77107484-Jalan-Rel

13
JALAN REL 1. SEJARAH JALAN REL Teknologi jalan rel sulit dijelaskan tanpa mengetahui sejarah perkembangan teknologi jalan rel. Salah satunya adalah tentang sejarah perkembangan rel. Kegunaan rel sudah diketahui oleh manusia sejak 2000 tahun SM. Jika kondisi tanah basah, maka roda akan menekan tanah sehingga meninggalkan tapak berupa cekungan ke dalam tanah, hingga lama kelamaan setelah dilewati beberapa kali tanah akan mengeras dan padat. Mendorong gerobak melalui bagian tanah yang sudah mengeras membuktikan bahwa gerobak ternyata lebih mudah didorong. Kebutuhan mendorong gerobak di lorong pertambangan membutuhkan pengetahuan sifat istimewa dari rel, agar gerobak tidak membentur dinding lorong ditambahkan sebuah alat di bagian depan gerobak untuk menjaga agar gerak gerobak mengikuti arah lorong. Abad ke 18 digunakan jalan menggunakan papan kayu yang disebut Wagonway untuk angkutan batu bara.Setelah besi ditemukan maka dibuat roda yang lebih tahan lama dan melapisi permukaan roda yang bersinggungan dengan jalan menggunakan lapisan besi tipis. Selain itu besi juga digunakan untuk melapisi permukaan jalan kayu. Tahun 1767, von Reynolds melapisi lapisan kayu dengan besi cor di atasnya dengan peninggian pada sisi-sisinya. Sejak dikenal proses pengolahan besi yang lebih efektif kemudian menghasilkan rel sebagai pengganti jalan kayu. Rel dibuat dari besi tuang dengan lekukan yang diharapkan dapat memberi arah yang tepat bagi pergerakan roda. Jalan dengan menggunakan bahan ini disebut Plateway. Tahun 1782, von Jessops menggunakan rel darl besi cor yang merubah bentuk rel dari bentuk kanal menjadi bentuk jamur sejalan dengan dibuatnya roda yang dilengkapi dengan flens. Rel yang terbuat dari besi cor sering patah terutama pada bagian tengah. Kemudian dibuat rel yang diperkuat pada bagian tengah menjadi seperti perut ikan. Tahun 1820, mulai digunakan rel baja yang ditempa dengan kekuatan tarik yang lebih baik. Membuat roda dengan flens terjadi ada dua pilihan yaitu flens roda pada sisi luar atau pada sisi dalam. Flens disisi luar mengakibatkan kesulitan saat belok. Terbaik adalah menempatkan

description

jalan rel di indonesia

Transcript of 77107484-Jalan-Rel

Page 1: 77107484-Jalan-Rel

JALAN REL

1. SEJARAH JALAN REL

Teknologi jalan rel sulit dijelaskan tanpa mengetahui sejarah perkembangan teknologi jalan rel. Salah satunya adalah tentang sejarah perkembangan rel. Kegunaan rel sudah diketahui oleh manusia sejak 2000 tahun SM. Jika kondisi tanah basah, maka roda akan menekan tanah sehingga meninggalkan tapak berupa cekungan ke dalam tanah, hingga lama kelamaan setelah dilewati beberapa kali tanah akan mengeras dan padat. Mendorong gerobak melalui bagian tanah yang sudah mengeras membuktikan bahwa gerobak ternyata lebih mudah didorong.

Kebutuhan mendorong gerobak di lorong pertambangan membutuhkan pengetahuan sifat istimewa dari rel, agar gerobak tidak membentur dinding lorong ditambahkan sebuah alat di bagian depan gerobak untuk menjaga agar gerak gerobak mengikuti arah lorong. Abad ke 18 digunakan jalan menggunakan papan kayu yang disebut Wagonway untuk angkutan batu bara.Setelah besi ditemukan maka dibuat roda yang lebih tahan lama dan melapisi permukaan roda yang bersinggungan dengan jalan menggunakan lapisan besi tipis. Selain itu besi juga digunakan untuk melapisi permukaan jalan kayu. Tahun 1767, von Reynolds melapisi lapisan kayu dengan besi cor di atasnya dengan peninggian pada sisi-sisinya.

Sejak dikenal proses pengolahan besi yang lebih efektif kemudian menghasilkan rel sebagai pengganti jalan kayu. Rel dibuat dari besi tuang dengan lekukan yang diharapkan dapat memberi arah yang tepat bagi pergerakan roda. Jalan dengan menggunakan bahan ini disebut Plateway. Tahun 1782, von Jessops menggunakan rel darl besi cor yang merubah bentuk rel dari bentuk kanal menjadi bentuk jamur sejalan dengan dibuatnya roda yang dilengkapi dengan flens. Rel yang terbuat dari besi cor sering patah terutama pada bagian tengah. Kemudian dibuat rel yang diperkuat pada bagian tengah menjadi seperti perut ikan. Tahun 1820, mulai digunakan rel baja yang ditempa dengan kekuatan tarik yang lebih baik. Membuat roda dengan flens terjadi ada dua pilihan yaitu flens roda pada sisi luar atau pada sisi dalam. Flens disisi luar mengakibatkan kesulitan saat belok. Terbaik adalah menempatkan flens pada sisi dalam. Roda silindris dengan flens dalam menyebabkan saat kendaraan bergerak, roda akan selalu menyentuh rel pada salah satu sisi dan terjadi gesekan yang terus menerus antara sisi dalam rel dan flens roda. Untuk mengatasinya roda dibuat kerucut.

Rel berkaki lebar mulai digunakan pada tahun 1839, dikembangkan oleh Steven yang memulai eksperimen tentang rel sejak tahun 1830. Pembangunan jalan rel di Indonesia dimulai dengan penyangkulan pertama pembangunan badan jalan rel oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda, LAJ Baron Sloet Van De Beele pada 17 Juni 1864. Jalan rel pertama dibangun oleh perusahaan swasta bernama NIS (Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschappij) dimulai dari Semarang menuju Tanggung sepanjang 26 km dan diresmikan pada tanggal 10 Agustus 1867. Lebar spoor yang digunakan yaitu 1435 mm.

Pembangunan jalur dilanjutkan menuju Solo dan Yogyakarta kemudian diresmikan pada tanggal 10 Juni 1872. Mengingat topografi Indonesia yang bergunung maka pemerintah Hindia Belanda menetapkan lebar spoor 1067 mm sebagai lebar spoor yang lebih sesuai untuk topografi Indonesia. Pada masa pemerintah Hindia Belanda, tepatnya sampai 1939, panjang jalan rel di Indonesia telah mencapai 6811 km.

Page 2: 77107484-Jalan-Rel

Namun sejarah jalan rel di Indonesia mencatat adanya masa yang memprihatinkan yaitu pada masa pemerintah Jepang. Sepanjang kurang lebih 901 km raib, yang diperkirakan karena rel yang dibongkar semasa pemerintahan Jepang ini diangkut ke Burma untuk pembangunan jalan rel di sana. Bahkan menurut data Ditjen Perkeretaapian tahun 2006, jalan rel yang beroperasi hanya 4360 km dan tidak beroperasi sepanjang 2122 km.

Jalan rel kereta api merupakan prasarana utama dalam perkeretaapian karena rangkaian kereta api hanya dapat melintas di atas jalan yang dibuat secara khusus untuknya. Lebar jalan rel yang pernah ada di Indonesia dibedakan dengan lebar spoor 1435 mm, 1067 mm, 750 mm dan 600 mm. Sedangkan tipe rel yang pernah digunakan di Indonesia meliputi tipe R25, R33, R42 dan R54. Hampir seluruh jalan rel (baik jalan rel yang aktif maupun tidak aktif) di Indonesia saat ini merupakan aset yang bernilai sejarah sehingga menjadi salah satu fasilitas publik dan aset bangsa yang perlu dijaga dan dilestarikan.

IkonLintas Heritage

Deskripsi Perusahaan

Bogor - Sukabumi - Bandung

Jalur pertama dari Jakarta ke Bandung, yg dibangun 1881-1884. Terdapat terowongan yang pertama kali dibangun yaitu terowongan Lampegan yang memiliki panjang 686 meter. 90% stasiun masih original eks SS. Panorama bernuansa pegunungan dan pedesaan. Jarak: 140 km

SS (Staatsspoorwegen)

Cikampek - Purwakarta - Bandung

Jalur kedua dari Jakarta ke Bandung, yang dibangun tahun 1902-1906 oleh SS. Terdapat terowongan Sasaksaat yang memiliki panjang 950 meter. Terdapat 400 lebih jembatan, yang terkenal yaitu Cikubang, Cirangrang, Cisomang dan Ciganea. Panorama bernuansa

SS (Staatsspoorwegen)

Page 3: 77107484-Jalan-Rel

pegunungan. Panjang jalur: 75 kmBandung - Banjar

Jalur ini dibangun untuk menghubungkan kota Yogyakarta dan kota Bandung, dibangun 1884-1894 oleh SS. Terdapat jalur menawan di daerah Leles - Lebakjero. Jalur ini naik-turun, curam dan berkelak-kelok. Terdapat jembatan Cirahong, jembatan ini memiliki keunikan yaitu satu jembatan dapat dilalui mobil/motor dan kereta api tanpa saling menghalangi). Panorama bernuansa pegunungan. Panjang jalur: 157 km

SS (Staatsspoorwegen)

Tuntang - Ambarawa - Bedono

Jalur ini dibangun oleh NIS untuk kepentingan mobilisasi militer Belanda dari Semarang ke Ambarawa. Jalur ini diresmikan 1873. Terdapat rel bergerigi pada rute Jambu - Bedono dan Bedono - Gemawang. Saat ini jalur cabang tidak terkoneksi dengan jalur utama kereta api (Semarang - Solo). Kawasan Stasiun Ambarawa sudah menjadi landmark kabupaten Semarang. Panjang jalur: 14.5 Km.

NIS (Nederlandsch-Indische Spoorweg maatschappij)

Purwokerto - Purwokerto Timur

Jalur eks SDS yang tersisa dan terkoneksi dengan jalur utama kereta api (Yogyakarta-Purwokerto) di stasiun Purwokerto. Jalur ini merupakan bagian dari jalur kereta api rute Purwokerto - Wonosobo sepanjang 92,1 km. Jalur milik SDS (Maos-Purwokerto-Wonosobo) mulai dibangun tahun 1893. Saat itu dibangun untuk mengangkut hasil bumi dari Wonosobo ke Cilacap. sempat digunakan sebagai angkutan Pupuk Sriwijaya dan Sement dari Cilacap ke Purwokerto Timur, namun hanya aktif sampai dengan 1985. Panjang jalur: 5 km

SDS (Serajoedal Stoomtram Maatschappij)

2. BANGUNAN PERKERETAPIAN

Bangunan dalam bidang perkeretaapian adalah bangunan pendukung operasional perkeretaapian meliputi gedung perkantoran, gedung perawatan / pemeliharaan, rumah dinas, tempat peristirahatan, menara air, rumah sinyal dan lain-lain.

Dalam perjalanan sejarah, rancangan bangunan-bangunan pendukung operasional perkeretaapian tersebut menunjukkan nilai arsitektur dari berbagai era sejak jaman pemerintah Hindia Belanda hingga saat ini. Banyak dari bangunan tersebut yang tidak hanya mempunyai nilai arsitektur saja, tetapi juga merupakan peninggalan sejarah yang bernilai historis.

Page 4: 77107484-Jalan-Rel

 Ikon Jenis Bangunan

Deskripsi Nama dan Letak Bangunan Heritage

Menara Air

Menara air adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan air yang digunakan untuk mendistribusikan air untuk kepentingan stasiun, dipo atau balai yasa.

Rangkasbitung, Manggarai

Rumah Sinyal

Rumah Sinyal adalah bangunan yang terpisah dari stasiun yang dibuat untuk membantu mengoperasikan sistem wesel dan sinyal. biasanya setiap stasiun memiliki dua rumah sinyal

Tanjung Priuk

Kantor Kantor adalah ruang tempat bekerja, tempat kedudukan pimpinan dan sebagainya. Akan tetapi dengan perkembangan kebutuhan masyarakat saat ini, fungsi kantorpun berkembang, kantor bukan sekedar tempat bekerja, melainkan sebagai sarana kegiatan pelayanan dan penyediaan informasi kepada masyarakat

Lawang Sewu, Jember, Padang

Rumah Dinas

Rumah dinas adalah bangunan untuk tempat tinggal milik perusahaan yg ditempati oleh karyawan dari perusahaan tersebut

Dayang Sumbi

Balai Yasa

Balai Yasa adalah sebuah tempat yang digunakan untuk perbaikan atau perawatan sarana kereta api yang meliputi lokomotif, kereta atau gerbong. Balai yasa berfungsi untuk menjaga kualitas sarana kereta api sehingga layak beroperasi

Manggarai, Yogyakarta

3. KONTRUKSI PERKERETAPIAN

Konstruksi dalam lingkup perkeretaapian adalah infrastuktur yang dibuat untuk mendukung jalan rel yang digunakan untuk perjalanan rangkaian kereta api (baik antar kota maupun dalam kota),  meliputi : jembatan, viaduct, terowongan dan beberapa menara telekomunikasi.

Sebagian besar konstruksi perkeretaapian Indonesia saat ini merupakan peninggalan dari era pemerintah Hindia Belanda yang memiliki style dan teknik konstruksi yang mencerminkan kemajuan peradaban manusia saat itu sehingga memiliki nilai sejarah yang perlu dijaga dan dilestarikan.

 Ikon Jenis DeskripsiNama dan Lokasi Konstruksi Heritage

Terowongan

Terowongan adalah sebuah tembusan di bawah permukaan tanah atau gunung yang dibuat dan digunakan untuk lalu lintas kereta api. Terowongan umumnya

Ijo, Notog, Wilhelmina, Lampegan, Sasaksaat

Page 5: 77107484-Jalan-Rel

tertutup di seluruh sisi kecuali di kedua ujungnya yang terbuka pada lingkungan luar. Terowongan dibuat melalui berbagai jenis dan lapisan tanah dan bebatuan sehingga metode konstruksi tergantung dari keadaan tanah

Jembatan Jembatan adalah suatu konstruksi di atas sungai yang digunakan sebagai prasarana lalu lintas kereta api.

Cibisoro, Cikubang, Cisomang, Cirahong, Lembah Anai

Viaduct Viaduct adalah suatu konstruksi di atas jalan raya yang digunakan untuk menghindari perlintasan sebidang antara jalur kereta api dan jalan raya. Sistem viaduct yang dibangun ini barangkali tak pernah terbayangkan akan membentuk sebuah node, salah satu elemen citra kota yang estetik di perkotaan

Jatinegara, Bandung, Yogyakarta, Surabaya

4. STASIUN KERETA API

Kereta api sudah menjadi salah satu sarana transportasi yang vital bagi masyarakat baik untuk penghubung antar kota maupun dalam kota. Dalam hal ini, Stasiun Kereta Api memiliki peran yang tak kalah penting dari fungsi kereta api itu sendiri. Fungsi Stasiun Kereta Api tidak hanya sebagai halte pemberhentian belaka melainkan sebagai fasilitas 'transit' atau tempat kegiatan datang dan pergi para penumpang, sehingga bangunan stasiun menjadi sarana penting pada setiap kota yang dilalui perjalanan kereta api. Banyaknya kota-kota di Indonesia yang dilalui jalur kereta api diikuti pula dengan pembangunan stasiun-stasiun dengan rancangan arsitektur yang menunjukkan berbagai era sejak jaman pemerintah Hindia Belanda hingga saat ini. Dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia, bangunan stasiun kereta api menjadi salah satu fasilitas publik dan aset bangsa yang perlu dijaga dan dilestarikan.

 Ikon Daerah Operasi / Divisi Regional

Deskripsi Nama Stasiun Heritage

Daerah Operasional 1 Jakarta

Daerah Operasi  1 Jakarta merupakan Daerah Operasi dengan  wilayah   yang   terbentang   dari   stasiun  Merak (barat)   di   Provinsi   Banten   sampai   dengan   Stasiun Cikampek   (timur)   dan   stasiun   Sukabumi   (selatan)   di Provinsi Jawa Barat melintasi stasiun–stasiun di wilayah Provinsi DKI Jakarta

Jakarta Kota, Tanjung Priuk, Pasar Senen, Jatinegara, Bogor

Daerah Operasional 2 Bandung

Daerah Operasi 2 Bandung merupakan Daerah Operasi dengan wilayah yang terbentang dari stasiun Cibungur (utara)   sampai   dengan   Stasiun   Cipari   (timur)   dan stasiun   Ranji   (barat)   melintasi   stasiun–stasiun   di 

Bandung

Page 6: 77107484-Jalan-Rel

wilayah Provinsi Jawa Barat bagian selatan

Daerah Operasional 3 Cirebon

Daerah Operasi 3 Cirebon merupakan Daerah Operasi dengan   wilayah   yang   terbentang   dari   stasiun Tanjungrasa   (barat)   sampai   dengan   stasiun   Brebes (timur) dan stasiun Songgom (selatan) di Provinsi Jawa Tengah  melintasi   stasiun–stasiun   di  wilayah   Provinsi Jawa Barat bagian utara

Cirebon

Daerah Operasional 4 Semarang

Daerah   Operasi   4   Semarang   merupakan   Daerah Operasi  dengan wilayah yang terbentang dari  stasiun Tegal (barat) sampai dengan stasiun Kalitidu (timur) di Provinsi   Jawa   Timur   dan   stasiun   Gundih   (selatan) melintasi   stasiun–stasiun   di   wilayah   Provinsi   Jawa Tengah bagian utara

Semarang Tawang, Ambarawa, Pekalongan, Tanggung, Kedung Jati

Daerah Operasional 5 Purwokerto

Daerah   Operasi   5   Purwokerto   merupakan   Daerah Operasi  dengan wilayah yang terbentang dari  stasiun Prupuk   (utara)   sampai   dengan   stasiun   Purworejo (timur),   stasiun   Sidareja   (barat)   dan   stasiun   Cilacap (selatan) melintasi  stasiun–stasiun di  wilayah Provinsi Jawa Tengah bagian selatan

Cilacap

Daerah Operasional 6 Yogyakarta

Daerah   Operasi   6   Yogyakarta   merupakan   Daerah Operasi  dengan wilayah yang terbentang dari  stasiun Montelan   (barat)   sampai   dengan   stasiun Kedungbanteng (timur) di Provinsi Jawa Timur, stasiun Monggot   (utara)   dan   stasiun   Wonogiri   (selatan) melintasi   stasiun–stasiun   di   wilayah   Provinsi   Daerah Istimewa Yogyakarta

Yogyakarta, Solo Balapan, Solo Jebres

Daerah Operasional 7 Madiun

Daerah Operasi 7 Madiun merupakan Daerah Operasi dengan   wilayah   yang   terbentang   dari   stasiun Walikukun (barat) sampai dengan stasiun Curahmalang (timur)   dan   stasiun   Rejotangan   (selatan)   melintasi stasiun–stasiun di wilayah Provinsi Jawa Timur bagian selatan

Madiun

Daerah Operasional 8 Surabaya

Daerah Operasi 8 Surabaya merupakan Daerah Operasi dengan   wilayah   yang   terbentang   dari   stasiun Bojonegoro   (utara)   sampai   dengan   stasiun   Blitar (selatan)   dan   stasiun Mojokerto   (barat)   melintasi stasiun–stasiun di wilayah Provinsi Jawa Timur bagian utara

Surabaya Gubeng, Malang Kota Lama

Page 7: 77107484-Jalan-Rel

Daerah Operasional 9 Jember

Daerah Operasi 9 Jember merupakan Daerah Operasi dengan  wilayah   yang   terbentang   dari   stasiun   Bangil (barat)   sampai   dengan   stasiun   Banyuwangi   (timur) melintasi   stasiun–stasiun   di   wilayah   Provinsi   Jawa. Timur bagian timur

Jember

Page 8: 77107484-Jalan-Rel

DAFTAR ISIKATA PENGANTAR......................................................................................................................I

DAFTAR ISI.................................................................................................................................II

JALAN REL

1. SEJARAH JALAN REL.................................................................................................12. BANGUNAN PERKERETAPIAN..................................................................................33. KONTRUKSI PERKERETAPIAN...................................................................................44. STASIUN KERETA API...............................................................................................5

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................7

Page 9: 77107484-Jalan-Rel