80763486-tugas-Struktur-Sedimen.docx
-
Upload
suci-sarah-andriany -
Category
Documents
-
view
106 -
download
0
description
Transcript of 80763486-tugas-Struktur-Sedimen.docx
Struktur Sedimen
Struktur sedimen merupakan data dinamis yang sangat berguna untuk
mengidentifikasi lingkungan pengendapan. Struktur sedimen oleh proses fisika
sebelum,selama dan sesudah sedimentasi.
Proses tersebut disebabkan antara lain oleh :
a. Arus fluida
b. Aliran massa
c. Transportasi oleh agen erosi (angin,salju)
d. Proses biogenic
e. Proses kimia
f. Proses fisika
Struktur sedimen mencerminkan kondisi lingkungan saat sedimentasi dan
perubahan-perubahan yang mengontrolnya, dan karena itulah struktur sedimen
mempunyai banyak kegunaan, antara lain yaitu :
a. Interpretasi lingkungan pengendapan ( mekanisme transport, arah aliran,
kedalaman, kekuatan angin & kecepatan relative arus, tektonik sedimentasi,
dankondisi lingkungannya itu sendiri.)
b. Menentukan bagian atas dan bawah lapisan yang terdeportasi.
c. Menentukan paleogeografi dan arus purba suatu daerah.
Klasifikasi Struktur Sedimen
1. Struktur Erosi
Merupakan struktur yang terbentuk akibat oleh erosi aliran fluida dan
aliran sedimen sebelum pengendapan diatas bidang lapisan. Jenis struktur
erosi antara lain sole mark (flute cast, groove cast) dan channels and scours.
a. Sole Mark : Struktur sedimen yang terdapat pada bagian atas atau
dasar suatu lapisan (Boggs, 1992).
Berbentuk cetakan positif pada batu pasir atau yang lebih
kasaryang menindih batuan yang lebih halus. Sole mark ini biasanya
ditemui pada batuan sedimen yang telah mengalami pembalikan
b. Flute cast : berbentuk seperti sole mark yang ujungnya seperti jilatan
api. Biasanya ditemukan pada batupasir turbidit (Tucker,1991)
c. Groove cast : tampak sebagai tonjolan rektilinier, membundar hingga
berpuncak tajam, serta terletak pada bidang perlapisan bawah
batupasir. Sebagian groove cast berkelompok dan memperlihatkan
adanya himpunan tonjolan dan lekukan yang dapat dipandang sebagai
groove cast orde-2. Sebagian himpunan groove cast orde-2 itu
memperlihatkan pola divergen dan tersebar secara simetris di kedua
sisi groove cast utama. Struktur itu diperkirakan terbentuk akibat
terjadinya pengisian lekukan-lekukan yang terbentuk pada lumpur
keras oleh berbagai benda yang bergerak. Struktur seperti itu disebut
juga struktur seretan (“drag mark”; “drag cast”) (Kuenen, 1957).
Groove cast umumnya muncul berkelompok. Lebih dari satu
himpunan groove cast biasanya terlihat pada bidang yang sama,
dimana himpunan kedua memotong himpunan pertama dengan sudut
pemotongan yang lancip. Sebagian himpunan groove cast biasanya
terhapuskan oleh himpunan groove cast kedua. Dalam satu himpunan
groove cast, hanya akan ada sedikit bahkan mungkin tidak ada deviasi
azimuth. Groove cast jarang muncul secara bersama-sama dengan flute
cast; kedua struktur itu agaknya bersifat ekslusif satu terhadap yang
lain. Individu-individu groove cast memperlihatkan relief hanya
sekitar 1 atau 2 mm, sangat lurus, dan dalam kebanyakan singkapan
tidak memperlihatkan titik awal maupun titik akhir. Karena itu, kita
jarang menemukan “alat” yang bertanggungjawab terhadap
pembentukan suatu groove cast.
Groove cast hendaknya dibedakan dari struktur geseran (slide
mark; slide cast) yang terbentuk akibat bergeraknya suatu benda
berukuran besar atau suatu massa benda berukuran relatif besar,
misalnya rakit serpih (shale raft). Massa yang bergeser itu cenderung
berputar baik pada arah vertikal maupun lateral sehingga jejak yang
dihasilkannya melengkung dan mencermin-kan putaran itu. Groove
cast tidak memperlihatkan sifat seperti itu; groove berasosiasi dengan
tool mark lain seperti prod cast dan skip cast. Sebagaimana flute cast,
groove cast paling sering ditemukan dalam bidang perlapisan bawah
turbidit. Groove cast mungkin merupakan tipe struktur bidang
perlapisan bawah yang paling sering ditemukan dalam fasies flysch.
Asal-usul groove cast telah menjadi teka-teki selama beberapa
lama. Groove cast merupakan struktur yang dihasilkan oleh arus.
Orientasi groove cast berkorelasi sangat baik dengan arah arus
sebagaimana yang diindikasikan oleh struktur lain. Selain itu, bukti
bahwa groove cast merupakan suatu tool mark terbukti dari fakta yang
sangat jarang ditemukan, yaitu adanya partikel pasir atau fragmen
rangka binatang pada ujung hilir dari groove cast. Walau demikian,
detil-detil dinamika pembentukan groove cast masih belum jelas.
Sebagian besar benda yang diangkut oleh arus bergerak dengan cara
menggelundung atau melonjak-lonjak, sebagaimana yang
diindikasikan oleh berbagai tipe jejak tumbukan. Pembentukan groove
cast, di lain pihak, memerlukan adanya kontak menerus antara “alat”
dengan dasar, bahkan memerlukan adanya tekanan. Selain itu,
sebagaimana diindikasikan oleh groove berornamen, “alat” itu tidak
melakukan pergerakan rotasional. Eddy menghasilkan flute, bukan
groove. Dengan demikian, mekanisme pembentukan groove belum
dipahami sepenuhnya.
Adanya himpunan-himpunan groove cast yang saling
memotong juga merupakan sebuah masalah tersendiri. Groove
diasumsikan terbentuk oleh arus turbid yang bergerak sebagai aliran
pekat menuju bagian bawah lereng. Namun, jika suatu himpunan
groove merekam pergerakan ke bagian bawah lereng, maka himpunan
yang lain tidak akan merekam pergerakan ke arah bagian bawah
lereng.
Karena sering ditemukan, groove merupakan salah satu
indikator arus purba yang sangat bermanfaat. Walau demikian, groove
hendaknya digunakan bersama-sama dengan struktur lain, groove
hanya memberikan informasi mengenai azimuth, namun tidak
memberikan informasi mengenai arah aliran.
d. Channels and scours : terdapat hamper di semua lingkungan
pengendapan. Tampak sebagai permukaan erosi pada dasar lapisan,
dan dikenali dengan mudah karena memotong bidang perlapisan.
Batuannya lebih kasar disbanding batuan sekitarnya. Dalam suatu
channel kemungkinan dijumpai struktur silang siur.
2. Struktur Pengendapan
Merupakan struktur sedimen syndepositional, struktur yang sering
dijumpai yaitu perlapisan-laminasi, silang siur, gelembur gelombang, lapisan
bergradasi,lapisan massif, dune, antidune, dll. Yang akan dijelaskan adalah 4
struktur pertama.
a. Perlapisan dan laminasi : berdasarkan hokum horizontalitas, sedimen
diendapkan secara horizontal danmembentuk lapisan-lapisan karena
adanya perbedaan litologi. Struktur ini merupakan penciri dasar batuan
sedimen. Perlapisan adalah lapisan sedimen yang ketebalannya diatas
1cm, sedangkan yang kurang dari 1cm adalah laminasi. Kumpulan
lapisan datar yang mempunyai kesamaan karakteristik disebut bedsets.
Bedsets ada 2 yaitu planar bedsets dan composite bedsets.
b. Perlapisan silang : perlapisan yang menunjukkan adanya sudut yang
jelas antara layer=-layer internal dengan bidang batas perlapisan.
Apabila yang bersilang adalah lapisan, disebut cross-bedding. Bila
laminasi, disebut cross lamination (Lewis and McConchie, 1994).
Perlapisan silang ada 2 jenis, yaitu planar dan trough.
c. Perlapisan gradasi : perlapisan yang ukuran butirnya berubah secara
gradasi. Jika yang terjadi adalah menghalus ke atas, maka disebut
nirmal grading. Sebaliknya, bila mengkasar ke atas disebut inverse
grading.
d. Perlapisan massif : adalah perlapisan yang tidak menunjukkan adanya
struktur dalam tubuh perlapisannya.Perlapisan ini terjadi akibat
pengendapan yang begitu cepat, gelontoran hasil endapan densitas
tinggi, atau endapan hasil gravitasi
3. Struktur Pasca Pengendapan
Struktur ini terbentuk setelah pengendapan terjadi, hasil dari proses
deformasi sebelum terjadi pembatuan secara sempurna. Struktur yang
terbentuk antara lain yaitu : slide and slump, convolute bedding, load cast,
stylolite, sandstone dykes, dish and pillar dan sheet dewatering.
a. Slide and slump : gerakan massa diatas bidang gelincir disepanjang
lereng yang menimbulkan sedikit deformasi pada tubuh sedimennya
(Tucker, 1991). Lipatan, sesar naik dan breksiasi secara keseluruhan
dapat terjadi pada proses slump. Slide akan menghasilkan lipatan
synsedimentary(potter and Pettijohn, 1977). Gerakan slump akan
menghasilkan lipatan dan patahan.
Lipatan yang bentuknya tidak teratur dan menyebar ke segala arah
disebut convolute. Struktur ini hanya terletak di atas bidang perlapisan
(Tucker,1991). Genesanya belum dapat dipastikan, namun
kemungkinan terjadi akibat perbedaan aliran secara vertical dan
lateral. lipatan menghasilkan antiklin dan sinklin, biasanya antiklin
dimanfaatkan untuk mendeteksi prospek hidrokarbon.
b. Load cast : struktur sole mark yang terjadi akibat pembebanan dan
perbedaan antara densitas yang kontras. Biasanya terjadi pada
batupasir yang dibawahnya adalah batulumpur. Batu pasir sebagian
akan menyusup ke dalam batulumpur akibat pembebanan.
c. Dish and pillar : struktur sedimen yang sering dijumpai secara
bersama-sama. Dish (mangkok) terlihat seperti laminasi tipis dan
cekung bila dilihat secara vertical. Pillar hamper sama dengan dish,
namun struktur ini memotong lapisan batupasir secara vertikal
(Boggs,1992). Terbentuk akibat lepasnya air dari tubuh batuan akibat
pengendapan yang cepat.
4. Struktur biogenik
Struktur biogenik sebenarnya masuk ke dalam ranah ichnology
(Collinson & Thompson, 1982). Struktur ini dapat menunjukkan lingkungan
pengendapan, tingkat dan proses sedimentasi (Compton, 1985)
Binatang dapat meninggalkan jejak dengan cara menyentuh, menapak,
bergerak melintasi, makan pada permukaan sedimen, member/melubangi
endapan sedimen untuk mencari makanan, menggali lubang untuk hidup dan
membentuk suatu bentukan setelah keluar dari lubang sedimen (Compton,
1985).
Terdapat 3 aspek klasifikasi fosil jejak (Collinson & Thompson, 1982), yaitu :
a. Aspek morfologi : identifikasi berdasarkan morfologi dan
penamannya sesuai nomenklatur biologis (ichnogenus dan
ichnospecies), acuannya adalah ukuran, cara hidup dan preservasi.
b. Aspek preservasi-sedimentologi: identifikasi morfologi, model, posisi,
dan proses preservasi.
c. Aspek cara hidup-lingkungan : berdasarkan cara hidup (cubichnia,
repichnia, dll)
Fosil selain dapat menunjukkan lingkungan pengendapan ternyata
dapat dipakai untuk mengetahui sedimentasi apakah berlanjut atau tidak. Fosil
juga dapat mendokumentasikan perilaku makhluk hidup yang telah punah dan
juga organism yang tidak mempunyai bagian tubuh yang keras. Selain itu
dapat menunjukkan penunjuk arah atas suatu lapisan.
5. Interpretasi Arus Purba
Struktur sedimen dapat menunjukkan indikasi arus purba, yaitu paleoslope,
arah/pola penyebaran sedimen, hubungan arus purna dengan geometri satuan
batuan dan lokasi sumber sedimen. Interpretasi tersebut juga dapat memiliki arti
ekonomis, misalnya untuk mengetahui penyebaran placer deposit (Graham,1988)
Sebelum melakukan interpretasi arus purba, harus diteliti dahulu struktur yang
menunjang dan genesa dari struktur tersebut. Selain itu penampang 3D lapisan
sedimen harus diketahui untuk diukur plunge, dip, strike, dll.
Jika kemiringan kurang dari 15 derajat dan batuan belum mengalami
deformasi, maka bisa diukur dengan kompas. Jika kemiringannya lebih dari 15
derajat, kemungkinan telah terkena struktur geologi, maka harus diidentifikasi
dahulu strukturnya. Arus purba dapat ditentukan melalui dip-strike, atau pula dip-
plunge.
6. Interpretasi Current Ripple
Ripple dan dune merupakan kenampakan undulasi pada pasir kasar-sedang.
Biasanya dihasilkan oleh arah angin/air yang tidak searah. Ripple memiliki
panjang kurang dari 50cm dan tingginya 0,5 – 3 cm, sedangkan dune lebih dari itu
(Collinson and Thompson, 1982)
TUGAS SEDIMENTOLOGI
STRUKTUR SEDIMEN
DISUSUN OLEH :
DIYAN MUHAMAD RAMDANI
K2E 009 025
PROGRAM STUDI OSEANOGRAFI
JURUSAN ILMU KELAUTAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2012