·~6~'Pikiran Rakyat - Universitas Padjadjaran · 2011. 11. 22. · empat, entah kuda atau seje...

2
·~6~' Pikiran Rakyat ..... _~"" __~_' "~_ ,. , ,,-_~"~ .. ,"_" ."",-" =~"""c.-='-~~~~~ o Senin 0 Selasa 0 Rabu 0 Kamis 0 Jumat Sabtu 0 Minggu --2----b.-- 4--5--6---7--8----9---:;-0-11---- 12 13 14 15 17 18 ~ __~ ~ __~_~~ 2~ ~~ ~~ ~ 28 29 30 ,.":--?j"-;;;--OPeb ""0 Mar 0 Apr 0 M9i 0 Jun 0 Jul 0 Ags 0 Sep 0 Okt Nov "~'''' -·Menengarai Gambar di Atas Batu Demprak R AMAINYA pemberitaan berke- naan dengan ditemukannya "batu dempjak bergambar" oleh pen- duduk Ranca Risan Sukaraja Tasikmalaya baru-baru ini, cukup menyedot perhatian. Andai kita cermati secara saksama dan dihubungkan dengan keberadaan batu tersebut, mungkin batu itu bukan satu- satunya yang tampak di sana, ditengarai masih banyak batu terpendam di seki- tarnya yang masih menyimpan "misteri", Benarkah batu tersebut batu petilasan peninggalan nenek moyang masa lam- pau? Atau hanya sekadar batu yang baru beberapa tahun sengaja dibuat orang? Batu demprak yang ditengarai bergam- bar peta, pertama kali ditemukan oleh Bapak Hasbini, seorang petani penduduk Kampung Nangklong, Desa Lingga Raja, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Tasikmalaya, yang membeli sebidang tanah gamblung dari Bapak Harun, pen- duduk Kampung Ranca Risan. Batu itu ditemukan pada hari Kamis tanggal 3 Oktober 2011 melalui mimpi. Tatkala Pak Hasbini sedang membersihkan lahan gamblung untuk dijadikan lahan pertan- ian, tiba-tiba penglihatannya tertuju kepada batu demprak berbentuk kapak, berukuran panjang 180 cm dan 174 cm, lebar 135 cm dan 79 cm, dengan tinggi 54 cm. Batu yang meruncing mengarah ke sebelah barat lahan gamblung, di mana posisi batu itu ditemukan, dikenal dengan sebutan Kubang. Daerah Kubang berada di perbatasan antara Kampung Cikadu dan Kampung Ranca Risan. Di sebelah barat, berbatasan dengan daerah Pasir Muncang, sebelah utara Kampung Cikadu, sebelah timur Pasir Pogor, dan ke arah selatan Kampung Ranca Risan. Sementara apabila kita memandang ke sebelah utara, tampak mengalir sungai yang dikenal dengan sebutan Sungai Cimawate. Batu yang ditemukan lewat mimpi itu, untuk pertama kali difoto oleh tim kami pada hari Rabu, 19 Oktober 2011, pukul 17.00 WIB. Tatkala diadakan pemotretan, ada suatu keanehan dan keajaiban me- nyertai batu itu. Saat Ki Guru Kijang bersama anak buahnya memotret, tam- pak cahaya menyembur dari arah batu tersebut, sehingga gambarnya tidak terli- hat jelas dan tampak kosong. Batu itu kemudian difoto lagi untuk yang kedua kalinya, tetapi tetap saja kosong. Karena tidak mendapatkan hasil yang memuaskan, pengambilan gambar pun dilakukan sampai tiga kali. Foto yang ketiga kalinya, barulah nampak gambar. Kemunculan gambar itu pun belum sepenuhnya terlihat jelas, tetapi lama- kelamaan, muncul gambar ang dite- ngarai sejenis peta. Benarks batu itu suatu peta? Peta apakah gerangan? Apabila diperhatikan sec a teliti, gam- bar yang ditengarai sebagai peta dan ter- lukis di atas batu tersebut, enurut pengamatan penulis, sekeja samar- samar terlihat seperti rangk ian gambar- gambar yang menyambung an saling berhubungan satu sama lai . Dalam pengertian, gambar itu merupakan satu kesatuan, jika dikaitkan sat sama lain akan terbentuk rangkaian c rita. Tampak ada gambar seperti badan dan kepala.domba atau kepala banteng. Di sebelah pinggir di seberang gambar itu, selain dua garis memanjang ke arah bawah, terbentuk gambar ke ala anak kecil dengan badan terjurai tipis ke bawah seperti garis. Terlihat tangannya berpegang ke suatu benda, layaknya seperti sedang menaiki tangga atau sedang berada di atas binatang berkaki empat, entah kuda atau seje isnya. Namun, apabila dilihat dari arah yang lain, terlihat seperti peta ran aian pulau yang dihubungkan dengan aliran sungai. Mungkin setiap orang yang elihat gam- bar di atas batu dimaksud me iliki persepsi yang berbeda. Itu sa l-sah saja, karena tidak mudah menafsirkan gambar di atas batu tersebut dalam w ktu yang Kliplng Humas (lnpad 2011 ----------------------

Transcript of ·~6~'Pikiran Rakyat - Universitas Padjadjaran · 2011. 11. 22. · empat, entah kuda atau seje...

Page 1: ·~6~'Pikiran Rakyat - Universitas Padjadjaran · 2011. 11. 22. · empat, entah kuda atau seje isnya. Namun, apabila dilihat dari arah yang lain, terlihat seperti peta ran aian pulau

·~6~'Pikiran Rakyat ....._~" " __~_' "~_ ,. , ,,-_~"~ .. ,"_" ."",-" =~"""c.-='-~~~~~o Senin 0 Selasa 0 Rabu 0 Kamis 0 Jumat • Sabtu 0 Minggu--2----b.-- 4--5--6---7--8----9---:;-0-11---- 12 13 14 15

17 18 ~ __~ ~ __~_~~ 2~ ~~ ~~ ~ 28 29 30,.":--?j"-;;;--OPeb ""0Mar 0 Apr 0M9i 0Jun 0 Jul 0 Ags 0 Sep 0 Okt • Nov

"~''''-·Menengarai Gambardi Atas Batu Demprak

RAMAINYA pemberitaan berke-naan dengan ditemukannya "batudempjak bergambar" oleh pen-

duduk Ranca Risan Sukaraja Tasikmalayabaru-baru ini, cukup menyedot perhatian.Andai kita cermati secara saksama dandihubungkan dengan keberadaan batutersebut, mungkin batu itu bukan satu-satunya yang tampak di sana, ditengaraimasih banyak batu terpendam di seki-tarnya yang masih menyimpan "misteri",Benarkah batu tersebut batu petilasanpeninggalan nenek moyang masa lam-pau? Atau hanya sekadar batu yang barubeberapa tahun sengaja dibuat orang?Batu demprak yang ditengarai bergam-

bar peta, pertama kali ditemukan olehBapak Hasbini, seorang petani pendudukKampung Nangklong, Desa Lingga Raja,Kecamatan Sukaraja, KabupatenTasikmalaya, yang membeli sebidangtanah gamblung dari Bapak Harun, pen-duduk Kampung Ranca Risan. Batu ituditemukan pada hari Kamis tanggal 3Oktober 2011 melalui mimpi. Tatkala PakHasbini sedang membersihkan lahangamblung untuk dijadikan lahan pertan-ian, tiba-tiba penglihatannya tertujukepada batu demprak berbentuk kapak,berukuran panjang 180 cm dan 174 cm,lebar 135 cm dan 79 cm, dengan tinggi 54cm.

Batu yang meruncing mengarah kesebelah barat lahan gamblung, di manaposisi batu itu ditemukan, dikenal dengansebutan Kubang. Daerah Kubang beradadi perbatasan antara Kampung Cikadudan Kampung Ranca Risan. Di sebelahbarat, berbatasan dengan daerah PasirMuncang, sebelah utara KampungCikadu, sebelah timur Pasir Pogor, dan kearah selatan Kampung Ranca Risan.Sementara apabila kita memandang kesebelah utara, tampak mengalir sungaiyang dikenal dengan sebutan SungaiCimawate.Batu yang ditemukan lewat mimpi itu,

untuk pertama kali difoto oleh tim kamipada hari Rabu, 19 Oktober 2011, pukul17.00 WIB. Tatkala diadakan pemotretan,ada suatu keanehan dan keajaiban me-nyertai batu itu. Saat Ki Guru Kijangbersama anak buahnya memotret, tam-pak cahaya menyembur dari arah batutersebut, sehingga gambarnya tidak terli-hat jelas dan tampak kosong. Batu itukemudian difoto lagi untuk yang keduakalinya, tetapi tetap saja kosong. Karenatidak mendapatkan hasil yangmemuaskan, pengambilan gambar pundilakukan sampai tiga kali. Foto yangketiga kalinya, barulah nampak gambar.Kemunculan gambar itu pun belumsepenuhnya terlihat jelas, tetapi lama-

kelamaan, muncul gambar ang dite-ngarai sejenis peta. Benarks batu itusuatu peta? Peta apakah gerangan?Apabila diperhatikan sec a teliti, gam-

bar yang ditengarai sebagai peta dan ter-lukis di atas batu tersebut, enurutpengamatan penulis, sekeja samar-samar terlihat seperti rangk ian gambar-gambar yang menyambung an salingberhubungan satu sama lai . Dalampengertian, gambar itu merupakan satukesatuan, jika dikaitkan sat sama lainakan terbentuk rangkaian c rita.Tampak ada gambar seperti badan dan

kepala.domba atau kepala banteng. Disebelah pinggir di seberang gambar itu,selain dua garis memanjang ke arahbawah, terbentuk gambar ke ala anakkecil dengan badan terjurai tipis kebawah seperti garis. Terlihat tangannyaberpegang ke suatu benda, layaknyaseperti sedang menaiki tangga atausedang berada di atas binatang berkakiempat, entah kuda atau seje isnya.Namun, apabila dilihat dari arah yang

lain, terlihat seperti peta ran aian pulauyang dihubungkan dengan aliran sungai.Mungkin setiap orang yang elihat gam-bar di atas batu dimaksud me ilikipersepsi yang berbeda. Itu sa l-sah saja,karena tidak mudah menafsirkan gambardi atas batu tersebut dalam w ktu yang

Kliplng Humas (lnpad 2011 ----------------------

Page 2: ·~6~'Pikiran Rakyat - Universitas Padjadjaran · 2011. 11. 22. · empat, entah kuda atau seje isnya. Namun, apabila dilihat dari arah yang lain, terlihat seperti peta ran aian pulau

hanya sekejap mata. Gambar itu harusdicerna terlebih dahulu sertadihubungkan satu sama lain, sehinggamendapatkan makna yang tersirat didalamnya.

Semua penafsiran, anggapan, sertapenelitian berkaitan dengan batu dimak-sud harus mampu diungkap oleh arke-olog, karena itu memang tugasnya.Pertanyaan yang kemudian muncul,adakah keterkaitan antara batu demprakdengan naskah Sanghyang Raga Dewatayang menyajikan kosmologis masyarakatSunda, karena keduanya ditemukan dikecamatan yang sama, yakni SukarajaTasikmalaya? Jika batu dimaksud sejenispeta, peta apakah gerangan? Apa kaitan-nya dengan peta Ciela yang merupakanpeta terbesar di dunia, yang sekarang ter-simpan di BayongbongGarut? Apakahbatu tersebut ada kaitannya dengan SituSanghiyang atau Situ Denuh sebagaimanaterungkap dalam naskah CaritaParahiyangan? Apakah batu itu meru-pakan salah satu petilasan dariSukapura? Meskipun tempatnya agakberjauhan, mungkinkah ada kaitannyadengan Kabuyutan Galunggung dannaskah Amanat Galunggung sertaPrasasti Geger Hanjuang, dan PrabuDarmasiksa? Atau dengan naskah CaritaRatu Pakuan? Atau batu tersebut hanya

untuk sensasi semata?Para arkeolog, efigraf, paleograf, serta

filolog, juga sejarawan dan ahli folk1or,tampaknya harus berjuang keras untukdapat membaca gambar serta membuk-tikannya, apakah batu yang ditengaraiprasasti itu memang benar prasasti? Apaisi dan maknanya? Untuk tujuan atauberfungsi untuk apa prasasti itu dibuat?Jika memang itu prasasti, pesan apa yangingin disampaikannya? Peninggalan masapemerintahan kerajaan apa dan abad keberapa prasasti itu dibuat?

Pertanyaan-pertanyaan seperti itulayak dijawab melalui penelitian yangserius dan menyeluruh, dari berbagaibidang ilmu secara multidisipliner.Tujuannya, agar tinggalan warisankaruhun orang Sunda tersebut bisa dip er-tangungjawabkan keabsahannya sertatidak dilupakan dengan begitu saja, agargenerasi penerus Sunda wanoh (kenal)

, akan jati dirinya.Walau bagaimanapun, setiap pene-

muan tinggalan budaya masa silam harusdipersepsi dan diapresiasi sebaik-baiknya. Kita tunggu saja hasil penelitianpara ahli di bidangnya untuk menjawabkepenasaran dan kegamangan pendudukRanca Risan tersebut. (Elis SuryaniN.S./dosen dan pemerhati budayaUniversitas Padjadjaran)***