82531476 case-study
-
Upload
homeworkping3 -
Category
Education
-
view
241 -
download
0
Transcript of 82531476 case-study
Homework Help https://www.homeworkping.com/
Research Paper helphttps://www.homeworkping.com/
Online Tutoringhttps://www.homeworkping.com/
click here for freelancing tutoring sitesBAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kelompok didefinisikan sebagai dua individu atau lebih yang berinteraksi, saling
bergantung, saling bergabung untuk mencapai sasaran tertentu. Di dalam
kelompok formal, perilaku-perilaku yang seharusnya ditunjukkan ditentukan dan
diarahkan untuk tujuan organisasi. Perilaku seorang anggota sangat ditentukan
akan alasannya bergabung dalam suatu kelompok antara lain adalah memperoleh
rasa aman, memiliki status, harga diri, ada afiliasi sebagai kebutuhan sosial,
memiliki kekuatan, dan untuk pencapaian tujuan.
Peran dan tugas pemimpin dalam suatu kelompok sangat mempengaruhi tingkat
potensial suatu kelompok kerja terutama dalam mengkoordinir, mengarahkan,
menginisiasi, mendorong, serta menjaga harmoni. Prinsip efisien dan efektifitas
sangat penting diperhatikan pemimpin, yaitu dalam mengevaluasi kinerja dan
perilaku mana yang perlu diperbaiki, menganalisa dan memahami permasalahan
perilaku dalam tim. Pada akhirnya hasil kerja tim dapat produktif karena anggota
kooperatif, terstimulasi, berpartisipasi aktif, disiplin, dan memiliki kemampuan
yang meningkat sehingga kelompok dapat sukses mencapai tujuan organisasi.
1
B. TUJUAN
Tujuan Umum :
Mahasiswa mampu mengidentifikasi langkah-langkah yang ditempuh oleh
Manajer/Kepala Ruangan untuk memfasilitasi partisipasi kelompok agar lebih
dinamis dan produktif.
Tujuan Khusus :
1. Mampu menguraikan langkah-langkah dalam meningkatkan pasrtisipasi
kelompok
2. Mampu menguraikan teori dinamika kelompok
3. Mampu menjelaskan fungsi dan tujuan dinamika kelompok
4. Mampu mengidentifikasi permasalahan pada kasus Ns. Mirna dan pemecahan
masalahnya.
C. SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
BAB I : Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Tujuan Penulisan
C. Sistematika Penulisan
BAB II : Tinjauan Teoritis
BAB III : Kasus dan Pembahasan
BAB IV : Simpulan dan Saran
2
BAB. II
TINJAUAN TEORI
A. KEPEMIMPINAN
1. DEFENISI
b. Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi aktifitas suatu
kelompok yang terorganisasi dalam usahanya mencapai penetapan tujuan
dan pencapaian tujuan (Stogdill, Swansburg, 1995).
c. Pemimpin adalahseorang yang memimpin, memprakarsai
tingkah laku sosial dengan cara mengatur, mengarahkan, mengorganisir,
mengendalikan orang lain melalui suatu kekuasaan atau posisi (Fairchild,
Henry Pratt, 1960)
2. PEMIMPIN EFEKTIF
Pemimpin yang efektif adalah seorang yang berhasil untuk menjalankan
pengaruh pada orang lain untuk bekerja sama dengan produktif dan
memuaskan.
Hal-hal yang dibutuhkan untuk efektifnya seorang pemimpin antara lain :
a. Menurut Tappen (1995) adalah :
1) Pengetahuan yang adekuat
2) Memiliki kesadaran diri
3) Komunikasi yang jelas dan efektif
3
4) Memobilisasi energi / kekuatan
5) Membuat tujuan
6) Melakukan tindakan
c. Sifat kepemimpinan (Gibson dan Donnelly, 1982) meliputi :
1) Intelegensia
a) Penyesuaiaan
b) Ketegasan
c) Pengetahuan
d) Kelancaran berbicara
2) Kepribadian
a) Kemampuan adaptasi
b) Ketentuan
c) Kreatifitas
d) Kerja-sama
e) Integritas personal
f) Kepercayaan diri
g) Keseimbangan dan kontrol emosional
h) Kemandirian (non konformitas)
3) Kemampuan
a) Kemampuan untuk mendapatkan kerja sama
b) Kepopuleran dan kemasyuran
c) Kemampuan sosial (interpersonal)
d) Partisipasi sosial
e) Bijaksana, diplomatis
3. PERAN PEMIMPIN DALAM KOMUNIKASI KELOMPOK
B. DINAMIKA KELOMPOK
1. DEFENISI
Dinamika kelompok berasal dari kata dinamika yang memiliki arti tingkah
laku warga yang dapat mempengaruhi tingkah laku warga lainnya sehingga
4
terjadi hubungan timbal balik. (Aziz,2004). Sedangkan Kelompok adalah
kumpulan individu yang saling berinteraksi dan mempunyai tujuan yang
sama. Jadi dinamika kelompok adalah suatu kelompok yang terdiri dari dua
atau lebih individu yang mempunyai hubungan psikologis secara jelas antar
anggotanya yang dapat berlangsung dalam situasi yang dialami secara
bersama. (Aziz, 2000).
Dinamika kelompok mencakup kajian dan analisa tentang bagaimana
orang saling berinteraksi dan berkomunikasi dalam suatu kelompok kecil.
Kajian tentang dinamika kelompok memberikan sarana untuk menganalisa
komunikasi kelompok dengan maksud mengubah kelompok agar lebih efektif
(Davis, 1981; La Monica 1979).
2. FUNGSI DAN TUJUAN DINAMIKA KELOMPOK
Fungsi Dinamika Kelompok : (Aziz, 2004).
b. Antara individu satu dengan yang lain akan terjadi kerjasama saling
membutuhkan.
c. Individu dapat lebih termudahkan dalam segala pekerjaan karena
pekerjaan yang dilakukannya tidak dapat dilaksanakan tanpa bantuan
seseorang.
d. Pemecahan masalah dapat teratasi dan mengurangi beban pekerjaan
sehingga waktu dapat diatur secara tepat, efektif dan efisien.
e. Meningkatkan masyarakat yang demokratis, karena individu satu dengan
yang lainnya dapat memberikan masukan dan berinteraksi dengan yang
lainnya dan memiliki peran yang sama dalam masyarakat.
Lippit dan Seashore (1980) menekankan tujuan yang lebih spesifik dari kajian
dinamika kelompok. Tujuan pemimpin adalah mengembangkan tim yang
efektif dengan memfasilitasi :
1. Pemahaman yang jelas tentang maksud dan tujuan
2. Kelenturan dalam cara bagaimana kelompok mencapai tujuan
5
3. Komunikasi dan pemahaman yang efektif diantara anggota tentang
perasaan, tingkah laku pribadi, ide dan hal-hal berkaitan dengan tugas
4. Strategi pengambilan keputusan yang efektif yang memastikan adanya
komitmen anggota dalam keputusan-keputusan penting
5. Keseimbangan yang tepat antara produktifitas dan kepuasan pribadi
6. Kedewasaan kelompok sehingga tanggungjawab pemimpin dapat
dibagikan sesuai dengan kemampuan dan kemauan kelompok
7. Kepaduan kelompok sambil tetap mempertahankan pemenuhan kebutuhan
kebebasan pribadi
8. Menggunakan perbedaan kemampuan anggota kelompok
9. Bagaimana kelompok mengatasi masalahnya sendiri
10. Keseimbangan antara emosi danperilaku rasional , mengendalikan emosi
kedalam kerja tim yang produktif.
3. APA YANG PERLU DIAMATI DALAM KELOMPOK
b. Tujuan Kelompok
Tujuan bersifat formal maupun informal, menunjukkan tugas kelompok,
dan perilaku kelompok adalah bagaimana menyelesaikan tugas tersebut.
c. Latar Belakang Kelompok
Riwayat dan tradisi kelompok secara langsung berpengaruh pada hidup
kelompok. Tradisi, norma-norma, prosedur dan aktifitas harus diteliti
dalam hal bagaimana berpengaruh terhadap kelompok. Aspek positif
perilaku kelompok masa lalu (pemimpin memiliki kemungkinan untuk
membantu menyelesaikan tugas) harus diusahakan. Strategi untuk
meniadakan dimensi negatif sebelumnya harus diimplementasikan.
d. Partisipasi Kelompok
Sasaran pemimpin harus membantu kemungkinan partisipasi sistem
sumber daya manusia. Tingkat potensi kinerja suatu kelompok sebagian
besar bergantung pada sumber daya yang dibawa masing-masing anggota
kelompok, yang meliputi :
1) Pengetahuan, ketrampilan dan kemampuan
6
Kinerja kelompok dapat dinilai dari pengetahuan, dan kemampuan dari
masing-masing anggota kelompok terutama menentukan parameter
apa yang dapat dilakukan oleh anggota-anggotanya dan efektif mereka
melakukan sesuatu untuk kelompok. Ketrampilan hubungan antar
personal secara konsisten penting untuk kinerja kelompok yang tinggi,
semua ini mencakup manajemen konflik dan resolusinya, pemecahan
masalah kolaboratif dan komunikasi (mendengar tanpa melakukan
penilaian & menggnakan secara tepat teknik pendengaran yang
efektif).
2) Karakteristik Kepribadian
Sikap yang cenderung mempunyai konotasi positif dalam budaya
cenderung berhubungan positif terhadap produktifitas, semangat dan
kekohesifan kelompok. Ini mencakup ciri-ciri seperti misalnya
kemahiran bergaul, inisiatif, keterbukaan dan kelenturan. Berlawanan
dengan hal tersebut karakteristik yang dievaluasi secara negatif seperti
otoritarianisme, dominasi dan ketidak-konvensionalan. Ciri-ciri
kepribadian ini mempengaruhi kinerja kelompok bagaimana individu
itu berinteraksi dengan anggota kelompok lainnya.
3) Struktur Kelompok
Kelompok kerja mempunyai struktur yang membentuk perilaku
anggotanya dan memungkinkan untuk menjelaskan perilaku individu
dalam kelompok maupun kinerja kelompok itu sendiri. Variabel
struktur kelompok diantaranya kepemimpinan formal, peran, norma,
status kelompok, ukuran kelompok, komposisi kelompok, dan tingkat
penyerapan kelompok.
4) Kepemimpinan formal
Hampir setiap kelompok mempunyai pemimpin formal. Pemimpin ini
dapat memainkan peranan penting dalam keberhasilan kelompok.
Perilaku pemimpin formal dalam sebuah kelompok dapat bervariasi
dari kontrol total sampai dengan pendelegasian atau kontrol total oleh
7
kelompok Hal ini berarti bahwa fungsi-fungsi yang diperlukan untuk
menggerakan sebuah kelompok kearah tujuan dapat dipegang
pemimpin atau dapat menjadi tanggungjawab anggotanya.
5) Peran
Agar tujuan tercapai, harus ada dua kategori fungsi dalam kelompok
yaitu fungsi tugas dan fungsi pemeliharaan. Benne dan Sheats (1948)
mengidentifikasi 3 kategori utama peran kelompok :
2.1.) Peran Tugas
2.1.1) Inisiator, memperkenalkan ide atau prosedur baru,
mencoba membuat gerakan menuju tujuan.
2.1.2) Pencari informasi, menyediakan informasi yang
dibutuhkan, berespon terhadap usulan, minta pendapat.
2.1.3) Evaluator, menentukan dimana posisi kelompok didalam
masalah, mengevaluasi kemajuan.
2.1.4) Koordinator, mengumpulkan ide-ide dan membangun
berdasarkan landasan sumbangan ide orang lain.
2.1.5) Teknisi Prosedur, mempercepat kerja kelompok dengan
melakukan tugas rutin, membagikan bahan
2.1.6) Pencatat, mencari ide-ide, keputusan-keputusan dan
anjuran-anjuran, membuat laporan pertemuan.
2.2. ) Peran pemeliharaan
2.2.1) Pendorong, memberikan kehangatan dan dukungan
pada kontribusi orang lain, menerima apa yang
diakatakan oleh setiap anggota.
2.2.2) Penjaga Harmoni, menemukan perbedaan antara dan
diantara anggota untuk mendamaikan perselisihan.
2.2.3) Penyusun Standar, menimbulkan kesadaran kelompok
akan norma dan standar kelompok.
2.2.4) Penjaga Pintu, mempertahankan terbukanya saluran
komunikasi, memungkinkan terjadinya partisipasi semua
anggota, memperhatikan waktu.
8
2.3. ) Peran Orientasi pada diri sendiri.
2.3.1) Agresor , merendahkan status orang lain, menyerang
kelompok, pribadi dan anggotanya dan tugas-tugas,
menunjukan rasa iri terhadap kontribusi anggota.
2.3.2) Penghambat Negatif, pelawan yang keras kepala yang
memasukan kembali isu yang telah diputuskan
sebelumnya.
2.3.3) Pencari Pengakuan, mencari perhatian untuk dirinya
sendiri, bicara besar dan berpusat pada dirinya sendiri.
2.3.4) ”Playboy”, kurang minat dalam kelompok dengan
menjadi sinis atau melucu isu-isu yang penting.
2.3.5) Pendominasi, menunjukan otoritas dan superioritas diatas
orang lain, memanipulasi kelompok, memutus
pembicaraan.
2.3.6) Pencari Pertolongan, mencari perhatian untuk diri
sendiri, mencari respon simpatik dari kelompok.
6) Norma
Norma-norma kelompok meliputi standar atau aturan dasar kelompok.
Keyakinan dari sebagian besar anggota kelompok biasanya
membentuk norma-norma yaitu perilaku apa yang harus ada atau harus
tidak ada didalam kelompok. (Pfeiffer, Jones, 1972).
a. Alasan utama mempelajari pola komunikasi adalah untuk
menyimpulkan isu yang ada pada anggota dan memfokuskan
kepada isu tugas secara lebih efektif.
b. Kepaduan kelompok dan keanggotaan
9
Kepaduan kelompok termasuk kemauan anggota kelompok untuk
menerima putusan kelompok dan apakah aktifitas kelompok
berdasarkan komitmen untuk tujuan bersama.
e. Suasana Kelompok
Suasana kelompok adalah nada dan situasi lingkungan yang
diciptakan oleh kelompok, misalnya apakah anggotanya bersaing,
tegang, sopan, bersahabat, loyo bersemangat atau antusias.
Menciptakan suasana kelompok yang positif adalah hal yang
sangat penting dilakukan oleh pemimpin kelompok.
f. Prosedur pengambilan keputusan kelompok
3. FASE –FASE KELOMPOK
Terdapat lima fase kelompok yang disepakati secara umum :
a. Fase Pembentukan atau Orientasi
Dalam fase ini kelompok menemukan dirinya. Mereka saling menguji
untuk perilaku yang dapat diterima dan tepat. Fase terjadinya pertukaran
informasi untuk menemukan aturan dasar.
b. Fase Konflik atau kekacauan
Selama fase ini anggota kelomok menempati posisi, kendali dan pengaruh.
Terdapat perebutan kepimpinanan dan meningkatnya kompetensi.
Pemimpinmenolong anggotanya dengan penugasan dan peranan.
c. Fase Kohesi atau penormalan
Peran dan norma dibuat dengan bergerak kearah konsensus dan objektif.
Mereka terbuka terhadap alternatif definisi dengan pandangan multipel.
d. Fase Bekerja atau berpenampilan
Anggota bekerja dengan keterlibatan penuh, banyak membuka diri dan
kesatuan menyelesaikan tugas
10
e. Fase Terminasi
Bila tujuan tercapai maka kelompok berakhir. Pemimpin membimbing
kelompok untuk meringkas diskusi, mengekspresikan perasaan.
BAB. III
KASUS DAN PEMBAHASAN
A. KASUS
Anda sebagai kepala ruangan mengadakan pertemuan mingguan yang pada
kesempatan ini setiap staf keperawatan secara bergiliran selama 15 menit menyajikan
topic bahasan yang mereka pilih. Anda juga secara teratur tiap minggu
menyelenggarakan 2 rapat singkat, untuk membahas masalah umum dan
konferensi/study kasus. Akhir-akhir ini anda memperhatikan bahwa pertemuan itu
tidak berjalan dengan baik karena salah satu anggota kelompok, Mirna, cenderung
mendominasi waktu pertemuan, sehingga staff yang lain kurang mendapat
kesempatan untuk berbicara. Secara pribadi anda telah berusaha untuk memberikan
masukankepada Mirna, walaupun saat ini Mirna minta maaf, namun dia tetap
melakukannya. Sebenarnya Mirna seorang perawat yang cerdas, cekatan dandapat
diandalkan dengan kinerjanya yang professional.
B. PEMBAHASAN
Sesuai dengan kasus diatas, analisa serta penyelesaian masalah yang dipaparkan
adalah meliputi beberapa langkah yaitu :
11
1. Mengidentifikasi masalah yang terjadi dalam kasus diatas adalah :
a. Rapat yang merupakan bentuk pertemuan / interaksi kelompok tidak
berjalan dengan baik
b. Salah satu anggota kelompok / staff yaitu Mirna, mendominasi pertemuan
c. Anggota kelompok lain kurang mendapat kesempatan berbicara karena
adanya anggota lain yang mendominasi
d. Belum ada norma yang disepakati kelompok dalam melakukan rapat /
pertemuan
e. Agenda / topik rapat tidak jelas / bebas (yang dipilih oleh anggota)
f. Struktur tugas / peran dalam rapat atau pertemuan kelompok tidak jelas
sehingga masing-masing anggota kelompok dapat berperilaku bebas.
g. Pengambilan keputusan diserahkan pada semua anggota dan tak berjalan
dengan baik
h. Peran pemimpin dalam mengarahkan pertemuan / rapat tak dijalankan
dengan baik
2. Menganalisa karakteristik anggota kelompok
a. Kepala ruangan bertindak / berperan sebagai pemimpin yang memilih
untuk menerapkan kepemimpinan yang demokratik, karena memberikan
kebebasan pada setiap anggota kelompok dan tidak mengarahkan kekuatan
kelompok secara tepat.
b. Salah satu anggota yaitu Mirna memiliki ciri positif seorang yang cerdas,
cekatan, dapat bekerja secara professional tetapi memiliki ciri negative
sering mendominasi kelompok.
c. Performa / penampilan kelompok yang belum baik karena struktur
interpersonal belum terfokus menyelesaikan tugas dan energi belum
diarahkan untuk menyelesaiakn tugas ditunjukkan dengan adanya anggota
kelompok yang cenderung untuk diam atau tidak terlibat penuh.
d. Masalah yang terjadi dalam menyelesaikan tugas kelompok belum
diupayakan terjadi secara konstruktif karena peran pemeliharaan
12
kelompok yaitu koordinator, penjaga harmoni, penstimulasi, evaluator dan
pencari jalan tengah (kompromi) dalam kelompok belum maksimal
dilakukan.
3. Langkah-langkah untuk memfasilitasi dinamika kelompok agar lebih dinamis dan
produktif
a. Menetapkan norma / aturan yang menjadi acuan
1) Struktur rapat yang jelas
1. Ada pimpinan rapat yang bertugas sebagai pengarah
2. Pencatat
3. Metode diskusi
4. Konsultan / inisiator
5. Peran setiap orang dalam rapat : pengarah, inisiator,
pencari informasi,
2) Apa yang diperbolehkan dan apa yang keluar jalur dengan
peneguhan norma tingkah laku anggota kelompok dalam interaksi :
1. Who :
- Moderator / pemimpin rapat yang mengatur komunikasi
- Moderator ditentukan secara bergantian dari semua
anggota.
- Peserta rapat dapat bicara bila telah diberi kesempatan
oleh moderator.
- Kepala ruangan dapat memutuskan pembicaraan yang
menyimpang.
2. When :
- Urutan pembicaraan sesuai urutan topik dalam agenda.
- Setiap topik dibahas dan diselesaikan satu persatu
hingga tercapai kesepakatan.
- Setiap orang bicara setelah diberi ijin oleh moderator.
- Waktu rapat ditentukan sebelum acara dimulai.
3. Why :
13
- Komunikasi terfokus pada agenda / topik yang
ditentukan.
- Komunikasi dilakukan hingga mencapai kesepakatan /
tujuan namun tidak bertele-tele.
4. Where :
- Semua komunikasi membahas topik rapat hanya
dilakukan pada saat rapat dilaksanakan.
- Rapat dilaksanakan di ruang rapat ruangan yang telah
disepakati.
5. How :
- Peserta rapat harus telah menyiapkan diri dengan
memahami dan menyiapkan keperluan rapat sesuai
agenda yang ditentukan.
- Bila terjadi perbedaan pendapat, segera dicari jalan
tengah yang disetujui oleh semua anggota atau dapat
diputuskan oleh kepala ruangan.
3) Partisipasi setiap anggota dengan memberikan kesempatan yang
sama untuk mengemukakan pendapat
4) Memberi batas waktu yang jelas
5) Aturan / norma tersebut kemudian disepakati bersama (dapat
berbentuk SOP) dalam bentuk notulen yang dilengkapi daftar hadir
dan ditanda-tangani kepala ruangan.
b. Mengatur pertemuan / rapat yang lebih efektif yaitu :
1) Tujuan yang ingin dicapai harus jelas (realistis, dapat diukur,
spesifik) dan disepakati bersama untuk mengurangi pertikaian /
perselisihan
2) Waktu rapat yang disepakati harus ditepati, sehingga rapat harus
dimulai dan diakhiri dengan tepat.
14
3) Agenda rapat dan materi pendukungnya harus didistribusikan lebih
awal sehingga setiap anggota dapat terlibat aktif dalam pertemuan.
4) Tugas masing-masing anggota yang jelas (berbagi tugas secara
merata sesuai peran dan tujuan pertemuan). Otoritas dalam
kelompok harus spesifik sehingga setiap anggota mengetahui apa
dan kapan mereka harus menyelidiki, meminta saran, atau
memberikan rekomendasinya.
5) Jumlah dan komposisi kelompok harus didasarkan kemungkinan
apa yang dapat diberikan anggota dan berbagai jenis keahliannya.
c. Peran kepala ruangan sebagai pemimpin yang menjaga norma kelompok
tetap dijalankan :
1) Sikap otokratis pada yang dominan
2) Sikap memotivasi dan menghargai tanpa menilai bagi anggota
yang diam / kurang aktif
3) Mengarahkan untuk komitmen
4) Mengatur tingkat konflik (yang sesuai / pantas)
5) Menurunkan keengganan / kemalasan anggota
6) Menjadi contoh
7) Kepala ruangan dalam mengelola suatu pertemuan diefektifkan
dengan mengikuti tujuh (7) petunjuk dari Anthony Jay yaitu :
- Kontrol yang banyak bicara.
- Desak bicara bagi yang diam.
- Lindungi yang lemah.
- Motivasi yang sulit mengemukakan pendapat.
- Waspadai saat tepat untuk memberikan sugesti bila
terjadi melemahnya refleks
- Datanglah pada yang paling senior pada akhir rapat.
- Tutup dengan catatan hal-hal yang telah dicapai.
15
d. Membantu Ners Mawar untuk berpartisipasi / berfungsi dengan baik
dalam kelompok sesuai kemampuannya dengan cara :
1) Memberikan umpan balik tentang sikap Ners Mirna misal memutar
ulang rekaman pertemuan sebagai bahan evalusi
2) Mengalihkan energi / kemampuan Ners Mirna, misal diberikan
tugas lain seperti sebagai konsultan, inisiator atau sebagai penulis
BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN
A. SIMPULAN
1. Untuk mencapai tujuan dalam kelompok perlu diperhatikan langkah-
langkah untuk memfasilitasi partisipasi kelompok sehingga kelompok
menjadi efektif dan produktif.
2. Kepala Ruang atau pemimpin dalam suatu kelompok dapat menerapkan
gaya kepemimpinan yang berbeda sesuai dengan karakteristik dari anggota
kelompok
3. Produktifitas kelompok dapat dicapai dengan penentuan tujuan yang jelas,
struktur kelompok yang efektif dan pelaksanaan peran dalam kelompok
yang tepat.
B. SARAN
16
1. Seorang pemimpin keperawatan harus menguasai pengetahuan tentang
dinamika kelompok sehingga kelompok yang dipimpin menjadi efektif
dan produktif.
DAFTAR PUSTAKA
Alimul, Aziz. (2004). Pengantar Konsep dasar Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.
Gillies, Dee Ann. (1989). Nursing Management : A System Approach. (Dika, S, dkk, Penerjemah). (Ed. 2). Philadelphia : WB. Saunder. (Sumber asli diterbitkan 1994).
La Monica, E.L. (1998). Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan : Pendekatan berdasarkan Pengalaman. Jakarta : EGC
Marquis, B.L and Huston, Carol.J. (2006). Leadership Roles and Management Functions in Nursing : Theory and Application. 5 th Ed. Philadelphia : Lippincott Williams & Wilkins.
Robbin, P. Stephen. (2003). Organizational Behavior. (Tim Indeks, Penerjemah). New Jersey : Prentice Hall Inc. (Sumber asli diterbitkan 2001).
Swansburg, C. Russel. (2000). Introductory Management and Leadership for Clinical Nurses. (Suharyati Samba, dkk, Penerjemah). Boston : jones & Bartlett Publisher. (Sumber asli diterbitkan 1993).
Tappen, M.R., Sally A. Weiss, Diane K.W. (2004). Essentials of Nursing Leadership and Management. 3 rd Ed. Philadelphia : FA. Davis Company.
17
Vecchio, Robert.P. (1995). Organizational Behavior. Third Ed. Toronto : The Dryden Press Hartcourt Brace
Homework Help https://www.homeworkping.com/ Math homework helphttps://www.homeworkping.com/ Research Paper helphttps://www.homeworkping.com/ Algebra Helphttps://www.homeworkping.com/ Calculus Helphttps://www.homeworkping.com/ Accounting helphttps://www.homeworkping.com/ Paper Helphttps://www.homeworkping.com/ Writing Helphttps://www.homeworkping.com/ Online Tutorhttps://www.homeworkping.com/ Online Tutoringhttps://www.homeworkping.com/
18