8. Sistem Saraf Otonom11 Dr.iwan

download 8. Sistem Saraf Otonom11 Dr.iwan

of 6

description

ototnom

Transcript of 8. Sistem Saraf Otonom11 Dr.iwan

SISTEM SARAF OTONOMI. PENGANTARSistem saraf dibedakan atas 2 divisi anatomi yaitu : 1. Sistem Saraf Pusat (CNS) yang terdiri atas otak (Brain) dan Medulla Spinalis ( Spinal Cord )

2. Sistem saraf Perifer ( PNS ) yang merupakan sel-sel saraf yang terletak di luar otak dan medulla spinalis yaitu saraf-saraf yang masuk dan keluar dari SSP.

Sistem saraf perifer terdiri atas Saraf Cranial dan saraf Spinal.Berdasarkan fungsi sarafnya Sistem saraf Perifer selanjutnya dibagi dalam Divisi Eferen yaitu neuron yang bertugas membawa sinyal dari otak dan medulla spinalis ke jaringan perifer , dan Divisi Afferen yang bertugas membawa informasi dari perifer ke sistem saraf pusat.Divisi Eferen selanjutnya dibagi dalam 2 sub divisi fungsional utama yaitu :a. Sistem saraf Somatik, dipengaruhi oleh kesadaran (Voluntery) yang berfungsi untuk mengatur fungsi-fungsi seperti kontraksi otot untuk memindahkan suatu bendab. Sistem saraf Otonom, tidak dipengaruhi oleh kesadaran ( Involuntery ) dalam mengatur kebutuhan tubuh sehari-hari. Sistem saraf otonom bersama-sama dengan sistem endokrin mengkoordinasi pengaturan dan integrasi fungsi-fungsi tubuh. Sebagai bagian dari system saraf, system saraf otonom memiliki fungsi pengawasan dan pengaturan terhadap organ-organ visceral ( organ dalam ), yaitu fungsi pengawasan kegiatan motorik untuk :1. Semua otot polos2. Otot Jantung3. Kelenjar Eksokrin4. Kelenjar Endokrin tertentuContoh pengaturan yang dilakukan adalah :1. Mengatur Tekanan Darah ( Blood Pressure )2. Gerakan dan sekresi saluran pencernaan3. Pengosongan kandung kemih4. Pengeluaran keringat5. Pengawasan suhu tubuh6. Dll baik secara penuh atau sebagian

II. Anatomi Sistem Saraf OtonomSusunan saraf otonom tersebar pada sistem saraf pusat dan system saraf perifer.Sistem saraf otonom bergantung pada system saraf pusat dan antara keduanya dihubungkan oleh :

1. Neuron eferen ( Motorik ), Sistem saraf otonom membawa impuls saraf dari susunan saraf pusat ( SSP ) ke organ efektor melalui 2 tipe neuron yaitu Neuron Pra Ganglionik dan badan selnya terdapat didalam SSP. Neuron Pra Ganglionik keluar dari batang otak atau medulla spinalis dan membuat hubungan sinapsis pada Ganglion ( suatu pengumpulan badan sel yang terdapat pada system saraf perifer). Ganglion-ganglion ini berfungsi sebagai relai antara neuron pra ganglion dan neuron kedua yaitu Neuron Pascaganglion, neuron pasca ganglion mempunyai badan sel yang terdapat didalam ganglion dan berakhir pada organ efektor. Neuron eferen system saraf otonom terdiri atas Sistem saraf Simpatis dan Para Simpatis.2. Neuron Aferen ( Sensorik ), Neuron aferen Sistem saraf otonom sangat penting dalam pengaturan reflek pada sistem saraf otonom ini. SISTEM SARAF SIMPATISI. Anatomi sistem saraf SimpatisNeuron sistim saraf simpatik merupakan bagian dari neuron eferen sistim saraf otonom. Secara anatomis awal keluarnya pada system saraf pusat adalah pada medulla spinalis segmen thorak dan lumbal.Neuron preganglionik system saraf simpatis berasal dari daerah thorakalis dan lumbal medulla spinalis karenanya disebut juga system ThorakolumbalNeuron pascaganglionik keluar dari ganglion menuju kelenjar dan organ-organ visceral dan organ-organ efektor lainnyaEfek system saraf simpatis bersifat umum/massal karena saraf ini terdapat sampai dengan perifer ( pembuluh darah kulit ) hingga ke kelenjar keringat. Reseptor pada saraf efektor saraf simpatis terdiri atas Reseptor Adrenergik Reseptor Adrenergik Resptor adrenergic terdiri atas :1. Reseptor ( Alfa )Reseptor alfa terdapat pada : Pembuluh darah kulit Sel lendir/Mukus Lambung Kelenjar ludah Paru-paru Pembuluh darah otak2. Reseptor 1 ( Betha 1 )Reseptor ini memiliki efek pada kekuatan kontraksi (inotropik) dan frekwensi kontraksi otot jantung (Kronotropik)3. Reseptor 2 ( Betha 2)Reseptor ini memiliki efek inhibisi yaitu :Relaksasi otot rangka, bronchus, uterus dan heparMerangsang sekresi insulinVasodilatasi pembuluh darah koronerRelaksasi/pengurangan spasme

II. Fisiologi Sistem saraf SimpatisSistem saraf simpatis selain mempertahankan derajat keaktifan, juga mempunyai kemampuan untuk memberikan respons pada situasi stress, seperti trauma, ketakutan, hipoglikemik, kedinginan, atau exercise.

Secara terperinci fungsi-fungsi saraf simpatis sbb :a. Efek stimulasi Simpatis, efek simpatis adalah meningkatkan irama jantung dan tekanan darah, memobilisasi cadangan energi tubuh dan meningkatkan aliran darah ke otot rangka dan otot jantung. Efek simpatis juga menyebbabkan dilatasi pupil dan bronkhiolusb. Respon Fight or Flight. Selama menghadapi keadaan emergensi menyebabkan pembentukan respon fight or flight. Reaksi ini dicetuskan oleh aktivasi langsung simpatis pada organ efektor dan melalui stimulasi medulla adrenalis untuk melepaskan epinefrin dan sejumlah kecil norepinefrine. Hormon-hormon ini memasuki aliran darah dan meningkatkan respons organ efektor.Sistem saraf simpatis cenderung berfungsi sebagai suatu unit dan sebagai suatu system yang lengkap, sebagai contoh pada Reaksi ketakutan dan latihan yang berat.

TUGAS

SISTIM SARAF SIMPATIS

Kelompok I Noprialdi Jang Ferizal Syahbudin Deden Herlius A n w a r Agus Wijaya Edi Susanto Firdaus Alex Kopong Ola Arif Hidayatullah Lalu Irwandi

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATANKONSENTRASI ANESTESI DAN GAWAT DARURATSTIKes BHAKTI KENCANA BANDUNG2008

TUGASSISTIM SARAF SIMPATISKelompok INoprialdiJang FerizalSyahbudinDeden HerliusA n w a rAgus WijayaEdi SusantoFirdausAlex Kopong OlaArif HidayatullahLalu IrwandiPROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATANKONSENTRASI ANESTESI DAN GAWAT DARURATSTIKes BHAKTI KENCANA BANDUNG2008