71422160-MAKALAH-KANKER-PAYUDARA

31
Kaitan Gizi dengan Kanker Payudara Pada Wanita “Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Gizi dan Penyakit Degeneratif” Disusun Oleh: Rifqi Abdul Fattah 2009710033 Isti`anah Surury 2009710048 Riza Fauzi 2009710051 Universitas Muhammadiyah Jakarta Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Program Studi Kesehatan Masyarakat 2011

Transcript of 71422160-MAKALAH-KANKER-PAYUDARA

Kaitan Gizi dengan Kanker Payudara Pada Wanita

“Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Gizi dan Penyakit

Degeneratif”

Disusun Oleh:

Rifqi Abdul Fattah 2009710033

Isti`anah Surury 2009710048

Riza Fauzi 2009710051

Universitas Muhammadiyah Jakarta

Fakultas Kedokteran dan Kesehatan

Program Studi Kesehatan Masyarakat

2011

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan

hidayah-Nya makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.

Makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan oleh dosen Gizi dan

Penyakit Degeneratif sebagai syarat untuk memenuhi sebagian nilai tugas.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan sehingga

penulis mengharapkan partisipasi dari pembaca untuk memberikan saran dan kritik

yang membangun demi memperbaiki kekurangan makalah ini.

Penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada dosen Gizi dan Penyakit

Degeneratif, Ibu Tria Astika Enda Permatasari, SKM, MKM yang telah membimbing

dalam pembuatan makalah ini.

Terakhir kalinya penulis berharap semoga makalah yang disusun ini dapat

bermanfaat bagi pembaca.

Jakarta, Mei 2011

Penulis

DAFTAR ISI

Hlm.

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................. 2

1.3 Tujuan ............................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Definisi dan Pengertian Pelayanan Kesehatan ................................................. 3

2.2 Perbedaan Pelayanan Kedokteran dan kesehatan Masyarakat .......................... 3

2.3Syarat Pokok Pelayanan Kesehatan ................................................................... 5

2.4Masalah Pelayanan Kesehatan ........................................................................... 6

2.5 Pelayanan Kesehatan Menyeluruh Dan Terpadu ............................................. 7

2.6 Stratifikasi Pelayanan Kesehatan ..................................................................... 9

2.7 Batasan Dan Jenis Pelayanan Kedokteran ....................................................... 9

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ....................................................................................................... 18

3.2 Saran .................................................................................................................. 19

DAFTAR PUSTAKA

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kanker payudara merupakan tumor ganas yang berasal dari sel-sel yang

terdapat pada payudara. Payudara terdiri dari lobulus-lobulus, duktus-duktus,

lemak dan jaringan konektif, pembuluh darah dan limfe. Pada umumnya kanker

berasal dari sel-sel yang terdapat di duktus, beberapa diantaranya berasal dari

lobulus dan jaringan lainnya.

Kanker payudara merupakan keganasan yang menyerang hampir sepertiga

dari seluruh keganasan yang dijumpai pada wanita. Kanker payudara juga

merupakan penyebab kematian kedua setelah kanker leher rahim pada wanita

serta menempati insiden tertinggi dari seluruh keganasan. Setiap tahun, lebih dari

satu juta kasus baru kanker payudara didiagnosa di seluruh dunia dan hampir

400.000 orang akan meninggal akibat penyakit tersebut. Sampai tahun 2003,

Kanker payudara merupakan kanker dengan insidens tertinggi No.2 di Indonesia

dan terdapat kecenderungan dari tahun ke tahun insidens ini meningkat; seperti

halnya di negara barat. Angka kejadian kanker payudara di Amerika Serikat

92/100.000 wanita pertahun dengan mortalitas yang cukup tinggi 27/100.000

atau 18% dari kematian yang dijumpai pada wanita. Di Indonesia berdasarkan

“Pathological Based Registration“ kanker payudara mempunyai insidens relatif

11,5%. Diperkirakan di Indonesia mempunyai insidens minimal 20.000 kasus

baru pertahun; dengan kenyataan bahwa lebih dari 50% kasus masih berada

dalam stadium lanjut.

Banyak sekali faktor resiko yang dapat menyebabkan berkembangnya kanker

payudara. Secara statistik resiko kanker payudara pada wanita meningkat pada

nullipara, menarche dini, menopause terlambat dan pada wanita yang mengalami

kehamilan anak pertama di atas usia 30 tahun. Sebanyak kurang dari 1% kanker

payudara terjadi pada usia kurang dari 25 tahun, setelah usia lebih dari 39 tahun

insiden meningkat cepat. Insiden tertinggi dijumpai pada usia 45-50 tahun.

Sedangkan penderita kanker payudara pada pria secara epidemiologi kurang dari

1% dari seluruh kanker payudara.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah definisi dan jenis dari kanker payudara?

2. Bagaimana prevalensi kanker payudara di Indonesia dan dunia?

3. Apa sajakah faktor resiko dari kanker payudara?

4. Bagaimana kaitan kanker payudara dengan gizi?

5. Bagaimana penatalaksanaan dan pencegahan kanker payudara?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui definisi dan jenis kanker payudara

2. Mengetahui prevalensi kanker payudara di Indonesia dan dunia

3. Mengetahui faktor resiko dari kanker payudara

4. Mengetahui kaitan kanker payudara dengan gizi

5. Mengetahui penatalaksanaan dan pencegahan kanker payudara

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Definisi Kanker Payudara

Kanker payudara adalah keganasan yang bermula dari sel-sel di payudara

kemudian tumbuh di dalam jaringan payudara. Kanker bisa mulai tumbuh di

dalam kelenjar susu, saluran susu, jaringan lemak maupun jaringan ikat pada

payudara.. Hal ini terutama menyerang wanita, tetapi tidak menutup

kemungkinan terjadi juga pada pria.

2.2. Jenis-Jenis Kanker Payudara

Berdasarkan „The World Health Organization‟ (WHO) tahun 2003, kanker

payudara dibagi atas karsinoma non invasif dan invasif.

1. Karsinoma Non-invasif

Karsinoma non-infasif sering disebut juga dengan in situ breast cancer. In situ

breast cancer adalah type kanker yang mana sel kanker tetap berada dalam

selubung tempat asalnya. Jadi sel kanker tidak menyerang jaringan disekitar

saluran air susu atau kelenjar air susu. Jenisnya antara lain :

a. Ductal Carsinoma In Situ ( DCIS )

Enlargement:

A. Normal duct cells

B. Duct cancer cells

C. Basement membrane

D. lumen ( centre of duct )

Adalah suatu sel abnormal di sepanjang saluran air susu yang tidak

menyerang jaringan sekitar payudara. Ini adalah kanker payudara stadium

awal. Beberapa ahli menganggap DCIS adalah kondisi sangat awal dari

kanker. Hampir semua wanita dengan DCIS ini bisa disembuhkan. Tapi ada

juga yang berkembang menjadi kanker payudara yang invasife. Karsinoma

duktus in situ dapat terjadi baik pada wanita pre-menopause maupun pasca-

menopause, biasanya pada kelompok umur 40-60 tahun.

b. Lobular Carsinoma In Situ ( LCIS )

Enlargement :

A. Normal lobular cells

B. Lobular cancer cells

C. Basement membrane

Bahwa suatu sel abnormal masih berada dalam kelenjar air susu, dan

tidak menyerang jaringan disekitarnya. LCIS terjadi terutama pada wanita

pre-menopause. Apabila setelah menopause, biasanya dihubungkan dengan

adanya karsinoma infiltratif. LCIS ditemukan pada 6% dari seluruh

karsinoma mamae. Masalah utamanya, tumor ini secara klinis tidak teraba,

dan ditemukan pada hasil biopsi yang dilakukan atas indikasi adanya kista

atau lesi palpabel jinak lainnya. Masih menjadi kontroversi diantara ahli-ahli

kanker bahwa apakah LCIS merupakan suatu stadium sangat awal dari kanker

ataukah hanya merupakan penanda bahwa itu dimasa datang akan berubah

menjadi kanker. Tetapi para ahli juga sepakat bahwa apabila seseorang

mempunyai LCIS, berarti di kemudian hari dia mempunyai resiko untuk

mempunyai kanker pada salah satu payudaranya. Pada payudara yang

terdapat LCIS bisa berubah menjadi invasive lobular breast cancer. Bila

kanker berkembang pada payudara yang lain, maka bisa jadi menjadi Invasife

Lobular atau Invasife Ductal Carsinoma.

2. Invasive breast cancer ( Kanker payudara yang invasive )

Invasive ( infiltrating ) breast cancer adalah jenis kanker yang sel

kankernya telah keluar/lepas dari mana dia berasal, menyerang jaringan sekitar

yang mendukung saluran dan kelenjar- kelenjar payudara. Sel-sel kanker ini

bisa menyebar keberbagai bagian tubuh, seperti ke kelenjar getah bening.

Jenisnya antara lain :

a. Invasive Ductal Carsinoma ( IDC )

Enlargement :

A. Normal duct cells

B. Ductal cancer cell breaking through basement membrane

C. Basement membrane

Dianggap sebagai penyebab terbesar kanker payudara yang invasive (85%). Jika

seorang wanita mempunyai IDC, maka sel kanker yang berada di sepanjang saluran

air susu akan keluar dari dinding saluran tersebut dan menyerang jaringan disekitar

payudara. Sel kanker bisa saja tetap terlokalisir, berada didekat tempat asalnya atau

menyebar ( metastasis ) kebagian tubuh yang lain, terbawa oleh peredaran darah atau

system kelenjar getah bening. Untuk jenis IDC solid tubular, meskipun invasive tapi

masih lumayan terkendali dibanding jenis invasive lain.

b. Invasive Lobular Carsinoma ( ILC )

Enlargment :

A. Normal cells

B. Lobular cancer cells breaking through the basement membrane

C. Basement membrane

Meskipun tidak sebanyak IDC (10%), type ini juga mempunyai sifat yang mirip.

ILC, berkembang dari kelenjar yang memproduksi susu dan kemudian menyerang

jaringan payudara disekitarnya. Juga bahkan ke tempat yang lebih jauh dari asalnya.

Dengan ILC, penderita mungkin tidak akan merasakan suatu benjolan, yang

dirasakan hanyalah adanya semacam gumpalan atau suatu sensasi bahwa ada yang

berbeda pada payudara. ILC, bisa diditeksi hanya dengan menyentuh, dan kadang

juga bisa tidak terlihat dalam mammogram. ILC ini bersifat seperti cermin, kalau

payudara kanan ada benjolan, biasanya sebelah kiri juga ada.

Type – type yang tidak biasa / Jarang pada kanker payudara:

Tidak semua type kanker payudara berasal dari saluran air susu atau kelenjar

air susu. Beberapa jenis yang tidak umum adalah :

1. Inflammatory Breast Cancer

Jenis ini jarang, tapi termasuk type kanker payudara yang agresive. Kulit

pada payudara menjadi merah dan bengkak. Atau menjadi tebal / besar.

Berbintik-bintik menyerupai jeruk yang terkelupas. Ini dikarenakan oleh sel

kanker yang memblock pembuluh getah bening yang letaknya dekat

permukaan payudara.

2. Medullary Carcinoma.

Type spesifik pada invasive breast cancer. Dimana batas tumor jelas

terlihat. Sel kanker lebar dan sel system imun terlihat disekitar batas tumor.

3. Tubular carcinoma

Jenis kanker yang jarang ini dinamaidemikian karena bentuk sel kanker

ketika dilihat dibawah microscope. Meskipun merupakan invasive breast

cancer tapi tampilannya lebih baik dari Invasive Ductal Carcinoma dan

Invasive Lobular Carcinoma.

4. Metaplastic carcinoma

Mewakili kurang dari 1% dari seluruh pasien yang baru didiagnosis

mempunyai kanker payudara.Perubahan bentuk jaringan biasanya

terlokalisir/terbatas dan berisi beberapa sel yang berbeda, yang secara typical

tidak ditemui pada kanker payudara yang lain.Harapan kesembuhan dan cara

penanganannya sama dengan Invasive Ductal Carcinoma.Sarcoma

Tumor yang tumbuh pada sambungan antara jaringan di payudara. Jenis

tumor ini biasanya kemudian menjadi kanker ( malignant).

5. Micropapillary carcinoma

Type ini cenderung untuk menjadi agresive, sering menyebarnya ke

kelenjar getah bening, meskipun ukurannya kecil.

6. Adenoid cystic carcinoma

Jenis kanker ini penggolongannya dilihat dari ukurannya, tumor local.

Termasuk jenis invasive, tetapi lambat dalam pertumbuhan dan penyebaran.

2.3. Penyebab dan Faktor Resiko Kanker Payudara

Penyakit kanker payudara terbilang penyakit kanker yang paling umum

menyerang kaum wanita, meski demikian pria pun memiliki kemungkinan

mengalami penyakit ini dengan perbandingan 1 di antara 1000. Sampai saat ini

belum diketahui secara pasti apa yang menyebabkan kanker ini terjadi, namun

beberapa faktor kemungkinannya adalah :

a. Usia dan jenis kelamin, kurang dari 1% kanker payudara timbul pada pria,

dengan demikian jenis kelamin wanita memiliki faktor resiko yang lebih

besar. Seperti karsinoma lain, bertambahnya umur juga merupakan faktor

resiko yang bermakna. Sampai dengan umur 40-45 tahun, rata-rata

peningkatan tajam yang kemudian menurun perlahan-lahan, walaupun

insiden kanker payudara terus meningkat sampai usia tua.

b. Genetik, Ada 2 jenis gen (BRCA1 dan BRCA2) yang sangat mungkin

sebagai resiko sampai dengan 85%.

c. Riwayat keluarga (keturunan). Jika ibu atau saudara wanita mengidap

penyakit kanker payudara, maka ada kemungkinan memiliki resiko kanker

payudara 3 kali lipat dibandingkan wanita lain yang dalam keluarganya

tidak ada penderita satupun.

d. Faktor hormonal (baik estrogen maupun androgen).

e. Pemakaian obat-obatan dan bahan kimia. Misalnya seorang wanita yang

menggunakan therapy obat hormon pengganti {hormone replacement

therapy (HRT)} seperti Hormon estrogen akan bisa menyebabkan

peningkatan resiko mendapat penyakit kanker payudara. Termasuk alat

kontrasepsi yang tinggi estrogen dan DES (dietilstilbestrol). Wanita yang

mengkonsumsi DES untuk mencegah keguguran memiliki risiko tinggi

menderita kanker payudara.

f. Factor reproduksi, diantaranya: periode menstruasi yang lebih lama

[menstruasi pertama lebih awal (<12 tahun) atau menopause lebih lambat

(>55 tahun)], tidak menikah, menikah tapi tidak punya anak, melahirkan

anak pertama sesudah usia 35 tahun, tidak pernah menyusui anak. Ibu

yang menyusui bayinya setidaknya sampai enam bulan mengurangi

kemungkinan ibu menderita kanker payudara, kanker rahim dan kanker

indung telur. Perlindungan terhadap kanker payudara ini sesuai dengan

lama pemberian ASI. Ibu yang menyusui lebih dari dua tahun, akan 50%

lebih jarang menderita kanker payudara.

g. Factor gizi dan lifestyle: obesitas pasca menopause, konsumsi alkohol.

Pemakaian alkohol lebih dari 1-2 gelas/hari bisa meningkatkan risiko

terjadinya kanker payudara, gizi yang buruk pada makanan yang dimakan,

Merokok, Konsumsi lemak dan serat, Kurangnya olahraga

h. Sering menghadapi kondisi stress (goncangan jiwa).

i. Pernah menderita kanker payudara. Setelah payudara yang terkena

diangkat, maka risiko terjadinya kanker pada payudara yang sehat

meningkat sebesar 0,5-1%/tahun.

j. Pernah menderita penyakit payudara non-kanker.

k. Radiasi ionisasi selama atau sesudah pubertas; tergantung dosis dan umur

saat terkena paparan radiasi.

l. Ukuran payudara besar sebelah.

Dari faktor risiko tersebut di atas, riwayat keluarga serta usia menjadi

faktor terpenting. Riwayat keluarga yang pernah mengalami kanker payudara

meningkatkan resiko berkembangnya penyakit ini. Para peneliti juga

menemukan bahwa kerusakan dua gen yaitu BRCA1 dan BRCA2 dapat

meningkatkan risiko wanita terkena kanker sampai 85%. Hal yang menarik,

faktor genetik hanya berdampak 5-10% dari terjadinya kanker payudara dan

ini menunjukkan bahwa faktor risiko lainnya memainkan peranan penting.

Pentingnya faktor usia sebagai faktor risiko diperkuat oleh data bahwa 78%

kanker payudara terjadi pada pasien yang berusia lebih dari 50 tahun dan

hanya 6% pada pasien yang kurang dari 40 tahun. Rata-rata usia pada saat

ditemukannya kanker adalah 64 tahun.

2.4. Tanda dan Gejala

Gejala awal berupa sebuah benjolan yang biasanya dirasakan berbeda dari

jaringan payudara di sekitarnya, tidak menimbulkan nyeri dan biasanya memiliki

pinggiran yang tidak teratur. Pada stadium awal, jika didorong oleh jari tangan,

benjolan bisa digerakkan dengan mudah di bawah kulit. Pada stadium lanjut,

benjolan biasanya melekat pada dinding dada atau kulit di sekitarnya. Pada

kanker stadium lanjut, bisa terbentuk benjolan yang membengkak atau borok di

kulit payudara. Kadang kulit diatas benjolan mengkerut dan tampak seperti kulit

jeruk.

Gejala lainnya yang mungkin ditemukan adalah benjolan atau massa di

ketiak, perubahan ukuran atau bentuk payudara, keluar cairan yang abnormal

dari puting susu (biasanya berdarah atau berwarna kuning sampai hijau, mungkin

juga bernanah), perubahan pada warna atau tekstur kulit pada payudara, puting

susu maupun areola (daerah berwana coklat tua di sekeliling puting susu),

payudara tampak kemerahan, kulit di sekitar puting susu bersisik, puting susu

tertarik ke dalam atau terasa gatal, nyeri payudara atau pembengkakan salah satu

payudara. Pada stadium lanjut bisa timbul nyeri tulang, penurunan berat badan,

pembengkakan lengan atau ulserasi kulit.

Stadium Kanker Payudara menurut Canadian Cancer Society:

Stadium dalam kanker, adalah untuk menggambarkan kondisi kanker, yaitu

letaknya, sampai dimana penyebarannya, sejauh mana pengaruhnya terhadap

organ tubuh yang lain. Dokter menggunakan test-test untuk menentukan stadium

dari kanker. Jadi stadium belum bisa ditentukan apabila test-test itu belum

komplit/selesai. Dengan mengetahui stadium, ini adalah salah satu cara yang

membantu dokter untuk menentukan pengobatan apa yang cocok untuk pasien.

Salah satu cara yang dokter gunakan untuk menggambarkan stadium dari

kanker adalah system TNM. System ini menggunakan tiga kriteria untuk

menentukan stadium kanker. Yaitu :

1. Tumor itu sendiri. Seberapa besar ukuran tumornya dan dimana lokasinya ( T,

Tumor )

2. Kelenjar getah bening di sekitar tumor. Apakah tumor telah menyebar

kekelenjar getah bening disekitarnya? ( N, Node )

3. Kemungkinan tumor telah menjalar ke organ lain ( M, Metastasis )

Stadium 0 :

Disebut Ductal Carsinoma In Situ atau Noninvasive Cancer. Yaitu kanker

tidak menyebar keluar dari pembuluh / saluran payudara dan kelenjar-kelenjar

(lobules) susu pada payudara.

Stadium I:

Tumor masih sangat kecil dan tidak menyebar serta tidak ada titik pada

pembuluh getah bening.

Stadium IIA :

Pasien pada kondisi ini :

Diameter tumor lebih kecil atau sama dengan 2 cm dan telah ditemukan pada titik-

titik pada saluran getah bening di ketiak ( axillary limph nodes )

Diameter tumor lebih lebar dari 2 cm tapi tidak lebih dari 5 cm. Belum menyebar ke

titik-titik pembuluh getah bening pada ketiak ( axillary limph nodes ).

Tidak ada tanda-tanda tumor pada payudara, tapi ditemukan pada titik-titik di

pembuluh getah bening ketiak.

Stadium IIB :

Pasien pada kondisi ini :

1. Diameter tumor lebih lebar dari 2 cm tapi tidak melebihi 5 cm.

2. Telah menyebar pada titik-titik di pembuluh getah bening ketiak.

3. Diameter tumor lebih lebar dari 5 cm tapi belum menyebar.

Stadium III A :

Pasien pada kondisi ini :

Diameter tumor lebih kecil dari 5 cm dan telah menyebar ke titik-titik pada pembuluh

getah bening ketiak.

Diameter tumor lebih besar dari 5 cm dan telah menyebar ke titik-titik pada

pembuluh getah bening ketiak.

Stadium III B :

Tumor telah menyebar ke dinding dada atau menyebabkan pembengkakan bisa juga

luka bernanah di payudara. Atau didiagnosis sebagai Inflammatory Breast Cancer.

Bisa sudah atau bisa juga belum menyebar ke titik-titik pada pembuluh getah bening

di ketiak dan lengan atas, tapi tidak menyebar ke bagian lain dari organ tubuh.

Stadium IIIC :

Sebagaimana stadium IIIB, tetapi telah menyebar ke titik-titik pada pembuluh getah

bening dalam group N3 ( Kanker telah menyebar lebih dari 10 titik disaluran getah

bening dibawah tulang selangka ).

Stadium IV :

Ukuran tumor bisa berapa saja, tetapi telah menyebar ke lokasi yang jauh, yaitu :

Tulang, paru-paru,liver atau tulang rusuk.

Grade

Untuk mengetahui Grade Kanker, sample-sample hasil biopsy dipelajari dibawah

microscope. Suatu grade kanker payudara ditentukan berdasarkan pada bagaimana

bentuk sel kanker dan perilaku sel kanker dibandingkan dengan sel normal. Ini akan

memberi petunjuk pada team dokter seberapa cepatnya sel kanker itu berkembang.

Berikut adalah Grade dalam kanker payudara :

Grade 1 :

Ini adalah grade yang paling rendah, sel kanker lambat dalam berkembang, biasanya

tidak menyebar.

Grade 2 :

Ini adalah grade tingkat sedang.

Grade 3 :

Ini adalah grade yang tertinggi, cenderung berkembang cepat, biasanya menyebar.

2.5. Kaitannya dengan Gizi (Current Issue)

“Kanker Payudara Incar Wanita Gemuk”

Lifestyle + / Minggu, 22 Mei 2011 10:48 WIB (metrotvnews.com)

Anda sedang berusaha keras menurunkan bobot tubuh? Yes! Jangan ragu,

teruskan 'perjuangan' tersebut. Karena berdiet sehat dan seimbang itu tak hanya

akan membuat Anda memiliki tubuh yang lebih keren, namun juga bisa

menyelamatkan nyawa Anda. Fakta mengejutkan baru saja terungkap: semakin

berat bobot tubuh Anda, maka semakin besar pula risiko terserang berbagai

macam penyakit, termasuk kanker payudara.

Novi Audriana menderita kanker payudara di usianya yang terbilang sangat

muda. Vonis itu jatuh pada tahun 2000 saat usianya baru menginjak 22 tahun.

Setelah berjuang dan sembuh di tahun 2004, dan memiliki anak pertama, kanker

tersebut timbul lagi. Hingga kini wanita muda ini masih berjuang melawan

kanker stadium 2. "Kalau sedang kambuh, sakitnya luar biasa. Nyeri dari tangan

hingga tulang belakang," ujar Novi. Penyakit ini menyebabkan ia kehilangan

pekerjaannya. "Setiap kali usai mengonsumsi obat dan menjalani terapi, tubuh

saya sangat lemah, tak kuat beraktivitas. Tapi sekarang saya lebih punya alasan

kuat untuk sembuh. Saya harus sembuh demi anak," lanjutnya mantap.

Kanker payudara. Penyakit yang satu ini memang menjadi momok bagi

wanita. Apalagi bagi wanita dengan sejarah salah satu anggota keluarga ada

yang terkena kanker. Faktor genetik memang jadi salah satu risiko penyebab.

Namun ini bukanlah faktor utama pemicu kanker. Karena sebenarnya kanker

bisa dicegah bila Anda rajin menjalani gaya hidup sehat.

"Masih banyak di antara kita, wanita beranggapan kanker payudara sangat

terkait dengan sejarah keluarga," jelas Melinda Irwin, Ph.D., profesor di Yale

School of Medicine, AS. "Tetapi sebenarnya, faktor genetik hanya menyumbang

10% saja dari keseluruhan risiko. Sisanya 90% penyebab kanker payudara dipicu

oleh faktor gaya hidup, lingkungan dan berat badan berlebih."

Berat Badan? Betul. Jadi salah satu risiko menjauhkan kanker payudara

adalah menjaga berat badan dalam skala ideal. Studi yang dipublikasikan New

England Journal of Medicine baru-baru ini menyatakan, para wanita yang

kelebihan bobot tubuh lebih banyak meninggal akibat kanker payudara,

mencapai angka 62% dibanding wanita dengan berat tubuh ideal.

Bukan hanya itu, hasil riset dari University of California, Berkeley As

menyebutkan bahwa wanita gemuk cenderung malas melakukan mamogram

yang padahal bisa mendeteksi dini munculnya kanker payudara. Jadi tunggu

apalagi? Jika saat ini bobot tubuh Anda masih jauh di atas angka ideal, segera

ikuti panduan gerak di FITNESS. Dan mulailah menjalani gaya hidup lebih

sehat!

The Fat Trap

Lemak bukan hanya berarti naiknya berat badan, tetapi juga merupakan

substansi biologi aktif yang memproduksi hormon seperti estrogen, yang

menjadi salah satu pemicu pertumbuhan tumor. "Semakin banyak lemak

terutama yang berada di sekitar abdomen (perut) maka semakin banyak pula

estrogen yang diproduksi," kata Sharon Rosenbaum Smith, M.D., direktur

Comprehensive Breast Center di New York, AS.

Dalam sebuah studi, para peneliti di Harvard menemukan wanita yang berat

tubuhnya bertambah minimal sekitar 25 kilogram setelah menginjak usia 18,

berisiko terkena kanker payudara pada saat nanti mengalami menopause.

Tingkat risiko ini mencapai satu setengah kali lebih banyak dibanding wanita

yang berat tubuhnya stabil. Selain itu, lemak juga sangat mungkin menimbulkan

inflamasi kronis, yang bisa mencetuskan beragam penyakit kronis lainnya.

"Jaringan lemak mempunyai koneksi langsung pada sistem kekebalan."

"Belum cukup? Kelebihan berat badan juga bisa membawa kepada

gangguan metabolisme, kombinasi kondisi tingginya tekanan darah dan

kolesterol, yang akan meningkatkan risiko terkena serangan jantung, stroke,

diabetes dan lagi-lagi kanker payudara. Namun tak berarti, situasi ini membuat

Anda yang bertubuh cenderung kurus bisa melompat kegirangan. Ingat,

walaupun Anda bertubuh kurus namun doyan menjalani gaya hidup tak sehat

(merokok, gemar minuman beralkohol dan malas berolahraga) maka kanker

payudara juga bisa mengintai!" Hal ini terjadi lantaran, pada tubuh wanita yang

malas bergerak akan menyimpan glukosa sebagai lemak, bukan di otot," jelas

Irwin.

Step It Up

Hmm, penjelasan di atas terdengar seram? Jangan khawatir, karena

pemecahan masalahnya sangat mudah, semudah melakukan latihan jalan atau

lari selama tiga kali seminggu!

"Penelitian kami menemukan wanita yang melakukan latihan aerobik rutin

60 menit, tiga kali seminggu secara signifikan menurunkan risiko terkena kanker

saat mereka memasuki 30 tahun," ujar Losa Sprod Ph.D., peneliti dari University

of Rochester, New York, AS.

Khasiat olah tubuh dalam memproteksi diri adalah karena aktivitas ini bisa

memangkas kelebihan bobot tubuh dan lemak. Tetapi lebih dari itu, wanita yang

aktif juga biasanya mempunyai kadar estrogen yang rendah. Bukan itu saja, olah

tubuh juga mengurangi risiko inflamasi dan menurunkan level insulin. "Hormon

insulin sangat sensitif kepada perubahan gaya hidup, sehingga merupakan faktor

kuat pemicu kanker payudara." tambah Irwin.

2.6. Diagnosa

Dokter menggunakan berbagai macam cara untuk mendiagnose kanker

payudara dan untuk menentukan apakah sudah ada metastasis ke organ lain.

Beberapa test juga berguna untuk menentukan pengobatan yang paling efektive

untuk pasien. Kebanyakan pada type kanker, biopsi (mengambil sedikit jaringan,

untuk diteliti dibawah mikroskop, yang dilakukan oleh ahli patologi) adalah jalan

satu-satunya untuk menentukan secara pasti diagnosis kanker. Apabila biopsy

tidak mungkin dilakukan, dokter akan mengusulkan test lain untuk membantu

diagnosa. Test Imaging bisa digunakan untuk menemukan apakah telah terjadi

metastasis.

Dokter akan mempertimbangkan factor-faktor dibawah ini, ketika akan

memutuskan test diagnostic :

Usia dan kondisi medis pasien

Type kanker

Beratnya gejala

Hasil test sebelumnya

Test diagnosa kanker payudara biasanya dimulai apabila wanita atau dokter

menemukan suatu massa atau pengerasan yang tidak normal (suatu titik kecil

dari kalsium, biasanya dilihat pada saat X-ray ), pada screening mammogram.

Atau bisa juga suatu yang tidak normal di payudara wanita ditemukan pada

pemeriksaan klinis atau pemeriksaan sendiri. Beberapa test mungkin dilakukan

untuk memastikan diagnosa dari kanker payudara. Tidak pada semua orang akan

dilakukan seluruh test dibawah ini :

Imaging Test :

Diagnostic mammography.

Sama dengan screening mammography hanya pada test ini lebih banyak

gambar yang bisa diambil. Biasanya digunakan pada wanita dengan tanda-

tanda, diantaranya putting mengeluarkan cairan atau ada benjolan baru.

Diagnostic mammography bisa juga digunakan apabila sesuatu yang

mencurigakan ditemukan pada saat screening mammogram.

Ultrasound ( USG )

Suatu pemeriksaan ultrasound adalah menggunakan gelombang bunyi

dengan frekuensi tinggi untuk mendapatkan gambaran jaringan pada payudara.

Gelombang bunyi yang tinggi ini bisa membedakan suatu massa yang solid,

yang kemungkinan kanker, dan kista yang berisi cairan, yang kemungkinannya

bukan kanker.

MRI (Magnetic Resonance Imaging)

MRI menggunakan magnetic, bukan X-ray, untuk memproduksi images (

gambaran ) detail dari tubuh. MRI bisa digunakan, apabila sekali seorang wanita,

telah didiagnose mempunyai kanker, maka untuk mencheck payudara lainnya

bisa digunakan MRI. Tapi ini tidak mutlak. Bisa juga untuk screening

saja.Menurut American Cancer Society ( ACS ), wanita yang mempunyai resiko

tinggi terkena kanker payudara, seperti contohnya pada wanita dengan mutasi

gen BRCA atau banyak anggota keluarganya yang terkena kanker payudara,

sebaiknya juga mendapatkan MRI, bersamaan dengan mammography.MRI

biasanya lebih baik dalam melihat suatu kumpulan massa yang kecil pada

payudara yang mungkin tidak terlihat pada saat USG atau mammogram.

Khususnya pada wanita yang mempunyai jaringan payudara yang padat.

Kelemahan MRI juga ada, kadang jaringan padat yang terlihat pada saat MRI

bukan kanker, atau bahkan MRI tidak bisa menunjukkan suatu jaringan yang

padat itu sebagai in situ breast cancer maka untuk memastikan lagi harus

dilakukan biopsy.

Test Dengan Bedah

Biopsi

Suatu test bisa saja menunjukkan kemungkinan adanya kanker, tapi hanya

biopsy yang bisa memberikan diagnosis secara pasti. Sample yang diambil dari

biopsy, danalisa oleh ahli patologi (dokter spesialis yang ahli dalam

menterjemahkan test-test laboratorium dan mengevaluasi sel, jaringan, organ

untuk menentukan penyakit)

Image guided biopsy digunakan ketika suatu benjolan yang mencurigakan

tidak teraba. Itu dapat dilakukan dengan Fine Needle Aspiration Biopsy

(FNAB, menggunakan jarum kecil untuk untuk mengambil sample

jaringan). Stereotactic Core Biopsy (menggunakan X-ray untuk menentukan

jaringan yang akan diambil) atau Vacuum-Assisted Biopsy (menggunakan

jarum yang tebal untuk mengambil beberapa macam jaringan inti yang luas).

Dalam melakukan prosedur ini, jarum biopsy untuk menuju area yang

dimaksud, dibantu oleh mammography, USG atau MRI. Metal clip kecil

bisa diletakkan pada bagian dari payudara yang akan dilakukan biopsy.

Dalam kasus ini apabila jaringan itu membuktikan adanya kanker, maka

segera diadakan operasi tambahan. Keuntungan teknik ini adalah bahwa

pasien hanya butuh sekali operasi untuk menetukan pengobatan dan

menetukan stadium.

Core Biopsy dapat menetukan jaringan. FNAB dapat menetukan sel dari

suatu massa yang teraba, dan ini semua kemudian dapat dianalisa untuk

menentukan adanya sel kanker.

Fine needle biopsy Sentinel node biopsy

Surgical Biopsy (biopsy dengan cara operasi) mengambil sejumlah besar

jaringan.Biopsy ini bisa incisional ( mengambil sebagian dari benjolan ) atau

excisional (mengambil seluruh benjolan).

lumpectomy biopsy

Apabila didiagnose kanker, operasi lanjutan mungkin diperlukan untuk

mendapatkan clear margin area ( area jaringan disekitar tumor dimana

dipastikan sudah bersih dari sel kanker ) kemungkinan, sekalian mengambil

jaringan kelenjar getah bening.

Jaringan yang didapat dari biopsy juga akan di ditest oleh dokter untuk

menentukan pengobatan.Test itu untuk melihat:

Ciri-ciri tumor. Apakah tumor itu Invasive (biasanya menyebar) atau In situ

(biasanya tidak menyebar). Ductal (dalam saluran susu) atau lobular (dalam

kelenjar susu). Grade (seberapa besar perbedaan sel kanker itu dari sel sehat)

dan apakah sel kanker telah menjalar ke pembuluh darah atau pembuluh

getah bening. Margin dari tumor juga di amati.

Receptor Estrogen (ER) dan Receptor Progesteron (PR) test. Sel kanker

payudara apabila diketahui positif mengandung receptor ini ER (+) dan PR

(+) berarti sel kanker ini berkembangnya karena hormon-hormon tersebut.

Biasanya diadakan terapy hormone ( akan dibahas tersendiri ).

Test HER2 neu.(C-erb2). Adanya protein HER2 yang berlebihan. Rata-rata

25% penderita kanker. Dengan mengetahui status HER2 (positive atau

negative) maka dapat ditentukan apakah pasien akan diterapi dengan

menggunakan obat yang disebut trastuzumab ( HERCEPTIN ) atau tidak. (

mengenai HERCEPTIN akan dibahas tersendiri )

Genetic Description of the Tumor.Test dengan melihat unsur biology dari

tumor, untuk memahami lebih dalam mengenai kanker payudara. Oncotype

DX adalah test untuk mengukur resiko seberapa jauh kekambuhannya.

Test Darah:

Test darah juga diperlukan untuk lebih mendalami kondisi kanker. Test-test

itu antara lain :

Level Hemoglobin ( HB ) : untuk mengetahui jumlah oksigen yang ada di

dalam sel darah merah

Level Hematocrit : untuk mengetahui prosentase dari darah merah didalam

seluruh badan

Jumlah dari sel darah putih : untuk membantu melawan infeksi

Jumlah trombosit ( untuk membantu pembekuan darah )

Differential ( prosentase dari beberapa sel darah putih )

Jumlah Alkaline Phosphatase

Jumlah enzyme yang tinggi bisa mengindikasikan penyebaran kanker ke liver,

hati dan saluran empedu dan tulang.

SGOT & SGPT

Test ini untuk mengevaluasi fungsi lever. Angka yang tinggi dari salah satu

test ini mengindikasikan adanya kerusakan pada liver, bisa jadi suatu sinyal

adanya penyebaran ke liver

Tumor Marker Test

Untuk melihat apakah ada suatu jenis zat kimia yang ditemukan pada darah,

kencing atau jaringan tubuh. Dengan adanya jumlah tumor marker yang terlalu

tinggi atau terlalu rendah dari nilai normalnya, mengindikasikan adanya suatu

proses tidak normal dalam tubuh. Bisa disebabkan karena kanker , bisa juga

bukan. Pada kanker payudara tumor marker yang biasanya dilakukan adalah CA

15.3 dengan mengambil sample darah. Pada standard PRODIA tumor marker

tidak boleh melebihi angka 30

Test-Test Lain:

Test-test lain yang biasa dilakukan untuk kanker payudara adalah :

Photo Thorax Untuk mengetahui apakah sudah ada penyebaran keparu-paru

Bonescan Untuk mengetahui apakah kanker sudah menyebar ke tulang. Pada

bonescan, pasien disuntikkan radioactive tracer pada pembuluh vena. Yang

natinya akan berkumpul pada tulang yang menunjukkan kelainan karena

kanker. Jarak antara suntikan dan pelaksanaan bonescan kira-kira 3-4 jam.

Selama itu pasien dianjurkan minum sebanyak-banyaknya. Hasil yang terlihat

adalah gambar penampang tulang lengkap dari depan dan belakang. Tulang

yang menunjukkan kelainan akan terlihat warnanya lebih gelap dari tulang

normal.

Computed Tomography ( CT atau CAT ) Scan. Untuk melihat secara detail

letak tumor. Disini pasien juga disuntik radioactive tracer pada pembuluh vena,

tapi volumenya lebih banyak sehingga sebenarnya sama dengan infuse. Setelah

disuntik CT-scan bisa segera dilakukan. CT-scan akan membuat gambar tiga

dimensi bagian dalam tubuh yang diambil dari berbagai sudut. Hasilnya akan

terlihat gambar potongan melintang bagian dari tubuh yang discan 3 dimensi.

Positron Emission Tomography ( PET ) scan. Untuk melihat apakah

kanker sudah menyebar.Dalam PET scan cairan glukosa yang mengandung

radioaktif disuntikkan pada pasien. Sel kanker akan menyerap lebih cepat

cairan glukosa tersebut, dibanding sel normal. Sehingga akan terlihat warna

kontras pada PET scan. PET scan biasanya digunakan sebagai pelengkap data

dari hasil CTscan, MRI dan pemeriksaan secara fisik.

2.7 Penyebaran Kanker Payudara/Komplikasi:

a. Penyebaran langsung. Infiltrasi lokal ke otot di bawahnya dan kulit yang

menutupinya secara klinis dapat dideteksi, hal ini mengakibatkan adanya

ulserasi atau kerutan.

b. Limfogen. Infiltrasi ke saluran limfatik kulit menyebarkan timbulnya tanda

klinis berupa peau d’orange. Kelenjar limfe aksilaris merupakan tempat awal

penyebaran limfogen yang paling sering, dan pada sekitar 40-50% wanita

penderita kanker payudara terdapat metastasis kelenjar limfe aksilaris pada

saat pemeriksaan pertama kali.

c. Hematogen. Metastasis hematogen paling sering mengenai pulmo dan

tulang. Selain itu hepar, adrenal dan otak juga sering terkena. Pleura pada

sisi yang sama dengan tempat kanker dapat merupakan tempat metastasis,

dan menyebabkan terjadinya efusi. Infiltrasi ekstensif ke sumsum tulang

dapat menyebabkan anemia leukoeritroblastik. Destruksi tulang

menyebabkan hiperkalsemia, disertai komplikasi ginjal.

d. Transelomik. Jika tumor telah menyebar ke rongga tubuh, contohnya pleura

parietalis atau peritoneum, dapat terjadi penyebaran transelomik.

e. Implantasi tumor. “Pencemaran” sel-sel maligna dari tumor ke dalam luka

pada saat pembedahan awal, dapat menyebabkan pertumbuhan yang terus

menerus dari sel-sel ini pada jaringan parut-kekambuhan parut. Walaupun

demikian, banyak kekambuhan pada daerah parut, pada kenyataannya

disebabkan oleh permeasi limfatik sebelumnya.

f. Duktus mammae. Pada beberapa kasus, duktus yang berdekatan dengan

suatu kanker payudara invasif, terisi dengan sel-sel maligna. Keadaan ini

dapat disebabkan oleh penyebaran dari tumor-tumor sepanjang lumen

duktus, tetapi keadaan ini lebih sering merupakan fosi karsinoma intraduktus

yang terpisah. Metode penyebaran sepanjang lumen duktus ke arah puting

susu ini penting pada penyakit paget.

1.7 Penatalaksanaan Kanker Payudara

Penatalaksanaan kanker payudara dilakukan dengan serangkaian pengobatan

meliputi pembedahan, kemoterapi, terapi hormon, terapi radiasi dan yang terbaru

adalah terapi imunologi (antibodi). Pengobatan ini ditujukan untuk memusnahkan

kanker atau membatasi perkembangan penyakit serta menghilangkan gejala-

gejalanya.

Keberagaman jenis terapi ini mengharuskan terapi dilakukan secara individual.

Pembedahan

Tumor primer biasanya dihilangkan dengan pembedahan. Prosedur

pembedahan yang dilakukan pada pasien kanker payudara tergantung pada

tahapan penyakit, jenis tumor, umur dan kondisi kesehatan pasien secara umum.

Ahli bedah dapat mengangkat tumor (lumpectomy), mengangkat sebagian

payudara yang mengandung sel kanker atau pengangkatan seluruh payudara

(mastectomy). Untuk meningkatkan harapan hidup, pembedahan biasanya diikuti

dengan terapi tambahan seperti radiasi, hormon atau kemoterapi.

Terapi Radiasi

Terapi radiasi dilakukan dengan sinar-X dengan intensitas tinggi untuk

membunuh sel kanker yang tidak terangkat saat pembedahan.

Terapi Hormon

Terapi hormonal dapat menghambat pertumbuhan tumor yang peka hormon

dan dapat dipakai sebagai terapi pendamping setelah pembedahan atau pada

stadium akhir.

Kemoterapi

Obat kemoterapi digunakan baik pada tahap awal ataupun tahap lanjut

penyakit (tidak dapat lagi dilakukan pembedahan). Obat kemoterapi bisa

digunakan secara tunggal atau dikombinasikan. Salah satu diantaranya adalah

Capecitabine dari Roche, obat anti kanker oral yang diaktivasi oleh enzim yang

ada pada sel kanker, sehingga hanya menyerang sel kanker saja.

Terapi Imunologik

Sekitar 15-25% tumor payudara menunjukkan adanya protein pemicu

pertumbuhan atau HER2 secara berlebihan dan untuk pasien seperti ini,

trastuzumab, antibodi yang secara khusus dirancang untuk menyerang HER2 dan

menghambat pertumbuhan tumor, bisa menjadi pilihan terapi. Pasien sebaiknya

juga menjalani tes HER2 untuk menentukan kelayakan terapi dengan

trastuzumab.

Mengobati Pasien Pada Tahap Akhir Penyakit

Banyak obat anti kanker yang telah diteliti untuk membantu 50% pasien yang

mengalami kanker tahap akhir dengan tujuan memperbaiki harapan hidup.

Meskipun demikian, hanya sedikit yang terbukti mampu memperpanjang harapan

hidup pada pasien, diantaranya adalah kombinasi trastuzumab dengan

capecitabine. Fokus terapi pada kanker tahap akhir bersifat paliatif (mengurangi

rasa sakit). Dokter berupaya untuk memperpanjang serta memperbaiki kualitas

hidup pasien melalui terapi hormon, terapi radiasi dan kemoterapi. Pada pasien

kanker payudara dengan HER2- positif, trastuzumab memberikan harapan untuk

pengobatan kanker payudara yang dipicu oleh HER2.

2.8 Prognosis

Dua faktor utama yang mempengaruhi prognosis pasien dengan kanker

payudara invasif adalah:

a. stadium diferensiasi histologis dari tumor.

b. Stadium tumor pada saat ditemukan.

Kehidupan:

Semua kasus yang tidak diobati: 22% pada 5 tahun dan 5% pada 10

tahun.

Semua kasus yang diobati: 40% pada 5 tahun dan 25% pada 10 tahun.

Stadium 1 histologis, diobati: 80% pada 5 tahun

Stadium 3 histologis, diobati: 25% pada 5 tahun.

Semua stadium, limfe nodul tidak terlibat: 75% pada 5 tahun

Semua stadium, limfe nodul terlibat: 30% pada 5 tahun

Pasien dengan hanya karsinoma intraduktus (karsinoma in situ), dan

tanpa bukti karsinoma invasif, mempunyai prognosis yang baik sekali-

lebih dari 95% pada 5 tahun.

Karsinoma yang terjadi selama kehamilan dan laktasi, terutama

mempunyai prognosis yang buruk.

Malah pada kelompok kecil pasien yang bertahan hidup sampai 20

tahun atau lebih, kematian masih terjadi sebagai akibat kanker

payudara, menunjukkan bahwa penyakit ini tidak dapat disembuhkan

secara menyeluruh.

2.9 Pencegahan

Pada prinsipnya, strategi pencegahan dikelompokkan dalam tiga

kelompok besar, yaitu pencegahan pada lingkungan, pada pejamu, dan milestone.

Hampir setiap epidemiolog sepakat bahwa pencegahan yang paling efektif bagi

kejadian penyakit tidak menular adalah promosi kesehatan dan deteksi dini.

Begitu pula pada kanker payudara, pencegahan yang dilakukan antara lain

berupa:

a. Pencegahan primer

Pencegahan primer pada kanker payudara merupakan salah satu

bentuk promosi kesehatan karena dilakukan pada orang yang "sehat" melalui

upaya menghindarkan diri dari keterpaparan pada berbagai faktor risiko dan

melaksanakan pola hidup sehat. Pencagahan primer ini juga bisa berupa

pemeriksaan SADARI (pemeriksaan payudara sendiri) yang dilakukan secara

rutin sehingga bisa memperkecil faktor risiko terkena kanker payudara ini.

b. Pencegahan sekunder

Pencegahan sekunder dilakukan terhadap individu yang memiliki

risiko untuk terkena kanker payudara. Setiap wanita yang normal dan

memiliki siklus haid normal merupakan populasiat risk dari kanker payudara.

Pencegahan sekunder dilakukan dengan melakukan deteksi dini. Beberapa

metode deteksi dini terus mengalami perkembangan. Skrining melalui

mammografi diklaim memiliki akurasi 90% dari semua penderita kanker

payudara, tetapi keterpaparan terus-menerus pada mammografi pada wanita

yang sehat merupakan salah satu faktor risiko terjadinya kanker payudara.

Karena itu, skrining dengan mammografi tetap dapat dilaksanakan dengan

beberapa pertimbangan antara lain:

Wanita yang sudah mencapai usia 40 tahun dianjurkan melakukan cancer

risk assessement survey.

Pada wanita dengan faktor risiko mendapat rujukan untuk

dilakukan mammografi setiap tahun.

Wanita normal mendapat rujukan mammografi setiap 2 tahun sampai

mencapai usia 50 tahun.

Foster dan Constanta menemukan bahwa kematian oleh kanker

payudara lebih sedikit pada wanita yang melakukan pemeriksaan SADARI

(Pemeriksaan Payudara Sendiri) dibandingkan yang tidak. Walaupun

sensitivitas SADARI untuk mendeteksi kanker payudara hanya 26%, bila

dikombinasikan dengan mammografi maka sensitivitas mendeteksi secara

dini menjadi 75%

c. Pencegahan tertier

Pencegahan tertier biasanya diarahkan pada individu yang telah positif

menderita kanker payudara. Penanganan yang tepat penderita kanker

payudara sesuai dengan stadiumnya akan dapat mengurangi kecatatan dan

memperpanjang harapan hidup penderita. Pencegahan tertier ini penting untuk

meningkatkan kualitas hidup penderita serta mencegah komplikasi penyakit

dan meneruskan pengobatan. Tindakan pengobatan dapat berupa operasi

walaupun tidak berpengaruh banyak terhadap ketahanan hidup penderita. Bila

kanker telah jauh bermetastasis, dilakukan tindakan kemoterapi dengan

sitostatika. Pada stadium tertentu, pengobatan yang diberikan hanya berupa

simptomatik dan dianjurkan untuk mencari pengobatan alternatif.

Berikut cara mencegah kanker payudara secara umum:

1. Kesadaran akan payudara itu sendiri

Lebih dari 90% tumor payudara dideteksi oleh wanita itu sendiri.

Perhatikan setiap perubahan pada payudara menjadi bagian penting perawatan

kesehatan wanita. Saat ini, wanita disarankan untuk breast aware? Ini berarti

wanita harus tahu seperti apa payudara mereka di depan cermin, dan rasakan

saat mandi atau terlentang pada periode berbeda setiap bulan sehingga jika

ada perubahan yang tidak normal dapat diketahui segera.

2. Berikan ASI pada bayi

Beberapa penelitin menunjukkan ada hubungan antara pemberian ASI dan

menurunnya resiko berkembangnya kanker payudara meskipun belum ada

kesepakatan yang jelas akan hal ini. Para peneliti mengklaim bahwa lebih

muda dan lebih lama seorang ibu memberikan ASI pada bayinya adalah

semakin baik. Hal ini didasari pada teori bahwa kanker payudara berkaitan

dengan hormon estrogen. Pemberian ASI secara berkala akan mengurangi

tingkat hormon tersebut.

3. Jika menemukan gumpalan, segera ke dokter

Penelitian menunjukkan banyak wanita menunda untuk ke dokter jika

mereka menemukan gumpalan pada payudaranya, mereka takut memiliki

kanker. Ini adalah hal terburuk yang mereka lakukan. Jika menemukan

gumpalan, segera konsultasi ke dokter karena ini akan membantu

menenangkan pikiran. Jika gumpalan tersebut adalah kanker, segera lakukan

pengobatan yang tepat untuk menyelamatkan jiwa.

4. Cari tahu apakah ada sejarah kanker payudara pada keluarga

Masih perlu banyak penelitian untuk memahami secara menyeluruh semua

penyebab kanker payudara. Tetapi satu hal yang perlu untuk diyakini adalah

faktor gen. Faktor ini setidaknya sebanyak 10% dari semua kasus kanker

payudara. Hal ini dianggap satu dalam 500 orang membawa gen yang dapat

membuat mereka diduga memiliki penyakit tersebut.

5. Perhatikan konsumsi alkohol

Dalam sejumlah penelitian, alkohol memiliki kaitan dengan kanker. Hal ini

didasari pada kenyataan bahwa alkohol meningkatkan estrogen.

6. Perhatikan berat badan

Obesitas nampaknya dapat meningkatkan resiko kanker payudara. Para

peneliti menemukan wanita dengan berat 44 sampai 55 pound setelah umur

18 sebanyak 40% memiliki resiko lebih tinggi terkena kanker dibanding

mereka yang berubah-ubah hanya 4 atau 5 pound semasa remajanya.

7. Olahraga secara teratur

Beberapa penelitian menyarankan bahwa olahraga dapat menurunkan

resiko kanker payudara. Hal ini karena penelitian menunjukkan bahwa

semakin kurang berolahraga, semakin tinggi tingkat esrogen dalam tubuh.

8. Kurangi makanan berlemak

Ada banyak perdebatan tentang hubungan kanker payudara dengan diet.

Tetapi ada bukti bahwa gaya hidup barat tertentu nampaknya dapat

meningkatkan resiko penyakit. Pertahankan asupan makanan rendah lemak,

tidak melebihi 30 gram lemak per hari. Hal ini akan membantu

mempertahankan diet seimbang yang juga membantu menjaga berat badan.

Kita menyimpan estrogen di lemak tubuh, jadi lebih sedikit lemak yang kita

bawa, lebih baik.

9. Setelah usia 50 tahun, lakukan screening payudara secara teratur.

Meskipun masih diperlukan banyak penelitian untuk menentukan

penyebab kanker payudara, satu dari faktor utama penyebab adalah faktor

usia. 80% kanker payudara terjadi pada wanita berumur diatas 50 tahun.

10. Belajar relaks

Banyak tercatat bahwa stres dapat menyebabkan semua jenis masalah

kesehatan. Meskipun masih banyak perdebatan atas temuan ini, menurunkan

tingkat stres akan menguntungkan untuk kesehatan secara menyeluruh,

termasuk resiko kanker payudara.

11. Masukkan brokoli ke dalam menu harian Anda.

Kira-kira dalam sehari Anda hanya membutuhkan secangkir brokoli.

Tahukah Anda, brokoli mengandung senyawa sulfuraphane yang secara

ilmiah terbukti mengurangi risiko kanker.

12. Jangan lupakan buah dan sayur dalam menu harian.

Pilihlah sayuran berwarna hijau dan oranye. Makanlah tomat yang kaya

dengan likopen. Konon likopen juga agen yang berfungsi memerangi kanker.

13. Minumlah teh hijau yang kaya antioksidan.

Disamping minum teh hijau, kudaplah dark chocolate sesekali, karena

secara ilmiah terbukti cokelat sebagai agen yang memerangi kanker. Namun

ingat jangan cokelat manis, karena Anda tidak akan mendapat manfaatnya.

14. Konsumsi kedelai dan olahannya.

Di dalam kedelai terkandung 40 persen protein yang terdiri dari asam

lemak esensial dengan daya cerna yang sangat baik, 15 persen

oligosakarida dan monosakarida, 15 persen serat, 20 persen lemak yang

sebagian besar terdiri dari asam lemak tak jenuh dan 10 persen adalah

bahan lainnya. Selain itu senyawa fitokimia pada kedelai memiliki

aktiviats biologis, salah satunya adalah isoflavon yang tetap stabil pada

suhu panas sehingga tidak berubah struktur oleh suhu masak dan

fermentasi, yang dapat mencegah kanker.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kanker payudara merupakan salah satu penyakit degenerative yang endemic

pada wanita hampir diseluruh dunia yang disebabkan oleh berbagai macam factor,

diantaranya faktor lifestyle dan gizi. Setiap orang di dunia ini memiliki resiko untuk

terkena kanker payudara, walaupun wanita lebih berresiko daripada laki-laki. Oleh

karena itu, sangat diperlukan pencegahan dini dimulai dari diri sendiri dengan

SADARI, memperbaiki pola makan/gizi dan gaya hidup/lifestyle. Karena menurut

penelitian World Cancer Research Fund (WCRF), memperbaiki gizi dan lifestyle

dapat mencegah kanker payudara hingga 42%.

3.2 Saran

Dari pembahasan yang telah diuraikan diatas, penulis memberi saran agar

setiap wanita dan laki-laki hendaknya menjaga kesehatan dengan mengurangi atau

menjauhi factor resiko yang bisa menyebabkan kanker payudara dan

menjaga/memperbaiki pola makan/gizi serta gaya hidup. Pencegahan hendaknya

dilakukan sejak dini, sebab kebanyakan kanker payudara berkembang dalam jangka

waktu yang lama, dan sering kali terlambat dideteksi karena jarang munculnya gejala

pada stadium awal. Dalam proses promotif, preventif dan protektif ini hendaknya ada

kerjasama antara individu, keluarga, masyarakat, dan pemerintah serta komponen

lainnya demi menurunkan prevalensi di Indonesia mengingat kemungkinan kecil

untuk sembuh total jika sudah terkena penyakit ini.

DAFTAR PUSTAKA

Thomson, A.D. 1997. Catatan Kuliah Patologi Edisi III. Jakarta: Penerbit Buku

Kedokteran EGC.

Underwood, J.C.E. 2000. Patologi Umum dan Sistematik. Jakarta: Penerbit Buku

Kedokteran EGC.

Almatsier, Sunita. 2006. Penuntun Diet Edisi Baru. Jakarta: Gramedia Pustaka

Utama.

http://saputra83.blog.friendster.com/kanker-payudara/

http://kankerpayudara.wordpress.com/2007/12/25/kanker-payudara-gejala-penyebab-

dan-diagnosa/

http://www.blogdokter.net/2007/03/13/kanker-payudara/

http://www.metrotvnews.com/read/news/2011/05/22/52363/Kanker-Payudara-Incar-

Wanita-Gemuk/

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/16747/5/Chapter%20I.pdf

http://rumahabi.info/cara-mencegah-kanker-payudara-untuk-wanita.html

http://www.hompedin.org/download/kankerpayudara.pdf