8. SPESIFIKASI TEKNIS

6
SPESIFIKASI TEKNIS PASAL 1. PE NJELA SAN UMUM Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah : Pe ningkatan Jalan Tanjung Gemuk menuju Sungai Gayung Ki ri PASAL 2. PEKERJAAN PENDAHULUAN 1. Pekerjaan harus dikerjaan dengan baik dan rapi sesuai dengan ketentuan – ketentuan dalam Bestek ini / Syarat – syarat Teknis / Gambar Rencana serta mengikuti petunjuk – petunjuk dari Pengawas dan Direksi. Semua ukuran dan persyaratan bahan yang ditentukan dalam Bestek ini harus dipenuhi oleh Pemborong / Rekanan. 2. Pemborong / Rekanan harus menyediakan sebuah ruang untuk Direksi yang dilengkapi dengan satu set meja tulis, satu set kursi meja tamu, dan papan tulis. Memasang menempelkan gambar rencana, time schedule dan lain – lainnya serta menyediakan obat – obatnya ( P3K ). 3. Papan Nama Proyek Penyedia barang/jasa harus membuat papan nama kegiatan menurut ketentuan dari pengawas dan dipasang pada tempat yang mudah dilihat oleh umum atau sesuai dengan petunjuk Direksi, Papan nama proyek harus sudah dipasang sebelum memulai pekerjaan /pengambilan termyn pertama 4. Membuat rambu – rambu untuk pengamanan lalu lintas. 5. Memasang Patok rencana / Bowplank sebelum perkerjaan di mulai. 6. Mobilisasi alat – alat yang perlukan untuk pelaksanaan Pekerjaan. 7. Pemakaian jalan yang ada untuk mengangkut material harus mendapat izin atau dengan membatasi beban muatan sesuai dengan ketentuan jalan. Pemborong berkewajiban untuk menjaga agar jalan tersebut tetap dalam kondisi baik. 8. Pada setiap akhir bulan diadakan rapat untuk membahas permasalahan proyek sambil membawa laporan kemajuan pekerjaan. Bagi pemborong yang tidak berdomisili di kebupaten Kepulauan Meranti harus menunjukan perwakilannya yang berkedudukan di kebupaten Kepulauan Meranti . PASAL 3. PEKERJAAN PEMBERSIHAN LOKA SI 1. Pekerjaan Pembersihan lokasi dilakukan sebelum memulai pekerjaan baik jalan maupun Timbunan. 2. Seluruh kayu , sampah atau bekas kayu pada badan jalan harus dibuang dan disingkirkan dari lokasi pekerjaan . 3. Setelah semua pembersihan lokasi dilaksanakan baru dimulai pekerjaan dan harus mendapat persetujuan direksi atau konsultan pengawas . PASAL 4. PEKERJAAN PEYIAPAN BADAN JALAN 1. Penyiapan Badan Jalan a )  Peke rjaan ini me ncakup penyiapan, penggaruan dan pem adatan permukaan tanah dasar at au permu kaan jal an kerikil lama untuk pengham paran Lapis Pond asi Agregat , Lapis Pondasi Jalan Tanpa Penutup Aspal , Lapi s Pondasi Seme n Tanah atau Lapis Pon dasi Beraspal  di daerah jalur lalu lintas (t ermasuk jalur tempat perhentian dan persim pangan) yang tidak d i tet apkan sebagai Pekerjaan Pengembalian Kondisi. b )  Seluruh permuka an akhir harus cukup halus dan rata serta me mil iki kel andaian yang cukup, untuk m enjam in berlakunya aliran bebas dari air perm ukaan Bahan-bahan galian yang cocok untuk timbunan harus diletakan sementara ditempat yang disetujui oleh Direksi, untuk mengurangi kadar air dan menyingkirkan bahan organic lainya sampai seefesiensinya harus mendapat izin Direksi. PASAL 5. PEKERJAAN JALAN BETON Penyedia barang/jasa harus menyelenggarakan pekerjaan-pekerjaan beton sesuai dengan yang ditentukan dalam gambar.

Transcript of 8. SPESIFIKASI TEKNIS

  • SPESIFIKASI TEKNIS

    PASAL 1. PENJELASAN UMUM Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah : Peningkatan Jalan Tanjung Gemuk menuju Sungai Gayung Kiri PASAL 2. PEKERJAAN PENDAHULUAN 1. Pekerjaan harus dikerjaan dengan baik dan rapi sesuai dengan ketentuan ketentuan dalam Bestek

    ini / Syarat syarat Teknis / Gambar Rencana serta mengikuti petunjuk petunjuk dari Pengawas dan Direksi. Semua ukuran dan persyaratan bahan yang ditentukan dalam Bestek ini harus dipenuhi oleh Pemborong / Rekanan.

    2. Pemborong / Rekanan harus menyediakan sebuah ruang untuk Direksi yang dilengkapi dengan satu set meja tulis, satu set kursi meja tamu, dan papan tulis. Memasang menempelkan gambar rencana, time schedule dan lain lainnya serta menyediakan obat obatnya ( P3K ).

    3. Papan Nama Proyek Penyedia barang/jasa harus membuat papan nama kegiatan menurut ketentuan dari pengawas dan dipasang pada tempat yang mudah dilihat oleh umum atau sesuai dengan petunjuk Direksi, Papan nama proyek harus sudah dipasang sebelum memulai pekerjaan /pengambilan termyn pertama

    4. Membuat rambu rambu untuk pengamanan lalu lintas. 5. Memasang Patok rencana / Bowplank sebelum perkerjaan di mulai. 6. Mobilisasi alat alat yang perlukan untuk pelaksanaan Pekerjaan. 7. Pemakaian jalan yang ada untuk mengangkut material harus mendapat izin atau dengan membatasi

    beban muatan sesuai dengan ketentuan jalan. Pemborong berkewajiban untuk menjaga agar jalan tersebut tetap dalam kondisi baik.

    8. Pada setiap akhir bulan diadakan rapat untuk membahas permasalahan proyek sambil membawa laporan kemajuan pekerjaan. Bagi pemborong yang tidak berdomisili di kebupaten Kepulauan Meranti harus menunjukan perwakilannya yang berkedudukan di kebupaten Kepulauan Meranti . PASAL 3. PEKERJAAN PEMBERSIHAN LOKASI 1. Pekerjaan Pembersihan lokasi dilakukan sebelum memulai pekerjaan baik jalan maupun Timbunan. 2. Seluruh kayu , sampah atau bekas kayu pada badan jalan harus dibuang dan disingkirkan dari lokasi

    pekerjaan . 3. Setelah semua pembersihan lokasi dilaksanakan baru dimulai pekerjaan dan harus mendapat persetujuan direksi atau konsultan pengawas . PASAL 4. PEKERJAAN PEYIAPAN BADAN JALAN 1. Penyiapan Badan Jalan a) Pekerjaan ini mencakup penyiapan, penggaruan dan pemadatan permukaan tanah dasar atau

    permukaan jalan kerikil lama untuk penghamparan Lapis Pondasi Agregat, Lapis Pondasi Jalan Tanpa Penutup Aspal, Lapis Pondasi Semen Tanah atau Lapis Pondasi Beraspal di daerah jalur lalu lintas (termasuk jalur tempat perhentian dan persimpangan) yang tidak ditetapkan sebagai Pekerjaan Pengembalian Kondisi.

    b) Seluruh permukaan akhir harus cukup halus dan rata serta memiliki kelandaian yang cukup, untuk menjamin berlakunya aliran bebas dari air permukaan

    Bahan-bahan galian yang cocok untuk timbunan harus diletakan sementara ditempat yang disetujui oleh Direksi, untuk mengurangi kadar air dan menyingkirkan bahan organic lainya sampai seefesiensinya harus mendapat izin Direksi. PASAL 5. PEKERJAAN JALAN BETON Penyedia barang/jasa harus menyelenggarakan pekerjaan-pekerjaan beton sesuai dengan yang ditentukan dalam gambar.

  • a. BAHAN 1. Semen

    a) Semen yang digunakan harus semen buatan dalam negeri dan kualitasnya sama dengan mutu Type I atau lebih tinggi kualitasnya. Sesuai SK-SNI-S-04-1989-F dan -0013-81.

    b) Semen harus bentuk bubuk yang halus, tidak mengandung gumpalan-gumpalan yang keras. c) Dalam pengangkutan kedalam tempat penyimpanan (gudang) ditempat pelaksanaan, harus

    dijaga agar semen tidak menjadi lembab, semen harus disimpan dengan baik dan dilindungi terhadap cuaca menurut ketentuan / petunjuk Direksi.

    2. Agregat halus (pasir) a) Agregat halus (pasir) dapat berupa pasir alam atau pasir buatan yang dihasilkan oleh alat-alat

    pemecah batu. b) Pasir harus terdiri dari butir-butir keras, tajam dan bersifat kekal artinya tidak pecah atau hancur

    oleh pengaruh-pengaruh cuaca seperti terik matahari dan hujan. c) Pasir harus bebas dari hal yang merugikan misalnya debu, lumpur, partikel-partikel lain yang

    lembut dan bahan organic lainya. Pasir tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5% berat kering.

    d) Pasir harus mempunyai butir-butir yang beraneka ragam besarnya dengan perbandingan jumlah yang baik, ukuran maksimum pasir adalah 5 mm dan minimum 0,25 mm.

    3. Agregat Kasar (Batu Split) a) Agregat kasar berupa batu split atau batu pecah yang diperoleh dari pecahan batu. b) Agregat kasar harus terdiri dari butir-butir yang keras, tidak berpori dan bersifat kekal artinya

    tidak pecah atau hancur oleh pengaruh-pengaruh cuaca. c) Agregat kasar tidak boleh mengandung zat yang merusak beton seperti zat-zat reaktif alkali.

    Bahan tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1% berat kering. d) Agregat kasar harus terdiri dari butir-butir yang beraneka ragam besarnya dengan perbandingan

    yang baik, ukuran minimum kerikil 20 mm dari maximum 30 mm. 4. Air untuk pembuatan dan perawatan beton adalah air bersih yang tidak mengandung minyak, asam

    garam, alkali, bahan organic atau bahan lainya yang merusak beton. Dalam hal ini sebaiknya dipakai air bersih yang dapat diminum.

    5. Syarat-syarat kualitas bahan lainya tidak dicantum dalam ketentuan-ketentuan diatas agar mengikuti ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam :

    Untuk Agregat halus (sand) sesuai SK SNI S-04-1989-F : 6,1 Untuk Agregat kasar sesuai SK SNI S 04 1989 F dan SNI 009 87 A

    b. BETON JALAN 1. Pekerjaan jalan beton yang akan dilaksanakan tidak termasuk panjang Box Culvert/ Duiker 2. Pembersihan Semak,rumput dan sampah yang ada pada lokasi pekerjaan harus dibersihkan terlebih

    dahulu. 3. Timbunan tanah pada badan jalan menutupi lubang lubang pada jalan dengan yang berkualitas

    baik bersih dari sampah dan kotoran serta dipadatkan, sekaligus diprofil. 4. Badan jalan telah dipadatkan dan profil dipasang plastik alas hitam lebar badan jalan yang akan

    dikerjakan ( di cor ). 5. Begisting Menggunakan kayu / papan dengan tebal 3 cm, dengan lketebalan jalan. Dipasang dan

    diberi skor yang kokoh agar dapat menahan beban coran beton, kayu begisting harus berkualitas baik.

    6. Sebelum Pemasangan besi beton terlebih dahulu dipasang plastic alas ( terval ) sesuai dengan ukuran badan jalan dan panjang jalan.

    7. Untuk setiap jarak 5 M dari panjang jalan yang dicor diberi papan sekat dengan tebal 1 cm dengan lebar 15 cm, papan tersebut tetap berada dalam beton.

    8. Penulangan memakai besi Wire Mesh dengan ukuran Dia.8 15 cm dipasang tulangan melintang maupun tulang memanjang, Untuk Penyambungan Wire Mesh diikat yang kuat dengan kawat beton jumlah pembesian serta pemasangan lihat gambar recana ( ukuran pembesian disesuaikan dengan Bestek ).

    9. Cor beton tebal 15 cm dengan mutu beton K 175 untuk kemiringan 2.5% kearah luar. 10. Material yang digunakan bebas dari bahan organic, sampah sampah dan kadar garam.

  • 11.Jenis material yang digunakan kerikil sungai serta pasir sungai untuk material tersebut tidak mengandung garam garam alkali. Air yang digunakan harus bebas dari kadar garam.

    12. Setelah beton sudah cukup umur / keras ( 28 Hari ) dilakukan penyiraman aspal pada permukaan beton atau buras 1,5 Kg/M2 disiram secara merata dengan menggunakan aspal dengan penetrasi 60/70. Kemudian dihamparkan pasir diatas siraman aspal tersebut.

    13. Untuk semua pekerjaan harus mengacu kepada peraturan PBI 1971. c. CAMPURAN 1. Pelaksanaan harus membauat campuran beton dengan alat pengaduk yang baik dengan kapsitas

    yang sesuai dengan besarnya volume pekerjaan beton. Alat pengaduk harus mampu mengaduk / mencampurkan semua bahan-bahan menjadi suatu campuran merata tanpa adanya pemisah.

    2. Harus dilengkapi dengan alat-alat pengukur yang teliti serta mendapat pengawas terhadap setiap bahan yang masuk dalam alat pengaduk.

    3. Urutan memasukan bahan-bahan ke alat pengaduk serta lama waktu mengaduk harus sepengetahuan Direksi.

    4. Mengaduk dalam jumlah yang lebih dengan menambah air agar kekentalan bias bertahan lama tidak diperkenankan.

    5. Kekentalan adukan beton diperiksa dengan pengujian Slump, nilai slump maksimum 10 cm. Untuk maksud dan alasan-alasan tertentu, dengan persetujuan direksi dapat dipakai nilai slump yang menyimpang asal dipenuhi hal-hal sebagai berikut : a) Beton dapat dikerjakan dengan baik b) Tidak terjadi pemisahan dari adukan. c) Mutu beton yang disyahkan tetap terpenuhi.

    d. CETAKAN 1. Cetakan harus menghasilkan konstuksi akhir yang mempunyai bentuk , ukuran dan batas-batas yang

    sesuai dengan yang ditunjukkan oleh gambar rencana, cetakan harus kokoh dan cukup rapat sehingga dapat dicegah kebocoran adikan dan air semen.

    2. a. Bahan cetakan harus dari logam atau kayu yang tidak mudah meresap air dan sebelumnya harus mendapat persetujuan dari Direksi.

    b. Pemasangan cetakan harus rapat dan aman untuk mencegah gerakan atau penurunan. c. Cetakan harus direncanakan sedemikian rupa dan sebelum penempatan beton, permukaan dari

    cetakan harus diberi oli dengan oli yang umum diperdagangkan, sehingga mudah dilepaskan dari beton tanpa menyebabkan kerusakan pada beton.

    e. PENGECORAN

    1. a. Sebelum beton dicor, semua cetakan, pembesian dan bagian-bagian lain harus mendapat persetujuan dari Direksi.

    b. Permukan tempat beton yang akan dicor harus bebas dari genangan air, lumpur atau puing-puing dan harus dalam keadaan jenuh air.

    c. Permukaan dari beton yang telah dicor untuk tempat pengecoran selanjutnya harus bersih dan basah.

    2. a. Beton tidak boleh dicor pada tempat aliran air atau dialiri sampai beton menjadi cukup keras. b. Beton tidak boleh dicor pada genagan air kecuali atas persetujuan Direksi. 3. a. Beton tidak boleh dicor sebelum pengawas menyetujui persiapan-persiapan yang telah

    dikerjakan. b. Pengecoran beton hanya boleh dilakukan pada waktu pengawas ada ditempat pekerjaan dan

    penyedia barang/jasa harus memperhatikan dengan baik pekerjaan pengecoran tersebut. c. Beton harus diambil dari pengadukan cetakan secepat mungkin sedemikian rupa sehingga

    tidak terjadi pemisahan atau tidak akan mengurangi nilai slump. d. Penempatan pengecoran harus sedekat mungkin dengan adukan beton agar tidak terjadi

    pemisahan atas bahan-bahannya. Pengecoran yang berlebihan dan dijatuhkan dari suatu ketinggian yang cukup besar tidak diperbolehkan sebab akan merusak posisi cetakan /besi-besinya. Pelaksanaan harus membuat system yang baik agar pengecoran dapat diawasi dengan teliti dan menjaga agar spesi tidak menjatuh.

  • e. Beton harus dicor secara lapis demi lapis, menerus dan hampir mendatar, biasanya tidak boleh lebih besar dari 30 cm dan harus digetarkan sedemikian rupa hingga padat benar, bebas dari rongga rongganya dan harus memenuhi seluruh permukaan cetakan dan material sekitarnya.

    f. Cara-cara pemadatan dengan alat penggetar harus mendapatkan persetujuan Direksi..

    f. PERBAIKAN 1. Bilamana setelah pembongkaran cetakan ternyata terlihat, bahwa beton tidak sesuai bentuknya

    dengan gambar atau meyimpang dari ukuran atau terdapat permukaanpermukaan yang rusak, maka penyedia barang/jasa harus memperbaiki sesuai dengan petunjuk Direksi.

    2. Pekerjaan perbaikan beton dimulai setelah diadakan pembongkaran pada cetakan. 3. Tempat-tempat atau bagian-bagian yang harus diperbaiki harus dibersihkan dari bahanbahan yang

    tidak berguna serta harus dalam keadaan basah selama 24 jam, kemudian diisi dengan bahan pengisi agar memenuhi tempat-tempat / bagian-bagian tersebut diatas.

    4. Bidang-bidang beton yang rusak harus diplester menurut gambar bestek setebal 2,00- 2,50 cm dengan adukan 1 pc : 2 psr. Plester harus rapi, rata dan lurus.

    g. PEMBESIAN 1. Semua pekerjaan pembesian harus mengikuti peraturan dan syarat-syarat NI 2 1971 (PBI)

    1971. Besi beton yang tahan las dan kuat tarik minimum 2.200 Kg/cm2 (U-22). - Bahan-bahan dan ukuran tulangan harus berdasarkan SNI-0663-1989-A, SK SNI-S- 05-1989-F dan SII 0136-84.

    2. a. Sebelum besi beton diletakan pada tempat yang dikehendaki, permukaan besi harus dibersihkan terhadap karat, kotoran, lemak atau bahan lain yang tidak dikehendaki. Besi beton harus dijaga agar selalu dalam keadaan yang bersih sampai saat pengecoran beton dilakukan.

    b. Untuk pembesian jalan menggunakan besi beton wire mesh diameter 8 jarak 15 cm. c. Pembesian harus dikerjakan sebaik mungkin pada posisi yang stabil sedemikian rupa

    sehingga pada waktu pengecoran, posisi beton tersebut tidak berubah. 3. Penempatan besi beton harus mendapat persetujuan dari direksi terlebih dahulu sebelum

    diadakan pengecoran. Penyedia barang/jasa harus memberitahukan secara tertulis kepada direksi untuk mengadakan pemeriksaan pekerjaan pembesian, sebelum pengecoran.

    4. Tulangan pokok digunakan besi ukuran yang disesuaikan dengan gambar bestek. PASAL 6 PEKERJAAN DAN PENYEMPURNAAN 1. Setelah pekerjaan utama selesai, pelaksana/penyedia barang jasa harus membongkar semua

    pekerjaan-pekerjaan sementara dan mengembalikan pada keadaan semula. 2. Semua bangunan-bangunan sementara seperti kantor, gudang, bengkel, akomodasi dan fasilitas

    lainnya harus dibongkar dan dikeluarkan dari area pekerjaan. 3. Tempat pekerjaan harus rapikan dan permukaan tanah yang tidak rata harus diratakan. PASAL 7. PEKERJAAN PENGUKURAN Pemborong bertanggung jawab atas tepatnya pelaksanaan pekerjaan menurut ukuran ukuran yang tercantum dalam gambar dan bestek ini, pemborong juga berkewajiban memberitahukan kepada direksi setiap akan memulai suatu bagian pekerjaan. Pemborong berkewajiban mencocokkan ukuran ukuran satu sama lainnya dengan segera memberitahukan kepada direksi pada setiap selisihnya didapatnya dalam bestek atau gambar. PASAL 8. PEMELIHARAAN DAN PEMBERSIHAN BADAN JALAN Selama pekerjaan berlangsung, kontraktor harus memelihara kebersihan Jalan dari material bahan dan peralatan pekerjaan, umpamanya menyingkirkan timbunan material keriki/pasir dari badan jalan, sampah sampah dan lain lainnya hingga memuaskan direksi pada penyerahan pertama dari pekerjaan, keadaan bangunan dan halaman harus bersih seluruhnya. PASAL 9. PENYERAHAN PEKERJAAN Pekerjaan seluruhnya harus diserahkan lengkap dan baik kepada direksi sebagaimana tercantum dalam akte perjanjian.

  • PASAL 10. PEKERJAAN LAIN LAIN 1. Pengambilan foto foto untuk dokumen terdiri dari beberapa arah yang diatur oleh pengawas

    lapangan / direksi. 2. Semua Klise foto ( negatifnya ) dari proyek proyek tersebut harus dikumpulkan dan dikirimkan ke

    kantor Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kepulauan Meranti sebagai dokumen ( Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan ).

    3. Fhoto fhoto dalam keadaan 0% harus diambil sebelum pekerjaan dimulai beserta papan pengenal proyek.

    4. Fhoto fisik untuk lampiran tiap tiap kali pengambilan termyn rangkap 6 ( Enam ) 5. Fhoto visual proyek mulai 0% sampai 100% untuk dikirimkan ke kantor Bupati Kabupaten Kepulauan Meranti.

    6. Rekanan Pelaksana diwajibkan membuat Dokumen foto foto sebelum pekerjaan dimulai ( 0 % ), 30 %, 50 %, 60 %, 80 %, sampai pada selesai 100 %. Dan tiap tahap permintaan angsuran disertai keterangan lokasi, arah pengambilan, dan tahap pelaksanaan pekerjaan / pemilik dan pengelola teknis.

    7. Bahan bahan laporan harian mingguan setiap pengambilan termyn harus disampaikan ke kantor Dinas PU Kabupaten Kepulauan Meranti, Oleh Pemborong / rekanan yang menyatakan kelancaran pekerjaan.

    8. As Built Drawing As Built Drawing adalah gambar yang sesuai dengan pelaksanaan dilapangan yang harus diselesaikan 2 ( dua ) minggu setelah serah terima pekerjaan untuk pertama kali. Setelah pekerjaan dinyatakan selesai,penyedia barang/jasa harus mengadakan gambar pelaksanaan sesungguhnya dilapangan (As built Drawing) yang digambar sesuai dengan hasil perhitungan volume akhir pekerjaan dalam kertas A4 dan A3.

    PASAL 13. PENUTUP Semua syarat syarat yang tercantum dalam bestek ini harus dilaksanakan oleh kontraktor dan mengikuti petunjuk petunjuk dari direksi dalam pelaksanaan pekerjaan.