7

1
Mengapa Mereka Menulis layouter: ayu RADAR SURABAYA MINGGU, 28 OKTOBER 2012 HALAMAN 7 Halaman HORIZON menampung segala pemikiran dengan tema apa saja. Yang berminat menyampaikan gagasannya secara mendalam, silakan kirim naskah ke [email protected]. Panjang naskah maksimal 5.000 karakter. Cantumkan alamat lengkap dan nomor rekening Anda. Gurita Bisnis Tembakau Dunia Hilangnya Spirit Sumpah Pemuda T OLEH: NOVAL MALIKI NOVAL MALIKI NOVAL MALIKI NOVAL MALIKI NOVAL MALIKI H OLEH: DJOKO PITONO ILUSTRASI: JUJUK SUWANDONO/RADAR SURABAYA ARI ini, kita mengingat kembali sejarah yang men- cipta Indonesia. Sumpah Pemuda. Dengan Sumpah Pemuda itulah kita disatukan oleh bahasa, tanah air, dan bangsa. Indonesia pa- da awalnya adalah gambaran dan imajinasi kaum muda, sebagaimana yang diungkap Benedict Anderson, bahwa Indonesia lahir dari “komu- nitas imajiner”. Melalui pemuda itu- lah kita membentuk dan menyatu- kan tekad demi kelahiran sebuah bangsa yakni bangsa Indonesia. Bila menilik sejarah Sumpah Pe- muda, kita akan menemui kisah yang memberikan pelajaran penting dalam kesejarahan kita. Kita mengerti Mohammad Yamin, salah satu tokoh yang merumuskan isi Sumpah Pe- muda. Yamin mengilhami, bahasa sebagai perekat dan pemersatu sebuah bangsa. Meskipun awalnya bahasa Melayu lahir dan lebih akrab di wilayah Sumatera. Meski di awal perumusan di tahun 1928, bahasa Indonesia atau bahasa Melayu belum secara serempak disepakati, kelak bahasa inilah yang menyadarkan para pemuda kita untuk menyatukan rasa dan tujuan bersama. Kita bisa menyimak pidato yang menggebu-gebu dari Siti Soendari yang berselang dua bulan setelah Kongres Pemuda II, ia berpidato di Kongres Perempuan Nasional de- ngan mengatakan, “Pa- toetlah rasanya kalau kami terangkan lebih dahoeloe mengapa kami tidak mema- kai bahasa belan- da atau bahasa djawa. Boekan sekali-sekali ka- rena kami hendak merendah-ren- dahkan bahasa ini atau hendak me- ngoerang-ngoerangkan harganya. Itoe sekali-kali tidak.Tetapi barang siapa mengoendjoengi kerapatan pe- moeda di kota betawi yang diadakan beberapa boelan yang laloe atau se- telah membatja poetoesan kerapatan terseboet, tentoe masih mengingat akan hasilnya yaitoe hendak berbang- sa yang satu bangsa Indonesia, hendak bertoempah darah satoe tanah Indonesia, dan hendak men- djoenjoeng bahasa persatoean bahasa Indonesia. (Foulcher, 2000:22). Dari pidato itulah, kita mengerti, bahwa Siti Soendari dalam kongres pe- rempuan nasional mencoba mengi- ngatkan hasil rumusan Sumpah Pe- muda. Groeneboer menyebut Siti Soendari sebagai seorang perempuan muda Jawa berpendidikan Belanda melepaskan bahasa tanah kelahiran- nya (the beautiful island of java) dan bahasa intelektualnya (bahasa ibunya kedua). (Groeneboer, 1993:417). Dengan kesatuan bahasa itulah, tercipta gerakan kesatuan nasio- nalis pemuda yang mempunyai visi atas negara indonesai yang mandiri. Keith Foulcher mengatakan, “Sejak saat itulah gerakan local pemuda mengambil tempat dalam kesatuan politik. Pada awal tahun 1929, ke- inginan akan sebuah federasi atau gabungan gerakan pemuda terwu- jud dalam pilihan “gabungan”. Ke- mudian di bulan Oktober mereka membentuk organisasi baru berna- ma Indonesia Muda. Politisasi Sumpah Pemuda yang sudah ber- lalu 84 tahun silam, mengalami po- litisasi di tiap zamannya. Kita me- ngetahui di masa Soekarno, Sumpah Pemoeda digunakan sebagai mo- mentum dan alat untuk menghalau kekuatan-kekuatan dan rongrongan yang merusak persatuan untuk menghadapi gerakan radikal yang ingin melakukan perpecahan na- sional. Di masa Demokrasi Ter- pimpin, Soekarno menggunakan Sumpah Pemoeda untuk mengajak dan menyerukan ganyang Malaysia dan pembebasan Papua Barat. Se- dang di masa Soeharto kita mene- mukan Sumpah Pemuda digunakan alat untuk pendefinisian ideologisasi Orde Baru. Simaklah pidato Soeharto berikut ini : “Dengan semangat Sumpah Pemoeda kita tingkatkan disiplin dan kualitas generasi muda Indonesia untuk memantapkan ke- rangka landasan pembangunan nasional sebagai pengamalan pan- casila”(Sekretaris negara,1981). Kompas tahun 1967 di awal Orde Baru mencatat bahwa “Pancasila” se- gera menjadi kerangka kerja untuk menyemaikan sebuah ideologi, ko- operasi demi mensubordinasi ke- pentingan-kepentingan kelompok ter- hadap pendefinisian negara dianggap sebagai pokok bagi kepentingan na- sional. Inilah tema dalam peringatan Sumpah Pemuda tahun 1967. Bahkan hingga era reformasi, Habibie meng- gunakan Sumpah Pemoeda sebagai pemacu agar anak muda berpartisi- pasi dalam pembangunan ekonomi, dan menguatkan kepentingan ke- bangsaan dan menghargai pluralisme. (Foulcher,2000 :76-77). Hilang Kini, spirit Sumpah Pemuda se- makin lama semakin tak terasa di kalangan pemuda. Pemuda masa ki- ni justru semakin identik dengan ketidakjelasan. Tawuran, narkoba, dan seks bebas merupakan isu ne- gatif yang melekat di kalangan anak muda masa kini. Anak muda tak la- gi menyatu dengan bahasa dan rasa. Ia kini terlena dengan budaya popu- lar dan dunia remajanya. Kaum muda meski ia digadang-ga- dang untuk menjadi pemimpin ma- sa depan, seolah hanya slogan se- mata dan belum mewujud hingga ki- ni. Sumpah Pemuda mestinya men- jadi pemicu dan refleksi kita ber- sama. Bahwa pemuda mesti meng- gunakan bahasa untuk menyatukan kembali rasa kebersamaannya di tengah persoalan dan permasalahan kebangsaan yang saat ini mendera. Sumpah Pemuda hari ini, 84 ta- hun lalu, kita mesti menyadari kem- bali bahwa pemudalah yang mesti menggunakan dan memanfaatkan segenap daya potensinya untuk ke- pentingan bangsanya. Sumpah Pe- muda mestinya tidak menjadi mo- numen kejayaan masa silam, me- lainkan etos dan spirit yang tak hi- lang selamanya. Sebab, generasi mudalah yang mestinya mengulang kejayaan masa silam sebagaimana yang dilakukan oleh pemimpin dan para pemuda kita di masa dulu. *)Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta, bergiat di Bilik Literasi Solo ILUSTRASI: JUJUK SUWANDONO/RADAR SURABAYA OLEH: ARIF SAIFUDIN YUDISTIRA EMBAKAU merupakan komoditas yang memiliki signifikansi di bidang pertanian, keuangan, dan juga perdagangan. Temba- kau selain menjadi komoditas andalan pe- tani di berbagai negara, juga mempunyai kontribusi yang besar terhadap keuangan negara melalui cukai dari produksi, distribusi, dan konsumsi rokok. Bisnis tembakau merupakan bisnis besar yang me- libatkan banyak aktor di banyak negara. Di Indonesia, tembakau merupakan komoditas yang memiliki daya tahan terhadap krisis ekonomi sebagaimana terjadi pada tahun 1997-1998 lalu. Bahkan, komoditas ini mampu mendongkrak devisa negara. (hal 165) Tidaklah mengherankan jika kemudian be- berapa negara menerapkan kebijakan yang di- rasa mampu menopang bisnis tembakau dalam negeri mereka. Amerika Serikat misalnya, me- nerapkan Family Smoking Prevention and To- bacco Control Act, sebuah kebijakan yang secara eksplisit menunjukkan pemberlakuan hambatan non-tarif terhadap produk tembakau impor. Buku berjudul lengkap Tembakau Negara dan Ke- serakahan Modal Asing ini, lahir hasil penelitian sosial yang menggunakan pendekatan kualitatif dengan me- lakukan perbandingan kebijakan di berbagai negara. Ditulis oleh tiga orang peneliti Indonesia; Herjuno Ndaru Kinasih, Rika Febriani, dan Sulistyoningsih. China, Brasil, India, dan Amerika Serikat meru- pakan negara produsen daun tembakau terbesar di dunia. Tahun 2002 keempat negara tersebut memproduksi 4,0 juta ton tembakau atau 64 % dari produksi tembakau dunia, dan naik menjadi 67 % lima tahun kemudian. Sementara Indonesia hanya memproduksi 165 ribu ton pada tahun 2007, dengan 42 triliun rupiah yang diterima negara (halaman 20). Pasar tembakau global bernilai 378 miliar dollar AS, dengan pertumbuhan 4,6 % pada tahun 2007. Tahun ini nilai pasar tembakau global diproyeksikan meningkat 23 %, mencapai 464,4 miliar dollar. Besarnya ceruk keuntungan yang dapat diraup dari bisnis ini, men- jadikan beberapa negara berusaha mengoptimalkan pendapatan dari tembakau. (hal. 110) Pemerintah Amerika Serikat telah lama memiliki program untuk membantu petani tembakau, salah satunya adalah program bantuan harga tembakau (tobacco price support program). Dibuat untuk men- dukung pendapatan dan menstabilkan harga tem- bakau yang diterima petani. Intinya, petani tem- bakau menerima dukungan dari pemerintah, baik di tingkat pusat maupun daerah. Hasilnya, pertanian dan industri tembakau mem- berikan sumbangan besar setiap tahunnya terha- dap perdagangan komoditas Amerika. Hasil eks- por tembakau unmanufactured Amerika pada ta- hun 2009 mencapai 179 ribu metrik ton, meningkat dari 173 ribu metrik ton pada 2008, dengan nilai ekspor tahun 2009 sebesar 1,2 juta dollar AS. Lain Amerika, lain pula China. Industri tembakau di negara ini mengadopsi sistem kepemimpinan terpadu, manajemen vertikal, dan monopoli operasi. The State Tobacco Monopoly Admi- nistration dan China National Tobacco Corporation bertanggung jawab untuk manajeman terpusat terhadap seluruh elemen yang terkait dengan industri tembakau di negara tersebut. Perusahaan tembakau negara diharuskan mem- beli, pada harga tetap, seluruh daun tembakau yang diproduksi petani pada areal tanaman yang di- kontrak. Pemerintah memiliki kontrol yang efektif melalui perencanaan produksi, mengontrak areal, menetapkan harga, dan mengendalikan pema- saran. Pemerintah juga terlibat secara langsung da- lam mengendalikan produksi petani. Pemerintah China sangat menyadari, mereka mem- butuhkan industri tembakau untuk menopang pem- bangunan ekonominya. Hasilnya, selama Januari– Juni 2007, industri tembakau China mendaftarkan lebih dari 200 miliar Yuan (US$ 27 miliar) dalam keuntungan sebelum pajak. (hal. 47-53) Iroisnya, pemerintah Indonesia memiliki sikap yang berbeda dengan negara-negara tersebut. Pe- merintah tidak memiliki aturan khusus dalam industri dan pertanian tembakau. Hal ini pula yang menye- babkan banyaknya perusahaan multinasional tem- bakau yang leluasa beroperasi di negara ini. Padahal, tembakau memiliki peran yang cukup nyata dalam perekonomian nasional sebagai sum- ber penerimaan negara dan cukai. Tercatat, Rp 51 triliun masuk ke kas negara pada tahun 2008, dan pada tahun 2011 menjadi Rp 60,7 triliun. Sayangnya peningkatan tersebut disebabkan kebijakan peningkatan harga jual eceran, se- mentara produksi rokok cenderung menurun. Buku setebal 188 halaman ini, mendedah ke- bijakan investasi dan perdagangan negara-ne- gara yang menjadi aktor utama dalam pertanian dan industri tembakau. Selain itu, strategi dalam melindungi industri nasional dari persaingan glo- bal dan dipaparkan berdasarkan fakta-fakta yang bisa dipertanggung jawabkan. Tujuannya, agar pembaca memahami gurita bisnis tembakau dunia serta mampu bersikap se- cara lebih komprehensif atas isu-isu seputar bis- nis tembakau, seperti isu kesehatan yang kerap menjadi batu sandungan industri ini di tanah Air. Selamat membaca. (*) Peresensi adalah pemerhati buku, tinggal di Yogyakarta. JUDUL BUKU : Tembakau Negara dan Keserakahan Modal Asing PENULIS : Herjuno Ndaru Kinasih, dkk. PENERBIT : Indonesia Berdikari CETAKAN : Pertama, 2012 TEBAL : 188 halaman B E Succesful Writer Make money writing and earn while you learn The Writing School, founded in 1949, shows you how to write ar- ticles, short stories, novels, ro- mances, radio and TV scripts that sell and keep on selling. Top profesional writers, through the medium of the School’s compre- hensive home-study courses, give you individual tuition, showing you in- dividual manuscript that are fresh and readable... All you supply is the ambition to succeed, and spend just a few hours each week in pleasure occupation... Kalimat-kalimat di atas adalah sedikit cuplikan dari sebuah iklan di surat kabar The Times (London). Itu bukan sembarang iklan. Itu adalah iklan istimewa karena terpa- sang di pojok kanan bawah halaman pertama surat kabar itu. The Times adalah salah satu surat kabar terkemuka Inggris. Iklan itu jelas mahal. Apa pesan yang tersirat dari iklan itu? Satu di antaranya adalah bah- wa tulis-menulis atau karang-me- ngarang tidak terlalu mudah se- hingga perlu didirikan suatu sekolah khusus. Tetapi di lain pihak, iklan itu juga menyiratkan bahwa menulis atau mengarang itu mudah. Seperti tertulis di atas, “All you supply is the ambition to succeed, and spend just a few hours each week.” Rasanya tidak perlu dipersoal- kan apakah menulis/mengarang itu sulit atau mudah. Apa yang jelas, menulis/mengarang itu sangat penting. Orang-orang terpelajar, apalagi kelompok mahasiswa atau sarjana, seharusnya melakukan kegiatan itu untuk berkomunikasi. Mereka perlu menyampaikan ga- gasan-gagasannya, selain juga melakukan persuasi serta hiburan. Teramat banyak untuk mendaftar apa saja manfaat menulis. Maju ti- daknya suatu bangsa dapat dilihat antara lain dari jumlah karya tulis yang diciptakan dan dibaca oleh anggota masyarakat. Karya-karya itu dapat berupa buku, tulisan-tu- lisan di jurnal-jurnal ilmiah, dan ju- ga artikel-artikel ilmiah populer di media massa lainnya. Manfaat menulis untuk pribadi juga banyak. Menulis merupakan aktivitas yang paling tinggi nilainya bagi manusia terpelajar. Ini wajar karena menulis merupakan ketram- pilan berbahasa paling tinggi sete- lah ketrampilan mendengar, ber- bicara dan membaca. Kenikmatan yang didapatkan dari aktivitas itu kiranya juga layak disebut sebagai kenikmatan paling tinggi nilainya karena aktivitasnya memang berni- lai paling tinggi dibanding aktivitas manusia lainnya. Selain kenikmatan batin, penulis ju- ga dapat memperoleh hasil materi lu- mayan, asal kita cukup produktif. Se- lain menulis buku, kita bisa menulis di koran-koran. Dalam dua dekade terakhir, bahkan terdapat kecen- derungan makin sengitnya persaingan di kalangan media massa untuk mendapatkan penulis-penulis yang handal. Dalam era online, media massa cetak memang menurun. Tetapi bidang-bidang baru bermun- culan, seperti biro-biro iklan yang berani memberikan gaji lebih tinggi. Mereka yang mampu menulis de- ngan baik memang pantas bersyu- kur karena penelitian di sejumlah negara menunjukkan bahwa ma- syarakat terdidik “semakin sulit” menulis dengan baik. Pernah, mi- salnya, Kementerian Pendidikan Amerika Serikat mengakui bahwa kurang dari 40% siswa SMA di Ame- rika dapat membaca surat kabar de- ngan baik, sementara hanya 2% yang dapat menulis dengan jelas, “detailed and coherent narrative.” Kecenderungan demikian juga di- rasakan di Tanah Air ini. Cerita ten- tang ketidakmampuan menulis kaum terpelajar bukan rahasia lagi. Tetapi berita bagusnya, banyak pihak ber- upaya untuk memperbaiki keadaan, Program Indonesia Menulis, misal- nya, yang digagas oleh sejumlah sar- jana idealis, diluncurkan oleh Kem- dibud di Surabaya beberapa waktu lalu. Program yang bertujuan me- ningkatkan budaya menulis utama- nya di kalangan siswa dan guru se- kolah tersebut mendapat dukungan dari berbagai pejabat teras di ber- bagai propinsi. Di Surabaya, Guber- nur Soekarwo meluncurkan “Jawa Timur Menulis”, di Samarinda Gu- bernur Awang Faroek Ishak me- resmikan “Kalimantan Timur Me- nulis dalam Bingkai Indonesia Me- nulis” pada 16 Oktober 2012 lalu. Pro- gram yang juga didukung oleh ber- bagai lembaga, termasuk perusahaan besar seperti Telkom itu telah diikuti oleh ribuan peserta. Beberapa ilustrasi di atas menun- jukkan munculnya semangat dan motivasi besar untuk meningkatkan ketrampilan menulis. Ini perkem- bangan yang bagus, karena mo- tivasi yang kuat adalah modal dasar yang sangat penting untuk bisa trampil menulis. Banyak orang mengatakan ke- sulitan untuk menulis. Padahal, persoalannya sebenar sederhana sa- ja. Beberapa kunci pokok yang se- ring disebut para pakar bahasa adalah sebagai berikut: Pertama, ketrampilan menulis tak bisa dipisahkan dari kebiasaan membaca. Dalam kaitan ini, tak ada penulis yang muncul tanpa ke- biasaan membaca. Kebiasaan ini mutlak dimiliki bila seseorang ingin menjadi penulis. Kebiasaan mem- baca akan banyak menentukan da- lam membentuk kemampuan meng- organisasi pikiran dan disiplinnya. Kedua, kebiasaan membaca perlu didukung dengan kebiasaan mengamati dan mempelajari tulisan-tulisan orang lain. Ke- mampuan semua orang pada hal tertentu berasal dari hasil penga- matannya pada orang lain.. Ketiga, mulailah menulis begitu mendapat ide atau gagasan. Tu- lislah di mana saja dan kapan saja bila ide itu muncul, bisa di kertas- kertas sobekan, buku-buku notes atau harian, tidak perlu menunggu mesin ketik atau komputer. Keempat, pelajari bahasa asing. Pa- ra pakar bahasa menganjurkan, pe- lajari salah satu bahasa asing yang telah mapan, misalnya, bahasa Arab, Inggris, Prancis, Jepang dan seba- gainya. Kemampuan berbahasa asing akan sangat membantu dalam mem- perbaiki bahasa seseorang, di sam- ping hal-hal lain seperti menambah wawasan dan pengetahuan. Kelima, jaga keyakinan Anda bahwa Anda dapat berhasil dalam cita-cita Anda menulis dengan baik. Berhasil tidaknya Anda menulis dengan baik sebagian besar ditentukan oleh Anda sen- diri, bukan orang lain.. Anda ingin menjadi penulis atau pengarang buku? “Menulislah. Se- lama engkau tidak menulis, engkau akan hilang dari dalam masyarakat dan dari pusaran sejarah,” kata Pra- moedya Ananta Toer, pengarang be- sar Indonesia, dalam tetralogi ke- empatnya Rumah Kaca (2001:352). Dan Pram, pengarang besar itu, hanyalah lulusan SD! ([email protected])

description

berita

Transcript of 7

  • Mengapa Mereka Menulis

    layouter: ayu

    RADAR SURABAYA MINGGU, 28 OKTOBER 2012 HALAMAN 7

    Halaman HORIZON menampung segala pemikiran dengan tema apa saja. Yang berminat menyampaikan gagasannya secara mendalam, silakan kirim naskah ke [email protected]. Panjangnaskah maksimal 5.000 karakter. Cantumkan alamat lengkap dan nomor rekening Anda.

    Gurita BisnisTembakau Dunia

    Hilangnya Spirit Sumpah Pemuda

    TOLEH: NOVAL MALIKINOVAL MALIKINOVAL MALIKINOVAL MALIKINOVAL MALIKI

    H

    OLEH: DJOKO PITONO

    ILUSTRASI: JUJUK SUWANDONO/RADAR SURABAYA

    ARI ini, kita mengingatkembali sejarah yang men-cipta Indonesia. Sumpah

    Pemuda. Dengan Sumpah Pemudaitulah kita disatukan oleh bahasa,tanah air, dan bangsa. Indonesia pa-da awalnya adalah gambaran danimajinasi kaum muda, sebagaimanayang diungkap Benedict Anderson,bahwa Indonesia lahir dari komu-nitas imajiner. Melalui pemuda itu-lah kita membentuk dan menyatu-kan tekad demi kelahiran sebuahbangsa yakni bangsa Indonesia.

    Bila menilik sejarah Sumpah Pe-muda, kita akan menemui kisah yangmemberikan pelajaran penting dalamkesejarahan kita. Kita mengertiMohammad Yamin, salah satu tokohyang merumuskan isi Sumpah Pe-muda. Yamin mengilhami, bahasasebagai perekat dan pemersatusebuah bangsa. Meskipun awalnyabahasa Melayu lahir dan lebih akrabdi wilayah Sumatera. Meski di awalperumusan di tahun 1928, bahasaIndonesia atau bahasa Melayu belumsecara serempak disepakati, kelakbahasa inilah yang menyadarkanpara pemuda kita untuk menyatukanrasa dan tujuan bersama.

    Kita bisa menyimak pidato yangmenggebu-gebu dari Siti Soendariyang berselang dua bulan setelahKongres Pemuda II, ia berpidato diKongres Perempuan Nasional de-

    ngan mengatakan, Pa-toetlah rasanya kalau

    kami terangkan lebihdahoeloe mengapakami tidak mema-kai bahasa belan-da atau bahasadjawa. Boekansekali-sekali ka-

    rena kami hendak merendah-ren-dahkan bahasa ini atau hendak me-ngoerang-ngoerangkan harganya.Itoe sekali-kali tidak.Tetapi barangsiapa mengoendjoengi kerapatan pe-moeda di kota betawi yang diadakanbeberapa boelan yang laloe atau se-telah membatja poetoesan kerapatanterseboet, tentoe masih mengingatakan hasilnya yaitoe hendak berbang-sa yang satu bangsa Indonesia,hendak bertoempah darah satoetanah Indonesia, dan hendak men-djoenjoeng bahasa persatoean bahasaIndonesia. (Foulcher, 2000:22).

    Dari pidato itulah, kita mengerti,bahwa Siti Soendari dalam kongres pe-rempuan nasional mencoba mengi-ngatkan hasil rumusan Sumpah Pe-muda. Groeneboer menyebut SitiSoendari sebagai seorang perempuanmuda Jawa berpendidikan Belandamelepaskan bahasa tanah kelahiran-nya (the beautiful island of java) danbahasa intelektualnya (bahasa ibunyakedua). (Groeneboer, 1993:417).

    Dengan kesatuan bahasa itulah,tercipta gerakan kesatuan nasio-nalis pemuda yang mempunyai visi

    atas negara indonesai yang mandiri.Keith Foulcher mengatakan, Sejaksaat itulah gerakan local pemudamengambil tempat dalam kesatuanpolitik. Pada awal tahun 1929, ke-inginan akan sebuah federasi ataugabungan gerakan pemuda terwu-jud dalam pilihan gabungan. Ke-mudian di bulan Oktober merekamembentuk organisasi baru berna-ma Indonesia Muda.

    PolitisasiSumpah Pemuda yang sudah ber-

    lalu 84 tahun silam, mengalami po-litisasi di tiap zamannya. Kita me-ngetahui di masa Soekarno, SumpahPemoeda digunakan sebagai mo-mentum dan alat untuk menghalaukekuatan-kekuatan dan rongronganyang merusak persatuan untukmenghadapi gerakan radikal yangingin melakukan perpecahan na-sional. Di masa Demokrasi Ter-pimpin, Soekarno menggunakanSumpah Pemoeda untuk mengajakdan menyerukan ganyang Malaysiadan pembebasan Papua Barat. Se-dang di masa Soeharto kita mene-mukan Sumpah Pemuda digunakanalat untuk pendefinisian ideologisasiOrde Baru. Simaklah pidato Soehartoberikut ini : Dengan semangatSumpah Pemoeda kita tingkatkandisiplin dan kualitas generasi mudaIndonesia untuk memantapkan ke-rangka landasan pembangunannasional sebagai pengamalan pan-casila(Sekretaris negara,1981).

    Kompas tahun 1967 di awal OrdeBaru mencatat bahwa Pancasila se-gera menjadi kerangka kerja untukmenyemaikan sebuah ideologi, ko-operasi demi mensubordinasi ke-pentingan-kepentingan kelompok ter-hadap pendefinisian negara dianggapsebagai pokok bagi kepentingan na-sional. Inilah tema dalam peringatanSumpah Pemuda tahun 1967. Bahkan

    hingga era reformasi, Habibie meng-gunakan Sumpah Pemoeda sebagaipemacu agar anak muda berpartisi-pasi dalam pembangunan ekonomi,dan menguatkan kepentingan ke-bangsaan dan menghargai pluralisme.(Foulcher,2000 :76-77).

    HilangKini, spirit Sumpah Pemuda se-

    makin lama semakin tak terasa dikalangan pemuda. Pemuda masa ki-ni justru semakin identik denganketidakjelasan. Tawuran, narkoba,dan seks bebas merupakan isu ne-gatif yang melekat di kalangan anakmuda masa kini. Anak muda tak la-gi menyatu dengan bahasa dan rasa.Ia kini terlena dengan budaya popu-lar dan dunia remajanya.

    Kaum muda meski ia digadang-ga-dang untuk menjadi pemimpin ma-sa depan, seolah hanya slogan se-mata dan belum mewujud hingga ki-ni. Sumpah Pemuda mestinya men-jadi pemicu dan refleksi kita ber-sama. Bahwa pemuda mesti meng-gunakan bahasa untuk menyatukankembali rasa kebersamaannya ditengah persoalan dan permasalahankebangsaan yang saat ini mendera.

    Sumpah Pemuda hari ini, 84 ta-hun lalu, kita mesti menyadari kem-bali bahwa pemudalah yang mestimenggunakan dan memanfaatkansegenap daya potensinya untuk ke-pentingan bangsanya. Sumpah Pe-muda mestinya tidak menjadi mo-numen kejayaan masa silam, me-lainkan etos dan spirit yang tak hi-lang selamanya. Sebab, generasimudalah yang mestinya mengulangkejayaan masa silam sebagaimanayang dilakukan oleh pemimpin danpara pemuda kita di masa dulu.

    *)Mahasiswa UniversitasMuhammadiyah Surakarta, bergiat di

    Bilik Literasi Solo

    ILUSTRASI: JUJUK SUWANDONO/RADAR SURABAYA

    OLEH:ARIF SAIFUDIN YUDISTIRA

    EMBAKAU merupakan komoditas yangmemiliki signifikansi di bidang pertanian,keuangan, dan juga perdagangan. Temba-kau selain menjadi komoditas andalan pe-

    tani di berbagai negara, juga mempunyai kontribusiyang besar terhadap keuangan negara melalui cukaidari produksi, distribusi, dan konsumsi rokok.

    Bisnis tembakau merupakan bisnis besar yang me-libatkan banyak aktor di banyak negara. Di Indonesia,tembakau merupakan komoditas yang memiliki dayatahan terhadap krisis ekonomi sebagaimana terjadipada tahun 1997-1998 lalu. Bahkan, komoditas inimampu mendongkrak devisa negara. (hal 165)

    Tidaklah mengherankan jika kemudian be-berapa negara menerapkan kebijakan yang di-rasa mampu menopang bisnis tembakau dalamnegeri mereka. Amerika Serikat misalnya, me-nerapkan Family Smoking Prevention and To-bacco Control Act, sebuah kebijakan yang secaraeksplisit menunjukkan pemberlakuan hambatannon-tarif terhadap produk tembakau impor.

    Buku berjudul lengkap Tembakau Negara dan Ke-serakahan Modal Asing ini, lahir hasil penelitian sosialyang menggunakan pendekatan kualitatif dengan me-lakukan perbandingan kebijakan di berbagai negara.Ditulis oleh tiga orang peneliti Indonesia; HerjunoNdaru Kinasih, Rika Febriani, dan Sulistyoningsih.

    China, Brasil, India, dan Amerika Serikat meru-pakan negara produsen daun tembakau terbesardi dunia. Tahun 2002 keempat negara tersebutmemproduksi 4,0 juta ton tembakau atau 64 % dariproduksi tembakau dunia, dan naik menjadi 67 %lima tahun kemudian. Sementara Indonesia hanyamemproduksi 165 ribu ton pada tahun 2007, dengan42 triliun rupiah yang diterima negara (halaman 20).

    Pasar tembakau global bernilai 378 miliar dollar AS,dengan pertumbuhan 4,6 % pada tahun 2007. Tahunini nilai pasar tembakau global diproyeksikan meningkat23 %, mencapai 464,4 miliar dollar. Besarnya cerukkeuntungan yang dapat diraup dari bisnis ini, men-jadikan beberapa negara berusaha mengoptimalkanpendapatan dari tembakau. (hal. 110)

    Pemerintah Amerika Serikat telah lama memilikiprogram untuk membantu petani tembakau, salahsatunya adalah program bantuan harga tembakau(tobacco price support program). Dibuat untuk men-dukung pendapatan dan menstabilkan harga tem-bakau yang diterima petani. Intinya, petani tem-bakau menerima dukungan dari pemerintah, baikdi tingkat pusat maupun daerah.

    Hasilnya, pertanian dan industri tembakau mem-berikan sumbangan besar setiap tahunnya terha-dap perdagangan komoditas Amerika. Hasil eks-por tembakau unmanufactured Amerika pada ta-hun 2009 mencapai 179 ribu metrik ton, meningkatdari 173 ribu metrik ton pada 2008, dengan nilaiekspor tahun 2009 sebesar 1,2 juta dollar AS.

    Lain Amerika, lain pula China. Industri tembakaudi negara ini mengadopsi sistem kepemimpinanterpadu, manajemen vertikal, dan monopolioperasi. The State Tobacco Monopoly Admi-nistration dan China National Tobacco Corporationbertanggung jawab untuk manajeman terpusatterhadap seluruh elemen yang terkait denganindustri tembakau di negara tersebut.

    Perusahaan tembakau negara diharuskan mem-beli, pada harga tetap, seluruh daun tembakau yangdiproduksi petani pada areal tanaman yang di-kontrak. Pemerintah memiliki kontrol yang efektifmelalui perencanaan produksi, mengontrak areal,menetapkan harga, dan mengendalikan pema-saran. Pemerintah juga terlibat secara langsung da-lam mengendalikan produksi petani.

    Pemerintah China sangat menyadari, mereka mem-butuhkan industri tembakau untuk menopang pem-bangunan ekonominya. Hasilnya, selama JanuariJuni 2007, industri tembakau China mendaftarkanlebih dari 200 miliar Yuan (US$ 27 miliar) dalamkeuntungan sebelum pajak. (hal. 47-53)

    Iroisnya, pemerintah Indonesia memiliki sikapyang berbeda dengan negara-negara tersebut. Pe-merintah tidak memiliki aturan khusus dalam industridan pertanian tembakau. Hal ini pula yang menye-babkan banyaknya perusahaan multinasional tem-bakau yang leluasa beroperasi di negara ini.

    Padahal, tembakau memiliki peran yang cukupnyata dalam perekonomian nasional sebagai sum-ber penerimaan negara dan cukai. Tercatat, Rp51 triliun masuk ke kas negara pada tahun 2008,dan pada tahun 2011 menjadi Rp 60,7 triliun.Sayangnya peningkatan tersebut disebabkankebijakan peningkatan harga jual eceran, se-mentara produksi rokok cenderung menurun.

    Buku setebal 188 halaman ini, mendedah ke-bijakan investasi dan perdagangan negara-ne-gara yang menjadi aktor utama dalam pertaniandan industri tembakau. Selain itu, strategi dalammelindungi industri nasional dari persaingan glo-bal dan dipaparkan berdasarkan fakta-fakta yangbisa dipertanggung jawabkan.

    Tujuannya, agar pembaca memahami guritabisnis tembakau dunia serta mampu bersikap se-cara lebih komprehensif atas isu-isu seputar bis-nis tembakau, seperti isu kesehatan yang kerapmenjadi batu sandungan industri ini di tanah Air.Selamat membaca. (*)

    Peresensi adalah pemerhati buku,tinggal di Yogyakarta.

    JUDUL BUKU :

    Tembakau Negaradan KeserakahanModal Asing

    PENULIS :

    Herjuno NdaruKinasih, dkk.

    PENERBIT :

    Indonesia Berdikari

    CETAKAN :

    Pertama, 2012

    TEBAL :

    188 halaman

    B E Succesful WriterMake money writing andearn while you learnThe Writing School, founded in

    1949, shows you how to write ar-ticles, short stories, novels, ro-mances, radio and TV scripts thatsell and keep on selling.

    Top profesional writers, throughthe medium of the Schools compre-hensive home-study courses, give youindividual tuition, showing you in-dividual manuscript that are freshand readable... All you supply is theambition to succeed, and spend justa few hours each week in pleasureoccupation...

    Kalimat-kalimat di atas adalahsedikit cuplikan dari sebuah iklandi surat kabar The Times (London).Itu bukan sembarang iklan. Ituadalah iklan istimewa karena terpa-sang di pojok kanan bawah halamanpertama surat kabar itu.

    The Times adalah salah satu suratkabar terkemuka Inggris. Iklan itujelas mahal.

    Apa pesan yang tersirat dari iklanitu? Satu di antaranya adalah bah-wa tulis-menulis atau karang-me-ngarang tidak terlalu mudah se-hingga perlu didirikan suatu sekolahkhusus. Tetapi di lain pihak, iklanitu juga menyiratkan bahwa menulisatau mengarang itu mudah. Sepertitertulis di atas, All you supply is theambition to succeed, and spend justa few hours each week.

    Rasanya tidak perlu dipersoal-kan apakah menulis/mengarang itusulit atau mudah. Apa yang jelas,menulis/mengarang itu sangatpenting. Orang-orang terpelajar,apalagi kelompok mahasiswa atausarjana, seharusnya melakukankegiatan itu untuk berkomunikasi.Mereka perlu menyampaikan ga-gasan-gagasannya, selain jugamelakukan persuasi serta hiburan.

    Teramat banyak untuk mendaftarapa saja manfaat menulis. Maju ti-daknya suatu bangsa dapat dilihatantara lain dari jumlah karya tulisyang diciptakan dan dibaca olehanggota masyarakat. Karya-karyaitu dapat berupa buku, tulisan-tu-lisan di jurnal-jurnal ilmiah, dan ju-ga artikel-artikel ilmiah populer dimedia massa lainnya.

    Manfaat menulis untuk pribadijuga banyak. Menulis merupakanaktivitas yang paling tinggi nilainyabagi manusia terpelajar. Ini wajarkarena menulis merupakan ketram-pilan berbahasa paling tinggi sete-

    lah ketrampilan mendengar, ber-bicara dan membaca. Kenikmatanyang didapatkan dari aktivitas itukiranya juga layak disebut sebagaikenikmatan paling tinggi nilainyakarena aktivitasnya memang berni-lai paling tinggi dibanding aktivitasmanusia lainnya.

    Selain kenikmatan batin, penulis ju-ga dapat memperoleh hasil materi lu-mayan, asal kita cukup produktif. Se-lain menulis buku, kita bisa menulisdi koran-koran. Dalam dua dekadeterakhir, bahkan terdapat kecen-derungan makin sengitnya persaingandi kalangan media massa untukmendapatkan penulis-penulis yanghandal. Dalam era online, mediamassa cetak memang menurun.Tetapi bidang-bidang baru bermun-culan, seperti biro-biro iklan yangberani memberikan gaji lebih tinggi.

    Mereka yang mampu menulis de-ngan baik memang pantas bersyu-kur karena penelitian di sejumlahnegara menunjukkan bahwa ma-syarakat terdidik semakin sulitmenulis dengan baik. Pernah, mi-salnya, Kementerian Pendidikan

    Amerika Serikat mengakui bahwakurang dari 40% siswa SMA di Ame-rika dapat membaca surat kabar de-ngan baik, sementara hanya 2%yang dapat menulis dengan jelas,detailed and coherent narrative.

    Kecenderungan demikian juga di-rasakan di Tanah Air ini. Cerita ten-tang ketidakmampuan menulis kaumterpelajar bukan rahasia lagi. Tetapiberita bagusnya, banyak pihak ber-upaya untuk memperbaiki keadaan,Program Indonesia Menulis, misal-nya, yang digagas oleh sejumlah sar-jana idealis, diluncurkan oleh Kem-dibud di Surabaya beberapa waktulalu. Program yang bertujuan me-ningkatkan budaya menulis utama-nya di kalangan siswa dan guru se-kolah tersebut mendapat dukungandari berbagai pejabat teras di ber-bagai propinsi. Di Surabaya, Guber-nur Soekarwo meluncurkan JawaTimur Menulis, di Samarinda Gu-bernur Awang Faroek Ishak me-resmikan Kalimantan Timur Me-nulis dalam Bingkai Indonesia Me-nulis pada 16 Oktober 2012 lalu. Pro-gram yang juga didukung oleh ber-

    bagai lembaga, termasuk perusahaanbesar seperti Telkom itu telah diikutioleh ribuan peserta.

    Beberapa ilustrasi di atas menun-jukkan munculnya semangat danmotivasi besar untuk meningkatkanketrampilan menulis. Ini perkem-bangan yang bagus, karena mo-tivasi yang kuat adalah modal dasaryang sangat penting untuk bisatrampil menulis.

    Banyak orang mengatakan ke-sulitan untuk menulis. Padahal,persoalannya sebenar sederhana sa-ja. Beberapa kunci pokok yang se-ring disebut para pakar bahasaadalah sebagai berikut:

    Pertama, ketrampilan menulistak bisa dipisahkan dari kebiasaanmembaca. Dalam kaitan ini, tak adapenulis yang muncul tanpa ke-biasaan membaca. Kebiasaan inimutlak dimiliki bila seseorang inginmenjadi penulis. Kebiasaan mem-baca akan banyak menentukan da-lam membentuk kemampuan meng-organisasi pikiran dan disiplinnya.

    Kedua, kebiasaan membacaperlu didukung dengan kebiasaanmengamati dan mempelajaritulisan-tulisan orang lain. Ke-mampuan semua orang pada haltertentu berasal dari hasil penga-matannya pada orang lain..

    Ketiga, mulailah menulis begitumendapat ide atau gagasan. Tu-lislah di mana saja dan kapan sajabila ide itu muncul, bisa di kertas-kertas sobekan, buku-buku notesatau harian, tidak perlu menunggumesin ketik atau komputer.

    Keempat, pelajari bahasa asing. Pa-ra pakar bahasa menganjurkan, pe-lajari salah satu bahasa asing yangtelah mapan, misalnya, bahasa Arab,Inggris, Prancis, Jepang dan seba-gainya. Kemampuan berbahasa asingakan sangat membantu dalam mem-perbaiki bahasa seseorang, di sam-ping hal-hal lain seperti menambahwawasan dan pengetahuan.

    Kelima, jaga keyakinan Andabahwa Anda dapat berhasil dalamcita-cita Anda menulis denganbaik. Berhasil tidaknya Andamenulis dengan baik sebagianbesar ditentukan oleh Anda sen-diri, bukan orang lain..

    Anda ingin menjadi penulis ataupengarang buku? Menulislah. Se-lama engkau tidak menulis, engkauakan hilang dari dalam masyarakatdan dari pusaran sejarah, kata Pra-moedya Ananta Toer, pengarang be-sar Indonesia, dalam tetralogi ke-empatnya Rumah Kaca (2001:352).

    Dan Pram, pengarang besar itu,hanyalah lulusan SD!

    ([email protected])