81266441-makalah-konsumsi

10
 Kegiatan Ekonomi (KONSUMSI) Disusun Oleh : 1. Abednego Kurniawan S. (Ketua) 2. Anissa Dwi Rahmadhanti 3. Hanifah Mappangara (Sekretaris) 4. Radin Aslaam A. SEKOLAH MENENGAH A TAS NEGERI 1 BALIKPAPAN DINAS PENDIDIKAN KOTA BALIKPAPAN TAHUN AJARAN 2011   2012

description

81266441-makalah-konsumsi

Transcript of 81266441-makalah-konsumsi

7/16/2019 81266441-makalah-konsumsi

http://slidepdf.com/reader/full/81266441-makalah-konsumsi 1/10

 

Kegiatan Ekonomi 

(KONSUMSI) 

Disusun Oleh :

1. Abednego Kurniawan S. (Ketua)

2. Anissa Dwi Rahmadhanti

3. Hanifah Mappangara (Sekretaris)

4. Radin Aslaam A.

SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 BALIKPAPAN

DINAS PENDIDIKAN KOTA BALIKPAPAN

TAHUN AJARAN 2011  – 2012

7/16/2019 81266441-makalah-konsumsi

http://slidepdf.com/reader/full/81266441-makalah-konsumsi 2/10

A. KONSUMSI

1.  Pengertian Konsumsi

Konsumsi adalah suatu kegiatan yang bertujuan mengurangi atau menghabiskan faedah suatu benda (barang dan jasa) dalam rangka pemenuhan kebutuhan dan kepuasan secara langsung..

Selain untuk tujuan konsumsi (menghabiskan kegunaannya),suatu benda juga dipergunakan

sebagai benda produksi. Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan atau jasa yang

tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun

makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan. Jika tujuan pembelian produk tersebut

untuk dijual kembali, maka dia disebut pengecer atau distributor. Pada masa sekarang ini bukan

suatu rahasia lagi bahwa sebenarnya konsumen adalah raja sebenarnya, oleh karena itu produsen

yang memiliki prinsip holistic marketing sudah seharusnya memperhatikan semua yang menjadi

hak-hak konsumen.

2.  Ciri  – Ciri dan Pembagian Benda Konsumsi

Ciri-ciri benda konsumsi adalah sebagai berikut :

  Benda-benda yang dikonsumsi adalah benda ekonomi atau benda yang untuk 

memperolehnya diperlukan pengorbanan.

  Barang yang dikonsumsi merupakan buatan manusia. Misalnya: sepeda motor atau mobil.

  Barang yang dikonsumsi ditujukan langsung untuk memenuhi atau memuaskan

kebutuhan hidup manusia. Misalnya: manusia mengkonsumsi (membeli) motor untuk 

memenuhi kebutuhan hidupnya, yaitu sebagai alat transportasi dari rumah ke tempat

kerja.

  Barang yang dikonsumsi akan habis atau akan mengalami penyusutan yang pada

akhirnya barang tersebut tidak dapat dimanfaatkan lagi. Misalnya: manusia menggunakan

motor sebagai alat transportasi, lama kelamaan nilai guna ekonomi dari motor tersebut

akan berkurang.

Atas dasar habis tidaknya suatu benda pada saat dikonsumsi, benda konsumsi dapat dibadakan

sebagai berikut :

  Benda yang habis dalam sekali pemakaian. Contohnya adalah makanan, minuman, dan

obat-obatan.

  Benda yang pemakaiannya berulang-ulang atau pemakaiannya dalam waktu relative

lama. Contohnya adalah baju, sepatu, tas, sapu, ember, televise, dan rumah.

1

7/16/2019 81266441-makalah-konsumsi

http://slidepdf.com/reader/full/81266441-makalah-konsumsi 3/10

3.  Tujuan Kegiatan Konsumsi

Tujuan kegiatan konsumsi:

1. mengurangi nilai guna barang atau jasa secara bertahap.

2. menghabiskan nilai guna barang sekaligus3. memuaskan kebutuhan secara fisik.

4. memuaskan kebutuhan rohani.

5. memenuhi kebutuhan hidup secara langsung.

6. Mempertahankan status sosial

7. Mempertahankan status keturunan

8. Mendapatkan kesimbangan hidup

9. Memberikan bantuan kepada orang lain (tujuan sosial)

10. Menjaga keamanan dan kesehatan

11. Keindahan dan seni

12. Demonstration effect (keinginan untuk meniru)

Dalam menuju tujuan konsumsi tersebut manusia haruslah mencapainya dengan kerja keras.

Pengeluaran konsumsi seseorang yang satu dengan yang lain berbeda ada yang lebih besar, ada

yang sama dan ada yang lebih kecil dari pendapatannya yang menggunakan barang-barang untuk 

memenuhi kebutuhan hidupnya, dialah konsumen.

4.  Jenis dan Jumlah Barang Konsumsi Siswa dan Keluarga

Konsumsi barang dan jasa adalah kegiatan yang selalu dilakukan oleh manusia dari lahir hingga

akhir, hidupnya. Masing-masing individu memiliki kebutuhan yang berbeda-beda sesuai

kebutuhan hidupnya sehari-hari. Oleh karena itu, jenis dan jumlah barang yang dikonsumsi siswa

maupun dalam sebuah rumah tangga yang satu dengan yang lain pasti terdapat perbedaan sesuai

dengan kemampuan ekoncmi tiap individu, siswa, maupun keluarga. Faktor penentu jenis

kebutuhan keluarga antara lain berikut.

a. Jumlah anggota keluarga. d. Tingkatpendidikan.

 b. Umur anggota keluarga. e. Tingkat kemampuan perekonomian keluarga.

c. Latar belakang sosial, budaya, dan agama.

Ada banyak faktor yang menentukan pengeluaran konsumsi seseorang, oleh karena itu perlu

melakukan kegiatan konsumsi secara bijaksana. Hal ini sebaiknya dilakukan oleh semua orang.Cara paling mudah dan efisien serta sederhana adalah dengan membuat terlebih dahulu daftar,

 jenis, dan jumlah barang yang akan dikonsumsi (dibeli) sesuai dengan urutan skala prioritas

kebutuhan.

2

7/16/2019 81266441-makalah-konsumsi

http://slidepdf.com/reader/full/81266441-makalah-konsumsi 4/10

5.  Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konsumsi

Faktor-faktor yang memengaruhi konsumsi terbagi dalam dua kelompok, yaitu faktor intern dan

faktor ekstern. 

a. Faktor internal

Faktor intern adalah faktor yang datang dari dalam lingkungan pribadi seseorang, meliputi

motivasi, sikap hidup, dan pendapatan.

 b. Faktor eksternal

Faktor ekstern adalah faktor yang datang dari luar lingkungan pribadi seseorang, meliputi

keluarga, kebudayaan, kelas sosial, lingkungan, dan harga barang atau jasa.

B. Teori Perilaku Konsumen

Konsumen adalah seseorang yang menggunakan barang atau jasa. Konsumen diasumsikan

memiliki informasi atau pengetahuan yang sempurna berkaitan dengan keputusan konsumsinya.

Mereka tahu persis kualitas barang, kapasitas produksi, teknologi yang digunakan dan harga

 barang di pasar.mereka mampu memprediksi jumlah penerimaan untuk suatu periode konsumsi.

Perilaku permintaan konsumen terhadap barang dan jasa akan dipengaruhi oleh beberapa faktor,

diantaranya pendapatan, selera konsumen, dan harga barang, disaat kondisi yang lain tidak 

 berubah (ceteris paribus). Perilaku konsumen ini didasarkan pada Teori Perilaku Konsumenyang menjelaskan bagaimana seseorang dengan pendapatan yang diperolehnya, dapat membeli

 berbagai barang dan jasa sehingga tercapai kepuasan tertentu sesuai dengan apa yang

diharapkannya.

1.  Pendekatan Perilaku Konsumen

Merupakan pendekatan untuk mempelajari perilaku konsumen dalam mengkonsumsi suatu

 barang. Pendekatan perilaku konsumen dibagi menjadi 2, yaitu :

1. Pendekatan Kardinal

2. Pendekatan Ordinal

3

7/16/2019 81266441-makalah-konsumsi

http://slidepdf.com/reader/full/81266441-makalah-konsumsi 5/10

1) Pendekatan Kardinal

Disebut juga sebagai pendekatan marginal utility yang didasarkan pada asumsi bahwa tingkat

kepuasan yang diperoleh dari konsumen dari konsumsi suatu barang dapat diukur atau kuatifikasi

dengan satuan tertentu, seperti uang, jumlah, atau buah. Semakin besar jumlah barang yang

dikonsumsi, semakin besar pula tingkat kepuasan konsumen. Kita akan membahas penelitianHerman Heinrich Gossen mengenai nilai guna total atau total utility dan nilai guna marjinal

atau marginal utility yang terkandung dalam Hukum Gossen I dan Hukum Gossen II.

 Nilai guna total adalah kepuasan total yang dinikmati oleh konsumen dalam mengkonsumsi

sejumlah barang atau jasa tertentu secara keseluruhan. Nilai guna marjinal adalah tambahan

kepuasan yang dinikmati oleh konsumen dalam setiap tambahan barang atau jasa yang

dikonsumsinya.

  Hukum Gossen I

Berbunyi “Jika pemenuhan kebutuhan akan suatu jenis barang dilakukan secara terus

menerus maka rasa nikmatnya mula-mula akan tinggi, namun semakin lama kenikmatannya 

semakin menurun sampai akh ir nya mencapai batas  jenuh”  

Karena hukum Gossen ini juga menyinggung nilai guna marjinal, kadang kadang hokum Gossen

I disebut juga hukum nilai guna marjinal yang semakin menurun.

  Hukum Gossen II

Berbunyi “Konsumen akan melakukan konsumsi sedemikian rupa sehingga nil ai guna 

marj inal setiap barang danj asa yang dikonsumsi akan sama” 

Dalam memenuhi kebutuhannya, manusia bukan mengonsumsi satu jenis barang tetapi

menggunakan berbagai jenis barang. Karena pendapatan manusia terbatas, maka pemenuhan

 berbagai kebutuhan akan didasarkan pada pertimbangan mendesak atau tidaknya suatu

kebutuhan (menurut tingkat intensitas).

4

7/16/2019 81266441-makalah-konsumsi

http://slidepdf.com/reader/full/81266441-makalah-konsumsi 6/10

Tabel Nilai Guna Total (TU) dan Nilai Guna Marjinal (MU) Menurut Hukum Gossen I

Kurva :

Qx TUx MUx

0 0 … 

1 10 10

2 18 8

3 24 6

4 28 4

5 30 2

6 30 0

7 28 -2

5

7/16/2019 81266441-makalah-konsumsi

http://slidepdf.com/reader/full/81266441-makalah-konsumsi 7/10

Keseimbangan Konsumen 

Keseimbangan konsumen tercapai jika konsumen memperoleh kepuasan maksimum dari

mengkonsumsi suatu barang. Syarat Keseimbangan:

1. MUx/Px = MUy/Py = ….= MUn/Pn 

2.Px Qx + Py QY + ……+ Pn Qn = M 

MU = marginal utility

P = harga

M = pendapatan konsumen

Q  1 2 3 4 5 6 7 8

MUx 16 14 12 10 8 6 4 2

MUy 11 10 9 8 7 6 5 4

Diketahui : Px = 2 Py = 1 M = 12

Syarat Equilibrium:

1. MUx / Px = MUy / Py

12 / 2 = 6 / 1

2. Px Qx + Py QY = MPx Qx + Py QY = M

(2) (3) + (1) (6) = 12

Total Utility = MUx QX + MUy QY

= (12) (3) + (6) (6)

= 72

6

7/16/2019 81266441-makalah-konsumsi

http://slidepdf.com/reader/full/81266441-makalah-konsumsi 8/10

2) Pendekatan Ordinal

Pendekatan ordinal digunakan karena pendekatan cardinal memiliki beberapa kelemahan

karena pendekatan cardinal bersifat subjektif dalam penentuan nilai guna total dan nilai guna

marjinal. Sebagian besar ekonom saat ini menolak pendekatan cardinal yang hanya membahas

konsumsi barang- barang sederhana. Mereka memperkenalkan pendekatan ordinal yang lebihmember penekanan pada preferensi yaitu bahwa “barang A lebih saya sukai daripada barang

B”. Pendekatan ordinal memberiperingkat (rangking) atau urutan-urutan kombinasi barang yang

dikonsumsi. Pendekatan ordinal dilakukan dengan menggunakan analisis kurva indiferensi.

Kurva indiferensi adalah kurva yang menunjukkan berbagai titik kombinasi dua barang yang

memberikan kepuasan yang sama.

Mengukur kepuasan konsumen melalui pendekatan ordinal dengan menggunakan kurva

indiferens ididasarka npada 4 asumsi, yaitu sebagai berikut :

1. 

Konsumen mempunyai pola preferensi akan barang-barang konsumsi yang dinyatakandalam peta indiferensi

2.  Konsumen mempunyai pendapatan tertentu

3.  Konsumen berusaha mendapat kepuasan maksimum dari barang-barang yang dikonsumsi

4.  Kurva indiferensi yang semakin jauh dari titik nol (origin) menggambarkan kepuasan

yang semakin tinggi.

Kurva indiferensi mempunyai karakteristik atau ciri-ciri umum :

1.  Mempunyai kemiringan yang negatif (konsumen akan mengurangi konsumsi barang yang

satu apabila ia menambah jumlah barang lain yang di konsumsi)

2.  Cembung ke arah titik origin (0), menunjukkan adanya perbedaan proporsi jumlah yang

harus ia korbankan untuk mengubah kombinasi jumlah masing-masing barang yang

dikonsumsi (marginal rate of substitution)

3.  Tidak saling berpotongan, tidak mungkin diperoleh kepuasan yang sama pada suatu

kurva indiferens yang berbeda.

7

7/16/2019 81266441-makalah-konsumsi

http://slidepdf.com/reader/full/81266441-makalah-konsumsi 9/10

  Model utilitas secara ordinal (kepuasan konsumen tidak dapat diukur dalam satuan

apapun)

  Utilitas Konsumen = f (barang X, Y, Z, …) 

  Keseimbangan kepuasan konsumen

  Maksimisasi Kepuasan konsumen dibatasi garis anggaran (budget line) 

Kurva Indiferens :

Kurva Indiferens biasa juga disebut Kurva kepuasan sama.

 y

 x xy

 MU  MU 

 X Y  MRS 

8

7/16/2019 81266441-makalah-konsumsi

http://slidepdf.com/reader/full/81266441-makalah-konsumsi 10/10

  Kelemahan pendekatan konsumen ordinal yaitu terletak pada anggapan yang digunakan

 bahwa kepuasan konsumen dari mengkonsumsi suatu barang dapat diukur dari satu

kepuasan.Pada umunya kenyataan pengukuran semacam ini sulit untuk dilakukan karena

tidak flexible dan jarang dilakukan.

  Kelemahan pendekatan ordinal

Kepuasan konsumen dari mengkonsumsi barang dapat diukur dengan satuan kepuasan. Pada

kenyataannya pengukuran semacam ini sulit dilakukan.