70027037-PATOFISIOLOGI-KANKER-PAYUDARA

download 70027037-PATOFISIOLOGI-KANKER-PAYUDARA

If you can't read please download the document

Transcript of 70027037-PATOFISIOLOGI-KANKER-PAYUDARA

PATOFISIOLOGI KANKER PAYUDARA Kanker payudara, seperti bentuk lain dari kanker, adalah hasil dari faktor lingk ungan dan turuntemurun beberapa. Beberapa faktor-faktor ini meliputi: 1. Lesi pada DNA seperti mutasi genetik. Mutasi yang dapat menyebabkan kanker pa yudara telah eksperimental dikaitkan dengan paparan estrogen. 2. Kegagalan pengawasan kekebalan, sebuah teori di mana sistem kekebalan tubuh menghilangkan sel-sel ganas sepanjang hidup seseorang. 3. Faktor pertumbuhan abnormal sinyal dalam interaksi antara sel-sel stroma dan sel epitel dapat memfasilitasi pertumbuhan sel ganas. 4. Cacat diwariskan dalam gen perbaikan DNA, seperti''''BRCA1, BRCA2''''dan''''T P53. Orang-orang di negara-negara berkembang melaporkan tingkat kejadian lebih rendah dibandingkan di negara maju. Di Amerika Serikat, 10 sampai 20 persen pasien dengan kanker payudara dan pasien dengan kanker ovarium memiliki kerabat pertama atau kedua-derajat dengan salah satu dar i penyakit ini. Mutasi di salah satu dari dua gen kerentanan besar, kanker payudara gen kerentan an 1 (BRCA1) dan kanker payudara gen kerentanan 2 (BRCA2), memberikan risiko kanker payudara seumur hidup antara 60 dan 85 persen dan risiko seumur hidup dari kanker ovarium antara 15 dan 40 persen. Namun, mutasi dalam gen account hanya 2 sampai 3 persen dari semua kanke r payudara. Breast cancers are described along four different classification schemes, or gro ups, each based on different criteria and serving a different purpose: . Pathology - Each tumor is classified by its histological (microscopic anatomy) appearance and other criteria. . Grade of tumor - The histological grade of a tumor is determined by a patholog ist under a microscope. A ''well-differentiated'' (low grade) tumor resembles normal tissue. A ''poorly differentiated'' (high grade) tumor is composed of disorganized cells a nd, therefore, does not look like normal tissue. ''Moderately differentiated'' (inte rmediate grade) tumors are somewhere in between. . Protein & gene expression status - Currently, all breast cancers should be tes ted for expression, or detectable effect, of the estrogen receptor (ER), progesterone re ceptor (PR) and HER2/neu proteins. These tests are usually done by immunohistochemistry and are presented in a pathologist's report. The profile of expression of a given tumor helps predict its prognosis, or outlook, and helps an oncologist choose the most appro priatetreatment. More genes and/or proteins may be tested in the future. . Stage of a tumor - The currently accepted staging scheme for breast cancer is the TNM classification. This considers the Tumor itself, whether it has spread to lymph Nodes, and whether there are any Metastases to locations other than the breast and lymph no des. Breast cancer is usually, but not always, primarily classified by its histologic al appearance. Rare variants are defined on the basis of physical exam findings. For example, inflam matory breast cancer (IBC), a form of ductal carcinoma or malignant cancer in the ducts, is di stinguished fromThis picture shows ductal carcinoma in situ. Star of life caution.svg This picture shows ductal carcinoma in situ. Star of life caution.svg Star of life caution.svg other carcinomas by the inflamed appearance of the affected breast. In the futur e, some pathologic classifications may be changed.This picture shows ductal carcinoma in situ.This picture shows cancer cells spreading outside the duct. The cancer cells are invading nearby tissue inside the breast.Kanker payudara Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebasWikipedia Indonesia tidak dapat bertanggung jawab dan tidak bisa menjamin bahwa informasi kedokteran yang diberikan di halaman ini adalah benar. Mintalah pendapat dari tenaga medis yang profesional sebelum melakukan pengobata n.Kanker payudara adalah kanker pada jaringan payudara. Ini adalah jenis kanker pa ling umum yang diderita kaum wanita. Kaum pria juga dapat terserang kanker payudara, walau pun kemungkinannya lebih kecil dari 1 di antara 1000[rujukan?]. Pengobatan yang pali ng lazim adalah dengan pembedahan dan jika perlu dilanjutkan dengan kemoterapi maupun radiasi. Daftar isi [sembunyikan] . . o . . 1 Definisi 2 Patofisiologi 2.1 Transformasi 2.1.1 Fase inisiasi 2.1.2 Fase promosio 2.2 Fase metastasis . o o . 3 Klasifikasi 3.1 Histopatologi 3.2 Stadium 3.2.1 Sistem TNMo 3.3 Genetik . 3.3.1 Array-mikro DNA . 3.3.1.1 Profil intrinsik Perou-Srlieo 3.4 Lintasan onkogenik . o o o 4 Gejala klinis 4.1 Benjolan pada payudara 4.2 Erosi atau eksema puting susu 4.3 Keluarnya cairan (Nipple discharge). 5 Faktor-faktor penyebab o 5.1 Faktor risiko o 5.2 Faktor Genetik . o o o o 6 Pengobatan kanker 6.1 Mastektomi 6.2 Radiasi 6.3 Kemoterapi 6.4 Lintasan metabolisme. 7 Strategi pencegahan o 7.1 Pencegahan primer o 7.2 Pencegahan sekundero 7.3 Pencegahan tertier . 8 Catatan kaki . 9 Pranala luar[sunting] DefinisiKanker adalah suatu kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian dan mekanis me normalnya, sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak normal, cepat dan tidak ter kendali.[1] Selain itu, kanker payudara (Carcinoma mammae) didefinisikan sebagai suatu penya kit neoplasma yang ganas yang berasal dari parenchyma. Penyakit ini oleh Word Health Organization (WHO) dimasukkan ke dalam International Classification of Diseases (ICD) dengan kode nomor 17.[2] [sunting] Patofisiologi Beberapa jenis kanker payudara sering menunjukkan disregulasi hormon HGF dan onk ogen Met, serta ekspresi berlebih enzim PTK-6.[3] [sunting] Transformasi Sel-sel kanker dibentuk dari sel-sel normal dalam suatu proses rumit yang disebu t transformasi, yang terdiri dari tahap inisiasi dan promosi. [sunting] Fase inisiasi Pada tahap inisiasi terjadi suatu perubahan dalam bahan genetik sel yang memanci ng sel menjadi ganas. Perubahan dalam bahan genetik sel ini disebabkan oleh suatu agen yang dis ebut karsinogen, yang bisa berupa bahan kimia, virus, radiasi (penyinaran) atau sinar matahari. Tetapi tidak semua sel memiliki kepekaan yang sama terhadap suatu karsinogen. Kelainan genetik dalam sel atau bahan lainnya yang disebut promotor, menyebabkan sel lebih rentan terhadap suatu karsinogen. Bahkan gangguan fisik menahunpun bisa membuat sel menjadi lebi h peka untuk mengalami suatu keganasan. Progesteron, sebuah hormon yang menginduksi ductal side-branching pada kelenjar payudara dan lobualveologenesis pada sel epitelial payudara, diperkirakan berperan sebaga i aktivator lintasan tumorigenesis pada sel payudara yang diinduksi oleh karsinogen. Progest in akan menginduksi transkripsi regulator siklus sel berupa siklin D1 untuk disekresi se l epitelial. Sekresi dapat ditingkatkan sekitar 5 hingga 7 kali lipat dengan stimulasi hormon estroge n,[4] oleh karena estrogen merupakan hormon yang mengaktivasi ekspresi pencerap progesteron pada s el epitelial.[5] Selain itu, progesteron juga menginduksi sekresi kalsitonin sel lu minal dan morfogenesis kelenjar.[6] [sunting] Fase promosiPada tahap promosi, suatu sel yang telah mengalami inisiasi akan berubah menjadi ganas. Sel yang belum melewati tahap inisiasi tidak akan terpengaruh oleh promosi. Karena i tu diperlukan beberapa faktor untuk terjadinya keganasan (gabungan dari sel yang peka dan suat u karsinogen). [sunting] Fase metastasisMetastasis menuju ke tulang merupakan hal yang kerap terjadi pada kanker payudar a, beberapa diantaranya disertai komplikasi lain seperti simtoma hiperkalsemia, pathological fractures atau spinal cord compression.[7] Metastasis demikian bersifat osteolitik, yang berart i bahwa osteoklas hasil induksi sel kanker merupakan mediator osteolisis dan mempengaruhi diferens iasi dan aktivitas osteoblas serta osteoklas lain hingga meningkatkan resorpsi tulang. Tulang merupakan jaringan unik yang terbuat dari matriks protein yang mengandung kalsium dengan kristal hydroxyappatite sehingga mekanisme yang biasa digunakan oleh sel kanker untuk membuat ruang pada matriks ekstraselular dengan penggunaan enzim metaloproteinas e matriks tidaklah efektif. Oleh sebab itu, resorpsi tulang yang memungkinkan invasi neopl astik terjadi akibat interaksi antara sel kanker payudara dengan sel endotelial yang dimediasi oleh ekspresi VEGF.[7] VEGF merupakan mitogen angiogenik positif yang bereaksi dengan sel endo telial. Tanpa faktor angiogenik negatif seperti angiostatin, sel endotelial yang berinte raksi dengan VEGF sel kanker melalui pencerap VEGFR-1 dan VEGFR-2, akan meluruhkan matriks ekstraselular, bermigrasi dan membentuk tubulus. [sunting] Klasifikasi Terdapat beberapa jenis sel kanker yang dapat terkultur pada kanker payudara, ya itu sel MCF-7, sel T-47D, sel MDA-MB-231, sel MB-MDA-468, sel BT-20 dan sel BT-549. [sunting] Histopatologi Berdasarkan WHO Histological Classification of breast tumor, kanker payudara dik lasifikasikan sebagai berikut: 1. Non-invasif karsinoma o Non-invasif duktal karsinoma o Lobular karsinoma in situ 2. Invasif karsinoma o Invasif duktal karsinoma . Papilobular karsinoma . Solid-tubular karsinoma . Scirrhous karsinoma . Special types . Mucinous karsinoma . Medulare karsinoma o . . . . Invasif lobular karsinoma Adenoid cystic karsinoma karsinoma sel squamos karsinoma sel spindel Apocrin karsinoma. . . .Karsinoma dengan metaplasia kartilago atau osseus metaplasia Tubular karsinoma Sekretori karsinoma Lainnya3. Paget's Disease [sunting] Stadium Stadium penyakit kanker adalah suatu keadaan dari hasil penilaian dokter saat me ndiagnosis suatu penyakit kanker yang diderita pasiennya, sudah sejauh manakah tingkat peny ebaran kanker tersebut baik ke organ atau jaringan sekitar maupun penyebaran ketempat lain. St adium hanya dikenal pada tumor ganas atau kanker dan tidak ada pada tumor jinak. Untuk menen tukan suatu stadium, harus dilakukan pemeriksaan klinis dan ditunjang dengan pemeriksaan pen unjang lainnya yaitu histopatologi atau PA, rontgen , USG, dan bila memungkinkan dengan CT scan, scintigrafi, dll. Banyak sekali cara untuk menentukan stadium, namun yang paling banyak dianut saat ini adalah stadium kanker berdasarkan klasifikasi sistem TNM yang direkomen dasikan oleh UICC (International Union Against Cancer dari World Health Organization)/AJCC (A merican Joint Committee On cancer yang disponsori oleh American Cancer Society dan Ameri can College of Surgeons). [sunting] Sistem TNM TNM merupakan singkatan dari "T" yaitu tumor size atau ukuran tumor , "N" yaitu node atau kelenjar getah bening regional dan "M" yaitu metastasis atau penyebaran jauh. Ke tiga faktor T, N, dan M dinilai baik secara klinis sebelum dilakukan operasi, juga sesudah oper asi dan dilakukan pemeriksaan histopatologi (PA). Pada kanker payudara, penilaian TNM se bagai berikut: . T (tumor size), ukuran tumor: o T 0: tidak ditemukan tumor primer o T 1: ukuran tumor diameter 2 cm atau kurang o T 2: ukuran tumor diameter antara 2-5 cm o T 3: ukuran tumor diameter > 5 cm o T 4: ukuran tumor berapa saja, tetapi sudah ada penyebaran ke kulit atau dindi ng dada atau pada keduanya, dapat berupa borok, edema atau bengkak, kulit payudara kemerahan atau ada benjolan kecil di kulit di luar tumor utama . N (node), kelenjar getah bening regional (kgb): o N 0: tidak terdapat metastasis pada kgb regional di ketiak/aksilla o N 1: ada metastasis ke kgb aksilla yang masih dapat digerakkan o N 2: ada metastasis ke kgb aksilla yang sulit digerakkan o N 3: ada metastasis ke kgb di atas tulang selangka (supraclavicula) atau pada kgb di mammary interna di dekat tulang sternum. o o oM M M M(metastasis), penyebaran jauh: x: metastasis jauh belum dapat dinilai 0: tidak terdapat metastasis jauh 1: terdapat metastasis jauhSetelah masing-masing faktor T, N, dan M didapatkan, ketiga faktor tersebut kemu dian digabung dan akan diperoleh stadium kanker sebagai berikut:. . . . . . . .Stadium Stadium Stadium Stadium Stadium Stadium Stadium Stadium0: T0 N0 M0 1: T1 N0 M0 II A: T0 N1 M0/T1 N1 M0/T2 N0 M0 II B: T2 N1 M0 / T3 N0 M0 III A: T0 N2 M0/T1 N2 M0/T2 N2 M0/T3 N1 M0/T2 N2 M0 III B: T4 N0 M0/T4 N1 M0/T4 N2 M0 III C: Tiap T N3 M0 IV: Tiap T-Tiap N-M1[sunting] Genetik [sunting] Array-mikro DNA Array-mikro DNA merupakan suatu metode yang diawali dengan membandingkan sel nor mal dengan sel kanker dan melihat perbedaan yang terjadi pada ekspresi genetik antar a dua jenis sel. Walaupun perbedaan ekspresi genetik tersebut belum tentu menunjukkan ciri khas o nkogen sel kanker, namun beberapa grup periset mempertimbangkan bahwa beberapa grup/kluster gen mempunyai kecenderungan untuk meninggalkan jejak genetik pada sel lain hingga te rjadi ekspresi genetik yang sama, yang disebut profil genetik. Dengan demikian, dinami ka fungsional gen dan genom dapat diamati seperti proses transkripsi mRNA, identifikasi domain pengikat dari protein asam nukleat, analisa single-nucleotide polymorphism.[8] Sejumlah profil genetik telah diajukan oleh berbagai pihak, beberapa diantaranya adalah: . Profil genetik dari American Society of Clinical Oncology yang menawarkan klas ifikasi berdasarkan CA 15.3, CA 27.29, CEA, pencerap estrogen, pencerap progesteron, pencerap faktor pertumbuhan epidermal-2, aktivator plasminogen urokinase, pengha mbat aktivator plasminogen 1.[9] Penggunaan kategori berikut sebagai dasar diagnosa j uga dianggap belum cukup; DNA/ploiditas dengan penggunaan sitometri, p53, cathepsin D, siklin E, multiparameter assays tertentu, deteksi metastasis-mikro pada sumsum t ulang dan kadar sel tumor dalam sirkulasi darah. . Profil genetik yang disebut normal breast-like, basal, luminal A, luminal B, d an ERBB2+.[10] . Subtipe berdasarkan ESR1/ERBB2 dengan profil ESR1+/ERBB2-, ESR1-/ERBB2-, dan ERBB2+.[10] [sunting] Profil intrinsik Perou-Srlie Dari sudut pandang histologi, sel tumor payudara merupakan jaringan kompleks yan g terdiri dari berbagai jenis sel selain sel kanker.[11] Untuk mendapatkan profil genetik dari sebuah tumor, perlu diketahui ekspresi genetik khas dari tiap sel yang merupakan hasil transkripsi kluster gen tertentu, kemudian dicari kesamaan kluster pada sel lain dari jenis yang berbeda . Pada profil intrinsik, ditemukan 8 kluster genetik yang merupakan variasi sel-se l tertentu yang terdapat di dalam tumor.1. Sel endotelial. Sebuah kluster gen merupakan ciri khas ekspresi genetik sel e ndotelial, seperti CD34, CD31, faktor von Willebrand, baik sel endotelial dari kultur HUVEC maupun HMVEC. 2. Sel stromal. Ekspresi protein dari sel stromal merupakan kluster genetik yang teridentifikasi terlebih dahulu dan meliputi beberapa isomer kolagen 3. Sel payudara normal maupun yang kaya akan adiposa dengan kluster genetik meli puti fatty-acid binding protein 4 dan PPAR 4. Sel B, meninggalkan jejak genetik seperti ekspresi gen berupa protein imunogl obulin saat melakukan infiltrasi dan memberikan variasi pada kluster genetik seperti yang te rjadi pada ekspresi sel RPMI-8226 dari kultur mieloma multipel. 5. Sel T juga meninggalkan jejak genetik yang menjadi indikasi aktivitas infiltr asi. Sebuah kluster geneteik meliputi kluster diferensiasi CD3 dan 2 subunit pencerap sel T ditemukan pada sel MOLT-4 dari kultur leukimia. 6. Makrofaga. Sebuah kluster genetik yang nampaknya merupakan ciri khas makrofaga/monosit adalah ekspresi CD68, acid phosphatase 5, chitinase dan lysozy me. Terdapat dua jenis sel epitelial pada kelenjar ini, yaitu sel basal atau sel mio epitelial, dan sel epitelial luminal. Banyak gen yang hanya dimiliki oleh salah satu jenis sel ini dan jarang ditemukan gen yang dimiliki oleh kedua sel. Kluster genetik sel basal meliputi k eratin-5, keratin17, integrin-4 dan laminin. Sedangkan kluster genetik sel luminal meliputi fakto r transkripsi yang berkaitan dengan pencerap estrogen seperti GATA-binding protein-3, X-box bi nding protein-1 dan hepatocyte nuclear factor-3. [sunting] Lintasan onkogenik Klasifikasi menurut lintasan onkogenik terbagi menjadi 4 subtipe yang disebut . luminal A yang disertai ekspresi pencerap hormon, baik estrogen, progesteron m aupun keduanya, dan tanpa ekspresi HER-2 (bahasa Inggris: human epidermal growth facto r receptor 2). Pada subtipe luminal A, terjadi ekspresi berlebihan protein yang be rperan dalam lintasan metabolisme asam lemak dan lintasan transduksi sinyal selular yan g menggunakan steroid, khususnya melalui ekspresi pencerap estrogen.[12] . luminal B dengan pencerap hormon +, HER-2 +. . triple negative dengan pencerap hormon -, HER-2 -. . HER-2 over-expressing dengan pengecerap hormon -, HER-2 +. Berdasarkan klasifikasi ini, hasil sampling dari 2.544 kasus yang terjadi di Ame rika, 73% didapati mengidap subtipe luminal A, 12% penderita luminal B, 11% adalah kanker triplenegative dan 4% merupakan jenis HER-2 over-expressing.[13] Beberapa ahli lain menambahkan subtipe seperti; . basal-like dengan ekspresi berlebih protein yang berperan pada proliferasi dan diferensiasi sel, lintasan p21 dan transduksi sinyal dalam siklus sel pada check point antara fasa G1 dan fasa S.[12] . basal A dengan lintasan ETS dan gen BRCA1.[14]. basal B dengan lintasan sel mesenkimal dan/atau sel punca/sel progenitor [sunting] Gejala klinis Gejala klinis kanker payudara dapat berupa: [sunting] Benjolan pada payudara Umumnya berupa benjolan yang tidak nyeri pada payudara. Benjolan itu mula-mula k ecil, semakin lama akan semakin besar, lalu melekat pada kulit atau menimbulkan peruba han pada kulit payudara atau pada puting susu. [sunting] Erosi atau eksema puting susu Kulit atau puting susu tadi menjadi tertarik ke dalam (retraksi), berwarna merah muda atau kecoklat-coklatan sampai menjadi oedema hingga kulit kelihatan seperti kulit jer uk (peau d'orange), mengkerut, atau timbul borok (ulkus) pada payudara. Borok itu semakin lama akan semakin besar dan mendalam sehingga dapat menghancurkan seluruh payudara, sering berbau busuk, dan mudah berdarah. Ciri-ciri lainnya antara lain: . Pendarahan pada puting susu. . Rasa sakit atau nyeri pada umumnya baru timbul apabila tumor sudah besar, suda h timbul borok, atau bila sudah muncul metastase ke tulang-tulang. . Kemudian timbul pembesaran kelenjar getah bening di ketiak, bengkak (edema) pa da lengan, dan penyebaran kanker ke seluruh tubuh (Handoyo, 1990). Kanker payudara lanjut sangat mudah dikenali dengan mengetahui kriteria operbili tas Heagensen sebagai berikut: . terdapat edema luas pada kulit payudara (lebih 1/3 luas kulit payudara); . adanya nodul satelit pada kulit payudara; . kanker payudara jenis mastitis karsinimatosa; . terdapat model parasternal; . terdapat nodul supraklavikula; . adanya edema lengan; . adanya metastase jauh; . serta terdapat dua dari tanda-tanda locally advanced, yaitu ulserasi kulit, ed ema kulit, kulit terfiksasi pada dinding toraks, kelenjar getah bening aksila berdiameter l ebih 2,5 cm, dan kelenjar getah bening aksila melekat satu sama lain. [sunting] Keluarnya cairan (Nipple discharge) Nipple discharge adalah keluarnya cairan dari puting susu secara spontan dan tid ak normal. Cairan yang keluar disebut normal apabila terjadi pada wanita yang hamil, menyusui dan pemakai pil kontrasepsi. Seorang wanita harus waspada apabila dari puting susu k eluar cairanberdarah cairan encer dengan warna merah atau coklat, keluar sendiri tanpa harus memijit puting susu, berlangsung terus menerus, hanya pada satu payudara (unilateral), dan cair an selain air susu. [sunting] Faktor-faktor penyebab [sunting] Faktor risiko Menurut Moningkey dan Kodim, penyebab spesifik kanker payudara masih belum diket ahui, tetapi terdapat banyak faktor yang diperkirakan mempunyai pengaruh terhadap terj adinya kanker payudara diantaranya: 1. Faktor reproduksi: Karakteristik reproduktif yang berhubungan dengan risiko terjadinya kanker payudara adalah nuliparitas, menarche pada umur muda, menopaus e pada umur lebih tua, dan kehamilan pertama pada umur tua. Risiko utama kanker payudara adalah bertambahnya umur. Diperkirakan, periode antara terjadinya haid pertama dengan umur saat kehamilan pertama merupakan window of initiation perkembangan kanker payudara. Secara anatomi dan fungsional, payudara akan mengalami atrofi dengan bertambahnya umur. Kurang dari 25% kanker payudara terja di pada masa sebelum menopause sehingga diperkirakan awal terjadinya tumor terjadi jauh sebelum terjadinya perubahan klinis. 2. Penggunaan hormon: Hormon estrogen berhubungan dengan terjadinya kanker payudara. Laporan dari Harvard School of Public Health menyatakan bahwa terdapat peningkatan kanker payudara yang signifikan pada para pengguna terapi estrogen replacement. Suatu metaanalisis menyatakan bahwa walaupun tidak terdapat risiko kanker payudara pada pengguna kontrasepsi oral, wanita yang menggunakan obat ini untuk waktu yang lama mempunyai risiko tinggi untuk mengalami kanker payudara sebelum menopause. Sel-sel yang sensitive terhadap rangsangan hormonal mungkin mengalami perubahan degenerasi jinak atau menjadi ganas[15]. 3. Penyakit fibrokistik: Pada wanita dengan adenosis, fibroadenoma, dan fibrosis , tidak ada peningkatan risiko terjadinya kanker payudara. Pada hiperplasis dan papiloma , risiko sedikit meningkat 1,5 sampai 2 kali. Sedangkan pada hiperplasia atipik, risiko m eningkat hingga 5 kali. 4. Obesitas: Terdapat hubungan yang positif antara berat badan dan bentuk tubuh dengan kanker payudara pada wanita pasca menopause. Variasi terhadap kekerapan kanker i ni di negara-negara Barat dan bukan Barat serta perubahan kekerapan sesudah migrasi menunjukkan bahwa terdapat pengaruh diet terhadap terjadinya keganasan ini. 5. Konsumsi lemak: Konsumsi lemak diperkirakan sebagai suatu faktor risiko terja dinya kanker payudara. Willet dkk. melakukan studi prospektif selama 8 tahun tentang konsumsi lemak dan serat dalam hubungannya dengan risiko kanker payudara pada wanita umur 34 sampai 59 tahun. 6. Radiasi: Eksposur dengan radiasi ionisasi selama atau sesudah pubertas mening katkan terjadinya risiko kanker payudara. Dari beberapa penelitian yang dilakukan disimpulkan bahwa risiko kanker radiasi berhubungan secara linier dengan dosis dan umur saat terjadinya eksposur.7. Riwayat keluarga dan faktor genetik: Riwayat keluarga merupakan komponen yang penting dalam riwayat penderita yang akan dilaksanakan skrining untuk kanker pay udara. Terdapat peningkatan risiko keganasan pada wanita yang keluarganya menderita kan ker payudara. Pada studi genetik ditemukan bahwa kanker payudara berhubungan dengan gen tertentu. Apabila terdapat BRCA 1, yaitu suatu gen kerentanan terhadap kanke r payudara, probabilitas untuk terjadi kanker payudara sebesar 60% pada umur 50 ta hun dan sebesar 85% pada umur 70 tahun. Faktor Usia sangat berpengaruh -> sekitar 60 % kanker payudara terjadi di usia 60 tahun. Resiko terbesar usia 75 tahun [16] [sunting] Faktor Genetik Kanker peyudara dapat terjadi karena adanya beberapa faktor genetik yang diturun kan dari orangtua kepada anaknya. Faktor genetik yang dimaksud adalah adanya mutasi pada beberapa gen yang berperan penting dalam pembentukan kanker payudara gen yang dimaksud ad alah beberapa gen yang bersifat onkogen dan gen yang bersifat mensupresi tumor. Gen pensupresi tumor yang berperan penting dalam pembentukan kanker payudara dia ntaranya adalah gen BRCA1 dan gen BRCA2. [sunting] Pengobatan kanker Ada beberapa pengobatan kanker payudara yang penerapannya banyak tergantung pada stadium klinik penyakit (Tjindarbumi, 1994), yaitu: [sunting] Mastektomi Mastektomi adalah operasi pengangkatan payudara. Ada 3 jenis mastektomi (Hirshau t & Pressman, 1992): . Modified Radical Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan seluruh payudara, jari ngan payudara di tulang dada, tulang selangka dan tulang iga, serta benjolan di sekit ar ketiak. . Total (Simple) Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan seluruh payudara saja, t etapi bukan kelenjar di ketiak. . Radical Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan sebagian dari payudara. Biasany a disebut lumpectomy, yaitu pengangkatan hanya pada jaringan yang mengandung sel kanker, bukan seluruh payudara. Operasi ini selalu diikuti dengan pemberian radi oterapi. Biasanya lumpectomy direkomendasikan pada pasien yang besar tumornya kurang dari 2 cm dan letaknya di pinggir payudara.[sunting] Radiasi Penyinaran/radiasi adalah proses penyinaran pada daerah yang terkena kanker deng an menggunakan sinar X dan sinar gamma yang bertujuan membunuh sel kanker yang masi h tersisa di payudara setelah operasi (Denton, 1996). Efek pengobatan ini tubuh menjadi le mah, nafsumakan berkurang, warna kulit di sekitar payudara menjadi hitam, serta Hb dan leu kosit cenderung menurun sebagai akibat dari radiasi. [sunting] Kemoterapi Kemoterapi adalah proses pemberian obat-obatan anti kanker atau sitokina dalam b entuk pil cair atau kapsul atau melalui infus yang bertujuan membunuh sel kanker melalui mekani sme kemotaksis. Tidak hanya sel kanker pada payudara, tapi juga di seluruh tubuh (De nton, 1996). Efek dari kemoterapi adalah pasien mengalami mual dan muntah serta rambut rontok karena pengaruh obat-obatan yang diberikan pada saat kemoterapi. [sunting] Lintasan metabolisme Asam bifosfonat merupakan senyawa penghambat aktivitas osteoklas dan resorpsi tu lang yang sering digunakan untuk melawan osteoporosis yang diinduksi oleh ovarian suppress ion, hiperkalsemia dan kelainan metabolisme tulang, menunjukkan efektivitas untuk men urunkan metastasis sel kanker payudara menuju tulang.[17] Walaupun pada umumnya asupan a sam bifosfonat dapat ditoleransi tubuh, penggunaan dalam jangka panjang dapat menimb ulkan efek samping seperti osteonekrosis dan turunnya fungsi ginjal.[18] CT dapat menginduksi sel kanker payudara untuk memproduksi cAMP dan menghambat perkembangan sel kanker.[19] Molekul cAMP tersebut terbentuk dari ekspresi pence rap CT yang terhubung adenylate cyclase oleh paling tidak satu buah guanine nucleotide-bindi ng protein. Respon cAMP terhadap CT dapat menurun ketika sel terinkubasi senyawa mitogenik b erupa 17beta-estradiol dan EGF; dan meningkat seiring inkubasi senyawa penghambat pert umbuhan seperti tamoxifen dan 1,25(OH)2D3; serta oligonukleotida dan proto-onkogen c-myc . Namun penggunaan tamoxifen meningkatkan risiko terjadi polip endometrial, hiperplasia dan kanker, melalui mekanisme adrenomedulin.[20] Respon berupa produksi cAMP yang kuat, tidak ditemukan pada senyawa selain CT. S enyawa efektor adenylate cyclase seperti forskolin dan senyawa beta-adrenergic receptor agonist seperti isoproterenol hanya menghasilkan sedikit produksi cAMP. Pada sel MDA-MB-231, CT akan menginduksi fosforilasi c-Raf pada serina posisi ke 259 melalui lintasan protein kinase A dan menyebabkan terhambatnya fosforilasi ERK1/ 2 yang diperlukan bagi kelangsungan hidup sel MDA-MB-231,[21] dan menghambat ekspresi m RNA uPA yang diperlukan sel MDA-MB-231 untuk invasi dan metastasis.[22] Walaupun dem ikiankalsitonin tidak mempunyai efek yang signifan untuk menghambat proliferasi sel M CF-7. Apoptosis sel MDA-MB-231 juga diinduksi oleh asam lipoat yang menghambat fosfori lasi Akt dan mRNA AKT, aktivitas Bcl-2 dan protein Bax, MMP-9 dan MMP-2,[23] serta mening katkan aktivitas kaspase-3.[24] [sunting] Strategi pencegahan Pada prinsipnya, strategi pencegahan dikelompokkan dalam tiga kelompok besar, ya itu pencegahan pada lingkungan, pada pejamu, dan milestone. Hampir setiap epidemiolo g sepakatbahwa pencegahan yang paling efektif bagi kejadian penyakit tidak menular adalah promosi kesehatan dan deteksi dini. Begitu pula pada kanker payudara, pencegahan yang di lakukan antara lain berupa: [sunting] Pencegahan primer Pencegahan primer pada kanker payudara merupakan salah satu bentuk promosi keseh atan karena dilakukan pada orang yang "sehat" melalui upaya menghindarkan diri dari k eterpaparan pada berbagai faktor risiko dan melaksanakan pola hidup sehat. Pencagahan primer ini juga bisa berupa pemeriksaan SADARI (pemeriksaan payudara sendiri) yang dilakukan secara r utin sehingga bisa memperkecil faktor risiko terkena kanker payudara.[25] [sunting] Pencegahan sekunder Pencegahan sekunder dilakukan terhadap individu yang memiliki risiko untuk terke na kanker payudara. Setiap wanita yang normal dan memiliki siklus haid normal merupakan po pulasi at risk dari kanker payudara. Pencegahan sekunder dilakukan dengan melakukan deteks i dini. Beberapa metode deteksi dini terus mengalami perkembangan. Skrining melalui mamm ografi diklaim memiliki akurasi 90% dari semua penderita kanker payudara, tetapi keterp aparan terusmenerus pada mammografi pada wanita yang sehat merupakan salah satu faktor risik o terjadinya kanker payudara. Karena itu, skrining dengan mammografi tetap dapat dilaksanakan dengan beberapa pertimbangan antara lain: . Wanita yang sudah mencapai usia 40 tahun dianjurkan melakukan cancer risk assessement survey. . Pada wanita dengan faktor risiko mendapat rujukan untuk dilakukan mammografi s etiap tahun. . Wanita normal mendapat rujukan mammografi setiap 2 tahun sampai mencapai usia 50 tahun. Foster dan Constanta menemukan bahwa kematian oleh kanker payudara lebih sedikit pada wanita yang melakukan pemeriksaan SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri) dibandin gkan yang tidak. Walaupun sensitivitas SADARI untuk mendeteksi kanker payudara hanya 26%, bila dikombinasikan dengan mammografi maka sensitivitas mendeteksi secara dini menjad i 75% [sunting] Pencegahan tertier Pencegahan tertier biasanya diarahkan pada individu yang telah positif menderita kankerpayudara. Penanganan yang tepat penderita kanker payudara sesuai dengan stadiumn ya akan dapat mengurangi kecatatan dan memperpanjang harapan hidup penderita. Pencegahan tertier ini penting untuk meningkatkan kualitas hidup penderita serta mencegah komplikasi pe nyakit dan meneruskan pengobatan. Tindakan pengobatan dapat berupa operasi walaupun tidak b erpengaruh banyak terhadap ketahanan hidup penderita. Bila kanker telah jauh bermetastasis, dilakukan tindakan kemoterapi dengan sitostatika. Pada stadium tertentu, pengobatan yang d iberikan hanya berupa simptomatik dan dianjurkan untuk mencari pengobatan alternatif.[sunting] Catatan kaki 1. ^ (http://www.mediasehat.com/utama07.php) 2. ^ (http://www.tempo.co.id/medika/arsip/082002/pus-3.htm) 3. ^ (Inggris) "Breast tumor kinase and extracellular signal-regulated kinase 5 mediate Met receptor signaling to cell migration in breast cancer cells". Department of Phar macology, Masonic Cancer Center, Department of Medicine (Division of Hematology, Oncology, and Transplantation), University of Minnesota; Nancy E Castro dan Carol A Lange. Diakses pada 15 Juli 2011. "Breast tumor kinase (Brk/protein tyrosine kinase 6 ( PTK6)) is a nonreceptor, soluble tyrosine kinase overexpressed in the majority of breas t tumors... Breast cancers frequently exhibit dysregulation of HGF and Met signaling, ultima tely resulting in increased tumor growth and invasion." 4. ^ (Inggris)"Progesterone, in addition to estrogen, induces cyclin D1 expressi on in the murine mammary epithelial cell, in vivo.". Department of Cell Biology, Baylor Co llege of Medicine; Said TK, Conneely OM, Medina D, O'Malley BW, Lydon JP.. Diakses pada 2 3 Juli 2011. 5. ^ (Inggris)"Progesterone action in normal mouse mammary gland.". Physiology Department, Michigan State University; Wang S, Counterman LJ, Haslam SZ.. Diakse s pada 23 Juli 2011. 6. ^ (Inggris)"Progesterone induction of calcitonin expression in the murine mam mary gland.". Department of Molecular and Cellular Biology, Baylor College of Medicin e; Ismail PM, DeMayo FJ, Amato P, Lydon JP.. Diakses pada 23 Juli 2011. 7. ^ a b (Inggris) "Vascular endothelial growth factor acts as an osteolytic fac tor in breast cancer metastases to bone". The School of Surgical Sciences, The Medical School, Framlington Place, University of Newcastle; S E Aldridge, T W J Lennard, J R Wil liams, dan M A Birch. Diakses pada 16 Juli 2011. 8. ^ (Inggris) "Expression genomics in breast cancer research: microarrays at th e crossroads of biology and medicine". Genome Institute of Singapore; Lance D Miller dan Edis on T Liu. Diakses pada 21 Juli 2011. 9. ^ (Inggris) "American Society of Clinical Oncology 2007 update of recommendat ions for the use of tumor markers in breast cancer.". Yale Cancer Center, Yale University ; Harris L, Fritsche H, Mennel R, Norton L, Ravdin P, Taube S, Somerfield MR, Hayes DF, B ast RC Jr; American Society of Clinical Oncology.. Diakses pada 19 Juli 2011. 10. ^ a b (Inggris) "Discovery and validation of breast cancer subtypes.". Depar tment of Statistics, Stanford University; Kapp AV, Jeffrey SS, Langerd A, Brresen-Dale AL, Han W, Noh DY, Bukholm IR, Nicolau M, Brown PO, Tibshirani R.. Diakses pada 21 Juli2011. 11. ^ (Inggris) "Molecular portraits of human breast tumours". Department of Gen etics, Department of Pathology, Department of Surgery, Department of Biochemistry, Howa rd Hughes Medical Institute, Stanford University School of Medicine, Department of Genetics, The Norwegian Radium Hospital, Department of Pathology, The Gade Institute, Department of Oncology, Haukeland University Hospital, Department of Molecular Biology, University of Bergen; Charles M. Perou, Therese Srlie, Michael B. Eisen, Matt van de Rijn, Stefanie S. Jeffrey, Christian A. Rees, Jonathan R. Pol lack, Douglas T. Ross, Hilde Johnsen, Lars A. Akslen, ystein Fluge, AlexanderPergamenschikov, Cheryl Williams, Shirley X. Zhu, Per E. Lnning, Anne-Lise Brresen Dale, Patrick O. Brown David Botstein. Diakses pada 20 Juli 2011. 12. ^ a b (Inggris) "Distinct molecular mechanisms underlying clinically relevan t subtypes of breast cancer: gene expression analyses across three different platforms.". Depa rtment of Genetics, Institute for Cancer Research, Rikshospitalet-Radiumhospitalet Medical Center; Srlie T, Wang Y, Xiao C, Johnsen H, Naume B, Samaha RR, Brresen-Dale AL.. Diakses pada 21 Juli 2011. 13. ^ (Inggris) "Breast Cancer Risk Factors Vary by Tumor Subtype". BREASTCANCER.ORG. Diakses pada 21 Juli 2011. 14. ^ (Inggris) "Molecular profiling of breast cancer cell lines defines relevan t tumor models and provides a resource for cancer gene discovery.". Department of Pathology, St anford University; Kao J, Salari K, Bocanegra M, Choi YL, Girard L, Gandhi J, Kwei KA, Hernandez-Boussard T, Wang P, Gazdar AF, Minna JD, Pollack JR.. Diakses pada 21 Juli 2011. 15. ^ [1] 16. ^ [2] 17. ^ (Inggris) "Bisphosphonate therapy for women with breast cancer and at high risk for osteoporosis.". Kimmel Cancer Center, Thomas Jefferson University Hospital; Glor ia J. Morris dan Edith P. Mitchell. Diakses pada 16 Juli 2011. 18. ^ (Inggris) "Commentary: Role of Bone-Modifying Agents in Metastatic Breast Cancer". Department of Breast Medical Oncology at The University of Texas M. D. Anderson Cancer Center,; Gabriel N. Hortobagyi, MD, FACP. Diakses pada 16 Juli 2011. 19. ^ (Inggris) "Breast cancer cell response to calcitonin: modulation by growth -regulating agents.". Laboratoire d'Investigation Clinique et d'Oncologie Exprimentale H.J. Tagnon, Institut J. Bordet, Universit Libre de Bruxelles; Lacroix M, Siwek B, Bod y JJ.. Diakses pada 16 Juli 2011. 20. ^ (Inggris) "Adrenomedullin and tumour angiogenesis". Nuffield Department of Obstetrics and Gynaecology, Nuffield Department of Clinical Laboratory Sciences, Molecular Angiogenesis Laboratory, Cancer Research UK, Weatherall Institute of Molecular Medicine, The University of Oxford, John Radcliffe Hospital, Institute for Biomedical Research, Birmingham University Medical School; L L Nikitenko, S B Fo x, S Kehoe, M C P Rees, dan R Bicknell. Diakses pada 17 Juli 2011. "The increased ris k of endometrial polyps, hyperplasia and cancer in women receiving tamoxifen treatmen t for breast cancer prompted our group to look for genes induced in endometrial isolat es by tamoxifen, but not oestrogen. PCR differential display identified the vasoactive peptide adrenomedullin (AM) as one such gene." 21. ^ (Inggris) "Calcitonin targets extracellular signal-regulated kinase signal ing pathway in human cancers.". Department of Pathology, Wakayama Medical University; Nakamura M, Han B, Nishishita T, Bai Y, Kakudo K.. Diakses pada 9 Juli 2011.22. ^ (Inggris) "Calcitonin inhibits invasion of breast cancer cells: involvemen t of urokinasetype plasminogen activator (uPA) and uPA receptor.". Department of Pathology, Wakayama Medical University; Han B, Nakamura M, Zhou G, Ishii A, Nakamura A, Bai Y, Mori I, Kakudo K.. Diakses pada 16 Juli 2011. 23. ^ (Inggris) "Effects of a-lipoic acid on cell proliferation and apoptosis in MDA-MB-231 human breast cells". Department of Foods and Nutrition, Kookmin University; Lee HS, Na MH, Kim WK.. Diakses pada 14 Juli 2011.Search Wikimedia Commons 24. ^ (Inggris) "alpha-Lipoic acid reduces matrix metalloproteinase activity in MDA-MB231 human breast cancer cells.". Department Food Science and Nutrition, Dankook University; Mi Hee Na, Eun Young Seo, dan Woo Kyoung Kim. Diakses pada 14 Juli 2011. 25. ^ [3] . CancerHelps.com - Cancer and Tumor herbal treatment Indonesia. [sunting] Pranala luarWikimedia Commons memiliki kategori mengenai Kanker payudara. (Indonesia) Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) - Mendiagnosis tahap awal ka nker payudara sendiri, melihat perubahan di hadapan cermin dan melihat perubahan bent uk payudara dengan cara berbaring. . (Indonesia) Kanker Payudara - Artikel Kanker payudara. . (Indonesia) Treatment Kanker Payudara - Treatment / Pengobatan kanker payudara di Indonesia . (Indonesia) Kanker Payudara - Penjelasan tentang kanker payudara oleh ibu lusa . . . . . . (Indonesia) Rumah Kanker: Cara Deteksi Dini Kanker Payudara (Inggris) Breast tumour angiogenesis (Inggris) Breast Cancer Symptoms (Inggris) Breast Cancer treatment (Inggris) Stromal Effects on Mammary Gland Development and Breast Cancer (Indonesia) Gejala Klinis Kanker PayudaraArtikel ini bermanfaat? Share ke teman2 ya --> 732Share Kanker Payudara? Kenalan yuk apa itu Kanker Payudara. Kanker Payudara - Sudah sering mendengar nama ini kan kawan? so pasti. Karena na ma ini sangat tidak asing ditelinga kita. Mendengar nama Kanker yang terdapat dalam pik iran kita tentu saja sebuah nama penyakit yang sangat berbahaya dan mengerikan? Momok mengerikan sama halnya dengan Kanker Serviks. Menurut om Wikipedia.org, Kanker Payudara adalah kanker yang terjadi pada jaring an payudara. Kanker jenis ini umumnya terjadi pada kaum hawa. Meski kaum adam juga bisa terkena namun sangat kecil kemungkinannya. Pengobatan yang dilakukan untuk Kanke rPayudara ini adalah dengan pembedahan. Dilanjutkan dengan kemoterapi maupun radi asi.kanker payudara click to zoom : Kanker PayudaraGejala, ciri-ciri, dan tanda Kanker Payudara Gejala klinis terjadinya Kanker Payudara yang umum terjadi adalah sebagai beriku t : 1. Benjolan kecil pada payudara.Benjolan ini biasanya tidak nyeri dan ukuranya k ecil. Tapi lama-lama membesar dan menempel pada kulit serta menimbulkan perubahan warn a pada puting dan atau payudara. 2. Eksema atau erosi pada puting.Selanjutya, kulit atau puting tertarik kedalam (retraksi), warna pink atau kecoklatan sampai menjadi oedema yang menyebabkan menjadi sepert i kulit jeruk, mengkerut dan menjadi borok. Borok membesar dan mendalam hingga bis a merusak payudara. Busuk dan berdarah. Ciri-ciri lainnya adalah terjadinya pendar ahan pada puting. Sakit/nyeri bila tumor sudah besar dan timbul borok. Kemudian timbu l pembesaran pada ketiak yaitu kelenjar getah bening, terjadi pembekakan pada leng an. Kemudian terjadi penyebaran kanker ke seluruh tubuh.Kanker payudara tingkat lanj ut sangat mudah diketahui. Yaitu adanya pada kulit payudara yang cukup luas, serta ada nodul satelit. Adanya edema pada lengan, metastase jauh, terjadi ulserasi kulit, edema kulit, kulit terfiksasi. Adanya kelenjar getah bening aksila. 3. Nipple discharge atau keluarnya cairan.Gejala yang ktiga adalah keluarnya cai ran yang tidak wajar dan spontan dari putih atau yang disebut dengan nipple discharg e. Kenapa cairan ini dikatakan tidak normal, tidak lain karena cairan normal hanya keluar pada ibu hamil, sedang menyusui atau yang memakai pil kontrasepsi.Ciri cairan in i, cairan berdarah encer, warna merah atau coklat, keluar sendiri tanpa dipijit. Ke luar dengan terus menerus pada satu payudara. Bagi anda yang mengalami ciri-ciri ini harus waspada dan segera periksa ke dokter untuk mencegah kanker makin parah.kanker payudara 2_5 click to zoom : kanker payudara stadium 4Penyebab terjadinya Kanker Payudara Belum diketahui secara pasti apa penyebab terjadinya kanker payudara. Namunterda pat banyak faktor yang diperkirakan mempengaruhi terjadinya kanker payudara. Yaitu : Faktor risiko : 1. Faktor reproduksi.Terjadinya nuliparitas, menarche pada wanita berusia muda, terjadinya menopause dan kehamilan pertama pada wanita berusia tua. 2. Penggunaan hormon. Harvard School of Public Health melaporkan bahwa terdapat para pengguna terapi estrogen replacement mengalami peningkatan terjadinya kanker payudara. 3. Memiliki penyakit fibrokistik. 4. Obesitas atau kegemukan. 5. Konsumsi lemak. 6. Radiasi ionisasi yang terjadi selama atau sesudah pubertas dapat meningkatkan terjadinya resiko kanker payudara. Faktor genetik : Selain faktor-faktor diatas kanker payudara juga bisa disebabkan oleh faktor gen etik atau faktor keturunan. Yaitu adanya mutasi pada beberapa gen yang dapat memicu terjadinya ka nker payudara. Yaitu gen yang bersifat onkogen dan gen yang bersifat mensupresi tumor . Diantaranya adalah gen BRCA2 dan BRCA1. Pencegahan kanker payudara1. Pencegahan a menghindarkan Termasuk juga 2. Pencegahanprimer. Merupakan promosi kesehatan yang sehat. Yaitu melalui upay diri dari Faktor Risiko diatas serta melakukan pola hidup sehat. dengan pemeriksaan payudara sendiei alias SADARI. sekunder dilakukan pada wanita yang memiliki risiko terkena kankerpayudara. Yaitu dengan melakukan deteksi dini dengan via skrining mammografi yan g diklaim memiliki 90% akurat. Skrining berlaku untuk wanita usia 40 tahun keatas, wanita yang harus rujuk skrining setiap tahun dan wanita normal yang harus rujuk skrini ng tiap 2 tahun sekali hingga usia 50 tahun. 3. Pencegahan tertier dilakukan pada wanita yang positif menderita kanker payuda ra. Ini penting untuk meningkatkan kualitas hidup serta mencegah komplikasi penyakit. Bi sa berupa operasi, kemoterapi sitostatika. Pada stadium tertentu hanya berupa simpt omatik dan pengobatan alternatif. Pengobatan kanker payudara. Pengobatan kanker 1. Mastektomi atau operasi pengangkatan payudara. Baik pengangkatan total payuda ra dan benjolak di ketiak, pengankatan payudara saja maupun pengangkatan sebagian pada bagian yang terdapat kanker saja. 2. Radiasi yaitu proses penyinaran dengan sinar X dan sinar gamma pada bagian ya ng terkena kanker. Ini berfungsi untuk membunuh sel kanker yang masih tersisa setel ah operasi. 3. Kemoterapi yaitu pemberian obat-obatan anti kanker. Baik obat dalam bentuk pi l cair/kapsul maupun melalui infus untuk membunuh sel kanker. Henah cukup jelas bukan sedikit info tentang kanker payudara diatas. Dengan begi ni kita terutama kaum wanita jadi lebih menjaga diri dan kesehatan. Untuk info lebih lan jut seputar kanker payudara ini bisa hubungi dokter terdekat. Mastektomi, radiasi dan kemoterapi bukanlah jaminan untuk sembuh total dari kank er payudara. Maka dari itu lebih baik mencegah daripada mengobati. Pilih sehat apa pilih oper asi Kanker Payudara hayoo? sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Kanker_payudara Kanker Payudara