75509247-6-Heritabilitas

download 75509247-6-Heritabilitas

of 16

Transcript of 75509247-6-Heritabilitas

VI. HERITABILITAS Banyak sifat penting seperti produksi, kadar protein dan kualitas hasil dikendalikan oleh banyak gen yang masing-masing mempunyai pengaruh kecil pada sifat itu. Sifat demikiandisebut sifat kuantitatif. Sifat ini banyakdipengaruhi lingkungan. Permasalahan yang cukup sulit adalah seberapa jauh suatu sifat disebabkan faktor genetik sebagai akibat aksi gen dan seberapa jauh disebabkan oleh lingkungan.Teori Mendel tidakdapat menerangkanmengenai prosesmewarisnyasifat ini, tetapi digunakanteori lainyaitugenetikakuantitatif. Sifat kuantitatif yangdipelajari dinyatakan dalambesaran kuantitatif bagi masing-masing individu tanaman yang selanjutnya digunakan pendekatan analisis sejumlah ukuran sifat itu.Sifat yang muncul dari suatu tanaman merupakan hasil dari genetik dan lingkungan, yaitu P = G + E. Untuk menyeleksi sifat kuantitatif, digunakan ragam fenotipe individu-individu dalam populasi. Ragamfenotipe (2P) sebenarnya terdiri dari ragamgenetik (2G), ragam lingkungan(2E)sertainteraksi antararagamgenetikdanlingkungan(2GxE). Dengan rumus matematis:2P= 2G+ 2E+ 2GxE. Ragam genetik itu sendiri terdiri dari ragam genetikaditif (2A), ragamgenetikdominan(2D) danragamgenetikepistasis (2I); dimana 2G = 2A + 2D + 2I. Ragam genetik suatu populasi sangat penting dalam program pemuliaan, oleh karena itu pendugaan besarannya perlu dilakukan. Ragamgenetik aditif merupakanpenyebabutamakesamaandiantara kerabat (antara tetua dengan turunannya). Ragam ini merupakan efek rata-rata gen; fungsi dari derajat dimanaperubahanfenotipe, karenaterjadinyaseleksi. Ragamgenetikdominan merupakan penyebab utama ketidaksamaan diantara kerabat. Ragam ini merupakan basis utama bagi heterosis dan kemampuan daya gabung (combining ability). Seberapa besar keragaman fenotipe akan diwariskan diukur oleh parameter yang disebut heritabilitas. Heritabilitas adalah perbandingan antara besaran ragam genotipe dengan besaran total ragamfenotipe dari suatu sifat.Hubungan ini menggambarkan seberapa jauh fenotipeyangtampakmerupakanrepleksi dari genotipe. Mengapamemerlukannilai heritabilitas dari suatusifat? Secara mutlaktidakbisadikatakanapakahsuatusifat ditentukan oleh faktor genetik atau faktor lingkungan. Faktor genetik tidak akan memperlihatkansifat yangdibawanyakecuali denganadanyafaktor lingkunganyang diperlukan. Sebaliknya, bagaimanapunorangmengadakanmanipulasi danperbaikan-perbaikan terhadap faktor-faktor lingkungan, tak akan menyebabkan perkembangan suatu sifatkecuali kalaufaktorgenetikyang diperlukan terdapat pada indivisu-individuatau populasi tanamanyangbersangkutan. Keragamanyangdiamati padasuatusifat harus dapat dibedakan apakah disebabkan terutama oleh faktor genetik atau faktor lingkungan. Sama halnya juga dalam pengamatn atas beberapa sifat, harus mampu untuk menjelaskan apakah kiranya disebabkan oleh perbedaan antar gen yang dibawa oleh satu individu dari individulainnyaataukaholehperbedaan-perbedaanlingkungandari setiapindividu dimana mereka tumbuh. Disinilah dirasakan perlu adanya suatu pernyataan yang bersifat kuantitatif antara peranan faktor genetik relatif terhadap faktor-faktor lingkungan dalam memberikan penampilan akhir atau fenotipe yang diamati. Heritabilitas dapat dipergunakan untuk kerpelruan tersebut.Pada dasarnya seleksi terhadap populasi bersegregasi dilakukan melalui nilai-nilai besaran karakter fenotipenya. Dalam kaitan ini, penting diketahui peluang terseleksinya individu yang secara fenotipe menghasilkan turunan yang sama miripnya dengan individu terseleksi tadi. Misalkan dalam suatu populasi dijumpai ragam genetik tinggi untuk suatu karakter dan ragam fenotipenya rendah, maka dapat diramalkan bahwa turunan individu terseleksi akan mirip dengan dirinya untuk karakter tersebut; dan sebaliknya. Sesuai dengan komponen ragamgenetiknya, heritabilitas dibedakan menjadi heritabilitas dalam arti luas (broad sense heritability)(h2(BS))dan heritablitas dalam arti sempit (narrowsense heritability) (h2(NS). Heritabilitas dalamarti luas merupakan perbandingan antara ragam genetik total dan ragam fenotipe (h2(BS)= 2G /2P). Seperti yang telah diuraikan sebelumnya, bahwa ragam genetik terdiri dari ragam genetik aditif (2A), ragam genetik dominan (2D) dan ragam genetik epistasis (2I). Heritabilitas dalam arti sempit merupakan perbandingan antara ragam aditif dan ragam fenotipe (h2(NS) = 2A / 2P).Umumnya heritabilitas dalam arti sempit banyak mendapatkan perhatian karena pengaruh aditif dari tiap alelnya diwariskan dari tetua kepada keturunannya. Kontribusi penampilan tidak tergantung pada adanya interaksi antar alel. Dalam pemuliaan tanaman, seleksi sifat-sifat yang dikendalikan oleh gen aditif diharapkan mendapatkan kemajuan seleksi yang besar dan cepat.65Pada tanaman, ada banyak metode untuk menduga nilai hiritabilitas dan komponen ragam. Heritabilitas dapat diduga dengan cara tidak langsung dari pendugaan komponen ragam, diantaranya adalah perhitungan ragamturunan dan perhitungan komponen ragamdari analisis ragam; atau dengan cara langsung dari pendugaan koefisien regresi (b) dan korelasi antar klas (t). Metode yang digunakan untuk menduga nilai tersebut tergantung dari populasi yang dimiliki oleh pemulia dan tujuan yang ingin dicapai.Tidak ada standard nilai heritabilitas, beberapa tulisan di jurnal menyatakan nilai heritabilitas dikatakan rendah apabila kurang dari 20 %; cukup tinggi pada 20-50%; tinggi padalebihdari 50%. Akantetapi nilai-nilai ini sangat tergantungdari metode dan populasi yang digunakan.Sebelum membahas mengenai cara perhitungan heritabilitas, ada baiknya dipahami terlebihdahuluperhitunganstatistiksederhanayangsangat bergunadalam perhitungan heritabilitas.1. Nilai tengah ()x= ( x)/n ; dimana n merupakan banyaknya anggota populasi2. Ragam (2)2 = ( x2) [(x)2/ n]---------------------n-1contohnya adalah tinggi bibit (cm) : 8, 7, 10, 9, 5, 6(82 + 72 + 102 + 92 + 52 + 62) [ (8 + 7 + 10 + 9 + 5 + 6)2/ 6]2 =------------------------------------------------------------------------ 6-1 = 3.53. Simpangan baku () = 2pada soal contoh di atas, simpangan bakunya adalah: = 2 = 3.5 = 1.874. Koefisien keragaman (CV)CV = (/ x )x 100 pada soal di atas, koefisien keragamannya adalah:CV = (1.87/7.5) x 100 = 24.9366 6.1. Pendugaan Heritabilitas Menggunakan Perhitungan Ragam TurunanSeperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa heritabilitas dapat diduga secara langsung melalui pendugaan komponen ragam. Pendugaan komponen ragamdapat diperoleh melalui studi generasi dasar (P1, P2, F1, F2 dan silang balik). Dari populasi tersebut dapat dihitungheritabilitas arti luas danheritabilitas arti sempit (metodeJ. Warner).Pendugaan heritabilitas ini didasarkan pada asumsi bahwa tidak ada epistasis. Pendugaan heritabilitas menggunakan data populasi P1, P2, F1 dan F2 sering digunakan olehpemuliatanaman. P1danP2merupakangalur murni, sedangkanF1merupakan turunanpertamadari persilanganP1danP2; danF2merupakanturunankeduanya. Ragam fenotipe (2p) diduga dari 2F2. Ragam lingkungan (2E) diduga dari (2p1 + 2p2+ 2F1)/3. Ragam genotipe (2g) diduga dari2p-2E. Berikut ini akan diuraikan beberapa metode pendugaan heritabilitas menggunakan komponen ragam turunan.6.1.1. Menggunakan Data Populasi P1, P2, F1 dan F22gh2(BS) = -------- x 100% 2pdimana :2p = 2F22p : ragam fenotipe2p1 + 2p2 + 2F1 2E = -------------------------------2E : ragam lingkungan32g = 2p - 2E2g : ragam genotipeContoh6.1.Untukmengujipewarisanpanjangtongkoljagung,dilakukan persilanganantaraduagalurmurniyaitujagungbertongkolpanjang(P1)danjagung bertongkol pendek (P2). Ditanam P1: 57 tanaman, P2: 101 tanaman, F1: 69 tanaman dan F2: 401 tanaman, datanya ditampilkan pada Tabel 6.1.Tabel 6.1. Nilai Tengah dan Ragam Panjang Tongkol pada P1, P2, F1 dan F2.Panjang Tongkol (cm)5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 N x 2P1 4 21 24 8 57 6.6 0.67P2 1 2 11 12 15 26 15 10 7 2 101 16.8 3.56F1 1 12 12 14 17 9 4 69 12.1 2.2967F2 7 10 19 26 47 73 68 68 39 25 15 9 1 401 12.9 5.07Perhitungan:1. Rataan hitung (x) (fi . xi)x = ------------ ficontoh : lihat data P1 (4 x 5) + (6 x 21) + ( 7 x 24) + (8 x 8)x = ---------------------------------------------- = 6.6 57 2. Ragam (2)2 = 1/(n-1) fi (xi x)2Contoh : lihat data F1Tabel 2. Cara Perhitungan untuk Mendapatkan RagamX f f . x x - x (x-x)2f . (x-x)29 1 9 -3 9 910 12 120 -2 4 4811 12 132 -1 1 1212 14 168 0 0 013 17 221 1 1 1714 9 126 2 4 3615 4 60 3 9 3669 158 1582 = ------- = 2.2969

3. Heritabilitas 2p1 + 2p2 + 2F1(0.67 + 3.56 + 2.29) 2E = ------------------------------- =-------------------------- =2.173 3

682p = 2F2 = 5.07 2g = 2p - 2E = 5.07 2.17 = 2.90 2g2.90h2(BS) = -------- x 100% = ------- x 100% = 57.20%

2p5.07jadi heritabilitas panjang tongkol jagung tinggi.6.1.2. Metode Burton (Burton, 1951)2F2 - 2F1h2(BS) = ------------------ x 100%

2F2Contoh 6.2.Lihat ragam pada Tabel 6.1. 5.07 2.31h2(BS) = ------------------ x 100% = 43.29%

5.076.1.3.Metode Mahmud-Kramer (Mahmud dan Kramer, 1951) 2F2 - (2P1)( 2P2)h2(BS)= ------------------------- x 100% 2F2Contoh 6.3. Lihat ragam pada Tabel 6.1. 5.07 (0.67)(3.56)h2(BS) = ------------------------------------ x 100% = 69.54%

5.076.1.4. Metode Kalton, Smit dan Leffel (Kalton, Smit dan Leffel, 1952) 2S1 - 2S0h2(BS) = ------------------ x 100%

2S1Dimana 2S0= 2C: ragam antar klon;2S1merupakan ragam turunan hasil selfing klon atau hasil mutasi dari klon. Contoh 6.4.Pada anggrek,ada suatu genotipe yang diperbanyak melalui kultur jaringanatauperbanyakanvegetatif lainnya. Kemudiangenotipetersebut ditanammenghasilkanragamsebesar 2.35(2S0). Hasil selfingatauhasil 69mutasi (misalkan diradiasi dengan sinar gamma) dari genotipe tersebut menghasilkanragamsebesar 4.72 (2S1). Maka heritabilitas dalam artiluas adalah :4.72 2.35h2(BS) = ------------------ x 100% = 0.50

4.726.1.5. Metode Silang Balik-J. Warner (Warner, 1952)Metode ini merupakan salah satu cara untuk mendapatkan heritabilitas dalam arti sempit.2 2F2 (2B1 + 2B2)h2(NS)= -------------------------- x 100%2F2Dimana 2F2 merupakan ragam diantara tanaman populasi F2 single cross P1 x P2; 2B1merupakanragamdiantaratanamanpopulasibackcrossdengantetua1 (F1 xP1); 2B2merupakan ragam diantara tanaman populasi back cross dengan tetua 2 (F1 x P2); 2 2F2(2B1+2B2)merupakankomponenragamgenetikaditif(2A);2F2merupakan ragam fenotipe.Contoh6.5.Duagalurmurnicabedisilangkandandianalisisheritabilitasuntuk karakter produksi per tanaman, data ditampilkan pada Tabel 6.2.Tabel 6.2.Ragam P1, P2, F2, B1 dan B2 untuk Karakter Produksi Caben RagamP1 20 2.33P2 20 3.65F2 200 6.77B1 30 4.38B2 30 5.79 (2) (6.77) (4.38 + 5.79)h2(NS)= -------------------------- x 100% = 49.786.776.1.6. Realized Heritability70Heritabilitas suatu karakter dapat diduga mengunakan besarnya kemajuan seleksi suatu populasi. Rumus yang digunakan adalah:h2= R/S= (xF3 - xF2)/( xSF2 + xF2)Dimana xF3merupakan nilai tengah populasi F3hasil seleksi dari F2; xF2 merupakannilai tengah populasi F2; xSF2merupakannilai tengah tanamanF2yang terseleksi.Contoh6.6. Padatanamancabepersilanganantaraduagalur murni diperoleh beberapa F1, hasil selfingdari F1diperolehF2. Dari populasi F2, dilakukanseleksi terhadap produksi buah per tanaman. Tanaman yang berproduksi di atas 1 kg dipisahkan untuk dilanjutkan. Kemudian benih hasil seleksi populasi F2 ditanam sebagai tanaman F3. Nilai tengah masing-masing diperoleh sebagai berikut: xF2 = 0.82 kg; xSF2 = 1.20 kg;dan xF3 = 0.93 kg maka heritablitas dapat diduga sebagai berikut:h2= [(xF3 - xF2)/( xSF2 + xF2)] x 100%= [(0.93 0.82)/(1.20 0.82)] x 100% = 28.95%6.2.PendugaanHeritabilitasMenggunakanPendugaanKomponenRagamHasil Analisis Ragam6.2.1. Percobaan pada Berbagai Kombinasi Lokasi dan MusimPendugaan heritabilitas menggunakan pendugaan komponen ragam hasil analisis ragam didasarkan percobaan pada berbagai lokasi dan musim.Percobaan pada berbagai kombinasi lokasi dan musim serta nilai komponennya disajikan pada Tabel 6.3.Tabel 6.3.AnovadanNilai HarapanPercobaanpadaberbagai kombinasi Lokasi dan MusimNo SumberDerajat Bebas KuadratNilai Harapan71Keragaman Tengah1. Satu lokasi dalam satu musimUlangan (r-1)Genotipe (G) (g-1) M22e + r(2g+2gl+ 2gy+ 2gly)Galat (r-1)(g-1) M12e2. Satu lokasi dalam beberapa musimMusim (M) (m-1)Ulangan/M m(r-1) -Genotipe (G) (g-1) M32e+r(2gy+2gly)+ry(2g+2gl)Geno x msm (g-1)(m-1) M22e+r(2gy+2gly)Galaty(r-1)(g-1) M12e3. Satu musim dalam beberapa lokasiLokasi (L) (l-1) -Ulangan/Lok l(r-1) -Genotipe (G) (g-1) M32e+r(2gl+2gly)+ry(2g+2gy)Geno x lok (g-1)(l-1) M22e+r(2gl+2gly)Galatl(r-1)(g-1) M12e4. Beberapa musim dan beberapa lokasiLokasi (L) (l-1) M9-Musim (M) (m-1) M8-L x M (l-1) (m-1) M7-Ulangan/LM (r-1) lm M6-Genotipe (G) (g-1) M52e+r2glm+lr2gm+rm2gl+lrm2gL x G (l-1) (g-1) M42e + r2glm + rm2glM x G (m-1) (g-1) M32e + r2glm + rl2gmL x M x G (l-1) (m-1) (g-1)M22e + r2glmGx Rep/LM (g-1) (r-1) lm M12e1. Pada satu musim dan satu lokasi (Rachmawati, 2006)Contoh 6.7. Dua puluh genotipe semangka ditanam menggunakan rancangan acak kelompok dengan 3 ulangan. Bobot buah semangka (gram/buah) diamati pada 10 tanaman contoh. Hasil analisis ragam ditampilkan pada Tabel 6.4.Tabel 6.4. Hasil Analisis Ragam Bobot Buah SemangkaSumber Keragaman (SV) Derajat bebas (DF) Kuadrat Tengah (MS)Ulangan2 -Genotipe 19 207521.190 (M2)Galat 38 108257.506 (M1)

72Pendugaan komponen ragam genetik, ragam lingkungan dan ragam fenotipe berdasarkan Tabel 6.4. menurut (Nasr, ShanddanForsberg, 1972)dilakukandengancarasebagai berikut: M2 M1 207521.190 - 108257.5062g= ---------------- = -------------------------------------------------= 33087.895 r 3 2g 33087.895h2(BS)= ------------------- x 100% = ------------------------------------------------ = 47.80% 2g + 2e/r 33087.895 + 108257.506/3(heritabilitas sedang)23 2. Pada beberapa lokasi dan satu musim (Sujiprihati, Syukur dan Yunianti, 2005)4Tabel 6.5.Analisis Ragam Gabungan di Empat Lokasi Pengujian Menggunakan Model RandomSumber KeragamanDerajat Bebas(DB)VariansMS E (KT) FHITLokasi 3 13226.59 (M5) 2e + g 2r / l + gr 2 l M5/M4Ulangan/Lokasi 8 147.844(M4) 2e + g 2 r / lGenotipe 6 448.652 (M3) 2e + r 2 gl + rl 2 g M3/M2G x L 18 79.102 (M2) 2e + r 2gl M2/M1Galat 48 56.138 (M1) 2e56 Contoh 6.8. Percobaan tujuh genotipe jagung manis ditanam pada empat lokasi padasatumusim, menggunakanrancangankelompok lengkap teracak (RKLT)dengan tigaulangan, ulangan(kelompok) tersarang dalam lokasi.Peubahyang diamati adalah tinggi tongkol (Sujiprihati, Syukur dan Yunianti, 2005). Analisis ragam dapat dilihat pada Tabel 6.5.Pendugaan komponen ragam genetik, ragam interaksi genotipe dengan lingkungan, ragamlingkungan dan ragamfenotipe berdasarkan Tabel 6.5. menurut Hallauer danMiranda(1995), denganmodel random, dilakukandengancarasebagai berikut:2G = (M3 M2) / rl = (448.652 79.102) / (3) (4) = 30.796732 GxE = (M2 M1) / r = (79.102 - 56.138) / 3 = 7.6552 e = M1 = 56.1382 P= 2G+ 2GxE / l + 2e / rl = 30.796 + 7.655/4 + 56.138/12 = 37.388 2g30.796h2(BS)= -------- x 100% = ---------- x 100% = 82.369% (heritabilitas tinggi) 2p37.388 7 3. Pada beberapa lokasi dan beberapa musim. Contoh 6.9. Percobaan 70 galur-galur cabe generasi F5 hasil persilangan dua tetua homozigot ditanam dengan menggunakan rancangan acak kelompok, dua ulangan, di dua lokasi dan dua musim. Tinggi dikotomus tanaman cabe dianalisis gabungan dan disusun dalam anova gabungan.Dalam percobaan ini besarnya :Genotipe = g = 70Musim = m = 2Ulangan= r= 2 Lokasi = l = 2Analisis gabungan dilakukan dengan model random seperti tercantum dalam Tabel 6.6.Tabel 6.6. Analisis Gabungan Tinggi Dikotomus Cabe (cm) pada 2 Lokasi dan 2 MusimSumber keragaman Derajat Bebas Kuadrat TengahLokasi (L) 1 -Musim (M) 1 -L x M 1 -Repl./LM 4 -Genotipe (G) 69 95.75 (M5)L x G 69 35.54 (M4)M x G 69 38.22 (M3)L x M x G 69 43.82 (M2)Galat 276 30.72 (M1)2e= M1 = 30.72 M2 M143.82 -30.72 2glm= -----------= ------------------ = 6.55r 2M3 M238.22 - 43.822gm= -----------= ------------------ = -1.40 (= 0)r.l (2) (2)M4 M235.54 - 43.82742gl= ------------- = ------------------ = - 2.07 (= 0)r.m (2) (2)M5 (M4 + M3 M2)95.75 (35.54 + 38.22 - 43.82)2g= --------------------------- = ---------------------------------------- = 8.23 l.r.m(2) (2) (2)2P= 2g + 2gl/l + 2gm/m + 2glm/lm + 2e/rlm= 8.23 + 0/2 + 0/2 + 6.55/4 + 30.72/8 = 13.71 2g8.23h2(BS)= -------- x 100% = -------- x 100% = 60.03% (heritabilitas tinggi) 2p13.71

6.2.2.Burton dan DeVane untuk Genotipe yang Diperbanyak secara Klonal (Burton dan DeVane, 1953)Padatanamanyangdiperbanyaksecaraklonal(aseksual),hanyadapatdiduga heritabilitas arti luas.Tabel 6.7. Analisis Ragam dan Nilai Harapan untuk Genotipe Diperbanyak KlonalSumber KeragamanDerajat Bebas Kuadrat TengahNilai HarapanE (MS)Blok (r-1)Klonal (c-1) M22e + r2cGalat (r-1)(c-1) M12e 2Ch2(BS) = ---------------- x 100% 2C + 2eContoh6.10. Padapercobaanmenghitungheritabilitas mawar untukdiameter bunga. Ada 30 klon mawar ditanam menggunakan rancangan acak kelompok dengan 3 ulangan.Diameter bunga diamati pada 10 tanaman contoh. Data analisis ragam ditampilkan pada Tabel 6.8.Tabel 6.8. Analisis Ragam dan Nilai Harapan Diameter Bunga MawarSumber KeragamanDerajat Bebas Kuadrat TengahNilai HarapanE (MS)Blok 275Klonal 29 346.52 2e + r2cGalat 58 332.89 2e 346.52 332.892C=------------------------------=13.63 3 2C 13.63h2(BS) = -------------------- x 100% = ----------------------- x 100% = 13.28 2C + 2e/r13.63 + 88.966.3.PendugaanHeritabilitas MenggunakanRegresiParent-offspring(Mahmud dan Kramer, 1951)Cov (tetua & turunan) b = --------------------------- 2tetuaHeritabilitas untuk tanaman menyerbuk sendiri :h2(NS)= b x 100%Heritabilitas untuk tanaman menyerbuk silang :h2(NS)= 2 b x 100%Contoh6.11.Akumulasi stronsium-89diamati padatanamangandumF2dan turunannya(F3). 119tanamanF2 hasil persilangan Kenya 117A x Cadet ditanam dan diukur akumulasi Sr-89. Sebanyak 60 batang tanaman F2 diambil secara acak, kemudian F3-nya ditanam dan diukur Sr-89 nya. Pada F3 diambil nilai tengah empat batang untuk diukur Sr-89. Hasilnya terlihat pada Tabel 4 (Baihaki, 2000). (F2i)(F3i) (F2i)(F3i)Cov (F2 & F3) = -----------------------------------n-1 (F2i)2 [( F2i)2/n]2F2= ----------------------------n-1Cov (F2 & F3)b = -------------------= 0.3012F276Karena gandum merupakan tanaman menyerbuk sendiri, maka heritabilitas dapat dihitung sebagai berikut:h2(NS)= b x 100% = 0.301 x 100% = 30.1%Tabel 6.9. Data Pengamatan Akumulasi Stronsium-89 pada Gandum F2 dan F3Data Data DataF2 F3 F2 F3 F2 F3110 117 126 116 145 102112 109 112 132 93 117148 128 79 92 105 11899 107 111 91 107 104127 97 147 109 109 9887 78 182 120 103 112106 93 62 104 109 11095 87 95 88 113 111134 122 79 87 109 138124 92 118 90 102 110116 93 87 106 110 110137 121 103 95 95 99133 112 139 112 120 11795 104 112 148 125 109102 87 117 90 88 9769 92 110 110 105 95119 111 86 110 139 94100 95 111 101 123 110115 114 92 100 108 111162 116 161 101 153 1046.4. Keragaman GenetikPemuliaan tanaman bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan potensi genetiktanamansehinggadidapatkanhasil yanglebihunggul dengankarakter yang sesuai menurut selera konsumen dan beradaptasi pada agroekosistem tertentu. Berbagai cara telah dilakukan untuk meningkatkan potensi genetik tanaman, misalnya pada setiap generasi dilakukan seleksi sehingga diperoleh genotipe-genotipe unggul. Bahar dan Zen (1993) menyatakan bahwa pelaksanaan seleksi secara visual yaitu dengan memilih fenotipe yang baikbelummemberikan hasil yang memuaskan tanpa berpedoman pada nilai parameter genetik yaitu nilai heritabilitas, ragamgenetik, ragamfenotipe dan koefisien keragaman genetik (KKG). 77Koefisienkeragaman genetik adalahnisbahakar kuadrat dari ragamgenetik dengan nilai tengahkarakter yangbersangkutan. Adanyaperbedaan perbedaanlatar belakang genetik tetua yyang luas dapat berpengaruh langsung terhadap besarnya ragam genetik dalam populasi. Tingginya keragaman genetik dalam populasi menandakan dapat dilakukannya tahapan seleksi sesuai dengan arah pemuliaan yang diinginkan.Parameter yang mempunyai nilai heritabililtas tinggi, ragam genetik tinggi, pada umumnya akan mempunyai nilai KKG tinggi untuk masing-masing karakter (Bahar dan Zen, 1993). KKG digunakan untuk mengukur keragaman genetik suatu sifat tertentu dan untuk membandingkan keragaman genetik berbagai sifat tanaman. Namun KKG ini juga dapat memberikan petunjukadanya berbagai pengaruhtekananlingkunganterhadap keragaman genetik sifat-sifat tertentu (Suwelo, 1983). Tingginya nilai KKG menunjukkan peluang terhadap usaha-usaha perbaikan yang efektif melalui seleksi. Berdasarkan pada nilai parameter genetiktersebut dapat dilakukanseleksi terhadapkarakter kuantitatif tanpa mengabaikan nilai tengah populasi yang bersangkutan (Bahar dan Zen, 1993).Nilai KKG dapat diduga berdasarkan rumus (Phoelman dan Sleeper, 1996):KKG = % 1002xxGLuasatausempitnyanilaikeragamangenetiksuatukarakterditentukanberdasarkan ragam genetik dan standar deviasi ragam genetik menurut rumus berikut :2G

= 1]1

+++ 2 222 22EEGGdbKTdbKTruntuk satu lokasi dan satu musim tanam.2G =

,_

+++ 2 2) (222232gl gdbMdbMrluntuk beberapa lokasi dan satu musim (Hallauer dan Miranda, 1995). Apabila 2G > 2 2G

: keragaman genetiknya luas, sedangkan 2G < 2 2G : keragaman genetiknya sempit (Pinaria et al., 1995).8 Contoh 6.12.Percobaan pada contoh 6.8 dapat dicari KKG dan standard deviasi ragam genetik untuk karakter tinggi tongkol.9 KKG = % 1002xxG=% 100868 . 64796 . 30x = 8.55782G =

,_

+++ 2 2) (222232gl gdbMdbMrl

=

,_

+++ 2 18102 . 792 6652 . 448) 4 . 3 (22 22= 18.81Karenaragamgenetik(30.80) kurangdari 2kali standarddeviasi ragamgenetiknya (37.62) maka keragaman genetik dikatakan sempit.79