PERFORMA MESIN DAN EMISI GAS BUANG MOTOR BENSIN BERBAHAN BAHAN BAKAR LPG DENGAN PENAMBAHAN GAS HHO
81002299 Penerapan Model Simulasi Sistem Dinamis Pada Analisis Pengaruh Kebijakan Pertamina Terhadap...
Transcript of 81002299 Penerapan Model Simulasi Sistem Dinamis Pada Analisis Pengaruh Kebijakan Pertamina Terhadap...
PENERAPAN MODEL SIMULASI SISTEM DINAMIS PADA ANALISIS
PENGARUH KEBIJAKAN PERTAMINA TERHADAP PERFORMA
PERUSAHAAN AGEN GAS LPG
(Studi kasus: PT. Endang, agen gas LPG 3 kg)
TUGAS AKHIR
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1
Teknik Industri
Oleh
Nama : Asri Kusumaningtyas
No. Mahasiswa : 0522109
JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA
2011
ii
PENGAKUAN
Demi Allah, Saya akui karya ini adalah hasil kerja saya sendiri kecuali nukilan dan
ringkasan yang setiap satunya telah saya jelaskan sumbernya. Jika dikemudian hari
ternyata terbukti pengakuan saya ini tidak benar dan melanggar peraturan yang sah
dalam karya tulis dan hak intelektual maka saya bersedia ijazah yang telah saya terima
untuk ditarik kembali oleh Universitas Islam Indonesia.
Yogyakarta, Januari 2011
Asri Kusumaningtyas NIM: 05 522 109
iii
PENERAPAN MODEL SIMULASI SISTEM DINAMIS PADA ANALISIS
PENGARUH KEBIJAKAN PERTAMINA TERHADAP PERFORMA
PERUSAHAAN AGEN GAS LPG
(Studi kasus: PT. Endang, agen gas LPG 3 kg)
TUGAS AKHIR
Oleh
Nama : Asri Kusumaningtyas
No. Mahasiswa : 05 522 109
Yogyakarta, Januari 2011
Pembimbing
(Winda Nur Cahyo, S.T., M.T.)
iv
PENERAPAN MODEL SIMULASI SISTEM DINAMIS PADA ANALISIS
PENGARUH KEBIJAKAN PERTAMINA TERHADAP PERFORMA
PERUSAHAAN AGEN GAS LPG
(Studi kasus: PT. Endang, agen gas LPG 3 kg)
TUGAS AKHIR
Oleh :
Nama : Asri Kusumaningtyas
No. Mahasiswa : 05 522 109
Yogyakarta, Januari 2011
Tim Penguji Winda Nur Cahyo, S.T., M.T. Ketua Drs. R. Abdul Djalal, MM Anggota I M. Ridwan Andi Purnomo, S.T., M.Sc. Anggota II
Mengetahui, Ketua Program Studi Teknik Industri
Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia
(Drs. Ibnu Mastur, MSIE
)
Telah Dipertahankan di Depan Sidang Penguji Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1
Teknik Industri
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
“Kupersembahkan karya kecilku ini untuk Ayahanda Kristalti Garmadi dan Ibunda Endang Sihati Wiryani. Terima kasih untuk motivasi serta doa dan juga kasih sayang, pengertian, perhatian yang telah kalian berikan tanpa batas...”
vi
MOTTO
“ Dan bersama kesukaran pasti ada kemudahan. Karena itu bila selesai suatu tugas,
mulailah tugas yang lain dengan sungguh – sungguh. Hanya kepada Tuhanmu
hendaknya kau berharap ”
(QS. Asy-Syarh : 6 – 8)
“ Kesuksesan adalah sebuah proses, sebuah kualitas pikiran, sebuah tata cara hidup,
dan sebuah penegasan hidup “
(Alex Noble)
“ Sungguh, Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum sampai mereka sendiri
mengubah dirinya ”
(QS. Ar Ra’d : 11)
“ Orang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada orang mukmin
yang lemah ”
(H.R Muslim)
vii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah, segala puji dan syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT
yang telah melimpahkan rahmat, taufik serta hidayahnya. Sholawat dan salam kepada
junjungan kita Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabat, serta orang-
orang yang bertaqwa, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang
berjudul PENERAPAN MODEL SIMULASI SISTEM DINAMIS PADA
ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN PERTAMINA TERHADAP
PERFORMA PERUSAHAAN AGEN GAS LPG di PT. Endang, agen gas LPG 3
kg.
Laporan tugas akhir ini disusun sebagai salah satu syarat guna memperoleh
gelar Sarjana Teknik Industri, Universitas Islam Indonesia. Dan juga sebagai sarana
untuk mempraktekkan secara langsung ilmu dan teori yang telah diperoleh selama
menjalani masa studi di Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri,
Universitas Islam Indonesia.
Untuk itu penulis menyampaikan ucapan terimakasih dan penghargaan yang
setinggi-tingginya kepada pihak-pihak yang telah memberikan dukungannya baik
secara langsung maupun tidak. Dengan penuh rasa syukur Penulis ucapkan terima
kasih kepada :
1. Ir. Gumbolo HS.,M.Sc. selaku Dekan Fakultas Teknologi Industri Universitas
Islam Indonesia
2. Drs. HM. Ibnu Mastur, MSIE selaku Ka. Prodi Teknik Industri Fakultas
Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia. Terima kasih untuk segala
kesempatan yang telah diberikan untuk menyelesaikan Tugas Akhir ini.
viii
3. Winda Nur Cahyo S.T.,M.T. selaku dosen pembimbing yang telah berkenan
memberikan bimbingan, petunjuk, saran serta waktunya dalam pembuatan
Tugas Akhir ini.
4. Dra. Endang Sihati Wiryani dan Endang Setyowati, S.E. selaku Direktur Utama
dan Manajer Keuangan PT. ENDANG yang telah memberikan izin penelitian,
waktu, dan data-data yang diperlukan untuk penyelesaian Tugas Akhir ini.
5. Kedua orang tuaku tercinta yang telah memberikan kasih sayang, doa, dan
dukungan baik secara material maupun immaterial.
6. Kepada semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah banyak
membantu dalam pelaksanaan dan penyusunan Tugas Akhir ini.
Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat dan hidayahnya kepada semua
pihak yang telah membantu terselesaikannya penulisan laporan Tugas Akhir ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan Tugas Akhir ini masih banyak
terdapat kekeliruan dan kekurangan. Untuk itu penulis menyampaikan permohonan
maaf sebelumnya serta sangat diharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun
untuk penyempurnaan di masa mendatang.
Akhir kata semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis dan semua
pembaca.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Yogyakarta, Januari 2011
Penulis
ix
ABSTRAK
Pelaksanaan program konversi minyak tanah ke gas LPG 3kg mengharuskan agen minyak tanah seperti PT. Endang mengikuti perubahan yang ditetapkan pemerintah dengan mengubah jenis usahanya menjadi agen gas LPG 3kg. Sebagai program baru, maka kebijakan-kebijakan yang diberlakukan untuk pelaksanaan program konversi minyak tanah tersebut juga terus dipantau dan diperbaharui bila perlu sesuai dengan perkembangan dari pelaksanaan program tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sistem dinamis. Simulasi dilakukan dengan membuat model sistem kebijakan lama dan model sistem kebijakan baru menggunakan software powersim studio 2005. Hasil simulasi model sistem dinamis untuk pemberlakuan kebijakan lama dengan PT. Endang sebagai obyek penelitian, menunjukkan bahwa penerapan kebijakan lama membuat agen ini mengalami fluktuasi pendapatan yang drastis seperti yang terlihat dalam grafik hasil simulasi model kebijakan lama dengan laba rata-rata hanya Rp. 6.120.716,657 /bulan. Kondisi tersebut berlaku hingga bulan Juni 2010 dengan dikeluarkannya kebijakan baru yaitu kebijakan kuota untuk setiap agen dan rayonisasi wilayah distribusi. Agen PT. Endang sendiri mendapatkan kuota dari Pertamina ±40.000 tabung/bulan untuk jumlah penebusan atau pembelian tabung. Dengan berlakunya kebijakan baru ini ternyata membuat agen seperti PT. Endang ini mengalami kondisi yang lebih baik dengan adanya peningkatan pendapatan seperti yang terlihat pada grafik hasil simulasi model baru yang menunjukkan peningkatan laba yang kontinu dengan laba rata-rata Rp. 34.695.021/bulan. Dengan demikian jelas bahwa kebijakan baru memberikan efek lebih baik bagi PT.Endang. Kata kunci : System Dynamics, Kebijakan, Laba
x
DAFTAR SIMBOL
Ei = Frekuensi teoritis (sistem nyata)
F = Fungsi tabel F
H = Hipotesis
k = Jumlah kelas
n = Jumlah data
Oi = Frekuensi observasi (hasil simulasi)
R = Replikasi
s2 = Variansi
t = Fungsi tabel T
x dan μ = Rata – rata
α = Tingkat kepentingan
χ2 = Chi square
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..................................................................................................... ..i PENGAKUAN............................................................................................................. . ii LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING............................................................ ... iii LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI......................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN.................................................................................... v MOTTO........................................................................................................................ vi
KATA PENGANTAR................................................................................................ vii
ABSTRAK.................................................................................................................... ix
DAFTAR SIMBOL....................................................................................................... x
DAFTAR ISI................................................................................................................ xi
DAFTAR TABEL...................................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR.................................................................................................. xv
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang ..........................................................................................1 1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 7 1.3 Batasan Masalah ....................................................................................... 7 1.4 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 8 1.5 Manfaat Penelitian .................................................................................... 8 1.6 Sistematika Penulisan ............................................................................... 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA .................................................................................... 10 2.1 Kajian Deduktif ...................................................................................... 10 2.1.1 Definisi Sistem ........................................................................... 10 2.1.2 Karakteristik Sistem ................................................................... 10
2.1.3 Definisi Model ........................................................................... 11 2.1.4 Karakteristik Model ................................................................... 11 2.1.5 Prinsip-prinsip Pemodelan Sistem ............................................. 11 2.1.6 Bagan Proses Pemodelan Sistem ............................................... 13
2.1.7 Simulasi ..................................................................................... 14 2.1.8 Definisi Simulasi ....................................................................... 14
2.1.9 Keuntungan Simulasi ................................................................. 14 2.1.10 Kerugian Simulasi .................................................................... 16
2.1.11 Systems Thinking ...................................................................... 16 2.1.12 Sistem Dinamik......................................................................... 17
2.1.13 Konsep Sistem dalam Metode Sistem Dinamis ....................... 18 2.1.14 Tujuan Model Sistem Dinamik ................................................ 20
2.1.15 Batasan Tertutup ...................................................................... 21 2.1.16 Bentuk Model Sistem Dinamik ................................................ 21
xii
2.1.17 Tahapan Pemodelan dalam Sistem Dinamik ........................... 22 2.1.18 Software Powersim .................................................................. 25
2.1.19 Validasi .................................................................................... 27 2.1.20 Tujuan Validasi ........................................................................ 27 2.1.21 Teknik Validasi ........................................................................ 28 2.1.22 Analisa Output Hasil Simulasi ................................................. 30 2.1.23 Desain Eksperimen ................................................................... 32 2.2 Kajian Deduktif ..................................................................................... 32 BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................................... 35
3.1 Identifikasi Masalah .............................................................................. 35 3.2 Ruang Lingkup Penelitian ..................................................................... 35
3.3 Data ........................................................................................................ 35 3.3.1 Metode Pengambilan Data ....................................................... 35 3.3.2 Data yang Diperlukan .............................................................. 36 3.4 Perancangan model Konseptual .............................................................. 36 3.5 Metode Pengolahan dan Analisis Data ................................................... 37 3.6 Validasi ................................................................................................... 37 3.7 Desain Eksperimen ................................................................................. 37 3.8 Rekomendasi dan saran .......................................................................... 38 3.9 Diagram Alir Penelitian .......................................................................... 39
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA .................................. 43 4.1 Pengumpulan Data ................................................................................. 43
4.1.1 Sejarah Perusahaan .................................................................... 43 4.1.2 Wilayah Distribusi ..................................................................... 44 4.1.3 Jumlah Penebusan DO (Delivery Order) ................................... 45
a. Tabel Penebusan DO Lama (Oktober 2009-Juni 2010) ....... 46 b. Tabel Penebusan DO Baru (Juli 2010-Oktober 2010) ......... 47
4.1.4 Jumlah Penjualan ....................................................................... 47 a. Tabel penjualan Lama .......................................................... 47 b. Tabel Penjualan Baru ............................................................ 48
4.1.5 Harga Beli .................................................................................... 49 4.1.6 Harga Jual .................................................................................... 50
4.2 Pengolahan Data ..................................................................................... 50 4.2.1 Causal Loop Diagram ................................................................. 50
4.2.2 Pemodelan dengan Powersim ...................................................... 54 a. Flow Diagram Model Kebijakan Lama ................... 54 b. Flow Diagram Model Kebijakan Baru ..................... 62
4.2.3 Validasi Model .............................................................................. 71 BAB V PEMBAHASAN ........................................................................................... 76
5.1 . Analisa Hasil Simulasi Model Kebijakan Lama ................................... 77 5.2 .. Analisa Hasil Simulasi Model Kebijakan Baru .................................... 79
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................. 81 6.1 .. Kesimpulan ........................................................................................... 81 6.2 .. Saran ..................................................................................................... 81
xiii
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 82 LAMPIRAN .............................................................................................................. 84
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Simbol Variabel dalam Powersim ........................................................... 26 Tabel 2.2. Perhitungan Nilai F.................................................................................. 34 Tabel 4.1. Jumlah Penebusan DO (Lama) ................................................................ 44 Tabel 4.2. Jumlah Penebusan DO (Baru) ................................................................. 45 Tabel 4.3. Penjualan Gas LPG 3kg (Lama) .............................................................. 45 Tabel 4.4. Penjualan Gas LPG 3kg (Baru) ............................................................... 46 Tabel 4.5. Pricing Policy .......................................................................................... 47 Tabel 4.6. Rumus Matematis Flow Diagram Kebijakan Lama ................................ 54 Tabel 4.7. Data Historis dan Hasil Simulasi Model Kebijakan Lama ...................... 59 Tabel 4.8. Rumus Matematis Flow Diagram Kebijakan Baru .................................. 62 Tabel 4.9. Data Historis dan Hasil Simulasi Model Kebijakan Baru ....................... 68 Tabel 4.10. Distribusi Probabilitas Data Riil Laba ................................................... 71 Tabel 4.11. Distribusi Probabilitas Data Simulasi Laba ........................................... 71 Tabel 4.12. Penentuan Nilai 2
hitungχ ........................................................................... 72 Tabel 4.13. Penggabungan Kelas .............................................................................. 72 Tabel 4.14. Hasil Validasi Data Laba pada Model Kebijakan Lama ........................ 73
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1. Jalur Distribusi LPG 3kg ........................................................................ 5 Gambar 2.1. Bagan Proses Pemodelan Sistem .......................................................... 13 Gambar 2.2. Diagram Umpan Balik Positif .............................................................. 19 Gambar 2.3. Diagram Umpan Balik Negatif ............................................................ 20 Gambar 3.1. Diagram Alir Penelitian ....................................................................... 37 Gambar 4.1. Wilayah Distribusi ............................................................................... 43 Gambar 4.2. Causal Loop Diagram .......................................................................... 51 Gambar 4.3. Flow Diagram Model Kebijakan Lama ............................................... 53
Gambar 4.4. Grafik Perbandingan Laba Data Riil dan Simulasi Model Kebijakan Lama .................................................................................................... 60
Gambar 4.5. Flow Diagram Model Kebijakan Baru ................................................. 61 Gambar 4.6. Grafik Perbandingan Laba Data Riil dan Simulasi Model Kebijakan
Baru ..................................................................................................... 68
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Liquefied Petroleum Gas (LPG) PERTAMINA dengan brand ELPIJI,
merupakan gas hasil produksi dari kilang minyak (Kilang BBM) dan Kilang gas, yang
komponen utamanya adalah gas propana (C3H8) dan butana (C4H10) lebih kurang 99%
dan selebihnya adalah gas pentana (C5H12) yang dicairkan. ELPIJI lebih berat dari
udara dengan berat jenis sekitar 2.01 (dibandingkan dengan udara), tekanan uap Elpiji
cair dalam tabung sekitar 5.0 – 6.2 Kg/cm2.
Di Indonesia, minyak tanah memang lebih familiar untuk digunakan sebagai
bahan bakar rumah tangga. Harga LPG yang tergolong premium membuat masih
sedikit masyarakat yang menggunakannya. Berdasarkan kegunaannya sebagai bahan
bakar rumah tangga, penggunaan LPG di Indonesia masih kecil yaitu sekitar 10%.
Mayoritas penduduk Indonesia masih menggunakan minyak tanah untuk memasak
(lebih dari 60%). Sejak awal Pertamina meluncurkan produk LPG, merek jual yang
digunakan adalah ‘Elpiji’. Salah satu strategi yang dilakukan Pertamina untuk
menciptakan konsumen Elpiji adalah dengan menetapkan harga jual yang dibawah
harga keekonomiannya. Selisih harga tersebut disubsidi Pertamina. Dengan begitu,
sedikit demi sedikit konsumen elpiji mulai terbentuk terutama masyarakat di
perkotaan. Produk awal Elpiji yang dikeluarkan oleh Pertamina terdiri dari dua jenis
yaitu Elpiji tabung ukuran 12 kg untuk rumah tangga dan industri kecil, serta Elpiji
tabung 50 kg untuk kalangan industri. Meskipun awalnya LPG diproduksi untuk
2
memenuhi kebutuhan bahan bakar gas rumah tangga, namun kemudian juga
berkembang untuk pemenuhan kebutuhan lainnya seperti kebutuhan industri dan
transportasi. Secara garis besar pemanfaatan LPG sebagai sumber energi digunakan
untuk pemenuhan kebutuhan panas, penerangan dan sumber tenaga. Pemenuhan
kebutuhan panas dari LPG didorong oleh kebutuhan rumah tangga seperti memasak,
pemanas ruangan, pemanas air dan sebagainya. Kebutuhan inilah yang kemudian
mendominasi pola konsumsi LPG Indonesia.
Pada awalnya LPG dipasarkan bagi kalangan terbatas dengan produk tabung
12 kg dan 50 kg. Namun seiring terkait dengan permasalahan yang dihadapi dalam
penyediaan energi, dimana subsidi bahan bakar minyak tanah semakin lama semakin
besar dan adanya arah kebijakan energi nasional yang baru, maka sejak tahun 2007
Pemerintah melakukan program konversi minyak tanah ke LPG dalam bentuk LPG 3
kg. Hal ini antara lain dilakukan untuk mereduksi subsidi minyak tanah yang semakin
membengkak seiring dengan tingginya harga minyak dunia, menggantinya dengan
subsidi LPG yang harganya relatif lebih murah. Akibat dari kebijakan tersebut, maka
kemudian di pasar LPG muncul varian produk baru LPG yakni LPG 3 kg dengan
harga subsidi yang dipastikan lebih murah dari LPG yang telah tersedia di pasar yaitu
LPG 12 dan 50 kg yang harganya lebih mahal.
Program Konversi Minyak Tanah ke LPG merupakan program pemerintah
yang bertujuan untuk mengurangi subsidi BBM, dengan mengalihkan pemakaian
minyak tanah ke LPG. Program ini diimplementasikan dengan membagikan paket
tabung LPG beserta isinya, kompor gas dan accessories-nya kepada rumah tangga dan
usaha mikro pengguna minyak tanah. Untuk mengurangi dampak sosial atas
diberlakukannya program ini, pendistribusian LPG dilakukan oleh eks Agen dan
Pangkalan Minyak Tanah yang diubah menjadi Agen dan Pangkalan Elpiji 3 kg.
3
Program ini ditugaskan kepada Pertamina, berkoordinasi dengan Departemen terkait,
dan direncanakan pelaksanaannya secara bertahap antara tahun 2007 – 2010.
Seiring perubahan tersebut, LPG kini menjadi perhatian banyak kalangan
karena menjadi produk yang sangat dibutuhkan konsumen, sehingga permntaan naik
cukup tajam sehingga harganya yang terus melambung dan pasokan sering terkendala
dengan kelangkaan sebagaimana di beberapa wilayah, terutama untuk produk
bersubsidi LPG 3 kg. Dalam hal ini, ditengarai selain konsumen minyak tanah yang
beralih ke LPG juga terjadi peralihan konsumsi dari LPG jenis yang satu ke LPG yang
lainnya. Kenaikan harga LPG 12 kg telah mendorong konsumen beralih
mengkonsumsi LPG 3 kg yang sebenarnya merupakan komoditi khusus bagi
masyarakat kelas menengah ke bawah. Berpindahnya masyarakat untuk
mengkonsumsi LPG 3 kg menyebabkan permintaan LPG 3 kg tersebut meningkat
sehingga menimbulkan kelangkaan LPG bersubsidi. Di sisi lain, pasokan LPG juga
tersendat sehingga masyarakat menganggap Pemerintah tidak siap dalam menjalankan
program konversi tersebut. Dengan munculnya persoalan yang diakibatkan varian
produk dalam komoditi LPG, yakni produk LPG 3 kg yang mendapat subsidi dan LPG
12 kg dan 50 kg yang tidak disubsidi dan dianggap sebagai produk murni milik pelaku
usaha dalam hal ini Pertamina, maka kompleksitas permasalahan dalam industri LPG
meningkat.
Dalam program ini, para eks-agen minyak tanah harus mengikuti peraturan
pemerintah untuk mengkonversi jumlah minyak tanahnya secara bertahap hingga
akhirnya menjadi agen gas LPG 3 kg sepenuhnya. Eks-agen minyak tanah tidak serta
merta menjadi agen gas LPG, baik agen lama (eks-agen minyak tanah) maupun agen
baru harus memenuhi syarat-syarat dalam rangka program konversi minyak tanah ke
LPG sebelum diangkat menjadi agen gas LPG definitif atau tetap. Untuk memulai
4
menjadi agen gas LPG 3 kg, ada banyak hal yang harus dipersiapkan oleh para agen
mulai dari modal awal gas hingga penetrasi pasar untuk gas LPG 3 kg.
Kebijakan lama dalam rangka program konversi minyak tanah yang
dikeluarkan Pertamina pada awal pelaksanaan program tersebut diantaranya adalah
sebagai berikut:
1. Penebusan DO minimal 39.000 tabung/bulan untuk setiap agen.
2. Belum adanya kebijakan kuota untuk setiap agen.
3. Belum adanya kebijakan rayonisasi dalam pendistribusian LPG 3 kg di
wilayah Kab. Boyolali.
Pelaksanaan kebijakan lama tersebut dimulai sejak diberlakukannya program konversi
minyak tanah. Penebusan DO minimal 39.000 tabung/bulan/agen tidak sebanding
dengan jumlah konsumsi gas LPG di Kab. Boyolali yaitu ± 57. 474 Mton (Metrik
Ton), sedangkan terdapat 13 agen gas LPG di Kab. Boyolali. Belum adanya kuota
penebusan atau pembelian menyebabkan tidak ada batas maksimum jumlah
pendistribusian LPG oleh setiap agen, hal ini mengakibatkan terjadinya over supply
gas LPG 3 kg di pasar LPG wilayah Kab. Boyolali. Kebijakan rayonisasi yang juga
belum diberlakukan pada saat itu membuat pasokan LPG 3 kg dari agen bertambah
dengan bisa masuknya agen-agen dari luar Kab. Boyolali.
5
Adapun jalur distribusi LPG dapat dilihat dalam bagan berikut:
Supply Point
TransportirLPG 3kg
Konsumen
Konsumen
Konsumen
Pangkalan
Pangkalan
Pangkalan
Sub Agen
Agen
Sub Agen
Gambar 1.1 Jalur Distribusi LPG
Pengambilan gas LPG 3 kg oleh setiap agen dilakukan di SPPBE terdekat
sesuai daerah operasi masing-masing agen. Dalam pendistribusiannya agen dapat
dibantu oleh sub agen, baik agen maupun sub agen dapat mendistribusikan LPG 3 kg
6
melalui pangkalan-pangkalan atau pembelian langsung oleh konsumen ke tempat agen
maupun sub agen gas LPG 3 kg.
Adapun syarat-syarat untuk bagi eks-agen minyak tanah untuk menjadi agen
LPG 3 kg (bersubsidi) definitif meliputi:
1. Memiliki persediaan tabung, untuk setiap 5 kl minyak tanah equivalent
dengan 1500 tabung.
2. Pergudangan seperti ketentuan.
3. Armada seperti ketentuan.
4. Kewajiban memenuhi penebusan 39.000 tabung per bulan.
5. Serta ketentuan-ketentuan lainnya.
Untuk masa waktu perpanjangan agen LPG 3 kg sementara dimulai dengan Surat
penunjukan sementara 1 (pertama) berlaku 6 bulan, Surat penunjukan sementara 2
(kedua) berlaku 6 bulan, dan terakhir surat penunjukan 3 (ketiga) berlaku 2 bulan.
Selayaknya program baru, maka kebijakan-kebijakan yang diberlakukan untuk
pelaksanaan program konversi minyak tanah tersebut juga terus dipantau dan
diperbaharui bila perlu sesuai dengan perkembangan dari pelaksanaan program
tersebut.
Jika sebelumnya, belum ada kepastian kuota dan rayonisasi pemasaran maka,
per 1 Mei 2010, telah disepakati kebijakan baru berupa pembagian kuota dan
rayonisasi pemasaran gas Elpiji 3kg. Dengan ditetapkannya jumlah kuota untuk setiap
agen, maka kebijakan target penebusan LPG 3 kg minimal 39.000 tabung/bulan sudah
tidak berlaku lagi. Keadaan ini masih berlangsung hingga saat ini.
Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan kebijakan sebelumnya dengan
kebijakan yang berlaku saat ini dengan mensimulasikan kedua model untuk kemudian
7
didapatkan kebijakan mana yang lebih baik untuk perusahaan dalam hal ini PT.
Endang, sebagai alat untuk menguji efektivitas kebijakan itu sendiri.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun beberapa masalah yang dapat dirumuskan berdasarkan uraian diatas
adalah sebagai berikut:
1. Berapakah laba yang diperoleh perusahaan berdasarkan hasil simulasi
kedua model sistem kebijakan tersebut?
2. Kebijakan yang manakah yang lebih menguntungkan untuk perusahaan?
1.3 Batasan Masalah
Pembatasan masalah bertujuan untuk lebih memfokuskan kajian yang akan
dilaksanakan sehingga tujuan penelitian dapat tercapai dalam waktu yang singkat dan
terkontrol dengan baik.
Adapun batasan-batasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Tidak dibuat model eksperimen.
2. Hanya membandingkan dua model sistem kebijakan yang berbeda.
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah :
1. Mengembangkan model sistem dinamis yang dapat digunakan untuk
menganalisa pengaruh kebijakan-kebijakan Pertamina selaku induk
perusahaan agen gas LPG terhadap jumlah laba yang diperoleh perusahaan
agen gas LPG itu sendiri (PT. Endang).
8
2. Menentukan kebijakan manakah yang lebih menguntungkan untuk
perusahaan berdasarkan hasil simulasi kedua model sistem kebijakan.
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Bagi Perusahaan, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat membantu
perusahaan untuk melakukan evaluasi terhadap performa perusahaan (PT.
Endang).
2. Bagi Pemerintah, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk
evaluasi terhadap implementasi kebijakan Pertamina dalam pelaksanaan
Program Konversi Minyak Tanah tersebut.
3. Menambah khasanah ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang simulasi
menggunakan metode sistem dinamik.
1.6 Sistematika Penulisan
Agar lebih terstruktur, tugas akhir ini disusun dengan sistematika penulisan
sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini akan menguraikan secara singkat mengenai latar belakang masalah,
rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan
sistematika penulisan.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Bab Kajian Pustaka berisi uraian tentang hasil penelitian yang pernah
dilakukan sebelumnya yang ada hubungannya dengan penelitian yang
dilakukan. Di samping itu juga berisi tentang konsep dan prinsip dasar yang
9
diperlukan untuk memecahkan masalah penelitian, dasar–dasar teori untuk
mendukung kajian yang akan dilakukan.
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ketiga ini menguraikan bahan atau materi penelitian, alat, tata cara
penelitian dan data yang akan dikaji serta cara analisis yang dipakai dan sesuai
dengan bagan alir yang telah dibuat.
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Bab ini menguraikan data–data yang dihasilkan selama penelitian dan
pengolahan data tersebut dengan metode yang telah ditentukan hasil analisis.
BAB V PEMBAHASAN
Bab ini membahas hasil penelitian berupa tabel hasil pengolahan data, grafik,
persamaan atau model serta analisis yang menyangkut penjelasan teoritis
secara kualitatif, kuantitatif maupun statistik dari hasil penelitian dan kajian
untuk menjawab tujuan penelitian.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi kesimpulan dan saran. Kesimpulan memuat pernyataan singkat
dan tepat yang dijabarkan dari hasil penelitian serta pembahasan untuk
membuktikan hipotesis atau menjawab permasalahan. Saran dibuat
berdasarkan pengalaman dan pertimbangan penulis, ditujukan kepada para
peneliti dalam bidang yang sejenis, yang ingin melanjutkan dan
mengembangkan penelitian yang telah dilakukan.
10
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Kajian Deduktif
2.1.1 Definisi Sistem
Sistem merupakan kesatuan dari objek-objek (elemen-elemen) yang terhubung
melalui sebuah mekanisme tertentu dan terikat dalam hubungan interdependensi, yang
mempunyai tujuan bersama. Dengan demikian, setidaknya ada tiga hal penting berkaitan
dengan sistem yaitu objek atau elemen, interdependensi, dan tujuan.
2.1.2 Karakteristik Sistem
Antar objek di dalam sistem maupun dengan objek di luar sistem terdapat
hubungan yang bersifat umpan balik yang menyebabkan sistem senantiasa bersifat
dinamis. Sedangkan lingkungan sistem adalah segala sesuatu yang tidak merupakan
bagian dari sistem, tetapi keberadaannya dapat mempengaruhi dan atau dipengaruhi
sistem. Sistem disebut terbuka jika ada objek di luar sistem yang mempengaruhi objek
di dalam sistem, dalam hal sebaliknya, sistem disebut tertutup. Karakteristik yang lain:
sistem bersifat continuous atau discrete bergantung kepada apakah variabel yang
diamati mempunyai nilai pada setiap titik waktu atau hanya pada setiap perode waktu
tertentu, atau bersifat deterministik atau stokastik jika tidak ada atau setidaknya satu
variabel yang probabilistik. Proses karakterisasi sistem ini juga diharapkan
memberikan gambaran model konseptual sistem tersebut, faktor input yang
berpengaruh pada sistem (decision variable) dan output variables yang akan diukur
11
untuk mengevaluasi kinerja sistem tersebut.
2.1.3 Definisi Model
Model merupakan suatu representasi dari sistem. Representasi dapat berbentuk
scaled-down version, pictorial, verbal, schematic maupun simbol -simbol abstrak
(formulasi matematik) yang dikenal dengan model matematik. Jika model yang
diformulasikan sederhana maka solusinya cukup diperoleh secara anailitis (disebut
model analitik), tetapi jika sangat kompleks, solusinya harus menggunakan teknik
komputasi numeris (disebut dengan model simulasi). Dari sistem yang sama dapat
dibangun model yang sederhana sampai model yang kompleks tergantung pada
persepsi, kemampuan, dan sudut pandang analis/peneliti sistem yang bersangkutan.
2.1.4 Karakteristik Model
Ali Basyah Siregar (1991), mengemukakan bahwa karakteristik model yang
baik sebagai ukuran tujuan pemodelan yaitu :
1. Tingkat generalisasi yang tinggi. Makin tinggi tingkat generalisasi model,
maka model tersebut akan dapat memecahkan masalah yang semakin besar,
2. Mekanisme transparansi. Model dapat menjelaskan dinamika sistem secara
rinci,
3. Potensial untuk dikembangkan. Membangkitkan minat peneliti lain untuk
menyelidikinya lebih lanjut,
4. Peka terhadap perubahan asumsi. Hal ini menunjukkan bahwa proses
pemodelan tidak pernah selesai (peka terhadap perubahan lingkungan).
12
2.1.5 Prinsip-prinsip Pemodelan Sistem
a. Elaborasi. Pengembangan model dilakukan secara bertahap dimulai dari
model sederhana hingga diperoleh model yang lebih representatif
b. Sinektik. Pengembangan model yang dilakukan secara analogis (kesamaan-
kesamaan)
c. Iteratif. Pengembangan model yang dilakukan secara berulang-ulang dan
peninjauan kembali.
13
2.1.6 Bagan Proses Pemodelan Sistem
Mulai
Identifikasi Masalah
Estimasi Parameter danSolusi
SimulasiAnalisis Model
Formulasi Model
Karakteristik Sistem
Implementasi
Valid ?
Ya
Tidak
Gambar 2.1. Bagan Proses Pemodelan Sistem
14
2.1.7 Definisi Simulasi
Suatu solusi analitis dari sebuah sistem yang digunakan untuk memecahkan
berbagai masalah atau menguraikan persoalan-persoalan dalam kehidupan nyata yang
penuh dengan ketidakpastian ketika solusi matematis tidak memadai, dengan
menggunakan model atau metode tertentu dan lebih ditekankan pada pemakaian
komputer untuk mendapatkan solusinya.
2.1.8 Keuntungan Simulasi
Keuntungan menggunakan metode simulasi adalah sebagai berikut:
1. Fleksibel
2. Menghemat waktu (compress time) ; kemampuan dari menghemat waktu
ini dapat dilihat dari pekerjaan yang bila dikerjakan akan memakan waktu
tahunan tetapi kemudian dapat disimulasikan hanya dalam beberapa
menit, bahkan dalam beberapa kasus hanya dalam hitungan detik.
3. Dapat melebar-luaskan waktu (expand time) : hal ini terlihat terutama
dalam dunia statistik di mana hasilnya diinginkan tersaji dengan
cepat.Simulasi dapat digunakan untuk menunjukkan perubahan struktur
dari suatu system nyata (Real System) yang sebenarnya tidak dapat diteliti
pada waktu yang seharusnya (Real Time). Dengan demikian simulasi
dapat membantu memprediksi response dari Real System hanya dengan
mengubah data parameter sistem.
4. Dapat mengawasi sumber-sumber yang bervariasi (control sources of
variation) : kemampuan pengawasan dalam simulasi ini tampak terutama
apabila analisis statistik digunakan untuk meninjau hubungan antara
variable bebas (independent) dengan variable terkait (dependent) yang
15
merupakan factor-faktor yang akan dibentuk dalam percobaan.
5. Mengkoreksi kesalahan-kesalahan penghitungan (error in measurement
correction) ; dalam prakteknya, pada suatu kegiatan ataupun percobaan
dapat saja muncul ketidak-benaran dalam mencatat hasil-hasilnya
Sebaliknya dalam simulasi komputer jarang ditemukan kesalahan
perhitungan terutama bila angka-angka diambil dari komputer secara
teratur dan bebas. Komputer mempunyai kemampuan untuk melakukan
penghitungan dengan akurat.
6. Dapat dihentikan dan dijalankan kembali (stop simulation and restart) :
simulasi komputer dapat dihentikan untuk kepentingan peninjauan
ataupun pencatatan semua keadaan yang relevan tanpa berakibat buruk
terhadap program simulasi tersebut. Dalam dunia nyata, percobaan tidak
dapat dihentikan begitu saja. Dalam simulasi komputer, setelah dilakukan
penghentian maka kemudian dapat dengan cepat dijalankan kembali
(restart).
7. Mudah diperbanyak (easy to replicate) : dengan simulasi komputer
percobaan dapat dilakukan setiap saat dan dapat diulang-ulang.
Pengulangan dilakukan terutama untuk mengubah berbagai komponen dan
variabelnya, seperti dengan perubahan pada parameternya, perubahan
pada kondisi operasinya, ataupun dengan memperbanyak output.
8. Tidak bertentangan dengan sistem nyata.
9. Dapat solusi analitis yang menjawab pertanyaan what-if .
16
2.1.9 Kerugian Simulasi
1. Memerlukan masukan managerial yang baik
2. Tidak menghasilkan langsung, solusi yang optimal.
3. Tidak immune terhadap GIGO (Garbage In, Garbage Out). Artinya
apabila kita memasukkan data yang salah, maka kita akan mendapatkan
output simulasi yang salah juga. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil
simulasi tergantung dari input yang kita masukkan.
2.1.10 Systems Thinking
Sistem merupakan sekelompok komponen yang bekerja bersama-sama untuk
tujuan tetentu. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem ‘Terbuka’ (open) dan sistem
‘Umpan Balik’ (feedback) atau sistem ‘Tertutup’ (closed). Dalam sistem Terbuka,
kegiatan sebelumnya tidak mempengaruhi kegiatan selanjutnya. Sebuah sistem
terbuka tidak ada saling mempengaruhi terhadap kinerja sistem itu sendiri. Sedangkan
pada sistem tertutup kegiatan berikutnya dipengaruhi oleh kegiatan sebelumnya.
Sebuah sistem umpan balik memiliki struktur loop tertutup yang menggambarkan
hasil kejadian sebelumnya mengontrol/mempengaruhi kejadian berikutnya. Sistem
umpan balik dibagi menjadi umpan balik negatif dan umpan balik positif (Forrester,
1968).
Systems Thinking adalah sebuah sebuah konsep untuk memahami
permasalahan-permasalahan yang kompleks dan perubahan-perubahan yang terjadi
didalamnya. Systems Thinking mempunyai 3 dimensi, yaitu; paradigma, bahasa, dan
metodologi. Syarat awal untuk memulai systems thinking adalah adanya kesadaran
untuk mengapresiasi dan memikirkan suatu kejadian sebagai sebuah sistem (systemic
approach). Kejadian apapun, baik fisik maupun non fisik, dipikirkan sebagai unjuk
17
kerja atau dapat berkaitan dengan unjuk kerja dan keseluruhan interaksi antar unsur
dalam batas lingkungan tertentu (Forrester, 1968).
Berdasarkan pemahaman tentang kejadian sistemik tersebut, maka ada lima
langkah yang harus ditempuh untuk menghasilkan model (bangunan pemikiran) yang
bersifat sistemik. Kelima langkah tersebut adalah:
1. Identifikasi proses untuk menghasilkan kejadian nyata.
2. Identifikasi kejadian yang diinginkan (desired state).
3. Identifikasi kesenjangan antara kenyataan dengan keinginan.
4. Identifikasi mekanisme untuk menutup kesenjangan.
5. Analisis kebijakan.
Endang dan Lukmanulhakim (2008) menambahkan beberapa poin mengenai
definisi systems thinking diantarannya yaitu, “Systems thinking merupakan suatu
kerangka kerja untuk melihat hubungan saling keterkaitan dan pola-pola daripada
potret sesaat dan systems thinking berisi sekumpulan prinsip, perangkat, dan teknik
yang memungkinkan kita dapat memahami permasalahan-permasalahan system
dengan lebih baik.”
2.1.11 Sistem Dinamis
Metode sistem dinamis berhubungan erat dengan pertanyaan-pertanyaan
tentang trend atau pola perilaku dinamik(sejalan dengan bertambahnya waktu) dari
sebuah system yang kompleks. Penggunaan sistem dinamik diarahkan kepada
bagaimana dengan memahami perilaku sistem tersebut orang dapat meningkatkan
efektivitas dalam merencanakan suatu kebijakan dan pemecahan masalah yang timbul
(Muhammadi et.al, 2001).
18
Objek yang dimodelkan dalam metode sistem dinamik adalah struktur
informasi system. Model tersebut berisi faktor-faktor, sumber-sumber informasi, dan
jaringan aliran informasi yang menghubungkan keduanya. Analog fisik dan matematik
untuk struktur informasi itu dapat dibuat dengan mudah. Sebagai analog fisik, sumber
informasi adalah suatu gudang sedangkan keputusan adalah aliran yang masuk ke
dalam atau ke luar dari gudang. Dalam analogi matematik, gudang dinyatakan sebagai
variable keadaan, sedangkan keputusan merupakan turunan dari variable keadaan
tersebut (Muhammadi et.al, 2001). Pembuatan model dan simulasi model sebagai
bagian dari metode sistem dinamik dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu:
1. Pembuatan Konsep
2. Pembuatan Model
3. Simulasi Model
4. Validasi Model
5. Analisis Kebijakan
2.1.12 Konsep Sistem dalam Metode Sistem Dinamis
Dalam metode Sistem Dinamik, konsep sistem yang berlaku mengacu pada
sistem tertutup (closed system) atau sistem yang mempunyai umpan balik (feedback
system). Struktur yang terbentuk dari loop umpan balik tersebut akan menghubungkan
sebuah keluaran pada suatu periode tertentu dengan masukan pada periode yang akan
datang. Jadi sistem umpan balik yang ada pada akhirnya memiliki kemampuan untuk
mengendalikan dirinya sendiri dalam mencapai tujuan tertentu yang
diidentifikasikannya sendiri. Loop yang menjadi kerangka dasar sistem dinamis
tersebut merupakan rangkaian tertutup yang menghubungkan masing-masing
komponen/sektor yang terkait dalam sistem nyata secara komprehensif dan runtut.
19
Komprehensif mengindikasikan bahwa setiap komponen yang memiliki kompetensi
terhadap obyek pengamatan akan dimodelkan dalam loop tertutup tersebut. Adapun
komponen yang dimaksud meliputi variabel keputusan yang bertindak sebagai
pengendali tindakan, level (state) dari suatu system (Muhammadi et.al, 2001).
Informasi yang tersedia merupakan dasar pengambilan keputusan yang
merubah keadaan sistem. Informasi ini seharusnya berasal dari keadaan (level) sistem
sebenarnya. Namun, informasi tersebut dapat saja salah atau terlambat karena
informasi yang ada bukan berasal dari sistem nyata yang diamati, melainkan berasal
dari model sistem yang diamati oleh kita, sehingga dasar pengambilan keputusan
berasal dari model sistem dinamis yang telah kita susun (Muhammadi et.al, 2001).
Proses umpan balik dalam metode sistem dinamis, dapat dibagi menjadi dua
jenis yaitu umpan balik positif dan umpan balik negatif . Umpan balik positif atau
juga yang biasa disebut dengan Reinforcing Loop merupakan Loop yang menciptakan
proses pertumbuhan, dimana suatu kejadian akan mengakibatkan bertambahnya nilai
ukuran variabel tersebut pada kejadian berikutnya secara terus-menerus (Coyle, 1996).
Umpan balik ini memiliki ciri adanya ketidakstabilan, ketidakseimbangan, dan
pertumbuhan. Contoh umpan balik positif adalah pada tingkat pertumbuhan penduduk
dengan tingkat kelahiran (Coyle, 1996).
Gambar 2.2. Diagram Umpan Balik Positif
PendudukKelahiran
+
+
20
Umpan balik yang lain adalah umpan balik negatif atau biasa disebut dengan
negative/balancing Loop . Umpan balik ini memiliki perilaku untuk selalu mencapai
tujuan tertentu (goal seeking). Umpan balik ini selalu berusaha untuk selalu
memberikan koreksi sebagai tindakan dalam mengatasi kegagalan dalam mencapai
tujuan, oleh karenanya umpan balik ini juga dikenal sebagai umpan balik
keseimbangan. Contoh penggunaan umpan balik negatif adalah hubungan antara
tingkat pertumbuhan penduduk dengan tingkat kematian (Coyle, 1996).
Gambar 2.3. Diagram Umpan Balik Negatif
2.1.13 Tujuan Model Sistem Dinamis
Model sistem dinamis bukan dibuat hanya untuk memberikan proses
peramalan atau prediksi semata, tetapi lebih jauh dari itu sistem dinamis ditujukan
untuk memahami karakteristik dan perilaku mekanisme proses internal yang terjadi
dalam suatu sistem tertentu. Sistem dinamis sangat efektif digunakan pada sistem
yang membutuhkan tingkat pengelolaan akan data yang banyak dengan baik. Dengan
fleksibilitas yang dimiliki maka hal ini akan membantu dalam melakukan proses
formulasi model, penentuan batasan model, validasi model, analisis kebijakan, serta
penerapan model (Maani, Cavana, 2000) .
-
-
KematianPenduduk
21
2.1.14 Batasan Tertutup
Batasan sistem secara implisit menyatakan bahwa tidak ada pengaruh dari luar
batas tersebut yang diperlukan untuk membangkitkan perilaku dari sistem yang
diamati. Batasan sistem digambarkan sebagai sebuah garis imajiner yang memisahkan
segala komponen yang kita amati di dalam sistem dan segala sesuatu yang mungkin
bisa mempengaruhi sistem namun berada diluar sistem yang diamati (Wikner, 2005).
Kriteria utama untuk menentukan batas sistem dengan benar adalah dengan membuat
diagram umpan balik tertutup. Loop ini dibuat berdasarkan perilaku tertentu dari
sistem yang kita anggap paling menarik dan merupakan titik awal dari pengamatan
kita, serta berbagai gejala yang teramati (Sterman, 2000).
Untuk menentukan komponen mana yang harus berada di dalam batasan
sistem atau di luar, kita harus membedakan komponen yang secara eksplisit ada di
dalam, secara eksplisit ada di luar, dan secara implisit ada di dalam. Pembedaan ini
dilakukan dengan cara agregasi dan interpretasi variabel dan dihubungkan dengan
tujuan pengamatan sistem yang diinginkan (Sterman, 2000).
2.1.15 Bentuk Model Sistem Dinamis
Bentuk model Sistem Dinamis yang merepresentasikan struktur diagram
umpan balik adalah diagram sebab-akibat atau yang biasa dikenal dengan Causal
Loop Diagram. Diagram ini menunjukkan arah aliran perubahan variabel dan
polaritasnya. Polaritas aliran sebagaimana diungkapkan di atas dibagi menjadi positif
dan negatif. Bentuk diagram lain yang juga menggambarkan struktur model sistem
dinamis adalah Diagram Aliran atau Flow Diagram. Diagram aliran
merepresentasikan hubungan antar variabel yang telah dibuat dalam diagram sebab-
22
akibat dengan lebih jelas, dengan menggunakan berbagai simbol tertentu untuk
berbagai variabel yang terlibat (Sushil, 1993).
2.1.16 Tahapan Pemodelan dalam Sistem Dinamis
Proses pembuatan dan pengembangan model menggunakan metodologi sistem
dinamik melibatkan tahapan-tahapan berikut (Stermann, 2000):
1. Artikulasi Permasalahan (Identifikasi dan definisi Permasalahan)
Tahapan yang paling penting dalam pemodelan sistem dinamik adalah
artikulasi permasalahan. Apa isu yang menjadi perhatian kita? Apa
permasalahan yang akan kita coba untuk diketahui dan diamati? Apa
permasalahan nyatanya, tidak hanya gejalanya yang sulit? Bagaimana kita
mengartikulasikan permasalahn umpan balik dinamik (pemilihan batas).
Permasalahan harus tidak hanya dinamik, akan tetapi juga mempunyai
sifat umpan balik. Permasalahan-permasalahan dinamik yang digerakkan
oleh variabel eksternal tidak berarti dalam topik sistem dinamik (studi
sistem dinamik lebih melihat variabel endogen). Permasalahn dinamik
dinyatakan dengan pola-pola perilaku yang mungkin dapat diobservasi
dari data yang diplot atau pola perilaku tersebutdiperoleh dengan metode
deduksi dari informasi kualitatif yang tersedia.
2. Memformulasikan Hipotesis Dinamik dan Konseptualisasi Model
Tujuan dari tahapan ini adalah untuk membangun sebuah hipotesis, suatu
teori kerja yang menjelaskan sebab dibalik permasalahan dinamik. Karena
teori seharusnya menjelaskan dinamika perilaku sistem berdasarkan atas
umpan balik dan interaksi antara berbagai komponen yang berbeda, dan
ini menggambarkan cara pandang pengambil keputusan yang terlibat yang
23
dapat mempengaruhi permasalahan dalam sistem, untuk membangun hipo
tesis untuk menjelaskan permasalahan. Sistem dinamik mencari penjelasan
fenomena berdasarkan variabel-variabel endogen daripada variabel-
variabel eksogen. Penjelasan-penjelasan yang didasarkan atas variabel
eksogen tidak banyak gunanya ketika mereka mengartikulasikan dinamika
variabel endogen dalam konteks variabel eksogen yang perilakunya
diasumsikan pada awalnya dan tidak dapat diubah.
3. Pembuatan Model Dinamik (Model Simulasi)
Pada tahap ini, proses pemodelan melibatkan pembuatan model formal
yang lengkap dengan berbagai formulasi matematis yang menjelaskan
hubungan sebab-akibat semua variabel, mengestimasi nilai-nilai parameter
numerik dan nilai awal stock yang merepresentasikan sistem serta menguji
konsistensi model secar internal terhadap hipotesis-hipotesis dinamik.
4. Pengujian dan Validasi Model
Uji perilaku dirancang untuk membandingkan apakah perilaku model yang
dibangun untuk variabel-variabel kunci dapat mewakili dan
merepresentasikan kondisi nyatanya. Pengukuran pola-pola perilaku
melibatkan kemiringan (slope), nilai maksimum dan minimum, periode
dan amplitudo osilasi, titik belok, dan sebagainya. Dua prinsip yang kritis
adalah : pertama, jika validasi struktural tidak dilakukan pertama kali,
maka validasi perilaku menjadi tidak berarti dalam sistem dinamik, dan
kedua, pengujian perilaku tidak membandingkan nilai tiap nilai (point to
point) perilaku model dengan perilaku nyatanya.
24
5. Analisis Model
Tujuan dari tahapan ini adalah untuk memahami pentingnya sifat-sifat
dinamika dari model. Ini dapat dilakukan sangat sulit (kadang-kadang
sebagian) dengan menggunakan metode matematik/analitik. Meskipun ini
tidak mungkin untuk menemukan solusi persamaan-persamaan model
sistem dinamik secara matematik, kita kadang dapat menemukan level
yang konstan setimbang dan menentyukan stabilitasnya. Lebih umum,
analisis dilakukan dengan percobaan simulasi. Serangkaian logika yang
berkaitan dengan simulasi dapat memberikan hasil yang cukup, informasi
yang reliable (meskipun tidak tepat) tentang sifat-sifat model.
Menjalankan simulasi ini dikenal dengan uji sensitivitas, ketika mereka
mencoba dinilai seberapa besar perilaku output berubah sebagai hasil dari
perubahan dari parameter, input, dan kondisi awal, bentuk fungsi, atau
perubahan struktur lainnya.
6. Perancangan untuk Perbaikan
Tahap akhir adalah menguji alternatif-alternatif kebijakan yang baru
untuk melihat seberapa besar kemungkinan model dapat memperbaiki
dinamika model. Dalam tahapan akhir ini, alternatif kebijakan dirancang
dan kemudian diuji dengan menjalankan simulasi.
7. Implementasi
Tahapan ini dapat diterapkan jika studi sistem dinamik merupakan sebuah
studi yang dapat diaplikasikan. Tahap ini merupakan tahap yang penting
karena keberhasilan utama dari sebuah proyek aplikasi sistem dinamik
berarti suatu demonstrasi dan peningkatan sistem yang terus menerus.
Keberhasilan implementasi dalam beberapa pengertian bergantung pada
25
kondisi spesifikasi proyek yang tidak dapat diungkapkan dalam aturan
atau prosedur umum.
2.1.17 Software Powersim
Software Powersim merupakan dynamic systems tools untuk memodelkan dan
mensimulasikan sistem yang ingin dianalisa serta memvalidasikan hasil simulasi
tersebut kemudian.
Variabel Level atau Variabel State menggambarkan suatu kondisi sistem pada
setiap saat. Varibel ini dinyatakan dengan sebuah besaran kuantitas terakumulasi
sebagai akibat aktivitas aliran sepanjang waktu. Variabel Rate menggambarkan suatu
aktivitas, pergerakan (movement), dan aliran yang berkontribusi terhadap perubahan
per satuan waktu dalam suatu level yang dinyatakan dalam suatu besaran laju
perubahan. Variabel Auxilliary merupakan variabel tambahan untuk menyederhanakan
hubungan informasi antara level dan rate. Variabel ini dinyatakan dalam persamaan
matematik yang pada dasarnya merupakan bagian dari persamaan rate. Variabel
eksogen merupakan pernyataan dari variabel luar sistem yang mempengaruhi sistem
yang diselidiki. Variabel ini dinyatakan dalam bentuk fungsi dari waktu (Endang,
Lukmanulhakim, 2008).
Parameter atau konstanta merupakan input informasi untuk rate secara
langsung maupun melalui variabel auxilliary. Parameter dinyatakan dalam persamaan
parameter dan nilainya dapat diubah dalam periode simulasi lainnya sesuai dengan
skenario eksperimen (Endang, Lukmanulhakim, 2008).
Sumber (source) menyatakan asal aliran yang harganya tidak berpengaruh
terhadap sistem dan endapan (sink) menyatakan tujuan dari suatu aliran yang tidak
mempengaruhi sistem (Endang, Lukmanulhakim, 2008).
26
?
Tabel 2.1. Simbol Variabel dalam Powersim
SIMBOL
DEFINISI
Level
Variable dalam memori yang
mengakumulasi jumlah masukan dan
keluaran dalam sistem.
Auxiliary
Menerima, menghitung, dan kemudian
menyampaikan sejumalh informasi
mengenai perubahan variable pada setiap
step waktu.
Constant
Nilai tetap yang tidak berubah sepanjang
waktu.
Rate
Variable yang menghubungkan antara
aliran data yang masuk dan aliran data
yang keluar.
2.1.18 Validasi
Validasi merupakan langkah untuk meyakinkan bahwa model
berkelakuan/bersifat seperti sistem nyatanya. Dan suatu pendekatan paling nyata
?
?
?
27
dalam suatu validasi adalah membandingkan model dengan output dari sistem
nyatanya.
Dua tujuan umum dalam validasi :
1. Menghasilkan suatu model yang representatif terhadap perilaku sistem
nyatanya sedekat mungkin untuk dapat digunakan sebagai subtitusi dari
sistem nyata dalam melakukan eksperimen tanpa mengganggu jalannya
sistem.
2. Meningkatkan kredibilitas model, sehingga model dapat digunakan oleh
para manajer dan para pengambil keputusan lainnya.
Tipe validasi model :
1. Validasi asumsi
Model asumsi ini dibagi kedalam dua kelas, yaitu asumsi struktural dan
asumsi data.
a. Asumsi struktural meliputi pertanyaan-pertanyaan bagaimana sistem
beroperasi dan asumsi ini juga melibatkan penyederhanaan dan
penggambaran kenyaataan dari sistem. Sebagaian penulis memisahkan
asumsi ini kedalam validasi proses.
b. Asumsi data harus didasarkan pada pengumpulan data yang
reliabel/data terpercaya dan analisa statistik yang tepat dari suatu data.
2. Validasi Output
Cara yang paling mudah untuk melakukan validasi ini adalah dengan
pendekatan visual. Beberapa orang ahli mengamati dan membandingkan
antara output model terhadap sistem riil. Metode lain yang digunakan
adalah dengan pendekatan statisik.
28
2.1.19 Teknik Validasi
Untuk melakukan validasi model apakah sesuai dengan sistem nyatanya dapat
dilakukan dengan (Walpole, 1986) :
1. Uji kesamaan dua variansi
Uji kesamaan dua variansi adalah pengujian apakah kedua data
mempunyai variansi yang sama. Rumus yang dipakai adalah:
2
2
21
SSF =
Dengan hipotesis uji :
Ho : 22
21 σσ = : Variansi kedua populasi adalah sama
Hi = 22
21 σσ ≠ : Variansi kedua populasi adalah tidak sama
Level of significance = α
Daerah krisis : Ho tidak ditolak jika F(1-α/2,n1-1,n2-1) < Fhitung < F(α/2,n1-1,n2-1)
2. Uji kesamaan dua rata-rata
Uji kesamaan dua rata-rata adalah menguji apakah kedua data mempunyai
rata-rata yang sama. Rumus yang dipakai untuk menguji hipotesis
kesamaan dua rata-rata adalah:
t =
dengan
s2 =
dimana:
= rata-rata output sistem
snn
XX
21
_
2
_
1
11+
−
2)1()1(
21
222
211
−+−+−
nnsnsn
1X
29
= rata-rata output model
= variansi output sistem
= variansi output model
= jumlah output sistem
= jumlah output model
Hipotesis ujinya :
Ho : μ1 = μ2 : Rata - rata kedua populasi adalah sama
Hi : μ1 ≠ μ2 : Rata - rata kedua populasi adalah tidak sama
Daerah kritisnya : Ho tidak ditolak jika -tα/2 < t < tα/2
3. Uji Kecocokan Model Simulasi
Uji Kecocokan Model Simulasi adalah menguji apakah antara hasil model
simulasi memiliki kecocokan dengan sistem nyata yang diamati. Model
yang dipergunakan adalah uji Chi-Kuadrat. Rumus yang digunakan
adalah:
Oi = frekuensi observasi
Ei = frekuensi teoritis
Hipotesis ujinya:
Ho : distribusi frekuensi hasil observasi sesuai dengan distribusi sistem
nyata
Hi : distribusi frekuensi hasil observasi tidak sesuai dengan distribusi
sistem nyata
Level of significance = α
Daerah kritis :
2X
21s
22s
1n
2n
30
Ho tidak ditolak apabila 2)1,2/(
22)1,2/1( −−− << ktabelk αα χχχ
Hi ditolak apabila 2)1,2/(
22)1,2/1( −−− >> ktabelk αα χχχ
Untuk menentukan banyak kelas yang akan digunakan, rumus yang
dipakai adalah : Nk log32,31+=
Untuk menentukan interval kelas, digunakan rumus :
kxxi minmax −=
2.1.20 Analisa Output Hasil Simulasi
Model simulasi kejadian diskret memiliki karakteristik yang berbeda dari
sebagian besar jenis model yang ada. Hal itu dikarenakan model simulasi kejadian
diskret terdiri dari banyak variabel random yang muncul bersamaan dalam suatu state
yang membentuk karakteristik suatu mekanisme perubahan sistem yang diamati.
Variabel random yang ada pada simulasi sistem kejadian diskret tidak hanya pada
probabilitas input yang ada, bahkan hasil output simulasinya pun merupakan variabel
random, karena memiliki probabilitas dan tidak dapat diestimasikan sebagai sesuatu
yang pasti
Sebuah pilihan pendekatan, untuk menentukan metode analisis yang tepat dari
suatu model simulasi adalah dengan menilai tipe simulasi yang ada. Berkenaan
dengan metode analisis, maka simulasi dibedakan menjadi dua jenis yaitu terminating
simulation dan non-terminating simulation. Perbedaan antara kedua jenis tipe tersebut
adalah ketergantungannya pada kejelasan untuk menghentikan proses simulasi. Kedua
jenis simulasi tersebut dijelaskan sebagai berikut:
31
1. Terminating Simulation
Simulasi terminating adalah simulasi yang mempresentasikan
sebuah mekanisme kejadian yang memiliki “initial condition”, dimana
simulasi ini dijalankan pada durasi waktu yang tetap (ditentukan). Kondisi
inisial dapat dipahami sebagai sebuah kondisi dimana keadaan sistem akan
di setup seperti keadaan semula setiap akan melakukan simulasi. Sebagai
contoh adalah adalah sebuah sistem yang disimulasikan dimulai pada
kondisi awal yang telah ditentukan, dan dihentikan setelah durasi waktu
tertentu. Satu simulasi yang dapat dijadikan contoh adalah simulasi pada
suatu bank dengan kondisi awal yang selalu 0 pelanggan dan memiliki
durasi waktu kerja yang sama tiap harinya
2. Non terminating Simulation
Pada simulasi jenis terminating simulation berbeda dengan sistem
produksi sebuah perusahaan manufaktur. Misalnya diketahui sebuah
perusahaan manufaktur yang memiliki kegiatan produksi untuk membuat
suatu produk yang dibagi-bagi kedalam beberapa stasiun kerja yang
berurutan sampai selesainya produk tersebut. Meskipun perusahaan
tersebut menetapkan bahwa setiap hari memiliki waktu kerja 10 jam dan 5
hari kerja dalam seminggu, akan tetapi sistem diatas termasuk dalam
sistem non-terminating simulation
Pada kondisi nonterminating penghentian simulasi tidak
didasarkan pada jam kerja sebagai mana pada sistem antrian, akan tetapi
karena sistem pada dasarnya berjalan sepanjang waktu hanya dipotong
oleh waktu istirahat tanpa ada inisialisai baru.
32
2.1.21 Desain Eksperimen
Hal yang penting dalam penggunaan simulasi adalah seorang pemodel dapat
membandingkan perancangan sistem alternatif dengan sistem riil - nya. Untuk
membandingkan beberapa alternatif rancangan terhadap sistem awalnya
membutuhkan beberapa metode statistik. Desain eksperimen adalah suatu rancangan
model alternatif yang dibuat dengan tujuan membandingkan model awal yang telah
dibuat dengan model alternatif yang akan dibuat. Desain eksperimen merupakan
langkah tambahan untuk melakukan percobaan guna mendapatkan ketepatan simulasi.
Dari hasil desain eksperimen ini nantinya akan dipilih model terbaik yang
mendekati sistem nyata terlebih dahulu dan dibandingkan dengan model awal. Jika
ternyata antara model alternatif yang dibuat dengan model awal tidak terdapat
perbedaan hasil maka model terpilih adalah model awal. Jika antara model awal
dengan model alternatif ternyata terdapat perbedaan yang cukup signifikan maka akan
dipilih model alternatif tersebut.
2.2 Kajian Induktif
Penelitian mengenai topik system dynamics telah dilakukan beberapa kali.
Diantara penelitian-penelitian tersebut adalah penelitian yang dilakukan oleh Djoko
Sihono Gabriel, (1995) mengembangkan model sistem dinamis pada permintaan
penerbangan komersial. Dedi Dwi Haryadi, (1997) menggunakan sistem dinamis
untuk meramalkan permintaan kendaraan niaga kategori IV (Jeep) di Indonesia.
Abdillah, (2000) mengembangkan model dinamis untuk mengevaluasi strategi
perusahaan dengan PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk. Sebagai obyek penelitian.
Deni Almanda, (2004) memperkirakan emisi pembangkit listrik pada tahun 2020
dengan metode sistem dinamis. Ivonne Pongoh (2004), mengembangkan model sistem
33
dinamis untuk menganalisa kinerja PT. Indosat Tbk. Armand Omar Moeis, Akhmad
Hidayatno, dan M. Rizky Satrio, (2005) yang membangun sebuah permainan simulasi
bisnis “Executive Decision” dengan pendekatan sistem dinamis untuk meningkatkan
kualitas pengalaman pembelajaran. Akhmad Hidayatno dan Iko Putera, (2006)
membuat sebuah model permainan simulasi bisnis keluarga menggunakan metode
sistem dinamis untuk memfasilitasi pelatihan interpretasi dan analisa laporan
keuangan. Penelitian tersebut merupakan perkembangan dari penelitian sebelumnya.
Wirabhuana, (2007) menerapkan model sistem dinamis pada analisis biaya total non
produksi sebagai pengaruh dari kebijakan sektor produksi dan sumber daya manusia.
Budisantoso Wirjodirjo, (2007) mengaplikasikan sistem dinamis untuk mengevaluasi
performa para supplier dengan studi kasus pada sebuah perusahaan minyak dan gas.
Uning Budiharti, Rudy Tjahjono, dkk., (2008) menggunakan pendekatan sistem
dinamis untuk mengetahui model mekanisasi mesin perontok padi guna memprediksi
produksi beras. Wikan, (2009) melakukan analisis peningkatan porto folio outstanding
dengan pendekatan sistem dinamis pada BRI Syariah sehingga dapat dketahui
penyebabnya yaitu naik turunnya pembiayaan outstanding dan tingkat pertumbuhan
nasabah.
Beberapa penelitian mengenai system dynamics yang lebih komplek juga pernah
dilakukan oleh Bititci, Turner, et.al, (2000) melakukan studi sistem dinamis untuk
pengukuran performansi sistem. Pavinder Monga (2001) mengembangkan sebuah
model teknologi baru pada sistem perkapalan. Elena Revzina, (2003) menggunakan
system dynamics untuk mengembangkan sebuah model proses logistik dengan
software powersim. Wikner, (2005) menggunakan dinamyics analysis pada model
sistem produksi dan inventory. Xiaojun Zhou, Lifeng Xi, Jay Lee, (2006)
menggunakan sistem dinamis dalam penelitiannya yang berjudul A Dynamics
34
Opportunistic Maintenance Policy for Continously Monitored Systems. Kong
Fanliang, Wang Guizhi, Ping Yu, (2008) mengaplikasikan Certain Martingale
Methods untuk estimasi parameter dalam sistem dinamis. Tako A.A et.al, (2009)
melakukan penelitian perbandingan untuk simulasi yang bersifat diskrit dan sistem
yang bersifat dinamik dengan lima parameter yaitu berdasarkan pemahaman model,
kompleksitas, validasi model, kegunaan model dan hasil simulasi dengan masing –
masing keunggulan dan kelemahannya.
35
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Diagram Alir Penelitian
Langkah-langkah penelitian dilakukan dengan mengikuti bagan alir sebagai
berikut:
Gambar 3.1. Diagram Alir Penelitian
Mulai
Pengolahan Data1. Flow Diagram2. Equation3. Runing Simulasi4. Analisis Hasil Simulasi
Pengumpulan Data1. Data umum perusahaan2. Data jumlah penebusan DO, Penjualan LPG, Biaya-biaya, Harga Jual, Harga Beli3. Data-data kebijakan lama
Penetapan Tujuan
Identifikasi Masalah
Kajan Pustaka
Selesai
Pembahasan
Kesimpulan dan Saran
Perumusan Masalah
Valid?
Desain Kebijakan Baru
ya
tidak
36
3.2 Identifikasi Masalah
Penelitian ini berusaha menganalisis pola hubungan antar kebijakan yang
mempengaruhi laba PT. Endang, sebuah eks-agen minyak tanah yang mengalami
perubahan jenis usaha menjadi agen gas LPG 3 kg sebagai dampak dari adanya
program konversi minyak tanah ke gas LPG. Faktor –faktor tersebut selain bersifat
eksternal, serta kemungkinan adanya variabel internal yang berpengaruh.
3.3 Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini mengambil kasus pada salah satu agen gas LPG 3 kg lama (eks-
agen minyak tanah) di Kabupaten Boyolali. Selanjutnya analisis akan menggunakan
metode sistem dinamis dengan bantuan software simulasi.
3.4 Data
3.4.1 Metode Pengambilan Data
Data-data penelitian diambil dari beberapa sumber sebagai berikut:
1. Studi Pustaka
Pengumpulan data dengan mempelajari berbagai literatur yang sesuai
dengan materi penelitian ini agar penelitian yang dilakukan sesuai dengan
kaidah teori yang benar.
2. Studi Lapangan
Pengumpulan data ini dilakukan secara langsung dengan wawancara, yaitu
pengumpulan data yang dilakukan dengan tanya jawab dengan Owner
yang juga Director PT. Endang mengenai hal-hal yang berkaitan dengan
penelitian secara lisan.
37
3. Studi Non Lapangan
Pengumpulan data dilakukan secara tidak langsung dengan melakukan
observasi, dalam hal ini dilakukan dengan merekapitulasi data yang telah
ada, maupun mencatat kembali hasil-hasil penelitian untuk melengkapi
data yang diperlukan.
3.4.2 Data yang Diperlukan
Beberapa data historis perusahaan yang diperlukan adalah :
1. Data Inventory Agen
2. Data Penebusan DO Agen
3. Data Biaya Operasional
4. Data Penjualan
5. Data Keuangan
6. Data Permintaan
3.5 Perancangan Model Konseptual
Model konseptual dibangun oleh komponen atau variabel yang mempengaruhi
perilaku sistem. Komponen atau variabel tersbut ditunjukkan oleh jenis data yang
diperlukan. Dalam pembangunan model, masih dimungkinkan adanya penambahan
jenis data selain yang disebutkan di atas. Model dalam kasus ini akan dibangun
menggunakan software Powersim Studio 2005.
3.6 Metode Pengolahan dan Analisis Data
Dalam penelitian ini Penulis menggunakan metode pemodelan Sistem
Dinamis. Pendekatan Sistem Dinamis merupakan salah satu penntdekatan pemodelan
38
kebijakan terutama dalam hal peningkatan pemahaman tentang bagaimana dan
mengapa gejala dinamis suatu sistem terjadi, dengan alat analisis sebagai berikut:
1. Causal Loop Diagram (CLD)
2. Flow Diagram
3. Simulasi
3.7 Validasi
Validasi model diperlukan untuk memastikan bahwa model telah berperilaku
seperti sistem nyata. Apabila model belum diyakini berperilaku sama dengan sistem
nyata, maka langkah selanjutnya tidak akan bisa dilakukan. Dalam hal ini validasi
dilakukan dengan membandingkan output model dengan output sistem nyata.
Proses validasi menggunakan tiga metode, yaitu :
a. Uji Kesamaan Dua Rata - Rata
Uji kesamaan dua rata - rata adalah uji untuk membandingkan rataan suatu
populasi dengan nilai tertentu ataupun populasi lain
b. Uji Kesamaan Dua Variansi
Uji kesamaan dua variansi digunakan untuk menguji apakah variansi suatu
populasi sama dengan variansi populasi lain.
c. Uji Chi-Square
Uji chi-square biasa juga disebut sebagai uji pola atau frekuensi. Uji ini
bertujuan untuk membandingkan pola data antara suatu kumpulan data
dengan kumpulan data yang lain.
39
3.8 Desain Eksperimen
Desain eksperimen adalah suatu analisis alternatif himpunan variabel-variabel
sistem dengan metode simulasi untuk mendapatkan alternatif yang memenuhi
keinginan pemodel.
Menurut Jerry Banks (Banks, 1996), “A class of linear statistical models for
comparison and evaluation of a larger number of alternative sistem designs, known as
experimental design models”.
Pada penelitian ini, tidak dibuat suatu desain eksperimen tertentu karena fokus
penelitian ini adalah hanya membandingkan antara model kebijakan sebelumnya
dengan model kebijakan yang baru untuk kemudian menganalisis kebijakan baru
tersebut.
3.9 Rekomendasi dan Saran
Tahap desain eksperimen telah menghasilkan gambaran strategi yang
mendekati keinginan pengambil kebijakan. Selanjutnya diperlukan suatu penerapan
strategi tersebut ke dalam sistem nyata sehingga harapan yang telah ditujukkan
simulasi pada model dapat terwujud dalam sistem nyata.
40
BAB IV
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
4.1 Pengumpulan Data
4.1.1 Sejarah Perusahaan
Sebelum menjadi Agen Gas LPG 3kg, PT. Endang sebelumnya merupakan
Agen Minyak Tanah yang berdiri sejak Tahun 1967. Kemudian sekitar Tahun 1970-an
Perusahaan Agen Minyak Tanah tersebut tergabung dalam PT. GAPERTA TAMA,
yang merupakan perusahaan gabungan beberapa agen Minyak Tanah. Penggabungan
ini disebabkan oleh pembagian jatah secara kolektif dari Pertamina selaku perusahaan
resmi penyedia Minyak Tanah. Kondisi ini berlangsung hingga Tahun 2007 ketika
Pemerintah memberlakukan Program Konversi Minyak Tanah ke Gas LPG.
Berdasarkan UU/No. 22/2001 tentang Minyak dan Gas Bumi serta Perpres/No.
104/2007 tentang Konversi Minyak Tanah ke Gas LPG, maka Program Konversi
Minyak Tanah ke Gas LPG 3kg dimulai pada Tahun 2007. Seuai dengan Surat Edaran
HISWANA MIGAS yang merupakan tangan panjang dari PT. Pertamina, yang
menyatakan bahwa:
a. Seluruh Agen Minyak Tanah (untuk kemudian disebut sebagai Agen Gas
LPG Lama), harus mengikuti Konversi Minyak Tanah ke Gas LPG 3kg
dengan mengalihkan jenis usahanya menjadi Agen Gas LPG 3kg.
b. Seluruh Agen Minyak Tanah tidak semerta-merta menjadi Agen Gas
LPG 3kg (definitif), melainkan tetap harus melalui proses dengan
kontrak sebagai Agen Gas LPG 3kg Non Definitif.
41
dengan demikian maka PT. Endang pun harus mengkonversi jenis usahanya menjadi
Agen Gas LPG 3kg.
PT. Endang memulai Konversi dengan menjadi Agen Gas LPG Non Definitif
pada Tahun 2007 hingga pertengahan Tahun 2010 sebelum akhirnya mulai 1 Juli 2010
menjadi Agen Gas LPG 3kg Definitif, dengan diberlakukannya kebijakan Pertamina
soal kuota penebusan Gas LPG 3kg untuk setiap Agen.
4.1.2 Wilayah Distribusi
Wilayah distribusi Agen Gas LPG 3kg PT. Endang tersebar di 19 kecamatan di
Kabupaten Boyolali. Wilayah ini juga merupakan wilayah distribusi Gas LPG 3kg
untuk keduabelas Agen Gas LPG 3kg lainnya yang ada di Kabupaten tersebut.
Wilayah distribusi tersebut dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
42
Gambar 4.1. Wilayah Distribusi
4.1.3 Jumlah Penebusan DO (Delivery Order)
DO (Delivery Order) adalah sejumlah order yang telah dibayar oleh pembeli
(Agen) kepada penjual (SPPBE). DO digunakan untuk kemudian menebus atau
mengambil barang, yang dalam hal ini adalah Gas LPG 3kg, ke SPPBE yang ditunjuk
sebagai penyedia barang. Berikut adalah tabel data penebusan DO agen pada waktu
sistem dengan kebijakan yang lama yaitu mulai Bulan Oktober 2008 hingga Bulan
Juni 2010, dan data penebusan DO untuk sistem dengan kebijakan baru yang dimulai
pada Bulan Juli 2010 sampai dengan Bulan Oktober 2010:
a. Tabel Penebusan DO Lama (Oktober 2009-Juni 2010)
Tabel 4.1. Jumlah Penebusan DO (Lama)
Tahun Bulan Jumlah DO (Tabung/Bulan)
2008
Oktober 5150
November 5400
Desember 7600
2009
Januari 8800
Februari 9700
Maret 10217
April 9423
Mei 12149
Juni 14046
Juli 12024
43
Agustus 14270
September 16285
Oktober 16205
November 18423
Desember 33060
Lanjutan Tabel 4.1 Jumlah Penebusan DO (Lama)
b. Tabel Penebusan DO Baru (Juli 2010-Oktober 2010)
Tabel 4.2 Jumlah Penebusan DO (Baru)
Tahun Bulan Jumlah DO
2010
Juli 40000
Agustus 36440
September 41480
Oktober 40520
2010
Januari 21953
Februari 28337
Maret 31700
April 36550
Mei 32776
Juni 40560
44
4.1.4 Jumlah Penjualan
Jumlah Penjualan dalam penelitian ini adalah jumlah total refil Gas LPG 3kg
yang terjual /bulan. Pada kasus ini permintaan=penjualan. Berikut data – data
penjualan ketika berlaku kebijakan yang lama (Penjualan Lama) dan ketika berlaku
kebijakan yang sekarang (Penjualan Baru) :
a. Tabel Penjualan Lama
Tabel 4.3. Penjualan Gas LPG 3kg (Lama)
Tahun Bulan Jumlah Penjualan (Tabung/Bulan)
2008
Oktober 4418
November 5208
Desember 7142
2009
Januari 9029
Februari 7946
Maret 9966
April 9166
Mei 12020
Juni 13878
Juli 11836
Agustus 13722
September 16077
Oktober 15979
November 18222
Desember 32680
45
Lanjutan Tabel 4.3. Jumlah Penjualan Gas LPG 3kg (Lama)
2010
Januari 21727
Februari 27823
Maret 31700
April 36550
Mei 32770
Juni 40560
b. Tabel Penjualan Baru
Tabel 4.4. Penjualan Gas LPG 3kg (Baru)
Tahun Bulan Jumlah Penjualan (tabung/bulan)
2010
Juli 486978000
Agustus 437827000
September 487000000
Oktober 485447000
4.1.5 Harga Beli
Harga Beli merupakan harga beli refill Gas LPG 3kg per tabung yang
ditentukan oleh PT. Pertamina selaku perusahaan yang ditunjuk pemerintah sebagai
penyedia. Berdasarkan Pricing Policy atau kebijakan harga yang berlaku mulai per 1
Juli 2009 maka kebijakan harga beli refill Gas LPG 3kg per tabung adalah sebagai
berikut:
46
Tabel 4.5. Pricing Policy
Keterangn 1 Kg 3 Kg
Harga Dasar 3.463,64
400
10.390,91
Margin
3.863,64
PPN 386,36 1.159,09
Harga Gas 4.250 11.550
1.062 Jasa Angkut
(Transport Fee)
354
10.488
Harga tersebut belum termasuk PPH 23 sebesar 2%, sehingga besar Jasa Angkut yang
diperoleh menjadi:
Jasa Angkut 354 x 3 = 1.062
PPH 23 1.062 x 2% = 21,24.
Jasa Angkut yang diterima = 1.040,76 /tabung
Sehingga,
Harga Beli = 11.550
= 10.509,24 /tabung
47
4.1.6 Harga Jual
Harga jual merupakan harga jual agen kepada sub agen maupun pangkalan.
Dalam Ketentuan Harga Jual memang tidak ada perbedaan harga jual baik dari agen
kepada sub agen maupun harga jual dari agen kepada pangkalan, tetapi pada
prakteknya harga jual tersebut berbeda-beda. Hal ini dikarenakan perbedaan jasa yang
diberikan. Sub agen mengambil sendiri barang dari gudang agen, sedang untuk
pangkalan dipasok oleh agen dengan pendistribusian menggunakan armada agen.
Harga jual bervariasi, sebelum adanya kebijakan kuota, harga jual sangat
fluktuatif. Harga jual untuk penjualan Gas LPG 3kg oleh PT.Endang sebelum kuota
berada pada kisaran 12.500-13.000 rupiah/tabung. Setelah kuota harga jual mulai
stabil dengan Harga Eceran Terendah 12.000 rupiah/tabung dan Harga Eceran
Tertinggi 12.750 rupiah/tabung.
4.2 Pengolahan Data
4.2.1 Causal Loop Diagram
Causal loop menjelaskan pola dasar hubungan antar komponen dalam sistem
yang diamati. Pembuatan model ini berdasarkan wawancara kepada Direktur PT.
Endang selaku owner agen Gas LPG 3kg ini.
Pada penelitian ini causal loop yang digunakan untuk menggambarkan kedua
sistem adalah sama, sebab yang dibandingkan adalah hasil kebijakan yang digunakan
dalam sistem tersebut saja.
Sebelum adanya penetapan kuota untuk masing-masing agen atau sistem
dengan kebijakan lama, terjadi persaingan ketat di pasar. Akibatnya setiap agen harus
bersaing mendapatkan pelanggan, terlebih lagi keadaan sebelum kuota setiap
pangkalan bebas menerima pasokan dari agen mana saja. Agen ini (PT. Endang, red.)
48
termasuk salah satu agen yang merasakan kesulitan dalam persaingan memasarkan
Gas LPG 3kg nya, sementara dari PT. Pertamina membuat ketentuan bahwa setiap
agen harus dapat melakukan penebusan DO minimal 39.000 tabung/bulan. Sehingga
sebelum adanya penetapan kuota, pembelian barang dilakukan berdasarkan
kemampuan agen dalam memasarkannya. Pembelian dilakukan untuk memenuhi
target penebusan DO per bulan yang telah ditentukan PT. Pertamina sebagai salah satu
syarat untuk kemudian dapat menjadi Agen Gas LPG 3kg Definitif (Tetap).
Setelah ditetapkannya kebijakan kuota, PT. Endang mendapatkan jatah kuota
sebesar 40.000 tabung/bulan. Pengambilan/penebusan DO dijadwalkan setiap harinya,
sehingga menjadi lebih teratur dari sebelumnya.
Causal loop tersebut menunjukkan bahwa penebusan DO (Delivery Order)
ditentukan berdasarkan persediaan yang ada di gudang. DO (Delivery Order) adalah
surat bukti pembayaran LO (Leading Order) untuk kemudian digunakan untuk
mengambil/menebus barang (Gas LPG 3kg, red.) ke SPPBE. LO (Leading Order)
sendiri merupakan surat bukti pengajuan pembelian barang. Dalam kasus ini
permintaan=penjualan, gudang sebenarnya hanya tempat transit barang saja karena ini
merupakan pendistribusian barang. Pembelian dilakukan dengan pengajuan LO
(Leading Order), kemudian setelah LO dibayar, maka agen akan memperoleh DO
(Delivery Order) untuk selanjutnya digunakan guna menebus/mengambil barang ke
SPPBE. Setelah diambil maka barang didistribusikan ke pangkalan-pangkalan
maupun melalui sub agen. Penggunaan sub agen tergantung pada kebijakan agen itu
sendiri, artinya agen tidak harus menggunakan sub agen dalam pendistribusian barang
tersebut. Hasil penjualan akan menghasilkan pendapatan. Setelah pendapatan tersebut
dikurangi pengeluaran, maka dihasilkan laba agen. Perumusan kondisi di atas
menghasilkan causal loop kedua model seperti gambar berikut :
49
Gambar 4.2. Causal Loop Diagram
Agents orderpolicy
DO agen
Kekuranganpersediaan
agen
DO yangdikirim ke
agen
Persediaanagen
Penjualanagen
GAPpenebusan
LPGPendapatan
agenHarga jual
LPG
Demandagen
+
+
+
+
-
-
+
+
+
-
-
+
B1
B2
50
4.2.2 Pemodelan dengan Powersim
Causal loop di atas selanjutnya diubah menjadi model matematis dengan
memasukkan variabel - variabel hasil pengolahan data. Model yang dihasilkan
memiliki lebih banyak komponen dari causal loop, karena tiap komponen dari causal
loop bisa memiliki beberapa paramater ketika harus di ubah ke dalam bentuk model
matematis. Berikut merupakan Flow Diagram untuk Model Sistem dengan Kebijakan
Lama Model Kebijakan Baru:
a. Flow Diagram Model Sistem dengan Kebijakan Lama
51
Gambar 4.3. Flow Diagram Model Kebijakan Lama
Permintaan_Customer
LabaPemasukan
O
Harga_Jual
Pengeluaran
StockPenebusan DO Penjualan_Agen
Total Fee pegawai
Fee Pegawai
Total Beli
PP_21 Fee_Tabung
Jumlah PPN_23
PPN_23
Lain-lain
Harga beli
52
Berikut adalah penulisan program atau rumus matematis ke dalam Model
Sistem dengan Kebijakan Lama untuk setiap komponennya :
Tabel 4.6. Rumus Matematis Flow Diagram Kebijakan Lama
No KOMPONEN RUMUS SATUAN
1 Penebusan DO EXPRND(18315,61905)*1<<tabung/mo>
>
Tabung/mo
2 Stock 0 Tabung
3 Penjualan Agen Permintaan_Customer Tabung/mo
4 Permintaan Customer EXPRND(18019,95238)*1<<tabung/mo>
>
Tabung/mo
5 Total Fee Pegawai ('Fee
Pegawai'*Penjualan_Agen)/1<<tabung>>
Rupiah/mo
6 Fee Pegawai 300 Rupiah
7 Pemasukan (Penjualan_Agen*Harga_Jual)/1<<tabung
>>
Rupiah/mo
8 Laba 0 Rupiah
9 Pengeluaran 'Total Beli'+'Total Fee
pegawai'+Operasional+'Jumlah
PPN_23'+'Lain-lain'
Rupiah/mo
10 Fee Tabung (354-PP_21)*3*1<<rupiah>> Rupiah
11 PP_21 354*2/100 -
12 Harga Beli (RANDOM(11550;11613)*1<<rupiah>>)-
Fee_Tabung
Rupiah
53
Lanjutan Tabel 4.6. Rumus Matematis Flow Diagram
13 Total Beli ('Penebusan DO'*'Harga
beli')/1<<tabung>>
Rupiah/mo
14 Harga Jual RANDOM(12500;13000)*1<<rupiah>> Rupiah
15 PPN_23 (Harga_Jual-'Harga beli')*10/100 Rupiah
16 Jumlah PPN_23 (Penjualan_Agen*PPN_23)/1<<tabung>> Rupiah/mo
17 Operasional EXPRND(8138693,048)*1<<rupiah/mo>> Rupiah/mo
18 Lain-lain EXPRND(6119343)*1<<rupiah/mo>> Rupiah/mo
Di bawah ini merupakan keterangan dari beberapa rumus matematis di atas:
1. Penebusan DO
Merupakan jumlah pengambilan atau pembelian Gas LPG 3kg yang
dilakukan Agen. Variabel ini sangat mempengaruhi jumlah penjualan,
sebab dalam model kebijaksanaan yang lama ini, jumlah penebusan
DO yang dilakukan Agen dapat mengindikasikan jumlah penjualan Gas
LPG 3kg Agen tersebut. Data jumlah penebusan DO yang dilakukan
Agen yang dimasukkan dalam model simulasi ini, terlebih dahulu
dicari pola distribusi nya dengan bantuan program STAT:FIT yang
terdapat pada software PROMODEL. Hasil dari pencarian pola
distribusi data tersebut memperlihatkan bahwa data berpola distribusi
Exponential, maka digunakan distribusi exponential dalam rumus
matematis flow diagram POWERSIM untuk variabel ini.
54
2. Stock
Merupakan variabel yang menunjukkan kondisi jumlah persediaan
yang ada di gudang Agen. Dalam model Stock ini angka 0 sebagai
initial condition atau pemisalan jika terdapat 0 barang yang ada
digudang pada awal bulan.
3. Penjualan Agen
Dalam model ini diketahui bahwa penjualan=permintaan, sehingga
rumas matemaris yang dimasukkan kedalam flow diagram untuk
variabel penjualan adalah ‘permintaan_customer’.
4. Permintaan Customer
Karena permintaan=penjualan, maka data ynag terdapat dalam flow
diagram untuk variabel ini merupakan data jumlah penjualan Agen.
Pola distribusi data dicara dengan bantuan program STAT:FIT dan
diperoleh bahwa pola distribusi data ini adalah Exponential.
5. Total Fee Pegawai
Yaitu hasil kali ‘Penjualan Agen’*’Fee Pegawai’, sehingga
menghasilkan jumlah Fee Pegawai total atau upah untuk semua
pegawai per bulan. Setiap pegawai mendapatkan upah yang berbeda-
beda tergantung dari kemampuannya menjual barang. Cara ini
digunakan untuk memompa semangat pegawai dalam bekerja.
6. Fee Pegawai
Adalah upah yang didapatkan untuk setiap pegawai yang diambil dari
keuntungan penjualan sebesar Rp.300/tabung. Jadi, setiap pegawai
akan mendapatkan upah sebesar tersebut untuk setiap tabung yang
berhasil mereka jual atau distribusikan.
55
7. Pemasukan
Pemasukan merupakan jumlah total pendapatan dari hasil penjualan
Gas LPG 3kg tersebut. Hasil jumlah pemasukan didapat dari ‘Jumlah
Penjualan’ * ‘Harga Jual’.
8. Laba
Laba adalah keuntungan yang diperoleh dari ‘Pemasukan’-
‘Pengeluaran’. Dalam flow diagram untuk variabel ‘Laba’, initial
condition-nya pada awal bulan ‘Laba’=0.
9. Pengeluaran
Pengeluaran merupakan jumlah seluruh biaya yang dikeluarkan Agen
untuk bisnis ini.
10. Fee Tabung
Fee Tabung atau Transport Fee adalah tambahan dari Pertamina yang
diberikan kepada agen sebagai uang pengganti transport dalam
penebusan DO. Besarnya fee transport adalah Rp. 354/kg.
11. PP_21
Merupakan pajak fee transport atau fee tabung. Besarnya adalah 2%.
12. Harga Beli
Harga beli dalam model ini adalah harga beli LPG 3kg oleh agen dari
SPPBE atau harga penebusan LPG 3kg. Harga beli bervariasi dari data
yang diambil, oleh karena itu digunakan random dengan memasukkan
bilangan terkecil dan terbesar dari harga beli tersebut kemudian
dikurangi ‘fee tabung’ karena harga beli yangada belum termasuk ‘fee
tabung’.
56
13. Total Beli
Total beli merupakan total jumlah pembelian tabung yang dikeluarkan
agen. Jumlah tersebut diperoleh dengan mengalikan jumlah ‘penebusan
DO’ dengan ‘Harga beli’.
14. Harga Jual
Harga jual adalah harga jual LPG 3kg dari agen ke customer. Harga
jual ini bervariasi, oelh karena itu digunakan random harga jual terkecil
dan terendah.
15. PPN_23
Yaitu Pajak Keluaran yang dibayarkan agen ke Pertamina. Besarnya
pajak ini adalah 10% dari selisih ‘harga jual’dengan ‘harga beli’.
16. Jumlah PPN_23
Merupakan jumlah Pajak Keluaran yang dibayarkan agen kepada
Pertamina. Jumlah ini diperoleh denga mengalikan ‘Penjualan_Agen’
dengan ‘PPN_23’.
17. Operasional
Yang dimaksud dengan ‘Operasional’ dalam model ini adalah biaya
operasional yang dikeluarkan agen untuk kegiatan jual-beli Gas LPG
3kg ini. Data biaya operasional yang ada dicari pola distribusinya
menggunakan STAT:FIT dan diperoleh bahwa data tersebut berpola
distribusi exponential.
18. Lain-lain
Merupakan biaya-biaya lain yang dikeluarkan agen seperti listrik, air,
dll. Data biaya ini juga dicari pola distribusi nya terlebih dahulu dengan
57
menggunakan STAT:FIT dan hasilnya data biaya lain-lain berpola
distribusi exponential.
Hasil simulasi untuk komponen laba pada Model Kebijakan Lama ditunjukkan
oleh tabel dan grafik berikut :
Tabel 4.7. Data Historis dan Hasil Simulasi
Tahun Bulan Laba
Riil Simulasi
2008
Oktober 491843,1 0
November 4135733,6 56412709,27
Desember 24817173,86 -32542940,1
2009
Januari 17383855,3 -9894219,69
Februari 3406312,2 46116952,38
Maret -13294190,88 8465399,58
April -9463743,789 102890361
Mei 10462537,13 22785954,93
Juni -59430469,44 45461207,16
2009
Juli -9378587,56 24651721,25
Agustus -62655546,4 20986904,07
September -120953123,5 -47618994,3
Oktober -28739291,9 -29299286,2
November -26127150,12 -43877901,7
Desember -170120488,4 -1119046,46
2010
Januari -148942625,8 -145987693
Februari 26640591,22 66543859,47
58
Maret 39522282 -13317661,4
April 44981703 12593463,61
Mei 38119588,76 -13242718
Juni 48173504,6 58526977,67
Gambar 4.4. Grafik Perbandingan Data Laba Riil dan Simulasi Model Kebijakan
Lama
b. Flow Diagram Model Sistem dengan Kebijakan Baru
-2E+08
-1.5E+08
-1E+08
-5000000
0
50000000
10000000
15000000
1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112131415161718192021Data Asli
Data Hasil Simulasi
59
Laba
Pendapatan
B_O
HJ Sub Agen
biaya dikeluarkan
persediaan
do
penjualan agen
Kuota Agen Sisa Barang
Gaji Pegawai
Upah Pegawai perTabung
Pembelian Tabung
PPN Keluar per Tabung
J_PPN Keluar
Demand Sub Agen
Demand Pangkalan
HJ Pangkalan
Rata-rata HJ
PPh 21
Transport Fee
B_Lain-lain
Harga Beli
Gambar 4.5. Flow Diagram Model Kebijakan Baru
60
Berikut adalah penulisan program atau rumus matematis ke dalam Model
Sistem dengan Kebijakan Baru untuk setiap komponennya :
Tabel 4.8. Rumus Matematis Flow Diagram Kebijakan Baru
No KOMPONEN RUMUS SATUAN
1 DO RANDOM(36440;41480)*1<<tabung/mo>
>
Tabung/mo
2 Kuota Agen 40000 Tabung/mo
3 Sisa Barang 'Kuota Agen'-'penjualan agen' Tabung/mo
4 Persediaan 0 Tabung
5 Penjualan Agen IF('Demand Pangkalan'+'Demand Sub
Agen'<'Kuota Agen';'Demand
Pangkalan'+'Demand Sub Agen';'Kuota
Tabung/mo
6 Demand Pangkalan NORMAL(16634,5)*1<<tabung/mo>> Tabung/mo
7 Demand Sub Agen NORMAL(22930,25)*1<<tabung/mo>> Tabung/mo
8 Gaji Pegawai ('Upah Pegawai per Tabung'*'Demand
Pangkalan')/1<<tabung>>
Rupiah/mo
9 Upah Pegawai per
Tabung
300 Rupiah
10 Pendapatan (('Demand Pangkalan'*'HJ
Pangkalan')+('Demand Sub Agen'*'HJ Sub
Agen'))/1<<tabung>>
Rupiah/mo
11 Laba 0 Rupiah
12 Biaya Dikeluarkan B_Operasional+'Pembelian Tabung'+'Gaji Rupiah/mo
61
Lanjutan Tabel 4.8. Rumus Matematis Flow Diagram
16 Pembelian Tabung do*'Harga Beli' Rupiah/mo
17 HJ Pangkalan RANDOM(12400;12750)*1<<rupiah>> Rupiah
18 HJ Sub Agen RANDOM(11800;12250)*1<<rupiah>> Rupiah
19 PPN Keluar per tabung ('Rata-rata HJ'-'Harga Beli')*10/100 Rupiah
20 Rata-rata HJ (('HJ Pangkalan'+'HJ Sub
Agen')/2)/1<<tabung>>
Rupiah/tab
ung
21 J_PPN Keluar 'penjualan agen'*'PPN Keluar per
Tabung'
Rupiah/mo
22 B_Operasional NORMAL( 17371699
)*1<<rupiah/mo>>
Rupiah/mo
23 B_Lain-lain 10000000 Rupiah/mo
Pegawai'+'J_PPN Keluar'+'PPh
21'+'B_Lain-lain'
13 Transport Fee ( (354*3)*1<<rupiah/tabung>> Rupiah
14 PPh 21 (do*'Transport Fee')*2/100 -
15 Harga Beli ((11550)*1<<rupiah/tabung>>)-'Transport
Fee'
Rupiah
62
Di bawah ini merupakan keterangan dari beberapa rumus matematis di atas:
1. Penebusan DO
Dalam rumusan penebusan DO untuk model ini, bilangan yang
dimasukkan menggunakan RANDOM sebab data yang digunakan
sedikit.
2. Persediaan
Merupakan variabel yang menunjukkan kondisi jumlah persediaan
yang ada di gudang Agen. Dalam model Stock ini angka 0 sebagai
initial condition atau pemisalan jika terdapat 0 barang yang ada
digudang pada awal bulan.
3. Penjualan Agen
Dalam model ini diketahui bahwa penjualan=permintaan yang dibatasi
oleh adanya kebijakan kuota atau jatah per agen, sehingga rumus
matematis yang dimasukkan kedalam flow diagram untuk variabel
penjualan menggunakan fungsi IF('Demand Pangkalan'+'Demand
Sub Agen'<'Kuota Agen';'Demand Pangkalan'+'Demand Sub
Agen';'Kuota yang berarti ‘Demand Pangkalan’+ ‘Demand Sub Agen’
tidak boleh melebihi ‘Kuota Agen’.
4. Kuota Agen
Kuota agen adalah kebijakan baru dalam model ini. Kuota merupakan
jatah yang didapat agen dari Pertamina. Kuota penebusan LPG 3kg
untuk PT. Endang adalah 40.000 tabung/bulan.
5. Sisa Barang
Sisa barang merupakan ‘Kuota Agen’-‘Penjualan Agen’
63
6. Demand Pangkalan
Karena permintaan=penjualan, maka data ynag terdapat dalam flow
diagram untuk variabel ini merupakan data jumlah penjualan Agen ke
Pangkalan. Pola distribusi data dicari dengan bantuan program Input
Analyzer yang terdapat pada software Arena dan diperoleh bahwa pola
distribusi data ini adalah Normal.
7. Demand Sub Agen
Merupakan jumlah penjualan agen kepada sub agen. Pola distribusi
data dicari dengan bantuan program Input Analyzer yang terdapat pada
software Arena dan diperoleh bahwa pola distribusi data ini adalah
Normal.
8. Gaji Pegawai
Yaitu hasil kali ‘Penjualan Agen’*’Upah Pegawai per Tabung’,
sehingga menghasilkan jumlah Gaji pegawai atau upah untuk semua
pegawai per bulan. Setiap pegawai mendapatkan upah yang berbeda-
beda tergantung dari kemampuannya menjual barang. Cara ini
digunakan untuk memompa semangat pegawai dalam bekerja.
9. Upah Pegawai per Tabung
Adalah upah yang didapatkan untuk setiap pegawai yang diambil dari
keuntungan penjualan sebesar Rp.300/tabung. Jadi, setiap pegawai
akan mendapatkan upah sebesar tersebut untuk setiap tabung yang
berhasil mereka jual atau distribusikan.
64
10. Pendapatan
Pendapatan merupakan jumlah total pendapatan dari hasil penjualan
Gas LPG 3kg tersebut. Hasil jumlah pemasukan didapat dari ‘Jumlah
Penjualan’ * ‘Harga Jual’.
11. Laba
Laba adalah keuntungan yang diperoleh dari ‘Pemasukan’-
‘Pengeluaran’. Dalam flow diagram untuk variabel ‘Laba’, initial
condition-nya pada awal bulan ‘Laba’=0.
12. Biaya Dikeluarkan
Biaya Dikeluarkan atau sama saja dengan ‘Pengeluaran’ merupakan
jumlah seluruh biaya yang dikeluarkan Agen untuk bisnis ini.
13. Transport Fee
Transport Fee atau sama dengan ‘Fee Tabung’ adalah tambahan dari
Pertamina yang diberikan kepada agen sebagai uang pengganti
transport dalam penebusan DO. Besarnya fee transport adalah Rp.
354/kg.
14. PPh 21
Merupakan pajak fee transport atau fee tabung. Besarnya adalah 2%.
15. Harga Beli
Harga beli dalam model ini adalah harga beli LPG 3kg oleh agen dari
SPPBE atau harga penebusan LPG 3kg. Harga beli bervariasi dari data
yang diambil, oleh karena itu digunakan random dengan memasukkan
bilangan terkecil dan terbesar dari harga beli tersebut kemudian
dikurangi ‘fee tabung’ karena harga beli yangada belum termasuk ‘fee
tabung’.
65
16. Pembelian Tabung
Pembelian tabung atau ‘Total beli’ merupakan total jumlah pembelian
tabung yang dikeluarkan agen. Jumlah tersebut diperoleh dengan
mengalikan jumlah ‘penebusan DO’ dengan ‘Harga beli’.
17. Harga Jual Pangkalan
Harga jual adalah harga jual LPG 3kg dari agen ke pangkalan. Harga
jual ini bervariasi, oelh karena itu digunakan random harga jual terkecil
dan terendah.
18. Harga Jual Sub Agen
Harga jual adalah harga jual LPG 3kg dari agen ke sub agen. Harga jual
ini bervariasi, oelh karena itu digunakan random harga jual terkecil dan
terendah.
19. Rata-rata HJ
Merupakan rata-rata harga jual baik harga jual pangkalan maupun
harga jual sub agen.
20. PPn Keluar per Tabung
Yaitu Pajak Keluaran atau PPN pasal 23 yang dibayarkan agen ke
Pertamina. Besarnya pajak ini adalah 10% dari selisih ‘harga
jual’dengan ‘harga beli’.
21. J_PPN Keluar
Merupakan jumlah Pajak Keluaran yang dibayarkan agen kepada
Pertamina. Jumlah ini diperoleh denga mengalikan ‘Penjualan Agen’
dengan ‘PPN Keluar per Tabung’.
66
22. B_Operasional
Yang dimaksud dengan ‘Operasional’ dalam model ini adalah biaya
operasional yang dikeluarkan agen untuk kegiatan jual-beli Gas LPG
3kg ini. Data biaya operasional yang ada dicari pola distribusinya
menggunakan Input Analyzer dan diperoleh bahwa data tersebut
berpola distribusi Normal.
23. B_Lain-lain
Merupakan biaya-biaya lain yang dikeluarkan agen seperti listrik, air,
dll. Data biaya ini diperoleh melalui wawancara dengan pihak
pengelola agen PT. Endang.
Hasil simulasi untuk komponen laba pada Model Kebijakan Lama ditunjukkan
oleh tabel dan grafik berikut :
Tabel 4.9. Data Historis dan Hasil Simulasi Model Kebijakan Baru
Tahun Bulan Laba
Riil Simulasi
2010
Juli 33.265.981 35427187
Agustus 33.431.650 37550325
September 32.349.863 39398437
Oktober 39.732.590 31981813
67
Gambar 4.6. Grafik Perbandingan Laba Data Riil dan Simulasi Model Kebijakan
Baru
4.2.3 Validasi Model
Validasi model dilakukan dengan cara membandingkan output model dengan
data riil. Apabila dari perbandingan tersebut ternyata tidak ditemukan perbedaan
antara model dengan data riil, maka model dapat diyakini validitasnya.
Untuk membandingkan atau menguji validitas model digunakan tiga metode
validasi yaitu uji kesamaan dua rata – rata, uji kesamaan dua variansi dan uji chi
square. Komponen yang akan diuji adalah laba.
Untuk jumlah laba pada Model Sistem dengan Kebijakan Lama pengujiannya
adalah sebagai berikut :
1. Uji Variansi
Ho : 22
21 σσ = : Variansi kedua populasi adalah sama
Hi = 22
21 σσ ≠ : Variansi kedua populasi adalah tidak sama
Ho diterima apabila F(1-α/2,n1-1, n2-1) < Fhitung < F(α/2,n1-1, n2-1)
0
10000000
20000000
30000000
40000000
50000000
1 2 3 4
LA
BA
Perbandingan Hasil
Data Hasil Simulasi
Data Asli
68
Dengan rumus
22
21
SSF =
maka diperoleh nilai F dengan perhitungan sebagai berikut :
405.12.733.84
=
=F
Dengan α = 0,05 dan v1 = n1 – 1 , serta v2 = n2 – 1 , maka diperoleh nilai
405.0)20,20(2/1 =−αF dan 464.2)20,20(2/ =αF
Karena 0.405 < 1.405< 2.464, maka Ho diterima, yang berarti kedua populasi
memiliki variansi yang sama.
2. Uji Kesamaan Dua Rata - Rata
Ho : μ1 = μ2 : Rata - rata kedua populasi adalah sama
Hi : μ1 ≠ μ2 : Rata - rata kedua populasi adalah tidak sama
Ho diterima apabila – Tα/2 < t < Tα/2.
Dengan rumus :
t =
dihasilkan nilai t dengan perhitungan berikut :
423.143.17700443
657.6120716 .26)(-19077132
−=
−=t
Dengan α = 0,05 , nilai Tα/2 = 1,96. Karena – Tα/2 < t < Tα/2 , maka dapat
diambil kesimpulan bahwa kedua populasi memiliki rataan yang sama.
snn
XX
21
_
2
_
1
11+
−
69
3. Uji Chi Square
Ho = Pola distribusi data kedua populasi adalah sama
Hi = Pola distribusi data kedua populasi adalah tidak sama
Ho diterima apabila 2)1,2/(
22)1,2/1( −−− << ktabelk αα χχχ
Untuk menentukan banyak kelas yang akan digunakan, rumus yang dipakai
adalah :
Nk log32,31+=
dengan N adalah banyak data. Dengan rumus tersebut, jumlah kelas yang
digunakan adalah :
54.5389.521log32,31
≈≈=+=k
Untuk menentukan interval kelas, digunakan rumus :
kxxi minmax −=
sehingga diperoleh nilai i dengan perhitungan sebagai berikut :
5).4-170120488(102890361−
=i
= 54602169.88
70
Distribusi probabilitas untuk data riil dan simulasi ditunjukkan dengan dua
tabel berikut :
Tabel 4.10. Distribusi Probabilistik Data Riil Laba
Class Limit Frekuensi
Kumulatif
Frekuensi
Relatif Probabilitas
-170120488.4 -115518318.52 3 3 0.14
-115518319.52 -60916148.64 6 3 0.14
-60916149.64 -6313978.76 10 4 0.19
-6313978.76 48288191.12 20 10 0.47
48288191.12 102890361 21 1 0.05
21 1.00
Tabel 4.11. Distribusi Probabilistik Data Simulasi Laba
Class Limit Frekuensi
Kumulatif
Frekuensi
Relatif Probabilitas
-170120488.4 -115518318.52 1 1 0.05
-115518319.52 -60916148.64 1 0 0
-60916149.64 -6313978.76 8 7 0.33
-6313978.76 48288191.12 17 9 0.42
48288191.12 102890361 21 4 0.19
21 1.00
71
Perhitungan untuk menemukan nilai 2hitungχ ditunjukkan dengan tabel berikut
ini :
Tabel 4.12. Penentuan Nilai 2hitungχ
Class Limit oi ei
-170120488.4 -115518318.52 1 3
-115518319.52 -60916148.64 0 3
-60916149.64 -6313978.76 7 4
-6313978.76 48288191.12 9 10
48288191.12 102890361 4 1
21 21
Tabel 4.13. Penggabungan Kelas
Class Limit oi ei
-170120488.4 -6313978.76 8 10
-6313979.76 102890361 13 11
Dari tabel tersebut terlihat bahwa =2hitungχ (8-10)2/10 + (13-11)2/11 = 0.76
Dengan k = 1 maka diperoleh 02.5,00098.0 2)1,025.0(
2)1,975.0( == χχ
Karena χ2tabel(0.975) < χ2
hitung < χ2tabel(0.025) , maka Ho diterima, yang berarti
bahwa pola distribusi data kedua populasi adalah sama.
72
Tabel 4.14 Hasil Validasi Data Laba pada Model Kebijakan Lama
No Metode DATA
Jumlah Oplah Retur
1 Uji Kesamaan Dua Rata – Rata VALID VALID
2 Uji Kesamaan Dua Variansi VALID VALID
3 Uji Chi Square VALID VALID
73
BAB V
PEMBAHASAN
Sebagaimana telah dijelaskan pada bab sebelumnya, penelitian ini bertujuan
untuk membandingkan sistem dengan dua kebijakan yang berbeda sehubungan
dengan dilaksanakannya program konversi minyak tanah ke gas LPG 3kg. Oleh
karena itu pada bab ini akan dilakukan pembahasan yang dapat memberikan
penjelasan yang lebih dalam berdasarkan data - data hasil penelitian dan perhitungan
pada bab sebelumnya untuk kemudian dibandingkan hasilnya antara kedua model
sistem dengan kebijakan yang berbeda tersebut.
Dalam penelitian ini simulasi untuk Model Kebijakan Lama dijalankan selama
pemberlakuan kebijakan lama tersebut. Data yang diambil mulai bulan Oktober 2008
hingga bulan Juni 2010, tepat sebelum mulai berlakunya kebijakan yang baru.
Sedangkan simulasi untuk Model Kebijakan Baru dijalankan mulai berlakunya data
hingga 4 bulan kedepan yaitu mulai bulan Juli 2010 hingga bulan Maret 2010. Dari
output yang dihasilkan dapat dijadikan sebagai acuan untuk menentukan hubungan
matematis antara masing – masing variabel. Selain itu juga dapat untuk
membandingkan model kebijakan mana yang lebih baik. Hasil dari keseluruhan
simulasi adalah sebagai berikut:
74
Tabel 5.1. Hasil Simulasi untuk Bulan Oktober 2008-Juni 2010
Bulan Ke- Laba Bulan Ke- Laba
1 0 12 -47618994,3
2 56412709,27 13 -29299286,2
3 -32542940,1 14 -43877901,7
4 -9894219,69 15 -1119046,46
5 46116952,38 16 -145987693
6 8465399,58 17 66543859,47
7 102890361 18 -13317661,4
8 22785954,93 19 12593463,61
9 45461207,16 20 -13242718
10 24651721,25 21 58526977,67
11 20986904,07
5.1 Analisa Hasil Simulasi Model Kebijakan Lama
Simulasi dilakukan untuk menguji kesesuaian model dengan sistem nyata.
Simulasi pada Model Kebijakan Lama dilakukan selama pemberlakuan kebijakan.
Data yang diambil adalah data mulai bulan Oktober 2008 hingga Juni 2010.
Pada tahap validasi Model Kebijakan Lama, data yang digunakan adalah laba
yang diperoleh agen. Variabel laba diambil sebagai parameter sebab laba merupakan
ukuran terhadap performa perusahaan. Sukses atau tidaknya sebuah bisnis dilihat dari
untung atau rugi yang diperoleh. Data tersebut diuji untuk membandingkan dengan
data sistem nyata dan dinyatakan valid dengan menggunakan tiga metode yaitu uji
kesamaan dua rata - rata, kesamaan dua variansi, dan uji chi square.
75
Dari hasil simulasi Model Kebijakan Lama dapat dilihat fluktuasi laba yang
diperoleh agen dengan rata-rata laba Rp. 6.120.716,657. Bulan Oktober 2008 dimana
initial condition untuk awal bulan adalah 0, maka laba yang diperoleh berdasarkan
hasil simulasi bernilai 0. Kemudian mengalami kenaikan di bulan November 2008 dan
penurunan sekitar 50% untuk bulan berikutnya yaitu bulan Desember 2008. Pada
bulan Januari 2009 dapat dilihat bahwa perusahaan mengalami penurunan laba lagi
sekitar 30% dari bulan sebelumnya. Bulan Februari 2009 laba meningkat drastis dan
terus mengalami peningkatan hingga bulan Agustus 2009. Kemudian laba kembali
mengalami penurunan pada bulan September 2009 hingga bulan Januari 2010. Bulan-
bulan berikutnya tampak laba mengalami pasang surut, naik kembali pada bulan
Februari 2010, turun di bulan Maret 2010, lalu naik lagi di bulan April 2010, dan
kembali turun di bulan Mei 2010. Hingga kemudian meningkat kembali pada bula
Juni 2010.
Laba yang sangat fluktuatif menunjukkan persaingan pasar yang ketat. Dengan
kebijakan bahwa setiap agen diharuskan memenuhi target penebusan DO minimal
39.000 tabung/bulan dengan jumlah penebusan maksimal yang tidak ditentukan,
sedangkan bertambahnya agen-agen baru menambah ketatnya persaingan pasar LPG
3kg di wilayah Kabupaten Boyolali. Sementara itu sosialisasi program konversi
minyak tanah ke Gas LPG 3kg di wilayah tersebut saat itu juga belum merata
sehingga permintaan dari masyarakat sendiri masih sangat kurang jika dibandingkan
dengan banyaknya jumlah agen dengan 39.000 tabung/bulan untuk setiap agennya.
76
5.2 Analisa Hasil Simulasi Model Kebijakan Baru
Desain model kebijakan baru dibuat sesuai dengan kondisi yang berlaku saat
ini. Pemberlakuan kebijakan baru dimulai terhitung sejak bulan Juli 2010 hingga
sekarang. Oleh sebab itu data yang diambil mulai dari bulan Juli 2010 hingga bulan
Oktober 2010. Waktu simulasi untuk Model Kebijakan Baru disesuaikan dengan
keinginan pemodel. Dalam penelitian ini adalah 4 bulan sebelum yaitu sesuai data
yang diambil hingga 4 bulan kedepan yaitu sampai bulan Maret 2010.
Tabel 5.2. Hasil Simulasi untuk Bulan Juli 2010-Maret 2011
Bulan
Ke-
Laba
1 0
2 35427187
3 72977512
4 112375949
5 144357762
6 181020368
7 214871247
8 248663349
Hasil simulasi untuk Model Kebijakan Baru nampak jelas terlihat bahwa agen
mengalami peningkatan yang relatif stabil terus menerus. Hal ini disebabkan karena
kondisi pasar yang lebih stabil dengan adanya ketentuan kuota per agen. Harga jual
lebih terkontrol, setidaknya setiap bulan agen ini pasti dapat menjual ± 40.000
77
tabung/bulan. Ketentuan berkurangnya ataupun bertambahnya kuota tergantung dari
kebijakan Pertamina sebagai pusat penyelenggara kegiatan jual-beli gas LPG 3 kg ini.
78
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan pengolahan data dan pembahasan yang telah dilakukan, maka
dapat diambil beberapa kesimpulan antara lain sebagai berikut :
1. Kebijakan lama kurang baik untuk perusahaan terbukti dengan ketidak
stabilan kondisi pasar membuat laba yang diperoleh perusahaan tidak
menentu, hal ini dapat dilihat dari grafik hasil simulasi yang fluktuatif
dengan rata-rata hanya sekitar Rp. 6.120.716,657 per bulan. Sedangkan
kebijakan baru membuat kondisi keuangan perusahaan jauh lebih baik
dibanding saat kebijakan lama hal ini terlihat dengan peningkatan laba
yang diperoleh perusahaan mencapai rata-rata Rp. 34.695.021 per bulan.
2. Berdasarkan hasil simulasi yang diperoleh dengan laba sebagai parameter
untuk mengetahui efek kedua kebijakan tersebut kepada perusahaan, maka
dapat disimpulkan bahwa kebijakan yang baru ini lebih baik dari
kebijakan yang sebelumnya bagi perusahaan agen gas LPG (PT. Endang).
6.2 Saran
Dari kesimpulan di atas, maka saran yang dapat disampaikan adalah sebagai
berikut :
1. Bagi peneliti yang ingin megembangkan penelitian ini selanjutnya dapat
dibuat model eksperimen untuk mencari alternatif usulan model kebijakan
yang lain.
79
2. Penelitian mengenai konversi minyak tanah ini akan lebih baik jika obyek
penelitian diperluas misalnya untuk satu Kabupaten atau Propinsi.
80
DAFTAR PUSTAKA
Abdillah, (2000). Strategi Perusahaan dengan Pendekatan Sistem Dinamik (Studi
Kasus PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk.). Available at
http.www.digilibui.com
Akhmad Hidayatno, Iko Putera, (2006). Design Family-Owned Business Simulation
Game Using Dynamic Systems Approach to Facilitate Practice of Interpreting
and Analyzing Financial Reports. Jurnal Teknologi, Edisi Khusus no. 2 Teknik
Industri Tahun XX.
Armand Omar Moeis, Akhmad Hidayatno, M. Risky Satrio U., (2005). Pembuatan
Permainan Simulasi Bisnis “Executive Decision” dengan Pendekatan Sistem
Dinamis untuk Meningkatkan Kualitas Pengalaman Pembelajaran. Jurnal
Teknologi, Edisi Khusus no. 2 Teknik Industri Tahun XIX.
Arya Wirabhuana, (2007). Penerapan Model Simulasi Sistem Dinamis pada Analisis
Biaya Total Non Produksi sebagai Pengaruh dari Kebijakan Sektor Produksi
dan Sumber Daya Manusia. Available at http.www.google.com
Background Paper: Analisis Kebijakan Persaingan dalam Industri Gas LPG Indonesia,
(2009). Available at www.kppu.go.id
Bititci, Umit S., Turner, T., and Begemann, C., (2000). Dynamic of Perfomance
Measurement Systems. International Journal of Operations & Production
Management, Vol. 20, No. 6.
Budisantoso Wirjodirjo, (2007). Dynamic System Modeling Approach in Evaluating
The Perfomance of Suppliers: A Case Study in Oil and Natural Gas Industry.
Proceeding International Seminar on Industrial Engineering and Management.
Agustus 29-30, Jakarta.
81
Coyle, R.G., (1996). Systems Dynamic Modelling. Chapman&Hall. London.
Dedi Dwi Haryadi, (1997). Peramalan Permintaan Kendaraan Niaga Kategori IV
(Jeep) di Indonesia dengan Pendekatan Sistem Dinamik. Available at
http.www.digilibui.com
Deni Almanda, (2004). Perkiraan Emisi Pembangkit Listrik pada Tahun 2020 dengan
Sistem Dinamik. Available at http.www.digilibui.com
Djoko Sihono Gabriel, (1995). Model Dinamika Sistem Permintaan Penerbangan
Komersial. Available at http.www.digilibui.com
Emery, F.E, (1969). Systems Thinking. Penguin Books. New York.
Endang Wirjatmi Trilestari, Lukmanulhakim Almamalik, (2008). Systems Thinking.
STIA LAN Bandung Press. Bandung.
Forrester, J..W., (1968). Principles of Systems. Pegasus Communication, Inc. New
York.
Gröbler, A., (2007). A Dynamic View on Strategic Resources and Capabilities
Applied to An Example from The Manufacturing Strategy Literature. Journal of
Manufacturing Technology Management, Vol. 18, No. 3.
Howard, A., (1997). A New RAD-Based Approach to Commercial Information
Systems Development: The Dynamic System Development Method. Journal of
Industrial Management & Data Systems, 97/5, 175-177.
Ivonne Pongoh, (2004). Model Sistem Dinamis Kinerja PT. Indosat Tbk. UI.
Kong Fanliang, Wang Guizhi, Ping Yu, (2008). Certain Martingale Methods of
Parameter Estimation in Dynamic System. Kybernetes Journal, Vol. 37, No. 9.
Kotler, P., A.B. Susanto, (1999). Manajemen Pemasaran di Indonesia. Salemba
Empat. Jakarta
82
Maani, Kambiz E. Cavana, Robert Y. (2000). System Thinking and Modelling :
Understanding Change and Complexity. Prentice Hall.
Muhammadi, Erman Aminullah, Budhi Soesilo, (2001). Analisis Sistem Dinamis :
Lingkungan Hidup, Sosial, Ekonomi, Manajemen. UMJ Press. Jakarta.
Pidato Kenegaraan Presiden RI, (2008). Available at www.indonesia.go.id
Sterman, John D., (2000). Bussines Dynamics. Massachussets Institute of
Technologies. USA.
Sushil, (1993). System Dynamics : A Practical Approach for Managerial Problems.
Wiley Eastern Limited.
Tako A.A. et.al, (2009). Comparing Discrete-Event Simulation and System
Dynamics : Users Perceptions. Journal of the Operational Research Society
(2009) 60, 296 – 312.
Uning Budiharti, Rudy Tjahjohutomo, dkk., (2008). Dynamic System Approach to
Find Out Mechanization Model of Rice Mill to Predict Rice Production.
Indonesian Journal of Agriculture, 1(1), 7-12.
Walpole, Ronald E., (1986) Ilmu Peluang dan Statistik untuk Insinyur dan Ilmuwan.
Bandung : Penerbit ITB
Wang Huanqiu, Gao Jinzhong, Xu Fengzhang, (1998). Dynamic Analysis of Coherent
Fault Trees. Journal of Quality in Maintenance, Vol. 4, No. 2.
Warren, Kim, (2002). Competitive Strategy Dynamics. John Willey & Son Ltd.
Canada.
Wikan (2009)., “Analisis Peningkatan Porto Folio Outstanding Dengan Pendekatan
Sistem Dinamis Pada BRI Syariah”. Skripsi, tidak diterbitkan. Yogyakarta:
Fakultas Teknologi Industri Jurusan Teknik Industri Universitas Islam
Indonesia.
83
Wikner, J., (2005). Dynamic Analysis of A Production-Inventory Model. Kybernetes
Journal, Vol. 34, No. 6.
Xiaojun Zhou, Lifeng Xi, Jay Lee, (2006). A Dynamic Opportunistic Maintenance
Policy for Continously Monitored Systems. Journal of Quality in Maintenance,
Vol. 12, No. 3.
84
LAMPIRAN
1. Printscreen Hasil Pencarian Distribusi Data Menggunakan STAT:FIT
a. Pencarian Distribusi Data Penebusan DO Lama
85
b. Pencarian Distribusi Data Penjualan Lama
c. Pencarian Distribusi Data Biaya Operasional Lama
86
d. Pencarian Distribusi Data Biaya Lain-lain Lama
2. Printscreen Hasil Replikasi Simulasi Powersim
a. Replikasi ke-1 simulasi model kebijakan lama
87
b. Replikasi ke-2 hasil simulasi model kebijakan lama
c. Replikasi ke-3 hasil simulasi model kebijakan lama
88
d. Replikasi ke-4 hasil simulasi model kebijakan lama
e. Replikasi ke-1 hasil simulasi model kebijakan baru
89
f. Replikasi ke-2 hasil simulasi model kebijakan baru
g. Replikasi ke-3 hasil simulasi model kebijakan baru
90
h. Replikasi ke-4 hasil simulasi model kebijakan baru
91