82156904-Dasar-Teori

8
LAPORAN PRAKTIKUM KFA II TITRASI ASAM BASA (Thiamin HCl) Kamis, 9 Februari 2012 Disusun oleh: Dini Widianati 31109010 Eris Abdul Azis 31109012 Linda Rindjani 311090 Sendi Fermana 311090

description

teori

Transcript of 82156904-Dasar-Teori

Page 1: 82156904-Dasar-Teori

LAPORAN PRAKTIKUM KFA II

TITRASI ASAM BASA

(Thiamin HCl)

Kamis, 9 Februari 2012

Disusun oleh:

Dini Widianati 31109010

Eris Abdul Azis 31109012

Linda Rindjani 311090

Sendi Fermana 311090

PRODI S-1 FARMASI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

BAKTI TUNAS HUSADA

2012

Page 2: 82156904-Dasar-Teori

A. Tujuan Percobaan

1. Menetapkan kadar thiamin HCl dalam sediaan serbuk

2. Penentuan kadar thiamin HCl dengan metode titrasi asam

basa

B. Prinsip Percobaan

Titrasi asam basa melibatkan asam maupun basa sebagai titrat

ataupun titran. Titrasi asam basa berdasarkan reaksi penetralan. Kadar

larutan asam ditentukan dengan menggunakan larutan basa dan sebaliknya.

Titran ditambahkan titer sedikit demi sedikit sampai mencapai keadaan

ekuivalen (artinya sacara stoikiometri titran dan titer tepat habis bereaksi).

Keadaan ini disebut sebagai “titik ekuivalen”.

C. Reaksi Kimia

D. Dasar Teori

1. Teori secara umum

Titrasi merupakan suatu metoda untuk menentukan kadar suatu zat

dengan menggunakan zat lain yang sudah dikethaui konsentrasinya. Titrasi

biasanya dibedakan berdasarkan jenis reaksi yang terlibat di dalam proses

titrasi, sebagai contoh bila melibatan reaksi asam basa maka disebut

sebagai titrasi asam basa, titrasi redox untuk titrasi yang melibatkan reaksi

reduksi oksidasi, titrasi kompleksometri untuk titrasi yang melibatan

pembentukan reaksi kompleks dan lain sebagainya. (disini hanya dibahas

tentang titrasi asam basa). Zat yang akan ditentukan kadarnya disebut

sebagai “titrant” dan biasanya diletakan di dalam Erlenmeyer, sedangkan

zat yang telah diketahui konsentrasinya disebut sebagai “titer” dan

biasanya diletakkan di dalam “buret”. Baik titer maupun titrant biasanya

berupa larutan.

Page 3: 82156904-Dasar-Teori

Titrasi asam basa melibatkan asam maupun basa sebagai titrat

ataupun titran. Titrasi asam basa berdasarkan reaksi penetralan. Kadar

larutan asam ditentukan dengan menggunakan larutan basa dan sebaliknya.

Titran ditambahkan titer sedikit demi sedikit sampai mencapai keadaan

ekuivalen (artinya sacara stoikiometri titran dan titer tepat habis bereaksi).

Keadaan ini disebut sebagai “titik ekuivalen”. Indikator akan berubah

warna pada saat titik ekivalensi dimana volum dari peniter yang

ditambahkan dengan mol tertentu sama dengan nilai dari mol larutan yang

dititer. Dalam titrasi asam basa kuat, titik akhir dari titrasi adalah titik pada

saat Ph reaktan hampir mencapai 7, dan biasanya ketika larutan berubah

warna menjadi merah muda karena adanya indikator pH fenolftalein.

Selain titrasi asam basa, terdapat pula jenis titrasi lainnya.

Dalam titrasi asam basa sederhana, indikator pH dapat digunakan,

sebagai contoh adalah fenolftalein, dimana fenolftalein akan berubah

warna menjadi merah muda ketika larutan mencapai pH sekitar 8,2 atau

melewatinya. Contoh lainnya dari indikator pH yang dapat digunakan

adalah metil jingga, yang berubah warna menjadi merah dalam asam serta

menjadi kuning dalam larutan alkali.

Cara mengetahui titik ekuivalen

Ada dua cara umum untuk menentukan titik ekuivalen pada titrasi asam

basa:

1. Memakai pH meter untuk memonitor perubahan pH selama titrasi

dilakukan, kemudian membuat plot antara pH dengan volume titran untuk

memproleh kurva titrasi. Titik tengah dari kurva titrasi tersebut adalah

“titik ekuivalen”.

2. Memakai indikator asam basa. Indikator ditambahkan pada titran

sebelum proses titrasi dilakukan. Indikator ini akan berubah warna ketika

titik ekuivalen terjadi, pada saat inilah titrasi kita hentikan.

Page 4: 82156904-Dasar-Teori

Titik akhir titrasi

Titik akhir titrasi adalah keadaan diman reaksi telah berjalan

dengan sempurna yang biasanya ditandai dengan pengamatan visual

melalui perubahan warna indikator. Titik akhir titrasi terjadi pada saat

perubahan warna pada larutan. Pada saat itulah gram ekivalen dari titran

sama dengan menggunakan persamaan titrasi

2. Monograpi sampel

Thiamin HCl

Sinonim : Thiamini Hydrochloridum

Rumus Kimia : C12H17ClN4OS.HCl

Struktur :

BM : 337,27

BE : 337,27

Pemerian : Hablur atau serbuk hablur, putih; bau khas lemah. Jika

bentuk anhidrat terpapar udara dengan cepat menyerap air lebih kurang

4%. Melebur pada suhu lebih kurang 2480 disertai peruraian.

Kelarutan : Mudah larut dalam air; larut dalam gliserin; sukar larut

dalam etanol; tidak larut dalam eter dan dalam benzene.

3. Metode analisis

Page 5: 82156904-Dasar-Teori

E. Alat Dan Bahan

Alat

Buret

Gelas kimia

Pipet tetes

Erlenmeyer

Batang pengaduk

Kertas saring

Statif

Corong

Bahan

Vitamin B1

NaOH 0,1 N

Phenolftalein

As oksalat

Phenol red

Prosedur

F. Data Hasil Pengamatan

G. Pembahasan

H. Kesimpulan

Page 6: 82156904-Dasar-Teori

DAFTAR PUSTAKA

www.belajarkimia.com/titrasi-asam-basa / http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=rumus+kimia+tiamin&source=web&cd=1&ved=0CB4QFjAA&url=http%3A%2F%2Fimbang.staff.umm.ac.id%2Ffiles%2F2010%2F03%2FVITAMIN-B-1.doc&ei=j0I4T-KFK4jPrQfxoPnVBQ&usg=AFQjCNHenBsqpKaMAwn3mWmpkNMLOrRXYw

Svehla, G. 1990. Buku Teks:Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimakro. Terjemahan A. Hadyana Pudjaatmaka dan L. Setiono. PT. Kalman Medis Puasa: Jakarta.

Khopkar. 2002. Konsep Dasar Kimia Analitik. UI Press. Jakarta.