71904485-1-Pengukuran-Faktor-Abiotik

27
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ekosistem adalah tatanan kesatuan secara utuh menyeluruh antara segenap unsur lingkungan yang hidup yang saling memengaruhi. Di dalam ekosistem terdapat makhluk hidup dan lingkungannya. Makhluk hidup disebut biotik yang meliputi manusia, hewan, dan tumbuhan. Sedangkan lingkungan disebut abiotik, meliputi cahaya, tanah, air, dan udara. Ekologi merupakan ilmu yang mempelajari ekosistem. Pembahasan ekologi tidak lepas dari pembahasan ekosistem dengan berbagai komponen penyusunnya, yaitu abiotik dan biotik. Komponen abiotik antara lain suhu, air, kelembaban, cahaya, dan topografi, sedangkan komponen biotik adalah makhluk hidup yang terdiri dari manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroba. Ekologi juga berhubungan erat dengan tingkatan- tingkatan organisasi makhluk hidup, yaitu populasi, komunitas, dan ekosistem yang saling memengaruhi dan merupakan suatu sistem yang menunjukkan kesatuan. Ekosistem berada di atas komunitas dalam hierarki kehidupan. Ekosistem merupakan kesatuan dari komunitas dengan lingkungannya. Untuk mendapatkan energi dan materi yang diperlukan untuk hidupnya semua komunitas bergantung pada lingkungan abiotik (Zoer’aini, 2007). Mengapa pohon mangrove hanya dapat tumbuh di perairan payau sedangkan pohon pinus tidak dapat tumbuh di perairan payau? Untuk menjawab hal itu dan memahami peristiwa-peristiwa 1

Transcript of 71904485-1-Pengukuran-Faktor-Abiotik

Page 1: 71904485-1-Pengukuran-Faktor-Abiotik

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ekosistem adalah tatanan kesatuan secara utuh menyeluruh antara segenap unsur

lingkungan yang hidup yang saling memengaruhi. Di dalam ekosistem terdapat makhluk

hidup dan lingkungannya. Makhluk hidup disebut biotik yang meliputi manusia, hewan, dan

tumbuhan. Sedangkan lingkungan disebut abiotik, meliputi cahaya, tanah, air, dan udara.

Ekologi merupakan ilmu yang mempelajari ekosistem. Pembahasan ekologi tidak

lepas dari pembahasan ekosistem dengan berbagai komponen penyusunnya, yaitu abiotik dan

biotik. Komponen abiotik antara lain suhu, air, kelembaban, cahaya, dan topografi,

sedangkan komponen biotik adalah makhluk hidup yang terdiri dari manusia, hewan,

tumbuhan, dan mikroba. Ekologi juga berhubungan erat dengan tingkatan-tingkatan

organisasi makhluk hidup, yaitu populasi, komunitas, dan ekosistem yang saling

memengaruhi dan merupakan suatu sistem yang menunjukkan kesatuan. Ekosistem berada di

atas komunitas dalam hierarki kehidupan. Ekosistem merupakan kesatuan dari komunitas

dengan lingkungannya. Untuk mendapatkan energi dan materi yang diperlukan untuk

hidupnya semua komunitas bergantung pada lingkungan abiotik (Zoer’aini, 2007).

Mengapa pohon mangrove hanya dapat tumbuh di perairan payau sedangkan pohon

pinus tidak dapat tumbuh di perairan payau? Untuk menjawab hal itu dan memahami

peristiwa-peristiwa lainnya yang terjadi di alam ini kita harus mengetahui terlebih dahulu

faktor abiotik yang ada, hal ini dikarenakan faktor abiotik sangat berpengaruh terhadap faktor

biotik.

Salah satu komponen abiotik di lingkungan yang penting adalah tanah, karena tanah

merupakan tempat manusia, hewan, dan tumbuhan hidup, selain itu tanah berperan sebagai

media tumbuh. Agar dapat menumbuhkan tanaman secara baik, maka kita harus

memerhatikan kondisi tanah, yaitu memerhatikan faktor abiotik dari tanah, seperti

kelembaban tanah, bobot isi tanah, pH tanah, kandungan organik dan anorganik (mineral)

tanah. Kondisi tanah pun, tidak hanya dipengaruhi oleh faktor-faktor abiotik tanah, intensitas

cahaya dan temperatur udara pun memengaruhi kondisi tanah. Kandungan air dalam tanah

pun memengaruhi tingkat kesuburan tanah.

Untuk mengetahui faktor-faktor abiotik, kita harus melakukan pengukuran yang

meliputi aspek fisika dan kimia dari lingkungan. Saat ini telah dikembangkan banyak sekali

model alat yang dapat dimanfaatkan untuk mengukur faktor-faktor abiotik. Agar pengukuran

1

Page 2: 71904485-1-Pengukuran-Faktor-Abiotik

yang didapatkan itu akurat, kita sebaiknya mengetahui kegunaan dan cara penggunaan alat-

alat pengukuran faktor abiotik.

1.2 Tujuan

Tujuan dari dilakukannya praktikum ini adalah:

1. Mengetahui sumber dan faktor abiotik

2. Mengetahui alat-alat pengukuran fisika dan kimia dari faktor abiotik, kegunaan

beserta cara penggunaannya.

3. Mengetahui teknik sederhana untuk mempelajari faktor abiotik.

2

Page 3: 71904485-1-Pengukuran-Faktor-Abiotik

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Di alam terdapat organisme hidup (makhluk hidup) dengan lingkungannya yang tidak

hidup saling berinteraksi berhubungan erat tak terpisahkan dan saling pengaruh memengaruhi

satu sama lain yang merupakan suatu sistem. Dalam hal ini makhluk hidup lazim disebut

dengan biotik, dari asal kata bi berarti hidup. Lingkungan yang tidak hidup disebut abiotik

dari asal kata a dan bi berarti tidak hidup (Zoer’aini, 2007).

Lingkungan adalah segala sesuatu yang berada di luar makhluk hidup. Lingkungan

bagi seorang manusia diantaranya faktor-faktor suhu, makanan, dan manusia lainnya. Suatu

lingkungan tanaman bisa terdiri dari tanah, sinar matahari, dan binatang yang akan memakan

tanaman. Lingkungan abiotik diantaranya adalah suhu, air, udara, dan sinar matahari.

Lingkungan biotik diantaranya ganggang dan makanan. Keduanya biotik dan abiotik

membentuk keselurahan lingkungan dari makhluk hidup maupun no hidup. Lingkungan

abiotik dapat dilihat dari dua hal, yakni komponen atau sumber daya abiotik dan faktor

abiotik. Sumber daya abiotik merupakan suatu lingkungan abiotik yang diperlukan oleh

organisme dan ketersediannya akan berkurang jika oleh organisme, misalnya air, udara,

tanah, dan sebagainya (Odum, 1983). Faktor abiotik adalah jenis parameter abiotik selain

sumber daya, misalnya suhu, pH, kadar air tanah, kelembaban air tanah, salinitas, dan

sebagainya. Seringkali batasan atas sumber daya dan faktor abiotik menjadi kabur. Faktor

abiotik tersebut menentukan keberadaan atau ketersediaan organisme di suatu habitat maka

faktor tersebut disebut faktor pembatas yang menentukan distribusi dan sebaran suatu

organisme. Suhu dan kelembaban merupakan dua faktor abiotik yang sangat penting dalam

mempengaruhi interaksi organisme dengan lingkungannya.

Dalam kehidupan sehari-hari tanah diartikan sebagai wilayah darat dimana di atasnya

dapat digunakan untuk berbagai usaha misalnya pertanian, peternakan, mendirikan bangunan

dan lain-lain. Dalam pertanian, tanah diartikan lebih khusus yaitu sebagai media tumbuhnya

tanaman darat. Tanah berasal dari pelapukan batuan bercampur dengan sisa-sisa bahan

organik dan organisme (vegetasi dan hewan) yang hidup di atasnya atau di dalamnya. Selain

itu di dalam tanah terdapat pula udara dan air (Sarwono, 2007).

Air dalam tanah berasal dari air hujan yang ditahan oleh tanah sehingga tidak meresap

ke tempat lain. Disamping pencampuran bahan mineral dengan bahan organik, maka dalam

3

Page 4: 71904485-1-Pengukuran-Faktor-Abiotik

proses pembentukan tanah terbentuk pula lapisan-lapisan tanah atau horison-horison

(Sarwono, 2007).

Ekosistem terestrial meliputi komponen biotik dan abiotik, faktor-faktor abiotik ini

secara garis besar dapat dibagi atas faktor fisika dan faktor kimia. Faktor fisika antara lain

suhu, kadar air, porositas, dan tekstur tanah, sedangkan faktor kimia antara lain salinitas, pH,

kadar organik tanah, dan unsur-unsur mineral tanah. Sifat fisika tanah merujuk pada perilaku

mekanik termal, optik, koloidal, dan hidrologi tanah. Perilaku ini menghadirkan sejumlah

parameter yang dapat diamati dan diukur. Sifat kimia tanah meliputi keasaman dan senyawa

organik tanah. Keasaman bersumber dari sejumlah senyawa. Air adalah sumber kecil ion H

karena disosiasi molekul H2O lemah. Faktor abiotik lainnya adalah iklim mikro. Iklim mikro

adalah variasi iklim pada skala beberapa kilometer, meter atau bahkan centimeter, biasanya

diukur dalam waktu yang terlalu pendek. Iklim mikro memengaruhi bentuk permukaan yang

meliputi ketinggian, vegetasi, warna tanah, topografi dan temperatur. Adanya pepohonan

mempengaruhi struktur tanah dan erosi, sehingga mempengaruhi pengadaan air dalam tanah.

Tajuk pohon dan serasah mencegah jatuhnya air hujan langsung pada permukaan tanah

sehingga mencegah erosi, sedangkan humus memperbesar daya serap tanah terhadap air.

Faktor Abiotik Terestrial:

1. Mikroklimat

Mikroklimat adalah kondisi udara yang berpengaruh atau berhubungan langsung dengan

tumbuhan. Walaupun hanya dalam daerah yang sangat kecil, mikroklimat dapat

menyebabkan adaya variasi dalam tipe dan komposisi tumbuhan. Komponen mikroklimat

tersebut antara lain temperatur udara, kelembaban, dan intensitas cahaya.

- Suhu Udara

Suhu udara berpengaruh terhadap ekosistem karena suhu merupakan syarat yang

diperlukan organisme untuk hidup (Amin, 2007). Pengukuran suhu udara dapat

dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif. Pengukuran kuantitatif dinyatakan dalam

satuan kalori. Sedangkan pengukuran kualitatif dinyatakan dalam satuan derajat

Celcius. Pengukuran secara kualitatif dilakukan dengan termometer.

- Kelembaban Udara

Kelembaban udara menandakan sejumlah uap air yang terkandung di udara atau

atmosfer, biasanya dinyatakan dalam berat uap air untuk setiap voleme udara tertentu

yang disebut kelembaban absolut. Kelembaban yang umum digunakan adalag

4

Page 5: 71904485-1-Pengukuran-Faktor-Abiotik

kelembaban udara relatif yaitu berdasarkan perbandingan tekanan uap air di udara

pada waktu pengukuran dengan tekanan uap air jenuh pada suhu yang bersamaan.

Alat yang digunanakan untuk mengukur kelembaban relatif adalah Sling

psychrometer. Alat ini menggunakan dua termometer. Termomerter pertama

digunakan untuk mengukur suhu udara biasa dan yang kedua digunakan untuk

mengukur suhu udara jenuh karena pada bagian bawah termometer dilengkapi dengan

kain yang dibasahi air. Berdasarkan bacaan dari kedua termometer tersebut, nilai

kelembaba relatif dapat ditentukan dengan menggunakan tabel konversi tertentu,

misalnya tabel dari Taylor.

- Intensitas Cahaya

Intensitas dan lamanya radiasi sinar matahari tidak hanya memengaruhi variabel

atmosfer seperti suhu, kelembaban, dan angin, tetapi juga memengaruhi jumlah

energi untuk produksi bagi hewna dan tumbuhan. Perubahan intensitas cahaya sangat

memengaruhi kegidupan tumbuhan. Untuk dapat memperoleh energi bagi

pertumbuhan dan perkembangannya, tumbuhan memerlukan sejumlah cahaya

minimal. Dibandingkan tumbuhan, hewan relatif tidak membutuhkan energi matahari

secara absolut (Amin, 2007). Pengukuran intensitas cahaya dapat dilakukan dengan

menggunakan Light meter atau Lux meter.

2. Tanah

Tanah (soil) adalah kumpulan dari benda alam di permukaan bumi yang tersusun dalam,

terdiri dari campuran bahan mineral, bahan organik, air dan udara, dan merupakan media

untuk tumbuhnya tanaman (Sarwono, 2007).

- Profil Tanah

Profil tanah merupakan gambaaran tanah secara verikal. Profil tanah umumnya terdiri

dari beberapa horison. Horison O terdiri dari material organik segar atau belum

terdekomposisi secara sempurna. Horison A atau topsoil mengandung material

organik yang tinggi bercampur dengan partikel mineral. Horison B atau zona

penumpukan merupakan tempat terkumpulnya mineral dan humus akibat proses

pencucian/pelindingan dari horison A. horison C berisi batuan Induk.

- Kandungan Air atau Kelembaban Tanah

5

Page 6: 71904485-1-Pengukuran-Faktor-Abiotik

Kandungan air tanah secara kuantitatif dapat ditentukan dengan menghitung jumlah

air yang terkandung di dalam tanah dengan berat segar tertentu. Kandungan air dapat

dinyatakan sebagai persentase air terhadap berat segar tanah.

- Kandungan Organik dan Anorganik (mineral) total Tanah

Zat organik umumnya berasal dari proses pelapukan/penguraian serasah pada lapisan

teratas tanah. Penentuan kandungan organik dan anorganik tanah yang paling

sederhana adalah dengan cara pengabuan.

Bahan organik dan mineral tanah terutama berfungsi sebagai gudang dan penyuplai

hara bagi tanaman dan biota tanah. Bahan mineral melalui bentuk partikel-partikelnya

merupakan penyusun ruang pori tanah yang tidak saja berfungsi sebagai gudang udara

dan air, tetapi juga sebagai ruang untuk akar berpenetrasi, makin sedikit ruang pori ini

akan makin tidak berkembang sistem perakaran tanaman. Bahan organik merupakan

sumber energi, karbon, dan hara bagi biota heterotrofik (pengguna senyawa organik),

sehingga keberadaan BOT (Bahan Organik Tanah) akan sangat menentukan populasi

dan aktivitasnya dalam membebaskan hara-hara tersedia yang dikandung BOT

tersebut (Kemas, 2007).

- pH Tanah

pH tanah adalah faktor kimia tanah penting yang menggambarkan sifat asam atau

basa tanah. Besarnya nilai pH tanah dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya jenis

batuan induk, tipe vegetasi, dan aktivitas pemupukan. pH tanah menentukan kelarutan

unsusr-unsur hara dalam larutan tanah, sehingga pH akan memengaruhi ketersediaan

unsur-unsur hara bagi tumbuhan. Tanah berkeasaman tinggi (pH rendah) mengandung

kation-kation besi dan aluminium bebas dalam takaran banyak yang mampu

menyerap ion fosfat sehingga tidak tersedia bagi tanaman. Pada pH tinggi, kation

mangan juga akan menyerap ion fosfat sehingga tidak tersedia bagi tanaman

(Poewowidodo, 1992). Pengukuran pH tanah dapat dilakukan dengan pH-meter

elektronik, soil tester, dan kertas pH universal.

- Suhu Tanah

Suhu tanah merupakan suatun ukuran intensitas panas. Suhu ini berpengaruh langsung

pada fungsi-fungsi fotosintesis, respirasi, permeabilitas dinding sel, serapan air dan

hara, transpirasi, aktivitas enzim dan koagulasi protein (Poewowidodo,1992).

Pengukuran suhu tanah dapat dilakukan dengan alat Weksler, dimana termometer

pada alat ini disimpan dalam tabung kayu yang ujungnya berupa logam meruncing,

6

Page 7: 71904485-1-Pengukuran-Faktor-Abiotik

antara logam dengan termometer terdapat serbuk logam yang menutupi ujung

termometer dan terdapat pada bagian atas logam runcing tadi. Pengukuran suhu juga

dapat menggunakan termometer udara biasa, namun harus dilakukan dengan hati-hati.

- Tekstur Tanah

Tekstur adalah proporsi relatif dari partikel untama pembentuk tanah, yaitu pasir

(sand), debu (silt), dan liat (clay). Jenis partikel utama tanah dibedakan berdasarkan

ukurannya:

Pasir ukuran partikel > 0,05 mm

Debu ukuran partikel antara 0,002 – 0,05 mm

Liat ukuran partikel 1< 0,002 mm

Tekstur tanah menentukan sifat dari tanah tersebut, baik sifat fisika maupun sifat

kimia. Pergerakan air baik vertikal maupun horisontal, persentase sistem kapiler, dan

kadar air tanah akan berlainan pada keadaan tanah yang teksturnya tidak sama.

Demikian pula derajat kesuburan tanah akan sangat tergantung pada tekturnya ini.

- Bobot Isi (bulk density)

Bobot isi adalah perbandingan antara massa tanah pada keadaan kering konstan

dengan volumenya. Bulk density merupakan petunjuk kepadatan tanah. Makin padat

suatu tanah makin tinggi bulk density, yang berarti makin sulit meneruskan air atau

ditembus akar tanaman (Sarwono, 2007). Nilai bobot isi bervariasi, bergantung pada

kelembaban dan tekstur tanah. Cara pencuplikan tanah untuk menentukan nilai bobot

isi menggunakan core sampler (cincin pencuplik). Alat ini berupa silinder tanpa alas

dan tutup dengan tinggi dan diameter tertentu. Bisa terbuat dari paralon, pipa besi atau

stainless steel. Bibir silinder bagian bawah dibuat runcing untuk memudahkan dalam

melakukan pencuplikan.

- Purositas

Pori-pori tanah adalah bagian yang tidak terisi bahan padat tanah (terisi oleh udara

atau air). Pori-pori tanah dapat dibedakan menjadi pori-pori kasar dan halus. Pori-

pori kasar berisi udara atau air gravitasi, sedang pori-pori halus berisi air atau kapiler

udara (Poewowidodo, 2007). Total porositas dihitung dari bulk density dan particle

density. Particle density atau kepadatan partikel tanah mineral berkisar antara 2,6-2,7

gcm-1. pada tanah yang tidak atau sedikit mengandung zat organik, kepadatan

partikelnya 2,7 gcm-1, tanah dengan kandungan organik sedang 2,65 gcm-1 , dan tanah

dengan kandungan organik tinggi kepadatan partikelnya lebih rendah dari 2,6 gcm-1.

7

Page 8: 71904485-1-Pengukuran-Faktor-Abiotik

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Praktikum Ekologi dengan judul Pengukuran “Faktor Lingkungan Abiotik Terestrial”

dilaksanakan pada tanggal 15-18 Maret 2011, di dalam dan di taman sekitar Laboratorium

Pusat Terpadu, UIN Syarif Hidayatulullah Jakarta.

3.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam praktikum ini antara lain peralatan tulis, penggaris, lux

meter, sling psychrometer, termometer, soil tester, core sampler, dan beberapa alat lainnya

yang menunjang kelancaran praktikum. Sedangkan bahan yang digunakan adalah aquades

dan tanah.

3.3 Cara Kerja

Persiapan yang dilakukan sebelum praktikum adalah mempersiapkan alat-alat yang

diperlukan. Kemudian dilakukan pengukuran faktor abiotik yang meliputi intensitas cahaya,

kelembaban udara, kelembaban tanah, pH tanah, suhu tanah, bobot isi, kandungan organik

dan anorganik total tanah.

- Pengukuran intensitas cahaya

Lux meter digunakan untuk mengukur intensitas cahaya dengan cara penggunaan: 1)

ditekan tombol on/off untuk menyalakan alat, 2) sebelum digunakan, dilakukan

kalibrasi yang (tergantung tipe alat) terlebih dahulu dengan cara: dibiarkan sensor

cahaya tetap tertutup kemudian dipilih range pengukuran melalui tombol “range

switch”, setelah itu ditekan tombol “zero” sehingga layar menunjukkan nilai 0, penutup

sensor cahaya kemudian dibuka untuk melakukan pengukuran, 3) pengukuran

dilakukan dengan menghadapkan sensor pada sumber cahaya yang akan diukur

kemudian nilai intensitas cahayanya adalah bacaan yang tertera pada layar.

- Pengukuran kelembaban udara

8

Page 9: 71904485-1-Pengukuran-Faktor-Abiotik

Sling psychrometer digunakan untuk menentukan kelembaban udara relatif, dengan cara

penggunaan: 1) dengan aquades dibasahi kain yang terdapat pada salah satu bagian

termometer, 2) diputar sling selama 3 menit dengan posisi jauh dari tubuh, 3) dibaca

hasil pengukuran pada kedua termometer sebagai suhu kering dan suhu basah, 4)

dimasukkan nilai suhu kering dan selisih antara suhu basah dan suhu kering tersebut

kedalam tabel, 5) dicatat nilai kelembaban relatif yang terdapat dalam tabel.

- Pengukuran kelembaban dan pH tanah

Soil tester digunakan untuk megukur kelembaban dan pH tanah, dengan cara

penggunaannya adalah dengan cara menancapkan keseluruhan sensor (probe) dari soil

tester ke dalam tanah. Untuk pengukuran kelembaban tanah, tombol yang berada di

bagian atas soil tester ditekan selama kurang lebih 1 menit kemudian dibaca

kelembaban tanahnya. Sedangkan untuk penguuran pH tanah, tombol pada soil tester

tidak perlu ditekan, hanya tunggu sektar 3 menit kemudian dibaca pH tanah.

- Pengukuran suhu tanah

Termomete udara biasa dapat pula digunakan untuk mengukur suhu tanah dengan cara

penggunaan: 1) dibuat lubang pada tanah berdiamater sama dengan termometer, 2)

dimasukkan termometer ke dalam lubang tersebut, 3) dibiarkan termometer berada di

tanah selama kurang lebih 15 menit sebelum suhunya dicatat.

- Pengukuran bobot isi

Core sampler merupakan alat yang digunakan dalam pencuplikan tanah. Pencuplikan

tanah dan pengukuran bobot isi dilakukan dengan cara: 1) dibersihkan permukaan tanah

dari rumput dan serasah, 2) core sampler diletakkan di atas tanah , duat lingkaran

dengan pusat sama dengan core sampler dan jari-jarinya dua kali jari-jari core sampler,

3) dibuat lubang pada lingkaran tersebut mengelilingi core sampler sedalam 10 cm, 4)

core sampler iletakkan dengan hati-hatidan tetap dalam posisi vertikal. 5) Tanah di

sebelah bawah core sampler dipotong dengan sekop atau pisau , 6) diratatakan tanah

sejajar mulut core sampler dengan pisau tipis atau benang nilon, 7) disimpan dalam

kotak agar tanah tidak hancur, 8) diukur tinggi tanah di dalam core sampler, 9)

ditimbang berat bersih dengan timbangan analitik, 10) dioven pada suhu 105 oC selama

48 jam, 11) ditimbang berat kering dengan timbangan analitik.

- Pengukuran kandungan air tanah (kelembaban tanah)

9

Page 10: 71904485-1-Pengukuran-Faktor-Abiotik

1) 10 gr tanah dimasukkan ke dalam cawan porselen, 2) dimasukkan ke dalam oven

dengan suhu 105 oC selama 24 jam, 3) ditimbang berat kering dari tanah dengan

timbangan analitik, 4) dilakukan penimbangan kandungan air.

- Pengukuran kandungan organik dan anorganik tanah

1) tanah yang sudah kering ditimbang 5 gr, 2) dimasukkan ke dalam cawan porselen

yang diketahui beratnya, 3) dilakukan pengabuan degan memasukkan tanah tersebut ke

dalam oven bersuhu 900 oC.

3.4 Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan perhitungan secara matematis untuk kandungan air

tanah, kandungan organik dan anorganik tanah, bulk density, total porositas, dengan rumus:

- Kandungan air tanah (%) = berat segar tanah – berat kering tanah x 100 %

berat segar tanah

- Kandungan organik tanah (%) = berat kering tanah – berat abu tanah x 100 %

berat kering tanah

- Kandungan anorganik tanah (%) = berat abu tanah x 100 %

berat kering tanah

- Bulk density = berat kering tanah

volme core sampler

- Total porositas (%) = 1 – [ bulk density ] x 100 %

particle density

Sedangkan untuk intensitas cahaya, kelembaban udara, kelembaban tanah, pH tanah,

dan suhu tanah dapat dilihat langsung saat praktikum, tidak ada perhitungan matematis untuk

mendapatkan hasilnya.

10

Page 11: 71904485-1-Pengukuran-Faktor-Abiotik

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengamatan faktor abiotik di kawasan UIN Syarif Hidayatullah dilakukan di dalam

dan di taman samping Laboratorium Pusat Terpadu, UIN Syarif Hidayatlullah Jakarta.

Faktor-faktor abiotik yang diamati adalah intensitas cahaya, kelembaban udara, kelembaban

tanah, pH tanah, suhu tanah, kandungan air tanah, kandungan organik tanah, kandungan

anorganik tanah, bobot isi tanah, dan porositas tanah.

4.1 Intensitas Cahaya dan Temperatur Cahaya

Hasil pengamatan intensitas cahaya di taman sekitar laboratorium didapati 3 nilai

yang berbeda karena dilakukan 3 kali pengujian menggunakan Lux meter. Intensitas cahaya

rata-rata yang didapati sebesar 25.333 lux dengan temperatur cahaya 31 oC.

Adanya perbedaan intensitas cahaya walau dalam waktu yang tidak berbeda jauh dan

di tempat yang sama disebabkan dikarenakan adanya pergerakan awan yang dapat menutup

dan membuka sumber cahaya (matahari), namun perbedaan intensitas cahayanya pun tidak

jauh berbeda. Intensitas cahaya dan temperatur cahaya memiliki hubungan berbanding lurus,

yang artinya semakin tinggi intensitas cahaya yang diterima maka temperatur cahaya yang

dihasilkan pun akan semakin tinggi.

Intensitas cahaya dan temperatur cahaya yang cukup tinggi yang didapati dalam

pengamatan disebabkan oleh wilayah yang kami gunakan sebagai tempat pengamatan

merupakan tempat yang tidak ditutupi oleh naungan pohon, sehingga cahaya matahari yang

jatuh tidak terhalang apapun. Pengamatan ini dilakukan pada pagi hari, kemungkinan pada

siang hari intensitas cahaya dan temperatur cahaya pun akan bertambah tinggi.

4.2 Kelembaban Udara

Dari hasil pengamatan dan perhitungan serta pencocokan dengan tabel, didapati

bahwa kelembaban udara relatif di taman sekitar Laboratorium adalah 57%.

Kelembaban udara relatif yang kecil ini disebabkan oleh perbandingan suhu kering

dan basah yang kecil pula. Hal ini menunjukkan semakin tinggi suhu kering dan basah yang

diterima maka kelembaban udara relatif yang dihasilkan pun akan semakin meningkat. Selain

11

Page 12: 71904485-1-Pengukuran-Faktor-Abiotik

itu, kelembaban udara relatif yang rendah ini dikarenakan oleh intensitas cahaya dan

temperatur cahaya yang cukup tinggi. Karena, semakin tinggi intensitas cahaya dan

temperatur cahaya otomatis menyebabkan kadar air yang terdapat di udara menjadi rendah

yang mengakibatkan kelembaban udara relatif yang rendah pula.

4.3 Kelembaban tanah

Dari hasil pengamatan didapati kelembaban tanah sebesar 1,5. Kelembaban tanah ini

cukup rendah mengingat bahwa intensitas cahaya yang masuk ke dalam tanah cukup tinggi.

Selain itu, kandungan air yang terdapat di dalam tanah pun rendah. Hal ini tentunya

berpengaruh pada kelembaban tanah.

4.4 pH tanah

pH tanah di taman sekitar Laboratorium sebesar 7 (netral). Hal ini disebabkan oleh

tidak adanya aktivitas pemupukan tanah yang berlebihan di taman sekitar Laboratorium.

Karena, pemupukan yang berlebihan itu dapat menyebabkan perubahan pH tanah oleh unsur-

unsur organik maupun anorganik yang terkandung di dalam pupuk. Pupuk anorganik dapat

memberikan unsur hara yang cepat, namun apabila hal ini dilakukan terus menerus akan

mengakibatkan kerusakan tanah, salah satunya yaitu perubahan pH. Hal ini pun berlaku pada

unsur-unsur organik, selain memberikan dampak positif, unsur-unsur organik pun dapat

menyebabkan dampak negatif.

pH tanah yang netral ini ternyata merupakan tempat yang baik pertumbuhan rumput

gajah. Karena rumput gajah tampak tumbuh baik di wilayah tersebut. Karena, pH tanah

memengaruhi pertumbuhan tanaman, jika tidak cocok dengan pH tanah di tempatnya berada,

maka tanaman tidak akan tumbuh dengan baik bahkan ada pula yang mati.

4.5 Suhu tanah

Suhu tanah yang didapati di wilayah taman sekitar Laboratorium dengan

menggunakan termometer udara adalah sebesar 27 oC. Tampak adanya perbedaan antara suhu

udara dan suhu tanah, karena sebelumnya diketahui bahwa suhu udara adalah 31 oC. Hal ini

dapat dikarenakan oleh, intensitas cahaya yang terdapat di udara tidak masuk semua ke dalam

tanah, selain itu karena adanya air yang terdapat di dalam tanah sehingga menyebabkan

suhuya tidak lebih tinggi dari suhu udara.

4.6 Kandungan air tanah

12

Page 13: 71904485-1-Pengukuran-Faktor-Abiotik

Dari hasil pengamatan dan perhitungan, didapati kandungan organik tanah di taman

sekitar Laboratorium sebesar 31,126%.

Kandungan air tanah yang rendah ini disebabkan intensitas cahaya dan temperatur

cahaya yang tinggi. Dimana hal ini menyebabkan terjadinya penguapan air dari tanah ke

udara yang menyebabkan kandungan air tanah pun berkurang. Selain itu tidak adanya

aktivitas penyiraman secara berkala di taman sekitar Laboratorium menyebabkan tanah

kekurangan air.

4.7 Kandungan organik dan anorganik (mineral) tanah

Dari hasil pengamatan dan perhitungan didapati kandungan organik tanah dan

kandungan anorganik tanah di taman sekitar Laboratorium masing-masing sebesar 13,556%

dan 86,444%.

Kandungan organik tanah yang rendah ini disebabkan tidak adanya aktivitas

pemupukan (pupuk kandang dan kompos), karena pupuk mengandung unsur-unsur organik

yang dibutuhkan oleh kesuburan tanah. Selain itu, kurangnya proses pelapukan/penguraian

serasah pada lapisan teratas tanah, dikarenakan di sekitar wilayah yang kami teliti tidak

terdapat pohon berdaun lebat, dimana daun tersebut dapat menjadi bahan hara tanah (bahan

organik). Akan tetapi, kandungan organik yang rendah ini dapat diterima oleh rumput gajah

yang tumbuh baik di wilayah tersebut. Hal ini dikarenakan rumput gajah merupakan tanaman

yang dapat hidup tanpa persyaratan yang tinggi.

Kandungan anorganik dalam tanah yang besar ini dapat disebabkan oleh

kemungkinan adanya aktivitas pemupukan dengan pupuk buatan yang mengandung unsur-

unsur anorganik. Selain itu, terdapatnya batuan-batuan di dalam tanah tersebut menyebabkan

kandungan anorganik tanah cukup tinggi karena adanya pelapukan batuan yang mengandung

unsur-unsur anorganik. Akan tetapi tingginya kandungan anorganik tanah ini tidak

menghambat pertumbuhan rumput gajah. Hal ini dikarenakan rumput gajah merupakan

tanaman yang dapat mentolerir kandungan anorganik.

4.8 Bobot Isi

Dari hasil pengamatan dan perhitungan, bobot isi tanah di taman sekitar Laboratorium

sebesar 1,122 gr/cm3.

Besarnya nilai bobot isi tanah ini bergantung oleh kandungan air yang terdapat di

dalam tanah. Semakin tinggi kandungan air di dalam tanah, maka bobot isinya semakin besar.

Nilai bobot isi tanah pun bergantung pada pemadatan, komposisi bahan botani penyusunnya,

13

Page 14: 71904485-1-Pengukuran-Faktor-Abiotik

tingkat dekomposisi, serta kandungan mineral saat pengambilan sampel. Jika begitu, wajar

saja jika bobot isi tanah di taman sekitar Laboratorium besar, hal ini disebabkan oleh struktur

tanah tersebut yang padat (kurangnya pori-pori udara) dan tidak adanya aktivitas penyiraman

yang menyediakan air bagi tanah .

4.9 Porositas

Total porositas tanah di taman sekitar Laboratorium hasil pengamatan dan

perhitungan sebesar 56,66%.

Nilai porositas ini dipengaruhi oleh kandungan bahan organik, struktur tanah, dan

tekstur tanah. Kandungan organik yang rendah (hasil pengamatan dan perhitungan

sebelumnya), struktur tanah yang berupa tanah liat, dan tekstur tanah yang merupakan

gumpalan-gumpalan tanah liat yang begitu padat menyebabkan nilai porositas tanah cukup

rendah. Wajar jika rumput mampu tumbuh dengan baik di tanah yang porositasnya cukup

rendah, hal ini dikarenakan strukturnya akarnya yang serabut, kecil, dan panjang. Struktur

akar yang seperti ini mampu mencari celah dalam padatnya tanah untuk mencari air dan

unsur hara.

14

Page 15: 71904485-1-Pengukuran-Faktor-Abiotik

BAB V

KESIMPULAN

Lux meter digunakan untuk mengukur intensitas cahaya, dengan cara penggunaan

diletakkanya sensor Lux meter ke arah datangnya cahaya matahari. Kelembaban udara relatif

diukur dengan menggunakan Sling psychrometer, dengan cara membandingkan suhu kering

dan basah. Pengukuran kelembaban dan pH tanah menggunakan Soil tester yang ditancapkan

secara hati-hati ke dalam tanah. Termometer udara dapat pula digunakan untuk mengukur

suhu tanah, dengan cara ditancapkan termometer selama beberapa menit di dalam tanah.

Selain dengan menggunakan Soil tester, kelembaban tanah/kandungan air tanah dapat dicari

dengan perhitungan matematis, yaitu berat sear tanah dikurangi berat kering tanah dibagi

kemudian dibagi berat segar tanah lalu dikali seratus persen. Kandungan organik tanah

dihitung menggunakan rumus matematis, yaitu berat kering tanah dikurangi berat abu tanah

kemudian dibagi berat kering tanah dan dikali seratus persen. Kandungan anorganik tanah

dihitung menggunakan rumus matematis, yaitu berat abu tanah dibagi berat kering tanah

kemuudian dikali seratus persen. Bobot isi dicari mula-mula dengan proses pencuplikan tanah

menggunakan core sampler, kemudian dihitung denganrumus matematis yaitu, berat kering

tanah dibagi volume core sampler. Porositas dihitung dengan perhitungan matematis yaitu,

satu dikurangi bulk density yang dibagi particle density, lalu dikali seratus persen.

Komponen abiotik adalah segala sesutu yang tidak bernyawa seperti air, tanah, udara,

suhu, kelembaban, dan cahaya. Komponen abiotik sangat berpengaruh akan keberlangsungan

komponen biotik. Tanah merupakan merupakan komponen yang penting karena tanah

ditempati oleh komponen biotik. Temperatur udara merupakan komponen penting yang

memepengaruhi aktivitas komponen biotik. Intensitas cahaya berperan dalam proses

fotosintesis tumbuhan sebagai produsen. Air juga sangat dibutuhkan oleh komponen biotik,

karena air merupakan pelarut dalam sitoplasma dan menjaga sel dari kekeringan.

15

Page 16: 71904485-1-Pengukuran-Faktor-Abiotik

DAFTAR PUSTAKA

Hanafiah, Kemas. 2007. Dasar-Dasar Ilmu tanah. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Hardjowigeno, Sarwono. 2007. Ilmu Tanah. Jakarta: Akademika Pressindo.

Irwan, Zoer’aini. 2007. Prinsip-Prinsip Ekologi Dan Organisasi Ekosistem, Komunitas,

dan ingkungan. Jakarta: Bumi Aksara.

Leksono, Amin. 2007. Ekologi Pendekatan Deskriptif dan Kuantitatif. Jatim: Bayumedia

Publishing.

Poewowidodo, Poewowidodo. 1992. Telaah Kesuburan Tanah. Bandung: Angkasa.

Muslihat, Lili. 2003. Teknik Pengukuran Bobot Isi Tanah Gambut di Lapangan dn di

Laboratorium. Buletin Teknik Pertanian Vol. 8 No. 2.

Odum, E.P. 1983. Basic Ecology. Saunders College Publishing. United States America.

Widiastuti., Tohari., Endang. 2004. Pengaruh Intensitas Cahaya dan Kadar Daminosida

Terhadap Iklim Miro dan Pertumbuhan Tanaman Krisan Dalam Pot. Ilmu Pertanian

Vol. 11 No.2.

16

Page 17: 71904485-1-Pengukuran-Faktor-Abiotik

LAMPIRAN

Data Mentah:

- Intensitas cahaya

24000 lux + 26500 lux + 25.500 lux = 25.333 lux

3

- Kelembaban udara

Suhu basah = 25 oC Selisih suhu : (32-25) oC = 7 oC

Suhu kering = 32 oC Kelembaban udara di tabel : 57 %

- Kandungan air tanah

Kandungan air tanah (%) = berat segar tanah – berat kering tanah x 100 %

berat segar tanah

= 10,0000 gr – 6,8874 gr x 100 %

10,0000 gr

= 31,126 %

- Kandungan organik dan anorganik (mineral) tanah

Kandungan organik tanah (%) = berat kering tanah – berat abu tanah x 100 %

berat kering tanah

= 5,0000 gr – 4,3222 gr x 100 %

5,0000 gr

= 13, 556 %

Kandungan anorganik tanah (%) = berat abu tanah x 100 %

berat kering tanah

= 4,3222 gr x 100 %

5 gr

= 86,444 %

- Bobot Isi

17

Page 18: 71904485-1-Pengukuran-Faktor-Abiotik

Bulk density = berat kering tanah *Volume core sampler

volme core sampler = v r2 t

= 129,3848 gr = 3,14 x (2,71 cm) 2 x 5 cm

115,3024 cm3 = 115,3024 cm3

= 1,122 gr/cm3

- Porositas

Total porositas (%) = 1 – [ bulk density ] x 100 %

particle density

= 1 – [ 1,122 gr/cm 3 ] x 100 %

2,65 gcm-1

= 57,66 %

18