis.

    Kulit

    tampak kemerahan

    (*rit-mo). hieetancitifi

    tidnk

    ode

    Lula, hcnye rda

    mil*rat

    lir+na

    saja

    (lihat

    Ganbar

    1).

    Contoh tersering

    luka

    bakar

    epidermal

    (A)

    Kerusakan

    hanya

    terjadi

    di

    lapisan

    epidermis

    saja.

    (B)

    Kulit

    tampak

    eritema

    tidak

    ada

    bula,

    dan

    terasa

    nyeri

    Tabel

    1.

    Berbagai

    Derajat

    (Kedalaman

    Luka Bakar)

    dan

    Karakterisitiknya

    ada)ah

    sunburn

    akibat

    berjemur

    terlalu

    lama.

    penyembuhan

    biasanya

    terj

    adi spontan

    dalani

    1

    minggu

    tanpa

    parut.

    Deraj

    at

    berikutnya

    adalah

    luka

    bakar

    superficial partial

    thickness/

    supe(icial

    dermal

    burn

    atauhtka

    bakar

    derajat

    2a

    Kerusakan

    men&snai e6idormic

    dqn

    eek*gim

    luer

    drmie,

    I6uli*

    t*mnak

    merah

    muda,

    berbula,

    basah,

    dan terasa

    nyeri

    (tihat

    Gambar

    Gambar

    2.

    Luka

    Bakar

    Supe{icial

    panial

    Thickness

    atau Derajat

    2a.

    (A)

    Kerusakan

    mengenai

    epidermis

    dan

    sebagian

    lapisan

    superfisial

    dermis.

    (B)

    Tampak

    bula dan

    kulit

    di baliknya

    bewama

    merah

    muda

    dan terasa

    nyeri

    bila

    terkena

    rangsangan

    Gambar

    l.

    Luka

    Bakar

    Epidermal/Derajat

    l.

    Derajat

    luka

    bakar

    Warna kulit

    Lepuh

    kulit

    Eschar

    Sensasi

    Penyem

    buhan

    spontan

    Risiko

    terbentuknya

    parut

    yang

    buruk

    Epidermal

    Dermal

    superfisial

    Dermal

    dalam

    Full thickness

    kemerahan

    merah muda

    tidak ada

    ada

    pucat

    masih

    mungkin

    ada

    keabu-abuan/

    tidak ada

    hitam, kering

    nyeri

    Ya

    sangat

    nyeri

    biasanya

    ya

    (hiperestesia)

    hipoestesia

    sulit

    atau lama

    nyen

    tidak

    tidak

    ada

    kecil

    bergantung

    penyembuhan

    luka

    tinggi

    tidak

    ada

    tidak

    ada

    mungkin

    ada

    ada

    218

    tidak

    Maj

    Kedokt

    Indon,

    Volum:

    58,

    Nomor:

    6.

    Juni

    200g

  • 7/24/2019 827-890-1-PB.pdf

    4/9

    Merujuk

    Pasien

    Luka

    Bakar:

    Pertimbangan

    Praktis

    -ffi

    I

    I

    Gambar

    3. Luka Bakar

    Deep

    Partial

    Thickness

    atau

    Derajat

    2b.

    (A)

    Kerusakan

    mengenai

    sebagian

    besar lapisan

    der

    mis.

    (B)

    Kulit

    tampak kemerahan pucat,

    tidak

    ada

    bula,

    dan kurang

    terasa n1eri.

    2).

    Sel epitel

    pada

    folikel

    rambut, kelenjar

    keringat

    dan

    kelenlar

    sebaseus

    masih

    banyak

    sehingga

    penyembuhan

    spontan

    yang

    berasal

    dari

    keratinosit

    di sisa

    kelenjar

    keringat, kelenjar

    sebaseus, dan

    folikel

    rambut tersebut; penyembuhan

    dapat

    menyebabkan

    perubahan

    pigmentasi

    kulit.sr

    Pada

    deep

    par-

    tial

    thickness/deep

    dermal

    burn

    atau

    luka

    bakar derajat2b,

    kerusakan yang

    terjadi

    mencapai

    sebagian

    besar

    lapisan

    dermis.

    Kulit

    tampak

    pucat

    dengan

    bercak

    merah

    darah

    dan

    tidak nyeri

    lagi

    (hipestesi)

    (lihat

    Gartbar

    3).

    Sel

    epitel

    yang

    viabel

    tinggal

    sedikit,

    sehingga penyembuhan

    spontan

    sulit

    terjadi.

    Penyembuhan

    berlangsung lebih dari

    3-4

    minggu

    dan

    kemungkinan

    besar

    meninggalkan parut

    hipertrofik

    serta

    kontrakfur

    bila

    tidak

    diberikan

    perawatan

    yang

    baik.

    Luka

    bakar

    derajat

    ini

    sebaiknya

    ditangani

    dengan

    cangkok

    kulit

    atau

    skin

    subtitute

    lainnya

    untuk

    menutup

    luka.

    pada

    luka

    bakar

    full

    thickness

    atau derajat

    3,

    seluruh ketebalan

    kulit

    habis

    terbakar.

    Kerusakan

    dapat

    pula

    mencapai

    jaringan

    di

    bawah

    kulit

    sampai

    ke

    otot bahkan

    tulang.

    Kulit

    terlihat

    keabu-abuan

    atau hitam,

    tidak

    terasa

    nyeri lagi,

    tidak

    ada

    lagi

    elemen

    epitel

    yang

    tersisa

    sehingga

    tidak mungkin

    terjadi

    penyembuhan

    spontan; harus

    dilakukan

    eksisi

    jaringan

    nekrotik

    (eschar)

    serta

    diberi

    penutup

    skin

    graft

    (lihat

    Maj

    Kedokt

    Indon,

    Volum:

    58,

    Nomor:

    6,

    Juni

    2008

    (A)

    Seluruh

    ketebalan

    kulit

    rusak

    sampai

    ke

    lemak

    subkutis

    atau lebih

    dalam.

    (B)

    Kulit tampak

    keabu_abuan,

    kering,

    tidak

    nyeri

    lagi.

    (C)

    Tampak

    seluruh

    ketebalan

    kulit

    gosong

    dan

    berwarna

    hitam.

    Luas

    lukabakar

    dihitung

    dengan

    carakira-kira

    sehingga

    dapat

    terjadi

    variasi

    antarpemeriksa

    (overestimasi

    dapat

    terjadi

    akibat

    mengikutsertakan

    daerah

    eritema

    dalam

    petrrit-ngan

    Las

    hkabakar)

    J

    Adatiga

    cara

    menghitung

    luas

    luka

    bakar

    masing-masing

    dengan

    kelebihan

    dan

    ke-

    kurangannya

    sesuai

    dengan

    tergantung

    skenario

    kasusnya.

    7

    Car a

    y

    ang

    pertama

    yaitu

    menggunakan

    p

    e r

    muk aan

    p

    q

    lm

    ar.

    Luka

    bakar

    seluas

    satu telapak

    tangan

    pasien

    mewakili

    0,78o/o

    LPTs

    (lebih

    kecil

    dibandingkan

    estimasi

    1o/o

    LpT yang

    Gambar

    4.

    Luka

    Bakar

    Fall

    Thickness

    atau

    Derajat

    3.

    219

  • 7/24/2019 827-890-1-PB.pdf

    5/9

    Merujuk

    Pasien

    Luka Bakar:

    Pertimbangan

    Praktis

    Gambar

    5.

    Menggunakan

    Telapak

    Tangan

    untuk

    N{engukur

    Luas

    Luka

    Bakar.

    Satu

    telapak

    tangan

    pasien

    =

    0,78% LPT.

    umumnya

    diingat

    banyak

    petugas

    kesehatan)

    (lihat

    Gambar

    5).

    Cara ini

    dapat

    digunakan

    untuk mengestimasi

    luka bakar

    yang

    relatifkecil

    (85%

    TBSA,

    dengan mengukur

    luas

    kulit

    yang

    tidak

    terbakar),

    namun

    tidak

    untuk luka

    bakar

    luas

    sedang.T

    Cara

    yang

    kedua

    yarn-r

    m

    errggr;nakan

    rules

    of nine menurut

    Wallace.

    Tubuh

    dibagi

    menjadi

    sebelas

    areayang

    setiap

    areanya

    seluas

    904

    Gamtrar

    6.

    Estimasi

    Luas

    Luka

    Bakar

    Berdasarkan

    Rules

    of

    nine

    (Wallace).

    Angka-angka

    tersebut

    merupakan

    persentase

    luas permukaan

    tubuh

    (LpT).

    persentase

    kepala

    anak lebih

    besar

    dibanding

    orang

    dewasa

    selringga

    terdapat perbedaan

    persentase

    di

    kepala

    leher

    dan ketlua

    ekstremitas

    bawah.

    LPT

    (untuk

    orang

    dewasa)

    dan

    terdapat penyesuaian

    pada

    pasien

    anak

    dan

    bayi

    (lihat

    Gambar

    6). Dengan

    cara

    ini

    dapat

    untuk

    menghitung

    luka

    bakar luas

    sedang

    hingga

    luas

    dengan

    cepat. Pada praktiknya,

    cara

    ini

    kurang

    akurat

    untuk

    ijsia

    ;

    _____

    lenis kelamir:

    Beiat

    b6daili_.-,

    llewasa

    i

    :': :::

    1

    t18

    'eg',i

    tn*uo';;'

    ::

    igl

    a8

    lja,

    l;'t:/l

    ai,5la3.3

    ',

    l,

    :.ql

    :,li

    i

    a

    a,i

    :

    ,.lr

    1i

    (

    Anala

    i

    s.*

    .f'\' t.

    I 1q J ii

    ?

    Lo"*-n"oi

    :

    ifi"rs

    {1$

    i 9"1

    ipu.t",..:r \$

    1,

    ,t \ .t'."

    7

    'r?{

    I \\

    .;.

    \:-

    ia+.

    '$f

    .l

    rL$

    "asJi18

    ''

    .

    .:4.

    N

    i,., | :

    r..irlL

    1n,,:

    Area

    Kepala

    Leher

    Trunkus

    anterior

    Trunkus posterior

    Bokong kanan

    Bokong

    kiri

    Genitalia

    Brakhium

    kanan

    Brakhium

    kiri

    Antebrakhium

    kanan

    Antebrakhium

    kiri

    Tangan kanan

    Tangan

    kiri

    Paha

    kanan

    Paha

    kiri

    Crus

    kanan

    Crus

    kiri

    Kaki

    kanan

    Kaki kiri

    thn

    1-4

    thn

    5-9

    thn

    10-14 thn

    15

    thn

    Dewasa

    Partial

    Full

    Total

    thickness

    2o

    thickness

    3r

    7

    2

    t3

    13

    2%

    2v,

    i

    4

    4

    3

    3

    2%

    2%

    9'/,

    9v,

    7

    8

    3v,

    3'/,

    Total

    Gambar 7.

    Lund

    and Brcwder

    chart.

    Tabel

    tersebut

    dapat

    membantu

    perhitungan

    luas

    luka

    bakar

    secara

    lebih

    tepat sesuai perkem-

    bangan

    tubuh menurut

    pertambahan

    usia.

    19

    2

    t3

    l3

    2t/z

    2/,

    1

    4

    4

    3

    3

    21/,

    2%

    5%

    5%

    5

    5

    3%

    3%

    17

    13

    11

    9

    2222

    13

    13

    13

    13

    13

    t3

    13

    13

    2t/z

    2%

    2/'

    2t/z

    2t/z

    21/z

    2y,

    2%

    1111

    4444

    4444

    3333

    3333

    2%

    2%

    2%

    2%

    21/z

    2%

    2y,

    2%

    6%

    8

    \t/z

    9

    6k88%9

    5

    5Y,

    6

    6'/'

    55Yr66%

    3Y,

    3%

    31/'

    3rt

    3%

    3%

    3y,

    3t/z

    220

    Maj Kedokt

    Indon,

    Volum:

    58, Nomor:

    6,

    Juni

    200g

  • 7/24/2019 827-890-1-PB.pdf

    6/9

    Merujuk

    Pqsien

    Luka

    Bqkar:

    Pertimbangan

    Praktis

    mengestimasi

    luas luka

    bakar

    pasien

    anak

    atau

    bayi, karena

    umumnya

    petugas

    kesehatan hanya

    mengingat

    dengan

    pasti

    rules

    of nine untuk

    pasien

    dewasa.

    Carayangketiga

    adalah

    menggunakan

    bagan

    Lund dan Browder.

    Cara

    ini

    paling

    tepat

    dalam

    memperhitungkan

    luasnya

    luka

    bakar

    karena dapat

    mengikuti

    perubahan

    berdasarkan

    perkembangan

    tubuh

    menurut

    usia sehingga

    sangat akurat

    untuk

    pasien

    anak

    (lihat

    GambarT).

    Merujuk

    Pasien

    Luka Bakar

    Sangatlah

    penting

    bagi dokter

    di

    pelayanan

    kesehatan

    primer

    untuk menentukan

    kapan

    sebuah kasus

    luka bakar

    cukup ditanganinya

    sendiri,

    dirujuk

    ke rumah

    sakit, atau harus

    langsung

    dikirim

    ke RS

    dengan

    unit luka

    bakar.

    Keputusan

    ini

    dibuat

    dengan

    mempertimbangkan

    luas,

    dalam, lokasi,

    kondisi

    komorbiditas,

    penyebab

    luka

    bakar,

    sefia

    usia

    pasien.e

    Yang

    dapat

    ditangani

    sebagai pasien

    rawat

    jalan

    langsung

    oleh dokter

    adalah kasus

    luka

    bakar

    minor yaitu

    luas

    luka

    bakar

    derajat2

  • 7/24/2019 827-890-1-PB.pdf

    7/9

    Merujuk

    Pasien

    Luka Bqkar: Pertimbangan

    Praktis

    Gambar

    9.

    (A)

    Luka

    Bakar Daerah

    Genitalia dan Persendian

    Inguinalis

    Kanan

    Serta

    Tangan

    Kanan.

    (B)

    Parut Hipertrofik

    pada

    Bekas

    Luka

    Bakar

    di

    Sepanjang Tungkai

    Bawah

    Hingga

    Dorsum

    pedis

    Kiri.

    (C)

    Kontaraktur

    pada

    Daerah Leher-Wajah.

    Ketiganya

    merupakan

    area luka

    bakar

    pada

    tubuh yang

    merupakan

    kriteria

    untuk dirujuk ke

    unit luka

    bakar,

    karena rnemerlukan

    penanganan

    oleh Dokter

    Spesialis Bedah

    Plastik

    dan Dokter Spesialis

    Rehabilitasi

    Medik.

    I

    2.

    t

    J.

    4.

    5.

    6.

    7.

    8.

    Luka

    bakar

    der ajat 2 >

    1

    0%o

    LPT

    Luka

    bakar

    yang

    mengenai daerah

    wajah, tangan,

    kaki,

    genitalia,

    perineum,

    persendian

    utama(lihat

    Gambar

    9)

    Luka

    bakar

    derajat 3

    pada

    kelompok

    usia

    berapa

    pun

    Luka

    bakar

    listrik

    (termasuk

    tersambar

    petir)

    Luka

    bakar

    akibat zat

    kimia

    Terdapat

    cedera inhalasi

    Terdapat

    masalah medis

    sebelumnya

    (pre-existing

    medi-

    c al conditions)lkondisi

    komorbiditas

    Terdapat

    hauma penyerta,

    tetapi dengan

    luka bakar

    yang

    paling

    berpotensi

    menimbulkan

    mortalitas

    dan mor-

    biditas.

    Jika

    trauma

    penyerta

    yang

    lebih

    berpotensi

    tinggi

    menimbulkan

    mortalitas

    dan

    morbiditas,

    pasien

    di-stabilkan

    terlebih

    dahulu

    di trauma

    center

    sebelum

    dihansferke

    unit

    luka

    bakar.

    9. Pasien

    lukabakar

    anakyang

    dirawat di

    rumah

    sakityang

    tidak

    memiliki

    petugas

    dan

    fasilitas

    pelayanan

    pasien

    pediatrik

    yang

    memadai.

    10.

    Penderita

    luka

    bakar

    yang

    memerlukan

    penanganan

    khusus

    untuk

    masalah

    emosional

    dan sosial

    atau

    memerlukan

    tindakan

    rehabilitatif

    khusus

    (mencakup

    kasus penganiayaan

    dan

    penelantaran

    anak)

    Tatalaksana

    berikutnya

    setelah kedalaman

    luka

    bakar

    ditentukan

    dapat

    dilihat

    pada

    Gambar

    8.

    llustrasi

    Kasus Penentuan

    Rujuk-Rawat

    Kasus

    Luka

    Bakar

    Gambar

    10. Kasus

    l.

    Seorang

    laki-laki

    dua

    puluhan

    tahun

    datang

    setelah kedua

    tungkai

    bawahnya

    tersiram

    air

    panas

    setengah

    jam

    sebelumnya.

    Daerah

    ter-

    setersebut

    terasa

    nyeri

    dan

    timbul

    bulae

    pada

    k ulitnya.

    ))1

    Penderita pada kasus

    1

    berusia muda tanpa riwayat

    komobiditas

    yang

    dapat

    mengganggu penyembuhan.

    Luka

    bakar

    yang

    dialami

    tergolong

    luka

    bakar

    ringan

    yang

    meliputi

    3

    kali

    luas

    telapak

    tangan penderita

    atau sekitar

    2$%

    LpT

    dan

    berderajat

    2a.

    Walaupun

    luka

    bakar

    mengenai

    daerah

    sendi,

    dengan perawatan

    yang

    baik

    terhadap

    luka

    bakar

    derajat

    2a,

    diharapkan

    tidak terjadi

    gangguan

    fungsi

    di fase

    lanjut.

    Bulayang

    besar dapat

    dipecahkan

    karena

    berisi

    cairan

    yang

    dapat

    mengundang

    infeksi

    dan

    menyulitkan

    dressing

    luka.

    Kulit

    bz

    I

    a

    dap

    at

    dimanfaatkan

    s

    ebagai

    dr

    es

    s

    i

    ng biolo gis

    dan diberikan

    moist

    dressing

    konvensional.

    pemasangan

    bidai

    di

    sisi

    anterior

    area

    persendian

    dapat mencegah

    proses

    kontraksi yang

    kemudian

    dapat

    menyebabkan

    kontraktur.

    Dengan

    demikian, penderita

    ini

    dapat

    ditatalaksana

    oleh

    dokter.

    Gambar

    11.

    Kasus

    2.

    Seorang pemuda

    18

    tahun

    datang

    se_

    telah

    terkena

    semburan

    api

    pada

    sisi

    lateral

    ekstremitas

    atas

    dan

    trawah

    8 hari

    sebelumnya.

    Penderita

    pada

    kasus

    2

    berusia

    dewasa

    muda

    tanpa

    riwayat

    komobiditas

    yang

    dapat

    mengganggu penyembuhan.

    Luka

    bakar

    kira-kira

    seluas

    9% LPT

    karena

    mengenai

    separuh

    lateral

    ekstrem

    itas atas

    (4

    ,5o/o

    LPT)

    dan area

    pahakanan

    (4

    ,5%o

    Maj

    Kedokt

    lndon,

    Volum:

    58, Nomor:

    6, Juni

    2009

  • 7/24/2019 827-890-1-PB.pdf

    8/9

    LPT). Kedalaman

    luka

    bakar

    sebagian

    besar

    berderajat

    2a;

    sebagian

    berbaur

    dengan

    luka

    bakar derajat2b.

    Area

    perifer

    luka

    bahkan

    sudah

    mengalami

    epitelisasi.

    Luka

    bakar

    tidak

    mengenai

    area

    persendian

    bahu, sebagian melibatkan

    area

    persendian siku, dan

    sedikitmengenai

    sisi

    lateral lutut.

    Secara

    umum luka

    di area

    persendian

    berderajat 2a

    sehingga

    diprediksi

    tidak

    mengganggu

    frrngsi sendi

    di fase

    lanjut. Luka

    bakar

    derajat

    2adan2b

    seluas

  • 7/24/2019 827-890-1-PB.pdf

    9/9

    Merujuk Pasien

    Luka Bakar: Pertimbangan

    Praktis

    perlu

    ragu

    untuk

    merujuk

    ketika

    tidak

    tahu atau ragu tentang

    apa

    y

    ang harus

    dilakukan.

    DaftarPustaka

    1.

    Kao

    CC, Garner WL. Acute burns. Plast Reconstr

    Surg 2000;

    t0s(7):2482-92

    2. Prasetyono

    TOH. Luka bakar: fase subakut.

    J I Bedah Indones

    2001.29(3):27

    -34

    3. Baue

    AE. MOF, MODS,

    and

    SIRS:

    What is in a

    name

    or

    an

    acronym? Shock 2006;26(5):438-49

    4. Benson

    A, Dickson WA, Boyce DE. Bums. BrMed

    J. 2006

    [cited

    2007

    Apil26l

    332fl%52.AuaiEob

    fon

    :

    http://bmj.com/cgi/

    c

    ontentl

    fttll

    3

    32

    /

    7

    5

    42

    / 649

    5.

    Papini

    R. Management

    of burns

    in

    various depths. Br Med

    J.

    2004

    [cited

    2007 April 26] 329:158-60. Available from:

    http://

    bmj. com/ cgi content/ fii,ll/ 329 I

    7

    4 58 / |

    5 8

    6.

    Klein

    MB.

    Thermal,

    chemical, and electrical injuries. In: Thorne

    CH,

    d.

    GrdCc

    ad

    $nitr's

    PHb

    Su@y

    @ ed.

    Philadelphia:

    Lippincot

    Williams & Wilkin,

    a

    Wolters Kluwer

    Business,

    2007.

    p.132-49.

    7.

    Hettiaratchy

    S, Papini R. Initial management

    of a major

    burn:

    IlToassesment

    and resuscitation.

    Br Med

    J. 2004

    [cited

    2008 Feb

    7

    I

    329 :

    I 0

    I

    -03.

    Available from: http

    ://bmj. com/c

    gi/content/full/

    329/7457

    n01

    Amirsheybani

    HR, Crecelius

    GM, Timothy

    NH, Pfeiffer

    M,

    Saggers

    GC, Manders

    EK. The

    natural history

    of

    the

    growth

    of

    the hand: I.

    Hand area

    as a

    pe,rcentage

    of body surface

    area.

    plast

    Reconstr

    Surg 2001

    ;107(3):726-33.

    Morgan

    ED, Bledsoe

    SC, Barker

    J. Ambulatory

    management

    of

    bums.

    Am

    Fam

    Physician.

    2000

    [cited

    2008 Feb

    91 62(9):2015-

    26,

    2029

    -3

    0, 2032. Av

    ailable from

    : http ://www

    aafp-orgbfd

    20001101/2015.htm|

    American Bum

    Assiciation

    in consultation

    with ACS.

    Guidelines

    for

    operations

    ofburn centers.

    2006

    [cited

    2008 Feb

    9]. Avail-

    able from:

    httD://www.ameriburn.org/chapter

    I 4.

    pdf.

    Hettiaratchy

    S, Papini

    R.

    Initial

    management

    of a major

    bum: I-

    overview.

    Br Med

    J.2004

    [cited

    2008 Feb

    7] 328:1555-57.

    Available

    from: http://bmj.com/cei/content/full/328/745

    5/l 5

    5

    5

    American

    College

    of Surgeons

    Committee

    on Trauma.

    Advanced

    trauma life

    support for

    doctors:

    student course

    manual

    7th ed.

    Chicago:

    American

    College

    of Surgeons, 2004

    Hudspith

    J, Rayatt

    S. First

    aid and treatment

    of minor

    burns.

    BMJ. 2004

    [cited

    2008

    Feb

    7] 328:1487-89.

    Available

    from:

    http:

    /

    lbmi.

    coml cei/

    content/ fulll

    328

    7

    4

    5

    4

    /

    I 487

    @"n

    9.

    l0

    ll

    t2

    13

    224

    Maj

    Kedokt

    Indon,

    Volum:

    58, Nomor:

    6,

    Juni 2008