8 Eksplorasi Dan Inventarisasi Anggrek Di Bukit Cokro, Kreseng, Ngasinan Dan Watublencong Pegunungan...

7
SB/O/KR/05 EKSPLORASI DAN INVENTARISASI ANGGREK DI BUKIT COKRO, KRENGSENG, NGASINAN DAN WATUBLENCONG PEGUNUNGAN MENOREH, KABUPATEN KULONPROGO, YOGYAKARTA Imam Bagus N. 1) , Hendra Wardhana 2) , Aninda Retno U. W. 1) , Hendry Susila 1) , M. Bima Atmaja 1) , Asri C.P. 1) , Anida M. A. 1) , M. Bait 1) & Dini Astika S. 1) 1) Biology’s Orchid Study Club (BiOSC), Fakultas Biologi, Universitas Gadjah Mada; email : [email protected] 2) Program Magister Pascasarjana, Program Studi Biologi, Fakultas Biologi, Universitas Gadjah Mada ABSTRAK Eksplorasi dan inventarisasi anggrek di Pegunungan Menoreh, Kabupaten Kulonprogo, Yogyakarta telah dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman jenis anggrek di beberapa tempat di Pegunungan Menoreh. Penelitian dilakukan secara bertahap dengan metode jelajah di Bukit Cokro, Krengseng, Ngasinan dan Watublencong. Dari hasil eksplorasi ditemukan 11 jenis anggrek, meliputi anggrek epifit dan terestris yang digolongkan ke dalam dalam 10 marga. Anggrek epifit yang ditemukan adalah Acriopsis javanica Reinw. ex Blume, Appendicula ramosa Blume, Coelogyne speciosa (Blume) Lindl., Dendrobium crumenatum Swartz, Dendrobium mutabile Blume, Flickingeria fimbriata (Blume) Hawkes, Eria retusa (Blume) Rchb. f., Liparis condylobulbon Rchb.f., dan Vanilla planifolia Jacks. ex Andrews. Anggrek terestris yang ditemukan adalah Malaxis latifolia J.E. Sm. dan Spathoglottis plicata Blume. Berdasarkan penelitian ini Coelogyne speciosa hanya ditemukan di bukit Cokro dan Flickingeria fimbriata hanya ditemukan di bukit Krengseng. Selain itu, di kedua bukit tersebut juga dijumpai jenis anggrek lain seperti Malaxis latifolia dan Appendicula ramosa. Eria retusa dan Dendrobium crumenatum ditemukan di bukit Watublencong sedangkan Spathoglottis plicata pada penelitian ini hanya ditemukan di bukit Ngasinan. Jenis anggrek yang lain ditemukan di beberapa tempat. Kata kunci : keanekaragaman, anggrek, eksplorasi, inventarisasi, Pegunungan Menoreh PENDAHULUAN Indonesia sebagai negara mega- biodiversitas diperkirakan memiliki sekitar 5.000 jenis anggrek dari total 30.000 jenis anggrek yang tersebar di seluruh dunia. Sebagian anggrek Indonesia merupakan jenis endemik yang khas dan tidak dijumpai di tempat lain [1]. Kekayaan anggrek Indonesia merupakan sumbangan yang berharga bagi ilmu pengetahuan sehingga perlu diketahui dan dilestarikan. Upaya konservasi terhadap anggrek Indonesia ini perlu dilakukan karena semakin banyak yang terancam dan rentan terhadap kepunahan akibat perambahan dan perdagangan anggrek ilegal. Untuk mendukung hal ini maka kegiatan eksplorasi dan inventarisasi sangat dibutuhkan. Pegunungan Menoreh adalah barisan perbukitan yang membentang di wilayah Kabupaten Kulonprogo, Daerah Istimewa Seminar Nasional Biologi 2010 Fakultas Biologi UGM, Yogyakarta 24-25 September 2010 86

Transcript of 8 Eksplorasi Dan Inventarisasi Anggrek Di Bukit Cokro, Kreseng, Ngasinan Dan Watublencong Pegunungan...

Page 1: 8 Eksplorasi Dan Inventarisasi Anggrek Di Bukit Cokro, Kreseng, Ngasinan Dan Watublencong Pegunungan Menoreh, Kabupaten Kulonprogo, Yogyakarta (1)

SB/O/KR/05

EKSPLORASI DAN INVENTARISASI ANGGREK DI BUKIT COKRO,

KRENGSENG, NGASINAN DAN WATUBLENCONG

PEGUNUNGAN MENOREH, KABUPATEN KULONPROGO, YOGYAKARTA

Imam Bagus N.1)

, Hendra Wardhana2)

, Aninda Retno U. W.1)

, Hendry Susila1)

, M. Bima

Atmaja1)

, Asri C.P.1)

, Anida M. A.1)

, M. Bait1)

& Dini Astika S.1)

1)

Biology’s Orchid Study Club (BiOSC), Fakultas Biologi,

Universitas Gadjah Mada; email : [email protected] 2)

Program Magister Pascasarjana, Program Studi Biologi, Fakultas Biologi,

Universitas Gadjah Mada

ABSTRAK

Eksplorasi dan inventarisasi anggrek di Pegunungan Menoreh, Kabupaten

Kulonprogo, Yogyakarta telah dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

keanekaragaman jenis anggrek di beberapa tempat di Pegunungan Menoreh. Penelitian

dilakukan secara bertahap dengan metode jelajah di Bukit Cokro, Krengseng, Ngasinan dan

Watublencong. Dari hasil eksplorasi ditemukan 11 jenis anggrek, meliputi anggrek epifit

dan terestris yang digolongkan ke dalam dalam 10 marga. Anggrek epifit yang ditemukan

adalah Acriopsis javanica Reinw. ex Blume, Appendicula ramosa Blume, Coelogyne

speciosa (Blume) Lindl., Dendrobium crumenatum Swartz, Dendrobium mutabile Blume,

Flickingeria fimbriata (Blume) Hawkes, Eria retusa (Blume) Rchb. f., Liparis condylobulbon

Rchb.f., dan Vanilla planifolia Jacks. ex Andrews. Anggrek terestris yang ditemukan adalah

Malaxis latifolia J.E. Sm. dan Spathoglottis plicata Blume. Berdasarkan penelitian ini

Coelogyne speciosa hanya ditemukan di bukit Cokro dan Flickingeria fimbriata hanya

ditemukan di bukit Krengseng. Selain itu, di kedua bukit tersebut juga dijumpai jenis anggrek

lain seperti Malaxis latifolia dan Appendicula ramosa. Eria retusa dan Dendrobium

crumenatum ditemukan di bukit Watublencong sedangkan Spathoglottis plicata pada

penelitian ini hanya ditemukan di bukit Ngasinan. Jenis anggrek yang lain ditemukan di

beberapa tempat.

Kata kunci : keanekaragaman, anggrek, eksplorasi, inventarisasi, Pegunungan Menoreh

PENDAHULUAN

Indonesia sebagai negara mega-

biodiversitas diperkirakan memiliki sekitar

5.000 jenis anggrek dari total 30.000 jenis

anggrek yang tersebar di seluruh dunia.

Sebagian anggrek Indonesia merupakan jenis

endemik yang khas dan tidak dijumpai di

tempat lain [1]. Kekayaan anggrek Indonesia

merupakan sumbangan yang berharga bagi

ilmu pengetahuan sehingga perlu diketahui

dan dilestarikan. Upaya konservasi terhadap

anggrek Indonesia ini perlu dilakukan karena

semakin banyak yang terancam dan rentan

terhadap kepunahan akibat perambahan dan

perdagangan anggrek ilegal. Untuk

mendukung hal ini maka kegiatan eksplorasi

dan inventarisasi sangat dibutuhkan.

Pegunungan Menoreh adalah barisan

perbukitan yang membentang di wilayah

Kabupaten Kulonprogo, Daerah Istimewa

Seminar Nasional Biologi 2010

Fakultas Biologi UGM, Yogyakarta 24-25 September 201086

Page 2: 8 Eksplorasi Dan Inventarisasi Anggrek Di Bukit Cokro, Kreseng, Ngasinan Dan Watublencong Pegunungan Menoreh, Kabupaten Kulonprogo, Yogyakarta (1)

Yogyakarta hingga Kabupaten Magelang dan

Purworejo di Jawa Tengah [2]. Data floristic

mengenai kekayaan anggrek di Pegunungan

Menoreh masih kurang meskipun kawasan

ini sudah dikenal luas. Penelitian-penelitian

terdahulu diyakini belum mengungkap

seluruh kekayaan anggrek di kawasan

tersebut. Selain itu, keberadaan anggrek di

kawasan Menoreh dikhawatirkan semakin

terancam akibat tanah longsor, aktivitas

penduduk yang mencari pakan ternak hingga

pembukaan lahan untuk tanaman produksi.

Penelitian ini bertujuan untuk

mengungkap dan mengenalkan jenis-jenis

anggrek di beberapa tempat di Pegunungan

Menoreh. Melalui penelitian ini juga

diharapkan dapat diperoleh informasi baru

untuk melengkapi informasi yang sudah ada

sebelumnya. Data dan informasi yang

diperoleh diharapkan dapat menunjang

kegiatan pengelolaan dan pemanfaatan

sumber daya hayati di kawasan Pegunungan

Menoreh.

BAHAN DAN CARA KERJA

Eksplorasi dan inventarisasi

dilakukan dengan metode jelajah secara

bertahap pada bulan Juli 2008 - Januari 2009

di Bukit Cokro, Krengseng, Ngasinan dan

Watublencong. Bukit Cokro berada di Dusun

Sibolong sedangkan tiga tempat lainnya

berada di Dusun Sukomoyo, Desa Jatimulyo,

Kecamatan Girimulyo, Kabupaten Kulon-

progo.

Selama eksplorasi dilakukan

dokumentasi berupa pencatatan tempat,

lokasi, jenis dan kondisi Anggrek ketika

ditemukan. Lokasi dan ketinggian tempat

ditentukan menggunakan alat Global

Positioning System (eTrex®H, Garmin).

Setiap jenis anggrek yang ditemukan difoto

dan dikoleksi spesimen hidupnya untuk

diidentifikasi. Identifikasi dilakukan di

lapangan dan di Fakultas Biologi UGM

dengan menggunakan pustaka acuan.

Spesimen yang diperoleh dibuat herbarium

dan sebagian ditanam di Fakultas Biologi

UGM.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kegiatan eksplorasi dan inventarisasi

ini berhasil mengidentifikasi 11 jenis

anggrek. Meliputi anggrek terestris (anggrek

tanah) dan anggrek epifit. Jenis anggrek

epifit adalah yang paling banyak ditemukan

yaitu 9 jenis. Beberapa jenis anggrek hanya

ditemukan di satu tempat yaitu Coelogyne

speciosa yang hanya ditemukan di bukit

Cokro sedangkan Flickingeria fimbriata

hanya ditemukan di bukit Krengseng.

Sedangkan anggrek tanah Spathoglottis

plicata dalam penelitian ini hanya ditemukan

di bukit Ngasinan. Data tentang jenis-jenis

anggrek yang ditemukan di setiap lokasi

penelitian disajikan dalam tabel tabel 1 di

bawah ini.

Seminar Nasional Biologi 2010

Fakultas Biologi UGM, Yogyakarta 24-25 September 2010 87

Page 3: 8 Eksplorasi Dan Inventarisasi Anggrek Di Bukit Cokro, Kreseng, Ngasinan Dan Watublencong Pegunungan Menoreh, Kabupaten Kulonprogo, Yogyakarta (1)

Tabel 1. Jenis anggrek yang ditemukan di Bukit Cokro, Krengseng, Ngasinan dan

Watublencong Pegunungan Menoreh, Kabupaten Kulonprogo, Yogyakarta.

Tempat Jenis Anggrek Lokasi ditemukan

Krengseng Acriopsis javanica

S : 07° 45' 08.8", E : 110° 07' 40.2''

S : 07° 45' 01.0", E : 110° 07' 34.9''

S : 07° 45' 04.1", E : 110° 07' 36.7''

Appendicula ramose S : 07° 45' 04.7", E : 110° 07' 36.9''

Dendrobium crumenatum S : 07° 45' 01.5", E : 110° 07' 33.3''

Dendrobium mutabile

S : 07° 45' 00.5", E : 110° 07' 33.6''

S : 07° 45' 05.3", E : 110° 07' 35.8''

S : 07° 45' 05.1", E : 110° 07' 35.4''

S : 07° 45' 05.1", E : 110° 07' 35.3''

S : 07° 45' 04.0", E : 110° 07' 33.8''

S : 07° 45' 03.1", E : 110° 07' 33.3''

S : 07° 45' 04.9", E : 110° 07' 38.6''

Eria retusa S : 07° 45' 01.5", E : 110° 07' 33.3''

Flickingeria fimbriata S : 07° 45' 04.7", E : 110° 07' 36.9''

Liparis condylobulbon

S : 07° 45' 01.5", E : 110° 07' 33.3''

S : 07° 45' 02.2", E : 110° 07' 36.1''

S : 07° 45' 04.8", E : 110° 07' 36.9''

Malaxis latifolia

S : 07° 45' 10.0", E : 110° 07' 46.7''

S : 07° 45' 00.0", E : 110° 07' 33.7''

S : 07° 45' 05.0", E : 110° 07' 38.6''

Vanilla planifolia

S : 07° 45' 10.4", E : 110° 07' 45.2''

S : 07° 45' 05.9", E : 110° 07' 36.0''

S : 07° 45' 04.1", E : 110° 07' 36.7''

Ngasinan Acriopsis javanica S : 07° 45' 01.7", E : 110° 07' 42.5''

Dendrobium mutabile S : 07° 45' 02.5", E : 110° 07' 41.2''

Spathoglottis plicata S : 07° 45' 07.1", E : 110° 07' 46.0''

Vanilla planifolia

S : 07° 45' 02.5", E : 110° 07' 41.2''

S : 07° 45' 01.7", E : 110° 07' 42.5''

S : 07° 45' 03.7", E : 110° 07' 47.1''

Watublencong Dendrobium crumenatum S : 07° 45' 04.9", E : 110° 07' 49.1''

Eria retusa S : 07° 45' 04.9", E : 110° 07' 49.1''

Liparis condylobulbon S : 07° 45' 06.3", E : 110° 07' 46.7''

Cokro Acriopsis javanica

S : 07° 44' 36.2", E : 110° 08' 11.8''

S : 07° 44' 37.3", E : 110° 08' 11.1''

Appendicula ramosa S : 07° 44' 39.8", E : 110° 08' 10.6''

Coelogyne speciosa

S : 07° 44' 39.8", E : 110° 08' 10.6''

S : 07° 44' 39.7", E : 110° 08' 11.4''

Dendrobium crumenatum

S : 07° 44' 30.3", E : 110° 08' 08.3''

S : 07° 44' 30.6", E : 110° 08' 09.1''

Dendrobium mutabile

S : 07° 44' 39.8", E : 110° 08' 10.6''

S : 07° 44' 39.7", E : 110° 08' 11.4''

S : 07° 44' 39.7", E : 110° 08' 10.9''

Eria retusa

S : 07° 44' 30.3", E : 110° 08' 08.3''

S : 07° 44' 39.7", E : 110° 08' 11.4''

Liparis condylobulbon S : 07° 44' 35.5", E : 110° 08' 12.6''

Vanilla planifolia

S : 07° 44' 30.3", E : 110° 08' 08.3''

S : 07° 44' 30.7", E : 110° 08' 10.1''

S : 07° 44' 36.2", E : 110° 08' 12.0''

Seminar Nasional Biologi 2010

Fakultas Biologi UGM, Yogyakarta 24-25 September 201088

Page 4: 8 Eksplorasi Dan Inventarisasi Anggrek Di Bukit Cokro, Kreseng, Ngasinan Dan Watublencong Pegunungan Menoreh, Kabupaten Kulonprogo, Yogyakarta (1)

Deskripsi jenis anggrek yang

dijumpai di Bukit Cokro, Krengseng,

Ngasinan dan Watublencong, Pegunungan

Menoreh adalah sebagai berikut :

Acriopsis javanica Reinw. ex Blume.

Anggrek epifit. Pseudobulb: ovate, meng-

gerombol. Daun: 2-4 tiap pseudobulb, bentuk

pita memanjang, 28 x 2 cm. Bunga:

majemuk malai, panjang tangkai 60 cm,

kuntum kecil, diameter 1-2 cm, sepala dan

petala putih-kuning pucat dengan bercak

coklat kemerahan di bagian tengah.

Labellum: terbuka lebar, putih, merah di

bagian tengah [2].

Appendicula ramosa Blume. Anggrek epifit.

Batang: bercabang, menjuntai. Daun:

oblong-ovate, 10-20 x 4.5 mm, memeluk

batang, ujung berlekuk. Bunga : tunggal, di

ujung atau ruas batang, diameter 5 mm.

Sepala median: ovate, ujung meruncing.

Sepala lateral: ovate, ujung meruncing.

Petala: ovate-oval, ujung meruncing.

Labellum: oblong-ovate, ujung meruncing

terpilin ke samping, putih-ungu. Buah:

ovate-jorong [2].

Coelogyne speciosa (Blume) Lindl.

Anggrek epifit. Pseudobulb: ovate, bersisi

empat, bergerombol rapat, panjang 6 cm,

diameter 2 cm. Daun: 1 atau 2 tiap

pseudobulb, bentuk obovate–lanceolate atau

linear–lenceolate, ujung meruncing, tulang

daun sejajar 3-5. Bunga : majemuk tandan,

hanya mekar 1–2, mekar bertahap, rachis

zig-zag, internodus membentuk kurva.

Braktea: ovate–oblong, ujung runcing.

Sepala median: oblong–lanceolate, ujung

berlekuk–meruncing. Sepala lateral: oblong

atau ovate-lanceolate, ujung berlekuk-

meruncing. Petala: bentuk pita, sempit, lebar

2,5 – 3,3 mm, ujung berlekuk–runcing atau

meruncing, bertulang 1 - 3. Labellum : 4,5 –

5 x 2 cm, bertaju 3, warna dasar putih–hijau

muda, bagian tengah coklat, ujung putih,

tidak rata, berbulu. Buah: ovate–jorong,

berlekuk longitudinal [2].

Dendrobium crumenatum Swartz. Anggrek

epifit. Pseudobulb: beruas banyak, tersusun

rapat satu sama lain, panjang 60-100 cm,

pangkal kecil, bagian tengah membesar

seperi tabung dan ujungnya mengecil

kembali. Daun: ellipticus, 9 x 2 cm, kadang

berbintik ungu. Bunga: majemuk tandan, 8-

12 kuntum per tandan, diameter 2 – 3 cm.

Sepala median : bentuk taji. Sepala lateral:

segitiga, putih. Labellum: putih, pangkal

kuning [3]

Dendrobium mutabile Blume. Anggrek

epifit. Pseudobulb: mencapai 1 ½ meter,

bercabang, ramping, beruas nyata. Daun:

duduk (sessile), lanceolate, ujung runcing, 5-

9 x 2 cm, permukaan bawah kadang merah

keunguan. Bunga: tandan, muncul dari ruas

pseudobulb tak berdaun, 12 kuntum per

tandan. Sepala: 1,2 x 0,5 cm, putih sampai

merah muda. Sepala lateral: putih, ujung

runcing, panjang 1,5 x 0,5 cm. Petala: merah

muda, ukuran 1,2x0,9 cm, tepi ber-

gelombang. Labellum : bentuk lidah, putih,

tepi bergelombang [2].

Seminar Nasional Biologi 2010

Fakultas Biologi UGM, Yogyakarta 24-25 September 2010 89

Page 5: 8 Eksplorasi Dan Inventarisasi Anggrek Di Bukit Cokro, Kreseng, Ngasinan Dan Watublencong Pegunungan Menoreh, Kabupaten Kulonprogo, Yogyakarta (1)

Eria retusa (Blume) Rchb. f. Anggrek

epifit. Pseudobulb: bentuk bulat-oval,

bergerombol, diameter 1-1,5 cm. Daun:

lanceolate, berdaging, 1 atau 2 tiap

pseudobulb, ujung berlekuk, tulang daun satu

di tengah. Bunga: majemuk tandan, 12-16

kuntum, kuning pucat, mekar singkat (segera

menjadi buah), muncul dari ujung

pseudobulb. Labellum: sangat kecil, bulat

telur [2].

Flickingeria fimbriata (Blume) Hawkes.

Anggrek epifit. Batang: panjang, beruas-

ruas, bercabang, memiliki pseudobulb pipih

dan berwarna kuning kehijauan. Daun:

oblong-ellipticus, ujung runcing, 12-19 cm x

4-5 cm. Bunga : lebar 3-5 cm, mekar 1-2

hari. Sepala dan petala: putih susu dengan

bintik merah jambu keunguan [4].

Liparis condylobulbon Rchb.f. Anggrek

epifit. Pseudobulb : silindris mengerucut ke

atas, hijau-kuning, 6-12cm x 5-8mm,

mengkilat. Daun: lanceolate–linear, 10-25

cm x 1-1,5 cm, 2 helai, ujung runcing atau

tumpul, pangkal melekat pada tangkai yang

pendek. Bunga: majemuk tandan, tiap

kuntum [5].

Malaxis latifolia J.E. Sm. Anggrek terestris.

Batang: membentuk pseudobulb. Daun:

ovate-lanceolate, 30 cm x 9 cm, tidak

bertangkai, tepi bergelombang, berjumlah 5-

6. Bunga: majemuk bulir, pada ujung

pseudobulb, tangkai 20 cm, ±50 bunga,

diameter ± 5 mm. Sepala median: pita-garis,

tepi melipat ke belakang, 2,5-3 mm x 1 mm,

hijau kecoklatan. Sepala lateral: ovate, 2 mm

x 1-1,5 mm, hijau kecoklatan. Petala: garis,

melengkung ke dalam, 3 mm x 0,5 mm, hijau

kecoklatan. Labellum : bertaju 3, cekung, 3

mm x 2 mm, hijau kecoklatan [6].

Spathoglottis plicata Blume. Anggrek

terestris. Batang: membentuk pseudobulb,

ovate, 5 x 3 cm. Daun: lanceolate, tulang

daun sejajar, panjang 3–100 cm. Bunga:

majemuk tandan, diameter bunga 3–5 cm,

ibu tangkai muncul dari sisi pseudobulb.

Sepala dan petala: ellipsticus, ujung runcing,

lembayung atau ungu. Labellum: bertaju 3,

taju samping bentuk segi empat, taju tengah

bentuk sendok dengan ujung melebar, ungu

[7].

Vanilla planifolia Jacks. ex Andrews.

Anggrek epifit. Batang : gilig, berdaging,

berwarna hijau. Daun : berdaging, elips-

oblong atau ovate-elips, ujung runcing-

meruncing. Bunga: majemuk, 5-7 cm,

aksiler, subsessile, sekitar 20 kuntum,

ukuran 6 cm, braktea ovate-segitiga, ujung

runcing, berumur pendek [8].

Seminar Nasional Biologi 2010

Fakultas Biologi UGM, Yogyakarta 24-25 September 201090

Page 6: 8 Eksplorasi Dan Inventarisasi Anggrek Di Bukit Cokro, Kreseng, Ngasinan Dan Watublencong Pegunungan Menoreh, Kabupaten Kulonprogo, Yogyakarta (1)

Gambar 1. Anggrek epifit yang ditemukan di Bukit Cokro, Krengseng, Ngasinan dan

Watublencong Pegunungan Menoreh, Kabupaten Kulonprogo, Yogyakarta.

(a) Acriopsis javanica Reinw. ex Blume, (b) & (c) Appendicula ramosa

Blume, (d) & (e) Coelogyne speciosa (Blume) Lindl., (f) Dendrobium

crumenatum Swartz, (g) Dendrobium mutabile Blume, (h) Eria retusa

(Blume) Rchb. f., (i) Flickingeria fimbriata (Blume) Hawkes, (j) Liparis

condylobulbon Rchb.f., (k) & (l) Vanilla planifolia Jacks. ex Andrews.

Seminar Nasional Biologi 2010

Fakultas Biologi UGM, Yogyakarta 24-25 September 2010 91

Page 7: 8 Eksplorasi Dan Inventarisasi Anggrek Di Bukit Cokro, Kreseng, Ngasinan Dan Watublencong Pegunungan Menoreh, Kabupaten Kulonprogo, Yogyakarta (1)

Gambar 2. Anggrek terestris yang ditemukan di Bukit Cokro, Krengseng, Ngasinan dan

Watublencong Pegunungan Menoreh, Kabupaten Kulonprogo, Yogyakarta. (a)

& (b) Spathoglottis plicata Blume (c) Malaxis latifolia J.E. Sm.

DAFTAR PUSTAKA

Sapto, H.P. 2009. Keragaman Anggrek

Nusantara dan Minimnya Ahli

Taksonomi. http://www.lipi.go.id/

www.cgi?berita&1252461803&&2009.

Diakses tanggal 16 Maret 2010.

Puspitaningtyas, D. M., S. Mursidawati,

Sutrisno, & J. Asikin. 2003. Anggrek

Alam di Kawasan Konservasi Pulau

Jawa. Pusat Konservasi Tumbuhan

Kebun Raya Bogor, LIPI. Bogor.

Gravendeel, B. 2000. Reorganising the

orchid genus Coleogyne : a

phylogenetic classification based on

morphology and molecules. Nationaal

Herbarium Nederland. Universiteit

Leiden branch.

Sastrapradja, S. 1976. Anggrek Indonesia.

Lembaga Biologi Nasional LIPI.

Bogor.

Shu, Y. E. S., C. Xinqi, J. Omerod, & J.J.

Wood. 2009. Liparis. Flora of China

25: 211–228.

Comber, J.B. 1990. Orchid of Java. The

Bentham Moxon Trust. The Royal

Botanic Garden KEW. Richmond-

Surrey. England.

Suryowinoto, M. 1987. Mengenal Anggrek

Alam Indonesia. PT Penebar Swadaya,

Jakarta.

Herman, J., H. Clare, P. Cribb, J. Bosser, &

D. D. Puy. 2007. The Orchids of

Madagascar. Royal Botanic Gardens,

Kew.

Seminar Nasional Biologi 2010

Fakultas Biologi UGM, Yogyakarta 24-25 September 201092