8 Kesalahan Orangtua Dalam Mendisiplinkan Anak
-
Upload
gama-muazzam -
Category
Documents
-
view
217 -
download
5
Transcript of 8 Kesalahan Orangtua Dalam Mendisiplinkan Anak
8 Kesalahan Orangtua Dalam Mendisiplinkan Anakoleh Tupperware SheCAN! pada 4 Maret 2012 pukul 8:51 ·
Orangtua selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk putra-putrinya.
Pepatah mengatakan, "Mana ada sih harimau yang mau memakan anaknya."
Faktanya, banyak orangtua yang melakukan kesalahan saat mendidik, termasuk
cara mendisiplinkan anak.
Tidak jarang orangtua berbuat kesalahan ketika mengajari anaknya. Berikut
delapan kesalahan orangtua saat mendisiplinkan anak dan cara memperbaikinya
yang dikutip dari Parenting USA:
1.Berbohong pada Anak
Kebanyakan orang tua sering mengatakan sesuatu yang tidak benar agar anak
mau menuruti perintah atau keinginan mereka. Ternyata, kebohongan yang
bermaksud baik tersebut bisa jadi boomerang bagi orangtua. Misalnya, ketika
anak tidak kunjung mau bangun dari tempat tidurnya padahal hari sudah
semakin siang dan Anda khawatir terlambat ke kantor. Agar anak mau menuruti
kemauan, Anda pun berbohong dan mengatakan kalau di dalam kamar ada
monster. Tanpa disadari, hal ini akan membuat anak takut pada kamarnya dan
bisa saja si kecil terus membicarakannya sehingga membuat orang lain
berpikiran negatif.
Solusi:
Berbohong dengan anak merupakan salah satu cara ampuh yang sering
dilakukan orang tua untuk membuat si kecil menuruti kemauan mereka. Namun,
teknik menakut-nakuti anak ini bisa berdampak tidak baik. “Cara menakut-
nakuti si buah hati bisa berbalik ke diri Anda. Lebih baik jujur untuk membuat
anak patuh, “ tutur Bonnie Maslin, penulis Picking Your Battles. Sediakan
waktu Anda lebih banyak bersama anak supaya mengetahui perkembangan
psikologis anak secara signifikan.
2.Marah-Marah tapi Tidak Bertindak
Orangtua sering kali memarahi anaknya kalau mereka nakal. Hanya
mengancam, tapi tidak bertindak. Ancaman orang tua membuat anak malah
semakin bertingkah. Misalnya, orangtua menyuruh anak berhenti bermain dan
pergi tidur. Namun, si kecil masih saja bermain tanpa memedulikan perkataan
Anda. Apalagi jika orangtua marah-marah saat menyuruh si kecil, bukannya
berhenti bermain, anak akan membawa pergi mainannya untuk menjauh dari
ibunya.
Solusi:
Jika anak tidak mau patuh, harus ada konsekuensi yang diberikan. "Walaupun
berulang-ulang memarahi anak, hal ini tidak membuat si kecil berhenti
bertingkah buruk. Nasihat orangtua akan dianggap sekadar peringatan biasa
oleh anak jika orangtua tidak melakukan tindakan apa-apa," ujar Bridget
Barnes, penulis Common Sense Parenting for Toddlers and Preschoolers.
Coba berikan peringatan terlebih dahulu, kalau anak tidak mau patuh, ambil
tindakan saat itu juga supaya membuat anak kapok dan tidak mengulanginya
lagi. Misalkan dengan memberinya hukuman atau konsekuensi tidak boleh
bermain mainan favoritnya selama tiga hari. Setelah tiga hari, baru mainan
tersebut boleh dimainkan. Sebaiknya Anda juga konsisten dalam hukuman ini.
3.Terlalu Memanjakan Anak
Tidak sedikit orangtua yang cenderung menuruti apapun keinginan anaknya.
Anak dimanjakan dengan fasilitas berlebih atau tidak diberikan konsekuensi
ketika berbuat salah. Biasanya, sifat ini dimiliki oleh orangtua laki-laki.
Solusi:
Anda dan pasangan harus kompak dalam mendisiplin anak. Jangan terlalu
memanjakan anak saat berprilaku buruk. "Anda dan suami boleh mempunyai
hukuman yang berbeda ketika memberikan konsekuensi atas perbuatan si kecil,
tapi hukuman tersebut harus menjadikan anak tidak lagi mengualngi
perbuatannya," papar Nancy Schulman, salah satu penulis Practical Wisdom for
Parents: Demystifying the Preschool Years.
4.Memberikan Janji Supaya Anak Menurut
Supaya anak mau menurut, umumnya orangtua memberikan janji-janji kecil
kepada si buah hati. Misalnya, ibu menjanjikan akan membelikan cokelat kalau
si kecil mau makan sayur. Hal itu terus terulang sehingga membuat anak
meminta imbalan cokelat saat disuruh makan sayuran.
Solusi:
Jangan terus menyuapi anak Anda dengan janji membelikan sesuatu ketika
menyuruhnya. Para ahli menyarankan kalau Anda jangan memberikan si kecil
imbalan berupa makanan atau mainan, tapi coba jelaskan manfaatnya. Misalnya,
memberitahukan anak bahwa makan sayuran itu bisa membuat tubuh sehat dan
kuat. Atau dengan memujinya saat si buah hati menuruti perintah Anda.
5. Melanggar Aturan Sendiri
Tanpa disadari, orang tua sering melanggar aturannya sendiri di depan anak.
Misalnya, anak tidak diboleh berkata kasar saat berbicara dengan Anda. Namun,
malah Anda yang melakukannya.
Solusi:
Coba terapkan peraturan yang sudah Anda buat di depan anak. Berhati-hati
dalam berprilaku ketika Anda sedang bersama si kecil. Pola tingkah laku Anda
yang akan menjadi panduan bagi anak.
6. Tidak Sabar
Mungkin Anda termasuk orang tua yang tidak memiliki ekstra sabar saat
mendisiplin si kecil. Ketika si kecil sedang masa aktif, Anda tidak mau berlama-
lama menunggu anak melakukan aktivitasnya yang menurut Anda membuang-
buang waktu.
Solusi:
Coba berikan waktu Anda lebih sering berdua dengan si kecil. Ikuti aktivitas
anak apa pun yang dia lakukan. Jangan terburu-buru menyuruhnya mengikuti
kemauan Anda. Sabar dan pahami apa kemauan si buah hati.
7. Membiarkan Anak
Orang tua terkadang membiarkan anaknya setelah berulang kali menasehati.
Misalnya, ibu menyuruh si kecil berhenti bermain. Ibu akan membacakan
dongeng sebelum tidur. Mungkin si kecil akan nurut dan berkemas memasuki
kamarnya. Namun, tak lama setelah berkemas, dia kembali lagi dengan
mainannya. Orang tua yang sudah lelah akan membiarkan balitanya bermain
lagi dan berharap dia tidur setelah capek bermain.
Solusi:
Menurut Barnes, “Anak-anak mudah melupakan omongan orang tuanya setelah
bertemu dengan sesuatu yang membuatnya senang.” Anda sebagai orang tua
harus mengingatkannya kembali atau bahkan memberikan konsekuensi si kecil
karena tidak mau megikuti aturan.
8. Terlalu Mengekang Anak
Sebagai orang tua, Anda pasti mempunyai aturan sendiri buat si buah hati
untuk mencegah prilaku buruk. Namun, Anda tidak memikirkan apakah
peraturan itu bagus untuk perkembangan anak Anda.
Solusi:
Jangan terus-menerus memarahinya karena si anak masih dalam tahap
pertumbuhan. Boleh mempunyai peraturan, tapi jangan sampai membuat anak
terkekang. Mungkin Anda sebal kalau anak Anda merengek karena sesuatu
yang tidak diperbolehkan oleh Anda. Lebih baik Anda menasehati si kecil
dengan lembut dan tidak marah berkelanjutan terhadap si buah hati.
(Sumber : wolipop.com)